Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : PIJAT OKSITOSIN


Hari/Tanggal : Rabu 23 Maret 2017
Pukul : 11.00-11.45
Sasaran: Seluruh ibu nifas di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng
Tempat : Ruang Nifas Puskesmas Kecamatan
Cengkareng

A. Latar Belakang

Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu bersalin yang memberikan


kontribusi paling besar terhadap seluruh penyebab kematian ibu melahirkan.
Penyebab kematian ibu bersalin yang lain diantaranya infeksi dan
preeklamsia/eklamsia. Perdarahan pasca persalinan dan atonia uteri merupakan
penyebab paling sering. Penyebab yang lain adalah retensio plasenta, robekan jalan
lahir dan inversio uteri.
Perdarahan pasca persalinan merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi.
Bila ini terjadi, maka merupakan suatu tragedi, sehingga sangat penting
memperbaiki kualitas penanganan sehingga banyak nyawa ibu yang dapat
diselamatkan. Di masa lampau sebagian besar penolong persalinan baru melakukan
intervensi bila sudah terjadi perdarahan atau terjadi proses yang berjalan secara tidak
normal.
Menurut penelitian Thornton et al, menjelaskan bahwa oksitosin dapat
dihasilkan oleh tubuh pada saat proses persalinan. Kadar oksitosin akan meningkat
pada kala III oleh karena pengurangan metabolism secara tiba-tiba karena pelepasan
plasenta, dimana plasenta merupakan sumber utama oksitosin. Akibat pelepasan
plasenta, hipotalamus terstimulasi untuk menghasilkan hormon oksitosin.
Hormon oksitosin dapat dihasilkan melalui rangsangan pemijatan oksitosin.
Hal ini juga dibahas dalam penelitian Rapaport et al tentang pengaruh pemijatan
pada hipotalamus-hipofisis adrenal dan fungsi imun dalam kesehatan, dengan hasil
penelitian menyatakan adanya peningkatan hormon oksitosin dan menekan
arginine-vasopressin (AVP) serta menekan hormon cortisol setelah dilakukan
pemijatan.
Menurut penelitian Khairani tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap
involusi uterus pada ibu post partum di ruang post partum kelas III RSHS Bandung,
dengan hasil penelitian adanya pengaruh pemijatan oksitosin terhadap involusi
uterus pada ibu post partum di Ruang Post Partum Kelas III RSHS Bandung.
Penelitian Hamranani di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Klaten menyatakan
bahwa ada hubungan pemijatan oksitosin dengan involusi uterus.

Selain mempengaruhi involusi uteri, hormone oksitosin pun mempengaruhi


pengeluasran ASI pada ibu post partum. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan
yang terbaik dan yang paling ideal untuk bayi, karena ASI mengandung semua zat
gizi yang diperlukan dalam jumlah dan pertimbangan yang tepat. Kolostrum
merupakan cairan vicous yang kental dengan warna kekuningan yang keluar dari
payudara pada beberapa jam pertama kehidupan yang mengandung kaya akan
sekretori immunoglobulin A (Ig A) yang mengandung zat kekebalan tubuh untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Menurut Worlg
Health Organitation (WHO). Asi eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa
tambahan cairan lain baik susu formula,air putih, air jeruk, atau makanan tambahan
lain sebelum mencapau usia enam bulan.

Teknik untuk memperbanyak produksi ASI antara lain perawatan yang


dilakukan terhadap payudara atau breast care, senam payudara, pemijatan
payudara dan pijat oksitosin. Breast Care bertujuan untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga memperlancar
pengeluaran ASI. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Afianti (2012)
tentang pemijatan payudara dengan senam payudara terhadap kelancaran
pengeluaran ASI pada ibu nifas menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda antara
senam payudara dan pemijatan payudara terhadap pengeluaran kelancaran ASI
pada ibu post partum.
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran
produksi ASI. Pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang
dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar. Penelitian yang
dilakukan oleh Eko (2011) menunjukkan bahwa kombinasi teknik marmet dan pijat
oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI.

