OLEH :
1
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
A. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
D. Defisiensi Karbohidrat dan Protein pada Kejadian Gizi Buruk Balita……. .............. 14
G. Kesimpulan ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I. PENDAHULUAN
KEP masih lebih tinggi dari pada negara ASEAN lainnya.( Sediaoetama, 2009)
sekarang ini terjadi pergeseran masalah gizi dari defisiensi macro nutrient
konsumsi yang kurang dalam jangka waktu yang lama. Pada balita, KEP
Marasmus sering dijumpai pada anak < 1 tahun, di daerah urban, sedangkan
kwasiorkor sering dijumpai pada usia > 2 tahun di daerah yang kumuh dan
KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam
makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan
3
biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut
malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi, yang
karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun
serta protein dengan melalui proses katabolik. Kalau terjadi stres katabolik
menyebabkan defisiensi protein yang relatif, kalau kondisi ini terjadi pada saat
2009)
4
energi utama manusia bagi pencernaan dan penyerapan pada usus kecil serta
pada tingkat yang lebih rendah dilakukan oleh fermentasi mikroba dalam usus
karbohidrat yang tersedia atau tidak tersedia. (Retno Sri Iswari, 2006)
monosakarida yang diserap dalam usus halus dan melalui jalur metabolism
pencernaan manusia, tetapi mereka dapat difermentasi oleh bakteri dalam usus
macam sel seperti sel darah merah tidak dapat menggunakan bahan bakar lain.
lebih besar dari jumlah yang tersedia dalam tubuh sehingga terjadi proses
oksidasi yang tidak sempurna. Total keseluruhan asam yang terbentuk dapat
pati/zat tepung, sukrosa, laktosa; dari cadangan glikogen dalam tubuh; atau dari
5
sintesis in vivo dari gluconeogenic precursors seperti rangka karbon asam
ribose untuk sintesis asam nukleat; dan residu gula yang diyang ditemukan
sebagai unsur yang terikat secara kovalen dengan glikoprotein, glikolipid, dan
Klasifikasi
ketone (ketoses) serta turunan dari gula ini. Definisi ini menekankan sifat
alcohol (alditol), asam gula (asam uronic, aldonic, dan aldaric), glikosida dan
lain untuk menghasilkan ester dan ether atau diganti untuk menghasilkan gula
deoxy dan amino. Karbohidrat juga terikat secara kovalen dengan banyak
protein dan lipid. glycoconjugate ini terdiri atas glikoprotein, proteoglikan, dan
Jenis-jenis Karbohidrat
berbagai macam cara. Gugusan karbonil dapat direduksi atau dioksidasi, dan
6
1. Alditol
Alditol (polyols) (gbr 4-8) yang muncul secara alami pada tumbuhan dan
organism lain, merupakan hasil reduksi dari aldoses dan ketoses dimana
dan oleh karena itu menjadi stereospecific. Alditol, seperti gula, dapat larut
dan xylitol diabsorpsi secara pasif di dalam usus kecil dan dimetabolisme
menyebabkan diare karena sakit karena gerak osmotic. (catatan bahwa xylitol,
wlaupun alditol memiliki tiga karbon kiral, merupakan suatu molekul yang
Asam uronic merupakan asam gula lemah yang memiliki sebuah gugusan
sistem mamalia, dan epimer C-5 - nya, asam L-Iduronic, kurang menghasilkan
merupakan unsur pokok polisakarida yang tdak dapat dicerna pada tumbuhan
dan alga, yang berkontribusi sebagai serat makanan. Asam glycaric merupakan
asam dicarboxylic yang diantara gugusan akhir aldose telah dioksidasi menjadi
7
gugusan karboksil. Asam glyconic mudah melakukan lactonize menjadi
hydroxyl; sebagai contoh yang terlihat pada gambar 4-10. Gula deoxy, yaitu
menjadi unsur pokok monosakarida oleh asam atau katalisis enzim, dengan
8
Sukrosa, suatu disakarida nonreduksi, diubah oleh α-D-glucopyranosyl dan
tumbuhan dan diproduksi secara komersil dari gula tebu dan gula bit (secara
dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa sebagai larutan asam dan cepat
dicerna oleh sukrase, yaitu suatu α-glucosidase dari villi usus. Sukrosa
atau komersil, dan kata “gula” pada kemasan makanan berarti sukrosa.
