Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL BUSINESS PLAN

“SLOW”

Oleh :
Sharas Tri Pramajulinda (04311540000042)
Yousef Rio Gunawan (04311540000078)
Hatta Anugerah (04311540000093)
Dwi Mirsha Kristanti (06211745000016)
Nur Indah Nirmalasari (06211745000030)

Dosen:
Dra. Sukriyah Kustanti Moerad., M.Si

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2018

i
Ringkasan Eksekutif

Pada zaman sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwasannya tingkat


kesibukan manusia dalam menjalankan aktivitas semakin meningkat. Dengan
meningkatnya kesibukan aktivitas manusia dapat menyebabkan manusia menjadi
mudah lelah. Kelelahan yang dialami dapat dikurangi dengan beristirahat sejenak.
Namun, karena tingkat kesibukan yang tinggi, menyebabkan susahnya manusia
dalam mencari waktu dan tempat yang nyaman untuk beristirahat. Terkadang di
waktu istirahat yang singkat, seringkali dimanfaatkan untuk beristirahat sejenak,
namun tidak dapat mencari posisi ternyaman saat beristirahat. Bahkan terkadang
seringkali memaksakan posisi apapun untuk beristirahat, namun pada saat
terbangun seringkali terjadi sakit di beberapa bagian badan, terutama di bagian
leher, sehingga menyebabkan seringkali muncul sakit kepala.
Mungkin sudah terdapat beberapa alternatif untuk mengatasi posisi tidur
yang cukup nyaman pada saat memanfaatkan waktu sekecil mungkin untuk
beristirahat, diantaranya terdapat bantal leher. Namun seringkali manusia merasa
malas untuk membawa bantal leher saat bepergian, terkadang juga lupa untuk
membawanya. Pada zaman sekarang, manusia lebih suka sesuatu yang praktis
tanpa dibawa-bawa menggunakan tangan pada saat bepergian, yang dapat
membuat kurangnya estetika dalam penampilannya. Seringkali manusia
menggunakan jaket dan sejenisnya yang digunakan dalam bepergian dengan
tujuan meningkatkan estetika diri dan beberapa fungsi lainnya saat berkendara,
seperti melindungi kulit dari sinar matahari, melindungi badan dari dinginnya
angin malam, dan lain-lain.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kami memiliki inovasi untuk membuat
produk yang menggabungkan antara jaket dan sejenisnya dengan bantal leher
yang mudah dibawa kemana-mana sebagai alternatif untuk mengatasi kelelahan
manusia dalam memanfaatkan waktu istirahat yang singkat disela-sela kesibukan
dengan posisi yang nyaman. Ide ini diperkuat dengan survei ke masyarakat
mengenai kebiasaan masyarakat dalam mengatasi rasa lelah di waktu luang dan
juga saat bepergian, apabila mereka tidak / lupa membawa sesuatu yang dapat
membuat mereka nyaman saat beristirahat. Dari 127 responden yang kami berikan

2
kuisioner, 76,4% responden menyatakan bahwa mereka merasa kesusahan kalau
bepergian kemana-mana membawa bantal leher untuk mengatasi rasa lelahnya,
dan 55,9% responden menyatakan bahwa dengan membawa bantal leher dapat
mengganggu estetika seseorang. Dengan inovasi kami, 77,2% responden
menyatakan tertarik dengan produk yang kami buat berdasarkan inovasi kami
untuk mengatasi rasa lelah mereka.
Jaket dan sejenisnya pada zaman sekarang sangat diminati oleh masyarakat,
dari kalangan anak-anak hingga dewasa, dapat dikatakan juga untuk semua
kalangan. Banyak sekali jenis-jenis jaket dengan model-model tertentu yang dapat
meningkatkan style seseorang ketika memakainya, sehingga menyebabkan daya
tarik masyarakat menjadi tinggi untuk menggunakan jaket pada saat bepergian.
Namun mungkin belum banyak orang yang tau bahwasannya jaket juga dapat
digunakan untuk mengatasi rasa lelah di sela-sela waktu luang, yaitu dengan
penambahan bantal leher yang terbuat dari balon yang dapat sewaktu-waktu
digunakan untuk beristirahat di waktu luang dengan posisi duduk, maupun
telentang. Jaket yang akan diproduksi oleh LIF’S (Life for Sleep) ini merupakan
jaket dengan inovasi baru dengan didalamnya diberi bantal leher yang terbuat dari
balon yang dapat digunakan pada saat kapanpun dan dimanapun untuk menambah
kenyamanan saat beristirahat dan mencegah terjadinya sakit kepala maupun sakit
di bagian leher.

