Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH DOMPU

http://beritantbterbaru.blogspot.com/2014/07/sejarah-asal-usul-dompu_20.html

Pada zaman Majapahit di abad ke empat belas, nama kerajaan Dompu masih cukup disegani.
Terbukti, Dompu disebutkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam Sumpah Palapa yang tersohor
itu, menjadi salah satu target negara yang harus ditaklukkan di bawah panji kebesaran kerajaan
Majapahit yang bercita-cita untuk menyatukan seluruh wilayah di Nusantara!

Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun
huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura,
ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti
palapa”.

Teks di atas diambil dari naskah Pararaton, merupakan isi sumpah Sang Patih Amangkubumi
Majapahit, Gajah Mada, pada tahun 1258 Saka (1336 Masehi), yang artinya:

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika
telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun,
Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah
saya (baru akan) melepaskan puasa”.

Gurun sekarang adalah Nusa Penida, Seran adalah Seram, Tanjungpura adalah Ketapang di
Kalimantan Barat, Haru adalah Karo di Sumatera Utara, Pahang adalah Semenanjung Melayu,
Bali adalah Bali, Sunda adalah Pasundan di Jawa Barat, Palembang adalah Palembang, Tumasik
sekarang jadi negara Singapura, dan Dompo adalah Dompu, sebuah daerah di Pulau Sumbawa.

Ekspedisi Majapahit yang pertama dipimpin Panglima Nala, di bawah komando Patih Gajah
Mada, mengalami kegagalan dalam menaklukkan Dompu. Baru pada ekspedisi yang kedua
sekitar tahun 1357 Masehi, dengan bantuan laskar dari Bali yang dipimpin Panglima Soka,
Dompu bisa dikalahkan, hingga seterusnya bernaung di bawah Kerajaan Majapahit.
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Dompu, Propinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB), mempunyai catatan sejarah tersendiri.
Seperti halnya Lombok, Sumbawa, dan Bima, Dompu dahulu kala juga merupakan salah satu
daerah bekas kerajaan atau kesultanan.
Kerajaan Dompu merupakan salah satu kerajaan yang paling tua khususnya di Indonesia Bagian
Timur.
Arkeolog dari Pusat Balai Penelitian Arkeologi dan Purbakala, Sukandar dan Kusuma Ayu dari
berbagai hasil penelitiannya menyimpulkan Dompu atau (Kerajaan Dompo) adalah kerajaan
yang paling tua di wilayah timur Indonesia.

Berdasarkan catatan sejarah di Dompu, sebelum terbentuknya kerajaan di daerah tersebut, telah
berkuasa beberapa kepala suku yang disebut sebagai “Ncuhi” atau raja kecil.
Ncuhi terdiri atas empat orang yakni Ncuhi Hu`u yang berkuasa di daerah Hu`u (sekarang
Kecamatan Hu`u), Ncuhi Soneo yang berkuasa di daerah Soneo dan sekitarnya (sekarang
Kecamatan Woja dan Dompu). Selanjutnya Ncuhi Nowa berkuasa di Nowa dan sekitarnya serta
Ncuhi Tonda berkuasa di Tonda (sekarang wilayah Desa Riwo Kecamatan Woja Dompu). Dari
keempat Ncuhi tersebut yang paling dikenal adalah Ncuhi Hu`u.
Menurut cerita rakyat setempat, di negeri Woja berkuasa seorang Ncuhi Kula yang mempunyai
anak perempuan bernama Komba Rawe. Ncuhi tersebut kemudian dikenal dengan nama Ncuhi
Patakula.
Cerita rakyat setempat menyebutkan, putra raja Tulang Bawang terdampar di daerah Woja dalam
pengembaraannya, tepatnya di wilayah Woja bagian timur. Kemudian putra raja Tulang Bawang
tersebut menikah dengan putri Ncuhi Patakula. Selanjutnya para Ncuhi sepakat menobatkan
putra raja Tulang Bawang sebagai raja Dompu yang pertama.
Sedangkan Raja Dompu ke-2 bernama Dewa Indra Dompu yang lahir dari perkawinan antara
putra Indra Kumala dengan putra Dewa Bathara Dompu.
Berturut-turut Raja yang menguasai daerah ini adalah Dewa Mbora Bisu, yang merupakan Raja
Dompu yang ke-3. Raja ke-4 Dompu adalah Dewa Mbora Balada, yang merupakan saudara dari
Dewa Mbora Bisu dan Dewa Indra Dompu.

Pada abad XIX di Dompu saat itu memerintah raja-raja yang lemah. Kerajaan dikacaukan oleh
berbagai pemberontakan pada tahun 1803 yang memaksa pihak residen campur tangan

Sultan Abdull Azis, putra Sultan Abdullah yang kemudian mengganti Sultan Yakub, ternyata
tidak mampu banyak berbuat untuk memajukan kerajaannya.
Seluruh kerajaan antara tahun 1810-1814 diancam perompak-perompak yang menghancurkan
desa-desa yang ada di wilayah Dompu saat itu. Pada sekitar tahun 1809 Gubernur Jenderal
Daendels memerintahkan Gubernur Van Kraam untuk memperbaharui perjanjian dengan
Dompu. Perjanjian tersebut diadakan di Bima.
Pada 5-12 April 1815, ketika Gunung Tambora meletus, akhirnya sepertiga dari penduduk tewas
dan sepertiga lainnya berhasil melarikan diri.
Sultan Abdull Rasul II memindahkan Istana Bata yang merupakan Situs Doro Bata yang terletak
di kelurahan Kandai I Kecamatan Dompu ke Istana Bata yang baru, karena itu dia disebut
dengan gelar Bata Bou. Beliau diganti oleh putranya, Sultan Muhammad Salahuddin.
Salahuddin mengadakan perbaikan dalam sistem dan hukum pemerintahaan. Dia pun
menetapkan hukum adat berdasarkan hasil musyawarah dengan para alim ulama, sekaligus
menetapkan hukum adat yang dipakai adalah hukum Islam yang berlalu di wilayah
kekuasaannya. Dalam menjalankan pemerintahaannya, Sultan dibantu oleh majelis adat serta
majelis hukum. Selanjutnya mereka (para pembantu itu) disebut manteri dengan sebutan raja
bicara, rato rasanae, rato perenta, dan rato Renda.
Mereka tergabung suatu dewan hadat, dan merupakan badan kekuasaan yang mempunyai
wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan Sultan.

LETUSAN TAMBORA
Gunung Tambora yang meletus pada 10 – 11 April 1815, dalam catatan sejarah Dompu,
mengakibatkan tiga kerajaan kecil (Pekat, Tambora, dan Sanggar) yang terletak di sekitar
Tambora tersebut musnah. Ketiga wilayah kerajaan kecil itu pun kemudian menjadi bagian dari
Kerajaan Dompu.
Pertambahan wilayah Kesultanan Dompu tersebut dinilai merupakan suatu pertanda kelahiran
baru bagi Dompu Baru, yakni pergantian antara Dompu Lama ke Dompu Baru.
Peristiwa tersebut menggambarkan kelahiran wilayah Dompu yang bertambah luas wilayahnya.
Ahli sejarah Helyus Syamsuddin mengungkapkan, peristiwa 11 April 1815 tersebut akhirnya
dijadikan sebagai hari kelahiran Dompu, yang kemudian dikuatkan dengan Peraturan Daerah
No.18 tanggal 19 Bulan Juni 2004.

LETUSAN TAMBORA, SEBUAH MISTERI LAHIRNYA DOMPU BARU


Seperti di daerah lain Lombok,Sumbawa dan Bima, Dompu dahulu kala juga merupakan salah
satu daerah bekas Kerajaan atau Kesultanan. Bahkan konon Kerajaan Dompu merupakan salah
satu Kerajaan yang paling tua khususnya di bagian Indonesia Timur. Arkeolog dari Pusat balai
penelitian arkeologi dan Purbakala Drs.Sukandar dan Dra. Kusuma ayu pada saat melakukan
penelitian di Dompu beberapa waktu lalu pernah menyatakan bahwa dari berbagai hasil
penelitiannya di Dompu dapat disimpulkan bahwa Dompu (Kerajaan DOMPO-Red) adalah
Kerajaan paling tua diwilayah Timur Indonesia.
Namun sayang, tidak seperti di Lombok,Sumbawa dan Bima dimana untuk mengetahui lebih
jauh tentang Kerajaan tempo dulu ketiga daerah tetangga tersebut banyak didukung oleh
berbagai bukti otentik yang dapat menggambarkan tentang peristiwa sejarah tempo
dulu,sedangkan di Dompu bukti otentik untuk mendukung keberadaan sejarah masa lalu
tampaknya masih sangat kurang sekali bahkan bisa dikatakan hampir sudah tidak ada sama
sekali. Barangkali inilah merupakan salah satu tugas dan kewajiban khususnya bagi kalangan
generasi muda di daerah ini untuk lebih bekerja keras agar berbagai tabir misteri sejarah tempo
dulu dapat segera terungkap meskipun hal itu membutuhkan perjuangan dan usaha yang cukup
menyita waktu bahkan material sekalipun. Upaya pemkab Dompu dalam rangka untuk mencapai
hal tersebut patut kiranya didukung oleh semua pihak,bahkan pemkab Dompu sendiri telah
banyak berupaya dan tentunya pekerjaan tersebut akan sukses apabila selalu mendapat dukungan
serta do,a restu dari seluruh lapisan masyarakat yang ada dan jangan malah pekerjaan itu
dianggap hanya akan membuang energi serta mubazir saja. “Orang bijak mengatakan,terlalu
sombong dan munafik apabila kita melupakan sejarah kita sendiri”, semoga hal itu tidak akan
pernah terjadi, amin.

Sejarah mencatat,di dompu sebelum terbentuknya kerajaan konon didaerah ini berkuasa
beberapa kepala suku yang disebut sebagai “NCUHI” atau Raja Kecil, para ncuhi tersebut terdiri
dari 4 orang yakni Ncuhi Hu,u yang berkuasa diwilayah kekuasaan daerah Hu,u (Sekarang
kecamatan Hu,u Dompu – Red), kemudian Ncuhi Saneo yang berkuasa didaerah Saneo dan
sekitarnya (sekarang masuk dalam wilayah Kecamatan woja Dompu), selanjutnya Ncuhi Nowa
dan berkuasa didaerah Nowa dan sekitarnya serta Ncuhi Tonda berkuasa diwilayah
kekuasaannya yakni di sekitar Tonda dan saat ini masuk dalam wilayah Desa Riwo kecamatan
woja Dompu.

Diantara keempat Ncuhi tersebut yang paling terkenal konon yakni Ncuhi Hu,u. menurut cerita
rakyat yang ada bahwa,konon di negeri Woja berkuasa seorang Ncuhi bernama “Sang Kula”
yang akhirnya mempunyai seorang anak perempuan bernama “Komba Rame”. Ncuhi ini
kemudian terkenal dengan nama Ncuhi “Patakula”. Pada saat itu konon terdamparlah putra Raja
Tulang Bawang didaerah woja yang sengaja mengembara di daerah Woja bagian timur. Singkat
cerita akhirnya putra Raja Tulang Bawang ini kawin dengan putrid Ncuhi patakula dan
selanjutnya para Ncuhi yang ada akhirnya sepakat untuk menobatkan putra Raja Tulang Bawang
tersebut sebagai Raja Dompu yang pertama. Pusat pemerintahannya konon disekitar wilayah
desa Tonda atau di desa Riwo masuk dalam wilayah kecamatan woja sekarang.

Sedangkan Raja ke-2 Dompu adalah bernama Dewa Indra Dompu yang lahir dari perkawinana
antara putra Indra Kumala dengan putra Dewa Bathara Dompu. Berturut-turut Raja yang
menguasai daerah ini adalah : Dewa Mbora Bisu,Raja dompu ang ke-3 adalah yaitu yang
menggantikan kakaknya Dewa Indra Dompu,cucu dari Indra Kumala. Dewa Mbora Belanda :
beliau adalah saudaranya dari Dewa Mbora Bisu dan Dewa indra Dompu yang menjadi Raja ke-
4 didaerah ini. Dewa yang punya Kuda. Pengganti Dewa Mbora Belanda adalah putranya yang
bernama Dewa yang punya Kuda dan memerintah sebagai Raja yang ke-5,Dewa yang mati di
Bima.

Raja yang dikenal sebagai seorang yang dictator,sehingga diturunkan dari tahta kerajaan oleh
rakyat Dompu ialah Dewa yang mati di Bima. Beliau konon menggantikan ayahnya (Dewa yang
punya Kuda) sebagai raja yang ke-6 di Dompu akan tetapi karena hal itu akhirnya di bawa ke
Bima dan meninggal di sana,dewa yang bergelar “Mawaa La Patu”. Raja inilah sebenarnya yang
akan di nobatkan sebagai raja Dompu yang menggantikan dewa yang mati di Bima,namun beliau
ke Bima dan selanjutnya memerintah di sana. Pada masa pemerintahan Raja inilah terkenal satu
ekspedisi dari Kerajaan di pulau Jawa yakni kerajaan Majapahit yang konon ekspedisi tersebut di
pimpin oleh salah seorang Panglima perang bernama Panglima Nala pada tahun 1344,namun
ekspedisi tersebut ternyata gagal.

Oleh rakyat dompu raja yang satu ini sangat dikenal sebagai raja yang disiplin dalam
menjalankan pemerintahanya,teratur dalam social ekonomi maupun politik sehingga masyarakat
saat itu memberi gelar sebagai “Dewa Mawaa Taho”, semula raja ini dikenal dengan nama
“Dadela Nata”. Beliau adalah raja yang ke-7 dan merupakan raja Dompu yang terakhir sebelum
masuknya ajaran Islam di Kerajaan Dompu,raja tersebut berkedudukan atau bertahta di wilayah
Tonda.

Ekspedisi Majapahit yang dipimpin oleh Panglima Nala dan di bawah komanda Sang Maha Patih
Gajah Mada mengalami kegagalan pada ekspedisi pertama,selanjutnya menyusul ekspedisi yang
ke-2 pada sekitar tahun 1357 yang di Bantu oleh Laskar dari Bali yang dipimpin oleh Panglima
Soka. Ekspedisi yang ke-2 inilah Majapahit berhasil menakklukkan Dompu dan akhirnya
bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Melihat fenomena diatas maka dapat
disimpulkan bahwa keberadaan Kerajaan Dompu tersebut ternyata sudah ada sebelum
Majapahit,hal itu juga dapat dibuktikan dalam isi sumpah Palapanya sang Gajah Mada dimana
dalam isinya sumpahnya itu disebutlah nama kerajaan DOMPO (Dompu-Red) sebagai salah satu
kerajaan yang akan di taklukkan dalam ekspedisinya tersebut.

Kesultanan Dompu.

Pada abad ke-XIX di Dompu saat itu memerintah raja-raja yang lemah,Kerajaan di kacaukan
oleh berbagai pemberontakan pada tahun 1803 yang memaksa memerlukan campur tangan pihak
residen. Sejak Sultan Abdull Azis,putra Sultan Abdullah yang mengganti Sultan Yakub tidak
banyak berbuat untuk memajukan kerajaannya. Seluruh kerajaan antara tahun 1810-1814
diancam perompak-perompak yang menghancurkan desa-desa yang ada diwilayah dompu saat
itu. Pada sekitar tahun 1809 Gubernur Jenderal Daendels menegaskan,Gubernur Van Kraam
untuk memperbaharui perjanjian dengan Dompu. Perjanjian tersebut diadakan di Bima,begitu
pula penggantinya sultan Muhammad Tajul Arifin I putra Sultan Abdull Wahab,Sultan
Muhammad tajul arifin I diganti oleh Sultan Abdull Rasul II,adik beliau. Dari 5-12 April 1815
ketika tambora meletus akhirnya sepertiga dari penduduk tewas dan sepertiga lainya berhasil
melarikan diri.

Sultan Abdull Rasul II memindahkan Istana Bata (ASI NTOI) kini merupakan Situs Doro Bata
yang terletak di kelurahan Kandai I Kecamatan Dompu ke Istana Bata yang baru (ASI BOU)
Karena itu beliau disebut dengan gelar “Bata Bou”, beliau diganti oleh putranya,Sultan
Muhammad Salahuddin. Salahuddin mengadakan perbaikan dalam system dan hokum
pemerintahaan,beliau menetapkan hokum adat berdasarkan hasil musyawarah dengan para alim
ulama sekaligsu menetapkan hokum adat yang dipakai adalah hokum Islam yang berlalu
diwilayah kekauasaanny. Dalam menjalankan pemeerintahaannyaSultan dibantu oleh majelis
hadat serta majelis hokum mereka itu dalam tatanan kepangkatan hadat dan hokum,mereka
selanjutnya mereka disebut manteri-manteri dengan sebutan “Raja Bicara,rato rasana,e, rato
perenta,dan rato Renda” mereka tergabung suatu dewan hadat,merupakan badan kekuasaan yang
mempunyai wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan sultan.

Hadat juga merupakan kelengkapan pemerintahaan yang berfungsi menjalankan hokum agama
yang di kepalai oleh “Kadi” atau sultan menurut keperluannya. Seperti sultan-sultan
sebelumnya,salahuddin tetap melakukan hubungan dengan pihak pemerintah kolonial Belanda.
Menurut Zolinger,sejak mengadakan perjanjian dengan kompeni pada sekitar tahun 1669.
selanjutnya Sultan Muhammad salahuddin diganti leh putranya yakni Sultan Abdullah. Pada
masa pemerintahaannya beliau menanda tangani kontrak panjang pada tahun 1886 silam. Beliau
Selanjutnya diganti oleh putrannya Sultan Muhammad Siradjuddin yang memperbaharui konrak
tersebut pada sekitar tahun 1905. Sejarah juga menyebutkan bahwa Sultan pertama di Dompu
setelah adanya likuidasi pergantian pemerintahan dari sistim Kerajaan menjadi Kesultanan yakni
Sultan Syamsuddin I. Dan beliaulah merupakan pemimpin atau Raja yang pertamakali memeluk
agama Islam begitu sistim pemerintahaannya berubah menjadi Kesultanan. Tahun 1958
Kesultanan dompu yang saat itu dipimpin oleh Sultan dompu terakhir yakni Sultan Muhammad
Tajul Arifin (Ruma To,i), sistim pemerintahan di Dompu dirubah menjadi suatu daerah swapraja
Dompu dan Kepala daerah Swatantra tingkat II Dompu tahun 1958-1960.

Kerajaan Sanggar.

Sanggar merupakan kerajaan kecil yang terletak disebelah barat laut Dompu disebelah timur kaki
gunung tambora. Pada tahun 1805 raja sanggar meninggal dan digantikan oleh saudaranya yakni
Ismail ali Lujang. Pada abad ke-XIX,sebelum tambora meletus dengan dahsyatnya, penduduk
saat itu berjumlah skitar dua ribu orang pada tahun 1808 dan meningkat menjadi dua ribu dua
ratus orang pada tahun 1815.
Ketika Tambora meletus pada bulan april 1815 sebagian besar penduduknya meninggal,dan
tinggal dua ratus orang saja dan karena diserang leh perampok pada tahun 1818 mereka
melarikan diri ke Banggo di Kerajaan Dompu,dan sebagaian ke Gembe Bima. Dengan bantuan
gubernurmen pada tahun 1830 mereka akhirnya kembali ke sanggar. Gubernurmen memberikan
bantuan beberapa senapan dan amunisi untuk menjaga diri dari srangan musuh. Pada tahun 1837
penduduk Sanggar masih berjumlah sekitar tiga ratus tiga orang dan pada tahun 1847 meningkat
menjadi tiga ratus lima puluh orang atau jiwa. Rumah raja dibuat oleh rakyatnya sendiri dengan
bahan dari kayu pilihan secara gotong – royong. Raja dan para pembesar kerajaan saat itu tidak
di gaji tetapi tanah-tanah mereka dikerjakan oleh rakyatnya. Pada awal abad ke- XX atau sejak
Belanda menguasai pulau sumbawa secara langsung,Kerajaan Sanggar di hapus serta
digabungkan dengan kekuasaan Kesultanan Bima hingga sekarang ini.

Kerajaan Tambora.

Kerajaan Tambora yang teretak pada suatu jazirah yang pada ketiga penjuru dibatasi oleh laut.
Disebelah timur berbatasan dengan Kerajaan Sanggar dan Kerajaan Dompu dengan luas areal
wilayah 459 pal persegi. Seluruh kerajaan berada disekitar kaki gunung Tambora (Gunung
Arun). Sebelum Tambora meletus,air sudah sangat kurang dan untuk mendapatkan air minum
penduduk saat itu menggali sumur di sekitar pantai. Rakyat tambora hidup dari berladang atau
bercocok tanam serta beternak dan meramu.

Ladang-ladang cukup dilembabpi oleh embun dan karena itu mereka bertanam pada sekitar bulan
agustus dan panen pada bulan desember. Kekayaan yang utama adalah ternak kuda dan hasil
kayu hutan . setengah dari hasil Gubernemen dan setengah dari kuda-kuda tersebut dikirim ke
Kerajaan Bima pada tahun 1806 dan tahun 1807 berasal dari Tambora. Menurut Tobias,pada
tahun 1808 Kerajaan Tambora berpenduduk sekitar empat ribu iwa dan pada tahun 1815 atau
setelah tambora meletus penduduk kerajaan tambora sebagian habis tewas sebanyak tiga puluh
ribu jiwa lebih. Dan pada tahun 1816 sisa penduduk yang masih hidup akhirnya meninggal
semua karena diterjang banjir bandang dan banjir lahar,selanjutnya bekas Kerajaan tambora yang
sudah habis ditelan ganasnya alam tersebut digabungkan dengan wilayah Kesultanan Dompu
hingga sekarang ini. Bekas Kerajaan tambora kini masuk dalam wilayah Kecamatan Pekat
Dompu.

Kerajaan Papekat (Pekat).

Dimasa pemerintahan kabupaten Dompu,nama Pekat saat ini merupakan nama sebuah desa yang
terletak di wilayah kecamatan Pekat – Calabay Dompu (Nama Ibu Kota Kecamatan Pekat)
Konon nama Pekat berasal dari kata “Pepekat”.

Kerajaan kecil ini tidak banyak meninggalkan atau menyimpan bukti-bukti untuk mendukung
keberadaan kerajaan tersebut tempo dulu bahkan hampir dikatakan tidak ada sama sekali,hanya
nama Pekat kini merupakan nama sebuah desa di kawasan lereng gunung Tambora. Catatan
sejarah menyebutkan,meskipun suatu kerajaan kecil tetapi Pekat saat itu teraus diijinkan berdiri
oleh pemerintah penjanjah VOC terutama untuk membendung pengaruh dari Kerajaan Makassar
ang sewaktu-waktu dapat membentuk kekuatan di situ. Maka dengan Pekat pihak VOC mengikat
terus persahabatan yang baik sekali, tetapi akibat gunung Tambora meletus,akhirnya penduduk
di Kerajaan Pekat musnah seluruhnya kemudian bekas kerajaan Pekat digabung kan dengan
wilayah kekuasaan Kerajaan dompu hingga sekarang ini.

Gunung Tambora Meletus pada tanggal 10 – 11 April 1815, dalam catatan sejarah Dompu
letusan Tambora yang paling dahsyat yakni letusan pada tanggal 11 April 1815 yang
mengakibatkan beberapa Kerajaan kecil yang terletak di sekitar Tambora menjadi sasaran empuk
musibah tersebut sehingga 3 Kerajaan kecil tersebut musnah. Pralaya (Malapetaka) tersebut
tampaknya di satu sisi berdampak positif bagi berkembangan Kerajaan Dompu, sebab setelah
sekian tahun lamanya dalam perkembangan selanjutnya wilayah Kerajaan (Kesultanan) Dompu
bertambah luas wilayahnya karena bekas wilayah 3 Kerajaan kecil pernah musnah akibat letusan
Tambora tersebut akhirnya masuk kedalam wilayah Kerajaan (Kesultanan) Dompu hingga
sekarang ini. Dengan bertambahnya wilayah Kesultanan Dompu tersebut (Pekat,Tambora dan
sebagian wilayah Kerajaan Sanggar) maka moment tersebut dinilai merupakan suatu pertanda
kelahiran baru bagi DOMPU BOU (Dompu Baru), yakni pergantian antara Dompu Lama dan
Dompu Baru. Peristiwa tersebut menggambarkan kelahiran wilayah Dompu yang bertambah luas
wilayahnya. 11 April 1815 Tambora meletus dengan dahsyatnya, akibat letusan Tambora
wilayah Dompu dikemudian hari bertambah luasnya meliputi bekas Kerajaan Pekat, Kerajaan
Tambora. DOMPU YANG BARU pun akhirnya lahir. Oleh ahli sejarah Prof.DR.Helyus
Syamsuddin.PHd, peristiwa 11 April 1815 tersebut akhirnya dijadikan patokan dan dasar yang
kuat sehingga 11 April dijadikan sebagai hari lahir atau hari jadi DOMPU. Selanjutnya melalui
Peraturan Daerah (Perda) No.18 tanggal 19 Bulan Juni 2004 ditetapkan bahwa tanggal 11 April
1815 sebagai hari lahir/hari jadi Dompu. (*).
https://izulmbozo.blogspot.com/2014/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html

BELAJAR BAHASA BIMA (TANA’O NGGAHI MBOJO)

BELAJAR BAHASA BIMA (TANA’O NGGAHI MBOJO)


Bagi yang tertarik atau sekedar ingin mengetahui bahasa Bima dibawah ini ada sedikit dari
banyaknya kata2 dan kalimat bahasa Bima yang mungkin bisa membantu.

APLIKASI BAHASA BIMA DOWNLOAD

Orang (Dou)
1. nahu = aku
2. nggomi/ngomi = kamu
3. ndaiku = saya
4. ndaimu = anda
5. ita = sampean(halus)
6. ndai dohomu = kalian(halus)
7. sia doho = mereka
8. nami = kami
9. ndai = kita

Waktu
1. ama rai = siang
2. ama mbia = sore
3. ama ngadi = malam
4. sabala ai = semalaman
5. sambia ai = seharian
6. kande(na) = barusan
7. aka(na) = tadi
8. ai nai = hari
9. wura = bulan
10. mba'a= tahun
11. ura ai = musim hujan
12. mpana ai = musim panas
13. busi ai = musim dingin

Angka
1. Satu= ica*sabua
2. Dua = dua
3. Tiga = tolu
4. Empat= upa
5. Lima = lima
6. Enam = ini
7. Tuju = pidu
8. Delapan = waru
9. Sembilan = ciwi
10. Sepuluh = sampuru

Kalimat Tanya (kalimat Ne sodikai)


1. Bune Haba? = Apa kabar?
2. Wunga au? = lagi apa?
3. Au rawi? = lagi apa?
4. Au rawi(mu)? = lagi apa kamu?
5. Labo cou? = dengan sapa?
6. wunga tabe nggomi? = lagi dimana kamu?
7. bune ai dula? = kapan pulang?
8. wara piti? = ada uang?
9. tabe re? = dimana tuh?
10. cou re? = siapa tuh?
11. bune ai nika? = kapan nikah?
12. lao tabe? = pergi kemana?
13. wau ngaha? = sudah makan?
14. wati pu maru? = belum tidur?
15. mbei ja nahu ni = kasih aq donk
16. au mbani kaimu? = kenapa kamu marah?
17. cou dou ne'emu? = siapa pacar kamu?
18. tabe ncau lao kaimu? = kemana saja kamu pergi?
19. kabuneku cara na loaku ma imbi? = gimana caranya agar kamu percaya?
20. sabune co'i na? = berapa harganya?
21. tabe na? = dimananya?
22. sabae be na? = sebelah mananya?
23. tabe uma-mu? = dimana rumahmu?
24. tabe lao kai-sia? = pergi kemana dia?
25. fiki au nggomi? = mikir apa kamu?
26. pila mbua weha-mu? = berapa buah kamu ambil?

