Anda di halaman 1dari 11

1. Bagaimana fisiologis berpikir?

2. Mengapa pasien marah-marah tanpa sebab dan bicara yang kacau?


3. Bagaimana skor fungsi global?
Cara menilai :
1. 100-91 : gejala tdk ada, berfungsi maksima, tdk ada masalah yg tak tertanggulangi

2. 90-81 : gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tdk lebih dari masalah harian yg biasa

3. 80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dlm social,pekerjaan, sekolah,
dll

4. 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dlm fungsi, secara umum
masih baik

5. 60-51 : Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang

6. 50-41 : Gejala berat, disabilitas berat

7. 40-31 : Beberapa disabilitas dlm hubungan dg realita dan komunikasi , disabilitas berat dlm
beberapa fungsi

8. 30-21 : Disabilitas berat dlm komunikasi dan daya nilai, tdk amapu berfungsi hampir semua
bidang

9. 20-11 : Bahaya mencederai diri sendiri/ orang lain, disabilitas sangat berat dalam
berkomunikasi dan mengurus diri

10. 10-1 : seperti diatas persisten dan lebih serius

11. 0 : informasi tdk adekuat

(PPDGJ III)

SKALA GEJALA FUNGSI


100-91 - Maksimal
Tidak ada masalah yang tak tertanggulangi
90-81 Minimal (kecemasan sebelum Efektif secara sosial
ujian) Baik di semua bidang
80-71 Sementara dan dapat diatasi Disabilitas ringan dalam social, pekerjaan ,
(sulit berkonsentrasi setelah sekolah
berdebat dengan keluarga)
70-61 Ringan dan menetap (mood Disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
terdepresi, insomnia ringan) masih baik
60-51 Sedang (afek datar, biacara Diabilitas sedang
sirkustantli)
50-41 Berat (sering mencuri Berat
40-31 Berat Terdapat gangguan dala tes realita dan
gangguan komunikasi dalam beberapa fungsi
30-21 Berat Gangguan berat pada komunikasi dan tes
realita dalam semua bidang
20-11 Berat Bahaya mencederai diri/orang lain
10-01 Idem Idem +persisten dan lebih serius
0 Informasi tdk adekuat Informasi tidak adekuat
100-91 Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan tidak pernah
keluar kendali, dicari oleh orang lain karena kualitas positifnya banyak.
Tidak ada gejala.

90-81 Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan ringan sebelum
ujian), fungsi baik dalam semua bidang, tertarik dan terlibat dalam berbagai
aktivitas, efektif secara social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih
dari masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang berdebat dengan
keluarganya)

80-71 Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan merupakan reaksi
yang dapat diperkirakan terhadap stressor psikososial (missal, sulit
berkonsenrasi setelah berdebat dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan
ringan pada fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang
tertinggal dalam pelajaran sekolah)

70-61 Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan insomnia ringan) atau
beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal,
kadang-kadang membolos, atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya
berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti

60-51 Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara sirkumstansialitas, kadang-
kadang serangan panic) atau kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan,
atau sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)

50-41 Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap gangguan
yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, tidak memiliki
teman, tidak mampu bertahan kerja)

40-31 Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi (missal, bicara
kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau tidak relevan) atau gangguan
berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan
keluarga, berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman,
menelantarkan keluarga)

30-21 Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau gangguan serius pada
komunikasi atau pertimbangan (missal, kadang-kadang inkoheren, tindakan
jelas tidak sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk
berfungsi pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur
sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)

20-11 Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal, usaha bunuh
diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan,
kegembiraan manic) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan
hygiene pribadi yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang
jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren atau membisu)

10-1 Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (missal,
kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan
hygiene pribadi yang minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa
harapan akan kematian yang jelas
0 Informasi tidak adekuat
(Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)

Fungsi global jelaskan!!

4. Bagaimana proses waham ?


5. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis waham dan halusinasi?
WAHAM
Adl suatu keyakinan atau pikiran yg salah karena bertentangan dg kenyataan
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataanya
atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan, biarpun
dibuktikan kemustahilan hal itu (Marasmis 2005 hal 117).
Sifat atau ciri2 waham :
1. Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri atau egosentris
2. Selalu bertentangan dengan realitas
3. Selalu bertentangan dg logika
4. Penderita percaya 100% terhadap kebenaran pikiran
5. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan yg logis dan rasional
Jenis – jenis waham :
 Waham dikejar : penderita merasa dikejar2 olah orang lain
 Waham curiga : penderita merasa selalu di sindir oleh orang lain.
 Wahampersekutorik : penderita merasa diganggu, ditipu atau disiksa oleh
orang lain
 Waham curiga : pasien merasa selalu disindir oleh orang lain (curiga
terhadap sekitar, cth : orang lain tersenyum, tetapi diartikan spt menyindir
dirinya)
 Waham cemburu : pasien merasa sll cemburu pd orang lain, cth :
penderita sll cemburu dg pasangannya (berlebihan)
 Waham hipokondria : keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan pasien yg
didasarkan bukan pd patologi organic yg nyata.
 Waham somatic : keyakinan palsu menyangkut fungsi tubuh pasian, cth :
keyakianan bahwa otak penderita mencair, jantung bocor²

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

Perbedaan halusinasi, ilusi, delusi


Halusinasi ilusi waham
Objek Tanpa objek Ada objek Tanpa objek
Panca indera Terkait dgn panca Terkait dgn panca tidak terkait dgn
indra indra panca indra
Keyakinan dapat Ya ya tidak
dirubah
Bisa terjadi pada Ya ya tidak
orang normal
PSIKIATRI SIMTOMATOLOGI FK UNDIP

6. Bagaimana macam-macam gangguan jiwa?


Gangguan jiwa :
 Gangguan jiwa berat
Gangguan berat dalam fungsi social dan pribadi yang ditandai dengan
penarikan social dan ketidakmampuan untuk melakukan peranan rumah
tangga dan pekerjaan yang biasanya.
 Gangguan jiwa ringan (Neurosis)
Kelainan mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian,lebih
ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemasyang
kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi,kurang
perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik.
a. Neurosis cemas
b. Neurosis hysteria
c. Neurosis fobik
d. Neurosis obsesif konvulsif : dorongan dan ide yang masuk ke dalam
pikiran. Contohnya ini kleptomania.
e. Neurosis depresif : gangguan utama pada perasaan. Contohnya
menyalahkan diri sendiri.
f. Neurasthenia : tidak semangat, cepat lelah. Tetapi ada pusing, insomnia.

Psychiatry and medicine, Universitas Brawijaya


7. Sebutkan tanda dan gejala gangguan jiwa!
I. KESADARAN : tingkat kesadaran
Apersepsi : persepsi yang dimodifikasi oleh emosi dan pikiran diri seseorang.
Sensorium: keadaan fungsi kognitif tentang perasaan khusus (seringkali
digunakan sebagai sinonim kesadaran). Gangguan kesadaran paling sering
berhubungan dengan asal patologis.
a. Gangguan Kesadaran
i. Disorientasi: gangguan orientasi waktu, tempat, atau orang.
ii. Pengaburan kesadaran: kejernihan ingatan yang tidak lengkap dengan
gangguan persepsi dan sikap.
iii. Stupor: hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap lingkungan
sekeliling.
b. Gangguan Atensi (Perhatian)
Atensi adalah jumlah usaha yang dilakukan untuk memusatkan pada bagian
tertentu dari pengalaman; kemampuan untuk mempertahankan perhatian pada
satu aktivitas; kemampuan untuk berkonsentrasi.
i. Distraktibilitas: ketidakmampuan untuk memusatkan atensi; penarikan
atensi kepada stimuli eskternal yang tidak penting atau tidak relevan.
ii. Inatensi selektif: hambatan hanya pada hal-hal yang menimbulkan
kecemasan.
iii. Hipervigilensi: atensi dan pemusatan yang berlebihan pada semua
stimuli internal dan eksternal, biasanya sekunder dari keadaan
delusional atau paranoid.
iv. Keadaan tak sadarkan diri (trance): atensi yang terpusat dan kesadaran
yang berubah; biasanya terlihat pada hipnosis, gangguan disosiatif, dan
pengalaman religius yang luar biasa.
c. Gangguan sugestibilitas
Kepatuhan dan respon yang tidak kritis terhadap gagasan atau pengaruh.
i. Folie a deux (atau folie a trois) : penyakit emosional yang berhubungan
antara dua (atau tiga) orang
ii. Hipnosis: modifikasi kesadaran yang diinduksi secara buatan yang
ditandai dengan peningkatan sugestibilitas.

II. EMOSI
a. Afek
b. Mood
c. Emosi yang Lain
d. Gangguan psikolohis yang berhubungan dengan mood
III. PERILAKU MOTORIK
A. Ekopraksia
B. Katatonia  fleksibilitas cerea
IV. BERPIKIR
a. Gangguan umum dalam bentuk atau proses berpikir
b. Gangguan spesifik pada bentuk pikiran
c. Gangguan spesifik pada isi pikiran
V. BICARA
a. Gangguan bicara
b. Gangguan afasik
VI. PERSEPSI
Proses pemindahan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis; proses mental
dimana stimulasi sensoris di bawah kesadaran.
a. Gangguan persepsi
i. Halusinasi: persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan
stimuli eksternal yang nyata; mungkin terdapat atau tidak terdapat
interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi.
ii. Ilusi: mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eskternal yang
nyata.
b. Gangguan yang berhubungan dengan gangguan kognitif.
Agnosia – ketidakmampuan untuk mengenali dan menginterpretasikan
kepentingan kesan sensoris.
i. Anosognosia (ketidaktahuan tentang penyakit): ketidakmampuan untuk
mengenali suatu defek neurologis yang terjadi pada dirinya.
ii. Somatopagnosia (ketidaktahuan tentang tubuh): ketidakmampuan
untuk mengenali suatu bagian tubuh sebagai milik tubuhnya sendiri
(juga disebut sebagai autopagnosia.
iii. Agnosia visual: ketidakmampuan untuk mengenali benda-benda atau
orang – orang.
c. Gangguan yang berhubungan dengan fenomena konversi dan disosiatif.
Somatisasi material yang direpresi atau perkembangan gejala dan distorsi fisik
yang melibatkan otot volunteer dan tidak disebabkan oleh suatu gangguan
fisik.
i. Anestesia histerikal: hilangnya modalitas sensoris yang disebabkan
oleh konflik emosional.
ii. Makropsia: menayatakan bahwa benda-benda tampak lebih besar dari
sesungguhnya.
iii. Mikropsia: menyatakan bahwa benda-benda adalah lebih kecil dari
sesungguhnya (baik makropsia dan mikropsia juga dapat berhubungan
dengan kondisi organik yang jelas, seperti kejang parsial kompleks).
VII. DAYA INGAT
Fungsi di mana informasi di simpan di otak dan selanjutnya diingat kembali ke
kesadaran.
a. Gangguan daya ingat
i. Amnesia : ketidakmampuan sebagian atau keseluruhan untuk
mengingat pengalaman masa lalu; mungkin berasal dari organik atau
emosional.
1. Anterograd: amnesia untuk peristiwa yang terjadi setelah suatu
titik waktu .
2. Retrograd: amnesia sebelum suatu titik waktu.
ii. Paramnesia: pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan
1. Fause reconnaissance: pengenalan yang palsu.
2. Pemalsuan retrospektif : ingatan secara tidak diharapkan (tidak
disadari) menjadi terdistorsi saat disaring melalui keadaan
emosional, kognitif, dan pengalaman pasien sekarang.
b. Tingkat daya ingat
i. Segera (immediate): reproduksi atau pengingatan hal-hal yang
dirasakan dalam beberapa detik sampai menit.
ii. Baru saja (recent): pengingatan peristiwa yang telah lewat selama
beberapa bulan.
iii. Agak lama (recent past): pengingatan peristiwa yang telah lewat
selama beberapa bulan.
iv. Jauh (remote): pengingatan peristiwa yang telah lama terjadi.
VIII. INTELIGENSIA
Kemampuan untuk mengerti, mengingat, menggerakkan, dan menyatukan secara
konstruktif pelajaran sebelumnya dalam menghadapi situasi yang baru.
a. Retardasi mental
Kurangnya inteligensia sampai derajat di mana terdapat gangguan pada kinerja
sosial dan kejuruan: ringan (IQ 50 atau 55 sampai kira-kira 70), sedang (IQ 35
atau 40 sampai 50 atau 55), atau sangat berat (IQ dibawah 20 atau 25); istilah
yang lama adalah idiot (usia mental kurang dari 3), imbesil (usia mental 3
sampai 7 tahun), dan moron (usia mental kira-kira 8 tahun).
b. Demensia
Pemburukan fungsi intelektual organik dan global tanpa pengaburan
kesadaran.
i. Diskalkulia (akalkulia): hilangnya kemampuan untuk melakukan
perhitungan yang tidak disebabkan oleh kecemasan atau gangguan
konsentrasi.
ii. Disgrafia (agrafia): hilangnya kemampuan untuk menulis dalam gaya
yang kursif; hilangnya struktur kata.
iii. Aleksia: hilangnya kemampuan membaca yang sebelumnya dimiliki;
tidak disebabkan oleh gangguan ketajaman penglihatan.