Karena pentingnya pijat oksitosin dan masih kurangnya pengetahuan ibu post
partum tentang pijat oksitosin maka dari itu kami menyusun makalah yang berjudul
“Pengaruh Pijat Oksitosin untuk Masa Nifas ”.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengethui tentang


pengaruh pijat oksitosin pada masa nifas
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mampu mempraktikan cara


melakukan pijat oksitosin

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi (Terlampir)

Pengertian mengenai pengaruh pijat oksitosin

2. Sasaran / Target

Sasaran: Seluruh ibu nifas di Puskesmas Kecamatan Cengkareng


Target : Ibu nifas / ibu nifas dengan pendarahan dan ASI tidak lancar

3. Metoda

a. Ceramah

b. Praktik

c. Tanya jawab

4. Media dan Alat

a. Leaflet

b. Kursi

c. Proyektor

5. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Rabu 23 Maret 2017

Pukul : 11.00-11.45

Tempat : Ruang Nifas Puskesmas Kecamatan Cengkareng


6. Pengorganisasian

Moderator :

Presenter :

Observer :

Fasilitator :

D. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu
1 Pembukaan 10 menit
 Moderator memberi  Menjawab salam
salam  Mendengar dan
 Moderator memperhatikan
memperkenalkan
anggota penyuluh  Mendengar dan
 Moderator menjelaskan memperhatikan
topic penyuluhan  Mendengar dan
 Moderator membuat memperhatikan
kontrak  Mendengar dan
 Moderatot menjelaskan memperhatikan
tujuan penyuluhan  Mengerjakan pre-
 Penyuluh memberikan test
kusioner pre-test
 Pengumpulan hasil pre-  Mengumpulkan pre-
test test
2 Pelaksanaan 25 menit
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
peserta tentang pendapat
pengertian pijat
oksitosin  Mendengar dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
pijat oksitosin
 Melakukan praktik pijat  Melakukan tindakan
oksitosin pijat oksitosin
 Memberikan post-test  Mengerjakan post-
test
3 Penutup 10 menit
 Presenter menyimpulkan  Bersama presenter
materi menyimpulkan
 Presenter mengadakan materi
evaluasi dengan tanya  Menjawab
jawab pertanyaan
 Moderator
menyimpulkan hasil  Mendengar dan
diskusi memperhatikan
 Moderator memberikan  Menjawab salam
salam

E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kelompok penyuluh dan keluarga masyarakat pada posisi yang sudah
direncanakan
b. 60% peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
c. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
d. Pre planning telah disetujui
e. Leaflet, lembar balik, materi dan proyektor telah tersedia
f. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Keluarga terutama suami masyarakat dapat mengikuti acara atau kegiatan
penyuluhan sampai selesai
c. Keluarga masyarakat berperan aktif selama kegiatan berjalan

3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan tanda
bahaya persalinan
b. Minimal 60% yang mengikuti dapat mengetahui apa yang harus
dilakukan jika terdapat tanda-tanda bahaya persalinan
c. Minimal 60% yang mengikuti dapat menjawab kuisioner

F. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
• Membuka acara
• Memperkenalkan mahasiswa, dosen pembimbing lahan praktik dan
pendidikan
• Menjelaskan topic dan tujuan penyuluhan
• Menjelaskan kontrak waktu (jam)
b. Kegiatan inti
• Melakukan praktik
• Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami
• Memberi kesempatan penyuluh untuk menjawab
c. Pada acara penutup
• Menyimpulkan dan menutup diskusi
• Mengucapkan salam
3. Leader/Co-Leader
a. Memberikan penyuluhan pada peserta
b. Melakukan evaluasi
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat soal pre-test, post-test, dan absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dolaksanakan
Lampiran Materi
I. Pengertian Oksitosin
Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh hipofisis posterior yang
akan dilepas ke dalam pembuluh darah jika mendapatkan rangsangan yang tepat. Efek
fisiologis dari oksitosin adalah merangsang kontraksi otot polos uterus baik pada proses
saat persalinan maupun setelah persalinan sehingga yang akan mempercepat proses
involusi uterus. Di samping itu oksitosin juga akan mempunyai efek pada payudara
yaitu akan meningkatkan pemancaran ASI dari kelenjar mamae (left down reflek).

Let Down Reflek dipengaruhi oleh kinerja hormon oxytocin yang efeknya pada
kelenjar payudara adalah menyemburkan ASI (milk ejection). Oxytocin menyebabkan
kontraksi otot-otot myoepithel di sekeliling alveoli mamae, atau kantong-kantong
penyimpan susu, sehingga ASI mengalir ke saluran ASI (duktus lactiferous) dan
mencapai sinus di belakang areola mamae (area berwarna hitam di sekitar putting
susu). Ketika bayi menghisap, ia akan menekan sinus dan ASI mengalir keluar melalui
lubang-lubang di puting susu. Butuh waktu beberapa detik sampai menit untuk
memunculkan LDR.

Pijat oksitosin adalah tindakan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
ataupun keluarga terutama suami pada ibu menyusui yang dilakukan sepanjang tulang
vertebra sampai costae kelima, keenam berupa back massage pada punggung ibu untuk
meningkatkan hormon oksitosin.

II. Manfaat Pijat Oksitosin


Hormon oksitosin juga disebut “hormon kasih sayang” karena hampir 80%
hormon ini dipengaruhi oleh pikiran ibu (positif atau negative) (Widuri, 2013).
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks let
down. Selain untuk merangsang refleks let down, manfaat pijat oksitosin yaitu
memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak pada payudara
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone
oksitosin, dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit. (Depkes
RI, 2007).
Manfaat lain pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya :
a. Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta
b. Mencegah terjadinya perdarahan post partum
c. Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus
d. Meningkatkan produksi ASI
e. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui
f. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga

Sebagaimana ditulis Lun, et al (2002) dalam European Journal of Neuroscience,


bahwa perawatan pemijatan berulang bisa meningkatkan produksi hormon
oksitosin. Efek dari pijat oksitosin itu sendiri bisa dilihat reaksinya setelah 6-12
jam pemijatan (Lun, et al 2002).

Cara kerja pijat oksitosin dalam mempengaruhi pengeluaran kolostrum adalah


dengan memberikan stimulus pada vertebra sampai costa 5-6, sehingga
meningkatkan rangsangan hipofise posterior untuk mengeluarkan hormone
oksitosin, oksitosin selanjutnya akan merangsang kontraksi sel mioepitel di
payudara untuk penyemprotan air susu. Rangsangan ini kemudian dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis, sehingga hipotalamus akan menekan
pengeluaran faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor yang memicu sekresi prolaktin, selanjutnya akan merangsang
hipofise anterior sehingga keluar prolaktin dan selanjutnya hormon prolaktin akan
merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu
III. Cara Melakukan Pijat Oksitosin
 Persiapan Alat
a. Meja
b. Kursi
c. Handuk
d. Baskom berisi air hangat
e. Waslap
f. Baby oil
g. Kom kecil 1 buah
h. Baju ganti ibu

 Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes


RI, 2007):

a) Memberitahukan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, tujuan


maupun cara kejanya untuk menyiapkan kondisi psikologis ibu.
b) Menyiapkan peralatan dan ibu dianjurkan membuka pakaian atas, agar dapat
melakukan tindakan lebih efisien.
c) Mengatur ibu dalam posisi duduk dengan kepala bersandarkan tangan yang
dilipat ke depan dan meletakan tangan yang dilipat di meja yang ada
didepannya, dengan posisi tersebut diharapkan bagian tulang belakang menjadi
lebih mudah dilakukan pemijatan.
d) Memasang handuk.
e) Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil.
f) Memijat leher dan bahu ibu agar rileks
g) Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua
kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk kedepan.
h) Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan
melingkar kecil-kecil dengan ibu jarinya.
i) Lakukan sampai tulang costae ke 5 – 6 atau sampai batas tali bra
j) Ulangi sampai tiga kali
DAFTAR PUSTAKA

1. Aslani, M. (2003). Teknik Pijat untuk Pemula. Jakarta: Erlangga


2. Astutik, R.Y.2014. Payudara dan laktasi. Jakarta: Salemba Medika
3. Desi Sarli, Masrul, Meilinda Agus, Jurnal “pengaruh perbedaan kadar oksitosin
melalui pemijatan oksitosin terhadap jumlah perdarahan pada ibu 2 jam
postpartum”. FK Universitas Andalas. diakses 25 Febuari 2017
4. Firriantin Ayu, Heni, Kartika, Rini, Jurnal “Perbedaan antara dilakukan pijatan
oksitosin dan tidak dialkukan pijatan oksitosin terhadap produksi asi pada ibu nifas
di wilayah kerja puskesmas ambarawa”. Akbid Ngudi Waluyo Ungaran. diakses 25
Febuari 2017
5. Hamrarani ST. “Pengaruh pemijatan oksitosin terhadap involusi uterus pada
ibu postpartum yangmengalami persalinan lama di rumah sakit wilayah
Kabupaten Klaten (tesis)”. Jakarta. FIK UI. 2010: 978 diakses 25 Febuari 2017.
6. Maita, Liva. Jurnal “Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi” (Program
Studi D III Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru) Juli 2016. Diakses 25
Febuari 2017
Lampiran Pertanyaan

1. Sebutkan yang ibu ketahui tentang manfaat pijat oksitosin!


a.
b.
c.
2. Berapa kali sebaiknya pijat oksitosin dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai