Anda di halaman 1dari 106

Tauhid

Untuk Kelas II Mutawasith

1427 H/1428
2006/2007
+++++++++++++++++++++

Catatan:
- Perkataan Syaikh Bin Baz di hal. 55 kurang jelas tulisannya.
- Catatan kaki no. 1 pada hal. 87 kurang jelas tulisannya.

SEMESTER I:
=========

Pelajaran Ke-1:

Bab:
Syafaat

- Pengantar:
* Syafaat tidak diminta kecuali dari Allah, memintanya
kepada malaikat, para nabi atau orang-orang saleh termasuk ke
dalam perbuatan syirik.
1. Allah berfirman, "Dan berilah peringatan dengan apa
yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan
dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi
mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'at selain
Allah, agar mereka bertakwa." (QS. Al-An'am: 51).

1
2. Allah berfirman, "Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah
syafa'at itu semuanya." (QS. Az-Zumar: 44).

- Kosa Kata:
‫َوأَنذ ِْر بِ ِه‬ Takut-takuti mereka dengan Al-
Quran.
َ ‫ْس لَ ُهم ِمن دُونِ ِه َو ِلي َو ََل‬
‫ش ِفيع‬ َ ‫لَي‬ Bagi mereka tidak ada pelindung dan
pemberi syafaat yang akan
menolongnya dan membebaskan
mereka dari azab Allah.

- Materi Pelajaran:
I. Pengertian syafaat dan macam-macamnya.
* Syafaat yaitu: penengah untuk sampai kepada yang lain
dengan tujuan mendatangkan manfaat atau mencegah
kemudaratan.
* Syafaat ada dua macam:
1. Syafaat yang diakui (syafa'at mutsbitah): yaitu syafaat
yang diminta dari Allah. Ini berlaku kelak pada hari kiamat
yang diperuntukkan bagi ahli tauhid.
2. Syafaat yang ditolak (syafa'at manfiyyah): yaitu syafaat
yang diminta dari selain Allah yang mana tidak ada yang
mampu memenuhinya kecuali Allah.

II. Kaum mukminin tidak menjadikan selain Allah sebagai


pelindung dan pemberi syafaat.
Allah berfirman kepada Nabi Muhammad () bahwasanya
takut-takutilah dengan Al-Quran orang-orang yang merasa
2
takut akan dibangkitkan kepada Rabb mereka kelak pada hari
kiamat. Mereka adalah kaum mukminin yang mukhlis (ikhlas).
Yaitu orang-orang yang tidak menjadikan selain Allah sebagai
pelindung dan pemberi syafaat. Mereka tidak memiliki kerabat
yang akan menolong mereka. Tidak memiliki penengah
(wasilah) yang akan memberi mereka syafaat kelak di hadapan
Allah tanpa izin-Nya. Supaya mereka menjadi bertakwa kepada
Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.

III. Syafaat kepunyaan Allah semata. Meminta Syafaat


kepada selain Allah hukumnya syirik.
Ini dikarenakan memohon syafaat adalah ibadah yang mana
tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah saja.
Allah berfirman, "Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu
semuanya." (QS. Az-Zumar: 44).
Barangsiapa yang memintanya kepada selain Allah, semisal
kepada malaikat, para nabi dan orang-orang saleh, maka ia
berbuat syirik akbar.1

- Latihan:
1. Allah berfirman: "Dan berilah peringatan dengan apa yang
diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan
dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang
bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi
syafa'at selain Allah, agar mereka bertakwa." (QS. Al-
An'am: 51).
a. Jelaskan macam-macam syafaat.

1
Syirik akbar yaitu kesyirikan yang mengeluarkan pelakunya dari agama
Islam-pent.
3
b. Sifat apa yang disebutkan oleh Allah bagi kaum
muslimin dalam ayat di atas?
2. Lengakapi kalimat berikut ini:
a. Syafaat yaitu: .......
b. Hukum meminta syafaat kepada malaikat, para nabi dan
orang-orang saleh .....................
3. Syafaat kepunyaan Allah semata, dan tidak diminta kecuali
dari-Nya:
a. Sebutkan alasannya untuk ungkapan di atas.
b. Sebutkan dalil dari Al-Quran untuk ungkapan di atas.

-o0o-

4
Pelajaran ke-2:
Bab:
Syafaat (lanjutan)

3. Allah berfirman: "Tiada yang dapat memberi syafa'at di


sisi Allah tanpa izin-Nya?" (QS. Al-Baqarah: 255).
4. Allah berfirman, "Dan berapa banyaknya malaikat di
langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali
sesudah Allah mengizinkannya bagi orang yang dikehendaki
dan diridhai (Nya)." (QS. An-Najm: 26).

- Kosa Kata:
‫َمن ذَا الَّذِي يَ ْشفَ ُع‬ Tak ada seorangpun yang akan
memberi syafaat
‫َوكَم ِمن َّملَك‬ Ada banyak malaikat.
‫ََل ت ُ ْغنِي‬ Tidak memberikan mafaat.

- Materi Pelajaran:
I. Kemahaagungan Allah Ta'ala; dan seluruh makhluk
tunduk kepada-Nya.
Bagian dari keagungan, ketinggian dan kesempurnaan
kekuasaan Allah yaitu tidak ada seorang pun yang memberikan
syafaat di sisi-Nya kelak pada hari kiamat, kecuali atas izin-
Nya.
Firman-Nya, "Siapa yang dapat memberi syafa'at di sisi
Allah tanpa izin-Nya?"

5
Ayat ini redaksinya berupa pertanyaan. Namun, kandungan
maknanya adalah penafian, yakni “Tiada seorangpun yang
dapat memberi syafaat di sisi-Nya kelak pada hari kiamat,
kecuali atas izin-Nya.”
Ini merupakan bantahan kepada orang-orang musyrik yang
menjadikan selain Allah sebagai pemberi syafaat, baik berupa
malaikat, para nabi ataupun orang-orang saleh. Mereka
menyangka bahwa semua itu akan memberikan syafaat di sisi
Allah kelak meskipun tanpa izin-Nya.

II. Syarat syafat yang diakui:


1. Adanya izin Allah kepada pemberi syafaat untuk
memberikan syafaat.
2. Adanya keridhaan Allah kepada orang yang akan
menerima syafaat.
Dalilnya yaitu firman Allah, “Kecuali sesudah Allah
mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).”
(QS. An-Najm: 26).

III. Bantahan kepada orang-orang musyrik yang meminta


syafaat kepada malaikat dan selainnya.
Allah menjelaskan bahwa para malaikat meskipun memiliki
kedudukan yang tinggi di sisi Alah, tidak akan bermanfaat
syafaatnya kepada siapapun kecuali apabila Allah mengizinkan
mereka untuk memberi syafaat kepada orang yang dikehendaki-
Nya. Dan orang yang akan menerima syafaat tersebut diridhai
oleh Allah, baik perkataannya ataupun perbuatannya, yakni
mereka selamat dari kesyirikan, sedikit ataupun banyak.

