Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015

“Kelompok Operasional”

Disusun Oleh :

1. Agus Rohmad Nurhidayah (157051823)


2. Fahreza Umar (157051779)
3. Meldy Hultia (157051766)
4. S. Syahbani Rachman (157051709)
5. Tirta Aprillo Orlando (157051765)
6. Tyas Rawadi Lubis (157051785)

FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV K3

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor
pemerintah maupun swasta, mau tidak mau semua pihak dituntut untuk mempersiapkan
diri untuk mampu bertahan (survive) dalam mengahadapi kondisi tersebut. Seiring
dengan globalisasi ini, standardisasi manajemen telah menjadi isuutama lebih khusus
lagi standardisasi tentang sistem manajemen mutu. Untuk itu, suatu lembaga baik
pemerintah maupun swasta perlu menyiapkan kerangka sistem mutu lembaganya ke
arah yang diinginkan sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir yang ditetapkan oleh
lembaga tersebut, dalam pengertian bahwa tujuan atau sasaran mutu dari suatu lembaga
mampu mencapai kesesuaian dengan keinginan yang diharapkan dari pelanggan atau
mitra kerja lembaga tersebut.
Menanggapi isu tersebut diatas, salah satu standar sistem manajemen mutu yang
telah berkembang di negara maju dan bahkan di negara-negara berkembang adalah ISO
9001:2015 yang merupakan revisi dari ISO 9001:2008. Standar ini merupakan sarana
atau alat untuk mencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control yang
diharapkan mampu menjawab perkembangan globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah
mencapai efektifitas dan efisiensi suatu organisasi. Standar ini merupakan salah satu
standar yang diakui secara internasional, yangselanjutnya sudah diadopsi oleh Indonesia
menjadi SNI ISO 9001:2015. Standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015
merupakan suatu hal yang dianggap masih relatif baru di Indonesia. Namun karena
tuntutan masyarakat serta kondisi yang ada, nampak perkembangan penerapan standar
ini pada organisasi-organisasi di Indonesia menunjukan angka yang cukup signifikan.
Hal ini menunjukan bahwa standar ini sudah mulai akrab dan diakui manfaatnya bagi
suatu organisasi.
“Mutu” Penting bagi Organisasi. Pengertian tentang mutu atau kualitas ini pada
awalnya bersifat netral dan secara perlahan bergerak kearah yang lebih positif, diyakini
bahwa upaya untuk meningkatkan mutu akan menyibukkan berbagai pihak selama
beberapa dasawarsa mendatang agar suatu organisasi mampu bertahan (survive) pada
masa globalisasi ini. Ada anggapan bahwa untuk dapat mencapai produk yang bermutu
tidak terlepas dengan meningkatnya biaya produksi, namun dapat dibuktikan bahwa
menghasilkan produk yang bermutu atau jasa yang memuaskan pelanggan akan
mendatangkan manfaat yang lebih bagi organisasi. Manfaat secara umum yang
dirasakan secara langsung setidaknya adalah keuntungan peningkatan pangsa pasar
sebagai dampak positif dari kepuasan konsumen. Peningkatan permintaan akan diikuti
dengan peningkatan volume dan efisiensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaiman implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
2. Apakah yang menjadi faktor pendukung dalam implementasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2015

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2015
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam implementasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2015
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Manajemen Mutu