c. Pseudodemensia
Gambaran klinis yang menyerupai demensia yang tidak disebabkan oleh sutau
kondisi organik; paling sering disebabkan oleh depresi (sindroma demensia
dari depresi).
d. Berpikir konkret
Berpikir harafiah; penggunaan kiasan yang terbatas tanpa pengertian nuansa
arti; pikiran satu-dimensional.
e. Berpikir abstrak
Kemampuan untuk mengerti nuansa arti; berpikir multidimensional dengan
kemampuan menggunakan kiasan dan hipotesis dengan tepat.
IX. TILIKAN (INSIGHT)
Kemampuan pasien untuk mengerti penyebab sebenarnya dan arti dari suatu
situasi (seperti sekumpulan gejala).
a. Tilikan intelektual
Mengerti kenyataan objektif tentang sutau keadaan tanpa kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan dalam cara yang berguna untuk mengatasi situasi.
b. Tilikan sesungguhnya
Mengerti kenyataan objektif tentang ustau situasi, disertai dengan daya
pendorong (impetus) motivasi dan emosional untuk mengatasi situasi.
c. Tilikan yang terganggu
Menghilangnya kemampuan untuk mengerti kenyataan obyektif dari suatu
situasi.
X. PERTIMBANGAN (JUDGMENT)
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan untuk bertindak secara tepat
di dalam situasi tersebut.
a. Pertimbangan kritis
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan untuk bertindak secara
tepat dalam situasi tersebut.
b. Pertimbangan otomatis
Kinerja refleks di dalam suatu tindakan
c. Pertimbangan yang terganggu
Menghilangnya kemampuan untuk mengerti suatu situasi dengan benar dan
bertindak secara tepat.
Kaplan dan Saddock. Synopsis psikiatri.
8. Sebut dan jelaskan macam-macam stresor yang bisa menyebabkan
gangguan jiwa berat?
9. Bagaimana alur diagnosis?
Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda; atau
Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (withdrawal); dan
Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya.
b. Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
sesuatu kekuatan dari luar.
Delusional perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
c. Halusinasi auditorik: suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau - mendiskusikan perihal pasien diantara mereka
sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara). - jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari salah satu bagi tubuh
d. Waham - waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau komunikasi dengan makhluk asing dari dunia
lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
a. halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over- valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus berulang.
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
neologisme;
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor;
d. Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika;
satu bulan atau lebih.
ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir (self absorbed
atitude), dan penarikan diri secara sosial.-
Penatalaksanaan Skizofrenia. 2008.
10.Bagaimana hubungan antara stres dengan halusinasi dan delusi?
11.Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa psikotik dan gejalanya?
 suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis yg secara klinis bermakna, disertai
adanya penderitaan (gejala yg menyakitkan) atau kecacatan (ggn fungsi) atau dg
peningkatan resiko yg bermakna atau kehilangan kebebasan secara penting,
apapun penyebabnya dianggap sebagai manifestasi dari disfungsi perilaku,
psikologis atau biologis pd individu
 Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa atau gangguan mental (mental
disorder) tidak mengenal istilah penyakit jiwa (mental illnes atau mental disease)
 Kriteria Gangguan jiwa :
 Adanya gejala klinis yang bermakna
Sindrom atau pola perilaku
Sindrom atau pola psikologi
 Gejala klinis menimbulkan distress (rasa nyeri, tdk nyaman dll)
 Gejala klinis menimbulkan disability (ketidakmampua dalam perawatan diri, dll)
PPDGJ III

12. Apakah ada kaitan antara kurun waktu dengan terjadinya keluhan pasien?
13. Apa saja contoh obat anti psikotik dan bagaimana terapi psikososial?

Anda mungkin juga menyukai