Anda di halaman 1dari 9

KINETIKA REAKSI HOMOGEN

SISTEM REAKTOR ALIR

PENGANTAR
Klasifikasi sistem reaktor (secara garis besar):
1. Batch reactor (BR)
2. Steady-state flow reactor: (a) Plug flow reactor, dan (b)
Mixed flow reactor
3. Unsteady-state flow or semibatch reactor

Batch reactor (BR) biasanya dimodelkan


sebagai reaktor tangki berpengaduk. Di
dalam BR, reaktan mula-mula dimasukkan
sekaligus ke dalam sebuah wadah yang
dilengkapi dengan sistem pengadukan yang
baik (well mixed) dan kemudian dibiarkan
bereaksi selama periode waktu tertentu
sampai dicapai tingkat konversi yang
(1) diinginkan. Selanjutnya, hasil reaksinya
dikeluarkan dari dalam wadah. Ini
Uniformly merupakan operasi unsteady-state, karena
mixed ada perubahan komposisi campuran reaksi
terhadap waktu. Namun demikian,
komposisi setiap saat di dalam reaktor
seragam.

Plug flow reactor (PFR) biasa disebut juga sebagai piston flow,
ideal tubular, atau unmixed flow reactor. Reaktor yang disebut
juga sebagai reaktor alir pipa (RAP) ini biasanya dipakai untuk
proses alir/kontinyu tanpa pengadukan. Di dalam RAP, fluida
mengalir dengan pola seperti plug flow (aliran sumbat). Fluida
mengalir di dalam pipa dengan arah yang sejajar dengan sumbu
pipa, dengan kecepatan yang sama di seluruh penampang pipa.
Biasanya diasumsikan tidak ada difusi arah aksial maupun
pencampuran balik (backmixing).
Reaktor tangki yang dioperasikan pada proses alir disebut reaktor
alir tangki berpengaduk (RATB) atau continuous stirred tank flow
dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 1 dari 9
reactor (CSTR). Reaktor ini disebut juga mixed flow reactor. Pada
reaktor jenis ini, reaktan dimasukkan secara kontinyu ke dalam
reaktor. Pada saat yang bersamaan juga ada hasil reaksi yang
dikeluarkan dari reaktor secara kontinyu dengan kecepatan yang
sama.
Umpan reaktan

Umpan Produk atau


reaktan hasil reaksi

(2.a) Produk atau


Uniformly hasil reaksi
mixed

(2.b)

Semibatch reactor biasanya berbentuk tangki berpengaduk. Pada


pengoperasian reaktor jenis ini, sebagian reaktan atau salah satu
reaktan dimasukkan ke dalam reaktor, sedangkan reaktan yang lain
atau reaktan sisanya dimasukkan secara kontinyu. Hasil reaksinya
dapat dikeluarkan secara kontinyu maupun dibiarkan tinggal di
dalam reaktor sampai diperoleh tingkat konversi yang diinginkan.

(Penggambaran lebih jelas untuk masing-masing jenis reaktor dan


aplikasinya akan dipelajari lebih lanjut dalam mata kuliah
REAKTOR)

HUBUNGAN ANTARA CA DENGAN XA (Review)

(Untuk mempelajari bagian ini, ingatlah dan pelajari kembali


sub materi STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA pada materi
sebelumnya)

Tinjaulah sistem reaksi homogen: aA+bB rR


(dengan kondisi ada inert)

Beberapa kasus yang mungkin, untuk menyatakan hubungan


antara CA dengan XA:

dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 2 dari 9


1. Constant Density Batch and Flow Systems
Dijumpai pada hampir semua reaksi fase cair, dan reaksi-reaksi
gas pada suhu (T) dan densitas (ρ) yang tetap.
CA dC A
XA = 1− dX
sehingga: A = −
C A0 C A0

CA
atau: C = 1 − X A sehingga: dC A = −C A0 dX A
A0

V X A =1
−V X A =0
ε =
Hal ini berlaku untuk: A
≈0
V X A =0

Hubungan perubahan komposisi A, B, dan R dapat dinyatakan


dengan:
C A0 − C A C B 0 − C B C R − C R 0
= =
a b r
C A0 X A C B 0 X B
atau: =
a b

2. Batch and Flow Systems of Gases of Changing Density


but with T and P Constant
Densitas sistem reaksi berubah akibat adanya perubahan jumlah
mol selama reaksi.
Ingat kembali materi kuliah sebelumnya: V = V0 (1 + ε A X A )
Dengan demikian:
C A0 − C A C A0 (1 + ε A )
XA = sehingga: dX A = − dC
C A0 + ε A C A (C A0 + ε A C A )2 A
CA 1− XA dC A 1+εA
= sehingga: =− dX
C A0 1 + ε A X A C A0 (1 + ε A X A )2 A

Perubahan komposisi A, B, R, dan I (inert) dapat dinyatakan


dengan:
♦ Antar reaktan-reaktannya: εA X A = εB XB

dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 3 dari 9


a εA b εB
=
C A0 CB 0
♦ Untuk produk reaksi dan inert:
r CR0
XA + CI 1
CR a C A0
= dan C =
C A0 1+εA XA I0 1+εA XA

3. Batch and Flow Systems for Gases in General


(Varying ρ, T, and P)

Tinjaulah sistem reaksi homogen: a A + b B rR


(dengan: a + b ≠ r)
Ambil A sebagai key-reactant (sebagai basis untuk menentukan
atau menyatakan konversi).
Asumsikan gas-gas sebagai gas ideal.
Maka:
CA ⎛ T P0 ⎞
1− ⎜⎜ ⎟⎟
C A0 T P
⎝ 0 ⎠ CA 1− XA ⎛ T0 P ⎞
XA = = ⎜⎜ ⎟⎟
C ⎛ T P0 ⎞ atau: C 1+εA XA T P
1 + ε A A ⎜⎜ ⎟ A0 ⎝ 0 ⎠
C A0 ⎝ T0 P ⎟⎠

CB 0 CB ⎛ T P0 ⎞ CB0 b
− ⎜⎜ ⎟⎟ − XA
C A0 C A0 T P
⎝ 0 ⎠ CB C A0 a ⎛ T0 P ⎞
XB = ⎜⎜ ⎟⎟
b C ⎛ T P0 ⎞ atau: C = 1 + ε X
+ ε A B ⎜⎜ ⎟ A0 A A ⎝ T P0 ⎠
a C A0 ⎝ T0 P ⎟⎠
CR0 r
− XA
CR C A0 a ⎛ T0 P ⎞
dan: = ⎜⎜ ⎟⎟
C A0 1+εA XA ⎝ T P0 ⎠

Hubungan antara reaktan A dan B:


a εA b εB C A0 X A C B 0 X B
= dan =
C A0 CB 0 a b
Untuk cairan atau gas-gas pada kondisi isotermal, dengan tidak
ada perubahan P dan ρ:
dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 4 dari 9
T0 P
εA →0 dan T P0
→1

CONTOH SOAL #1:


Umpan gas dengan CA0 = 100, CB0 = 200, dan CI0 = 100,
dialirkan ke dalam sebuah reaktor alir steady-state, melalui
reaksi: A + 3 B 6R
Jika kondisi dijaga isotermal dan CA = 40 pada aliran keluaran
reaktor, berapakah CB, XA, dan XB?

IDEAL BATCH REACTOR

Peneracaan massa sistem (dalam mol/waktu):


Input – Output – Berkurang karena reaksi = Akumulasi
dengan: Input = 0
Output = 0
d nA
Maka: − (− r A ) V =
dt
(− rA ) V = − d nA = nA0 d X A
dt dt
Melalui proses penyusunan ulang terhadap persamaan di atas dan
selanjutnya diintegralkan:
XA
d XA
t = n A0 ∫
0
(− rA ) V (persamaan umum)

Pada constant-density system:


XA C
d XA A
d CA
t = C A0 ∫
0
= ∫
(− rA ) C A0 (− rA ) untuk: εA = 0

Pada varying-density system:


XA
d XA
t = n A0 ∫
0
(− rA ) V0 (1 + ε A X A )
dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 5 dari 9
XA
d XA
t = C A0 ∫
0
(− rA ) (1 + ε A X A )
(Kasus-kasus dan contoh-contoh untuk sistem reaktor batch
silakan Anda pelajari kembali dalam materi kuliah sebelumnya)

STEADY-STATE MIXED FLOW REACTOR


Peneracaan massa sistem (mol/waktu):
Input – Output – Berkurang karena reaksi = Akumulasi
dengan: Akumulasi = 0

Jika XA0 = 0, maka: FA0 − FA − ( −rA ) V = 0


FA0 − FA0 ( 1 − X A ) − ( −rA ) V = 0
FA0 X A = ( −rA ) V
V τ Δ XA XA
sehingga: F = = =
A0 C A0 − rA − rA Pada
1 V V C A0 C A0 X A berbagai εA
τ= = = =
s Q0 FA0 − rA

Dalam hal ini, XA dan rA diukur pada aliran keluar reaktor (sama
dengan kondisi di dalam reaktor).

