Julhim S. Tangio
Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Gorontalo
Korespondensi: Jalan Jenderal Sudirman 6 Kota Gorontalo, 96128.
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari biomassa enceng
gondok dalam mengadsorpsi logam Timbal (Pb). Dalam penelitian ini dikaji tentang
adsorpsi Pb2+ pada biomassa daun enceng gondok.Mengingat pH larutan sangat berpengaruh
pada adsorpsi ion logam oleh biomassa, maka dalam penelitian ini dikaji pula penentuan pH
optimum terhadap adsorpsi Pb2+. Penentuan pH optimum dilakukan dengan cara
menginteraksikan 25 mL ion logam Pb2+ 60 mg/L dengan 0,1 g biomassa daun enceng
gondok (Eichhorniacrassipes) selama 60 menit pada variasi pH 3; 4; 5; 6,7; dan 8. Sebagai
kontrol dibuat larutan kontrol untuk mengetahui kelarutan Pb2+ pada berbagai pH.Penelitian
ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pH terhadap adsorpsi logam
Timbal (Pb) yang diikat oleh biomasa enceng gondok.
yang ada di perairan dan dapat terakumulasi dalam logam.Penggunaan biomassa enceng gondok,
rantai makanan.(Nybakken, 1985) dalam selain murah merupakan metode yang efektif
(Sahara.E. 2009). dalam mengikat ion logam berat, baik anionik
Fardiaz (dalam Sudarwin 2008) maupun kationik, bahkan pada konsentrasi ion
mengemukakan bahwa Timbal mempunyai berat logam yang sangat rendah.Selain itu biomasa
atom 207,21; berat jenis 11,34; bersifat lunak serta merupakan bahan yang bersifat biodegradabel
berwarna biru atau silver abu - abu dengan kilau sehingga ramah lingkungan.
logam, nomor atom 82 mempunyai titik leleh Enceng gondok dikenal sebagai tumbuhan
327,4ºC dan titik didih 1.620ºC. Timbal termasuk gulma air yang pertumbuhannya sangat cepat.Tidak
logam berat ”trace metals” karena mempunyai heran kalau saat ini enceng gondok sangat
berat jenis lebih dari lima kali berat jenis air. melimpah di Danau Limboto Kabupaten
Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya Gorontalo.Hampir seluruh permukaaan danau
ditemukan di dalam batu - batuan, tanah, tumbuhan sudah tertutup oleh enceng gondok.Penanganan
dan hewan. Timbal 95% bersifat anorganik dan terhadap enceng gondok ini belum ada dari
pada umumnya dalam bentuk garam anorganik pemerintah, walaupun sebenarnya sudah
yang umumnya kurang larut dalam air. Selebihnya dialokasikan dana untuk penanggulangannya.
berbentuk timbal organik. Timbal organik Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu
ditemukan dalam bentuk senyawa Tetra Ethyl Lead kiranya untuk menggunakan enceng gondok
(TEL) dan Tetra Methyl Lead (TML). Jenis sebagai adsorpsi logam timbal (Pb).Hal ini penting
senyawa ini hampir tidak larut dalam air, namun dilakukan untuk memanfaatkan enceng gondok dan
dapat dengan mudah larut dalam pelarut organik dapat menghilangkan pencemaran logam berat
misalnya dalam lipid. Waktu keberadaan timbal yang sangat membahayakan makhluk hidup.
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti arus angin Komposisi kimia eceng gondok tergantung
dan curah hujan. Timbal tidak mengalami pada kandungan unsur hara tempatnya tumbuh, dan
penguapan namun dapat ditemukan di udara sifat daya serap tanaman tersebut. Eceng gondok
sebagai partikel. Karena timbal merupakan sebuah mempunyai sifat-sifat yang baik antara lain dapat
unsur maka tidak mengalami degradasi menyeraplogam-logam berat, senyawa sulfida,
(penguraian) dan tidak dapat dihancurkan. selain itu mengandung protein lebih dari 11,5% dan
Beberapa metode yang dapat digunakan mengandung selulosa yang lebih besar dari non
untuk menurunkan konsentrasi ion logam dalam selulosanya seperti lignin, abu, lemak, dan zat-zat
limbah cair diantaranya adalah pengendapan, lain. Muramoto dan Oki (dalam Anonim, 2010)
penukar ion dengan menggunakan resin, filtrasi menjelaskan, bahwa enceng gondok dapat
dan adsorpsi.Adsorpsi merupakan metode yang digunakan untuk menghilangkan polutan, karena
paling umum dipakai karena memiliki konsep yang fungsinya sebagai sistem filtrasi biologis,
lebih sederhana dan juga ekonomis. Proses menghilangkan nutrien mineral, untuk
adsorpsi yang paling berperan adalah adsorben. menghilangkan logam berat seperti cuprum, aurum,
Dewasa ini telah dikembangkan metode cobalt, strontium, timbal, timah, kadmium dan
adsorpsi dengan menggunakan biomassa tumbuhan nikel.
yang dikenal dengan fitofiltrasi.Dasar pemikiran Secara umum biomassa dapat diperoleh
dari fitofiltrasi adalah dengan mengunakan dari tumbuhan secara langsung maupun tidak
biomassa tumbuhan yang telah mati sebagai langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau
pengikat ion logam (Gamez., et al., 1999) dalam bahan dalam jumlah yang besar. Secara tidak
(Al Ayubi, 2007).Enceng gondok merupakan salah langsung mengacu pada produk yang diperoleh
satu tumbuhan yang dapat mengikat ion melalui peternakan dan industri makanan.
502 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Biomassa dapat digunakan sebagai makanan, pakan Kalibrasi elektrode pada kasus ini dapat digunakan
ternak, serat, bahan baku, produk kehutanan, pupuk menggunakan larutan standar asam sulfat pekat
dan bahan kimia. Biomassa merupakan bahan yang yang nilai pH-nya dihitung menggunakan
berasal dari zat-zat organik yang dapat parameter Pitzer untuk menghitung koefisien
diperbaharui, dan dari mahluk hidup baik hewan aktivitas.
ataupun tumbuhan. Selama biomassa digunakan Logam yang terkandung dalam air jika pH
sebagai bahan mentah, karbonnya dapat makin asam maka kelarutannya makin besar,
dipertahankan di dalam bahan dan tidak sebaliknya jika larutannya makin basa maka
memberikan efek kepada emisis gas rumah kaca kelarutannya makin kecil yang ditandai adanya
yang memberikan kontribusi terhadap pemanasan endapan. Larutan makin asam pengionannya makin
global. Biomassa terdiri atas senyawa tinggi, sebaliknya makin bersifat basa maka akan
makromolekul alami yaitu selulosa, lignin dan mengendap. Hal ini jelas bahwa adsorpsi lebih baik
protein. pada tingkat keasaman tinggi karena pada pH ini
terjadi pengionan lebih besar dan adsorpsi dapat
terjadi jika logam membentuk ion dan akan diikat
oleh gugus aktif pada biomassa enceng
gondok.Namun tidak demikian, karena proses
adsorpsi yang lebih baik terjadi pada kisaran pH
netral
H :O: H :O:
│ ║ . .│║
H2N─ C ─ C─ O ─ H+ Pb2+→H2N─ C ─ C─ OPb2+ + H+
│ │
..
R R
Gambar 2. Mekanisme Dugaan Pertukaran ion Mekanisme pertukaran ion ini terjadi pada
pada biomasa dan ion logam Pb(II) saat gugus-gugus karboksilat (COOH) pada asam-
asam amino mengalami deprotonasi akibat
504 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
hadirnya ion hidroksida (OH-), sehingga gugus dimungkinkan berikatan dengan atom H pada
karboksilat berubah menjadi bermuatan negatif gugus –OH dengan ikatan hidrogen.
(COO-) yang sangat reaktif untuk berikatan dengan Pada pH 3, 4 dan 5 adsorpsi biomassa
Pb2+. terhadap logam makin besar, hal ini disebabkan
Dari kedua model di atas menunjukkan pada kondisi tersebut ion H+ semakin berkurang
bahwa adsorpsi logam pada adsorben dipengaruhi dan kesetimbangan bergeser kearah kanan sesuai
oleh pH, dengan demikian pH merupakan variabel dengan asas Le Chatelier yaitu apabila suatu
penting atau faktor yang dapat mempengaruhi sistem kesetimbangan salah satu dikurangi maka
adsorpsi logam oleh biomassa. kesetimbangan bergeser ke arah yang dikurangi
Berdasarkan mekanisme di atas, pengaruh tersebut. Dengan adanya pergeseran
pH terhadap adsorpsi Pb(II) dapat dijelaskan kesetimbangan PbOH+ bertambah menyebabkan
dengan metode hidrolisis berikut: daya serap enceng gondok terhadap ion logam
Pb2+ + H2O ↔ PbOH+ + H+ (Pb) semakin besar.
PbOH+ + X- ↔ XPbOH Pada pH 6, 7 dan 8 daya serap biomassa
Hal lain yang dapat berpengaruh pada enceng gondok menurun, hal ini disebabkan
adsorpsi Pb 2+ adalah karena adanya pembentukan kemungkinan karena konsentrasi PbOH+
ikatan hidrogen. Pembentukan ikatan hidrogen H daya serap
diterangkan pula pada mekanisme reaksi berikut: biomassa berkurang. Keadaan ini kemungkinan
terjadi juga karena pH makin tinggi maka akan
H :O:........H ── O ── Pb bersifat basa sehingga kelarutan Pb makin kecil
│ ║ │ dan mulai terjadi pengendapan. Hal ini
H2N─ C ─ C─ OH NO3 memungkinkan Pb yang terserap makin sedikit.
│
R 2.Penentuan pH Optimum adsorpsi logam
Gambar 3.Dugaan Mekanisme Pembentukan Timbal(II) oleh biomassa enceng gondok
Ikatan hidrogen biomassa dengan Pb2+ Dugaan dalam penelitian ini adalah bahwa
situs-situs aktif yang terdapat pada biomassa daun
Mekanisme pembentukan ikatan hidrogen enceng gondok merupakan protein yang
memberikan peran yang sangat besar, karena mempunyai satuan-satuan asam amino sebagai
logam Pb 2+ berada dalam keadaan terkomplekskan penyusunnya. Interaksi antara Pb2+ dan adsorben
dengan OH.Ikatan hidrogen terjadi antara dua biomassa daun enceng gondok terjadi karena
atom yang memiliki elektronegatifitas yang tinggi adanya gaya elektrostatik antara muatan negatif
dengan hidrogen yang bersifat prototik.Oleh sebab adsorben yang bertindak sebagai situs aktif dengan
itu adsorpsi logam Pb2+ pada biomassa dalam muatan positif dari ion logam.
medium air, mekanisme pembentukan ikatan Ion logam terutama logam transisi dapat
hidrogen diperkirakan memberi kontribusi membentuk ikatan dengan senyawa asam amino
terbesar. karena adanya elektron bebas yang terdapat pada
Interaksi yang mungkin terjadi pada proses atom oksigen pada gugus fungsional senyawa
adsorpsi timbal(II) oleh biomassa daun enceng asam amino berupa –COOH setelah
gondok adalah ikatan hidrogen, hal ini disebabkan terdeprotonasi.Efektifitas interaksi antara ion
spesiasi Pb2+ dari Pb(NO3)2 pada pelarut air logam dengan senyawa asam amino sangat
berbentuk Pb(OH)(NO3)2 (Cotton, 1989), sehingga tergantung terhadap spesiasi gugus yang
pengikatan merkuri(II) oleh biomassa bukan hanya dikandungnya dalam larutan. Gugus fungsional –
terjadi pada atom logamnya saja akan tetapi juga COOH akan terdeprotonasi menjadi –COO- yang
Tangio,Adsorpsi Logam Timbal (Pb) dengan Menggunakan...505
nantinya akandigunakan untuk berikatan dengan Hasil analisis AAS diperoleh bahwa pada
logam Pb2+. Gugus fungsional –COOH dan –NH2 pH 3, 4 dan 5 konsentrasi Pb2+ yang teradsorpsi
yang dimiliki oleh asam amino ini memiliki meningkat.Hal ini terjadi karena pH makin
spesiasi yang berbeda pada pH tertentu. Spesiasi besargugus-gugus asam amino mengalami
gugus fungsional –COOH dan –NH2 dapat dilihat deprotonasi dan memiliki muatan negatif yaitu ion
pada gambar berikut: OH- yang sangat reaktif terhadap logam, sehingga
logam yang teradsorpsi makin besar.Pada pH 6, 7
dan 8 konsentrasi Pb2+ yang teradsorpsi
menurun.Hal ini kemungkinan disebabkan karena
konsentrasi pada keadaan ini terjadi
kesetimbangan situs aktif biomassa dengan ion
logam dan pada kondisi ini pH mulai mengendap.
Gambar 4. Spesiasi Gugus aktif pada asam Hal ini dimungkingkan pH optimum berada pada
amino (lehninger, 1982) kisaran 5
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa
akibat hadirnya ion H+ gugus-gugus yang terdapat Penutup
dalam biomassa daun enceng gondok akan 1. Simpulan
mengalami protonasi dan memilki muatan positif Berdasarkan hasil penelitian ini maka
yang sangat reaktif terhadap spesiasi dalam bentuk dapat disimpulkan bahwa:
anion dan akibat hadirnya ion OH- gugus-gugus 1. Variasi pH dapat berpengaruh terhadap
yang dimiliki oleh biomassa daun enceng gondok adsorpsi logam timbal (Pb) oleh biomassa
mengalami deprotonasi dan memiliki muatan daun enceng gondok. Pb2+ yang
negatif yang sangat reaktif terhadap spesiasi logam teradsorpsi masing-masing adalah pada pH
dalam bentuk kation.Seperti halnya Pb2+akan 3 diperoleh 109,21 ppb, pH 4 diperoleh
teradsorpsi oleh biomassa daun enceng gondok 125,21 ppb, pada pH 5 teradsorpsi sebesar
pada saat gugus-gugus aktif pada biomassa daun 134,87 ppb, pH 6 teradsorpsi 94,42 ppb,
enceng gondok mengalami deprotonasi. pH 7 sebesar 90,56 ppb dan pH 8 sebesar
Spesiasi gugus pada asam amino 63, 26 ppb.
dipengaruhi oleh titik isoelektrik yang dimiliki 2. pH 5 merupakan pH optimum adsorpsi
oleh asam amino. Dengan mengetahui titik timbal (Pb) oleh biomassa enceng gondok.
isoelektrik dapat diramalkan muatan dari asam
amino akibat protonasi atau deprotonasi pada tiap- 2. Implikasi dan Saran
tiap perubahan pH larutan. Dengan mengetahui Adapun saran-saran dari penelitian ini
titik isoelektik asam amino pada daun biomassa adalah:
enceng gondok dapat membantu memprediksikan 1. Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan
situs aktif biomassa yang berfungsi sebagai bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji
pengikat Pb2+ Lehninger (1982). Pemprediksian lebih memperdalam masalah ini.
kandungan asam amino dilakukan dengan cara 2. Dalam penelitian ini perlu penelitian
mencari senyawa asam amino yang mempunyai lanjutan terutama variasi konsentrasi pada
titik isoelektrikkurang dari 6 atau sama dengan 6, pH optimum, proses terjadinya ikatan,
karena titik isoelektrik dari 20 asam amino lebih pemerangkapan, ikatan kompleks yang
banyak berada pada titik tersebut, Lehninger terjadi pada proses adsorpsi.
(1982).
506 JURNAL ENTROPI, VOLUME VIII, NOMOR 1, FEBRUARI 2013
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Al-Ayubi, M.Ch. 2007, Skripsi: Studi aliran sungai dari tempat pembuangan
pada biomassa daun enceng gondok Underwood A. L. & Day, R.A., 2002, Analisis