Tingkat Kepuasan Pasien
Tingkat Kepuasan Pasien
MARET 2013
Oleh:
Pembimbing 1:
Pembimbing 2:
1
Tingkat Kepuasan Pelayanan Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Kebidanan
Rumah Sakit Ibnu Sina
ABSTRAK
2
KATA PENGANTAR
melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya serta sholawat dan salam kita haturkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, peneliti dapat menyelesaikan skripsi sebagai
salah satu syarat penyelesaian tugas kepaniteraan klinik Bagian Ilmu Kesehatan
judul :
Dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
hambatan dan kesulitan, namun atas dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai
pembantu Dekan.
peneliti dan Dr. drg. Syamsu Khaldun, M.Kes. selaku pembimbing 1 peneliti
bimbingan mulai dari penyusunan proposal sampai pada penelitian skripsi ini.
3
4. Staf pengajar Bagian IKM-IKK FK-UMI yang telah memberikan bimbingan
FK-UMI.
5. Direktur RS. Ibnu Sina beserta staff atas kelancaran yang diberikan selama
penelitian.
6. Kepada kedua orang tua peneliti Drs. A. Baso lili, M.M. dan Watiharni, S.Pd.
yang selama ini telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil,
Mega, Uni, Wiwi, Yudi, Nini, Kak Qq, Kak Kikoy, Kak Ece, Dwi yang
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik
Peneliti
4
DAFTAR ISI
5
3.2 Variabel Penelitian dan Kerangka Konsep ........................................... 16
LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Fasilitas tempat tidur rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina ................ 26
Tabel 5.3 Data ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI ........................ 27
Tabel 5.4 Data ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Tahun 2011 .... 27
.......................................................................................................... 34
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB 1
PENDAHULUAN
Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyakat.
Semua orang menginginkan kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan
mahal. Untuk itu, dalam rangka mendukung kesehatan bagi semua orang, harus ada
upaya yang harus dilakukan, salah satunya adalah pemerintah memberikan sarana
Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yaitu jasa kesehatan. Sebagai
suatu industri maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi
yang bermutu atau berkualitas. Apabila rumah sakit tidak memperhatikan kualitas
kerugian bagi semua pihak baik petugas, pengelola atau pemilik rumah sakit
Menuju era globalisasi dimana persaingan akan lebih terbuka, maka industri
pelayanan kesehatan. Tumbuhnya persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat
dan tajam sehingga setiap rumah sakit dituntut untuk mempertinggi daya saing
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
9
serta berusaha mencegah timbulnya penyakit dikalangan penduduk agar terwujudnya
negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup di lingkungan yang sehat,
Sesuai dengan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen masuk dalam
lingkup pelayanan kesehatan oleh rumah sakit terhadap pasien. Di samping itu dalam
UU No. 23 tahun 1992 yang mengatur tentang kesehatan, semakin memberi kepastian
ini membawa konsekuensi hukum tentang kewajiban dan tanggung jawab rumah sakit
jalan di poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina Oleh Rezki Yulianita pada
Bulan Oktober 2011 dan menemukan bahwa tingkat kepuasan rata-rata pasien
Sina, masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal menejemen waktu dan adminstrasi
rumah sakit. Pelayanan terhadap pasien dilakukan tidak tepat waktu, sehingga pasien
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dianggap perlu melakukan suatu
10
Poliklinik Kebidanan sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai kualitas
1.2.2.1 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi
1.2.2.2 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi
1.2.2.3 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi
1.2.2.4 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi
1.2.2.5 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan sebagai
masukan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu serta informasi dan menambah
11
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia untuk bisa digunakan sebagai bahan
mendatang.
dasar pertimbangan dalam usaha perbaikan rumah sakit pada umumnya dan
sehingga jumlah komplain berkurang dan diharapkan jumlah pasien dapat terus
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dirasakan sama atau melebihi harapannya, akan timbul perasaan puas, sebaliknya
akan timbul perasaan kecewa atau ketidakpuasan apabila hasil yang dirasakannya
Setiap orang atau masyarakat pasti mempunyai karakteristik barang atau benda
yang akan dijadikan sebagai ciri-ciri benda atau barang yang dianggapnya dapat
benda atau barang tersebut. Karakteristik atau ciri-ciri itu jarang sekali sama bagi
setiap orang, pasti selalu ada perbedaan. Ciri-ciri atau karakteristik dari barang,
benda, dan atau jasa yang akan digunakan oleh orang jarang sekali hanya satu,
biasanya terdiri dari beberapa ciri sehingga tidak salah jika disebut bahwa mutu
menganggap suatu barang yang bermutu itu harus mahal harganya atau buatan luar
negeri. (5)
Tingkat kepuasan pasien dapat diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif. Jika
kita akan melakukan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, pengukuran tingkat
kepuasan pasien ini mutlak diperlukan. Melalui pengukuran tersebut, dapat diketahui
13
dapat memenuhi harapan pasien. (5)
Jika belum sesuai dengan harapan pasien, maka hal tersebut akan menjadi suatu
masukan bagi organisasi layanan kesehatan agar berupaya memenuhinya. Jika kineja
layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas layanan kesehatan
sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu datang berobat ke fasilitas
layanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari layanan kesehatan di fasilitas
mengecewakan. (5)
pasien harus diukur dan dianalisa. Hasil analisis tersebut kemudian akan
harapan pasien atau belum. Jika belum memenuhi harapan pasien, harus dilakukan
Upaya untuk mengukur tingkat kepuasan tidaklah mudah, karena upaya untuk
ketidaksopanan. (5)
Bertolak dari pengertian kepuasan pasien yang telah dijelaskan, ada dua
pasien dan komponen kinerja layanan kesehatan. Banyak cara mengukur tingkat
14
kepuasan pasien, tetapi yang akan dijelaskan berikut adalah salah satu cara
dapat dilakukan dengan kuisioner yang berisi aspek-aspek layanan kesehatan yang
dianggap penting oleh pasien. Kemudian pasien diminta menilai setiap aspek tadi,
sesuai dengan tingkat kepentingan aspek tersebut bagi pasien yang bersangkutan. (5)
kurang penting, dan tidak penting. Kemudian tingkat penilaian tersebut diberi
pembobotan misalnya, sangat penting diberi bobot 5, cukup penting diberi bobot 4,
penting diberi bobot 3, kurang penting diberi bobot 2 dan tidak penting diberi bobot
1. (5)
misalnya sangat baik, cukup baik, baik, kurang baik, dan tidak baik. Sangat baik
diberi bobot 5, cukup baik diberi bobot 4, baik diberi bobot 3, kurang baik diberi
Pasien rumah sakit umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori, pasien rawat
inap dan pasien rawat jalan. Dengan demikian, aspek-aspek yang mempengaruhi
kepuasan pasien rawat inap tentunya berbeda dengan pasien rawat jalan.(5)
15
- Pertamanan rumah sakit indah dan dipelihara dengan baik.
- Petujuk arah/ nama ruangan yang jelas dalam lingkungan rumah sakit
- Tersedia tempat pengambilan uang seperti ATM atau bank yang bersih,
- Tersedia lift yang bersih, nyaman dan aman serta dapat memenuhi kebutuhan
pengunjung dan pasien dalam menjangkau lantai atas dari rumah sakit.
mau menolong.
- Kursi untuk pasien yang menunggu giliran panggilan dokter tersedia dengan
cukup.
16
- Dokter melakukan pemeriksaan dengan teliti dan menyeluruh.
- Perawat yang bertugas selalu membantu dan hadir dalam kamar pemeriksa
tepat waktu.
tanggap
- Petugas apotek memberi informasi yang jelas tentang cara minum dan
menyimpan obat.
2.2.1 Pengertian
Ada beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukakan oleh para ahli,
yaitu:(6)
kedokteran diselenggarakan.
alat organisasi yang terdiri atas tenaga medis profesional yang terorganisir
17
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
c. Menurut Wolper dan Pena (1997) rumah sakit adalah tempat dimana orang
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat.
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
18
2.3 TINJAUAN UMUM TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit untuk
standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya
yang tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara
aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosiobudaya dengan
fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap
perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan
1. Kehandalan yang mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja dan
2. Daya tangkap yaitu sikap tanggap para karyawan melayani saat dibutuhkan
pasien.
19
6. Komunikasi yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa
yang dapat mereka pahami serta selalu mendengaran saran dan keluhan
pelanggan.
8. Jaminan keamanan.
10. Bukti langsung yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan
yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai mutu jasa pelayanan adalah:(6)
petugas, karena jasa tidak dapat diamati secara langsung maka pelanggan sering kali
berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dan melakukan evaluasi.
Kenyataan yang berkaitan dengan hal ini mencakup objek yang sangat bervariasi,
b. Kehandalan (reliability)
pelayanan yang akurat, handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab terhadap apa
yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu
kehandalan dari kinerja organisasi, hal ini berkaitan dengan pertanyaan berikut ini,
20
apakah pelayanan yang diberikan dengan tingkat yang sama dari waktu ke waktu.
Untuk melihat dimensi dapat dilihat pernyataan harapan pelanggan di bawah ini :
untuk menyelesaikannya.
3. Layanan yang unggul melayani dengan benar pada waktu pertama kali (tidak
4. Jasa pelayanan yang unggul melayani sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
5. Jasa pelayanan yang unggul memiliki kebijakan agar hasilnya bebas dari
kesalahan.
c. Ketanggapan (responsiveness)
tepat pada waktunya, yang berkaitan dengan keinginan dan kesiapan petugas untuk
pelayanan. Untuk melihat harapan pada dimensi ini dapat dilihat di bawah ini:
2. Petugas yang unggul akan memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat
kepada pelanggan.
4. Petugas yang unggul tidak akan pernah terlalu sibuk untuk menanggapi tuntutan
pelanggan.
21
d. Perhatian (empathy)
perasaan pelanggan, sebagaimana jika pekerja itu sendiri mengalaminya. Dimensi ini
e. Jaminan (assurance)
dan keragu-raguan.
22
BAB 3
KERANGKA KONSEP
pasien dimana pasien mendapatkan pelayanan rumah sakit yang berkualitas akan
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit untuk
standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya
yang tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara
23
5. Assurance adalah jaminan mencakup pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, kesopanan dan sikap dapat dipercaya dari para karyawan, bebas
Pada penelitian ini secara umum variabel yang diteliti dibagi atas 2 bagian
yaitu :
Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina berdasarkan persepsi pasien rawat jalan
di poliklinik tersebut.
terdiri dari :
a. Tangiable
b. Realibility
c. Responsiveness
d. Empathy
e. Assurance
24
3.2.2 KERANGKA KONSEP
TANGIABLE
REALIBILITY
PELAYANAN
RESPONSIVENESS
KESEHATAN
EMPATHY
ASSURANCE
Keterangan gambar :
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada
25
b) Realibility (kehandalan)
Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada
c) Emphaty (Empati)
Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada
memahami dan menempatkan diri pada keadaaan yang dihadapi atau dialami
pasien.
d) Responsiveness (ketanggapan)
Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada
yang tanggap.
Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada
jaminan/kepastian.
dan assurance didasarkan atas nilai rata-rata jawaban responden, kemudian dengan
menggunakan skala Likert maka skor jawaban dari respoden dibandingkan dengan
26
skor tertinggi dari seluruh kuisioner dikali dengan jumlah responden. Adapun nilai
5 = Sangat memuaskan
4 = Memuaskan
3 = Cukup memuaskan
2 = Kurang memuaskan
1 = Tidak memuaskan
Berikut ini kriteria mutu pelayanan kesehatan merujuk pada skala Likert
Skor tertinggi jawaban responden (X) = jumlah pertanyaan x skor jawaban tertinggi
= 22 x 5
= 110 (100%)
Skor terendah jawaban responden (Y) = jumlah pertanyaan x skor jawaban terendah
= 22 x 1
= 22 ( 20%)
= 100% - 20 %
Interval (I) = R : X
= 80% : 5
= 16 %
27
Jadi kriterianya :
36% - 51,99%
3. Cukup memuaskan jika jawaban responden berada pada indeks 52% - 67,99 %
5. Sangat memuaskan jika jawaban responden berada pada indeks 84% - 100 %
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
sederhana atau sampling survey yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
4.3.1 POPULASI
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang
Ibnu Sina.
4.3.2 SAMPEL
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang berkunjung dan
mendapat pelayanan kesehatan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina saat
periode penelitian tanpa melihat pasien tersebut baru pertama kali datang atau sudah
29
pernah datang berobat.
sampel yang diambil adalah pasien rawat jalan yang ditemui pada saat penelitian
berlangsung tanpa melihat pasien tersebut baru pertama kali datang atau sudah
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi :
pengumpulan data.
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuisioner
30
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pengumpulan dokumen seperti laporan tahunan dan
profil Rumah Salit Ibnu Sina, buku, dan penunjang lainnya yang terkait dengan
penelitian ini.
diolah akan disajikan dalam bentuk tabel untuk menggambarkan tingkat kepuasan
31
BAB V
Rumah sakit Ibnu Sina UMI merupakan Rumah Sakit Umum Swasta, yaitu
eks Rumah Sakit “45” yang didirikan pada tahun 1988 berdasarkan Keputusan
tanggal 05 Oktober 1988 dan pada hari senin tanggal 16 Juni 2003 telah dilakukan
penyerahan kepemilikan dari Yayasan Andi Sose kepada Yayasan Wakaf UMI, yang
ditanda tangani oleh Ketua Yayasan Andi Sose dan Ketua Yayasan Wakaf UMI
atas Hak kepemilikan baru ini, maka nama Rumah Sakit “45” oleh Yayasan Wakaf
Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI dibangun diatas tanah 18.008 m2 dengan
32
luas bangunan 12.025 m2, beralamat jalan Letnan Jenderal Urip Sumoharjo km 5 no.
264 Makassar, berdasarkan surat permohonan dari Yayasan Wakaf UMI Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, menerbitkan surat izin uji coba
Mei 2004, Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI diresmikan oleh Gubernur Sulawesi
Selatan bapak H.M. Amin Syam, serta Rumah Sakit Ibnu Sina memperoleh Surat
tahun 1991 telah memiliki Fakultas Kedokteran dan telah menghasilkan dokter
umum, maka keberadaan Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI akan lebih menambah dan
calon dokter umum dan calon dokter ahli. Dengan demikian diharapkan bahwa
luaran dokter fakultas Kedokteran UMI pada masa mendatang akan lebih
pengabdian yang tinggi bagi umat Islam dan masyarakat pada umumnya.
A. Gedung
Rumah Sakit Ibnu Sina mempunyai luas tanah 18.008 m2 dengan luas gedung
12.025 m2.
33
Tabel 5.1 Sarana Gedung Rumah Sakit Ibnu Sina
Fasilitas tempat tidur rawat inap terdiri dari 175 tempat tidur.
Tabel 5.2 Fasilitas Tempat Tidur Rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina
34
B. Keadaan Tenaga Kesehatan
Tabel 5.4 Data Ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Tahun 2011
35
18 Bagian Akuntansi 3
19 Bagian Rumah Tangga 9
20 Bagian Pendidikan & Pembinaan 3
Mental
21 Loundry 6
22 Kamar Mayat 3
23 K3 3
24 Bank Darah 3
25 Petugas Lapangan 11 Pakarya
Total 406
Sumber : Profil rumah sakit “Ibnu Sina” tahun 2011
Instalasi Rawat Jalan adalah unit pelayanan yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat jalan dan terdiri dari Poliklinik Umum
dan beberapa Poliklinik Spesialis dalam berbagai bidang disiplin ilmu kedokteran
klinis.
penyakit dalam baik poliklinik umum, gawat darurat maupun rujukan dari luar
Rumah Sakit Ibnu Sina. Termasuk penyakit kardiologi, penyakit paru-paru dan
lain-lain.
Umum, Bedah Digestif, Bedah Tumor, Bedah Saraf, Bedah Orthopedi, Bedah
36
3. Poliklinik Penyakit Anak
UMI, pegawai RS Ibnu Sina, pasien ASKES, pasien Jamkesmas, pasien mitra
kerja.
37
BAB VI
2013. Banyaknya pasien rawat jalan yang menjadi responden yaitu 42 orang.
kuisioner.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka penyajian data
38
Tabel 6.1 diatas menunjukkan distribusi indeks berdasarkan dimensi
tangiable/penampilan fisik pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit
Ibnu Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 77,62%, hal ini termasuk dalam kriteria
memuaskan.
realibility/kehandalan pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit Ibnu
Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 73,24%, hal ini termasuk dalam kriteria
memuaskan.
39
6.2.3 Responsivenes (Daya Tanggap)
responsiveness/daya tanggap pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit
Ibnu Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 71,43%, hal ini termasuk dalam kriteria
memuaskan.
40
6.2.4 Emphaty (Kepedulian)
emphaty/kepedulian pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit Ibnu
Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 77,14%, hal ini termasuk dalam kriteria
memuaskan.
41
6.2.5 Assurance (Jaminan/Kepastian)
Sakit Ibnu Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 78,45%, hal ini termasuk dalam kriteria
memuaskan.
6.3 Pembahasan
Sakit Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 77,62% yang termasuk dalam
kriteria memuaskan.
42
Menurut peneliti dimensi ini sangat penting dalam penilaian mutu pelayanan
rumah sakit karena hal pertama yang menunjang kepuasan seseorang adalah
Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu sina sendiri sudah baik dalam menjalankan
dimensi ini. Berdasarkan teori, dimensi ini mencakup kondisi fasilitas fisik, peralatan
serta penampilan petugas, karena jasa tidak dapat diamati secara langsung maka
pelanggan sering kali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dan
melakukan evaluasi.
Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina
menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan
terhadap dimensi tangible sebanyak 5 pasien rawat jalan (16,7 %), merasa cukup
memuaskan terhadap dimensi tangible sebanyak 18 pasien rawat jalan (60 %) dan
merasa memuaskan terhadap dimensi tangible sebanyak 7 pasien rawat jalan (23,3
%).
realibility (kehandalan) pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit
Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 73,24% yang termasuk dalam kriteria
memuaskan.
pelayanan yang memuaskan sangat didukung oleh sarana yang tersedia. Poliklinik
Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri belum memiliki sarana yang cukup
43
misalnya USG yang belum tersedia di poliklinik sehingga pasien harus melakukan
yang akurat, handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab terhadap apa yang
dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memenuhi
janjinya.
Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina
menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan
terhadap dimensi realibility sebanyak 1 pasien rawat jalan (3,3 %), merasa cukup
memuaskan terhadap dimensi realibility sebanyak 18 pasien rawat jalan (60 %) dan
merasa memuaskan terhadap dimensi realibility sebanyak 11 pasien rawat jalan (36,7
%).
Sakit Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 71,43% yang termasuk dalam
kriteria memuaskan.
waktu adalah hal yang sangat berharga sehingga hal ini juga harus diperhatikan.
Apalagi dalam bidang kesehatan waktu adalah hal pokok dalam menyelamatkan
pasien. Petugas kesehatan Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri sudah
cukup baik dalam menjalankan dimensi ini. Berdasarkan teori, dimensi ketanggapan
44
merefleksikan komitmen untuk memberikan pelayanan tepat pada waktunya, yang
berkaitan dengan keinginan dan kesiapan petugas untuk melayani. Dimensi ini
Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina
menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan
terhadap dimensi responsiveness sebanyak 1 pasien rawat jalan (3,3 %), yang merasa
emphaty (perhatian) pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit Ibnu
Sina mempunyai nilai indeks sebesar 77,14% yang termasuk dalam kriteria
memuaskan.
ini juga sangat penting. Pasien datang ingin mengutarakan keluhan yang dirasakan
dan petugas kesehatan seharusnya mendengar dan mencari solusinya sehingga rasa
puas pasien dapat dicapai. Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri
sudah sangat baik dalam menjalankan dimensi ini. Berdasarkan teori, dimensi ini
menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pelanggan. Dimensi ini
45
Sebagai pembanding penelitian yang dilakukan oleh Nadya pada bulan
Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina
menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan
terhadap dimensi emphaty sebanyak 7 pasien rawat jalan (23,3 %), merasa
memuaskan terhadap dimensi emphaty sebanyak 23 pasien rawat jalan (76,7 %).
Assurance (Jaminan dan Kepastian) pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan
Rumah Sakit Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 78,45% yang termasuk
Misalnya jaminan akan terhindar dari penyakit menular. Hal ini penting karena
tangan dan menggunakan alat pelindung diri dalam menjalankan tugas. Poliklinik
Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri sudah sangat baik dalam menjalankan
Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina
menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan
46
terhadap dimensi assurance sebanyak 15 pasien rawat jalan (50 %), cukup
47
BAB VI
6.1. KESIMPULAN
memuaskan.
memuaskan.
memuaskan.
memuaskan.
48
6.2. SARAN
serta meningkatkan citra mutu pelayanan yang telah baik guna untuk masa
misalnya melayani pasien tepat waktu sehingga pasien tidak menunggu lama.
penyakit menular.
49
DAFTAR PUSTAKA
6. Nangoy E. Manajemen Mutu Rumah Sakit. 2011. [citied on 12th Jan 2013].
Availabel from: http// www.scribd.com/doc/55803394/1/I-Mutu-Pelayanan-
Rumah-Sakit
50
51