PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan untuk deteksi dari trace metals dalam sampel lingkungan pada
kemudian dapat diukur. Teknologi dengan metode ICP yang digunakan pertama
kali pada awal tahun 1960 dengan tujuan meningkatkan pekembangan teknik
analisis.
Berikut adalah penjelasan komponen, fungsi, cara kerja hingga menghasilkan data
PEMBAHASAN
untuk menentukan unsur dan isotop secara simultan yang terkandung dalam
berbagai jenis cuplikan. Alat ini adalah gabungan plasma (ICP = Inductively
Mass Spectrometer) sebagai pemilah dan pencacah ion. Metode analisis ini
emisi, sebagaian besar unsur dapat diionisasi dengan efisien dalam ICP. Dengan
alasan inilah ICP digunakan sebagai sumber ion dalam ICP-MS. Bila
ES), spektra massa lebih sederhana dari pada spektra emisi optik. Kebanyakan
unsur berat memperlihatkan ratusan garis emisi, tetapi unsur berat tersebut hanya
sistem ICP-MS adalah: argon ICP (argon plasma, auxiliary dan nebulizer);
mass spectrometer chamber); lens voltages (photon stop, bassel box barrel, einzel
sumber dengan spektrometer massa. ICP sumber mengubah atom dari unsur-unsur
dalam sampel untuk ion. Ion ini kemudian dipisahkan dan dideteksi oleh
di antaranya adalah ICP, interface, lensa, mass analyzer dan detektor. ICP
gas argon disemprotkan oleh nebulizer ke dalam plasma. Oleh nebulizer larutan
sampel berubah berupa butiranbutiran halus (aerosol). Proses yang terjadi dalam
ICP adalah penguapan, penguraian, eksitasi dan ionisasi. Proses perjalanan larutan
dari wadah sam pel sampai masuk ke dalam plasma Energi yang diperlukan untuk
mengubah sam pel menjadi bentuk yang terionisasi adalah relatif besar. Biasanya
temperature ionisasi berkisar 7500 -8000oK. Ekstraksi ion dari ICP melalui ion
interface. Karena adanya perbedaan tekanan (pada satu sisi tekanan atmosfir dan
sisi lain tekanan rendah) maka gas mengalir membawa ion-ion. Ion-ion masuk ke
kuadrupol massa, melalui beberapa tahap yang berbeda tekanannya. Pertama dari
plasma tekanan atmosfir masuk ke daerah tekanan 2 mbar. Daerah ini adalah
antara sample dan skimmer. Tekanan 2 mbar dapat dijaga oleh pompa mekanik.
Ke dua, dari tekanan 2 mbar masuk ke kuadrupol massa, tekanannya 10-4 mbar.
Tekanan tersebut dilakukan oleh pompa kriogenika. Sistem lensa ion, fungsinya
mass analyzer namun yang umum digunakan adalah magnetic analyzer dan
plasma tipe khusus. Plasma terbentuk melalui aliran gas Argon (8-20 L/menit)
yang mengalir pada tiga tabung kuarsa konsentris yang disebut plasma torch.
Plasma yang stabil akan terbentuk selama kekuatan magnetisnya tinggi dan aliran
gas yang mengalir berada dalam pola yang simetris. Setiap unsur yang berbeda
akan menghasilkan nyala api yang berbeda pada gas pembakar (Montaser et al.,
1998).
setelah energi panas dari flame mengkonversikan molekul menjadi atom, dan
kemudian memindahkan atom dari energi ground state ke excited state. Atom
kembali ke ground state. Energi yang dipancarkan pada suatu panjang gelombang
reaksi kimia yang timbul dari proses pembakaran. Sedangkan pada ICPS atom-
atom akan diekstiasi dengan menggunakan plasma torch yang memiliki energi
yang lebih besar (temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan flame
photometry).
ICPS juga dapat digunakan untuk semua logam dan metaloid yang terdapat pada
elemen pada konsenstrasi yang sangat kecil dan memiliki presisi yang baik (0,2-
Gas argon yang mengalir pada plasma torch merupakan gas inert, mudah
didapat dan menghasilkan plasma yang stabil dari generator RF. Tiga aliran gas
yang melalui 3 tabung yang berbeda memiliki fungsi penting yang berbeda-
beda.Aliran yang paling luar mempunyai laju yang paling tinggi antara 5-15
1. Untuk menahann plasma, ion-ion argon di dalam aliran ini menjadi sumber
2. Mengalir dengan kecepatan yang cukup untuk mencegah kontak antara plasma
dengan tabung kuarsa. Sedangkan aliran gas argon yang cepat dapat mengusir
Aliran gas kedua mempunyai laju aliran yang bervariasi. Fungsinya untuk
mengatur dan menempatkan plasma pada tempatnya di dalam torch. Jika laju
aliran terlalu rendah, maka posisi plasma akan terlalu ke bawah tabung kuarsa dan
tabung dapat meleleh. Sedangkan, jika aliran terlalu tinggi, plasma akan terlempar
Aliran ketiga merupakan aliran gas dibagian tengah yang mengalir dengan
laju aliran antara 0,3-1,5 ml/menit, digunakan untuk mengantar gas yang
mengandung analit ke dalam inti panas dari plasma. Di dalam inti tersebut sampel
diekstitasi dan setelah melewati plasma, atom yang tereksitasi akan berelaksasi di
bagian atas plasma torch dan memancarkan panjang gelombang tertentu
(Robinson, 1996).