V XA C A0 − C A
= =
Jika εA = 0, maka: F
A0 − rA C A0 (− rA )
V C XA C A0 − C A
atau: τ = Q = − r =
A0

A − rA

Keterangan:
τ ≡ space-time, yakni waktu yang dibutuhkan oleh proses untuk
mereaksikan satu volume reaktor, dengan umpan tertentu,
pada kondisi tertentu.
1
s ≡ space-velocity [=] τ
dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 6 dari 9
V ≡ volume sistem reaksi (= V reaktor, untuk reaksi
homogen)
Q ≡ laju alir volumetrik aliran umpan maupun hasil reaksi
(volume/waktu)
FA0 ≡ laju alir molar reaktan A (mol A/waktu)
XA ≡ konversi reaktan A
CA ≡ konsentrasi molar reaktan A keluar reaktor (mol A/volume)
CA0 ≡ konsentrasi molar reaktan A masuk reaktor (mol A/volume)
-rA ≡ kecepatan reaksi berkurangnya reaktan A (mol
A/volume/waktu)

STEADY-STATE PLUG FLOW REACTOR


Pada plug flow reactor (PFR), komposisi fluida berubah/bervariasi
terhadap posisi aksial (sepanjang pipa). Neraca massa (mol/waktu)
dalam elemen volume diferensial dV:
Input – Output – Berkurang karena reaksi = Akumulasi
dengan: Akumulasi = 0
maka: FA – (FA + dFA) – (-rA) dV = 0
Karena: dFA = d{FA0 (1 – XA)} = -FA0 dXA
maka: FA – FA + FA0 dXA = (-rA) dV
FA0 dXA = (-rA) dV
Diintegralkan untuk keseluruhan volume reaktor V:
V X Af
dV d XA
∫0 FA0 = ∫
0
− rA

Sehingga, jika XA0 = 0, maka:


X Af
V τ d XA
=
FA0 C A0
= ∫0
− rA
Pada
X Af berbagai εA
V V C A0 d XA
atau: τ =
Q0
=
FA0
= C A0 ∫
0
− rA

Pada constant-density system (εA = 0):


dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 7 dari 9
X Af C Af
V τ d XA 1 d CA
=
FA0 C A0
= ∫
0
− rA
=−
C A0 ∫
C A0
− rA
X Af C Af
V d XA d CA
atau: τ=
Q0
= C A0 ∫
0
− rA
=− ∫
C A0
− rA

(Silakan Anda jabarkan sendiri untuk kasus-kasus reaksi homogen


sederhana, seperti: reaksi searah orde satu, orde dua, dsb).

Perhatikanlah bahwa:
Harga kecepatan reaksi (-rA) di dalam reaktor:
♦ Konstan, pada SS mixed flow reactor
♦ Bervariasi sepanjang reaktor, pada SS plug flow reactor

Keterangan:
XAf ≡ konversi reaktan A keluar reaktor (final)
CAf ≡ konsentrasi molar reaktan A keluar reaktor (final)

CONTOH SOAL #2:


Reaksi homogen fase gas: A 3 R pada 215oC dilaporkan
mempunyai persamaan kecepatan:
1 ⎡ mol ⎤
− rA = 10 − 2 C A 2
⎢⎣ liter .det ik ⎥⎦ .

Hitunglah τ yang dibutuhkan agar A terkonversi 80%, jika


umpan berupa A dan inert dengan perbandingan 50%-50% mol,
diumpankan ke dalam sebuah PFR yang beroperasi pada 215oC
dan 5 atm! Diketahui: CA0 = 0,0625 mol/liter

CONTOH SOAL #3:


Gas A murni pada 3 atm dan 30oC (120 mmol/liter) diumpankan
ke dalam sebuah reaktor alir tangki berpengaduk yang
bervolume 1 liter, pada berbagai laju alir yang berbeda. Reaksi
yang terjadi: A 3 R dan konsentrasi A yang keluar reaktor
diukur pada setiap variasi laju alir tersebut. Dari data-data

dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 8 dari 9


berikut, tentukan persamaan kecepatan reaksinya (reaksi
penguraian A)!
Q0 0,06 0,48 1,5 8,1
CA 30 60 80 105
Q0 [=] liter/menit; CA [=] mmol/liter
Asumsi: Hanya reaktan A yang mempengaruhi kecepatan reaksi

dy/kinetika reaksi homogen: sistem reaktor alir (kontinyu)/2007//halaman 9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai