Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN

 
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG
TERATAI RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

OLEH :
Kelompok 2C

1. Gusnia Arsiana 2022-04-19401-026


2. Jimmy Lin Yosep 2022-04-19401-033
3. Leonardo 2022-04-19401-042
4. Mariyana Sutrisni 2022-04-19401-045
5. Purnadi Nakalelu 2022-04-19401-055
6. Ria Fadliani Melina 2022-04-19401-056
7. Vira Nolae 2022-04-19401-069
8. Wahyu 2022-04-19401-070
9. Wuci Lisan Zena 2022-04-19401-076
Latar Belakang
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep manajemen keperawatan, perencanaan
yang berupa strategi melalui pengumpulan data dengan pendekatan 5 M (Man, Material,
Method, Money, and Marketing), analisa SWOT dan penyusunan langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan model keperawatan profesional dan melakukan pengawasan
serta pengendalian.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif
dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya.
Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas
utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Tenaga Kesehatan di Ruang Teratai RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya berjumlah 22 orang, sudah
termasuk Kepala Ruangan, Katim, Cleaning Service
dan Petugas Administrasi.
No Kualifikasi Jumlah Pelatihan yang pernah Diikuti
M-1
Komunikasi efektif, K3RS, BHD
1. S1 Keperawatan Preseptor Mentor,
6 Orang
  Ners CI, Manajemen Mutu, SKP,
keselamatan pasien, PPI

2. D3 Keperawatan 11 Orang
Total 17 Orang
1. Jumlah Perawat yang berada di ruangan berdasarkan tingkat pendidikan meliputi :
Sarjana Keperawatan Ners : 6 orang
D III/ D IV Keperawatan : 11 orang
2. Jumlah perawat yang berada di ruang berdasarkan kepegawaian meliputi :
PNS : 13 orang
Non PNS : 4 orang
3. Tenaga perawat di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
seluruhnya berjumlah 22 orang, termasuk Kepala Ruangan dan Katim
4. Pasien
Total pasien per Januari-April 2023 :
Pasien Masuk : 167 orang
Pasien Keluar : 158 orang
No. Nama Penyakit

1. CKD (Chronic Kidney Disease)


2. Anemia (AML) kelainan darah DM
11 Penyakit 3. DM (Diabetes Melitus)

Terbanyak 4. Hipertensi
5. Hepatoma
Di Ruang Teratai 6. Pneumonia
7. Sirosis Hepatis
8. Hipokalemia
9. Efusi Pleura
10. GEA

11. Gastritis
Tenaga Kesehatan di Ruang Teratai RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya berjumlah 22 orang, sudah
termasuk Kepala Ruangan, Katim, Cleaning Service
dan Petugas Administrasi.
No Kualifikasi Jumlah Pelatihan yang pernah Diikuti
M-2
Komunikasi efektif, K3RS, BHD
1. S1 Keperawatan Preseptor Mentor,
6 Orang
  Ners CI, Manajemen Mutu, SKP,
keselamatan pasien, PPI

2. D3 Keperawatan 11 Orang
Total 17 Orang
Denah Ruangan Teratai
Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana

1. Peralatan/Perlengkapan Berbentuk Lembaran


Perlatan/perlengkapan yang berbentuk lembaran/helaian, yaitu
kertas HVS, kertas folio bergaris, kertas karbon, kertas stensil,
formulir, kertas berkop, plastik transparan, kertas karton, kertas
buffalo, amplop dan map.
2. Peralatan/Perlengkapan Berbentuk Non Lembaran
Peralatan atau perlengkapan yang berbentuk nonlembaran (bukan
berupa kertas lembaran), yaitu pulpen, pensil, spidol, penghapus,
penggaris, rautan, gunting, pemotong kertas (cutter), pembuka surat
(letter opener), pelubang kertas dll.
Fasilitas Untuk Pasien
Secara keseluruhan ruang teratai memiliki 23 tempat tidur terdiri
dari :
Ruang rawat : 23 bed
Bantal : 23 buah
Kursi roda : 4 buah
Kamar mandi dan wc : 1 buah
Wastafel : 3 buah
Lemari pasien : 22 buah
Urinal / pispot : 10 buah
Alat Medik Di Ruang Teratai
Ruangan Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka raya

