Anda di halaman 1dari 6

KISI KISI PAS GANJIL MULOK

 Penduduk asli Sumbawa berpindah dari Semenanjung Sanggar ketempat


pemukimannya yang baru yaitu Sumbawa. Penduduk Sumbawa yang
bermukim lebih awal dan selanjutnya menjadi penduduk asli kemudian
berpindah ke wilayah pedalaman dataran tinggi pegunungan Ropang, Lunyuk
dan bagian selatan Batu Lanteh untuk mencari hunian baru.

 Tau Samawa masih menganut aliran animisme yang cenderung beranggapan


bahwa wilayah pegunungan memiliki kekuatan yang dapat melindungi mereka.
Kemudian, kelompok penduduk yang merupakan kategori pendatang baru,
adalah berasal dari Bugis- Makasar, Banjarmasin dan Jawa masuk setelahnya
ke Sumbawa dan mendiami wilayah pesisir. Kelompok- kelompok penduduk ini
selanjutnya menetap untuk seterusnya dan memiliki hak atas tanah yang telah
ditempati sejak lama untuk dimanfaatkan. Bagian tanah ini dalam istilah adat
Sumbawa dikenal dengan sebutan “Lar Lamat”.

 Aksara Lontara diperkirakan masuk ke Sumbawa ketika berakhirnya masa


kekuasaan Kerajaan Hindu di Utan pada awal abad ke-17 Masehi. Aksara ini
setelah diadaptasikan dengan kondisi lingkungan Sumbawa, kemudian dikenal
dengan nama Satera Jontal atau aksara Kaganga.

 Hijaz HM, mengatakan Hasil penulisan satera jontal yang ditulis dalam sisir
daun lontar, disusun tiga yang dinamakan Bumung. Cerita dari nenek moyang
secara turun temurun, tulisan-tulisan di bumung tersebut berisikan cerita
mengenai gelar dan keturunan kerajaan, Dea Datu, syair pujian ( lawas
pamuji), semacam mantera untuk ilmu kebatinan ( pangeto), dan segala
macam nasehat-nasehat untuk kehidupan.

 Pengaruh Kerajaan majapahit


Agama : Penaklukan Kerajaan Dompo (Dompu), lalu Sapi (Sape), Gunung
Api (Tambora), Kerajaan Taliwung (Taliwang/KSB), Kerajaan Seran
(Seteluk/KSB) dan Kerajaan Hutan Kadali (Kec. Utan). Dipimpin oleh Mpu Nala
1357
Budaya : “Biso Tiyan”. Dalam adat jawa, dikenal “Tingkep” atau “Mitoni”. Tradisi
ini merupakan bentuk rasa syukur atas kandungan kehamilan yang sudah
mencapai tujuh bulan kehamilan pertama sang istri.

Sastra : pengaruh Majapahit dapat kita lihat dari banyaknya adopsi penggunaan
bahas sansekerta dalam kehidupan rakyat sumbawa. Contohnya, Dewa Maraja,
Ranga Adipati, Menteri Telu, Memanca Lima, Lelurah Pitu, Sarian, Penggawa,
serta Bhayangkara. Pada masa itu juga huruf yang digunakan adalah huruf
Pallawa, namun penggunaan aksara tersebut tidak bertahan lama karena tergeser
dengan aksara Bugis yang berkembang.
Pertanian : pola bercocok tanam masyarakat sumbawa dengan menggunakan
peralatan tardisional berupa cangkul atau bingkung,rengala, dan kareng sebagai
peralatan bajak dengan memanfaatkan hewan peliharaan seperti sapi dan kerbau.
Pembajakan sawah menggunakan sapi atau kerbau bahkan diadopsi menjadi
permainan rakyat. Dalam istilah jawa dikenal “Karapan Kerbau” sementara dalam
istilah Sumbawa dikenal dengan “Barapan Kebo”.

Pemerintahan : Dinasti Dewa Awan Kuning yang pada saat itu dipimpin oleh
Dewa Batara Sukin memiliki banyak permasalahan yang berkaitan dengan urusan
kerajaan. Maka dari itu, raja bermaksud untuk pergi ke kerajaan Majapahit untuk
memperbaiki ketimpangan-ketimpangan tersebut. Pada tahun 1331 raja beserta
rombongannya berangkat dan disambut baik oleh raja Hayam Wuruk dan
pembesar kerajaan lainnya. Berbekal 4 kitab yang dihadiahkan oleh Majapahit
untuk dijadikan pedoman, maka sepulangnya dari kunjungan tersebut raja
langsung memperbaiki struktur kerajaannya. Untuk menyempurnakan
implementasi kitab-kitab tersebut, raja Majapahit menyertakan seorang pangeran
atau kiayi yang dapat membantu memperlengkap pengetahuan dari kitab-kitab
tersebut.
Pengaruh kerajaan Goa

Pengislaman 1618 – 1623


Kelautan : Mewariskan Cara Melaut Khusunya bagian utara sumbawa
Budaya :Mewariskan bajajak ( meminta persetujuan pihak wanita)
Pakaian adat : Lamong pene
Rumah adat : Dalam loka
Bahasa : istilah Karaeng, Dea, dan Lalu merupakan istilah yang
ada dalam pemerintahan kerajaan Sumbawa. Anak raja sebelum kawin
diberi gelar Daeng, dan setelah kawin diberi gelar Datu.

Perjanjian
Kekuasaan Dinasti Awan Kuning berakhir pada saat kerajaan GOA
menaklukkan Sumbawa pada tahun 1623 dan Dewa Maja Paruwa telah
menandatangani perjanjian damai yang diajukan raja Goa termasuk
salah satunya Dewa Maja Paruwa bersedia memegang teguh dan
menjalankan syariat Islam dalam pemerintahannya.

ISI :
TELAH BERKATA KARI TAKWA : ADAT KAMU DAN RAPANG KAMU TIADA
DIBINASAKAN DAN TIADA KAMI RUSAKKAN. ADAPUN AKU MENEGUH
JUGA KEPADAMU TETAPI JANGAN KAMU LUPAKAN MENGUCAP
ASJHADU ANLLAAIHAILLALLAH WA ASYHADU ANNAMUHAMMADUR
RASULU’LLAH DAN IMAN KAMU JANGAN TIADA MENEGUH AGAMA
ISLAM

 SULTAN SITI AISYAH (1659 - 1760)


 DEWA MAPACONGA MUSTAFA (1765 – 1816)

PERIODE 1989 – 1994 (Kabupaten Sumbawa)


JACUB KOSWARA (Kepala Daerah )
Drs. A. LATIEF MADJID ( SEKDA )
Rumah dalam Loka atau istana Sumbawa merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan
Sumbawa. Istana Dalam Loka dibangun pada tahun 1885 oleh Sultan Muhammad
Jalalludin III (1983-1931).
Masjid Jami berdiri sejak tahun 1648 silam seiring dengan berdirinya Kesultanan
Sumbawa, merupakan warisan dari masa kejayaan kesultanan Sumbawa. Pada masa-
nya, selain sebagai masjid resmi kesultanan, Masjid Agung Nurul huda ini juga menjadi
tempat penobatan para sultan yang berkuasa di kesultanan Sumbawa.

Perang sapugara 1906


Penyebab : Undru dan rakyat taliwang menolak memberi pajak dan
upeti kepada belanda
Cerita singkat
Belanda Datang Ke sumbawa melalui pantai balat. Sultan meminta undru
untuk menyediakan tempat untuk belanda (menyambut ramah) dan
memberikan pajak serta upeti. Hubunugan undru semakin tegang , Belanda
pun memanfaatkan situasi ini untuk mengadu domba. Akhirnya undru di
panggil untuk menghadap sultan . Undru tetap menolak perintah dari sultan.
Ia bertekad untuk memperkuat benteng di Sapugara dan membangun
kantong perlawanan di Brangpoto. Akibat beban berat pajak dan sikap
belanda yg terlalu memaksa akhirnya terjadilah perlawanan akhirnya
pecahlah perang yang dinamakan perang undru.

Watak :>>
Undru : Tegas , teguh pendirian, dan penyayang
Sultan : ????
Yang lain ???????

22 Januari 1959
 PERESMIAN TERBENTUKNYA DAERAH TINGKAT-II SUMBAWA
 HARI PELANTIKAN BUPATI PERTAMA SUMBAWA
 DIPERINGATI SEBAGAI HARI JADI KABUPATEN SUMBAWA

Hunian pertama penduduk sumbawa berada di pegunungan akibat dari


kepercayaan animisme yang dimana dipercaya tinggal di tempat tinggi
akan dilindungi oleh suatu kekuatan. Akhirnya masyarakat yang tinggal
di pegununugan , sulit di jangkau dan terisolasi dari daerah luar yang
mengakibatkan lamanya pembangunan
Motto Daerah Kabupaten Sumbawa
Lambang dan Arti

Perisai
Perisai berbentuk seperti Perisai Pancasila, mewujudkan
lambang perjuangan dan perlindungan serta
menggambarkan jiwa kepahlawanan yang berdasarkan
Pancasila sebagai kepribadian asli Bangsa Indonesia

Bintang
Bintang persegi lima,melambangkan rasa Ketuhanan
Yang Maha Esa dari masyarakat Kabupaten Sumbawa.

Kubah
Kubah, melambangkan pandangan hidup keagamaaan
dari penduduk Kabupaten Sumbawa yang teguh, patuh
serta taat melaksanakan Perintah Agamanya.

Padi dan Katub Kapas


Padi dan Katub Kapas, melambangkan Struktur
Pemerintah Wilayah kecamatan dan desa/kelurahan.

Menjangan
Menjangan, mengambarkan Binatang (Fauna) spesifik
yang terindah di Daerah Kabupaten Sumbawa dan
melambangkan keterampilan/ketangkasan dalam gerak
pembangunan.
Pita
Pita bertuliskan "Samawa" mengungkapkan nama asli
Kabupaten Sumbawa.

Pohon beringin berakar lima


Pohon beringin berakar lima, mengambil pengertian dari
tambo penduduk Sumbawa. Tambo itu melukiskan proses
sejarah kebudayaan penduduk suku Sumbawa, Taliwang
dan Serang yang berpusat di Sumbawa Besar serta
mewujudkan keunikan dan percampuran daerah suku
Sumbawa asli dengan Mojopahit, Bugis, Makasar dan
Banjar yang diwujudkan dalam akar lima.

Anda mungkin juga menyukai