* Dalam bahasa bima kata "na" umunya berarti nya, tapi bisa juga dipakai hanya sebagai
kata bantu dalam kalimat, seperti kata "ni", sedangkan kata "re"umumnya digunakan dalam
kalimat tanya, sebagai kata pelengkap ata kata bantu, apabila tidak menggunakanya pun tidak
mempengaruhi arti kalimat secara keseluruhan.
*Kata "mu" atau "m" saja dibelakang kalimat atau kata maka berarti "kamu".

kalimat ajakan (kalimat Rece)


1. mai lao lampa - lampa = ayo pergi jalan-jalan
2. mai ngaha = ayo makan
3. mai tana'o nuntu mbojo = ayo belajar bahasa bima
4. mai kanggori sara'a wau = ayo kita selesaikan semuanya
5. mai lao ntanda = ayo pergi nonton
6. mai ra = ayo dah
*Dalam kalimat ajakan umumya terdapat kata "mai", kata "ra" bermakna seruan, apabila
tidak digunakan tidak mempengaruhi arti kalimat secara keseluruhan.

Kalimat perntayaan (kalimat Sodi)


1. wati loa maru = gak bisa tidur
2. dahu ade = takut
3. nahu lingi ade ta nggomi = aku kangen sama kamu
4. nahu ne'e nggomi = aku cinta kamu
5. nahu meci nggomi = aku sayang kamu
6. samonto pahu nggomi ne'e deka maru = keingat wajah kamu kalo mau tidur
7. mawu ade = malas
8. wati ca'u lao = gak mau pergi
9. nggomi sawai = kamu pelit
10. podana wati = sumpah gak
11. nggomi ca'u cowa = kamu suka bohong
12. ain nangi wali = jangan nangis lagi
13. lao dula ra = pulang sana
14. ain ngaha kamboto = jangan makan banyak-banyak
15. na'e mpore ja siwe aka = gendut cewek itu
16. mpeke mango ja mone aka = kurus kering cowok itu
17. kabua weki = dandan
18. ntika ja siwe aka = cantik sekali cewek itu
19. na'e wu'u = cemburuan
20. ain dahu wara nahu =jangan takut ada aku
21. poda nahu wati wara kodiku = sumpah aku gak pernah kecentilan
22. aina wi'i paki nahu = jangan tinggalkan aq
23. nahu wati loa mori watisi wara nggomi = aku gak bisa hidup tanpamu
24. wunga mpa'a ba = lagi main bola
25. siwe kodi = perempuan gatal
26. mone kodi = laki2 gatal
http://kilometer25.blogspot.com/2011/11/nggahi-mbojo-bahasa-bima.html

BAHASA BIMA (NGGAHI MBOJO)

Kamus kecil

1. au = apa
2. a'u = tangga
3. ao = lawan
4. ai = tali
5. ai(na) = jangan
6. ada = budak
7. aka = itu, di, tadi
8. ake = ini, sekarang
9. ama = bapak
10. ari = adik, belakang
11. ara = sini
12. amba = pasar
13. ambi = nyaman, siap2
14. ambi(na) = mungkin
15. asa = mulut
16. atu = plastik
17. ato = cocok, pasang, atur
18. ampa = angkut
19. ade = hati
20. ana = anak
21. awa = bawah
22. ba = bola, adzan
23. be = mana
24. bau = kenapa
25. bou = baru
26. boe = pukul
27. bui = siram
28. bune = bagaimana
29. bura = putih
30. bona = jelek
31. boru = potong(rambut)
32. bedebe = menggerutu
33. caru = enak
34. cepe = ganti
35. capi = sapi
36. caha = rajin
37. cou = siapa
38. cowa = bohong
39. co'i = harga
40. co'o = lepas
41. cola = bayar
42. caki = tusuk
43. cili = sembunyi (cili weki = sembunyi*untuk orang)
44. cambe = jawab
45. cumpu = habis
46. ca'u = mau
47. cau = sisir
48. ca ara/ wa'a ca ara = bawa kesini
49. dei = dalam
50. dou = orang
51. dabae = jahat
52. darere = gembel
53. dahu = takut
54. dama = pegang
55. dumpa = tangkap
56. daci = timbangan
57. daro = liar
58. daru = arang
59. damaja = gak tau malu
60. doho = duduk
61. doro = gunung
62. datupa = sembarangan, gak rapi
63. dompo = potong
64. disa = berani
65. eli = suara
66. fati = tikam
67. fada = tawar
68. fu'u = pohon, modal
69. fiko = telinga
70. fiki = pikir
71. foka = patah
72. fou = kejar
73. fana = panah/ketapel
74. fai = tetes*fai ura = gerimis
75. gangga = rambut keribo, keriting
76. gari = garis, mancung(hidung)
77. gamba = gambar
78. goro = mendengkur
79. gaga = ntika
80. haba = kabar
81. horo = rontok
82. honggo = rambut
83. henca = hantu, setan
84. honcu = lompat , loncat
85. hanta = angkat
86. haka = retak
87. hako = ganggu
88. hafa = hafal
89. hiana = khianat
90. huru hara = buru-buru
91. i'a = mengumpat
92. iu = merasakan, rasakan
93. io/iyo = iya
94. iha = rusak
95. imbi = percaya
96. ilu = hidung
97. iwa = saudara
98. indo = bukan
99. inca = muat
100. ina = ibu
101. imba = ikut-ikutan, latah
102. ipi = kencang, kencang
103. ita = kamu(alus) dalam bahasa jawa sampean.
104. jara = kuda
105. jao = hijau
106. janga = ayam
107. ka'a = bakar
108. ka ao = mengerti
109. kai = pake, menggunakan (digunakan dalam kalimat seperti : mai kai au? =
datang pake apa?)
110. kakai = suruh
111. kala = merah
112. kalai = memisahkan, sortir
113. katuha = lebayyy
114. katira = bikin kapok
115. kahaba = mengabarkan
116. kanari = pelan-pelan
117. kaboro = kumpulkan
118. kengge = pinggir
119. kodi = geli
120. kumpa = tangkap
121. kampo = kampung
122. kiro = kaku
123. kanggica = teriak
124. koro = marah
125. karoro = karung
126. ku'i = kiri
127. karu'u = habisin, terakhir
128. kambamba = corat-coret
129. katantu = serius
130. katufe = ngeludah
131. kombi = nggak tau
132. kataho = perbaiki
133. kohi = pelit
134. kolo =tewel
135. kari'i = burung
136. lai(na) = bukan
137. lu'u = masuk
138. lo'o/leo = lempar
139. lako = anjing
140. longgo = longgar
141. longa = kosong, pintar
142. lowi = rebus
143. lohi = muntah
144. loa = bisa, pintar
145. langga = langkah
146. lapa = selokan
147. lawa = pintu pagar
148. lingi ade = kangen
149. laipu = bukan
150. mone = laki - laki
151. midi = diam
152. mai = ayok
153. maru = tidur
154. meci = sayang
155. maki = capek, lelah
156. mbai = busuk
157. mbou = pamer
158. mba'i = buaya
159. mba'a = luka
160. mbo'o = jatuh
161. mbala = belang
162. mbou = tenar, heboh
163. mbali = kembali
164. maja = malu
165. maco = cangkul
166. mboho = tumpah
167. mangge = asam
168. mbako = masak
169. mbuku = bungkuk
170. mbalo = lemas
171. mbolo = bundar
172. mbuda = buta
173. mbadu = memar
174. mpa'a = main
175. mpore = gemuk
176. mpena = pesek
177. moti =laut
178. made = mati
179. monca = kuning
180. mpeke = kurus
181. makalai = yang lain
182. masaki = sampah
183. me'e = hitam
184. mudu = kebakaran
185. nai(s) = besok
186. na'e = besar
187. ni'i = jijik
188. noro = teguk, sedot
189. nari - nari = pelan-pelan
190. nggadu = kirim
191. ngga'a = bakar
192. nggaro = kebun
193. nggori = selesai
194. nggao = teriak
195. ngge'e = tinggal(tempat)
196. nawa = nyawa
197. naru = panjang
198. nira = bersih, rata
199. neo = ringan
200. nda'a = berdarah
201. nda'u = jarum
202. nda'u kaim = biarin
203. nda'i = buat*nda'i au kaim? = buat apa?
204. nono = minum
205. ni'u = kelapa
206. ne'e = mau
207. ncau = terus
208. ncao = berkelahi
209. ncai = jalan
210. ncari-ncua = nanggung
211. nci'i = robek
212. ntaru = kosong
213. ndeu = mandi
214. ntawi = mumpung
215. ntangga = nyangkut
216. ntanda = nonton
217. ntara = bintang
218. ntau = punya
219. nami = kami
220. ndai = kita
221. ndadi = jadi
222. ntadi = pelihara
223. ntudu = pukul
224. ntika = cantik
225. ndaka = awas, sana
226. nda'i =buat
227. ndiha = rame
228. nduha = runtuh, rubuh
229. ndawi = bikin, buat
230. ncewi = lebih
231. ncoki = sulit,susah, miskin
232. ntau wara = kaya
233. ncanga = cabang
234. nggomi = kamu
235. nconggo = hutang
236. ngonco = rasanya asam
237. ngau = hebat
238. ngango = ribut
239. ngemo =terbang
240. ngenge = gigit
241. nggahi/nuntu = bilang, ngomong
242. nggawi = mancing
243. nggange = cerewet, manja/cepat nangis
244. ngao = kucing
245. oi = air
246. ou = panggil
247. oto = mobil, antar
248. olo = tarik
249. oru = musim
250. oci = cepat
251. ora = teriak
252. o'o = bambu
253. osa = lap
254. oko = nunduk
255. ombo = tambak
256. ongu = manja
257. one / mone = sebutan untuk anak laki - laki
258. omba = (maaf) kemaluan perempuan
259. owa = ungu
260. paki = buang
261. pocu = kentut
262. pahu = wajah
263. pohu = peluk
264. pao = suap
265. pua = peras
266. pa'a = pahat
267. pi'i = tahan
268. pe'e = pijit
269. pa'i = pahit
270. puru = bakar
271. ponto = pantat
272. piti = uang
273. poro = pendek
274. poku = balik
275. peko = belok
276. pili = sakit
277. pana = panas
278. paru = parut
279. ru'u = buat, untuk
280. pasa = pasang
281. panta = pasang(tiang)
282. ra'a = darah
283. ri'i = tiang
284. ro'o = raba
285. re'e=(maaf) kemaluan laki2
286. rai = lari
287. rua(na) = katanya
288. rama = ngesot
289. ruma = tuhan
290. rima = tangan
291. raka = dapat
292. ruku / riko = gerak
293. rongko = rokok
294. rungka = ganti
295. ringa = dengar
296. raho = minta
297. rampa = merampas
298. rumpa = ketemu
299. rongga = sampai
300. repo = repot
301. repa = mboto
302. rinta = tendang
303. ringu =gila
304. rangga = jantan
305. santabe = permisi
306. sakontu = membelakangi
307. sara'a = semua
308. sapa = seberang
309. saki = kotor
310. sampu = jorok, kotor
311. sai = mampir
312. sia = dia
313. supu = sakit
314. sanca= gosok
315. sundi = jalang
316. siwe = perempuan
317. soa = gila, stres
318. sinci = cincin
319. santuda = nyasar
320. sarome = senyum
321. sabua = satu
322. sawa = ular
323. simi = nyelam
324. suncu = kesandung
325. sarusa = gerah
326. sombo = sombong
327. sodi = tanya
328. sepe = pinjam
329. seke = sesak
330. sarantudu = keselek
331. sabua = satu buah
332. tanta = guncangan
333. ta'i = taik
334. tio = lihat
335. tu'u = bangun
336. te'e = menampung
337. tonda = injak
338. tada = kelihatan
339. tampara = panik
340. topa = tampar
341. tari'i = kencing
342. toku = galak
343. taha = tahan
344. tapa = nyegat
345. tampu'u = mulai
346. taho = baik
347. tahora = sudah, cukup
348. tota =cincang
349. tuka = sempit
350. tendo = dangkal
351. tenggo = kuat
352. tinta = mendal
353. ta .... (awa, ese ,ake ,dll ) = di .....
354. uma = rumah
355. uta = ikan
356. upa = empat, injak
357. u'a = pinang
358. ura = hujan
359. uta mbeca =sayur
360. umbu = kubur
361. uri = minta
362. ufi/ufe = tiup
363. untu = numpuk
364. wa'i = nenek
365. wu 'u = cemburuan
366. weha =ambil
367. weli = beli
368. woi = gigi
369. wento = kaget
370. wi'i = simpan
371. weta = ngeluh
372. waca = cuci
373. wati (pu) = tidak,belum
374. woku = lipat
375. wali = lagi
376. wou = bau
377. winte = bengkak
378. wolo = kapas
379. wei = istri
380. wau (ra) = sudah
381. wika = membelah
382. wontu = muncul
383. weki = anggota
384. wale asa = bawel, cerewet
385. wo'o = leher

Orang

1. nahu = aku
2. nggomi/ngomi = kamu
3. ndaiku = saya
4. ndaimu = anda
5. ita = sampean(halus)
6. ndai dohomu = kalian(halus)
7. sia doho = mereka
8. nami = kami
9. ndai = kita

Waktu

1. ama sidi = pagi


2. ama rai = siang
3. ama mbia = sore
4. ama ngadi = malam
5. sabala ai = semalaman
6. sambia ai = seharian
7. kande(na) = barusan
8. aka(na) = tadi
9. ai nai = hari
10. wura = bulan
11. mba'a= tahun
12. ura ai = musim hujan
13. mpana ai = musim panas
14. busi ai = musim dingin

Angka

1. = ica*sabua
2. = dua
3. = tolu
4. = upa
5. = lima
6. = ini
7. = pidu
8. = waru
9. = ciwi
10. = sampuru

Kalimat tanya

1. Bune Haba? = Apa kabar?


2. Wunga au? = lagi apa?
3. Au rawi? = lagi apa?
4. Au rawi(mu)? = lagi apa kamu?
5. Labo cou? = dengan sapa?
6. wunga tabe nggomi? = lagi dimana kamu?
7. bune ai dula? = kapan pulang?
8. wara piti? = ada uang?
9. tabe re? = dimana tuh?
10. cou re? = siapa tuh?
11. bune ai nika? = kapan nikah?
12. lao tabe? = pergi kemana?
13. wau ngaha? = sudah makan?
14. wati pu maru? = belum tidur?
15. mbei ja nahu ni = kasih aq donk
16. au mbani kaimu? = kenapa kamu marah?
17. cou dou ne'emu? = siapa pacar kamu?
18. tabe ncau lao kaimu? = kemana saja kamu pergi?
19. kabuneku cara na loaku ma imbi? = gimana caranya agar kamu percaya?
20. sabune co'i na? = berapa harganya?
21. tabe na? = dimananya?
22. sabae be na? = sebelah mananya?
23. tabe uma-mu? = dimana rumahmu?
24. tabe lao kai-sia? = pergi kemana dia?
25. fiki au nggomi? = mikir apa kamu?
26. pila mbua weha-mu? = berapa buah kamu ambil?

* Dalam bahasa bima kata "na" umunya berarti nya, tapi bisa juga dipakai hanya sebagai kata
bantu dalam kalimat, seperti kata "ni", sedangkan kata "re"umumnya digunakan dalam kalimat
tanya, sebagai kata pelengkap ata kata bantu, apabila tidak menggunakanya pun tidak
mempengaruhi arti kalimat secara keseluruhan.
*Kata "mu" atau "m" saja dibelakang kalimat atau kata maka berarti "kamu".

kalimat ajakan

1. mai lao lampa - lampa = ayo pergi jalan-jalan


2. mai ngaha = ayo makan
3. mai tana'o nuntu mbojo = ayo belajar bahasa bima
4. mai kanggori sara'a wau = ayo kita selesaikan semuanya
5. mai lao ntanda = ayo pergi nonton
6. mai ra = ayo dah

*Dalam kalimat ajakan umumya terdapat kata "mai", kata "ra" bermakna seruan, apabila tidak
digunakan tidak mempengaruhi arti kalimat secara keseluruhan.

Kalimat pernyataan

1. wati loa maru = gak bisa tidur


2. dahu ade = takut
3. nahu lingi ade ta nggomi = aku kangen sama kamu
4. nahu ne'e nggomi = aku cinta kamu
5. nahu meci nggomi = aku sayang kamu
6. samonto pahu nggomi ne'e deka maru = keingat wajah kamu kalo mau tidur
7. mawu ade = malas
8. wati ca'u lao = gak mau pergi
9. nggomi sawai = kamu pelit
10. podana wati = sumpah gak
11. nggomi ca'u cowa = kamu suka bohong
12. ain nangi wali = jangan nangis lagi
13. lao dula ra = pulang sana
14. ain ngaha kamboto = jangan makan banyak-banyak
15. na'e mpore ja siwe aka = gendut cewek itu
16. mpeke mango ja mone aka = kurus kering cowok itu
17. kabua weki = dandan
18. ntika ja siwe aka = cantik sekali cewek itu
19. na'e wu'u = cemburuan
20. ain dahu wara nahu =jangan takut ada aku
21. poda nahu wati wara kodiku = sumpah aku gak pernah kecentilan
22. aina wi'i paki nahu = jangan tinggalkan aq
23. nahu wati loa mori watisi wara nggomi = aku gak bisa hidup tanpamu
24. wunga mpa'a ba = lagi main bola
25. siwe kodi = perempuan gatal
26. mone kodi = laki2 gatal

Anda mungkin juga menyukai