Anda di halaman 1dari 47

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH

MARYANNA (15050350411)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/2
Materi Pembelajaran : Dinamika Partikel
Alokasi Waktu : 3 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.1. Menerapkan konsep pengukuran 3.1.1. Menjelaskan 3 keterampilan proses
berbagai besaran dengan menggunakan penyelidikan IPA
satuan standar (baku). 3.1.2. Menjelaskan kegunaan mempelajari
IPA
3.1.3. Menyebutkan objek yang dipelajari
dalam IPA
3.1.4. Menjelaskan pengertian pengukuran
3.1.5. Menyebutkan hal yang dapat diukur
(besaran) dan tidak dapat diukur
(bukan besaran)
3.1.6. Membandingkan satuan baku dan
tidak baku
3.1.7. Memahami kegunaan satuan baku
dalam pengukuran
3.1.8. Mengkorversi satuan dalam SI (Sistem
Internasional)
3.1.9. Menjelaskan pengertian besaran
pokok
3.1.10. Menyebutkan macam-macam besaran
pokok beserta satuannya
3.1.11. Menjelaskan pengertian besaran
turunan
3.1.12. Menyebutkan macam-macam besaran
turunan beserta satuannya.

4.1. Menyajikan data hasil pengukuran 4.1.1. Menyajikan hasil pengamatan,


inferensi, dan mengkomunikasikan
dengan alat ukur yang sesuai pada diri
hasil
sendiri, mahluk hidup lain, dan benda- 4.1.2. Melakukan pengukuran dengan satuan
tidak baku
benda di sekitar dengan menggunakan
4.1.3. Melakukan pengukuran besaran-
satuan tak baku dan satuan baku. besaran panjang, massa, waktu dengan
alat ukur yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
4.1.4. Melakukan pengukuran besaran-
besaran turunan sederhana yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan
Pertama Melalui demonstrasi, diskusi dan kerja kelompok, peserta didik
diharapkan dapat:
1. Peserta didik dapat Menjelaskan 3 keterampilan proses
penyelidikan IPA
2. Peserta didik dapat Menjelaskan kegunaan mempelajari IPA
3. Peserta didik dapat Menyebutkan objek yang dipelajari dalam
IPA
Kedua Melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok, peserta didik
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian pengukuran
2. Menyebutkan hal yang dapat diukur (besaran) dan tidak dapat
diukur (bukan besaran)
3. Membandingkan satuan baku dan tidak baku
4. Memahami kegunaan satuan baku dalam pengukuran
5. Mengkorversi satuan dalam SI (Sistem Internasional)
Ketiga Melalui diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian besaran pokok
2. Menyebutkan macam-macam besaran pokok beserta satuannya
Keempat Melalui diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian besaran turunan
2. Menyebutkan macam-macam besaran turunan beserta satuannya.

D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Penyelidikan IPA
- Metode Ilmiah dalam Penyelidikan IPA
- Kegunaan Mempelajari IPA
- Objek yang Dipelajari dalam IPA
Pertemuan Kedua
Pengukuran
- Pengertian Pengukuran
- Besaran dan Bukan Besaran
- Satuan Baku dan Satuan Tidak Baku
- Pengukuran dengan Satuan Tidak Baku
- Kegunaan Satuan Baku dalam Pengukuran
- Konversi Satuan dalam SI
Pertemuan Ketiga
Besaran Pokok
- Pengertian Besaran Pokok
- Macam-Macam Besaran Pokok Beserta Satuannya
- Pengukuran Besaran Pokok dengan Alat Ukur
Pertemuan Keempat

E. Model/metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
Model : Kontekstual

F. Alat pembelajaran
Papan tulis
Spidol
Laptop, proyektor dan media presentasi
Lembar kerja
Alat dan bahan percobaan

G. Sumber Belajar
Buku Fisika Untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Penerbit Erlangga, Penulis
Marthen Kanginan)

H. Langkah Pembelajaran
Langkah
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan
Komunikasi  Guru memberikan salam dan berdoa 15 menit
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan
kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Prasyarat kemampuan sebelum
mempelajari subbab (paket halaman
240):
- Contoh aplikasi Hukum I, II, dan
III Newton
- Gaya dan resultan gaya

Motivasi  Guru menanyakan apa alasan kita


harus menggunakan sabuk
keselamatan ketika berada di dalam
mobil yang bergerak ?

Apersepsi  Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran.
Kegiatan Inti
Mengamati  Mengamati demonstrasi kelembaman 100 menit
(paket halaman 242)
 Mengamati demonstrasi pengaruh
gaya (F) dan massa (m) terhadap
percepatan benda (paket halaman
244-245)
 Menemukan aplikasi Hukum I, II,
dan III Newton dalam keseharian

Menanya  Menanyakan pengaruh gaya dan


massa terhadap percepatan benda
 Menanyakan contoh-contoh Hukum I,
II, dan III Newton dalam keseharian
Mengeksplorasi/ Menemukan prinsip terdorongnya roket
mengumpulkan dan pesawat jet dengan menggunakan
Informasi balon (paket halaman 248-249)

Mengasosiasi /  Memformulasikan hukum-hukum


Mengolah Informasi Newton
 Menganalisis aplikasi hukum I, II,
dan III Newton dalam keseharian
 Menganalisis hubungan gaya dan
massa terhadap percepatan

Mengomunikasikan  Membuat laporan tertulis


Penutup
Diakhir pembelajaran  Guru bersama dengan peserta didik 20 Menit
diharapkan : membuat simpulan kegiatan
pembelajaran.
 Guru memberikan umpan balik
proses dan hasil pembelajaran untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran.
 Guru meminta peserta didik untuk
mempelajari konsep gaya dan jenis-
jenis gaya untuk pertemuan
berikutnya
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab
pertanyaan uji kompetensi bab VII
pilihan ganda 1-10 dan essay bagian
A nomor 1-10
Pertemuan Kedua
Pendahuluan
Komunikasi  Memberikan salam dan berdoa 15 Menit
(sebagai implementasi nilai religius).
 Mengabsen, mengondisikan kelas dan
pembiasaan (sebagai implementasi
nilai disiplin).
 Meminta siswa mengumpulkan tugas
dari pertemuan sebelumnya
 Prasyarat kemampuan sebelum
mempelajari subbab (paket halaman
254):
- Definisi gaya, massa, dan berat

Motivasi  Motivasi: Guru menanyakan


perbedaan berat dan massa

Apersepsi  Penyampaian tujuan pembelajaran


Kegiatan Inti
Mengamati  Mengamati benda yang diam dan 100 menit
ditarik

Menanya  Menanyakan tentang gaya yang


bekerja pada benda yang diam atau
bergerak
 Menanyakan konsep gaya sentripetal
pada gerak melingkar

Mengeksplorasi/  Menemukan gaya-gaya yang


mengumpulkan menyebabkan benda dapat mengalami
Informasi gerak melingkar

Mengasosiasi/  Menganalisis gaya-gaya yang


mengolah data terdapat pada benda diam dan
bergerak, serta yang menyebabkan
benda bergerak melingkar

Mengomunikasikan  Membuat laporan tertulis


Penutup
Diakhir pembelajaran  Guru bersama dengan peserta didik 20 Menit
diharapkan : membuat simpulan kegiatan
pembelajaran.
 Guru memberikan umpan balik
proses dan hasil pembelajaran untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran.
 Guru meminta peserta didik untuk
mempelajari analisis kuantitatif untuk
persoalan-persoalan dinamika partikel
untuk pertemuan berikutnya
 Tindak lanjut: Penugasan menjawab
uji kompetensi bab VII pilihan ganda
11-20 dan essay bagian B nomor 11-
17
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan
Komunikasi  Siswa berkumpul dan duduk sesuai 15 Menit
dengan kelompoknya masing-masing.
 Guru memberikan salam dan berdoa
bersama (sebagai implementasi nilai
religius).
 Guru mengabsen, mengondisikan
kelas dan pembiasaan (sebagai
implementasi nilai disiplin).
 Meminta siswa mengumpulkan tugas
dari pertemuan sebelumnya

Motivasi  Motivasi: guru menanyakan gaya apa


saja yang bekerja pada buku yang
diletakkan di atas meja?

Apersepsi  Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran.
Kegiatan Inti
Mengamati  Mengamati jenis-jenis gaya yang 100 Menit
bekerja pada benda yang diam dan
bergerak
 Mengamati video mobil balap ketika
melintasi tikungan

Menanya  Menanyakan tentang gaya yang


bekerja pada benda yang diam atau
bergerak
 Menanyakan gaya yang bekerja pada
benda yang bergerak di tikungan

Mengekspolasi/  Membuat diagram gaya-gaya yang


mengumpulkan bekerja pada benda pada persoalan-
Informasi persoalan dinamika partikel pada
bidang miring (dengan dan tanpa
gesekan), lift, katrol, dan benda
bertumpuk
 Membuat diagram gaya-gaya yang
bekerja pada benda pada persoalan-
persoalan dinamika partikel pada
tikungan jalan (datar dan kasar /
miring dan licin), dan benda bergerak
melingkar (secara horizontal dan
vertikal)

Mengasosiasi/  Menganalisis gaya-gaya yang bekerja


mengolah Informasi pada persoalan benda yang berada di
bidang miring (dengan dan tanpa
gesekan), lift, katrol, benda
bertumpuk
 Menganalisis gaya-gaya yang bekerja
pada persoalan benda yang berada di
tikungan jalan (datar dan kasar /
miring dan licin), dan benda bergerak
melingkar (secara horizontal dan
vertikal)

Mengomunikasikan  Membuat laporan tertulis


 Mempresentasikan hasil kelompok
Penutup
Diakhir pembelajaran  Guru bersama dengan peserta didik 20 Menit
diharapkan : membuat simpulan kegiatan
pembelajaran.
 Guru memberikan umpan balik
proses dan hasil pembelajaran untuk
mengetahui ketercapaian tujuan
pembelajaran.
 Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok terbaik dalam
pembelajaran.
 Tindak lanjut: memberikan tugas
mengerjakan uji kompetensi bab VII
pilihan ganda no 21-25, essay
bagian c nomor 18, 19, 21, 26, 28, 29,
33, 36, 42, 45. Mengerjakan tugas
portofolio (halaman 290)
Pertemuan Keempat
Praktikum Sistem dua Benda

I. Instrumen Penilaian
Pertemuan Pertama
1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Hukum Newton I. Bila resultan gaya yang bekerja
padabenda sama dengan nol maka benda…
A. Pasti dalam keadaan diam
B. Pasti dalam keadaan bergerak
C. Mungkin bergerak lurus beraturan
D. Tidak mungkin diam
E. Mungkin bergerak dipercepat
2.
Apabila diketahui sebuah balok seperti pada gambar, dan lantai yang ditempati balok itu
sangat licin, maka balok akan dalam keadaan…
A. Bergerak lurus beraturan kekanan
B. Bergerak lurus berubah beraturan kekiri
C. Bergerak lurus beraturan ke kiri
D. Diam (tidak bergerak)
E. Bergerak lurus berubah beraturan ke kanan

3.

12 N
36 N

24 N

Berdasarkan gambar diatas, diketahui:

(i) Percepatan benda nol


(ii) Benda bergerak lurus beraturan
(iii)Benda dalam keadaan diam
(iv)Benda akan bergerak jika berat benda lebih kecil dari gaya tariknya
A. (i) dan (iii)
B. (i) , (ii), dan (iii)
C. (ii), (iii), (iv)
D. (iii) dan (iv)
E. (iv) saja

4. Di dalam sebuah lift ditempatkan sebuah timbangan badan. Saat lift dalam keadaan diam
seseorang menimbang badannya, didapatkan bahwa berat badan orang tersebut 500N.
Jika lift bergerak keatas dengan percepatan tetap 5 m/s2, g=10 m/s2 maka berat orang
tersebut menjadi…
A. 100 N
B. 250 N
C. 400 N
D. 500 N
E. 750 N

5. Sebuah truk pengangkut minyak yang massa 20.000 kg berpindah gerak dengan
kecepatan mula-mula 30 m/s. Mobil kemudian di rem sehingga dalam waktu 10 sekon
mobil tersebut telah berhenti. Besarnya gaya rem yang dapat bereaksi pada mobil tersebut
hingga berhenti adalah...
A. 50.000 N
B. 60. 000 N
C. 70. 000 N
D. 80. 000 N
E. 90. 000 N

6. Perhatikan gambar dibawah !

Dari gambar dibawah gaya yang merupakan pasangan aksi dan reaksi adalah …
A. W = -N
B. W = -W’
C. W = -N
D. N = -(Q+P)
E. W = - (Q+P)

7.
Dua balok yang beratnya sama digantungkan pada katrol melalui tali. Jika system dalam
keadaan seimbang, pasangan gaya aksi reaksi adalah…
A. T1 dan T2
B. T1 dan T4
C. T2 dan T3
D. T5 dan T6
E. W1 dan W2

JAWABAN
1. A
2. B
3. A
4. E
5. E
6. A
7. A

Pertemuan Kedua
1. Gaya normal yang dialami oleh balok bermassa 3 Kg ( g = 10 ms-2) pada gambar
dibawah ini adalah …

F = 14 N
A. 44 N
B. 42 N
C. 30 N
D. 16 N
E. 14 N

2. Dua buah benda A dan B masing-masing 2 kg dan 3 kg dihubungkan dengan tali melalui
katrol seperti pada gambar (g=10 m.s-2)!. Jika lantai dan gesekan antara tali dengan
katrol diabaikan, dan B bergerak turun, maka besar tegangan tali T adalah ….

A. 10 N D. 20 N
B. 12 N E. 28 N
C. 15 N

3.

Balok I massanya 1 kg dan balok II massanya 2 kg terletak di lantai licin seperti gambar.
Jika F= 6 N maka gaya kontak antara kedua balok adalah…
A. 0 N
B. 1 N
C. 2 N
D. 4 N
E. 6 N
4.

Bila m1= 2kg, m2= 3 kg, dan m3= 5kg maka besar tegangan tali T1 dan T2 masing-
masing adalah…
A. 10 N dan 15 N
B. 10 N dan 250 N
C. 25 N dan 10 N
D. 10 N dan 25 N
E. 10 N dan 50 N

5.

Jika koefisien gesekan statis antara benda dan lantai 0,5 dan percepatan gravitasi bumi 10
m/s2 maka besar gaya gesek statis maksimum antara benda dan lantai adalah…N
A. 15,2
B. 16,4
C. 24,8
D. 30,4
E. 32,8

6.

Bila massa tali diabaikan maka besar tegangan tali T adalah…. (g=10 m/s2)
A. 12 N
B. 13 N
C. 14 N
D. 15 N
E. 16 N

7.

Koefisien gesek statik antara roda dan jalan 0,4 (percepatan gravitasi 10 m.s-2). Agar
mobil tidak keluar jalur, kecepatan maksimum yang diperbolehkan adalah….
A. Error: Reference source not found
B. Error: Reference source not found
C. Error: Reference source not found
D. Error: Reference source not found
E. Error: Reference source not found

JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. A
6. E
7. C

Pertemuan Ketiga
1. Mobil ambulans berada dalam keadaan diam dan gaya – gaya yang bekerja pada mobil
ditunjukkan seperti gambar dibawah.

Jika mobil dijalankan dengan percepatan konstan 5 ms-2, besar gaya dorong yang
diberikan mesin pada mobil adalah …
A. F = 4800 N
B. F = 4200 N
C. F = 4000 N
D. F = 2600 N
E. F = 1400 N

2. Balok A dan B dengan massa masing-masing adalah 8 kg dan 5 kg dihubungkan dengan


tali melalui katrol seperti gambar. Koefisien gesekan statis dan kinetis antara lantai
dengan balok adalah 0,5 dan 0,3. Balok C yang massanya 4 kg kemudian diletakkan
diatas balok A, maka….

A. Tegangan tali sistem menjasi lebih kecil dari semula


B. Tegangan tali sistem menjadi dua kali semula
C. Sistem balok menjadi diam
D. Sistem balok bergerak dengan percepatan setengah kali semula
E. Sistem balok bergerak dengan kecepatan dua kali semula

3. Sebuah balok bermassa 1 kg meluncur pada bidang miring kasar dari keadaan diam
seperti gambar.

Setelah menempuh jarak 3,75 m, kecepatan balok adalah 7,5 m/s. jika nilai g= 10m/s2 ,
koefisien gesekan kinetis 3/16 dan tan θ = ¾, maka besar gaya tahan F agar balok
berhenti tepat di kaki bidang miring adalah….
A. 3,75 N
B. 5,75 N
C. 7,50 N
D. 9,25 N
E. 12,00 N

4. Reza bermassa 40 Kg berada di dalam lift yang sedang bergerak ke atas. Jika gaya lantai
lift terhadap kaki reza 520 N dan percepatan gravitasi 10 ms-2, maka percepatan lift
tersebut adalah …
A. 1,0 ms-2
B. 1,5 ms-2
C. 2,0 ms-2
D. 2,5 ms-2
E. 3,0 ms-2

5. Sebuah benda bermassa 5 Kg mula – mula diam ditarik ke atas bidang miring yang kasar
dengan gaya 66 N. percepatan yang dialami benda adalah …

A. 4 ms-2
B. 5 ms-2
C. 6 ms-2
D. 8 ms-2
E. 10 ms-2

6. Balok A yang massanya 5 kg diletakkan pada bidang datar yang licin, balok B yang
massanya 3 kg digantung dengan tali dan dihubungkan dengan katrol. Jika g = 10 m/s2,
tentukan percepatan balok tersebut dalam m/s2 ….

A. 3,50
B. 3,75
C. 4,00
D. 5,00
E. 5,25

7.
8. Seorang pembalap mobil sedang melintasi tikungan dengan kemiringan θ dan jari-jari 12
m. kecepatan maksimum mobil 6 m/s,

maka nilai tan θ adalah….


A. 2/3
B. 5/10
C. 3/10
D. 2/11
E. 1/12

JAWABAN
1. E
2. C
3. E
4. E
5. A
6. B
7. B
8. C

Daftar Pustaka
Giancoli, D.C, 2001, Fisika Edisi ke Lima Jilid 2, Jakarta; Erlangga.

Halliday dan Resnick. 2010. Fisika Dasar jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Karyono, Dwi Satya Palupi, Suharyanto. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Nurachmandani, S., Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta; Pusat Perbukuan.

Subagya, H., Wilujeng, I., 2013, Buku Guru Fisika Kelas X, Jakarta; PT. Bumi Aksara.

Suarno, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
Lampiran 1. Materi Pembelajaran pertemuan pertama

A. HUKUM – HUKUM NEWTON TENTANG GERAK


1. Hukum Newton I
Benda pada dasarnya mempertahankan kedudukannya. Jika sebuah benda diam, maka
benda tersebut cendrung ingin diam terus. Begitu pula jika benda tersebut sudah
bergerak maka benda tersebut ingin bergerak lurus beraturan. Hal ini sesuai dengan
hukum I Newton yaitu:
Error: Reference source not found ........................................................................
.......................... (1.1)
“setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol.”

Kecendrungan sebuah benda untuk mempertahakan keadaan diam atau gerak tetapnya
pada garis lurus disebut inersia(kelembaman). Dengan demikian, hukum Newton I
sering di sebut hukum inersia.

Peneraan hukum Newton I dalam kehidupan


sehari – hari, diantaranya sebagai

berikut:

a. Pada saat mobil/motor dijalankan agak cepat


pertama kali dan kita tidak menyadari dan
kita akan terdorong ke belakang. Pada saat
mobil mendadak berhenti maka kita
terdorong ke depan.
b. Koin yang berada di atas kertas di meja tidak
bergerak ketika kertas ditarik secara cepat.
c. Ayunan bandul sederhana.
d. Pemakaian roda gila pada mesin.
2. Hukum Newton II
Newton berpendapat bahwa kecepatan akan
berubah. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah
benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah.
Akan tetapi jika gaya total itu mempunyai arah yang
berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan
memperkecil laju benda. Jika arah gaya total yang
bekerja berbeda arah dengan arah gerak benda, maka
arah kecepatannya akan berubah( dan mungkin
besarnya juga). Karena perubahan laju atau kecepatan
merupakan percepatan, berarti dapat dikatakan bahwa
gaya total dapat menyebabkan percepatan.
Bagaimana hubungan antara percepatan dan gaya? Pengalaman sehari-hari dapat
menjawab pertanyaan ini. Ketika kita mendorong kereta belanja, maka gaya total yang
terjadi merupakan gaya yang kita berikan di kurangi dengan gaya gesek antara kereta
tersebut dengan lantai. Jika kita mendorong dengan gaya konstan selama selang waktu
tertentu, kereta belanja mengalami percepatan dari keadaan diam sampai laju tertentu.
Ini menunjukkan percepatan kereta dua kali lebih besar . jadi percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya total yang diberikan. Selain bergantung pada gaya,
percepatan benda juga tergantung pada massa. Semakin besar masa maka percepatan
akan semakin kecil, jadi percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan
massanya.
Hukum Newton II menyatakan bahwa percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang
bekerja pada suatu benda besarnya berbanding lurus dan searah dengan gaya total itu
dan berbanding terbalik dengan massa benda. Secara matematis ditulis:

(1.2)

Ket: a : percepatan
F : gaya
m : massa
Peneraan hukum Newton II dalam kehidupan sehari – hari, diantaranya sebagai
berikut:

a. Menimba air di sumur menggunakan katrol .


b. Bola yang menggelinding pada bidang miring
c. Buah kelapa jatuh bebas dari pohonnya
d. Sistem benda pada sistem gerak di bidang horizontal
3. Hukum Newton
Hukum Newton kedua menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya
mempengaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gaya-gaya itu datang?
Beberapa pengamatan membuktikan bahwa gayayang diberikan ke siebuah benda selalu
diberikan oleh benda lain. Seekor kuda menarik kereta, seseorang mendorong kereta
belanja, martil mendorong paku, magnet menarik penjepit kertas. Pada semua contoh ini,
gaya diberikan pada sebuah benda, dan gaya tersebut diberikan oleh benda lain.
Misalnya, gaya yang diberikan pnda paku diberikan oleh martil.
Tetapi Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang
benar martil memberikan gaya pada paku (Gb. 4-8). Tetapi paku tersebut jelas
memberikan gaya kembali kepada martil, karena kecepatan martil tersebut dengan cepat
diperkecil sampai nol setelah terjadi kontak. Hanya gaya yang besarlah yang
menyebabkan perubahan kecepatan martil yang begitu cepat. Dengan demikian, kata
Newtory kedua benda tersebut harus dipandang sama. Martil memberikan gaya pada
paku, dan paku memberikan gaya balik kepada martil. Ini merupakan inti dari hukum
gerak, Newton ketiga:
“Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang
pertama”

(1.3)

Hukum III Newton dapat di jumpai jika seseorang berdiri di atas sepatu roda
mendorong dinding di depannya yang berdiri tegak maka orang tersebut akan terdorong
ke belakang hal ini terjadi karena orang itu memberi
gaya aksi pada dinding maka dinding memberi gaya
reaksi pada orang tersebut besarnya sama, tapi arahnya
berlawanan.

Peneraan hukum Newton II dalam kehidupan


sehari – hari, diantaranya sebagai berikut:

a. Peluncuran roket
b. Gerak benda yang dihubungkan dengan tali
c.Pemutusan tali rafia atau benang tanpa
menggunakan alat bantu gunting atau pisau melainkan dengan hentakan.
d. Perenang menolakkan kakinya pada dinding kolam renang.
Lampiran 2. Materi Pembelajaran Pertemuan Kedua

1. Gaya Berat

Gaya berat (diberi lambang Error: Reference source not found dari kata “weight”) adalah
gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada suatu benda. Bagaimana hubungan antara massa dan
berat ? jika suatu bends dilepas dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Jika hambatan angin
diabaikan, maka satu-satunya gaya yang bekerja pada benda adalah gaya gravitasi Bumi (berat
benda). Benda akan mengalami erak jatuh bebas dengan percepatan ke bawah sama dengan
percepatan gravitasi. Dengan menggunakan Hukum II Newton pada benda jatuh bebas ini, di
peroleh hubungan antara berat dan massa.

Rumus berat

Ke mana kah arah gaya berat ? berat adalah gaya gravitasi Bumi (sering disebut dengan gaya
tarik bumi ). Karena itu, vektor berat selalu berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke
pusat bumi.

Dengan demikian, vektor berat suatu benda di Bumi selalu kita gambarkan berarah tegak
lurus ke bawah dimanapun posisi benda diletakkan, apakah pada bidang horizontal, bidang
miring, atau kah pada bidang tegak.

Percepatan gravitasi di permukaan Bumi secara rata-rata adalah Error: Reference source not
found. Pada materi ini percepatan gravitasi suatu pelanet dianggap konstan, walaupun
sebenarnya tidaklah demikian.

Pertama percepatan gravitasi g bergantung pada pelanet tempat benda berada. Olehnkarena
itu, berat benda juga bergantung pada pelanet tempat benda berada. Berat buah melon sangatlah
berbeda ketika berada di Bumi, di Bulan, ataupun di luar angkasa. Di permukaan bumi berat 1
kg buah melon adalah 9,8 N. Di permukaan Bulan, beratnya hanya kira-kira 1,5 N. Ini karena
percepatan gravitasi bulan Error: Reference source not found kali percepatan gravitasi Bumi.di
luar angkasa yang jauh dari pelanet mana pun, percepatan gravitasi hampir sama dengan nol. Ini
menyebabkan berat 1 kg buah melon hampir nol. Kita katakan bahwa buah melon tersebut
kehilangan berat.

Kedua kecepatan gravitasi disuatu pelanet bergantung pada jaraknya dari pusat pelanet.
Makin jauh dari pusat pelanet, makin berkurang gravitasinya. Olehkarena itu makin jauh dari
pusat pelanet, makin berkurang berat benda. Misalnya berat 1 kg paku diatas permukaan Bumi
adalah 9,8 N. Diketinggiam 1000 km diatas permukaan Bumi, berat paku adalah 7,3 N. Di
ketinggian 5000 km, berat paku adalah 3,1 N.

2. Gaya Normal

Jika anda berdiri di atas matras, bumi akan menarik anda ke bawah, tetapi anda tetap diam,
alasannya dalah karena matras, yang bentuknya berubah karena anda, mendorong anda ke atas
sama halnya ketika anda berdiri di atas lantai, lantai akan mengalami perubahan bentuk (lantai
akan tertekan, bengkok, atau melengkung ewalaupun hanya sedikit ) dan mendorong anda ke
atas bahkan lantai yang kelihatannya sangat keras pun melakukan hal ini. ( jika tidak diletakkan
langsung di atas tanah, orang-orang di atas lantainakan langsung memecahkan lantai tersebut ).

Dorongan yang bekerja pada anda oleh lantai dan matras disebut gaya normal,
penyebutannya tersebut diambil dari istilah matematika normal, yang berarti tegak lurus : gaya
yang bekerja pada anda dari lantai tegak lurus terhadap lantai

Gaya normal arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua buah
permukaan yang bersentuhan, yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.

Mengapa buki yang diletakkan di atas meja tidak jatuh? Tentu saja harus ada gaya yang
mengimbangi berat buku, Error: Reference source not found, agar buku tidak jatuh. Buku
bersentuhan dengan meja sehingga pada buku ( tepatnya pada bidang sentuh buku dan meja )
bekerja gaya Fbuku, meja yang arahnya tegak lurus pada bidang sentuh yaitu vertikal ke atas, gaya
inilah yang di sebut gaya normaldi beri lambang N

Rumus gaya normal


3. Gaya Gesek

Jika kita meluncurkan atau berusaha untuk meluncurkan suatu benda di atas suatu
permukaan, gerakkan akan tertahan oleh gesekan antara benda dan permukaan. Tahanan ini
dianggap sebagai gaya tunggal yang di sebut gaya gesek atau cukup dengan gesekan saja. Gaya
ini di arahkan sepanjang permukaan berlawanan arah dengan arah gerak benda. Kadang- kadang
untuk menyederhanakan keadaan, gesekan dapat diabaikan (permukaan dikatakan tampa
gesekan).

Arah gaya gesek

Gaya gesek termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua buah benda
bersentuhan langsung secara fisik. Di SMP anda telah mempelajari bahwa gaya gesek bekerja
ketika benda berada di udara, air, ataupun meluncur di atas benda oadat lainnya. Anda juga telah
mengetahui bahwa untuk benda yang bergerak melalui udara, gaya gesekan udara pada benda
bergantung pada luas benda yang bersentuhan dengan udara. Makin besar luas bidang sentuh,
makin besar gaya gesekan udara pada benda. Konsep ini dimanfaatkan oleh penerjun yang
membuka parasutnya untuk memperlambat gerak jatuhnya. Akan tetapi, untuk benda padat ,
yang meluncur diatas benda padat lainnya, luas bidang sentuh ternyata tidak mempengaruhi
besar gaya gesekan. Dengan demikian, gaya gesekan antara balok dan lantai sama besar, baik
balok berdiri pada lantai dengan luas bidang sentuh besar ataupun dengan luas bidang sentuh
kecil.

Ketika anda mendorong sebuah benda dan benda tidak bergerak, maka gaya gesekan pada
benda adalah gaya gesekan statis. Tetapi jika benda bergerak, maka gaya geseknya adalah gaya
gesek kinetis. Gaya gesek statis mulai dari nol dan membesar sesuai dengan gaya dorong anda
sampai mencapai suatu nilai maksimum. Sedangkan gaya gesekan kinetis selalu lebih keil
daripada gaya gesekan stais maksimum.

Persamaan gaya gesek statis:


Error: Reference source not found = benda tetap diam

Error: Reference source not found = benda mulai bergerak

Persamaan gaya gesek kinetis :

4. Gaya Tegangan Tali

Ketika sebuah kawat (tali, kabel, atau benda serupa) ditempelkan pada benda dan ditarik,
kawat menarik benda dengan gaya yang arahnya menjauhi dan diarahkan sepanjang kawat , gaya
ini sering disebut dengan gaya tegangan karena kawat dikatakan berada dalam keadaan tegang
(atau berada dalam ketegangan) , yang berarti bahwa kawat sedang ditarik menegang. Tegangan
pada kawat adalah magnitudo gaya Error: Reference source not found pada benda. Misalnya, jika
gaya pada benda dari kawat mempunyai magnitudo Error: Reference source not found N,
tegangan dalam kawat adalah 50 N.

Kawat seringkali disebut tidak bermassa (yang berarti massanya dapat diabaikan
dibandingkan dengan massa benda ) dan tidak tapat meregang. Kawat hanya ada sebagai
penghubung antara dua benda. Kawat menarik kedua benda dengan magnitudo gaya Error:
Reference source not found yang sama, bahkan jika benda dan kawat mengalami percepatan dan
bahkan jika kawat bergerak melalui roda katrol yang tidak bermassa dan tidak mempunyai
gesekan. Katrol seperti itu mempunyai massa yang dapat diabaikan dibandingkan dengan massa
benda dan gesekan yang dapat diabaikan pada poros yang menghambat rotasinya. Jika kawat
membelit setengah roda katrol, maka gaya neto pada katrol dari kawat mempunyai magnitudo
Error: Reference source not found.

5. Konsep Gaya Sentripetal

Benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami percepatan dengan arah tegak
lurus terhadap vektor kecepatan menuju ke pusat lingkaran. Percepatan ini disebut percepatan
sentripetal (diberi lambang as), dan besarnya dinyatakan oleh
Telah anda ketahui juga bahwa percapatan selalu ditimbulkan oleh gaya. Dengan
demikian, percepatan sentripetal, Error: Reference source not found pastilah disebabkan oleh
gaya sentripetal, (diberikan lambang Error: Reference source not found ). Sesuai dengan hukum
II Newton, hubungan antara percepatan sentripetal Error: Reference source not found, dan gaya
sentripetal, Error: Reference source not found adalah

Atau

Karena arah percepatan sentripetal tegak lurus terhadap vektor kecepatan, menuju
kepusat lingkaran, maka arah gaya sentripetal juga tegak lurus terhadap vektor kecepatan,
menuju ke pusat lingkaran.

Asal gaya sentripetal

Gaya sentripetal

Seperti telah anda ketahui bahwa suatu benda bergerak melingkar karena adanya resultan
gaya yang menuju ke pusat lingkaran. Oleh karena itu, dalam setiap persoalan gerak melingkar,
kita harus dapat menunjukan asal resultan gaya yang menuju ke pusat lingkaran. Resultan gaya
inilah yang berfungsi sebagai gaya sentripetal.
Pada gambar di atas dapat kita lihat jika anda memutar tali horizontal diatas kepala. Maka
bola bergerak melingkar. Di sini yang berfungsi sebagai gaya sentripetal yang menarik bola
menuju ke pusat lingkaran adalah gaya tegangan tali, Error: Reference source not found seperti
ditunjukan pada gambar diatas. Dengan demikian berlaku,

Error: Reference source not found asal gaya sentripetal adalah gaya tegangan
tali

Error: Reference source not found rumus gaya sentripetal

Jadi, Error: Reference source not found

Dapatkah sebuah mobil membelok pada tikungan jalan horzontal licin? Dari pengalaman
kita dapati bahwa mobil sangat sulit atau bahkan hampir tidak mungkin membelok pada tikungan
jalan horizontal yang licin (gaya gesekan hampir nol ). Mobil baru dapat membelok jika
tikungan jalan horizontal tersebut kasar. Jelaslah bahwa yang berfungsi sebagai gaya sentripetal
pada mobil yang membelok adalah gaya gesekan yang dikerjakan permukaan jalan horizontal
kasar pada keempat ban mobil. Apakah jenis gaya gesekan ini: statis atau kinetis? Ketika mobil
membelok maka ban-ban mobil adalah berputar dan bukan meluncur, sehingga gaya gesekannya
adalah gaya gesekan statis. Jika mobil slip (tergelincir) sehingga keempat bannya meluncur di
atas jalan, barulah gaya gesekannya adalah gaya gesekan kinetis.
Lampiran 3. Materi Pembelajaran Pertemuan Ketiga

Kalau kita meletakkan sebuah buku di atas meja dalam kondisi tertentu buku tersebut
diam di atas meja. Buku mempunyai massa dan gaya berat. Jika buku diam tentu ada sesuatu
yang mengimbangi gaya berat buku tersebut. Gaya apa yang mengimbangi gaya berat buku
tersebut? Masalah ini oleh Newton dijelaskan dalam Hukum III Newton

W adalah gaya berat buku karena gaya tarik bumi.

W’ = -W dikerjakan oleh buku pada bumi.

W dan W’ adalah pasangan aksi dan reaksi.


W’ = W.

Apabila sebuah benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua, maka benda kedua
mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar dan arahnya berlawanan dengan arah gaya
pada benda pertama tersebut. Hubungan antara gaya aksi dan reaksi dirumuskan sebagai
berikut:

.... (2.33)
(tanda negatif menunjukkan arah aksi berlawanan dengan arah reaksi).

Penerapan Hukum-Hukum Newton


Penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari dengan menganggap
dalam proses gerakan benda tidak ada gesekan antara benda dan papan/lantai. Dalam rangka
membantu/mempercepat pemahaman siswa maka dalam penyelesaian hukum-hukum Newton
digunakan system koordinat 2 dimensi (sumbu x dan sumbu y), kemudian kita tinjau untuk
masing-masing koordinat.
a. Gerak Benda pada Bidang Licin
Sebuah balok berada pada papan yang licin sempurna (tidak ada gesekan antara papan
dan benda). Balok ditarik oleh sebuah gaya yang besarnya F ke arah mendatar. Berapa
percepatan benda tersebut?
Untuk menyelesaikan persoalan ini dibuat sistem koordinat x - y (sumbu x dan sumbu y).
Peninjauan gaya-gaya yang bekerja pada sistem sumbu y (Lihat Gambar 2.16):

Gambar 2.16. Gaya F bekerja pada benda yang berada pada papan yang licin sempurna.

.... (2.34)
dengan:

= gaya yang sejajar dengan sumbu y (N),

= berat benda (N),

= gaya yang tegak lurus bidang dimana benda berada, disebut gaya normal (N).
Benda tidak bergerak sepanjang sumbu y, maka:

sehingga persamaan (2.32) menjadi:

.... (2.37)
Peninjauan gaya-gaya yang bekerja pada sistem sumbu x:
.... (2.38)

b. Gerak benda pada bidang miring

Gambar 4.13 menunjukkan sebuah balok yang bermassa m bergerak menuruni bidang miring
yang licin. Dalam hal ini kita anggap untuk sumbu x ialah bidang miring, sedangkan sumbu y
adalah tegak lurus pada bidang miring.
Komponen gaya berat w pada sumbu y adalah:
wy = w.cos α = m.g.cos α
Resultan gaya-gaya pada komponen sumbu y adalah:
ΣFy = N – wy = N – m.g.cos α
Dalam hal ini, balok tidak bergerak pada arah sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy =0
N – m.g.cos α = 0
N = m.g.cos α ...................................................... (4.5)
dengan:
N = gaya normal pada benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang
Sementara itu, komponen gaya berat (w) pada sumbu x adalah:
wx = w.sin α = m.g.sin α
Komponen gaya-gaya pada sumbu x adalah:
ΣFx = m.g.sin α
Dalam hal ini, balok bergerak pada arah sumbu x, berarti besarnya percepatan benda dapat
dihitung sebagai berikut:
ΣFx = m.a
m.g.sin α = m.a
a = g.sin α .................................................. (4.6)
dengan:
a = percepatan benda (m/s2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
α = sudut kemiringan bidang
berikut:
ΣFx = m.a
m.g.sin α = m.a
a = g.sin α .................................................. (4.6)
dengan:
a = percepatan benda (m/s2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

α = sudut kemiringan bidang

c. Gerak benda – benda yang dihubungkan dengan tali

Gambar 4.14 menunjukkan dua buah balok A dan B dihubungkan dengan seutas tali
terletak pada bidang mendatar yang licin. Pada salah satu balok (misalnya balok B) dikerjakan
gaya F mendatar hingga keduanya bergerak sepanjang bidang tersebut dan tali dalam keadaan
tegang yang dinyatakan dengan T.
Apabila massa balok A dan B masing-masing adalah mA dan mB, serta keduanya hanya bergerak
pada arah komponen sumbu x saja dan percepatan keduanya sama yaitu a, maka resultan gaya
yang bekerja pada balok A (komponen sumbu x) adalah:
Σ Fx(A) = T = mA.a ................................................. (4.7)
Sementara itu, resultan gaya yang bekerja pada balok B (komponen sumbu x) adalah:

Σ Fx(B) = T = mB.a.......................................... (4.8)


Dengan menjumlahkan persamaan (4.7) dan persamaan (4.8) didapatkan:
F – T + T = mA.a + mB.a
F = (mA + mB)a
a =Error: Reference source not found ....................................... (4.9)
dengan:
a = percepatan sistem (m/s2)
F = gaya yang bekerja (N)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)

d. Gerak benda di dalam lift

Gambar 4.15 menunjukkan seseorang yang berada di dalam lift. Dalam hal ini ada beberapa
kemungkinan peristiwa, antara lain:

a. Lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.


Komponen gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = N – w
Dalam hal ini, lift dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap (GLB) pada
komponen sumbu y, berarti ay = 0, sehingga:
ΣFy = 0
N–w=0
N = w = m.g ................................................... (4.10)
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
b. Lift dipercepat ke atas
Komponen gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = N – w
Dalam hal ini, lift bergerak ke atas mengalami percepatan a, sehingga:
ΣFy = N – w
N – w = m.a
N = w + (m.a) ................................ (4.11)
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)

c. Lift dipercepat ke bawah


Komponen gaya pada sumbu y adalah:
ΣFy = w – N
Dalam hal ini, lift bergerak ke bawah mengalami
percepatan a, sehingga:
ΣFy = m.a
w – N = m.a
N = w – (m.a) ................................. (4.12)
dengan:
N = gaya normal (N)
w = berat orang/benda (N)
m = massa orang/benda (kg)
a = percepatan lift (m/s2)
Catatan: Apabila lift mengalami perlambatan, maka
percepatan a = -a.

e. Gerak benda yang dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol


Gambar 4.17 menunjukkan dua buah balok A dan B yang dihubungkan dengan seutas tali
melalui sebuah katrol yang licin dan massanya diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar
dari massa benda B (mA > mB), maka benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak naik.
Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak besarnya
tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang dialami oleh
masing-masing benda adalah sama yaitu sebesar a.
Dalam menentukan persamaan gerak berdasarkan Hukum II Newton, kita pilih gaya-gaya
yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan gaya-gaya yang berlawanan
arah dengan gerak benda diberi tanda negatif (-).
Resultan gaya yang bekerja pada balok A adalah:
ΣFA = mA .a
wA – T = mA.a ..................................................... (4.13)
Resultan gaya yang bekerja pada balok B adalah:
ΣFB = mB.a
T – wB = mB.a ...................................................... (4.14)

Dengan menjumlahkan persamaan (4.13) dan persamaan (4.14) didapatkan:


wA – wB = mA.a + mB.a
(mA – mB)g = (mA + mB)a
a = Error: Reference source not found.................................... (4.15)
Secara umum, untuk menentukan percepatan gerak benda (sistem Gambar 4.17) berdasarkan
persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΣF = Σm.a
wA – wB = mA.a + mB.a
(mA – mB)g = (mA + mB)a
a = Error: Reference source not found.................................. (4.16)
dengan:
a = percepatan sistem (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/s2)
Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan
mensubstitusikan persamaan (4.13) atau (4.14), sehingga
didapatkan persamaan sebagai berikut:
T = wA – mA.a = mA.g – mA.a = mA(g – a) ........ (4.17)
atau
T = mB.a + wB = mB.a + mB.g = mB(a+g) ............ (4.18)

Selanjutnya, salah satu benda terletak pada bidang mendatar yang licin dihubungkan dengan
benda lain dengan menggunakan seutas tali melalui sebuah katrol, di mana benda yang lain
dalam keadaan tergantung tampak seperti pada Gambar 4.18 di bawah.
Dalam hal ini kedua benda merupakan satu sistem yang mengalami percepatan sama, maka
berdasarkan persamaan Hukum II Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΣF = Σm.a
wA – T + T – T + T = (mA + mB)a
wA = (mA + mB)a
mA.g = (mA + mB)a
a = Error: Reference source not found............................................. (4.19)
dengan:
a = percepatan sistem (m/s2)
mA = massa benda A (kg)
mB = massa benda B (kg)
g = percepatan gravitasi setempat (m/s2)

Besarnya tegangan tali (T ) dapat ditentukan dengan meninjau resultan gaya yang bekerja pada
masing-masing benda, dan didapatkan persamaan:
T = mA.a ............................................................. (4.20)
atau
T = wB – mB.a = mB.g – mB.a = mB(g – a) ......... (4.21)

B. Dinamika gerak melingkar beraturan


Menurut Hukum II Newton, sebuah benda yangmengalami percepatan harus memiliki resultan
gaya yang bekerja padanya. Benda yang bergerak membentuk lingkaran, seperti sebuah bola di
ujung seutas tali, harus mempunyai gaya yang diberikan padanya untuk mempertahankan
geraknya dalam lingkaran itu. Dengan demikian, diperlukan resultan gaya untuk memberinya
percepatan sentripetal. Besar gaya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan Hukum
II Newton.
Resultan gaya pada komponen radialnya adalah ΣFR =m.aR , di mana aR adalah
percepatan sentripetal, aR =Error: Reference source not found, sedangkan ΣFR adalah resultan
gaya dalam arah radial.
ΣFR = m.aR = Error: Reference source not found............................................. (4.22)
Oleh karena aR diarahkan menuju pusat lingkaran pada setiap waktu, resultan gaya juga harus
diarahkan ke pusat lingkaran. Resultan gaya jelas diperlukan, karena jika tidak ada resultan gaya
yang bekerja, benda tersebut tidak akan bergerak membentuk lingkaran melainkan
bergerak pada garis lurus.
Pada gerak melingkar beraturan, gaya ke samping ini harus bekerja menuju pusat
lingkaran (Gambar 4.19).
Arah resultan gaya dengan demikian terus berubah sehingga selalu diarahkan ke pusat
lingkaran. Gaya ini sering disebut gaya sentripetal (“menuju ke pusat”). Istilah ini hanya
mendeskripsikan arah resultan gaya, bahwa resultan gaya diarahkan menuju pusat lingkaran.
Gaya harus diberikan oleh benda lain. Sebagai contoh, ketika seseorang memutar bola di ujung
sebuah tali membentuk lingkaran, orang tersebut menarik tali dan tali memberikan gaya pada
bola.
1. Gaya pada bola yang berputar (Horizontal)

Gambar 4.20 menunjukkan dua gaya yang bekerja pada bola, yaitu gaya gravitasi m.g dan
gaya tegangan FT yang diberikan oleh tali (yang terjadi karena orang itu memberikan gaya
yang sama pada tali). Jika berat bola itu cukup kecil, dapat kita abaikan. Dengan demikian,
FT akan bekerja secara horizontal ( θ ≈ 0) dan menyediakan gaya yang diperlukan untuk
memberi percepatan sentripetal pada bola. Berdasarkan Hukum II Newton untuk arah radial
pada bidang horizontal yang kita sebut misalnya komponen sumbu x, berlaku:
Fx = m.ax = Error: Reference source not found..................................................... (4.23)

2. Gaya yang berputar ebentuk lingkaran Vertikal


Gambar 4.22 menunjukkan sebuah benda diikat dengan seutas tali yang diputar membentuk
lingkaran vertikal. Bagaimanakah menentukan laju minimum bola pada puncak lintasannya
sehingga bola itu bisa terus bergerak dalam lingkaran?
Pada saat bola berada di puncak (titik A), dua gaya bekerja pada bola, yaitu gaya berat m.g, dan
gaya tegangan, FTA yang diberikan tali pada titik A. Keduanya bekerja dengan arah ke bawah,
dan jumlah vektornya memberikan percepatan sentripetal as kepada bola. Berdasarkan Hukum II
Newton, untuk arah vertikal dengan memilih arah ke bawah (menuju pusat) positif berlaku:
ΣFs = m.as
FTA + m.g = mError: Reference source not found............................................... (4.24)
Persamaan (4.24) menunjukkan bahwa gaya gravitasi dan tegangan tali bersama-sama
memberikan percepatan sentripetal. Gaya tegangan FTA pada A akan menjadi bertambah besar
jika vA (laju bola di puncak lingkaran) dibuat lebih besar, sebagaimana telah diperkirakan. Tetapi
yang ditanyakan adalah laju minimum untuk menjaga agar bola tetap bergerak dalam lingkaran.
Tali akan tetap tegang selama ada tegangan padanya, tetapi jika tegangan hilang (karena vA
terlalu kecil) tali akan melengkung, dan bola akan keluar dari lintasannya. Dengan demikian, laju
minimum akan terjadi jika FTA = 0, sehingga kita dapatkan:
m.g = mError: Reference source not found............................................................ (4.25)
VA = Error: Reference source not found
Lampiran 4. Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

KOEFISIEN GESEK STATIS SISTEM DUA BENDA

Nama : ..........................................................................................
: .........................................................................................
Kelompok : .....................................................................................
Kelas : .........................................................................................

Dasar Teori

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda kan bergerak. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus
berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair ataupun gas. Gaya gesek
antara dua benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
Sedangkan antara benda padat dan cair ataupun gas disebut gaya stokes. Gaya
gesek dapat merugian ataupun menguntungkan. Panas pada proses yang berputar ,
engsel pintu yang berderit dan sepatu aus adala contoh kerugian yang disebabkan
gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak dapat berpindah tempat
karena gesekan kakinya hanya menggelincir diatas lantai. Tanpa adanya gaya gesek
tidak akan tercipta parasut.
Pada gaya gesek terdapat gaya normal yaitu gaya yag dilakukan benda terhadap
benda lain dengan arah tegak lurus bidang antara permukaan benda. Secara
matematika hubungan antara gaya gesek dengan gaya normal adalah sebagai
berikut :
Fs < µk . N dan Fs > µs . N
Tanda sama dengan itu menunjukkan bila gaya gesek mencapai maksimum. Besar µk
dan µs tergantung pada sifat permukaan yang saling bergesekan harganya bisa lebih
besar dari suatu yang biasanya lebih kecil.

Tujuan

Untuk mempelajari gaya gesek antara dua benda bersentuhan.

Untuk menentukan gaya gesek pada benda diam dan benda bergerak

Alat dan bahan

Alat
Tali, 1 unit
Landasan Aluminium kontrol, 1 unit
Neraca Ohaus 2610, 1 unit
Bahan
Pemberat, 1 set
Balok, 1 buah

Prosedur Kerja

Diatur alat-alat seperti dibawah ini.

Gambar 1. Sistem dua benda


Ditambahkan beban pada piringan sampai pada saat benda m2 akan mulai bergerak.

Dicatatlah penambahan (Δm2).

Diatas m1, diberi tambahan beban sampai 5 kali untuk setiap penambahan dilakukan

langkah b.

Diulangi langkah a sampai dengan c untuk permukaan balok yang lain.

Hasil Pengamatan

No Permukaan M1 (Gram) M2 (Gram)


1 1
2 2
1 Aluminiaum - Kayu
3 3
1 1
2 2
2 Aluminium - Plastik
3 3
1 1
2 2
3 Aluminium - Karet
3 3

Pertanyaan

Apa yang dapat disimpulkan mengenai percobaan yang telah kalian lakukan?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................
Apa saja yang mempengaruhi gaya gesek statis?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

Apa yang di maksud dengan gaya gesek statis?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

Kesimpulan

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................
Lampiran 5. Soal Sumatif

1. Menurut Hukum I Newton, sebuah bola


yang diam di sebuah permukaan
horizontal yang halus akan tetap diam
apabila….
A. V berubah-ubah
B. a=0
C. a konstan 5.
D. energi potensialnya=0

2. Berikut adalah pasangan gaya aksi-


reaksi, kecuali…
A. Gaya tolak-menolak antara dua
kutub magnet
B. Gaya tolak-menolak antara dua
muatan listrik statis
C. Gaya tarik menarik antara bumi dan
bulan
D. Gaya berat dan gaya normal
sebuah benda dimeja
E. Gaya tarik menarik antara dua
kawat sejajar berarus listrik
6.

3.

7.

4.
8.
11.

12.

9.

13.

10.
15.

14.

KUNCI JAWABAN

1. B
2. D
3. A
4. A
5. B
6. C
7. C
8. C
9. C
10. B
11. C
12. C
13. E
14. B
15. C

Anda mungkin juga menyukai