M-3
menerapkan Model Asuhan Keperawatan MPKP (Model Praktek
Keperawatan Profesional). Berdasarkan dari jadwal dinas yang ada
di ruangan Teratai didapatkan bahwa model asuhan keperawatan
profesional yang digunakan di Ruang Teratai adalah model Tim
dan terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap
anggota tim.
Pada hasil observasi didapatkan diruang Teratai ada jadwal
tertulis yang didalamnya sudah di tentukan oleh kepala ruangan,
ketua tim, perawat pelaksana (assosiate) tetapi pada
pelaksanaannya di ruangan Teratai model praktek Keperawatan
profesional fungsional sudah sesuai dengan uraian tugas masing–
masing anggota tim, karena menurut kepala ruangan di ruang
Teratai sudah cukup untuk tenaga perawat.
Perawat memahami MAKP Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner, diagram di atas dari 17
perawat di ruang Teratai. Didapatkan
Ya
Tidak sebanyak 17 orang perawat yang
100%
memahami MAKP dengan persentase
(100%) dan 0 perawat yang tidak
memahami MAKP dengan dengan
persentase (0%).
Perawat mengetahui uraian tugas
Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner, diagram di atas dari 17
Ya
perawat di ruang Teratai. didapatkan
sebanyak 17 orang perawat mengetahui
Tidak

100%
uraian tugas dengan pilihan Ya dengan
persentase (100%) dan 0 perawat yang
tidak mengetahui uraian tugas dengan
persentase (0%).
Berdasarkan hasil penyebaran
Model asuhan keperawatan yang digunakan di
kuesioner, diagram di atas dari 17
ruangan sudah sesuai dengan visi dan misi ruan-
gan perawat di ruang Teratai. Didapatkan
sebanyak 17 orang perawat
menggunakan model asuhan
keperawatan sesuai dengan visi dan misi
Ya
Tidak

ruangan dengan persentase (100%) dan


100%
0 perawat yang tidak menggunakan
model asuhan keperawatan sesuai
dengan visi dan misi ruangan dengan
persentase (0%).
Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner, diagram di atas dari 17
Perawat mengerti / memahami model asuhan
keperawatan yang digunakan ruangan saat ini
perawat di ruang Teratai. Didapatkan
sebanyak 17 orang perawat mengerti
atau memahami model asuhan
Ya
Tidak
keperawatan yang digunakan ruangan
saat ini dengan persentase (100%) dan 0
100% orang perawat mengerti atau memahami
model asuhan keperawatan yang
digunakan ruangan saat ini dengan
persentase (0%).
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner,
diagram di atas dari 17 perawat di ruang
Rasio perbandingan jumlah tenaga dan pasien model
asuhan keperawatan tim yang dilakukan di ruangan Teratai. Didapatkan sebanyak 17 orang perawat
sudah sesuai
dengan pilihan bahwa Rasio perbandingan
jumlah tenaga dan pasien model asuhan
Ya
keperawatan tim yang dilakukan di ruangan
Tidak
sudah sesuai dengan persentase (100%) dan 0
orang perawat dengan pilihan bahwa Rasio
100%
perbandingan jumlah tenaga dan pasien model
asuhan keperawatan tim yang dilakukan di
ruangan sudah sesuai dengan persentase
dengan persentase (0%).
Berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner, diagram di atas dari 17
Tugas perawat sudah sesuai dengan model asuhan
keperawatan yang diterapkan di ruangan perawat di ruang Teratai. Didapatkan
sebanyak 17 orang perawat dengan
pilihan tugas perawat sudah sesuai
Ya dengan model asuhan keperawatan yang
Tidak
diterapkan di ruangan dengan
persentase (100%) dan 0 orang perawat
100%
dengan pilihan tugas perawat sudah
tidak sesuai dengan model asuhan
keperawatan yang diterapkan di ruangan
dengan persentase (0%).
Kegiatan timbang terima pasien di ruang Teratai di lakukan di
nurse station secara lisan atau tertulis dan secara berkala
keruangan pasien langsung sesuai kondisi pasien.

