Anda di halaman 1dari 219

Tauhid

Untuk Kelas II Mutawasith

1427 H/1428
2006/2007
+++++++++++++++++++++

Catatan:
- Perkataan Syaikh Bin Baz di hal. 55 kurang jelas tulisannya.
- Catatan kaki no. 1 pada hal. 87 kurang jelas tulisannya.

SEMESTER I:
=========

Pelajaran Ke-1:

Bab:
Syafaat

- Pengantar:
* Syafaat tidak diminta kecuali dari Allah, memintanya
kepada malaikat, para nabi atau orang-orang saleh termasuk ke
dalam perbuatan syirik.
1. Allah berfirman, "Dan berilah peringatan dengan apa
yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan
dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi
mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'at selain
Allah, agar mereka bertakwa." (QS. Al-An'am: 51).

1
2. Allah berfirman, "Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah
syafa'at itu semuanya." (QS. Az-Zumar: 44).

- Kosa Kata:
‫َوأَنذ ِْر بِ ِه‬ Takut-takuti mereka dengan Al-
Quran.
ٌّ ‫ْس لَ ُهم ِمن د ُونِ ِه َو ِل‬
َ ‫ي َو ََل‬
‫ش ِفيع‬ َ ‫لَي‬ Bagi mereka tidak ada pelindung dan
pemberi syafaat yang akan
menolongnya dan membebaskan
mereka dari azab Allah.

- Materi Pelajaran:
I. Pengertian syafaat dan macam-macamnya.
* Syafaat yaitu: penengah untuk sampai kepada yang lain
dengan tujuan mendatangkan manfaat atau mencegah
kemudaratan.
* Syafaat ada dua macam:
1. Syafaat yang diakui (syafa'at mutsbitah): yaitu syafaat
yang diminta dari Allah. Ini berlaku kelak pada hari kiamat
yang diperuntukkan bagi ahli tauhid.
2. Syafaat yang ditolak (syafa'at manfiyyah): yaitu syafaat
yang diminta dari selain Allah yang mana tidak ada yang
mampu memenuhinya kecuali Allah.

II. Kaum mukminin tidak menjadikan selain Allah sebagai


pelindung dan pemberi syafaat.
Allah berfirman kepada Nabi Muhammad () bahwasanya
takut-takutilah dengan Al-Quran orang-orang yang merasa
2
takut akan dibangkitkan kepada Rabb mereka kelak pada hari
kiamat. Mereka adalah kaum mukminin yang mukhlis (ikhlas).
Yaitu orang-orang yang tidak menjadikan selain Allah sebagai
pelindung dan pemberi syafaat. Mereka tidak memiliki kerabat
yang akan menolong mereka. Tidak memiliki penengah
(wasilah) yang akan memberi mereka syafaat kelak di hadapan
Allah tanpa izin-Nya. Supaya mereka menjadi bertakwa kepada
Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

III. Syafaat kepunyaan Allah semata. Meminta Syafaat


kepada selain Allah hukumnya syirik.
Ini dikarenakan memohon syafaat adalah ibadah yang mana
tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah saja.
Allah berfirman, "Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu
semuanya." (QS. Az-Zumar: 44).
Barangsiapa yang memintanya kepada selain Allah, semisal
kepada malaikat, para nabi dan orang-orang saleh, maka ia
berbuat syirik akbar.1

- Latihan:
1. Allah berfirman: "Dan berilah peringatan dengan apa yang
diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan
dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang
bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi
syafa'at selain Allah, agar mereka bertakwa." (QS. Al-
An'am: 51).
a. Jelaskan macam-macam syafaat.

1
Syirik akbar yaitu kesyirikan yang mengeluarkan pelakunya dari agama
Islam-pent.
3
b. Sifat apa yang disebutkan oleh Allah bagi kaum
muslimin dalam ayat di atas?
2. Lengakapi kalimat berikut ini:
a. Syafaat yaitu: .......
b. Hukum meminta syafaat kepada malaikat, para nabi dan
orang-orang saleh .....................
3. Syafaat kepunyaan Allah semata, dan tidak diminta kecuali
dari-Nya:
a. Sebutkan alasannya untuk ungkapan di atas.
b. Sebutkan dalil dari Al-Quran untuk ungkapan di atas.

-o0o-

4
Pelajaran ke-2:
Bab:
Syafaat (lanjutan)

3. Allah berfirman: "Tiada yang dapat memberi syafa'at di


sisi Allah tanpa izin-Nya?" (QS. Al-Baqarah: 255).
4. Allah berfirman, "Dan berapa banyaknya malaikat di
langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali
sesudah Allah mengizinkannya bagi orang yang dikehendaki
dan diridhai (Nya)." (QS. An-Najm: 26).

- Kosa Kata:
‫َمن ذَا الَّذِي يَ ْشفَ ُع‬ Tak ada seorangpun yang akan
memberi syafaat
‫َوكَم ِمن َّملَك‬ Ada banyak malaikat.
‫ََل ت ُ ْغنِي‬ Tidak memberikan mafaat.

- Materi Pelajaran:
I. Kemahaagungan Allah Ta'ala; dan seluruh makhluk
tunduk kepada-Nya.
Bagian dari keagungan, ketinggian dan kesempurnaan
kekuasaan Allah yaitu tidak ada seorang pun yang memberikan
syafaat di sisi-Nya kelak pada hari kiamat, kecuali atas izin-
Nya.
Firman-Nya, "Siapa yang dapat memberi syafa'at di sisi
Allah tanpa izin-Nya?"

5
Ayat ini redaksinya berupa pertanyaan. Namun, kandungan
maknanya adalah penafian, yakni “Tiada seorangpun yang
dapat memberi syafaat di sisi-Nya kelak pada hari kiamat,
kecuali atas izin-Nya.”
Ini merupakan bantahan kepada orang-orang musyrik yang
menjadikan selain Allah sebagai pemberi syafaat, baik berupa
malaikat, para nabi ataupun orang-orang saleh. Mereka
menyangka bahwa semua itu akan memberikan syafaat di sisi
Allah kelak meskipun tanpa izin-Nya.

II. Syarat syafat yang diakui:


1. Adanya izin Allah kepada pemberi syafaat untuk
memberikan syafaat.
2. Adanya keridhaan Allah kepada orang yang akan
menerima syafaat.
Dalilnya yaitu firman Allah, “Kecuali sesudah Allah
mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).”
(QS. An-Najm: 26).

III. Bantahan kepada orang-orang musyrik yang meminta


syafaat kepada malaikat dan selainnya.
Allah menjelaskan bahwa para malaikat meskipun memiliki
kedudukan yang tinggi di sisi Alah, tidak akan bermanfaat
syafaatnya kepada siapapun kecuali apabila Allah mengizinkan
mereka untuk memberi syafaat kepada orang yang dikehendaki-
Nya. Dan orang yang akan menerima syafaat tersebut diridhai
oleh Allah, baik perkataannya ataupun perbuatannya, yakni
mereka selamat dari kesyirikan, sedikit ataupun banyak.

6
Jika begitu keadaannya malaikat, maka bagaimana lagi yang
selainnya.

IV: Hukum meminta syafaat kepada malaikat dan orang-


orang saleh yang sudah meninggal.
Haram hukumnya meminta syafaat kepada para nabi dan
orang-orang saleh yang sudah meninggal. Misalnya begini,
“Wahai Nabi, berilah aku syafaat di sisi Tuhanmu agar
mengampuniku.” Atau mengatakan, “Wahai Sayid Polan,
berilah aku syafaat di sisi Tuhanmu agar menghilangkan segala
kesulitanku.”

- Latihan:
1. Lengkapi ungkapan berikut:
Allah berfirman: (‫) َمن ذَا الَّذِي يَ ْشفَ ُع ِعندَهُ ِإ ََّل ِبإ ِ ْذنِ ِه‬. Ayat ini bentuk
redaksinya pertanyaan, tapi maknanya………………………
2. Allah berfirman: ( ‫ش ْيئًا إِ ََّل‬ َ ‫شفَا َعت ُ ُه ْم‬
َ ‫ت ََل ت ُ ْغنِي‬ َّ ‫َوكَم ِمن َّملَك فِي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
‫ضى‬َ ‫َّللاُ ِل َمن يَشَا ُء َويَ ْر‬ ْ َ
َّ َ‫)من بَ ْع ِد أن يَأذَن‬.
ِ
a. Mengacu kepada ayat di atas, tentukan syarat-syarat
syafaat yang diakui (syafa’ah mutsbitah)!
2. Dengan apa Allah membantah orang-orang musyrik yang
menjadikan malaikat, para nabi dan orang-orang saleh sebagai
pemberi syafaat selain Allah?

-o0o-

7
8
Pelajaran ke-3:

Bab:
Syafaat (lanjutan)

5. Allah berfirman, “(22) Katakanlah: "Serulah mereka yang


kalian anggap (sebagai tuhan) selain Allah. Mereka tidak
memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi.
Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam
(penciptaan) langit dan bumi. Dan sekali-kali tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.
(23) Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan
bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu.”
(QS. Saba: 22-23).
Abul ‘Abbas1 berkata, “Allah menafikan dari selain-Nya
segala sesuatu yang dipakai sandaran orang-orang musyrik.
Menafikan dari selain-Nya memiliki kerajaan (kekuasaan) atau
sebagiannya atau berupa bantuan kepada Allah. Sehingga tak
tersisa kecuali syafaat. Lalu Allah menjelaskan bahwa syafaat
tidak bermanfaat kecuali bagi orang yang Allah izinkan.
Sebagaimana firman-Nya, “Dan mereka tidak akan memberi
syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al-
Anbiya: 28).
Syafaat yang diklaim oleh orang-orang musyrik adalah
syafa’ah manfiyyah (syafaat yang ditolak) kelak pada hari
kiamat, sebagaimana Al-Quran menafikannya.

1
Abul ‘Abbas adalah kun-yah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiah. Beliau
adalah penulis kitab-kitab terkenal, sangat ilmiah didukung dalil-dalil dari
al-Quran, sunah Nabi () dan atsar salafush shalih. Beliau meninggal tahun
728 H.
9
Rasulullah () mengabarkan bahwasanya kelak beliau akan
datang, lalu sujud kepada Allah, dan memujinya –tidak
memulainya dengan syafaat terlebih dahulu. Lalu dikatakan
kepada beliau, “Angkatlah kepalamu. Katakanlah, tentu akan
didengar. Mintalah, tentu akan diberi. Berilah syafaat, tentu
akan diterima.”1
Abu Hurairiah () bertanya, “ Siapa orang yang paling
bergembira dengan syafaatmu?”
Rasulullah () menjawab, “Orang yang mengucapkan la ilaha
illallah secara ikhlas dari dalam hatinya.”2
Jadi syafaat itu diperuntukkan kepada orang-orang yang
ikhlas (bertauhid) dengan izin Allah. Dan bukan untuk orang-
orang musyrik (melakukan kesyirikan).
Hakikatnya yaitu Allah sendiri yang menganugerahkannya
kepada ahli ikhlas (orang bertauhid). Sehingga, Allah akan
mengampuni mereka dengan perantaraan doa orang yang
diizinkan Allah untuk memberikan syafaat. Ini dalam rangka
memuliakannya dan meraih tempat yang terpuji (al-maqam al-
mahmud).
Sementara itu syafaat yang dinafikan oleh Al-Quran adalah
syafaat yang mengandung kesyirikan. Dan di lain pihak Al-
Quran menetapkan adanya syafaat dengan izin Allah di
beberapa ayat lain.
Nabi () telah menjelaskan pula bahwa syafaat hanya berlaku
bagi ahli tauhid dan ikhlas.” Selesai sampai di sini perkataan
Abul Abbas.3

1
HR. Bukhari, no. 4712 dan Muslim, no. 194.
2
HR. Bukhari, no. 99.
3
Majmu al-Fatawa: VII/77-79.
10
- Kosa Kata:
(‫) ِمثْقَا َل ذَ َّرة‬: seukuran berat semut kecil.
َ ): penolong atau pembantu.
(‫ظ ِهير‬

- Materi Pelajaran:
I. Kebatilan ibadah kepada selain Allah.
Ketika mengomentari ayat di atas, Ibnul Qayyim ()
mengatakan, “Ayat ini memangkas jalinan akar kesyirikan dari
dalam hati, bagi orang memikirkannya.
Allah memutus seluruh sebab yang dipakai sandaran orang-
orang musyrik dalam rangka mengibadahi selain Allah. Allah
menafikan keempat rangkaiannya dari selain Allah, yaitu:
1. Ada selain Allah memiliki kerajaan (kekuasaan). Allah
nafikannya dengan firman-Nya, “…Mereka tidak memiliki
kekuasaan seberat zarrahpun di langit dan di bumi.”
2. Allah memiliki sekutu (terlibat bersama Allah). Ini
dinafikan dengan firman-Nya, “…Dan mereka tidak
mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan
bumi.”
3. Sesembahan orang musyrik merupakan penolong Allah.
Ini dibantah dengan firman-Nya, “…Sekali-kali tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.”
4. Seseorang memberikan syafaat di sisi Allah tanpa seizin-
Nya. Ini juga dinafikan sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan
tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang
yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu.” (QS. Saba:
23).
Jadi, Allah menafikan kepemilikan kekuasaan, sekutu,
penolong dan syafaat yang diklaim oleh orang musyrik. Lalu
11
Allah menetapkan adanya syafaat yang pada dasarnya orang
musyrik tidak berhak juga mendapatkannya, yaitu syafaat atas
izin-Nya.”1

II. Macam-macam syafaat Nabi ().


Syafaat Nabi () terbagi dua:
(1) Pertama, syafaat yang khusus bagi Rasulullah (), yaitu:
1. Syafaat agung (syafa'ah uzhma) yang mana para rasul ulul
'azmi menolak untuk memberikannya, hingga akhirnya sampai
kepada beliau sendiri2. Beliau bersabda, "Aku yang berhak
akan itu." Inilah al-maqam al-mahmud (tempat terpuji).
2. Syafaat Rasulullah bagi ahli surga untuk memasukinya.
3. Syafaat Rasulullah bagi pamannya –Abu Thalib– untuk
dikurangi azabnya.
(2) Kedua, Syafaat yang bersifat umum, bagi Rasulullah ()
dan seluruh kaum mukminin, yaitu:
1. Syafaat yang diberikan kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar tidak dimasukkan ke dalam neraka.
2. Syafaat yang diberikan kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar dikeluarkan dari dalam neraka.
3. Syafaat yang diberikan kepada penduduk surga untuk
mendapatkan tambahan pahala dan peningkatan derajat mereka
di surga.

1
Madarij al-Salikin: I/343 (dengan sedikit perubahan redaksi).
2
Ini terjadi pada hari kiamat ketika matahari jarakanya sangat dekat dengan
para makhluk. Mereka ditimpa kepayahan, lalu memohon kepada para nabi
agar memberi syafaat kepada mereka untuk memohon kepada Allah
diringankan kondisinya.
12
(3) Ketiga, orang yang paling bahagia dan berhak atas
syafaat Nabi () yaitu ahli tauhid dan ikhlas.
Membatasinya hanya bagi mereka yaitu berdasarkan sabda
beliau, "Yaitu orang yang mengucapkan la ilaha illallah secara
ikhlas dari dalam hatinya."
Ini agar kaum musyrikin tidak menyangka bahwa mereka
berhak mendapatkan syafaat. Mereka tidak akan mendapatkan
syafaat dikarenakan mereka telah memintanya kepada selain
Allah. Yang akan mendapatkannya adalah orang-orang ahli
tauhid. Bahkan sekalipun orang-orang yang telah masuk neraka
dikarenakan dosa mereka, bisa mendapatkan syafaat untuk
keluar dari neraka setelah dibersihkan dosa-dosanya. Ini
sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits, "Keluarkan
dari neraka orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan
meskipun seberat biji sekalipun."1
(4) Keempat, orang-orang yang memberikan syafaat
merupakan orang yang berkudukan sangat tinggi.
Mereka adalah para malaikat, nabi-nabi dan orang-orang
saleh. Dan yang paling tertinggi adalah Nabi kita Muhammad
(). Ketika Allah mengizinkan seseorang untuk memberikan
syafaat, menunjukkan ada penghormatan Allah kepada orang
tersebut. Menampakkan kemuliaan dan kedudukannya di
hadapan Allah. Selain itu sebagai bentuk kasih sayang kepada
orang yang menerima syafaat tersebut.
Sampai di sini menjadi jelas bagi kita bahwa: syafaat tidak
diberikan kepada orang yang beribadah kepada malaikat, para
nabi dan orang-orang saleh dengan alasan dalam rangka
meminta wasilah dan kedekatan. Yang berhak mendapatkan
syafaat yaitu ahli tauhid.

1
HR. Bukhari, no. 22.
13
- Kegiatan:
Siswa menuliskan kondisi pada hari kiamat, sikap rasul ulul
'azmi ketika dimintai syafaat; dan keutamaan Nabi kita
Muhammad ().

- Latihan:
1. Allah berfirman:
‫ت‬ َّ ‫َّللاِ ۖ ََل َي ْم ِل ُكونَ ِمثْقَا َل ذَ َّرة ِفي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫ُون‬ ِ ‫)قُ ِل ادْعُوا الَّذِينَ زَ َع ْمتُم ِمن د‬
‫ َو ََل‬- ‫ظ ِهير‬ َ ‫ض َو َما لَ ُه ْم فِي ِه َما ِمن ِش ْرك َو َما لَهُ ِم ْن ُهم ِمن‬ ِ ‫َو ََل فِي ْاْل َ ْر‬
.)ُ ‫شفَا َعةُ ِعندَهُ ِإ ََّل ِل َم ْن أَذِنَ لَه‬ َّ ‫تَنفَ ُع ال‬
Dalam ayat ini Allah memutus empat sebab yang dipakai
sandaran orang-orang musyrikin dalam mengibadahi selain
Allah. Sebutkan empat sebab tersebut satu-persatu disertai
syahid-nya dari ayat tersebut.
2. Ada syafaat yang khusus bagi Nabi () dan ada yang umum
bagi seluruh kaum muslimin. Tentukan keduanya
berdasarkan tabel berikut ini:
Jenis Syafaat Khusus Umum
1. Syafaat yang diberikan
kepada ahli surga untuk
memasukinya.
2. Syafaat yang diberikan
kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar keluar dari
neraka.
3. Syafaat yang diberikan
kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar tidak masuk
neraka.

14
4. Syafaat yang diberikan
kepada penduduk surga
untuk penambahan pahala
dan peningkatan derajat
mereka di surga.
3. Sebutkan alasannya untuk masalah berikut ini:
a. Rasulullah () membatasi syafaatnya dengan
sabdanya, "Yaitu orang yang mengucapkan la
ilaha illallah secara ikhlas dari dalam hatinya."
b. Orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan
syafaat kelak pada hari kiamat.
4. Orang-orang yang memberikan syafaat merupakan
orang yang memiliki derajat tertinggi pada hari
kiamat. Sebutkan tiga di antara mereka tersebut.
5. Siapakah orang yang paling berbahagia dengan
syafaat Nabi ()?

-o0o-

15
Pelajaran ke-4:

Bab:
Firman Allah Ta'ala: {... َ‫( } ِإنَّكَ ََل تَ ْهدِي َم ْن أَحْ بَبْت‬QS. Asy-
Syu'ara: 221).

- Pengantar:
Rasulullah () bersemangat mendakwahi pamannya –Abu
Thalib– agar mendapatkan hidayah. Namun, ternyata hal
tersebut tidak tercapai. Ini menjadi dalil bahwa beliau tidak
memiliki kuasa atas seseorang untuk memberikan manfaat
ataupun menimpakan kemudaratan. Karena itu, adalah batil
menjadikan beliau sebagai yang diibadahi di samping Allah
Ta'ala. Dan yang selain beliau lebih tidak layak lagi.
1. Diriwayatkan dalam kitab al-Shahih melalui jalur Ibnul-
Musayyib, dari bapaknya, beliau berkata: Ketika Abu Thalib
hampir meninggal, Rasulullah menengoknya. Saat itu di
samping Abu Thalib telah hadir Abdullah bin Abu Umayyah
dan Abu Jahal.
Rasulullah () berkata kepada pamannya, "Wahai pamanku,
ucapkanlah la ilaha illallah. Sebuah kalimat yang mana aku
akan bersaksi bagimu kelak di hadapan Allah."
Kedua temannya (Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu
Jahal) menyela, "Apakah engkau (wahai Abu Tahalib) akan
meninggalkan agama Abdul Muththalib?"
Kemudian Nabi mengulangi ajakannya kepada pamannya.
Tapi, kedua teman Abu Thalib mengulangi lagi peringatannya.

16
Dan akhir dari apa yang disabdakan Rasulullah () mengenai
pamannya, "Beliau berada di atas agama Abdul Muththalib.
Beliau enggan mengucapkan la ilaha illallah."
Beliau juga bersabda, "Aku akan benar-benar memintakan
ampunan bagimu (wahai Abu Thalib), sepanjang tidak
dilarang."
Maka, Allah menurunkan ayat berikut:
"Tidak sepatutnya Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik,
walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya),
sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu
adalah penghuni neraka." (QS. At-Taubah: 113).
Berkenaan dengan Abu Thalib, Allah menurunkan ayat
berikut:
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk
kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS.
Al-Qashash: 56).

- Kosa Kata:
‫حضر أبا طالب الوفاة‬ Datang tanda-tanda kematian Abu
Thalib.
‫أحاج لك بها عند هللا‬ Aku bersaksi bagimu dengannya
(kalimat la ilaha illallah) di
hadapan Allah.
‫ملة عبد المطلب‬ Agama Abdul Muththalib, yaitu
kesyirikan dan mengibadahi
berhala.

17
- Materi Pelajaran:
I. Macam-macam Hidayah:
Hidayah (petunjuk) ada dua jenis:
Pertama, hidayah taufiq (petunjuk yang berupa taufik): yaitu
petunjuk yang berada di dalam hati. Petunjuk jenis ini hanya
milik Allah semata. Hanya Allah yang berkuasa atasnya.
Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat
memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya." (QS.
Al-Qashash: 56).
Petunjuk jenis ini yang dimaksud pada bab ini.
Kedua, hidayah bayan (petunjuk yang berupa penjelasan):
yaitu menunjuki seseorang kepada agama dan syariat Islam.
Hidayah jenis ini bisa dimiliki oleh Rasulullah () dan para juru
dakwah (dai) setelah beliau.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan sesungguhnya kamu benar-
benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Asy-
Syura: 52).

II. Rasulullah () sangat bersemangat untuk memberi hidayah


kepada pamannya.
Ini karena ikatan kekerabatan. Juga karena Abu Thalib
selalu menjaga Rasulullah () dari segala gangguan dan selalu
memperhatikan segala yang menimpa beliau. Selain itu dalam
banyak syairnya, sebetulnya Abu Thalib mengakui kebenaran
risalah Nabi Muhammad (). Di antar syairnya yaitu:

18
Aku mengetahui bahwa # adalah sebaik-baiknya
agama Muhammad agama manusia

Sayangnya beliau tidak mengikuti Rasulullah (), dan tetap


berpegang teguh dengan agama nenek moyangnya dikarenakan
takut tuduhan dan celaan kaumnya.

II. Kebatilan bergantung kepada Nabi () dan selainnya.


Rasulullah () adalah manusia yang paling utama. Tapi,
beliau tidak bisa menolak kemudaratan dan menciptakan
manfaat. Beliau tidak mampu memberikan hidayah (petunjuk
berupa taufik) kepada siapapun. Seandainya beliau memilikinya
tentu yang paling berhak mendapatkannya adalah paman beliau
sendiri yang senantiasa menjaga beliau. Tapi, kenyataannya
pamannya meninggal di atas kesyirikan. Dalam kisahnya
terdapat pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran.
Sesungguhnya hanya Allah yang dimintai untuk memenuhi
segala kebutuhan dan menghilangkan segala kesempitan. Allah
satu-satunya yang memberikan hidayah ke dalam hati.
Sebagaimana Dia satu-satunya yang menciptakan makhluk.
Barangsiapa yang memohonnya kepada selain Allah, maka ia
terjerumus ke dalam syirik akbar1.
Oleh karena itu wajib kepada seluruh hamba untuk bersegera
kepada Allah dan memohon hidayah-Nya. Bersegera kepada-
Nya dengan melaksanakan segala kewajiban dan meninggalkan
segala yang diharamkan. Juga bersegera menelaah Kitabullah
(Al-Quran) dan bermajelis dengan orang-orang saleh.
Barangsiapa yang memperhatikan hal tersebut niscaya Allah
1
Syirik akbar yaitu kesyirikan yang menjadikan pelakunya keluar dari
agama Islam-pent.
19
akan menolongnya dan memudahkannya untuk menggapai
hidayah Allah.
Allah berfirman, "Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS. Al-Ankabut: 69).

IV. Kemudaratan taqlid kepada kesesatan nenek moyang.


Ketika Rasulullah () menyampaikan kepada pamannya
kalimah "la ilaha illallah" agar bisa menjadi saksi kelak di
hadapan Allah, maka orang-orang musyrikin membalasnya
dengan menyerunya agar tetap di atas agama nenek moyang
mereka, yaitu agama kesyirikan.
Rasulullah () mengulangi permintaannya agar mengucapkan
kalimah syahadah. Maka orang-orang musyrik juga mengulangi
perlawanannya dengan mengatakan, "Apakah engkau akan
meninggalkan agama Abdul Muththalib?"
Mereka men-talqin Abu Thalib dengan hujah yang dipakai
orang-orang musyrik untuk melawan para rasul , yaitu taqlid
kepada nenek moyang. "Sesungguhnya kami mendapati bapak-
bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami
orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak
mereka." (QS. Az-Zukhruf: 22).
Akhirnya, yang paling terakhir diucapkan Abu Thalib yaitu
bahwa beliau berada di atas agama Abdul Muththalib1. Dia
enggan mengucapkan la ilaha illallah. Hingga akhirnya dia
meninggal di atas kesyirikan dan mengikuti nenek moyangnya.

1
Al-Hafizh mengatakan, "Zahirnya adalah bahwa Abu Thalib mengatakan:
saya....dst" sebagaimana yang dimuat dalam al-Musnad. Lalu ada rawi yang
merubahnya dengan lafazh "huwa" (dia) dikarenakan ada unsur
ketidakpantasan apabila menggunakan lafazh "ana" (saya). Ini bagian dari
intervensi yang baik terhadap matan hadits.
20
Ini tentu saja atas dasar hikmah yang Allah miliki. Juga agar
diketahui bahwa agama ini tidak bisa diraih dengan garis
keturunan, namun dengan takwa. Dan kisah ini memberikan
faidah bahwa amalan itu tergantung penghujungnya.

V. Kemudratan yang ditimbulkan oleh teman yang buruk.


Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal menjadi sebab
Abu Thalib terhalang dari kebenaran dan dari agama agung ini
yang mana di situlah kebahagiaan yang abadi. Kisah ini
menunjukkan kemudaratan sahabat yang buruk bagi manusia.
Maka, hendaknya berhati-hati dari berdekatan dan
mendengarkan mereka.
Keburukan mereka tidak saja sebatas kesyirikan, namun
menyangkut seluruh perilaku manusia. Ini dikarenakan sahabat
memberikan pengaruh yang besar kepada temannya dalam hal
menempuh jalan yang baik atau yang buruk.
Rasulullah () bersabda, "Seseorang bergantung kepada
agama temannya. Oleh karena itu hendaknya salah seorang
kalian memperhatikan siapa yang menemaninya."1

VI. Orang-orang kafir Quraisy mengetahui makna "la ilaha


illallah".
Ketika Nabi () menyampaikan kalimah la ilaha illallah (tidak
ada sesembahan yang haq kecuali Allah), saat itu Abu Jahal dan
yang bersamanya mengetahui bahwa yang dimaksud oleh
Rasulullah () dengan kalimah tersebut yaitu menafikan
kesyirikan serta beribadah hanya kepada Allah semata.
Seandainya Abu Thalib mengucapkannya, berarti ia berlepas

1
HR. Abu Daud, no. 4833.
21
diri dari agama Abdul Muththalib (yaitu kesyirikan). Oleh
karena itu mereka mencegah untuk mengucapkannya.
Ini berbeda dengan orang yang mengaku berilmu, namun
tidak memahami makna kalimah tersebut, hingga menghakimi
setiap orang yang mengucapkannya sebagai muslim meskipun
mengibadahi para nabi dan orang-orang saleh, serta beribadah
kepada mereka dengan doa, sembelihan, tawaf di kuburannya
dan lain sebagainya. Ini sangat mengherankan, ternyata Abu
Jahal lebih mengetahui makna la ilaha illallah ketimbang dia!!!

VII. Haram memintakan ampuan bagi orang musyrik.


Ketika Abu Thalib ternyata meninggal di atas kesyirikan,
Rasulullah () berjanji akan memintakan baginya ampunan
kepada Allah, sepanjang tidak dilarang. Lalu Allah menurunkan
ayat, "Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang
beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang
musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya)." (QS. At-Taubah: 113).
Maka, ketika memintakan istighfar bagi mereka hukumnya
haram, berarti ber-wala dan mencintai mereka lebih terlarang
lagi.

- Kegiatan:
Seputar kisah Rasulullah () dan pamannya –Abu Thalib.
Siswa menulis sepanjang enam baris tentang bahaya teman-
teman yang buruk bagi manusia, juga tentang apa yang wajib
dilakukan dalam rangka menghadapi mereka.

- Latihan:

22
1. Nabi () bersemangat agar pamannya mendapatkan hidayah,
namun hal tersebut tidak tercapai.
Berdasarkan ungkapan tadi, jawablah pertanyaan berikut:
a. Siapa yang berkuasa atas terhidayahinya seseorang?
b. Hidayah ada dua jenis, sebutkan!
2. Dalam al-Shahih yang diriwayatkan melalui jalur Ibnul-
Musayyib, dari bapaknya, beliau berkata:
‫ جاءه رسول هللا () وعنده عبد هللا بن أبي‬،‫لما حضرت أبا طالب الوفاة‬
.)‫ قل َل إله إَل هللا أحاج لك بها عند هللا‬،‫ (يا عم‬:‫ فقال له‬.‫أمية وأبو جهل‬
.‫ الحديث‬...‫ أترغب عن ملة عبد المطلب؟‬:‫فقاَل له‬
Berdasarkan hadits di atas, jawablah pertanyaan berikut:
a. Apa makna kalimat berikut: (‫ملة ( )حضرت أبا طالب الوفاة‬
‫)عبد المطلب‬.
b. Kenapa Abu Jahal mencegah paman Rasulullah () –
Abu Thalib untuk mengucapkan la ilaha illallah.
c. Jelaskan pengaruh dari pertemanan yang buruk
terhadap seorang muslim dan seluruh perilakunya.
3. Jelaskan hukum dari hal-hal berikut ini:
a. Memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik.
b. Bergantung kepada Nabi () dalam memohon segala
kebutuhan dan menghilangkan kesempitan.
c. Menengok orang musyrik yang sakit karena
diharapkan bisa masuk Islam.

-o0o-

23
Pelajaran ke-5:

Bab:
Sebab dari Kekufuran Anak Cucu Adam dan Meninggalkan
Agama Mereka yaitu Berlebih-lebihan kepada Orang-orang
Shalih

- Pengantar:
Awal dari kekufuran anak cucu Adam dan mereka
meninggalkan agama –yang mana mereka diciptkan
karenanya– disebabkan oleh berlebih-lebihan (ghuluw) kepada
orang-orang saleh, para nabi, wali dan selainnya. Oleh karena
itu, wajib untuk berhati-hati dan meninggalkan hal tersebut.

1. Firman Allah Ta'ala, "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu


melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar." (QS. An-Nisa:
171).

- Kosa Kata:
(‫)أهل الكتاب‬: Yahdi dan Nasrani
(‫)َل تغلوا‬: Ghuluw yaitu berlebih-lebihan dan melampaui
batas. Yang dimaksud di sini yaitu berlebih-lebihan dalam
mengagungkan orang-orang saleh, baik dengan perkataan
ataupun keyakinan.

- Materi Pelajaran:

24
I. Macam-macam manusia di hadapan orang-orang saleh.
Ada tiga (3) golongan:
1. Berlebih-lebihan kepada orang saleh.
Yaitu mereka yang menempatkan orang-orang saleh di
atas/melampaui kedudukannya yang diberikan Allah Ta'ala.
Lalu mengagungkan kuburan mereka dengan berdoa,
mempersembahkan sembelihan dan bertawaf di sekelilingnya.
Bahkan sebagian mereka ada yang berkeyakinan bahwa orang-
orang saleh mampu mengabulkan permintaan (doa),
menyelamatkan orang yang tenggelam dan mengatur alam
semesta. Ini tentu saja syirik akbar.
2. Menyepelekan orang-orang saleh.
Yaitu mereka yang menyepelekan orang-orang saleh,
mengingkari keutamaanya serta tidak mau mencintai dan ber-
wala kepada mereka.
Kedua golongan di atas telah menyimpang dari jalan yang
benar.
3. Kelompok pertengahan.
Mereka adalah orang-orang yang meneladani orang-orang
saleh dalam perkataan dan amalannya yang saleh. Juga
mencintai mereka, menghormati dan membelanya. Selain itu
tidak menempatkan mereka melampaui kedudukan semestinya
yang diberikan Allah Ta'ala.
Inilah yang wajib dilakukan sehubungan dengan orang-
orang saleh. Tidak ifrath (berlebihan) dam tidak juga tafrith
(menyepelekan).

II. Allah melarang Ahli Kitab dari berbuat ghuluw


(berlebihan) dalam agama.

25
Allah melarang orang-orang Yahudi dan Nasrani dari sikap
melampaui batas kepada orang saleh dan dari menempatkan
orang saleh melampaui kedudukan semestinya yang diberikan
Allah. Ghuluw (berlebihan) banyak terjadi di kalangan Nasrani.
Mereka berlebih-lebihan kepada Nabi Isa (). Mengangkat Nabi
Isa () dari kedudukannya sebagai nabi ke kedudukannya
sebagai tuhan selain Allah. Sebaliknya Yahudi menyepelekan
Nabi Isa (). Jadi, Nasrani bersikap ifrath (berlebihan),
sementara Yahudi tafrith (menyepelekan).

III. Allah memperingatkan umat ini agar jangan mengikuti


jalan Yahudi dan Nasrani.
ِ ‫ ) َيا أَ ْه َل ْال ِكت َا‬yaitu
Objek yang dituju oleh ayat (‫ب ََل تَ ْغلُوا فِي دِينِ ُك ْم‬
Ahli Kitab, namun terkandung juga peringatan kepada umat ini.
Yaitu jangan sampai menyikapi Nabi Muhammad ()
sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Narani kepada Nabi
Isa (), atau kaum Yahudi kepada Nabi Uzair (). Barangsiapa
yang menyerupai Yahudi dan Nasrani dan berlebih-lebihan
dalam agama dengan ifrath dan tafrith, maka ia bagian dari
mereka.

- Kegiatan:
Salah satu sebab terjadinya penyimpangan dalam akidah dan
pemikiran sebagian kaum muslimin yaitu ghuluw dalam agama.
Tulislah seputar permasalahan berikut:
1. Sebab-sebab ghuluw dan pengaruhnya.
2. Tips-tips untuk menjaga dan menyembuhan diri dari
ghuluw.

- Latihan:

26
1. Berlebihan kepada orang-orang saleh merupakan pangkal
penyebab kesyirikan baik dulu maupun sekarang. Apa
maksud dari ungkapan tersebut?
2. Apa hukumnya orang yang berkeyakinan bahwa orang-
orang saleh bisa mengabulkan doa dan menyelamatkan
orang yang tenggelam.
3. Jelaskan kewajiban dalam bersikap sehubungan dengan
orang saleh.
4. Alllah melarang dari mengangkat makhluk melebihi
kedudukan semestinya yang diberikan Allah. Firman-Nya:
ِ ‫)يَا أ َ ْه َل ْال ِكتَا‬.
(‫ب ََل تَ ْغلُوا فِي دِينِ ُك ْم‬
a. Sebutkan contoh mengenai sikap ghuluw Ahli Kitab
kepada para nabi mereka.
b. Apakah yang dituju oleh ayat ini hanya Ahli Kitab
saja? Jelaskan.
5. Sambungkan pernyataan pada kolom A dengan
pasangannya yang benar pada kolom B:
A B
- Menyepelekan orang-orang
- Golongan
saleh dan mengingkari
yang
keutamaannya.
berlebihan
- Membela orang-orang saleh
- Golongan
dan tidak mengangkatnya
yang
melampaui kedudukan
menyepelekan
semestinya.
- Mengagungkan para
- Golongan
penghuni kubur dengan
yang
berdoa dan
pertengahan
mempersembahkan
sembelihan bagi mereka.

-o0o-

27
Pelajaran ke-6:

Bab:
Sebab dari Kekufuran Anak Cucu Adam dan Meninggalkan
Agama Mereka Yaitu Berlebih-lebihan kepada Orang-orang
Shalih (Lanjutan)

2. Di dalam kitab al-Shahih diriwayatkan melalui jalur Ibnu


Abbas () mengenai ayat:
ُ ‫) َوقَالُوا ََل تَذَ ُر َّن آ ِل َهت َ ُك ْم َو ََل تَذَ ُر َّن َودًّا َو ََل‬
َ ُ‫س َواعًا َو ََل َيغ‬
(‫وث َو َيعُوقَ َونَس ًْرا‬
Artinya: "Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan
pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan
jangan pula Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr". (QS. Nuh: 23).
Kata Ibnu Abbas (), "Ini adalah nama-nama orang saleh
pada kaum Nabi Nuh (). Ketika mereka meninggal, syaitan
membisikkan kepada orang-orang agar di majelis-majelis
mereka di pasang patung-patung pengingat yang dinamai sesuai
nama-nama orang saleh tadi. Mereka melakukannya; dan saat
itu belum sampai disembah. Hingga ketika generasi tersebut
meninggal, dan ilmu diabaikan, barulah patung-patung tadi
disembah.1
Ibnul Qayyim () mengatakan, "Bukan hanya seorang saja
dari para salaf yang mengatakan: Ketika mereka (orang-orang
saleh tadi) meninggal, orang-orang bersemedi di kuburan-
kuburannya, lalu membuat patung-patungnya. Hingga setelah
berlalu sekian masa, mulailah mereka mengibadahinya."

1
HR. Bukhari, no. 4920.
28
- Kosa Kata:
‫ََل تَذَ ُر َّن آ ِل َهتَ ُكم‬ Janganlah kalian tinggalkan
beribadah kepada berhala-berhal
kalian.
‫س َواع َو َيغُوث َو َيعُوق‬
ُ ‫َود َو‬ Nama-nama orang saleh dari kaum
‫َونَسْر‬ Nabi Nuh. Tapi, berikutnya menjadi
nama-nama berhala yang diibadahi
selain Allah.
‫أوحى الشيطان إلى قومهم‬ Membisikkan kepada mereka.
‫اْلنصاب‬ Berhala-berhala yang dibentuk
sesuai dengan gambar orang-orang
saleh.
‫عكفوا على قبورهم‬ Berkumpul di kuburan mereka
dalam rangaka mengagungkannya.

- Materi Pelajaran:
I. Awal kesyirikan yang terjadi di muka bumi disebabkan
oleh ghuluw (berlebihan) kepada orang-orang saleh.
Dulunya, selama sepuluh abad manusia berada di atas
tauhid. Ini semenjak Nabi Adam () diturunkan Allah ke bumi
hingga timbul kesyirikan dikarenakan berlebihan kepada orang-
orang saleh.
Pada mulanya Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr
adalah nama-nama orang saleh dari kaum Nabi Nuh (). Mereka
adalah orang-orang yang memiliki ilmu, keutamaan dan orang
yang saleh. Mereka memiliki murid-murid yang setia mengikuti
mereka.
Ketika para ulama ini meninggal dalam waktu yang saling
berdekatan, orang-orang bersedih. Mereka merasa kehilangan
29
sehingga kerap kali bolak-balik berkunjung ke kuburannya.
Lalu syaitan membisikan kepada mereka agar membuat patung-
patung menyerupai orang-orang saleh tersebut. Dibisikkan juga
agar menempatkannya di majelis-majelis mereka dalam rangka
mengingat dan mengikuti mereka dalam berbuat baik. Inilah
tipu daya syaitan agar generasi berikutnya terjerumus
mengibadahi selain Allah.
Setelah generasi yang membuat patung-patung ini
meninggal, mulailah ilmu ditinggalkan karena para ahlinya
meninggal dunia. Dan datanglah generasi berikutnya yang tidak
mampu membedakan mana tauhid dan mana kesyirikan.
Berikutnya kepada generasi setelah itu syaitan membisikkan,
“Tidaklah orang-orang berkumpul di kuburan orang-orang
saleh, serta memasang patung-patungnya, kecuali mereka
mengibadahinya selain Allah Ta’ala.
Berikutnya, Allah mengutus Nabi Nuh () untuk menyeru
mereka agar beribadah hanya kepada Allah semata. “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
yang berhak disembah selain Dia.” (QS. Hud: 61).
Jadi, baik dulu ataupun sekarang, yang menjadi penyebab
timbulnya kesyirikan adalah ghuluw (berlebihan) kepada orang-
orang saleh. Dan oleh syaitan ditampakkan sebagai perwujudan
kecintaan dan pengagungan.

II. Kemudaratan hilangnya ilmu.


Salah satu keutamaan yang diberikan Allah kepada manusia
yaitu ilmu dan para ahlinya (ulama) yang menyampaikan
penjelasan kepada manusia tentang tauhid dan kesyirikan serta
sunah dan bidah.

30
Ketika ilmu dan para ulama hilang, maka tersebarlah
kebodohan, kesyirikan dan bidah. Dalam kisah kaum Nabi Nuh
(), syaitan tidak mengajak manusia kepada kesyirikan ketika
ilmu dan para ulama ada bersama mereka. Syaitan baru beraksi
ketika para ulamanya meninggal dunia.
Oleh karena itu, seorang muslim wajib beribadah
berdasarkan ilmu. Serta waspada terhadap kesyirikan dan
segala yang mendekatkan kepada kesyirikan. Lalu hendaknya
selalu hati-hati dengan tipu daya syaitan dan segala bisikannya.
Ini agar dia bersama para ahli tauhid yang meraih kebahagiaan
dunia dan akhirat. Selain itu hendaknya mengetahui dan
menghormati keutamaan ahli ilmu serta mengikutinya.

- Kegiatan:
Berdasarkan pada apa yang kamu pelajari pada bab ini,
tulislah keutamaan ilmu dan ulama serta pengaruhnya bagi
umat.

- Latihan:
1. Allah berfirman: ( ‫س َواعًا َو ََل‬ ُ ‫َوقَالُوا ََل تَذَ ُر َّن آ ِل َهت َ ُك ْم َو ََل تَذَ ُر َّن َودًّا َو ََل‬
‫وث َويَعُوقَ َو َنس ًْرا‬ َ ُ‫)يَغ‬.
a. Siapakah yang dimaksud dengan ( ‫س َواعًا َو ََل‬ ُ ‫تَذَ ُر َّن َودًّا َو ََل‬
َ ُ‫?)يَغ‬
‫وث َويَعُوقَ َو َنس ًْرا‬
b. Bagaiman usaha syaitan secara bertahap membuat
kaum Nabi Nuh () menyembah berhala?
2. Isilah titik-titik berikut:
a. Patung-patung (‫ )اْلنصاب‬yaitu ..........................
b. Awal mula terjadinya kesyirikan di muka bumi
disebabkan oleh ...............................................
3. Sebutkan empat (4) bentuk ghuluw (sikap berlebihan)
kepada orang-orang saleh pada masa sekarang!
31
4. Sebutkan tiga (3) pengaruh akibat hilangnya ilmu dan
wafatnya para ulama!
-o0o-

32
Pelajaran ke-7:

Bab:
Sebab dari Kekufuran Anak Cucu Adam dan Meninggalkan
Agama Mereka yaitu Berlebih-lebihan kepada Orang-orang
Shalih (Lanjutan)

3. Diriwayatkan dari Umar () bahwasanya Rasulullah ()


bersabda, "Janganlah kalian menyanjungku sebagaimana orang-
orang Narani menyanjung (Isa) Ibnu Maryam. Sesungguhnya
aku adalah hamba. Maka, katakanlah: hamba Allah dan rasul-
Nya."1
4. Beliau mengatakan: Rasulullah () bersabda, "Hati-hatilah
kalian dengan ghuluw (berlebihan). Sesungguhnya yang
membinasakan orang-orang sebelum kalian yaitu ghuluw."2
5. Dalam hadits yang dimuat oleh Imam Muslim,
diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () bahwasanya Rasulullah ()
bersabda, "Binasalah orang-orang yang mempersulit diri."
Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.3

- Kosa Kata:
(‫)تطروا‬: yang dimaksud dengan (‫ )اإلطراء‬yaitu: berlebihan dan
dusta dalam sanjungan.
(‫)المتنطعون‬: yang dimaksdu dengan (‫ )التنطع‬yaitu: terlalu
mendalam dan memberatkan diri dalam suatu perkara.

1
HR. Bukhari, no. 3445.
2
HR. Ahmad: I/215.
3
HR. Muslim, no. 2670.
33
- Materi Pelajaran:
I. Haram hukumnya melampaui batas (berlebihan) dalam
memuji Rasulullah ().
Rasulullah () melarang seseorang berlebihan dalam memuji
beliau sebagaimana kaum Nasrani berlebihan dalam memuji
Nabi Isa (). Dalam khazanah kaum Nasrani, sebagian ada
mengatakan: "Isa adalah Allah (Tuhan)." Sebgaian lainnya
mengatakan: "Isa adalah anak Allah."
Keyakinan ini adalah syirik besar. Atas dasar ini Allah
mengkafirkan mereka. Allah berfirman, "Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah
Al-Masih putera Maryam." (QS. Al-Maidah: 72).
Lalu beliau membimbing umatnya untuk mensifati beliau
dengan sifat yang diberikan Allah, yaitu: hamba Allah dan
Rasul-Nya. Ini kedudukan beliau yang paling tinggi. Beliau
seorang hamba artinya tidak berhak untuk diibadahi
(disembah). Dan beliau adalah seorang rasul artinya hendaknya
beliau dibenarkan (diakui kebenarannya) dan ditaati.
Ada kaum yang menisbatkan diri kepada Islam, namun
berlebih-lebihan kepada Rasulullah (). Lalu mereka berdoa
kepada beliau, beristighatsah, meminta syafaat dan bernazar
kepadanya. Akhirnya mereka terjerumus ke dalam syirik akbar
yang menafikan tauhid. Ini adalah sikap ifrath (berlebihan)
yang wajib berwaspada diri terhadapnya.
Sebagian lainnya ada yang tidak mau mentaati beliau,
menolak ajarannya dan tidak mau mengikutinya. Ini adalah
sikap tafrith yang harus diwaspadai juga.
Seorang muslim wajib mencintai Rasulullah () dengan
kecintaan yang sesuai tuntunan syariat dan diwujudkan

34
kebenaran cintanya dengan anggota badan berupa menaati
perintah-perintah beliau dan menjauhi larangn-larangannya,
mengamalkan sunah-sunahnya serta menjauhi kebidahan.

III. Ghuluw (berlebihan) merupakan penyebab kebinasaan


umat-umat terdahulu.
Wajib kepada seorang muslim untuk menjauhi ghuluw.
Rasulullah () memperingatkannya dengan sabdanya, "Hati-
hatilah kalian dengan sikap berlebihan (ghuluw)." Lalu beliau
mengabarkan bahwa ghuluw merupakan penyebab kebinasaan
umat-umat terdahulu, yaitu dengan sabdanya: "Sesungguhnya
yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah
ghuluw."
Syaikhul Islam mengatakan, "Hadits ini berlaku umum
untuk semua jenis ghuluw, baik berupa keyakinan, perbuatan
ataupun perkataan."
Di antara ghuluw dalam keyakinan: mengagungkan orang-
orang saleh yang bisa menjadi penyebab mengibadahinya.
Ghuluw dalam perbuatan: melempar jumrah (dalam
pelaksanaan ibadah haji) menggunaan kerikil berukuran besar.
Ghuluw dalam perkataan: berdzikir dengan wirid-wirid yang
melebihi dari apa yang disyariatkan.

IV: Memberat-beratkan diri termasuk ghuluw.


Rasulullah () melarang memberat-beratkan diri dalam
agama. Juga melampaui batas dalam perkataan dan perbuatan.
Sebab, hal tersebut akan membuat pelakunya binasa.
Berlebihan dalam kecintaan kepada orang-orang saleh
adalah kebinasaan, sebab bisa menggiringnya kepada

35
mengibadahinya. Berlebih-lebihan dalam perkataan,
menampakkan kebatilan seolah-olah sebuah kebenaran adalah
kebinasaan. Ini sebagaimana orang yang menyeru kepada
perayaan memperingatai kelahiran Nabi () dengan alasan
kecintaan kepada beliau, sambil melupakan bahwa kecintaan
yang benar yaitu dengan mengikuti dan menaatinya. Tidak
pernah diriwayatkan dari beliau ataupun dari para sahabatnya
merayakan kelahiran Nabi (). Justru ini adalah perbuatan ahli
bidah.
Bahaya sikap ghuluw sangat besar, pengaruhnya juga sangat
membahayakan. Yang wajib adalah menempatkan orang-orang
saleh pada kedudukan semestinya dan meninggalkan sikap
berlebihan kepada mereka. Juga waspada terhadap memberat-
beratkan diri dalam segala urusan agama.

- Kegiatan:
Tulislah tentang Rasulullah () dan hak-haknya. Lalu
sampaikan kepada teman-temanmu pada kegiatan pagi hari.

- Latihan:
1. Hubungkan kalimat pada kolom A dengan maknanya yang
benar pada kolom B:
A B
 Berlebihan dan memberat-
‫اإلطراء‬ beratkan diri dalam suatu
perkara.
 Melampaui batas dan dusta
‫التنطع‬ dalam sanjungan.
 Berpanutan kepada orang-
orang saleh.

36
2. Diriwayatkan dari Umar () bahwasanya Rasulullah ()
bersabda, "Janganlah kalian menyanjungku sebagaimana
orang-orang Narani menyanjung (Isa) Ibnu Maryam.
Sesungguhnya aku adalah hamba. Maka, katakanlah:
hamba Allah dan rasul-Nya."
a. Apa yang menyebabkan kaum nasrani terjerumus ke
dalam syirik?
b. Apa yang diperintahkan Rasulullah kepada umatnya
dalam mensifati beliau?
3. Rasulullah () bersabda, "Hati-hatilah kalian dengan ghuluw
(berlebihan). Sesungguhnya yang membinasakan orang-
orang sebelum kalian yaitu ghuluw."
- Sebutkan satu contoh mengenai ghuluw dalam
peribadahan yang bersifat perbuatan. Dan contoh lainnya
dalam peribadahan yang bersifat perkataan.
4. Berdasarkan dari apa yang kamu pelajari pada bab ini,
jelaskan bagaimana seharusnya mencintai Rasulullah()?

-o0o-

37
Pelajaran ke-8:

Bab:
Peringatan Keras kepada Orang-orang yang Beribadah di
Kuburan Orang Saleh

- Pengantar:
Beribadah di kuburan orang saleh merupakan wasilah yang
mengantarkan kepada syirik akbar. Syariat telah
memperingatkan hal ini.
Dan apabila orang saleh itu sampai diibadahi (disembah),
maka di sisi Allah dosanya lebih besar lagi, sebab termasuk
syirik akbar.
Intinya, kedua hal tersebut wajib diwaspadai dan dijauhi.

1. Dalam kitab al-Shahih diriwayatkan dari Aisyah, ia


menceritakan:
Ummu Salamah bercerita kepada Rasulullah () tentang
kanisah (gereja) yang ia dapati di negeri Habasyah,
bahwasanya di dalamnya terdapat gambar-gambar.
Lalu Rasulullah () bersabda, “Mereka (orang-orang Nasrani)
apabila salah satu orang saleh atau hamba yang saleh
meninggal, mereka dirikan di atas kuburannya masjid. Lalu
dipasang di dalamnya gambar-gambar tadi itu. Mereka
seburuk-buruknya makhluk di sisi Allah.”1

1
HR. Bukhari, no. 427 dan Muslim, no. 528.
38
Mereka menyatukan dua fitnah (bahaya): [1] fitnah kuburan,
dan [2] fitnah patung-patung.

- Kosa Kata:
(‫)الكنيسة‬: Tempat ibadah Nasrani.
(‫)التماثيل‬: Patung-patung (gambar berjisim).

- Materi Pelajaran:
I. Peringatan keras kepada orang yang beribadah di kuburan
orang saleh.
Ketika Rasulullah () sedang sakit, Ummu Salamah ()
bercerita kepada beliau tentang gereja yang ia lihat di negeri
Habasyah bahwasanya di dalamnya terdapat banyak gambar
(beliau menceritakannya dalam rangka sebagai celaan).
Rasulullah () menyampaikan bahwa di kaum Yahudi dan
Nasrani apabila ada orang saleh meninggal, mereka mendirikan
masjid di atas kuburannya. Lalu dibuat gambarnya agar orang-
orang meniru perbuatan-perbuatan baiknya. Juga mereka
beribadah di kuburan tersebut.
Beliau mengabarkan juga bahwa mereka merupakan
seburuk-buruknya makhluk di sisi Allah dikarenakan
kesesatannya. Juga karena mereka menciptakan kebiasaan yang
buruk bagi generasi sesudahnya: yaitu ghuluw kepada orang
saleh. Bahkan pada gilirannya ghuluw ini menggiring mereka
untuk mengibadahi orang-orang saleh.
Rasulullah menyebutkan sifat (karakter) mereka dalam
rangka memberikan peringatan kepada kita jangan sampai
melakukan apa yang mereka lakukan, sehingga kita terjerumus

39
sebagaimana mereka terjerumus mengibadahi orang-orang
saleh.
Hadits ini memberikan faedah bahwa orang yang beribadah
kepada Allah di kuburan orang saleh merupakan seburuk-
buruknya manusia di sisi Allah. Maka bagaimana lagi dengan
orang yang mengibadahinya?

II. Waspada terhadap fitnah kuburan dan fitnah patung-


patung.
Orang-orang yang mendirikan gereja telah menyatukan dua
fitnah (bahaya) yang mana manusia banyak tersesat dalam hal
ini. Kedua fitnah (bahaya) tersebut yaitu:
1. Fitnah (bahaya) kuburan, yaitu mendirikan bangunan di
atas kuburan, bersemedi di kuburan, menerangi kuburan dan
menulisinya.
2. Fitnah (bahaya) patung, yaitu gambar-gambar yang
berjisim.
Rasulullah () melarang umatnya dari mendirikan bangunan
di atas kuburan dan membuat gambar makhluk bernyawa.
Orang-orang bodoh yang terdampak oleh fitnah mengagungkan
kuburan, lantas mendirikan masjid di atas kuburan-kuburan
serta memasang gambar-gambar orang saleh di dalamnya.
Bahkan pada gilirannya orang-orang saleh tersebut lantas
diibadahi.
Fitnah dengan kuburan sebagaimana halnya fitnah dengan
berhala, bahkan lebih mengerikan lagi. Sebab, kesyirikan yang
dilakukan di kuburan orang saleh diyakini bahwa kebaikannya
lebih berpengharuh kepada hati daripada kesyirikan dengan
kayu ataupun batu.

40
Oleh karena itu kamu lihat para pelaku syirik begitu tunduk
dan khusyu di kuburan orang-orang saleh dengan kekhusyuan
yang tak pernah dilakukannya di masjid. Mereka berani
melakukan sumpah atas nama orang-orang saleh dan memohon
kepadanya di kala ditimpa kesulitan. Juga mempersembahkan
sembelihan kepada mereka, bernazar dan menginfakkan harta
yang banyak karenanya.
Atas dasar kemafsadatan (kerusakan) ini, maka Rasulullah ()
melarangnya, bahkan shalat sekalipun (apabila dilakukan di
kuburan).

- Latihan:
1. Jelaskan hukum tentang beribadah kepada Allah di
kuburan orang saleh.
2. Tulis makna yang tepat untuk setiap istilah berikut ini:
a. (‫)الكنيسة‬: ……………………..…………………..
b. (‫)التماثيل‬: …………………………………………
3. Ketika Rasulullah () sedang sakit, Ummu Salamah ()
bercerita kepada beliau tentang gereja yang ia lihat di
negeri Habasyah bahwasanya di dalamnya terdapat banyak
gambar (beliau menceritakannya dalam rangka sebagai
celaan).
- Orang yang membangun gereja tersebut menyatukan dua
fitnah. Apa kedua fitnah tersebut?
4. Fitnah dengan kuburan sebagaimana fitnah dengan berhala,
bahkan lebih dahsyat lagi.
- Jelaskan ungkapan di atas disertai penjelasan tentang
bentuk-bentuk kesyirikan yang bisa terjadi di kuburan.

-o0o-

41
Pelajaran ke-9:

Bab:
Peringatan Keras kepada Orang-orang yang Beribadah di
Kuburan Orang Saleh (lanjutan)

2. Dalam kitab Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari


Aisyah, ia berkata:
Ketika malaikat maut datang kepada Rasulullah (), beliau
menutupkan baju ke wajahnya. Beliau merasa sedih karenanya,
lalu beliau membukanya. Lantas bersabda, “Laknat Allah bagi
Yahudi dan Nasrani. Mereka menjadikan kuburan-kuburan para
nabinya sebagai masjid.”
Beliau memperingatkan dari apa yang mereka perbuat.
Kalaulah bukan karena itu tentu kuburan beliau akan
dimunculkan (ditampakkan). Namun, dikhawatikan kuburan
beliau dijadikan sebagai masjid. (HR. Bukhari dan Muslim).1
3. Dalam riwayat Imam muslim dari Jundub bin Abdullah, ia
berkata: Lima hari sebelum Nabi () wafat, aku mendengar
beliau bersabda, “Aku berlepas diri kepada Allah bahwa aku
memiliki kekasih (khalil) dari kalian, karena sesungguhnya
Allah telah menjadikanku sebagai kekasih (khalil) sebagaimana
menjadikan Ibrahim sebagai kekasih. Seandainya aku
menjadikan dari umatku seorang kekasih, maka aku jadikan
Abu Bakar sebagai kekasih. Ketahuilah, sesungguhnya orang-
orang sebelum kalian menjadikan kuburan para nabinya sebagai
masjid. Maka, janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan
sebagai masjid. Sesungguhnya aku melarang hal tersebut.”2

1
HR. Bukhari,
2
HR. Muslim, no. 539.
42
Beliau melarang hal tersebut di akhir hayatnya.
Lalu, dalam konteks ini, beliau juga melaknat orang yang
melakukannya. Shalat di atas kuburan termasuk di dalamnya,
meskipun di atas kuburan tersebut tidak didirikan masjid. Inilah
makna ucapan Aisyah, “…Dikhawatikan kuburan beliau
dijadikan sebagai masjid.”
Oleh karena itu para sahabat tidak pernah mendirikan masjid
di sekitar kuburan beliau. Dan setiap tempat yang dijadikan
untuk menunaikan shalat berarti tempat tersebut telah dijadikan
sebagai masjid. Bahkan semua tempat yang dipakai untuk
shalat dinamakan sebagai masjid.
Ini sebagaimana sabda Rasulullah (), “Dijadikan bagiku
bumi ini sebagai masjid dan suci mensucikan.”1

- Kosa Kata:
‫نزل برسول هللا‬ Malaikat maut mendatangi Rasulullah
() untuk mencabut nyawanya yang
mulia.
‫طفق‬ Menjadi
‫خميصة‬ Pakaian bergaris-garis.
‫فإذا اغتم بها‬ Merasa sedih dikarenakan hal tersebut.

‫أبرز قبره‬ Tentu kuburan beliau tempatnya akan


nampak.
‫الخليل‬ Diambil dari kata "al-khullah", yaitu
derajat kecintaan yang paling tinggi.

1
HR. Bukhari, no. 4348 dan Muslim, no. 521.
43
- Materi Pelajaran:
I. Rasulullah () melaknat kaum Yahudi dan Nasrani
dikarenakan mereka menjadikan kuburan-kuran nabinya
sebagai masjid.
Rasulullah () sangat bersemangat menjaga tauhid. Beliau
sangat belas kasih kepada umatnya, dan bersemangat untuk
menunjuki umatnya agar mendapatkan hidayah.
Ketika malaikat maut mendatangi beliau untuk mencabut
nyawanya beliau rasakan berbagai hal dikarenakan beratnya
sakaratul-maut. Dalam keadaan seperti itu, beliau bersabda,
"Laknat Allah buat kaum Yahudi dan Nasrani dikarenakan
mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid."
Beliau mengkhawatirkan umatnya dari kesesatan
sepeninggal beliau, lalu mengagungkan kuburan beliau
sebagaimana yang dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani dengan
kuburan-kuburan para nabinya. Awalnya mereka beribadah di
kuburan-kuburan para nabinya, hingga akhirnya berubah
menjadi mengibadahi para nabinya.

II. Sikap para sahabat dengan wasiat Rasulullah ().


Para sahabat () adalah orang yang paling perhatian dengan
tauhid, dan yang paling mengetahi tentang kesyirikan dan hal-
hal yang mengantarkan kepada kesyirikan. Mereka
mengamalkan dan menerima apa yang diperingatkan oleh
Rasulullah () kepada umatnya seputar menjadikan kuburan
sebagai masjid. Oleh karena itu ketika Rasulullah () wafat,
mereka tidak menampakkan kuburannya. Beliau tidak dikubur
di luar rumahnya, dan tidak juga dikubur bersama para
sahabatknya di pekuburan Baqi'.

44
Beliau dikubur di rumahnya sendir karena dua (2) alasan:
1. Sunatullah berkaitan dengan nabi-nabi-Nya, yaitu mereka
dikebumikan di tempat mereka wafat.
2. Para sahabat merasa khawatir kuburan Rasulullah ()
dijadikan sebagai masjid, lalu menggiring kepada
menyembahnya.
Allah menjaga kuburan Nabi () sehingga tidak dijadikan
sebagai masjid. Allah mengabulkan doa Rasulullah () yang
mengatakan, "Ya Allah, janganlah engkau jadikan kuburanku
sebagai berhala yang disembah."1

III. Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad () adalah kekasih


(khalil) Allah.
Lima malam sebelum wafat, Rasulullah () mengabarkan
bahwa beliau berlepas diri dari menjadikan seseorang sebagai
kekasih (khalil). Sebab, hati beliau telah dipenuhi dengan
kecintaan, pengagungan dan makrifat kepada Allah. Tidak
memungkinkannya untuk mengasihi selain Allah. Beliau telah
menggapai kecintaan (kasih) sebagaimana yang digapai oleh
ayahnya –Ibrahim ().
Derajat "kasih" (khullah) merupakan kekhususan mereka
berdua. Dan ini tidak menafikan peribadahan keduanya kepada
Allah. Adapun derajat "cinta" (mahabbah) berlaku umum buat
seluruh utusan Allah dan kaum mukminin, sebab Allah
mencintainya dan merekapun mencintai Allah Ta'ala.

IV. Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq ().


Rasulullah menerangkan (dalam konteks "seandainya" atau
"berandai-andai") bahwa apabila ia memiliki kekasih dari
manusia, maka dia adalah Abu Bakar. Ini menjadi keterangan

1
Al-Muwaththa: I/172.
45
yang gamblang (sharih) bahwa Abu Bakar adalah orang yang
paling mulia setelah Nabi Muhammad (). Ini juga
mengindikasikan kekhalifahan beliau, sebab ketika kecintaan
kepada seseorang sangat besar, maka ia lebih berhak untuk
menggantikan posisinya daripada yang lain.

V. Rasulullah () memperingatkan umatnya dari mendirikan


masjid di atas kuburan.
Rasulullah () memperingatkan umatnya dari menjadikan
kuburan sebagai masjid sebagaimana yang dilakukan oleh
kaum Yahudi dan Nasrani yang berlebihan kepada kuburan
para nabinya hingga mengibadahinya. Siapapun dari kalangan
kaum muslimin yang melakukan hal tersebut, berarti ia
menyerupai Yahudi dan Narani. Ia berhak mendapatkan celaan
dan ancaman.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jundub () di atas
terdapat larangan menjadikan kuburan sebagai masjid. Ini dari
tiga sisi:
1. Rasulullah () mencela orang-orang sebelum mereka yang
menjadikan kuburan sebagai masjid, yaitu dalam sabdanya:
"Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian
menjadikan kuburan para nabinya sebagai masjid."
2. Rasulullah memperingatkan umatnya dari menjadikan
kuburan sebagai masjid, yaitu dalam sabdanya: "Ketahuilah,
janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid."
3. Larangan beliau secara gamblang yaitu dalam sabdanya,
"Sesungguhnya aku melarang hal tersebut."
Bagian dari kasih sayang Rasulullah () kepada umatnya
yaitu beliau betul-betul melarang umatnya sebagai bentuk
nasihat buat mereka untuk menjauhkannya dari kesyirikan dan
media-media yang mengantarkan kepada kesyirikan. Sebab,
menjadikan kuburan sebagai masjid merupakan media
(wasilah) yang mengantarkan kepada syirik. Ini adalah bidah
yang sangat buruk di dalam agama.
46
- Latihan:
1. Apa yang diperingatkan Rasulullah () dari umatnya ketika
beliau menghadapi sakaratul-maut?
2. Sebutkan alasan untuk kasus berikut.
- Ketika Rasulullah () wafat, beliau tidak dikebumikan di
luar rumahnya, dan tidak juga di pekuburan para
sahabatnya, namun dikubur di rumahnya.
3. Isilah titik-titik berikut:
a. Kedua kekasih (khalil) Allah yaitu: ............ dan .......
b. Orang yang paling mulia setelah Nabi () yaitu ..........
c. Kasih (khullah) yaitu: ................................................

-o0o-

47
Pelajaran ke-10:

Bab:
Peringatan Keras kepada Orang-orang yang Beribadah di
Kuburan Orang Saleh (Lanjutan)

4. Dimuat oleh Imam Ahmad dengan sanad yang jayyid,


diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () secara marfu': "Sesungguhnya
seburuk-buruk manusia yaitu orang yang berjumpa dengan
(tanda-tanda permulaan) kiamat dan orang-orang yang
menjadikan kuburan sebagai masjid." 1 Diriwayatkan oleh Abu
Hatim dalam kitab al-Shahih.

- Kosa Kata:
(‫)من تدركهم الساعة وهم أحياء‬: Nampak kepada mereka tanda-
tanda permulaan kiamat, semisal matahari terbit dari arah barat.

- Materi Pelajaran:
I. Siapakah seburuk-buruk manusia menurut Allah?
Rasulullah () mengabarkan bahwa kelak pada akhir zaman
akan pupus kebaikan dan orang-orang baik. Tidaklah tersisa
kecuali orang-orang buruk di mana mereka berjumpa dengan
hari kiamat dalam keadaan kafir. Termasuk manusia yang
buruk juga yaitu orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai
masjid.

1
HR. Ahmad: I/405 dan Ibnu Hibban: XV/260, no. 6847.
48
II. Bentuk-bentuk perbuatan menjadikan kuburan sebagai
masjid.
1. Di atas kuburan didirikan masjid.
2. Menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah kepada
Allah. Dipergunakan untuk shalat, berdzikir ataupun berdoa
dengan anggapan akan mudah untuk diijabah atau untuk
mendapatkan keutamaan dan barokah, meskipun di kuburan
tersebut tidak dibangun masjid.
Termasuk ke dalam kemunkaran seputar kuburan yaitu
menghiasai kuburan, meneranginya, mengapurnya,
menulisinya, memasang kubah-kubah, gorden dan gambar-
gambar. Begitu juga memberikan pelayanan kepada orang-
orang yang berziarah atau menyumbangkan uang kepada juru
kuncinya.
Ini semua termasuk media (wasilah) yang mengantarkan
kepada kesyirikan dan beribadah kepada orang yang sudah
dikubur. Termasuk yang membuat Islam menjadi asing
(gharib) yaitu ternyata perbuatan-perbuatan di atas dilakukan
oleh banyak orang dari umat zaman sekarang. Mereka
berkeyakinan bahwa amalan tersebut bagian dari mendekatkan
diri kepada Allah Ta'ala. Ini sebesar-sebesarnya keburukan.
Rasulullah () melarang medirikan masjid di atas kuburan –
sebagaimana disebutkan dalam hadits yang telah lalu– dalam
rangka menjaga tauhid. Beliau mengulang-ulang
memperingatkan umat dari hal tersebut, bahkan ketika hendak
menemui ajalnya, dalam rangka menutup pintu kesyirikan.
Maka, adalah wajib untuk waspada dari perkara tersebut dan
mengingkari siapapun yang melakukannya.

- Latihan:

49
1. Apa titik persamaan antara orang yang menemui kiamat
dalam keadaan hidup dengan orang yang yang menjadikan
kuburan sebagai masjid.
2. Sebutkan dua bentuk perbuatan menjadikan kuburan
sebagai masjid.
3. Jelaskan hukum menghiasi kuburan, meneranginya dan
mengapurnya.
4. Sebutkan alasan untuk kasus berikut ini:
- Nabi () melarang membangun masjid di kuburan.

-o0o-

50
Pelajaran ke-11:

Bab:
Sikap Ghuluw terhadap Kuburan Orang Saleh Membuatnya
menjadi Berhala yang Disembah

- Pengantar:
Ghuluw (berlebihan) dalam menghormati kuburan orang-
orang saleh membuatnya menjadi berhala yang disembah atau
diibadahi. Oleh karena itu harus berhati-hati darinya serta
menjauh dari berbagai wasilah yang mengantarkan kepada
kesyirikan.

1. Imam Malik meriwayatkan dalam al-Muwaththa bahwa


Rasulullah () bersabda, "Ya Allah, janganlah engkau jadikan
kuburanku sebagai berhala yang disembah. Allah sangat murka
kepada kaum yang menjadikan kuburan para nabinya sebagai
masjid."1
Ibnu Jarir meriwayatkan disertai sanadnya dari Sufyan dari
Manshur dari Mujahid mengenai ayat {‫الَّلتَ َو ْالعُ َّزى‬
َّ ‫( }أَفَ َرأ َ ْيت ُ ُم‬QS.
An-najm: 19) [artinya: "Maka apakah patut kamu (hai orang-
orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza2..."]. Beliau
berkata, "Dulu (Lata) adalah orang yang membuat adonan bagi
mereka. Dia meninggal dunia, lalu orang-orang bersemedi di
kuburannya."

1
Al-Muwaththa: I/172.
2
Uzza yaitu sebuah pohon yang diagungkan pada masa jahiliah.
51
Itu juga yang di sampaikan oleh Abul Jauza dari Ibnu
Abbas, "Dia dulunya orang yang membuat adonan bagi para
jemaah haji."1
3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (), ia berkata, "Rasulullah
() melaknat wanita-wanita peziarah kubur dan orang-orang
yang menjadikan kuburan sebagai masjid dan dipasangi
penerangan."2 Diriwayatkan oleh para penulis kitab sunan.

- Kosa Kata:
(‫)الوثن‬: Segala sesuatu yang disembah selain Allah Ta'ala.
(‫)الَّلت‬: Orang saleh yang dijuluki sesuai dengan
pekerjaannya. Atau nama yang dicetak dari lafazh Allah.
(‫)عكفوا‬: Berdiam dikuburannya untuk mengagungkannya,
lalu mengibadahinya (menyembahnya).
(‫)يلت السويق‬: Mencampur tepung gandum dengan minyak
samin dan lain-lain.

- Materi Pelajaran:
I. Ketakutan Rasulullah () terhadap umatnya dari perbuatan
ghuluw terhadap kuburan beliau.
Sesungguhnya jiwa dihinggapi rasa cinta kepada orang-
orang saleh. Tidaklah iblis menyusupkan kesyirikan kepada
anak cucu Adam kecuali melalui sikap ghuluw (berlebihan)
dalam mencintai orang-orang saleh dan mengagungkan
kuburannya. Oleh karena itu, berkaitan dengan kuburannya,
Rasulullah () merasa takut umatnya terjerumus sebagaimana
1
HR. Bukhari, no. 4859.
2
HR. Tirmidzi, no. 320; Abu Daud, no. 2126; Nasa-i, no. 2043 dan Ibnu
Majah, no. 1575.
52
terjerumusnya Yahudi dan Nasrani dengan kuburan para
nabinya, yakni mereka ghuluw (berlebihan) hingga akhirnya
menjadikannya sebagai berhala yang disembah selain Allah
Ta'ala.
Atas dasar ini Allah sangat memurkai mereka. Maka,
Rasulullah () berdoa kepada Allah agar kuburannya tidak
dijadikan berhala yang yang disembah. Dia beliau, "Ya Allah,
janganlah engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang
disembah."
Allah mengabulkan doa Nabi (). Kuburannya dilindungi
dengan tiga dinding sehingga tak ada seorangpun yang mampu
menjangkaunya untuk menjadikannya sebagai berhala yang
disembah. Dan di sana tak ada sedikitpun gambaran
keberhalaan di mana tidak ada aktivitas thawaf di sekelilingnya
dan tidak ada juga orang mempersembahkan sembelihan.

II. Larangan dari menguntit (mencari-cari) kuburan dan


peninggalan orang-orang saleh.
Syariat melarang mencari-cari peninggalan orang-orang
saleh, semisal kuburannya, bekas majelisnya ataupun tempat
shalatnya. Sebab, bisa membuat seseorang mengibadahi orang
saleh tersebut. Para sahabat merasa takut akan sikap berlebihan
yang dilakukan oleh orang-orang bodoh terhadap orang saleh
dan peninggalan-peninggalannya. Maka dari itu para sahabat
bertindak prefentif dengan menutup pintu kesyirikan dan fitnah,
antara lain:
• Ketika kaum muslimin menaklukkan negeri Persia
didapatinya dalam baitul mal milik Hurmuzan (Hormuz)1 ada
ranjang dengan mayit di atasnya. Mayit tersebut dipanggil

1
Raja dari raja-raja nonarab.
53
sebagai "Daniel". Orang-orang Persia bersikap ghuluw
(berlebihan) kepadanya.
Umar () memerintahkan agar menggali kuburan sebanyak
tiga belas (13) lubang yang dilakukan pada siang hari. Lalu
pada malam harinya mayit dikuburkan dalam salah satu lubang
tersebut. Kuburan-kuburan tersebut diratakan hingga menjadi
tersamar dan orang-orang tak ada lagi yang terfitnah
dengannya. Kuburannya tidak ditampakkan (dimunculkan) agar
orang-orang bodoh tidak mengibadahinya.
• Umar () memerintahkan untuk menebang pohon yang
dipakai baiat oleh Rasulullah (), yakni Bi'atur-Ridhwan. Sebab,
saat itu orang-orang mulai ramai mengunjungi pohon tersebut
dan shalat di situ. Umar takut terjadi fitnah kepada mereka.

III. Ghuluw (berlebihan) terhadap kuburan Lata


menjadikannya sebagai berhala yang disembah.
Dulu pada masa jahiliah ada seorang saleh yang membuat
adonan berbahan tepung, minyak samin dan lain sebagainya
untuk memberi makan jemaah haji. Dia dinamai oleh orang-
orang sesuai dengan pekerjaannya, yaitu Lata (yang
mencampur bahan-bahan atau yang membuat adonan).
Ketika beliau wafat, orang-orang bodoh memperlakukannya
secara berlebihan dan mengagungkannya. Mereka bersemedi
dikuburannya, hingga mengibadahinya. Akhirnya kuburannya
menjadi berhala terbesar di antara berhala-berhala jahiliah.
Di sini ghuluw (berlebihan) kepada kuburannya menjadi
sebab diibadahinya kuburan tersebut. Ini juga yang menjadi
sebab diibadahinya orang-orang saleh, baik yang sudah
meninggal ataupun selainnya. Mereka berlebihan dalam
mengagungkan orang-orang saleh dengan mendirikan masjid di
atasnya, memasang kubah-kubah, tirai, lampu-lampu, hingga
54
akhirnya bergeser menjadi mengibadahinya dengan
mempersembahkan sembelihan, nazar, berdoa, istighatsah dan
thawaf di sekelilingnya.

IV. Wanita haram berziarah ke kuburan.


Rasulullah () melaknat wanita-wanita yang berziarah ke
kuburan. Sebab, wanita berziarah kubur menyebabkan
kemafsadatan yang besar dari segi perasaan cemas dan
fitnahnya kepada kaum lelaki. Di sini ungkapan laknat
menunjukkan keharaman wanita berziarah kubur. Dan hal
tersebut menunjukkan sebagai dosa besar.
Sama halnya Rasulullah () juga melaknat orang-orang yang
menjadikan kuburan sebagai tempat-tempat ibadah atau
menjadi tempat-tempat yang diterangi. Sebab, semua itu sikap
berlebihan (ghuluw) dan menggiring untuk berbuat syirik
dengan penghuni kubur tersebut.

V. Beberapa hukum yang terkait dengan bab ini:


A. Hukum ziarah kubur buat laki-laki.
Ada tiga kondisi:
1. Menziarahinya untuk mendoakan penghuni kubur tersebut
dan mengingat akhirat. Ini termasuk ziarah yang syar'i
(disyariatkan).
2. Menziarahinya untuk beribadah kepada Allah di kuburan,
semisal shalat, berdoa ataupun menyembelih di kuburan. Ziarah
seperti ini dikategorikan sebagai bidah dan media (wasilah)
kesyirikan.
3. Menziarahinya untuk menyembelih hewan bagi penghuni
kubur dan mendekatkan diri kepadanya atau untuk meminta

55
bantuan dan pertolongan darinya. Ziarah seperti ini hukumnya
syirik akbar.
B. Hukum shalat di masjid yang ada kuburan di dalamnya.
Tidak sah shalat di dalam masjid yang di dalamnya ada
kuburan. Wajib untuk mengulang shalat tersebut.

- Latihan:
1. Hubungkan istilah pada kolom A dengan maknanya yang
cocok dalam kolom B:
A B
Berhala (‫)الوثن‬  Seorang lelaki saleh
yang dinamai sesuai
pekerjaannya.

Lata (‫)الَّلت‬  Kanisah (gereja) di


negeri Habasyah.

 Yaitu segala sesuatu


yang disembah selain
Allah.

2. Imam Malik meriwayatkan dalam kitab al-Muwaththa


bahwasanya Rasulullah () bersabda, “Ya Allah, janganlah
Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah.
Allah sangat murka kepada kaum yang menjadikan
kuburan para nabinya sebagai masjid.”
a. Bagaimana caranya Iblis memasukkan kesyirikan
kepada anak cucu Adam.
b. Allah mengabulkan permohonan Nabi Muhammad ()
yang terdapat dalam hadits di atas. Jelaskan!

56
c. Apa hikmah yang terdapat dalam larangan dari
mencari-cari kuburan dan peninggalan-peninggalan
orang saleh.
3. Allah berfirman, {‫الَّلتَ َو ْالعُ َّزى‬
َّ ‫}أَفَ َرأَ ْيت ُ ُم‬. Jelaskan bagaimana
terjadinya kesyirikan di kuburan Lata.
4. Sebutkan tiga (3) bentuk ghuluw kepada kuburan orang-
orang saleh.
5. Sebutkan alasan untuk setiap kasus/hukum berikut.
Kasus/Hukum Alasan
……………………………..
 Wanita dilarang
berziarah kubur.
………………………………
 Umar memerintahkan
untuk merahasiakan
kuburan Daniel.
……………………………….
 Ditebangnya pohon
yang dipergunakan
untuk Bai’atur-
Ridhwan.
6. Jelaskan hukum ziarah kubur dalam kondisi-kondisi
berikut ini:
a. Orang yang berziarah kubur untuk berdoa kepada Allah
(………………………………………………………..)
b. Orang yang berziarah kubur untuk menyembelih buat si
mayit dan memohon kesembuhan dan keturunan
(………………………………………………………..)
c. Orang yang berziarah kubur untuk mendoakan si mayit
dan mengingat akhirat
(………………………………………………………)

-o0o-

57
Pelajaran ke-12:

Bab:
Rasulullah () Menjaga Tauhid dan Menutup Segala Celah
yang Mengantarkan kepada Kesyirikan

- Pengantar:
Mempertimbangakan keagungan tauhid dan bahaya
kesyirikan, maka Rasulullah () sangat bersemangat menjaga
tauhid dari gangguan syirik dan sebab-sebabnya. Beliau
menutup semua celah yang bisa mengantarkan kepada
kesyirikan agar tauhid senantiasa bersih dari segala kotoran.

1. Allah berfirman:
َ‫سول ِم ْن أَنفُ ِس ُك ْم َع ِزيز َعلَ ْي ِه َما َعنِت ُّ ْم َح ِريص َعلَ ْي ُكم ِب ْال ُمؤْ ِمنِين‬
ُ ‫لَقَدْ َجا َء ُك ْم َر‬
‫َر ُءوف َّر ِحيم‬
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari
kaum kalian sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan kalian,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian,
sangat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin.” (QS. At-Taubah: 128).

- Kosa Kata:
(‫)المصطفى‬: Yang di pilih
(‫)جناب‬: Sisi
(‫)من أنفسكم‬: Dari jenis kalian.
(‫)عزيز عليه‬: Terasa berat baginya.
58
(‫)ما عنتم‬: Apa yang menyusahkan kalian.

- Materi Pelajaran:
I. Sifat-sifat Rasulullah ().
Allah mengabarkan kepada hamba-hambanya dalam rangka
menganugerahkan nikmat dan menjelaskan keutamaan-Nya,
bahwasanya Allah akan mengutus ke tengah-tengah mereka
Rasulullah Muhammad (). Di antara sifat-sifatnya yang
disebutkan dalam ayat di atas yaitu:
1. Beliau berasal dari jenis mereka sendiri. Mereka
mengenal nasabnya, bahasanya, kejujuran dan keamanahannya.
Ini tentu saja lebih dekat dan lebih cepat untuk memahami
hujahnya.
Sebagaimana firman-Nya, “Sungguh telah datang kepada
kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri.”
2. Beliau sangat berempati kepada umatnya. Beliau
merasakan susah apa yang membuat umatnya susah. Berapa
banyak perkara yang beliau tinggalkan dikarenakan takut
memberatkan umatnya.
Sebagaimana sabdanya, “Kalaulah bukan karena takut
memberatkan kepada umatku, tentu aku perintahkan mereka
untuk bersiwak (gosok gigi) setiap kali berwudhu.”1
Allah berfirman, “Berat terasa olehnya penderitaan kalian.”
3. Beliau sangat bersemangat agar umatnya mendapatkan
hidayah serta manfaat duniawi dan ukhrawi.
Sebagaimana firman-Nya, “Sangat menginginkan keimanan
dan keselamatan bagi kalian.”

1
HR. Muslim, no. 252.
59
4. Beliau menyayangi kaum mukminin. Sebagaimna firman-
Nya, “Sangat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin.”

II. Penjagaan Rasulullah () terhadap tauhid.


Allah mensifati Nabi Muhammad () dengan sifat-sifat
terpuji. Orang yang memiliki sifat seperti ini, maka tidaklah ada
pintu kebaikan kecuali ia akan membukanya. Tidaklah ada
pintu keburukan kecuali ia akan menutupnya.
Beliau telah memperingatkan umatnya dari kesyirikan yang
merupakan sebesar-besarnya dosa dan kemaksiatan kepada
Allah. Menjelaskan berbagai jalan yang bisa mengantarkan
kepada kesyirikan, semisal mengagungkan kuburan, perilaku
berlebihan kepada kuburan dan lain sebagainya yang bisa
mengantarkan kepada mengibadahi kuburan tersebut.
Atas dasar ini menjadi nyata bahwa beliau menjaga tauhid
dan menutup berbagai celah yang mengantarkan kepada
kesyirikan. semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada
beliau.

- Kegiatan:
Secara berkelompok para siswa menentukan sifat-sifat
Rasulullah () yang belum dimuat dalam ayat di atas. Lalu
menerangkan sifat-sifat Rasulullah () tersebut di depan siswa-
siswa yang lain sambil menegaskan bahwa sifat-sifat tersebut
menunjukkan bahwa beliau adalah seorang manusia yang tidak
berhak untuk diibadahi (disembah).

- Latihan:

60
1. Allah mensifati Nabi-Nya dengan sefat-sifat terpuji.
Garisbawahi pada ayat yang menunjukkan sifat-sifat
berikut ini:
- Dari jenis (kaum) mereka sendiri.
- Pemilik al-haudh al-maurud (telaga pada hari kiamat
kelak).
- Menyayangi kaum mukminin.
- Memiliki syafaat nan agung (syafa’ah uzhma).
- Bersemangat agar umatnya mendapatkan hidayah.
2. Rasulullah () sangat berempati kepada umatnya. Berapa
banyak perkara yang beliau tinggalakan dikarenakan takut
memberatkan umatnya.
Pertanyaan: sebutkan contoh yang menjelaskan hal
tersebut.
3. Sebutkan dua jalan yang bisa mengantarkan kepada
kesyirikan.

-o0o-

61
Pelajaran ke-13:

Bab:
Rasulullah () Menjaga Tauhid dan Menutup Segala Celah
yang Mengantarkan kepada Kesyirikan (lanjutan)

2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau mengatakan:


Rasulullah () bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah
kalian sebagai kuburan. Dan janganlah menjadikan kuburanku
sebagai 'ied (perayaan). Bershalawatlah kepadaku, karena
shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian
berada.”1 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang
hasan, dan para perawainya tsiqah.
3. Diriwayatkan dari Ali bin al-Husain: bahwasanya suatu
ketika beliau melihat seseorang bergegas masuk ke sebuah
celah dikuburan Nabi (), lalu ia berdoa di situ. Beliau lantas
melarang orang tersebut, seraya berkata, “Aku kabarkan kepada
kalian sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku dari
kakekku dari Nabi () bahwasanya beliau bersabda, “Janganlah
kalian menjadikan kuburanku sebagai perayaan, dan janganlah
menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Bershalawatlah
kalian kepadaku, karena salam kalian akan sampai kepadaku di
manapun kalian berada.”2 Diriwayatkan dalam kitab al-
Mukhtarah.

- Kosa Kata:

1
HR. Abu Daud, no. 2042.
2
Al-Ahadits al-Mukhtarah, penulis: Al-Dhiya al-Maqdisi, no. 428.
62
(‫)عيدا‬: Ied yaitu apa-apa yang telah menjadi biasa
kedatangannya dan tujuannya, baik waktu ataupun tempat.
(‫)فرجة‬: Sebuah lubang di dinding.

- Materi Pelajaran:
I. Larangan shalat di kuburan.
Rasulullah () melarang untuk membersihkan
(mengosongkan) rumah dari shalat sunah, doa dan membaca
Al-Quran, sehingga layaknya kuburan.
Beliau bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah
kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah
yang di dalamnya dibaca surah Al-Baqarah.”1
Di sini, Nabi () memerintahkan agar melakukan ibadah di
rumah. Oleh karena itu beliau bersabda, “Sebaik-baiknya shalat
seseorang yaitu dilakukan di rumahnya, kecuali shalat fardhu.”2
Dan beliau melarang melakukan ibadah di kuburan. Ini
kebalikan dari apa yang diperbuat oleh orang-orang musyrik,
baik Yahudi, Nasrani ataupun sebagian umat ini yang
menyerupai mereka.
Rasulullah () melarang melakukan shalat, doa dan ibdah
lainnya di kuburan. Meskipun ibadah tersebut dilakukan hanya
kepada Allah semata. Ibadah kepada Allah yang dilakukan di
kuburan mengantarkan kepada berbuat syirik dan mengibadahi
penghuni kubur tersebut. Ini termasuk bidah dalam agama.
Berdasarkan penjelasan di atas, menjadi jelas buat kita
kesempurnaan penjagaan Rasulullah () terhadap tauhid dan

1
HR. Muslim, 780.
2
HR. Bukhari, 6860.
63
menutup berbagai celah yang bisa mengantarkan kepada
kesyirikan.

II. Haramnya menjadikan kuburan Nabi () sebagai perayaan


('ied).
Rasulullah () melarang menjadikan kuburan sebagai 'ied.
Mengulang-ulang menziarahinya, berkumpul di situ secara
rutin dalam rangka beribadah kepada Allah merupakan wasilah
(media) yang mengantarkan kepada kesyirikan.
Larangan ini berlaku umum buat seluruh kuburan. Sebab,
kuburan beliau saja yang merupakan kuburan paling utama di
muka bumi telah dilarang untuk dijadikan sebagai 'ied. Maka,
kuburan lainnya –siapapun dia– lebih terlarang lagi.
Oleh karena itu tidak diperbolehkan bepergian jauh untuk
sengaja menziarahi kuburan Nabi (). Ini berdasarkan hadits
shahih yang berbunyi, "Janganlah bepergian jauh kecuali untuk
mengunjungi tiga masjid, yaitu: Masjidku ini (Masjid Nabawi),
Masjid Haram dan Masjid Aqsa."

III. Menghaturkan shalawat dan salam kepada Nabi ()


meskipun tempatnya jauh.
Allah memerintahkan kaum mikminin untuk membaca
shalawat dan salam kepada Nabi-Nya dalam firman-Nya,
"Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS.
Al-Ahzab: 56).
Begitupun diperintahkan untuk memperbanyak shalawat dan
salam kepada beliau di manapun ia berada. Dan beliau
menjelaskan bahwa shalawat dan salam tersebut sama saja akan
sampai kepada beliau baik diucapkan dari dekat ataupun dari
64
jauh, pahalanya juga sama, sehingga tidak perlu untuk
mendatangi kuburannya.
Al-Hasan bin al-Husain bin Ali mengatakan, "Kalian dan
orang-orang yang berada di Andalus adalah sama saja."
Ini merupakan kesempurnaan nikmat Allah kepada kaum
muslimin.
Jadi, apabila seorang muslim menghaturkan salam di
kuburannya ataupun dari jauh, maka sampai kepada Rasulullah
(). Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-
malaikat di bumi yang berkeliaran menyampaikan kepadaku
salam dari umatku."1
Ini merupakan kekhususan Nabi () di mana di sampaikan
kepadanya dari amalan umatnya shalawat dan salam saja.

IV. Para salaf senantiasa bersemangat dalam memutus


segala media yang mengantarkan kepada kesyirikan.
Ali bin al-Husain mengingkari orang yang masuk ke lubang
di dinding kuburan Nabi () untuk berdoa kepada Allah. Sebab,
ini merupakan bentuk menjadikan kuburan sebagai 'ied. Dari
kasus ini diambil kesimpulan disyariatkannya ingkar munkar
dan mengajari orang awam (bodoh).
Sekarang menjadi jelas kepada kita bahwa Rasulullah ()
melarang menjadikan kuburannya sebagai 'ied dalam rangka
menjaga tauhid dan memutus segala media yang mengantarkan
kepada kesyirikan. Ini bagian dari kasih sayang Rasulullah ()
kepada umatnya serta semangat beliau agar umatnya
mendapatkan hidayah. Oleh karena itu, adalah wajib bagi kita
untuk mengikuti perintah beliau dan menjauhi larangannya.
Inilah keberhasilan dan kemenangan yang besar.
1
HR. Ahmad: I/387.
65
- Kegiatan:
Salah seorang siswa menyampaikan beberapa ayat dan
hadits mengenai keutaman bershalawat kepada Nabi (). Juga
menyebutkan bentuk lafazh yang paling utama dalam
bershalawat.

- Latihan:
1. Rasulullah () bersabda, “Janganlah kalian menjadikan
rumah kalian sebagai kuburan. Dan janganlah menjadikan
kuburanku sebagai 'ied (perayaan)."
a. Jelaskan bagaimana rumah dijadikan sebagai kuburan.
b. Apa hukumnya berziarah ke kuburan Nabi () untuk
berdoa di kuburannya.
2. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56).
Bagian dari kesempurnaan nikmat Allah kepada kaum
muslimin bahwasanya bershalawat kepada Rasulullah ()
tidak dikhususkan harus di tempat tertentu saja. Jelaskan
pernyataan tersebut!

-o0o-

66
Pelajaran ke-14:

Bab:
Sebagian Umat Ini Menyembah Berhala

- Pengantar:
Nabi () mengabarkan bahwa kesyirikan terjadi pada umat ini
sebagaimana telah terjadi pula pada umat-umat terdahulu. Dan
ternyata terjadi sebagaimana yang beliau kabarkan.
َ‫ت َويَقُولُون‬ ِ ‫ب يُؤْ ِمنُونَ بِ ْال ِج ْب‬
َّ ‫ت َوال‬
ُ ‫طا‬
ِ ‫غو‬ ِ ‫أَلَ ْم ت ََر إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا ن‬
ِ ‫َصيبًا ِمنَ ْال ِكت َا‬
َ ‫ِللَّذِينَ َكفَ ُروا َهؤ ََُل ِء أ َ ْهدَى ِمنَ الَّذِينَ آ َمنُوا‬
ً ‫س ِب‬
‫يَّل‬
1. Allah () berfirman, "Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya
kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang
kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya
daripada orang-orang yang beriman.." (QS. An-Nisa: 51).
‫ب َعلَ ْي ِه َو َج َع َل ِم ْن ُه ُم‬
َ ‫َض‬
ِ ‫َّللاُ َوغ‬ َّ َ‫قُ ْل ه َْل أُن َِبئ ُ ُكم ِبشَر ِمن ذَلِكَ َمثُوبَةً ِعند‬
َّ ُ‫َّللاِ ۚ َمن لَّ َعنَه‬
َ‫غوت‬ُ ‫طا‬ َّ ‫ير َو َعبَدَ ال‬ ِ ‫ْال ِق َردَة َ َو ْال َخن‬
َ ‫َاز‬
2. Firman-Nya, "Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan
kepada kalian tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu
orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara
mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang)
menyembah thaghut?" (QS. Al-Maidah: 60).
‫علَى أ َ ْم ِر ِه ْم لَنَتَّ ِخذَ َّن َعلَ ْي ِهم َّمس ِْجدًا‬
َ ‫قَا َل الَّذِينَ َغلَبُوا‬
3. Firman-Nya, "Orang-orang yang berkuasa atas urusan
mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah
rumah peribadatan di atasnya." (QS. Al-Kahfi: 21).

67
- Kosa Kata:
‫ أوثانا‬Al-Watsan (berhala) yaitu segala
sesuatu yang disembah selain Allah,
semisal kuburan, pohon dan
sebagainya. Watsan lebih luas
maknanya ketimbang patung
(shanam).
‫َصيبًا‬
ِ ‫ ن‬Bagian atau jatah.
‫ الجبت‬Istilah atau kalimah yang cocok
untuk di terapkan kepada patung,
tukang sihir dan dukun.
ُ ‫طا‬
َ‫غوت‬ َّ ‫ ال‬Yang dimaksud di sini yaitu setan
atau syaitan.
ً‫ َمثُو َبة‬Pahala
‫ َو َج َع َل ِم ْن ُه ُم‬Merekah yaitu ashhabus-sabti yang
‫ير‬ ِ ‫ ْال ِق َردَةَ َ ْال َخن‬mana kaum mudanya dirubah
َ ‫َاز‬
bentuknya oleh Allah menjadi
monyet, dan kaum tuanya menjadi
babi sebagai hukuman buat mereka.

- Materi Pelajaran:
I. Sebab turunnya ayat.
Ayat ini turun sehubungan dengan Ka'ab bin al-Asyraf dan
Huyay bin al-Akhthab (keduanya ulama Yahudi). Ketika
keduanya datang ke Mekah, orang-orang bertanya, "Kalian
berdua adalah Ahlul-Kitab dan ahli ilmu, maka kabarkanlah
kepada kami tentang Muhammad."

68
Mereka berdua berkata, "Kalian lebih baik dan lebih
mendapatkan petunjuk."
Mengatakan begitu dikarenakan sikap aniaya dan hasad. Jika
tidak, tentu akan mereka kabarkan karena sesungguhnya
mereka berdua mengetahui bahwa Muhammad () berada di atas
al-haq (kebenaran). Maka dari itu Allah menurunkan ayat ( ‫أَلَ ْم‬
ِ ‫)ت ََر إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا ن‬.
ِ ‫َصيبًا ِمنَ ْال ِكتَا‬
‫ اآلية‬...‫ب‬

II. Beberapa sifat buruk Yahudi yang disebutkan dalam ayat.


Allah mengabarkan kepada Nabi Muhammad () tentang
Yahudi yang dikaruniai ilmu mengenai kitab Allah (Taurat dan
Injil) dan mengenai Allah satu-satunya yang berhak diibadahi.
Bersamaan dengan itu ternyata mereka membenarkan kebatilan,
yaitu beribadah kepada patung-patung, perdukunan, sihir dan
mengikuti syaitan dalam perkara tersebut. Mereka juga
mengutamakan ahli kebatilan di atas ahli kebenaran
dikarenakan sikap aniaya dan hasad. Inilah celaan kepada
mereka sekaligus peringatan bagi kita supaya tidak melakukan
apa yang mereka perbuat.

III. Hukuman kepada Yahudi akibat menyi-nyiakan


agamanya.
Orang-orang Yahudi menyia-nyiakan agamanya dan
mencela agama Islam yang tiada lain adalah tauhidullah
(mentauhidkan Allah) dan beribadah hanya kepada-Nya. Allah
memfirmankan kepada Nabi Muhammad, "Katakanlah kepada
orang-orang yang mencela agama kalian: apakah kalian ingin
aku kabarkan tentang orang-orang yang mendapatkan ganjaran
paling buruk dari Allah kelak pada hari kiamat? Mereka adalah
Yahudi yang mana dilaknat oleh Allah dan dimurkai dengan
kemurkaan yang tidak ada lagi keridhaan setelahnya. Para
69
ahlus-sabti di antaranya ada yang dihukum dengan dirubah
bentuknya menjadi monyet dan babi. Sebagian lagi ada yang
menyembah thaghut, baik dengan nazar, menyembelih, berdoa,
isti'anah (mohon pertolongan) dan ibadah lainnya.
Apabila di antara orang-orang Yahudi ada yang menyembah
thaghut, maka pada umat ini akan ada juga yang menyembah
thaghut selain Allah Ta'ala.

IV. Mendirikan masjid di atas kuburan termasuk media yang


mengantarkan kepada kesyirikan.
Ketika orang-orang mampu membuka tabir tentang
ashhabul-kahfi –yaitu para pemuda saleh yang menyelamatkan
agamanya dengan bersembunyi dan melarikan diri dari orang-
orang musyrik– mereka dapati sebuah mukjizat yang dahsyat,
yakni dibangkitkannya ashhabul-kahfi setelah tertidur selama
309 tahun. Lalu orang-orang berselisih pendapat, apa yang
diperbuat ?
Orang-orang berpengaruh dari kalangan mereka
mengatakan, "Kami akan medirikan masjid di atas peninggalan
mereka (ashhabul-kahfi) supaya dikenali dan orang-orang bisa
mengambil berkah dengan mereka."
Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah celah kesyirikan yang
terlarang. Oleh karena itu Allah mencela mereka, sekaligus
sebagai peringatan kepada umat ini agar jangan mengikuti jalan
orang-orang Nasrani. Kendatipun begitu ternyata di sebagian
negeri kaum muslimin telah terjadi pengagungan kuburan
orang-orang saleh dengan cara mendirikan masjid di atas
kuburan mereka, hingga akhirnya berubah menjadi
mengibadahinya. Ini tentu saja menyerupai kaum Nasrani.

70
- Kegiatan:
Sekelompok siswa menceritakan kisah ashhabul-kahfi di
hadapan teman-temannya, dan dalam penuturannya hendaknya
dikaitkan dengan materi pelajaran.

- Latihan:
1. Allah berfirman: ( َ‫ب يُؤْ ِمنُون‬ ِ ‫َصيبًا ِمنَ ْال ِكتَا‬ ِ ‫أَلَ ْم ت ََر ِإلَى الَّذِينَ أُوتُوا ن‬
َ ‫ؤَُل ِء أَ ْهدَى ِمنَ الَّذِينَ آ َمنُوا‬
ً ‫س ِب‬
‫يَّل‬ َ ‫ت َو َيقُولُونَ ِللَّذِينَ َكفَ ُروا َه‬ ِ ‫غو‬ ُ ‫طا‬ َّ ‫ت َوال‬ ِ ‫)بِ ْال ِج ْب‬.
a. Apa yang menjadi sabab nuzul ayat tersebut?
b. Sebutkan sebagian sifat orang-orang Yahudi yang
buruk (tercela) dalam ayat di atas.
2. Allah berfirman: ( ُ‫َّللا‬ َّ ُ‫َّللاِ ۚ َمن لَّ َعنَه‬ َّ َ‫قُ ْل ه َْل أُن َِبئ ُ ُكم ِبشَر ِمن ذَلِكَ َمثُو َبةً ِعند‬
َ‫غوت‬ َّ
ُ ‫ير َو َعبَدَ الطا‬َ ‫َاز‬ ْ ْ
ِ ‫ب َعلَ ْي ِه َو َجعَ َل ِم ْن ُه ُم ال ِق َردَةَ َوال َخن‬
َ ‫َض‬
ِ ‫)وغ‬.
َ
a. Allah menghukum orang-orang Yahudi dengan
beberapa hukuman dikarenakan kekufuran dan
kesesatan mereka. Jelaskanlah!
3. Berlebihan dalam mengagungkan orang-orang saleh
dengan jalan didirikan masjid di atas kuburannya akan
mengantarkan kepada mengibadahinya.
- Sebutkan sebuah kisah yang terdapat dalam surah Al-
Kahfi yang menjelaskan pernyataan di atas.
4. Lengkapi istilah dan pengertiannya dalam soal berikut ini:
a. Berhala (‫ )الوثن‬yaitu ............................................
b. Thaghut (‫ )الطاغوت‬yaitu ......................................

-o0o-

71
Pelajaran ke-15:

Bab:
Sebagian Umat Ini Menyembah Berhala (Lanjutan)

4. Diriwayatkan dari Abu Sa'id () bahwasanya Rasulullah ()


bersabda:
"Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang
sebelum kalian (ibarat bulu pada anak panah) helai demi
helainya (sama persis). Hingga seandainya mereka masuk ke
lubang dhab (kadal gurun), tentu kalian akan memasukinya
pula."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah (), apakah mereka
itu adalah Yahudi dan Nasrani?"
Beliau menjawab, "Siapa lagi." Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim.

- Kosa Kata:
(‫)السنن‬: Jalan-jalan.
(‫)حذو القذة بالقذة‬: Sebagaimana bulu pada anak panah seukuran
dengan bulunya yang lain.

- Materi Pelajaran:
I. Golongan awam dari umat ini menyerupai Ahli Kitab.
Nabi bersumpah bahwa umat ini akan mengikuti jalan
orang-orang Yahudi dan Nasrani. Beliau bersabda, "Kalian

72
akan benar-benar mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum
kalian."
Mereka menyerupai dan mirip dengan orang-orang Yahudi
dan Nasrani layaknya bulu pada anak panah yang serupa antara
satu dengan yang lainnya. Mereka tidak meninggalkan
sedikitpun dari kebiasaan Yahudi dan nasrani kecuali
mengikutinya. Hingga seandainya digambarkan bahwa mereka
masuk ke dalam lubang kadal gurun, maka umat ini akan
memasukinya juga. Digambarkan dengan lubang kadal gurun
dikarenakan sempit dan berkelok-kelok, sekaligus untuk
menunjukkan bahwasanya benar-benar mengikutinya.
Hadits ini menunjukkan bahwa tidak ada sesuatupun yang
dilakukan oleh Ahli Kitab yang dicela Allah Ta'ala kecuali
orang-orang awam umat ini akan melakukannya juga.
Hadits ini bersifat khabari (pemberitaan), namun maknanya
adalah larangan dari mengikutinya.
Apa yang dikabarkan oleh Rasulullah () benar-benar terjadi.
Ini merupakan salah satu tanda kenabian dan mukjizat beliau.

II. Waspada terhadap taqlid kepada orang-orang kafir.


Nabi () memperingatkan umatnya dari menyerupai orang-
orang musyrik. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari kaum tersebut."
Sebab, menyerupai mereka (tasyabbuh) dalam peribadatan dan
kebiasaan-kebiasaan akan menggiring kepada rusak agama
kaum muslimin, mencintai musuh-musuh agama,
mengagungkan mereka dan kagum dengan yang mereka miliki.
Seharusnya (wajib) kita waspada terhadap menyerupai
nonmuslim dalam perkara-perkara yang menyelisihi syariat.
Selain itu wajib berpegang teguh dengan jalan yang lurus, serta

73
berdoa kepada Allah agar teguh di atas agama Islam hingga
hari pertemuan dengan-Nya.

- Kegiatan:
Siswa menuliskan tentang bahayanya menyerupai orang-
orang kafir disertai dengan gambaran saling menyerupai antara
siswa yang satu dengan yang lainnya. Berikutnya tulisan
tersebut disampaikan (dipresentasikan) di depan teman-
temannya.

- Latihan:
1. Apa makna sabda Rasulullah: ( ‫لتتبعن سنن من كان قبلكم حذو القذة‬
‫ الحديث‬...‫ حتى لو دخلوا جحر ضب لدخلتموه‬.‫)بالقذة‬
2. Rasulullah () bersabda: (‫)من تشبه بقوم فهو منهم‬
Jelaskan pengaruh-pengaruh dari menyerupai orang-orang
musyrik.

-o0o-

74
Pelajaran ke-16:

Bab:
Sebagian Umat Ini Menyembah Berhala (Lanjutan)

5. Dalam riwayat Imam Muslim dari Tsauban () bahwasanya


Rasulullah () bersabda:
"Sesungguhnya Allah menciutkan bumi untukku sehingga
aku dapat melihat belahan timur hingga barat. Sesungguhnya
kekuasaan umatku akan meliputi semua yang diciutkan
kepadaku.
Sesungguhnya aku diberi dua harta pusaka: merah dan putih.
Dan aku memohon kepada Rabbku agar umatku tidak
dimusnahkan dengan lantaran paceklik yang menyeluruh; dan
agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari golongan selain
mereka sehingga menjarah wilayah mereka.
Sesungguhnya Rabbku berfirman kepadaku: *Wahai
Muhammad, sesungguhnya Aku telah menetapkan sesuatu
ketetapan yang tidak bisa ditolak. Aku berikan kepadamu untuk
umatmu bahwasanya Aku tidak akan memusnahkan mereka
lantaran paceklik yang meluas. Dan Aku tidak akan
menguasakan musuh kepada mereka selain dari golongan
mereka sendiri yang akan menjarah wilayah mereka, meskipun
semua bangsa dari segala penjuru dunia bersatu mengeroyok
mereka, sampai umatmu sebagiannya menghancurkan sebagian
yang lain*."1
Diriwayatkan juga oleh al-Barqoni dalam kitab al-Shahih
disertai tambahan:

1
HR. Muslim, no. 2882.
75
"Sesungguhnya aku takutkan kepada umatku para penyesat.
Apa terjadi di antara mereka saling bunuh, maka selamanya tak
akan berhenti hingga hari kiamat. Dan tidaklah hari kiamat
terjadi hingga uamtku berjumpa dengan orang-orang musyrik,
hingga segolongan umatku menyembah berhala.
Sesungguhnya akan ada pada umatku para pendusta
sebanyak tiga puluh (30) orang. Seluruhnya mengaku sebagai
nabi. Akulah penutup para nabi, dan tidak ada lagi nabi
setelahku.
Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang
berpegang dengan al-haq (kebenaran) lagi mendapat
pertolongan. Tidak memudaratkan mereka orang-orang yang
menyelisihinya hingga datang keputusan Allah Tabarakallahu
Wata'ala (hari kiamat)."1

- Kosa Kata:
‫زوى‬ Mengumpulkan (menciutkan)
‫الكنزين‬ Yaitu pusaka Kisra, raja Persia
‫اْلحمر‬ Emas sebab menjadi pusaka yang paling
dominan di wilayah Qubrus.
‫اْلبيض‬ Perak sebab menjadi pusaka yang paling
dominan di milik Kisra.
‫بسنة بعامة‬ Paceklik atau kemarau yang
menyebabkan kebinasaan secara meluas
‫بيضتهم‬ Wilayah dan masyarakatnya

1
HR. Abu Daud, no. 4252.
76
‫وإذا وقع عليهم‬ Terjadi fitnah dan saling membunuh
‫السيف‬
‫حي من أمتي‬ (‫ )الحي‬merupakan bentuk tunggal dari
(‫)اْلحياء‬, yaitu kabilah atau marga.
‫فئام‬ Sekumpulan atau jamaah
‫حتى يأتي أمر هللا‬ Sampai hari kiamat

- Materi Pelajaran:
Kedua hadits di atas mengandung perkara-perkara penting
dan berita-berita yang benar serta petunjuk akan kenabian
beliau ().
I. Allah menciutkan (mengumpulkan) bumi bagi Rasulullah
() hingga beliau mampu melihat apa yang dikuasai oleh
umatnya dari mulai timur hingga barat. Dan ternyata apa yang
disampaikan beliau benar-benar terjadi, yakni kerajaan umatnya
meluas hingga mencapai peloksok barat dan timur.
Beliau juga mengabarkan bahwa dirinya dianugerahi dua
pusaka. Ini pun benar-benar terwujud. Yaitu umatnya mampu
menguasai kerajan Kisra dan Qaishar –termasuk emas dan
perak yang ada di dalamnya– pada masa kekhalifahan Umar ()
yang mana kedua pusaka tersebut diinfakkan di jalan Allah.

II. Doa Rasulullah () buat umatnya.


Kesempurnaan kasih sayang Rasulullah () kepada umatnya
yaitu beliau berdoa kepada Allah bagi umatnya dengan dua
permohonan yang baik, yaitu:
Pertama, permohonan agar umatnya tidak dibinasakan
dengan bencana kemarau (paceklik) yang meluas. Permohonan
77
ini dikabulkan. Sementara umat terdahulu, semisal kaum 'Ad
dan Tsamud, diazab dengan kebinasaan secara total. Hal
tersebut berbeda dengan umat ini yang mana Allah
mencegahnya atas keberkahan doa Nabi ().
Kedua, permohonan agar musuh dari golongan kaum kafir
tidak menguasai kaum muslimin dan membinasakan mereka.
Allah mengabulkan juga permohonan tersebut sepanjang
mereka menjauhi perselisihan dan perpecahan di antara mereka.
Apabila hal tersebut terjadi, maka musuh dari kaum kafir akan
menguasai mereka. Ini pernah terjadi ketika dulu umat Islam
berpecah belah.

III. Rasulullah () mengkhawatirkan umatnya dari para


pemimpin yang sesat.
Umara dan ulama adalah pemimpin umat. Lantaran mereka,
maka orang-orang mendapatkan hidayah. Para umara
berdasarkan kekuasaannya, dan para ulama karena ilmunya.
Kekhawatiran Rasulullah () terfokus sebatas kepada mereka
saja seandainya tersesat dari jalan al-haq (kebenaran).
Allah menceritakan penyesalan penghuni neraka
dikarenakan mengikuti para pemimpin yang sesat. Firman-Nya,
"Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar
kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)."
(QS. Al-Ahzab: 67).

IV. Rasulullah mengabarkan bahwasanya apabila terjadi


fitnah dan baku bunuh sesama kaum muslimin, maka hal
tersebut akan berlaku terus menerus hingga hari kiamat. Ini
benar-benar terjadi. Semenjak terjadi fitnah pada umat dengan

78
terbunuhnya Utsman (), maka hal tersebut terus-terusan terjadi
hingga hari ini.

V. Munculnya kesyirikan dan mengibadahi berhala pada


umat ini.
Rasulullah () mengabarkan bahwasanya kiamat tidak akan
terjadi hingga kelompok-kelompok umat ini berjumpa dengan
orang-orang musyrik. Lalu mereka murtad dari Islam dan
tinggal serumah dan sekampung bersama-sama mereka.
Juga kiamat tidak akan terjadi hingga sebagian besar dari
umat ini menyembah berhala, sesembahan selain Allah. Dan ini
benar-benar terjadi di mana orang-orang awam dari umat ini
menyembah kuburan orang-orang saleh dan selainnya dengan
berbagai bentuk ibadah, semisal menyembelih, nazar, doa,
istighatsah, thawaf dan lain sebagainya. Mereka menamai
amalannya tersebut sebagai tawasul dan taqarrub
(mendekatkan diri) kepada orang-orang saleh. Ini tentu saja
batil. Barangsiapa yang menjadikan selain Allah sebagai
sesembahan (berhala), maka ia terjerumus ke dalam syirik
akbar. Maka, tidak ada gunanya penisbatan dirinya kepada
Islam, juga ucapannya la ilaha illallah.

VI. Munculnya orang-orang yang mengaku nabi.


Rasulullah () mengabarkan tentang akan munculnya orang-
orang yang mengaku nabi sebanyak tiga puluh (30) orang
pendusta. Maksudnya yaitu dari golongan orang-orang yang
memiliki kekuatan. Jika tidak, maka mereka lebih banyak lagi
daripada jumlah tersebut.
Apa yang beliau sampaikan benar-benar terjadi, baik pada
masa beliau sendiri maupun setelahnya. Dan ada banyak orang

79
yang mengaku sebagai nabi1, namun Allah membongkar
kedustaan mereka. Adalah Nabi Muhammad sebagai penutup
para nabi, tidak ada nabi lagi setelah beliau.

