Anda di halaman 1dari 15

Volume 6. Nomor 1.

Januari 2010
Jurnal Ilmiah
WIDYA WACANA
Wahana Komunikasi Pemerhati Masalah Pendidikan

Penanggung Jawab
DR. Ambarukmo Budiman, M.Ed. M.Hum

Pimpinan Redaksi
Dra. Lydia Ersta Kusumaningtyas, S.Pd, M.Pd.

Ketua Dewan Penyunting


dr. Limas Sutanto, Sp.Kj, M.Pd

Dewan Penyunting
Dra. Jennej Johanna Rawung, M.Pd., Drs. Zulkifli Sahafin, M.Pd.,
Dra. Santi H. Aruperes, M.Pd., Drs. Helmuth Y Bunu, M.Pd.,
Ni Wayan Suniarti, SH, S.Pd, M.Pd.

Staf Redaksi
AR Koesdyantho, Grace Ratuliu, Sihono

Alamat Redaksi
Jl. Srigunting VI No. 3 Manahan, Surakarta 57139
Phone. (0271) 7016802
E-mail : Widya Wacana@telkom.net
PENGANTAR REDAKSI

Pencinta Jurnal widya Wacana yang terhormat, pada


Penerbitan volume 6 Nomor 1 Januari 2010 mengalami keterlambatan
sehingga tentu saja banyak mengecewakan banyak pihak.
Keterlamabatan tersebut bukan lah berangkat dari sebuah
kesengajaan, melainkan sebagai salah satu proses yang harus dilalui.
Mulai penerbitan Volume 6 ini Widya Wacana tampil baru
dengan cover yang baru, dengan susunan dewan redaksi dan penerbit
yang berbeda. Namun demikian dengan penampilan yang baru ini
justru peningkatan mutu kualitas isi dan kuantitas artikel yang dimuat
diharapkan semakin meningkat
Banyaknya naskah yang masuk baik dari dosen di FKIP
UNISRI, dari taman-teman dosen Fakultas di luar FKIP dan dari teman
guru membuat dewan redaksi agak selektif dalam pemuatannya.. .
Untuk itu kepada teman-teman yang naskahnya belum dimuat pada
penerbitan kali ini untuk dapat bersabar.
Harapan redaksi adalah semoga penerbitan-penerbitan
selanjutnya, Widya Wacana akan lebih tepat waktu dan semakin dapat
menampung keinginan bagi pecinta Widya Wacana

Januari 2010

Redaksi
JURNAL ILMIAH WIDYA WACANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SUAKARTA
Volume 6. Nomor 1. Januari 2010

DAFTAR ISI
Dora Kusumastuti
Kajian Mengenai Masalah Penyimpangan Narkoba Di
Kalangan Pelajar

Herning Suryo
Komersialisasi Pendidikan Tinggi

Lydia Ersta Kusumaningtyas


Mengenal Sekilas Tentang Anak Hiperaktif

Anita Trisiana
Menggagas Nilai-nilai Multikulturalisme Dalam Mengatasi
Permasalahan Dunia Pendidikan

Sri Riris Sugiyarti


Pendidikan Multikultural Di Indonesia

Wahyu Bhudianto
Pendidikan Anak Usia Dini Meningkatkan Kualitas Anak Masa
Depan

Sri Handayani
penggunaan lagu dalam mengajarkan kosa kata bahasa
inggris untuk anak-anak

CH Evy Tri Widyahening


Pendekatan Psikologi Dalam Penelitian Sastra ; Novel
Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

MENGENAL SEKILAS TENTANG ANAK HIPERAKTIF


Oleh: Lydia Ersta Kusumaningtyas

Abstraks: Hiperaktif adalah “tingkah laku yang menyimpang dari


norma-norma berlaku sering dirasa mengganggu orang lain atau
perorangan”.
Anak yang Hiperaktif dapat dideteksi sejak dini, yakni pada usia sekitar
2-3 tahun.
Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala
utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu : Inatensi,
Hiperaktif, dan Impulsif.
Adapun faktor-faktor penyebab hiperaktif sebagai berikut: 1). Faktor
Neurologik, 2). Faktor Toksik, 3). Faktor Genetik, 4). Faktor Psikososial
dan Lingkungan
Kata Kunci : Hiperaktif , Perilaku