Kegiatan operan dipimpin oleh katim / kepala


ruangan

Selalu
Kadang-kadang
Tidak Pernah

100%

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, diagram di atas dari 17 perawat di ruang Teratai.
Didapatkan sebanyak 17 orang perawat dengan pilihan kegiatan operan selalu dipimpin oleh katim /
kepala ruangan dengan persentase (100%), sebanyak 0 orang perawat dengan pilihan kegiatan operan
kadang-kadang dipimpin oleh katim / kepala ruangan dengan persentase (0%), dan sebanyak 0 orang
perawat dengan pilihan kegiatan operan tidak pernah dipimpin oleh katim / kepala ruangan dengan
persentase (0%).
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner,
diagram di atas dari 17 perawat di ruang
Operan dilaksanakan setiap waktu / shift Teratai. Didapatkan sebanyak 13 orang perawat
18% dengan pilihan operan dilaksanakan setiap
waktu / shift dengan persentase (82%),
Selalu
Kadang-kadang
Tidak Pernah
sebanyak 4 orang perawat dengan pilihan
operan kadang-kadang dilaksanakan setiap
82% waktu / shift dengan persentase (18%), dan
sebanyak 0 orang perawat dengan pilihan
operan tidak pernah dilaksanakan setiap
waktu / shift dengan persentase (0%).
Pemberdasarkan hasil penyebaran
kuesioner, diagram di atas dari 17 perawat di
ruang Teratai. Didapatkan sebanyak 15 orang
Operan selalu dihadiri oleh semua anggota shift yang perawat dengan pilihan Operan selalu dihadiri
akan bertugas dan yang akan pulang
oleh semua anggota shift yang akan bertugas
14%
dan yang akan pulang dengan persentase (86%),
Selalu
sebanyak 2 orang perawat dengan pilihan
Kadang-kadang
Tidak pernah
Operan kadang-kadang dihadiri oleh semua
anggota shift yang akan bertugas dan yang akan
86% pulang dengan persentase (14%), dan sebanyak
0 orang perawat dengan pilihan operan tidak
pernah dihadiri oleh semua anggota shift yang
akan bertugas dan yang akan pulang dengan
persentase (0%).
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner,
diagram di atas dari 17 perawat di ruang
Teratai. Didapatkan sebanyak 14 orang perawat
Dalam pelaksanaan operan ada interaksi yang berlangsung
antara pasien dan petugas
dengan pilihan dalam pelaksanaan operan
selalu ada interaksi yang berlangsung antara
27%
pasien dan petugas dengan persentase (73%),
Selalu sebanyak 3 orang perawat dengan pilihan
Kadang-kadang
Tidak pernah dalam pelaksanaan operan kadang-kadang ada
interaksi yang berlangsung antara pasien dan
73%
petugas dengan persentase (27%), dan
sebanyak 0 orang perawat dengan pilihan
dalam pelaksanaan operan tidak pernah ada
interaksi yang berlangsung antara pasien dan
petugas dengan persentase (0%).
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, diagram di
Masalah yang disampaikan dalam operan berfokus pada
atas dari 17 perawat di ruang Teratai. Didapatkan
masalah keperawatan pasien sebanyak 17 orang perawat dengan pilihan masalah yang
disampaikan dalam operan selalu berfokus pada masalah
keperawatan pasien dengan persentase (100%), sebanyak
Selalu 0 orang perawat dengan pilihan masalah yang
Kadang-kadang
Tidak pernah
disampaikan dalam operan kadang-kadang berfokus pada
masalah keperawatan pasien dengan persentase (0%),
100%
dan sebanyak 0 orang perawat dengan pilihan masalah
yang disampaikan dalam operan tidak pernah berfokus
pada masalah keperawatan pasien dengan persentase
(0%).
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, diagram di atas
dari 17 perawat di ruang Teratai. Didapatkan sebanyak 17 orang
Masalah yang disampaikan dalam operan berfokus
pada masalah keperawatan pasien perawat dengan pilihan masalah yang disampaikan dalam
operan selalu berfokus pada masalah keperawatan pasien
dengan persentase (100%), sebanyak 0 orang perawat dengan
Selalu
pilihan masalah yang disampaikan dalam operan kadang-
Kadang-kadang kadang berfokus pada masalah keperawatan pasien dengan
Tidak pernah
persentase (0%), dan sebanyak 0 orang perawat dengan pilihan
masalah yang disampaikan dalam operan tidak pernah berfokus
100% pada masalah keperawatan pasien dengan persentase (0%).
Sentralisasi Obat

