Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEMAHAMI KOSNSEP TENTANG


ANAK HYPER AKTIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah


Mata Kuliah: Diagnosis anak bermasalah

Disusun Oleh :
Suarti

DOSEN PENGAMPU:
ACEL ALFATOMI M.Sn

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH [ STIT ]
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM [ YPI ] KERINCI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah yang berjudul “HYPER
AKTIF ANAK BERMASALAH” ini dapat selesai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan


makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, penyusun sangat berharap adanya kritik dan saran
dari pihak manapun.

Penuh harapan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan
bagi siapa saja pada umumnya.

Kayu aro, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................4
1.2 FOKUS PERMASALAHAN...............................................................................4
1.3 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PENJELASAN.......................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN ANAK BERMASALAH HYPER AKTIF........................................6
2.2 CIRI CIRI ANAK USIA DINI HYPER AKTIF......................................................7
2.3 FAKTOF FACTOR ANAK HYPER AKTIF..........................................................8
2.4 CARA MENGATASI ANAK HYPER AKTIF........................................................8
2.5 PERAN GURU MENGATASI ANAK HYPER AKTIF............................................9
2.6 DAMPAK JANGKA PANJANG JIKA HYPERAKTIF TIDAK TERATASI............10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN................................................................................................11
3.2 SARAN..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya mengidentifikasi dan mendiagnosis anak bermasalah sejak dini


agar bisa dilakukan intervensi yang tepat. Anak-anak rentan mengalami berbagai
masalah perkembangan, emosi, dan tingkah laku. Jika tidak ditangani dengan
tepat, masalah ini bisa berkelanjutan hingga dewasa. Penting bagi orangtua dan
pengasuh anak untuk bisa mengenali gejala-gejala masalah sedini mungkin.
Namun tidak semua mampu mendiagnosis dengan akurat. Mendiagnosis yang
tepat oleh profesional sangat diperlukan agar intervensi dan penanganan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan anak. Prevalensi anak-anak dengan masalah
perkembangan, emosi, dan tingkah laku cukup tinggi, diperkirakan sekitar 10-
20% dari total anak. Jika tidak dideteksi dan ditangani sedini mungkin, masalah
ini berisiko menetap hingga usia dewasa dan mengganggu fungsi kehidupan.
Sayangnya, pemahaman orangtua dan guru terhadap gejala awal masalah pada
anak masih terbatas. Akibatnya, diagnosis dan intervensi terlambat dilakukan.-
Padahal, deteksi dini dan diagnosis yang akurat sangat penting agar penanganan
yang diberikan tepat sasaran berdasarkan kebutuhan unik setiap anak.

1.2 Fokus Permasalahan

- Minimnya informasi dan panduan untuk mengenali gejala anak bermasalah bagi
orangtua dan pendidik

- Sulitnya mendiagnosis independen oleh orangtua terkait jenis dan penyebab


pasti masalah pada anak

- Perlunya diagnosis profesional dan multidimensi agar intervensi yang diberikan


sesuai dengan kebutuhan anak

4
1.3 Rumusan Masalah

1. Apa saja tanda dan gejala keterlambatan bicara dan bahasa pada anak usia pra-
sekolah yang perlu mendapat perhatian orangtua?

2. Tes standar dan observasi seperti apa yang dilakukan oleh ahli terapis anak dan
perkembangan dalam menilai kemampuan bicara dan bahasa anak usia 2-5 tahun?

3. Kapan sebaiknya orangtua melakukan konsultasi dan meminta rekomendasi


intervensi dari ahli terkait perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini yang
terlambat?

4. Bagaimana peran serta orangtua/pendidik dalam mendampingi proses diagnosis


hingga intervensi bagi anak bermasalah?

5
BAB II

PENJELASAN

2.1 Pengertian anak bermasalah hyper aktif

Anak hiperaktif adalah anak dengan tingkat aktivitas motorik dan


impulsivitas yang terus menerus melampaui batas normal anak seusianya serta
menimbulkan gangguan signifikan dalam fungsi sosial, pendidikan, maupun
perkembangannya.

Anak bermasalah hiperaktif atau hiperaktivitas pada anak merupakan kondisi di


mana anak memiliki tingkat aktivitas motorik yang sangat tinggi melebihi anak
pada umumnya. Anak hiperaktif selalu bergerak tanpa tujuan, impulsif, dan cepat
bosan terhadap suatu hal.

Pengertian lain menyebutkan, anak hiperaktif adalah anak dengan karakteristik


sukar untuk rileks/tenang, konsentrasi pendek, dan sangat mudah teralihkan
perhatiannya. Perilaku motorik dan verbal mereka sangat tinggi dan cenderung
berlebihan dibandingkan anak seusianya serta perkembangan normal.

Anak hiperaktif biasanya sudah menunjukkan gejala sejak usia dini (sekitar 3-6
tahun), meskipun baru terdeteksi saat mulai masuk sekolah dasar. Jika tidak
ditangani dengan program intervensi khusus, gejala-gejala ini bisa terbawa hingga
remaja bahkan dewasa.

Secara spesifik, anak hiperaktif memiliki ciri antara lain:

1. Gerakan motorik yang berlebihan dan tanpa tujuan seperti tidak bisa
duduk diam, mondar-mandir, mengetuk-ngetuk meja/lantai
2. Mudah teralihkan perhatiannya oleh stimulus eksternal sekecil apapun.
3. Cenderung impulsif dan berpotensi ambil risiko berbahaya tanpa berpikir
panjang.
4. Sangat sulit untuk berkonsentrasi lama pada satu kegiatan atau tugas.
5. Cenderung lupa/ceroboh dan mudah bosan.
6. Sering diintimidasi, ditolak teman sebaya karena dianggap mengganggu.

Perilaku hiperaktif ini muncul hampir di semua situasi dan aktivitas anak baik di
sekolah maupun rumah. Gejalanya sudah tampak jelas sejak masa prasekolah
meski baru teridentifikasi saat memasuki lingkungan formal sekolah dasar. Jika

6
tidak segera ditangani, akan berisiko menimbulkan penurunan prestasi akademis,
harga diri, dan masa depan sosial anak.

2.2 Ciri ciri anak usia dini hyper aktif


berikut ini adalah beberapa ciri-ciri anak usia dini yang termasuk hiperaktif:

1. Sulit untuk duduk diam atau tenang dalam waktu lama. Anak selalu ingin
berpindah aktivitas setiap ±10 menit.
2. Sangat aktif dan enerjik dalam beraktivitas, baik fisik maupun verbal.
Misalnya tidak berhenti bicara, atau terus berlari kesana-kemari.
3. Mudah sekali teralihkan perhatiannya dari satu aktivitas ke aktivitas
lainnya oleh rangsangan eksternal sekecil apapun.
4. Sering lupa atau tidak menyelesaikan tugas yang diberikan karena
perhatiannya mudah beralih ke hal lain.
5. Cenderung bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga
terkesan ceroboh dan impulsif.
6. Menunjukkan emosi yang berlebihan, meledak-ledak, atau agresif jika
keinginannya tidak terpenuhi.
7. Tergolong cerewet, tidak bisa diam, selalu ingin komentar atau ikut
campur urusan orang lain.
8. Kesulitan mengikuti instruksi dan peraturan dalam suatu aktivitas atau
permainan.
9. Tingkat konsentrasinya sangat pendek bahkan untuk aktivitas yang
menarik sekalipun.
10. Cenderung lupa dan sering kehilangan barang-barangnya seperti mainan,
buku, alat makan.4. Sering menyela pembicaraan atau berisik sendiri saat
orang lain sedang berbicara.
11. Melakukan gerakan yang tidak lazim dan terkesan aneh tanpa sebab,
seperti mondar-mandir, berputar-putar.
12. Sulit menunggu giliran, sabarnya rendah, ingin selalu didahulukan
dibandingkan temannya.
13. Kurang mampu memahami perasaan dan sudut pandang orang lain (empati
rendah).

2.3 Faktof factor anak hyper aktif


berikut ini beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak usia dini menjadi
hiperaktif:

7
1. Faktor Genetika

- Riwayat hiperaktifitas yang dialami anggota keluarga sebelumnya dapat


menurun secara genetik.

2. Faktor Kimiawi Otak

- Ketidakseimbangan tingkat dopamin, serotonin, dan neurotransmiter lain


di otak yang mempengaruhi regulasi emosi dan fokus.

3. Faktor Kerusakan Otak

- Komplikasi saat kelahiran atau trauma kepala yang menyebabkan


kerusakan struktur dan fungsi otak tertentu.

4. Faktor Pola Asuh

- Pola asuh yang terlalu keras, inkonsisten, atau acuh tak acuh sehingga
anak kesulitan belajar regulasi emosi dan kontrol perilaku.

5. Faktor Makanan

- Asupan makanan dan zat gizi (seperti zat besi, yodium) yang tidak
memadai sehingga berdampak buruk bagi perkembangan otak.

6. Faktor Psikologis

- Trauma atau tekanan mental/emosi berat di masa lalu yang memengaruhi


kemampuan mengontrol perilaku dan emosi.

2.4 Cara mengatasi anak hyper aktif


Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak usia dini
yang hiperaktif:

a) Struktur lingkungan yang mendukung

Susun jadwal harian, atur tata letak ruangan agar minimal rangsangan, tempel
peringatan gambar/tulisan.

b) Latihan fokus dan rileksasi

Ajarkan teknik pernafasan dalam, yoga, dan mindfulness untuk melatih fokus dan
ketenangan.

8
c) Terapi bermain

Gunakan permainan dan kegiatan menggambar untuk melatih konsentrasi dan


kontrol diri.

d) Reward positif

Beri pujian dan hadiah kecil saat anak berhasil menunjukkan perilaku fokus, taat
aturan untuk mendorongnya.

e) Pola asuh yang konsisten

Orangtua harus konsisten menerapkan konsekuensi yang tegas dan adil saat anak
melanggar aturan.

f) Intervensi gizi dan pola tidur

Perbaiki gizi, vitamin, serta atur jadwal dan kebiasaan tidur yang baik.

g) Konsultasi dokter/psikiater anak

evaluasi adanya masalah kesehatan dan berikan obat/terapi tambahan jika


diperlukan.

2.5 Peran guru mengatasi anak hyper aktif


Berikut ini beberapa peran yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengatasi anak
didik hiperaktif di kelas:

1) Menempatkan anak pada bangku paling depan agar lebih fokus mengikuti
pelajaran.
2) Memberikan instruksi secara bertahap, singkat, dan diulang beberapa kali
agar mudah dipahami.
3) Menghidupkan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan dengan
variasi media pembelajaran.
4) Menggunakan reminder visual seperti gambar dan tulisan untuk aturan dan
konsekuensinya.
5) Memberikan kesempatan anak untuk bergerak dalam aktivitas
pembelajaran, misalnya dengan menjadi asisten.
6) Menerapkan reward berupa pujian/lencana saat anak berhasil
menunjukkan perilaku yang diharapkan.

9
7) Melibatkan orangtua untuk kerjasama dalam pengawasan, cara
mendisiplinkan, serta memodifikasi lingkungan rumah.
8) Bekerjasama dengan konselor sekolah untuk pemantauan efektivitas
intervensi dan kebutuhan pengobatan/terapi lebih lanjut.

2.6 Dampak jangka Panjang jika hyperaktif tidak teratasi


Berikut ini beberapa dampak jangka panjang yang mungkin terjadi jika
hiperaktivitas pada anak tidak ditangani sejak dini:

1. Prestasi akademik yang rendah

 Anak akan mengalami hambatan belajar dan kesulitan meraih prestasi


akademis yang optimal di sekolah.

2. Masalah penyesuaian sosial

 Anak bisa dijauhi atau diolok-olok teman sebaya karena dianggap


mengganggu dan sulit bergaul.

3. Risiko penyalahgunaan narkoba dan alkohol

 Pada remaja dan dewasa muda mungkin mencoba melarikan diri dengan
penggunaan zat adiktif.

4. Masalah kepribadian dan emosi

 Rentan mengalami gangguan emosi seperti depresi, kecemasan berlebih


hingga gangguan kepribadian.

5. Potensi kenakalan remaja dan kriminalitas

 Tanpa kontrol diri dan pengawasan, perilaku impulsif berisiko terjerumus


tindak kenakalan bahkan kriminal di masa mendatang.

6. Kesulitan menjalin hubungan dan mempertahankan pekerjaan.

 Faktor ini akan sangat memengaruhi kualitas kehidupannya dalam jangka


panjang.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hiperaktif atau hiperaktivitas merupakan kondisi di mana anak memiliki
aktivitas motorik dan verbal yang persisten berlebihan dibandingkan dengan rata-
rata anak seusianya. Gejala hiperaktif ini sudah tampak sejak usia prasekolah
namun seringkali baru menonjol saat anak masuk sekolah formal. Gejala
utamanya antara lain sulit berkonsentrasi lama dan mudah teralihkan, impulsif dan
cenderung meledak-ledak, kesulitan mematuhi instruksi serta aturan dalam suatu
kegiatan, serta tingkat energi berlebihan yang membuat mereka sulit untuk diam
dalam jangka waktu tertentu.

Penyebab hiperaktivitas pada anak usia dini beragam dan multidimensi, mulai dari
faktor genetika, neurologis, kognitif, gizi dan kesehatan, hingga lingkungan
pengasuhan dan faktor psikologis lainnya. Perilaku hiperaktif apabila tidak segera
ditangani akan berdampak signifikan bagi perkembangan dan masa depan anak
dalam jangka panjang. Untuk itu orangtua, guru, dan pengasuh dituntut untuk
bekerja sama secara terpadu guna membantu anak dengan tingkat hiperaktifitas
tinggi sejak dini agar tidak menimbulkan permasalahan lebih lanjut di kemudian
hari.

3.2 Saran

1. Orangtua sebaiknya mencari bantuan diagnosa dan intervensi dari psikiater


anak sedini mungkin saat mengamati ciri hiperaktif pada anak usia dini.

2. Guru perlu peserta menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran khusus


yang melibatkan variasi aktivitas, instruksi bertahap, dan sistem penguatan yang
mendorong kemampuan fokus anak.

3. Perlu dilakukan pengasuhan dengan disiplin dan kasih sayang serta penciptaan
lingkungan rumah kondusif agar hiperaktivitas anak dapat terkontrol dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggariwati, E. E. & Kurnia, D. I. (2021). Attention Deficit and Hyperactivity


Disorder (ADHD) pada Anak di Masa Pandemi. Jurnal Obstetri & Ginekologi,
9(2), 147-151.

Erwin, P. (2015). Hiperaktif, Impulsif dan Gangguan Konsentrasi pada Anak:


Fakta, Mitos, dan Intervensinya. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Muljatno, R. (2016). Penanganan Anak Hiperaktif dengan Reorientasi Sikap


Orangtua. Jurnal PKM: Pengabdian kepada Masyarakat, 1(1).

Salman, S. B., Syahniar, S., & Herlina, H. (2021). Pola Asuh Anak Hiperaktif
Usia Sekolah Dasar. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1319-
1326.

Taufik, R. (2014). Dahsyatnya Otak Anak. Jakarta: Gramedia.

12

Anda mungkin juga menyukai