6
Jika begitu keadaannya malaikat, maka bagaimana lagi yang
selainnya.

IV: Hukum meminta syafaat kepada malaikat dan orang-


orang saleh yang sudah meninggal.
Haram hukumnya meminta syafaat kepada para nabi dan
orang-orang saleh yang sudah meninggal. Misalnya begini,
“Wahai Nabi, berilah aku syafaat di sisi Tuhanmu agar
mengampuniku.” Atau mengatakan, “Wahai Sayid Polan,
berilah aku syafaat di sisi Tuhanmu agar menghilangkan segala
kesulitanku.”

- Latihan:
1. Lengkapi ungkapan berikut:
Allah berfirman: (‫) َمن ذَا الَّذِي يَ ْشفَ ُع ِعندَهُ ِإ ََّل ِبإ ِ ْذنِ ِه‬. Ayat ini bentuk
redaksinya pertanyaan, tapi maknanya………………………
2. Allah berfirman: ( ‫ش ْيئًا إِ ََّل‬ َ ‫شفَا َعت ُ ُه ْم‬
َ ‫ت ََل ت ُ ْغنِي‬ َّ ‫َوكَم ِمن َّملَك فِي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
‫ضى‬َ ‫َّللاُ ِل َمن يَشَا ُء َويَ ْر‬ ْ َ
َّ َ‫)من بَ ْع ِد أن يَأذَن‬.
ِ
a. Mengacu kepada ayat di atas, tentukan syarat-syarat
syafaat yang diakui (syafa’ah mutsbitah)!
2. Dengan apa Allah membantah orang-orang musyrik yang
menjadikan malaikat, para nabi dan orang-orang saleh sebagai
pemberi syafaat selain Allah?

-o0o-

7
8
Pelajaran ke-3:

Bab:
Syafaat (lanjutan)

5. Allah berfirman, “(22) Katakanlah: "Serulah mereka yang


kalian anggap (sebagai tuhan) selain Allah. Mereka tidak
memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi.
Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam
(penciptaan) langit dan bumi. Dan sekali-kali tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.
(23) Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan
bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu.”
(QS. Saba: 22-23).
Abul ‘Abbas1 berkata, “Allah menafikan dari selain-Nya
segala sesuatu yang dipakai sandaran orang-orang musyrik.
Menafikan dari selain-Nya memiliki kerajaan (kekuasaan) atau
sebagiannya atau berupa bantuan kepada Allah. Sehingga tak
tersisa kecuali syafaat. Lalu Allah menjelaskan bahwa syafaat
tidak bermanfaat kecuali bagi orang yang Allah izinkan.
Sebagaimana firman-Nya, “Dan mereka tidak akan memberi
syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al-
Anbiya: 28).
Syafaat yang diklaim oleh orang-orang musyrik adalah
syafa’ah manfiyyah (syafaat yang ditolak) kelak pada hari
kiamat, sebagaimana Al-Quran menafikannya.

1
Abul ‘Abbas adalah kun-yah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiah. Beliau
adalah penulis kitab-kitab terkenal, sangat ilmiah didukung dalil-dalil dari
al-Quran, sunah Nabi () dan atsar salafush shalih. Beliau meninggal tahun
728 H.
9
Rasulullah () mengabarkan bahwasanya kelak beliau akan
datang, lalu sujud kepada Allah, dan memujinya –tidak
memulainya dengan syafaat terlebih dahulu. Lalu dikatakan
kepada beliau, “Angkatlah kepalamu. Katakanlah, tentu akan
didengar. Mintalah, tentu akan diberi. Berilah syafaat, tentu
akan diterima.”1
Abu Hurairiah () bertanya, “ Siapa orang yang paling
bergembira dengan syafaatmu?”
Rasulullah () menjawab, “Orang yang mengucapkan la ilaha
illallah secara ikhlas dari dalam hatinya.”2
Jadi syafaat itu diperuntukkan kepada orang-orang yang
ikhlas (bertauhid) dengan izin Allah. Dan bukan untuk orang-
orang musyrik (melakukan kesyirikan).
Hakikatnya yaitu Allah sendiri yang menganugerahkannya
kepada ahli ikhlas (orang bertauhid). Sehingga, Allah akan
mengampuni mereka dengan perantaraan doa orang yang
diizinkan Allah untuk memberikan syafaat. Ini dalam rangka
memuliakannya dan meraih tempat yang terpuji (al-maqam al-
mahmud).
Sementara itu syafaat yang dinafikan oleh Al-Quran adalah
syafaat yang mengandung kesyirikan. Dan di lain pihak Al-
Quran menetapkan adanya syafaat dengan izin Allah di
beberapa ayat lain.
Nabi () telah menjelaskan pula bahwa syafaat hanya berlaku
bagi ahli tauhid dan ikhlas.” Selesai sampai di sini perkataan
Abul Abbas.3

1
HR. Bukhari, no. 4712 dan Muslim, no. 194.
2
HR. Bukhari, no. 99.
3
Majmu al-Fatawa: VII/77-79.
10
- Kosa Kata:
(‫)مثْقَا َل ذَ َّرة‬:
ِ seukuran berat semut kecil.
َ ): penolong atau pembantu.
(‫ظ ِهير‬

- Materi Pelajaran:
I. Kebatilan ibadah kepada selain Allah.
Ketika mengomentari ayat di atas, Ibnul Qayyim ()
mengatakan, “Ayat ini memangkas jalinan akar kesyirikan dari
dalam hati, bagi orang memikirkannya.
Allah memutus seluruh sebab yang dipakai sandaran orang-
orang musyrik dalam rangka mengibadahi selain Allah. Allah
menafikan keempat rangkaiannya dari selain Allah, yaitu:
1. Ada selain Allah memiliki kerajaan (kekuasaan). Allah
nafikannya dengan firman-Nya, “…Mereka tidak memiliki
kekuasaan seberat zarrahpun di langit dan di bumi.”
2. Allah memiliki sekutu (terlibat bersama Allah). Ini
dinafikan dengan firman-Nya, “…Dan mereka tidak
mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan
bumi.”
3. Sesembahan orang musyrik merupakan penolong Allah.
Ini dibantah dengan firman-Nya, “…Sekali-kali tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.”
4. Seseorang memberikan syafaat di sisi Allah tanpa seizin-
Nya. Ini juga dinafikan sebagaimana dalam firman-Nya, “Dan
tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang
yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu.” (QS. Saba:
23).
Jadi, Allah menafikan kepemilikan kekuasaan, sekutu,
penolong dan syafaat yang diklaim oleh orang musyrik. Lalu
11
Allah menetapkan adanya syafaat yang pada dasarnya orang
musyrik tidak berhak juga mendapatkannya, yaitu syafaat atas
izin-Nya.”1

