Anda di halaman 1dari 9

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENGARUH PEMBERIAN MUSIK TERHADAP SKALA NYERI AKIBAT


PERAWATAN LUKA BEDAH PADA PASIEN PASCA OPERASI
DI RUANG PERAWATAN BEDAH FLAMBOYANRUMAH
SAKIT TK. III 07.06.01R.W MONGISIDI
MANADO TAHUN 2015

Deivi Sanny Karendehi


Sefti S. J Rompas
Hendro Bidjuni

Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado.
Email: nzdedev_sanny@yahoo.com

ABSTRACT :Pain is the main reason a person to seek help for health care. Pain occurring at
the same time many disease processes or concurrently with diagnostic examination or treatment.
To reduce pain, one of them with a non-pharmacological action is a distraction. One of the
effective musically was a distraction, which can lower the physiological pain, stress, and anxiety
to distract a person from pain.The Purpose to find out the musical effect of the scale of pain
resulting from surgical wound care on post-operative patients. The Research Methodused
theQuasy Eksperimen : Non RandomizedPretest-posttest DesignWithControl Groupwith the two
groups without randomization, one group was given preferential treatment and other groups as
control the observed before and after.Sampling technique done withTotal Sampling. Research
results data analyze using statistical tests with paired sample t-Testwith 95% (α = 0,05)
Confidence Interval, obtained p value= 0,000 < α = 0,05 (Ho Denied).Conclusion music can
lose the scale of pain resulting from surgical wound care of post-operative patients in a surgical
care Flamboyan room Grade III 07.06.01 Hospital R.W Mongisidi Manado.
Keyword : Music, Pain, Postoperative patient.

ABSTRAK :Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan
kesehatan.Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan pemeriksaan
diagnostik atau pengobatan. Untuk mengurangi nyeri, salah satunya dengan tindakan non-
farmakologis adalah distraksi.Salah satu distraksi yang efektif adalah musik, yang dapat
menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari
nyeri.Tujuan untuk mengetahui pengaruh musik terhadap skala nyeri akibat perawatan luka
bedah pada pasien pasca operasi.Metode Penelitian menggunakan Quasy Eksperimen :Non
RandomizedPretest-posttest DesignWithControl Group dengan dua kelompok tanpa randomisasi,
satu kelompok diberi perlakuan dan kelompok lain sebagai kontrol, kemudian diobservasi
sebelum dan sesudahnya. Teknik pengambilan sampeldilakukan dengan Total Sampling.Hasil
penelitian analisa data menggunakan uji statistik paired sample t-Test dengan tingkat
kemaknaan 95% (α = 0,05) didapatkan nilai p value = 0,000 < α = 0,05 (Ho ditolak).
Kesimpulan yaitu musik bisa menurunkan skala nyeri akibat perawatan luka bedah pada pasien
pasca operasi di ruangan perawatan bedah Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 R.W Mongisidi
Manado.
Kata kunci : Musik, Nyeri, Pasien pasca operasi.

1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

PENDAHULUAN tersebut harus dipertimbangkan dan


Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu diantisipasi (Smeltzer, 2001).
keadaan yang membuat seseorang merasa Metode pereda nyeri non-farmakologis
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, biasanya mempunyai resiko yang sangat
bebas dari rasa sakit terutama nyeri rendah. Salah satu tindakan non-
(Purwanto, 2008).Nyeri adalah alasan utama farmakologis adalah distraksi. Distraksi
seseorang untuk mencari bantuan perawatan mengalihkan perhatian pasien ke hal yang
kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak lain dan dengan demikian menurunkan
proses penyakit atau bersamaan dengan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan
pemeriksaan diagnostik atau pengobatan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
(Smeltzer, 2001). (Purwanto, 2008).
Salah satu ketakutan terbesar pasien Salah satu distraksi yang efektif adalah
bedah adalah nyeri. Tingkat keparahan nyeri musik, yang dapat menurunkan nyeri
pasca operasi tergantung pada anggapan fisiologis, stres, dan kecemasan dengan
fisiologi dan psikologi individu, toleransi mengalihkan perhatian seseorang dari
yang ditimbulkan untuk nyeri, letak insisi, nyeri.Musik terbukti menunjukkan efek yaitu
sifat prosedur, kedalaman trauma bedah dan menurunkan tekanan darah, dan mengubah
jenis agens anastesi dan bagaimana agen persepsi waktu (Guzzetta, 1989dalam
tersebut diberikan (Smeltzer, 2001). Harefa, dkk, 2010). Perawat dapat
Didapatkan 50 % pasien pasca operasi menggunakan musik dengan kreatif
merasakan nyeri dan 2-3 % diantaranya diberbagai situasi klinik, pasien umumnya
berakhir sebagai nyeri kronik. Penyebab lebih menyukai melakukan suatu kegiatan
tingginya kasus ini dikarenakan kurangnya memainkan alat musik, menyanyikan lagu
pengetahuan dalam menangani nyeri, takut atau mendengarkan musik. Musik yang sejak
dalam penggunaan opioid dan adanya awal sesuai dengan suasana hati individu,
pandangan bahwa wajar bila pasien dibedah merupakan pilihan yang paling baik
merasakan nyeri (Purwanto, 2008). (Elsevier,2010).
Selama periode pasca perioperatif, Di Hellersen Jerman, bukan hanya
proses keperawatan diarahkan pada kamar saja yang dilengkapi musik, tetapi
menstabilkan kembali equilibrium fisiologi juga ruang operasi. Dari peralatan teknologi
pasien, menghilangkan rasa nyeri dan modern yang terdiri atas enam saluran,
pencegahan komplikasi.Pengkajian yang pasien yang Cuma dibius lokal bisa memilih
cermat dan intervensi segera membantu irama musik yang disukai, mulai dari Big-
pasien kembali pada fungsi yang optimalnya Band-Sound ala Glenn Miller sampai musik
dengan cepat, aman, dan senyaman mungkin klasik. Di ruang operasi ini, headphone boleh
(Purwanto, 2008). dipakai. Selama ini umumnya dokter bedah
Metode penatalaksanaan nyeri mencakup menilai positif penggunaan musik. Dalam
pendekatan farmakologis dan non suatu penelitian di State University Of New
farmakologis. Salah satu pendekatan York di Buffalo, dengan mendengarkan
farmakologis yang biasa digunakan adalah musik para pelaku operasi merasa rileks saat
analgetik golongan opioid, tujuan pemberian mengerjakan tugasnya. Tekanan darah dan
opioid adalah untuk meredakan nyeri dengan denyut jantung mereka memang naik karena
pemberian dari rute apa saja, efek samping tugas berat itu tapi cuma sedikit.
opioid seperti depresi pernafasan, sedasi, Kebutuhan akan obat penenang turun
mual muntah dan konstipasi. Efek samping sampai 50%. Selain itu, karena kebanyakan
pasien lebih rileks saat opersai, komplikasi