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner,


Semua perawat sudah melakukan sentralisasi obat diagram di atas dari 17 perawat di ruang
24% Teratai. didapatkan sebanyak 13 orang perawat
dengan pilihan semua perawat selalu
melakukan sentralisasi obat dengan persentase
Selalu

Kadang-kadang
(76%), sebanyak 4 orang perawat dengan
Tidak pernah pilihan semua perawat kadang-kadang
76% melakukan sentralisasi obat dengan persentase
(24%), dan sebanyak 0 orang perawat dengan
pilihan semua perawat tidak pernah melakukan
sentralisasi obat dengan persentase (0%).
Dischard Planning
Berdasarkan hasil penyebaran
Perawat sudah mengerti tentang perencanaan kuesioner, diagram di atas dari 17
pulang
perawat di ruang Teratai. didapatkan
sebanyak 17 orang perawat dengan
Ya
Tidak
pilihan perawat sudah mengerti tentang
perencanaan pulang dengan persentase
100%
(100%) dan sebanyak 0 orang perawat
dengan pilihan perawat tidak mengerti
tentang perencanaan pulang dengan
persentase (0%).
Berdasarkan data pada bulan Mei 2023 didapatkan
jumlah pasien di Ruang Teratai RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya ada sebanyak 16 orang pasien. Untuk
M-4
pembiayaan pasien rumah sakit bekerja sama dengan
pihak BPJS, Jasaraharja, Pemerintah Daerah (SKTM)
dan Asuransi kesehatan lainnya,
Sasaran I : Ketetapan identifikasi pasien
Diruangan Teratai pasien menggunakan identitas yang berisi nama

M-5
pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis yang ditulis pada
gelang identitas pasien. Perawat memastikan kembali identitas
pasien saat perawat akan memberikan obat oral, obat suntikan
intravena, mengambil darah dan melakukan tindakan. Perawat
terlebih dahulu menanyakan identitas pasien untuk pencocokan
data.

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif


Perawat diruang Teratai berupaya melakukan komunikasi kepada
pasien saat akan melakukan tindakan keperawatan, seperti
memasang infus dan tindakan yang lainnya yang berhubungan
langsung dengan pasien. Perawat diruang Teratai melakukan
komunikasi dengan rekan perawat lain saat melakukan pergantian
shift.
Sasaran III : Peningkatan Keamaanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
Pada ruang Teratai penyimpanan obat injeksi dan oral sudah disediakan ditempat
penyimpanan tersendiri, dengan kondisi tempat penyimpanan obat yang dingin dan
ber AC. Perawat sudah berhati-hati dalam memberikan obat-obatan yaitu
memvalidasi kembali obat yang diberikan untuk pasien, dan tempat penyimpanan
obat oral sendiri-sendiri.

Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien


Ruang Teratai sudah menggunakan tanda identitas ruangan dalam melakukan
tindakan keperawatan dan tindakan kolaboratif perawat melakukan sesuai prosedur.
Dalam pemberian obat oral dan obat injeksi sudah melakukan tindakan dengan benar,
memberikan obat sesuai dosis dan sesuai jam pemberian.
Sasaran V : Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
Perawat menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti handscone saat memberikan tindakan
keperawatan. Di ruang Teratai, wastafel ada disetiap ruangan dan hand srub diletakkan disetiap
depan pintu ruang kamar pasien dan juga sudah terpampang cara cuci tangan 6 langkah dan
petunjuk 5 momen.

Sasaran VI : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


Tersedianya penanda bed untuk Resiko jatuh, maka perawat selalu melakukan pengkajian
penilaian resiko jatuh setibanya pasien di ruangan baik pasien masuk dari IGD atau dari poli.
Secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap pagar pengaman pada tempat tidur pasien.

