Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN IV

PERAWATAN DAN PERBAIKAN OVEN

I. Tujuan
1. Dapat mengetahui bagian-bagian oven
2. Dapat melakukan perawatan pada oven

II. Landasan Teori


Pemeliharaan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan peralatan dalam kondisi
yang baik dan juga siap pakai. Dalam kaitannya dengan pemeliharaan peralatan
laboraotiu. Perawatan dimaksudkan sebaga usaha preventif atau pencegahan
agara peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kodisi yang baik, siap
beroperasi. Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai usaha preventif
yaitu upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium
yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehinggap siap digunakan untuk
kegiatan pemeriksaan ataupun dalam kegiatan pada pelayanan alat
laboratorium. Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari
tersedianya kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan
perawatan dan pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien
untuk melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal
pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium dapat ditetapkan berdasarkan
pada:
1. Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat
yang sama peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk
melakukan perawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa
menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah
berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan peralatan laboratorium
akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal
perawatan.
2. Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan
laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan
praktikum dan pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan
cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan menghindari
kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi frekuensinya.
Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan.
3. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki
laboratorium. Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik
dilengkapi dengan buku manual yang memuat petunjuk operasi dan cara serta
jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai
rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.
Itulah tahapan yang perlu dilakukan dalam perawatan alat-alat laboratorium
(Praptomo, 2010).
Pemeliharaan dengan cara membatasi dan menghilangkan terjadinya
kerusakan pada fasilitas (mesin, peralatan, bangunan, serta instalasi) agar tetap
berada pada kondisi semula. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah menjaga
agar seluruh fasilitas yang digunakan untuk menghasilkan produk (baik
barang/jasa) dapat beroperasi/berfungsi sebagaimana mestinya (keep running
the facilities). Berdasarkan waktunya kegiatan pemeliharaan terbagi menjadi:
1. Pemeliharaan darurat (emergency maintenance).
2. Pemeliharaan rutin (routine maintenance).
3. Pemeliharaan preventif (preventive maintenance).
Munculnya gangguan pada mesin dan peralatan memiliki dampak yang
merugikan yang harus segera diatasi. Gangguan yang terjadi jangan dibiarkan
berlarut-larut karena dampak negatif akan terus bertambah secara kumulatif.
Melakukan upaya pencegahan atau tindakan preventif jauh lebih baik ketimbang
melakukan pemecahan masalah atau bereaksi bilamana suatu masalah terjadi.
Upaya pencegahan akan mencegah atau setidaknya mengurangi kemungkinan
timbulnya gangguan pada saat pengoperasian mesin dilakukan. Dengan
demikian proses produksi akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
gangguan yang berarti. Upaya yang pertama yaitu memelihara kondisi wajar dari
mesin dan kedua yaitu menemukan kondisi tidak wajar dari mesin, sebaiknya
dilakukan langsung oleh operator dibantu pekerja terkait di lantai pabrik, tanpa
harus menunggu kedatangan petugas rawat mesin. Mereka inilah yang paling
dekat dan berhubungan dengan mesin setiap saat. Bilamana kondisi mesin
semakin gawat maka tugas selanjutnya (untuk mengatasi gangguan atau
memperbaiki mesin tersebut) barulah beralih ke tangan ahlinya yakni petugas
rawat mesin. Pemeriksaan harian yang dilakukan oleh operator serta kegiatan
pembersihan mesin secara rutin merupakan bagian penting dalam sistem
pemeliharaan. Sistem yang mencakup kegiatan yang menyeluruh dari semua
karyawan untuk menekan pemborosan seminimal mungkin sekaligus menunjang
kelancaran proses produksi lewat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan secara
sistematis dan terpadu di seluruh jajaran perusahaan. Melakukan aktivitas
pemeriksaan harian secara rutin merupakan tugas pertama operator yang telah
mengetahui selek beluk mesin yang ditanganinya. Dalam melakukan
pemeriksaan harian operator menggunakan keterampilan yang dimiliki serta
kemampuan panca inderanya dengan sebaik mungkin, guna mendeteksi gejala
awal yang menunjukkan kondisi tidak normal dari mesin tersebut. Selain itu,
operator juga perlu dilengkapi dengan pengetahuan teknis berstandar untuk
mengukur tingkat penurunan kemampuan mesin. Selain kegiatan pemeriksaan,
kegiatan pembersihan mesin juga merupakan kegiatan penting yang haru
dilakukan oleh operator. Dengan membersihkan/mencuci mesin, terjadi
hubungan langsung dengan mesin, ini merupakan kegiatan pembersihan dan
pemeriksaan untuk menemukan kondisi tidak normal dari mesin. Kegiatan ini
dapat terealisasi jika pihak pimpinan memberikan penyuluhan secara terkait
terhadap semua komponen karyawan (Rosa, 2005).
Alat laboratorium yiaitu oven biasanya digunakan untuk menyimpan
botol, cawan petri atau alat-alat diseksi yang sudah disterilisasikan dan tidak
dipergunakan untuk menyimpan media kultur. Keberadaan oven tidak terlalu
penting dalam kegiatan kultur jaringan, sehingga dapat ditiadakan jika dana yang
dimiliki tidak mencukupi. Untuk menyimpan alat-alat yang telah disterilisasi
basa digunakan lemari tertutup. Sehingga debu tidak dapat masuk kedalamnya
media kultur jaringan jangan disimpan didalam oven karena akan merusak media
kultur tersebut, terutama bahan-bahan organik dan hormon (Sandra, 2004).
Oven gas dibuat dari pelat stainless steel (anti karat) dan dilengkapi
pemantik untuk menyalakan api dalam oven, oven gas lama dari pelarut galvalum
(tidak tahan karat) dan tidak dilengkapi pemantik api sehingga memerlukan
korek api untuk menyalakan api dalam oven. Oven dilengkapi dengan termometer
sehingga mitra bisa mengetahui tingkatan panas dalam oven, sedangkan oven
lama tidak dilengkapi dengan termometer. Oven juga dilengkapi dengan
thermostat untuk mengatur suhu dalam oven, mitra hanya memutar pematik api
otomatis pada suhu ruangan oven yang dikehendaki. Api bisa mati secara
otomatis, jika suhu oven turun dibawah suhu yang telah distetl sesuai yang
dikehehndaki sehingga suhu panas oven stabil dan konsumsi gas bisa hemat.
Sedangkan pada oven gas lama api dapat menyaka terus menerus sehingga suhu
panas pada oven tidak terkontrol ataupun tidak stabil dan menyebabkan
konsumen gas yang lebih banyak lagi (Mawarni et al., 2018).
Menurut Putranto et al., (2014). Pada penelitian ini menggunakan proses
udara yang dipanaskan dan kemudian dikeringkan, serta berlangsung dalam
sterilisator udara pana pada oven. Pemanasan dengan menggunkan udara panas
ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas misalnya :
1. Cawan petri
2. Tabung gelas
3. Botol
4. Pipet
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
- Amplas
- Kain lap
- Kuas
B. Bahan
- Air
- Detergen
3.2 Skema Kerja

Oven

Dibersihkan bagian dalam oven dan sisa contoh atau kotoran lain
Dibersihkan dinding bagian luar dari debu menggunkana lap
bersih atau sedikit detergen
Digunakan oven hanya disatu titik ukur
Dihidupkan oven setiap hari meskipun tidak digunakan
Dihidupkan 1-2 jam jika tidak digunakan
Dipastikan poltase input stabil sesuai dengan spesifikasi alat
Diperiksa sushu oven melaluai termometer indikator dan
Diperhatikan suhu mencapai titik yang diinginkan
Dimatikan oven

Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan atau
mengeringkan alat gelas, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Umumnya
pemakaian oven juga digunakan untuk mengeringkan gelas laboratorium, zat-zat
kimia dan pelarut organik dan dapat juga digunakan untuk mengukur kadar air.
Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara
105ºC. Dan tiidak semua gelas laboratorium dapat dikeringkan menggunakan
oven, hanya beberapa gelas dengan spesifikasi tertentu yang dapat dikeringkan,
yaitu gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan bagi gelas dengan ketelitian yang
tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Jika alat gelas dengan ketelitian
tinggi tersebut dikeringkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai
dan berakibat rusak atau ketelitiannya tidak lagi akurat. Biasanya alat gelas yang
memiliki ketelitian tinggi menggunakan desikator untuk mengeringkannya.
Pada pecobaan perawatan dan perbaikan oven, dilakukan beberapa
perlakuan dapat dilihat dari tabel berikut :
No Perlakuan Hasil
1. Dibersihkan bagian luar atau Alat bersih
dinding oven
2. Dibersihkan bagian dalam oven Bagian dalam alat bersih
3. Diamplas rak Rak bersih
4. Bagian dalam oven diamplas dengan Bagian dalam bersih
amplas halus
5. Dibersihkan kerak menggunakan Kerak hilang dan alat bersih
sabun
6. Dirapikan kembali alat Alat rapi

Berdasarakan tabel hasil pengamatan diatas, dengan perlakuan pertama


dengan cara dibersihkan bagian luar atau dinding oven dengan menggunakan
lap basah yang berguna untuk menghindari timbulnya karat, debu dan kotoran.
Selanjutnya dibersihkan bagian dalam oven dengan menggunakan lap basah
untuk membersihkan dinding-dinding dalam oven. Kemudian rak yang terdapat
dalam oven dibersihkan menggunakan amplas halus. Dimana amplas berfungsi
untuk mengkikis atau menghaluskan permukaan benda kerja dengan cara
digosokkan. Amplas merupakan salah satu jenis material abrasif dan material
backing. Material backing yang digunakan pada amplas merupakan bahan
fleksibel, terbuat dari kertas, kertas tahan air, kain dan synthetic fiberglass. Pada
perlakuan ini rak yang diamplas bersih dari karat. Untuk mengetahui amplas
yang digunakan amplas halus ataupun tidak dapat dilihat pada bagian belakang
pada kertas amplas dengan penjelasan oleh angka yang tercantum. Selanjutnya
bagian dalam oven yang terdapat karat diamplas dengan menggunakan amplas
halus yang berfungsi untuk mengikis karat yang ada pada bagian dalm oven,
supaya bagian dalam tetap bersih dari karat. Kemudian kerak-kerak yang ada
dibersihkan menggunakan sabun. Sabun yang digunakan dalam percobaan ini
adalah sabun sunlight. Dimana pada sabun ini mengandung surfaktant yang
dapat memperlemah tegangan permukaan bahan yang akan dibersihkan.
Perlakuan terakhir yaitu dirapikan bagian dalam oven dan ditutup oven.
Oven laboratorium perlu dirawat agar dapat digunakan secara maksimal.
Oven juga perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi oven laboratorium bisa dilakukan
dengan cara yaitu memeriksa suhu dengan menggunakan termometer secra
berkala dan dengan mencocokan perehan hasil dan pastikan bahwasanya angka
yang tercantum pada layar monitor pada oven dan termometer telah sesuai.
Adapun cara kalibrasi sederhana yaitu menggunakan spidolatau menempelkan
kertas terlebih dahulu ditandi dengan suhu yang sesuai dan posisi yang sesuai.
Oven laboratorium relatif mudah penggunaannya. Namun sebelumnya
perlu kita diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven
tersebut yaitu :
1. Tombol power adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun
mematikan oven, Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau
mematiakn kipas.
2. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran
kipas.
3. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV
menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang
diinginkan.
4. Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk
mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula untuk mensetting waktu.
Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin
dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu,
tombol POWER ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur.
Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan
suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir
sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol POWER.
Alat dikeluarkan dari dalam oven.
Oven yang baik adalah oven yang selalu dirawat. Sebelum oven digunakan
bersihkan semua aksesori dan rak tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah
dicabut dan oven sudah dingin sebelum dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian
dalam dibersihkan dengan lap lembut dalam air panas atau detergen. Zat abarsif
jangan digunakan untuk membersihkan oven. Jangan mengelap elemen
pemanas. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tidak diperbolehkan
menggunakan alat gelas untuk dimasukkan kedalam oven. Jagalah agar selalu
ada jarak minimal “1” antara bagian atas dan bagian elemen pemanas. Jangan
sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka. Hindari seringnya
membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini menimbulkan panas dalam
oven berkurang. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam
oven. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segera cabut
steker dari stop kontak.
Beberapa jenis oven laboratorium yang sering digunakan didalam
laboratorium sebagai berikut :
1. Oven laboratorium dwifungsi (dual purpose oven)
Jenis oven ini dapat digunakan sebagai inkubator (incubator) atau
pensteril (sterilizer) di laboratorium. Banyak laboratorium menggunakan oven
jenis ini karena harga dan durabilitasnya.
2. Oven digital standar (Standard Digital Oven)
Jenis oven ini dikenal karena tingkat keakuratannya, aman dan
kemudahan pengontrolannya. Oven ini dilengkapi dengan controller dan fan built
in yang membuat oven menjadi tahan panas berlebihan.
3. Oven pengering (Drying Oven)
Jenis oven ini juga umum dikenal dengan nama moisture extraction oven
yang digunakan untuk pengeringan cepat. Jenis oven ini berbeda dengan drying
cabinet.
4. Heavy Duty Oven
Jenis oven ini dibuat dari bahan stainless steel dan dilengkapi dengan rak
(layer atau shelve) yang mudah diatur. Temperatur jenis oven ini dapat mencapai
suhu tinggi 250 – 300 derajat Celsius.
5. Drying Cabinet
Tidak seperti oven lainnya, jenis oven ini hanya dapat bekerja dengan
suhu maksimum 60◦C. Drying cabinet digunakan untuk mengeringkan peralatan
gelas (glassware). Jenis ini cocok untuk menghilangkan kelembapan secara
cepat.
6. Hot Box Oven
Jenis oven ini memiliki durabilitas yang terjamin. Bagian luar oven ini
terbuat dari stainless steel. Jenis oven ini dilengkapi dengan safety thermostat
dan temperature control system. Untuk penggunaan oven yang tidak memerlukan
panas yang stabil dan suhu yang presisi, jenis oven ini sangat direkomendasikan.
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan perawatan dan perbaikan oven yang sudah
dilaksanakan. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bagian-bagian oven yaitu, Tombol Power, Knop Berwarna Biru dan Tombol Set.
2. Cara pemakaian oven yaitu : disusun alat (gelas ukur) serapih mungkin,
pemanasan pada sushu 100◦c, alat yang digunakan harus bersih dan bebas
dari debu dan alat gelas yang akan disterilkan dibungkus dengan kertas
sampul atau alumunium foil.

5.2 Saran
Alangkah baiknya dalam pelaksanaan prakrikum ini dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan dilakukan dengan menggunakan bahan pembersih yang
berbeda-beda. Gunanya untuk melihat perbandingan setiap bahan pembersih.
Daftar Pustaka
Mawarni, D.I., H.Suryanto dan Sarip. 2018. ”Peningkatan Efisiensi Produk Pada
Industri Rumah Tangga Pembuatan Wingko”. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat. Vol.9(1) : 59-69.
Praptomo, A.J. 2018. Pengendalian Mutu Laboratorium Medis. Yogyakarta :
Deepublish.
Putranto, R.H., K.Satriadji., Sunarno dan Roselinda. 2014. Diagnosis
Laboratorium Bakteriologi. Jakarta : IKAPI.
Rosa, Y. 2005. ”Perencanaan Dan Penerapan Preventive Maintence Peralatan
Laboratorium”. Jurnal Teknik Mesin. Vol.2(2) : 106-119.
Sandra, E. 2004. Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar

Anda mungkin juga menyukai