Anda di halaman 1dari 16

Muhammad Fakhrurrozi

DSM dan Model Perilaku Abnormal


• DSM pertama kali dikenalkan pada tahun 1952 oleh
APA (American Psychiatric Association)
• DSM-IV TR (Text Revision), 2000
• DSM 5, 2013
• Pola perilaku abnormal digolongkan sebagai
Gangguan Mental
• Gangguan Mental mencakup: distres emosional dan
hendaya/impairment yang sign pada fungsi psi’s di
tempat kerja, keluarga atau masyarakat.
• DSM tidak menganut suatu teori abnormal tertentu.
• Akibatnya tidak bisa digunakan sebagai rujukan
teoritik untuk menjelaskan penyebab suatu
gangguan.
• Juga bisa digunakan oleh praktisi dari berbagai
pendekatan.
• Di DSM I dan II, masih ada istilah neurosis (mengacu
pada teori psikodinamika), sejak DSM III (1980),
dihilangkan kmd diganti Gangguan Kecemasan dan
Gangguan Mood.
• Gangguan digolongkan berdasarkan ciri-ciri klinis
dan pola perilaku tertentu, bukan atas mekanisme
teoritis yang mendasarinya
Ciri-ciri DSM:
• Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik
- Klinisi mendiagnosis dengan cara mencocokkan perilaku klien
dengan kriteria yang menggambarkan pola perilaku abnormal
ttt.
- Kriteria diagnostik dideskripsikan melalui ciri-ciri esensial
(kriteria yang harus ada supaya diagnosis dapat ditegakkan)
dan ciri-ciri asosiatif (kriteria yang sering diasosiakan dengan
gangguan tapi tidak esensial dalam penegakkan diagnostik)
• Pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri-ciri klinis
yang sama dikelompokkan menjadi satu
- Tidak berdasarkan spekulasi teoritis tentang penyebabnya
- Pola perilaku yang ditandai dengan kecemasan digolongkan
sebagai gangguan kecemasan, dsb
• Sistem multiaksial
– Bertujuan untuk menyediakan jangkauan informasi
yang luas tentang individu, tidak hanya satu diagnosis
saja.
– Aksis-aksisnya yaitu:
1. Aksis I
• Gangguan Klinis : pola perilaku abnormal yang
menyebabkan hendaya fungsi dan perasaan tertekan
pada individu. Misal: skizofrenia, gangguan kecemasan,
gangguan mood, dsb
• Kondisi lainnya yang mungkin merupakan fokus
perhatian klinis: permasalahan lain yang mjd fokus
penanganan atau diagnostik tapi bukan merupakan
gangg mental, spt: problem akademik, pekerjaan/sosial
dan faktor psi’s yang mempengaruhi kondisi medis
(misal kesembuhan pasca operasi karena depresi)
2. Aksis II
• Gangguan Kepribadian: melibatkan kekakuan yang
berlebihan, terus menerus dan maladaptif dalam hal
berhubungan dengan orang lain dan penyesuaian thd
permintaan eksternal. Misal: skizoid, paranoid, skizotipal,
antisosial, borderline, dependent, avoidance, narsisistik,
histrionik, obsessive compulsive personality disorder.
• Retardasi Mental: melibatkan suatu perlambatan atau
hendaya di dalam perkembangan kemampuan intelektual
dan adaptif
3. Aksis III
• Kondisi-kondisi Medis Umum: penyakit-penyakit akut dan
kronis dan kondisi-kondisi medis yang penting untuk
pemahaman atau penanganan gangguan psi’s atau yang
berperan langsung sebagai penyebab gangg. psi’s.->Harus
diisi oleh dokter. Psikolog boleh mengisinya jika melihat
hasil rekam medis klien.
4. Aksis IV
• Problem Psikososial dan Lingkungan: permasalahan
dalam lingkungan sosial atau fisik yang mempengaruhi
diagnosis, penanganan dan terjadinya gangg.psi’s
• Kategori Problem:
 Permasalahan dengan kelompok pendukung utama:
kematian atau kehilangan anggota keluarga, problem
kesehatan anggota keluarga, gangg perkawinan dlm bentuk
perpisahan, perceraian atau kerenggangan, KDRT, sibling
rivalry, dsb
 Problem yang berkaitan dengan lingkungan sosial: kematian
atau kehilangan teman, hidup sendiri, masalah akulturasi di
lingk baru, diskriminasi, transisi dalam siklus perkembangan
misal: pensiun
Lanjutan Kategori Problem
 Problem pendidikan: buta huruf, kesulitan akademik, problem
dengan guru atau teman sekolah serta dengan lingkungan
sekolah
 Problem pekerjaan: beban kerja yang berlebihan, problem
dengan bos dan rekan kerja, perubahan pekerjaan, tidak puas
dengan pekerjaan, PHK, pengangguran
 Problem perumahan: tunawisma, rumah tidak layak huni,
lingkungan tidak aman, masalah dengan tetangga,penggusuran
 Problem ekonomi: kesulitan keuangan, kemiskinan ekstrem,
dukungan kesejahteraan yang tidak memadai
 Permasalahan dengan akses terhadap pelayanan kesehatan: jasa
pelayanan kesehatan yang tidak memadai, tidak dilayani
semestinya di RS/puskesmas, kesulitan transportasi ke
RS/puskesmas, tidak ada asuransi kesehatan
Lanjutan Kategori Problem
 Problem yang berkaitan dengan interaksi sistem
legal/kejahatan: penangkapan atau hukuman penjara, menjadi
tersangka dalam pengadilan, menjadi korban kejahatan,
dimasukkan panti rehabilitasi.
 Problem psikososial dan lingkungan lainnya: bencana alam atau
bencana buatan manusia (bom, kebakaran, kompor meledak,
dsb), peperangan, pertikaian dua kelompok, masalah dengan
petugas pelayanan kesejahteraan, misalnya konselor, psi’g,
peksos, dokter, tidak tersedia lembaga pelayanan sosial di
lingkungannya.
5. Aksis V
•Global Assessment of Functioning (GAF)-> penilaian selama periode 1 th ke
belakang
• Mengacu pada asesmen menyeluruh klinisi tentang fungsi psi’s, sosial dan
pekerjaan klien. Menggunakan skala 1-100. Semakin tinggi nilainya, semakin baik
Kode
fungsiTingkat
klien. Keparahan Simtom Contoh