Plasma yang terbentuk mencapai suhu 9000-10000K. Pada suhu ini plasma
harus diisolasi secara termal agar tabung kuarsa tidak meleleh pada saat alat
sedang bekerja. Isolasi ini dapat dicapai dengan menggunakan Reed’s vortex yang
mendinginkan bagian dalam dari dinding terluar tabung kuarsa dan menjaga agar
1. Selektifitas/Spesifisitas
Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat
biasanya adalah komponen utama atau komponen aktif dan atau suatu
pengotor. Jika dalam suatu uji terdapat suatu pengotor maka metode uji harus
tidak terpengaruh dengan adanya pengotor ini (Gandjar dan Rohman, 2015).
uji yang secara langsung proposional dengan konsentrasi analit pada kisaran
terendah dan tertinggi yag mana suatu metode analisis menunjukan akurasi,
yang linier antara kadar analit dengan respon detektor. Sebagai parameter
adanya hubungan linier antara kedua hal tersebut dapat digambarkan sebagai:
y = a + bx
x = konsentrasi
korelasi negatif sempurna yakni semua titik percobaan terletak pada suatu
positif sempurna, yakni semua titik percobaan terletak pada satu garis lurus
mengindikasikan linieritas jika nilai r melebihi 0.999. Jika nilai r kurang dari
0.999, parameter lain seperti Vxo, nilai Xp, uji linier ANOVA, dll. perlu
dihitung. Bila nilai Vxo < 5% dan intersep tidak berbeda signifikan dari nol (p
𝑆𝑥𝑜 𝑆𝑦 ̂2
Σ (𝑌𝑖−𝑌𝑖)
𝑉𝑥𝑜 = 𝑥 100 % 𝑆𝑥𝑜 = 𝑆𝑦 = √ 𝑁−2
𝑋̅ 𝑏
terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang
dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan (Gandjar dan
Rohman, 2015).
Batas deteksi dan kuantifikasi dapat dihitung secara statistik melalui garis
regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b
(Harmita, 2004).
4. Kecermatan (accuracy)
dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar
5. Keseksamaan (presicion)
harga koefisien variasi (KV). Presisi dikatakan baik apabila KV ≤ 2%. Untuk
SD = Simpang baku
x = Kadar rata-rata
(Harmita, 2004).
perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode
merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi normal antara lab dan antar analis
(Harmita, 2004).
7. Kekuatan (Robustness)
yang kecil dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik dan efek
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 BAHAN
1. HNO3 p (Merck)
2. HCl p (Merck)
3. H2O2 (Merck)
4. HNO3 2% (Merck)
3.2 ALAT
3. Timbangan analitik
4. Alat-alat gelas ukur di laboratorium
Dibuat dengan larutan baku antara Timbal (Pb) dengan kadar 50 bpj
dengan cara mengencerkan 5,0 mL larutan baku induk Pb 1000 bpj dan dilarutkan
Dari larutan baku induk (50 ppm) dibuat pengenceran dengan konsentrasi
0,25 ppm; 1,0 ppm; 3,0 ppm; 5,0 ppm; 10,0 ppm; 15,0 ppm; 20,0 ppm; 25,0 ppm.
dibuat kurva baku dengan menghubungkan antara kadar (ppm) dengan intensitas
panjang gelombang yang memiliki sensitifitas yang baik dan interferensinya kecil
yang linier antara kadar analit dengan respon detektor. Sebagai parameter adanya
y = a + bx
x = konsentrasi
a = tetapan regresi
∑(y−ŷ)2 Sy/x
Sy/x = √ Sx0 = Vxo = 𝑆𝑥0
𝑥 100%
n−2 b
x
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik dengan garis
regresi linier dari kurva kalibrasi. Digunakan garis linier pada kurva baku yang
3 x Sy/x 10 x Sy/x
LOD = b
LOQ = b
3.3.3.3 Penentuan Akurasi dan Presisi
dihomogenkan.
3410+.
dihomogenkan.
3410+.
Diencerkan menjadi
Linieritas
Batas Deteksi
Validasi Metode
Batas Kuantifikasi
Akurasi
Presisi
Sampel ditimbang ± 1,5 g dan dimasukan kedalam beaker glass 100 ml dan
catat hasil penimbangan
Ditambahkan 10 ml HNO3 pekat, panaskan diatas hotplate sampai mendidih
dengan suhu 95oC
Larutan dibiarkan sampai dingin, saring dengan kertas saring MN No. 42,
pindahkan ke labu ukur 100,0 ml
Larutan dibiarkan sampai dingin, saring dengan kertas saring MN No. 42,
pindahkan ke labu ukur 100,0 ml
Dihitung % recovery yaitu kadar adisi terhitung dibagi dengan kadar baku
dalam persen
BAB IV
KESIMPULAN
menentukan unsur dan isotop secara simultan yang terkandung dalam berbagai
jenis cuplikan. Alat ini adalah gabungan plasma (ICP = Inductively Coupled
Rukihati dan Saryati , 2006, Analisis Cuplikan Lingkungan Dan Bahan Geologi
Dengan Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry, Indonesian
Journal of Materials Science , ISSN : 1411-1098: Vol. 8 No. 1
Anonim, 2016, What is ICP-MS? and more importantly, what can it do?,
http://crustal.usgs.gov/laboratories/icpms/What_is_ICPMS.pdf,
Diakses pada tanggal 6 januari 2016.
Thomas R., 2008, Pratical Guide To ICP –MS, A Tutorial for Beginners Second
Edition. USA: CRC Press.