Anda di halaman 1dari 51

SKRIPSI

MARET 2013

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN


PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK KEBIDANAN
RUMAH SAKIT IBNU SINA

Oleh:

A. WARLY PUTRI BASO


110207111

Pembimbing 1:

Dr. drg. Syamsu Khaldun, M.Kes.

Pembimbing 2:

dr. Hj. Hermiaty Nasruddin, M. Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013

1
Tingkat Kepuasan Pelayanan Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Kebidanan
Rumah Sakit Ibnu Sina

A.Warly Putri Baso, Syamsu Khaldun, Hermiaty Nasruddin

ABSTRAK

Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan


pokok bagi masyarakat. Semua orang menginginkan kesehatan karena kesehatan
dinilai sangat berharga dan mahal. Menuju era globalisasi dimana persaingan akan
lebih terbuka, maka industri pelayanan kesehatan harus mampu mengubah
paradigma dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tumbuhnya persaingan antar
rumah sakit yang semakin ketat dan tajam sehingga setiap rumah sakit dituntut untuk
mempertinggi daya saing dengan berusaha memberikan kepuasan kepada semua
pasiennya.
Tujuan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap
pelayanan kesehatan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina.
Metode penelitian. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif, dengan pengumpulan data diambil dengan menggunakan
kuesioner.
Hasil Penelitian. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan
pelayanan pasien rawat jalan di poliklinik kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina
dinilai berdasarkan dimensi penampilan fisik didapatkan indeks sebesar 77,62%
yang menunjukkan dimensi ini tergolong memuaskan. Berdasarkan dimensi
kehandalan didapatkan indeks sebesar 73,24% yang menunjukkan dimensi ini
tergolong memuaskan. Berdasarkan dimensi daya tanggap didapatkan indeks
sebesar 71,43% yang menunjukkan dimensi ini tergolong memuaskan.
Berdasarkan dimensi kepedulian didapatkan indeks sebesar 77,14% yang
menunjukkan dimensi ini tergolong memuaskan. Berdasarkan dimensi jaminan
didapatkan indeks sebesar 78,45% yang menunjukkan dimensi ini tergolong
memuaskan
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 responden mengenai
dimensi penampilan fisik (tangible), kehandalan (Realibility), daya tanggap
(Responsiveness), Kepedulian (Emphaty), dan Jaminan (Assurance) dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelayanan pasien rawat jalan di Poliklinik
kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina tergolong memuaskan.
Kepustakaan 7 (2007-2012)
XIII + 42, 9 Tabel, 1 Gambar, 11 Lampiran

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya serta sholawat dan salam kita haturkan

kepada Nabi Besar Muhammad SAW, peneliti dapat menyelesaikan skripsi sebagai

salah satu syarat penyelesaian tugas kepaniteraan klinik Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas Muslim Indonesia. Dengan

judul :

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI

POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT IBNU SINA

Dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

hambatan dan kesulitan, namun atas dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan penuh hormat, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima

kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia, serta para

pembantu Dekan.

2. Koordinator Pendidikan Mahasiswa Bagian IKM & IKK Fakultas

Kedokteran Universitas Muslim Indonesia dr. Masyita Fujiko, Sp.OG.

3. Ketua Bagian IKM & IKK Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indonesia dr. Hj. Hermiaty Nasruddin, M.Kes. serta selaku pembimbing 2

peneliti dan Dr. drg. Syamsu Khaldun, M.Kes. selaku pembimbing 1 peneliti

yang telah meluangkan waktunya serta kesediaannya dalam memberikan

bimbingan mulai dari penyusunan proposal sampai pada penelitian skripsi ini.

3
4. Staf pengajar Bagian IKM-IKK FK-UMI yang telah memberikan bimbingan

dan arahan selama peneliti mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian IKM/IKK

FK-UMI.

5. Direktur RS. Ibnu Sina beserta staff atas kelancaran yang diberikan selama

penelitian.

6. Kepada kedua orang tua peneliti Drs. A. Baso lili, M.M. dan Watiharni, S.Pd.

yang selama ini telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil,

serta bimbingan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman peneliti Armando, Kiki, Sidrah, Jannah, Dewi, Kiki Echa,

Mega, Uni, Wiwi, Yudi, Nini, Kak Qq, Kak Kikoy, Kak Ece, Dwi yang

senantiasa memberikan dukungan kepada peneliti

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik

yag bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaannya kedepan.

Makassar, Maret 2013

Peneliti

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PENCETAKAN ................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ...... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ...... iv

ABSTRAK ........................................................................................... ...... v

KATA PENGANTAR ......................................................................... ...... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................... ...... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................ ...... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ...... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ ...... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2

1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 5

2.1 Tinjauan Umum Tentang Kepuasan ..................................................... 5

2.2 Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ................................................ 9

2.3 Tinjauan Umum Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit 11

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................. 15

3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................................ 15

5
3.2 Variabel Penelitian dan Kerangka Konsep ........................................... 16

3.3 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ........................................... 17

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 21

4.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 21

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 21

4.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 21

4.4 Instrumen Penelitian.............................................................................. 22

4.5 Manajemen Data ................................................................................... 22

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................... 24

5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Ibnu Sina ....................................... 24

5.2 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ibnu Sina ..................................... 25

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 30

6.1 Hasil .................................................................................................... 30

6.2 Pembahasan ........................................................................................ 34

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 40

7.1 Kesimpulan ........................................................................................ 40

7.2 Saran ................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... xiii

LAMPIRAN

6
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Sarana gedung Rumah Sakit Ibnu Sina ............................................ 26

Tabel 5.2 Fasilitas tempat tidur rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina ................ 26

Tabel 5.3 Data ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI ........................ 27

Tabel 5.4 Data ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Tahun 2011 .... 27

Tabel 6.1 Distribusi indeks berdasarkan dimensi tangibles/penampilan fisik di

Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina Periode 29 Januari – 8

Februari 2013 ................................................................................... 30

Tabel 6.2 Distribusi indeks Berdasarkan Dimensi Realibility/Kehandalan di

Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina Periode 29 Januari – 8

Februari 2013 ................................................................................... 31

Tabel 6.3 Distribusi indeks Berdasarkan Dimensi Responsivenes/Daya tanggap di

Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina Periode 29 Januari – 8

Februari 2013 ................................................................................... 32

Tabel 6.4 Distribusi indeks Berdasarkan Dimensi Emphaty/Kepedulian di

Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina Periode 29 Januari – 8

Februari 2013 .................................................................................. 33

Tabel 6.5 Distribusi indeks Berdasarkan Dimensi Assurance/Jaminan di Poliklinik

Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina Periode 29 Januari – 8 Februari 2013

.......................................................................................................... 34

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Rumah Sakit Ibnu Sina-YW UMI Makassar ................................. 24

8
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyakat.

Semua orang menginginkan kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan

mahal. Untuk itu, dalam rangka mendukung kesehatan bagi semua orang, harus ada

upaya yang harus dilakukan, salah satunya adalah pemerintah memberikan sarana

kesehatan bagi masyarakat dan sarana tersebut adalah rumah sakit.(1)

Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yaitu jasa kesehatan. Sebagai

suatu industri maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi

bisnis dalam manajemennya. Misalnya adalah bagaimana menghasilkan produk jasa

yang bermutu atau berkualitas. Apabila rumah sakit tidak memperhatikan kualitas

pelayanannya maka akan ditinggalkan oleh pelanggannya yang menyebabkan

kerugian bagi semua pihak baik petugas, pengelola atau pemilik rumah sakit

sehingga tidak mendapatkan pendapatannya.(2)

Menuju era globalisasi dimana persaingan akan lebih terbuka, maka industri

pelayanan kesehatan harus mampu mengubah paradigma dalam memberikan

pelayanan kesehatan. Tumbuhnya persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat

dan tajam sehingga setiap rumah sakit dituntut untuk mempertinggi daya saing

dengan berusaha memberikan kepuasan kepada semua pasiennya.(1)

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

9
serta berusaha mencegah timbulnya penyakit dikalangan penduduk agar terwujudnya

kesehatan masyarakat yang optimal. Terciptanya kesehatan masyarakat, bangsa dan

negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup di lingkungan yang sehat,

dengan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.(3)

Sesuai dengan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen masuk dalam

lingkup pelayanan kesehatan oleh rumah sakit terhadap pasien. Di samping itu dalam

UU No. 23 tahun 1992 yang mengatur tentang kesehatan, semakin memberi kepastian

mengenai hak-hak pasien yang dilindungi oleh undang-undang. Kedua undang-undang

ini membawa konsekuensi hukum tentang kewajiban dan tanggung jawab rumah sakit

atau dokter untuk memenuhi hak-hak pasien. (1)

Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan pasien rawat

jalan di poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina Oleh Rezki Yulianita pada

Bulan Oktober 2011 dan menemukan bahwa tingkat kepuasan rata-rata pasien

merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan. (4)

Menurut peneliti yang telah melakukan pengamatan sebelum melakukan

penelitian mendapati pelayanan kesehatan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu

Sina, masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal menejemen waktu dan adminstrasi

rumah sakit. Pelayanan terhadap pasien dilakukan tidak tepat waktu, sehingga pasien

menunggu berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan. Selain itu, prosedur

administrasi yang berbelit-belit menyebabkan pasien sebagai konsumen sulit untuk

mendapatkan palayanan kesehatan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dianggap perlu melakukan suatu

penelitian di Rumah Sakit khususnya pelayanan pasien rawat jalan di bagian

10
Poliklinik Kebidanan sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai kualitas

pelayanan kesehatan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1.2.1 TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan

kesehatan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina .

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

1.2.2.1 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi

penampilan fisik (tangiable) di Poliklinik Rumah Sakit Ibnu Sina.

1.2.2.2 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi

kehandalan (realibility) di Poliklinik Rumah Sakit Ibnu Sina.

1.2.2.3 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi

daya tanggap (responsiveness) di Poliklinik Rumah Sakit Ibnu Sina.

1.2.2.4 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi

empati (empathy) di Poliklinik Rumah Sakit Ibnu Sina.

1.2.2.5 Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan berdasarkan dimensi

jaminan kepastian (assurance) di Poliklinik Rumah Sakit Ibnu Sina.

1.3 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1.3.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan sebagai

masukan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu serta informasi dan menambah

koleksi karya penelitian tentang kualitas pelayanan pada perpustakaan Fakulltas

11
Kedokteran Universitas Muslim Indonesia untuk bisa digunakan sebagai bahan

penelitian lanjutan ataupun sebagai bahan pembanding bagi peneliti di masa

mendatang.

1.3.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan sebagai

dasar pertimbangan dalam usaha perbaikan rumah sakit pada umumnya dan

diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan,

sehingga jumlah komplain berkurang dan diharapkan jumlah pasien dapat terus

meningkat setiap bulannya.

1.3.3 Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam

rangka menambah wawasan dan pengetahuan pengembangan diri tentang mutu

pelayanan kesehatan melalui penelitian lapangan.

12
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG KEPUASAN

Pengertian puas adalah tingkat perasaan seseorang atau masyarakat setelah

membandingkan hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Apabila hasil yang

dirasakan sama atau melebihi harapannya, akan timbul perasaan puas, sebaliknya

akan timbul perasaan kecewa atau ketidakpuasan apabila hasil yang dirasakannya

tidak sesuai dengan harapannya.(5)

Setiap orang atau masyarakat pasti mempunyai karakteristik barang atau benda

yang akan dijadikan sebagai ciri-ciri benda atau barang yang dianggapnya dapat

memuaskan kebutuhan mereka dalam memiliki, mengonsumsi, dan menggunakan

benda atau barang tersebut. Karakteristik atau ciri-ciri itu jarang sekali sama bagi

setiap orang, pasti selalu ada perbedaan. Ciri-ciri atau karakteristik dari barang,

benda, dan atau jasa yang akan digunakan oleh orang jarang sekali hanya satu,

biasanya terdiri dari beberapa ciri sehingga tidak salah jika disebut bahwa mutu

umumnya bersifat multidimensi. Terdapat pula orang atau masyarakat yang

menganggap suatu barang yang bermutu itu harus mahal harganya atau buatan luar

negeri. (5)

Tingkat kepuasan pasien dapat diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif. Jika

kita akan melakukan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan, pengukuran tingkat

kepuasan pasien ini mutlak diperlukan. Melalui pengukuran tersebut, dapat diketahui

sejauh mana dimensi-dimensi mutu pelayanan kesehatan yang telah diselenggarakan

13
dapat memenuhi harapan pasien. (5)

Jika belum sesuai dengan harapan pasien, maka hal tersebut akan menjadi suatu

masukan bagi organisasi layanan kesehatan agar berupaya memenuhinya. Jika kineja

layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas layanan kesehatan

sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu datang berobat ke fasilitas

layanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari layanan kesehatan di fasilitas

yang kinerja layanan kesehatannya dapat memenuhi harapan atau tidak

mengecewakan. (5)

Jika kita ingin meningkatkan fasilitas layanan kesehatan, tingkat kepuasan

pasien harus diukur dan dianalisa. Hasil analisis tersebut kemudian akan

menunjukkan apakah mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan telah memenuhi

harapan pasien atau belum. Jika belum memenuhi harapan pasien, harus dilakukan

segera suatu upaya peningkatan mutu layanan kesehetan. (5)

Upaya untuk mengukur tingkat kepuasan tidaklah mudah, karena upaya untuk

memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien

akan berhadapan dengan suatu kendala kultural, yaitu terdapatnya suatu

kecenderungan masyarakat yang enggan atau tidak mau mengemukakan kritik.

Kebanyakan anggota masyarakat berpendapat bahwa menyembunyikan kritik adalah

suatu kesopanan dan sebaliknya, mengemukakan kritik menunjukkan

ketidaksopanan. (5)

Bertolak dari pengertian kepuasan pasien yang telah dijelaskan, ada dua

komponen yang akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien komponen harapan

pasien dan komponen kinerja layanan kesehatan. Banyak cara mengukur tingkat

14
kepuasan pasien, tetapi yang akan dijelaskan berikut adalah salah satu cara

pengukuran pasien berdasarkan konsep harapan-kinerja. Pengukuran harapan pasien

dapat dilakukan dengan kuisioner yang berisi aspek-aspek layanan kesehatan yang

dianggap penting oleh pasien. Kemudian pasien diminta menilai setiap aspek tadi,

sesuai dengan tingkat kepentingan aspek tersebut bagi pasien yang bersangkutan. (5)

Tingkat kepentingan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan

graduasi penilaian kepentingan, misalnya sangat penting, cukup penting, penting,

kurang penting, dan tidak penting. Kemudian tingkat penilaian tersebut diberi

pembobotan misalnya, sangat penting diberi bobot 5, cukup penting diberi bobot 4,

penting diberi bobot 3, kurang penting diberi bobot 2 dan tidak penting diberi bobot

1. (5)

Penilaian pasien terhadap kinerja layanan kesehatan juga dilakukan dengan

menggunakan Skala Likert dengan menggunakan graduasi tingkat penilaian,

misalnya sangat baik, cukup baik, baik, kurang baik, dan tidak baik. Sangat baik

diberi bobot 5, cukup baik diberi bobot 4, baik diberi bobot 3, kurang baik diberi

bobot 2, dan tidak baik diberi bobot 1. (5)

Pasien rumah sakit umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori, pasien rawat

inap dan pasien rawat jalan. Dengan demikian, aspek-aspek yang mempengaruhi

kepuasan pasien rawat inap tentunya berbeda dengan pasien rawat jalan.(5)

Aspek-aspek yang mungkin memengaruhi kepuasan pasien rawat jalan rumah

sakit, antara lain:(5)

- Penampilan gedung rumah sakit menyakinkan dan menarik.

- Perparkiran rumah sakit teratur dan aman.

15
- Pertamanan rumah sakit indah dan dipelihara dengan baik.

- Lingkungan rumah sakit bersih, nyaman dan teratur.

- Petujuk arah/ nama ruangan yang jelas dalam lingkungan rumah sakit

- Penerangan ruang tunggu di poliklinik sudah baik.

- Tersedia tempat pengambilan uang seperti ATM atau bank yang bersih,

nyaman, dan aman.

- Tersedia kantin yang bersih dan sehat.

- Tersedia lift yang bersih, nyaman dan aman serta dapat memenuhi kebutuhan

pengunjung dan pasien dalam menjangkau lantai atas dari rumah sakit.

- Penampilan dokter/perawat/petugas kesehatan lain rapi dan bersih, bersikap

mau menolong.

- Kantor rekam medik buka tepat waktu.

- Petugas rekam medik melayani dengan sopan, ramah, dan tanggap

- Pencarian/pengambilan rekam medik cepat dan tepat.

- Jumlah kursi untuk pasien yang menunggu rekam medik memadai.

- Poliklinik buka tepat waktu.

- Giliran pemeriksaan oleh dokter tepat waktu.

- Kursi untuk pasien yang menunggu giliran panggilan dokter tersedia dengan

cukup.

- Kamar pemeriksa dokter bersih, rapi dan nyaman.

- Dilayani oleh dokter yang sama bagi pasien ulangan.

- Dokter menyapa dengan sopan, ramah dan ingin membantu.

- Dokter mendengar keluhan dengan penuh perhatian dan ingin menolong.

16
- Dokter melakukan pemeriksaan dengan teliti dan menyeluruh.

- Dokter memberi informasi yang dimengerti dan lengkap tentang penyakit

- Privasi selama berkonsultasi cukup terjamin.

- Perawat yang bertugas selalu membantu dan hadir dalam kamar pemeriksa

selama dokter melakukan pemeriksaan.

- Konsultasi laboratorium/radiologi tidak berbelit-belit dan dilakukan dengan

tepat waktu.

- Petugas laboratorium/radiologi melayani dengan sopan dan ramah serta

tanggap

- Kursi pasien untuk menunggu obat di apotek cukup tersedia

- Harga obat apotek rumah sakit terjangkau daya beli.

- Petugas apotek memberi informasi yang jelas tentang cara minum dan

menyimpan obat.

2.2 TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT

2.2.1 Pengertian

Ada beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukakan oleh para ahli,

yaitu:(6)

a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947) Rumah sakit adalah pusat

dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian

kedokteran diselenggarakan.

b. Menurut American Hospital Assosiation (1947) Rumah sakit adalah suatu

alat organisasi yang terdiri atas tenaga medis profesional yang terorganisir

serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan

17
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta

pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

c. Menurut Wolper dan Pena (1997) rumah sakit adalah tempat dimana orang

sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana

pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi

kesehatan lainnya diselenggarakan.

d. Menurut UU No. 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat

darurat.

2.2.2 Fungsi Rumah sakit

Menurut UU No. 44 Tahun 2009 fungsi rumah sakit adalah: :(6)

a. Penyelengaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan

standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperlihatkan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

18
2.3 TINJAUAN UMUM TENTANG MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI

RUMAH SAKIT

Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit untuk

memenuhi permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya

yang tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara

aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosiobudaya dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.


(6)

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan, maka

fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap

perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan

terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat. Program pengendalian/peningkatan

mutu pelayanan merupakan prioritas utama di semua rumah sakit. (6)

Faktor-faktor yang menentukan mutu pelayanan rumah sakit yaitu: (6)

1. Kehandalan yang mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja dan

kemampuan untuk dipercaya.

2. Daya tangkap yaitu sikap tanggap para karyawan melayani saat dibutuhkan

pasien.

3. Kemampuan yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan

agar dapat memberikan jasa tertentu.

4. Mudah untuk dihubungi dan ditemui.

5. Sikap sopan, respek dan keramahan para pegawai.

19
6. Komunikasi yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa

yang dapat mereka pahami serta selalu mendengaran saran dan keluhan

pelanggan.

7. Dapat dipercaya dan jujur.

8. Jaminan keamanan.

9. Usaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan pelanggan.

10. Bukti langsung yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan

yang digunakan, representasi fisik dan jasa.

Menurut peneliti-peneliti Parasuraman Zeithaml and Berry (1985), karakteristik

yang digunakan oleh pelanggan untuk menilai mutu jasa pelayanan adalah:(6)

a. Terwujud bukti fisik (tangible)

Dimensi ini mencakup kondisi fasilitas fisik, peralatan serta penampilan

petugas, karena jasa tidak dapat diamati secara langsung maka pelanggan sering kali

berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dan melakukan evaluasi.

Kenyataan yang berkaitan dengan hal ini mencakup objek yang sangat bervariasi,

seperti penampilan petugas, karpet, tempat duduk, pencahayaan ruangan, warna

dinding, brosur peralatan dan fasilitas yang digunakan.

b. Kehandalan (reliability)

Dimensi ini menunjukkan kemampuan rumah sakit dalam memberikan

pelayanan yang akurat, handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab terhadap apa

yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu

memenuhi janjinya. Secara umum dimensi ini merefleksikan konsistensi dan

kehandalan dari kinerja organisasi, hal ini berkaitan dengan pertanyaan berikut ini,

20
apakah pelayanan yang diberikan dengan tingkat yang sama dari waktu ke waktu.

Untuk melihat dimensi dapat dilihat pernyataan harapan pelanggan di bawah ini :

1. Jika pelayanan yang unggul, menjanjikan melakukan sesuatu pada waktu

tertentu mereka akan melakukan hal itu.

2. Jika pelanggan bermasalah mereka akan menunjukkan perhatian yang tulus

untuk menyelesaikannya.

3. Layanan yang unggul melayani dengan benar pada waktu pertama kali (tidak

dengan trial and error)

4. Jasa pelayanan yang unggul melayani sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

5. Jasa pelayanan yang unggul memiliki kebijakan agar hasilnya bebas dari

kesalahan.

c. Ketanggapan (responsiveness)

Dimensi ketanggapan merefleksikan komitmen untuk memberikan pelayanan

tepat pada waktunya, yang berkaitan dengan keinginan dan kesiapan petugas untuk

melayani. Dimensi ini merefleksikan persiapan rumah sakit sebelum memberikan

pelayanan. Untuk melihat harapan pada dimensi ini dapat dilihat di bawah ini:

1. Petugas perusahaan yang unggul memberitahukan secara pasti kepada pelanggan

kapan pelayanan dilakukan.

2. Petugas yang unggul akan memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat

kepada pelanggan.

3. Pekerja yang unggul akan selalu berkeinginan untuk membantu pelanggan.

4. Petugas yang unggul tidak akan pernah terlalu sibuk untuk menanggapi tuntutan

pelanggan.

21
d. Perhatian (empathy)

Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap

pelanggan. Dimensi ini merefleksikan kemampuan pekerja untuk menyelami

perasaan pelanggan, sebagaimana jika pekerja itu sendiri mengalaminya. Dimensi ini

terdiri dari tiga hal berikut:(6)

1. Accessibility, mencakup kemudahan untuk mendekati atau menghubungi.

2. Communication Skills, mencakup pemberian informasi kepada pelanggan

dengan bahasa yang dapat dimengerti dan mendengarkan tanggapan dan

pertanyaan pada pelanggan.

3. Understanding the Costumer, hal ini mencakup perlunya usaha untuk

mengetahui pelanggan dan kebutuhan khususnya.

e. Jaminan (assurance)

Dimensi ini mencakup pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan untuk

memberikan kepercayaan kepada pelanggan. Dimensi ini merefleksikan kompetensi

jasa pelayanan kepada pelanggan dan keamanan operasional. Kompetensi berkaitan

dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa, keramahan mengacu

pada bagaimana pekerja berinteraksi dengan pelanggannya dan kepemilikan

pelanggan. Keamanan merefleksikan pelanggan bahwa ia bebas dari bahaya resiko

dan keragu-raguan.

22
BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 DASAR PEMIKIRAN VARIABEL YANG DITELITI

Poliklinik merupakan salah satu pelayanan instalasi kesehatan langsung pada

pasien dimana pasien mendapatkan pelayanan rumah sakit yang berkualitas akan

memberikan kepuasan pada individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan

dalam menerima jasa pelayanan kesehatan.

Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit untuk

memenuhi permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya

yang tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara

aman dan memuaskan.

Faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan antara lain:

1. Tangibles adalah bukti langsung berupa fasilitas fisik, perlengkapan, sarana

dan penampilan pegawai.

2. Realibility atau kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Responsiveness atau daya tanggap yaitu keinginan para karyawan dalam

memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Empathy adalah kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang

baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan.

23
5. Assurance adalah jaminan mencakup pengetahuan, keterampilan,

kemampuan, kesopanan dan sikap dapat dipercaya dari para karyawan, bebas

dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.

3.2 VARIABEL PENELITIAN DAN KERANGKA KONSEP

3.2.1 VARIABEL PENELITIAN

Pada penelitian ini secara umum variabel yang diteliti dibagi atas 2 bagian

yaitu :

3.2.1.1 VARIABEL DEPENDEN (VARIABEL TERIKAT)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pelayanan Kesehatan di

Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina berdasarkan persepsi pasien rawat jalan

di poliklinik tersebut.

3.2.1.2 VARIABEL INDEPENDEN (VARIABEL BEBAS)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Tingkat kepuasan yang

terdiri dari :

a. Tangiable

b. Realibility

c. Responsiveness

d. Empathy

e. Assurance

24
3.2.2 KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada skema berikut :

TANGIABLE

REALIBILITY

PELAYANAN
RESPONSIVENESS
KESEHATAN

EMPATHY

ASSURANCE

Keterangan gambar :

: Variabel Dependen

: Variabel Independen

: Variabel yang diteliti

3.3 DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF

3.3.1 DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional sebagai batasan-batasan dalam penelitian ini adalah :

a) Tangiable (bukti fisik)

Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada

kuisioner yang menyangkut wujud langsung yang meliputi penampilan fisik.

25
b) Realibility (kehandalan)

Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada

kuisioner yang menyangkut kehandalan sistem pelayanan yang diberikan

oleh dokter dan paramedis lainnya.

c) Emphaty (Empati)

Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada

kuisioner yang menyangkut kemampuan dokter dan paramedis lainnya dalam

memahami dan menempatkan diri pada keadaaan yang dihadapi atau dialami

pasien.

d) Responsiveness (ketanggapan)

Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada

kuisioner yang menyangkut keinginan dan kesediaan memberikan pelayanan

yang tanggap.

e) Assurance (Jaminan dan Kepastian)

Merupakan tanggapan pasien yang dinilai dari pertanyaan yang ada pada

kuisioner yang menyangkut kemapuan dokter dalam memberikan

jaminan/kepastian.

3.3.2 KRITERIA OBJEKTIF

Dalam melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan, terhadap indikator

mutu pelayanan kesehatan, yaitu : tangiable, realibility, responsiveness, emphaty,

dan assurance didasarkan atas nilai rata-rata jawaban responden, kemudian dengan

menggunakan skala Likert maka skor jawaban dari respoden dibandingkan dengan

26
skor tertinggi dari seluruh kuisioner dikali dengan jumlah responden. Adapun nilai

tiap jawaban adalah sebagai berikut :

5 = Sangat memuaskan

4 = Memuaskan

3 = Cukup memuaskan

2 = Kurang memuaskan

1 = Tidak memuaskan

Berikut ini kriteria mutu pelayanan kesehatan merujuk pada skala Likert

dimana jawaban itu digolongkan dalam dua kategori (K) yaitu :

Skor tertinggi jawaban responden (X) = jumlah pertanyaan x skor jawaban tertinggi

= 22 x 5

= 110 (100%)

Skor terendah jawaban responden (Y) = jumlah pertanyaan x skor jawaban terendah

= 22 x 1

= 22 ( 20%)

Range (R) = X-Y

= 100% - 20 %

Interval (I) = R : X

= 80% : 5

= 16 %

27
Jadi kriterianya :

1. Tidak memuaskan jika jawaban responden berada pada indeks ≤ 35,99%

2. Kurang memuaskan jika jawaban responden berada pada indeks

36% - 51,99%

3. Cukup memuaskan jika jawaban responden berada pada indeks 52% - 67,99 %

4. Memuaskan jika jawaban responden berada pada indeks 68% - 83,99 %

5. Sangat memuaskan jika jawaban responden berada pada indeks 84% - 100 %

28
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu rancangan penelitian

sederhana atau sampling survey yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan kesehatan di Poliklinik Kebidanan

Rumah Sakit Ibnu Sina.

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

4.2.1 LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian adalah Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina.

4.2.2 WAKTU PENELITIAN

Waktu Penelitian adalah selama 2 minggu terhitung dari tanggal 28 Januari

sampai dengan 8 Februari 2013.

4.3 POPULASI DAN SAMPEL

4.3.1 POPULASI

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang

berkunjung dan mendapat pelayanan kesehatan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit

Ibnu Sina.

4.3.2 SAMPEL

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang berkunjung dan

mendapat pelayanan kesehatan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina saat

periode penelitian tanpa melihat pasien tersebut baru pertama kali datang atau sudah

29
pernah datang berobat.

4.3.2.1 CARA PENGAMBILAN SAMPEL

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Accidental sampling yaitu

sampel yang diambil adalah pasien rawat jalan yang ditemui pada saat penelitian

berlangsung tanpa melihat pasien tersebut baru pertama kali datang atau sudah

pernah datang berobat.

4.3.2.2 KRITERIA SELEKSI

1. Kriteria Inklusi

a. Terdaftar sebagai pasien rawat jalan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit

Ibnu Sina periode 28 Januari sampai dengan 8 Februari 2013.

b. Bersedia ikut serta dalam penelitian.

c. Responden yang bisa berkomunikasi dengan baik.

d. Responden tidak dalam keadaan gawat darurat.

2. Kriteria Eksklusi :

a. Kuisioner yang diisi tidak lengkap

4.4 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah berupa kuisioner yang dipergunakan untuk

pengumpulan data.

4.5 MANAJEMEN DATA

4.5.1 PENGUMPULAN DATA

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuisioner

secara terstruktur dan sistematis kepada responden.

30
2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pengumpulan dokumen seperti laporan tahunan dan

profil Rumah Salit Ibnu Sina, buku, dan penunjang lainnya yang terkait dengan

penelitian ini.

4.5.2 PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA

Pengolahan data dengan menggunakan program komputer. Data yang telah

diolah akan disajikan dalam bentuk tabel untuk menggambarkan tingkat kepuasan

pasien rawat jalan disertai dengan narasi.

31
BAB V

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT IBNU SINA

Rumah sakit Ibnu Sina UMI merupakan Rumah Sakit Umum Swasta, yaitu

eks Rumah Sakit “45” yang didirikan pada tahun 1988 berdasarkan Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan No. 6783/DK-I/SK/TV.1/X/88,

tanggal 05 Oktober 1988 dan pada hari senin tanggal 16 Juni 2003 telah dilakukan

penyerahan kepemilikan dari Yayasan Andi Sose kepada Yayasan Wakaf UMI, yang

ditanda tangani oleh Ketua Yayasan Andi Sose dan Ketua Yayasan Wakaf UMI

Bapak Almarhum Prof. Dr. H. Abdurahman A. Basalamah SE, MSi. Berdasarkan

atas Hak kepemilikan baru ini, maka nama Rumah Sakit “45” oleh Yayasan Wakaf

UMI dirubah menjadi Rumah Sakit Ibnu Sina UMI.

Gambar 5.1. Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar

Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI dibangun diatas tanah 18.008 m2 dengan

32
luas bangunan 12.025 m2, beralamat jalan Letnan Jenderal Urip Sumoharjo km 5 no.

264 Makassar, berdasarkan surat permohonan dari Yayasan Wakaf UMI Kepala

Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, menerbitkan surat izin uji coba

penyelengaaan operasional Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI pada tanggal 23

September 2003 No. 6703A/DK-IV/PTS-TK/2/IX/2003. Pada hari senin, tanggal 17

Mei 2004, Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI diresmikan oleh Gubernur Sulawesi

Selatan bapak H.M. Amin Syam, serta Rumah Sakit Ibnu Sina memperoleh Surat

Izin penyelenggaraan Rumah Sakit dari departemen Kesehatan Republik Indonesia,

berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

YM.02.04.3.5.4187, tanggal 26 September 2005.

Sebagaimana diketahui bahwa Universitas Muslim Indonesia (UMI) sejak

tahun 1991 telah memiliki Fakultas Kedokteran dan telah menghasilkan dokter

umum, maka keberadaan Rumah Sakit bnu Sina YW-UMI akan lebih menambah dan

melengkapi sarana/fasilitas pendidikan kedokteran, terutama pendidikan klinik bagi

calon dokter umum dan calon dokter ahli. Dengan demikian diharapkan bahwa

luaran dokter fakultas Kedokteran UMI pada masa mendatang akan lebih

meningkatkan kualitas, keterampilan, dan ahlaq mulia serta memiliki integritas

pengabdian yang tinggi bagi umat Islam dan masyarakat pada umumnya.

5.2 SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT

A. Gedung

Rumah Sakit Ibnu Sina mempunyai luas tanah 18.008 m2 dengan luas gedung

12.025 m2.

33
Tabel 5.1 Sarana Gedung Rumah Sakit Ibnu Sina

No Nama Gedung Jumlah lantai Luas Lantai


1 Gedung UGD, 2 lantai 1.085.28 m2
ICU, ICCU
Kamar Operasi
2 Gedung Perawatan 5 lantai 5.557 m2
Administrasi
3 Gedung Poliklinik 2 lantai 808.04 m2
Umum, Poliklinik
spesialis, Poliklinik
Spesialis Konsultan
4 Gedung Perawatan 1 lantai 341.436 m2
Sumber : Profil rumah sakit “Ibnu Sina” tahun 2011

Fasilitas tempat tidur rawat inap terdiri dari 175 tempat tidur.

Tabel 5.2 Fasilitas Tempat Tidur Rawat inap Rumah Sakit Ibnu Sina

No Kelas Kamar Tempat Tidur Presentase


1 Kelas Super Vip 2 2 1,14 %
2 Kelas Vip 17 17 9,71 %
3 Kelas I A 9 9 5,14 %
4 Kelas I B 28 78 44 %
5 Kelas II B 8 32 18,2 %
6 Kelas III 9 37 21,1 %
Jumlah 73 175 100 %
Sumber : Profil rumah sakit “Ibnu Sina” tahun 2011

Fasilitas Tempat Tidur Bayi (Bassinet ) = 15 buah Bassinet. Dalam perhitungan

BOR, Bassinet tidak dihitung

Fasilitas Tempat tidur ICU/ICCU = 10 buah tempat tidur

34
B. Keadaan Tenaga Kesehatan

Tabel 5.3 Data Ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI

No Status Pegawai Jumlah (orang)


1 Pegawai Tetap 88
2 Calon Pegawai Tetap (CPT) 7
3 Honorer 158
4 Tenaga Harian Lepas 123
5 Tenaga Magang 15
Total 391
Sumber : Profil rumah sakit “Ibnu Sina” tahun 2011

Tabel 5.4 Data Ketenagaan Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Tahun 2011

No Kelompok/Unit Jumlah (Orang) Keterangan


1 Dokter Spesialis 31
2 Dokter Umum 9
3 Perawat 165
4 Bidan 16
5 Bagian Rekam Medik 16
6 Bagian Administrasi Medik 5
7 Bagian Pelayanan Medik 4
8 Apotek 18
9 Laboratorium 13
10 Radiology 7
11 Fisioterapi / Rehabilitasi Medik 3
12 Dapur / Gizi 30
13 Teknisi 13
14 Satpam 20
15 Sopir 7
16 Bagian Kesekretariatan 6
17 Bagian Keuangan 12

35
18 Bagian Akuntansi 3
19 Bagian Rumah Tangga 9
20 Bagian Pendidikan & Pembinaan 3
Mental
21 Loundry 6
22 Kamar Mayat 3
23 K3 3
24 Bank Darah 3
25 Petugas Lapangan 11 Pakarya
Total 406
Sumber : Profil rumah sakit “Ibnu Sina” tahun 2011

C. Instalasi Rawat Jalan

Instalasi Rawat Jalan adalah unit pelayanan yang menyediakan fasilitas dan

menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat jalan dan terdiri dari Poliklinik Umum

dan beberapa Poliklinik Spesialis dalam berbagai bidang disiplin ilmu kedokteran

klinis.

Poliklinik yang tersedia adalah :

1. Poliklinik Penyakit Dalam

Pelayanan pada poliklinik penyakit dalam meliputi pelayanan rujukan

penyakit dalam baik poliklinik umum, gawat darurat maupun rujukan dari luar

Rumah Sakit Ibnu Sina. Termasuk penyakit kardiologi, penyakit paru-paru dan

lain-lain.

2. Poliklinik Penyakit Bedah

Memberkan pelayanan berbagai penyakit bedah yang meliputi Bedah

Umum, Bedah Digestif, Bedah Tumor, Bedah Saraf, Bedah Orthopedi, Bedah

Urologi, Bedah Plastik.

36
3. Poliklinik Penyakit Anak

4. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Memberikan pelayanan ibu hamil, Keluarga Berencana, penyakit

kandungan, dan lain-lain.

5. Poliklinik Penyakit Saraf

6. Poliklinik Penyakit THT

7. Poliklinik Penyakit Mata

8. Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin, serta Pelayanan Kosmetik

9. Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut

10. Poliklinik Konsultasi Gizi

11. Poliklinik Umum

Memberikan pelayanan rawat jalan kepada pasien umum, pegawai

UMI, pegawai RS Ibnu Sina, pasien ASKES, pasien Jamkesmas, pasien mitra

kerja.

37
BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil penelitian

Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina

Makassar. Dengan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 29 Januari – 8 Februari

2013. Banyaknya pasien rawat jalan yang menjadi responden yaitu 42 orang.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil dengan menggunakan

kuisioner.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka penyajian data

dilakukan dalam bentuk deskripsi umum tentang karakteristik responden yang

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

6.2 Karakteristik Variabel Penelitian

6.2.1 Tangible (Penampilan Fisik)

Tabel 6.1 Distribusi Indeks Berdasarkan Dimensi Tangibles/Penampilan fisik


di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina
Periode 29 Januari – 8 Februari 2013
Tangiable 1 2 3 4 5 Indeks % Kriteria
1. Penataan eksterior dan 0 0 5 37 0 77,62% Memuaskan
interior ruangan.

2. Kebersihan, kerapihan, 0 0 4 38 0 78,09% Memuaskan


dan kenyamanan ruangan.

3. Kerapihan dan kebersihan 0 0 4 38 0 78,10% Memuaskan


penampilan petugas
(karyawan).

4. Kelengkapan, kesiapan, 0 0 7 35 0 76,67% Memuaskan


dan kebersihan alat-alat
yang dipakai.

Total 0 0 23 152 0 77,62% Memuaskan

Sumber: data primer

38
Tabel 6.1 diatas menunjukkan distribusi indeks berdasarkan dimensi

tangiable/penampilan fisik pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit

Ibnu Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 77,62%, hal ini termasuk dalam kriteria

memuaskan.

6.2.2 Realibility (Kehandalan)

Tabel 6.2 Distribusi Indeks Berdasarkan Dimensi Realibility/Kehandalan


di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina
Periode 29 Januari – 8 Februari 2013
Realibility 1 2 3 4 5 Indeks % Kriteria
1. Pemberian pelayanan terhadap 0 0 11 30 1 75,24% Memuaskan
pasien secara cepat dan
tanggap.

2. Prosedur pengadministrasian 0 1 19 22 0 70,00% Memuaskan


serta pembayaran yang tidak
sulit.

3. Tindakan yang cepat dan tepat 0 0 13 29 0 73,80% Memuaskan


terhadap pemeriksaaan,
pengobatan dan perawatan.

4. Pemeriksaaan laboratorium, 0 1 12 29 0 73,33% Memuaskan


kunjungan dokter dan
perawatan dijalankan dengan
tepat.

5. Penerimaan hasil pemeriksaan 0 1 11 30 0 73,81% Memuaskan


secara cepat dan tepat.

Total 0 33 66 140 1 73,24% Memuaskan


Sumber:data primer

Tabel 6.2 diatas menunjukkan distribusi indeks berdasarkan dimensi

realibility/kehandalan pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit Ibnu

Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 73,24%, hal ini termasuk dalam kriteria

memuaskan.

39
6.2.3 Responsivenes (Daya Tanggap)

Tabel 6.3 Distribusi Indeks Berdasarkan Dimensi Responsivenes/Daya tanggap


di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina
Periode 29 Januari – 8 Februari 2013
Responsiveness 1 2 3 4 5 Indeks % Kriteria
1. Kesiagaan petugas kesehatan 0 1 13 28 0 72,86% Memuaskan
untuk membantu pasien.

2. Petugas memberikan informasi 0 1 12 29 0 73,33% Memuaskan


secara jelas dan mudah
dimengerti.

3. Prosedur pelayanan yang tidak 0 0 16 26 0 72,38% Memuaskan


berbelit-belit.

4. Dokter dan perawat memberikan 0 1 13 28 0 72,86% Memuaskan


reaksi yang cepat dan tanggap
terhadap keluhan pasien.

5. Tidak menunggu pelayanan lebih 0 5 20 17 0 65,71% Cukup


dari 1 jam Memuaskan

Total 0 8 74 128 0 71,43% Memuaskan


Sumber:data primer

Tabel 6.3 diatas menunjukkan distribusi indeks berdasarkan dimensi

responsiveness/daya tanggap pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit

Ibnu Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 71,43%, hal ini termasuk dalam kriteria

memuaskan.

40
6.2.4 Emphaty (Kepedulian)

Tabel 6.4 Distribusi Indeks Berdasarkan Dimensi Emphaty/Kepedulian


di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina
Periode 29 Januari – 8 Februari 2013
Emphaty 1 2 3 4 5 Indeks % Kriteria
1. Memberikan perhatian secara 0 0 6 36 0 77,14% Memuaskan
khusus kepada setiap pasien.

2. Kepedulian terhadap 0 1 4 37 0 77,14% Memuaskan


kebutuhan dan keinginan
pasien.

3. Pemberian pelayanan terhadap 0 2 3 37 0 76,67% Memuaskan


semua pasien tanpa pilih-pilih.

4. Tersedianya pelayanan 0 0 5 37 0 77,62% Memuaskan


kesehatan 24 jam.

Total 0 3 18 147 0 77,14% Memuaskan


Sumber:data primer

Tabel 6.4 diatas menunjukkan distribusi indeks berdasarkan dimensi

emphaty/kepedulian pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit Ibnu

Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 77,14%, hal ini termasuk dalam kriteria

memuaskan.

41
6.2.5 Assurance (Jaminan/Kepastian)

Tabel 6.5 Distribusi Indeks Berdasarkan Dimensi Assurance/Jaminan


di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina
Periode 29 Januari – 8 Februari 2013
Assurance 1 2 3 4 5 Indeks % Kriteria
1. Pengetahuan dan kemampuan 0 0 6 35 1 77,62 Memuaskan
para dokter menetapkan
diagnosis penyakit.

2. Keterampilan para dokter, 0 0 4 37 1 78,57% Memuaskan


perawat dan petugas lainnya
dalam bekerja.

3. Pelayanan yang sopan dan 0 0 4 35 3 79,52% Memuaskan


ramah.

4. Adanya jaminan keamanan dan 0 1 3 37 1 78,10% Memuaskan


kepercayaan terhadap
pelayanan.

Total 0 1 17 144 6 78,45% Memuaskan


Sumber:data primer

Tabel 6.5 diatas menunjukkan distribusi indeks berdasarkan dimensi

Assurance (jaminan/kepastian) pada unit rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah

Sakit Ibnu Sina Tahun 2013 yaitu sebesar 78,45%, hal ini termasuk dalam kriteria

memuaskan.

6.3 Pembahasan

6.3.1 Tangiable (bukti fisik)

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pasien didapatkan dimensi

tangiable/penampilan fisik pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah

Sakit Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 77,62% yang termasuk dalam

kriteria memuaskan.

42
Menurut peneliti dimensi ini sangat penting dalam penilaian mutu pelayanan

rumah sakit karena hal pertama yang menunjang kepuasan seseorang adalah

kenyamanan terhadap penampilan fisik dari fasilitas maupun tenaga kesehatan.

Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu sina sendiri sudah baik dalam menjalankan

dimensi ini. Berdasarkan teori, dimensi ini mencakup kondisi fasilitas fisik, peralatan

serta penampilan petugas, karena jasa tidak dapat diamati secara langsung maka

pelanggan sering kali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dan

melakukan evaluasi.

Sebagai pembanding penelitian yang dilakukan oleh Nadya pada bulan

Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina

menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan

terhadap dimensi tangible sebanyak 5 pasien rawat jalan (16,7 %), merasa cukup

memuaskan terhadap dimensi tangible sebanyak 18 pasien rawat jalan (60 %) dan

merasa memuaskan terhadap dimensi tangible sebanyak 7 pasien rawat jalan (23,3

%).

6.3.2 Realibility (kehandalan)

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pasien didapatkan dimensi

realibility (kehandalan) pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit

Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 73,24% yang termasuk dalam kriteria

memuaskan.

Menurut peneliti kehandalan petugas kesehatan dalam menyediakan mutu

pelayanan yang memuaskan sangat didukung oleh sarana yang tersedia. Poliklinik

Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri belum memiliki sarana yang cukup

43
misalnya USG yang belum tersedia di poliklinik sehingga pasien harus melakukan

pemeriksaan di unit radiologi sehingga mempersulit pasien. Berdasarkan teori

Dimensi ini menunjukkan kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan

yang akurat, handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab terhadap apa yang

dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memenuhi

janjinya.

Sebagai pembanding penelitian yang dilakukan oleh Nadya pada bulan

Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina

menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan

terhadap dimensi realibility sebanyak 1 pasien rawat jalan (3,3 %), merasa cukup

memuaskan terhadap dimensi realibility sebanyak 18 pasien rawat jalan (60 %) dan

merasa memuaskan terhadap dimensi realibility sebanyak 11 pasien rawat jalan (36,7

%).

6.3.3 Responsiveness (ketanggapan)

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pasien didapatkan dimensi

responsiveness (ketanggapan) pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah

Sakit Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 71,43% yang termasuk dalam

kriteria memuaskan.

Menurut peneliti ketanggapan petugas kesehatan sangat penting, mengingat

waktu adalah hal yang sangat berharga sehingga hal ini juga harus diperhatikan.

Apalagi dalam bidang kesehatan waktu adalah hal pokok dalam menyelamatkan

pasien. Petugas kesehatan Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri sudah

cukup baik dalam menjalankan dimensi ini. Berdasarkan teori, dimensi ketanggapan

44
merefleksikan komitmen untuk memberikan pelayanan tepat pada waktunya, yang

berkaitan dengan keinginan dan kesiapan petugas untuk melayani. Dimensi ini

merefleksikan persiapan rumah sakit sebelum memberikan pelayanan.

Sebagai pembanding penelitian yang dilakukan oleh Nadya pada bulan

Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina

menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan

terhadap dimensi responsiveness sebanyak 1 pasien rawat jalan (3,3 %), yang merasa

cukup memuaskan terhadap dimensi responsiveness sebanyak 18 pasien rawat jalan

(60 %) dan yang merasa memuaskan terhadap dimensi responsiveness sebanyak 11

pasien rawat jalan (36 7 %) responden.

6.3.4 Emphaty (Perhatian)

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pasien didapatkan dimensi

emphaty (perhatian) pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan Rumah Sakit Ibnu

Sina mempunyai nilai indeks sebesar 77,14% yang termasuk dalam kriteria

memuaskan.

Menurut peneliti semua pasien senantiasa ingin diperhatikan sehingga dimensi

ini juga sangat penting. Pasien datang ingin mengutarakan keluhan yang dirasakan

dan petugas kesehatan seharusnya mendengar dan mencari solusinya sehingga rasa

puas pasien dapat dicapai. Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri

sudah sangat baik dalam menjalankan dimensi ini. Berdasarkan teori, dimensi ini

menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada setiap pelanggan. Dimensi ini

merefleksikan kemampuan pekerja untuk menyelami perasaan pelanggan,

sebagaimana jika pekerja itu sendiri mengalaminya.

45
Sebagai pembanding penelitian yang dilakukan oleh Nadya pada bulan

Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina

menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan

terhadap dimensi emphaty sebanyak 7 pasien rawat jalan (23,3 %), merasa

memuaskan terhadap dimensi emphaty sebanyak 23 pasien rawat jalan (76,7 %).

6.3.5 Assurance (Jaminan dan Kepastian)

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pasien didapatkan dimensi

Assurance (Jaminan dan Kepastian) pada pasien rawat jalan poliklinik kebidanan

Rumah Sakit Ibnu Sina mempunyai nilai indeks sebesar 78,45% yang termasuk

dalam kriteria memuaskan.

Menurut peneliti jaminan dan kepastian sangat dibutuhkan oleh pasien.

Misalnya jaminan akan terhindar dari penyakit menular. Hal ini penting karena

pasien datang mencari kesembuhan bukan malah menambah penyakit sehingga

kesadaran petugas kesehetan seharusnya diperhatikan, misalnya senantisa mencuci

tangan dan menggunakan alat pelindung diri dalam menjalankan tugas. Poliklinik

Kebidanan Rumah Sakit Ibnu Sina sendiri sudah sangat baik dalam menjalankan

dimensi ini. Berdasarkan teori, dimensi ini mencakup kemampuan untuk

memberikan kepercayaan kepada pelanggan. Dimensi ini merefleksikan kompetensi

jasa pelayanan kepada pelanggan dan keamanan operasional. Keamanan

merefleksikan pelanggan bahwa ia bebas dari bahaya resiko dan keragu-raguan.

Sebagai pembanding penelitian yang dilakukan oleh Nadya pada bulan

Oktober 2012 pada unit perawatan di bagian kebidanan dan poliklinik RS Ibnu Sina

menunjukkan bahwa dari 30 pasien rawat jalan, yang merasa tidak memuaskan

46
terhadap dimensi assurance sebanyak 15 pasien rawat jalan (50 %), cukup

memuaskan terhadap dimensi assurance sebanyak 14 pasien rawat jalan (46,7 %)

dan memuaskan sebanyak 1 pasien rawat jalan (3,3 %).

47
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai

"Tingkat Kepuasan Pelayanan Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Kebidanan Rumah

Sakit Ibnu Sina" dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dimensi tangiable/penampilan fisik

didapatkan indeks sebesar 77,62% yang menunjukkan dimensi ini tergolong

memuaskan.

2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dimensi realibility/kehandalan

didapatkan indeks sebesar 73,24% yang menunjukkan dimensi ini tergolong

memuaskan.

3. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dimensi responsiveness/daya tanggap

didapatkan indeks sebesar 71,43% yang menunjukkan dimensi ini tergolong

memuaskan.

4. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dimensi emphaty/kepedulian

didapatkan indeks sebesar 77,14% yang menunjukkan dimensi ini tergolong

memuaskan.

5. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dimensi assurance/Jaminan didapatkan

indeks sebesar 78,45% yang menunjukkan dimensi ini tergolong memuaskan.

48
6.2. SARAN

1. Diharapkan semua petugas kesehatan baik paramedis maupun dokter agar

senantiasa memperhatikan kebutuhan pasien dalam menjalankan tugas di

rumah sakit Ibnu Sina

2. Diharapkan semua pihak Rumah Sakit agar tetap mempertahankan, menjaga

serta meningkatkan citra mutu pelayanan yang telah baik guna untuk masa

depan yang lebih baik.

3. Diharapkan semua pihak Rumah Sakit agar lebih meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya dalam hal penampilan fisik baik fasilitas

maupun penampilan petugas.

4. Diharapkan semua pihak Rumah Sakit agar lebih meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya dalam hal kehandalan petugas baik dokter,

bidan atau perawat, petugas administrasi, satpam, dan sebagainya.

5. Diharapkan semua pihak Rumah Sakit agar lebih meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya daya tanggap para petugas kesehatan

misalnya melayani pasien tepat waktu sehingga pasien tidak menunggu lama.

6. Diharapkan semua pihak Rumah Sakit agar lebih meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan yaitu lebih memberikan perhatian secara tulus kepada

semua pasien tanpa memandang status sosialnya.

7. Diharapkan semua pihak Rumah Sakit agar lebih meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya jaminan terhadap pasien akan bahaya

penyakit menular.

49
DAFTAR PUSTAKA

1. Febriani VA. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan


Konsumen. 2012. [citied 10th Jan 2013]. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/35702/1/Skripsi_FEBRIANI.pdf

2. Khairani L. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat Jalan


RSUD Pasaman Barat. 2011. [citied 10th Jan 2013]. Available from:
http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/JURNAL-TESIS-
LAILA.pdf

3. Ibrahim T. Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Apotek


Pelengkap BPK RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 2007. [citied 10th Jan
2013]. Available from:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7209196206_1693-1912.pdf

4. Yulianita R. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Kebidanan


Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Makassar: UMI. 2011

5. Pohan, IS. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian dan


Penerapan. Jakarta: EGC. 2007

6. Nangoy E. Manajemen Mutu Rumah Sakit. 2011. [citied on 12th Jan 2013].
Availabel from: http// www.scribd.com/doc/55803394/1/I-Mutu-Pelayanan-
Rumah-Sakit

7. Riskiyanti N. Gambaran Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Terhadap Pelayanan


Kesehatan di Rumah Sakit Ibnu Sina. Makassar: UMI. 2011

50
51

Anda mungkin juga menyukai