MR Tpki Nabila
MR Tpki Nabila
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH:
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadiran Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat
dan izin-Nya sehingga akhirnya saya dapat menyelesaikan MINI RISET yang saya lakukan di
Desa Kelambir, Pantai Labu.
Mini Riset ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah “Teori Karya Tulis Ilmiah”.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku dosen
pengampu sekaligus pembimbing mata kuliah Teori Karya Tulis Ilmiah yang telah
memberikan bimbingan kepada saya.
Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan Mini
Riset ini baik dari segi materi, maupun sistematis penulisan. Oleh karna itu, saran dan kritik
dari para pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Besar harapan saya
makalah ini akan bermanfaat bagi saya sebagai penulis dan bagi pembaca umumnya.
A. Teori Hyper-Aktif............................................................................................. 3
B. Konsep Penelitian ............................................................................................. 4
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 4
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
PENDAHULUAN
Hiperaktif bisa terjadi pada semua tingkatan intelegensi dari di atas rata-rata,
rata-rata maupun di bawah rata-rata (Baihaqi & Sugiarmin, 2006). Pendapat serupa
dikemukakan Taylor (1992). Hiperkenetis dapat diderita oleh anak-anak dalam semua
tingkat kecerdasan. Anak hiperaktif seringkali mengalami hambatan dalam belajar
sehingga akan lambat dalam menguasai kemampuan memusatkan perhatian dan
pengendalian diri. Anak dengan kemampuan memusatkan perhatian yang kurang
berkembang dengan sendirinya mengalami kesulitan mempelajari kemampuan-
kemampuan yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Gangguan apa yang dimiliki oleh anak tersebut?
2. Apa penyebab terjadinya ia memiliki gangguan tersebut?
3. Apa kesulitan yang dialaminya saat belajar?
C. Batasan Masalah
LANDASAN TEORI
A. Teori Hyper-Aktif
Kontrol sikap dan tindakan merupakan kegiatan yang sulit bagi anak yang
memiliki perilaku hiperaktif. Perilaku hiperaktif merupakan perilaku menyimpang
yang dapat mengganggu aktivitas bermain anak dengan teman nya.
Zaviera (2008:11) menyatakan bahwa gangguan pemusatan perhatian yang
ditandai dengan hiperkinetik atau kondisi sulit diam seringkali dialami oleh anak
hiperaktif. Selaras dengan pendapat tersebut anak yang mengalami perilaku hiperaktif
ditandai dengan kurang perhatian, mudah teralih perhatian, emosi yang meledak-ledak
serta aktivitas yang berlebihan (Prasetyono 2008:99).
Perilaku hiperaktif ditandai dengan karakteristik seperti kebiasaan memukul
orang lain secara tiba-tiba, melakukan hal kasar, hingga menangis kencang jika
keinginan nya tidak terpenuhi, kegiatan lain yaitu sulit mendengar nasehat seperti
dalam bermain, menunjukkan perilaku tidak sabar menunggu giliran dan selalu
mengganggu teman lain.
Gangguan hiperaktif biasanya diiringi dengan gangguan tidak sabaran,
terburu-buru, atau tergesa-gesa disebut juga dengan impulsivitas. Gangguan
impulsivitas dapat dilihat dari tidak sabar dalam melakukan hal apapun . Kontrol
emosi dan pengendalian diri penderita hiperaktif mudah berubah-ubah.
Perilaku hiperaktif dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut
berasal dari diri sendiri dan dari luar. Faktor yang datang dari diri sendiri disebut
faktor intrinsik, serta faktor yang datang dari luar disebut dengan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik meliputi kesehatan yang terganggu, keadaan fisik yang lemah seperti
mengalami gangguan asma, alergi, dan infeksi tenggorokan. Lebih lanjut faktor
ekstrinsik yang menjadi penyebab perilaku hiperaktif di antaranya adalah dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Faktor dari lingkungan misalnya yaitu orangtua yang terlalu memanjakan,
disiplin yang terlalu kaku dari orangtua, orientasi kesenangan, orangtua yang terlalu
otoriter, tuntutan orangtua yang terlalu kaku, kurangnya pengawasan orangtua, serta
kurangnya komunikasi antar keluarga karena orangtua yang terlalu sibuk dengan
pekerjaan.
B. Konsep Pendekatan Penelitian
1. Proses pengumpulan data kualitatif observasi untuk mendapatkan berbagai data yang
dibutuhkan. Macam kegiatannya seperti mengamati, merekam, dan
mendokumentasikan setiap indikator, apakah hal itu berkaitan dengan aspek proses
maupun hasil. Selain itu, fungsi observasi adalah untuk mengetahui apakah
pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta bagaimana
dampak dari pelaksanaan kegiatan apakah negatif atau positif.
2. Menggunakan topik terfokus Topik diskusi ditentukan terlebih dahulu dan diatur
secara berurutan. Pertanyaan diatur sedemikian rupa sehingga dimengerti oleh peserta
diskusi (Krueger, 1988). Topik penelitian yang tidak dapat dilakukan yaitu topik
penelitian yang mempelajari preferensi manusia (seperti bahasa, sarana diseminasi,
pesan kunci, dan sebagainya), topik yang menjelaskan bagaimana pengertian dan
penerimaan kelompok masyarakat terhadap suatu hal, serta topik penelitian yang
bertujuan untuk menggali respons individu (untuk informasi kuantitatif).
