Anda di halaman 1dari 12

POTRET MASYARAKAT PERKOTAAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI DAN

ANTROPOLOGI DAKWAH (ELIT KOTA)

Biografi

Nama : Yosrawati

Umur : 42 Tahun

Pekerjaan : Pegawai Di Ruang Labor

Alamat : Padang, Gurun Lawas kecamatan Nagalo

Status : Menikah

Pendidikan : SMAK Kesehatan Yayasan Perintis Padang

Pada potret masyarakat perkotaan ini saya melakukan penelitian pada seorang
pegawai yang bekerja disalah satu klinik yang terletak didekat simpang Anduring. Saya
melakukan penelitian tepatnya pada hari minggu tanggal 9 april 2017 dikawasan simpang
Anduring. Awalnya penelitian ini bermula dari salah satu teman saya yang bernama diana,
karena keinginannya untuk mengetahui golongan darah yang dimilikinya. Karena
sebelumnya dia belum pernah pergi kerumah sakit atau klinik terdekat dimana ia tinggal
untuk mengecek golongan darahnya. Dan dari klinik inilah diana ini mengetahui golongan
darahnya. Orang yang melayani diana ini untuk mengambil golongan darahnya bernama
yosrawati. Saya tertarik untuk menjadikan ia sebagai objek penelitian disebabkan karena
pelayanan cukup baik dalam melayani pasiennya. Itu terlihat disaat pasiennya yang sedang
melakukan antriaan untuk mengambil sampel darah.

Dalam masyarakat sekarang ini pelayanan perawat terhadap masyarakat sangat


menjamin keyamanan dan kesenangan pasien dalam berobat. Itu semua terlihat bagaimana
cara seorang perawat dalam melayani dan menghadapi seorang pasiennya. Dalam kehidupan
pada saat sekarang ini kehidupan sangat menjamin kebutuhamn dalam masyarakat. Itu semua
terlihat bagaimana cara seseorang tersebut bersikap dan bertindak terjadap kebutuhannya.
Dalam masyarakat kota ini yang penting adalah orang menginginkan kedudukan atau jabatan
yang sesuai atau yang layak untuk dia miliki. Dalam masyarakat kota ini tidak semua orang
bisa mengenali lingkungannya dengan baik. Sama-sama kita ketahui bahwa sifat semua orang
itu tidak semuanya sama. Misalnya saja bagaimana dia berintekrasi antar sesama
lingkungannya, baik itu antar sesama rekan kerjanya atau tempat tinggalnya. Dengan adanya
tugas penelitian ini kita tahu bahwa tipe masyarakat itu tidak dapat ditebak dari bagaimana
dia bersikap, bertingkahlaku maupun dalam dia bertutur kata dalam bahasanya.

Dalam tipe masyarakat kota ini tidak semuanya orang kota mempunyai sifa yang
sama karena kebanayakat masyarakat kota tidak suka bergaul dengan tetangganya atau dia
tidak mempunyai waktu untuk berkumpul anatar sesema dimana ia tinggal, karena sebagian
masyarakat kota selalu sibuk akan pekerjaanya. Bahkan kebanyakan orang kota kurang waktu
akan terhadap kelurganya atau anaknya kurang mendapatkan kasih sayang atau perhatian
lebih dari orang tua. Akan tetapi tidak semua orang kota yang mempunya tipe kehidupan atau
kepribadian seperti itu . karena sebagian orang kota sangat mempunyai keprbadian yang
berbeda dengan orang kota lainnya. Contohnya kebanyakan juga orang kota yang suka
bergaul dengan tetangganya atau sesama rekan kerjanya. Kenapa saya tertarik untuk
menjadikan ibu yosrawati ini untuk menjadikan objek penelitian saya dikarenakan bahwa ibu
ini sangat telaten dalam menghadapi pasiennya yang ingin berkunjung ditempat ia bekerja.
Dan dia juga sangat ramah dalam menghadapi pasiennya, dan dia juga berkata dengan lemah
lembut kepada setiap pegunjung yang datang ketempat ia bekerja. Itu semua dapat terlihat
pada saat ia memberikan pelayanan pada setiap orang yang berkunjung ketempat ia bekerja.

Dari penelitian saya terhadap ibu yosrawati ini dapat dihubungkan dengan kajian
sosiologinya yang mana dalam kajian sosiologi ini ibu yosrawati dapat berintekrasi dan
bersosial yang baik dengan sesama rekan kerjanya atau terhadap pasien yang datang
mengunjunginya. Itu semua terlihat bagaimana cara dia emperlakukan seorang pasiennya
dengan ramah dan penuh dengan rasa kepedulian. Dan setiap manusia pada umumnya
mempunyai rasa yang sama akan tetapi tegantung pada diri masing-masing orang itu sendiri
bagaimana cara dia untuk mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari. apakah dia
mau besikap yang baik untuk dirinya, itu semua tergantung pada diri kita sendiri apakah kita
mau untuk melakukan tindakan yang baik atau tidak terhadap. Itu semua tergantung pada diri
sesesorang sendiri untuk kehidupannya lebih baik. Sebagai seorang Dai kita harus mampu
bersikap atau membimbing madu kita kearah yang lebih baik atau kejalan yang lurus yang
diberi rahmat oleh Allah SWT. Karena peran seorang Dai disini adalah untuk menuntun para
madunya supaya bisa menanamkan jiwa sosial yang tinggi terhadp sesama manusia
seagamanya. Karena tidak semua Dai mampu membimbing madunya kearah yang lebih
baik. Untuk itu disisni kita sebagai seorang Dai harus berusaha keras untuk memberikan
pengarahan yang baik kepada madu kita supaya tergerak hatinya untuk mendenarkan apa
yang kita sampaikan atau yang kita ajarkan yang sesuai dengan tutunan dan ajaran Rasulullah
SAW. Untuk itukita sebagai seorang Dai harus mampu bertindak sesuai dengan syariat
islam.

Dari kajian Antropologinya dapat dihubungkan bahwa telah tmpak kebiasaan ibu
yosrawati ini yakni tugasnya untuk melayani seorang pasien yang datang berkunjung
ketempat ia bekerja. Dan kebiasaannya ini membawa perubahan baik kepada pasiennya,
karena dengan sikapnya ini pasiennya lebih senangmendapat pelayanan yang dia berikan dan
pasiennya sangat senang untuk berobat kepadanya. Dan seorang pasienpun tidak ragu-ragu
untuk teris datang berobat ketempat klinik ia bekerja. Dalam hal ini telah tampak bahwa
kebiasaan orang telah ditanamkan dari mulai dia beranjak kecil sampai dia menjadi seorang
dewasa. Hal ini kan berlanjut sampai dia menjadi tua atau bahkan sampai dia menutup usia.
Yang mana sikap ini sudah melekat pada dirinya dan semua orang sangat menyukai dan
menyenanginya terhadap hal yang dia miliki. Dan dengan sikapnya yang baik itu semua
orang tidak akan pernah melupakan sikapnya itu. Dan orang-orang yang beeda
disekitarnyapun sangata menyayanginya.

Kebiasaan yang kita miliki sudah tentu menjadi suatu kebudayaan. Karena hal ini
sudah menjadi bagian dari dalam diri kita sendiri, bahwasanya kebiasaan tidak dapat
dipisahkan dalam diri kita dan sulit untuk merubahnya. Walaupun disuruh orang untuk
merubahnya itu kan terasa sangat sulit sekali bagi disrs seseorang yang memilikinya. Dan kita
sebagai seorang Dai harus menanamkan kebiasaan yang baik dalam diri kita agar para
madunya dapat menerima apa yang telah disampaikan Dai. Hal ini terkadang juga sulit untuk
dilakukan karena tidak semua Dai yang bersifat seperti itu. Kalau kita sudah bisa
menanamkan kebiasaan yang baik pada diri kita otomatis madunya juga mampu menerima
dan mengikuti saran yang diberikan oleh seorang Dai. Disamping itu ibu yosrawati yang
sering bekerja juga mempunyai waktu luang untuk berkumpul dengan tetangganya untuk
mengisi waktu kebersamaannya. Hal ini dilakukan paling tidak satu hari dalam seminggu.
Dengan cara beginilah ibu yosrawati melakukan kebersamaan dengan sesama lingkungan
atau tempat tinggalnya.
Penilaian masyarakat umum terhadap berobat ke klinik di tempat ibu yosrawati ini
bekerja. Ialah tidak semua penilaian masyarakat umum terhadap berobat keklinik tidak
semuanya sama, karena tidak semua pelayanan perawat bersikap dengan baik kepada
pasien.terkadang ada yang kelihatannya kasar dan ada yang bersikap dengan lembut. Karena
itu banyak masyarakat yang tidak mau atau takut untuk berobat ke klinik. Akan tetapi sangat
berbeda dengan perlakuan yang diberikan oleh ibu yosrawati ini., ibu yosrawati ini sangat
ramah dalam melayani pasiennya dan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Untuk itu
bagi masyarakat umum kita tidak boleh berfikiran bahwa manusia itu mempunyai sifat yang
sama karena tidak semua manusia mempunyai perlakuan seperti itu.
POTRET MASYARAKAT PEDESAAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI DAN
ANTROPOLOGI DAKWAH (ELIT DESA)

Biografi

Nama : Lusi Hervina S.pd

Umur : 34 Tahun

Pekerjaan : Guru

Status : Menikah

Alamat : Gang Bakti, Simpang Empat, Pasaman Barat

Dalam potret masyarakat pedesaan dalam perspektif sosiologi dan antropologi


dakwah pada pedesaan saya melakukan penelitian pada ibu lusi hervina. Saya melakukan
penelitian pada hari minggu tanggal 15 April 2017 di daerah Simpang Empat, jalan gang
bakti Pasaman Barat. Awalnya penelitian ini bermula dari tugas yang diberikan dosen yaitu
tentang potret masyarakat pedesaan. Yang mana di dalam masyarakat pedesaan ini kita harus
tahu bagaimana cara masyarakat atau individu trsebut dapat berintekrasi dengan lingkungan
dimana ia tinggal, hubungan dengan sesama. Sama-sama kita ketahui bahwa kehidupan
didesa tentunya tidak sama dengan kehidupan dikota.

Kehidupan didesa tentunya lebih cepat mereka melakukan interaksi dengan


sesamanya dibandingkan dengan kehidupan dikota. Karena didesa sangat erat rasa
kebersamaannya dan rasa kekeluargaannya. Dan didesapun lebih cepat mereka mudah
bergaul dan berkumpul dengan sesama lingkungannya. Walaupun tidak semuanya seperti itu.
Dan masyarakat desa pun sangat berbeda dengan masyarakat kota.

Masyarakat desa sangat banyak mempunyai waktu untuk berkumpul dengan sesama
tetangganya. Sedangkan sebagian masyarakat kota tidak mempunyai waktu untuk berkumpul
dengan sesamanya bahkan sulit untuk melakukan interaksi dengan lingkungannya, karena
disibukkan dengan pekerjaannya, dan bahkan masyarakat kota jarang mempunyai waktu
untuk berkumpul dengan keluarganya. Lebih senang dengan masyarakat desa karena
masyarakat desa banyak mempunyai waktu luang untuk berkumpul dengan keluarganya dan
bahkan dengan tetangga ditempat ia tinggal.

Didalam masyarakat desa sangat mudah untuk melakukan intekrasi dengan sesama
atau sangat mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan karena didesa perkumpulan
sesama anggota masyarakat itu lebih mudah terbentuknya. Dari penelitian saya tentang ibu
lusi hervina ini dapat dihubungkan dengan kajian sosiologi yang mana dalam kajian sosiologi
ini mengkaji tentang manusianya dan cara dia berinteraksi. Dapat dilihat bagaimana cara ibu
lusi ini memperlakukan siswanya dan cara dia mendesiplinan peserta didik.

Sebagai wakil kepala sekolah SMA N 2 Pasaman lusi hervina ini orangnya dikenal
dengan disiplin karena hal demikian terlihat pada peraturan sekolah. Yang mana peraturan
disekolah ditempat bu lusi ini bekerja sangat ketat dan sangat disiplin dibandingkan sekolah
lain. Contohnya saja pada siswa yang telat pergi kesekolah kalau tidak dengan alasan yang
tepat dia memberikan jawaban. Anak tersebut dipersilahkan untuk pulang menjeput orang tua
masing-masing dan disuruh menghadap kesekolah.

Akan tetapi disini sangat berbeda perlakuan ibu lusi hervina terhadap murid-
muridnya, yang mana cara dia memperlakukan disekolah dan dirumah, tentunya sangat
berbeda jauh. Kalau dilingkungan rumahnya ibu lusi hervina ini sangat baik dan perhatian
kepada muridnya yang datang bertamu kerumahnya. Dan hubungannya pun dengan
masyarakat dikenal sangat baik, karena ibu lusi herlina ini sangat ramah dengan tetangganya
dan suka bergurau.

Dalam kajian antropologinya dapat diketahui bahwa kebiasaan ibu ini adalah
mendidik murid-muridnya dan memberikan arahan yang baik, dan kebiasaan ini membawa
perubahan kepada anak muridnya yang awalnya sedikit nakal sekarang sudah memahami dan
sadar atas apa yang telah dibimbing ibu tersebut. Dan disini telah tampak bahwa ibu lusi ini
sangat senang terhadap murid-muridnya karena murid-muridnya sangat perhatian kepadanya
dengan cara mendatangi rumah tersebut.

Dapat dijadikan pelajaran bahwa tidak semua orang mempunyai sifat dan pemikiran
yang sama, yang mana dalam hal ini tidak mudah menjadi karakter yang sesuai dengan
harapan semua orang. Hal ini hanya didasarkan pada diri pribadi kita sendiri, sebagai mana
masyarakat yang mampu berfikir dengan baik dan mampu berinteraksi dengan sesamanya.
Kaitannya dengan dakwah bahwa kita sebagai seorang dai harus mampu mengetahui tentang
madu kita. Baik itu dengan lingkungannya, hubungan dengan sesama maupun tingkah pola
prilakunya. Untuk itu kita sebagai seorang dai harus mampu menegakkan ilmu-ilmu agama
yang baik untuk ditanamkan pada diri seorang madu agar madu tersebut dapat menjadi
seorangmadu yang lebih baik.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tidak semua oran g atau individu mampu
membuat orang tersebut senang atau suka dengan kita karena tidak semua penilaian
masyarakat itu sama atau baik kepada kita. Penilain masyarakat umum terhadap ibu lusi ini
tentunya tidak lah buruk karna dia dikenal dengan guru yang sangat disiplin dan sangat
perhatian, sering memberikan motivasi terhadap muridnya. Sedangkan penilaian masyarakat
umum atau lingkungan tempat dia tinggal ibu ini dikenal ramah dengan tetangganya dan
berjiwa sosial dan sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Ibu lusi ini dikenal dengan
pribadi yang sangat baik dan santun, dan suka menolong antar sesama tetangganya. Sebagai
seorang guru dia selalu memberikan pelajaran dan pengarahan yang baik kepada peserta didik
nya. Ibu ii sangat disenangi dan dihormati oleh murid-muridnya. Perlakuannya pun sangat
berbeda ketika berda disekolah dan berada dirumah. Kasih sayang ibu ini sangat lebih terlihat
dikala sedang berda didalam rumah, dan sebagian muridnya sangat senang kalau datang
berkunjung kerumah ibu ini.

Namun pada saat sekarang ini ibu lusi belum juga dikarunia seorang anak, dia sangat
menginginkan sekali akan kehadiran seorang anak. Dan setiap perlakuannya sangat baik
kepeda semua orang, sehingga dia disenangi oleh orang-orang yang berada disekitarnya. Dan
dia sangat disenangi oleh murid-muridnya, karena ibu lusi dikenal sebagai kepribadiaan
seorang guru yang baik, dan penyanyang terhadap murid-muridnya. Ibu lusi ini sangat ramah
ketika setiap murid yang selalu datang kerumahnya, dan ibu lusi memberikan pelayanan yang
baik bagi setiap murid yang datang kerumahnya. Karena hal demikian anak muridnya selalu
senang untuk datang berkunjung kerumahnya. Dan dia selalu memberikan pelayanan yang
terbaik terhadap muridnya. Dan ibu lusi ini pun sangat senang terhadap penilaian masyarakat
yang menilainya dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

Anda mungkin juga menyukai