Oleh:
Kevin Rizki A K 1740312446
Marna Septian 1740312116
Mohamad Asyraf Bin Mohd Rosli 1740312406
Rinsanny Esvi Falensia 1740312118
Gangeswary A/P Bathumalai 1740312606
Fathia Deliza 1740312203
Indah Novita Rahmi 1740312281
Shintia Surya Putri 1740312279
Dwi Sekar Ayu Gunasari 1740312115
Indah Ridhoila 1740312447
Pembimbing:
Abdiana, SKM, M. Epid
dr. Ida Rahmah Burhan, MARS
Alhamdulillahi robbil’aalamiin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT penulis ucapkan atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan ilmu, akal, pikiran, dan waktu, sehingga penulis dapat
Asam Asetat pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh“. Laporan PDCA ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tahap kepaniteraan klinik ilmu kesehatan
masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas atau Rumah Sakit DR. M. Djamil
Padang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Abdiana, SKM, M. Epid dan Ibu dr. Ida
Rahmah Burhan, MARS selaku preseptor yang telah membimbing kami dalam penulisan
makalah ini. Tidak juga lupa kami berterima kasih kepada Ibu dr. Desy Susanty sebagai Kepala
Puskesmas Pauh, beserta seluruh staf Puskesmas yang telah meluangkan waktu untuk
Tentunya penulisan laporan PDCA ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
Padang
Mengetahui/Menyetujui
Pembimbing
Pelaksana :
Mengetahui/Menyetujui
Penguji
ii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 7 PENUTUP ......................................................................................... 84
7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 84
7.2 Saran .............................................................................................................. 85
iii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur 40
Puskesmas Pauh 46
Tabel 3.8 Pencapaian Kinerja berdasarkan SPM 47
Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Pauh 51
Tabel 4.2 Penilaian Prioritas Masalah di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh 54
Tabel 5. 1 Jadwal Kegiatan PDCA 62
iv
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR GAMBAR
v
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 1
PENDAHULUAN
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
Puskesmas Pauh merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah Kota Padang dengan luas wilayah 146,29 km2 dan jumlah penduduk
68.448 jiwa dalam wilayah kerjanya. Puskesmas Pauh memiliki banyak program
kesehatan terdapat pemasalahan pada jamban sehat dan pada lingkungan gizi masih
HIV2
kemungkinan intervensi, akibat, biaya, dan sumber daya yang dibutuhkan, maka
untuk deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di wilayah kerja Puskesmas
Pauh.
Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari serviks, serviks adalah
dengan vagina melalui ostium uteri eksternus (Kemenkes RI tahun 2015)3. Kanker
ini disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV) dan menyerang wanita
usia subur dan dampak dari kanker serviks ini bisa menyebabkan kematian
(Kumalasari, 2012)4.
negara, pada tahun 2012 terdapat 528.000 kasus baru terdiagnosis di seluruh dunia
dan terdapat 266.000 wanita meninggal di dunia akibat dari kanker serviks (WHO,
2014)5. Kanker serviks merupakan pembunuh nomor 2 pada wanita setelah kanker
dengan jumlah kasus kanker serviks sebanyak 522.354 kasus (Kemenkes RI,
2015)3. Di Sumatera Barat kasus kanker serviks berjumlah 490 kasus dan Kota
Padang menjadi jumlah tertinggi dengan jumlah kasus 334 (Dinkes Sumbar, 2014)6.
wanita sehingga merupakan ancaman yang cukup seius. Oleh karena itu penting
2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kanker serviks. Berkembangnya kanker serviks salah satunya disebabkan
keterlambatan dalam deteksi dini (Sari, 2014)7. Berdasarkan estimasi data World
490.000 wanita didunia yang terkena kanker serviks pada tiap tahunnya disebabkan
karena keterlambatan dalam deteksi dini. Deteksi dini yang direkomendasikan yaitu
berkembang metode IVA lebih banyak dilakukan daripada vaksinasi virus HPV
rahim menggunakan lidi wotten yang telah dicelupkan kedalam asetat atau cuka 3-
5% dengan mata telanjang. Daerah yang tidak normal akan berubah menjadi putih
(acetowhite) dengan batas yang tegas dan mengindikasikan bahwa serviks mungkin
Puskesmas Pauh terbilang rendah. Pada laporan tahunan Puskesmas Pauh tahun
2017 sasaran pemeriksaan IVA sebanyak 8.555 orang wanita usia subur dengan
target sebanyak 2.880 orang namun capaian dari pemeriksaan ini hanya sebanyak
235 orang (8,3%)2. Berdasarkan pencatatan tahun 2018 bulan Januari- Agustus
2018 jumlah target capaian 1880 orang namun capaian yang ada baru 90 orang.
Jumlah ini masih jauh dari target yang diharapkan. Wanita usia subur tebanyak
berada di kelurahan Pisang dengan jumlah 3342 orang dan masih belum banyak
yang melakukan pemeriksaan IVA. Pada kuisioner yang disebarkan pada 30 wanita
3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
usia subur di Kecamatan Pauh didapatkan bahwa belum satu pun yang melakukan
penyakit tidak menular yaitu deteksi dini kanker servis dengan metode IVA di
Pauh?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
upaya deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di wilayah kerja
Puskesmas Pauh..
4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
1. Untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah
Puskesmas Pauh.
Puskesmas Pauh.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Puskesmas
deteksi dini kanker serviks pada WUS dengan metode IVA di wilayah kerja
Puskesmas Pauh.
masyarakat dalam upaya deteksi dini kanker serviks pada WUS dengan
metode IVA.
5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) adalah pemeriksaan leher rahim
secara visual menggunakan asam cuka berarti melihat leher rahim dengan mata
telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka
(3-5%). Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas
IVA adalah praktik yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya
b. Akurasi tes tersebut sama dengan tes-tes lain yang digunakan untuk
6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Menurut Kemenkes RI no.34 tahun 2015 tentang penanggulangan kanker
leher rahim, kelompok sasaran untuk pemeriksaan IVA ditinjau dari perjalanan
b. Perempuan yang menjadi klien pada klinik IMS dengan discharge (keluar
cairan) dari vagina yang abnormal atau nyeri pada abdomen bawah (bahkan
c. Perempuan yang tidak hamil (walaupun bukan suatu hal yang rutin,
perempuan yang hamil dapat menjalani skrining dengan aman, tetapi tidak
antenatal.
departemen kesehatan RI, lesi pra kanker dapat terjadi dalam waktu 2-3 tahun
setelah infeksi, maka dari itu setiap WUS yang telah melakukan hubungan seksual
lebih dari 3 tahun dapat memeriksakan diri untuk melihat ada atau tidaknya lesi
pada leher rahim.Apabila lesi tidak diketahui dan tidak diobati,dalam waktu 3-17
7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.1.2 Tahapan Pemeriksaan Metode IVA
Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah
dilatih dengan pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam asetat
yang sudah diencerkan, berarti melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk
mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat 3-5%. Daerah yang tidak
normal akan berubah warna dengan batas tegas menjadi putih (acetowhite), yang
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan IVA adalah peralatan yang biasa
2. Sumber cahaya yang memadai agar cukup menyinari vagina dan leher
rahim.
8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dicampur dengan 40 ml air akan menghasilkan 50 ml asam asetat 5 %. Atau
ml asam asetat 5%
d. Buat asam asetat sesuai keperluan hari itu. Asam asetat jangan disimpan
untuk beberapa hari 6) Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi alat dan
sarungtangan.
Sebelum menjalani test IVA, ibu diedukasi dan dilakukasn konseling. Topik-
krioterapi pada hari yang sama jika mereka mendapat hasil IVA abnormal.
9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
10. Pentingnya membersihkan daerah genital sebelum menjalani tes IVA
c. Tindakan IVA
Tindakan IVA dimulai dengan penilaian klien dan persiapan, tindakan IVA,
a) Paritas.
b) Usia pertama kali berhubungan seksual atau usia pertama kali menikah.
f) Merokok.
h) Ibu atau saudara perempuan kandung yang menderita kanker leher rahim.
sehingga seluruh leher rahim dapat terlihat. Bila leher rahim sudah terlihat
c. Pindahkan sumber cahaya agar leher rahim dapat terlihat dengan jelas.
10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
d. Amati leher rahim apakah ada infeksi (cervitis) sperti cairan keputuhan
mucous etopi (ectropion); kista Nabothy atau kista Nabothian, nanah atau
e. Gunakan kapas lidi bersih untuk membersihkan cairan yang keluar, darah
atau mukosa dari leher rahim. Buang kapas lidi kedalam wadah anti
bocor/kantung plastik.
g. Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat dan oleskan pada leher
rahim. Bila perlu, gunakan kapas lidi bersih untuk mengulang pengolesan
dioleskan asam asetat secara merata. Buang kapas lidi yang telah dipakai.
h. Setelah leher rahim dioleskan larutan larutan asam asetat, tunggu selama
i. Periksa SSK dengan teliti. Lihat apakah leher rahim mudah berdarah. Cari
j. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan
kapas lidi bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris yang
11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
terjadi saat pemeriksaan dan mungkin mengganggu pandangan. Buang
k. Bila pemeriksaan visual leher rahim telah selesai, gunakan kapas lidi
yang baru untuk menghilangkan sisa asam asetat dari leher rahim dan
l. Lepaskan spekulum secara halus, jika hasil tes IVA negative, letakkan
Jika hasil tes IVA positif dan setelah konseling pasien yang menginginkan
a. Bersihkan lampu dengan lap yang dibasahi larutan klorin 0,5% atau alkohol
b. celupkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik ke dalam larutan klorin
dibuang.
c. Cuci tangan.
e. Catat hasil temuan IVA bersama temuan lain seperti bukti adanya infeksi
f. Gambarkan sebuah “peta” leher rahim pada area yang berpenyakit pada
formulir catatan.
12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
g. Diskusikan dengan klien hasil tes IVA dan pemeriksaan panggulbersama
klien. Jika hasil tes IVA negatif, beritahu kapan klien harus kembali untuk
tes IVA.
h. Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, katakan pada klien
untuk tes atau pengobatan lebih lanjut. Aturlah waktu untuk rujukan dan
1) Jika hasil tes IVA negatif, beritahu ibu untuk datang menjalani tes kembali
1 tahun kemudian. Jika hasil negatif dalam tiga tahun berturut-turut maka
ibu dapat datang 5 tahun lagi serta ingatkan ibu tentang faktor-faktor
resiko.
2) Jika hasil tes IVA pada wanita usia diatas 65 tahun 2 kali berturut-turut
3) Untuk wanita usia diatas 50 tahun, tes IVA cukup dilakukan 5 tahun sekali.
4) Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya pengobatan dan
dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain bila klien inginkan.
6) Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertemuan yang perlu
13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.1.3 Kategori Pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang
4. IVA Kanker serviks : Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
kematian akibat kanker leher rahim bila ditemukan masih pada stadium
14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.2: Genitalia Interna Wanita5
Secara histologik permukaan serviks dilapisi oleh epitel kolumnar pada
bagian proksimal dan epitel gepeng tanpa keratin pada bagian distal. Zona
transformasi antara kedua jenis epitel tersebut disebut dengan zona
squamocolumnar junction (SCJ) dan merupakan daerah terbanyak kanker
serviks dan lesi prekursornya berasal.6
Sebagian besar kanker serviks (80-90%) adalah kanker sel skuamosa,
sedangkan 10-20% adalah adenokarsinoma. Selain itu, terdapat jenis histologi
sel kanker serviks yang lain yaitu yang berjenis sel kecil atau small cell.
Gambaran histologi small cell jarang ditemukan, namun sifatnya lebih
progresif dan potensial untuk menimbulkan metastase meski dalam stadium
awal bila dibandingkan dengan jenis hsitologi sel kanker serviks yang lain.
Prognosisnya pun sangat buruk dengan angka harapan hidup selama 5 tahun
pada stadium awal sebesar 31,6% - 36,4%, sedangkan untuk stadium lanjut
sebesar 0% - 14%.6
15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
menunjukkan keganasan serviks uteri yang invasif pada saat didiagnosis,
sedangkan 53% dari karsinoma in situ terdapat pada wanita dibawah umur 35
tahun.3
Di Indonesia, insiden kanker serviks diperkirakan ± 40.000 kasus
pertahun dan masih merupakan kanker perempuan yang tersering. Mortalitas
kanker serviks masih tinggi karena ± 90% terdiagnosis pada stadium invasif,
lanjut bahkan terminal.
2.2.3 Etiologi Kanker Serviks
Penyebab terjadinya kanker serviks belum diketahui, tetapi terdapat
beberapa faktor ekstrinsik yang mempengaruhi terjadinya kanker ini, sebagai
berikut :
a. Usia
Kanker serviks terjadi mulai dari dekade kedua kehidupan. Setengah dari
perempuan didiagnosis dengan penyakit ini adalah antara 35 - 55 tahun dan
jarang mempengaruhi perempuan di bawah usia 20 tahun.6
16
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar
matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau
belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat di
selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru
matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Hal ini berkaitan dengan
kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada
serviks belum matang dan terjadi proses metaplasia skuamosa yang aktif yang
terjadi di dalam zona transformasi. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan
sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia
yang dibawa sperma ataupun bahan karsinogenik.4
Metaplasia skuamosa merupakan suatu proses fisiologi, tetapi di bawah
pengaruh karsinogen, perubahan sel dapat terjadi sehingga mengakibatkan
suatu zona transformasi yang tidak patologik. Perubahan ini menginisiasi suatu
proses neoplasia intraepitel serviks (Cervic Intraepithel Neoplasma = CIN)
yang merupakan fase prainvasif dari kanker serviks.4
c. Paritas
Kanker serviks dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan risiko mendapat kanker serviks.
Pada beberapa penelitian dengan metode case control didapatkan bahwa
wanita yang 3 atau 4 kali partus memiliki 2.6 kali risiko untuk terkena kanker
serviks, sedangkan wanita yang melahirkan lebih dari 7 memiliki risiko
sebesar 3.8 kali.5
Alasan fisiologi adanya hubungan antara paritas dan kanker serviks
sampai saat ini belum jelas, namun kemungkinan faktor hormonal pada saat
kehamilan yang membuat wanita lebih peka terhadap infeksi HPV (human
papilloma virus) dan trauma serviks pada saat melahirkan diduga sebagai
alasannya.5
d. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Diananda (2007) mengatakan bahwa penggunaan kontrasepsi oral yang
dipakai dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko
kanker serviks 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan
17
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
risiko kanker serviks karena jaringan serviks merupakan salah satu sasaran
yang disukai oleh hormon steroid perempuan.7 WHO melaporkan risiko
relatif pada pemakai kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai
dengan lamanya pemakaian.8
Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim/intrauterine device
(AKDR/IUD) juga diduga dapat mempengaruhi terjadinya kanker serviks.
Penggunaan IUD berpotensi terhadap terjadinya erosi serviks akibat iritasi
kronik dari benang sehingga memudahkan terjadinya infeksi yang kemudian
menjadi radang yang terus-menerus. Iritasi kronik tersebut dapat
menyebabkan transformasi sel epitel normal menjdi epitel displastik yang
reversibel setelah pengangkatan IUD.7
e. Berganti-ganti pasangan seksual
Menurut Diananda (2007), berganti-ganti pasangan akan
memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya HPV.7 Risiko
terjadinya kanker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila mitra seks 6 atau
lebih.5
f. Pasangan suami yang tidak sirkumsisi
Beberapa penelitian mengatakan bahwa pria yang sudah disirkumsisi
akan menurunkan risiko terjadinya infeksi HIV, HSV-2 dan HPV, selain itu
juga menurunkan risiko terjadinya trikomoniasis dan vaginosis bakterial pada
pasangan wanitanya.14
Sirkumsisi merupakan tindakan memotong atau menghilangkan
sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis (preputium). Pria yang
belum disirkumsisi, ketika melakukan hubungan seksual akan mengakibatkan
terjadinya retraksi preputium sehingga paparan mukosanya mengenai
langsung vagina ataupun cairan serviks. Padahal rongga pada preputium
kondisinya lembab, sehingga menjadi tempat yang baik bagi pertumbuhan
HPV dan HSV-2, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.14
g. Merokok
Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogenik baik yang dihisap
sebagai rokok/sigaret atau dikunyah. Asap rokok menghasilkan polycyclic
aromatic hydrocarbon heterocyclic nitrosamines. Pada wanita perokok,
18
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan di
dalam serum. Efek langsung bahan-bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi
virus. Risiko wanita perokok terkena 4-13 kali lebih besar dibandingkan
wanita bukan perokok.8
19
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
E Protein Perananya
E4 Mengikat sitokeratin
L Protein Peranannya
- Klasifikasi
HPV dibagi menjadi 2 yaitu virus tipe low-risk (resiko rendah) dan
high-risk (resiko tinggi) yang dihubungkan dengan resiko keganasan.
a. HPV tipe low-risk (resiko rendah).
Tipe low-risk cendrung menyebabkan tumor jinak meskipun
kadangkala dapat menyebabkan kanker antara lain kanker anogenital
yaitu tipe 6, 11, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72, dan 81
b. HPV tipe high-risk (resiko tinggi)
Tipe high-risk (resiko tinggi) cenderung menyebabkan tumor ganas.
Lebih dari 30 tipe HPV yang diklasifikasikan onkogenik atau resiko
tinggi (high- risk) sebab hubungannya dengan kanker serviks yaitu
tipe 16, 18, 31, 33, 34, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, 68 dan 82.
HPV tipe 16 paling sering dijumpai dan sekitar 50% kanker serviks
6
invasif dijumpai HPV tipe 18, 45, 31, 33, 52 dan 58. Infeksi persisten
HPV-16, HPV-18, HPV-31, HPV-45 sering menyebabkan kanker
serviks
20
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Bentuk genom HPV sirkuler jika terintegrasi akan menjadi linier dan
terpotong di antara gen E2 dan E1. Integrasi antara genom HPV dan DNA
manusia menyebabkan gen E2 tidak berfungsi, jika E2 tidak berfungsi akan
merangsang E6 dan E7 berikatan dengan gen p53 dan pRb. Protein E6 dari
HPV 16 and 18 akan mengakibatkan inaktivasi gen p53 melalui mekanisme
pengikatan yang disebut ubiquitin-dependent proteolytic pathway (E6AP),
sehingga akan terjadi penurunan kadar protein p53 (wild type). Protein E7
(oncoprotein) akan mengikat gen pRb, sehingga akan berakibat sama seperti
pada protein p53. Ikatan E7 dengan pRb tersebut menyebabkan tidak terikatnya
gen E2F (faktor transkripsi) oleh protein-pRb, sehingga gen E2F menjadi aktif
dan akan membantu c-myc untuk terjadinya replikasi DNA dan menstimuli
proliferasi sel.36 Siklus sel yang tidak terkontrol menyebabkan proliferasi sel
melebihi batas normal sehingga berubah menjadi sel karsinoma.11
Prevalensi puncak infeksi HPV dimulai pada usia sekitar 20 tahun, yaitu
setelah wanita memulai aktivitas seksualnya. Kemudian menjadi kondisi pre-
21
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kanker setelah 10 tahun kemudian dan mencapai fase invasif pada usia 40-50
tahun.12
22
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.4 : Skema Pembentukan Zona Transformasi Serviks 14
23
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
sel yang berpotensi ganas. Perubahan biasanya terjadi pada daerah SCJ atau
daerah transformasi. Sel-sel yang mengalami mutasi dapat berkembang
menjadi sel displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia
berat, kanker in situ dan kemudian berkembang menjadi kanker invasif.13
24
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Berdasarkan gambaran mikroskopis kanker serviks dibedakan menjadi
dua, yaitu :16
1. Kanker intraepithelial-kanker insitu (KIS)
Adalah keadaan dimana seluruh lapisan epitel gepeng diganti oleh sel
abnormal yang tidak berdiferensiasi, yang tidak dapat dibedakan dengan sel-
sel kanker. Perubahan-perubahan ini belum menembus membrane basalis
atau pembuluh limfa.
