Anda di halaman 1dari 4

TESTIMONI KOAS OLEH PERWAKILAN KOAS FK UPN

By Teta Dea Kurnia Kusuma Wardhani


1410211046

1. Apa perbedaan koas di daerah dan di jakarta?

A. Ayulita Hana Fadhila (2012)

“Kalau di Jakarta itu lebih galak, lebih tegas, lebih disiplin, lebih lumayan capek (mental,
fisik), dan kurang dapat tindakan karena bersaing dengan residen yang ada disana. Positifnya,
lebih banyak ilmu yang bisa diambil, khususnya dibeberapa stase lebih digembleng dan
secara teori yang didapat pun lebih banyak. Sedangkan didaerah, lebih banyak dapat tindakan
dan tidak sesibuk di Jakarta. Tapi negatifnya, mereka lebih mementingkan pelayanan
dibanding teori, sehingga teori yang didapat sangat sedikit.”

B. Nur Khalifah (2013)

“Perbedaan koass di Jakarta dan daerah ada sedikit perbedaan. Pertama mulai dari stasenya.
Kasus - kasus yang didapat lebih lengkap di RSUD mau itu di jakarta atau daerah yang
membedakan adalah jika di daerah lebih banyak kasus dan tindakan yang boleh dilakuin
sama koass sedangkan di jakarta lebih jarang memberi kesempatan tindakan . Di jakarta
biasanya lebih lengkap substasenya contohnya bedah, kalau dapat bedah di jakarta
substasenya lengkap banget dibanding daerah.

Perbedaan yang kedua adalah di daerah sebagian besar rumah sakit lebih banyak memberikan
nilai yang bagus sedangkan di jakarta tidak begitu bagus haha. Tapi ya semua tergantung
dari kita nya bagaimana bersikap dan bertindak.

Yang ketiga adalah kalau di daerah dan jakarta, daerah ada beberapa rumah sakit yang
kerjaannya super banyak karna rumah sakit itu sangat menekankan ke pelayanan jadi kita
belajar ke pasiennya agak sedikit tapi kalo di jakarta baru real definisi koas banyak praktek
ke pasiennya.

Selebihnya sih sama aja, koass harus ikutin aturan rs, harus ber-attitude baik, harus disiplin
dan harus semangat dimanapun ditempatkan.”
C. Ajeng Puspitasari (2014)

“Kalau di Jakarta ada residennya, kalo di daerah kita seperti residen karena ya kita
bertanggungjawab langsung ke pasien walaupun belum memberi tatalaksana langsung kita
harus konsul dulu tapi konsul juga butuh pemeriksaan yang teliti dan benar. Kita juga harus
bertanggungjawab untuk pemantauan kondisi pasien”

2. Bagaimana karakteristik kedispilinan di Setiap Rumah Sakit Pendidikan?

A. Ajeng Puspitasari (2014)

“Untuk disiplin tiap RS salah satu contohnya kita koas diwajibkan untuk ikut apel di
lapangan jam 07.30 diwajibkan snelli panjang dan menggunakan rok untuk yang perempuan.
Terus juga disiplin tiap stase beda-beda tergantung konsulennya, ada yang santai ada yang
serius.”

B. Nur Khalifah (2013)

“Kedisiplinan? Yaa sebenernya sih memang harus disiplin dimana saja, di RS jakarta atau
RS daerah ya harus disiplin, harus ikut aturan main disana. Anggapannya sih ya kita belajar
jadi dokter dan itu tempat kita kerja nanti, pastinya kita harus ikutin dan harus bisa adaptasi
sama kedisiplinan yang dianut di tempat itu.

Kalo di margono wahhh terbaik sih. Kerjaannya dan tugasnya banyak, kalo stase bedah
disana harus follow up mulai dari jam 1 malam karena pasiennya sangat banyak, tapi stase
yang lainnya lumayan menyenangkan karena pasiennya banyak jadi bahan belajar kita juga
banyak, dan ada beberapa dokter yang ngasih kita untuk ngelakuin tindakan. Ambil
positifnya aja sih di setiap rumah sakit yang kita tempatin.”

C. Ayulita Hana Fadhila (2012)

“Menurutku, Gatot Soebroto adalah RS Pendidikan yang paling disiplin, tegas, karena dari
tentara. Tapi itu bagus karena untuk melatih tanggung jawab kami para koas. Kalau RSU
Persahabatan tidak begitu tegas, biasa saja. Menyenangkan disana. Kalau Di RSUD
Ambarawa memang harus apel karena kalau ketahuan tidak apel akan berurusan dengan
direktur rumah sakitnya. Untuk RSUD di Magelang termasuk disiplin tapi santai.”
3. Bagaimana attitude kalian terhadap konsulen, residen, dokter internship, dokter
jaga, perawat, bidan dan cleaning service?

