Anda di halaman 1dari 4

RESUME KEGIATAN PENGAWALAN GUGATAN JUSIDIAL REVIEW KE

MAHKAMAH AGUNG JAKARTA.

1. Pemberangkatan Hari Rabu Tanggal, 28 Nopember 2018, jam 16.00 dari Markas
FPHI sendang hijau yang dipantau dan juga dihadiri oleh kawan kawan polres, dan
koramil yang diawali dengan doa dan foto bersama.

2. Jumlah peserta aksi ke Jakarta sebanyak 36 orang yang diwakili oleh Korda FPHI
Kabupaten Wonogiri, Korda SMP, dan perwakilan masing masing Koordinator
kecamatan.

3. Hari Kamis 29 November 2018. Pukul 13.00 Diawali dengan longmarch dari kawasan
Monas menuju kantor MA Jakarta untuk penyerahan gugatan ke MA .

Sebagian kawan kawan honorer nasional (perwaklan dari beberapa daerah diantaranya
depok, bekasi, Pandeglang, Banten, Sukoharjo, Jambi dan Bandung berangkat dari
istana negara.

Sambil menunggu kedatangan kuasa hukum honorer Bp. Prof. Dr.Yusril Ihza
Mahendra SH, M.Sc. Kawan kawan honorer perwakilan dari beberapa kota kabupaten
melakukan orasi didepan kantor Mahkamah Agung. Tepat 14.45 beliau bapak Yusril
datang dan dengan perwakilan dari kabupaten Wonogiri, Jambi, Bandung, Depok, dan
Pandeglang serta Ketua FPHI Pusat menyampaikan gugatan yang isinya tentang
Kriteria penetapan kebutuhan pegawai negeri sipil dan peraturan seleksi CPNS 2018.

Dari hasil penyampaian gugatan tersebut pada pukul 16.10 didampingi juga oleh

Advokat BP. Gugum Ridho Putra S.H, M.H SKK. Disampaikan bahwa gugatan telah
disampaikan dan dimohon kawan kawan bersabar menunggu waktu tercepat 19 hari
sejak gugatan dimasukkan. Dan tetap jaga kekompakan serta persatuan honorer secara
Indonesia.
Lanjutan hari ke-2 Jumat, Tanggal 29 Nopember 2018
RESUME RAPAT TENTANG RENCANA GUGATAN UU ASN

Setelah memasukan gugutan Permenpan RB Nomor 36 Tahun 2018 tentang Kriteria


Penetapan Kebutuhan PNS dan Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2018 melalui beliau bapak
Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc. beliau adalah seorang pengacara, pakar hukum
tata negara, politikus, dan intelektual Indonesia. Maka akan dilanjutkan dengan gugatan
untuk Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang didalamnya
memuat 2 kategori yaitu PNS dan PPPK yang akan menggandeng beliau bapak Prof.
Dr. Muchtar Papahan, S.H. berikut biodata dari beliau:
Nama : Prof. Dr. Muchtar Papahan, S.H.
Lahir : Simalungun, Sumatera Utara, Indonesia, NaN undefined NaN
Profesi : Dosen Pembimbing Disertasi Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1994 -
2016)
Karier
 Dosen Universitas Tujuh belas Agustus Jakarta (1989-1994)
 Dosen Fakultas Hukum Univ. HKBP Nommensen Medan (1981-1986)

 Dosen Universitas Kristen Indonesia Jakarta (1986-2016)


 Dosen Pembimbing Disertasi Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1994-2016)

Muchtar Pakpahan adalah salah satu tokoh buruh Indonesia yang mendirikan serikat buruh
independen pertama di Indonesia. Karena usahanya yang gigih untuk memperjuangkan
kenaikan gaji buruh, lelaki kelahiran Bah Jambi 2 Tanah Jawa, Simalungun Sumatera Utara
ini memperoleh berbagai penghargaan hak asasi manusia dari dunia internasional. Sekarang
Pakpahan aktif sebagai pengacara di lawfirmnya, Muchtar Pakpahan Associates dan mengajar
di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Muchtar lahir pada, 21 Desember 1953. Ia adalah mantan Ketua Umum DPP Serikat Buruh
Sejahtera Indonesia (1992-2003), yang merupakan organisasi buruh independen pertama di
Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai anggota Governing Body ILO mewakili Asia, dan
Vice President World Confederation of Labor, ILO. Pada tahun 2003 dia meninggalkan
Serikat Buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat. Pada 2010 dia juga
meninggalkan Partai dan memilih fokus di kantor pengacaranya Muchtar Pakpahan
Associates dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI). Muchtar
memulai kariernya sebagai seorang pengacara pada tahun 1978 dan mulai menjadi seorang
advokat pada tahun 1986. Sejak memulai pekerjaan sebagai advokat, dia telah aktif membela
rakyat kecil dengan konsultasi hukum gratis.

Ia kemudian dikenal masyarakat Indonesia sebagai pembela buruh dan rakyat kecil yang
tertindas oleh rezim orde baru. Pakpahan menjadi aktivis perburuhan karena perasaan
berhutangnya kepada Tuhan. Muchtar bisa sukses memperoleh gelar Sarjana Hukum
meskipun harus berjuang tanpa orangtua. Sejak usia 18 tahun, Muchtar sudah ditinggal
ibunya Victoria Silalahi, sementara ayahnya Sutan Johan Pakpahan meninggal ketika
Muchtar berusia 11 tahun. Sejak SMA hingga di bangku kuliah dia harus bekerja sampingan
seperti menarik becak unuk membiayai kuliahnya. Pasca kelulusannya, Muchtar berdoa
kepada Tuhan dan bernazar bahwa seluruh hidupnya akan diabdikan kepada orang miskin.
Itulah awalnya Muchtar mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang miskin terutama untuk
buruh.

