Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HIPERAKTIF

DOSEN PENGAMPU :
Efi irwansyah pane, A.kep.,MKM

DI SUSUN OLEH :

NAMA :
1. DWI WAHYUNI
2. EKA AGUSTINA
3. FEBI ANNISA LUBIS
MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK
TINGKAT : II

AKADEMI KEPERAWATAN
GITA MATURA ABADI KISARAN
T.A 2023-2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
rahmatnya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang tepat pada waktunya
dengan judul “HIPER AKTIF”. Makalah ini berisi tentang hal-hal berkaitan tentang “Hiper
Aktif”. Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam penerapan “Hiper Aktif”. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga tuhan senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Selasa, 12 September 2023

TIM PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1.................................................................................................................................Latar
Belakang................................................................................................................. 1
1.2.................................................................................................................................Rumusan
Masalah................................................................................................................... 2
1.3.................................................................................................................................Tujuan
................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Anak Hiperaktif…………………………………………..………...... 3
2.2 Ciri-Ciri Anak Hiperaktif……………………………........................................... 4
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak………………………………...... 5
2.4 Problem-Problem yang biasa dialami oleh Anak Hiperaktif…………………….. 6
2.5 Penanganan untuk Anak Hiperaktif…………........................................................ 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………......... 10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Perilaku siswa-siswi usia sekolah saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah
anak-anak yang sangat sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah - olah tidak memperhatikan
pelajaran dikelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami gangguan dalam
perkembangannya yaitu gangguan hiperkinetik yang secara luas di masyarakat disebut
sebagai anak hiperaktif. Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder
(ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering
disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang demikian,
biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan
dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang
lain, suka memotong pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam
memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak
hiperaktif juga tidak bisa maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk
membantu anak-anak yang hiperaktif tersebut supaya mereka dapat memaksimalkan potensi
diri dan meningkatkan prestasinya.
Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak
normal yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan
perhatian. Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian. Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak
sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.
Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak,
serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger otak, trauma kepala
karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi
makanan.
Pendekatan ini yaitu dengan adanya bimbingan konseling berupa layanan / treatment
yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak akan
memperoleh haknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa terkecuali, karena
pengajaran yang diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan dan kesulitan yang
dimilikinya.

1
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa pengertian Anak Hiperaktif ?
b) Apa saja ciri-ciri Anak Hiperaktif ?
c) Apa faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak ?
d) Apa saja problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif ?
e) Bagaimana penanganan untuk Anak Hiperaktif ?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui pengertian anak hiperaktif
b) Mengetahui ciri-ciri anak hiperaktif
c) Mengetahui faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak
d) Mengetahui problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif
e) Mengetahui penanganan untuk anak hiperaktif

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini
juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada
masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu
memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi
dan dapat berlanjut hingga dewasa.
Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“
mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu
pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau
diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.Sani
Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan tingkah
laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu
memusatkan perhatian.
Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka
membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif.
Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak
perempuan. Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang
berada “di awang-awang”.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa
memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.
3. Tipe gabungan
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan
anak anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah
suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak
terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya).
Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan

3
atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian
mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa
henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.

2.2 Ciri-Ciri Anak Hiperaktif


Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu:
1. Tidak ada perhatian
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidak mampuan untuk
berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan
sering tidak mendengarkan perkataan orang lain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak
mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.
3. Impulsif
Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya,
bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya,
menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa
dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
4. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap
penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan
marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret atau naik-turun tak
berhenti. Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.
5. Destruktif
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya,
anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi.
Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan
mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap barang-barang yang ada di
rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk
menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif
sebaiknya dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah
rusak.

4
6. Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke
atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran
sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik
dan turun kursi saja.
7. Tidak sabar dan usil
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak
mau menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang
sedang dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu,”
komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun seringkali mengusili
temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong,
menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat
anak melakukan hal seperti itu.
8. Intelektualitas rendah
Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah
rata-rata anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah
terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.
Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif diantaranya ialah sebagai berikut :
 Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering
menggeliat.
 Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
 Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak
selayaknya.
 Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
 Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak
pernah habis.
 Sering terlalu banyak bicara.
 Sering sulit menunggu giliran.
 Sering memotong atau menyela pembicaraan.
 Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis
terhadap lawan bicaranya).
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak
Beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah :

5
 Kondisi saat hamil & persalinan. Misalnya keracunan pada akhir kehamilan
(ditandai dengan tingginya tekanan darah, pembengkakan kaki & ekskresi protein
melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi persalinan.
 Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
 Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak. Hal
ini ditandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi
timbal berasal dari industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau
cat rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya
diberikan dibawah pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya sudah sangat
tinggi, karena obat tersebut mempunyai efek samping.
 Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat
mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak
terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban. Segeralah hubungi dokter
THT jika anak menunjukkan ciri berikut : perkembangan bahasa yang lambat,
lebih banyak memperhatikan mimik lawan bicara & lebih banyak berreaksi
terhadap perubahan mimik & isyarat.
 Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia
luar. Meskipun jarang, hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi
penyebab hiperaktivitas. Contoh kasus, orang tua yang bersikap sangat tegas
menyuruh anak berdiri 15 menit di pojok ruangan untuk mengatasi
ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit berlalu, maka anak malah mempunyai
energi berlebih yang siap meledak dengan akibat lebih negatif dibanding
kesalahan sebelumnya.
2.4 Problem-Problem yang biasa dialami oleh Anak Hiperaktif
Program disekolah
Anak tidak mampu mengikut pelajaran yang chemipakan oleh guru dengan baik.
Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap mates, pelajaran
secara keseluruhan. Tentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesa bila
mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu
anak dan teman yang diajak erbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak
memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami
kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika Khusus untuk menulis, anak hiperaktif
memiliki ketrampilan motonk halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa.

6
Problem di rumah
Anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati rendahnya toleransi
terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, yang menyebabkan gampang
emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila
keinginannya tidak segera dipenuhi Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami
penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya Orang tua kemudian banyak
mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman Reaksi
anakpun menolak dan berontak Baik anak maupun orang tua menjadi stress, dan situasi
rumahpun menjadi kurang nyaman Kegagalan, bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan
konsep din yang negatif Anak akan merasa bahwa dirinya buruk selalu gagal, tidak mampu,
dan ditolak.
Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya
kurang efisien dalam berkomunikasi Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit
melakukan komunikasi yang timbal balik Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri
sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
2.5 Penanganan untuk Anak Hiperaktif
Melihat penyebab hiperaktif yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori
penyebabnya, maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai
dengan landasan teori penyebabnya.
Beberapa terapi untuk anak hiperaktif :
1. Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan
didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan
khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini
bisa diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2. Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan
berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-
verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun, mereka tidak mampu untuk
memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi
wicara dan berbahasa akan sangat menolong.

7
3. Terapi Okupasi
Mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motoric halus. Gerak-gerak kaku
dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang benar, kesulitan untuk
memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini
terapi okupsi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot halusnya dengan benar.
4. Terapi Fisik
Gangguan perkembangan pervasive diantara individu autistic mempunyai gangguan
perkembangan dalam motoric kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga
jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi
sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnyadan memperbaiki
keseimbangan tubuhnya.
5. Terapi Sosial
Kekurangan dalam bidang komunikasi dan interaksi 2 arah, terapi ini memberikan
fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.
6. Terapi bermain
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan
gerak, minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan
kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan dalam beraktifitas dan bekerja
saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau terapitik dimana
sarana tersebut dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhan terapi.
7. Terapi Perilaku
Anak autistik seringkali merasa frustrasi Teman-temannya seringkali tidak memahami
mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya. Mereka banyak yang
hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk
Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut
dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutinitas anak
tersebut dapat menjadi cara untuk memperbaiki perilakunya.
8. Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap
sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat
perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya
Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan
ketrampilan yang lebih spesifik.

8
9. Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers).
Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui
gambar-gambar, misalnya dengan PECS (Picture Exchange Communication System)
Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10. Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN
(Defeat Autism Now) Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik Mereka sangat
gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya
gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu
anak-anak disini diperiksa secara intensif, baik pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut.
Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari
gangguan. Ternyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang
komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).
Selain itu beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan
membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :
· Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
· Kenali kelebihan dan bakat anak
· Membantu anak dalam bersosialisasi
· Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat
positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan
disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak
· Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan
kelebihan energinya
· Menerima keterbatasan anak
· Membangkitkan rasa percaya diri anak
· Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang
sebenarnya
· Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan
bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada
anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak
tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian
dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder
(ADHD).
2. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka
membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
a. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
b. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
c. Tipe gabungan
3. Ciri-Ciri Anak Hiperaktif
Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu:
a. Tidak ada perhatian
b. Hiperaktif
c. Impulsif
d. Menentang
e. Destruktif
f. Tanpa tujuan
g. Tidak sabar dan usil
h. Intelektualitas rendah
4. Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak
a. Kondisi saat hamil & persalinan
b. Cedera otak sesudah lahir
c. Keracunan timbal yang parah
d. Lemah pendengaran
e. Faktor psikis
5. Problem-Problem yang biasa dialami oleh Anak Hiperaktif
a. Problem di sekolah
b. Problem di rumah
c. Problem berbicara
d. Problem fisik

10
6. Penanganan untuk Anak Hiperaktif
a. Applied Behavioral Analysis (ABA)
b. Terapi Wicara
c. Terapi okupasi
d. Terapi Fisik
e. Terapi Sosial
f. Terapi Bermain
g. Terapi Perilaku
h. Terapi Perkembangan
i. Terapi Visual
j. Terapi Biomedik

11
DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi dan Sugiarmin. (2006). Memahami dan membantu anak ADHD. Bandung:PT

Refika Aditama.

Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung:PT

Refika Aditama.

Thomson, Jenny. (2010). Memahami anak berkebutuhan khusus. Jakarta:Erlangga.

Wahyuni, Nina. (2013). Makalah karakteristik dan penanganan anak hiperaktif.

Diakses dari: http://kumpulankepribadiananak.blogspot.com/2013/12/makalah

karakteristik-dan-penanganan. 25 September 2018

(2013). Anak hiperaktif. Diakses dari:http://anakhiperaktif.com/masalah hiperaktif-pada-


anak/. 25 September 2018

12

Anda mungkin juga menyukai