Sasaran VII : Tenaga Kesehatan/Keunggulan RS


Dari segi tenaga keperawatan secara umum perawat sudah mengikuti pelatihan-pelatihan khusus
tentang perawatan luka, komunikasi efektif, BHD atau BTCLS. Pelatihan-pelatihan tersebut diikuti
untuk menambah pengetahuan dan juga untuk memenuhi syarat memperpanjang STR.
BOR (Bed Occupancy Rate)
Merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indicator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat pemafaatan
tempat tidur rumah sakit.
Perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR)
BOR = Jumlah Pasien x 100%
Tempat Tidur
Jawab:
= 16 x 100%
22
= 72,2%
Sehingga nilai parameter BOR yang didapat diruang teratai untuk adalah 72,2%
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan
Analisis SWOT. Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT
berdasarkan subsistem dalam MAKP yang meliputi : 1)
Penerapan MAKP, 2) Sentralisasi obat, 3) Supervisi, 4)
Timbang terima, 5) Dokumentasi, 6) Discharge Planning,7)
Ronde Keperawatan, 8) Penerimaan Pasien Baru dan
tentang M1 sampai dengan M5 yang meliputi: 9)
Ketenagaan, 10) Sarana dan prasarana 11) Metode, 12)
Keuangan dan 13) Pemasaran. Pada analisis SWOT ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Weaknesses.
Perawat terkadang kurang tepat waktu saat dilakukan timbang terima (overan).
Masalah lebih fokus pada diagnosa medis dan timbang terima lebih banyak menjawab intervensi medis.
Timbang terima (overan) lebih sering dilakukan di nurse station dibandingkan di bed pasien langsung.

Opportunities.
Adanya mahasiswa program profesi Ners yang praktik manajemen keperawatan.
Adanya kerjasama antara perawat ruangan dengan mahasiswa praktik.
Sarana dan prasarana penunjang cukup memadai.

Threats.
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan kepuasan dalam pemberian
pelayanan keperawatan yang professional
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan.
Analisis SWOT
Analisis SWOT
Analisis SWOT
Analisis SWOT
Analisis SWOT
Analisis SWOT
Analisis SWOT
No. Data Masalah

Analisis SWOT
1. M1 (SDM)  
1. Jumlah tenaga perawat di ruang Teratai sudah mencukupi yaitu 17 orang 1. Jumlah tenaga perawat di ruang Teratai sudah mencukupi yaitu 17 orang perawat, 13 perawat
perawat, 13 perawat PNS, 3 perawat tenaga kontrak dan 1 perawat relawan. PNS, 3 perawat tenaga kontrak dan 1 perawat relawan dan sesuai dengan jumlah dan
2. Semua perawat ruang Teratai pernah mengikuti pelatihan komunikasi efektif, klasifikasi pasien.
K3RS, BHD, Preseptor Mentor, CI, Manajemen Mutu, SKP, Keselamatan 2. Berdasarkan tingkat pendidikan masih ada yang D3 keperawatan dan belum bisa melanjutkan
Pasien. pendidikan ke profesi Ners karena terhalang waktu dan biaya.
3. Adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja seperti melalui  
pelatihan BTCLS dan meningkatkan pendidikan.
4. Kemampuan dalam
menggunakan waktu bekerja dan penugasan yang diberikan
5. Dari tingkat pendidikan terdapat 6 perawat Profesi ners dan 11 orang D3
keperawatan
6. Hubungan yang baik antar karyawan
7. Jumlah tenaga perawat di ruang Teratai yaitu 17 orang
 
Analisis SWOT
2. M2 (Sarana dan Prasarana)  
1. Ruang Teratai merupakan ruang 1. Kebutuhan alat (waskom, nebulizer,
penyakit dalam laki-laki. timbangan badan, infus pump) masih
2. Perawat mampu mengelola dan belum sesuai standar depkes untuk
menggunakan sarana dan prasarana ruang Teratai.
seperti(Alat keperawatan).
3. Sebagian fasilitas kesehatan untuk
pasien belum
memadai (waskom, nebulizer,
timbangan badan, infus pump)
4. Adanya kebijakan pemerintah
dalam menambah sarana dan
prasarana rumah sakit
5. Adanya kerja sama dengan
pihak luar yang dapat
menambah sarana dan
prasarana rumah sakit
Analisis SWOT
3. M3 (Metode)  
1. Penerapanmodelasuhankeperawatansecara 1. PenerapanMAKP modeltimsudahdilakukan
struktur menggunakanmetodetimsudah 2. Ronde keperawatan
dilakukan. sudah dilakukan dengan baik
2. Ronde keperawatan sudah dilakukan dengan 3. Perawatcukuptepatwaktusaatdilakukantimbangterima(overan)
baik danmelihatlangsungkondisipasien
3. Supervisisudahberjalandenganbaik 4. Supervisipelaksanaanyasudahberjalandenganbaik
4. Timbang terima sudah dilakukan cukup 5. Discharge planning sudah dilakukan secara optimal dan sudah
tepat waktu dan dilakukan melihat langsung terdokumentasicukup baik
kondisi pasien.
5. Dischargeplanningsudahdilakukandenganbaik
karenasudahterdokumentasicukupbaik

4. M4 (Money) Tidak ditemukan masalah karena untuk


1. Dana operasional ruangan pembiayaan Tindakan kepada pasien
diperoleh dari rumah sakit sudah diatur oleh bagian keuangan rumah
2. Dana fasilitas Kesehatan sakit
diperoleh dari rumah sakit.
3. Mayoritas pembiayaan pasien
menggunakan BPJS (Badan
Penyelengaraan
jaminan Sosial)
4. Pelaksanaan pelatihan didata
dari kepala ruangan untuk
pembiayaan ditentukan dan
dikelola oleh pihak rumah sakit
Analisis SWOT
5. M5 (Marketing/Mutu)  
1. Sudah ada SAK dan SOP sebagai 1. Ditemukan masalah terbanyak yaitu
pedoman dalam melaksanakan penyakit CKD di ruang Teratai.
tindakan keperawatan. 2. Ditemukan masalah pasien dan keluarga
2. Berdasarkan penyakit kurang mematuhi peraturan RS
terbanyak yang di temukan di ruang mengenai jam kunjungan.
Teratai yaitu CKD
3. Pasien dan keluarga kurang mematuhi
peraturan dari RS yaitu terkait jam
kunjungan.
4. Berdasarkan survey kepuasan pasien,
pasien safety, kejadian resiko jatuh,
kejadian flebitis resiko rendah
terjadinya kejadian diatas.
5. Sudah terdapat struktur organisasi
ruangan dan alur pelayanan diruang
teratai.
M A B C D E F G H I J K L M N
a
s
a
l
a
h
M1 (SDM)
                                                 
1. Jumlah tenaga perawat di 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 39 VIII
 
ruang Teratai sudah
  mencukupi yaitu 17 orang
  perawat, 13 perawat PNS, 3
  perawat tenaga kontrak dan 1
 
perawat relawan dan sudah
sesuai dengan jumlah dan
  klasifikasi pasien.
 
1.  
Semua perawat ruang Teratai 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 38 IX
pernah mengikuti pelatihan
  komunikasi efektif, K3RS,
  BHD, Preseptor Mentor, CI,
  Manajemen Mutu, SKP,
  Keselamatan Pasien.
 
 
M2 (Sarana dan Prasarana)                            
 
1. Kebutuhan alat (waskom, 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 37 X
 nebulizer, timbangan badan,
infus
  pump) masih belum
  sesuai standar depkes untuk
  rumah sakit tipe B
Pendidikan
 
M3 (Metode)                            
 