91-100 Berfungsi superior dalam berbagai aktivitas dalam Tidak ada gejala, menangani
kehidupan sehari-hari problem dengan baik
81-90 Gejala minimal atau tdk adanya simtom, tdk lbh drpd Sedikit cemas saat ujian, beda
problem harian yang biasa pendapat dalam diskusi
71-80 Reaksi yg dpt diramalkan & bersifat smntr thd Kesulitan bkomunikasi stlh
peristiwa yg mrpk stres atau hendaya ringan dlm argumentasi dng keluarga, u/
berfungsi smnt terpuruk dlm tgs
akademik
61-70 Bbrp gejala ringan atau sedikit kesulitan(hendaya Rasa murung,insomnia ringan,
ringan)dlm fungsi sos, pekerjaan atau sklh, ttp scr kadang bolos sekolah
umum masih baik
51-60 Gejala sedang,atau kesulitan sedang dlm fungsi Kadang2 ada serangan panik,
sos,pekerjaan atau sekolah memp sedikit teman,konflik
41-50 Gejala serius atau hendaya serius dlm fungsi Pikiran bunuh diri,sering
sos,pekerjaan atau sekolah mengutil,tdk punya teman,
ganti2 pekerjaan
31-40 Bbrp hendaya dlm uji realitas atau komunikasi atau Bicara tdk logis,depresi shg
hendaya berat di bbrp bidang tdk mampu kerja,melalaikan
keluarga dan mhindari teman
Kode Tingkat Keparahan Simtom Contoh

21-30 Pengaruh kuat pd perilaku delusi atau halusinasi,atau Perilaku yg sgt tdk
hendaya berat dlm komunikasi atau daya nilai,atau layak,bicaranya kadang
ketidak mampuan u/bfungsi hampir di semua bidang inkoheren,di tempat tidur
sepanjang hari,tdk ada
pekerjaan,rumah atau teman
11-20 Bahaya mencederai diri sendiri atau orang lain,atau Tindakan ingin bunuh
kadang2 gagal mengurus diri,atau hendaya berat diri,seringkali melakukan tindak
dalam komunikasi kekerasan
1-10 Bahaya yg terus menerus u/ mencederai diri sendiri Sangat inkoheren atau membisu,
atau orang lain,atau ketidakmampuan yg terus usaha bunuh diri yang serius,
menerus u/ mengurus diri secara minimal,atau kekerasan yang berulang
tindakan bunuh diri yang serius
Contoh Diagnosis dengan Sistem Multiaksial