3
Bab I
Analisis Industri

4
Bab II
Gambaran Perusahaan

2.1 Perusahaan “SLOW”


Perusahaan ini merupakan perusahaan yang memproduksi barang berupa
pakaian dan pernak-perniknya. Salah satu produk yang akan diproduksi dalam
waktu dekat adalah bantal di dalam jaket yang dinamai ‘SLOW’.
2.2 Sejarah Perusahaan
Berdirinya perusahaan ini adalah didasari oleh salah satu mata kuliah yang
harus di tempuh di kampus, yaitu technopreneur. Pada mata kuliah ini mahasiswa
dituntut untuk mebuat sebuah karya yang memiliki nilai jual dan dibuat bersama-
sama oleh anggota kelompok yang terpilih secara acak.
2.3 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
2.3.1 Visi
Menjadi perusahaan kreatif yang terintegrasi, professional, dan handal di
bidangnya.
2.3.2 Misi
 Menjadi pelopor terciptanya sebuah produk lokal di kancah
Internasional.
 Menjadi salah satu perusaaan produksi kreatif dengan pelayanan
terbaik.
 Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
2.3.3 Tujuan Perusahaan
2.4 Jenis Produk dan Jasa yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan berbentuk jaket yang didalamnya terdapat bantal
berbentuk leher agar dapat menciptakan kenyamanan saat tidur. Jaket dan bantal
yang diproduksi menyesuaikan ukuran dari permintaan pelanggan sehingga
pelanggan bisa memesan sesuai selera. Pelanggan bisa membeli jaketnya saja dan
bantal secara terpisah atau membeli keduanya sesuai keinginan pelangan.
Sedangkan jasa yang ditawarkan jika pelanggan hanya membeli bantalnya saja,
perusahaan kami menyediakan jasa pemasangan bantal pada jaket.
2.5 Status Produk

5
Produk “SLOW” ini statusnya belum berjalan dan hanya sebatas bisnis
plan saja
2.6 Status Hukum dan Kepemilikan
Belum ada

2.7 Key Partnership


Saat ini belum ada, rencana kedepan akan bekerja sama dengan distributor
hoodie, distributor plastik atau kain, serta penjahit.
2.8 Analisis SWOT
Analisis SWOT pada produk “SLOW” adalah sebagai berikut.
STRENGTH WEAKNESS
1. Praktis 1. Tidak bias mengembung terlalu besar
2. Hemat tempat 2. Harus ditiup terlebih dahulu
3. Nyaman digunakan saat perjalanan 3. Merubah bentuk asli jaket (yang
4. Bisa ditiup sesuai keinginan ingin dipasangkan bantal)
5. Bentuk bantal sesuai permintaan
dan bias dijual secara terpisah
OPPORTUNITIES THREATS
1. Cocok bagi pengguna yang sering 1. Bisa ditiru dengan orang lain
brkendara 2. Selera konsumen yang berubah-ubah
2. Menambah inovasi

6
Bab III
Struktur Perusahaan

Dalam perusahaan ini, karena jumlah pendirinya ada lima, maka struktur dalam
perusahaan adalah sebagai berikut:

Direktur

General
Administration

Div. Marketing Div. Produksi Div. Manajemen

Pada masing-masing bagian memiliki tugas sebagai berikut:


Direktur
Direktur pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab mengatur
perusahaan secara keseluruhan.
Tugas Direktur utama :
Bertanggung jawab kepada manajer marketing, manajer human general,
manajer keuangan dan akuntansi, serta manajer produksi.
Wewenang Direktur utama :
1. Mengawasi serta mengurus kekayaan perusahaan
2. Menunjuk, mengangkat dan memberhentikan manajer
3. Menandatangani permintaan pengeluaran kas yang jumlahnya besar dan
sifatnya penting
4. Menetapkan pencapaian tujuan untuk jangka panjang

General administration
General administration harus berkutat dengan angka, data dan semuanya harus
akurat serta tepat waktu.
Tugas General Administration :
1. Memonitor absensi karyawan di perusahaan. Misalnya ada yang cuti, sakit,
atau bolos semua harus di data dan dibuat laporan.

7
2. mengurusi inventori kantor seperti meja, kursi, lemari dll
3. Membuat laporan
4. Mengurusi segala keluar masuknya karyawan. Mulai dari pengajuan
karyawan ke pusat, kontrak karyawan,, mengurusi fasilitas kesehatan,
keperluan karyawan yang resain dll
5. Memonitor jumlah karyawan per periode, jumlah asset per periode
Divisi Marketing
Divisi marketing adalah divisi perusahaan yang memberikan informasi
dengan tujuan meningkatkan brand maupun konsumen baik langsung maupun
tidak langsung agar tepat sesuai pasar yang dituju.
Tugas Divisi Marketing :
1. Melakukan promosi
2. Melakukan iklan.
3. Melakukan pemasaran langsung baik melalui email, telepon, dan lainnya.
4. Melakukan penjualan pribadi yakni melakukan negosiasi langsung secara
tatap muka dengan calon pembeli.
5. Menjalin hubungan dengan pihak lain. Pihak lain disini bisa dari masyarakat
atau instansi yang tujuannya untuk memberikan program dalam rangka
mempromosikan produk. Misalnya menjalin kerjasama sponsorship, dll.

Divisi Produksi
Divisi produksi di pimpin oleh manajer produksi. Manajer produksi yang
akan bertanggung jawab penuh dalam proses produksi di suatu perusahaan. Divisi
ini berkaitan dengan produksi mulai dari proses progress, problem solving,
kualkitas, kuantitas, reporting dan lain sebagainya.
Tugas Divisi Produksi :
1. Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi.
2. Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai
dengan perencanaan yang sudah dibuat.
3. Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan
atau kekurangan persediaan bahan baku, bahan penolong maupun produk
yang sudah jadi di gudang.

8
4. Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi
berfungsi sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan lancer.
5. Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan dibagiannya.
6. Bertanggungjawab pada peningkatan ketrampilan dan keahlian karyawan
yang berada di bawah tanggung jawabnya melakukan kesalahan dan
pelanggaran.
7. Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan pada
perusahaan yang berkaitan dengan bagian produksi.

Divisi Manajemen
Divisi manajemen adalah divisi yang mengurusi keuangan dan akuntansi
perusahaan dan dipimpin oleh manajer keuangan dan akuntansi.
Tugas Manajer keuangan dan akuntansi :
1. Merencanakan dan meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk
perencanaan umum keuangan perusahaan.
2. Mengambil keputusan penting investasi dan berbagai pembiayaan serta
semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.
3. Manajer keuangan bertugas dalam menjalankan dan mengoperasikan roda
kehidupan perusahaan seefisien mungkin dengan menjalin kerja sama dengan
manajer lainnya.
4. Penghubung natra perusahaan dengan pasar keuangan sehingga bisa
mendapatkan dana dan memperdagangkan surat berharga perusahaan

9
Bab IV
Model Bisnis

10
Bab V
Analisis Pasar

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan dengan mengambil sempel


sebanyak 127 responden yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum, didapatkan
hasil analisis sebagai berikut.

Gambar 1. Tingkat mengantuk dari responden

Berdasarkan gambar 1,menunjukkan bahwa 79,5% responden menyatakan kalau


selalu mengantuk ketika sedang duduk di kendaraan ketika bepergian maupun duduk di
suatu tempat, semisal ruang kantor, rumah sakit, sekolah, dan lain-lain. Hal ini bisa saja
terjadi dikarenakan sebagian orang merasa lelah karena kebanyakan beraktivitas, ataupun
sedang bosan, sehingga mereka merasa tidur dapat menjadi solusi untuk mengurangi rasa
lelah.

11
Gambar 2. Solusi untuk mengatasi rasa mengantuk

Berdasarkan gambar 2, menunjukkan bahwa 65,4% responden menyatakan kalau


solusi untuk mengatasi rasa mengantuknya adalah dengan bersandar pada sesuatu, seperti
dinding, meja, dan lain-lain. Sedangkan untuk responden yang merasa bantal leher dapat
menjadi solusi untuk mengatasi rasa mengantuknya sebesar 11,8%. Hal ini dapat terjadi
karena masyarakat merasa membawa bantal leher dapat menyusahkan dan merepotkan,
terkadang juga mereka berfikir bantal leher hanya dibawa ketika sedang bepergian jauh,
namun ketika mereka sedang di sebuah tempat, seperti sekolah, kantor, dan rumah sakit,
mereka merasa tidak perlu membawa bantal leher karena merasa kesusahan. Padahal,
ketika mereka sedang berada di tempat-tempat tersebut, seringkali kebosanan melanda,
sehingga mereka sering mengantuk dan bersandar pada apapun serta mencari posisi
ternyaman untuk tidur sejenak. Namun, terkadang dengan posisi tidur bersandar pada
sesuatu dapat menyebabkan sakit kepala karena kepala bersentuhan langsung dengan
benda keras. Sehingga diperlukan sesuatu yang tidak susah dibawa, dan dapat dijadikan
untuk menghilangkan rasa mengantuk.

12
Gambar 3. Perasaan responden ketika membawa bantal leher

Berdasarkan gambar 3, menunjukkan bahwa 76,4% responden menyatakan bahwa


mereka merasa kesusahan saat membawa bantal leher kemana-mana, sedangkan 23,6%
responden menyatakan bahwa mereka tidak merasa kesusahan saat membawa bantal
leher kemana-mana. Hal ini dapat terjadi karena terkadang seringkali manusia lupa akan
sesuatu apa saja yang perlu dibawa sebelum bepergian. Sehingga sebagian besar
masyarakat merasa bahwa membawa bantal leher untuk bepergian ke sebuah tempat itu
merepotkan, dan membutuhkan tempat untuk menaruhnya.

Gambar 4. Style responden saat membawa bantal leher

Berdasarkan gambar 4, menunjukkan bahwa 55,9% responden menyatakan bahwa


mereka merasa penampilan mereka terganggu apabila saat bepergian tetap membawa
bantal leher untuk mengatasi rasa mengantuk atau lelah, sedangkan 44,1% responden

13
menyatakan bahwa mereka merasa penampilan mereka tidak terganggu apabila saat
bepergian tetap membawa bantal leher untuk mengatasi rasa mengantuk dan lelah. Hal ini
dapat terjadi karena masyarakat merasa dengan membawa bantal leher dapat
mengganggu penampilan mereka, sehingga mereka memutuskan apabila mengantuk saat
bepergian atau berada di sebuah tempat, mereka lebih memilih untuk bersandar pada
sesuatu daripada membawa bantal leher kemana-mana yang dapat mengganggu
penampilan mereka.

Gambar 5. Pengetahuan responden terhadap adanya inovasi bantal leher yang


digabung dengan jaket

Berdasarkan gambar 5, menunjukkan bahwa 76% responden menyatakan bahwa


mereka belum pernah tau ada produk atau barang tersebut, dan 22% responden
menyatakan bahwa mereka pernah tau ada produk atau barang tersebut. Hal ini
merupakan salah satu alasan yang kami angkat untuk mengatasi masalah kelelahan dan
mengantuk pada masyarakat. Dengan adanya produk ini, dapat menjadi solusi bagi
masyarakat untuk mengatasi rasa lelah dan mengantuk pada saat berada di sebuah tempat
atau sedang bepergian jauh tanpa membawa bantal leher.

14
Gambar 6. Minat responden terhadap produk kami

Berdasarkan gambar 6, menunjukkan bahwa 77,2% responden menyatakan bahwa


mereka tertarik untuk membeli dan menggunakan produk kami dalam mengatasi rasa
lelah dan mengantuk mereka ketika berada di sebuah tempat, sedangkan 22,8%
responden menyatakan kurangnya ketertarikan mereka dengan produk kami. Kurangnya
ketertarikan masyarakat terhadap produk kami dapat terjadi karena mereka merasa
bersandar pada sesuatu dapat dijadikan solusi mengatasi rasa lelah dan mengantuk
mereka, meskipun seringkali merasa sakit kepala tidak menjadi masalah buat mereka.
Harusnya mereka lebih mengutamakan kesehatan pada diri mereka dengan melakukan
tindakan untuk mengatasi rasa lelah dan mengantuk ketika bepergian atau berada di
sebuah tempat.

Gambar 7. Harga untuk produk kami yang disarankan oleh responden

15
Berdasarkan gambar 7, menunjukkan bahwa 74% responden menyatakan bahwa
untuk produk kami, harga yang cocok adalah dari 80.000 hingga 100.000 rupiah,
sedangkan 15% responden menyatakan bahwa untuk produk kami, harga yang cocok
adalah dari 101.000 hingga 120.000 rupiah, dan 11% responden menyatakan bahwa
untuk produk kami, harga yang cocok adalah dari 121.000 hingga 150.000 rupiah.
Perbedaan pendapat harga dari masyarakat ini dapat terjadi karena kemampuan ekonomi
masyarakat berbeda-beda, serta ada masyarakat yang ingin merasakan estetika dan
kenyamanan dari produk kami, namun ada juga masyarakat yang tidak memperdulikan
estetika yang penting mereka nyaman dalam penggunaan produk kami.

16
Bab VI
Ekonomi Bisnis

17
Bab VII
Perencanaan Pemasaran
7.1 Strategi Pemasaran
Pemasaran atau promosi sebuah produk memiliki peranan yang sangat penting agar
bisnisnya dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu terdapat beberapa strategi pemasaran pada
produk “SLOW” yang akan dilakukan sebagai berikut.
a. Promosi Langsung (offline)
Strategi pemasaran ini dengan menjual produk “SLOW” secara langsung kepada
pelanggan, dimana pelanggan yang dijadikan target adalah kalangan umum dari anak-anak
hingga dewasa tanpa batasan umur. Promosi ini juga dapat dilakukan oleh penjual sendiri yakni
dengan cara mempromosikan produk “SLOW” kepada teman dan saudara terdekat untuk
mempermudah dalam penjual produk “SLOW”. Promosi secara langsung ini dapat
mempermudah konsumen untuk memahami secara detail produk yang akan dibuat.
b. Promosi Tidak Langsung (online)
Strategi pemasaran ini dilakukan dengan menjual produk “SLOW” melalui media sosial
seperti line, instagram, facebook, dan akun jual beli online seperti tokopedia dan shopee dengan
cara memberikan informasi produk “SLOW” yang akan dijual.
7.2 Bauran Pemasaran 4P (Product, Price, Place, and Promotion)
Strategi 4P merupakan suatu strategi pemasaran menggunakan konsep marketing mix.
Konsep marketing mix pertama kali dikenalkan oleh Jerome McCarthy mempunyai empat
variabel yang biasa dikenal dengan 4P yaitu product, price, place, dan promotion. Strategi
pemasaran 4P pada produk “SLOW” adalah sebagai berikut.
7.2.1 Product
Strategi pemasaran yang dilakukan produk “SLOW” yaitu dengan menciptakan sebuah
produk yang praktis dan mudah dibawa terutama saat perjalanan dengan meniup bantal terlebih
dahulu sehingga memiliki kenyamanan saat tidur.
7.2.2 Price
Harga yang ditetapkan pada produk “SLOW” dalam strategi pemasarannya yaitu dengan
harga yang terjangkau. Harga terjangkau bagi semua kalangan dari anak-anak hingga dewasa
dengan kriteria harga sebagai berikut.
a. Anak-anak : 50K

18
b. All size untuk dewasa : 100K
7.2.3 Place
Produk “SLOW” dipasarkan melalui 2 cara yaitu secara online dan offline. Produk
“SLOW” dipasarkan secara offline hanya untuk daerah Surabaya dan Malang yaitu dengan
menitipkan di beberapa toko garment di Surabaya dan Malang, sedangkan pemasaran secara
online tidak dibatasi daerah artinya bisa dipasarkan di semua daerah yang ada di Indonesia.
7.2.4 Promotion
Strategi pemasaran yang dilakukan agar konsumen mengetahui produk “SLOW” yaitu
dengan mempromosikan produk “SLOW” di sosial media. Sosial media yang digunakan untuk
mempromosikan produk “SLOW” yaitu line, instagram, facebook dan akun jual beli online
seperti tokopedia dan shopee. Selain itu pemasaran ini juga dapat dilakukan dengan
menyebarkan brosur-brosur dan menempelkan pamflet di tempat-tempat strategis yang banyak
dikunjungi.

19
Bab VIII
Rencana Pengembangan
Bab IX
Rencana Operasional
Bab X
Jadwal Keseluruhan
Bab XI
Proyeksi Finansial

20

Anda mungkin juga menyukai