Anda di halaman 1dari 7

MODUL

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Bone - Bone


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : XII / Ganjil
Standar Kompetensi : 5. Memahami Hukum Islam tentang Hukum Keluarga
Kompetensi Dasar : 5.1. Menjelaskan keten-tuan hukum perkawinan dalam
Islam
Indikator : 5.1.1 Mampu menjelaskan ketentu-an hukum Islam tentang
nikah
5.1.2 Mampu menjelaskan ketentu-an hukum Islam tentang
talak
5.1.3 Mampu menjelaskan ketentu-an hukum Islam tentang
ruju’

MATERI POKOK :

Ketentuan hukum pernikahan dalam Islam :


o Rukun nikah
o Mahram
o Kewajiban suami istri.
o Talak
o Ruju’

Petunjuk :
Bacalah baik – baik materi berikut kemudian kerjakan soal – soal latihannya, setelah itu
periksalah baik – baik jawabanmu, cocokkanlah dengan kunci jawaban yang ada. Jika belum
mencapai standar bacalah kembali materi!

URAIAN MATERI :

 Ketentuan Hukum Islam Tentang Munakahat


A. Pengertian
Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Kata dasar pernikahan adalah
nikah. Menurut bahasa, kata nikah berarti bersatu atau berkumpul. Menurt istilah
syara’ nikah artinya bersatu atau berkumpul antara seorang laki – laki dan seorang
perempuan yang bukan mahramnya untuk membangun rumah tangga sebagai suami
isteri menurut ketentuan agama Islam.
Menurut Undang – Undang Perkawinan tahun 1994 ( Pasal 1 ayat 1 ), bahwa
pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki – laki dan seorang
perempuan yang bukan mahram sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga bahagia dan sejahtera yang diridhai Allah SWT.

B. Dalil tentang munakahat


Diantara dalil tentang munakahat adalah :

Artinya :

1
“Diantara tanda – tanda (kebesarann-Nya) ialah Dia menciptakan pasangan
– pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya. Dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih
dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar – benar terdapat tanda
– tanda 9kebesaran Allah SWT) bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum : 21)

Senada dengan ayat di atas, ada pula sebuah hadits yang berbunyi : “Qaala
Rasulullah SAW , Annikaahu sunnatii faman ragiba ‘an sunnatii fa laisa minnii”. (HR.
Muslim). Artinya : Rasulullah SAW bersabda, bahwa pernikahan itu adalah sunnahku,
maka barangsiapa yang membenci sunnahku maka dia bukanlah termasuk
golonganku.

C. Hukum Nikah
Menurut sebahagian besar ulama , hukum nikah pada dasarnya adalah mubah,
artinya boleh dilakukan dan boleh pula ditinggalkan. Jika dikerjakan tidak mendapat
pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Meskipun demikian, ditinjau dari kondisi orang yang akan melakukan
pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi sunah, wajib, makruh dan haram.
Penjelasannya sebagai berikut :
a. Sunah, yakni bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah dan mampu pula
mengendalikan diri dari perzinahan walaupun tidak segera menikah.
b. Wajib, yakni bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah dan ia khawatir
berbuat zina jika tidak segera menikah.
c. Makruh, yakni bagi orang yang ingin menikah tetapi belum mampu memberi
nafkah kepada isteri dan anaknya kelak.
d. Haram, yakni bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang ingin
dinikahinya, demikian pula dengan pernikahan orang yang berbeda agama serta
pernikahan yang dilakukan dengan mahram.

D. Tujuan Nikah
Secara umum, tujusn pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat
manusia (pria dan wanita) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia
sesuai dengan ketentuan - ketentuan agama Islam.
Apabila tujuan pernikahan secara umum itu diuraikan secara terperinci, maka
tujuan pernikahan yang Islami dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Untuk memeroleh rasa cinta dan kasih sayang
2. Untuk memperoleh ketenangan hidup
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual secara sah dan diridhahi Allah SWT.
4. Untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat
5. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dunia dan akhirat

E. Rukun Nikah
Rukun nikah artinya ketentuan – ketentuan yang harus dipenuhi agar pernikahan itu
sah, yaitu :
a. Calon suami d. Saksi - saksi
b. Calon isteri e. Akad nikah (ijab dan kabul)
c. Wali

F. Syarat Sah Nikah


Syarat sahnya pernikahan :
a. Niat karena Allah SWT. b. Mahar
G. Mahram
Menurut bahasa, mahram berarti yang diharamkan. Dalam Ilmu fiqih, mahram adalah
wanita – wanita yang haram dinikahi . Adapun sebab wanita haram dinikahi adalah :
1. Hubungan nasab, yaitu :
a. Ibu kandung (dan seterusnya ke atas)
2
b. Anak perempuan kandung (dan seterusnya ke atas)
c. Saudara perempuan ( sekandung, sebapak atau seibu)
d. Saudara perempuan dari bapak
e. Saudara perempuan dari ibu
f. Anak perempauan dari saudara laki – laki (dan seterusnya ke bawah)
g. Anak perempauan dari saudara perempuan (dan seterusnya ke bawah)
2. Hubungan sesusuan
a. Ibu yang menyusui
b. Saudara sesusuan
3. Hubungan pernikahan
a. Ibu dari isteri (mertua)
b. Anak tiri ( anak dari isteri dengan suami lain), apabila suami sudah
berkumpul dengan ibunya
c. Ibu tiri ( isteri dari ayah ), baik sudah bercerai maupun belum
d. Menantu ( isteri dari anak laki – laki), baik sudah bercerai maupun belum
4. Hubungan pertalian darah dengan isterinya
Haram melakukan poligami (memperisteri sekaligus) dengan 2 wanita bersaudara
baik sekandung, sebapak maupun seibu demikian pula dengan bibinya dan
kemenakannya.

H. Kewajiban suami isteri


Agar tujuan pernikahan tercapai, suami isteri harus melakukan kewajiban –
kewajiban hidup berumah tangga sebaik-baiknya dengan landasan niat karena Allah
SWT semata.

Secara umum kewajiban suami isteri adalah sebagai berikut :

 Kewajiban suami :
1 Memberi nafkah, sandang, pangan dan tempat tinggal kepada isteri dan
anaknya sesuai dengan kemampuan yang telah diusahakan secara maksimal
2 Memimpin serta membimbing isteri dan anak – anak agar kelak menjadi
orang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, agama masyarakat serta
bangsa dan negara
3 Bergaul dengan isteri dan anak – anak dengan baik
4 Memelihara isteri dan anak – anak dari bencana baik lahir maupun batin,
duniawi maupun ukhrawi
5 Membantu isteri dalam tugas sehari – hari, terutama dalam mengasuh anak
– anak agar menjadi anak shaleh
 Kewajiban isteri :
1 Taat kepada suami dalam batas – batas sesuai denga ajaran agama Islam
2 Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami, baik dihadapan
maupun dibelakangnya
3 Membantu suami dalam memimpin kesejahteraan dan keselamatan
keluarganya
4 Menerima dan menghormati pemberian suami walaupun sedikit serta
mencukupkan nafkah yang diberikan suami sesuai dengan kekuatan dan
kemampuannya, hemat, cermat dan bijaksana
5 Hormat dan sopan pada suami dan keluarganya
6 Memelihara dan mengasuh serta mendidik anak agar menjadi anak yang
shaleh
I. Thalak
a. Pengertian
Menurut bahasa, kata thalak berarti melepaskan ikatan. Menurut istilah syara’
adalah melepaskan atau memutuskan ikatan pernikahan dengan menggunakan lafal
thalak atau perkataan lain yang maknanya senada dengan maksud thalak.
b. Hukum – hukum talak

3
1 Makruh (hukum asal talak), yakni sesuatu yang dibenci atau tidak disenangi
oleh Allah SWT maupun Rasulullah SAW.
2 Wajib, yakni apabila mudharat yang menimpa salah satu dari suami atau
isteri tidak dapat dihilangkan kecuali dengan thalak.
3 Haram, yakni apabila menimbulkan mudharat pada salah seorang dari suami
isteri atau tidak menghasilkan manfaat yang lebih baik dari mudharatnya.

c. Rukun – rukun talak


1 Suami yang mukallaf. Oleh karena itu selain suami yang mukallaf tidak boleh
menjatuhkan thalak. Begitu juga jika suami tidak berakal sehat, tidak balig
atau tidak sukarela (dipaksa), maka thalaknya tidak sah
2 Isteri yang diikat dengan ikatan pernikahan yang hakiki dengan suami
menceraikannya.

J. Rujuk
a. Pengertian
Rujuk adalah mengembalikan status hukum pernikahan secara penuh setelah
terjadi thalak raj’i yang dilakukan oleh mantan suami terhadap mantan isterinya
yang masih dalam masa iddahnya dengan cara – cara tertentu menurut Islam.

b. Hukum
Pada asalnya hukum rujuk ajalah jaiz (boleh), namum hukum itu bisa berubah
sesuai dengan keadaan orang yang mengalaminya, sebagai berikut :
1 Haram, yakni apabila dengan rujuk, si isteri dirugikan. Seperti lebih
menderita dibanding dengan sebelum rujuk
2 Makruh, yakni apabila diketahui bahwa meneruskan perceraian lebih
bermanfaat bagi kedua dibanding jika keduanya rujuk
3 Sunnah, yakni apabila diketahui bahwa rujuk lebih bermanfaat dibanding
meneruskan perceraian
4 Wajib, yakni khusus bagi laki – laki yang beristeri lebih dari satu, jika salah
salah seorang dithalak sebelum gilirannya disempurnakan.

 UJI KOMPETENSI
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini !
1. Seseorang yang ingin menikah, tetapi belum mampu memberi nafkah terhadap isteri
dan anak – anaknya, maka hukum nikah baginya adalah ...
a. Mubah d. Makruh
b. Sunnah e. Haram
c. Wajib
2. Tujuan pernikahan sering diungkapkan dengan istilah “Sakinah, Mawaddah Wa
Rahmah” . Maksud dari kata sakinah adalah ...
a. Kasih sayang
b. Cinta kasih
c. Persaudaraan
d. Ketenangan hidup lahir dan batin
e. Kekeluargaan
3. Di bawah ini hal yang tidak termasuk rukun nikah adalah ...
a. Calon suami / calon isteri d. 2 orang saksi
b. Mahar e. Ijab dan kabul
c. Wali
4. Yang termasuk syarat sah pernikahan adalah ...
a. Uang belanja d. Pesta pernikahan
b. Mahar e. Erang - erang
c. Wali dari calon isteri
5. Rasulullah SAW bersabda, bahwa sesuatu yang halal tetapi amat dibenci oleh Allah SWT
adalah ...
a. Saksi pernikahan d. Thalak
4
b. Rujuk e. Nikah
c. Iddah
6. Berikut ini termasuk kewajiban suami dalam kehidupan berumah tangga, kecuali ...
a. Memberi nafkah, sandang, pangan dan tempat tinggal terhadap isteri serta anak –
anaknya
b. Memimpin serta membimbing isteri dan anak – anaknya agar bertaqwa
c. Beraul dengan anak – anaknya dengan baik
d. Memelihara isteri dan anak – anaknya dari bencana di dunia maupun di akhirat
e. Menghalalkan segala cara untuk membahagiakan isteri dan anak - anaknya
7. Apabila suami isteri bercerai dan memiliki anak yang masih kecil (belum balig), maka
yang lebih berhak memelihara anak tersebut adalah ...
a. Ibu kandungnya d. Neneknya (ibu dari bapaknya)
b. Bapaknya e. Menyerahkannya pada orang lain
c. Boleh diundi agar tidak saling berebut hak asuh
8. Mengembalikan status hukum pernikahan secara penuh setelah terjadi thalak raj’i yang
dilakukan oleh mantan suami terhadap mantan isterinya yang masih dalam masa
iddahnya dengan cara – cara tertentu menurut Islam disebut ...
a. Munakahat d. Iddah
b. Thalak e. Mahar
c. Rujuk
9. Berikut ini adalah wanita – wanita yang haram dinikahi karena sebab – sebab tertentu
menurut syari’at Islam, kecuali ...
a. Menantu
b. Saudara sesusuan
c. Menikahi 2 wanita bersaudara sekaligus
d. Saudara angkat
e. Anak dari saudara sebapak
10. Bagi laki – laki yang beristeri lebih dari 1 apabila menjatuhkan thalak pada salah
seorang isterinya sebelum menyempurnakan gilirannya, maka hukum rujuk baginya
adalah ...
a. Jaiz / mubah d. Makruh
b. Sunnah e. Haram
c. Wajib

Keterangan :
Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi !
Jumlah jawaban yang benar
Rumus = ------------------------------------------ X 100 %
Jumlah soal

Artinya, tingkat penguasaan yang anda capai :


90 % - 100 % = Baik sekali
80 % - 89 % = Baik
70 % - 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80 % ke atas, anda dapat meneruskan. Di bawah 80
% anda harus mengulang belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.

 UJI PEMAHAMAN KONSEP


Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Jelaskan pengertian dari munakahat!
2. Hukum nikah ada 5 macam. Sebut dan jelaskan 3 diantaranya!
3. Sebutkan rukun dan syarat nikah!
4. Tulislah sebuah ayat tentang munakahat beserta artinya!
5. Apa yang dimaksud dengan :
5
a. Thalak
b. Iddah
c. Rujuk

 KUNCI JAWABAN

Tes Formatif

1. d 6. e
2. e 7. a
3. b 8. c
4. b 9. d
5. d 10. c

Pemahaman Konsep

1. Menurut bahasa,munakahat (nikah) berarti bersatu atau berkumpul. Menurt istilah syara’
nikah artinya bersatu atau berkumpul antara seorang laki – laki dan seorang perempuan
yang bukan mahramnya untuk membangun rumah tangga sebagai suami isteri menurut
ketentuan agama Islam. Menurut Undang – Undang Perkawinan tahun 1994 ( Pasal 1 ayat
1 ), bahwa pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki – laki dan seorang
perempuan yang bukan mahram sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
bahagia dan sejahtera yang diridhai Allah SWT.
2. Hukum – hukum nikah antara lain :
a Sunah, yakni bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah dan mampu pula
mengendalikan diri dari perzinahan walaupun tidak segera menikah.
b Wajib, yakni bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah dan ia khawatir berbuat
zina jika tidak segera menikah.
c Haram, yakni bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang ingin dinikahinya,
demikian pula dengan pernikahan orang yang berbeda agama serta pernikahan yang
dilakukan dengan mahram.
3. Rukun nikah :
a. Calon suami b. Saksi - saksi
c. Calon isteri e. Akad nikah (ijab dan kabul)

d. Wali

Syarat Sah Nikah :

a. Niat karena Allah SWT. b. Mahar


4. Ayat tentang munakahat terdapat pada QS Ar-Rum : 21, yang berbunyi :

Artinya :
“Diantara tanda – tanda (kebesarann-Nya) ialah Dia menciptakan pasangan – pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.
Dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu
benar – benar terdapat tanda – tanda 9kebesaran Allah SWT) bagi kaum yang berfikir. (QS.
Ar-Rum : 21)
5. Yang dimaksud dengan :
a. Thalak, menurut bahasa berarti melepaskan ikatan. Menurut istilah syara’ adalah
melepaskan atau memutuskan ikatan pernikahan dengan menggunakan lafal thalak
atau perkataan lain yang maknanya senada dengan maksud thalak.
b. Iddah, yaitu masa menunggu wanita yang telah dicerai oleh suaminya

6
c. Rujuk, yaitu mengembalikan status hukum pernikahan secara penuh setelah terjadi
thalak raj’i yang dilakukan oleh mantan suami terhadap mantan isterinya yang masih
dalam masa iddahnya dengan cara – cara tertentu menurut Islam.

Bone – Bone, 01 Juni 2010-06-2010


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Muhajir J. S. Pd. Sitti Radiah, S. Ag.


NIP. 19710223 199512 1 002 NIP. 19710208 200701 2 016

Anda mungkin juga menyukai