Aksis I 300.02 Gangg.Kecemasan Menyeluruh


Aksis II 301.6 Gangg.Kepribadian Dependen
Aksis III 401.9 Hipertensi
Aksis IV Problem dengan kelompok
pendukung utam (perceraian),
problem pekerjaan (pengangguran)
Aksis V GAF = 51-60
Sindrom Terkait Budaya (Culture-Bound Syndrome)

DSM mengakui bahwa beberapa pola perilaku abnormal


muncul hanya pada satu budaya atau pada beberapa
budaya saja
Fakta: ada bentuk perilaku abnormal yang muncul hanya
pada bbrp budaya tapi tidak pada budaya yang lain.
Menunjukkan bahwa budaya dan lingkungan sosial
mempunyai pengaruh penting pada pengembangan
perilaku abnormal
Contoh: amok, ataque de nervios(serangan saraf),sindrom
dhat,jatuh pingsan,ghost sickness,koro,zar,taijin-kyofu-
sho,hikikomori
Sindrom Deskripsi
Amok Tjd pada laki2 di bagian Tenggara Asia,pulau2 Pasifik,PuertoRiko,Navajo di Barat.Di
Malaysia=amoq.Org normal tiba2 gelap mata,memukul orang lain/objek bahkan
membunuh.Selama episode,subjek merasa btindak otomatis.Sering disertai dengan persepsi
dikejar-kejar.Stlh kejadian,kembali normal -> disosiatif
Ataque de nervios Di Amerika Latin dan Mediterania Latin.Berteriak tak terkendali,menangis
tsedu2,gemetaran,merasa hangat/panas yg naik dari dada ke kepala&perilaku fisik/verbal
agresif.Didahului peristiwa stres tentang keluarga&disertai perasaan hilang kendali.Stlh
serangan,akan kembali normal.Bisa juga mengalami anemsia setelahnya -> distres emosional
Sindrom dhat Pada laki2 India.Kecemasan/ketakutan intens atas habisnya air mani melalui mimpi
basah,ejakulasi keluar bersama urin. Di India ada kepercayaan bahwa hilangnya air mani
menghabiskan energi alami vital laki2 -> kecemasan

Jatuh pingsan Di AS selatan dan Karibia. Tiba2 jatuh lemas dan pingsan mendadak. Serangan bisa tjd tanpa
gejala awal spt pusing/perasaan mengambang dikepala.Walau mata tbuka, subjek bisa tidak
melihat. Subjek bisa mendengar orang lain dan memahami apa yang tjd tapi merasa tidak
berdaya utk bergerak.
Ghost sickness Di Indian Amerika. Melibatkan fokus dengan kematian dan roh orang mati. Simtom: mimpi
buruk,merasa lemah,hilang selera,ketakutan,kecemasan dan firasat buruk. Mungkin muncul
halusinasi, hilang kesadaran dan keadaan kebingungan.

Koro Di Cina dan Asia Selatan dan Timur. Kecemasan akut disertai ketakutan bahwa alat kelamin
seseorang (penis pada laki2 dan vulva serta putting pada wanita) menyusut dan melesak ke
dalam badan dan akibatnya mungkin kematian.

Zar Di Afrika Utara dan Timur Tengah. Kerasukan roh. Ditandai oleh periode
teriakan,membenturkan kepala ke dinding,tertawa,menyanyi atau menangis.Orang-orang ini
mungkin tampak bersikap masa bodoh atau menarik diri menolak makan atau tidak
melakukan tanggung jawab yang biasa -> disosiatif
Lanjutan Contoh Sindrom Terkait Budaya

Sindrom Deskripsi

Taijin-kyofu-sho Di Jepang. Sindrom psikiatrik yang melibatkan ketakutan berlebihan karena


menyinggung atau membuat malu orang lain. Takut bahwa ia akan
menggumamkan pikirannya dengan suara keras, kalau2 ia secara tidak sengaja
menyinggung orang lain.
Hikikomori Di Jepang. Biasanya dialami anak muda. Sindrom penarikan sosial secara
ekstrem. Rata-rata berusia 13-15 tahun, pada suatu hari masuk ke kamar mereka
dan tidak mau keluar lagi hingga bertahun-tahun yang pada banyak kasus
bertahan hingga lebih dari 10 tahun.Masuk kamar dan tidak keluar lagi.
Meninggalkan dan menutup diri dari dunia luar. Kebanyakan menghabiskan
waktu dengan bermain game atau musik, atau menghabiskan waktu di depan
komputer dan entah apa lagi yang mereka kerjakan di dalam kamarnya.
Adakah sindrom terkait budaya di Indonesia?

Diskusikan di bagian Forum VClass

Anda mungkin juga menyukai