dalam kelenjar susu mamalia. Konsentrasi susu berubah dengan spesies dan
unsur pokok sekitar 4 g/100 mL susu sapi dibandingkan dengan 6,4 g/100 mL
ASI (Newburg dan Neubauer, 1995).laktosa disajikan dalam produk susu dan
makanan jadi yang terdiri atas produk air dadih yang dibentuk dari bagian
encer susu yang tersisa dari pembuatan keju. Laktosa memiliki kurang lebih
1⁄ pemanis yang berasal dari sukrosa. Laktosa siap dicerna menjadi glukosa
3
merupakan disakarida yang mereduksi dan oleh karena itu rentan berrekasi
9
diserap dalam tubuh dan dia muncul untuk meningkatkankan pertumbuhan
bakteri ini efektif dalam pencegahan diare akut. Produksi asam lemak dengan
tepungc encephalopathy.
Protein adalah substansi pertama yang dikenal sebagai bahan vital bagi
kehidupan. Protein berasal dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling
substansi yang unik karena juga mengandung sekitar 16% nitrogen juga sulfur
dan bahan lain seperti fosfor, besi dan kobalt. Adanya nitrogen membuat
kehidupan
dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secaramgaris besar dapat
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan
sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin
α dan β- keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein
struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen.
10
Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan struktural karena seperti
halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat
mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan
mengalami kerusakan
Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Dengan kata lain
Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus
R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis asam
amino berbeda.
11
Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, muatan,
asam amino ini tidak pernah berubah. Asam amino yang paling sederhana
adalah glisin dengan atom H sebagai rantai samping. Berikutnya adalah alanin
1. Alanin (Ala)
Alanin (Ala) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam amino
meskipun terdapat pula bentuk D-alanin (R-alanin) pada dinding sel bakteri dan
paling banyak dipakai dalam protein setelah leusin. Gugus metil pada alanina
sangat tidak reaktif sehingga jarang terlibat langsung dalam fungsi protein
proses pembentukan glukosa dari protein, alanina berperan dalam daur alanina.
2. Arginin (Arg)
Asam amino arginin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat
eksesi dua gugus amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong
setengah esensial bagi manusia dan mamalia lainnya, tergantung pada tingkat
12
peternakan (dairy products) seperti daging, susu (dan olahannya), dan telur.
Dari produk tumbuhan dapat disebutkan cokelat dan biji kacang tanah.
3. Asparagin (Asn)
dalam pelarut air. Asparagina merupakan asam amino pertama yang berhasil
diisolasi. Namanya diambil karena pertama kali diperoleh dari jus asparagus.
sintesis amonia. Sumber: Daging (segala macam sumber), telur, dan susu (serta
aspartat pada satu gugus hidroksilnya. Asam aspartat bersifat asam, dan dapat
saraf otot. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap kepenatan.
Senyawa ini juga merupakan produk dari daur urea dan terlibat dalam
glukoneogenesis.
5. Sistein (Cys)
13
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki
atom S, bersama-sama dengan metionin. Atom S ini terdapat pada gugus tiol
yang mengandung belerang. Sisteina dan metionin pada protein juga berperan
gugus tiol. Sumber utama sisteina pada makanan adalah cabai, bawang putih,
bawang bombay, brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-sistein juga
diproduksi secara industri melalui hidrolisis rambut manusia dan babi serta
buluunggas.
6. Glutamine (Gln)
Glutamin adalah satu dari 20 asam amino yang memiliki kode pada kode
yang berlangsung pada tumbuhan. Amonia yang diserap tumbuhan atau hasil
reduksi nitrit diikat oleh asam glutamat menjadi glutamina dengan bantuan
enzim glutamin sintetase atau GS. Glutamina dijadikan suplemen atlet binaraga
untuk mengganti kerusakan otot dengan segera akibat latihan beban yang berat.
14
Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan (polar) bersama-sama
dengan asam aspartat. Ini terlihat dari titik isoelektriknya yang rendah, yang
Lewis). Asam glutamat dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia sehingga
tidak tergolong esensial. Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada
dikenal juga sebagai monosodium glutamat, MSG, vetsin atau micin), sangat
dikenal dalam dunia boga Indonesia maupun Asia Timur lainnya sebagai
penyedap masakan.
8. Glisin (Gly)
Glisina atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana.
Rumus kimianya C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan merupakan
banyak mengandung glisina. Pengecualiannya ialah pada kolagen yang dua per
tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisina. Glisina merupakan asam
9. Histidin (His)
15
Histidina merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada dalam protein.
Bagi manusia histidina merupakan asam amino yang esensial bagi anak-anak.
Fungsi Histidina menjadi prekursor histamin, suatu amina yang berperan dalam
Isoleusina adalah satu dari asam amino penyusun protein yang dikode oleh
DNA. Rumus kimianya sama dengan leusinhidrofobik (tidak larut dalam air)
dan esensial bagi manusia. tetapi susunan atom-atomnya berbeda. Ini berakibat
Leusina merupakan asam amino yang paling umum dijumpai pada protein. Ia
nitrogen bagi orang dewasa. Ada dugaan bahwa leusina berperan dalam
Lisina (bahasa Inggris lysine) merupakan asam amino penyusun protein yang
dalam pelarut air bersifat basa, seperti juga histidin. Lisina tergolong esensial
16
bagi manusia dan kebutuhan rata-rata per hari adalah 1- 1,5 g. Lisina menjadi
kerangka bagi niasin (vitamin B1). Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
atom S. Asam amino ini penting dalam sintesis protein (dalam proses
membentuk RNA) karena kode untuk metionina sama dengan kode awal (start)
untuk suatu rangkaian RNA. Biasanya, metionina awal ini tidak akan terikut
harus dipasok dari bahan pangan. Sumber utama metionina adalah buah-
buahan, daging (ayam, sapi, ikan), susu (susu murni, beberapa jenis keju),
Fenilalanina adalah suatu asam amino penting dan banyak terdapat pada
17
Fenilalanina bersama-sama dengan taurin dan triptofan merupakan senyawa
pada sistem saraf otak. Dalam keadaan normal, fenilalanina diubah menjadi
tirosin dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam proses ini (penyakitnya
Prolina merupakan satu-satunya asam amino dasar yang memiliki dua gugus
samping yang terikat satu-sama lain (gugus amino melepaskan satu atom H
untuk berikatan dengan gugus sisa). Akibat strukturnya ini, prolina hanya
bukanlah asam amino karena tidak memiliki gugus amina namun imina namun
pendapat ini tidak tepat. Fungsi terpenting prolina tentunya adalah sebagai
prolina untuk menjaga keseimbangan osmotik sel. Prolina dibuat dari asam L-
glutamat dengan prekursor suatu asam imino. Prolina bukan merupakan asam
18
16. Serine (Ser)
Serina merupakan asam amino penyusun protein yang umum ditemukan pada
merupakan asam amino esensial bagi manusia. Namanya diambil dari bahasa
Latin, sericum (berarti sutera) karena pertama kali diisolasi dari protein serat
sutera pada tahun 1865. Strukturnya diketahui pada tahun 1902. Fungsi biologi
bakteria), dan sejumlah besar metabolit lain. Sebagai penyusun enzim, serina
berada pada bagian aktif kimotripsin, tripsin, dan banyak enzim lainnya.
Berbagai gas-gas perangsang saraf dan senyawa aktif yang dipakai pada
kematian.
merupakan satu dari tiga asam amino yang biasanya terfosforilasi oleh enzim
19
Treonina merupakan salah satu dari 20 asam amino penyusun protein. Bagi
terkandung pada produk-produk dari susu, daging, ikan, dan biji wijen.
Triptofan merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein yang bersifat
esensial bagi manusia. Bentuk yang umum pada mamalia adalah, seperti asam
alam (contohnya adalah pada bisa ular laut kontrifan). ugus fungsional yang
perangsang tidur), serotonin (suatu transmiter pada sistem saraf) dan niasin
(suatu vitamin).
Tirosina (dari bahasa Yunani tyros, berarti keju, karena ditemukan pertama kali
dari keju) merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Ia memiliki
satu gugus fenol (fenil dengan satu tambahan gugus hidroksil). Bentuk yang
20
umum adalah L-tirosin (S-tirosin), yang juga ditemukan dalam tiga isomer
struktur: para, meta, dan orto. Pembentukan tirosina menggunakan bahan baku
tirosina. Dua isomer yang lain terbentuk apabila terjadi “serangan” dari radikal
norepinefrin dan epinefrin. Tirosina tidak bersifat esensial bagi manusia. Oleh
Valina adalah salah satu dari 20 asam amino penyusun protein yang dikode
oleh DNA. Dalam ilmu gizi, valina termasuk kelompok asam amino esensial.
valina dalam air adalah hidrofobik (‘takut air’) karena ia tidak bermuatan. Pada
penyakit anemia “bulan sabit” (sel-sel eritrosit tidak berbentuk seperti pil tetapi
glutamat, asam amino lain yang hidrofilik (‘suka air’), pada hemoglobin.
21
Akibatnya bentuk sel berubah dan kehilangan kemampuan mengikat oksigen
peternakan (daging, telur, susu, keju) dan biji-bijian yang mengandung minyak
lengkap, terdapat pada ikan, daging, susu, telur, larva serangga, lebah,
kedelai.
Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi
Protein yang telah dipecah menjadi asam amino kemudian diarbsorbsi oleh
dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah. Asam amino tersebut
gugus amin ini disebut dengan deaminasi. Protein tidak dapat disimpan
22
didalam tubuh sehingga bila kelebihan akan segera dibuang atau diubah
menjadi zat lain. Zat sisa hasil penguraian protein yang mengandung nitrogen
akan dibuang bersama air seni dan yang tidak mengandung nitrogen akan
air seni. Kekurangan protein juga tidak baik bagi tubuh. Gangguan kekurangan
cadangan zat gizi dalam tubuh, penyakit infeksi, infestasi cacing, aktifitas
keseimbangan ini tidak terjaga maka akan terjadi perubahan dalam tubuh,
yakni terjadinya pemakaian cadangan zat gizi yang tersimpan dalam tubuh.
Bila hal ini berlangsung lama maka berangsur-angsur cadangan tubuh akan
terjadinya mobilisasi zat-zat gizi yang berasal dari jaringan tubuh. Sebagai
akibat hal tersebut, tubuh akan mengalami penyusutan jaringan tubuh, kelainan
23
akhirnya kerusakan organ tubuh dengan segala keluhan, gejala-gejala dan
tanda-tanda yang timbul sesuai dengan jenis zat gizi yang menjadi pangkal
Dimulai dengan perubahan yang paling ringan sampai berat, dimulai hanya
dengan kekurangan cadangan zat gizi (belum ada perubahan biokemik dan
fisiologi), kelainan gizi laten (gejala, dan tanda klinis masih terbatas dan belum
khas) sampai terjadi kelainan gizi klinik (gejala, dan tanda klinis khas dan
jelas).
katabolik. Kalau terjadi stres katabolik (infeksi) maka kebutuhan akan protein
kalau kondisi ini terjadi pada saat status gizi masih diatas -3 SD (-2SD–3SD),
24
1. Marasmus
beberapa tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada)
Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar ukurannya.
Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena marasmus,
diantaranya:
e) Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada
paha dan pantat bayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
2. Kwashiorkor
25
al. 2009). Namun jaringan lemak dibawah kulit masih ada dibanding bayi
c) Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah.
face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat
Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit). Kulit mudah luka karena
utama. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
syaraf tunggal maupun syaraf kelompok pada otot. Seperti otot mata
sering terjadi terus berkedip, atau pada pita suara yang menghasilkan
26
3. Marasmik – Kwashiorkor
dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan
a. Saluran Pencernaan
lambung. Mukosa usus halus mengalami atrofi. Vili pada mukosa usus lenyap,
mucin dalam mukosa terganggu dan laju penyerapan asam amino serta lemak
berkurang.
b. Pankreas
c. Hati
Pengaruh malnutrisi pada hati bergantung pada lama, serta jenis zat gizi
27
sehingga zat lemak kemudian tertumpuk dalam sel-sel hati. Manakala
d. Sistem Hematologik
terlihat. Derajat kelainan ini bergantung pada berat serta lamanya kekurangan
sekali tidak makan protein timbul karena stem cell dalam sumsum tulang tidak
2009).
normal. Morfologi neutrofil juga kelihatan normal. Namun, jika infeksi terjadi,
yang dinyataan sebagai hitung neutrofil tertinggi setelah 3-5 jam pemberian
2009).
28
Penanganan dan Pencegahan
Pengobatan terhadap KEP adalah ditujukan untuk menambah zat gizi yang
kurang, namun dalam prosesnya memerlukan waktu dan harus secara bertahap,
oleh karenanya harus di rawat inap di rumah sakit. Secara garis besar
Pada tahap awal harus diberikan cairan intra vena, selanjutnya dengan
parenteral dengan bertahap, dan pada tahap akhir dengan diet tinggi kalori dan
tinggi protein.
kembang anak.
karena sangat penting pada saat akan keluar rumah sakit akan mempengaruhi
Mempertahankan status gizi anak yang sudah baik tetap baik dengan
29
Mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi
ASI.
Kesimpulan
Defisiensi karbohidrat dan protein yang terus menerus terjadi pada balita akan
jaringan dan organ sampai akhirnya akan menimbulkan gejala klinis. Gejala
klinis yang terjadi tidak terlepas dari fungsi dan peran penting yang dimiliki
oleh karbohidrat dan protein bagi balita. Karbohidrat sebagai energi utama dan
protein sebagai zat pembangun yang sangat dibutuhkan oleh balita. KEP perlu
30
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, R. A., A. Robson, et al. (2009). "Acquired loss of hair pigment associated
with a flexural dermatosis." Clin Exp Dermatol 34(6): 735-736.
Akuyam, S. A., H. S. Isah, et al. (2009). "Relationship between age and serum
lipids in malnourished and well-fed pre-school children in Zaria, Nigeria." Niger J
Clin Pract 12(3): 273-276.
Almatsier, Sunita dkk. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Behar, M. (2010). "Reflections on the legacy of INCAP." Food Nutr Bull 31(1):
173-175.
Escoda, S., H. Chappuy, et al. (2010). "An unusual cause of extensive edema."
Pediatr Emerg Care 26(5): 378-379.
Demonet, G. (2012). "[Rice milk and risk of malnutrition]." Soins Pediatr Pueric
264: 8.
31
Diamanti, A., S. Pedicelli, et al. Iatrogenic Kwashiorkor in three infants on a diet
of rice beverages, Pediatr Allergy Immunol. 2011 Dec;22(8):878-9. doi:
10.1111/j.1399-3038.2011.01180.x.
Sunita, Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
32