I. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui perbedaan dari hasil teori dan pengukuran pada percobaan.
b. Untuk mengetahui nilai arus, voltase, daya dan hambatan pada masing-masing
rangkaian baik itu seri ataupun parallel.
c. Untuk mengetahui hasil output pengukuran pada lampu yang terpasang.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah
diakui secara internasional. Hubungan antara tegangan dan arus secara umum
dinyatakan dengan Hukum Ohm, yaitu V = IR. Dimana V = tegangan (volt), I = arus
(ampere) dan R = hambatan (ohm). Hasil pengukuran arus dan tegangan dengan
menggunakan alat ukur harus memenuhi hasil rumusan Hukum Ohm.
Tegangan adalah suatu beda potensial antara dua titik yang mempunyai perbedaan
jumlah muatan dalam satuan volt. Multimeter juga dapat digunakan sebagai pengukur
arus. Cara memasangnya adalah seri terhadap beban yang akan diukur arusnya,
pengukur arus amperemeter ini juga mempunyai hambatan dalam seperti halnya
voltmeter yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran arus suatu rangkaian. Arus
listrik timbul karena adanya suatu elektron satu arah dari suatu beban atau zat akibat
pengaruh gaya dari luar dalam ampere. Satu ampere adalah jumlah muatan lestrik dari
62.4 dikali dengan elektron yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama 1 detik.
Hubungan antara tegangan, arus dan hamatan ini disebut Hukum Ohm, ditemukan
oleg George Simon Ohm dan dipublikasikan pada sebuah paper pada tahun 1820 The
Galaunik Circuit Investigated Mathematicsly. Prinsip Hukum Ohm ini adalah
besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian.
a. Kwh meter
b. Sekring
c. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
d. Lampu 25W, 60W dan 150W
e. Clampmeter
f. Multimeter
V. Langkah Kerja
+~ +~
T : Teori
P : Pengukuran
+~ 150 W / 220 V
T P T P P T T P T P T P
150 7.23 60 43.86 220 1129.34 0.195 0.22 62.92 32.9 157.3 199.4
Keterangan :
T : Teori
P : Pengukuran
2 : Lampu 60 watt
T : Teori
P : Pengukuran
P1 = Daya (watt)
R = Hambatan
I = Arus (ampere)
V = Tegangan (volt)
1 1 1 1 1
= + = +
Rtotal R1 R2 322.67 806.67
R total = 230.48 Ω
C. Perhitungan Arus Teori
𝑉1 220
I1 Teori = = = 0.68 A
𝑅 322.67
𝑉2 220
I2 Teori = = = 0.27 A
𝑅 806.67
+~ 150 W / 220 V
Tabel 5.4 Data Hasil Perhitungan dan Pengukuran
P1 P2 P3 R It I1 I3
T P T P T P T P T P T P
150 7.172 60 44 25 23.3 714.28 0.295 0.32 0.195 0.22 0.1 0.1
Vs V1 V2 V3
P T P T P T P
232 62.92 32.6 157.3 200 220 233
Keterangan :
P = Daya (watt)
R = Hambatan (Ω)
1 1 1 1 1
= + = +
Rtotal R1 R2 1129.34 1936
R total = 714.28 Ω
B. Perhitungan Tegangan Teori
𝑉3 220
I3 = = = 0.1 A
𝑅 1936
𝑉 220
I total = = = 0.308 A
𝑅 714.28
I1 = I2 = I total – I3
= 0.308 – 0.1
= 0.195 A
VII. Kesimpulan
1. besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial
(tegangan).
2. Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.
3. Huhum Ohm dapat digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus
serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan beban listrik tanpa
menggunakan ohmmeter.