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

jarang terjadi sehingga masa rawat inap bisa METODE PENELITIAN


diperpendek (Purwanto, 2008). Desain Penelitian
Musik dan nyeri mempunyai persamaan Jenis penelitian yang digunakan adalah
penting yaitu bahwa keduanya bisa penelitian Eksperimen dengan Jenis
digolongkan sebagai input sensor dan output. rancangan Quasy Eksperimen :Non
Sensori input berarti bahwa ketika musik RandomizedPretest-posttest
terdengar, sinyal dikirim keotak ketika rasa DesignWithControl Group yaitu suatu
sakit dirasakan. Jika getaran musik dapat penelitian yang dilakukan dengan dua
dibawa kedalam resonansi dekat dengan kelompok tanpa randomisasi, satu kelompok
getaran rasa sakit, maka persepsi psikologis diberi perlakuan dan kelompok lain sebagai
rasa sakit akan diubah dan dihilangkan kontrol, kemudian diobservasi sebelum dan
(Journal of the American Association for sesudahnya (Supardi, 2013). Pada kelompok
Musik Therapist, 1999 dalam Harefa, dkk, perlakuan sebelumnya diukur skala nyeri,
2010). kemudian diberi musik saat perawatan luka,
Secara kronologis, profesi terapis musik kemudian diukur kembali skala nyerinya
di negara maju seperti Amerika Serikat mulai setelah perawatan luka yang disertai
berkembang selama perang Dunia I. Ketika musik.Pada kelompok kontrol di ukur skala
itu musik masih digunakan dirumah sakit nyeri sebelum dan sesudah perawatan luka
bagi veteran perang hanya sebatas media tanpa diberi musik.
untuk menyembuhkan gangguan trauma.
Para veteran perang baik secara aktif maupun Tempat dan Waktu Penelitian
pasif melakukan aktivitas musik terutama Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
sekali untuk mengurangi rasa sakit sehingga Februari sampai dengan bulan Maret 2015 di
banyak dokter dan perawat menjadi saksi Ruang Perawatan Bedah Flamboyan Rumah
bagaimana musik sangat berperan dalam Sakit Tk. III 07.06.01 R.W. Mongisidi
penanganan psikologis, fisiologis, kognitif, Manado.
dan terutama sekali memperbaiki kondisi
emosional (Harefa, dkk, 2010). Populasi dan Sampel
Studi pendahuluan pada tanggal 7 Populasi adalah keseluruhan jumlah
November 2014 di ruang bedah Flamboyan anggota dari suatu himpunan yang ingin
RS Tk. III R.W Mongisidi Manado terdapat diketahui karakteristiknya berdasarkan
132 Pasien perawatan luka pasca operasi dari infersi dan generalisasi (Supardi, dkk,
bulan Juni sampai November 2014, dengan 2013).Populasi yang digunakan dalam
gambaran perawatan luka di ruang perawatan penelitian ini adalah semua pasien pasca
bedah Flamboyan RS Tk. III 07.06.01 R.W operasi di Ruang Perawatan Bedah
Mongisidi Manado adalah perawatan luka Flamboyan Rumah Sakit Tk. III 07.06.01
teknik aseptik dengan menggunakan alkohol R.W. Mongisidi Manado.Teknik
dan Iodine,dari 9 pasien perawatan luka pengambilan sampel dilakukan dengan Total
pasca operasi 2 pasien mengalami nyeri Sampling yang disebut sampling jenuh yaitu
sedang (4-6) saat perawatan luka. teknik penentuan sampel bila semua anggota
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik populasi digunakan sebagai sampel (Setiadi,
untuk meneliti tentang pengaruh terapi musik 2007).Sampel dalam penelitian ini adalah
terhadap skala nyeri akibat perawatan luka semua pasien pasca operasi hari ke 2-3 yang
bedah pada pasien pasca operasi diruang sedang dalam perawatan luka yang
perawatan bedah Flamboyan Rumah Sakit memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Tk. III 07.06.01 R.W Mongisidi Manado. a. Kriteria inklusi :