A. Nur Khalifah (2013)

“Kalo attitude ke siapa aja harus baik harus sopan, tiap rumah sakit sih menerapkan senyum,
salam, sapa, sopan dan santun. Yaaa itu untuk semuanya harus 5S, apalagi kita numpang di
rumah sakit orang jadi yaa harus jaga nama baik kita dan jaga nama baik institusi dengan
attitude yang baik.”

B. Ayulita Hana Fadhila (2012)

“Selama ini, aku tidak pernah ada masalah dengan attitude karena menurutku attitude itu
penting dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, kita harus menjaga sikap kita dengan
mereka. Khususnya untuk koas dan bekerja di rumah sakit, kita harus senyum, sapa, salam,
sopan, santun kepada siapapun. Kita tidak tau apakah orang yang kita senyumi/sapa/salam itu
adalah seorang dokter, pasien, atau cleaning service, kita tidak tau bagaimana kita
kedepannya nanti apakah salah satu dari orang-orang akan membantu kita dimasa depan,
yang penting untuk saat ini kita harus ramah dan baik kepada semua orang.”

C. Ajeng Puspitasari (2014)

“Attitude ke konsulen tetap paling utama, tapi banyak konsulen yang mengajak untuk santai
tapi kita juga tetap santun dan disiplin. Gak sedikit konsulen yang suka jajanin koas. Kalau
attitude ke residen sih belum karena disini gak ada residen. Perawat bidan juga aku gak
bedakan dengan konsulen karena aku menganggap mereka lebih berpengalaman dan aku juga
belajar dari mereka. Kalo ke insternship banyak dari mereka yang menganggap kita sebagai
adeknya bukan koas jadi ya kita santai tapi tetap menghormati dia sebagai dokter. Dokter
jaga.......tetap hormat seperti ke konsulen. Cleaning service tetap menghormati karena kalo
gak ada mereka RS kotor dan gak ada handrub terus konsulen bisa marah marah.”
4. Suka duka saat koas

A. Ayulita Hana Fadhila (2012)

“Menurutku, koas seperti roller coster. Setelah 2 tahun, kamu akan lebih tau karakter
manusia-manusia yang ada di muka bumi ini. Kamu akan lebih tau dan paham kehidupan dan
dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Kamu akan lebih mampu untuk berfikir matang. Koas
itu indah untuk dikenang, namun tidak untuk diulang. Apalagi kamu akan ditempatkan dalam
1 kelompok kecil yang berisi 4 orang. Masing-masing kepala berbeda sifat, jadi harus bisa
mengontrol ego masing-masing.”

B. Nur Khalifah (2013)

“Duka : pertama kali pas koass adalah waktu pertama kali ku merantau dan langsung dapet
stase mayor di margono tapi pasti ada hikmahnya jadi bisa belajar ngurus apa apa sendiri dan
itu menyenangkan. Harus tentiran sama dokternya mulai dari jam 7 malem sampe jam 12
malem. Ini sih seru seru aja, cuman besok harus masuk jam 6 untuk visit. Pernah dadakan di
kick ke luar kota karna kemaren RSPAD Gatot Soebroto sudah bukan menjadi RS
pendidikan kita dan itu super mendadak, tapi alhamdulillah aman aman aja.

Suka : banyak banget, review ilmu lagi pastinya dan pasti ngerasa lebih inget karena praktek
langsung. Dapat temen dan kenalan dokter baru jadi dapat relasi baru. Bisa jalan jalan kalo
koas di luar kota. Jadi bisa tau kira-kira pasionnya dimana dan tau gambaran kerjanya
bagaimana, dll.

C. Ajeng Puspitasari (2013)

“Sukanya, banyak dapat ilmu praktis yang gak ada di textbook, banyak dapat kenalan dari
univ lain juga, bisa tau bidang kesehatan dari profesi lain seperti bidan atau perawat, bisa
melakukan tindakan yang selama ini kita lakukan ke mannequin pas osce, makin bisa latih
diri untuk manajemen waktu, kalo gak gitu gak bisa main. Kemudian untuk dukanya ya
waktu main dan tidur berkurang apalagi kalo stase yang ada jaganya, terus jaganya selang
seling.”

Anda mungkin juga menyukai