Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL DISKUSI

BBDM 3 MODUL 5.3


SKENARIO 4

Daniel Taruna Tampubolon 22010116120022

Najma Khairani Harahap 22010116120023

Rachelia Intan Merdina 22010116120024

Mita Yulia Sari 22010116120025

Saniya Millatina 22010116120026

Ahmad Wasil 22010116120027

Anafatun Ihtammaliya 22010116120028

Edsel Abi Yazid 22010116120029

Fini Andriani 22010116120030

Farhan Aulia Rahman 22010116120031

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KELOMPOK BBDM 3
MODUL 5.3
SKENARIO 4

Oleh :

Daniel Taruna Tampubolon 22010116120022

Najma Khairani Harahap 22010116120023

Rachelia Intan Merdina 22010116120024

Mita Yulia Sari 22010116120025

Saniya Millatina 22010116120026

Ahmad Wasil 22010116120027

Anafatun Ihtammaliya 22010116120028

Edsel Abi Yazid 22010116120029

Fini Andriani 22010116120030

Farhan Aulia Rahman 22010116120031

Mengetahui ,

(dr. V Rizke Ciptaningtyas, M.Si. Med, Sp. MK)

2
Kasus IV

Seorang pria usia 30 tahun bekerja sebagai tukang becak, mengeluh batuk berdahak sudah 4
bulan. Istri usia 26 tahun. Memiliki 2 anak usia 2 tahun dan 4 tahun. Setelah periksa ke dokter
keluarga dan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Didiagnosis
tuberkulosis aktif. Setelah itu dokter melakukan diagnosis holistik. Kemudian dokter melakukan
upaya komprehensif untuk mengelola kasus tersebut.

A. TERMINOLOGI
1. Dokter keluarga adalah dokter yang memberikan pelayanan berorientasi komunitas dgn
titik berat keluarga tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi
sebagi bagian unit keluarga.
2. Diagnosis holistic adalah tata cara diagnosis yang memperlihatkan berbagai aspek fisik ,
lingkungan dan factor lainnya ( whole body system yang tidak hanya fokus pada organ
yang sakit tetapi pada orang yang sakit dan memandang manusia sebagai manusia
biopsikososial.)
3. Upaya komprehensif adalah upaya yang bersifat paripurna yang menyangkut promotif,
preventif , special protective , kuratif , disability limitation dan rehabilitasi.
4. Tuberkulosis aktif adalah anda saat dicek BTA (+) dan masih infeksius

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menegakkan diagnosis holistik?
2. Bagaimana hubungan keluhan dengan kondisi lingkungan keluarga pasien?
3. Apa saja upaya komprehensif yang dilakukan dokter terhadap kasus?
4. Apa yang membedakan dokter keluarga dengan dokter perseorangan?

C. HIPOTESIS
1. Diagnosis lakukan dengan 6 aspek diantaranya adalah;
a. Aspek personal mengarah kepada keluhan pasien,harapan pasien , persepsi dan
upaya yang telah dilakuin pasien
b. Aspek klinis mengarah kepada yang didapatkan dari anamnesis
c. Aspek risiko internal mengarah kepada genetik , kondisi biologi , kondisi psikologis
dan gaya hidup ( tukang becak)
d. Aspek risiko eksterna mengarah kepada keluarga, pekerjaan , ekonomi , budaya ,
lingkungan fisik dan tetangga
e. Derajat fungsional mengarah kepada quality of life
f. Aspek kesinambungan mengarah kepada control terhadap pasien

Menurut WHO lebih kearah ke pencegahan komunitas berjalan dengan baik ,


memberdayakan masyarakat ikut serta dalam surveilens .

3
2. Ditinjau dari segi lingkungan seperti pekerjaan ( tukang becak) kurang mengatahui tentang
penyakit TB dan ekonomi yang rendah serta kondisi lingkungan rumah yang lembab dan
kurang pencahayaan berpotensi terhadap penyakit TB

3. Terdapat 5 tingkat upaya komprehensif


a. Health promotion mengarah kepada edukasi tentang penyakit TB
b. Specific protection mengarah kepada perlindungan keluarga dengan menggunakan
masker
c. Early diagnosis mengarah kepada pengobatan yang adekuat dan diagnosis secara dini
d. Disability limitation mengarah kepada mencegah keburukan terjadi dan follow up
pasien
e. Rehabilitasi mengarah kepada meningkatkan produktivitas

4. Dokter keluarga lebih spesifik kearah biopsikososial dalam keluarga yang dalam artianya
memperhatikan secara keseluruan aspek dalam keluarga sedangkan perseorangam lebih
memperhatikan bagaimana cara mencegahnya .Dokter keluarga mengarah kepada lebih
kearah promotif, preventif , kuratif dan rehabilitative sedangkan dokter perseorangan
mengarah kepada kuratif dan rehabilitative Dokter keluarga mengarah diagnosis holistic
sedangkan Dokter perseorangan menggunakan mandala of health

D. PETAKONSEP

UPAYA
KOMPREHENSIF
PELAYANAN
DIAGNOSIS
KEDOKTERAN HOLISTIK
KELUARGA

PENDEKATAN
PRINSIP
KELUARGA

4
E. SASARAN BELAJAR
1. Menjelaskan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga
2. Menjelaskan tentang family assesment
3. Menjelaskan tentang family assessment tools
4. Menjelaskan pendekatan holistik
5. Menjelaskan upaya komprehensif

F. BELAJAR MANDIRI
1. Kedokteran keluarga
a. Pengertian
 Disiplin akademik profesional, yang menerapkan kedokteran klinis dalam
komunitas keluarga
 Pelayanan kedokteran dengan pendekatan keluarga. Pendekatan yang
dilakukan oleh dokter dalam melakukan pelayanan yang berorientasi pada
keluarga (secarabio-psiko-sosial).

b. Dokter Keluarga sebagai Gate Keeper = Berwawasan Keluarga


 Bukan mengandalkan teknologi semata
 Melaksanakan pelayanan dengan pendekatan keluarga
 Mengetahui posisi dan problem-problem individu dalam kaitannya dengan
keluarga
 Mengetahui berbagai aspek lingkungan keluarga (fisik & sosial)

c. Pelayanan Oleh Dokter Keluarga


 Paripurna
 Terpadu
 Kontinu
 Koordinatif (sejawat – keluarga)
 Mengutamakan pencegahan

5
 Tidak membedakan pasien/klien
 “Family & Community Oriented”
d. 9 Prinsip dalam Kedokteran Keluarga
 Komprehensif dan Holistik
 Kontinu
 Mengutamakan Pencegahan
 Koordinatif dan Kolaboratif
 Personal sebagai bagian integral dari keluarganya
 Mempertimbangkan keluarga dan lingkungan
 Menjunjung tinggi etika, moral dan hokum
 Sadar biaya dan sadar mutu
 Dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan

2. Family assessment
a. Dokter menilai masalah pasien dan hubungannya dengan “family dynamic”
b. Dokter berusaha untuk mencapai perubahan psikososial pasien serta atau anggota
keluarganya yang mendukung kea rah kesembuhan pasien.
c. Konsling singkat dapat berupa 1 atau beberapa kunjungan ke tempat pasien yang
biasanya sangat efektif untuk mengidentifikasi masalah dan membuat solusi
penyelesaian masalah
d. Jika problem tidak terlalu kompleks dan jangka lama, maka bekerja sama dengan
keluarga pasien agar mampu mengatasi masalah tersebut. Tetapi juka konsling
tidak berhasil/ efektif maka dapat merujuk ke psikologi keluarga.

3. Family assessment Tools


a. Anatomy
 Genogram keluarga
- digunakan untuk mencari data individu, pasangan, ataupun keluarga,
khusunya pada faktor yang diturunkan, penyakit keluarga, anggota
keluarga dan struktur keluarga
 Genogram yang lengkap mencakup :
- Nama dan umur semua anggota keluarga
- Waktu kelahiran, pernikahan, perpisahan, perceraian, kemalian
(termasuk penyebabnya) dan kejadian signifikan lainnya
- Informasi terkait tiga atau lebih generasi
- Penyakit (termasuk penyakit keturunan dan masalah penyakit yang
signifikan)
- Penanda anggota keluaga mana yang tinggal serumah
- Informan
- Tanggal genogram dibuat

6
 Genogram dapat menyediakan :
- Overview secara cepat anggota keluarga dan hubungan
kekerabatannya
- Cara untuk memvisualisasi informasi biomedis dan psikososial
- Alat untuk mengetahui sistem keluarga multigenerasi secara
komprehensif

Gambar a.1 Standardized Symbols used in Family Genograms

b. Family Map
 Merupakan metode yang digunakan untuk merefleksikan hubungan antar
anggota keluarga dan pola interaksinya
 Metode ini sangat penting bagi dokter untuk mencari orang yang paling
berperan dalam keluarga  memudahkan dokter memberikan terapi dalam
keluarga

7
 Menyediakan dekripsi skematik anggota keluarga mana yang dapat dimintai
bantuan dalam pembuatan keputusan pasien
 Sumber dari keluhan somatik pasien sering dapat diidentifikasikan berdasar
relasi antar keluarga

Gambar b.1 simbol family maps

c. Metode APGAR
 Merupakan metode kualitatif dalam menilai fungsi keluarga
 Dilakukan selama 10-15 menit untuk menggali persepsi pasien dan level
kepuasan pasien terhadap kondisi relasi antar keluarga terkini.
 Kekurangan metode ini adalah pasien menutup diri mengenai dirinya
sendiri dan keluarga
 Metode ini mengukur kepuasan terhadap fungsi keluarga bukan mengukur
fungsi keluarga itu sendiri.
 APGAR perlu dinilai pada kondisi :
- Gangguan psikosomatis
- Kesulitan pada pernikahan dan seksual
- Penggunaan obat terlarang dan alkohol
- Adanya kekerasan seksual dan fisik pada istri atau anak
- Adaptation : kesediaan keluarga dalam sistem keluarga pada saat
terjadi krisis atau kejadian yang signifikan
- Partnership : Berbagi antar anggota keluarga dalam penyelesaian
masalah dan tanggung jawab

8
- Growth : Dukungan dan bimbingan anggota keluarga saat terjadi
perubahan fisik maupun emosi pada tiap anggota keluarga
- Affection : Relasi saling mencintai antar anggota keluarga
- Resolve : Komitmen anggota keluarga untuk menyediakan waktu
dalam mensupport satu sama lain apa bila terjadi perubahan baik fisik
maupun emosional
 Penilaian APGAR :
- 0-3 : keluarga dengan disfungsional berat/keluarga tidak sehat
- 4-7 : keluarga dengan disfungsinal moderat/keluarga kurang sehat
- 8-10 : keluarga memiliki fungsi tinggi/baik/keluarga sehat

Gambar c.1 penilaian APGAR

d. Penilaian SCREEM
 Social : interaksi sosial keluarga, apakah anggota keluarga memiliki
komunikasi yang baik dengan lingkungan, grup sosial atau malah terisolasi
 Cultural : apa keluarga memiliki kepuasan dan menjunjung budaya atau malah
merasa inferior atau malu terhadap etniknya

9
 Religious : apakah agama mampu menawarkan pengalaman spriritual yang
menyenangkan dan mampu memberikan solusi dari masalahnya atau justru
dogma agama begitu kaku dalam penyelesaian masalah keluarga
 Economic : apakah pendapatan mencukupi kebutuhan kehidupan normal
maupun pada saat sakit atau terdapat masalah finansial
 Educational : apakah pendidikan keluarga cukup untuk menyelasaikan
masalah kesehatan atau tidak
 Medical : Apakah pelayanan kesehatan tersedia, terjangkau dengan mudah
dan apakah pengalaman terhadap pelayanan kesehatan tersebut memuaskan

4. Diagnosis holistik
a. Salah satu standar dalam praktik pelayanan kedokteran keluarga
b. Melihat individu sebagai bagian dari komunitasnya (keluarga, tempat kerja, budaya,
negara)
c. Memahami bahwa pasien merupakan seorang makhluk yang utuh yang terdiri dari
fisik, psikis dan jiwa (body, mind and spirit).
d. Lima aspek diagnosis holistic
 Aspek Personal
- Keluhan utama (reason of encounter) /simptom/ sindrom klinis yang
ditampilkan
- Apa yang diharapkan pasien atau keluarganya
- Apa yang dikhawatirkan pasien atau keluarganya
 Aspek Klinis
- Diagnosis klinis biologis, psikologis, intelektual, nutrisi, sertakan
derajat keparahan .
- Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan cukup dengan diagnosis
kerja/ diagnosis banding
- Diagnosis berdasarkan ICD 10, dan ICPC-2
 Aspek risiko internal
- Perilaku individu dan gaya hidup (life style) pasien, kebiasaan yang
menunjang terjadinya penyakit, atau beratnya penyakit
- kebiasaan merokok
- kebiasaan jajan, kebiasaan makan
- kebiasaan individu mengisi waktu dengan perihal yang negatif
- (dietary habits;tinggi lemak, tinggi kalori)
 Aspek risiko eksternal dan psikososial
- Pemicu biopsikososial keluarga dan lingkungan dalam kehidupan
pasien hingga mengalami penyakit seperti yang ditemukan
- Dukungan keluarga (family support)

10
- Tidak ada bantuan/perhatian/ perawatan/ suami & istri, anak, menantu,
cucu atau pelaku rawat lainnya
- Perilaku makan keluarga (tak masak sendiri), menu keluarga yang tak
sesuai kebutuhan
- Perilaku tidak menabung / perilaku konsumtif
- Tidak adanya perencanaan keluarga (tak ada pendidikan anak , tak ada
pengarahan pengembangan karier, tak ada pembatasan jumlah anak )
- Masalah perilaku keluarga yang tidak sehat
- Masalah ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap
penyakit/masalah kesehatan yang ada
- Akses pada pelayanan kesehatan yang mempengaruhi penyakit
(jarak/transportasi/asuransi)
- Pemicu dari lingkungan fisik (debu, asap rokok)
- Masalah bangunan dan kepadatan pemukiman yang mempengaruhi
penyakit/masalah kesehatan yang ada

1.

Table d.1 . Derajat fungsional

5. Upaya komprehensif
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata
pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan
proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative),
pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit
(rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko
legal etika kedokteran.

a. Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang


Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan
kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan

11
diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter
keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat
persetujuan tempat praktik.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
c. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien
dan keluarganya.
d. Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
e. Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan
kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama,
termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan /
atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
f. Rehabilitasi medik dan sosial
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala
kesempatan rehabilitasi pada pasien dan / atau keluarganya setelah mengalami
masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.
g. Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi
sosial pasien dan keluarganya.
h. Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal
dan etik kedokteran.

G. DAFTAR PUSTAKA
1. Rakel RE. The family Genogram. In Rakel RE. Textbook of Family Practice. Sixth
Edition. WB Sauclers Co Philadelphia.2002.pp 19-30
2. Lee Gan, Azwar.A, Wonodirekso. Family Medicine Practice. Singapore, 2004.
section 3 chapter 3 pp 58-62
3. Prasetyawati, Arsita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Bandung : Rhineka Cipta
4. Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family
Medicine Practice. Singapore International Foundation : Singapore

12
13

Anda mungkin juga menyukai