Dewasa ini sistem yang terdapat di dalam organisasi dapat mempengaruhi
pelanggan untuk mencoba produk baru yang ditawarkan organisasi, dan kemudian tetap
setia untuk terus memakai produk yang ditawarkan organisasi terebut. Semakin mudah
pelanggan untuk mendapatkan produk yang ditawarkan organisasi melalui kemudahan
sistem yang ada, semakin setia pula pelanggan memakai produk yang ditawarkan
organisasi tersebut.
Oleh karena itu, terdapat suatu standar untuk sistem yang diterapkan oleh
manajemen, semakin baik sistem yang diterapkam manajemen dalam organisasi, maka
semakin mudah bagi organisasi untuk mendapatkan standar Internasional bagi
penerapan sistem manajemen di dalam organisasinya. ISO 9001:2015 adalah suatu
standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2015 menetapkan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari sistem
manajemen mutu.
Sistem Manajemen Mutu (SMM) merupakan suatu tatanan yang menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran mutu yang direncanakan. Namun pengertian
standar manajemen akan lebih spesifik jika menjadi standar manajemen mutu, untuk
mendukung standarisasi pada setiap mutu produk yang di hasilkan perusahan maka
hadirlah Organisasi Internasional untuk Standarisasi yaitu Internasional Organization
for Standardization (ISO) berperan sebagai badan penetap standar internasional yang
terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional setiap negara. Pengertian Sistem
Manajemen Mutu menurut Gasperz (2002;10) adalah sebagai berikut :
“Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi
dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau
persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi”.
Sistem Manajemen Mutu mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan
praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan pasar. Jadi sistem manajemen mutu adalah tatanan yang menjamin
kualitas output dan proses pelayanan/produksi.

2.2 Tujuan Sistem Manajemen Mutu


Menurut Gasperz (2002;10) tujuan dari sistem manajemen mutu sebagai berikut:
1. Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau
persyaratan tertentu. Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang
ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan sangat penting.
2. Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan
persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi;
Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif pelanggan.
Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, segenap personil
organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya masing-masing.

2.3 Beberapa langkah dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu


Penerapan suatu proses dalam suatu organisasi biasanya memiliki beberapa
langkah, untuk kasus penerapan sistem manajemen mutu menurut Gasperz (2002;10)
urutan-urutan yang diberikan hanya merupakan suatu petunjuk, yang dapat saja
dilakukan bersamaan atau dalam susunan yang tidak harus berurut, tergantung pada
kultur dan kematangan organisasi, tetapi semua langkah ini harus diperhatikan secara
serius dan konsisten. Dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang
akan diterapkan. Standar-standar sistem manajemen mutu itu dipilih berdasarkan
dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Berkaitan dengan hal ini, sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015 dapat dipilih.
2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari organisasi (top
management commitment). Implementasi dari sistem manajemen mutu
membutuhkan komitmen dari manajemen organisasi dan semua standar sistem
manajemen mutu membuthkan komitmen ini agar dapat didokomentasikan.
Komitmen organsasi terhadap mutu dapat ditunjukkan sejak awal melalui
penandatanganan pernyataan kebijakan mutu organisasi, dan berikutnya diikuti
oleh sikap dan perilaku manajemen yang konsisten dalam menerapkan prosedur-
prosedur kerja.
3. Menetapkan suatu kelompok kerja (working group) atau komite pengarah
(steering committee) yang terdiri dari manajer-manajer senior. Semua manajer
senior harus berpartisipasi aktif dan paham secara benar tentang persyaratan-
persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu.
4. Menetapkan tujuan-tujuan mutu dan implementasi sistem. Tidak ada metode
baku atau tunggal dari implementasi sistem manajemen mutu dalam organisasi.
Bagaimanapun, program implementasi (prosedur- prosedur kerja) harus
merupakan tanggung jawab dari semua anggota organisasi dan dilakukan secara
benar dari awal.
5. Meninjau ulang sistem manejemen mutu yang sekarang. Berkaitan dengan hal
ini perlu dilakukan suatu audit sistem atau penilaian terhadap sistem manajemen
mutu yang ada.
6. Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab. Pengembangan suatu
sistem manajemen mutu menghadirkan suatu kesempatan ideal untuk suautu
organisasi melakukan evaluasi terperinci dan meninjau ulang struktur
manajemen yang ada.
7. Menciptakan keasadaran mutu (quality awareness) pada semua tingkat dalam
organisasi. Kesadaran mutu dapat dibangkitkan melalui serangakaian pelatihan
tentang mutu guna menjawab pertanyaan- pertanyaan tentang mutu.
8. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam manual
(buku panduan) mutu. Hal ini berkaitan dengan peninjauan ulang secara singkat
dari sistem manajemen mutu itu dan apakah kebijakan dan dokumen-dokumen
yang diperlukan telah lengkap dan tersusun rapi dalam sistem manajemen.
9. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-
prosedur. Berkaitan dengan hal ini perlu mengembangkan suatu diagram alir
dari aktivitas bisnis organisasi dan menentukan hal- hal kritis yang akan
mempengaruhi keberhasilan organisasi.
10. Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur oprasional atau
prosedur terperinci. Hal ini berkaitan dengan dokumen-dokumen spesifik
terhadap produk, aktivitas-aktivitas atau proses-proses dan harus ditempatkan
pada lokasi kerja sehingga mudah dibaca oleh karyawan atau pekerja yang
terkait.
11. Memperkenalkan dokumentasi. sekali manual mutu dan prosedur- prosedur telah
disepakati , maka implementasi dari praktek-praktek sistem manajemen mutu
pada tingkat manajemen dapat dilakukan.
12. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem. Tahap ini akan
menjadi sangat penting untuk keberhasilan dan efisiensi dari sistem manajemen
mutu.
13. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu. Peninjauan ulang
sistem manajemen mutu diperlukan untuk menjamin kesesuaian terhadap
persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu.