 
6. Penerapan MAKP 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 45 I
 
model tim sudah I
terlaksana secara optimal
 
7. Ronde  keperawatan 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 43 IV
sudah
M5 (Marketing/Mutu)
dilaksanakan secara optimal
8. Perawat tepat waktu saat                            
dilakukan timbang terima 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 44 III
(overran) dan tanpa melihat
langsung Kondisi pasien
9. Supervisi
1. Ditemukan pelaksanaanya
masalah 3 4 33 44 4 3 4
3 4 33 3 4 3 23 5 43 33 4 4 40 V VII
sudah cukup
terbanyak 2
optimal
yaitu penyakit CKD di ruang Teratai
10. Discharge planning sudah 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 41 VI
2. Ditemukan masalah pasien dan
dilakukan 5 3 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 I
secara keluarga kurang mematuhi 7
optimalperaturan RS mengenai
dan sudah terdokumentasi
aturan jam kunjungan
cukup baik
M4 (Money) - - - - - - - - - - - - -  
Analisis SWOT
M1 ((Man/Ketenagaan)
Kurangnya perawat dengan IMPLEMENTASI KEGIATAN
pendidikan Sarjana Keperawatan, Profesi Ners
Persiapan
Mengumpulkan data perawat yang belum mengambil pendidikan Sarjana Keperawatan, Profesi Ners.
Implementasi
Mengatur waktu dan mengumpulkan biaya untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut.
Evaluasi
Berdasarkan observasi didapatkan 11 orang perawat dengan pendidikan terakhir D3 Keperawatan, dimana rata-rata
perawat di ruangan mengatakan ada kendala dalam melanjutkan pendidikan ke Profesi Ners karena alasan waktu
dan biaya.
Jumlah perawat yang tidak sesuai dengan jumlah dan klasifikasi pasien
Persiapan
Mengumpulkan data jumlah tenaga perawat dan kebutuhan tenaga perawat.
Implementasi
Memodifikasi dan memberdayakan tenaga non keperawatan yang telah ada di
ruangan untuk tindakan non invasive maupun mahasiswa yang praktek.
Mengatur jadwal libur dan cuti perawat kecuali pada perawat yang punya urusan
mendadak, sehingga tenaga yang ada di ruangan mencukupi.
1) Evaluasi
Berdasarkan observasi didapatkan bahwa tenaga non keperawatan dapat membantu
perawat untuk melakukan tindakan non invasif, misalnya saat melakukan akomodasi
pasien dan mahasiswa keperawatan dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai
kebutuhan pencapaian kompetensinya di bawah pengawasan perawat ruangan. Serta
jadwal shift ruangan Teratai dapat disusun sesuai dengan permintaan masing-masing
perawat, sehingga kemungkinan kosongnya tenaga perawat secara mendadak menjadi
lebih kecil.
Dengan kurangnya jumlah tenaga perawat di ruang Teratai, dimana jumlah tenaga
perawat yang tersedia ada 17 orang perawat sedangkan jumlah kebutuhan tenaga
keperawatan adalah 27 orang perawat (penghitungan menggunakan metode Rasio).
Tenaga perawat menyatakan terbantu dan beban kerjanya sedikit berkurang dengan
bantuan yang ada.
Evaluasi
Berdasarkan observasi yang didapat jumlah alat sudah di
gunakan secara optimal sesuai dengan jumlah pasien dan alur
pelayanan serta bagan di ruang teratai sudah dibuat sesuai
instruksi kepala ruangan.
Analisa dan Pembahasan
Sarana dan prasarana merupakan bagian pendukung dari suatu
pelayanan dan juga sebagai tolak ukur mutu pelayanan yang
diberikan kepada pasien. sarana dan prasarana di Ruang Teratai
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang mana merupakan
alat-alat pada ruangan Teratai tersebut dapat digunakan
dengan baik oleh perawat.
M3 (Methode)
MAKP berdasarkan hasil pengkajian kelompok dan pertimbangan penerapan model sistem
pemberian asuhan keperawatan, kelompok menerapkan Model Asuhan Keperawatan Tim.
Persiapan yang kelompok lakukan sebelum pelaksanaan adalah pengorganisasian yaitu
mahasiswa berperan sebagai kepala ruangan, ketua tim, perawat primer, dan perawat
associate. Model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu SOAP pada evaluasi asuhan
keperawatan. Rencana yang telah dilakukan mahasiswa profesi Ners Eka Harap Palangka
Raya yaitu memodifikasi dan memanfaatkan tenaga yang telah ada di ruangan seperti
adanya mahasiswa praktek sehingga model asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik
dengan hasil dari kuesioner yang diberikan pada pasien tingkat kepuasan dalam pelayanan