2. Kanker invasif
Umumnya gejala belum sesuai dengan derajat ketidak matangan sel. Makin
tidak matang selnya-selnya, makin radiosensitif. Stadium dari tumor lebih
penting dari pada jenis selnya.
25
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kegagalan faal ginjal (CRF= Chronic Renal Failure) akibat infiltrasi tumor ke
ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi
total.18
26
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tabel 2.1 : Stadium Klinik Kanker Serviks Menurut FIGO 2000 22
Stadium Kriteria
0 Lesi belum menembus membrane basalis
I Lesi tumor masih terbatas di serviks
IA1 Lesi telah menembus membrane basalis kurang dari 3 mm
dengan diameter permukaan tumor < 7 mm
IA2 Lesi telah menembus membrane basalis > 3mm tetapi < 5
mm dengan diameter permukaan tumor <7 mm
IB1 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer < 4 mm
IB2 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer > 4 mm
II Lesi telah keluar serviks (meluas ke parametrium dan
sepertiga proksimal vagina)
IIA Lesi telah meluas ke sepertiga vagina proksimal
IIB Lesi telah meluas ke parametrium tetapi tidak mencapai
dinding panggul
III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium
dan atau sepertiga vagina distal)
IIIA Lesi menyebar ke sepertiga vagina distal/bawah
27
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.2.10 Diagnosis Kanker Serviks
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Sitologi
Pemeriksaan ini dikenal sebagai tes Papanicolaou (tes Pap). Pap
smear dapat mendeteksi lesi secara dini dengan tingkat ketelitian sampai
90% pada kasus kanker serviks, akibatnya angka kematian akibat kanker
serviks pun menurun sampai lebih dari 50%. Sitodiagnosis didasarkan
pada kenyataan, bahwa sel-sel permukaan secara terus menerus dilepaskan
oleh epitel dari permukaan traktus genitalis. Sel-sel yang dieksfoliasi atau
dikerok dari permukaan epitel serviks merupakan mikrobiopsi yang
memungkinkan kita mempelajari proses dalam keadaan sehat dan sakit.
Sitologi adalah cara skrining sel-sel serviks yang tampak sehat dan tanpa
gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis secara
histologik.13
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani
pap smear secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Apabila selama 3 kali
berturut-turut menunjukkan hasil pemeriksaan yang normal, maka
pemeriksaan pap smear bisa dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali. Hasil
pemeriksaan pap smear adalah sebagai berikut: 23
a. Normal.
b. CIN I : displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat
ganas),
dimana sel abnormal terbatas pada sepertiga luar lapisan
permukaan yang melapisi serviks. termasuk didalamnya
adalah perubahan sel yang disebabkan oleh virus HPV.
c. CIN II : displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat
ganas), dimana sel abnormal menempati setengah
dari lapisan permukaan serviks.
d. CIN III : kanker in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling
luar) dan kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan
serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya),
28
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dimana keseluruhan lapisan epitel tersusun oleh sel
abnormal namun belum menyebar ke bawah permukaan.
2. Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap
smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker. 22
Biopsi dilakukan di daerah abnormal jika squamocolumnar junction
(SCJ) terlihat seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SCJ tidak terlihat
seluruhnya atau hanya terlihat sebagian sehingga kelainan di kanalis
servikalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan diambil secara
konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam
sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.13
3. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
Pemeriksaan melihat porsio (juga vagina dan vulva) dengan
pembesaran 10-15x, untuk menampilkan porsio dipulas terlebih dahulu
dengan asam asetat 3-5%. Pada porsio dengan kelainan (infeksi HPV atau
NIS) terlihat bercak putih atau perubahan corakan pembuluh darah.25
4. Konisasi
Konisasi serviks adalah pengeluaran sebagian jaringan serviks
sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut (konus),
dengan kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik,
29
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
konisasi harus dilanjutkan dengan kuretase. Batas jaringan yang
dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi atau dapat pula
dengan menggunakan tes Schiller. Pada tes ini digunakan larutan lugol
(yodium 5g, kalium yodida 10g, air 10 ml). Serviks diolesi dengan larutan
yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan
sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.13
Konisasi diagnostic dilakukan pada keadaan dimana proses dicurigai
berada di endoserviks rahim, lesi tidak tampak seluruhnya dengan
pemeriksaan kolposkopi, diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar
spesimen biopsi, dan jika terdapat kesenjangan hasil sitologi dan
histopatologik.13
30
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
bercak putih (displasia). Dibutuhkan satu sampai dua menit untuk dapat
melihat perubahan-perubahan pada epitel. Serviks yang diberi larutan
asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan
hilang setelah sekitar 50-60 detik. Lesi yang tampak sebelum aplikasi
larutan asam asetat bukan merupakan epitel putih namun dikatakan suatu
leukoplakia.26
2. 11 Penatalaksanaan Kanker Serviks
a. Pencegahan
Kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan
menghindari faktor-faktor penyebab kanker. Pencegahan kanker
didefinisikan sebagai pengidentifikasian faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya kanker pada manusia dan membuat sebab-sebab
ini tidak efektif dengan cara-cara apapun yang mungkin.13
Pencegahan kanker serviks dapat berupa pencegahan primer
sekunder maupun tersier. Pencegahan primer merujuk pada
kegiatan/langkah yang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk
menghindarkan diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan
tumbuhnya kanker. Pencegahan primer ini dapat berupa 9,13
1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia
muda, pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks.
2. Dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan
alat kelamin dan tidak merokok.
3. Memperbanyak makan sayur dan buah segar serta berolahraga
Pencegahan sekunder diterapkan dengan pengidentifikasian
kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker, skrining populasi
tertentu, deteksi dini kanker pada individu yang tidak bergejala
(asimtomatik) dan pengubahan perilaku manusia sehingga kemungkinan
penyembuhan dapat ditingkatkan.8 Skrining ini dapat dilakukan melalui
pemeriksaan pap smear pada wanita diatas usia 25 tahun, telah menikah
dan sudah mempunyai anak.9
Deteksi dini penyakit kanker dengan program skrining, dimana
dengan program skrining dapat memperoleh beberapa keuntungan yaitu
31
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
: memperbaiki prognosis pada sebagian penderita sehingga terhindar dari
kematian akibat kanker, tidak diperlukan pengobatan radikal untuk
mencapai kesembuhan, adanya perasaan tentram bagi mereka yang
menunjukkan hasil negatif dan penghematan biaya karena pengobatan
yang relatif murah. Di beberapa negara maju yang telah melakukan
program skrining penyakit kanker serviks dalam upaya menemukan
penyakit pada tingkat prakanker, dapat menurunkan kematian sampai
lebih dari 50%.27
Pencegahan tersier ditujukan pada seseorang yang telah positif
menderita kanker serviks dan menjadi cacat karena komplikasi
penyakitnya atau karena pengobatan. Sehingga perlu dilakukan
rehabilitasi untuk mengembalikan bentuk dan atau fungsi organ yang
cacat, supaya penderita dapat hidup dengan layak dan wajar di
masyarakat. Rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk penderita kanker
serviks pasca menjalani operasi contohnya yaitu dengan melakukan
gerakan-gerakan untuk membantu mengembalikan fungsi gerak dan
untuk mengurangi pembengkakan, bagi penderita yang mengalami
alopesia (rambut gugur) akibat kemoterapi dan radioterapi bisa diatasi
dengan memakai wig untuk sementara karena umumnya rambut akan
tumbuh kembali.27
3 Pengobatan
Kanker serviks dapat ditangani dengan pembedahan, terapi radiasi
atau kemoterapi. Penentuan terapi yang digunakan berdasarkan stadium,
ukuran dan lokasi kanker, usia dan kondisi kesehatan pasien. Terapi
kanker serviks dilakukan bilamana diagnosis telah dipastikan secara
histologik.28 Pengobatan pada kanker serviks dapat berupa :
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan salah satu terapi yang bersifat kuratif
maupun paliatif. Kuratif adalah tindakan yang langsung
menghilangkan penyebabnya sehingga manifestasi klinik yang
ditimbulkan dapat dihilangkan. Sedangkan tindakan paliatif adalah
32
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
tindakan yang berarti memperbaiki keadaan penderita. Pembedahan
dipilih hanya untuk kanker serviks stadium I atau II.28
Ada beberapa macam bentuk terapi bedah, antara lain : a)
radical trachelectomy, merupakan suatu cara pembedahan dimana
serviks, sebagian vagina dan limfonodi pelvis diangkat. Pembedahan
ini ditujukan untuk tumor yang kecil dan pada pasien kanker serviks
yang ingin memiliki keturunan lagi; b) total hysterectomy, dilakukan
pengangkatan uterus dan serviks; c) radical hysterectomy, dilakukan
pengangkatan serviks, beberapa jaringan disekitar serviks, uterus dan
sebagian vagina. Pembedahan secara radikal dan total histerektomi
harus diikuti dengan pengangkatan jaringan tuba dan ovarium yang
dikenal sebagai salpingo-oophorectomy, dan pengangkatan limfonodi
yang berada didekat tumor.28
33
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4. Terapi biologis
Terapi biologi berguna untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit. Terapi biologis tersebut dilakukan pada
kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.19
2.2.12 Prognosa
Prognosa kanker serviks tergantung dari tingkatan klinik dan jenis
histologik tumor. Biasanya penyakit ini ditemukan dalam stadium lanjut, maka
angka harapan hidupnya tidak seberapa baik.22 Harapan hidup selama 5 tahun
pada pasien kanker serviks yaitu 100% pada stadium prainvasif, 90% pada
stadium I, 82% pada stadium II, 35% pada stadium III dan 10% pada stadium
IV.14
Pasien kanker serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons
terhadap pengobatan, 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah
timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki risiko tinggi
terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati
dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadi 80% rekurensi dalam
2 tahun.28
34
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 3
ANALISIS SITUASI
Tangah Kecamatan Pauh, berjarak sekitar + 8 km dari pusat kota sebelah timur Kota
Padang. Wilayah kerja Puskesmas Pauh membentang pada 00 58’ Lintang Selatan,
1000 21’ 11’ Bujur Timur, ketinggian 10 - 1.600 m dari permukaan laut dan terdiri
dari 60 % dataran rendah dan 40 % dataran tinggi, curah hujan + 384.88 mm/tahun,
temperatur antara 280 - 310 C. Jumlah kelurahan sebanyak 9 Kelurahan yang terbagi
menjadi 52 RW dan 176 RT dengan luas wilayah + 146,29 km2, adapun batas
Kuranji.