C. Kerangka Berpikir
Jadi, penerapan yang harus dilakukan agar mencegah tingkah laku anak yang
Hyper-Aktif peran orang tua dan lingkungan tempat tinggal nya sangat berpengaruh
besar. Untuk mencegah nya mungkin orang tua dapat memberikan perhatian lebih
kepada anak tetapi juga tidak terlalu memanjakannya dan beriukan hukumam
sewajarnya ketika anak melakukan kesalahan agar ada kemungkinan untuk dia tidak
akan melakukan kesalahan yang sama di waktu berikutnya.
BAB III
METODE SURVEY
Penelitian ini dilakukan di Desa Kelambir, Kecamatan Pantai Labu dan bertepatan
pada sore hari atau sekitar pukul 16.00 wib
B. Subjek Survey
Subjek penelitian ini adalah anak kecil berusia 4 tahun yang memiliki gangguan
mental.
D. Instrumen Survey
Pada penelitian ini yang bertindak sebagai instrumen adalah peneliti sendiri.
Peneliti sebagai human instrument akan mengamati proses tingkah laku anak.
Beberapa faktor penyebab hiperaktif pada anak seperti faktor genetik atau
keturunan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, faktor lingkungan, dan faktor
makanan dan juga faktor psikologis, faktor pemanjaan, faktor kurang disiplin dan
pengawasan, faktor orientasi kesenangan.
a. Lambat dalam melakukan suatu hal atau dengan kata lain tidak dapat segera
memulai.
b. Cenderung tidak perduli dengan hal yang dipelajari nya.
c. Susah mengingat sesuatu hal .
C. Temuan Lapangan
Anak ini juga tidak tinggal bersama orang tua kandung nya melainkan tinggal
bersama orang tua angkat sejak usia dini, dan ibu anak tersebut juga berkata bahwa
belakangan ini tingkah laku hyper aktif nya makin menjadi, misalnhya setiap melihat
orang yang baru saja dikenal langsung dipukul dan ketika memiliki banyak mainan
selalu memamerkannya kepada teman teman nya tetapi tidak mau meminjamkan
mainan nya kepada teman tersebut dan terkadang marah hingga menyakiti diri nya
sendiri seperti memukul kepala sendiri ketika permintaannya tidak dituruti.
Berdasarkan hasil pengamatan saya, saya melihat anak ini terlalu dimanjakan
oleh orang tua angkat nya , seperti menuruti untuk membeli jajan dalam jumlah yang
banyak dalam sehari padahal usia anak tersebut masih berusia 4 tahun atau tergolong
usia balita, setelah saya amati lama kelaman anak ini tidak memiliki teman, ketika dia
bermain kerumah temannya bahkan ibu dari temannya tersebut mengantarkannya
pulang. Dan ketika anak ini salah dan saya berikan pengertian dia malah memukul
saya akibat tidak terima dinasehati. Orang tua angkat dari anak ini sendiri juga terlalu
membebaskan dia untuk bermain dan melukai siapa saja tanpa pernah menghukum
perbuatan anak tersebut.
Dalam kesulitan belajar sendiri biasanya di usia anak masih tergolong balita
daya ingat anak sangat tinggi, misalnya saja dapat menyebutkan nama huruf atau
angka dan bahkan dapat menghafal lagu anak anak. Tetapi anak ini mengalami
kesulitan didalam hal mengingat tersebut.
Cara mengatasi anak Hyper-Aktif
Sesuai dengan hasil penelitian saya , cara mengatasi anak yang hyperaktif
yaitu dengan Calon Pendidik Masyarakat tersebut dapat memberikan perhatian
kepada anak tersebut, ajak bermain untuk mengasah pola pikir nya agar daya ingat
nya kembali terbangun , seperti mengajak nya bermain tebak warna , menyusun
puzzle , atau menggambar. Dan ketika ia bersalah Seorang Calon Pendidik
Masyarakat tersebut wajib menghukum anak tersebut dengan hukuman ringan dan
ajarkan agar dia tidak mengulangi hal itu kembali.
Karena anak tersebut tidak tinggal bersama orang tua kandung nya ada
baiknya orang tua angkatnya juga selalu mengajak anak tersebut untuk berkomunikasi
kepada orang tua kandung nya. Dan ketika ia memukul orang lain lakukan hal yang
sama kepada dirinya , agar ia merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan
berkemungkinan tidak akan mengulangi hal tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian hasil Mini Riset ini yang dapat saya selesaikan, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi diri saya sendiri selaku penulis. Dalam
penulisan laporan Mini Riset ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
maka dari itu besar harapan saya untuk menerima kritikan dan saran yang
membangun agar saya memperbaikinya pada tugas-tugas berikutnya. TerimaKasih.
DAFTAR PUSTAKA