Anda di halaman 1dari 7

FUNCTIONAL AND DATA FIXATION

PENGANTAR
Fiksasi fungsional, seperti yang digunakan dalam akuntansi, menunjukkan
bahwa dalam keadaan tertentu pembuat keputusan mungkin tidak dapat menyesuaikan
perubahan proses keputusan memasukkan akuntansi yang diberikan kepadanya.
Dipinjam dari literatur psikologi, fenomena itu ada telah digunakan dengan cara yang
sedikit berbeda oleh peneliti akuntansi. Tujuan dari bab ini:
1. Membedakan fenomena fiksasi fungsional dalam pemahaman psikologi dan
fenomena fiksasi data dalam pemahaman akuntansi.
2. Memeriksa hasil dari berbagai area studi eksperimental.
3. Menyediakan teori yang memungkinkan penjelasan fenomena dalam
akuntansi manajemen.

SIFAT FIKSASI FUNGSIONAL

1. Fiksasi Fungsional dalam Psikologi


Fiksasi fungsional berasal dari konsep psikologi, muncul dari investigasi
sebagai dampak dari pengalaman masa lalu pada perilaku manusia. Dalam studi
terkait hubungan antara stimulus ekivalen dan pemikiran, Maier (1945) dalam
Belkoui (2002) mengidentifikasi berbagai cara dimana pengalaman masa lalu
dapat mempengaruhi proses penyelesaian masalah. Pengalaman masa lalu dilihat
sebagai faktor yang menonjol dalam penyelesaian masalah, dimana dalam
penyelesaian masalah tersebut dapat difasilitasi oleh ekuivalensi yang terdapat
dalam problem yang muncul dan pada pengelaman masa lalu. Sebagai tambahan,
latar belakang pembelajaran masa lalu merupakan perilaku reportoar penting
yang tersedia untuk restrukturisasi ketika dibutuhkan pada situasi baru.
Adamson mendukung hipotesis fiksasi fungsional Dunker dengan
memperhalus eksperimennya. Hasilnya menunjukkan kelompok kontrol
mengungguli kelompok eksperimental dalam hal jumlah solusi yang diberikan
dan eaktu yang dibutuhkan untuk mencapai solusi tersebut. Hal ini menyatakan
bahwa subjek dalam kelompok eksperimental secara fungsional terfiksasi dengan
menggunakan kotal sebagai kontainer daripada sebagai platform.
Dalam eksperimen dua tali, yang dilakukan oleh Adamson dan Taylor
yang meminta kepada subjeknya untuk mengikat kedua ujung tali yang bebas
mengantung di langit-langit. Hasil eksperimen mendukung hipotesis fiksasi
fungsional. Fenomena fiksasi fungsional ini dilaporkan dalam sebuah set
eksperimen. Tingkat fiksasi juga ditemukan bergantung pada faktor-faktor
mediasi, seperti waktu jangkauan sejak objek digunakan sebelumnya, kebutuhan
penggunaan objek dalam cara baru menyelesaikan masalah, petunjuk, dan
intelijensi.
2. Fiksasi Data dalam Akuntansi
Ijiri, Jaedicke, dan Knight memandang proses keputusan yang dicirikan
dengan tiga faktor: input keputusan, output keputusan, dan aturan keputusan.
Kemudian mereka memperkenalkan kondisi dimana pembuat keputusan tidak
dapat menyesuaikan proses keputusannya untuk mengubah proses akuntansi.
Ekstrapolasi dari konsep psikologi kepada akuntansi disambut jika
diinterpretasikan dengan benar. Literatur saat ini mengakui poin yang berfokus
pada fungsi psikologi, dimana Ijiri, Jaedicke, dan Knight yang berfokus pada
output. Pendekatan harus mempertimbangkan dua bentuk dari hipotesis fiksasi
fungsional, dimana satu berfokus pada fungsi dan satunya berfokus pada output
atau data. Sehingga terlihat perbedaannya: dalam kasus fiksasi fungsional,
psikolog menggunakan objek seperti medali, tali, dan kotak untuk menyelesaikan
tugas yang relatif mudah, sedangkan eksperimen fiksasi data seluruhnya
menggunakan data untuk menyelesaikan masalah tidak terstruktur.

PENELITIAN FIKSASI DATA DALAM AKUNTANSI

Data-Fixation Research Based on the Ijiri-Jaedicke-Knight Paradigm

Penelitian fiksasi fungsional dalam akuntansi umumnya mengikuti Ijiri,


Jaedicke, dan resep Knight, dengan fokus pada data dari pada fungsi, dan telah
menyebabkan serangkaian percobaan fiksasi data. Penelitian mengenai ini antara lain:
 Ashton menggunakan mahasiswa MBA untuk menilai jangkauan seorang
individu untuk mengubah proses keputusan setelah terjadi perubahan didalam
akuntansi, dari data full-cost ke variabel cost, sebagai bukti oleh perubahan efek
kognitif pada keputusan kemudian. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
sbagian besar proporsi subjek dalam kelompok eksperimental gagal untuk
menyesuaikan secara signifikan proses keputusannya dalam respon perubahan
akuntansi.
 Chang dan BirnBerg memberikan mahasiswa MBA dengan laporan biaya varians
dan biaya standar. Subjek diminta untuk mengindikasikan (1) apakah mereka
akan menginvestigasi proses produksi dan (2) seberapa besar varians yang
diperlukan untuk membenarkan investigasi. Hasilnya menunjukkan keadaan
‘bentuk lemah’ fiksasi data ketika terjadi varians dalam jumlah yang
diperkenalkan.
 Jumlah temuan yang samatelah ditemukan dalam studi yang lain. Belkoui
melakukan eksperimen dimana bank mengevaluasi aplikasi pinjaman berdasarkan
laporan keuanan secara akrual ataupun basis kas modifikasian. Petugas
peminjaman yakin bahwa aplikan (calon peminjam) yang memberikan laporan
keuangan akrual (1) akan membayar pinjamannya, (2) yang akan diberi pinjaman,
(3) memberikan perbedaan bunga yang premium, dan (4) memiliki laporan yang
lebih andal dan bebas dari salah ketik.

Penelitian Fiksasi Data Yang Lain


Penelitian akuntansi lainnya menggunakan paradigma Ijiri-Jaedicke-Knight
untuk menjelaskan hasil mereka sendiri. Strategi ini telah terjadi baik di penelitian
keputusan investor dan dalam riset pasar modal.Dalam penelitian keputusan investor,
orientasi cross-sectional diberikan ke fiksasi fungsional seperti yang diterapkan pada
metode akuntansi alternatif daripada perubahan metode akuntansi dari waktu ke
waktu. Jensen memeriksa dampak metode penyusutan alternatif dan metode
penetapan biaya investasi pada keputusan investor. Untuk menjelaskan temuannya
bahwa teknik akuntansi alternatif terpengaruh pengambilan keputusan, dia
menyarankan agar subjeknya dipusatkan secara fungsional laba bersih.
Mlynarczyk juga memeriksa efeknya metode akuntansi pajak alternatif pada
harga saham biasa utilitas listrik perusahaan dan fungsional fungsional fiksasi untuk
pekerjaannya. Dalam penelitian pasar modal, hipotesis fungsional-fiksasi telah
digunakan untuk menjelaskan minimnya efisiensi di pasar modal. Intinya, implikasi
dari hipotesis fiksasi fungsional adalah bahwa dua perusahaan (sekuritas) dapat
serupa dalam semua hal "raw" namun tetap menjual dengan harga yang berbeda,
hanya karena cara akuntan melaporkan hasil operasi. Implikasinya adalah pasar
mengabaikan fakta bahwa sinyal yang diamati dihasilkan dari perbedaan sistem
Informasi.

FIKSASI DATA DAN FIKSASI FUNGSIONAL DALAM AKUNTANSI DAN


PSIKOLOGI

Kebanyakan penelitian akuntansi fokus pada fiksasi data, sedangka penelitian


psikologi fokus pada fiksasi fungsional. Pengecualian untuk ini adalah studi oleh
Knight yakni fiksasi data dalam psikologi dan Barnes dan Webb yaitu campuran
fiksasi data dan fiksasi fungsional dalam akuntansi.

Knight melakukan eksperimen untuk menginvestigasi dampak dari


penyelesaian yang sukses dari masalah n water jug pada teknik penyelesaian masalah
menggunakan percobaan n + 1. Hasilnya menunjukkan suatu seri kesuksesan
menyebabkan subjek tetap pada perilaku semula, sehingga sulit untuk melakukan
pendekatan alternatif.

Barnes dan Webb menginvestigasi suatu kasus dimana manager aktual diminta
untuk membuat keputusan harga berdasarkan studi kasus yang nyata yang berbeda
dalam metode penilaian persediaan (full cost vs variabel cost). Hipotesis fiksasi data
terkonfirmasi dimana subjek terfiksasi oleh total biaya, mengubah harga yang tleha
diproyeksikan dengan respon pada perubahan pelaporan biaya yang disebabkan
perubahan pengukuran. Bagaimanapun, hipotesis fiksasi fungsional tidak
terkonfirmasi disebabkan subjek tidak mencoba meliputi biaya overhead, walaupun
telah diinstruksikan bahwa ini penting, karena mereka tidak terbiasa melakukannya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN FIKSASI FUNGSIONAL


DALAM AKUNTANSI

1. Hipotesis Conditioning
Dampak data akuntansi pada user dan perilakunya selalu menjadi sebuah
subjek yang menarik bagi ilmuwan sosial. Peneliti akuntansi belum sampai pada
konsensus Schumpeter, tetapi mereka juga menitikberatkan gagasan bahwa
sosialisasi akuntan, dengan tekanan pada biaya tertentu dan pertimbangan
pendapatan, dapat menuju ke bentuk conditioning dan dapat menjelaskan
pengamatan proses keputusan secara empiris.
Argumennya adalah bahwa user, secara individu maupun agregat bereaksi
disebabkan mereka telah dikondisikan untuk bereaksi terhadap data akuntansi
karena data tersebut memiliki konten informasi. Dapat juga diargumentasikan
bahwa penerima informasi akuntansi bereaksi ketika seharusnya mereka tidak
bereaksi ataupun sebaliknya. Fenomena conditioning menghambat subjek untuk
mengadopsi perilaku yang benar, dimana seharusnya menyesuaikan perubahan
akuntansi, yang membawa mereka untuk bertindak seakan mereka telah
dikondisikan untuk bertindak seperti perilaku sebelumnya ataupun seperti pada
sesi sosialisasi.
2. Teori Prospek dan Membingkai Hipotesis
Teori prospek oleh Kahneman dan Tversky menyatakan bahwa
keuntungan dan kerugian potensial dievaluasi oleh nilai S-Shaped, fungsi
konveks (mengindikasikan orientasi risiko penolakan) untuk kerugian. Empat
efek yang dapat diamati dalam proses memilih diantara taruhan:
1. Efek tertentu: “orang-orang berlebihan pada outcome yang
mempertimbangkan relatif tertentu untuk menghasilkan sesuatu yang
mungkin”.
2. Efek refleksi: “pemilihan prospek sekitar nol membalikkan urutan
preferensi”.
3. Keengganan (kebencian/aversi) terhadap asuransi probabilistik: “subjek tidak
menyukai gagasan asuransi probabilistik karena pembayaran imbalan dengan
probabalitas kurang dari satu mengurangi premium”.
4. Efek isolasi: “dalam rangka menyederhanakan pilihan diantara alternatif,
orang-orang biasanya mengabaikan komponen yang membedakan pilihan
tersebut”.

Konsep opsi pembingkaian menambahkan gagasan utama bahwa


kerangka keputusan adalah sesedeharna konsep pembuatan keputusan dari
masalah keputusan ataupun strukturnya. Pembingkaian terjadi karena kata-kata
dari pertanyaan untuk mengubah respon subjek. Formulasi tugas-tugas
pembuatan keputusan dipengaruhi oleh norma, kebiasaan, karakteristik personal
yang membingka keputusan dan membawa kepada hasil data fungsional ataupun
fiksasi.

3. Teori Gangguan: Stimulus Encoding VS Intuisi Rektroaktif


Teori pembelajaran menyatakan bahwa pengetahuan sebelumnya dapat
mengintervensi dengan atau memfasitasi pembuatan keputusan yang efektif.
Teori gangguan muncul dari dua kemungkinan outcome hipotesis transfer
pelatihan. Hasilnya adalah dua dampak, yakni:
1. Transfer negatif dilabel larangan rektroaktif atau interfrensi rektroaktif .
2. Efek positif atau fasilitator dilabel fasiltasi rektroaktif.

Haka, friedman, dan Jones menggunakan teori gangguan untuk menguji


hipotesis bahwa eksposur biaya dan pendapatan menyebabkan respon fiksasi
dalam pengaturan pembuatan keputusan dimana nilai pasar merupakan respon
yang tepat. Hasil dari penelitian ini tidak mendukung proposisi bahwa konsep
akuntansi dalam mata kuliah akuntansi menganggu/mengintervensi proses
keputusan.

4. Keunggulan VS Kebaruan dan Pelibatan Diri


Beberapa implikasi dari pentingnya hipotesis fiksasi data adalah:
a) Penilai kegunaan teknik akuntansi tidak dapat memastikan kapan subjek
terekspos sebuah situasi yang menekan (tertekan).
b) Mengingat bahwa situasi tertekan hadir baik didalam ruang kuliah maupun
situasi profesional, akan tejadi kecenderungan terhadap penggunaan metode
akuntansi yang pertama kali dipelajari.
c) Terakhir, pembenaran teoretis berkaitan dengan pemilihan prosedur
akuntansi yang tepat oleh perusahaan diperkuat oleh urutan dan teknik
pembelajaran dimana akuntan telah mengenalnya di bangku kuliah.

MASALAH DALAM PENELITIAN FIKSASI DATA

1. Kebanyakan penelitian tidak membedakan fiksasi data yang berfokus pada output
dan fiksasi fungsional yang berfokus pada fungsi.
2. Ekstrapolasi yang dibuat oleh peneliti akuntansi dapat mengandung celah yang
serius jika fakta sederhana yang diabaikan membingungkan fenomena psikologi
dari fiksasi fungsional, khususnya sebagian besar subjeknya adalah mahasiswa
bukan pembuat keputusan yang sebenarnya.
3. Bukti fundamental menunjukkan fakta bahwa intelijensi mengurangi ketetapan
(fixity). Hal ini telah ditunjukkan baik pada eksperimen psikologi maupun
akuntansi.
4. Terdapat dua metode dalam penelitian fiksasi fungsional:
a. Pendekatan satu objek
b. Pendekatan dua objek
5. Kebanyakan penelitian akuntansi pada fiksasi data apakah terdapat ketetapan
(standar) daripada mengapa hal itu ada.
6. Berbagai masalah dalam desain studi yang ada pada fiksasi.

METODE ALTERNATIF UNTUK PENELITIAN FIKSASI DATA

Kebanyakan studi empiris pada penelitian fiksasi data didasarkan pada


percobaan laboratorium ataupun eksperimen lapangan, dengan pengecualian kasus
tunggal berdasarkan survey. Metode yang sesuai mungkin saja sebuah analisis
protokol dimana subjek diminta untuk berpikir keras ketika menyelesaikan tugas-
tugas eksperimental. Pendekatan ini akan menjawab pertanyaan penting seperti:
a) Apakah subjek melihat/menandai perubahannya?
b) Apakah subjek menunjukkan indikasi untuk mengapresiasi relevansinya?
c) Apakah perubahannya dipahami?
d) Apakah perubahannya diabaikan berdasarkan materialitasnya atau lainnya?

Anda mungkin juga menyukai