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

1) Responden yang bersedia diberikan berdistribusi normal atau tidak. Dilakukan


terapi musik. untuk melihat hubungan antara variabel
2) Responden yang pasca operasi hari dengan menggunakan uji statistik t
ke 2-3. berpasangan ataudependen (paired
3) Responden yang sedang menjalani samples t-test) digunakan untuk melihat
perawatan luka pasca operasi. perubahan intensitas nyeri pre dan post
4) Responden mengalami nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok
perawatn luka bedah dengan skala perlakuan dan uji statistik t tidak
sedang (4-6). berpasangan atau (independent samples t-
5) Responden dengan jenis luka test) dengan derajat kesalahan 5% (α =
operasi sedang. 0,05) dan derajat kemaknaan 95%. Uji ini
6) Responden pasca operasi dengan bertujuan untuk melihat adanya pengaruh
penatalaksanaan analgetik drips. dan mengukur efektifitas perlakuan
b. Kriteri eksklusi : dengan membandingkan kelompok yang
1) Responden yang menolak untuk mendapat perlakuan dan kelompok yang
diteliti. tidak mendapat perlakuan.Jika pada
2) Responden yang bukan pasien pasca responden diberi terapi musik nilai
operasi. P<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
terapi musik efektif untuk menurunkan
Analisa Data nyeri pasca operasi dan jika pada
1. Analisis Univariat responden diberi terapi musik nilai
Digunakan untuk menggambarkan P>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
intensitas nyeri akibat perawatan luka terapi musik tidak efektif untuk
bedah pada pasien pasca operasi sebelum menurunkan nyeri pasca operasi.
terapi musik dan menggambarkan
intensitas nyeri akibat perawatan luka HASIL dan PEMBAHASAN
bedah pada pasien pasca operasi sesudah Hasil
terapi musik. Hasil penelitian serta pembahasan
2. Analisis Bivariat mengenai pengaruh musik terhadapskala
Data yang dianalisis dengan bivariat nyeri pada pasien pasca operasi di Ruang
untuk melihat pengaruh terapi musik Perawatan Bedah Flamboyan Rumah Sakit
terhadap intensitas nyeri akibat perawatan Tk. III 07.06.01 R.W. Mongisidi Manado.
luka bedah pada pasien pasca operasi. Analisis Univariat
Data yang digunakan adalah data yang Sampel yang diambil pada penelitian
berasal dari responden yang diukur skala berjumlah 30 orang, 15 responden diberi
nyeri sebelum diberi terapi musik (nilai terapi musik dan 15 responden tidak diberi
pre test) dan diukur skala nyerinya setelah terapi musik dengan karakteristik responden
diberi terapi musik akibat perawatan luka yang bersedia menjadi subjek penelitian,
bedah pada pasien pasca operasi (nilai dengan luka post op hari ke 2-3, skala nyeri
post test), selanjutnya nilai masing- sedang, jenis operasi sedang, responden
masing responden dibandingkan antara berada di Ruang Perawatan Bedah Rumah
sebelum diberi terapi musik (pre test) Sakit Tk. III 07.06.01 R.W Mongisidi
dengan setelah diberi terapi musik (post Manado sebagai berikut :
test) (Riwidikdo,2009). Data dari setiap
kelompok analisis dilakukan uji
normalitas untuk melihat apakah data

4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

1. Karakateristik Responden sebanyak 6 responden dengan jumlah


Tabel 1Distribusi Frekuensi sampel berdasarkan jenis presentasi sebanyak 43,3% (13 responden).
kelamin di Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit Tk. Berdasarkan karakteristik
III 07.06.01 R.W Mongisidi Manado. pekerjaanresponden dari kedua kelompok
Perlakuan Kontrol rata-rata kategori pekerjaan IRT dengan
Karakteristik rincian pada kelompok Perlakuan sebanyak 5
n % n % responden dan pada kelompok kontrol
Jenis Kelamin sebanyak 4 responden dengan jumlah
Perempuan 5 33,3 6 40
Laki-laki 10 66,7 9 60
presentasi sebanyak 30% (9 responden).
Jumlah 15 100 15 100
Umur Tabel 2 Distribusi Frekuensi rerata tingkat nyeri
12-20 Tahun 0 0 3 20
21-30 Tahun 5 33,3 2 13,3 sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok
31-40 Tahun 6 40 2 13,3 perlakuan dan kelompok kontrol di di Ruang
41-50 Tahun 3 20 3 20
> 50 Tahun 1 6,7 5 33,4
Perawatan Bedah Rumah Sakit Tk. III 07.06.01
Jumlah 15 100 15 100 R.W Mongisidi Manado (n=30).
Pendidikan Kelompok Mean Median SD
Min-
95%CI
SD 2 13,3 1 6,7 Max
SMP 3 20 4 26,7 -1.456-
Kontrol
SMA 7 46,7 6 40 -0,677
Sebelum 5,07 5 0,799 4-6
D-III 0 0 2 13,3 Sesudah 6,13 6 0,915 5-8
S1 3 20 2 13,3 1,446-
Jumlah 15 100 15 100 Perlakuan
2,554
Pekerjaan Sebelum 5,07 5 0,799 4-6
IRT 5 33,3 4 26,7 Sesudah 3,07 3 1,033 2-5
Karyawan Swasta 3 20 2 13,3 Sumber : Data Primer 2015
Mahasiswa 0 0 2 13,3
Petani 1 6,7 3 20
PNS 3 20 2 13,3
Sopir 1 6,7 1 6,7 Analisis Bivariat
Tukang 2 13,3 0 0
Siswa 0 0 1 6,7
Sebelum dilakukan analisis bivariat, uji
Jumlah 15 100 15 100 normalitas yang merupakan syarat mutlak
Sumber : Data Primer 2015 dari uji t dependent. Jika di dapatkan data
berdistribusi normal maka syarat untuk
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui lakukan uji t terpenuhi, dengan cara
bahwa responden terbanyak pada kedua skewness dibagi dengan standar errornya
kelompok adalah berjenis kelamin Laki-laki yang menghasilkan nilai ≤ 2, berarti data
dengan rincian pada kelompok Perlakuan berdistribusi normal (Sofian,2012).
sebanyak 10 responden dan pada kelompok Di bawah ini merupakan hasil uji
kontrol sebanyak 9 responden dengan jumlah normalitas data pada variable numerik yaitu
presentase keseluruhan sebanyak 63,3 %. kelompok perlakuan diberi musik pada saat
Berdasarkan karakteristik umur responden perawatan luka bedah pada pasien pasca
dari kedua kelompok rata-rata kategori umur operasi dan kelompok kontrol yang tidak
31-40 tahun dengan rincian pada kelompok diberi musik pada saat perawatan luka bedah
Perlakuan sebanyak 6 responden dan pada pada pasien pasca operasi.
kelompok kontrol sebanyak 2 responden
dengan jumlah presentasi sebanyak 26,7%
(8 responden). Berdasarkan karakteristik
pendidikan responden dari kedua kelompok
rata-rata kategori pendidikan SMA dengan
rincian pada kelompok Perlakuan sebanyak 7
responden dan pada kelompok kontrol

5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Tabel 3 Uji Normalitas kelompok Perlakuan yang Sumber : Data Primer 2015
diberi musik pada saat perawatan luka bedah pada
pasien pasca operasi dan kelompok Kontrol yang Berdasarkan hasil analisis tabel 5
tidak diberi musik pada saat perawatan luka bedah didapatkan nilai p Value adalah 0,000
pada pasien pasca operasi (n=30). dengan α ≤ 0,05, yang berarti p Value≤ α
Skala Nyeri Skewness/SE
(0,000 ≤ 0,05) terlihat adanya perbedaan
Sebelum -0,22
Perlakuan yang signifikan yaitu rata-rata skala nyeri
Sesudah 1,29 pada pasien bedah akibat perawatan luka
Sebelum -0,22 pasca operasi pada kelompok Perlakuan yang
Kontrol diberi terapi musik dengan skala nyeri pada
Sesudah 0,60
pasien bedah akibat perawatan luka pasca
Sumber : Data Primer 2015 operasi pada kelompok kontrol tanpa diberi
musik.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
uji normalitas dari hasil uji skewness di bagi Pembahasan
standart error pada skala nyeri akibat Penelitian ini membandingkan
perawatan luka bedah pada pasien pasca kelompok perlakuan dan kelompok
operasi di dapatkan hasil data berdistribusi kontrol.Kelompok perlakuan diberikan terapi
normal, maka uji bivariat dapat dilakukan musik dan kelompok kontrol tidak diberikan
menggunakan uji parametrik dalam hal ini terapi musik. Sebelum perlakuan intensitas
paired samples t-Test(Uji T Dependen) nyeri diukur terlebih dahulu dan setelah
dengan tingkat kemaknaan 95% (α ≤ 0,05) perlakuan setelah 10 menit, intensitas nyeri
dengan hasil sebagai berikut : diukur kembali. Jumlah responden terdiri
dari 30 orang pasien pasca operasi yang
Tabel 4Hasil analisis Pengaruh Paired sample T-Test
(Uji T Dependen)pada kelompok Perlakuan sebelum
berada di ruang perawatan bedah Flamboyan
dan sesudah perawatan luka dengan pemberian terapi RS Tk. III 07.06.01 R.W Mongisidi
musik. Manado.Alat ukur yang diapakai adalah
KelompokResponden n Mean SD t p
Value
skala nyeri numerik (Andarmoyo, 2013).
Sebelum 5,07 0,799 7,746 McCaffery dan Pasero (1999) dalam
Intervensi 15 0,000
Sesudah 3,07 1,033 7,746 Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa
Sumber : Data Primer 2015 hanya klienlah yang paling mengerti dan
memahami tentang nyeri yang ia rasakan.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4 Oleh karena itulah dikatakan klien sebagai
Menggunakan Paired sample T-Test ( Uji T expert tentang nyeri yang ia rasakan. Adanya
Dependent) hasil nilai pValuedari skala nyeri 4 responden yang sebelum pemberian musik
yang diberi terapi musik 0,000 dengan α ≤ mengalami nyeri sedang, dan setelah
0,05, yang berarti p Value≤ α (0,000 ≤ 0,05) pemberian musik terjadi perubahan
terlihat pengaruh musik efektif untuk penurunan skala nyeri tapi masih skala nyeri
menurunkan nyeri pasca operasi. sedang, hal ini dipengaruhi karena klien
belum pernah merasakan nyeri seperti ini
Tabel 5 Hasil analisis perbedaan ( Uji T Independent) sebelumnya. Seseorang yang pernah berhasil
pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah mengatasi nyeri dimasa lampau dan saat ini
perawatan luka tanpa pemberian musik. nyeri yang sama timbul, maka ia akan mudah
Kelompok n Mean SD t p
mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya
Responden Value
seseorang mengatasi nyeri tergantung
Perlakuan Sesudah 15 3,07 1,000 7,746 0,000
pengalaman masa lalu dalam mengatsi nyeri.
Kontrol Sesudah 15 6,13 0,704 -5,870 0,000
Persepsi meningkatkan cemas terhadap nyeri

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

dan nyeri bisa menyebabkan seseorang group pre test post. Pengambilan sampel
cemas (Smeltzer, 2001). dengan menggunakan purposive
Pemberian musik pada 15 responden sampling.Hasil pengukuran intensitas nyeri
pada saat perawatan luka bedah pada pasien dianalisis menggunakan uji t dependen dan
pasca operasi sangat efektif dalam uji t independen.Hasil penelitian ini
menurunkan skala nyeri yang didapat dengan menunjukkan bahwa ada pengaruh GIM
nilai p= 0,000 (p Value< 0,05), ini terhadap intensitas nyeri pada pasien post SC
menunjukkan adanya pengaruh musik berbasis adaptasi Roy di RSUP NTB. Hasil
terhadap skala nyeri akibat perawatan luka uji t dependen pada kelompok kontrol adalah
bedah pada pasien pasca operasi. p = 0,000 (p < 0,05), sedangkan pada
Musik menstimulasi pengeluaran kelompok perlakuan p = 0,000 (p < 0,05).
endorfin. Endorfin memiliki efek relaksasi Hasil uji t independen p = 0,027 (p <
pada tubuh. Edorpin juga sebagai ejektor dari 0,05).GIM terbukti dapat menurunkan
rasa rileks dan ketenagan yang timbul, intensitas nyeri pasien post SC di RSUP
midbrain mengeluarkan Gama Amino NTB.
Butiryc Acid (GABA) yang berfungsi Lenny Irmawaty juga melakukan
menghambat impuls listrik dari satu neuron penelitian tentang manajemen nyeri dengan
ke neuron lainnya oleh neurotransmitter menggunakan musik pada pasien post sectio
didalam sinaps.Selain itu juga, midbrain caesarea di RSUD Pasar Rebo tahun 2013
mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin. dengan reponden berjumlah 42 yaitu 21
Zat tersebut dapat menimbulkan efek kelompok perlakuan dan 21 kelompok
analgesia yang akhirnya mengeliminasi kontrol dengan menggunakan uji statistik
neurotransmitter rasa nyeri pada pusat paired t-Test dan Mann-Whitney didapatkan
persepsi dan interpretasi sensorik somatik nilai yang signifikan sebesar 0,016<0,005,
diotak.Sehingga efek yang bisa muncul yang berarti ada perbedaan yang signifikan
adalah nyeri berkurang (Novita, 2012). dari hasil pengukuran data pretest dan
Hal ini ditunjang dengan penelitian yang posttest antara kelompok perlakuan dan
dilakukan oleh Harefa, dkk (2010) pada kelompok kontrol.
penelitiannya tentang pengaruh musik Saat seseorang mendengarkan musik,
terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca gelombangnya ditransmisikan melalui
operasi di RSUD Swadana Tarutung dengan ossciles di telingah tengah dan melalui cairan
jumlah responden 28 dengan 14 kelompok cochlear berjalan menuju telinga dalam.
perlakuan dan 14 kelompok kontrol, Membrane basilaris cochlea merupakan area
didapatkan hasil nilai P=0,000 ;(≤0,05) , hal resonansi dan berespon terhadap frekuensi
ini menunjukkan ada perbedaan signifikan getaran yang bervariasi. Rambut silia sebagai
tingkat nyeri pada kelompok kontrol dan sensori reseptor yang mengubah frekuensi
perlakuan setelah diberikan terapi musik. getaran menjadi getaran elektrik dan
Penelitian yang dilakukan oleh Ira langsung terhubung dengan ujung nervus
Suarilah, dkk (2013) tentang Guide imagery pendengaran. Nervus auditori
and music (GIM) menurunkan intensitas menghantarkan sinyal ini ke korteks auditori
nyeri pasien post sectio caesarea berbasis di lobus temporal. Korteks auditori primer
adaptasi Roy dengan 30 responden (15 menerima input dan mempersepsikan
responden kelompok kontrol dan 15 pitchdan melodi yang rumit, dan dipengaruhi
responden kelompok perlakuan), penelitian oleh pengalaman seseorang. Korteks auditori
ini menggunakan desain penelitian quasy sekunder lebih lanjut memproses interpretasi
experiment dengan non random control musik sebagai gabungan harmoni, melodi

7
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

dan rhytm( Wilgram, 2002 dalam Novita, R.W Mongisidi Manado dilakukan pada
2012). kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
Eerikainen (2007) melakukan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
frekuensi suara musik yang bisa dijadikan
terapi. Frekuensi yang direkomendasikan 1. Skala nyeri sebelum diberikan musik
untuk mengurangi nyeri adalah 40-52 Hz. pada kelompok perlakuan dan tanpa
Terapi musik bisa diawali dengan frekuensi musik pada kelompok kontrol adalah
40 Hz, dengan asumsi dasar bahwa ini adalah sama dengan mean 5,07.
frekuensi dasar talamus, sehingga stimulasi 2. Skala nyeri sesudah diberikan musik
getaran dengan frekuensi yang sama akan pada kelompok perlakuan dan tanpa
memulai efek kognitif untuk terapi. Musik musik pada kelompok kontrol dengan
dengan frekuensi 40-60 Hz juga telah selisih mean 3, 06.
terbukti menurunkan kecemasan, 3. Ada perbedaan skala nyeri akibat
menurunkan ketegangan otot, mengurangi perawatan luka bedah pada pasien pasca
nyeri, dan menimbulkan efek tenang (Novita, operasi pada kelompok perlakuan yang
2012). diberi musik dan kelompok kontrol yang
Ketorolak perdrip juga mempengaruhi tidak diberi musik.
terjadi penurunan skala nyeri.Ketorolak 4. Ada pengaruh pemberian musik
merupakan jenis analgetik non narkotik yang terhadap skala nyeri akibat perawatan
kuat, yang bekerja di perifer dan tidak ada luka bedah pada pasien pasca operasi.
efek opioid reseptor.Ketorolak juga efektif
sebagai antiinflamasi dan antipiretik.Efek ini
memperlambat sintesa prostaglandin. DAFTAR PUSTAKA
Pemberian ketorolak 30 mg intravena Alimul H. Aziz.A. (2006). Pengantar
perdrips mempunyai efek untuk menurunkan Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
nyeri.Ketorolak merupakan agen analgesik Konsep dan Proses Keperawatan Buku
NSAID pertama yang dapat diinjeksikan 1. Salemba Medika : Jakarta.
yang kemnajurannya dapat dibandingkan
dengan morfin untuk nyeri berat (Novita, Andarmoyo, Sulistyo.(2013). Konsep &
2012). Proses Keperawatan Nyeri. Ar-ruzz
Ketorolak adalah obat NSAID yang Media : Yogakarta.
pada umumnya diberikan pada pasien pasca
operasi di Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 R.W Chiang, L. (2012). The Effect of Music and
Mongisidi Manado. Ketorolak sediaan ampul Nature Sounds On Cancer Pain and
30 mg dengan rute pemberian drip dengan Anxiety in Hospice Cancer Patients.
NaCl 0,9% intavena merupakan salah satu Frances Payne Bolton School of Nursing
prosedur terapi standar yang deiberikan pada Case Western Reserve University.
pasien pasca operasi di Rumah Sakit Tk. III
07.06.01 R.W Mongisidi Manado. Dwirahayu, Yayuk.(2011).Efektifitas
Therapi Musik Terhadap Penurunan
SIMPULAN Nyeri Kala I Pada Ibu Inpartu di Ruang
Berdasarkan hasil penelitian tentang Melati RSUD DR. Harjono Ponorogo.
pengaruh musik terhadap skala nyeri akibat
perawatan luka bedah pada pasien pasca Ekaputra, Erfandi.(2013). Evolusi
operasi di Ruang Perawatan Bedah Manajemen Luka. Trans Info Media :
Flamboyan Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 Jakarta.

8
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Mei 2015

Elsevier (Singapore) Pte Ltd .(2010). Purwanto, Budhi. (2012). Herbal dan
Potter.Perry Fundamentals of Nursing Keperawatan Komplementer (Teori,
Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi Praktik, Hukum dalam Asuhan
7. Salemba Medika : Jakarta. Keperawatan). Nuha Medika :
Yogakarta.
Harefa, Karnirius, Manurung, Kesaktian,
Nainggolan, M Adelia2010).Jurnal Purwanto, Edi. (2008). Jurnal Efek Musik
Pengaruh Terapi Musik Terhadap Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri
Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca pada Pasien Pot Operasi di Ruang
Operasi di RSUD Swadana. Tarutung. Bedah RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.
Yogyakarta.
Irmawaty, Lenny, Ratilasari,
Mekar.(2013).Jurnal Manajemen Nyeri Riwidikdo, Handoko.(2009). Statistik
Menggunakan Terapi Musik Pada Kesehatan Belajar Mudah Teknik
Pasien Post Sectio Caesarea di RSUD Analisis Data dalam Penelitian
Pasar Rebo. Kesehatan. Mitra Cendikia Press.
Jogjakarta
Neda, Ajopraz. (2014). Effect of Music on
Postoperative Pain in Patients Under Saryono, Widianti, T Anggriyani (2010).
Open Heart Surgery, ICU Rumah Sakit Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar
Shahid Beheshti di kota Manusia. Nuha Medika : Yogakarta.
Kashan.Department of Nursing, Kashan
University of Medical Sciences, Kashan, Setiadi.(2007). Konsep dan Penulisan Riset
IR Iran. Keperawatan. Graha Ilmu : Yogakarta.

Novita, Dian. (2012). Pengaruh Terapi Smeltzer. C Suzanne,dkk. (2001). Buku Ajar
Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Open Reduction and Internal Fixation Suddarth Edisi 8.EGC : Jakarta.
(ORIF) di RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Propinsi Lampung. Depok. Suarilah, Ira.(2013).Guided imagery and
music (GIM) reduce pain intensity of
Morison, J Moya. (2003). Pedoman Praktis sectio caesarea patient based on Roy’s
Manejemen Luka.EGC : Jakarta. adaptation modeldi ruang Melati RSUP
NTB.
Mubarak, WIqbal,dkk.(2007). Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Supardi, Sudibyo.(2013). Buku
Aplikasi dalam Praktik.EGC : Jakarta. AjarMetodologi Riset Keperawatan.
Trans Info Media : Jakarta.
Program Studi Ilmu Keperawatan.(2013).
Panduan Penulisan Tugas Akhir
Proposal dan Sksipsi. Manado

Prasetyo, N Sigit.(2010). Konsep dan Proses


Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu :
Yogakarta.

Anda mungkin juga menyukai