2.4 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Mutu


Dalam menerapkan suatu proses di organisasi selalu memiliki mafaat, dean
menurut Gasperz (2002;17) terdapat beberapa manfaat dari penerapan sistem
manajemen mutu yaitu:
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang
terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2015
menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan
mutu telah direncanakan dengan baik.
2. Perusahaan yang telah bersertifikatkan ISO 9001:2015 diijinkan untuk
mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari
perusahaan itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan
image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.
3. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh sertifikat
ISO 9001:2015 dilakukan secara periodik agar register dari lembaga registrasi
sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sitem manajemen mutu. Hal
ini akan menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem manajemen
mutu oleh pelanggan.
4. Perusahaan yang telah memperoleh serifikat ISO 9001:2015 secara otomatis
terdaftar pada lembaga registrasi, sehingga apabila pelanggan potensial ingin
mencari pemasok yang bersertifikat ISO 9001:2015, akan menghubungi
lembaga rengistrasi. Jika perusahaan itu telah terdaftar pada lembaga registrasi
bertaraf internasional, maka hal itu berarti membuka kesempatan pasar baru.
5. Meningkatkan mutu dan produktivitas melalui kerjasama dan komunikasi yang
lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan
pencegahan pemborosan karena operai internal menjadi lebih baik.
6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.
7. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer
organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi
secara baik.
8. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organisasi, karena
manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO
9001:2015 yang umumnya hanya berlaku tiga tahun.

2.5 Pengenalan ISO (International Organization for Standardization)


Definisi ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO bukan
diambil dari singkatan nama sebuah organisasi walau banyak orang awam mengira ISO
berasal dari International Standard of Organization, sama sekali bukan. ISO 9001
merupakan standar internasional yang mengatur tentang sistem management Mutu
(Quality Management System), oleh karena itu seringkali disebut sebagai “ISO 9001,
QMS” adapun tulisan 2015 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2015 adalah
system manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2015. Seiring perkembangan
zaman dan kemajuan teknologi, terutama semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan
akan pengelolaan system manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk
diterapkan pada berbagai scope industry yang semakin hari semakin beragam. Versi
2015 ini adalah versi terbaru yang diterbitkan pada September 2015 lalu. Organisasi
pengelola standard international ini adalah International Organization for
Standardization yang bermarkas di Geneva – Swiss, didirikan pada 23 Februari 1947,
kini beranggotakan lebih dari 147 negara yang mana setiap Negara diwakili oleh badan
standardisasi nasional (Indonesia diwakili oleh KAN–Komite Akreditasi Nasional).
Sejarah ISO dimulai dari dunia militer sejak masa perang dunia II. Pada tahun1943,
pasukan Inggris membutuhkan sekali banyak amunisi untuk perang sehingga untuk
kebutuhan ini dibutuhkan banyak sekali supplier. Sebagai konsekuensinya, maka demi
kebutuhan standarisasi kualitas, mereka merasa perlu untuk menetapkan standar seleksi
supplier. Selanjutnya, 20 tahun kemudian perkembangan standarisasi ini menjadi
semakin dibutuhkan hingga pada tahun 1963, departemen pertahanan Amerika
mengeluarkan standar untuk kebutuhan militer yaitu MIL-Q-9858A sebagai bagian dari
MIL-STD series. Kemudian standar ini diadopsi oleh NATO menjadi AQAP-1 (Allied
Quality Assurance Publication-1) dan diadopsi oleh militer Inggris sebagai DEF/STAN
05-8. Seiring dengan kebutuhan implementasi yang semakin kompleks, maka
DEF/STAN 05-8 dikembangkan menjadi BS-5750 pada tahun 1979. Atas usulan
American National Standard Institute kepada Inggris, maka pada tahun 1987 melalui
International Organization for Standardization, standard BS-5750 diadopsi sebagai
sebuah international standard yang kemudian dinamai ISO 9000:1987.
Ada 3 versi pilihan implementasi pada versi 1987 ini yaitu yang menekankan pada
aspek Quality Assurance, aspek QA and Production dan Quality Assurance for
Testing. Concern utamanya adalah inspection product di akhir sebuah proses (dikenal
dengan final inspection) dan kepatuhan pada aturan sistem prosedur yang harus
dipenuhi secara menyeluruh. Pada perkembangan berikutnya, ditahun 1994, karena
kebutuhan guaranty quality bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh
ditekankan perlunya proses preventive action untuk menghindari kesalahan pada proses
yang menyebabkan ketidaksesuaian pada produk. Namun demikian versi 1994 ini masih
menganut sistem prosedur yang kaku dan cenderung document centre dibanding
kebutuhan organisasi yang disesuaikan dengan proses internal organisasi.
Pada ISO 9000:1994 dikenal 3 versi, yaitu 9001 tentang design, 9002 tentang
proses produksi, dan 9003 tentang services. Versi 1994 lebih fokus pada proses
manufacturing dan sangat sulit diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil karena
banyaknya prosedur yang harus dipenuhi (sedikitnya ada 20 klausa yang semuanya
wajib di dokumentasikan menjadi prosedur organisasi). Karena ketebatasan inilah, maka
technical committee melakukan review atas standar yang ada hingga akhirnya lahirlah
revisi ISO 9001:2000 yang merupakan penggabungan dari ISO 9001, 9002, dan 9003
versi1994.
Pada versi tahun 2000, tidak lagi dikenal 20 klausa wajib, tetapi lebih pada proses
business yang terjadi dalam organisasi. Sehingga organisasi sekecil apapun bisa
mengimplementasi sistem ISO 9001:2000 dengan berbagai pengecualian pada proses
bisnisnya. Maka dikenallah istilah BPM atau Business Process Mapping, setiap
organisasi harus memertakan proses bisnisnya dan menjadikannya bagian utama dalam
quality manual perusahaan, walau demikian ISO 9001:2000 masih mewajibkan 6
prosedur yang harus terdokumentasi, yaitu pengendalian dokumen, pengendalian arsip,
Control of Non conforming Product, Internal Audit, Corrective Action, dan Preventive
Action, yang semuanya bisa dipenuhi oleh organisasi bisnis manapun.
Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan
atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 secara
signifikan lebih menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam
organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus dilakukan corrective dan
preventive action, maka versi 2008 menetapkan bahwa proses corrective dan preventive
action yang dilakukan harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses
yang terjadi dalam organisasi. Selain itu, penekanan pada control proses outsourcing
menjadi bagian yang disoroti dalam versi terbaru ISO 9001 ini.
Pembaharuan versi terakhir ISO 9001:2015 datang dengan fokus yang benar-benar
berbeda dari versi sebelumnya yang terlalu banyak persyaratan dokumen dan form. ISO
9001:2015 tidak lagi terlalu mempersoalkan dokumen, ia fokus pada performa
perusahaan dengan pendekatan pemikiran berbasis resiko (risk-based thinking) dan
konsep rencanakan – lakukan – periksa – perbaiki (Plan – Do – Check – Action) yang
diterapkan di seluruh level organisasi. Ini dibuktikan dengan beberapa hal:
1. tidak ada lagi istilah 6 prosedur wajib
2. tidak ada pemisahan antara prosedur dan form. Keduanya kini disebut informasi
terdokumentasi. Artinya, salah satu diantara keduanya sudah mewakili.
3. Manual mutu kini tidak wajib dimiliki
ISO 9001:2015 juga tidak lagi bergantung pada perwakilan manajemen
(management representative) yang selama ini dianggap sebagai satu-satunya yang
paling bertanggung jawab terhadap penerapan ISO 9001. Sekarang, setiap bagian,
bertanggung jawab atas bagiannya masing-masing.

2.6 Tujuan ISO


 Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para
pengguna (costumer).
 Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri
bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan.
 Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak costumer bahwa kualitas
yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.

2.7 Manfaat ISO 9001:2015


Manfaat dari implementai ISO 9001:2015 dapat terbagi menjadi 3 bagian, sesuai
dengan stakeholder dan target dari penggunaannya, seperti pada tabel berikut ini:
 Bagi Organisasi
Manfaat Proses Pencapaian
Peningkatan efisiensi Proses serta dokumentasi yang ditetapkan secara efektif
tingkat operasional menyebabkan pekerjaan dapat dilakukan secara konsisten,
variasi yang tidak memenuhi standar mutu dapat diminimalkan
dan tingkat kesalahan dapat dihindarkan.
Peningkatan efisiensi Implementasi proses tindakan perbaikan dan pencegahan secara
tingkat organisasi efektif menyebabkan solusi permanen terhadap permasalahan
dapat diterapkan. Pekerjaan ulang dan waste diminimalkan.
Peningkatan ISO 9001: 2015 menekankan peningkatan berkelanjutan. Kinerja
produktivitas direview secara teratur dan fokus pada pencapaian target.
Peningkatan kinerja Penerapan pendekatan proses secara efektif akan menyebabkan
proses secara terus organisasi fokus pada proses bisnis. ISO 9001: 2015
menerus. mempersyaratkan proses pemantauan dan pengukuran kinerja
proses dilakukan secara terus menerus.
Kepercayaan Implementasi dan sertifikasi ISO 9001: 2015 menyebabkan
konsumen, penilaian positif dari terhadap reputasi perusahaan. Sistem ISO
mempertinggi posisi 9001: 2015 menekankan pula proses bisnis yang focus pada
organisasi dalam pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan dan meningkatkan
persaingan di pasar kepuasan pelanggan.

 Bagi Karyawan
Manfaat Proses Pencapaian
Meningkatnya kepuasan Proses bisnis yang sistematis akan menuntun karyawan
karyawan dalam bekerja bekerja secara sistematis pula. Tingkat stress karyawan
yang diakibatkan oleh ketidakjelasan dengan tidak adanya
sistem yang mendukung mereka bekerja diminimalkan.
Meningkatnya Sertifikasi yang diperoleh dari implementasi akan
kebanggaan terhadap memberikan dampak positif terhadap rasa memiliki dari
perusahaan karyawan terhadap perusahaan.
Timbulnya proses Prosedur terdokumentasi, instruksi kerja yang informatif,
pembelajaran bagi alur kerja yang jelas memberikan kesempatan bagi
keberhasilan dalam karyawan baru untuk secara cepat beradaptasi dan karyawan
bekerja lama mampu meminimalkan kesalahan dalam bekerja.
 Bagi Konsumen
Manfaat Proses Pencapaian
Produk dan jasa bermutu Kesinambungan implementasi akan meningkatkan
sesuai dengan harapan kemampuan perusahaan lebih fokus pada pelanggan.
konsumen Perusahaan akan berorientasi pada keberhasilan dalam
pemenuhan harapan konsumen secara lebih efektif.
Identifikasi harapan konsumen dapat dilakukan secara
sistematis, serta digunakan masukan dalam sasaran dan
proses bisnis ditingkatkan untuk mendukung sasaran
tersebut.
Meningkatnya kepuasan ISO 9001: 2015 memuat persyaratan bagaimana keluhan
pelanggan pelanggan ditindaklanjuti secara efektif. Ketidakpuasan
pelanggan di masa mendatang selalu diupayakan dapat
diminimalkan.
Kepercayaan yang Sertifikasi ISO 9001: 2015 merupakan salah satu sarana
tinggi, risiko transaksi bagi perusahaan untuk menanamkan kepercayaan dan
yang rendah reputasi yang tinggi bagi pelanggan. Pengelolaan proses-
proses sistem manajemen yang efektif menghasilkan
masalah terhadap kualitas tidak ditentukan oleh
pelanggan, namun telah dikendalikan secara efektif oleh
perusahaan.

2.8 Operation
 Semua hal yang berkaitan dengan operasional organisasi dibahas pada klausul 8
ISO 9001:2015 ini
 Klausul 8 ISO 9001:2015 karena membahas seluruh aspek operasional mulai
dari perencanaan produk atau jasa, pelaksanaan produksi atau penyediaan jasa,
hubungan dengan pelanggan dan pihak ketiga, penyimpanan dan perlindungan
produk atau jasa sampai penanganan masalah selama proses operasional.

Penjelasan 7 prinsip sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 adalah sebagai berikut:
a. Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan)
Fokus utama dari manajemen mutu adalah untuk memenuhi dan memberi lebih dari
sekedar kebutuhan pelanggan. Fokus ini akan memberikan kontribusi besar untuk
keberhasilan jangka panjang. Merupakan hal yang sangat penting untuk tidak hanya
menarik tetapi juga mempertahankan kepercayaan pelanggan, sehingga kita bisa
beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan di masa depan. Diantara langkah penting
untuh meraihnya adalah dengan terus berupaya untuk menerima masukan dari
pelanggan dan secara aktif melakukan perbaikan untuk kepuasan pelanggan. Dengan
manajemen berbasis resiko yang digaungkan ISO 9001:2015, kini organisasi tidak
hanya dituntut untuk raktif ketika ada masukan dan keluhan dari pelanggan, tetapi
secara proaktif menetapkan apa yang terbaik untuk pelanggan. Organisasi harus
selangkah lebih maju dari pelanggan dalam hal yang berhubungan dengan pelayanan
sebelum, selama, dan sesudah berhubungan dengan pelanggan.
b. Leadership (Kepemimpinan)
Arahan dan misi dari top manajemen yang memiliki kekuatan kepemimpinan yang
powerfull sangatlah penting untuk memastikan seluruh bagian organisasi memahami
dengan baik tujuan apa yang hendak dicapai oleh organisasinya. Tidak dapat dipungkiri,
salah satu faktor terbesar keberhasilan suatu organisasi dalam memperbaiki dan
mengembangkan sistem adalah kesuksesan pemimpinnya yang mampu menerjemahkan
dan mensosialiasikan visinya ke seluruh bagian organisasi.
c. Engagement of People (Keterlibatan Orang-orang)
Menciptakan nilai untuk pelanggan akan lebih mudah jika organisasi kita didukung
oleh tim yang kompeten, mudah diberdayakan, dan mau terlibat secara penuh di seluruh
level organisasi. Tidak peduli apapun jabatannya, semuanya merasa punya tanggung
jawab yang sama dalam mencapai tujuan organisasi dan memberikan nilai lebih untuk
pelanggan.

d. Process Approach (Pendekatan Proses)


Setiap organisasi harus menyadari bahwa mereka adalah satu kesatuan proses yang
saling terhubung sehingga setiap bagian harus memahami tidak hanya tugas bagiannya,
tetapi juga tugas bagian yang berkaitan dengannya agar semuanya bisa bersinergi secara
bersama-sama. Organisasi harus memastikan setiap orang telah familiar dengan seluruh
aktifitas organisasi.
e. Improvement (Pengembangan sistem)
Di era modern yang bergerak cepat, setiap organisasi dituntut untuk melakukan
perbaikan dan pengembangan di segala lini. Belajar dari Nokia, raksasa teknologi yang
kini ambruk, pada dasarnya mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan internal.
Satu-satunya kesalahan mereka adalah, mereka berkembang lebih lambat dari para
pesaingnya, merasa bahwa produknya -dengan fitur terbatas – masih diterima
pelanggan setianya, sementara pesaingnya menawarkan fitur-fitur dan teknologi terbaru
sehingga ketika mereka tersadar, sudah terlalu jauh untuk mengejar ketertinggalan.
Sesuatu yang luar biasa akan terlihat biasa di mata pelanggan apabila pesaing utama
melakukannya lebih baik dari yang kita lakukan. Karena itu, setiap organiasi harus
secara aktif merespon setiap perubahan internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi nilai produk atau pelayanan di mata pelanggan.
f. Evidence-based Descision Making (Pengambilan keputusan berbasis bukti)
Membuat keputusan terhadap suatu permasalahan dalam organisasi tak pernah
mudah. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa seluruh bukti yang kuat agar
keputusan yang diambil tepat. Pendekatan 5W + 1 H bisa digunakan guna mendapatkan
pokok permasalahan sehingga keputusannya bisa dipertanggung jawabkan.
g. Relationship Management (Manajemen hubungan dengan berbagai pihak)
Kehidupan bisnis di era teknologi komunikasi yang maju dewasa ini menuntut
setiap organisasi untuk berkomunikasi secara aktif dengan berbagai pihak. Kemudahan
akses informasi, memudahkan organisasi untuk menelusuri pihak-pihak terkait
khususnya pihak ketiga (supplier, subkontraktor, distributor). Organisasi dapat dengan
mudah mencari partner baru, menelusuri kinerjanya via website, bahkan bisa
mengunduh katalog produk tanpa memintanya secara langsung.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan:
1. Sistem Manajemen Mutu (SMM) merupakan suatu tatanan yang menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran mutu yang direncanakan, atau dengna
kata lain sistem manajemen mutu adalah tatanan yang menjamin kualitas output
dan proses pelayanan/produksi
2. Salah satu tujuan dari Sistem Manajemen Mutu adalah untuk menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan
tertentu. Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada
suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan sangat penting
3. ISO 9001 merupakan standard international yang mengatur tentang sistem
management Mutu (Quality Management System)
4. Semua hal yang berkaitan dengan operasional organisasi dibahas pada klausul 8
ISO 9001:2015 ini
5. Klausul 8 ISO 9001:2015 membahas seluruh aspek operasional mulai dari
perencanaan produk atau jasa, pelaksanaan produksi atau penyediaan jasa,
hubungan dengan pelanggan dan pihak ketiga, penyimpanan dan perlindungan
produk atau jasa sampai penanganan masalah selama proses operasional.

1.2 Saran
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang kami
tulis, baca, dan pahami. Oleh karena itu, untuk menjadikan makalah yang kami sajikan
ini lebih baik, penulis memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman
sebagai salah satu tanggung jawab kami. Semoga makalah yang kami buat ini
bermanfaat bagi semua yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA

.........2010. “Pengenalan ISO”. Doc: www.iso.com (online)


.........2006.”Managemen kualitas”,Ppt:www.Iso.com(online)
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sistem-manajemen-mutu.html
http://www.wikiapbn.org/sistem-manajemen-mutu/
https://onlysigit.wordpress.com/2015/01/08/sistem-manajemen-mutu/
http://www.javaconsultindo.com/homepage.php?page=iso9001
http://konsultaniso.web.id/iso-90012015/7-prinsip-iso-90012015/

Anda mungkin juga menyukai