Sepanjang hidunya ia mengaku ada empat orang yang mempengaruhi pemikiran dan
langkahnya. Pertama adalah sang ibu. Ibu menjadi tempat untuk mencurahkan isi hatinya dan
mampu menjadi orang yang menerima aspirasi dan menjaga rahasia orang. Kedua adalah
abangnya yang tertua. Ia mengaku belajar tanggung jawab darinya yang sejak usia muda ia
telah menempatkan diri dalam keluarga sebagai ayah. Sehingga ia tidak begitu merasa sangat
kehilangan sosok ayah yang meninggal, karena sosok tersebut dapat dilihat dari kehidupan
abangnya.

Orang ketiga yang memiliki pengaruh pada dirinya adalah Presiden Soekarno. Buku-buku
sang proklamator tentang patriotisme dan nasionalisme dibaca habis sehingga memperdalam
kecintaannya pada bangsa dan negara. Dan yang keempat adalah seorang pemikir Kristen
yaitu TB. Simatupang. Simatupang mengajarkan kepadanya untuk senantiasa "berkata yang
benar apa adanya.

Pria yang akrab disapa dengan sapaan Bang Muchtar ini, menghabiskan masa kecilnya di
daerah Tanah Jawa, Sumatera Utara dan ketika memasuki Sekolah Menengah Atas, dia
memilih untuk hijrah ke Medan. Gelar Sarjana Hukumnya diperoleh Muchtar di Universitas
Sumatera Utara (USU). Dia menyelesaikan Program Pasca Sarjananya S2 politik di
Universitas Indonesia (UI) tahun 1989 dan S3 gelar doktor hukum juga di Universitas
Indonesia tahun 1993. Ia berhasil mempertahankan disertasinya yang kemudian diterbitkan
menjadi buku judulnya DPR Semasa Orde Baru. Ketika selesai mempertahankan
disertasinya, dia pernah diminta Badan Intelegensi untuk mengubah isi disertasi karena
dianggap membahayakan keselamatan negara. Karena vokal menyuarakan perlawanan
terhadap pemerintahan Orde Baru, dia pernah ditahan beberapa kali di penjara.

Pada Januari 1994 Muchtar ditahan di Semarang. Agustus 1994 - Mei 1995 ia dipenjarakan
lagi di Medan karena kasus demonstrasi buruh pertama di Indonesia. Juli 1996 - 1997
Muchtar kembali dipenjarakan di LP Cipinang, karena menulis buku Potret Negara Indonesia
yang isinya diperlukan reformasi sebagai alternatif Revolusi. Muchtar bahkan terkena
ancaman pidana mati, karena dianggap melakukan tindak subversif.

Lahirnya era reformasi membuat Muchtar memiliki kesempatan untuk memperjuangkan


kaum buruh pada tingkat politik praktis. Ia bersama aktivis buruh di SBSI pun membentuk
Partai Buruh Nasional (PBN). Partai ini ikut dalam Pemilu 1999, namun sayangnya tidak
mendapat suara yang cukup untuk menempatkan wakilnya di lembaga legislatif. Saat itu ia
masih bisa berharap dengan aktivis buruh yang bergabung dengan partai besar dan duduk di
lembaga legislatif dapat memperjuangkan nasib buruh.

Kebutuhan terhadap partai politik ini semakin terasa ketika pemilu 1999 berakhir dan
menghasilkan 6 partai pemenang Pemilu. Dari pengalaman tiga tahun bersama para anggota
MPR dari hasil pemilu itu, tidak ada partai politik yang tertarik dengan aspirasi buruh. Dari
fakta itu, SBSI melihat harus ada wakilnya di DPR. Pertama, untuk memperbaiki kondisi
negara. Sebab jika kondisi negara tidak baik kondisi buruh tentu juga tidak baik. Sebab
apapun kebijakaan negara pasti menyangkut nasib buruh pula. Kedua, yang tak kalah penting
adalah untuk memperjuangkan nasib buruh itu sendiri. Itulah yang melatarbelakangi
pendirian dari Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD). Dengan terbentuknya PBSD, ia
berharap bisa menyumbang tenaga untuk memperbaiki negara dan bangsa dari keterpurukan.
Menurut beliau bahwa keadaan honorer ini telah menciderai UUD 1945 pasal 27 dan 28 yang
berisi tentang Pasal 27 ayat 2 Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 28 ayat 2 Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Pasal 28C ayat 1 Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia. Pasal 28D ayat 2 Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Serta Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 Ayat 1
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
1) pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; 2) pekerjaan yang diperkirakan
penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun; 3)
pekerjaan yang bersifat musiman; atau 4) pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru,
kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan. Ayat 2
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat
tetap. Melihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan ini adalah perjanjian yang dilakukan oleh dinas terkait ataupun pemerintah
daerah. Oleh sebab itu masih berliku untuk gugatan UU ASN ini dan panjang karena akan
melewati berbagai tahap sehingga masuk di persidangan.

Terima kasih. Apabila ada salah kalimat atau pengetikan kami minta maaf

Anda mungkin juga menyukai