hasil baik.
Supervisi, supervisi diruangan sudah dilakukan secara baik karena setiap hari kepala ruangan
mengawasi perawat pelaksana dalam melakukan praktik keperawatan di ruang perawatan
sesuai dengan yang didelegasikan.
Ronde Keperawatan, selama praktek manajemen keperawatan mahasiswa melakukan
ronde keperawatan pada tanggal 19 Mei 2023 pasien atas nama Tn. M dengan Diagnosa DHF dengan
masalah keperawatan Hipertermia,Defisit Nutrisi,Nyeri Akut, Gangguan Mobilitas Fisik,defisit
Pengatahuan diri. Alasan kelompok tertarik mengambil kasus tersebut karena pada saat perawatan pasien
memerlukan asuhan keperawatan yang lebih komperehensif sehingga kelompok berusaha untuk
membantu mengatasi masalah tersebut dengan rencana keperawatan yang sudah ditentukan sesuai dengan
literatur yang ditemukan. Saran untuk perawat ruangan supaya melakukan ronde keperawatan diruangan
setiap bulan minimal 1 kali terutama pada kasus tertentu yang menarik dan jarang. Keunggulannya dari
ronde keperawatan merupakan mencari pemecahan masalah yang dialami pasien yang bisa dilakukan
antar perawat atau melibatkan tenaga kesehatan yang lain. Kelemahan pada ronde keperawatan adalah
pelaksanaan ronde yang selalu ditunda karena pasien ronde sudah boleh pulang. Kelebihan ronde ini
tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses ronde yang baik di ruang Teratai, dan dapat
hadirnya berbagai profesi dari dokter, farmasi, ahli gizi dan perawat.
Dokumentasi Keperawatan, pendokumentasian yang disesuaikan dengan sistem
dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Teratai BLUD RS dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya ini sudah ketentuan pihak rumah sakit disebabkan untuk memudahkan komunikasi
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien, sedangkan mahasiswa profesi
ners membuat format asuhan keperawatan yang dipersiapkan terdiri dari pengkajian
dengan pendekatan review of system. Rencana asuhan keperawatan dan catatan
keperawatan dengan model PIE (Problem, Implementasi, Evaluasi) serta persiapan
format yang diperlukan saat melaksanakan dokumentasi keperawatan. Rencana yang
dilakukan oleh mahasiswa profesi Ners ini melakukan pengkajian head to toe setiap
pasien yang dikelola. Keunggulan sistem dokumentasi yang ada ialah sistem
pendokumentasian dapat dengan mudah dipelajari oleh perawat karena petunjuk
sudah jelas. Sedangkan kelemahannya adalah dari faktor sumber daya manusianya yang
belum bisa menggunakan sistem pendokumentasian dengan optimal dimana
dokumentasi masih dilakukan dengan manual.
Discharge planning, sudah dilakukan secara baik
karena keterbatasan waktu perawat, pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara lisan dan memakai media leaflet. Pada
saat pasien masuk ke ruang teratai diberikan asuhan keperawatan
serta dilakukan pengkajian/anamnesa dan pemeriksaan head to
toe dan perencanaan sampai pasien pulang. Sudah ada format dan
dilakukan pendokumentasian setiap melakukan dischart planning.
Timbang terima, selalu dilakukan, dengan tahap yang
pertama adalah berada di nurse station, membacakan laporan
masing-masing pasien, observasi ke kamar pasien kemudian
dilanjutkan kembali ke nurse station untuk melakukan morning
meeting/pembagian tugas yang dipimpin oleh kepala ruangan.
Penyampaian pesan yang dilakukan secara singkat, jelas, mudah
dimengerti dan mewakili kondisi pasien pada saat itu. Selama
timbang terima ini dapat dilakukan oleh mahasiswa profesi ners
dan telah didokumentasikan. (Terlampir)
Pemasaran berkaitan erat dengan tingkat kepuasan seseorang terhadap
mutu pelayanan yang didapat. Kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi
atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-
harapannya (Nursalam, 2022). Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu
pelayanan rumah sakit. Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien,
manajemen rumah sakit dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan.
Indikator kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan rumah sakit dapat
dilihat dari jumlah kunjungan (bed), fasilitas rumah sakit/ruangan rawat
inap, mutu pelayanan keperawatan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai