Disusun Oleh :
Suarti
DOSEN PENGAMPU:
ACEL ALFATOMI M.Sn
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah yang berjudul “HYPER
AKTIF ANAK BERMASALAH” ini dapat selesai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Penuh harapan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan
bagi siapa saja pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................4
1.2 FOKUS PERMASALAHAN...............................................................................4
1.3 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PENJELASAN.......................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN ANAK BERMASALAH HYPER AKTIF........................................6
2.2 CIRI CIRI ANAK USIA DINI HYPER AKTIF......................................................7
2.3 FAKTOF FACTOR ANAK HYPER AKTIF..........................................................8
2.4 CARA MENGATASI ANAK HYPER AKTIF........................................................8
2.5 PERAN GURU MENGATASI ANAK HYPER AKTIF............................................9
2.6 DAMPAK JANGKA PANJANG JIKA HYPERAKTIF TIDAK TERATASI............10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN................................................................................................11
3.2 SARAN..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
- Minimnya informasi dan panduan untuk mengenali gejala anak bermasalah bagi
orangtua dan pendidik
4
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja tanda dan gejala keterlambatan bicara dan bahasa pada anak usia pra-
sekolah yang perlu mendapat perhatian orangtua?
2. Tes standar dan observasi seperti apa yang dilakukan oleh ahli terapis anak dan
perkembangan dalam menilai kemampuan bicara dan bahasa anak usia 2-5 tahun?
5
BAB II
PENJELASAN
Anak hiperaktif biasanya sudah menunjukkan gejala sejak usia dini (sekitar 3-6
tahun), meskipun baru terdeteksi saat mulai masuk sekolah dasar. Jika tidak
ditangani dengan program intervensi khusus, gejala-gejala ini bisa terbawa hingga
remaja bahkan dewasa.
1. Gerakan motorik yang berlebihan dan tanpa tujuan seperti tidak bisa
duduk diam, mondar-mandir, mengetuk-ngetuk meja/lantai
2. Mudah teralihkan perhatiannya oleh stimulus eksternal sekecil apapun.
3. Cenderung impulsif dan berpotensi ambil risiko berbahaya tanpa berpikir
panjang.
4. Sangat sulit untuk berkonsentrasi lama pada satu kegiatan atau tugas.
5. Cenderung lupa/ceroboh dan mudah bosan.
6. Sering diintimidasi, ditolak teman sebaya karena dianggap mengganggu.
Perilaku hiperaktif ini muncul hampir di semua situasi dan aktivitas anak baik di
sekolah maupun rumah. Gejalanya sudah tampak jelas sejak masa prasekolah
meski baru teridentifikasi saat memasuki lingkungan formal sekolah dasar. Jika
6
tidak segera ditangani, akan berisiko menimbulkan penurunan prestasi akademis,
harga diri, dan masa depan sosial anak.
1. Sulit untuk duduk diam atau tenang dalam waktu lama. Anak selalu ingin
berpindah aktivitas setiap ±10 menit.
2. Sangat aktif dan enerjik dalam beraktivitas, baik fisik maupun verbal.
Misalnya tidak berhenti bicara, atau terus berlari kesana-kemari.
3. Mudah sekali teralihkan perhatiannya dari satu aktivitas ke aktivitas
lainnya oleh rangsangan eksternal sekecil apapun.
4. Sering lupa atau tidak menyelesaikan tugas yang diberikan karena
perhatiannya mudah beralih ke hal lain.
5. Cenderung bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga
terkesan ceroboh dan impulsif.
6. Menunjukkan emosi yang berlebihan, meledak-ledak, atau agresif jika
keinginannya tidak terpenuhi.
7. Tergolong cerewet, tidak bisa diam, selalu ingin komentar atau ikut
campur urusan orang lain.
8. Kesulitan mengikuti instruksi dan peraturan dalam suatu aktivitas atau
permainan.
9. Tingkat konsentrasinya sangat pendek bahkan untuk aktivitas yang
menarik sekalipun.
10. Cenderung lupa dan sering kehilangan barang-barangnya seperti mainan,
buku, alat makan.4. Sering menyela pembicaraan atau berisik sendiri saat
orang lain sedang berbicara.
11. Melakukan gerakan yang tidak lazim dan terkesan aneh tanpa sebab,
seperti mondar-mandir, berputar-putar.
12. Sulit menunggu giliran, sabarnya rendah, ingin selalu didahulukan
dibandingkan temannya.
13. Kurang mampu memahami perasaan dan sudut pandang orang lain (empati
rendah).
7
1. Faktor Genetika
- Pola asuh yang terlalu keras, inkonsisten, atau acuh tak acuh sehingga
anak kesulitan belajar regulasi emosi dan kontrol perilaku.
5. Faktor Makanan
- Asupan makanan dan zat gizi (seperti zat besi, yodium) yang tidak
memadai sehingga berdampak buruk bagi perkembangan otak.
6. Faktor Psikologis
Susun jadwal harian, atur tata letak ruangan agar minimal rangsangan, tempel
peringatan gambar/tulisan.
Ajarkan teknik pernafasan dalam, yoga, dan mindfulness untuk melatih fokus dan
ketenangan.
8
c) Terapi bermain
d) Reward positif
Beri pujian dan hadiah kecil saat anak berhasil menunjukkan perilaku fokus, taat
aturan untuk mendorongnya.
Orangtua harus konsisten menerapkan konsekuensi yang tegas dan adil saat anak
melanggar aturan.
Perbaiki gizi, vitamin, serta atur jadwal dan kebiasaan tidur yang baik.
1) Menempatkan anak pada bangku paling depan agar lebih fokus mengikuti
pelajaran.
2) Memberikan instruksi secara bertahap, singkat, dan diulang beberapa kali
agar mudah dipahami.
3) Menghidupkan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan dengan
variasi media pembelajaran.
4) Menggunakan reminder visual seperti gambar dan tulisan untuk aturan dan
konsekuensinya.
5) Memberikan kesempatan anak untuk bergerak dalam aktivitas
pembelajaran, misalnya dengan menjadi asisten.
6) Menerapkan reward berupa pujian/lencana saat anak berhasil
menunjukkan perilaku yang diharapkan.
9
7) Melibatkan orangtua untuk kerjasama dalam pengawasan, cara
mendisiplinkan, serta memodifikasi lingkungan rumah.
8) Bekerjasama dengan konselor sekolah untuk pemantauan efektivitas
intervensi dan kebutuhan pengobatan/terapi lebih lanjut.
Pada remaja dan dewasa muda mungkin mencoba melarikan diri dengan
penggunaan zat adiktif.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hiperaktif atau hiperaktivitas merupakan kondisi di mana anak memiliki
aktivitas motorik dan verbal yang persisten berlebihan dibandingkan dengan rata-
rata anak seusianya. Gejala hiperaktif ini sudah tampak sejak usia prasekolah
namun seringkali baru menonjol saat anak masuk sekolah formal. Gejala
utamanya antara lain sulit berkonsentrasi lama dan mudah teralihkan, impulsif dan
cenderung meledak-ledak, kesulitan mematuhi instruksi serta aturan dalam suatu
kegiatan, serta tingkat energi berlebihan yang membuat mereka sulit untuk diam
dalam jangka waktu tertentu.
Penyebab hiperaktivitas pada anak usia dini beragam dan multidimensi, mulai dari
faktor genetika, neurologis, kognitif, gizi dan kesehatan, hingga lingkungan
pengasuhan dan faktor psikologis lainnya. Perilaku hiperaktif apabila tidak segera
ditangani akan berdampak signifikan bagi perkembangan dan masa depan anak
dalam jangka panjang. Untuk itu orangtua, guru, dan pengasuh dituntut untuk
bekerja sama secara terpadu guna membantu anak dengan tingkat hiperaktifitas
tinggi sejak dini agar tidak menimbulkan permasalahan lebih lanjut di kemudian
hari.
3.2 Saran
3. Perlu dilakukan pengasuhan dengan disiplin dan kasih sayang serta penciptaan
lingkungan rumah kondusif agar hiperaktivitas anak dapat terkontrol dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Salman, S. B., Syahniar, S., & Herlina, H. (2021). Pola Asuh Anak Hiperaktif
Usia Sekolah Dasar. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1319-
1326.
12