Hexxy Nurbaity Ariesi
Hexxy Nurbaity Ariesi
PERSEKUTUAN KOMANDITER
DALAM KEADAAN PAILIT
Tesis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister
Program Studi Magister Kenotariatan
Disusun oleh :
B4B005141
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2007
TESIS
TANGGUNG JAWAB
PENGURUS PERSEKUTUAN KOMANDITER
DALAM KEADAAN PAILIT
disusun oleh :
Menyetujui,
Mengetahui,
Magister Kenotariatan
Yang menyatakan,
iii
KATA PENGANTAR
Universitas Diponegoro.
PAILIT.”
sebesar-besarnya kepada :
iv
1. Allah SWT sang ‘ master planner’
bagi penulis.
Diponegoro Semarang.
8. Kedua orang tuaku (Alm) H.M. Saleh Daud dan Hj. Maryam
v
11.Sahabat-sahabat angkatan 2005 Magister Kenotariatan
Universitas Diponegoro.
penulis menyadari bahwa Tesis ini jauh dari sempurna. Untuk itu
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Judul …………………………………………………… i
Pengesahan …………………………………………………… ii
C. Perumusan Masalah………………………………. 8
D. Tujuan Penelitian…………………………………… 9
E. Manfaat Penelitian………………………………… 9
G. Sistematika Penulisan…………………………… 10
ix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 13
Persekutuan Komanditer……………………. 16
Kepailitan…………………………………………………… 23
Dinyatakan dengan
Keputusan Hakim…………………. 42
x
B.9.3. Upaya Hukum Terhadap
Putusan Pailit……………………… 43
A. Pengertian…………………………………………… 47
B. Metode Pendekatan…………………………… 48
C. Spesifikasi Penelitian………………………… 49
D. Lokasi Penelitian……………………………….. 50
B. Pembahasan…………………………………. 56
Komanditer…………………………….. 56
xi
B.1.1. Pengurus Persekutuan
Komanditer……………………. 56
Keadaan Pailit……………….. 61
Pengadilan Niaga……………… 67
Jawab…………………………………………….. 86
BAB V PENUTUP………………………………………………………. 92
A. Kesimpulan……………………………………………… 92
B. Saran………………………………………………………. 93
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
xii
ABSTRAKSI
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
(Commanditaire Vennootschap) atau yang disingkat CV.,
1
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan (Undang-Undang dan Peraturan
Pelaksana Undang-Undang di Bidang Usaha), Mega Poin, Divisi dari
Kesain Blanc, 2005, Bekasi Indonesia, Hlm. 1
2
Ibid., Hlm.2
2
komanditer yang tidak ada pada Firma. Firma hanya
3
Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, Jilid 1 Bagian Kedua, Rajawali Pers,
1991, Jakarta, Hlm. 102.
3
kekayaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
masih berjalan/berlangsung.4
konstruksi firma.6
4
Ibid, Hlm. 102.
5
Ibid, Hlm. 101
6
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, 1999, Bandung, Hlm. 55
4
Bentuk usaha CV ada 3 (tiga) macam yaitu :7
dalam KUHD.
7
H.M.N. Purwositjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2 :
Bentuk- Bentuk Perusahaan, Djambatan, 2005, Jakarta, Hlm. 76
5
sendiri. Sumber modal internal yaitu dari pemasukan
6
sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih
kreditornya.
Pengadilan Niaga.
7
B. PEMBATASAN MASALAH
C. PERUMUSAN MASALAH
berikut :
Niaga ?
Pengadilan Niaga?
8
D. TUJUAN PENELITIAN
pailit.
E. MANFAAT PENELITIAN
9
pengurus Persekutuan Komanditer dalam keadaan
pailit.
F. TATAKALA PENELITIAN
Persiapan : 10 hari
G. SISTEMATIKA PENULISAN
lampiran, yaitu :
BAB. I. PENDAHULUAN
10
penelitian, tata kala penelitian dan sistematika
penulisan tesis.
selanjutnya.
11
pengumpulan data, teknik analisis data dan
(Tinjauan Pustaka)
BAB.V. PENUTUP
keadaan pailit.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada umumnya
6
Abdul Kadir Muhammad, Op. Cit., Hlm. 1
13
undang-undang, melainkan berkembang sesuai kebutuhan
muka notaris.
14
dilakukan oleh perseorangan atau beberapa orang
7
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Bisnis (Edisi Revisi, Rineka Cipta,
Hlm. 3.
15
anggaran dasarnya oleh pemerintah (Menteri Hukum
Persekutuan Komanditer
8
Ibid, Hlm.3
16
bertanggungjawab untuk seluruhnya (tanggung jawab
17
tergolong kelompok ini adalah firma dan CV serta
9
Rudy Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 1
Tahun 1995, Citra Aditya Bakti, 1995, Bandung, Hlm. 33.
18
dalam perusahaan dan ini dapat mengganggu efisiensi
antar sekutu
terjamin
10
Peter Blau dan Marshall W. Meyer, Birokrasi dalam Masyarakat Modern. Edisi
Kedua, UI-Press, 1987, Jakarta, Hlm. 12.
11
Vernon A. Musselman, John H. Jackson, Ekonomi Perusahaan Konsep-Konsep
dan Praktek-Praktek Sezaman, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Alih Bahsa Wilhelmus
W. Bakowatun, Intermedia, 1988, Jakarta, Hlm. 75
19
merumuskan pengertian CV tersebut memerlukan
daripada firma ;
12
Ibid, Hlm. 78
20
firma adalah persekutuan perdata, maka aturan
13
H.M.N. Purwosutjipto, Op.cit, Hlm. 84.
21
Sekutu komplementer adalah sekutu yang aktif
kepada perusahaan.14
14
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-2, 2004,
Bandung, Hlm. 23
22
perusahaan. Jadi di dalam konstruksi CV, baik sekutu
B.1. Pengertian
Pembayaran Utang.
15
Ibid, Hlm. 24.
23
Kepailitan merupakan suatu lembaga hukum perdata
16
Siti Soemarti Hartono, Pengantar Hukum Kepailitan dan Penundaan
Pembayaran, Seksi Hukum Dagang FH UGM, Yogyakarta, Hlm. 53.
24
dalam bahasa Inggris kita kenal kata “to fail” dengan arti
yang sama.17
utangnya.20
17
Ibid., Hlm 54.
18
Zainal Asikin, Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran Utang, PT. Raja
Grafindo Persada, 2001, Jakarta, Hlm. 27
19
Siti Soemarti Hartono, Op. cit, Hlm. 55
20
Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 171/1973/Perd/PTB, Tgl :31 Juli 1973
25
melainkan bahwa debitor tidak membayar utangnya itu.21
21
Putusan HR. 23 Maret 1946 NJ 1946, Hlm. 233
22
Putusan HR 26 Januari 1940 NJ 1940, Hlm. 515
26
utang. Jika kita melihat putusan Mahkamah
23
Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan
Pemberesan Harta Pailit, PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Jakarta, Hln. 25
27
mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan
debitur”.
28
dijaminkan dengan hak tanggungan, gadai atau hak agunan
piutangnya.
Pasal 132 UUK Tahun 2004 ini tidak lain dari realisasi
29
untuk kepentingan semua orang yang menghutangkannya.
30
B.3. Syarat-syarat Kepailitan
lebih kreditornya”.
kreditor
satu kreditornya
31
B.4. Debitor yang Dapat Dinyatakan Pailit
dasarnya”.
32
tempat kedudukan firma tersebut juga
berwenang memutuskannya.”
debitor, yaitu :
2 ayat (1)).
33
5. Diajukan oleh Menteri Keuangan dalam hal
pengadilan.”
24
Sutan Remi Sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami
Faillissementverordening Juncto Undang-Undang No. 4 Tahun 1998, PT.
34
Jenis yang kedua adalah kreditor yang harus berbagi
pengadilan”.
35
“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan
Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang
ini”.
36
debitur. Ketentuan Pasal 21 tersebut bukan
terhadap :
37
yang termasuk harta pailit (Pasal 24 ayat (1)
UUK).
UUK).
38
perorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus
Hakim Pengawas.
39
Seorang debitor (yang berutang) baru dapat
penduduk.
40
perkara perdata dan pidana yang telah
pidana
41
Berkenaan dengan proses pemeriksaan
26
Ahmad Yani & Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, PT. Raja
Grafindo Persada, 2000, Jakarta, Hlm. 18
27
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, 1998,
Yogyakarta, Hlm. 7.
42
kurangnya dalam dua surat kabar harian yang ditetapkan
tentang :
kreditor
43
putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan, dengan
13 ayat (4).
44
295-298. Berdasarkan ketentuan Pasal 286 ayat (2)
45
menyampaikan jawaban dan akan disampaikan kepada
46
adanya kasasi dan PK maka segala perbuatan yang
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENGERTIAN
21
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia,
1986, Jakarta, Hlm. 3.
22
Ibid., Hlm. 5
48
B. METODE PENDEKATAN
primer.24
dikemukakan.
23
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan SIngkat, Rajawali Press, 1985, Jakarta, Hlm. 7.
24
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Yurimetri, Ghalia
Indonesia, 1990, Jakarta, Hlm. 9.
49
C. SPESIFIKASI PENELITIAN
sekarang.25
25
Ronny Hanitijo Soemitro, Op. Cit, Hlm. 28.
50
D. LOKASI PENELITIAN
26
Ery Agus Priyono, Bahan Kuliah Metodologi Penelitian, ProgramMagister
Kenotariatan Universitas Diponegoro, Semarang, 2003/2004
27
Ibid.
51
dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga dan tidak
Pengadilan Niaga.
28
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Loc. Cit.
52
F.2. Data Sekunder
praktek.
29
Ronny Hanitijo Soemitro, Op. Cit, Hlm. 24
53
mengenai permasalahan yang diteliti. Di samping itu
30
Ibid., Hlm.26
54
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
55
pailit tersebut. Kurator juga sudah melakukan pemanggilan
56
B. PEMBAHASAN
57
persekutuan firma karena firma hanya mengenal
firmant.
58
sedangkan sekutu komanditer merupakan sekutu yang
kepada perusahaan.28
diperjanjikan.
28
H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit., Hlm. 76
59
persekutuan (vertegen woordiging bevoegdheid)
suatu keharusan.
60
10 Desember 1998 berdasarkan akta pendirian nomor 5
61
- mengadakan pengikatan / perjanjian dengan
pasif.
KEADAAN PAILIT
62
yang melakukan kegiatan bisnis, tentu saja sarat
29
Richard Burton Simatupang, Op. Cit., Hlm. 13
63
berlangsung, bukan membuka atau memulai transaksi
yang baru.
gugat.
30
Hasil wawancara dengan I. Nengah Mudani (sekretaris/anggota teknis hukum
Balai Harta Peninggalan Kota Semarang)
64
kegiatan usaha yang banyak sehingga tidak fokus. Hal
31
Hasil wawancara dengan Nurma, salah satu anggota team dari Pengadilan
Niaga Semarang yang mengurus perkara kepailitan CV. Maniac
65
c) Uang tunai sejumlah Rp. 52.464.200,00
ratus tiga puluh tiga juta seratus satu ribu enam ratus
25.248,50.
66
Pengadilan Niaga Semarang dalam tingkat
67
B.1.3.TANGGUNG JAWAB PENGURUS
PENGADILAN NIAGA
sekutu.
68
KUHD saja akan tetapi juga dapat dicari ketentuan
dalam KUHPerdata.
a. Pemasukan modal
69
persekutuan. Kalau dalam perjanjian
32
H.M.N.Purwosutjipto, Op.Cit., Hlm. 79
70
baik itu masih melekat pada setiap hubungan bisnis,
71
Pasal 1626 ayat (1) membebankan bunga pada sekutu
72
Salah satu kepentingan bersama yang ingin
1635 KUHPerdata.
73
Apabila CV mengalami kerugian maka para
KUHPerdata).
74
Para sekutu baik sekutu komanditer maupun
KUHPerdata).
75
di antara para sekutu. Berdasarkan hubungan hukum
76
Pasal 20 ayat (1) KUHD menentukan bahwa
77
dapat dibatasi secara intern terbatas pada
33
M. Natzir Said, Op. Cit., Hlm. 205
78
menggunakan namanya sendiri, kendatipun kekayaan
sekutu komanditer.
79
sekutu komanditer tidak dikenal pihak luar (pihak
80
kreditor dapat mengajukan gugatan terhadap pengurus
tersebut.
81
Pailitnya CV. Maniac membawa konsekuensi
34
Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, Edisi Revisi (Disesuaikan
dengan UU Nomor 37 Tahun 2004), PT. Citra Aditya Sakti, Bandung, 2005,
Hlm.61-62
82
untuk memberikan izin bagi debitor pailit
83
mengamankan harta pailit dapat dilakukan
Tabel
Harus dimohonkan ke
2. Gizeling Pasal 93
Pengadilan Niaga
Harus dimintakan ke
3. Penyegelan Pasal 99
Hakim Pengawas
84
Sitaan umum atas
5. Demi hukum Pasal 1 (1)
harta debitur
Sumber : Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, Edisi Revisi
(Disesuaikan dengan UU Nomor 37 Tahun 2004), PT. Citra Aditya
Sakti, Bandung, 2005, Hlm.62.
pailit.35
35
Ibid, Hlm. 67
85
Menurut Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
perkawinan dan
86
B.2. HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIHADAPI
utang
87
mengeksekusi atas kekuasaan sendiri jaminan
KUHPerdata.
pada Kreditor.
36
Hasil wawancara dengan I. Nengah Mudani selaku Sekretaris/Anggota Teknis
Hukum Balai Harta Peninggalan Kota Semarang
88
3. Asset debitor pailit dijadikan barang bukti dalam
perkara pidana
89
4. Pencabutan putusan pailit
rapat kreditor
membayar hutangnya
menghendaki pengcabutan/pengangkatan
kepailitan
37
Hasil wawancara dengan Nurma, pegawai Pengadilan Niaga Semarang
90
menjadi salah satu hambatan bagi Kreditor untuk
mendapatkan haknya.
rapat-rapat Kreditor.
38
Ibid.
91
melalui Cristy mengatakan39, pihak PT. Bank
39
Hasil wawancara dengan H. Christi Susatyo ,bagian Kredit PT. Bank Danamon
Tbk. Kanwil Semarang yang membawahi Cabang Kudus
92
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pribadinya.
93
termasuk ke dalam persatuan harta juga terkena sita
perkara pidana
B. SARAN
94
Komanditer untuk memperjelas tanggung jawab
khusus.
95
DAFTAR PUSTAKA