Lubuk Begalung.
Batas wilayah tersebut dapat juga dilihat melalui peta wilayah kerja seperti
35
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
KEC. KOTO TANGAH
U LAMBUNG BUKIT
KAB. SOLOK
KEC. KURANJI
LIMAU MANIS
KAPALO KOTO
CUPAK
TANGAH
BINUANG KP.
DALAM
LIMAU MANIS SELATAN
KEC. PADANG
TIMUR
PISANG KOTO LUAR
KEC. LUBUK KILANGAN
PIAI TANGAH
KEC. LUBUK
BEGALUNG
tidak merata serta pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak kepada
36
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Setiap puskesmas idealnya menangani maksimal 30.000 penduduk di
kelurahan tersebut paling padat karena luas wilayahnya cukup besar, seperti terlihat
Luas wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah 146,29 km2, didiami oleh
68.448 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Pauh adalah
37
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
468 jiwa/km2. Tabel diatas menunjukkan bahwa Kelurahan Cupak Tangah adalah
No. 50/PRP/1960, angka ini menunjukkan bahwa Kecamatan Pauh tergolong dalam
wilayah dengan kepadatan penduduk sangat padat sehingga berbagai masalah dapat
dengan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 0,40% dari penduduk perempuan
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur29
Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah Total Sex Ratio
(Th)
Lk Pr
38
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
70 – 74 243 312 555 77,88
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
berdasarkan golongan umur, sehingga sasaran dari setiap program puskesmas pun
akan berbeda. Misalnya pada tabel dilaporkan sasaran terbanyak Puskesmas Pauh
adalah usia produktif sebanyak 47.327 orang dan wanita usia subur yaitu sebanyak
34.349 orang sehingga program kesehatan yang harus lebih diperhatikan adalah
kesehatan reproduksi wanita yang salah satu contoh program yang dapat dilakukan
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan strata dan rasial yang
relatif homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan sendirinya
dengan komposisinya sekitar 99%, sisanya Katholik, Protestan, Budha, dan lain-
lain.
39
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat pendidikan
kanak-kanak dasar sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah kerja Puskesmas
kekerabatan yang masih dijalankan oleh penduduk setempat masih dipakai sebagian
besar penduduk dan merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila caranya
bervariasi mulai dari petani sekitar 46% dengan kemampuan terbatas sampai ke
kelompok mampu dan mapan, swasta sekitar 24%, PNS 17%, ABRI 5%, dan
rendah dan tidak menentu secara signifikan rawan dengan kesehatan yaitu keluarga
miskin ternyata menduduki proporsi yang cukup besar yaitu 22,4% dari total
praktek dokter/dokter gigi, praktek bidan, apotek dan toko obat merupakan sarana
40
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
pelayanan kesehatan swasta yang juga memberikan pelayanan kesehatan dasar pada
masyarakat.29
prasarana yang cukup memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas, namun
41
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tabel 3.6 Jumlah dan Kondisi Prasarana di Puskesmas Pauh
No Jenis Prasarana Jumlah Kondisi
42
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Dari tabel di atas terlihat bahwa Puskesmas Pauh masih kekurangan
prasarana penting seperti IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), padahal sebagai
puskesmas rawat inap sarana sanitasi tersebut mutlak dimiliki. Pada tahun 2018
sudah direncanakan akan dibuat IPAL dan untuk pengolahan sampah medis
Puskesmas Pauh masih menjalin kerjasama dengan pihak ketiga melalui BLUD
oleh kertersediaan sumber daya berbasis masyarakat, seperti terlihat pada tabel
berikut.
1. Posyandu Balita 70
2. Posyandu Lansia 10
3. Posbindu ( Pos Pembinaan Terpadu ) 13
4. Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan ) 5
Poskeskel Koto Luar
Poskeskel Cupak Tangah
Poskeskel Kapalo Koto
Poskeskel Limau Manis Selatan
Poskeskel Pisang
5. Puskesmas Pembantu ( Pustu ) 4
Pustu Jawa Gadut (Kel. Limau Manis)
Pustu Ulu Gadut (Kel. L.Manis Selatan)
Pustu Batu Busuk (Kel. Lambung Bukit)
Pustu Piai ( Kel. Piai Tangah )
43
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Menurut Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
2. Distribusi Vit. A
2 Gizi 93,79 100
3. ASI ekslusif
65,8 85
4. Garam beryodium
96,37 100
44
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Penjaringan suspek 44,52 100
TB
2. Pelayanan kesehatan
16,4 24,28
4 PTM hipertensi
2. Pelayanan kesehatan
97,41 95
ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan
7 KIA bayi baru lahir 92,55 90
4. Pelayanan kesehatan
balita
82,25 92
5. Pelayanan kesehatan
usia pendidikan dasar
94,5 95
45
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 4
PEMBAHASAN
46
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4.2 Penentuan Prioritas Masalah
d. Nilai 4 = penting
2. Kemungkinan intervensi
d. Nilai 4 = mudah
47
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3. Biaya
b. Nilai 2 = mahal
d. Nilai 4 = murah
b. Nilai 2 = rendah
c. Nilai 3 = sedang
d. Nilai 4 = tinggi
48
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tabel 4.2 Penilaian Prioritas Masalah di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
1. Penjaringan 4 4 4 5 17 I
suspek TB
2. Pemeriksaan 4 4 4 4 16 II
IVA
suspek TB
Paru
3. Belum 3 3 4 4 14 III
tercapainya
ASI eksklusif
4. Jamban Sehat 4 1 2 4 11 IV
5 Pengendalian 4 1 2 4 11 IV
Kasus HIV/
AIDS
49
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
b. Intervensi: 4 (Mudah)
Intervensi penjaringan suspek TB paru tergolong mudah. Hal yang dapat
dilakukan antara lain dimulai dengan memberikan penyuluhan pentingnya
penjaringan suspek TB dan cara pengumpulan dahak yang baik dan benar,
menyebarkan pamflet, menjalin kerjasama dengan masyarakat dan pihak yang
terkait untuk membentuk kelompok peduli TB yang memastikan pengumpulan
dahak suspek TB. Puskesmas pauh sendiri telah memulai program ‘ketuk pintu’
yang merupakan kegiatan dimana petugas kesehatan yang turun langsung ke tempat
tinggal suspek TB.
c. Biaya: 4 (Murah)
Biaya yang diperlukan untuk penjaringan suspek TB paru termasuk murah,
diperlukan pembuatan leaflet sebagai media informasi dan edukasi untuk
masyarakat serta perbanyakan pot dahak untuk menampung dahak suspek TB yang
akan diperiksakan ke puskesmas.
50
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
deteksi dini dari kanker serviks dapat dilakukan pada sebanyak mungkin WUS dan
dilakukan secara berkelanjutan nantinya.
b. Intervensi: 4 (Mudah)
Intervensi untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan IVA termasuk mudah.
Dapat dimulai dengan memberikan penyuluhan kepada WUS mengenai pentingnya
pemeriksaan IVA sebagai upaya deteksi dini suatu kanker serviks, dimana
penemuan kasus yang lebih dini akan sangat memudahkan penanganan yang dapat
dilakukan dibandingkan pada kasus yang ditemukan pada stadium lanjut. Selain itu
dapat dilakukan kerjasama dengan masyarakat dan pihak terkait untuk dibentuknya
kader peduli IVA yang memastikan WUS di wilayahnya mendapat informasi dan
mau melakukan pemeriksaan IVA secara rutin nantinya.
c. Biaya: 4 (Murah)
Biaya untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan IVA tergolong murah
karena hanya memerlukan penyuluhan baik kepada masyarakat yaitu WUS dan
calon kader nantinya, selain itu pembuatan pamflet yang berisi informasi mengenai
kanker serviks dan pemeriksaan IVA serta suatu kartu kendali yang dapat
digunakan ketika WUS melakukan pemeriksaan IVA ke puskesmas atau bidan desa
nantinya. Selain itu untuk pemeriksaan IVA hanya membutuhkan cuka dapur dan
peralatan yang sudah tersedia di puskesmas.
d. Mutu: 4 (Tinggi)
Dengan peningkatan cakupan pemeriksaan IVA akan memberikan dampak
yang besar dimana deteksi dini terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan
baik dan berkelanjutan serta penemuan kasus akan didapatkan secara lebih cepat
pada stadium yang lebih awal, hal ini akan berpengaruh pada intervensi yang lebih
mudah dan dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks nantinya.
3. ASI Eksklusif
51
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dan anak. Data dari Kementrian Kesehatan tahun 2013 pencapaian ASI ekslusif di
Indonesia baru mencapai 54,3% (Pusdatin, 2013). Berdasarkan hasil pemantauan,
pemberian ASI Ekslusif tahun 2017 di Puskesmas Pauh adalah sebanyak 65,8%
dengan target pemberian ASI ekslusif sebanyak 85%. Dalam hal ini, pencapaian
pemberian ASI ekslusif belum memenuhi target.
c. Biaya : 4 (murah)
Biaya untuk intervensi masalah pencapaian target cakupan ASI eksklusif
murah karena yang diperlukan adalah penyuluhan yang lebih banyak dan
ditingkatkan pencakupan jumlah masyarakat penyuluhan tentang ASI, dan perlunya
usaha dari tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang ASI dan
penjelasan tentang pentingnya ASI eksklusif kepada bayi setiap ANC.
d. Mutu : 4 (tinggi)
Jika intervensi dapat berjalan dengan optimal, maka kemungkinan perbaikan
mutu yang dicapai tinggi sehingga didapatkan target untuk ASI eksklusif tercapai.
4. Jamban Sehat
a. Urgensi : 4 (Penting)
Jamban sehat merupakan sanitasi dasar yang harus dimiliki setiap rumah
masyarakat. Hal ini disebabkan karena jamban merupakan salah satu indikator
kesehatan lingkungan di masyarakat. Salah satu kriteria jamban sehat yaitu,
berjarak 10 meter dari sumber air minum sehingga dapat mencegah penularan
52
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
penyakit melalui fecal oral. Target penggunaan jamban sehat di Puskesmas Pauh
sebesar 80%, sedangkan angka pencapaian 69,53%.
c. Biaya : 2 (Mahal)
Biaya yang diperlukan pembangunan jamban sehat mahal karena untuk
mewujudkan jamban yang sehat diperlukan anggaran dana yang cukup besar dan
mencakup satu wilayah kerja Puskesmas.
d. Mutu : 4 (Tinggi)
Mutu pemecahan masalah ini tinggi karena apabila tersedia jamban sehat di
setiap rumah dan masyarakat menggunakannya dengan optimal, maka dapat
menurunkan angka morbiditas penyakit yang ditularkan melalui fecal-oral. Hal ini
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Pauh.
a. Urgensi : 4 (Penting)
53
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
b. Intervensi : 1 (Tidak mudah)
Intervensi penjaringan kasus HIV ini masih tergolong sulit. Hal ini
diakibatkan karena HIV masih menjadi hal yang tabu di dalam masyarakat sehingga
keterbukaan masyarakat terhadap penyakit ini sangat kurang. Oleh karena itu, akan
sangat sulit dilakukan intervensi apabila kesadaran masyarakat sendiri tidak ada.
Kelompok berisiko juga sulit untuk ditemukan dan apabila ditemukan biasanya
akan dikucilkan dari lingkungan masyarakat. Pengetahuan masyarakat tentang HIV
pun masih sangat sedikit sehingga banyak informasi mereka yang tidak diketahui.
Oleh karena itu , butuh waktu dan tenaga yang besar dalam menyelesaikan
permasalahan ini.
c. Biaya : 2 (Mahal)
d. Mutu : 4 (Tinggi)
54
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4.3.1 Manusia
a. Masyarakat:
Didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dengan pertanyaan
berikut untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit Kanker
servik.
Perkiraan hasil yang didapatkan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit Kanker servik serta kesadaran dan keinginan penderita dalam
melakukan pemeriksaan dini IVA. Selain itu masih ada stigma negatif dari
masyarakat mengenai pemeriksaan IVA.
b. Tenaga Kesehatan
Kader belum bekerja maksimal
Pengetahuan kader kurang
4.3.2. Metode
Pemeriksaan IVA oleh puskesmas masih belum ada koordinasi yang
baik
4.3.3. Material
Belum tersedianya leaflet, poter, spanduk, dan video edukasi
mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA
Belum ada media pencatatan dan pengingat untuk pemeriksaan IVA
4.3.4. Environment
Belum adanya tempat pemeriksaan khusus yang ramah wanita bagi para
WUS
55
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4.4 Diagram Ishikawa
Dari hasil analisis sebab akibat masalah tersebut, maka dapat disimpulkan dalam diagram Ishikawa (diagram tulang
ikan/fishbone) sebagai berikut :
MANUSIA METODE
A
Stigma negati masyarakat Pemeriksaan iva oleh
tentang IVA puskesmas belum terkoordinasi
dengan baik
Pengetahuan masyarakat
dan tenaga kesehatan yang
masih kurang
Cakupan
Pemeriksaan rendah
Belum ada tempat
pemeriksaan IVA yang Belum tersedianya poster dan
ramah wanita . Leaflet, dan video edukasi
tentang IVA
Belum ada media pengingat dan
penacatatan IVA
MATERIAL
LINGKUNGAN Leaflet
Gambar 4.1 Diagram Ishikawa
4.5 Alternatif Pemecahan
4.5.1 Manusia
a. Masalah:
56
4.5.3 Material
a. Masalah :
1. Belum tersedianya poster dan Leaflet, dan video edukasi tentang IVA
2. Belum ada media pengingat dan penacatatan IVA
b. Rencana : penyebaran leaflet serta penempelan poster tentang penyakit
kanker servik dan pentingnya pengobatan kanker servik di Wilayah kerja
Puskesmas pauh
c. Pelaksana : pemegang program, dokter muda, kader.
d. Sasaran : masayarakat di Wilayah kerja Puskesmas Pauh
e. Waktu : Oktober-November 2018
f. Tempat : Puskesmas Pauh
g. Target : Tersebarnya leaflet kepada masyarakat, penderita kanker servik
serta kader.
4.5.4 Lingkungan
a. Masalah :
1. Belum ada tempat pemeriksaan IVA yang ramah wanita
b. Rencana : Menyediakan tempat dan asilitas pemeriksaan IVA yang ramah
wanita
c. Pelaksana : pemegang program, dokter muda.
d. Sasaran : Wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Pauh
e. Waktu : Oktober-November 2018
f. Tempat : Puskesmas Pauh
g. Target : Terbentuknya klinik Ramah wanita
57
BAB 5
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM PDCA
UKP dan UKM, tinjauan terhadap laporan dari bulan Januari s/d Desember tahun
2017 serta buku laporan pencatatan pemeriksaan IVA bulan Januari s/d Agustus
IVA pada wanita usia subur. Pada laporan bulan Januari s/d Agustus tahun 2018,
jumlah wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA adalah 90 dari target
1. Membentuk duta dan kader IVA (DIVA) yang berasal dari kader posyandu,
duta diambil dari WUS yang pernah melakukan IVA. Selanjutnya diadakan
pelatihan terhadap kader agar lebih memahami tentang kanker serviks dan
informasi mengenai pemeriksaan IVA terhadap wanita usia subur lainnya dan
IVA, sehingga stigma wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA menjadi
positif.
58
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Pelaksanaan program Kartu Kendali IVA ( DIVA ). Program ini diawali
dengan kader IVA yang telah terbentuk serta para pembina wilayah untuk
IVA dengan baik. Para kader ini diharapakan menjadi lini pertama untuk
mengenalkan pemeriksaan IVA kepada wanita usia subur yang nantinya akan
dilakukan pemeriksaan.
nyaman bagi para wanita usia subur karena semua petugas kesehatan yang
terlibat dalam klinik ini adalah wanita, berjalan satu kali dalam satu minggu
pemeriksaan IVA terhadap wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Pauh,
59
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tabel 4. 2 Jadwal Kegiatan PDCA
No Kegiatan September Oktober
I II III IV I II III
PERSIAPAN ( Plan )
1 Pertemuan internal
antara pemegang
program PTM,
PromKes, Kepala
Puskesmas, dan
Dokter Muda
2 Melakukan
pertemuan dengan
kader posyandu
yang akan dijadikan
kader IVA serta
pembina wilayah
untuk sosialisasi
kartu CANTIKS
3 Rencana
pembentukan klinik
PERAWAN di
Puskesmas Pauh
4 Bekerjasama dan
diskusi dengan
pemerintahan
tingkat Kelurahan di
Pisang
PELAKSANAAN ( Do )
1 Peresmian dan
sosialisasi klinik
PERAWAN di
Puskesmas Pauh
2 Membentuk DIVA
dan melakukan
pelatihan dengan
kader Posyandu
60
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
terkait pemeriksaan
IVA
3 Penyuluhan
mengenai kanker
serviks dan
pentingnya
melakukan
pemeriksaan IVA
terhadap wanita usia
subur di Kelurahan
Pisang
4 Pendistribusian
kartu CANTIKS
sebagai pengingat
untuk melakukan
pemeriksaan IVA
kepada kader dan
WUS
5 Pembagian leaflet
dan pengadaan
poster di Puskesmas.
1 Terbentuknya DIVA
2 Pengadaan Kartu
CANTIKS
3 Terbentuknya klinik
PERAWAN
4 Peningkatan
pengetahuan kader
melalui pre-test dan
61
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
post-test pada saat
pelatihan
5 Peningkatan
pengetahuan WUS
mengenai
pemeriksaan IVA
yang dinilai dari
pre-test dan post-test
pada saat
penyuluhan
6 Tersedianya leaflet
dan poster mengenai
pentingnya
melakukan
pemeriksaaan IVA
1 Berjalannya
kegiatan DIVA dan
peningkatan
pengetahuan serta
keterampilan para
kader.
2 Berjalannya klinik
PERAWAN dengan
adanya sosialisasi
dan pemeriksaan
IVA secara berkala.
3 Berjalannya
program kartu
CANTIKS
62
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
5.2 Do ( Pelaksanaan )
1. Membentuk duta dan kader IVA (DIVA) dan melakukan pelatihan
subur
yang dinilai dari pre-test dan post-test pada saat pelatihan, meningkatkan
pengetahuan WUS mengenai pemeriksaan IVA yang dinilai dari pre-test dan post-
test pada saat penyuluhan, terbentuknya kartu DIVA, terbentuk dan berjalannya
klinik PERAWAN setiap hari Jum’at, tersedianya leaflet dan poster mengenai
63
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
5.4 Action ( Tahap Berkelanjutan )
64
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 6
LAPORAN KEGIATAN
program PTM dan kepala Puskesmas Pauh untuk menentukan program yang dapat
kepada para kader posyandu tentang bahaya kanker serviks dan cara deteksi dini
kanker serviks melalui pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) oleh dokter
spesialis obstetri dan ginekologi. Peserta yang akan diundang dalam mengikuti
pelatihan ini adalah petugas kesehatan Puskesmas Pauh yakni pembina wilayah,
pemegang program KB, para lurah se kecamatan Pauh serta kader-kader posyandu
dan wanita usia subur yang sebelumnya sudah dipilih untuk menjadi duta IVA.
Kader posyandu Puskesmas Pauh nantinya akan diangkat menjadi kader IVA.
obstetri dan ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang, kemudian Prof. Dr. dr.
Yusrawati, Sp.OG(K) selaku ketua bagian obstetri dan ginekologi RSUP Dr. M.
Djamil Padang menunjuk dr. Hudilla Rifa Karmia, Sp.OG selaku staff di bagian
obstetri dan ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk menjadi pemateri acara
pelatihan DIVA. Setelah itu, dilakukan pemberian undangan kepada para peserta
Selain penyuluhan, para duta dan kader juga dibekali dengan modul tentang
kanker serviks dan cara deteksi dini yang bersumber dari Kemenkes RI tahun 2014.
65
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Modul dapat dijadikan pedoman dan acuan bagi DIVA dalam memberikan
untuk melihat pengetahuannya tentang kanker serviks dan cara deteksi dini kanker
serviks dan pada akhir materi akan diberikan post test untuk menilai peningkatan
2018 di Aula Pertemuan Puskesmas Pauh. Acara dimulai dengan pembukaan yang
dilakukan oleh Sekretaris Camat selaku perwakilan Camat Pauh yang berhalangan
peserta melakukan pre-test terlebih dahulu dan setelah materi selesai dilanjutkan
serviks dan cara deteksi dininya. Peserta terlihat sangat antusias dan peserta juga
memiliki semangat untuk bertanya kepada pemateri tentang kanker serviks dan cara
6.1.2.1 Pretest
masing-masing dari kelurahan Pisang, Limau Manis Selatan dan Cupak Tangah
oleh kepala puskesmas Pauh, Sekcam dan ketua TP-PKK kecamatan Pauh dengan
pelatihan DIVA. Hal ini agar dapat menjadi evaluasi apakah terjadi peningkatan
66
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
pengetahuan peserta setelah diberikan materi tentang kanker serviks dan cara
deteksi dini kanker serviks, terutama untuk kader posyandu Puskesmas Pauh yang
nantinya akan menjadi kader IVA serta para duta yang telah ditunjuk sebelumnya.
oleh Sekretaris Camat Kecamatan Pauh. Pretest dilaksanakan pada hari Ssenin, 08
Oktober 2018 pukul 10.00 WIB sampai 10.30 WIB. Jumlah peserta yang mengikuti
pre-test adalah 21 orang. Pre-test ini berupa kuesioner yang berisi mengenai
pengetahuan tentang kanker serviks dan cara deteksi dini kanker serviks yang terdiri
dari pengertian kanker serviks, penyebab kanker serviks, faktor risiko kanker
serviks, cara deteksi dini kanker serviks, pengertian IVA, target pemeriksaan IVA,
jarak ideal dilakukannya pemeriksaan IVA, syarat pemeriksaan IVA, dan hasil
pemeriksaan IVA.
6.1.2.2 Materi Penyuluhan dan Pelatihan Duta dan Kader IVA (DIVA)
ditujukan kepada kader dari posyandu Puskesmas Pauh serta duta yang telah
ditunjuk sebelumnya. Pelatihan ini diberikan oleh dokter Spesialis Obstetri dan
Pada hari pelaksanaan, materi diberikan oleh dr. Hudilla Rifa Karmia,
Sp.OG mengenai pengetahuan tentang pengertian dan konsep dari kanker serviks
dan cara deteksi dini kanker serviks yang terdiri dari pengertian kanker serviks,
ditimbulkan, cara deteksi dini kanker serviks serta pemeriksaan IVA. Kemudian
67
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dilanjutkan dengan sesi diskusi, beberapa peserta mengajukan pertanyaan dan
dilanjutkan dengan pemberian jawaban oleh dr. Hudilla Rifa Karmia, Sp.OG.
banyak peserta yang berpartisipasi. Berdasarkan pre-test dan post-test yang telah
tentang pengetahuan peserta mengenai kanker serviks seperti yang terlihat pada
grafik 6.1. Uji statistik terhadap nilai pre-test dan post-test pada kader didapatkan
rata-rata nilai pretest adalah 66,3% dan nilai post test adalah 75,6% dengan nilai P
0,000. Hasil nilai P ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan
68
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tingkat Pengetahuan DIVA per Item Pertanyaan
Pretest Postest
18,2% 21%
9%
No.1 No.2 No 3 No 4 No 5 No 6 No 7 No 8 No 9 No 10
pertanyaan. Pada Pre Test, pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah
pemeriksaan IVA. Sedangkan, pada Post Test didapatkan pertanyan yang paling
pemeriksaan IVA.
program PTM, kader, dan ketua Puskesmas Pauh untuk menentukan program yang
69
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Pauh. Salah satunya dengan membentuk suatu klinik ramah wanita untuk menjadi
tempat pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) ataupun deteksi dini
lainnya seperti pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) yang nyaman bagi para
wanita usia subur karena semua petugas kesehatan yang terlibat dalam klinik ini
adalah wanita. Klinik Pauh Ramah Wanita (PERAWAN) ini adalah merupakan
salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan pemeriksaan IVA
bagi wanita usia subur dan aktif secara seksual. Persiapan yang selanjutnya
kesepakatan bahwa Klinik PERAWAN akan beroperasi setiap hari dengan konsep
dekorasi bernuansa pink, dengan tujuan untuk memberi kesan klinik PERAWAN
disepakati, tim PDCA serta kepala puskesmas bertemu dengan Ketua TP PKK
kegiatan EXPO pada tingkat Kecamatan Pauh mengenai pemeriksaan IVA yang
akan dilakukan oleh pihak PKK, program Klinik PERAWAN ini akan diangkatkan
sebagai salah satu bentuk dukungan. Hasil lain dari pertemuan itu ada disepakatinya
waktu launching dan peresmian Klinik PERAWAN yang akan dihadiri pihak
kecamatan dan PKK pada hari Senin 8 Oktober 2018 di Puskesmas Pauh.
70
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tahap persiapan selanjutnya adalah tim PDCA melakukan dekorasi dan
tataruang Klinik PERAWAN. Selain menyiapkan dekorasi dan tata ruang Klinik
PERAWAN, tim PDCA juga menyiapkan media informasi berupa poster dan leaflet
untuk diletakkan di Klinik Perawan. Tahap terakhir adalah tim PDCA membagikan
undangan kepada semua kader IVA, semua duta IVA, sembilan pembina wilayah,
KB dan IVA di Puskesmas Pauh, ketua PKK Kecamatan Pauh serta Camat Pauh.
di Puskesmas Pauh. Acara dimulai pada pukul 10.30 wib. Peserta yang hadir dalam
acara ini adalah 2 kader IVA dari masing-masing kelurahan dengan total 18 orang,
3 orang duta IVA, Sembilan Pembina wilayah, 9 lurah, pemateri penyuluhan, ketua
PKK Kecamatan Pauh, serta perwakilan Camat Kecamatan Pauh. Acara peresmian
ini disaksikan oleh semua pasien dan keluarga pasien yang hadir pada jam
pelayanan pada hari itu. Acara dibuka oleh moderator lalu dilanjutkan dengan
sambutan dari ketua PDCA, dan sambutan dari Kepala Puskesmas Pauh, sambutan
dari Ketua PKK Kecamatan Pauh, perwakilan Camat Kecamatan Pauh. Sebelum
Puskesmas dr. Dessy dan pengenalan kanker serviks dan pemeriksaan IVA singkat
oleh dr. Hudilla Rifa Karmia Sp.OG yang ikut hadir kepada pasien dan keluarga
dilakukan pemotongan pita oleh Ketua PKK, Camat Kecamtan Pauh, Kepala
Puskesmas dan ketua PDCA sebagai bentuk peresmian Klinik PERAWAN. Acara
71
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
peresmian Klinik PERAWAN ditutup dengan pembacaan doa oleh tim PDCA dan
dilanjutkan dengan acara penyuluhan dan pelatihan duta dan kader IVA.
6.2.3 Evaluasi
dengan baik. Dalam pelaksanaannya terdapat kendala yaitu karena acara launching
dan peresmian Klinik PERAWAN yang ada di Puskesmas Pauh dilakukan pada jam
puskesmas. Namun hal tersebut tidak menjadi suatu masalah bagi pasien dan
keluarga pasien karena terlihat antusias pasien dan keluarga pasien yang datang
pada hari pelayanan saat acara launching dan peresmian Klinik Perawan sangat
tinggi. Evaluasi kerja klinik PERAWAN dapat dilakukan dengan cara pembuatan
borang pencatatan untuk setiap WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di klinik
untuk WUS yang telah melakukan pemeriksaan IVA menjadi lebih baik. Kerjasama
dengan pihak FKTP lain juga harus dilakukan dimasa depan. Kerjasama dengan FKTP
tersebut bertujuan untuk kepentingan pendataan WUS yang telah melakukan pemeriksaan
IVA. Nantinya setiap 6 bulan sekali dilakukan pelaporan jumlah WUS yang melalukan
peneriksaan IVA di FKTP tersebut kepada Klinik PERAWAN yang nanti akan
dikumpulkan oleh pemegang program PTM. Kerjasama dengan Kader dan Duta IVA yang
sudah terpilih untuk membawa WUS melalukan pemeriksaan IVA juga dilakukan.
Diharapkan untuk memenuhi capaian jumlah WUS yang melakukan pemeriksaan IVA,
satu orang Kader dan Duta IVA harus membawa dua orang WUS tiap minggu untuk
72
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
melakukan pemeriksaan IVA. Selanjutnya, WUS yang datang baik ke Klinik PERAWAN
meningkatkan kunjungan pemeriksaan IVA bagi wanita usia subur dan aktif secara
pentingnya pemeriksaan IVA dan juga sebagai pengingat kapan wanita usia subur
Persiapan yang dilakukan berupa diskusi dengan pimpinan Puskesmas, serta diskusi
bersama tim PDCA untuk menentukan konsep desain kartu CANTIKS yang akan
dibuat. Tim PDCA juga melakukan diskusi dengan pembina wilayah di masing-
pendistribusia kartu CANTIKS kepada wanita usia subur melalui para kader.
Setelah didiskusikan, disepakati waktu launching kartu CANTIKS pada hari Senin
pelatihan dan penyuluhan duta dan kader IVA (DIVA) serta peresmian klinik
dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dr. Hudilla Rifa Karmia,
dan pemeriksaan IVA di aula Puskesmas Pauh. Tim PDCA juga menyiapkan materi
73
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
penyuluhan yang dibuat dalam bentuk file presentasi power point yang mudah
dipahami.
Selanjutnya pemberian kartu CANTIKS juga akan dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 13 Oktober 2018 dan Senin tanggal 15 Oktober 2018 kepada wanita usia
subur yang datang untuk melakukan pemeriksaan IVA pada acara sosialisasi kanker
serviks.
Puskesmas Pauh. Acara dimulai pada pukul 09.00. Peserta yang hadir dalam acara
ini adalah 9 orang pembina wilayah yang ada di Puskesmas Pauh, dan 18 orang
kader dimana masing-masing kelurahan diwakili oleh dua orang kader. Acara
dibuka oleh moderator lalu dilanjutkan dengan sambutan dari ketua PDCA, dan
sambutan dari Kepala Puskesmas Pauh sambutan dari TP-PKK kecamatan Pauh,
pengangkatan duta IVA (DIVA) Pauh, dan penyerahan kartu CANTIKS secara
simbolis kepada kader yang hadir. Saat menyerahkan kartu CANTIKS, dijelaskan
kepada kader bahwa kartu CANTIKS merupakan kartu pengingat untuk melakukan
wanita usia subur yang ada di wilayahnya sehingga mereka mau melakukan
pemeriksaan IVA setelah menikah dan telah aktif secara seksual, dan juga hasil
74
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
pemeriksaan IVA oleh dr. Hudilla Rifa Karmia, SpOG. Kemudian acara ditutup
Pada hari Sabtu, tanggal 13 Oktober 2018, tim PDCA beserta tim Puskesmas
Pauh dan juga perwakilan dari bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas yang diwakili oleh dr. Synthia Ambelina (PPDS
kartu CANTIKS kepada wanita usia subur yang hadir yaitu sebanyak 8 orang.
Selanjutnya pada hari Senin, tanggal 15 Oktober 2018, tim PDCA beserta tim
Pauh”. Dalam acara tersebut penyuluhan diberikan oleh dokter muda Puskesmas
Pauh. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA dan pemberian kartu
CANTIKS kepada seluruh wanita usia subur yang hadir dengan jumlah sebanyak
25 orang.
pembina wilayah untuk didistribusikan kepada seluruh wanita usia subur yang ada
nantinya para kader lah yang akan turun secara aktif memberikan kartu CANTIKS
kepada para wanita usia subur yang telah aktif secara seksual di wilayahnya.
75
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
6.3.3 Tahap Evaluasi
Launching kartu CANTIKS secara umum terlaksana dengan baik. Namun ada
Pauh. Kendala lain yang ditemukan adalah belum adanya sosialisasi mengenai kartu
Pratama, praktik bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh, sehingga para
tenaga medis di FKTP tersebut tidak mengetahui tentang adanya kartu CANTIKS
program PTM, kader, dan ketua Puskesmas Pauh untuk menentukan program yang
Puskesmas Pauh. Hasil diskusi dengan kepala puskesmas dan pemegang program
PTM didapat kegiatan penyuluhan tentang kanker serviks dan deteksi dini melalui
ketua TP PKK Kecamatan Pauh dengan hasil diskusi melakukan penyuluhan dan
pemeriksaan IVA di tempat yang memiliki wanita usia subur terbanyak dan
kelurahan Pisang. Penentuan lokasi ini karena kelurahan pisang memiliki jumlah
wanita usia subur tertinggi berdasarkan data demografi wilayah kerja Puskesmas
Pauh. Selanjutnya dilakukan diskusi dan koordinasi kegiatan dengan Camat Pauh,
lurah Pisang dan Pembina Wilayah kelurahan Pisang mengenai tempat pelaksanaan,
76
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
waktu, peserta, dan rencana kegiatan yang akan dilakukan, serta meminta izin untuk
melaksanakan kegiatan.
bagian obstetri dan ginekologi RSUP Dr. M.Djamil Padang, kemudian dr.
Yusrawati, Sp.OG (K) selaku ketua bagian obstetri dan ginekologi RSUP Dr.
M.Djamil Padang menunjuk dr.Hudila Rifa Karmia, Sp.OG selaku staff di bagian
obstetri dan ginekologi RSUP Dr. M.Djamil Padang untuk menjadi pemateri acara
penyuluhan Kanker Serviks dan Deteksi Dini melalui Pemeriksaan Inspeksi Asam
Asetat (IVA). Surat undangan dipersiapkan dan disebar ke Kelurahan Pisang, Ketua
penyuluhan dan pemeriksaan IVA yaitu pada hari Sabtu (13/10/2018) jam 09.30
WIB di Pos Kesehatan Pisang dan Senin (15/10/2018) jam 08.00 WIB di Klinik
sudah dikenal oleh masyarakat di kelurahan Pisang, dan di Klinik Kantor Camat
pemeriksaan Inspeksi Asam Astetat ( IVA ) sebagai salah satu deteksi dini kanker
serviks.
Pada tahap persiapan ini juga dipersiapkan alat-alat yang akan digunakan
untuk pemeriksaan Inspeksi Asam Asetat (IVA) berupa meja pemeriksaan, lampu,
spekulum vagina, kapas cebok, kapas lidi, asam asetat 5%, dan antisepsis. Selain
itu untuk keperluan administrasi juga dipersiapkan lembaran persetujuan dan hasil
pemeriksaan Inspeksi Asam Asetat (IVA) bagi wanita usia subur yang akan
77
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dilakukan pemeriksaan. Untuk microphone dan speaker menggunakan fasilitas
dari puskesmas Pauh. Beberapa hari sebelum acara dokter muda juga melakukan
tempat untuk penyuluhan dan pemeriksaan IVA. Spanduk juga dipasang di bagian
depan dari pos kesehatan agar masyarakat mengetahui acara yang diadakan dan
brosur diberikan kepada kader dan juga disebar di tempat keramain yang ada di
kelurahan Pisang.
Kesehatan Kelurahan Pisang dan Senin 15 Oktober 2018 di Klinik Kantor Camat
Pauh. Kegiatan pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018 di Pos Kesehatan Kelurahan
Pisang ini berlangsung dari pukul 09.30 – 12.00 WIB dan diikuti 8 peserta. Kegiatan
ini dimulai pada pukul 09.30 diawali dengan registrasi warga yang datang ke
dilakukan pada pukul 10.00 WIB, dihadiri oleh kepala Puskesmas Pauh, Perwakilan
TP PKK, perwakilan lurah pisang dan duta IVA dari Cupak Tangah. Acara
pembukaan diawali dengan kata sambutan oleh Kepala Puskesmas Pauh dan
duta IVA tentang pengalaman dan motivasi kepada masyarakat untuk melakukan
Tes IVA. Setelah acara pembukaan selesai dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA
pemeriksaan IVA dilakukan penyuluhan oleh dr. Hudila Rifa Karmia, SP.OG yang
diwakili oleh dr Syntia Ambelina mengenai kanker serviks dan deteksi dini melalui
78
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
IVA. Materi diberikan selama 1 jam dan dilanjutkan dengan sesi diskusi antara
kegiatan penyuluhan ini. Pada sesi tanya jawab terlihat banyak warga yang
Pauh dimulai pukul 08.00 WIB diawali dengan registrasi di meja registrasi. Pada
kegiatan ini terdapat 25 peserta. Wanita usia subur yang telah registrasi diberikan
pre test lalu diberikan penyuluhan oleh dokter muda, penyuluhan yang diberikan
mengenai kanker serviks dan deteksi dini melalui IVA. Setelah penyuluhan
diberikan wanita usia subur diberikan post test untuk menilai pengetahuan
6.4.2.1.1 Pretest
usia subur yang akan mengikuti penyuluhan. Hal ini agar dapat menjadi evaluasi
bagi kami apakah terjadi peningkatan pengetahuan peserta setelah diberikan materi
hari Sabtu, 13 Oktober 2018 dan Senin, 15 Oktober 2018. Jumlah peserta yang
mengikuti pre-test adalah 33 orang. Pre-test ini berupa kuesioner yang berisi
mengenai pengetahuan tentang kanker serviks dan cara deteksi dini kanker serviks
yang terdiri dari pengertian kanker serviks, penyebab kanker serviks, faktor-faktor
79
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
risiko kanker serviks, cara deteksi dini kanker serviks, pengertian IVA, target
6.4.2.1.2 Materi
materi oleh dr. Hudila Rifa Karmia, Sp.OG yang memberikan materi mengenai
Kanker serviks dan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Pada hari
pelaksanaan, materi diberikan oleh dr. Hudila Rifa Karmia, Sp.OG yang diwakili oleh
dr Syntia Ambelina. Pada hari Senin, 15 Oktober 2018 pemberian materi penyuluhan
dilakukan oleh dokter muda. Materi yang diberikan pada ke dua acara mengenai
pengetahuan yaitu pengertian dan konsep dari kanker serviks dan cara deteksi dini
kanker serviks yang terdiri dari pengertian kanker serviks, faktor-faktor penyebab
kanker serviks, gejala-gejala kanker serviks, akibat yang ditimbulkan, cara deteksi
dini kanker serviks serta pemeriksaan IVA. Setelah materi selesai, dilakukan post
Kegiatan deteksi dini pada Sabtu 13 Oktober 2018 dimulai dengan registrasi
dan dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks. Pada
kegiatan ini dokter muda dibagi menjadi 3 ruangan yaitu registrasi, kemudian
dilanjutkan ke ruangan yang ke 2 yaitu ruang skrining dan ruang tunggu, dan
2 yaitu ruang skrining dimana warga di anamnesis dan mengisi inform concent
80
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
,anamnesis dilakukan oleh 2 orang dokter muda kemudian dokter muda membantu
mengisi formulir pemeriksaan. Disini wanita usia subur diberi pertanyaan berupa nama,
umur dan faktor risiko kanker. Kemudian wanita usia subur yang sudah selesai di
skrinoing bisa menunggu di kursi yang telah disediakan untuk melakukan pemeriksaan
IVA. Wanita usia subur yang sudah terpanggil namanya masuk ke ruangan 3 yaitu
pemeriksaan serviks dengan metode IVA. Semua hasil pemeriksaan ini akan dicatat di
lembar formulir pemeriksaan. Setelah Pemeriksaan IVA selesai warga yang selesai
diperiksa diberikan kartu CANTIKS yang telah diisi tanggal pemeriksaan saat ini, hasil
dan tanggal pemeriksaan selanjutnya. Pada kegiatan ini terdapat 7 wanita usia subur
yang memeriksakan IVA. Dari hasil pemeriksaan, didapatakan hasil 6 orang negatif, 1
orang positif . WUS dengan hasil IVA positif dianjurkan untuk datang ke Puskesmas
Dilakukan dengan sistem 2 meja yaitu meja pertama yaitu meja registrasi dan skrining.
WUS yang akan Tes IVA melakukan registrasi terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan
concent, Setelah proses dimeja pertama selesai dilanjutkan dengan pemeriksaan IVA.
Semua hasil pemeriksaan ini akan dicatat di lembar formulir pemeriksaan. Setelah
Pemeriksaan IVA selesai WUS yang selesai diperiksa diberikan kartu CANTIKS yang
telah diisi tanggal pemeriksaan saat ini, hasil dan tanggal pemeriksaan selanjutnya.
Pada kegiatan ini terdapat 20 wanita usia subur yang memeriksakan IVA. Dari hasil
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks pada
wanita usia subur sehingga dapat menemukan kanker serviks pada stadium awal
81
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
memperbaiki prognosis pasien. Selain itu, dalam kegiatan ini diharapkan agar
wanita usia subur dapat rutin melakukan pemeriksaan serviks dengan metode IVA.
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
Pre-test Post-test
Series 1
banyak peserta yang berpartisipasi. Berdasarkan pre-test dan post-test yang telah
serviks seperti yang terlihat pada grafik 6.3. Uji statistik terhadap nilai pre-test dan
post-test pada kader didapatkan rata-rata nilai pretest adalah 56% dan nilai post test
adalah 82% dengan nilai P 0,000. Hasil nilai P ini menunjukkan bahwa terdapat
82
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tingkat Pengetahuan Peserta Peyuluhan per Item
Pertanyaan
Pretest Post test
100.00%
90.90% 91% 90.90% 93.9%
85%
73.80% 79% 76%
70% 72.7%
60.60% 63.6%66.7%
55% 55% 51.50%
45%
30.30% 33%
No 1 No 2 No 3 No 4 No 5 No 6 No 7 No 8 No 9 No 10
pertanyaan. Terutama pada pertanyaan cara deteksi dini IVA yaitu pada post test
Tahap evaluasi untuk acara pemeriksaan dengan asam asetat dilihat dari
jumlah peserta yang mengikuti. Dilihat dari hasilnya didapatkan 27 wanita usia
subur yang memeriksakan IVA. Dari hasil pemeriksaan, didapatakan hasil 26 orang
IVA. kendala yang ditemukan saat pemeriksaan yaitu beberapa warga memiliki
pemeriksaan lebih besar sehingga kami dari dokter muda perlu meyakinkan dan
83
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pauh berdasarkan data yang
diperoleh dari laporan Puskesmas Pauh dari bulan Januari s.d Juni tahun
wilayah kerja Puskesmas Pauh adalah cakupan pemeriksaan IVA yang belum
mencapai target.
pemeriksaan IVA sebagai salah satu bentuk deteksi dini kanker serviks, dan
Intervensi yang dapat dilakukan diantaranya, membentuk duta dan kader IVA
84
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
untuk melakukan pemeriksaan IVA, membuat Kartu CANTIKS (Kartu
Cegah Agar Tidak Terjadi Kanker Serviks) untuk mencatat pemeriksaan IVA
yang telah dilakukan wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Pauh dan
menjadi pengingat bagi para wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan
di Puskesmas Pauh.
7.2 Saran
7.2.1 Pihak Puskesmas
dan pengawasan kepada 18 kader IVA yang telah dibentuk untuk mengajak
minimal dua orang per minggu per kader ke Klinik Parawan di Puskesmas
Pauh dengan dasar dari 2880 target wanita usia subur yang ada di Kecamatan
Pauh, yang telah melakukan pemeriksaan IVA sampai dengan Oktober 2018
sejumlah 123 orang. Wanita usia subur yang belum melakukan pemeriksaan
2. Dengan sudah terbentuknya buku saku, leaflet dan poster tentang kanker
dengan kader untuk melakukan promosi kesehatan rutin per bulan kepada
wanita usia subur di wilayah kerja masing-masing. Para kader dapat mendata
jadwal arisan rutin ibu-ibu yang ada di wilayah kerjanya dan melakukan
85
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
mengajak dan menjadwalkan ibu-ibu untuk melakukan pemeriksaan IVA per
setiap bulan ini, kader berkoordinasi dengan duta IVA untuk hadir di acara
tersebut sebagai testimoni bahwa pemeriksaan IVA itu penting dan tidak
3. Duta IVA yang terbentuk baru berjumlah 3 orang dari Kelurahan Pisang,
lain mencari wanita usia subur untuk dijadikan duta IVA untuk masing-
4. Kartu CANTIKS (Cegah Agar Tidak Terjadi Kanker Serviks) yang telah
dibuat selanjutnya dapat didistribusikan kepada wanita usia subur yang telah
ini diharapkan menjadi dokumen resmi dan wajib dimiliki seluruh wanita usia
subur yang ada di Kecamatan Pauh. Perlu dilakukan sosialisasi kartu ini
kepada seluruh FKTP yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pauh sehingga
seluruh FKTP menjadi familiar dengan kartu ini. Pada tahap awal distribusi
86
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kartu ini, kartu sebaiknya disediakan di klinik Parawan dibawah tanggung
catatan distribusi pemegang kartu CANTIKS berikut data yang ada didalam
kartu tersebut. Kartu ini memiliki nomor register khas yang ada dalam catatan
pemegang program IVA. Lebih lanjut, kartu ini dibagikan oleh pemegang
arisan yang telah melakukan pemeriksaan IVA dan untuk FKTP yang ada di
Pauh lebih mudah dikumpulkan oleh pemegang program IVA dan bidang
5. Klinik Parawan yang telah diresmikan harus siap menerima wanita usia subur
yang dibawa oleh kader ke Puskesmas Pauh yang apabila berjalan sesuai yang
diharapkan setiap minggunya akan ada 72 wanita usia subur dari 9 kelurahan
penanggung jawab klinik Parawan yang saat ini juga menjabat sebagai
program IVA dan tim pemeriksa IVA test mengenai penyesuaian agenda
dalam gedung dan luar gedung pihak terkait dan jadwal kehadiran wanita usia
kinerja program DIVA (Duta dan Kader IVA), kartu CANTIKS (Cegah Agar
87
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tidak Terjadi Kanker Serviks), dan Klinik Parawan dengan menerima
laporan dari pemegang program IVA pencapaian jumlah wanita usia subur
yang telah melakukan pemeriksaan IVA baik di klinik Parawan atau di FKTP
lain. Apabila belum mencapai target yaitu 288 orang per bulan harus dicari
apa masalah yang ditemui dan dilakukan diskusi dengan pemegang program
IVA, pemegang program KB, tim pemeriksa IVA test, dan pembina wilayah
tersebut.
1. Pihak Kecamatan Pauh baik dari Camat dan Ketua TP PKK harus terus
Pihak kecamatan dapat memberikan SK khusus untuk duta dan kader IVA
yang nantinya akan berujung pada honor yang dapat menjadi salah satu faktor
88
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dan pemeriksaan IVA, dan peningkatan cakupan pemeriksaan IVA. Hal ini
yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang berkaitan dengan pemeriksaan
89
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA
90
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan
Kanker Payudara. Jakarta
15. Crum CP. The Female Genital Tract. Dalam : Kumar V, Abbas AK, Fausto
N. Robbins and Cotran, editor. Pathologic Basis of Disease. Edisi 7.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005. h. 1072-1073
16. Bagian Obstetri dan Ginekologi. Ginekologi. Bandung: FK UNPAD; 1981.
h. 129-132.
17. SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Karsinoma Serviks Uteri.
Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda
Kallimantan Timur. Edisi VI. Samarinda; 2006. h. 93-94.
18. Gray RH, Kigozi G, Serwadda D, et al. The effects of male circumcision on
female partner’s genital tract symptoms and vaginal infections in a
randomized trial in Rakai, Uganda. Am J Obstet Gynecol; 2009. 200(1):
42.e1-42.e7.
19. Setyarini E. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker
Serviks di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu
Kesehatan; 2009.
20. Jonathan SB, Neville F, Hacker. Practical Gynecologic Oncologic. Edisi 3.
Philadelphia: Lippincott William; 2000. h.
21. Yellia M. Mengenal Kanker. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi
Kanker. Depok : PT Agromedia Pustaka; 2009. h. 1,9.
22. Andrijono, Dr. Sp.OG(K). Sinopsis Kanker Ginekologik. Jakarta: Divisi
Onkologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI; 2004. h. 56,66.
23. Schiffman M, Castle PE. The Promise of Global Cervical Cancer
Prevention. The New England Journal of Medicine; 2005. 353: 2102-2103.
24. Epocrates online. Abnormal Pap Smear. 2009. (Online).
(https://online.epocrates.com/data_dx/reg/1123/img/1123-3-iline.gif,
diakses 16 September 2018).
25. Kusuma F, Moegni EM. Penatalaksanaan Tes Pap Abnormal. Cermin
Dunia Kedokteran; 2001. 133: 23.
26. Novel SS, Safitri R, Nuswantara S. Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Uji
Sitologi dan DNA HPV. Cermin Dunia Kedokteran; 2010. 37: 91-92.
91
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
27. Sukarja IDG. Onkologi Klinik. Airlangga. Edisi II. Surabaya: University
Press; 2000.
28. National Cancer Institute. What You Need To Know About “Cervical
Cancer”. 2008. (Online).
(http://www.cancer.gov/cancertopics/wyntk/cervix.pdf, diakses tanggal 16
September 2018).
29. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20170210134843.keputusan_ment
eri_kesehatan_nomor_128_menkes_sk_ii_2004_tentang_kebijakann_dasar
30. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang 2015.
92
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas