Anda di halaman 1dari 4

COPYRIGHT@2007 SELULAR

BREAKING BAD NEWS


HIV/AIDS

D : Selamat pagi, pak!


Silakan duduk!
Bagaimana perasaan Anda hari ini?
P : Yahh, baik-baik saja, Dok. Sama saja.
D : Oh, begitu ya pak. Apakah obat yang dulu sudah diminum secara teratur?
P : (I) Ga juga. Saya lupa-lupaan.
(II) Ya dok, saya sudah minum dengan teratur.
D : (II) Yah, baguslah kalau begitu. Lalu, bagaimana perubahannya setelah minum obat?
(I) Hmm.. Kenapa begitu? Bisa saya tahu alasannya?
P : (I) Saya malas, dok. Obatnya pahit. Saya ga tahan.
D : Jadi begini, pak. Walaupun obatnya pahit, tapi ini sebaiknya memang wajib
diminum, tentunya untuk pemulihan kondisi bapak.
Oh ya, pak. Waktu ini bapak mengeluhkan panas (demam), batuk berkepanjangan,
benar begitu, pak?
P : Ya, dok.
D : Nah, saya waktu itu kan meminta bapak untuk melakukan tes lab dan melakukan
konsultasi kepada psikiater yang sudah saya rujuk sebelum melakukan tesnya.
Apakah sudah bapak lakukan?
P : (I) Sudah, dok.
(II) Belum dok, saya sibuk.
D : Kok bisa seperti itu pak? Bukankah kita dulu sudah membuat perjanjian. Bagaimana
bapak bisa dapat hasil lab kalau belum konseling?
P : Oh, maksudnya konseling langsung sebelum tes, dok? Oh, sudah dok. Maaf, maaf.
D : Hmm, bapak sudah bawa hasil labnya?
P : Ya dok. Ini (diberikan ke dokter)
D : (berubah ekspresi waktu baca) Maaf pak sebelumnya. Mungkin ini tidak sesuai
dengan yang kita harapkan. Bapak sudah siap mendengarkan?
Berdasarkan hasil lab ini, bapak ternyata mengidap HIV +.
P : (histeris) Kok bisa dok?
Hasil lab beneran kayak gitu? Saya ga percaya.. (marah)
D : (Shut down time, tetap perhatian ke pasien)
Pak, saya tahu ini berat bagi bapak. Disini saya mohon bapak tetap tenang dan
jangan khawatir.
P : Gimana saya ga khawatir, orang saya tiba-tiba dibilang AIDS.
D : Ya, bagaimanapun juga ini adalah hasil akhir. Sebisa mungkin kita juga tidak
mengharapkannya. Karena kalau tidak tenang, ini akan sangat mempengaruhi kondisi
bapak nantinya.
P : Ya, dok.
D : Mohon tenang ya pak. AIDS Baiklah, pak. Saya tentunya akan tetap berusaha
membantu bapak semampunya. Disini saya akan memberi penjelasan mengenai
kondisi, pengobatan, perawatan dan pencegahan, serta konseling dari kondisi bapak
sekarang.
Kalau boleh tahu, bapak ingin tahu sejauh mana tentang penjelasan yang akan saya
berikan ini?
P : Saya pengen tahu semuanya dok.
D : Baiklah pak. Kalau begitu, boleh saya mulai membahas mengenai penyakit terlebih
dahulu?
P : Iya, dok.
D : Jadi begini. HIV/AIDS adalah suatu penyakit yang menyerang kekebalan tubuh
bapak. Nah, kekebalan tubuh ini yang biasanya melindungi bapak dari penyakit.
Kalau ini diserang, penyakit apapun yang gejalanya dirasakan biasa bisa menjadi
parah, begitu.
Lalu, mengenai pengobatan atau perawatannya, sekarang sudah canggih. Ada ARV
(antiretroviral) yang dapat menghambat perkembangan virus di dalam tubuh bapak.
Untuk lengkapnya, bapak akan berhubungan dengan ahli terapi HIV/AIDS. Disana
akan ditentukan jenis ARV yang akan bapak konsumsi.
P : Mahal dok? Emang saya bisa sembuh minum itu?
D : Obat ini memang cukup mahal, tapi sudah disubsidi oleh pemerintah. Obat ini
tentunya sangat berguna untuk menghambat perkembangan virus.
Ya, sekarang saya kembalikan ke bapak. Apakah bapak mau menjalani terapi ARV?
P : Ga..
D : Ya, kalau bapak tetap memilih tidak mau menjalani terapi ARV ini, saya sarankan
agar bapak menjaga kondisi tubuh bapak agar tetap sehat dan fit.
P : Kalau ga minum, saya mati ya dok?
D : Ya, saya akan tetap berusaha semampunya untuk membantu bapak dan tentunya
butuh juga dukungan dan usaha dari bapak.
Sejauh ini, apakah bapak sudah mengerti penjelasan saya? (Diselipkan di setiap sesi
penjelasan)
P : Ya, sudah.
D : Pak, tentunya yang terpenting dari semua ini adalah pencegahannya, pak.
Disini saya perlu menjelaskannya agar kondisi bapak ini tidak menular kepada yang
lain. Kondisi bapak ini bisa menular melalui transfusi darah, luka, dan sperma.
Hindari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan itu. (Kasi contoh realnya)
Bapak masih bisa kok berinteraksi dengan masyarakat lain. Misalnya, bapak bisa
berjabat tangan, tidur sekamar, alat makan bersama, begitu. Tapi jangan berlebihan.
P : O gitu ya dok.
Ya dok, akan saya jalani.
D : Mungkin ada yang bapak ingin tanyakan?
P : Tidak dok.
D : Hmm, Bapak ingin menyimpan sendiri hal ini atau berbagi pada keluarga/ kerabat
dekat bapak? Mungkin dengan berbagi bisa mengurangi beban yang bapak rasakan.
Tapi kalau bapak ingin menyimpannya sendiri, tidak apa-apa. Yang penting ingat
tetap tegar, tenang, semangat, dan teruslah berdoa mendekatkan diri dengan Tuhan.
P : Ya dok, makasi.
D : Dapat saya tambahkan, untuk mengurangi beban yang bapak rasakan, bapak bisa
berkonsultasi dengan psikiater. Bagaimanapun juga, selain penanganan fisik, disini
juga diperlukan penanganan mental.
P : Bayar lagi dok?
D : Ya, untuk psikiater praktik swasta tentunya bayar.
Namun, tidak sedikit psikiater yang bekerja di LSM/ yayasan peduli AIDS/ODHA.
Referensinya banyak, bisa dilihat di KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah).
Selain gratis, konsultasinya juga bisa berjalan secara teratur, mirip seperti psikiater
praktik swasta.
Tenang pak. Bapak tidak sendiri, banyak pasien seperti bapak. Mereka membentuk
forum ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang saat ini mereka masih bisa aktivitas
dengan normal. Saya harapkan bapak sharing dengan mereka. Mereka juga sudah
banyak tergabung dalam LSM tersebut.
D : (Summary + hope)
- Jadi, saya tegaskan sekali lagi, bapak sudah setuju untuk menjalani terapi ARV
dan bisa dirujuk ke ahli HIV.
- Saya mempunyai referensi psikiater/ LSM, saya bisa membuat surat pengantarnya
untuk bapak.
- Tapi, kalau ada yang ingin ditanyakan atau belum jelas, bapak bisa menghubungi
saya atau kembali kesini.
Ya, pak. Sekali lagi jaga kondisi, tetap tegar, semangat menjalani hidup, dan ingat
berdoa.

P : Makasi, dok. Permisi..


D : Iya, sama-sama. (Berjabat tangan)

Anda mungkin juga menyukai