PENDAHULUAN yang bertingkah dan berperilaku


Pada kenyataannya anak Luar sulit untuk diam, terlalu banyak
Biasa (LB) biasanya mengalami bergerak, dan sulit untuk disuruh
gangguan perilaku yang duduk, sering mengganggu orang
menyimpang atau hiperaktif. hal disekitarnya.
ini dikarenakan anak tersebut
tidak atau belum mampu PENGERTIAN HIPERAKTIF
menyesuaikan diri dengan norma Seringkali dijumpai anak yang
yang berlaku di masyarakat berperilaku tidak selaras dengan
setempat. Oleh sebab itu sebagai norma-norma aturan-aturan yang
guru Sekolah Luar Biasa (SLB) ditetapkan oleh lingkungan
d i t u n t u t m a m p u sekolah maupun lingkungan
mengengendalikan emosi siswa masyarakat. Tingkah laku yang
yang terealisasi dalam bentuk menyimpang dengan norma,
perilaku hiperaktif. Namun menunjuk pada mengganggu
demikian tidak semua anak Luar temanya yang berada pada
Biasa hiperaktif. lingkunganya. Menurut Linda
Hiperaktif yang dimaksud adalah
Jurnal Ilmiah Widya Wacana 34
Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

(2001 : 4) “tingkah laku yang Menurut Erie Taylor (1998 : 28)


menyimpang dari norma-norma bahwa istilah hiperaktif adalah :
berlaku sering dirasa Aktivitas tinggi (high activity)
mengganggu orang lain atau atau overactivitas (overactivity)
perorangan”. untuk mengacu ke perilaku yang
Menurut Santrock (2002 : 5) dan tidak bisa diam, yang
Sumantri (2005 : 7) bahwa “anak sesungguhnya bukan masalah.
yang mengalami gangguan dalam Hiperaktivitas (hiperactivity)
bertingkah laku, mendapat reaksi untuk mengacu ke pola perilaku
yang berbeda dari masyarakat kurang perhatian atau
sekitar”. Atas dasar rumusan overactivitas ngawur
tersebut maka tingkah laku berkepanjangan, ini bisa
menyimpang adalah tingkah laku merupakan masalah, tetapi
yang tidak sesuai dengan aturan- tergantung pada tingkat
aturan yang berlaku setempat. keparahannya, serta bagaimana
Ta m p a k b a h w a p e r i l a k u reaksi orang lain terhadap pola
bermasalah ini disebabkan perilaku yang bersangkutan.
individu tidak mampu Syndrom hiperkinetik
menyesuaikan dengan (hiperkinetic syndrom)
lingkungan dan tidak dapat Untuk mengacu ke semua bentuk
berinteraksi sosial yang timbal hiperaktivitas parah yang sering
balik dengan baik, tidak dapat menyertai jenis-jenis kelambatan
bermain dengan teman sebaya. lain dalam perkembangan
Hiperaktif dapat diterjemahkan psikologi, misalnya sikap kikuk
dengan gangguan pemusatan dan kesulitan berbicara (speech
perhatian dan hiperaktivitas atau delay).
GPPH. Orang awam sering Dengan mencermati berbagai
menyebutnya anak hiperaktif istilah hiperaktif dapay
saja. Sebenarnya hiperaktif disimpulkan bahwa tampaknya
bukan penyakitnya tetapi hanya belum ada kesepakatan rumusan
salah satu gejalanya. Istilah definisi yang sama. Mungkin hal
hiperaktif dipakai untuk anak ini dikarenakan oleh kesulitan
dengan kelainan perilaku. dalam menandai secara spesifik

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 35


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

perilaku hiperaktif. Menurut disebut juga hiperkinetik artinya


Corner (dalam Sumardi, 2000 : 5) suatu pola tingkah laku pada
dijelaskan bahwa "terdapat 2 seseorang yang menunjukkan
macam instrumen untuk aktivitas yang berlebihan, tidak
mengukur hiperaktif", yaitu mau diam, perhatiannya mudah
dengan observasi langsung dialihkan dan daya konsentasi
memerlukan berjam-jam, itupun yang kurang. Jadi tingkah laku
kadang-kadang hasilnya kurang yang tampak pada anak hiperaktif
reliabel sedangkan dapat dicermati adanya kesulitan
menggunakan alat mekanik yang dalam belajar sebagai akibat
dipasang pada tubuh siswa dapat kurangnya konsentrasi. Lebih
mempengaruhi reaksi siswa, yaitu lanjut mereka juga memiliki
perilaku siswa dibuat-buat karena kemampuan akademik yang
mengetahui bahwa dirinya kurang, sering berperilaku agresif
sedang diukur. Dengan demikian dan anti sosial bahkan konsep diri
penulis dapat menyimpulkan sangat kurang dan harga diri juga
bahwa mengukur perilaku kurang.
hiperaktif menuntut guru berhati-
hati sekali, sebab pada siswa usia M E N G E N A L A N A K
dini atau usia sekolah telah HIPERAKTIF SEJAK DINI
memahami dan mengetahui jika Semua orang tua pasti
dijadikan obyek dalam menginginkan anaknya dengan
pengumpulan data. Karena itu selamat dan normal, baik secara
pengukuran lewat observasi fisik, perilaku maupun mental.
perilaku tampaknya lebih efektif Namun bagaimana jadinya jika
tetapi dibutuhkan kejelian, pada kenyataanya bahwa anak
kecermatan dari si pengamat. mereka harus mengalami
Akibat adanya perilaku anak yang ketidaknormalan. Tidak mudah
hiperaktif menunjuk pada perilaku ketika orang tua harus
tidak pernah diam, mondar- berhadapan dengan kondisi anak
mandir, mengakibatkan orang di yang seperti ini lazimnya seperti
sekitarnya terganggu. Dari sikap halnya gejala hiperaktif yang
perilaku tersebut (hiperaktif) terjadi pada anak-anak.

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 36


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

Gejala hiperaktif adalah termasuk g) Sering kehilangan barang


ganguan yang disebabkan oleh yang dibutuhkan untuk
perkembangan otaknya yang tugas
tidak normal. Sehingga membuat h) Sering beralih perhatian
pertumbuhan sang anak menjadi oleh stimulus dari luar
tidak biasa. Pada awalnya I) Sering pelupa dalam
gangguan seperti ini pada usia kegiatan sehari-hari
balita, baru dapat dipastikan saat 2) I m p u l s i r i t a s a t a u t i d a k
menjelang masuk sekolah atau
sabaran, bisa impulsif motorik
diatas usia 4 sampai 5 tahun.
dan impulsif verbal atau
Gejala GPPH atau Gangguan
kognitif, terdiri dari :
Pemusatan Perhatian dan
a) Sering memberi jawaban
Hiperaktivitas sebagai mana yang
tercantum di dalam “Diagnostic sebelum pertanyaan
And Statistical Manual Of Mental selesai
Disordresk” terdiri dari tiga gejala b) S e r i n g m e n g a l a m i
utama, yaitu : kesulitan dalam
1) Intensivitas atau tidak ada menunggu giliran
perhatian atau tidak c) Sering memotong atau
menyimak, terdiri dari : menyela orang lain
a) Gagal menyimak hal yang d) Sembrono, melakukan
terperinci tindakan berbahaya tanpa
b) Kesulitan bertahan pada berpikir panjang
satu aktivitas e) Sering berteriak di kelas
c) Ti d a k m e n d e n g a r k a n f) Tidak sabaran
sewaktu diajak bicara g) Usil, suka mengganggu
d) Sering tidak mengikuti anak lain
intruksi h) P e r m i n t a a n y a h a r u s
e) Kesulitan dalam mengatur segera dipenuhi
jadwal tugas dan kegiatan i) Mudah frustasi dan putus
f) Sering menghindar dari asa
tugas yang memerlukan 3) Hiperaktifitas atau tidak diam,
perhatian lama terdiri dari:

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 37


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

a) Sering menggerakan kaki Sehubungan dengan ciri dan dan


atau tangan dan sering gejala perilaku hiperaktif, maka
menggeliat untuk mengatasinya wajib
b) Sering meninggalkan menelusuri penyebab hiperaktif.
tempat duduk di kelas Mengenai faktor penyebab
c) S e r i n g b e r l a r i d a n hiperaktif belum diketahui secara
memanjat jelas dan pasti.
d) M e n g a l a m i k e s u l i t a n Faktor penyebab hiperaktif
menurut Dr. Handoyo, MPH
melakukan kegiatan
(2001:7) adalah :
dengan tenang
1) P a d a 4 b u l a n p e t a m a
e) Sering bergerak seolah
kehamilan
diatur oleh motor
a) Infeksi
penggerak
b) Pendarahan
f) S e r i n g b e r b i c a r a
c) Muntah hebat
berlebihan
d) Trauma
Sekilas memang sulit
membedakan mana anak yang e) Obat atau jamu
termasuk mengalami gangguan, f) Logam berat
dan mana yang tidak mengalami g) Alergi obat
gangguan. Pada dasarnya balita 2) Pada masa pertus/kehamilan
yang aktif adalah wajar, karena a) Pertus lama
inilah usia dimana anak yang b) Fervseps
sedang giat-giatnya c) Vacum
mengeksplorasi lingkunganya, 3) Past Partus
menurut dr. Dwijo Saputro, a) Trauma kepala
psikiater anak dan pimpinan b) Vaksinasi MMR,Hepatitis B
“smartkid” ditegaskan “dalam c) Infeksi : Influsa, diare
rentang usia itu balita berada d) Logam berat
dalam fase otonomi atau mencari e) Zat adiktif: MSG, pewarna,
rasa puas melalui aktivitas pengawet
gerakanya, tapi lain halnya kalau Dari rumusan tersebut dapat
dia terlalu aktif atau malah disimpulkan bahwa hiperaktif
hiperaktif, tentu saja tidak wajar”. disebabkan oleh beberapa faktor.

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 38


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

Menurut Nafsiah Ibrahim dan dengan orang lain, selain itu


Rohana Aldi (2000 : 96) mengutip kemungkinan pula perilaku
pendapat Kaufaman yang hiperaktif secara tidak langsung
mengumpulkan pendapat sebagai faktor genetik/biologis.
Kaupernik mengetengahkan hasil Atas dasar penghayatan anak
penelitian yang dikenal anak dalam fase bio sosial maka
hiperaktif menemukan berbagai perilaku hiperaktif muncul secara
jenis anak hiperaktif, antara lain: dini. Oleh karena itu jika tidak
1) Anak normal usia 2-3 tahun secepatnya ditangani akan
2) Anak berusia lebih tua dari berakibat lebih parah. Menurut
usia mental 2-3 tahun teori belajar sosial dalam Nabsiah
3) Anak sangat yang sangat Ibrahim dan Rohana Aldi
eksploratif dijelaskan “perilaku hiperaktif
4) Anak yang dimanja oleh diperoleh dan dipelajari anak,
orangtua atau guru observasi, meniru perilaku sejenis
5) Anak-anak yang cemas atau pada orang tua atau saudara
tertekan kandung”. (2000 : 62). Dengan
6) Anak-anak yang tercatat dari demikian perilaku hiperaktif pada
lingkunganya anak usia sekolah tampaknya
7) Anak-anak artistik juga akibat peniruan atas hasil
8) Anak-anak epilepsi observasi yang berdampak
menjadi kebiasaan yang
Berdasarkan uraian tersebut sebenarnya.
diatas dapat disimpulkan bahwa Menurut teori balajar sosial
penyebab anak hiperaktif dapat belajar sosial ditugaskan lebih
dijumpai pada usia 2-3 tahun. Ini lanjut bahwa perilaku hiperaktif
berarti usia tersebut masih dalam kemungkinan adanya sifat
periode biososial artinya secara meniru perilaku dari sekitar yang
biologis anak masih dalam akhirnya menjadi kebiasaan
perjalanan berkembang tetapi untuk dilanjutkan berperilaku
usia adalah masa sosial pertama yang sebenarnya. Hal ini selaras
yaitu usaha kebutuhan anak dengan pendapat Harlock (1997 :
untuk berkomunikasi dan bergaul 52) bahwa anak usia balita

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 39


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

memiliki sifat antara lain menurut pula halnya dengan lingkungan


oleh karena itu bagi perilaku orang tuanya, di rumah sering
hiperaktif menurut hemat penulis mengganggu orang lain, malas
dapat dicegah keberadaanya jika belajar maunya main terus.
orang dewasa di sekitar yang Te n t u n y a i a a k a n s e r i n g
berperan sebagai pembimbing mendapatkan teguran atau kena
sangat jeli memperhatikan yang marah, orang tua secara tidak
m e n u n j u k p a d a h i p e r a k ti f. sadar akan membandingkan
Gangguan hiperaktif secara luas dengan saudaranya yang lain
di masyarakat dikenal sebagai atau anak lain. Sebagai akibatnya
turunan dari “Attention Debiciet anak merasakan stress, merasa
Hiperacktivity Disorder ditolak oleh orang tuanya. Hal ini
(ADHD)”, apabila gangguan dapat menimbulkan perasaan
ADHD/hiperaktif ini tidak diatasi bahwa dirinya bodoh, jelek tidak
maka pada akhirnya akan seperti anak lain. Semangat
menimbulkan hambatan belajar menurun bahkan dapat
penyesuaian perilaku sosial dan berkembang menjadi perasaan
kemampuan akademik di benci pada pelajaran sekolah.
lingkungan rumah dan sekolah. Dari uraian tersebut maka
Akibatnya perkembangan anak perilaku anak hiperaktif dapat
menjadi optimal dengan digolongkan pada perilaku yang
timbulnya perilaku di kemudian menyimpang dengan ditandai
hari. oleh aktivitas gerakan
Mujiman dan Munawar (1997 : 69) berfrekuensi tinggi, sulit untuk
mengidentifikasikan sebagai duduk manis dan diam tidak bisa
berikut: konsentrasi penuh, dan banyak
Anak dengan gejala hiperaktif ulah.
tidak dapat duduk diam, banyak Untuk dapat disebut memiliki
ulah, mengganggu ketenangan gangguan hiperaktif, harus ada
dan tentunya sulit untuk tiga gejala utama yang nampak
berkonsentrasi. dalam perilaku seorang anak,
Ia sering mendapatkan hukuman yaitu :
atau teguran dari guru. Begitu 1). Inatensi

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 40


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

Inatensi atau pemusatan pertimbangan. Contoh nyata


perhatian yang kurang dapat dari gejala impulsif adalah
dilihat dari kegagalan seorang perilaku tidak sabar. Anak tidak
anak dalam memberikan akan sabar untuk menunggu
perhatian secara utuh orang menyelesaikan
terhadap sesuatu. Anak tidak pembicaraan. Anak akan
mampu mempertahankan menyela pembicaraan atau
konsentrasinya terhadap buru-buru menjawab sebelum
sesuatu, sehingga mudah pertanyaan selesai diajukan.
sekali beralih perhatian dari Anak juga tidak bisa untuk
satu hal ke hal yang lain. menunggu giliran, seperti antri
2). Hiperaktif misalnya. Sisi lain dari
Gejala hiperaktif dapat dilihat impulsivitas adalah anak
dari perilaku anak yang tidak berpotensi tinggi untuk
bisa diam. Duduk dengan melakukan aktivitas yang
tenang merupakan sesuatu membahayakan, baik bagi
yang sulit dilakukan. Ia akan dirinya sendiri maupun orang
bangkit dan berlari-lari, lain.
berjalan ke sana kemari, Adapun faktor-faktor
bahkan memanjat-manjat. Di penyebab hiperaktif dapat
samping itu, ia cenderung diuraikan sebagai berikut:
banyak bicara dan 1) Faktor Neurologik
menimbulkan suara berisik. Insiden hiperaktif yang lebih
3). Impulsif tinggi didapatkan pada bayi
Gejala impulsif ditandai yang lahir dengan masalah-
dengan kesulitan anak untuk masalah prental seperti
merespon. Ada semacam lamanya proses persalinan,
d o r o n g a n u n t u k distres fetal, persalinan
mengatakan/melakukan dengan cara ekstraksi forcep,
sesuatu yang tidak terkendali. toksimia gravidarum atau
Dorongan tersebut mendesak eklamsia dibandingkan
untuk diekspresikan dengan dengan kehamilan dan
segera dan tanpa persalinan normal. Di samping

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 41


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

itu ada faktor-faktor seperti samping itu, kadar timah (lead)


bayi yang lahir dengan berat dalam serum darah anak yang
badan rendah, ibu yang terlalu meningkat, ibu yang merokok
mudah, ibu yang merokok dan dan mengkonsumsi alkohol,
minum alkohol juga terkena sinar X pada saat
meninggikan insiden hamil juga dapat melahirkan
hiperaktif. calon anak hiperaktif.
Terjadinya perkembangan 3) Faktor Genetik
otak yang lambat. Faktor Didapatkan korelasi yang
etiologi dalam bidang tinggi dari hiperaktif yang
neuralogi yang sampai kini terjadi pada keluarga dengan
banyak dianut adalah anak hiperaktif. Kurang lebih
terjadinya disfungsi pada sekitar 25-35% dari orang tua
salah satu neurotransmiter di dan saudara yang masa
otak yang bernama dopamin. kecilnya hiperaktif akan
Dopamin merupakan zat aktif menurun pada anak. Hal ini
yang berguna untuk juga terlihat pada anak
memelihara proses kembar.
konsentrasi. 4) F a k t o r P s i k o s o s i a l d a n
Beberapa studi menunjukkan Lingkungan
terjadinya gangguan perfusi Pada anak hiperaktif sering
darah di daerah tertentu pada ditemukan hubungan yang
anak hiperaktif, yaitu di daerah dianggap keliru antara orang
striatum, daerah orbital- tua dengan anaknya.
prefontal, daerah orbital-limbik
otak, khususnya sisi sebelah PENUTUP
kanan. Dalam kehidupan sehari-hari
2) Faktor Toksik banyak dijumpai anak hiperaktif,
Beberapa zat makanan seperti baik pada anak normal maupun
salisilat dan bahan-bahan anak luar biasa. Namun selama
pengawet memiliki potensi ini orang tua dan kadang guru
untuk membentuk perilaku kurang dapat mendampingi
hiperaktif pada anak. Di mereka sebagaimana mestinya,

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 42


Lydia Ersta Kusumaningtyas : Mengenal Sekilas Tentang Anak
Hiperaktif

hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan untuk menangani


anak hiperaktif.

DAFTAR PUSTAKA

David Smith. 2006. Berpikir Kreatif dan Bainstorming. Jakarta :


Erlangga.
Handoyo. 2001. Seminar Mengenal Anak Autis dan Hiperaktif pada
Anak. Surakarta.
Horlock. 1997. Psikolog Perkembangan Terjemahan Maetasai Tjandra
dan Muslichah Zarkasih. Jakarta : Erlangga.
Linda. 2001. Tingkah Laku Abnormal dari Sudut Pandang
Perkembangan. Jakarta : Grasindo.
Mujiman dan Munawar. 1997. Disfungsi Minimal Otak. Surakarta :
Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret.
Mulyono Abdurrahman dan Sudjadi. 1994. Pendidikan Luar Biasa
Umum. Jakarta : Depdikbud.
Salim Choiri. 2008. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus
Identifikasinya di Sekolah Umum. Surakarta : Makalah
Workshop Pendampingan Inklusi Regional Jateng
Sugini. 1999. Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta : Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Taylor E. 1998. Anak yang Hiperaktif. Jakarta : Gramedia.

Jurnal Ilmiah Widya Wacana 43


Petunjuk Penulisan Jurnal Ilmiah Widya Wacana
Forum Komunikasi Pemerhati Masalah Pendidikan

1. Artikel yang dimuat meliputi hasil penelitian, gagasan konseptual,


tinjauan kepustakaan, dan resensi buku baru.
2. Naskah diketik dengan spasi ganda pada kertas jenis HVS ukuran
kuarto, sepanjang 15-20 halaman, dengan menggunakan program
olah kata (Microsoft Word). Naskah (print out) sebanyak 2 (dua)
eksemplar, dan disket diserahkan kepada redaksi selambat-
lambatnya 2 (dua) bulan sebelum bulan penerbitan.
3. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan
format esai, disertai dengan judul sub bab (heading) dari masing-
masing bagian, kecuali bagian pendahuluan. Peringkat judul sub bab
dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua huruf dicetak
tebal /bold atau tebal dan miring / Italic, terletak pada sisi kiri halaman,
dan tidak menggunakan teknik penjabaran dengan angka atau huruf.
PERINGKAT 1 (semua huruf kapital, dicetak tebal, rata dengan tepi
kiri).
Peringkat 2 (huruf kapital dan kecil / campuran dan dicetak tebal,
rata dengan tepi kiri).
Peringkat 3 (huruf kapital dan kecil / campuran, dicetak tebal dan
miring, rata dengan tepi kiri).
4. Setiap artikel setara dengan hasil penelitian (bukan hasil penelitian)
disertai : (a) abstrak, 75-100 kata, (b) kata-kata kunci, (c) identitas
penulis (tanpa gelar akademik), (d) pendahuluan (tanpa sub judul)
memuat latar belakang permasalahan, tujuan dan ruang lingkup
penulisan, (e) bahasan utama (dibagi dalam sub-sub judul), dan (f)
daftar rujukan (hanya berisi pustaka yang dirujuk).
5. Khusus artikel dari hasil penelitian berlaku sistematika berikut : (a)
judul, (b) nama penulis, (c) abstrak, berisi tujuan, metode dan hasil
penelitian, (d) kata-kata kunci (75-100 kata), (e) pendahuluan (tanpa
judul sub bab), berisi latar belakang, kajian pustaka dan tujuan
penelitian, (f) metode, (g) hasil, (h) pembahasan, (i) kesimpulan dan
saran, dan (j) daftar rujukan (hanya berisi pustaka yang dirujuk).
6. Pemeriksaan dan penyuntingan cetak-coba dilakukan oleh
penyunting atau dengan melibatkan penulis. Artikel yang sudah
dalam bentuk cetak-coba tidak dapat ditarik kembali oleh penulis.
7. Penulis yang artikelnya dimuat wajib memberi kontribusi biaya cetak
minimal Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
8. Bagi yang artikelnya dimuat wajib berlangganan minimal tiga
penerbitan atau satu volume.

Anda mungkin juga menyukai