Anda di halaman 1dari 14

MINI RISET

TEORI KARYA TULIS ILMIAH

{Menganalisis Anak yang memiliki gangguan “Mental” (Hyper-Aktif) dan Peran


Peneliti sebagai Calon Pendidik Masyarakat}

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Yasaratodo Wau

DISUSUN OLEH:

NABILA ABNULIA LUBIS 1193371010

PRODI PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadiran Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat
dan izin-Nya sehingga akhirnya saya dapat menyelesaikan MINI RISET yang saya lakukan di
Desa Kelambir, Pantai Labu.

Mini Riset ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah “Teori Karya Tulis Ilmiah”.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku dosen
pengampu sekaligus pembimbing mata kuliah Teori Karya Tulis Ilmiah yang telah
memberikan bimbingan kepada saya.

Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan Mini
Riset ini baik dari segi materi, maupun sistematis penulisan. Oleh karna itu, saran dan kritik
dari para pembaca yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Besar harapan saya
makalah ini akan bermanfaat bagi saya sebagai penulis dan bagi pembaca umumnya.

Medan , 14 Desember 2020

Nabila Abnulia Lubis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Batasan Masalah ............................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
D. Tujuan Survey ............................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3

A. Teori Hyper-Aktif............................................................................................. 3
B. Konsep Penelitian ............................................................................................. 4
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 4

BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................ 5

A. Tempat dan waktu survey................................................................................. 5


B. Subjek survey ................................................................................................... 5
C. Tehnik pengumpulan data ................................................................................ 5
D. Instrument survey ............................................................................................. 5

BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 6

A. Gambaran hasil survey ............................................................................ 6


B. Pembahasan ............................................................................................. 7
C. Temuan lapangan .................................................................................... 8

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hiperaktif bisa terjadi pada semua tingkatan intelegensi dari di atas rata-rata,
rata-rata maupun di bawah rata-rata (Baihaqi & Sugiarmin, 2006). Pendapat serupa
dikemukakan Taylor (1992). Hiperkenetis dapat diderita oleh anak-anak dalam semua
tingkat kecerdasan. Anak hiperaktif seringkali mengalami hambatan dalam belajar
sehingga akan lambat dalam menguasai kemampuan memusatkan perhatian dan
pengendalian diri. Anak dengan kemampuan memusatkan perhatian yang kurang
berkembang dengan sendirinya mengalami kesulitan mempelajari kemampuan-
kemampuan yang lain.

Anak retardasi mental biasanya memiliki motorik yang banyak gerak


(hiperaktif) dan mempunyai masalah dalam konsentrasi dikarenakan anak retardasi
mental mudah bereaksi atas macammacam rangsangan sehingga cepat dibawa kelain
arah (Dicke 2000).

Beberapa kasus hiperaktif dapat dianggap sebagai jenis keterbelakangan atau


kelambatan perkembangan. Saat anak mulai bisa berbicara seringkali terlambat,
demikian pula kemampuan dalam belajar tentang cara memusatkan perhatian,
mengurus diri sendiri dan bergaul dengan anak-anak lain.

B. Rumusan Masalah
1. Gangguan apa yang dimiliki oleh anak tersebut?
2. Apa penyebab terjadinya ia memiliki gangguan tersebut?
3. Apa kesulitan yang dialaminya saat belajar?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan


Observasi/ Wawancara”
D. Tujuan Survey
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Karya Tulis Ilmiah
 Untuk mengetahui penyebab gangguan fisik/mental pada anak.
 Untuk mengetahui kesulitan anak tersebut dalam belajar.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Hyper-Aktif

Kontrol sikap dan tindakan merupakan kegiatan yang sulit bagi anak yang
memiliki perilaku hiperaktif. Perilaku hiperaktif merupakan perilaku menyimpang
yang dapat mengganggu aktivitas bermain anak dengan teman nya.
Zaviera (2008:11) menyatakan bahwa gangguan pemusatan perhatian yang
ditandai dengan hiperkinetik atau kondisi sulit diam seringkali dialami oleh anak
hiperaktif. Selaras dengan pendapat tersebut anak yang mengalami perilaku hiperaktif
ditandai dengan kurang perhatian, mudah teralih perhatian, emosi yang meledak-ledak
serta aktivitas yang berlebihan (Prasetyono 2008:99).
Perilaku hiperaktif ditandai dengan karakteristik seperti kebiasaan memukul
orang lain secara tiba-tiba, melakukan hal kasar, hingga menangis kencang jika
keinginan nya tidak terpenuhi, kegiatan lain yaitu sulit mendengar nasehat seperti
dalam bermain, menunjukkan perilaku tidak sabar menunggu giliran dan selalu
mengganggu teman lain.
Gangguan hiperaktif biasanya diiringi dengan gangguan tidak sabaran,
terburu-buru, atau tergesa-gesa disebut juga dengan impulsivitas. Gangguan
impulsivitas dapat dilihat dari tidak sabar dalam melakukan hal apapun . Kontrol
emosi dan pengendalian diri penderita hiperaktif mudah berubah-ubah.
Perilaku hiperaktif dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut
berasal dari diri sendiri dan dari luar. Faktor yang datang dari diri sendiri disebut
faktor intrinsik, serta faktor yang datang dari luar disebut dengan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik meliputi kesehatan yang terganggu, keadaan fisik yang lemah seperti
mengalami gangguan asma, alergi, dan infeksi tenggorokan. Lebih lanjut faktor
ekstrinsik yang menjadi penyebab perilaku hiperaktif di antaranya adalah dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Faktor dari lingkungan misalnya yaitu orangtua yang terlalu memanjakan,
disiplin yang terlalu kaku dari orangtua, orientasi kesenangan, orangtua yang terlalu
otoriter, tuntutan orangtua yang terlalu kaku, kurangnya pengawasan orangtua, serta
kurangnya komunikasi antar keluarga karena orangtua yang terlalu sibuk dengan
pekerjaan.
B. Konsep Pendekatan Penelitian

1. Proses pengumpulan data kualitatif observasi untuk mendapatkan berbagai data yang
dibutuhkan. Macam kegiatannya seperti mengamati, merekam, dan
mendokumentasikan setiap indikator, apakah hal itu berkaitan dengan aspek proses
maupun hasil. Selain itu, fungsi observasi adalah untuk mengetahui apakah
pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta bagaimana
dampak dari pelaksanaan kegiatan apakah negatif atau positif.
2. Menggunakan topik terfokus Topik diskusi ditentukan terlebih dahulu dan diatur
secara berurutan. Pertanyaan diatur sedemikian rupa sehingga dimengerti oleh peserta
diskusi (Krueger, 1988). Topik penelitian yang tidak dapat dilakukan yaitu topik
penelitian yang mempelajari preferensi manusia (seperti bahasa, sarana diseminasi,
pesan kunci, dan sebagainya), topik yang menjelaskan bagaimana pengertian dan
penerimaan kelompok masyarakat terhadap suatu hal, serta topik penelitian yang
bertujuan untuk menggali respons individu (untuk informasi kuantitatif).

C. Kerangka Berpikir

Anak yang memiliki tingkah laku Hyper-Aktif dapat mengalami permasalahan


baik fisik maupun psikologis. Permasalahan fisik diantaranya tidak dapat duduk
tenang, berlarian pada situasi yang tidak tepat, dan berbicara tanpa henti. Lebih lanjut
permasalahan psikologis yang dialami anak hiperaktif yaitu merasa gelisah jika tidak
mendapatkan hal yang diinginkan nya , tingkat intelegensi yang kurang, mudah
marah, serta terdapat kemungkinan dijauhi oleh teman-temannnya.

Jadi, penerapan yang harus dilakukan agar mencegah tingkah laku anak yang
Hyper-Aktif peran orang tua dan lingkungan tempat tinggal nya sangat berpengaruh
besar. Untuk mencegah nya mungkin orang tua dapat memberikan perhatian lebih
kepada anak tetapi juga tidak terlalu memanjakannya dan beriukan hukumam
sewajarnya ketika anak melakukan kesalahan agar ada kemungkinan untuk dia tidak
akan melakukan kesalahan yang sama di waktu berikutnya.
BAB III

METODE SURVEY

A. Tempat dan waktu survey

Penelitian ini dilakukan di Desa Kelambir, Kecamatan Pantai Labu dan bertepatan
pada sore hari atau sekitar pukul 16.00 wib

B. Subjek Survey
Subjek penelitian ini adalah anak kecil berusia 4 tahun yang memiliki gangguan
mental.

C. Teknik pengumpulan Data


Dengan teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara bebas terpimpin. Arikunto (2013: 199) menjelaskan bahwa wawancara
bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah dibuat.
Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan wawancara. Peneliti mendapatkan
informasi langsung dengan teknik wawancara dari Ketua Lembaga PKBM Sampe
Maju.
Dan dengan metode Observasi Menurut Sugiyono (2015: 204) observasi
merupakan kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada
proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan
non-partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi
non-partisipan. Dalam melakukan observasi, peneliti memilih halhal yang diamati
yang berkaitan dengan penelitian.

Jadi penelitian ini saya menggunakan metode Wawancara dan Observasi.

D. Instrumen Survey

Pada penelitian ini yang bertindak sebagai instrumen adalah peneliti sendiri.
Peneliti sebagai human instrument akan mengamati proses tingkah laku anak.

Moleong (2011: 168) menjelaskan manusia sebagai instrumen penelitian karena


manusia sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan
pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil Survey


B. Pembahasan

Dari hasil Observasi/pengamatan yang saya lakukan , saya dapat


menyimpulkan tentang penyebab timbulnya tingkah laku Hyper-Aktif pada anak
tersebut, dan dari hasil wawancara kepada ibu dari anak tersebut saya juga
mengetahui kesulitan belajar anak tersebut dari sejak dini :

1. Jenis Gangguan Psikologis yang dialami

Tingkah laku Hyper-Aktif : anak hiperaktif adalah mereka yang mengalami


gangguan pemusatan perhatian dengan ditandai sering melakukan gerakan, hal ini
dapat menimbulkan efek pada psikis, fisik, sampai masalah sosial.

2. Penyebab Timbulnya Gangguan Psikologis (Hyper-Aktif)

Beberapa faktor penyebab hiperaktif pada anak seperti faktor genetik atau
keturunan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, faktor lingkungan, dan faktor
makanan dan juga faktor psikologis, faktor pemanjaan, faktor kurang disiplin dan
pengawasan, faktor orientasi kesenangan.

3. Kesulitan Belajar yang dialami penderita Gangguan (Hyper-Aktif)

Hiperaktif dapat mempengaruhi tingkat akademik anak. Dampak yang


ditimbulkan seperti:

a. Lambat dalam melakukan suatu hal atau dengan kata lain tidak dapat segera
memulai.
b. Cenderung tidak perduli dengan hal yang dipelajari nya.
c. Susah mengingat sesuatu hal .
C. Temuan Lapangan

Hasil temuan dilapangan peneliti berhasil mengumpulkan data hasil


wawancara dengan ibu dari seorang anak Hyper-Aktif tersebut.

Berdasarkan wawancara dengan ibu dari anak hyperaktif tersebut, Bahwa


tingkah laku hyper aktif nya ini muncul setelah mereka pindah dari daerah kota ke
daerah desa disini, dan dalam hal berteman pada saat tinggal di kota anak tersebut
tidak pernah bermain dan tidak memiliki teman sedangkan saat tinggal di daerah desa
anak tersebut lebih mendapatkan banyak teman.

Anak ini juga tidak tinggal bersama orang tua kandung nya melainkan tinggal
bersama orang tua angkat sejak usia dini, dan ibu anak tersebut juga berkata bahwa
belakangan ini tingkah laku hyper aktif nya makin menjadi, misalnhya setiap melihat
orang yang baru saja dikenal langsung dipukul dan ketika memiliki banyak mainan
selalu memamerkannya kepada teman teman nya tetapi tidak mau meminjamkan
mainan nya kepada teman tersebut dan terkadang marah hingga menyakiti diri nya
sendiri seperti memukul kepala sendiri ketika permintaannya tidak dituruti.

Berdasarkan hasil pengamatan saya, saya melihat anak ini terlalu dimanjakan
oleh orang tua angkat nya , seperti menuruti untuk membeli jajan dalam jumlah yang
banyak dalam sehari padahal usia anak tersebut masih berusia 4 tahun atau tergolong
usia balita, setelah saya amati lama kelaman anak ini tidak memiliki teman, ketika dia
bermain kerumah temannya bahkan ibu dari temannya tersebut mengantarkannya
pulang. Dan ketika anak ini salah dan saya berikan pengertian dia malah memukul
saya akibat tidak terima dinasehati. Orang tua angkat dari anak ini sendiri juga terlalu
membebaskan dia untuk bermain dan melukai siapa saja tanpa pernah menghukum
perbuatan anak tersebut.

Dalam kesulitan belajar sendiri biasanya di usia anak masih tergolong balita
daya ingat anak sangat tinggi, misalnya saja dapat menyebutkan nama huruf atau
angka dan bahkan dapat menghafal lagu anak anak. Tetapi anak ini mengalami
kesulitan didalam hal mengingat tersebut.
 Cara mengatasi anak Hyper-Aktif

Sesuai dengan hasil penelitian saya , cara mengatasi anak yang hyperaktif
yaitu dengan Calon Pendidik Masyarakat tersebut dapat memberikan perhatian
kepada anak tersebut, ajak bermain untuk mengasah pola pikir nya agar daya ingat
nya kembali terbangun , seperti mengajak nya bermain tebak warna , menyusun
puzzle , atau menggambar. Dan ketika ia bersalah Seorang Calon Pendidik
Masyarakat tersebut wajib menghukum anak tersebut dengan hukuman ringan dan
ajarkan agar dia tidak mengulangi hal itu kembali.

Karena anak tersebut tidak tinggal bersama orang tua kandung nya ada
baiknya orang tua angkatnya juga selalu mengajak anak tersebut untuk berkomunikasi
kepada orang tua kandung nya. Dan ketika ia memukul orang lain lakukan hal yang
sama kepada dirinya , agar ia merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan
berkemungkinan tidak akan mengulangi hal tersebut.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


1. Gangguan yang dimiliki anak tersebut adalah Hyper aktif dan
2. Gangguan ini dapat disebabkan karena perpindahan lingkungan tempat tinggal nya
yang dari kota ke desa , dan baru memiliki teman maka dari itu untuk
menyesuaikan diri dia melakukan tindakan yamg dianggap nya dapat menarik
perhatian orang lain tetapi dengan perlakuannya yang cenderung kasar. Alasan
lain gangguan ini dapat terjadi karena kurang nya kasih sayang dari orang tua
kandung nya , dan orang tua angkat yang terlalu memanjakannya.
3. Kesulitan belajar di usia nya yaitu biasanya daya ingat anak sangat tinggi,
misalnya saja dapat menyebutkan nama huruf atau angka dan bahkan dapat
menghafal lagu anak anak. Tetapi anak ini mengalami kesulitan didalam hal
mengingat tersebut atau dapat dikatakan daya ingat nya sangat lemah.
Maka Peneliti yang akan menjadi Calon Pendidik Masyarakat dapat membuat sebuah
permainan yang dapat meningkatkan daya ingat dan mengurangi tingkah laku hyper
aktif anak tersebut secara perlahan .

B. Saran

Demikian hasil Mini Riset ini yang dapat saya selesaikan, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi diri saya sendiri selaku penulis. Dalam
penulisan laporan Mini Riset ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
maka dari itu besar harapan saya untuk menerima kritikan dan saran yang
membangun agar saya memperbaikinya pada tugas-tugas berikutnya. TerimaKasih.
DAFTAR PUSTAKA

Wiwit Viktoria Ulfah. PERILAKU HIPERAKTIF DAN FAKTOR PENYEBABNYA .


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.2019

Pujaningsih. (2006). Penanganan anak berkesulitan belajar:Sebuah pendekatan


kolaborasi dengan orang tua. Jurnal pendidikan khusus.Vol 2 November 2006

Sukma Noor Akbar. TERAPI MODIFIKASI PERILAKU UNTUK PENANGANAN


HIPERAKTIF PADA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN. Jurnal Ecopsy, Volume 4
Nomor 1, April 2017

Anda mungkin juga menyukai