PEMBAHASAN
A. Definisi Mati
permanen fungsi berbagai organ vital yaitu paru-paru, jantung dan otak
sebagai kesatuan yang utuh yang ditandai oleh berhentinya konsumsi oksigen.
dimulai dari sel-sel paling rendah daya tahannya terhadap ketiadaan oksigen. 1
Mati suri adalah penurunan fungsi organ vital sampai taraf minimal
sudah mati yang sifatnya reversibel.1 Sedangkan mati somatik adalah keadaan
dimana ketika fungsi ketiga organ vital sistem saraf pusat, sistem
kecuali batang otak dan serebelum, kedua sistem lain masih berfungsi dengan
bantuan alat.1 Sedangkan mati batang otak adalah kerusakan seluruh isi
6
1. Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya (respon terhadap komando
2. Tidak ada gerakan otot serta postur, dengan catatan pasien tidak sedang
6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotracheal didorong ke
dalam
8. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukup
(50 torr)
Tes klinik ini baru boleh dilakukan paling cepat 6 jam setelah onset
koma serta apneu dan harus diulangi lagi paling cepat sesudah 2 jam dari tes
yang pertama. Sedangkan tes konfirmasi dengan EEG dan angiografi hanya
dilakukan jika tes klinik memberikan hasil yang meragukan atau jika ada
Mempengaruhinya
yang terjadi pada kulit muka. Perubahan kulit muka terjadi akibat
7
berhentinya sirkulasi darah maka darah yang berada pada kapiler dan
venula di bawah kulit muka akan mengalir ke bagian yang lebih rendah
sehingga warna raut muka nampak menjadi lebih pucat. Pada mayat dari
a. Relaksasi primer
bergerak. Pupil masih bereaksi. Pada fase ini otot sudah tidak memiliki
rangsangan dari sistem saraf pusat. Akibat tidak adanya impuls listrik dari
sistem saraf pusat maka tidak ada lagi koordinasi otot-otot tubuh yang
sel serabut otot yang selalu berada dalam keadaan siaga dengan selalu
tubuh selalu terjaga dalam segala posisi tersebut hilang dengan tidak
berfungsinya sistem saraf. Akibat dari peristiwa ini adalah terjadi relaksasi
pada seluruh otot tubuh yang tampak sebagai relaksasi primer.2 Sehingga
kolap dan bila tidak ada yang menyangga anggota tubuh akan jatuh ke
8
bawah. Relaksasi yang terjadi pada otot-otot muka akan mengesankan
lebih muda dari umur yang sebenarnya, sedang relaksasi pada otot polos
akan mengakibatkan iris dan spingter ani mengalami dilatasi. Oleh sebab
itu jika ditemukan dilatasi pada anus, harus hati-hati untuk menyimpulkan
sebagai akibat hubungan seksual per ani. Pada fase ini kematian sel belum
b. Relaksasi sekunder
Relaksasi sekunder ini terjadi karena mulai terjadi lisis dari sel-sel otot
posisinya karena adanya gaya berat otot dan tulang akibat daya tarik
grafitasi. 2
dominasi pada insensitivie cornea dan tetap sifatnya. Refleksi daya liat ini
menimbulkan kerusakan ischaemic. Biji atau manik mata tidak reaktif. Biji
mata biasanya berefleksi terhadap posisi netral dari otot biji mata,
kemudian akan berubah sebagai hasil dari kekakuan pada mayat, maka hal
ini tidak secara signifikan sebagai simbol diagnostik dari luka pada otak
9
membentuk lingkaran setelah kematian sebagai suatu hasil dari relaksasi.
disebabkan oleh ante mortem abnormality dari biji mata atau kelopak
mata. Ketegangan pada mata menurun secara cepat seperti tekanan arterial.
kegagalan otot akan menghasilkan oklusi penuh dan ini akan terjadi
penyingkapan.
air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih dalam tidak dapat
dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan yang menetap ini terjadi sejak
menjadi keruh kira-kira 10-12 jam pasca mati dan dalam beberapa jam
saja fundus tidak tampak jelas. Setelah kematian tekanan bola mata
ada hubungan antara diameter pupil dengan lamanya mati. Perubahan pada
retina dapat menunjukkan saat kematian hingga 15 jam pasca mati. Hingga
diskus optikus. Kemudian hingga 1 jam pasca mati, makula lebih pucat
10
Selama dua jam pertama pasca mati, retina pucat dan daerah
makula yang menjadi leih gelap. Pada saat itu pola vaskular koroid yang
segmentasi yang jelas, tetapi pada kira-kira 3 jam pasca mati menjadi
Pada kira-kira 6 jam pasca mati, batas diskus kabur dan pembuluh
belakang kuning-kelabu. Dalam waktu 7-10 jam pasca mati akan mencapai
tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur. Pada 12 jam pasca mati
pembluh darah yang tersisa. Pada 15 jam pasca mati tidak ditemukan lagi
gambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya makula saja yang
11
Table 1: Factors to consider when interpreting post-mortem results 4
Pada saat sel masih hidup ia akan selalu menghasilkan kalor dan
sumber energy seperti glukosa, lemak, dan protein. Sumber energi utama
12
menghasilkan energy sebanyak 36 ATP yang nantinya digunakan sebagai
sumber energy dalam berbagai hal seperti transport ion, kontraksi otot
dan lain-lain. Energy sebanyak 36 ATP hanya menyusun sekitar 38% dari
total energy yang dihasilkan dari satu molekul glukosa (gambar II.1).
terhenti sehingga suhu tubuh akan turun menuju suhu udara atau medium
konduksi, dan pancaran panas. Proses penurunan suhu pada mayat ini
13
biasa disebut algor mortis. Algor mortis merupakan salah satu perubahan
yang dapat kita temukan pada mayat yang sudah berada pada fase lanjut
suhu.
14
Pada jam-jam pertama penurunannya sangat lambat tetapi sesudah
itu penurunan menjadi lebih cepat dan pada akhirnya menjadi lebih
lambat kembali. Jika dirata-rata maka penurunan suhu tersebut antara 0,9
sampai 1 derajat celcius atau sekitar 1,5 derajat Fahrenheit setiap jam,
dengan catatan penurunan suhu dimulai dari 37 derajat Celcius atau 98,4
memperkirakan berapa jam mayat telah mati dengan rumus (98,4oF - suhu
dengan suhu tubuh tinggi. Suhu tubuh yang tinggi pada saat mati
sebaliknya.
15
Semakin besar selisih suhu antara medium dengan mayat maka
c. Jenis medium
d. Pakaian mayat
V. LEBAM MAYAT
16
Maka secara bertahap darah yang mengalami stagnasi di dalam pembuluh
proses pembusukan.
Lebam mayat ini biasanya timbul setengah jam sampai dua jam
dalam waktu 10–12 jam ternyata akan memberikan lebam mayat pada sisi
supinasi (interpostmorchange). 8
komplet dalam waktu kurang lebih 8–12 jam, pada waktu ini dapat
17
dikatakan lebam mayat terjadi secara menetap. Menetapnya lebam mayat
dalam jumlah yang banyak, adanya proses hemolisa sel-sel darah dan
pada daerah lebam yang dilakukan setelah 8-12 jam tidak akan
butir darah merah juga akan rusak. Pigmen-pigmen dari pecahan darah
merah akan keluar dari kapiler yang rusak dan mewarnai jaringan di
tidak hilang jika ditekan dengan ujung jari atau jika posisi mayat dibalik.
lebam mayat baru tidak akan timbul pada posisi terendah, karena darah
relatif. Perubahan lebam ini lebih mudah terjadi pada 6 jam pertama
perubahan posisi maka akan terjadi lebam sekunder pada posisi yang
berlawanan. Distribusi dari lebam mayat yang ganda ini adalah penting
untuk menunjukan telah terjadi manipulasi posisi pada tubuh. Akan tetapi
waktu yang pasti untuk terjadinya pergeseran lebam ini adalah tidak pasti,
18
8 sampai 12 jam”, sedangkan Camps memberi patokan kurang lebih 10
jam. 8
fibrinolisin ini nyata sekali pada kapiler-kapiler yang berisi darah. Darah
selalu ditemukan cair dalam venule dan kapiler, dan ini yang bertanggung
Fenomena ini sering terjadi pada asphyxia atau kematian yang terjadinya
lambat. 8
Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada
19
disebabkan karena terjadinya perubahan kimiawi pada protein yang
diketahui bahwa serabut otot dibentuk oleh dua jenis protein, yaitu aktin
dan myosin, dimana kedua jenis protein ini bersama dengan ATP
membentuk suatu masa yang lentur dan dapat berkontraksi (gambar II.3).
Bila kadar ATP menurun, maka akan terjadi pada perubahan pada akto-
menghilang sehingga otot yang bersangkutan akan menjadi kaku dan tidak
dapat berkontraksi.9,10
Oleh karena kadar glikogen yang terdapat pada setiap otot itu
asam laktat dan energi pada saat terjadinya kematian somatic, dimana
20
energy tersebut digunakan untuk resintesa ATP, akan menyebabkan
adanya perbedaan kadar ATP dalam setiap otot. Keadaan tersebut dapat
menerangkan mengapa kaku mayat akan mulai nampak pada jaringan otot
yang jumlah serabut ototnya sedikit. Atas dasar itulah mengapa pada
demikian pula pada mereka yang keadaan gizinya jelek akan lebih cepat
masih alkalis. Perubahan alkalis menjadi asam terjadi 2-6 jam kemudian
terjadi pembusukan.6
Kaku mayat akan terjadi pada seluruh otot (gambar II.4), baik otot
lurik maupun otot polos. Dan bila terjadi pada otot rangka, maka akan
hal ini terjadi otot dapat putus sehingga daerah tersebut tidak mungkin lagi
mencapai puncaknya setelah 10-12 jam pos mortem, keadaan ini akan
menetap selama 24 jam dan setelah 24 jam kaku mayat mulai menghilang
sesuai denga n urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot-otot wajah, leher,
petunjuk bahwa pada tubuh korban telah dipindahkan setelah mati. Ini
yang sebenarnya. 9
a.Kondisi otot
- Persediaan glikogen
lambat dan lama, juga pada orang yang sebelum mati banyak
- Gizi
22
Pada mayat dengan kondisi gizi jelek saat mati, kaku mayat akan
cepat terjadi.
- Kegiatan Otot
b. Usia
berlangsung lama.
c.Keadaan Lingkungan
- Pada mayat dalam air dingin, kaku mayat akan cepat terjadi
- Pada udara suhu tinggi, kaku mayat terjadi lebih cepat dan
singkat, tetapi pada suhu rendah kaku mayat lebih lambat dan
lama.
d. Cara Kematian
23
Terdapat kekakuan pada pada mayat yang menyerupai kaku mayat :
dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena
protein otot oleh panas. Otot-otot berwarna merah muda, kaku, tepi
sikap ini tidak memberikan arti tertentu bagi sikap semasa hidup,
24
sendi tidak dapat digerakan. Bila sendi di bengkokkan secara paksa
maka akan terdengar suara es pecah. Dan mayat yang kaku ini akan
singkat.8,17,18
dalam keadaan steril melalui proses kimia yang disebabkan oleh enzim-
autolisis lebih cepat dari pada jantung. Proses autolisis ini tidak
25
steril misalnya mayat bayi dalam kandungan proses autolisis ini tetap
oleh pengaruh suhu yang rendah maka proses autolisis ini akan
pada sel akan mengalami kerusakan sehingga proses ini akan terhambat.
tubuh akan hilang, bakteri yang secara normal dihambat oleh jaringan
darah yang terjadi sebelum dan sesudah mati, pencairan trombus atau
dari usus dan yang paling utama adalah Cl. welchii. Bakteri ini
oleh karena reaksi antara H2S (gas pembusukan yang terjadi dalam usus
baru dapat dilihat kira-kira 24 jam - 48 jam pasca mati berupa warna
26
kehijauan pada dinding abdomen bagian bawah, lebih sering pada fosa
bakteri dan letaknya yang lebih superfisial. Perubahan warna ini secara
bau busukpun mulai tercium. Perubahan warna ini juga dapat dilihat
dari organ sel itu akan mengalami disintegrasi dan nukleusnya akan
paru, maka gambaran marbling ini jelas terlihat pada bahu,dada bagian
27
gelembung gas. Ukuran gelembung gas yang tadinya kecil dapat cepat
yang bening, fragil, yang dapat berisi cairan coklat kemerahan yang
pembusukan dari dalam. Selain itu epitel kulit, kuku, rambut kepala,
aksila dan pubis mudah dicabut dan dilepaskan oleh karena adanya
28
Kedua bola mata keluar, lidah terjulur diantara dua gigi, ini
sesudah mati12.
pengeluaran udara dan cairan pembusukan yang berasal dari trakea dan
prolaps dan fetus dapat lahir dari uterus yang pregnan. Pada anak-anak
dalam lain seperti hati, ginjal dan limpa merupakan organ yang cepat
29
menyebabkan perubahan warna pada jaringan sekitarnya menjadi coklat
limpa menjadi sangat lunak dan mudah robek, dan otak menjadi lunak12.
lurik.
30
kematian lalat akan hinggap di badan dan meletakkan telur-telurnya
pada daerah genitoanal. Bila ada luka ditubuh mayat lalat lebih sering
atau larva lalat didaerah genitoanal ini maka dapat dicurigai adanya
Larva lalat dapat kita temukan pada mayat kira-kira 36-48 jam pasca
dapat kita ketahui dengan cara mengidentifikasi racun dalam larva lalat
12,13
.
satu lokasi ke lokasi lainnya, memberi tanda pada badan bagian mana
mengalami pembusukan12.
31
dibawah 50°F(10°C) atau pada suhu diatas 100°F (lebih dari 37,8°C).
Bila mayat diletakkan pada suhu hangat dan lembab maka proses
hilangnya panas tubuh dan pada mayat yang gemuk memiliki darah
Pada bayi yang baru lahir hilangnya panas tubuh yang cepat
Secara garis besar terdapat 17 tanda pembusukan pada jenazah, yaitu 13:
1. Wajah membengkak.
2. Bibir membengkak.
3. Mata menonjol.
4. Lidah terjulur.
32
7. Lubang lainnya keluar isinya seperti feses (usus), isi
8. Badan gembung.
berwarna kehijauan.
selain itu juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik antara lain kelembaban
a.Mumifikasi
33
Mumifikasi dapat terjadi karena proses dehidrasi jaringan
b. Saponifikasi
jenuh dan kemudian bereaksi dengan alkali menjadi sabun yang tak
34
konsentrasi zat-zat tersebut semasa hidupnya. Perubahan tersebut
permeabilitas dari sel yang telah mati. Selain itu gangguan fungsi
darah bahkan sebelum kematian itu terjadi. Hingga saat ini belum
makan terakhir dan saat mati. Namun, keadaan lambung dan isinya
35
Pada saat terjadi kematian, di dalam tubuh masih terdapat sel dan
Tetapi kemudian segala kegiatan yang terjadi pada sel dan jaringan akan
atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis.
3
beda, sehingga kematian seluler pada tiap organ atau jaringan terjadi
d) Kulit masih dapat berkeringat sampai lebih dari 8 jam pasca mati
20%
36
g) Darah masih dapat dipakai untuk transfusi sampai 6 jam pasca
mati.
insensibel, reflek cahaya dan reflek kornea hilang, aliran darah, gerakan
tanda pasti kematian berupa lebam mayat, kaku mayat, penurunan suhu
tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi jaringan
tubuh pada seseorang yang hidup. Beberapa uji dapat dilakukan terhadap
37
menimbulkan kontraksi otot mayat hingga 90 – 120 menit pasca mati
waktu antara kematian dan cukur terakhir. Gonzales dkk, pada tahun
hari, dan menurut Glaister pada tahun 1973 adalah 1–3 mm / minggu,
rata pertumbuhan dalam area yang sama, juga variasi rata-rata dari satu
tempat ke tempat lain di muka dan juga berbeda dari satu individu ke
individu yang lain. Selain itu variasi musim atau iklim mempengaruhi
38
Pertumbuhan panjang jenggot diukur dengan mencukur mayat,
kematian karena sesudah ini kulit akan mengkerut dan ini akan
jam setelah kematian, fenomena ini yang sering dikira bahwa rambut
kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah
kematian somatis21.
proteolitik dari sel tersebut. Proses ini terjadi secara langsung setelah
39
yang disebut dengan proses autolisis. Autolisis adalah perlunakan dan
oleh karena itu pada mayat yang steril misalnya mayat bayi dalam
sebagai akibat dari pengaruh enzim yang dilepaskan pasca mati. Mula-
faktor-faktor host, yang disertai dengan adanya faktor dari luar antara
lain, bakteri.21,22.
oleh pengaruh suhu yang rendah maka proses autolisis ini akan
terhambat.21
beda, sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan
40
gambaran dapat dikemukakan bahwa susunan saraf pusat mengalami
mati seluler dalam empat menit, otot masih dapat dirangsang (listrik)
sampai kira-kira dua jam paska mati dan mengalami mati seluler setelah
empat jam, dilatasi pupil masih terjadi pada pemberian adrenalin 0,1
dapat berkeringat sampai lebih dari 8 jam paska mati dengan cara
41
DAFTAR PUSTAKA
65.
2. http://kakumayat.blogspot.com/2008/11/tugas-kaku-mayat_3702.html
Pharmacology and Toxicology, The Hospital for Sick Children, Toronto, and
7. http://www.freewebs.com/forensicpathology/lebammayat.htm
44
9. Van De Graff, K M. Muscle Tissue and The Mode of Contraction.
11.http://www.freewebs.com/dekomposisi_posmortem/dekomposisi.htm
12.www.klinikindonesia.com
14.http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/10/thanatologi-prest_ppt.pdf
16.http://www.freewebs.com/forensicpathology/pertumbuhanrambutdanperub
.htm
http/www.dundee.ac.uk/forensicmedicine/notes/timedeath.
21. http://www.idwikipedia.org/wiki/Tanatologi
45
22. http://www.freewebs.com/dekomposisi_posmortem/dekomposisi.htm