VII. Al-haq (kebenaran) akan senantiasa ditolong hingga


hari kiamat.
Rasulullah () memberikan kabar gembira kepada umat ini
bahwa akan senantiasa ada segolongan umat yang mendapat
pertolongan, membela agama, mengamalkan ilmu dan berjihad
serta membela agama. Tidak memudaratkan mereka sama
sekali orang-orang yang menghinakan mereka dan tidak mau
menolongnya. Mereka teguh di atas kebenaran karena Allah
menjadi penolong mereka.
Allah berfirman, "Dan Kami selalu berkewajiban menolong
orang-orang yang beriman." (QS. Ar-Rum: 47).
Golongan (thaifah) ini senantiasa teguh di atas kebenaran
hingga hari kiamat, yakni hingga mendekati terjadinya kiamat.
Ini berdasarkan apa yang dikabarkan Rasulullah () bahwasanya
kelak semua orang mukmin diwafatkan dengan bertiupnya
angin yang baik serta terjadinya tanda-tanda kiamat besar.
Akhirnya tak tersisa lagi di muka bumi kecuali orang-orang
yang buruk, dan berikutnya terjadilah kiamat kepada mereka.
Menjadi jelas bagi kita bahwa pada umat ini ada orang yang
terjerumus ke dalam kesyirikan, menyembah berhala dan
thaghut. Adalah wajib bagi kita untuk beribadah hanya kepada
Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Juga menjauh dari
mengibadahi berhala dan memalingkan ibadah dari Allah
Ta'ala.

1
Semisal Musailamah al-Kadzdzab, Mirza Ghulam al-Qadiani dan lain-lain.
80
- Kegiatan:
1. Para siswa menentukan dilalah dari hadits di atas
mengenai kenabian Muhammad ().
2. Dengan mengacu kepada peta dunia, santri menjelaskan
jalur penyebaran Islam serta menerangkan sebab tersebarnya
Islam.

- Latihan:
1. Hubungkan pernyataan dalam kolom A dengan
keterangannya yang sesuai pada kolom B.
A B
1. Allah menciutkan
(mengumpulkan) bumi 1. Munculnya
kepada Rasulullah () kesyirikan dan
hingga beliau mampu mengibadahi
melihat apa yang akan berhala pada umat
dimiliki umatnya mulai ini.
dari peloksok timur
hingga barat.
2. Rasulullah ()
mengabarkan bahwa
tidaklah akan terjadi 2. Meluasnya kerajaan
kiamat hingga kabilah- umat ini.
kabilah umat ini
berjumpa dengan
orang-orang musyrik.
3. Rasulullah () 3. Terjadinya fitnah
memberikan kabar dan baku bunuh
gembira bahwa akan dalam umat ini.
ada segolongan yang

81
senantiasa ditolong di
mana mereka selalu
menjaga agama ini.
4. Sesungguhnya al-
haq akan senantiasa
langgeng hingga
hari kiamat.

2. Bagian dari kesempurnaan kasih sayang Rasulullah ()


kepada umatnya, beliau berdoa kepada Allah untuk
kebaikan umatnya dengan dua permohonan. Sebutkan dua
permohonan tersebut!
3. Isilah titik-titik dalam pernyataan berikut dengan jawaban
yang tepat.
(1) Rasulullah diberi dua pusaka: merah dan putih, yaitu:
................... dan ...................... yang terjadi pada masa
kekhalifahan..................
(2) Nabi mengabarkan bahwasa hari kiamat tidak akan
datang hingga terjadi dua perkara, yaitu: pertama,
..................... dan kedua, ................................
(3) Di antara bentuk bahwa umat ini terjatuh ke dalam
kesyirikan: ...................... dan ...........................
(4) Rasulullah () memberikan kabar gembira kepada umat
ini bahwa akan senantiasa ada segolongan yang selalu
ditolong. Golongan ini memiliki sifat-sifat tertentu,
yaitu: [1].........................., [2] .............................,
[3].........................................

-o0o-

82
Pelajaran ke-17:

Bab:
Sihir

- Pengantar:
Bahaya sihir sangat besar. Sihir termasuk syirik besar yang
menafikan tauhid. Sihir juga membahayakan bagi masyarakat.
Oleh karena itu harus waspada.

‫َولَقَدْ َع ِل ُموا لَ َم ِن ا ْشت ََراهُ َما لَهُ فِي ْاآل ِخ َرةِ ِم ْن خ َََّلق‬
1. Allah berfirman, "Sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir
itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat." (QS. Al-Baqarah:
102).
‫ت‬ ُ ‫طا‬
ِ ‫غو‬ ِ ‫يُؤْ ِمنُونَ ِب ْال ِج ْب‬
َّ ‫ت َوال‬
2. Allah berfirman, "Mereka percaya kepada jibt dan
thaghut." (QS. An-Nisa: 51).
Umar mengatakan, "Jibt yaitu sihir; dan thaghut yaitu
syaitan (setan)."
Jabir berkata, "Thawaghit (thagut-thaghut) yaitu para dukun
yang mana setan datang kepada mereka. Di setiap wilayah ada
satu."
3. Diriwayatkan dari Abu Hurairah () bahwasanya
Rasulullah () bersabda, "Jauhilah oleh kalian tujuh yang
membinasakan."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah (), apakah itu?"

83
Beliau bersabda, "Menserikatkan Allah (syirik), sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali
dibenarkan secara agama, orang yang memakan riba, orang
yang makan harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh
berzina kepada wanita yang mukminah dan baik."1

- Kosa Kata:
‫خَّلق‬ Bagian, porsi, jatah
‫الكاهن‬ Orang yang mengaku mengetahui ilmu
gaib.
‫الموبقات‬ Yang membinasakan. Disebut "mubiqat"
karena membinasakan pelakunya di dunia
dan akhirat.
‫اليتيم‬ Anak yang ditinggal mati oleh ayahnya
sebelum mencapai usia baligh.
‫قذف المحصنات‬ (‫ )القذف‬yaitu menuduh berzina. (‫)المحصنات‬
yaitu wanita merdeka yang menjaga
kesucian diri.
‫الغافَّلت‬ Terbebas dari perilaku tercela dan tuduhan
zina.

- Materi Pelajaran:
I. Makna sihir dan hukumnya.
Sihir secara bahasa yaitu sesuatu yang penyebabnya bersifat
tersembunyi dan halus.

1
HR. Bukhari, no. 6857 dan Muslim, no. 89.
84
Secara isthilahi (terminologi) yaitu azimat-azimat, mantera,
bacaan yang diucapkan, obat-obatan, dupa ataupun buhul yang
berpengaruh kepada hati dan badan sehingga bisa menyebabkan
sakit, terbunuh dan perceraian.
Hukum sihir yaitu haram dalam semua agamapun.
Sihir ada dua jenis:
Pertama, sihir yang termasuk syirik akbar yang menafikan
tauhid. Sihir jenis ini tidak bisa dicapai kecuali dengan jalan
mengibadahi (menyembah) setan dan mendekatakan diri
kepadanya dengan beragam persembahan.
Kedua, sihir yang termasuk dosa besar. Tidak sampai kepada
derajat syirik akbar dikarenakan tidak mengandung unsur-unsur
kesyirikan. Sihir jenis ini terkadang bisa dicapai melalui jalan
obat-obatan, dupa dan lain yang sejenisnya.
Jadi dari segi hukumnya yaitu: fasik dan dosa besar. Ini
apabila pelakunya tidak meyakini bahwa ramuan sihirnya
tersebut memudaratkan secara zatnya. Sihir jenis ini menafikan
kesempurnaan tauhid dikarenakan mengandung kezaliman,
permusuhan dan memudaratkan pihak lain.

II. Hikmah diharamkannya sihir.


1. Dalam sihir terkandung penyembahan terhadap setan,
mendekatkan diri kepadanya dan bergantung kepada mereka.
Tukang sihir tidak mampu melakukan sihir kecuali apabila ia
mendekatkan diri kepada setan dengan peribadahan tertentu.
2. Merusak masyarakat. Dikarenakan sihir bisa menyebaban
sakit, perceraian suami istri ataupun permusuhan antara
anggota keluarga. Ini semua adalah kerusakan, kezaliman dan
permusuhan.

85
III. Dalil-dalil diharamkannya sihir.
• Allah berfirman, "Sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir
itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat." (QS. Al-Baqarah:
102).
Maksudnya, orang-orang Yahudi telah mengetahui bahwa
orang yang meridhai sihir sebagai pengganti dari syariat Allah,
maka di akhirat kelak ia tidak mendapatkan bagian. Sebab, ia
telah menjual (menukar) agamanya dengan dunia. Ini sejelas-
jelasnya ancaman, sebab ayat tersebut menunjukkan keharaman
sihir.
• Allah berfirman, "Mereka percaya kepada jibt dan
thaghut." (QS. An-Nisa: 51).
Di sini Allah mencela orang-orang Yahudi yang
membenarkan jibt yang menjadi sumber sihir.
• Hadits Abu Hurairah () bahwasanya Rasulullah bersabda,
"Jauhilah oleh kalian tujuh yang membinasakan."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah (), apakah itu?"
Beliau bersabda, "Menserikatkan Allah (syirik), sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali
dibenarkan secara agama, orang yang memakan riba, makan
harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh berzina
kepada wanita yang mukminah dan baik."

IV. Keharusan (wajib) untuk menjauhi tujuh (7) yang


membinasakan.
Rasulullah () memerintahkan agar menjauhi tujuh perkara
yang membinasakan dikarenakan mendatangkan hukuman di

86
dunia serta azab di akhirat kelak. Ketujuh perkara tersebut
yaitu:
1. Syirik. Beliau memulai dengan syirik karena dosa yang
paling besar.
2. Sihir.1 Mubiqat ini disebutkan setelah syirik dikarenakan
ada sihir yang membuat pelakunya kufur (kafir) di mana untuk
menggapainya harus dengan beribadah kepada setan dan
mendekatkan diri kepadanya, baik dengan menyembelih, doa
ataupun istighatsah.
3. Membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali
dibenarkan agama.
Yaitu membunuh seorang muslim atau kafir dzimi, mu'ahad
dan mustaman. Ini berdasarkan hadits, "Barangsiapa yang
membunuh kafir mu'ahad, maka ia tidak akan mencium baunya
surga."2
Terkecuali apabila orang-orang tersebut melakukan suatu
tindakan yang menyebabkan harus dibunuh. Ini berdasarkan
hukum syar'i yang penerapannya hanya dilakukan oleh amir
(penguasa) yang muslim. Bukan hak perorangan bagi
masyarakat pada umumnya.
4. Orang yang memakan riba. Maksudnya yaitu
mengkonsumsi riba dengan jalan apapun. Rasulullah ()
melaknat orang yang memakan riba, memberi makan riba, dua

1
Mengenai sihir dan kelima mubiqat setelahnya. Mubiqat yang disebutkan
setelah sihir masing-masingnya mengandung unsur aniaya, baik kepada
jiwa, harta ataupun kehormatan. Sementara sihir bertindak aniaya kepada
semua unsur tersebut. Terlebih lagi aniaya terhadap hak Allah, yakni
menyekutukan Allah dengan selain-Nya.
2
HR. Bukhari, no. 3166. Yang dimaksud kafir mu'ahad yaitu orang kafir
yang tinggal di negerinya, namun terikat perjanjian dengan kita untuk tidak
saling menyerang. Dan termasuk ke dalam kategori ini adalah orang kafir
yang tinggal di negeri muslim secara aman.
87
orang saksinya dan petugas yang menuliskannya. Sebagian
salaf mengatakan bahwa riba terbukti membuat seseorang suul-
khatimah.
5. Memakan harta anak yatim. Maksudnya yaitu
mengintervensi dan mengaturnya bukan untuk tujuan
kemaslahatan anak yatim tersebut.
6. Lari dari peperangan. Yakni melarikan dari dari hadapan
musuh dalam peperangan.
7. Menuduh wanita, yakni menuduh berzina kepada wanita
mukminah yang merdeka, menjaga kesucian dan bersih dari
perilaku tercela (lacur).
Inilah ketujuh mubiqat yang wajib dijauhi dan diwaspadai,
sebab termasuk dosa besar dan mengakibatkan kemurkaan
Allah Ta'ala.

- Kegiatan:
Para siswa mengunjungi perpustakaan sekolah dan
mempelajari kitab-kitab tafsir mengenai kisah Nabi Musa ()
bersama para penyihir. Dilakukan di bawah bimbingan
pengajar. Kemudian diambil kesimpulan dari kisah tersebut
akan kebatilan sihir (surah Thaha).

- Latihan:
1. Rasulullah () merupakan sang penasihat. Beliau
mengingatkan tentang sesuatu yang membahayakan agama
dan dunia. Di antaranya adalah sihir.
a. Sebutkan definisi sihir secara bahasa ataupun isthilahi.
b. Sebutkan hukum sihir dan hikmah dari diharamkannya.

88
c. Sebutkan dalil dari Al-Quran dan sunah tentang
haramnya sihir.
2. Keburukan sihir sangat besar. Sihir termasuk yang
membatalkan keislaman. Orang yang melakukan sihir
harus ditindak keras dalam rangka mengamankan
masyarkat.
a. Jelaskan bagaimana tukang sihir bisa menggapai sihir.
b. Bagaimana sikap agama terdahulu terhadap sihir?
3. Rasulullah () bersabda, "Jauhilah oleh kalian tujuh
mubiqat..." Sebutkan tiga di antara mubiqat tersebut.
4. Sebutkan istilah untuk yang dirinci oleh penjelasan berikut:
a. .................... yaitu orang yang mengaku mengetahui
ilmu gaib.
b. ................... yaitu orang yang mati bapaknya ketika ia
belum mencapai usia baligh.
c. ................... yaitu wanita merdeka yang menjaga
kesucian diri.
5. Sebutkan alasan untuk pernyataan berikut ini:
a. Rasulullah () memulai dengan menyebutkan syirik
terlebih dahulu ketika merinci ketujuh mubiqat.
b. Penamaan dengan istilah al-sab'u al-mubiqat.
c. Rasulullah () menyebutkan sihir setelah syirik.

-o0o-

89
Pelajaran ke-18:

Bab:
Sihir (lanjutan)

4. Diriwayatkan dari Jundub secara marfu'1: "Hukuman bagi


tukang sihir yaitu dibunuh."2 Diriwayatkan oleh Tirmidzi. Kata
beliau,"Hadits ini shahih, tapi mauquf3.
5. Diriwayatkan dalam Shahihul-Bukhari dari Bajalah bin
'Abadah, ia berkata:
"Umar bin Khattab () menuliskan dalam suratnya,
*Bunuhlah oleh kalian tukang sihir, baik laki-laki ataupun
perempuan*."
Ia berkata: "Maka, kami bunuh tiga orang tukang sihir."4
6. Diriwayatkan secara sahih dari Hafshah () bahwasanya ia
memerintahkan untuk membunuh budak perempuan miliknya
yang menyihir beliau. Akhirnya budak tersebut dibunuh.
Begitu juga telah sahih dari Jundab.
Ahmad berkata, "Telah ada riwayatnya dari tiga orang
sahabat Nabi ()."5

- Kosa Kata:
(‫)حد الساحر‬: Hukuman atau vonis bagi tukang sihir.
1
Marfu' maksudnya hadits tersebut termasuk perkataan Rasulullah ().
2
HR. Tirmidzi, no. 1460.
3
Mauquf maksudnya hadits tersebut termasuk perkataan sahabat Nabi.
4
HR. Bukhari, no. 3156 dan Ahmad: VI/190.
5
HR. Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra: 8/136.
90
(‫)ضربه بالسيف‬: Dibunuh. Kalimat (‫ )ضربه‬ada yang
meriwayatkan dengan ha (‫ )هـ‬dan ada juga dengan ta (‫)ة‬.

- Materi Pelajaran:
I. Hukuman bagi tukang sihir.
Hukumannya yaitu dibunuh, dikarenakan besarnya dosa
sihir dan berbahaya bagi masyarakat. Dalilnya yaitu:
1. Perkataan Jundab bin Abdullah (), "Hukuman bagi tukang
sihir yaitu dibunuh."
2. Keterangan yang diriwayatkan dari Umar () bahwasanya
beliau menuliskan dalam surat beliau kepada para pegawainya:
"Bunuhlah oleh kalian semua tukang sihir, baik laki-laki
ataupun perempuan."
3. Keterangan yang telah sahih diriwayatkan dari Hafshah ()
bahwasanya beliau memerintahkan untuk membunuh budak
perempuan miliknya yang menyihir beliau. Lalu budak tersebut
dibunuh.

II. Sikap seorang muslim terhadap sihir dan para penipu


(ilusionis dan semisalnya).
Tidaklah muncul sihir di suatu wilayah terkecuali tersebar
pula di sana kerusakan, kezaliman dan permusuhan.
Wajib kepada kaum muslimin untuk mewaspadai sihir,
mendatangi mereka serta dari bekerja sama dalam menyebarkan
tukang sihir dan para penipu (ilusionis dll). Ini dalam rangka
menjaga tauhid, menjaga kebaikan masyarakat, berlepas diri
dan mengingkari kemungkaran.

91
III. Metode penjagaan diri dari sihir.
1. Shalat shubuh secara berjamaah.
2. Membaca wirid yang sesuai tuntunan syariat, di
antaranya:
• Membaca al-Mu'awwidat sebanyak tiga kali (3 X) setiap
pagi dan sore serta ketika hendak tidur.
• Membaca Ayat Kursi pada pagi dan sore hari.
• Membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah.
Berdasarkan sabda Rasulullah (), "Barangsiapa yang membaca
dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah pada malam hari, maka
mencukupinya."1
• Mengucapkan wirid ini sebanyak 3X di pagi dan sore hari:
‫بسم هللا الذي َل يضره مع اسمه شيء في اْلرض وَل في السماء وهو السميع‬
‫العليم‬
"Dengan menyebut nama Allah yang mana tidak akan ada
yang memudaratkan bersama nama-Nya sesuatu apapun di
bumi dan di langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha
mengetahui."2
• Mengucapkan wirid berikut sebanyak 3 X pada pagi dan
sore hari:
‫أعوذ بكلمات هللا التامات من شر ما خلق‬
"Aku berlindung dengan kalimah-kalimah Allah dari
keburukan segala ciptaan Allah."3

1
HR. Bukhari, no. 5008. Makna mencukupinya (‫ )كفتاه‬yaitu mencukupinya
untuk melindungi diri dari segala keburukan.
2
HR. Abu Daud, no. 5088.
3
HR. Abu Daud, no. 3818.
92
• Memakan tujuh (7) butir korma jenis 'Ajwah pada pagi hari
sebelum mengkonsumsi apapun. Berdasarkan sabda Rasulullah
(), "Barangsiapa yang memakan tujuh butir korma 'Ajwah pada
pagi hari, maka tak akan membahayakannya pada hari tersebut
racun bisa ataupun sihir."1

- Latihan:
1. Isilah titik-titik dengan jawaban yang tepat:
a. Hukuman buat tukang sihir yaitu.....................,
berdasarkan hadits......................................................
b. Telah tetap vonis mati (dibunuh) bagi tukang sihir
melaui riwayat dari tiga orang sahabat Nabi (), yaitu:
................... dan ....................... dan ...........................
2. Tidak ada kebaikan dalam sihir. Sihir merupakan
perbuatan setan.
a. Tulis pernyataan sebanyak lima baris berisi penjelasan
tentang kondisi lingkungan manyarakat yang di
dalamnya tersebar sihir.
b. Bagaimana sikap seorang muslim terhadap tukang sihir
dan para penipu (ilusionis dll).
3. Sebagian orang yang berhati lemah terkadang terkena sihir.
- Sebutkan tiga (3) wirid syar'i untuk penjagaan diri dari
gangguan sihir.

-o0o-

1
HR. Bukhari, no. 5445 dan Muslim, no. 2047.
93
Pelajaran ke-19:

Bab:
Macam-macam Sihir

- Pengantar:
Ada banyak macam-macam sihir. Setiap muslim seyogyanya
mengenal jenis-jenis sihir dalam rangka mewaspadainya.

1. Imam Ahmad mengatakan: telah menyampaikan


kepadaku Muhamma bin Ja'far, telah menyampaikan kepadaku
'Auf bin Hayyan bin al-'Ala, menyampaikan kepadaku Qathn
bin Qabishah dari bapaknya bahwasanya ia mendengar
Rasulullah () bersabda, "Sesungguhnya 'iyafah, thuruq dan
thiyarah termasuk ke dalam jibt."
'Auf mengatakan, "Yang dimaksud dengan 'iyafah yaitu
menghardik burung (dikarenakan mengaitkan baik dan buruk
sesuatu dengan burung atau suara burung tertentu -pent).
Thuruq yaitu garis yang ditorehkan di tanah (dibuat oleh para
peramal).
Adapaun jibt, al-Hasan mengatakan, "Jibt yaitu bisikan
setan."
Sanad riwayat ini derajatnya jayyid. Dan bagi Abu Daud,
Nasa-i dan Ibnu Hibban dalam kitabnya al-Shahih: Inilah yang
musnad darinya.

- Kosa Kata:
(‫)من الجبت‬: Termasuk ke dalam amalan setan.
94
- Materi Pelajaran:
I. 'Iyafah, thuruq dan thiyarah termasuk ke dalam jibt
(perbuatan setan).
Dalam hadits di atas, Rasulullah () menjelaskan tiga perkara.
Semuanya termasuk ke dalam sihir, yaitu:
1. 'Iyafah: yaitu menghardik/menghalau burung serta
menggantungkan harapan (bersikap optimis dll) kepada nama-
nama burung tertentu, suaranya atau jalur lintasannya.
Masyarakat arab dulu melakukan hal tersebut dikarenakan
ada unsur pesimis dan optimis sebagai respon klenik atas
munculnya burung-burung tertentu. Yakni apabila mereka
hendak melakukan aktivitas tertentu –semisal safar atau bisnis,
terlebih dahulu mereka mendatangi burung gagak, lalu
mengetuk-ngetuknya atau menghardiknya/menghalaunya.
Apabila burung tersebut terbang ke arah kanan, mereka
bersikap optimis sehingga bersegera melakukan aktivitasnya.
Dan apabila burung tersebut terbang ke arah kiri, mereka
bersikap pesimis dan menahan diri dari aktivitasnya (atau
mengurungkannya).
Rasulullah () meruntuhkan perbuatan jahiliah tersebut. Lalu
beliau membimbing kita untuk mendirikan shalat istikharah dan
menggantungkan perkara kepada Allah Ta'ala.
2. Thuruq: yaitu garis yang ditorehkan di tanah dilakukan
oleh para peramal pendusta yang mendakwakan diri
mengetahui ilmu gaib.
Termasuk ke dalam kategori ini yaitu membaca telapak
tangan, cangkir ataupun memprediksikan masa depan, dari
menara atau yang lainnya. Meskipun hal tersebut sebatas
hiburan saja.
95
Seorang muslim tidak boleh membenarkan para pendusta
tersebut. Ilmu gaib adalah hal khusus bagi Allah Ta'ala. Allah
berfirman, "Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di
bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah." Dan
mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS.
An-Naml: 65).
3. Thiyaroh: yaitu sikap pesimis sebagai respon klenik
terhadap burung tertentu dan lain yang sebangsanya.
Misalnya berkeyakinan apabila burung hantu hinggap di
rumah tertentu, maka akan ada penghuni rumah tersebut yang
meninggal dunia.
Rasulullah () memperingkatkan perbuatan tersebut dengan
sabdanya, "Thiyarah termasuk syirik."1 Ini dikarenakan ada
unsur bergantung kepada selain Allah.
Berdasarkan penjelasan di atas, menjadi jelas bagi kita
bahwa 'iyafah, thuruq dan thiyarah termasuk ke dalam perilaku
sihir. Ini dikarenakan sihir merupakan sesuatu yang
penyebabnya bersifat tersembunyi dan halus. Dan sikap
bergantung dalam ketiga perkara tadi juga bersumber pada
sesuatu yang tersembunyi.

III. Jibt: yaitu bisikan setan.


Tafsiran yang bersumber dari al-Hasan ini merupakan
penafsiran sesuatu dengan salah satu kandungannya
(bagiannya). Bisikan setan (‫ )رنة الشيطان‬yaitu suara setan. Dan
suara setan dimaknai sebagai segala sesuatu yang mengajak
kepada kebatilan. Juga segala suara yang haram, semisal jeritan
meratap dan suara alat-alat musik.

1
HR. Tirmidzi, no. 1614).
96
Allah berfirman, "Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi
di antara mereka dengan ajakanmu." (QS. Al-Isra: 64).

- Latihan:
1. Apa istilah yang dijelaskan oleh definisi-definisi berikut
ini:
a. ...................... yaitu: menghardik burung serta bersikap
otimis sebgai respon klenik terhadap nama, suara, atau
jalur lintasan burung.
b. .................... yaitu: bersikap pesimis sebagai respon
klenik terhadap burung tertentu atau yang lainnya.
c. ................... yaitu garis yang ditorehkan oleh para
peramal dan pendusta di mana mendakwakan diri
mengetahui ilmu gaib.
2. Di antara perkara yang di nilai batil dan dilarang oleh
Islam yaitu ramalan dengan metode membaca telapak
tangan dan cangkir serta meprediksi masa depan dari
menara-menara atau selainnya yang semisalnya.
a. Apa hukumnya melakukan hal tersebut dalam rangka
hiburan saja.
b. Apa yang akan nasihatkan kepada orang yang
melakukan perbuatan di atas. Jelaskan disertai dengan
dalilnya.
3. Suatu ketika Utsman terbangun karena teriakan ayahnya
yang mengajak anggota keluarga untuk menunaikan shalat
subuh. Setelah selesai menunaikan shalat secara berjamaah
di masjid, sang ayah berkata:
"Wahai anakku, sebetulnya kita ada janji dengan
paman-paman kita untuk berkunjung kepada kerabat yang
ada di kampung dekat situ."
Seraya beranjak sedikit, sang ayah melanjutkan
perkataannya, "Namun, tadi subuh ayah melihat ada anjing
hitam dan burung hantu yang membuat ayah akhirnya
97
mengurungkan rencana bepergian hari ini. Akan ayah
tetapkan pergi atau tidak, jika nanti bertemu dengan bapak
Polan yang biasa membaca garis di tangan dan cangkir."
Ketika mendengar rencana tersebut, datanglah paman-
paman Utsman seraya memberikan nasihat, "Perbuatan
tersebut termasuk ke dalam jibt. Tidak usah diperdulikan,
ayo kita berangkat. Kita bertawakal kepada Allah."
Ternyata tak ada sesuatu apapun yang menimpa mereka
hingga mereka kembali dengan selamat dan sukses.
Setelah membaca cerita tersebut, jawablah pertanyaan
berikut ini:
a. Ada beberapa perkara terpuji dalam cerita di atas.
Sebutkan tiga di antaranya!
b. Dalam cerita di atas ada dua perkara yang berbahaya.
Sebutkan kedua perkara tersebut!
c. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Utsman
menghadapi bapaknya yang ragu-ragu untuk bepergian
pada hari itu?
d. Islam mendorong kepada suatu perkara besar (agung)
yang hendaknya diperbuat sebelum seseorang
melakukan suatu aktivitas yang mubah. Sebutkan
perkara besar tersebut!

-o0o-

98
Pelajaran ke-20:

Bab:
Macam-macam Sihir (lanjutan)

2. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (), ia berkata: Rasulullah ()


bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari suatu bagian dari
ilmu nujum, maka ia telah mempelajari suatu bagian dari sihir.
Bertambah sesuai dengan bertambahnya apa yang dia
pelajari."1 Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang
sahih.
3. Diriwayatkan oleh Imam Nasai dari hadits Abu Hurairah
(): "Barangsiapa yang membuat ikatan buhul, lalu meniupnya,
maka ia telah melakukan perbuatan sihir. Dan barangsiapa yang
melakukan sihir, berarti ia telah syirik. Dan barangsiapa yang
menggantungkan sesuatu, maka Allah menyerahkan orang
tersebut kepada apa yang dia gantungkan."2

- Kosa Kata:
‫من اقتبس‬ Barangsiapa yang mempelajari.
‫شعبة‬ Golongan atau sebagian.
‫النفث‬ Meniup yang dicertai sedikit cipratan
ludah. Ini lebih ringan dari istilah "‫"التفل‬
(meludah).

1
HR. Abu Daud, no. 3905 dengan lafazh: ( ‫من اقتبس علما من النجوم اقتبس شعبة من‬
‫)السحر؛ زاد ما زاد‬.
2
HR. Nasai, no. 4090.
99
- Materi Pelajaran:
I. Ilmu Nujum (Astrologi) termasuk salah satu jenis sihir.
Dalam hadits di atas Rasulullah () menyampaikan suatu
pemberitaan yang bermakna larangan dan peringatan. Yakni
barangsiapa yang memperlajari sesuatu dari ilmu nujum, berarti
ia telah mempelajari sihir yang telah diharamkan. Karena, di
dalam ilmu nujum terkandung dakwaan mengetahui ilmu gaib
yang mana merupakan kekhususan ilmu Allah Ta'ala.
Para ahli nujum menjadikan keadaan bintang-bintang
tertentu sebagai petunjuk terhadap kejadian-kejadian tertentu di
bumi. Mereka berkeyakinan bahwa orang yang lahir pada
bintang ini dan itu, maka akan bahagia. Dan orang yang lahir
pada bintang lainnya, dia akan sial.
Perilaku seperti ini bagian dari mendakwakan mengetahui
ilmu gaib yang dirahasiakan oleh Allah. Allah yang menjadi
pengatur alam semesta ini. Bintang tidak memiliki kaitan
apapun dengan kejadian di bumi dan nasib manusia.
Dalam hal ini Rasulullah () menjelaskan bahwa setiap kali
ahli nujum semakin mendalam dengan ilmu perbintangannya,
maka ia semakin dalam dengan sihir dan dosa besar.
Adapun mempelajari perhitungan peredaran matahari, bulan
dan bintang termasuk ilmu falak yang banyak dikuasai kaum
muslimun dalam rangka mengetahui arah dan waktu
peribadahan dan bercocok tanam, maka hukumnya disyariatkan
untuk dipelajari dikarenakan kaum muslimin memerlukannya.

II. Sihir buhul (sihrul-'uqad).


Rasulullah () memperingatkan umatnya dari sihir buhul
melalui tali dan lain sebagainya. Barangsiapa melakukan sihir
buhul, maka ia musyrik. Sebab, tidak akan bisa menggapai sihir
100
ini kecuali dengan mengibadahi setan dan mendekatkan diri
kepadanya dengan berbagai persembahan. Allah
memerintahkan kita untuk berlindung dari keburukan mereka.
Allah berfirman: "Dan (aku berlindung) dari kejahatan wanita-
wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul." (QS.
Al-Falaq: 4).

III. Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu, maka ia


diserahkan kepada benda tersebut.
Kebahagiaan seseorang dan kebagusan hatinya terdapat pada
kebergantungannya kepada Allah semata. Barangsiapa yang
hatinya benar-benar bergantung kepada Allah, maka Allah
mencukupi dan melindunginya dari segala yang
memudaratkannya. Dan barangsiapa yang bergantung kepada
selain Allah, maka ia diserahkan kepada benda tersebut serta
menghinakannya. Jadi, barangsiapa yang bergantung kepada
tukang sihir, setan dan jimat-jimat, maka ia gagal dan merugi.
Rasulullah berkata (): "Barangsiapa yang menggantungkan
sesuatu, maka ia diserahkan kepada benda tersebut." Ini berlaku
umum, baik bergantung kepada Allah atau kepada selain-Nya.
Adalah wajib kepada seorang muslim untuk menggantungkan
hatinya kepada Allah, bersandar kepada-Nya dalam segala
urusan. Allah mencukupi siapa saja yang benar-benar
bergantung (tawakal) kepada-Nya.

- Latihan:
1. Rasulullah () melarang dan memperingatkan umatnya dari
mempelajari ilmu nujum. Jelaskan disertai contoh.
2. Allah memerintahkan untuk berlindung dari sihir dalam
firman-Nya: "Dan (aku berlindung) dari kejahatan wanita-
wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul."
101
- Apa jenis sihir yang disebutkan dalam ayat tersebut?
3. Kebahagiaan seseorang dan keberuntungannya terdapat
pada kebergantungannya kepada Allah semata.
Barangsiapa yang hatinya benar-benar bergantung kepada
Allah, maka Allah mencukupi (melindunginya) dari segala
yang memudaratkannya.
a. Sebutkan dalil Al-Quran mengenai hal tersebut.
b. Sebutkan nasib akhir bagi orang yang hatinya
bergantung kepada selain Allah.
c. Sebutkan dua (2) contoh mengenai kebergantungan hati
kepada selain Allah.
4. Tandai dengan (√) pada pernyataan yang benar, dan tanda
(X) pada pernyataan yang salah.
a. Barangsiapa yang mempelajari suatu bagian dari ilmu
nujum, maka ia telah mempelajari satu bagian dari
sihir.
b. Yang dimaksud dengan nafts (‫ )النفث‬yaitu sikap pesimis
sebagai wujud respon klenik terhadap burung.
c. Barangsiapa yang bergantung kepada selain Allah,
maka Allah menyerahkan urusannya kepada benda
tersebut dan menghinakannya.

-o0o-

102
Pelajaran ke-21:

Bab:
Macam-macam Sihir (lanjutan)

4. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () bahwasanya Rasulullah


() bersabda: "Perhatikan, aku kabarkan kepada kalian, apakah
itu al-'adhhu? Yaitu adu domba yang menimbulkan
permusuhan di kalangan manusia."1 Diriwayatkan oleh Imam
Muslim.
5. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Umar () bahwasanya Rasulullah () bersabda, "Sesungguhnya
sebagian dari penjelasan retoris itu benar-benar sihir."2

- Kosa Kata:
‫النميمة‬ Menyebarkan perkataan di kalangan manusia
untuk menimbulkan kerusakan
‫القالة‬ Banyak berbicara dan menimbulkan
permusuhan di kalangan manusia.
‫البيان‬ Balaghah (seni berbicara/retorika) dan
kefasihan berbicara.

- Materi Pelajaran:
I. Namimah (adu domba) termasuk ke dalam dosa besar.

1
HR. Muslim, no. 2606.
2
HR. Bukhari, no. 5146 dan Muslim, no. 869.
103
Nabi () memperingatkan umatnya dari menukil dan
menyebarkan perkataan di antara orang-orang untuk tujuan
kerusakan (mengadu domba sesama manusia). Beliau membuka
perkataannya dengan pertanyaan agar lebih mengena dan untuk
menghidupkan perhatian.
Kata beliau, "Perhatikan, aku kabarkan kepada kalian,
apakah itu al-'adhhu?" Lalu beliau menjelaskan bahwasanya
'adhhu yaitu menyebarkan perkataan di kalangan manusia
untuk menimbulkan kerusakan. Juga banyak bicara dan
menimbulkan permusuhan di kalangan manusia.
Adalah wajib kepada kita untuk menjauhi perilaku buruk ini
yang mana menjadi salah satu penyebab mendapat siksa kubur1.
Juga wajib kepada siapapun yang sampai kepadanya perkataan
yang bersifat mengadu domba untuk melarangnya, serta jangan
berburuk sangka kepada saudaranya.

II. Namimah (adu domba) merupakan salah satu bentuk


sihir.
Sebagian salaf berkata, "Tukang adu domba dan pendusta
menimbulkan kerusakan dalam sesaat apa-apa yang tidak bisa
dirusak oleh tukang sihir dalam setahun."
• Persamaan antara sihir dan adu domba: keduanya
melakukan perbuatan yang memecah belah hati dan
menimbulkan kerusakan di kalangan manusia.
• Hukumnya: haram.

1
Rasulullah () bersabda, "Kedua (penghuni kubur ini) sedang diazab. Dan
tidaklah diazab karena sesuatu yang besar. Salah satunya diazab karena
tidak menjaga diri dari kencing. Adapun yang satu lagi tidak suka mengadu
domba." (HR. Bukhari, no. 218).
104
• Perbedaannya: sihir membuat pelakunya kufur, sebab
melakukan peribadahan kepada setan. Hukumannya (vonisnya)
yaitu dibunuh. Sementara namimah (adu domba) hukumnya
dosa besar, tidak membuat pelakunya menjadi kufur, dan
hukumannya tidak dibunuh kecuali apabila ia berkeyakinan
halal.
Adapun permainan sulap yang berupa kecepatan tangan –
dimana orang-orang menyangka sebagai sihir– tidaklah
termasuk sihir. Sulap jenis ini tidak masuk kepada hukum syar'i
yang berkaitan dengan sihir dan tukang sihir, sebab di
dalamnya tidak ada unsur kesyirikan dan media-media
kesyirikan yang biasa dipergunakan oleh tukang sihir semisal
meminta bantuan setan dan lain-lain.

III. Penjelasan retoris yang tercela termasuk salah satu jenis


sihir.
Pandai bebicara dan retoris termasuk kenikmatan dari Allah
kepada hamba-Nya. Ia bisa mengungkapkan apa yang terdapat
dalam benaknya dan menyampaikan apa yang diinginkannya.
Allah berfirman, "[3] Dia menciptakan manusia. [4]
Mengajarnya pandai berbicara." (QS. Ar-Rahman: 3-4).
Beliau menjelaskan bahwa ada bayan (kepandaian bicara)
yang berakibat seperti yang ditimbulkan oleh sihir. Yakni
menampilkan kebenaran dalam bentuk kebatilan, dan
menampilkan kebatilan dalam bentuk kebenaran. Membuat
samar sesuatu bagi yang mendengarkannya sehingga hati orang
awam menjadi menerima kebatilan. Ini tentu saja tercela. Inilah
yang dimaksud oleh perkataan Rasulullah (): "Sesungguhnya
sebagian dari penjelasan retoris itu benar-benar sihir."
Adapun kepandaian berbicara dalam menjelaskan al-haq
(kebenaran) dan membenarkannya, menjelaskan kebatilan dan
105
meruntuhkannya, maka itu terpuji. Ini sebagaiamana keadaan
para rasul dan para pengikutnya.

- Kegiatan:
Para siswa meminjam buku-buku dari perpustakaan yang
mengulas tentang namimah (adu domba). Lalu menuliskan
artikel ringkas tentang namimah, lantas mempresentasikannya
di depan sekolah selepas shalat zhuhur.
- Latihan:
1. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () bahwa Rasulullah ()
bersabda, "Perhatikan, aku kabarkan kepada kalian, apakah
itu al-'adhhu? Yaitu adu domba yang menimbulkan
permusuhan di kalangan manusia."
a. Sebutkan hikmah dari sabda Rasulullah ()yang
membuka ucapannya dengan pertanyaan, "Perhatikan,
aku kabarkan kepada kalian, apakah itu al-'adhhu?"
b. Apa yang dimaksud dengan al-'adhhu?
c. Jelaskan apa yang harus kamu lakukan menghadapi
perilaku buruk tersebut ?
2. Apa istilahnya untuk masing-masing pengertian berikut:
a. ........................... yaitu: menukil dan menyebarkan
ucapan orang bertujuan menimbulkan kerusakan.
b. ......................... yaitu: banyak berbicara dan
menimbulkan permusuhan di kalangan manusia.
3. Isilah kolom perbandingan antara "sihir" dan "namimah"
berikut ini:
Sihir Namimah
Pengaruh
Hukum
-o0o- +selesai semester I+ -o0o-

106
SEMESTER II:

Pelajaran ke-1:

Bab:
Dukun dan Semisalnya

- Pengantar:
Perkara gaib merupakan ilmu yang khusus bagi Allah Ta'ala.
Firman-Nya, "Dan ada pada sisi Allah kunci-kunci semua yang
gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri." (QS.
Al-An'am: 59).
Barangsiapa yang mendakwakan diri mengetahui ilmu gaib
atau membenarkan orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib,
maka ia telah terjerumus ke dalam kesyirikan. Ia berhak atas
ancaman yang keras dari Allah. Wajib untuk berhati-hati dan
waspada terhadapnya.

1. Imam Muslim meriwayatkan dalam kitabnya al-Shahih,


dari sebagian istri Nabi (), dari Nabi () bahwasanya beliau
bersabda, "Barangsiapa mendatangi peramal, lalu ia
menanyakan sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama
empat puluh (40) hari."1
2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah (), dari Nabi (), beliau
bersabda, "Barangsiapa yang mendatangi dukun, lalu

1
HR. Muslim, no. 2230 dengan redaksi tanpa lafazh (‫)فصدقه‬
"membenarkannya". Ini sebagaimana yang terdapat dalam matan yang
dibawakan oleh beliau.
107
membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kufur
terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad ()."1
Diriwayatkan oleh Abu Daud.
3. Diriwayatkan oleh imam yang empat serta Imam Hakim,
dan menurut beliau hadits ini shahih sesuai dengan syarat
Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, "Barangsiapa yang
mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan apa yang
dikatakannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang
diturunkan kepada Muhammad ()."2 Hadits yang seperti ini
dibawakan juga oleh Abu Ya'la dengan sanad yang jayyid dari
Ibnu Mas'ud secara mauquf.

- Kosa Kata:
‫عن بعض ازواج النبي‬ Yaitu Hafshah binti Umar bin
Khattab ().
‫لم تقبل به صَّلة‬ Hilang ganjaran shalatnya.
‫بما أنزل على محمد‬ Yaitu Al-Quran dan sunnah.

- Materi Pelajaran:
I. Makna peramal (‫ )العراف‬dan dukun (‫ )الكاهن‬serta
hukumnya.
Peramal (‫ )العراف‬yaitu orang yang mendakwakan diri
mengetahui perkara-perkara melalui tanda-tanda yang
dipergunakan untuk menemukan sesuatu yang dicuri atau
tempat barang yang hilang.

1
HR. Abu Daud, no. 3904.
2
HR. Hakim: I/8; Ahmad: II/429; Baihaqi dan al-Sunan: VIII/135 dan Abu
Ya'la dalam al-Musnad, no. 5408.
108
Dukun (‫ )الكاهن‬orang yang mengambil berita yang dicuri
dengar dari langit serta ia mengaku mengetahui ilmu gaib
tentang kejadian masa depan.
Hukum peramal dan dukun adalah haram. Ini dari dua sisi:
1. Mengaku mengetahui ilmu gaib yang merupakan
kekhususan bagi Allah.
2. Meminta bantuan jin dan setan serta mendekatkan diri
kepadanya.

II. Larangan mendatangi peramal dan dukun.


Dalam hadits pertama Rasulullah () menjelaskan ancaman
yang keras akibat dari mendatangi peramal untuk menanyakan
sesuatu yang gaib yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Allah saja. Dan meskipun ia tidak membenarkan ucapan
peramal tersebut. Ganjarannya yaitu tidak mendapatkan pahala
dari shalatnya selama empat puluh (40) hari. Dan ketika bagi
yang bertanya saja ancamannya keras seperti itu, maka bagi
yang ditanya alias si peramal ancamannya lebih keras dan
dahsyat lagi.

III. Membenarkan ucapan dukun berarti menafikan


keimanan kepada Al-Quran dan sunnah.
Dalam hadits yang kedua Rasulullah () menjelaskan
ancaman yang keras terhadap mendatangi dukun dan
menanyakan suatu perkara gaib, lalu membenarkannya.
Perbuatan tersebut merupakan kekufuran kepada wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad () (Al-Quran dan Sunnah)
yang mana menjelaskan bahwa ilmu gaib adalah sesuatu yang
dirahasiakan oleh Allah.

109
Kepada seorang muslim wajib untuk waspada dari
mendatangi atau membenarkan dukun dan orang-orang yang
mengaku mengetahui ilmu gaib. Meskipun sebatas melalui
media surat menyurat atau telepon, sebab hal tersebut sama saja
dengan menjerumuskan diri kepada hukuman Allah dan
kemurkaannya.

- Kegiatan:
Berdasarkan apa yang sudah dipelajari dalam bab ini,
tulislah sebuah nasihat buat orang yang mendatangi dukun dan
peramal atau bertanya kepada mereka, lalu menuruti ucapannya
mengenai perkara gaib tersebut. Berikutnya sampaikan tulisan
tersebut di hadapan teman-temanmu.

- Latihan:
1. Sebutkan istilahnya untuk masing-masing pengertian
berikut ini:
a. ....................... yaitu orang yangmengaku mengetahui
perkara-perkara melaui tanda-tanda yang
dipergunakan untuk menemukan barang yang dicuri
atau tempat barang yang hilang.
b. ....................... yaitu orang yang mengambil berita
yang dicuri dengar dari langit serta ia mengaku
mengetahui ilmu gaib tentang kejadian masa depan.
2. Allah berfirman, "Dan ada pada sisi Allah kunci-kunci
semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri."
- Berdasarkan ayat di atas, jawablah pertanyaan berikut:
a. Siapakah yang memiliki ilmu gaib?

110
b. Apa hukumnya, orang yang mengaku mengetahui
ilmu gaib dengan perdukunan, ramalan dan lain
sebagainya.
c. Apa ganjaran bagi orang yang mendatangi dukun,
lalu bertanya kepadanya tentang pergara gaib?

-o0o-

111
Pelajaran ke-2:

Bab:
Dukun dan Semisalnya (lanjutan)

3. Diriwayatkan dari 'Imran bin Hushain () secara marfu',


"Bukan termasuk golongan kami orang yang ber-tathayyur atau
meminta dilakukan untuknya, berdukun atau minta seseorang
untuk berdukun buatnya, melakukan sihir atau meminta
melakukan sihir buatnya. Barangsiapa yang mendatangi dukun,
lalu membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur
kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad ()."1
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bazzar dengan sanad
yang jayyid. Dan diriwayatkan pula oleh Thabrani dalam kitab
Al-Awsath dengan sanad yang hasan dari hadits Ibnu Abbas
dengan matan tanpa lafazh: (‫ )من أتى‬dan seterusnya.2
Imam Al-Baghawi mengatakan, ”Peramal (‫ )العراف‬yaitu
orang yang mengaku mengetahui sesuatu berdasarkan tanda-
tanda yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu yang dicuri
atau tempat sesuatu yang hilang dan lain sebagainya.
Ada juga yang mengatakan: peramala yaitu dukun.
Adapun dukun (‫ )الكاهن‬yaitu orang yang mengabarkan
perkara-perkara gaib berkaitan dengan masa yang akan datang.
Ada yang mengatakan: yaitu orang yang mengabarkan
sesuatu yang tersembunyi."3

1
HR. Al-Bazzar dalam kitab Al-Musnad, no. 3578.
2
Al-Mu'jam al-Ausath, al-Thabrani: V/143.
3
Syarh al-Sunnah, al-Baghawi: XIII/182.
112
Abul Abbas bin Taimiah mengatakan, "Al-'araf (‫ )العراف‬alias
peramal yaitu istilah yang dipergunakan untuk menyebut
dukun, ahli nujum, peramal (‫ )الرمال‬dan lain semisalnya dari
golongan orang-orang yang berbicara mengenai mengetahui
perkara-perkara dengan cara-cara tadi."1
Ibnu 'Abbas berkomentar tentang orang-orang yang
menuliskan jimat huruf-huruf hijaiyah secara acak, lalu
membaca perbintangan, "Menurutku orang yang melakukan hal
tersebut kelak di sisi Allah tidak akan mendapat bagian."2

- Kosa Kata:
‫ليس منا‬ Ini salah satu bentuk ancaman yang
berlaku sesuai zhahirnya supaya
lebih mengena dari segi tegurannya.
‫من تطير‬ Melakukan perbuatan thiyarah.

‫أو تطير له‬ Memerintahkan seseorang untuk


melakukan thiyarah untuknya.
‫المنجم‬ Orang yang menjadikan keadaan
bintang-bintang tertentu sebagai
pertanda kejadian-kejadian di bumi.
‫الرمال‬ Orang yang mengaku mengetahui
ilmu gaib dengan jalan menggaris
menggunakan kerikil atau memukul
dengan tongkat.
‫يكتبون أبا جاد‬ Menuliskan huruf-huruf hijaiyah
secara terpisah-pisah dan mengaku

1
Majmu' al-Fatawa, Ibn Taimiyyah: XXXV/173.
2
HR. Abdur Razzaq dalam kitab al-Mushannaf, no. 19805.
113
mengetahui ilmu gaib berdasarkan
huruf-huruf tersebut.

- Materi Pelajaran:
I. Thiyarah, perdukunan dan sihir termasuk dosa besar.
Dalam hadits pertama Rasulullah () menjelaskan ancaman
yang keras kepada orang yang menyimpang dari syariat Allah
dan memohon kepada selain Allah. Bentuknya antara lain:
- Orang yang melakukan thiyarah atau menerima dan
mengikuti ucapan (masukan) dari orang yang melakukan
thiyarah untuknya.
- Orang yang melakukan perdukunan atau mendatangi
dukun, lalu membenarkan dan mengikuti ucapannya.
- Orang yang melakukan sihir atau meminta tukang sihir
untuk melakukan sihir buatnya.
Adalah wajib bagi setiap hamba untuk waspada terhadap
perkara-perkara di atas, sebab imma perbuatan tersebut
termasuk syirik ashghar, semisal thiyarah, atau termasuk
kekufuran, semisal perdukunan dan sihir.
Wajib juga untuk waspada dari medatangi para dukun.
Sebab, apabila mendatangi dukun lalu menanyainya tentang
perkara-perkara gaib dan membenarkannya, berarti ia telah
kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
() (Al-Quran dan sunnah).

II. Istilah 'arraf (‫ )العراف‬mencakup semua orang yang


mengaku mengetahui ilmu gaib.
'arraf yaitu dukun, ahli nujum, peramal dan lain-lain dari
golongan orang-orang yang membaca perihal telapak tangan,
114
cangkir dan sebagainya, dari golongan orang-orang yang
berbicara seputar perkara-perkara gaib dengan metode-metode
syaitani. Mereka memang menyembah (mengibadahi) setan dan
mendekatkan diri kepada setan-setan agar tergapai
keinginannya. Jadi, sebenarnya mereka adalah khadam para
setan serta wali-wali setan. Atau mereka adalah para dajal
pendusta dan kafir dikarenakan dakwaannya mengetahui ilmu
gaib.
Adapun mengenai kejadian-kejadian masa depan yang bisa
diperhitungkan berdasarkan ilmu hisab, semisal gerhana
matahari dan bulan, atau keadaan cuaca, maka tidaklah
dikategorikan sebagai perdukunan atau perbuatan peramal.

III. Hukum memperlajari huruf-huruf hijaiyah (‫ )أبا جاد‬dan


menulisnya.
Memperlajarinya ada dua jenis:
a. Pertama: mubah. Ini apabila menulis dan mempelajarinya
untuk menguasai huruf hijaiyah dan hitungan penjumlahan.1
b. Kedua: haram. Yaitu apabila menulis dan mempelajarinya
dalam rangka mendakwakan ilmu gaib dan membaca
perbintangan untuk mengetahui kejadian-kejadian di bumi, baik
berkaitan dengan kemiskinan, sakit, kenaikan harga-harga dan
sebagainya.
Jenis ini yang dikomentari oleh Ibnu Abbas () bahwa orang
yang melakukannya tidak akan mendapat bagian kelak di sisi
Allah. Sebab, perbuatan tersebut masuk ke dalam kategori
peramal yang mendakwakan ilmu gaib.

1
Di antara bentuk ilmu hisab yaitu: disusun secara khusus untuk setiap
huruf abjadi ada nilai tertentu dari 1 sampai 100.
115
- Kegiatan:
Siawa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Setiap
kelompok menuliskan tentang media yang memungkinkan
untuk dipergunakan sebagai alat memerangi para dukun dan
para penipu, serta meperingatkan orang-orang dari bahaya
mereka bagi masyarakat.

- Latihan:
1. Apa istilahnya untuk setiap pengertian berikut ini:
a. ..................... yaitu: Orang yang mengaku
mengetahui ilmu gaib dengan jalan menggaris
menggunakan kerikil atau memukul dengan tongkat.
b. .................... yaitu: orang yang membaca
perbintangan untuk mengetahui kejadian-kejadian di
bumi
2. 'arraf yaitu istilah yang mencakup setiap orang mengaku
mengetahui ilmu gaib.
a. Sebutkan tiga jenis orang yang tercakup oleh istilah
'arraf.
b. Sebutkan metode yang buruk yang ditempuh oleh
'arraf untuk menggapai keinginannya.
3. Sebutkan hukumnya untuk setiap masalah berikut:
a. Orang yang meminta kepada tukang sihir agar
melakukan sihir baginya.
b. Orang yang mendatangi dukun, lalu membenarkan
ucapannya.
4. Ibnu Abbas () mengatakan, "Menurutkau orang yang
melakukan hal tersebut tidak akan mendapatkan bagian
di sisi Allah kelak."
a. Sebutkan hukum mempelajari huruf (‫ )أبجد هوز‬dan
menuliskannya.

116
b. Perkataan Ibnu Abbas di atas ditujukan untu jenis
yang mana?
-o0o-

117
Pelajaran ke-3:
Bab:
Nusyrah (Mengobati Terkena Sihir)

- Pengantar:
Apabila seseorang terkena sihir, maka diperlukan sesuatu
untuk menghilangkannya atau melepaskannya. Bagi setiap
penyakit ada obatnya, dan tentu saja hal tersebut dengan
sesuatu yang seiring dengan tuntunan syariat Allah Ta'ala.

1. Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah () ditanya


tentang nusyrah. Beliau bersabda, "Nusrah merupakan bagian
dari amalan syaitan." Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan
sanad yang jayyid.
Diriwayatkan juga oleh Abu Daud, katanya: Imam Ahmad
ditanya tentang nusyrah, lantas beliau menjawab, "Ibnu Mas'ud
membenci yang begitu, semuanya."1
2. Dimuat dalam kitab Imam Bukhari dari Qatadah: Aku
bertanya kepada Ibnul Musayyib, "Seseorang terkena sihir atau
dari istrinya. Apakah boleh dihilangkan dengan sihir lagi atau
harus dengan pengobatan syariat (nusyrah)?
Beliau menjawab, "Tidak apa-apa, sesungguhnya yang
mereka inginkan dengannya adalah perbaikan. Adapun sesuatu
yang bermanfaat, maka hukumnya tidak terlarang."2

1
HR. Ahmad: III/294 dan Abu Daud, no. 3868.
2
Dimuat oleh Imam Bukhari secara ta'liq: X/232. Ibnu Hajar berkata dalam
kitab Ta'liq al-Ta'liq (V/49), "Dimuat oleh Imam Thabari dengan sanad
secara bersambung dalam kitab tahdzib al-Atsar, dan derajat sanadnya
shahih."
118
3. Diriwayatkan dari al-Hasan bahwasanya beliau berkata,
"Tidaklah bisa melepaskan sihir kecuali tukang sihir."
Ibnul Qayyim berkata, "Nusyrah yaitu melepaskan sihir dari
orang yang terkena sihir. Ini ada dua jenis: Pertama,
Melepaskannya dengan sihir lagi. Jenis ini yang termasuk
perbuatan setan. Dan ini pula makna dari perkataan al-Hasan.
Dalam nusyrah jenis ini orang yang mengobati dan orang yang
diobatinya melakukan amalan mendekatan diri kepada syaitan
dengan sesuatu yang disukai syaitan. Lalu syaitan melepaskan
perbuatannya dari orang yang terkena sihir tersebut.
Kedua, nusyrah dengan ruqyah dan membaca wirid
perlindungan (ta'awwudzat), obat-obatan dan doa-doa yang
mubah. Jenis ini hukumnya boleh."

- Kosa Kata:
‫ابن مسعود يكره ذلك كله‬ Membenci nusyrah yang
berupa perbuatan syaitan.
Yang dimaksud dengan
membenci di sini yaitu haram.
‫رجل به طب‬ Sihir. Menggunakan kata
"thibb" dalam rangka tafaul
(berharap baik).
‫يؤخذ عن امرأته‬ Dipalingkan dari istrinya.
‫أيحل عنه أو ينشر‬ Maksudnya: apakah
dilepaskan dengan sihir atau
dibuang melalui bacaan
ta'awudz, ruqyah dan
sebagainya.
‫َل بأس به‬ Tidak apa-apa mengobati sihir
dengan perkara-perkara yang
119
mubah di mana tidak
dimaksudkan dengannya
kecuali kebaikan.

- Materi Pelajaran:
I. Makna nusyrah.
Secara bahasa yaitu menyingkap dan menghilangkan. Secara
ishthilahi yaitu menghilangkan (membuang) sihir dari orang
yang terkena sihir dengan pengobatan tertentu dan ruqyah.
Nusyrah ada dua jenis:
1. Nusyrah yang diharamkan: yaitu menghilangkan sihir
dengan sihir lagi. Tukang sihir dan orang yang disihir
mendekatakan diri kepada setan, baik dengan sembelihan,
istighatsah dan sebagainya. Ini adalah syirik akbar, termasuk ke
dalam perbuatan setan. Jenis ini yang dimaksud oleh al-Hasan
da Ibnu Mas'ud.
2. nusyrah yang diperbolehkan. Yaitu menghilangkan sihir
dengan ruqyah yang sesuai tuntunan syariat dan dengan obat-
obatan yang mubah. Jenis ini yang dimaksud oleh Sa'id bin al-
Musayyib.

II. Metode yang disyariatkan dalam mengobati terkena


gangguan sihir.
1. Ruqyah syar'iyyah. Ruqyah memberikan pengaruh besar
dalam menghilangkan sihir. Orang yang meruqyah (peruqyah)
meniup secara langsung orang yang terkena sihir atau meniup
ke dalam air, lalu diminumkan.
Wirid (dzikir) yang dibaca antara lain: ayat kursi, ayat-ayat
yang berkaitan dengan sihir yang terdapat di surah Al-A'raf,
120
Yunus, Thaha, Al-Kafirun dan al-Mu'awwidzat. Juga
membacakan doa untuk kesembuhan sesuai dengan yang
disyariatkan Allah.
2. Ambil tujuh (7) lembar daun sidr (bidara) yang masih
hijau, lalu ditumbuk sampai halus. Campurkan ke dalam air,
lalu bacakan wirid yang disyariatkan di atas. Airnya
diminumkan kepada yang terkena sihir sebanyak tiga tegukan
(3 X), dan sisanya dipakai mandi.1
Seorang muslim tidak boleh mendatangi tukang sihir si
saudara setan ini dalam rangka menghilangkan gangguan sihir.
Sebab, keburukan tidak boleh dihilangkan dengan keburukan
lagi. Kegelapan kekufuran hendaknya dihilangkan dengan
cahaya tauhid dan Al-Quran.
Allah berfirman, "Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman." (QS. Al-Isra: 82).
Dengan keimanan yang dan keyakinan kepada Allah dari sisi
orang yang membca dan si sakit, maka gangguan tersebut akan
hilang atas izin Allah.
Wajib kepada seorang muslim untuk bertawakal kepada
Allah semata dan menumpahkan segala kebutuhan kepada-nya.
Lalu waspada dari mendatangi tukang sihir dan para dukun
dalam rangka berobat. Ini demi keselamatan agamanya dan
menjaga tauhid.

- Kegiatan:
Tulislah surat yang ditujukan kepada temanmu yang terkena
gangguan sihir. Isinya nasihat agar ia tidak mendatangi tukang

1
Untuk tambahan keterangan, silakan lihat kitab Majmu' Rasil wa Fatawa
Samahah al-Syaikh Abdil Aziz ibn Baz (): VIII/144.
121
sihir. Lalu dijelaskan cara-cara yang sesuai syariat dan hal-hal
yang mubah untuk menghilangkan gangguan sihir.

- Latihan:
dfja
1. Sebutkan pengertian nusyrah secara bahasa dan
ishthilahi (syariat).
2. Kapan perbuatan nusyrah dikategorikan tercela? Dan
kapan dikategorikan mubah? Jelaskan!
3. Ibnul Musayyib ditanya, "Seseorang terkena sihir atau
berasal dari istrinya. Apakah boleh dihilangkan dengan
sihir lagi atau harus dibuang dengan cara yang
disyariatkan? Beliau menjawab, "Tidak apa-apa."
a. Bagaimana makna yang benar dari perkataan Sa'id
bin Musayyib tersebut?
b. Jelaskan metode pengobatan yang syar'i dari
gangguan sihir!
-o0o-

122
Pelajaran ke-4:

Bab:
Tathayyur

- Pengantar:
Tathayyur termasuk ke dalam syirik ashghar yang
menafikan kesempurnaan tauhid yang wajib. Sebab, di dalam
perilaku tathayyur ada unsur bergantung kepada selain Allah.
Oleh karena itu harus waspada terhadap tathayyur.

َ‫َّللاِ َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر ُه ْم ََل َي ْعلَ ُمون‬ َ ‫أ َ ََل ِإنَّ َما‬
َّ َ‫طائِ ُر ُه ْم ِعند‬
1. Allah berfirman, "Ketahuilah, sesungguhnya kesialan
mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui." (QS. Al-A'raf: 131).
َ‫طائِ ُر ُكم َّم َع ُك ْم ۚ أَئِن ذ ُ ِك ْرتُم ۚ َب ْل أ َنت ُ ْم قَ ْوم ُّمس ِْرفُون‬
َ ‫قَالُوا‬
2. Allah berfirman, "Utusan-utusan itu berkata:
"Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika
kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya
kamu adalah kaum yang melampui batas." (QS. Yasin: 19).
3. Diriwayatkan dari Abu Hurairah (), bahwasanya
Rasulullah () bersabda, "Tidak ada penyakit menular, dan tidak
ada thiyarah dan hamah (menganggap sial yang dikaitkan
dengan burung), dan tidak ada juga shofar (menganggap sial di
bulan shofar)."1 Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

1
HR. Bukhari, no. 5757 dan Muslim, no. 2220.
123
Dalam riwayat Imam Muslim ada tambahan, “…Dan tidak
ada nau (bintang) dan tidak ada juga ghul (hantu).”

- Kosa Kata:
‫مسرفون‬ Terus-terusan dalam kemaksiatan.
‫َل عدوى‬ Maksud dari (‫ )العدوى‬yaitu berpindahnya
penyakit dari satu orang kepada orang
lain.
‫وَل هامة‬ Yaitu burung hantu.
‫وَل نوء‬ Peredaran bulan.
‫وَل غول‬ Salah satu jin dan setan di mana mereka
berkeyakinan bahwasanya ia
menyesatkan dari jalan dan
membinasakan mereka.

- Materi Pelajaran:
I. Tahayyur: makna dan hukumnya.
Tathayyur yaitu merasa atau berkeyakinan sial sebagai
respon klenik ketika melihat atau mendengar burung dan lain
sebagainya. Hukumnya yaitu haram dikarenakan termasuk
syirik.

II. Tathayyur termasuk amalan-amalan kaum musyrikin.


Dalam ayat pertama Allah menjelaskan bahwa tathayyur
termasuk amalan-amalan kaum musyrikin. Perbuatan ini tercela
menurut syariat. Dulu kaum Raja Firaun apabila terkena resesi
harga (inflasi) dan kelaparan mereka berkeyakinan bahwa
musibah tersebut karena kesialan Nabi Musa dan kaumnya.
124
Ini sebagaimana disitir oleh Allah dalam firman-Nya, “Dan
jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab
kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya.”
(QS. Al-A’raf: 131).
Dan Allah membantah keyakinan mereka ini dalam firman-
Nya, “Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah
ketetapan dari Allah.”
Maksudnya bahwa musibah yang menimpa mereka
merupakan ketentuan Allah yang disebabkan oleh kekufuran
mereka sendiri dan mendustakan Nabi Musa (). Lalu Allah
mensifati bahwa kebanyakan mereka adalah orang-orang
bodoh, sebab Nabi Musa () hanya membawa kebaikan,
keberkahan dan kemenangan bagi orang yang mengimani dan
mengikutinya.
III. Dosa merupakan penyebab datangnya bencana (bala).
Dalam ayat kedua Allah menjelaskan keadaan kaum
musyrikin. Di kala mereka mendustakan rasul, lalu mereka
tertimpa bencanan (bala), segera mereka ber-bertasyaum
(menganggap ada kesialan) dan mendakwakan bahwa
penyebabnya datang dari rasul tersebut. Ini sebagaimna yang
dalam firman Allah, "Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami
bernasib malang karena kamu." (QS. Yasin:18). Lalu Allah
membantah mereka dengan firman-Nya, "Utusan-utusan itu
berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri." (QS.
Yadin: 19).
Tidaklah orang-orang musyrik itu ditimpa bencana
terkecuali karena ketentuan Allah semata sebagai akibat dosa-
dosa mereka. Dan para rasul tidaklah datang kecuali hanya
membawa kebaikan dan keberkahan bagi bagi orang yang
mengikutinya.

125
Terkadang orang-orang musyrik menerima ucapan orang-
orang yang memberi nasihat kepada mereka agar selamat dari
bencana dan musibah. Namun, pada dasrnya mereka adalah
kaum yang keras kepala di atas kemaksiatan dan dosa.

IV. Rasulullah () menafikan keyakinan-keyakinan batil


kaum jahiliah.
Dulu kehidupan jahiliah dipenuhi dengan keyakinan-
keyakinan mitos. Rasulullah () menafikan apa yang diyakini
kaum jahiliah ini. Misalnya:
1. Kayakinan bahwa sakit itu menular dengan sendirinya.
Rasulullah () menafikan keyakinan tersebut dengan sabdanya,
“Tidak ada penyakit menular.” Jadi, penyakit tidaklah menular
dengan sendirinya, namun dengan ketentuan Allah Ta’ala.
Tidak ada pertentangan antara hadits Abu Hurairah () yang
berisi menafikan penularan sakit, dengan hadits yang
menetapkan adanya penyakit yang menular. Misalnya hadits,
“Larilang dari penyakit kusta (lepra) sebagaimana engkau lari
dari singa.”1 Karena seseorang harus bertawakal kepada Allah
disertai usaha menjauhi penyebab yang bisa membuatnya sakit.
Ini berdasarkan firman-Nya, “Janganlah kalian menjerumuskan
diri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah: 195).
2. Berkeyakinan sial karena mendengar atau melihat sesuatu
tempat, burung tertentu atau orang-orang tertentu. Termasuk
diantaranya adalah dengan domor-nomor tertentu2, hari-hari,
menyilangkan tangan, mematahkan kayu dan lain sebagainya.

1
HR. Bukhari, no. 5707.
2
Misalnya nomor 13 yang menjadi keyakinan orang-orang Nasrani bahwa
nomor tersebut ada kaitannya dengan kasus penyaliban menurut dugaan
mereka.
126
Begitu juga keyakinan-keyakinan batil yang ada kaitannya
dengan pernikahan dan lain-lainnya.
Contohnya yang berkaitan dengan burung: pada pagi hari
burung hantu hinggap di rumah seseorang. Penghuni rumah
beranggapan atau berkeyakinan bahwa akan ada salah satu
anggota keluarganya yang meninggal. Rasulullah () menafikan
keyakinan tersebut dengan sabdanya, “Tidak ada thiyarah dan
tidak ada juga hamah.”
Burung-burung merupakan makhluk Allah yang tidak
memiliki pengaruh apapun kepada hukum-hukum Allah dan
takdir-Nya.1
3. Berkeyakinan sial berkaitan dengan bulan shafar.
Dulu kaum jahiliah tidak mau menikah di bulan shafar.
Rasulullah menafikan keyakinan ini dengan sabdanya, “Tidak
ada shofar.” Jadi, bulan shafar sama saja dengan bulan-bulan
lainnya. Ia tidak memilki pengaruh apapun kepada hukum dan
ketentuan Allah.
4. Keyakinan batil yang berkaitan dengan bintang-bintang
dan sebagian setan.
Dulu kaum jahiliah berkeyakinan bahwa bintang-bintang
memiliki pengaruh kepada turunnya hujan. Dan bahwasanya
“ghul” (hantu) yang membuat mereka tersesat dari jalan dan
membinasakan mereka.
Rasulullah () menafikan keyakinan ini dengan sabdanya,
"Tidak ada bintang dan tidak ada hantu."
Jadi, bintang tidak memiliki pengaruh apapun kepada
turunnya hujan. Dan hantu tidak bisa menyesatkan dan
membinasakan siapapun. Kepada seorang muslim disyariatkan

1
Contoh perkataan yang biasa diucapkan oleh kaum jahiliah dalam konteks
ini yaitu: (‫“ )خير يا طير‬Baik-baik saja, wahai burung….”
127
untuk memohon perlindungan kepada Allah dan kejahatan
setan.
Selanjutnya yang wajib kepada seorang muslim yaitu
bersikap waspada terhadap keyakinan-keyakinan batil. Dan
hendaknya bertawakal sepenuhnya kepada Allah yang mana
kendali segala perkara berada di tangan-Nya. Mitos dan segala
syak wasangka jangan sampai mengurungkannya dari
menjalankan kebutuhannya.

- Kegiatan:
Para siswa mndatangkan beberapa contoh perilaku tathayyur
yang banyak terjadi di masyarakat. Lalu guru
mendiskusikannya di kelas.

- Latihan:
1. Sebutkan pengertian tathayyur dan hukumnya.
2. Allah berfirman, "Ketahuilah, sesungguhnya kesialan
mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Al-A'raf:
131).
a. Bagaimana Allah membantah kaum Firaun yang
berkeyakinan bahwa bencana yang menimpa mereka
dikarenakan Musa () dan kaumnya.
b. Apa sifat yang dilekatkan Allah kepada kaum Firaun
dalam ayat tersebut? Jelaskan!
3. Jelaskan makna dari: (‫)النوء‬, (‫ )العدوى‬dan (‫)الغول‬.
4. Hubungkan dalil-dalil berikut dengan dilalah yang
ditunjukkannya.
‫َل عدوى‬ • seseorang hendaknya
menjauhi hal-hal yang

128
bisa menyebabkan
bencana.
• sakit tidak bisa menular
‫فر من المجذوم كما‬
atau berpindah dengan
‫تفر من اْلسد‬
sendirinya, namun
dikarenakan takdir Allah.
• Burung-burung
‫وَل نوء‬
merupakan makhluk Allah
yang tidak memiliki
pengaruh apapun kepada
hukum dan ketentuan
Allah.
• Bintang-bintang tidak
memiliki pengaruh apapun
kepada turunnya hujan.

5. Tulis surat sebanyak tiga baris yang ditujukan kepada


orang yang suka ber-tasyaum dengan burung-burung dan
lainnya sesuai dengan yang telah engkau pelajari.
-o0o-

129
Pelajaran ke-5:

Bab:
Tathayyur (lanjutan)

4. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas


berkata: Rasulullah () bersabda, "Tidak ada penyakit menular
dan tidak ada juga thiyarah. Dan mengagumkanku yaitu al-
fa'lu." Para sahabat bertanya, "Apa itu al-fa'lu?" beliau
menjawab, "Ungkapan yang baik."1
5. Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang shahih
dari 'Urwah bin 'Amir, ia berkata: Diceritakan tentang thiyarah
di hadapan Rasulullah (). Lantas beliau bersabda, "Yang paling
baik yaitu al-fa'lu. Thiyarah jangan sampai mengurungkan
seorang muslim dari rencananya (sesuatu yang hendak
dilakukannya). Apabila salah seorang dari kalian melihat
sesuatu yang tidak disukainya, maka katakanlah: ya Allah,
tidaklah ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau. Dan
tidak ada yang mampu mencegah keburukan kecuali Engkau.
Tidak ada daya dan upaya kecuali atas kehendak-Mu."2

- Kosa Kata:
‫الحسنات‬ Yang dimaksud di sini yaitu kenikmatan.
‫السيئات‬ Yang dimaksud di sini yaitu musibah.
‫وال حول‬ Makna (‫ )الحول‬yaitu perpindahan dari
suatu keadaan kepada keadaan yang lain.

1
HR. Bukhari, no. 5776 dan Muslim, no. 2224.
2
HR. Abu Daud, no. 3619.
130
‫وَل قوة‬ Kemampuan untuk melakukan hal
tersebut.

- Materi Pelajaran:
I. Perbedaan antara thiyarah (‫)الطيرة‬dan fa'lu (‫)الفأل‬.
• Thiyarah: berkaitan dengan sesuatu yang buruk. Misalnya,
seseorang hendak melakukan safar (bepergian) atau hendak
menikah. Tiba-tiba ia melihat atau mendengar sesuatu yang
tidak disukainya. Lalu ia mengurungkan rencananya tersebut.
Hukum thiyarah yaitu syirik ashghar. Di dalam perilaku ini
terkandung sikap buruk sangka kepada Allah tanpa berdasarkan
sebab yang nyata. Sebatas perkiraan dan khayalan (mitos) serta
kebergantungan hati kepada selain Allah.
• Al-fa'lu berkaitan dengan sesuatu yang menyenangkan.
Dalam hal ini Rasulullah () menafsirkannya dengan: ungkapan
(kata-kata) baik yang mana seseorang ketika mendengarnya
akan menyenangkan dan menguatkan harapan dan
kebergantungannya kepada Allah.
Misalnya, seseorang terkena musibah sakit. Tiba-tiba ia
mendengar seseorang mengatakan, "Wahai orang yang selamat
(sehat)." Mendengar ungkapan tersebut akan menimbulkan
sugesti dalam hatinya bahwa ia akan sembuh dari sakitnya.
Perilaku al-fa'lu ini membuat Rasulullah () takjub (senang).
Sebab, didalamnya terkandung suntikan kebahagiaan ke dalam
jiwa seseorang tanpa adanya kebergantungan kepadanya.
Hukum al-fa'lu yaitu dianjurkan (mustahab/sunah), sebab
mengandung sikap baik sangka kepada Allah Ta'ala.

II. Usaha untuk menolak sikap thiyarah.


131
Thiyarah jangan sampai membuat seorang muslim
mengurungkan apa yang direncanakannya. Dikarenakan ia
memiliki keimanan atau keyakinan bahwa thiyarah tidak akan
mendatangkan manfaat dan tidak pula membahayakannya
kecuali sesuatu yang dikehendaki oleh Allah Ta'ala. Thiyarah
hanya mempengaruhi seorang musyrik saja yang memang
mempercayainya.
Barangsiapa yang di dalam hatinya terbersit suatu gangguan
thiyarah yang buruk ini, maka hendaknya bersegera
mengembalikan diri kepada Allah serta melanjutkan apa yang
direncanakannya. Doa hendaknya dilawan dengan doa lagi
yang di dalamnya terkandung kebergantungan hati kepada
Allah dalam rangka menggapai kemaslahatan ataupun menolak
keburukan. Disertai keyakinan bahwa tidak ada daya dan upaya
melainkan atas bantuan Allah semata. Lalu dia ucapkan: " Ya
Allah, tidaklah ada yang mendatangkan kebaikan kecuali
Engkau. Dan tidak ada yang mampu mencegah keburukan
kecuali Engkau. Tidak ada daya dan upaya kecuali atas
kehendak-Mu."

- Latihan:
1. Bandingkan antara thiyarah dan al-fa'lu melaui kolom
berikut:

Pengertian Hukum dan contoh


alasannya

Thiyarah

132
Al-fa'lu

2. Siapa orang yang terpengaruh dengan thiyarah sehingga


ia mengurungkan rencana karenanya?
3. Garisbawahi dari perkara-perkara berikut ini yang bisa
dipergunakan sebagai cara untuk mengobati hati yang
terbersiti gangguan thiyarah.
- Meninggalkan apa yang sudah direncanakannya, baik
safar atau yang lainnya.
- Tetap terus melanjutkan apa yang sudah
direncanakannya.
- Mengembalikan diri kepada Allah.
- Bertawasul dengan malaikat.
- Melawan doa dengan doa lagi yang didalamnya
terkandung kebergantungan hati kepada Allah.
4. Islam adalah agama kehidupan yang bahagia di mana
terbuka dihadapan seorang muslim beragam sikap
optimisme (tafa-ul) dalam menghadapi masa depan dan
menggapai kehidupan yang baik. Di lain sisi juga
memerangi berbagai sikap syak wasangka dan
ketakutan-ketakutan dari beragam hal. Sebutkan hal-hal
yang menunjukkah hal tersebut berdasarkan pada apa
yang sudah kamu pelajari.
-o0o-

133
Pelajaran ke-6:

Bab:
Tathayyur (lanjutan)

6. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () secara marfu',


"Thiyarah itu syirik... thiyarah itu syirik. Tidaklah dari kita
kecuali terkena gangguannya, namun Allah menghilangkannya
dengan tawakal." Diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi dan
beliau menilanya sebagai hadits shahih. Beliau menjadikan
bagian akhir dari hadits tersebut sebagai perkataan Ibnu Mas'ud
().1
7. Dibawakan oleh Imam Ahmad dari hadits Ibnu 'Amr,
"Barangsiapa thiyarah membuatnya mengurungkan
melaksanakan keperluannya, maka ia telah syirik."
Para sahabat bertanya, "Apa kafarat dari hal tersebut?"
Beliau bersabda, "Engkau mengucapkan: ya Allah, tidak ada
kebaikan kecuali kebaikan-Mu. Dan tidak ada burung kecuali
burung-Mu. Dan tidak ada yang berhak di sembah kecuali
Engkau."2
8. Dibawakan juga oleh beliau dari hadits al-Fadhl bin
Abbas (), "Sesungguhnya thiyarah itu sesuatu yang membuat
engkau melanjutkan rencanamu atau engkau mengurungkan
rencanamu karenanya."3

- Kosa Kata:
1
HR. Abu Daud, no. 3910 dan Tirmidzi, no. 1614.
2
HR. Ahmad: II/230.
3
HR. Ahmad: I/213.
134
‫وما منا إَل‬ Dalam rangkaian redaksi ini ada
kalimat yang dibuang (tidak
diucapkan), lengkapnya yaitu: ( ‫وما‬
‫" )منا إَل وقع في قلبه شيئ من ذلك‬Tidak ada
di antara kita kecuali hatinya terkena
gangguan thiyarah".
‫ما أمضاك‬ Sesuatu yang membawamu untuk
melanjutkan apa yang menjadi
rencanamu.
‫أو ردك‬ Menghalangimu untuk melanjutkan
rencanamu.

- Materi Pelajaran:
I. Ketawakalan kepada Allah menghilangkan thiyarah.
Thiyarah merupakan perbuatan syirik karena hati pelakunya
berpaling kepada selain Allah dalam rangka menggapai
kebaikan ataupun menghindari keburukan.
Ibnu Mas'ud () menjelaskan bahwa orang yang hatinya
terkena gangguan thiyarah, tapi tidak sampai membuatnya
mengurungkan rencananya, maka hal tersebut tidak
membahayakannya, bahkan Allah menghilangkannya dengan
ketawakalan kepada-Nya.

II. Rumusan thiyarah yang bersifat syirik.


Rasulullah () mengabarkan tentang thiyarah yang terlarang
yang sifatanya syirik dalam sebuah kaidah yang universal.
Kaidah tersebut yaitu: "segala sesuatu yang membuat seseorang
melanjutkan rencananya atau mengurungkannya karena
berpegang padanya".
135
Contohnya: seseorang hendak bersafar. Tiba-tiba ia
mendengar seseorang memanggilnya, "Wahai orang yang
rasyid." Berpegang pada ucapan tersebut ia melanjutkan
rencana safarnya.
Contoh lainnya seseorang hendak bersafar. Tiba-tiba ia
mendengar suara gagak. Menganggap itu pertanda buruk
(tasyaum), ia mengurungkan rencana safarnya.
Semua perilaku tersebut syirik, sebab ketawakalannya tidak
benar-benar murni hanya kepada Allah.

III. Kafarat bagi thiyarah.


Rasulullah () membimbing orang yang terjerumus kepada
thiyarah sehingga mengurungkan rencananya untuk
mengucapkan doa yang mengandung ketawakalan kepada
Allah dan berpaling dari selain-Nya, yaitu:
‫اللهم َل خير إَل خيرك وَل طير إَل طيرك وَل إله إَل غيرك‬
" Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan-Mu. Dan
tidak ada burung kecuali burung-Mu. Dan tidak ada yang
berhak di sembah kecuali Engkau."
Maksudnya: Engkau yang mana di tangan-Mu segala
kebaikan, burung-burung adalah adalah kerajaan-Mu yakni
dalam pengaturan-Mu, dan tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Engaku.

IV. Kondisi kaum mukminin berkaitan dengan urusannya


yang mubah.
Islam menginginkan kaum muslimin memiliki hati yang
tenang, bersandar/bergantung kepada Rabbnya dan bertawakal
kepada-Nya. Apabila ia merasa bimbang dalam menentukan

136
suatu perkara yang mubah, semisal safar, nikah, pekerjaan
ataupun dagang, maka hendaknya shalat istikharah.1 Dan ketika
melaksanakannya hendaklah benar-benar konsentrasi dan
khusyu kepada Allah disertai berdoa dengan sebenaranya.
Setelah itu disyariatkan untuk meminta pendapat orang yang
terpercaya mengenai persoalannya tersebut (bermusyawarah).
Lalu ketika dirasakan hatinya terbuka untuk salah satu pilihan
yang ada, berarti pertanda bahwa Allah memilihnya bagi dia.2

- Kegiatan:
Para siswa menghafalkan doa istikharah yang terdapat dalam
hadits Jabir di atas. Lalu menyebutkan keutamaanny serta
kapan disyariatkan untuk mengamalkannya.

1
Diriwayatkan dari Jabir, ia berkata: Rasulullah () mengajari kami shalat
istikharah berkaitan dengan segala perkara sebagaimana beliau mengajari
kami surah Al-Quran. Beliau bersabda, "Apabila salah seorang kalian
bimbang dalam suatu perkara, maka shalatlah dua rakaat selain shalat
fardhu. Lalu berdoalah membaca:
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu
atas dasar ilmu-Mu, dan aku memohon kuasa-Mu untuk menyelesaikan
persoalanku) dengan kekuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu sesuatu dari
anugerah-Mu yang Maha Agung. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa,
sedangkan aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui sedangkan aku tidak
mengetahui. Dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini..... (disebutkan
permasalahannya) lebih baik dalam agamaku dan kehidupanku serta
akibatnya terhadapku –atau mengatakan: bagi urusan di dunia atau di
akhirat–, maka takdirkanlah bagiku, mudahkanlah jalannya bagiku, lalu
berkahilah ia bagiku.
Namun, apabila Engkau mengetahui bahwa hal ini buruk bagaiku dalam
agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku –atau mengatakan: bagi
urusan di dunia atau di akhirat–, maka singkirkanlah dariku, dan palingkan
aku darinya. Dan takdirkanlah bagiku kebaikan di manapun kebaikan
tersebut berada." (HR. Bukhari, no. 1382).
2
Lihat kitab Fatawa al-Lajnah al-Daimah lil-Ifta: VIII/161.
137
- Latihan:
1. Allah berfirman, "Dan hanya kepada Allah hendaknya
kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman." (QS. Al-Maidah: 23).
- Ayat ini menyebutkan suatu ibadah yang sangat
paripurna. Ibadah ini merupakan penyembuh yang agung
untuk menghilangkan thiyarah. Pakah ibadah tersebut?
2. Rasulullah () bersabda, "Sesungguhnya thiyarah itu
sesuatu yang membuat engkau melanjutkan rencanamu
atau engkau mengurungkan rencanamu karenanya."
a. Hadits ini mengandung kaidah yang universal
berkaitan dengan batasan thiyarah. Sebutkanlah.
b. Sebutkan sebuah contoh untuk thiyarah yang
terlarang.
3. Sebutkan kafarat dari thiyarah.
4. Islam menginginkan kaum muslimin memiliki hati yang
tenang dan bertawakal kepada Allah dalam segala
urusan.
- Sebutkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang
muslim apabila ia ditimpa kebimbangan dalam suatu
urusan yang mubah.
-o0o-

138
Pelajaran ke-7:

Bab:
Tanjim (Ilmu Nujum)

- Pengantar:
Dalam sebagian bentuk tanjim ada yang mengaku-aku
mengetahui ilmu gaib serta keyakinan bahwa bintang-bintang
ada yang memiliki kuasa mengatur alam. Ini adalah syirik
akbar yang wajib diwaspadai.

1. Imam Bukhari menuliskan dalam kitabnya al-Shahih:


Qatadah berkata, "Allah menciptakan bintang-bintang untuk
tiga tujuan; [1] hiasan langit, [2] melempar setan-setan, dan [3]
petunjuk. Barangsiapa yang meyakini di luar itu, maka ia
keliru dan telah menyia-nyiakan agamanya serta memberatkan
diri atas sesuatu yang tidak berdasarkan ilmu."1
Qatadah2 membenci belajar ilmu tentang posisi peredaran
bulan. Dan Ibnu 'Uyainah3 tidak memberikan keringanan dalam
masalah tersebut. Ini sebagaimana diriwayatkan oleh Harb4 dari
mereka berdua.

1
HR. Bukhari secara ta'liq dengan shighah jazm (Fath al-Bari: VI/295).
2
Beliau yaitu Qatadah bin Da'amah al-Sadusi. Beliau seorang yang tsiqah
dan faqih. Beliau termasuk tabi'in yang paling tinggi dalam hal hafalan.
3
Beliau adalah Sufyan bin Uyainah. Beliau seorang yang tsiqah dan tsabt.
4
Beliau adalah Harb al-Kirmani. Salah seorang sahabat Imam Ahmad yang
paling mulia.
139
Dan yang memberikan keringanan dalam mempelajari ilmu
tentang peredaran bulan yaitu Imam Ahmad1 dan Ishaq2.

- Kosa Kata:
‫التنجيم‬ Yaitu menjadikan keadaan
bintang-bintang tertentu
sebagai petunjuk atas kejadian
di bumi.
‫فمن تأول فيها‬ Meyakini tentang hal tersebut.
‫أضاع نصيبه‬ Menyia-nyiakan agamanya.
‫منازل القمر‬ Peredaran bulan setiap malam,
karena pada setiap malam
bulan memiliki posisi tertentu
sampai sempurna sebanyak 28
posisi.

- Materi Pelajaran:
I. Macam-macam ilmu nujum.
Ilmu nujum terbagi dua:
1. 'Ilmut ta-tsir (astrologi), yaitu menjadikan keadaan
perbintangan sebagai petunjuk untuk mengetahui kejadian-
kejadian di bumi.

1
Beliau adalah Ahmad bin Hanbal. Imam ahlus sunnah waljama'ah pada
masanya. Beliau seorang ulama yang paling tinggi ilmunya dalam fiqih dan
hadits kala itu. Beliau juga yang paling wara' dan sangat kuat mengikuti
sunah Nabi ().
2
Beliau adalah Ishaq bin Ibrahim. Beliau terkenal dengan panggilan "Ibnu
Rahawaih". Beliau seorang yang tsiqah dan hafizh.
140
Misalnya, orang yang lahir pada bintang tertentu akan
bahagia kehidupannya, dan orang yang lahir pada bintang anu
akan sengsara.
Hukumnya: termasuk ke dalam syirik akbar yang menafikan
tauhid. Sebab, mendakwakan mengetahui ilmu gaib,
ketergantungan hati kepada bintang-bintang serta menyakini
bahwa bintang tertentu memiliki andil dalam mengurus alam
semesta.
2. 'Ilmut tas-yir, yaitu menjadikan matahari, bulan dan
bintang sebagai patokan dalam menentukan kiblat, arah dan
musim-musim bercocok tanam.
Hukumnya: diperbolehkan. Sebab, di dalamnya terdapat
kemaslahatan bagi manusia. Ini adalah pendapat Imam Ahmad
dan orang yang sependapat dengannya. Adapun pendapat
Qatadah dan Ibnu Uyainah yang membenci mempelajari ilmu
ini maksudnya dalam rangka menutup celah supaya tidak
terjerumus kepada ilmu nujum yang diharamkan ('ilmut ta-tsir).

II. Hikmah diciptakannya bintang.


Allah menciptakan bintang-bintang untuk tiga hal:
1. Hiasan langit.
Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menghiasi
langit yang dekat dengan bintang-bintang." (QS. Al-Mulk: 5).
2. Sebagai alat untuk melempar setan.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami jadikan bintang-bintang
itu alat-alat pelempar syaitan." (QS. Al-Mulk: 5).
3. Sebagai patokan untuk menentukan arah di darat dan laut.

141
Allah Ta'ala berfirman, "Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda
(penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka
mendapat petunjuk." (QS. An-nahl: 16).

III. Banatahan kepada yang berkeyakinan menyelisihi hal


tersebut.
Orang yang memiliki keyakinan tentang bintang-bintang di
luar ketiga hal yang disampaikan Allah dalam Al-Quran, berarti
ia mendakwakan mengetahui ilmu gaib. Ini sebagaimana yang
dilakukan oleh para ahli nujum, para pendusta, yang mengaku-
aku bahwa bintang tertentu menunjukkan kematian, kehidupan,
kebahagiaan, kecelakaan, harga-harga mahal (inflasi) dan lain
sebagainya. Ia telah menyimpang dari jalan yang benar,
menyia-nyiakan agama dan segala kebaikan, serta
menyibukkan diri dengan sesuatu yang memudaratkan, dan
tidak mengandung manfaat apapun.
Termasuk dalam kategori ini yaitu prediksi nasib yang
banyak dimuat dalam majalah-majalah dengan istilah “al-abraj”
atau “nasibmu pekan ini” (baca: zodiak). Dalam kolom
tersebut, para ahli nujum berkeyakinan bahwa orang yang
dilahirkan pada bintang tertentu, maka pada pekan ini ia akan
mendapatkan kerugian. Atau sebaliknya orang yang lahir pada
bintang anu akan beruntung. Dan kebohongan-kebohongan
lainnya.
Semua ini adalah bentuk syirik akbar. Sebab, mengaku
mengetahui ilmu gaib. Dan ini merupakan salah satu bentuk
sihir dan perdukunan. Wajib bagi seorang muslim untuk tidak
membaca kolom tersebut meskipun sebatas hiburan. Dan
hendaknya memblokir majalah yang merusak akidah tersebut.
Juga para pengasuhnya hendaknya dinasihati sebagai
perwujudan dari mengingkari kesyirikan dan membela akidah.

142
- Kegiatan:
Salah satu cabang tanjim yaitu ‘ilmut tas-yir yang memiliki
beragam kegunaan yang bermanfaat secara syariat. Para siswa
diminta untuk menyebutkan beberapa penggunaan ‘ilmut tas-
yir setelah ditanyakan kepada ahli yang kompeten atau
bersumber pada buku-buku tentang penghitungan kalender.

- Latihan:
Dfa
1. Sebutkan pengertian tanjim.
2. Bandingkan antara ‘ilmut ta’tsir dengan ‘ilmut tas-yir
dari segi definisi, hukum dan alasannya.

Unsur ‘Ilmut ta’tsir ‘Ilmut ts-yir


perbandingan
Definisi
Hukum
Alasan
hukum

3. Allah menciptakan bintang untuk tiga hal. Sebutkan!


4. Di antara kebohongan yang disampaikan oleh para ahli
nujum yaitu prediksi perbintangan yang dimuat di
majalah-majalah dengan judul kolom “nasibmu di pekan
ini” (zodiak).
a. Jelaskan maksud dari judul tersebut.
b. Jelaskan apa hukum aperbuatan tersebut.

143
c. Apa yang harus dilakukan oleh seorang muslim
menghadapi tulisan pada kolom tersebut?
-o0o-

144
Pelajaran ke-8:

Bab:
Tanjim (Ilmu Nujum) (lanjutan)

2. Diriwayatkan dari Abu Musa, ia berkata: Rasulullah ()


bersabda, “Ada tiga kelompok yang tidak akan masuk surga,
yaitu: peminum khamr (yang memabukkan), yang
membenarkan hal-hal berkaitan dengan sihir dan yang
memutuskan tali kekerabatan.”1 Diriwayatkan oleh Ahmad dan
Ibnu Hibban dalam kitabnya al-Shahih.

- Kosa Kata:
‫مدمن الخمر‬ Yaitu orang yang selalu
meminum khamr (yang
memabukkan) hingga
meninggal dunia dan tidak
bertaubat.
‫قاطع الرحم‬ Yaitu orang yang tidak
menyambung tali kekerabatan.

- Materi Pelajaran:
I. Rasulullah () mengabarkan dalam rangka memperingatkan
tentang tiga jenis orang yang tidak akan masuk surga, yaitu:

1
HR. Ahmad: IV/399 dan Ibnu Hibban: VII/366.
145
• Peminum khamr: orang yang senantiasa mengkonsumsi
sesuatu yang memabukkan hingga meninggal dunia dan tidak
bertaubat.
• Membenarkan hal-hal yang berkaitan dengan sihir: yaitu
membenarkan apa saja salah satu dari jenis-jenis sihir. Di
antaranya yaitu tanjim (ramalan bintang).
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang memperlajari
sesuatu dari ilmu nujum, maka ia telah mempelajari satu bagian
dari ilmu sihir.”1
Maka, barangsiapa yang membenarkan perkataan (prediksi)
para ahli nujum dalam hal mengaku-aku mengetahui ilmu gaib,
bahwasanya akan terjadi begini dan begitu misalnya, berarti ia
masuk ke dalam peringatan keras yang disebutkan dalam hadits
di atas.
• Memutus kekerabatan: yaitu orang yang tidak menunaikan
konsekwensi ikatan kekerabatan yang diperintahkan allah untuk
menyambungkannya.
Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah kiranya jika kalian
berkuasa, lalu kalian akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” (QS. Muhammad:
22).
Bentuk-bentuk menghubungkan kekerabatan (silaturahmi)
itu banyak, antara lain: menyampaikan salam, berziarah
(berkunjung), menengok yang sakit, membantu kaum
dhu’afanya dan tidak menyakiti mereka.
Wajib kepada seorang muslim untuk menjauh dari apa-apa
yang dimurkai Allah dalam rangka mengharap pahala-Nya dan
takut akan hukumannya.

1
HR. Abu Daud, no. 3905.
146
II. Hukuman bagi yang melakukan dosa besar sebagaimana
yang disebutkan dalam hadits.
Nabi () mengabarkan bahwa mereka tidak akan masuk
surga. Para ulama menafsirkan bahwa redaksi peringatan dalam
hadits tersebut termasuk dalil yang dimaknai sesuai zhahirnya,
tidak boleh ditakwilkan dikarenakan bersifat lebih kuat
(ablagh) dalam hal memperingatkannya.

- Kegiatan:
1. Para siswa diminta untuk menuliskan sesuatu penjelasan
tentang khamr yang didalam terkandung masalah: pengharaman
khamr disertai dalil-dalil dari Al-Quran dan sunah Nabi serta
kemudaratannya bagi perorangan dan masyarakat.
2. Para siswa diminta untuk menulis artikel tentang
memutuskan silaturahmi yang didalamnya menyangkut
masalah: hukum memutus kekerabatan besert dalil-dalilnya dari
Al-Quran dan sunah Nabi (), bentuk-bentuk silaturahmi dan
kemudaratannya.

- Latihan:
Dkfjdkasj
1. Berdasarkan hadits di atas, apa yang disebutkan
Rasulullah () sebagai ganjaran bagi: peminum khamr,
yang membenarkan sesuatu berkaitan dengan sihir, dan
yang memutus kekerabatan?
2. Rasulullah () bersabda, “Rahim itu bergantung kepada
‘arsy, dan berkata: barangsiapa yang
menyambungkanku, maka ia Allah menyambungkannya.
Dan barangsiapa yang memutuskanku, maka Allah
memutuskannya.”
147
- Bentuk-bentuk menghubungkan kekerabatan itu
banyak. Sebutkan tiga (3) di antarnya.
3. Ilmu nujum (tanjim) merupakan bagian dari sihir.
Sebutkan dalilny dari sunah Nabi ().
4. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah: "Tidak ada
seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang gaib kecuali Allah." (QS. An-Naml: 65).
- Dengan menggunakan ayat ini, sebutkan bagaimana
kamu membantah pengakuan-pengakuan dusta ahli
nujum.
-o0o-

148
Pelajaran ke-9:

Bab:
Menisbatkan Hujan kepada Bintang-bintang (‫)اَلستسقاء باْلنواء‬

- Pengantar:
Hujan merupakan salah satu nikmat Allah yang wajib
dinisbatkan kepada-Nya.
Allah berfirman, "Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,
maka dari Allah-lah (datangnya)." (QS. An-Nahl: 53).
Menisbatkan kenikmatan kepada selain Allah termasuk
perbuatan syirik. Dan ini harus diwaspadai.

1. Allah Ta'ala berfirman, "Kalian mengganti rezeki (yang


Allah berikan) dengan mendustakan Allah." (QS. Al-Waqi'ah:
82).
2. Diriwayatkan dari Abu Malik al-Asy'ari () bahwa
Rasulullah () bersabda, "Ada empat perkara pada umatku yang
termasuk perkara jahiliah yang tidak mereka tinggalkan, yaitu
[1] Berbangga diri dengan nenek moyang, [2] mencela nasab,
[3] menisbatkan hujan kepada bintang-bintang (‫)اَلستسقاء باْلنواء‬,
dan [4] meratap."
Beliau berkata, "Orang yang meratap apabila tidak bertobat,
maka pada hari kiamat kelak akan dibangkitkan dengan
memakai pakaian dari besi yang dilelehkan dan rompi kudis."1
Diriwayatkan oleh Imam Muslim.

1
HR. Muslim, no. 934.
149
- Kosa Kata:
‫من أمر الجاهلية‬ Yang dimaksud dengan
jahiliah di sini yaitu kebiasaan
yang ada pada masa sebelum
Nabi diutus.
‫النياحة‬ Menangis dan menjerit dengan
kencang disertai menyebut-
nyebut kebaikan mayit sebagai
wujud perasaan cemas dan
kekecewaan (ketiberterimaan
atas musibah).
‫سريال من قطران‬ Pakaian dari lelehan besi.
‫درع من َج َرب‬ (‫ )الدرع‬yaitu pakaian dari besi
sebagai peralatan yang dipakai
dalam perang.
(‫ )الجرب‬yaitu penyakit kulit
(kudis).

- Materi Pelajaran:
I. Yang dimaksud dengan (‫ )اَلستسقاء باْلنواء‬menisbatkan
hujan kepada bintang.
(‫ )اَلستسقاء‬yaitu memohon diturunkan hujan. Yang dimaksud
di sini yaitu menisbatkan turunnya hujan kepada bintang-
bintang tertentu.
(‫ )اْلنواء‬bentuk jamak dari (‫)نوء‬. Yaitu posisi peredaran bulan.
Allah mencela orang-orang kafir karena kekufuran mereka
terhadap nikmat Allah. Apabila turun hujan, keberkahan dan

150
kebaikan, serentak mereka menisbatkannya kepada selain
Allah, baik bintang ataupun makhluk lainnya yang tidak
memiliki kemampuan (qudrah) apapun. Mereka mengatakan,
"Turun hujan kepada kami dikarenakan bintang ini dan itu."

II. Perkara-perkara tercela yang disebutkan dalam hadits.


Rasulullah () mengabarkan –sebagai bentuk celaan– empat
macam perkara jahiliah yang akan dilakukan juga oleh umat
ini. Imma mereka lakukan disertai pengetahuan akan
keharamannya, atau dikarenakan kebodohan. Namun,
terkadang hal tersebut jarang terjadi, dan bisa jadi sering,
tergantung kelemahan dan kekuatan keimanan. Keempat
perkara tersebut yaitu:
1. Berbangga diri dengan nenek moyang.
Yaitu menyombongkan diri kepada orang-orang dengan
nenek moyang dan peninggalannya (prestasi). Ini adalah
kebodohan besar, sebab tidak ada kemuliaan pada seseorang
kecuali karena ketakwaannya.
Allah berfirman, "Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kalian di sisi Allah yaitu yang paling bertakwa." (QS. Al-
Hujurat: 13).
2. Mencela nasab.
Menyebutkan nasab dengan disertai celaan dan hinaan.
Misalnya mengatakan, "Marga Fulan garis nasabnya bukanlah
keturunan yang baik." Ini dalam rangka mencela mereka yang
berasal dari nasab tersebut.
3. Istisqa dengan bintang-bintang.

151
Bentuknya dengan menisbatkan turun hujan kepada bintang-
bintang. Semisal mengatakan, "Turun hujan kepada kami
dikarenakan bintang ini dan itu." Jadi:
• Orang yang meyakini bahwa bintang tertentu yang
menurunkan hujan, maka ia terjerumus ke dalam syirik akbar.
• Orang yang meyakini bahwa bintang tertentu yang
menyebabkan turunnya hujan, namun ia berkeyakinan bahwa
Allah yang melakukannya, maka ia terjerumus ke dalam syirik
ashghar.
4. Niyahah (meratap).
Yaitu menangisi mayit dengan kencang disertai menyobek-
nyobek pakaian dan memukul-mukul pipi, lalu menyebut-
nyebut kebaikan si mayit dikarenakan perasaan cemas dan
marah. Perbuatan ini menafikan kesabaran yang wajib di kala
tertimpa musibah.

III. Hukuman bagi orang yang meratap.


Apabila orang yang meratap meninggal disertai tidak
bertaubat, maka ia akan dibangkitkan kelak pada hari kiamat
dan diganjar dengan dipakaikan kepadanya baju dari lelehan
besi dan rompi kudis. Pakaian ini merupakan siksaan baginya
atas perbuatannya mencabik-cabik bajunya ketika didunia
dikarenakan meratap. Kendatipun begitu, atas keutamaan Allah
kepada hamba-Nya, taubat akan menghapuskan dosa-dosa
meskipun besar, termasuk dosa meratap (niyahah).
Adalah wajib kepada seorang muslim ketika tertimpa
musibah untuk bersabar dan berharap pahala dari Allah, serta
menghindar dari perilaku yang menunjukkan kekecewaan dan
cemas.

152
- Latihan:
Sdfsaf
1. Allah Ta'ala berfirman, "Dan apa saja nikmat yang ada
pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila
kalian ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-
Nya-lah kalian meminta pertolongan."(QS. An-Nahl:
53).
- Jelaskan kewajiban seorang hamba menghadapi
keniimatan yang didapatnya.
2. Apa istilah untuk setiap pengertian berikut:
a. ......................... yaitu bersikap sombong kepada
manusia mengenai nenek-nenek moyangnya.
b. ........................ yaitu mengomentarai nasab dengan
celaan dan hinaan.
c. ..................... yaitu menangisi mayit dengan suara
keras.
3. Apa perbedaan antara dua istilah berikut dari segi
hukumnya.
No Penjelasan Hukum
Orang yang meyakini
1
bahwa bintang yang
mengadakan dan
menurunkan hujan.
Orang yang meyakini
2
bahwa bintang merupakan
penyebab turunnya hujan
disertai keyakinan bahwa
Allah yang berbuatnya.

4. Termasuk ke dalam meratap yaitu menyebutkan


kebaikan-kebaikan mayit dalam rangka mengekspresikan
kecemasan dan kekecewaan.

153
- Sebutkan ganjaran bagi orang yang meratap apabila ia
meninggal dan tidak bertaubat.
-o0o-

154
Pelajaran ke-10:

Bab:
Menisbatkan Hujan kepada Bintang-bintang (‫)اَلستسقاء باْلنواء‬
(lanjutan)

3. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Zaid bin


Khalid (), ia berkata: Suatu ketika Rasulullah () mengimami
kami shalat shubuh di Hudaibiyah yang mana semalamnya
hujan turun. Setelah selesai shalat Rasulullah menghadap
kepada orang-orang seraya bersabda, "Apakah kalian tahu apa
yang dikatakan oleh Rabb kalian?"
Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu."
Beliau bersabda, "Allah berkata: Di antara hamba-Ku ada
memasuki waktu shubuh dalam keadaan beriman dan ada yang
kafir. Orang yang berkata: turun hujun kepada kami
dikarenakan keutamaan Allah dan rahmat-Nya. Orang tersebut
beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun
orang yang yang berkata: Turun hujan kepada kami
dikarenakan bintang ini dan itu, maka ia telah kafir kepada-Ku
dan beriman kepada bintang-bintang."1
4. Dimuat oleh Imam Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu
Abbas dengan maknanya. Dalam hadits tersebut disebutkan:
"Sungguh ia telah membenarkan bintang ini dan itu. Lalu Allah
menurunkan ayat-ayat berikut:
"(75) Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-
bagian Al-Quran.

1
HR. Bukhari, no. 846 dan Muslim, no. 71.
155
(76) Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar
kalau kalian mengetahui.
(77) Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat
mulia.
(78) Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh).
(79) Tidak menyentuhnya kecuali yang disucikan.
(80) Diturunkan dari Rabbul-'alamin.
(81) Maka apakah kalian menganggap remeh saja Al-Quran
ini?
(82) Kalian mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan
mendustakan Allah." (QS. Al-Waqi'ah: 75-82).1

- Kosa Kata:
‫صلى لنا‬ Maknanya sama dengan (‫)صلى بنا‬. Lam
(‫ )ل‬dalam kalimat (‫ )لنا‬bermakna ba
(‫)ب‬.
‫الحديبية‬ Suatu kampung dekat wilayah
Mekah.2
‫إثر سماء‬ Setelah hujan turun.
‫هللا ورسوله أعلم‬ Ungkapan ini diucapkan di masa
Rasulullah () masih hidup. Adapaun
setelah beliau wafat, maka
ungkapannya yaitu: (‫)وهللا أعلم‬.

1
HR. Muslim, no. 73.
2
Sekarang disebut "al-Syumais". Tempat ini jaraknya dekat dari kota
Mekah al-Mukarramah.
156
‫بمواقع النجوم‬ Tempat terbit dan tenggelamnya
bintang-bintang.

- Materi Pelajaran:
I. Islam meninginkan penggunaan ungkapan yang benar.
Suatu ketika Rasulullah () shalat shubuh mengimami para
sahabat di wilayah Hudaibiyah pada suatu malan sehabis hujan
turun.
Kemudian Rasulullah () menghadap kepada para sahabatnya
seraya menyampaikan sesuatu dalam bentuk pertanyaan agar
lebih mengena dan lebih difahami. Kata beliau, "Apakah kalian
tahu apa yang disampaikan oleh Rabb kalian?"
Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu."
Beliau bersabda, "Di antar hambanku ada yang memasuki
waktu shubuh dalam keadaan mukmin dan ada juga yang
kafir."

II. Manusia terbagi ke dalam mukmin dan kafir.


Ketika Rasulullah () mengelompokkan manusia ke dalam
mukmin dan kafir, lantas beliau memerincinya:
• Barangsiapa yang menisbatkan hujan kepada Allah Ta'ala,
lalu mensyukurinya, seraya mengucapkan: Hujan turun kepada
kami dikarenakan keutamaan (kemurahan) Allah dan
rahmatnya. Maka, orang tersebut beriman kepada Allah dan
kafir kepada bintang-bintang.
• Barangsiapa yang menisbatkan hujan kepada bintang-
bintang, lantas mengatakan: hujan turun kepada kami

157
dikarenakan bintang ini dan itu. Maka, orang tersebut telah
kafir kepada Allah dan beriman kepada bintangp-bintang.
Orang yang pertama: ia seorang yang muwahhid mukhlish
(orang yang bertauhid). Kedua: orang yang kafir dengan jenis
kufur ashghar1. Ini jika berkeyakinan bahwa bintang sebagai
penyebab dalam turunnya hujan. Dan dikategorikan kufur akbar
apabila berkeyakinan bahwa bintang tersebut yang menurunkan
hujan.

III. Keharusan menisbatkan kenikmatan kepada Allah


semata.
Turunnya hujan termasuk kenikmatan yang sangat agung
dan kemurahan Allah kepada hamba-Nya, sebab dalam hujan
terkandung kemanfaatan yang sangat besar. Maka, adalah wajib
untuk menisbatkan kenikmatan ini kepada Allah. Allah yang
memberikan karunia kepada hamba-Nya setiap malam dan
setiap hari.
Dan haram menisbatkannya kepada selain bintang-bintang,
semisal mengucapkan: "Hujan turun kepada kami dikarenakan
bintang ini dan itu." Atau mengucapkan: "Telah benar bintang
ini dan itu...." Ini haram, sebab Allah tidak menjadikan bintang-
bintang tersebut sebagai penyebab turunnya hujan. Maka, tidak
diperbolehkan menisbatkan perbuatan-perbuatan Allah kepada
selain-Nya.

IV. Ucapan yang disyariatkan ketika turun hujan.


Ketika turun hujan disyariatkan kepada seorang muslim
untuk mengucapkan: (‫" )اللهم صيبا نافعا‬Ya Allah, turunkanlah

1
Kufur nikmat termasuk salah satu kufur ashghar ?????????????????
158
kepada kami hujan yang bermanfaat".1 Maksudnya, ia meminta
kepada Rabbnya agar memberikan kemanfaatan dari hujan
tersebut kepada negeri dan masyarakat.
Juga disyariatkan ketika turun hujan untuk bersyukur kepada
Allah atas nikmat tersebut, yaitu dengan mengucapkan: "hujan
turun kepada kami atas kemurahan Allah dan rahmat-Nya".
Jadi, ucapan yang pertama berupa doa, dan yang kedua
berupa syukur.
Disunahkan kepada seorang muslim ketika turun hujan
untuk berdoa kepada Allah untuk kebaikan dirinya dan orang
lain berupa kebaikan dunia dan akhirat. Sebab, ketika turun
hujan merupakan waktu diijabahnya doa.
Rasulullah () bersabda, "Ada dua bentuk doa yang tidak
ditolak: [1] Ketika bekecamuk peperangan, [2] ketika turun
hujan."2

- Kegiatan:
1. Para siswa menyebutkan manfaat-manfaat hujan bagi
negeri, masyarakat dan hewan-hewan. Dan menjelaskan apa
yang wajib dilakukan menghadapi nikmat ini.
2. Seorang siswa diminta untuk menulis risalah (surat)
sederhana yang diperuntukkan kepada orang yang menisbatkan
hujan kepada bintang-bintang. Dalam surat tersebut dijelaskan
hukum syariat berkaitan dengan perilaku tersebut.

- Latihan:

1
HR. Bukhari, no. 1032.
2
HR. Thabrani: IX/156-157, no. 8783 dan 8785. Hadits ini dinilai hasan
oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami', no. 3078.
159
1. Tentukan alasan untuk setiap pernyataan berikut:
a. Haram hukumnya menisbatkan hujan kepada
bintang-bintang.
b. Ketika turun hujan disunahkan kepada seorang
muslim untuk berdoa kepada Allah bagi dirinya dan
orang lain untuk kebaikan dunia dan akhirat.
2. Allah berfirman, "(48) Dan Kami turunkan dari langit air
yang bersih (suci mensucikan). (49) Agar Kami
menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati,
dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian
besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan
manusia yang banyak.
- Berkaitan dengan hujan, manusia terbagi ke dalam dua
(2) kelompok.
a. Sebutkan kedua kelompok tersebut.
b. Jelaskan hukum untuk masing-masing kelompok
tersebut.
3. Sebutkan doa yang disyariatkan kepada seorang muslim
untuk diucapkan ketika turun hujan.
4. Apa perbedaannya antara ucapan: (‫)مطرنا في نوء كذا‬
dengan ucapan: (‫)مطرنا بنوء كذا وكذا‬.
5. Allah berfirman, "(10) Maka aku katakan kepada
mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu;
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. (11)
Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat." (QS. Nuh: 10-11).
a. Bagaimana caranya supaya hujan turun?
b. Jelaskan apa yang harus dilakukan oleh manusia
ketika hujan turun dan tumbuh-tumbuhan
berkembang?
-o0o-

160
Pelajaran ke-11:

Bab:
Firman Allah Ta'ala: (‫َّللاِ أَندَادًا‬ ِ ‫اس َمن يَت َّ ِخذ ُ ِمن د‬
َّ ‫ُون‬ ِ َّ‫)و ِمنَ الن‬
َ

- Pengantar:
Kecintaan kepada Allah merupakan pokok agama Islam.
Dengan kesempurnaan kecintaan kepada Allah, maka menjadi
sempurna agama seseorang. Dan dengan kurangnya
kecintaannya kepada Allah, menjadi kurang juga agamanya.
Dan menyamakan sesuatu selain Allah dengan-Nya dalam
hal kecintaan kepadanya, maka seseorang telah terjerumus ke
dalam syirik.
Jadi, seorang muslim harus mendahulukan kecintaan kepada
Allah daripada kecintaan kepada apapun.

1. Allah berfirman, "Dan di antara manusia ada orang-orang


yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah." (QS. Al-
Baqarah: 165).
2. Allah berfirman, "Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-
anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga kalian, harta
kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang mana kalian
mengkhawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian
sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya
dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya." (QS. At-Taubah: 24).

161
- Kosa Kata:
‫أندادا‬ Serikat dan tandingan.
‫يحبونهم كحب هللا‬ Disejajarkan dengan Allah dalam
hal dicintai dan diagungkannya.
‫عشيرتكم‬ Kerabat kalian. Kalimat (‫)عشيرة‬
dibentuk dari kata (‫)العشرة‬
"mempergauli".
‫اقترفتموها‬ Yang kalian mengusahakannya.
‫كسادها‬ Keuntungan ketika laris.
‫فتربصوا‬ Tunggulah oleh kalian hukuman
yang akan kalian terima.

- Materi Pelajaran:
I. Allah yang paling berhak dicintai.
Allah yang mengadakan kita dari ketiadaan. Melimpahkan
kepada kita kenimatan lahir dan batin. Karena itu, Allah yang
paling berhak untuk di cintai, diagungkan dan ditaati. Hati tidak
akan merasakan kebahagiaan dan kelezatannya kecuali dalam
mencintai Allah Ta'ala, mendekatakan diri kepada-Nya dengan
hal-hal yang dicintainya dan rindu untuk bejumpa dengan-Nya.
Sebab, kecintaan adalah pokok dari segala kebaikan di dunia
dan akhirat.
Sebagian kelompok ada yang mengaku mencintai Allah.
Lalu Allah menurunkan ayat ujian atas kecintaan tersebut.
Allah berfirman, "Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, maka ikutilah aku." (QS. Ali Imran: 31).
Sebagian ulama menamai ayat ini sebagai (‫" )آية اَلختبار‬ayat
ujian". Setiap orang yang mengaku mencintai Allah, namun ia

162
tidak mau mengikuti Rasulullah (), maka pangakuannya adalah
dusta.
Kecintaan kepada Allah yang dituntut bukanlah kecintaan
yang bersifat perasaan hati saja. Namun, kecintaan yang
terefleksikan dalam amalan dan ittiba' (mengikuti Rasulullah).
Sebuah syair mengatakan:
* Engkau bemaksiat kepada Allah, lalu engkau mengaku
mencintainya #
Ini –demi Allah– dalam kiasan adalah mengada-ada
* Seandainya kecintaanmu benar-benar tulus, tentulah
engkau akan mengikuti-Nya #
Karena, sesungguhnya orang mencintai itu mengikuti yang
taat kepada yang dicintainya.

II. Macam-macam cinta.


1. Cinta khusus yang tidak cocok kecuali hanya kepada allah
saja. Inilah cinta yang berupa ibadah di mana konsekwensinya
adalah keharusan untuk benar-benar menghinakan diri, tunduk,
patuh dan mengutamakan-Nya daripada yang lain.
2. Cinta bersifat umum. Yaitu kecintaan yang diperbolehkan,
semisal anak mencintai orang tuanya, mencintai makanan dan
kecintaan lain-lainnya. Cinta jenis ini bukanlah suatu ibadah.

III. Cinta khusus adalah sebuah ibadah. Memalingkannya


kepada selain Allah hukumnya syirik akbar.
Kecintaan kepada Allah merupakan ibadah hati. Termasuk
ibadah yang paling mulia di mana harus benar-benar dilakukan
hanya kepada Allah saja.

163
Allah mengabarkan tetang orang-orang musyrik –dalam
rangka mencela mereka dan memperingatkan kaum muslimin
dari perbuatannya– bahwasanya mereka mencintai Allah tapi
tidak membuat mereka masuk Islam. Ini dikarenakan selain
mencintai Allah mereka juga mencintai selain-Nya (berbuat
syirik dalam kecintaan atau mahabbah).
Ini mereka akui sendiri ketika mereka sudah berada di dalam
neraka bahwasanya yang menyebabkan mereka masuk neraka
yaitu sesembahannya tersebut. Mereka berkata, "(97) Demi
Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang
nyata, (98) karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan
semesta alam." (QS. Asy-Syu'ara: 97-98).
Sudah diketahui bahwa orang-orang musyrik ini tidaklah
mempersamakan sesembahannya dengan Allah dalam masalah
menciptakan, memberi rezeki dan mengurus alam semesta.
Namun, mereka mempersamakannya dalam urusan kecintaan
khusus tadi.
Maka, setiap orang yang menjadikan sesuatu sebagai
tandingan Allah (sesembahan selain Allah), sudah barang tentu
ia mencintainya sebagaiman ia mencintai Allah. Jadilah orang
tersebut terjerumus ke dalam syirik.

IV. Ancaman keras bagi orang yang mendahulukan


kecintaan kepada dunia daripada kecintaannya kepada Allah
dan Rasul-Nya.
Dalam ayat kedua terdapat ancaman keras bagi orang yang
mencintai delapan golongan, lalu mendahulukannya daripada
kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya serta dari
melaksanakan apa yang diwajibkan Allah, semisal hijrah, jihad
dan lain sebagainya. Maka, bagi orang seperti ini tunggulah
hukuman baginya.

164
Ayat ini menjadi dalil atas wajibnya mencintai Allah dan
Rasulnya. Serta keharusan untuk mendahulukannya daripada
kecintaan kepada apapun juga.

- Latihan:
1. Allah berfirman, "Katakanlah: Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, maka ikutilah aku." (QS. Ali Imran:
31).
a. Apa nama yang diberikan oleh para ulama untuk ayat
ini?
b. Sifat apa yang akan engkau berikan kepada orang
yang mengaku mencintai Allah, tapi ia lalai dalam
menunaikan shalat?
2. Bedakanlah antara cinta khusus dengan cinta umum
dalam contoh-contoh berikut ini:
a. Orang tua mencintai anaknya (........................)
b. Cinta yang berupa ibadah yang konsekwensinya
yaitu seseorang harus benar-benar menghinakan diri,
tunduk dan taat (..................................).
c. Orang lapar mencintai makanan (...........................)
3. Orang-orang musyrik mengakui kesesatan mereka ketika
mereka sudah berada dalam neraka. Kata mereka, "(97)
Demi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam
kesesatan yang nyata, (98) karena kita mempersamakan
kamu dengan Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'ara:
97-98).
a. Dalam hal apa orang-orang musyrik menyamakan
sesembahan mereka dengan Allah Ta'ala.
b. Apa hukumnya menjadikan sesuatu sebagai
tandingan bagi Allah di mana ia mencintainya
sebagaimana mencintai Allah?
4. Allah berfirman, "Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-
anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga
165
kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan
yang mana kalian mengkhawatirkan kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian
cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di
jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya." (QS. At-Taubah: 24).
a. Jelaskan makna kalimat berikut:
- (‫)عشيرتكم‬
- (‫)كسادها‬
b. Kapan berhak mendapatkan hukuman bagi orang
mencintai kedelapan golongan dalam ayat di atas
atau sebagiannya?
c. Ayat di atas menunjukkan apa?
-o0o-

166
Pelajaran ke-12:

Bab:
Firman Allah Ta'ala: (‫َّللاِ أَندَادًا‬ ِ ‫اس َمن يَت َّ ِخذ ُ ِمن د‬
َّ ‫ُون‬ ِ َّ‫) َو ِمنَ الن‬
(lanjutan)

3. Diriwayatkan dari Anas () bahwasanya Rasulullah ()


bersabda, "Tidaklah salah seorang dari kalian beriman hingga
aku lebih ia cintai daripada anak, orang tua dan manusia
seluruhnya."1 Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
4. Diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dari Anas ()
bahwasanya Rasulullah () bersabda, "Ada tiga perkara yang
barangsiapa semuanya ada pada seseorang, maka ia akan
merasakan manisnya keimanan. (Ketiga perkara tersebut yaitu)
[1] Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya; [2]
Mencintai seseorang yang mana tidaklah mencintainya kecuali
karena Allah saja; [3] Meraskan benci untuk kembali kepada
kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah, sebagaimana ia
merasa benci untuk masuk ke dalam neraka."2
Dalam salah satu riwayat disebutkan, "Tidaklah seseorang
akan merasakan nikmatnya keimanan hingga ia mencintai
seseorang yang mana tidaklah ia mencintainya kecualai karena
Allah." Dan seterusnya....3

- Kosa Kata:

1
HR. Bukhari, no. 15 dan Muslim, no. 44.
2
HR. Bukhari, no. 16 dan Muslim, no. 43.
3
HR. Bukhari, no. 6041.
167
(‫)حَّلوة اإليمان‬: kenikmatan iman. Yaitu apa yang dirasakan
seseorang dalam jiwa dan hatinya berupa ketumaninahan,
ketenangan dan keluasan.
(‫)مما سواهما‬: sesuatu yang dicintai seseorang secara tabiat
(kemanusiaan), berupa anak dan lain sebagainya.

- Materi Pelajaran:
I. Keharusan untuk mengutamakan kecintaan kepada
Rasulullah () daripada kecintaan kepada seluruh makhluk.
Rasulullah () adalah orang yang menyampaikan (muballigh)
syari'at dari Allah Ta'ala. Beliau menunjuki manusia kepada
jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat serta memperingatkan
mereka dari jalan kesesatan dan penyimpangan. Dalam rangka
menunaikan tugas tersebut beliau menanggung segala beban
kesulitan. Karena itu beliau sangat berhak untuk dicintai.
Semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada beliau.
Dalam hadits yang pertama Rasulullah () menjelaskan
bahwa seseorang tidaklah beriman dengan keimanan yang
sempurna hingga ia mendahulukan kecintaan kepada
Rasulullah () daripada kecintaan kepada orang-orang
terdekatnya, baik orang tuanya, anak-anaknya ataupun yang
lainnya.
Kecintaan kepadanya mengandung konsekwensi mengikuti
perintahnya dan menjauhi larangannya. Juga mengagungkan
sunah-sunahnya, membelanya dan mendahulukan sabdanya
daripada perkataan siapapun.

II. Amalan yang mendatangkan kelezatan iman.

168
Rasulullah () mengabarkan tiga amalan kalbu yang mana apa
apabila ketiganya dimiliki oleh seseorang, maka ia akan
merasakan kelezatan iman. Hatinya akan merasakan
ketumaninahan, ketenangan dan kebahagiaan. Akhirnya, ia
merasakan lezatnya ketaatan dan mampu menanggung beratnya
beban kesulitan dalam keridhaan Allah Ta'ala. Ketiga amlan
hati tersebut yaitu:
1. Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya mengandung
konsekwensi mendahulukannya daripada kecintaan kepada
selain keduanya, baik anggota keluarga ataupun harta.
Kecintaan seseorang kepada Allah mengharuskannya
mentaati Allah, yaitu menunaikan malan-amalan saleh,
perkataan yang baik dan lain sebagainya.
2. Kecintaan di jalan Allah.
Yaitu mencintai hamba Allah yang saleh dikarenakan
kasalehan dan ketakwaannya, bukan karena tujuan duniawi,
semisal kemasyhuran ataupun kekerabatan.
3. Benci untuk kembali kepada kekufuran. Dimana
kebenciannya ini menyamai kebenciannya dimasukkan ke
dalam neraka.

- Latihan:
1. Rasulullah () bersabda, "Tidaklah salah seorang dari
kalian beriman hingga aku lebih ia cintai daripada anak,
orang tua dan manusia seluruhnya."
- Berdasarkan apa sudah kamu pelajari tentang hadits ini
jawablah pertanyaan berikut:
a. Kapan seseorang bisa merasakan lezatnya keimanan.
b. Bagaimana merealisasikan (mewujudkan) kecintaan
kepada Rasulullah ().

169
2. Tentukanlah alasan untuk pernyataan beikut ini:
- Adalah wajib untuk mendahulukan kecintaan kepada
Rasulullah () daripada kecintaan kepada makhluk.
3. Sebutkan tiga amalan hati yang bisa membuat seseorang
merasakan lezatnya keimanan.
-o0o-

170
Pelajaran ke-13:

Bab:
Firman Allah Ta'ala: (‫َّللاِ أَندَادًا‬ ِ ‫اس َمن يَت َّ ِخذ ُ ِمن د‬
َّ ‫ُون‬ ِ َّ‫) َو ِمنَ الن‬
(lanjutan)

5. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (), ia berkata, "Barangsiapa


mencintai karena Allah, dan membenci karena Allah, ber-wala
(loyal) karena Allah, memusuhi karena Allah, maka ia
mendapatkan walayah Allah (kecintaan dan pertolongan).
Seseorang tidak akan merasakan kenikmatan iman –
meskipun shalat dan puasanya banyak– hingga dia begitu.
Kebanyakan persaudaran sekarang telah menjadi karena
duniawi. Hal seperti ini tidak bermanfaat sedikitpun bagi orang
yang mengamalkannya." 1 Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.

- Kosa Kata:
‫وَلية هللا‬ Dibaca dengan wau fat-hah.
Maknanya: melindungi hambanya
dengan kecintaan dan pertolongan.
‫طعم اإليمان‬ Manis dan lezatnya keimanan.
‫مؤاخاة الناس‬ Persaudaraan dan saling mencintai
satu sama lain.
‫َل يجدى‬ Tidak bermanfaat.

1
HR. Ibnul Mubaraak, dalam kitab al-Zuhdu, no. 353.
171
- Materi Pelajaran:
I. Perbuatan-perbuatan hati yang disebutkan dalam hadits.
Ibnu Abbas () menjelaskan amalan-amalan hati yang
merefleksikan wala dan bara' secara jelas dan gamblang, yaitu:
1. Mencintai karena Allah: yaitu ia mencintai kaum
mukminin dikarenakan kebaikan dan ketakwaan mereka, bukan
karena pertimbangan duniawi.
2. Membenci karena Allah: yaitu ia membenci orang-orang
kafir dikarenakan kekufuran mereka, dan membenci para
pelaku maksiat dikarenakan mereka menyelisihi Allah1.
3. Ber-wala karena Allah: yaitu ia berwala kepada kaum
mukminin dengan mencintai dan menolong sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
4. Memusuhi karena Allah: yaitu ia menampakkan
permusuhan kepada orang kafir yang memusuhi dan menyakiti
kaum muslimin.

II. Buah dari mewujudkan empat amalan hati di atas.


Buahnya yaitu Allah melindungi hambanya dengan
mencintainya dan menolongnya. Seseorang tidak akan pernah
merasakan lezatnya keimanan dan menikmati rasanya
sepanjang ia tidak disifati orang empat hal di atas, meskipun
amalan ibadahnya banyak.

III. Tercelanya mencintai dikarenakan faktor duniawi, serta


keburukan akibatnya.
1
Sikap kepada orang muslim yang bermaksiat: dicintai dan di-wala
dikarenakan faktor keimanan yang dimilikinya. Lalu dibenci dan dimusuhi
dikarenakan kemaksiatan yang dilakukannya.
172
Apabila keimanan di dalam hati seorang hamba melemah,
maka ia akan mencintai dunia, mencintai dikarenakan duniawi
dan saling merekatkan persaudaraan dikarenakan faktor
duniawi. Inilah kegaliban yang terjadi pada orang-orang.
Ibnu Abbas telah mendapati hal tersebut pada orang-orang di
zamannya. Maka, bagaimana lagi di zaman kita sekarang ini.
Engkau lihat di antara orang ada yang membenci dan
memusuhi orang-orang saleh, lalu ia ber-wala (loyal dan
mencintai) orang-orang fasik dan pembuat kerusakan. Bahkan
ada yang kepada tarap ber-wala kepada orang-orang kafir dan
zalim.
Semua ini tidak akan bermanfaat kelak di hari kiamat, di
kala dunia dan segala isinya lenyap, dan tak tersisa lagi kecuali
amal saleh seseorang yang pernah dilakukannya. Pada hari itu
kecintaat yang duniawi tersebut akan berubah menjadi
permusuhan.
Dan ini berbeda dengan kecintaan dan persaudaraan karena
taat kepada Allah. Firman-Nya, "Teman-teman akrab pada hari
itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain,
kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf: 67).
Maka, wajib kepada seorang muslim untuk menjadikan
hatinya penuh dengan kecintaan kepada Allah dan wali-wali-
Nya. Ini supaya menggapai bisyarah agung (kabar gembira)
yang terdapat dalam sebuah hadits qudsi: "Orang-orang yang
saling mencintai karena keagungan-Ku, maka bagi mereka
disediakan mimbar-mimbar dari cahaya yang mana para nabi
dan syuhada merasa cemburu kepada mereka."1
Pun wajib kepadanya untuk membenci orang-orang kafir
yang memusuhi Allah. Sebab, tidak akan terkumpuk kecintaan
kepada Allah bersama kecintaan kepada musuh-musuh-Nya.

1
HR. Imam Tirmidzi, no. 2390.
173
Ibnul Qayyim mengatakan:
* Apakah engkau mencintai musuh-musuh Allah, lalu
mengaku #
Bahwa engkau mencintai-Nya. Ini sesutu yang tidak
mungkin.

IV. Sebab-sebab yang akan menjadikan seorang hamba


meraih kecintaan kepada Allah.1
1. Membaca Al-Quran sambil ditelaah dan diamalkan
kandungannya. Dan memperbanyak dzikir kepada Allah Ta’ala.
2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak
shalat sunat setelah shalat fardhu.
3. Menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa memalingkan hati
dari Allah, yakni hal-hal yang diharamkan, baik yang berkaitan
dengan pendengaran, penglihatan atau yang lain-lainnya.
4. Berkumpul dengan orang-orang saleh.
Apabila seorang muslim bersungguh-sungguh menempu
sebab-sebab di atas atau yang lainnya, tentu ia akan bisa meraih
kecintaan kepada Allah sehingga bisa menggapai kemuliaan
dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

- Kegiatan:
Seorang siswa diminta untuk menulis risalah (artikel)
tentang:
a. Tata cara membangun hubungan dengan orang lain.
b. Keutamaan kecintaan karena Allah dan buahnya.

1
Silakan lihat kitab “Madarij al-Salikin, Ibnul Qayyim: II/529.
174
- Latihan:
Adfadf
1. Kecintaan karena Allah, benci karena Allah, wala karena
Allah dan memusuhi karena Allah merupakan amalan
hati yang paling agung.
a. Jelaskan makna: (‫)المواَلة في هللا والمعاداة في هللا‬.
b. Sebutkan buah yang dipetik oleh orang yang
mewujudkan amalan-amalan hati di atas.
2. Segolongan kaum muslimin kelak pada hari kiamat
berada pada mimbar-mimbar dari cahaya yang mana
para nabi dan syuhada cemburu kepada mereka.
Siapakah golongan tersebut?
3. “Kecintaan kepada Allah merupakan target yang agung
dan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap muslim.”
Garisbawahi yang merupakan unsur-unsur yang menjadi
penyebab seorang hamba bisa meraih kecintaan tersebut:
- Shalat di masjid; - Menghafal Al-Quran; - Merusak
fasilitas umum; - Berkunjung kepada karib kerabat; -
Mengganggu orang shalat; - Bergaul dengan orang-orang
baik; - Kasar dalam ucapan dan perilaku; - Banyak
bershalawat dan membaca salam kepada Rasulullah ().
-o0o-

175
Pelajaran ke-14:

Bab:
Firman Allah Ta’ala: (ُ‫ف أَ ْو ِليَا َءه‬ َ ‫ش ْي‬
ُ ‫طانُ يُخ َِو‬ َّ ‫) ِإنَّ َما ذَ ِل ُك ُم ال‬

1. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya mereka itu tidak


lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kalian) dengan
kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu
janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-
Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali
Imaran: 175).
2. Firman-Nya, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-
masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan
zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah.
Maka, merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-
Taubah: 18).
3. Firman-Nya, “Dan di antara manusia ada orang yang
berkata: "Kami beriman kepada Allah." Maka, apabila ia
disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap
fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang
pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata:
"Sesungguhnya kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih
mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?” (QS.
Al-Ankabut: 10).

- Kosa Kata:

176
‫يخوف أولياءه‬ Menakut-nakuti mereka dengan para
pengikutnya dan membisikkan kepada
mereka bahwa mereka memiliki
kekuatan besar.
‫ولم يخش إَل هللا‬ (‫ )الخشية‬yaitu takut kepada Allah
dikarenakan mengetahui keagungan-
Nya.
‫من يقول آمنا باهلل‬ Mengaku beriman kepada Allah.
‫جعل فتنة الناس‬ Mengganggu mereka dan dddan
membuatnya tertimpa sesuatu yang
dibenci.

- Materi Pelajaran:
I. Takut kepada Allah, buahnya dan macam-macamnya.
Takut kepada Allah yaitu perasaan segan kepada Allah
disertai mengagungkan, menghambakan diri, tunduk dan
merendahkan diri kepada-Nya. Inilah takut yang wajib.
Buahnya:melaksanakan ketaatan dan meninggalkan hal-hal
yang diharamkan.
Takut kepada selain Allah ada tiga macam:
1. Khauf sirr (takut yang tersembunyi). Yaitu perasaan takut
kepada selain Allah berkaitan dengan sesuatu yang tidak ada
yang mampu kecuali Allah. Semisal takut kepada berhala,
orang-orang yang telah mati atau makhluk gaib lainnya untuk
ditimpa sakit atau musibah (bencana).
Inilah kondisi nyata dari orang-orang yang suka menyembah
kuburan di mana mereka merasa takut dengannya. Juga mereka

177
menakut-nakuti ahli tauhid dengan hal tersebut. Ini termasuk
syirik akbar.
2. Meninggalkan amalan yang diwajibkan oleh Allah,
semisal amar ma’ruf nahi munkar tanpa ada alasan yang benar
dikarenakan takut kepada orang-orang tertentu. Ini hukumnya
haram. Sebagian ulama memandangnya termasuk perbuatan
syirik ashghar yang menafikan kesempurnaan tauhid yang
wajib.
3. Takut yang bersifat tabiat (khauf thabi'i).
Yaitu perasaan takut kepada pencuri, api, tenggelam, ular
dan lain sebagainya. Jenis tidak tercela.

II. Peringatan terhadap tipu daya setan.


Dalam ayat yang pertama Allah menjelaskan tentang tipu
daya setan bahwasanya ia menakut-nakuti kaum mukminin dari
bala tentara dan para pengikutnya. Setan membisiki bahwa
mereka memiliki kekuatan besar agar meninggalkan apa yang
diwajibakan oleh Allah kepada mereka, baik jihad, hijrah
ataupun amar ma'ruf nahi munkar.1
Selanjutnya Allah melarang kita merasa takut kepada wali-
wali setan. Dan memerintahkan kita agar merasa takut hanya
kepada Allah saja. Sebab, takut merupakan ibadah yang mana

1
Wajib kepada seorang muslim untuk menasihati orang yang melalaikan
shalat, yang durhaka kepada orang tuanya, mendengarkan apa yang
diharamkan Allah dan kemunkaran lainnya. Hendaknya ia bersabar dalam
nasihat-menasihati serta berharap pahala dari Allah atas gangguan yang
menimpanya.
Allah berfirman, "Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-
hal yang diwajibkan (oleh Allah)."(QS. Luqman: 17).
178
hendaknya ikhlas hanya kepada Allah saja. Allah menjadikan
takut sebagai syarat sahnya keimanan.
Allah berfirman, "Karena itu janganlah kamu takut kepada
mereka, tetapi takutlah kepada-Ku." (QS. Ali Imran: 175).
Jadi, setiap kali keimanan seorang hamba menguat, maka
hilanglah perasaan takutnya kepada wali-wali setan. Dan setiap
kali keimanannya melemah, maka ketakutannya kepada mereka
menjadi kuat.

III. Takut kepada Allah merupakan sifat kaum mukminin.


Allah Ta'ala memuji orang-orang yang menghidupkan
masjid yang mana mereka disifati dengan sifat-sifat berikut:
1. Beriman kepada Allah dan membenarkan tentang
pertemuan dengan-Nya.
Allah berfirman, "Orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhir." (QS. At-Taubah: 18).
2. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
Allah berfirman, "Dan mendirikan shalat serta menunaikan
zakat." (QS. At-Taubah: 18).
3. Hanya ngeri (‫ )الخشية‬dan takut (‫ )الخوف‬kepada Allah yang
mana kedua sifat tersebut merupakan pondasinya ibadah.
Keduanya tidak sah kecuali hanya kepada Allah saja.
Allah berfirman, "Dan ia tidak takut kecuali hanya kepada
Allah." (QS. At-Taubah: 18).
Menghidupkan masjid bukan sekadar dengan membangun,
memperbaikai dan membersihkannya saja. Bahkan tidak
dikatakan sebagai menghidupankannya kecuali dengan
keimanan dan amalan saleh yang bersih dari kesyirikan dan

179
bidah. Juga dengan senantiasa beribadah dan berdzikir.
Merekalah orang-orang yang mendapatkan hidayah.

IV. Orang mukmin yang sebenarnya mendahulukan takut


kepada Allah daripada takut kepada manusia.
Bagian dari sunatullah kepada makhluknya yaitu adanya
bencana dan ujian. Ini dalam rangka membedakan antara yang
baik dari yang buruk. Orang-orang beriman terdahulu ditimpa
bencana dan mendapatkan penganiayaan di jalan Allah, lalu
mereka bersabar. Maka, akhir yang terpuji yang mereka
dapatkan, di dunia maupun akhirat.
Berbeda dengan orang-orang yang dicela oleh Allah. Mereka
mengaku beriman kepada Allah dengan lisannya, namun tidak
benar-benar mantap dalam hatinya. Apabila ditimpa bala dan
kemudaratan dari orang-orang, segera mereka meninggalkan
apa yang diwajibkan oleh Allah dikarenakan merasa takut
kepada orang-orang.
Ini sebagaimana disitir oleh Allah dalam firman-Nya, " Dan
di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman
kepada Allah." Lalu apabila ia disakiti (karena ia beriman)
kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab
Allah." (QS. Al-Ankabut: 10).

V. Sebab-sebab menggapai rasa ngeri dan takut kepada


Allah.
1. Memikirkan keagungan Allah. Bahwasanya ia Mahakeras
hukumannya, perkasa dan membalas orang bermaksiat kepada-
Nya.
2. Memikirkan alam kubur dan kegelapannya serta hari
kiamat dan kengeriannya.
180
3. Berlindung kepada Allah dengan berdoa. Di antara doa
rasulullah () yaitu: "Ya Allah, berilah bagian kepada kami dari
rasa takut kepada-Mu yang akan mengahalangi kami dari
bermaksiat kepada-Mu."1
Karena, sesungguhnya apabila hati penuh dengan rasa takut
kepada Allah, maka anggota badan akan menahan diri dari
melakukan kemaksiatan.
4. Mengetahui akibat buruk dari perbuatan dosa, baik di
dunia maupun di akhirat. Dosa-dosa menjadi penyebab
hilangnya keberkahan dan mendapatkan hukuman.2
5. Menuntut ilmu syariat. Allah mensifati ulama dalam
firman-Nya, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (QS. Fatir: 28).
Jadi, ilmu syariat akan menuntun seseorang untuk takut
kepada Allah dan beramal saleh.

- Latihan:
1. Hubungkan istilah pada kolom "A" dengan penjelasan
yang cocok pada kolom "B".

A B
• Takut kepada musuh,
• Buah dari rasa
binatang buas dan
takut
sebangsanya.

1
HR. Tirmidzi, no. 3502.
2
Untuk tambahan pengetahuan silakan merujuk ke kitab "al-Jawab al-Kafi",
Ibnul Qayyim. Beliau mengulas akibat-akibat perbuatan dosa. Beliau
mengulasnya dengan baik.
181
• Takut kepada Allah
• Takut yang
dikarenakan mengetahui
bersifat tabiat
keagungan-Nya.
• Melaksanakan ketaatan
• Makna (‫)الخشية‬
dan meninggalkan hal-hal
yang diharamkan.
• Takut kepada selain
Allah dalam hal yang tidak
ada yang mampu kecuali
Allah saja.

2. Sebutkan macam-macam takut dalam contoh-contoh


berikut:
a. Seseorang tidak mau terjun ke laut karena takut
tenggelam.
b. Seseorang menyembelih untuk kuburan wali tertentu
dikarenakan takut ada musibah menimpa diri dan
keluarganya.
c. Seorang pemudi lalai tidak mau berhijab dikarenakan
takut diprotes teman-temannya.
3. Allah memuji orang yang menghidupkan masjid.
Dengan sifat apakan mereka dipuji?
4. Sebutkan faidah dari setiap dalil berikut ini:
a. Allah berifirman: (‫َّللاَ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْالعُلَ َما ُء‬
َّ ‫)إِ َّن َما يَ ْخشَى‬
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama."
b. Di antara doa Rasulullah yaitu: "Ya Allah, berilah
bagian kepada kami dari rasa takut kepada-Mu yang
akan mengahalangi kami dari bermaksiat kepada-
Mu."
5. Khauf dan Khasy-yah kepada Allah memiliki kedudukan
yang agung.

182
- Sebutkan tiga sebab yang bisa mengantarkan kepada
keduanya.
-o0o-

183
Pelajaran ke-15:

Bab:
Firman Allah Ta’ala: (ُ‫ف أَ ْو ِليَا َءه‬ َ ‫ش ْي‬
ُ ‫طانُ يُخ َِو‬ َّ ‫) ِإنَّ َما ذَ ِل ُك ُم ال‬

4. Diriwayatkan dari Abu Sa'id () secara marfu':


"Sesungguhnya termasuk lemah keyakinan yaitu engkau
mendahulukan keridhaan manusia atas kemurkaan Allah, dan
memuji mereka atas rezeki yang diberikan Allah kepadamu
(tapi melupakan Allah yang memberinya), dan mencela
manusia karena sesuatu yang Allah tidak memberikannya
kepadamu. Sesungguhnya rezeki Allah tidaklah akan
menariknya semangatnya orang yang bersemangat, dan tidak
akan menolaknya kebencian dari orang yang membenci."1
5. Diriwayatkan dari Aisyah () bahwasanya Rasulullah ()
bersabda: "Barangsiapa yang mencari keridhaan manusia
dengan kemarahan manusia, maka Allah akan meridhainya dan
membuat menusia meridhainya juga. Dan barangsiapa yang
mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah, maka
Allah murka kepadanya dan membuat manusia marah
kepadanya."2 Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitabnya
al-Shahih.

- Kosa Kata:
‫اليقين‬ Kebalikan dari ragu, yakni
kesempurnaan keimananan.
‫وأن تحمدهم‬ Engkau bersyukur kepada mereka.

1
HR. Abu Nu'aim dalam kitab "al-Hilyah": V/106.
2
HR. Ibnu Hibban: I/510, no. 376.
184
‫التمس‬ Mencari.

- Materi Pelajaran:
I. Tanda lemah iman.
1. (‫ )أن ترضي الناس بسخط هللا‬yakni kamu mendahulukan
keridhaan manusia dengan mengorbankan apa yang membuat
Allah murka. Engkau menyetujui mereka dalam bermaksiat
kepada Allah dikarenakan takut kepada mereka atau berharap
sesuatu dari mereka.
Hal tersebut karena hatinya tidak mengagungkan Allah
Ta'ala. Sehingga ia mendahulukan meraih keridhaan manusia
daripada meraih keridhaan Allah.1
2. (‫)وأن تحمدهم على رزق هللا‬, yakni kamu bersyukur kepada
orang-orang ketika mereka memberikan sesuatu kepadamu.
Bersamaan dengan itu kamu lupa kepada Allah yang
merupakan pemberi yang sebenarnya.
Jadi, seharusnya hati bergantung kepadaAllah dan memuji-
Nya. Allah adalah sebab dan penyebab itu sendiri. Dialah yang
berkesendirian dalam dalam pengaturan rezeki.
Kendatipun begitu tidak menafikan untuk bersyukur
(berterima kasih) kepada manusia dalam bentuk doa ataupun
harta dikarenakan Allah melimpahkan rezeki tersebut melalui
mereka sehingga mereka merupakan sebab dalam
menyampaikan kebaikan.

1
Sebagaimana orang yang memenuhi undangan untuk menghadiri acara
yang penuh kemunkaran, semisal musik, dalam rangka mujamalah
(menjilat) kepada karib kerabat.
185
Rasulullah () bersabda, "Barangsiapa melakukan kebaikan
kepadamu, maka balaslah...."1
3. (‫)وأن تذمهم على ما لم يؤتك هللا‬, yakni kamu mencela orang-
orang dikarenakan mereka menghalangimu dari mendapatkan
sesuatu yang tidak ditakdirkan Allah untuk diperoleh melalui
tangan mereka. Seandainya Allah mentakdirkannya buatmu,
tentu akan mengantarkannya kepadamu. Tapi, apa yang
dikehendaki oleh Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak
dikehendakinya pasti tidak akan terjadi.

II. Allah yang berkesendirian dalam memberi dan tidak


memberi.
Allah berkesendirian dalam masalah mengatur rezeki,
memberikan dan tidak memberikannya. Segala yang terjadi di
alam semesta ini atas dasar ketentuan dan takdirnya. Apabila
ditakdirkan bagi seseorang suatu rezeki, maka ia akan
mendapatkannya. Tidak akan bisa menghalanginya kebencian
orang yang membencinya, dan tidak akan bisa menyeretnya
semangat orang yang bersemangat.
Berapa banyak orang yang didengki oleh manusia, lalu
berusaha untuk dihalang-halangi rezekinya, namun mereka
tidak mampu menghalanginya.
Rasulullah bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya manusia
seandainya bersatu untuk memberikan suatu manfaat
kepadamu, maka mereka tidak akan mampu memberikannya
kepadamu kecuali apa yang telah dituliskan oleh allah buatmu.
Dan seandainya mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan
sesuatu, maka mereka tidak akan mampu mencelakakanmu
kecuali dengan apa yang telah Allah tuliskan buatmu.”2
1
HR. Abu Daud, no. 1672.
2
HR. Tirmidzi, no. 2516.
186
Barangsiapa yang mewujudkan hal tersebut, maka ia tidak
akan lantas memuji manusia dikarenakan rezeki Allah yang
diterimanya dari mereka disertai melupakan Allah yang
memberinya secara hakiki. Juga ia tidak akan mencela manusia
manusia atas sesuatu yang Allah tidak memberikannya pada
dia. Namun, ia menyerahkan segala urusannya kepada Allah,
serta bergantung kepada Allah dalam segala urusan agama dan
dunianya.

III. Buah dari mendahulukan keridhaan Allah atas keridhaan


manusia.
Apabila seseorang mencari keridhaan Allah dengan niat
yang tulus, lalu dibarengi dengan melaksanakan ketaatan dan
menjauhi hal-hal yang diharamkan, meskipun dalam hal
tersebut manusia marah kepadanya, maka ia akan mendapatkan
buahnya yang baik, antara lain:
1. Allah meridhainya, dan sesungguhnya Dia adalah yang
Maha Pemurah.
2. Allah akan membuat manusia meridhainya. Ini dengan
jalan memasukkan keridhaan dan kecintaan ke dalam hati
mereka.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS.
Maryam: 96).

VI. Hukuman bagi orang orang yang mencari keridhaan


manusia dengan kemurkaan Allah.
Barangsiapa yang mencari keridhaan manusia dengan
kemurkaan Allah, ia menyetujui mereka untuk meninggalkan
187
kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, maka
hukumannya dua hal:
1. Allah akan murka kepadanya di dunia dan di akhirat. Ini
adalah kerugian nyata.
2. Allah akan menjadikan orang-orang membencinya. Yakni
dengan jalan mereka akan mencela dan menyakitinya.
Jadi, seorang muslim harus mengetahui bahwa akhir yang
terpuji di dunia dan akhirat hanyalah bagi orang yang mencari
keridhaan Allah saja, meskipun manusia membencinya.
Sementara akibat yang buruk, baik di dunia ataupun akhirat,
hanyalah bagi orang yang mencari keridhaan makhluk dengan
kemurkaan Allah Ta’ala.
Oleh karena itu hendaklah ia menyusuri jalan yang diridhai
oleh Allah, baik makhluk membencinya ataupun meridhainya.

- Kegiatan:
Seorang siswa diminta untuk menulis risalah (artikel)
tentang sebab-sebab yang membantu mewujudkan khauf dan
khasy-syah kepada Allah. Lalu disampaikan (dipresentasikan)
di hadapan teman-temannya.

- Latihan:
Dssfad
1. Diriwayatkan dari Abu Sa’id () secara marfu’:
"Sesungguhnya termasuk lemah keyakinan yaitu engkau
mendahulukan keridhaan manusia atas kemurkaan
Allah.”
- Kenapa mendahulukan keridhaan manusia atas
keridhaan Allah menjadi tanda lemahnya iman?
188
2. Buat kebaikan ada buahnya, baik di dunia ataupun di
akhirat. Di antara kebaikan yang besar yaitu mencari
keridhaan Allah dengan mengorbankan kemarahan
manusia. Apa buah dari hal tersebut?
3. Barangsiapa yang mencari keridhaan manusia dengan
kemurkaan Allah, lalu ia menyetujui meninggalkan
kewajiban dan mengamalkan hal-hal yang diharamkan,
maka Allah akan menghukumnya dengan dua hal.
Sebutkan!
4. Sebutkan contoh untuk:
- Mencari keridhaan Allah dengan kemarahan manusia.
- Mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan Allah.
-o0o-

189
Pelajaran ke-16:

Bab:
Firman Allah Ta’ala: (‫ اآلية‬...‫َّللاِ فَت ََو َّكلُوا‬
َّ ‫) َو َعلَى‬

- Pengantar:
Tawakal merupakan ibadah hari yang paling utama di mana
wajib melakukannya hanya kepada Allah semata. Dan
barangsiapa yang memalingkannya kepada selain Allah berarti
ia syirik.

1. Allah berfirman, “Dan hanya kepada Allah hendaknya


kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang
beriman.” (QS. Al-Maidah: 23).
2. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakal.” (QS. Al-Anfal: 2).

- Kosa Kata:
(‫)التوكل‬: yaitu menyerahkan dan menyandarkan diri kepada
Allah disertai dengan melakukan ikhtiar yang disyariatkan atau
diperbolehkan.
(‫)وجلت قلوبهم‬: makna (‫ )الوجل‬yaitu perasaan sangat takut
kepada Allah.

190
- Materi Pelajaran:
I. Ketawakalan merupakan syarat sahnya iman.
Ketawakalan merupakan ibadah yang sangat komplit. Oleh
karena itu Allah memerintahkan hambanya untuk untuk
bertawakal hanya kepada-Nya semata. Juga Allah menjadikan
tawakal sebagai syarat sahnya keimanan.
Allah berfirman, “Dan hanya kepada Allah hendaknya
kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang
beriman.”

II. Macam-macam tawakal.


1. Tawakal dalam perkara yang mana tidak ada yang mampu
kecuali Allah saja. Semisal seseorang bertawakal kepada yang
sudah mati atau makhluk gaib lainnya dalam rangka
mendapatkan suatu kemanfaatan atau menolak kemudaratan.
Misalnya dalam hal kesembuhan dari sakit atau ingin mendapat
pertolongan. Ini termasuk syirik akbar.
2. Tawakal kepada makhluk dalam perkara yang mana ia
diberi kemampuan oleh Allah untuk menanganinya, baik
rezeki, menolak gangguan dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan bersandar kepada sebab. Jenis ini hukumnya syirik
ashghar.
Contohnya: seseorang bergantung kepada dokter ahli untuk
mendapatkan kesembuhan, bergantung kepada kekuatan dan
jumlah tentara yang banyak untuk mendapatkan pertolongan
(kemenangan), siswa bergantung kepada buku paket unutk
meraih kelulusan dan contoh-contoh lainnya yang intinya
terdapat unsur ketergantungan hati kepada sebab-sebab (baca:
usaha) dengan ketergantungan yang total disertai sikap lalai
kepada penyebab yang utama yaitu Allah Ta’ala.

191
III. Melakukan ikhtiar (sebab) tidaklah menafikan tauhid.
Melakukan usaha (mengambil sebab) disertai keyakinan
bahwa yang menjadi penyebab yaitu Allah tidaklah menafikan
ketawakalan. Dulu imam orang-orang yang bertawakal, yakni
Rasulullah () melakukan ikhtiar disertai dengan tetap
bergantung kepada Allah Ta’ala.
Dalam peperangan Uhud, misalnya, beliau memakai dua
baju besi. Dan ini tidak mengurangi ketawakalannya.
Sesorang diperbolehkan untuk mewakilkan kepada orang
lain perkara-perkara yang berkiatan dengan keduniaan, semisal
jual beli. Namun, ia tidak boleh mengatakan: “Aku bertawakal
kepadamu dalam perkara ini….” Hendaknya ia katakan: “Aku
wakilkan kepadamu….” Sebab, meskipun seseorang
mewakilkan urusan jual beli kepada orang lain, maka ia mesti
bertawakal kepada Allah semata.

IV. Tawakal merupakan sifata orang beriman.


Dalam ayat ketiga Allah mensifati orang-orang yang
sebenar-benarnya beriman dengan tiga sifat yang menunjukkan
kesempurnaan iman, yaitu:
1. Merasa takut kepada Allah dengan banyak mengingat-
Nya (berdzikir). Ini dikarenakan hatinya mengagungkan Allah
Ta’ala.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah
iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakal.”

192
2. Iman mereka bertambah ketika mendengar kalamullah.
Allah berfirman, “Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya).”
Ini juga menjadi dalil bahwa iman bertambah dengan
melakukan ketaatan, dan berkurang dengan melakukan
kemaksiatan.
3. Bertawakal hanya kepada Allah semata, dan menyerahkan
segala perkara kepada-Nya disertai dengan melakukan ikhtiar.
Allah berfirman, “Dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakal.”

- Latihan:
1. Tawakal merupakan ibadah yang sangat utama dan
sangat tinggi derajatnya.
a. Sebutkan pengertian tawakal.
b. Apakah melakukan ikhtiar (mengambil sebab) bisa
menafikan ketawakalan. Jelaskan disertai contoh.
2. Jelaskan hukum dari pernyataan berikut ini:
a. Seseorang yang bertawakal kepada penghuni kubur
agar menganugerahi anak (…………………..).
b. Seseorang bergantung kepada dokter untuk
mendapatkan kesembuhan dari sakit (…………..).
c. Seseorang mewakilkan kepada orang lain urusan jual
beli (………………………..)
3. Haram hukumnya mengatakan: "Aku bertawakal kepada
Allah, lalu kepadamu". Jelaskan alasan keharamannya!
4. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang
beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-
ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.”
193
- Dalam ayat ini Allah mensifati kaum mukminin dengan
tiga sifat yang menunjukkan kesempurnaan iman.
Jelaskanlah!
-o0o-

194
Pelajaran ke-17:

Bab:
Firman Allah Ta’ala: (‫ اآلية‬...‫َّللاِ فَت ََو َّكلُوا‬
َّ ‫) َو َعلَى‬

3. Allah berfirman, "Wahai Nabi, cukuplah Allah (sebagai


pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang
mengikutimu." (QS. Al-Anfal: 64).
4. Allah berirman, "Dan barangsiapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupi (keperluan)nya."
(QS. Ath-Thalaq: 3).
5. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (), ia berkata: "Kalimah
(‫ )حسبنا هللا ونعم الوكيل‬diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika akan di
lemparkan ke dalam kobaran api. Dan diucapkan oleh Nabi
Muhammad ketika orang kafir mengatakan kepada beliau ( ‫ِإ َّن‬
‫َّللاُ َونِ ْع َم ْال َو ِكي ُل‬
َّ ‫اخش َْو ُه ْم فَزَ ادَ ُه ْم إِي َمانًا َوقَالُوا َح ْسبُنَا‬
ْ َ‫اس قَدْ َج َمعُوا لَ ُك ْم ف‬
َ َّ‫" )الن‬
"Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kalian, karena itu takutlah kepada mereka." Maka,
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah
adalah sebaik-baik Pelindung" [QS. Ali Imran: 173]."
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Nasa-i.1

- Kosa Kata:
َ‫َّللاُ َو َم ِن اتَّ َب َعكَ ِمن‬
َّ َ‫َح ْسبُك‬ Allah sendiri cukup bagimu
ْ
َ‫ال ُمؤْ ِمنِين‬ dan bagi pengikut-
pengikutmu.

1
HR. Bukhari, no. 4563 dan Nasa-i, dalam "'Ama al-Yaum wa al-lailah",
no. 603.
195
َّ ‫َح ْسبُنَا‬
ُ‫َّللا‬ Allah cukup bagi kami.
‫َونِ ْع َم ْال َو ِكي ُل‬ Allah sebagai tempat
diserahkannya segala perkara-
perkara hamba-Nya.

- Materi Pelajaran:
I. Allah sendiri cukup bagi Nabi-Nya dan bagi kaum
mukminin.
Allah mengabarkan kepada Nabi-Nya () bahwasanya Dia
mencukupinya dan mencukupi para pengikutnya hingga hari
kiamat. Maka, hendaknya ketawakalan dan keinginannya hanya
kepada Allah saja. Firman-Nya: "Wahai Nabi, cukuplah Allah
(sebagai pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin
yang mengikutimu."

II. Cukup Allah bagi kami dan Dia Sebaik-baik Pelindung.


Yaitu kalimah penyerahan dan ketergantungan hanya kepada
Allah. Kalimah ini adalah yang diucapkan ketika menghadapi
kesulitan. Ini menunjukkan ketawakalan kepada Allah dalam
menghadapi tipu daya musuh.
Makna dari (‫َّللاُ َو ِن ْع َم ْال َو ِكي ُل‬
َّ ‫)ح ْسبُنَا‬
َ yaitu bahwa Allah cukup
bagi kami dan Dia yang mengurusi perkara-perkara kami.
Maka, kami tidak bertawakal kecuali kepada-Nya. Dia Maha
Suci Allah dan Sebaik-baik Pelindung.
Seorang musliml, apabila ditimpa kesulitan hendaknya
kembali kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya. Dan
disyariatakan agar mengucapkan kalimah yang agung ini. Dan
Allah Maha Suci lagi Berkuasa, Mengabulkan dan mencukupi
orang yang bertawakal kepada-Nya.
196
Kalimah yang agung ini diucapkan oleh dua orang kekasih
Allah, yakni Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ():
• Nabi Ibrahim () mengucapkannya ketika menyeru
kaumnya agar beribadah hanya kepada Allah, dan tidak berbuat
syirik, namun kaumnya menolak. Lalu beliau menghancurkan
berhala-berhala kaumnya. Akhirnya kaumnya mengumpulkan
kayu-kayu, kemudian membakarnya hingga menyala api besar
yang menggunung. Mereka melemparkan Ibrahim (dengan alat
pelontar) ke dalam api tersebut. Nabi Ibrahim mengucapkan:
(‫َّللاُ َونِ ْع َم ْال َو ِكي ُل‬
َّ ‫) َح ْسبُنَا‬. Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim karena
bertawakal kepada Allah . Allah membuat api menjadi dingin
dan menyelamatkan Nabi Ibrahim.
Allah berfirman, "Kami berfirman: "Hai api, jadilah dingin,
dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim." (QS. Al-Anbiya: 69).
• Nabi kita Muhammad () mengucapkannya ketika Abu
Sufyan berjanji akan mengalahkan beliau dan para sahabatnya.1
Rasulullah () dan para sahabatnya lantas mengucapkan: ( ‫َح ْسبُنَا‬
‫)َّللاُ َونِ ْع َم ْال َو ِكي ُل‬.
َّ Lalu Allah membalas Abu Sufyan dengan
disusupkan ke dalam hatinya perasaan takut. Kemudian ia
pulang ke Mekah. Allah memalingkan tipu daya musuh dari
kaum muslimin ketika mereka bertawakal kepada Allah.
Allah berfirman, "(173) (Yaitu) orang-orang (yang mentaati
Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka." Maka, perkataan itu menambah keimanan mereka dan
mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami
dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."

1
Ini terjadi sebelum Abu Sufyan masuk Islam. Beliau masuk Islam pada
masa penaklukan Mekah. Beliau menjadi seorang muslim yang baik.
Semoga Allah meridhainya.
197
(174) Maka, mereka kembali dengan nikmat dan karunia
(yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-
apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar." (QS. Ali Imran: 1730174).

II. Buah dari tawakal kepada Allah.


Tawakal membuahkan sesuatu yang agung, antara lain:
1. Meraih kecintaan Allah.
2. Meraih bantuan, pertolongan dandukungan Allah.
3. Selamat dari kesulitan.
4. Hati menjadi tenang dan lapang.

- Kegiatan:
Seorang siswa diminta untuk menulis tentang kisah nabi
Ibrahim () ketika dilemparkan oleh kaumnya ke dalam api.
Bersamaan dengan ini dijelaskan pula kalimah yang diucapkan
oleh beliau ketika akan dilemparkan ke dalam api. Juga
dijelaskan keutamaan dan buah dari hal tersebut.

- Latihan:
Dfadf
1. Allah memberikan kekhususan kepada orang yang
bertawakal kepada-Nya berupa pahala yang besar. Allah
berfirman: (ُ‫َّللاِ فَ ُه َو َح ْسبُه‬ َّ ‫)و َمن يَت ََو َّك ْل َعلَى‬.
َ
- Jelaskan ganjaran bagi orang yang bertawakal.
2. Kalimah (‫َّللاُ َو ِن ْع َم ْال َو ِكي ُل‬
َّ ‫ ) َح ْسبُنَا‬diucapkan ketika ditimpa
kesulitan. Kalimah ini diucapkan oleh dua orang kekasih
Allah, yakni Nabi Ibrahin dan Nabi Muhammad.
198
a. Kapan keduanya mengucapkan kalimah tersebut.
Dan apa buah atau hasilnya bagai keduanya?
b. Sebutkan makna kalimah agung tersebut.
3. Nabi Ibrahim () disertai istrinya yang bernama Hajar dan
anaknya yang bernama Ismail yang masih menyusu
datang ke Mekah. Istri dan anaknya ditinggal di Mekah
yang saat itu belum yang tinggal satu orang pun, dan
belum ada juga fasilitas untuk tinggal di sana.
Kemudian Nabi Ibrahim segera hendak pergi lagi ke
Palestina. Melihat hal tersebut istrinya mengikutinya
seraya berkata, "Wahai Ibrahim, apakah Allah yang
memerintahmu dengan hal ini?'
Nabi Ibrahim menjawab, "Ya."
Istrinya berkata, "Kalau begitu Dia tidak akan
menyia-nyiakan kami." Seraya istrinya kembali ke
tempatnya semula.
Maka, Allah benar-benar tidak menyia-nyiakannya.
Allah menganugerahinya air zamzam untuk minum dia
dan anaknya. Dan akhirnya orang-orang meminumnya
juga hingga saat kita sekarang ini.
Pada akhirnya Mekah dimuliakan oleh Allah dengan
ditempati oleh orang-orang, dan dianugerahi rezeki
berupa segala hasil bumi.
Selanjutnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
membangun Ka'bah di sana.
- Berdasarkan kisah di atas, jawablah pertanyaan berikut:
a. Menunjukkan apa ucapan Hajar: "Kalau begitu Allah
tidak akan menyia-nyiakan kami."
b. Tawakal membuahkan sesuatu yang agung. Sebutkan
tiga di antaranya.
-o0o-

199
Pelajaran ke-18:

Bab:
َّ ‫)أَفَأ َ ِمنُوا َم ْك َر‬
Firman Allah Ta'ala: (ِ‫َّللا‬

- Pengantar:
Merasa aman dari makar Allah, dan putus asa dari rahmat
Allah termasuk ke dalam perkara yang diharamkan yang
mengurangi ketauhidan. Kita hendaknya waspada akan hal
tersebut.

1. Allah berfirman, "Maka, apakah mereka merasa aman dari


azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman
dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (QS. Al-
A'raf: 99).
2. Allah berfirman, "Tidak ada orang yang berputus asa dari
rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat." (QS. Al-
hijr: 56).
3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas () bahwasanya Rasulullah
() ditanya tentang dosa besar. Beliau bersabda, "Menyekutukan
Allah, putus asa dari rahmat Allah dan merasa aman dari makar
Allah."1
4. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, " Sebesar-
besarnya dosa besar yaitu: menyekututkan Allah, merasa aman
dari makar Allah, berputus asa dari rahmat Allah."2
Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq.

1
HR. Al-Bazzar dalam kitab "Kasyf al-Astar": I/71, no. 106.
2
HR. Abdurrazzaq dalam kitab al-Mushannaf, no. 19701.
200
- Kosa Kata:
‫اْلمن‬ Tidak takut
‫مكر هللا‬ Uluran pemberian Allah kepada hamba-
Nya yang bermaksiat, lalu Allah
membalasnya dengan hukuman yang
setimpal laiknya sang Maha Perkasa.
(Dengan kata lain: makar Allah).
‫الخاسرون‬ Orang-orang yang binasa.
‫يقنط‬ Makna (‫ )القنوط‬yaitu merasa jauh dari
penyelesaian masalah (solusi) dan
berputus asa.
‫الضالون‬ Orang-orang yang keliru atau melenceng
dari jalan yang benar.

- Materi Pelajaran:
I. Ancaman keras kepada orang-orang yang merasa aman
dari makar Allah.
Seorang hamba wajib untuk merasa takut kepad Allah,
menjauhi dosa dan kemaksiatan. Sebab, Allah Ta'ala sangat
keras hukuman-Nya kepada orang yang bermaksiat, Maha
Perkasa dan Kuasa untuk Membalasnya.
Orang yang diulurin kenikmatan, sementara ia betah dalam
kemaksiatan, maka seterusnya merasa aman dari azab Allah
dan kemurkaannya. Kondisi seperti ini adalah istidraj (uluran
yang menjerumuskan).

201
Allah berfirman, "(44) Nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang
tidak mereka ketahui.
(45) Dan Aku memberi tangguh kepada mereka.
Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh." (QS. Al-Qalam: 44-
45).
Merasa aman dari makar Allah termasuk ke dalam dosa
yang sangat besar. Sebab, menggiring seseorang kepada sikap
menyepelekan hal-hal yang diharamkan. Oleh karena itu Allah
mensifati orang seperti ini sebagai orang yang merugi dan
binasa.

II. Ancaman keras kepada orang putus asa terhadap rahmat


Allah.
Wajib kepada seorang hamba apabila terjerumus dalam
dosa, lalu bertobat, untuk tidak merasa putus asa dengan rahmat
Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah berfirman, "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya." (QS. Az-Zumar: 53).
Apabila ditimpa kesempitan janganlah tidak ada jalan keluar
(putus asa). Allah Maha Kuasa, mengabulkan segala
permohonan dan tidak ada sesuatupun yang membuat-Nya
lemah, baik dibumi ataupun di langit.
Putus asa dari rahmat Allah merupakan sebesar-besarnya
dosa, sebab berburuk sangka kepada Allah. Oleh karena itu
Allah mensifati orang yang putus asa sebagai sesat yang
melencenga dari jalan yang benar.

202
III. Seorang mukmin hidup antara "takut" (‫ )الخوف‬dan
"harap" (‫)الرجاء‬.
Seorang mukmin berjalan antara takut dan harap. Tidak
dominan perasaan takut, lalu terjerumus ke dalam dosa putus
asa dari rahmat Allah. Dan tidak juga dominan dengan harapan,
lalu terjerumus ke dalam dosa merasa aman dengan makar
Allah. Namun, ia pertengahan bagaikan kedua sayap burung.
Ia merasa takut kepada Allah sekaligus berharap pahala
Allah. Apabila terjerumus ke dalam dosa, ia merasa takut akan
hukuman Allah. Dan apabila mengamalkan ketaatan, ia penuh
harap akan pahala Allah.
Allah berfirman, "Dan mereka mengharapkan rahmat-Nya
dan takut akan azab-Nya." (QS. Al-Isra: 57).
Inilah sikap yang wajib buat seorang mukmin yang mana
dengannya akan diraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

IV. Peringatan akan dosa-dosa besar (‫)الكبائر‬.


Istilah (‫ )الكبائر‬merupakan bentuk jamak dari lafazh (‫)كبيرة‬.
Pengertiannya yaitu: segala perbuatan maksiat kepada Allah
yang berakibat adanya hukuman (had) di dunia1, atau ada
ancaman azab di akhirat, atau diancam dengan laknat2,
kemurkaan, neraka, hilangnya keimanan serta yang masuk
dalam konteks sabda Nabi (): "Aku berlepas diri dari orang
yang berbuat begini dan begitu...."
Termasuk ke dalam dosa besar yaitu apa yang terdapat
dalam hadits Ibnu Abbas () dan dan atsar Ibnu Mas'ud ():

1
Misalnya mencuri dan berzina.
2
Misalnya melakukan suap dan riba.
203
1. Menyekutukan Allah. Syirik menafikan tauhid, sebesar-
besarnya dosa besar dan sebesar-besarnya maksiat kepada
Allah.
2. Putus asa dengan rahmat Allah dan merasa aman dari
makar Allah. Kedua dosa ini termasuk ke dalam keharaman
yang mengurangi tauhid.
Sesungguhnya kepada seorang hamba hendaknya menjauhi
segala dosa besar supaya termasuk ke dalam janji Allah dalam
firman-Nya:
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami
masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." (QS. An-Nisa:
31).

- Kegiatan:
Kamu memiliki dua orang teman. Salah satunya adalah
pelaku maksiat yang merasa jauh azab Allah. Satunya lagi
merasa putus asa dari ampunan Allah dikarenakan dosa-dosa
yang dilakukannya.
- Berdasarkan dari apa yang sudah kamu pelajari, tulislah
sebuah risalah (surat) kepada kedua teman tersebut yang berisi
memperignatkan keduanya akan kelakuan mereka serta
dijelaskan bahayanya. Lalu dijelaskan juga manhaj yang sesaui
tuntunan syariat mengenai hal tersebut.

- Latihan.
Dsfadf

204
1. Hubungkan istilah pada kolom "A" dengan penjelasan
yang cocok pada kolom "B".
A B
•Merasa jauh dan
1. Makar Allah
putus asa dari jalan
keluar (solusi).
•Setiap kemaksiatan
2. Putus asa dengan
kepada Allah yang
rahmat Allah
berakibat adanya
hukuman (had) di
dunia atau ancaman
azab di akhirat.
• Uluran kenikamatan
3. Dosa besar
Allah kepada
hambanya yang
bermaksiat, lalu
disentak dengan
sentakan Sang Maha
Kuasa (diazab).
• Menolak kebenaran
dan menghinakan
manusia.

2. Merasa aman dari makar Allah dan putus asa dari rahmat
Allah termasuk ke dalam dosa besar. Sebutkan
alasannya.
3. Seorang mukmin berjalan antara takut dan harap.
Menempatkan keduanya bagaikan kedua sayap burung.
a. Jelaskan akibatnya apabila terjadi dominasi salah
satunya atas yang lainnya.
b. Sebutkan sebuah contoh untuk menggambarkan
dominannya "takut" atas "berharap" dan satunya lagi
yaitu dominannya "berharap" atas rasa "takut".
205
4. Apakah sebesar-besarnya kemaksiatan kepada Allah?
-o0o-

206
Pelajaran ke-19:

Bab:
Termasuk ke Dalam Keimanan kepada Allah yaitu Sabar
Menghadapi Ketentuan Allah

- Pengantar:
Sabar merupakan derajat tinggi yang di anjurkan oleh agama
Islam untuk diraih. Disinggung oleh Allah dalam Al-Quran
pada lebih dari 90 tempat. Pahala kesabaran disiapkan oleh
allah dengan sebesar-besarnya pahala.
Allah berfirman, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS.
Az-Zumar: 10).
Cemas, ketidakrelaan dan sebangsanya termasuk ke dalam
perkara yang diharamkan yang menafikan kesempurnaan
tauhid.

1. Allah berfirman, "Dan barangsiapa yang beriman kepada


Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun:
11).
Alqamah berkata, "Yaitu seseorang yang ditimpa musibah,
lalu ia mengetahui bahwasanya musibah tersebut datangnya
dari Allah, hingga akhirnya ridha dan menerima."
2. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah ()
bahwasanya Rasulullah () bersabda, "Ada dua perkara pada

207
manusia yang mana keduanya membuat mereka kufur, yaitu:
[1] mencela nasab, dan [2] meratapi mayit."1
3. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud
secara marfu': "Tidak termasuk golongan kami orang yang
memukul-mukul pipi, menyobek-nyobek leher baju, dan
menyeru dengan seruan jahiliah."2

- Kosa Kata:
‫يؤمن باهلل‬ Menerima ketentuan Allah.
‫يهد قلبه‬ Mengganti perkara dunia yang luput
dengan petunjuk atau hidayah dalam
hati berupa keyakinan dan ketulusan.
‫الجيوب‬ Bentuk jamak dari (‫)الجيب‬, yakni
lubang untuk masuk kepala pada
baju (dengan kata lain: leher baju).

- Materi Pelajaran:
I. Makna sabar dan macam-macamnya:
Sabar secara bahasa yaitu mengurung dan menahan. Dan
secara syariat yaitu menahan jiwa dari ketidakrelaan, dan lisan
dari meratap, dan anggota badan dari memukul pipi, menyobek
pakaian dan sebagainya.
Sabar ada tiga macam:
1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan. Jenis ini yang paling
utama. Semisal bersabar dalam melaksanakan shalat di awal
waktu dengan rukun dan wajibnya, bersabar dalam berbakti

1
HR. Muslim, no. 67.
2
HR. Bukhari, no. 1297 dan Muslim, no. 103.
208
kepada orang tua, bersabar untuk tidak melepaskan hijab dan
lain sebagainya.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Semisal bersabar
untuk meninggalkan musik, meninggalkan kemaksiatan dan
lain sebagainya.
3. Bersabar mengahadapi ketentuan Allah. Semisal bersabar
dalam menghadapi musibah yang menimpa diri, keluarga
ataupun harta. Kesabaran ini yang dimaksud dalam
pembahasan kali ini.

II. Sabar merupakan penyebab untuk mendapatkan hidayah.


Orang yang ditimpa musibah dalam jiwa, harta ataupun
anaknya, lalu ia mengetahui bahwa hal tersebut datang dari
Allah, lalu ia bersabar, berharap pahala, istirja', dan menerima
ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan menggantinya
dengan hidayah ke dalam hatinya berupa cahaya, ketenangan,
tumaninah, yakin dan ketulusan. Dan bisa jadi menggantinya
dengan yang sebanding atau dengan yang lebih baik lagi.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya."

III. Keharusan mewaspadai kebiasaan jahiliah.


Dalam hadits pertama Rasulullah () mengabarkan
bahwasanya akan tersisa di kalangan manusia dua kebiasaan
jahiliah. Kedua kebiasaan ini termasuk amalan kufur ashghar
yang tidak membuat pelakunya keluar dari agama Islam. Tidak
bisa selamat dari keduanya kecuali orang yang diselamatkan
oleh Allah. Kedua kebiasaan tersebut yaitu:

209
1. Mencela nasab. Yakni dengan menyebutkan aib seseorang
dan menghinanya. Semisal mengatakan: "Keluarga si Polan
nasabnya tidak bagus." Dia mengomentarinya dalam rangka
mencela orang-orang dari keluarga tersebut.
2. Meratapi mayit. Yakni dengan dengan suara yang
kencang dan menjerit-jerit ketika ditimpa musibah. Atau
dengan menyebut-nyebut keutamaan si mayit dalam rangka
menampakkan kekecewan dan ketidakrelaan. Semisal orang
yang ditinggal wafat oleh bapaknya mengatakan, "Siapa lagi
yang akan memberikan rezeki kepada kami setelah engkau
pergi...." Dalam rangka menampakkan kekecewaan.
Mereka tidak mengetahui (menyadari) bahwa Allah adalah
sang Pemberi rezeki yang menjamin rezeki hamba-hamba-Nya.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan tidak ada suatu binatang melata
pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya."
(QS. Hud: 6).
Sementara itu menangis dan sedih tidaklah tercela. Dalam
sebuah hadits diceritakan bahwa ketika ditinggal wafat Ibrahim
anak Rasulullah (), beliau bersabda, "Sesungguhnya mata
mencucurkan air dan hati bersedih. Sesungguhnya kami
bersedih ditinggal olehmu, wahai Ibrahim."1

IV. Perbuatan yang menafikan kesabaran menghadapi


ketentuan Allah.
Dalam hadits yang kedua Rasulullah menyampaikan
peringatan keras kepada orang yang terjerumus dalam perkara-
perkara yang menafikan kesabaran berikut ini:
1. Memukul-mukul pipi, yakni ketika tertimpa musibah
dikarenakan cemas dan tidak rela ditinggal si mayit.

1
HR. Bukhari, no. 1303.
210
2. Merobek-robek leher baju.
Menjadi kebiasaan jahiliah yaitu orang-orang merobek-
robek leher baju dikarenakan tidak rela ditinggal si mayit.
• Secara khusus disebutkan unsur memukul pipi dan
merobek leher baju dikarenakan kegalibannya yang terjadi pada
masa jahiliah. Seandainya terjadi memukul bagian lain dari
badan atau pakaian tentu akan disebutkan juga dalam larangan
tersebut.
3. Seruan jahiliah.
Yakni ungkapan menyebutkan kebaikan-kebaikan mayit
ataupun ungkapan kebinasaan, semisal: “Binasalah…..” atau
“Celakalah….”
Secara khusus Rasulullah () menyebutkan hal-hal tersebut
dikarenakan yang galib terjadi ketika tertimpa musibah.
Seandainya tidak, maka masuk juga kedalamnya semisal
merusak perabotan atau mengacak-acak makanan.
Semua ini termasuk ke dalam dosa besar dikarenakan di
dalamnya terkandung kekecewaan terhadap Allah, tidak
bersabar, mencelakai diri sendiri dengan memukul wajah,
menyia-nyiakan harta dengan merusak pakaian, dan
mengumpat dengan doa kebinasaan, dan ketidakterimaan
terhadap ketentuan Allah Ta’ala.

- Kegiatan:
Siswa diminta untuk menulis risalah (surat) kepada
temannya yang kehilangan bapaknya. Isinya berusaha
menghibur temannya tersebut dan mendorongnya agar bersabar
disertai dengan penjelasan keutamaan dan pahala atas
kesabaran ketika ditimpa musibah.

211
- Latihan:
Dfad
1. Allah mendorong untuk bersabar sebagaimana
disampaikan-Nya di lebih dari 90 tempat dalam Al-
Quran.
a. Sebutkan pengeggrtian sabar secara bahasa dan
syariat.
b. Sebutkan keagungan pahala orang-orang sabar
disertai dalilnya dari Al-Quran.
2. Sabar ada tiga jenis: sabar dalam ketaatan, sabar dalam
meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi
ketentuan Allah Ta’ala.
Sebutkan jenis sabar yang mana yang cocok untuk setiap
kasus berikut:
• Bersabar ketika ditinggal wafat oleh salah satu orang
tua (………………………..).
• Bersabar melaksanakan puasa Ramadhan
(………………………).
• Bersabar menghadapi kefakiran dan sakir
(………………………).
• Bersabar untuk tidak mendengarkan musik
(…………………………).
3. Jelaskan makna dari firman Allah: ( ۚ ُ‫اَّللِ َي ْه ِد قَ ْلبَه‬
َّ ‫َو َمن يُؤْ ِمن ِب‬
‫ش ْيء َع ِليم‬ ُ َّ ‫)و‬.
َ ‫َّللاُ بِك ِل‬ َ
4. Di hadapanmu ada dua perbuatan yang termasuk ke
dalam kebiasaan jahiliah. Sebutkan masing-masing
perbuatan tersebut sesuai dengan istilah yang
dipergunakan oleh Rasulullah ().
• Menangis dengan kencang dan menjerit-jerit ketika
ditimpa musibah. Atau menyebut-nyebut kebaikan mayit
dalam rangka menampakkan kekecewaan dan
ketidakrerlaan (………………………………).
212
• Menghina nasab dan melecehkannya
(…………………………….).
1. Rasulullah () bersabda, "Tidak termasuk golongan kami
orang yang memukul-mukul pipi, menyobek-nyobek
leher baju, dan menyeru dengan seruan jahiliah."
- Sebutkan alasannya, kenapa Rasulullah () menyebutkan
secara khusus perkara-perkara tersebut padahal ada
perkara lainnya yang semisal dengan itu.
-o0o-

213
Pelajaran ke-20:

Bab:
Termasuk ke Dalam Keimanan kepada Allah yaitu Sabar
Menghadapi Ketentuan Allah

4. Diriwayatkan dari Anas () bahwa Rasulullah () bersabda,


“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba,
maka Dia mempercepat hukuman baginya di dunia. Dan
apabila Allah menginginkan keburukan pada seorang hamba,
maka dia menangguhkan hukuman atas dosa-dosanya hingga
menimpakan kepadanya kelak pada hari kiamat.”1
5. Nabi () bersabda, “Sesungguhnya besarnya ganjaran
tergantung kepada besarnya bala (kesulitan). Dan
sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum, maka Dia
mengujinya dengan bala (bencana). Barangsiapa yang ridha,
maka ia mendapatkan keridhaan. Dan barangsiapa yang marah,
maka ia mendapatkan kemurkaan.”2

- Kosa Kata:
‫عجل العقوبة‬ Allah menimpakan musibah.
‫أمسك عنه بذنبه‬ Mengakhirkan hukuman atas
dosanya.
‫يوافي به‬ Mengganjarnya dosanya pada hari
kiamat.

1
HR. Tirmidzi, no. 2396.
2
HR. Tirmidzi, no. 2396.
214
‫عظم الجزاء مع عظم‬ Besarnya pahala sesuai dengan
‫البَّلء‬ besarnya bencana.

- Materi Pelajaran:
I. Tanda bahwa Allah menginginkan kebaikan kepada
hamba-Nya.
Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya,
maka Allah menyegerakan hukuman baginya di dunia, semisal
sakit, kematian anak dan lain sebagainya yang dikarenakan
dosa yang dia lakukan. Sebab, hukuman akan menghapuskan
dosa-dosa.
Ketika hukuman disegerakan dan Allah membersihkan dosa-
dosa hambanya, maka kelak ia berjumpa Allah Ta'ala tanpa
memiliki dosa lagi. Dosanya telah dibersihkan dengan musibah
dan bala yang menimpanya. Hingga akhirnya ia keluar dari
dunia ini dalam keadaan bersih dari dosa-dosa. Ini tentu saja
sebuah kenikmatan, sebab azab di dunia lebih ringan daripada
azab di akhirat.

II. Tanda bahwa Allah tidak menginginkan kebaikan kepada


seorang hamba.
Apabila Allah tidak menginginkan kebaikan kepada hamba-
Nya, maka ia tidak dihukum di dunia. Sehingga ketika
berjumpa dengan Allah kelak pada hari kiamat, ia diliputi
dengan dosa-dosa. Lalu diganjar azab sesuai dengan yang
berhak dia terima.

III. Tingginya derajat seseorang dikarenakan kerasnya bala


yang menimpa.
215
Dunia adalah alam ujian, cobaan, musibah dan gangguan.
Tempat di mana Allah menguji hamba-hambanya. Setiap kali
musibah yang menimpa seorang hamba menimpa dalam jumlah
atau bentuk yang besar, lalu ia bersabar dan berharap pahala,
maka ganjaran yang akan diterimanya juga besar.
Orang yang kehilangan anak tidak sama dengan orang yang
kehilangan seluruh keluarganya. Orang yang kehilangan
sebagian hartanya tidak sebagaimana orang yang kehilangan
seluruh hartanya. Ini bagian dari kesempurnaan keadilan Allah
Ta'ala.
Menjadi salah satu tanda bahwa Allah mencintai seorang
hamba yaitu Allah mengujinya dengan bala. Para nabi dan
orang-orang saleh terdahulu diuji dengan bala, lalu mereka
bersabar.
Rasulullah () bersabda, "Sesungguhnya Allah apabila
mencintai suatu kaum, Dia mengujinya dengan bala."
Beliau juga bersabda, "Manusia yang paling berat ujian
balanya yaitu para nabi , lalu yang semisal mereka, lalu yang
semisal mereka."

III. Ganjaran buat orang yang ridha dengan musibah dan


bagi orang tidak terima dengan musibah.
Ada banyak ragam manusia di hadapan musibah. Ada yang
menerima dan ada yang kecewa (tidak menerima). Ini
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, "Barangsiapa
yang ridha dengannya, maka ia mendapatkan keridhaan. Dan
barangsiapa yang kecewa, maka ia mendapatkan kemurkaan."
• Orang yang ridha dengan musibah dan bala yang menjadi
ketentuan Allah, maka Allah ridha kepadanya dan
menganugerahinya pahala. Apabila Allah telah ridha dengan

216
seseorang, maka dia akan mendapatkan segala kebaikan, dan
selamat dari segala keburukan.
• Orang yang tidak rela terhadap musibah dan bala yang
menjadi ketentuan Allah, maka Allah murka kepadanya dan
menimpakan ganjarannya berupa azab.
Di dalam hadits di atas terdapat ketetapan sifat "cinta",
"ridha" dan "murka" bagi Allah sesuai dengan keagungan-Nya.

V. Kewajiban seorang muslim di hadapan musibah.


Yaitu bersabar, berharap pahala dan berbaik sangka kepada
Allah. Tidak merasa kecewa dan tidak berterima kepada
musibah yang menimpanya. Hendaknya menyadari bahwa apa-
apa yang menjadi ketentuan Allah berupa musibah, semisal
sakit, kematian orang tercinta, kehilangan harta, hinaan orang,
putusnya tali sandal, bahkan tertusuk duri di jalan sekalipun;
sesungguhnya Allah telah menetapkan hukum yang besar
berkaitan dengan itu semua. Yaitu: menghapuskan kesalahan,
meninggikan derajat dan menambahi kebaikan. Dan bahkan
sebab yang bisa memasukkannya ke dalam surga.
Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku memberi balasan
kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka;
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang." (QS.
Al-Mu'minun: 111).

- Kegiatan:
Rasulullah () menyampaikan sebuah permisalan yang sangat
bagus dalam sabar dan kuat menahan musibah.
Tugas: seorang siswa diminta untuk menyebutkan salah satu
gambaran dari hal di atas dalam ungkapan sekitar lima baris.

217
Lalu membacakannya di hadapan teman-temannya. Untuk
menuliskan hal tersebut diharap menggunakan bantuan buku-
buku yang ada diperpustakaan sekolah.

- Latihan:
Dfads
1. Jelaskan secara ringkas makna setiap pernyataan berikut:
a. Salah satu tanda bahwa Allah menginginkan
kebaikan kepada seorang hamba-Nya yang mukmin
yaitu menyegerakan hukuman kepadanya di dunia.
b. Salah satu tanda bahwa Allah menginginkan
keburukan kepada seorang hamba-Nya yaitu
mengakhirkan hukuman hingga hari kiamat.
2. Manusia yang paling berat ujian balanya yaitu para nabi.
Para nabi dan orang-orang saleh terdahulu telah diuji
dengan bala, lalu mereka bersabar.
- Sebutkan dalil tentang hal tersebut.
3. Nabi () bersabda: " Dan sesungguhnya Allah apabila
mencintai suatu kaum, maka Dia mengujinya dengan
bala (bencana). Barangsiapa yang ridha, maka ia
mendapatkan keridhaan. Dan barangsiapa yang marah,
maka ia mendapatkan kemurkaan.”
a. Dalam hadits ini terdapat ketetapan tiga sifat Allah.
Sebutkan.
b. Ada banyak ragam tipe manusia dalam menghadapi
musibah. Ada yang ridha dan ada yang marah atau
kecewa. Jelaskan pahala atau ganjaran bagi
keduanya.
4. Diriwayatkan dari Abu Hurairah () bahwasanya
Rasulullah () bersabda: Allah berfirman, "Tidaklah bagi
hamba-Ku yang mukmin suatu ganjaran, apabila aku

218
ambil sesuatu dari perkara dunia yang ia cintai, lalu ia
berharap pahala, kecuali ganjaran surga baginya."
a. Jelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang
muslim ketika kehilangan orang yang dicintainya.
b. Di dalam hadits disebutkan ganjaran yang besar bagi
suatu kelompok manusia. Siapakah mereka ini?

-o0o- +selesai semester II+ -o0o-

219

Anda mungkin juga menyukai