II. Macam-macam syafaat Nabi ().


Syafaat Nabi () terbagi dua:
(1) Pertama, syafaat yang khusus bagi Rasulullah (), yaitu:
1. Syafaat agung (syafa'ah uzhma) yang mana para rasul ulul
'azmi menolak untuk memberikannya, hingga akhirnya sampai
kepada beliau sendiri2. Beliau bersabda, "Aku yang berhak
akan itu." Inilah al-maqam al-mahmud (tempat terpuji).
2. Syafaat Rasulullah bagi ahli surga untuk memasukinya.
3. Syafaat Rasulullah bagi pamannya –Abu Thalib– untuk
dikurangi azabnya.
(2) Kedua, Syafaat yang bersifat umum, bagi Rasulullah ()
dan seluruh kaum mukminin, yaitu:
1. Syafaat yang diberikan kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar tidak dimasukkan ke dalam neraka.
2. Syafaat yang diberikan kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar dikeluarkan dari dalam neraka.
3. Syafaat yang diberikan kepada penduduk surga untuk
mendapatkan tambahan pahala dan peningkatan derajat mereka
di surga.

1
Madarij al-Salikin: I/343 (dengan sedikit perubahan redaksi).
2
Ini terjadi pada hari kiamat ketika matahari jarakanya sangat dekat dengan
para makhluk. Mereka ditimpa kepayahan, lalu memohon kepada para nabi
agar memberi syafaat kepada mereka untuk memohon kepada Allah
diringankan kondisinya.
12
(3) Ketiga, orang yang paling bahagia dan berhak atas
syafaat Nabi () yaitu ahli tauhid dan ikhlas.
Membatasinya hanya bagi mereka yaitu berdasarkan sabda
beliau, "Yaitu orang yang mengucapkan la ilaha illallah secara
ikhlas dari dalam hatinya."
Ini agar kaum musyrikin tidak menyangka bahwa mereka
berhak mendapatkan syafaat. Mereka tidak akan mendapatkan
syafaat dikarenakan mereka telah memintanya kepada selain
Allah. Yang akan mendapatkannya adalah orang-orang ahli
tauhid. Bahkan sekalipun orang-orang yang telah masuk neraka
dikarenakan dosa mereka, bisa mendapatkan syafaat untuk
keluar dari neraka setelah dibersihkan dosa-dosanya. Ini
sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits, "Keluarkan
dari neraka orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan
meskipun seberat biji sekalipun."1
(4) Keempat, orang-orang yang memberikan syafaat
merupakan orang yang berkudukan sangat tinggi.
Mereka adalah para malaikat, nabi-nabi dan orang-orang
saleh. Dan yang paling tertinggi adalah Nabi kita Muhammad
(). Ketika Allah mengizinkan seseorang untuk memberikan
syafaat, menunjukkan ada penghormatan Allah kepada orang
tersebut. Menampakkan kemuliaan dan kedudukannya di
hadapan Allah. Selain itu sebagai bentuk kasih sayang kepada
orang yang menerima syafaat tersebut.
Sampai di sini menjadi jelas bagi kita bahwa: syafaat tidak
diberikan kepada orang yang beribadah kepada malaikat, para
nabi dan orang-orang saleh dengan alasan dalam rangka
meminta wasilah dan kedekatan. Yang berhak mendapatkan
syafaat yaitu ahli tauhid.

1
HR. Bukhari, no. 22.
13
- Kegiatan:
Siswa menuliskan kondisi pada hari kiamat, sikap rasul ulul
'azmi ketika dimintai syafaat; dan keutamaan Nabi kita
Muhammad ().

- Latihan:
1. Allah berfirman:
‫ت‬ َّ ‫َّللاِ ۖ ََل َي ْم ِل ُكونَ ِمثْقَا َل ذَ َّرة ِفي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ‫ُون‬ ِ ‫)قُ ِل ادْعُوا الَّذِينَ زَ َع ْمتُم ِمن د‬
‫ َو ََل‬- ‫ظ ِهير‬ َ ‫ض َو َما لَ ُه ْم فِي ِه َما ِمن ِش ْرك َو َما لَهُ ِم ْن ُهم ِمن‬ ِ ‫َو ََل فِي ْاْل َ ْر‬
.)ُ ‫شفَا َعةُ ِعندَهُ ِإ ََّل ِل َم ْن أَذِنَ لَه‬ َّ ‫تَنفَ ُع ال‬
Dalam ayat ini Allah memutus empat sebab yang dipakai
sandaran orang-orang musyrikin dalam mengibadahi selain
Allah. Sebutkan empat sebab tersebut satu-persatu disertai
syahid-nya dari ayat tersebut.
2. Ada syafaat yang khusus bagi Nabi () dan ada yang umum
bagi seluruh kaum muslimin. Tentukan keduanya
berdasarkan tabel berikut ini:
Jenis Syafaat Khusus Umum
1. Syafaat yang diberikan
kepada ahli surga untuk
memasukinya.
2. Syafaat yang diberikan
kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar keluar dari
neraka.
3. Syafaat yang diberikan
kepada ahli tauhid yang
bermaksiat agar tidak masuk
neraka.
4. Syafaat yang diberikan

14
kepada penduduk surga
untuk penambahan pahala
dan peningkatan derajat
mereka di surga.
3. Sebutkan alasannya untuk masalah berikut ini:
a. Rasulullah () membatasi syafaatnya dengan
sabdanya, "Yaitu orang yang mengucapkan la
ilaha illallah secara ikhlas dari dalam hatinya."
b. Orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan
syafaat kelak pada hari kiamat.
4. Orang-orang yang memberikan syafaat merupakan
orang yang memiliki derajat tertinggi pada hari
kiamat. Sebutkan tiga di antara mereka tersebut.
5. Siapakah orang yang paling berbahagia dengan
syafaat Nabi ()?

-o0o-

15
Pelajaran ke-4:

Bab:
Firman Allah Ta'ala: {... َ‫( } ِإنَّكَ ََل تَ ْهدِي َم ْن أَحْ بَبْت‬QS. Asy-
Syu'ara: 221).

- Pengantar:
Rasulullah () bersemangat mendakwahi pamannya –Abu
Thalib– agar mendapatkan hidayah. Namun, ternyata hal
tersebut tidak tercapai. Ini menjadi dalil bahwa beliau tidak
memiliki kuasa atas seseorang untuk memberikan manfaat
ataupun menimpakan kemudaratan. Karena itu, adalah batil
menjadikan beliau sebagai yang diibadahi di samping Allah
Ta'ala. Dan yang selain beliau lebih tidak layak lagi.
1. Diriwayatkan dalam kitab al-Shahih melalui jalur Ibnul-
Musayyib, dari bapaknya, beliau berkata: Ketika Abu Thalib
hampir meninggal, Rasulullah menengoknya. Saat itu di
samping Abu Thalib telah hadir Abdullah bin Abu Umayyah
dan Abu Jahal.
Rasulullah () berkata kepada pamannya, "Wahai pamanku,
ucapkanlah la ilaha illallah. Sebuah kalimat yang mana aku
akan bersaksi bagimu kelak di hadapan Allah."
Kedua temannya (Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu
Jahal) menyela, "Apakah engkau (wahai Abu Tahalib) akan
meninggalkan agama Abdul Muththalib?"
Kemudian Nabi mengulangi ajakannya kepada pamannya.
Tapi, kedua teman Abu Thalib mengulangi lagi peringatannya.

16
Dan akhir dari apa yang disabdakan Rasulullah () mengenai
pamannya, "Beliau berada di atas agama Abdul Muththalib.
Beliau enggan mengucapkan la ilaha illallah."
Beliau juga bersabda, "Aku akan benar-benar memintakan
ampunan bagimu (wahai Abu Thalib), sepanjang tidak
dilarang."
Maka, Allah menurunkan ayat berikut:
"Tidak sepatutnya Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik,
walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya),
sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu
adalah penghuni neraka." (QS. At-Taubah: 113).
Berkenaan dengan Abu Thalib, Allah menurunkan ayat
berikut:
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk
kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS.
Al-Qashash: 56).

- Kosa Kata:
‫حضر أبا طالب الوفاة‬ Datang tanda-tanda kematian Abu
Thalib.
‫أحاج لك بها عند هللا‬ Aku bersaksi bagimu dengannya
(kalimat la ilaha illallah) di
hadapan Allah.
‫ملة عبد المطلب‬ Agama Abdul Muththalib, yaitu
kesyirikan dan mengibadahi
berhala.

17
- Materi Pelajaran:
I. Macam-macam Hidayah:
Hidayah (petunjuk) ada dua jenis:
Pertama, hidayah taufiq (petunjuk yang berupa taufik): yaitu
petunjuk yang berada di dalam hati. Petunjuk jenis ini hanya
milik Allah semata. Hanya Allah yang berkuasa atasnya.
Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat
memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya." (QS.
Al-Qashash: 56).
Petunjuk jenis ini yang dimaksud pada bab ini.
Kedua, hidayah bayan (petunjuk yang berupa penjelasan):
yaitu menunjuki seseorang kepada agama dan syariat Islam.
Hidayah jenis ini bisa dimiliki oleh Rasulullah () dan para juru
dakwah (dai) setelah beliau.
Allah Ta'ala berfirman, "Dan sesungguhnya kamu benar-
benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Asy-
Syura: 52).

II. Rasulullah () sangat bersemangat untuk memberi hidayah


kepada pamannya.
Ini karena ikatan kekerabatan. Juga karena Abu Thalib
selalu menjaga Rasulullah () dari segala gangguan dan selalu
memperhatikan segala yang menimpa beliau. Selain itu dalam
banyak syairnya, sebetulnya Abu Thalib mengakui kebenaran
risalah Nabi Muhammad (). Di antar syairnya yaitu:

18
Aku mengetahui bahwa # adalah sebaik-baiknya
agama Muhammad agama manusia

Sayangnya beliau tidak mengikuti Rasulullah (), dan tetap


berpegang teguh dengan agama nenek moyangnya dikarenakan
takut tuduhan dan celaan kaumnya.

II. Kebatilan bergantung kepada Nabi () dan selainnya.


Rasulullah () adalah manusia yang paling utama. Tapi,
beliau tidak bisa menolak kemudaratan dan menciptakan
manfaat. Beliau tidak mampu memberikan hidayah (petunjuk
berupa taufik) kepada siapapun. Seandainya beliau memilikinya
tentu yang paling berhak mendapatkannya adalah paman beliau
sendiri yang senantiasa menjaga beliau. Tapi, kenyataannya
pamannya meninggal di atas kesyirikan. Dalam kisahnya
terdapat pelajaran bagi orang yang mau mengambil pelajaran.
Sesungguhnya hanya Allah yang dimintai untuk memenuhi
segala kebutuhan dan menghilangkan segala kesempitan. Allah
satu-satunya yang memberikan hidayah ke dalam hati.
Sebagaimana Dia satu-satunya yang menciptakan makhluk.
Barangsiapa yang memohonnya kepada selain Allah, maka ia
terjerumus ke dalam syirik akbar1.
Oleh karena itu wajib kepada seluruh hamba untuk bersegera
kepada Allah dan memohon hidayah-Nya. Bersegera kepada-
Nya dengan melaksanakan segala kewajiban dan meninggalkan
segala yang diharamkan. Juga bersegera menelaah Kitabullah
(Al-Quran) dan bermajelis dengan orang-orang saleh.
Barangsiapa yang memperhatikan hal tersebut niscaya Allah
1
Syirik akbar yaitu kesyirikan yang menjadikan pelakunya keluar dari
agama Islam-pent.
19
akan menolongnya dan memudahkannya untuk menggapai
hidayah Allah.
Allah berfirman, "Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS. Al-Ankabut: 69).

IV. Kemudaratan taqlid kepada kesesatan nenek moyang.


Ketika Rasulullah () menyampaikan kepada pamannya
kalimah "la ilaha illallah" agar bisa menjadi saksi kelak di
hadapan Allah, maka orang-orang musyrikin membalasnya
dengan menyerunya agar tetap di atas agama nenek moyang
mereka, yaitu agama kesyirikan.
Rasulullah () mengulangi permintaannya agar mengucapkan
kalimah syahadah. Maka orang-orang musyrik juga mengulangi
perlawanannya dengan mengatakan, "Apakah engkau akan
meninggalkan agama Abdul Muththalib?"
Mereka men-talqin Abu Thalib dengan hujah yang dipakai
orang-orang musyrik untuk melawan para rasul , yaitu taqlid
kepada nenek moyang. "Sesungguhnya kami mendapati bapak-
bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami
orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak
mereka." (QS. Az-Zukhruf: 22).
Akhirnya, yang paling terakhir diucapkan Abu Thalib yaitu
bahwa beliau berada di atas agama Abdul Muththalib1. Dia
enggan mengucapkan la ilaha illallah. Hingga akhirnya dia
meninggal di atas kesyirikan dan mengikuti nenek moyangnya.

1
Al-Hafizh mengatakan, "Zahirnya adalah bahwa Abu Thalib mengatakan:
saya....dst" sebagaimana yang dimuat dalam al-Musnad. Lalu ada rawi yang
merubahnya dengan lafazh "huwa" (dia) dikarenakan ada unsur
ketidakpantasan apabila menggunakan lafazh "ana" (saya). Ini bagian dari
intervensi yang baik terhadap matan hadits.
20
Ini tentu saja atas dasar hikmah yang Allah miliki. Juga agar
diketahui bahwa agama ini tidak bisa diraih dengan garis
keturunan, namun dengan takwa. Dan kisah ini memberikan
faidah bahwa amalan itu tergantung penghujungnya.

V. Kemudratan yang ditimbulkan oleh teman yang buruk.


Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal menjadi sebab
Abu Thalib terhalang dari kebenaran dan dari agama agung ini
yang mana di situlah kebahagiaan yang abadi. Kisah ini
menunjukkan kemudaratan sahabat yang buruk bagi manusia.
Maka, hendaknya berhati-hati dari berdekatan dan
mendengarkan mereka.
Keburukan mereka tidak saja sebatas kesyirikan, namun
menyangkut seluruh perilaku manusia. Ini dikarenakan sahabat
memberikan pengaruh yang besar kepada temannya dalam hal
menempuh jalan yang baik atau yang buruk.
Rasulullah () bersabda, "Seseorang bergantung kepada
agama temannya. Oleh karena itu hendaknya salah seorang
kalian memperhatikan siapa yang menemaninya."1

VI. Orang-orang kafir Quraisy mengetahui makna "la ilaha


illallah".
Ketika Nabi () menyampaikan kalimah la ilaha illallah (tidak
ada sesembahan yang haq kecuali Allah), saat itu Abu Jahal dan
yang bersamanya mengetahui bahwa yang dimaksud oleh
Rasulullah () dengan kalimah tersebut yaitu menafikan
kesyirikan serta beribadah hanya kepada Allah semata.
Seandainya Abu Thalib mengucapkannya, berarti ia berlepas

1
HR. Abu Daud, no. 4833.
21
diri dari agama Abdul Muththalib (yaitu kesyirikan). Oleh
karena itu mereka mencegah untuk mengucapkannya.
Ini berbeda dengan orang yang mengaku berilmu, namun
tidak memahami makna kalimah tersebut, hingga menghakimi
setiap orang yang mengucapkannya sebagai muslim meskipun
mengibadahi para nabi dan orang-orang saleh, serta beribadah
kepada mereka dengan doa, sembelihan, tawaf di kuburannya
dan lain sebagainya. Ini sangat mengherankan, ternyata Abu
Jahal lebih mengetahui makna la ilaha illallah ketimbang dia!!!

VII. Haram memintakan ampuan bagi orang musyrik.


Ketika Abu Thalib ternyata meninggal di atas kesyirikan,
Rasulullah () berjanji akan memintakan baginya ampunan
kepada Allah, sepanjang tidak dilarang. Lalu Allah menurunkan
ayat, "Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang
beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang
musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya)." (QS. At-Taubah: 113).
Maka, ketika memintakan istighfar bagi mereka hukumnya
haram, berarti ber-wala dan mencintai mereka lebih terlarang
lagi.

- Kegiatan:
Seputar kisah Rasulullah () dan pamannya –Abu Thalib.
Siswa menulis sepanjang enam baris tentang bahaya teman-
teman yang buruk bagi manusia, juga tentang apa yang wajib
dilakukan dalam rangka menghadapi mereka.

- Latihan:

22
1. Nabi () bersemangat agar pamannya mendapatkan hidayah,
namun hal tersebut tidak tercapai.
Berdasarkan ungkapan tadi, jawablah pertanyaan berikut:
a. Siapa yang berkuasa atas terhidayahinya seseorang?
b. Hidayah ada dua jenis, sebutkan!
2. Dalam al-Shahih yang diriwayatkan melalui jalur Ibnul-
Musayyib, dari bapaknya, beliau berkata:
‫ جاءه رسول هللا () وعنده عبد هللا بن أبي‬،‫لما حضرت أبا طالب الوفاة‬
.)‫ قل َل إله إَل هللا أحاج لك بها عند هللا‬،‫ (يا عم‬:‫ فقال له‬.‫أمية وأبو جهل‬
.‫ الحديث‬...‫ أترغب عن ملة عبد المطلب؟‬:‫فقاَل له‬
Berdasarkan hadits di atas, jawablah pertanyaan berikut:
a. Apa makna kalimat berikut: (‫ملة ( )حضرت أبا طالب الوفاة‬
‫)عبد المطلب‬.
b. Kenapa Abu Jahal mencegah paman Rasulullah () –
Abu Thalib untuk mengucapkan la ilaha illallah.
c. Jelaskan pengaruh dari pertemanan yang buruk
terhadap seorang muslim dan seluruh perilakunya.
3. Jelaskan hukum dari hal-hal berikut ini:
a. Memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik.
b. Bergantung kepada Nabi () dalam memohon segala
kebutuhan dan menghilangkan kesempitan.
c. Menengok orang musyrik yang sakit karena
diharapkan bisa masuk Islam.

-o0o-

23
Pelajaran ke-5:

Bab:
Sebab dari Kekufuran Anak Cucu Adam dan Meninggalkan
Agama Mereka yaitu Berlebih-lebihan kepada Orang-orang
Shalih

- Pengantar:
Awal dari kekufuran anak cucu Adam dan mereka
meninggalkan agama –yang mana mereka diciptkan
karenanya– disebabkan oleh berlebih-lebihan (ghuluw) kepada
orang-orang saleh, para nabi, wali dan selainnya. Oleh karena
itu, wajib untuk berhati-hati dan meninggalkan hal tersebut.

1. Firman Allah Ta'ala, "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu


melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar." (QS. An-Nisa:
171).

- Kosa Kata:
(‫)أهل الكتاب‬: Yahdi dan Nasrani
(‫)َل تغلوا‬: Ghuluw yaitu berlebih-lebihan dan melampaui
batas. Yang dimaksud di sini yaitu berlebih-lebihan dalam
mengagungkan orang-orang saleh, baik dengan perkataan
ataupun keyakinan.

- Materi Pelajaran:

24
I. Macam-macam manusia di hadapan orang-orang saleh.
Ada tiga (3) golongan:
1. Berlebih-lebihan kepada orang saleh.
Yaitu mereka yang menempatkan orang-orang saleh di
atas/melampaui kedudukannya yang diberikan Allah Ta'ala.
Lalu mengagungkan kuburan mereka dengan berdoa,
mempersembahkan sembelihan dan bertawaf di sekelilingnya.
Bahkan sebagian mereka ada yang berkeyakinan bahwa orang-
orang saleh mampu mengabulkan permintaan (doa),
menyelamatkan orang yang tenggelam dan mengatur alam
semesta. Ini tentu saja syirik akbar.
2. Menyepelekan orang-orang saleh.
Yaitu mereka yang menyepelekan orang-orang saleh,
mengingkari keutamaanya serta tidak mau mencintai dan ber-
wala kepada mereka.
Kedua golongan di atas telah menyimpang dari jalan yang
benar.
3. Kelompok pertengahan.
Mereka adalah orang-orang yang meneladani orang-orang
saleh dalam perkataan dan amalannya yang saleh. Juga
mencintai mereka, menghormati dan membelanya. Selain itu
tidak menempatkan mereka melampaui kedudukan semestinya
yang diberikan Allah Ta'ala.
Inilah yang wajib dilakukan sehubungan dengan orang-
orang saleh. Tidak ifrath (berlebihan) dam tidak juga tafrith
(menyepelekan).

II. Allah melarang Ahli Kitab dari berbuat ghuluw


(berlebihan) dalam agama.

25
Allah melarang orang-orang Yahudi dan Nasrani dari sikap
melampaui batas kepada orang saleh dan dari menempatkan
orang saleh melampaui kedudukan semestinya yang diberikan
Allah. Ghuluw (berlebihan) banyak terjadi di kalangan Nasrani.
Mereka berlebih-lebihan kepada Nabi Isa (). Mengangkat Nabi
Isa () dari kedudukannya sebagai nabi ke kedudukannya
sebagai tuhan selain Allah. Sebaliknya Yahudi menyepelekan
Nabi Isa (). Jadi, Nasrani bersikap ifrath (berlebihan),
sementara Yahudi tafrith (menyepelekan).

III. Allah memperingatkan umat ini agar jangan mengikuti


jalan Yahudi dan Nasrani.
ِ ‫ ) َيا أ َ ْه َل ْال ِكت َا‬yaitu
Objek yang dituju oleh ayat (‫ب ََل ت َ ْغلُوا فِي ِدينِ ُك ْم‬
Ahli Kitab, namun terkandung juga peringatan kepada umat ini.
Yaitu jangan sampai menyikapi Nabi Muhammad ()
sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Narani kepada Nabi
Isa (), atau kaum Yahudi kepada Nabi Uzair (). Barangsiapa
yang menyerupai Yahudi dan Nasrani dan berlebih-lebihan
dalam agama dengan ifrath dan tafrith, maka ia bagian dari
mereka.

- Kegiatan:
Salah satu sebab terjadinya penyimpangan dalam akidah dan
pemikiran sebagian kaum muslimin yaitu ghuluw dalam agama.
Tulislah seputar permasalahan berikut:
1. Sebab-sebab ghuluw dan pengaruhnya.
2. Tips-tips untuk menjaga dan menyembuhan diri dari
ghuluw.

- Latihan:

26
1. Berlebihan kepada orang-orang saleh merupakan pangkal
penyebab kesyirikan baik dulu maupun sekarang. Apa
maksud dari ungkapan tersebut?
2. Apa hukumnya orang yang berkeyakinan bahwa orang-
orang saleh bisa mengabulkan doa dan menyelamatkan
orang yang tenggelam.
3. Jelaskan kewajiban dalam bersikap sehubungan dengan
orang saleh.
4. Alllah melarang dari mengangkat makhluk melebihi
kedudukan semestinya yang diberikan Allah. Firman-Nya:
ِ ‫)يَا أ َ ْه َل ْال ِكتَا‬.
(‫ب ََل تَ ْغلُوا فِي دِينِ ُك ْم‬
a. Sebutkan contoh mengenai sikap ghuluw Ahli Kitab
kepada para nabi mereka.
b. Apakah yang dituju oleh ayat ini hanya Ahli Kitab
saja? Jelaskan.
5. Sambungkan pernyataan pada kolom A dengan
pasangannya yang benar pada kolom B:
A B
- Menyepelekan orang-orang
- Golongan
saleh dan mengingkari
yang
keutamaannya.
berlebihan
- Membela orang-orang saleh
- Golongan
dan tidak mengangkatnya
yang
melampaui kedudukan
menyepelekan
semestinya.
- Mengagungkan para
- Golongan
penghuni kubur dengan
yang
berdoa dan
pertengahan
mempersembahkan
sembelihan bagi mereka.

-o0o-

27
Pelajaran ke-6:

Bab:
Sebab dari Kekufuran Anak Cucu Adam dan Meninggalkan
Agama Mereka Yaitu Berlebih-lebihan kepada Orang-orang
Shalih (Lanjutan)

2. Di dalam kitab al-Shahih diriwayatkan melalui jalur Ibnu


Abbas () mengenai ayat:
ُ ‫) َوقَالُوا ََل تَذَ ُر َّن آ ِل َهت َ ُك ْم َو ََل تَذَ ُر َّن َودًّا َو ََل‬
َ ُ‫س َواعًا َو ََل َيغ‬
(‫وث َو َيعُوقَ َونَس ًْرا‬
Artinya: "Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan
pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan
jangan pula Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr". (QS. Nuh: 23).
Kata Ibnu Abbas (), "Ini adalah nama-nama orang saleh
pada kaum Nabi Nuh (). Ketika mereka meninggal, syaitan
membisikkan kepada orang-orang agar di majelis-majelis
mereka di pasang patung-patung pengingat yang dinamai sesuai
nama-nama orang saleh tadi. Mereka melakukannya; dan saat
itu belum sampai disembah. Hingga ketika generasi tersebut
meninggal, dan ilmu diabaikan, barulah patung-patung tadi
disembah.1
Ibnul Qayyim () mengatakan, "Bukan hanya seorang saja
dari para salaf yang mengatakan: Ketika mereka (orang-orang
saleh tadi) meninggal, orang-orang bersemedi di kuburan-
kuburannya, lalu membuat patung-patungnya. Hingga setelah
berlalu sekian masa, mulailah mereka mengibadahinya."

1
HR. Bukhari, no. 4920.
28
- Kosa Kata:
‫ََل تَذَ ُر َّن آ ِل َهت َ ُكم‬ Janganlah kalian tinggalkan
beribadah kepada berhala-berhal
kalian.
‫س َواع َو َيغُوث َو َيعُوق‬
ُ ‫َود َو‬ Nama-nama orang saleh dari kaum
‫َونَسْر‬ Nabi Nuh. Tapi, berikutnya menjadi
nama-nama berhala yang diibadahi
selain Allah.
‫أوحى الشيطان إلى قومهم‬ Membisikkan kepada mereka.
‫اْلنصاب‬ Berhala-berhala yang dibentuk sesuai
dengan gambar orang-orang saleh.
‫عكفوا على قبورهم‬ Berkumpul di kuburan mereka dalam
rangaka mengagungkannya.

- Materi Pelajaran:
I. Awal kesyirikan yang terjadi di muka bumi disebabkan
oleh ghuluw (berlebihan) kepada orang-orang saleh.
Dulunya, selama sepuluh abad manusia berada di atas
tauhid. Ini semenjak Nabi Adam () diturunkan Allah ke bumi
hingga timbul kesyirikan dikarenakan berlebihan kepada orang-
orang saleh.
Pada mulanya Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr
adalah nama-nama orang saleh dari kaum Nabi Nuh (). Mereka
adalah orang-orang yang memiliki ilmu, keutamaan dan orang
yang saleh. Mereka memiliki murid-murid yang setia mengikuti
mereka.
Ketika para ulama ini meninggal dalam waktu yang saling
berdekatan, orang-orang bersedih. Mereka merasa kehilangan
sehingga kerap kali bolak-balik berkunjung ke kuburannya.
29
Lalu syaitan membisikan kepada mereka agar membuat patung-
patung menyerupai orang-orang saleh tersebut. Dibisikkan juga
agar menempatkannya di majelis-majelis mereka dalam rangka
mengingat dan mengikuti mereka dalam berbuat baik. Inilah
tipu daya syaitan agar generasi berikutnya terjerumus
mengibadahi selain Allah.
Setelah generasi yang membuat patung-patung ini
meninggal, mulailah ilmu ditinggalkan karena para ahlinya
meninggal dunia. Dan datanglah generasi berikutnya yang tidak
mampu membedakan mana tauhid dan mana kesyirikan.
Berikutnya kepada generasi setelah itu syaitan membisikkan,
“Tidaklah orang-orang berkumpul di kuburan orang-orang
saleh, serta memasang patung-patungnya, kecuali mereka
mengibadahinya selain Allah Ta’ala.
Berikutnya, Allah mengutus Nabi Nuh () untuk menyeru
mereka agar beribadah hanya kepada Allah semata. “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
yang berhak disembah selain Dia.” (QS. Hud: 61).
Jadi, baik dulu ataupun sekarang, yang menjadi penyebab
timbulnya kesyirikan adalah ghuluw (berlebihan) kepada orang-
orang saleh. Dan oleh syaitan ditampakkan sebagai perwujudan
kecintaan dan pengagungan.

II. Kemudaratan hilangnya ilmu.


Salah satu keutamaan yang diberikan Allah kepada manusia
yaitu ilmu dan para ahlinya (ulama) yang menyampaikan
penjelasan kepada manusia tentang tauhid dan kesyirikan serta
sunah dan bidah.
Ketika ilmu dan para ulama hilang, maka tersebarlah
kebodohan, kesyirikan dan bidah. Dalam kisah kaum Nabi Nuh

30
(), syaitan tidak mengajak manusia kepada kesyirikan ketika
ilmu dan para ulama ada bersama mereka. Syaitan baru beraksi
ketika para ulamanya meninggal dunia.
Oleh karena itu, seorang muslim wajib beribadah
berdasarkan ilmu. Serta waspada terhadap kesyirikan dan
segala yang mendekatkan kepada kesyirikan. Lalu hendaknya
selalu hati-hati dengan tipu daya syaitan dan segala bisikannya.
Ini agar dia bersama para ahli tauhid yang meraih kebahagiaan
dunia dan akhirat. Selain itu hendaknya mengetahui dan
menghormati keutamaan ahli ilmu serta mengikutinya.

- Kegiatan:
Berdasarkan pada apa yang kamu pelajari pada bab ini,
tulislah keutamaan ilmu dan ulama serta pengaruhnya bagi
umat.

- Latihan:
1. Allah berfirman: ( ‫س َواعًا َو ََل‬ ُ ‫َوقَالُوا ََل تَذَ ُر َّن آ ِل َهت َ ُك ْم َو ََل تَذَ ُر َّن َودًّا َو ََل‬
‫وث َويَعُوقَ َو َنس ًْرا‬ َ ُ‫)يَغ‬.
a. Siapakah yang dimaksud dengan ( ‫س َواعًا َو ََل‬ ُ ‫تَذَ ُر َّن َودًّا َو ََل‬
َ ُ‫?)يَغ‬
‫وث َويَعُوقَ َو َنس ًْرا‬
b. Bagaiman usaha syaitan secara bertahap membuat
kaum Nabi Nuh () menyembah berhala?
2. Isilah titik-titik berikut:
a. Patung-patung (‫ )اْلنصاب‬yaitu ..........................
b. Awal mula terjadinya kesyirikan di muka bumi
disebabkan oleh ...............................................
3. Sebutkan empat (4) bentuk ghuluw (sikap berlebihan)
kepada orang-orang saleh pada masa sekarang!
4. Sebutkan tiga (3) pengaruh akibat hilangnya ilmu dan
wafatnya para ulama!
31
-o0o-

32
Pelajaran ke-7:

Bab:
Sebab dari Kekufuran Anak Cucu Adam dan Meninggalkan
Agama Mereka yaitu Berlebih-lebihan kepada Orang-orang
Shalih (Lanjutan)

3. Diriwayatkan dari Umar () bahwasanya Rasulullah ()


bersabda, "Janganlah kalian menyanjungku sebagaimana orang-
orang Narani menyanjung (Isa) Ibnu Maryam. Sesungguhnya
aku adalah hamba. Maka, katakanlah: hamba Allah dan rasul-
Nya."1
4. Beliau mengatakan: Rasulullah () bersabda, "Hati-hatilah
kalian dengan ghuluw (berlebihan). Sesungguhnya yang
membinasakan orang-orang sebelum kalian yaitu ghuluw."2
5. Dalam hadits yang dimuat oleh Imam Muslim,
diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () bahwasanya Rasulullah ()
bersabda, "Binasalah orang-orang yang mempersulit diri."
Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.3

- Kosa Kata:
(‫)تطروا‬: yang dimaksud dengan (‫ )اإلطراء‬yaitu: berlebihan dan
dusta dalam sanjungan.
(‫)المتنطعون‬: yang dimaksdu dengan (‫ )التنطع‬yaitu: terlalu
mendalam dan memberatkan diri dalam suatu perkara.

1
HR. Bukhari, no. 3445.
2
HR. Ahmad: I/215.
3
HR. Muslim, no. 2670.
33
- Materi Pelajaran:
I. Haram hukumnya melampaui batas (berlebihan) dalam
memuji Rasulullah ().
Rasulullah () melarang seseorang berlebihan dalam memuji
beliau sebagaimana kaum Nasrani berlebihan dalam memuji
Nabi Isa (). Dalam khazanah kaum Nasrani, sebagian ada
mengatakan: "Isa adalah Allah (Tuhan)." Sebgaian lainnya
mengatakan: "Isa adalah anak Allah."
Keyakinan ini adalah syirik besar. Atas dasar ini Allah
mengkafirkan mereka. Allah berfirman, "Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah
Al-Masih putera Maryam." (QS. Al-Maidah: 72).
Lalu beliau membimbing umatnya untuk mensifati beliau
dengan sifat yang diberikan Allah, yaitu: hamba Allah dan
Rasul-Nya. Ini kedudukan beliau yang paling tinggi. Beliau
seorang hamba artinya tidak berhak untuk diibadahi
(disembah). Dan beliau adalah seorang rasul artinya hendaknya
beliau dibenarkan (diakui kebenarannya) dan ditaati.
Ada kaum yang menisbatkan diri kepada Islam, namun
berlebih-lebihan kepada Rasulullah (). Lalu mereka berdoa
kepada beliau, beristighatsah, meminta syafaat dan bernazar
kepadanya. Akhirnya mereka terjerumus ke dalam syirik akbar
yang menafikan tauhid. Ini adalah sikap ifrath (berlebihan)
yang wajib berwaspada diri terhadapnya.
Sebagian lainnya ada yang tidak mau mentaati beliau,
menolak ajarannya dan tidak mau mengikutinya. Ini adalah
sikap tafrith yang harus diwaspadai juga.
Seorang muslim wajib mencintai Rasulullah () dengan
kecintaan yang sesuai tuntunan syariat dan diwujudkan

34
kebenaran cintanya dengan anggota badan berupa menaati
perintah-perintah beliau dan menjauhi larangn-larangannya,
mengamalkan sunah-sunahnya serta menjauhi kebidahan.

III. Ghuluw (berlebihan) merupakan penyebab kebinasaan


umat-umat terdahulu.
Wajib kepada seorang muslim untuk menjauhi ghuluw.
Rasulullah () memperingatkannya dengan sabdanya, "Hati-
hatilah kalian dengan sikap berlebihan (ghuluw)." Lalu beliau
mengabarkan bahwa ghuluw merupakan penyebab kebinasaan
umat-umat terdahulu, yaitu dengan sabdanya: "Sesungguhnya
yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah
ghuluw."
Syaikhul Islam mengatakan, "Hadits ini berlaku umum
untuk semua jenis ghuluw, baik berupa keyakinan, perbuatan
ataupun perkataan."
Di antara ghuluw dalam keyakinan: mengagungkan orang-
orang saleh yang bisa menjadi penyebab mengibadahinya.
Ghuluw dalam perbuatan: melempar jumrah (dalam
pelaksanaan ibadah haji) menggunaan kerikil berukuran besar.
Ghuluw dalam perkataan: berdzikir dengan wirid-wirid yang
melebihi dari apa yang disyariatkan.

IV: Memberat-beratkan diri termasuk ghuluw.


Rasulullah () melarang memberat-beratkan diri dalam
agama. Juga melampaui batas dalam perkataan dan perbuatan.
Sebab, hal tersebut akan membuat pelakunya binasa.
Berlebihan dalam kecintaan kepada orang-orang saleh
adalah kebinasaan, sebab bisa menggiringnya kepada

35
mengibadahinya. Berlebih-lebihan dalam perkataan,
menampakkan kebatilan seolah-olah sebuah kebenaran adalah
kebinasaan. Ini sebagaimana orang yang menyeru kepada
perayaan memperingatai kelahiran Nabi () dengan alasan
kecintaan kepada beliau, sambil melupakan bahwa kecintaan
yang benar yaitu dengan mengikuti dan menaatinya. Tidak
pernah diriwayatkan dari beliau ataupun dari para sahabatnya
merayakan kelahiran Nabi (). Justru ini adalah perbuatan ahli
bidah.
Bahaya sikap ghuluw sangat besar, pengaruhnya juga sangat
membahayakan. Yang wajib adalah menempatkan orang-orang
saleh pada kedudukan semestinya dan meninggalkan sikap
berlebihan kepada mereka. Juga waspada terhadap memberat-
beratkan diri dalam segala urusan agama.

- Kegiatan:
Tulislah tentang Rasulullah () dan hak-haknya. Lalu
sampaikan kepada teman-temanmu pada kegiatan pagi hari.

- Latihan:
1. Hubungkan kalimat pada kolom A dengan maknanya yang
benar pada kolom B:
A B
 Berlebihan dan memberat-
‫اإلطراء‬ beratkan diri dalam suatu
perkara.
 Melampaui batas dan dusta
‫التنطع‬ dalam sanjungan.
 Berpanutan kepada orang-
orang saleh.

36
2. Diriwayatkan dari Umar () bahwasanya Rasulullah ()
bersabda, "Janganlah kalian menyanjungku sebagaimana
orang-orang Narani menyanjung (Isa) Ibnu Maryam.
Sesungguhnya aku adalah hamba. Maka, katakanlah:
hamba Allah dan rasul-Nya."
a. Apa yang menyebabkan kaum nasrani terjerumus ke
dalam syirik?
b. Apa yang diperintahkan Rasulullah kepada umatnya
dalam mensifati beliau?
3. Rasulullah () bersabda, "Hati-hatilah kalian dengan ghuluw
(berlebihan). Sesungguhnya yang membinasakan orang-
orang sebelum kalian yaitu ghuluw."
- Sebutkan satu contoh mengenai ghuluw dalam
peribadahan yang bersifat perbuatan. Dan contoh lainnya
dalam peribadahan yang bersifat perkataan.
4. Berdasarkan dari apa yang kamu pelajari pada bab ini,
jelaskan bagaimana seharusnya mencintai Rasulullah()?

-o0o-

37
Pelajaran ke-8:

Bab:
Peringatan Keras kepada Orang-orang yang Beribadah di
Kuburan Orang Saleh

- Pengantar:
Beribadah di kuburan orang saleh merupakan wasilah yang
mengantarkan kepada syirik akbar. Syariat telah
memperingatkan hal ini.
Dan apabila orang saleh itu sampai diibadahi (disembah),
maka di sisi Allah dosanya lebih besar lagi, sebab termasuk
syirik akbar.
Intinya, kedua hal tersebut wajib diwaspadai dan dijauhi.

1. Dalam kitab al-Shahih diriwayatkan dari Aisyah, ia


menceritakan:
Ummu Salamah bercerita kepada Rasulullah () tentang
kanisah (gereja) yang ia dapati di negeri Habasyah,
bahwasanya di dalamnya terdapat gambar-gambar.
Lalu Rasulullah () bersabda, “Mereka (orang-orang Nasrani)
apabila salah satu orang saleh atau hamba yang saleh
meninggal, mereka dirikan di atas kuburannya masjid. Lalu
dipasang di dalamnya gambar-gambar tadi itu. Mereka
seburuk-buruknya makhluk di sisi Allah.”1

1
HR. Bukhari, no. 427 dan Muslim, no. 528.
38
Mereka menyatukan dua fitnah (bahaya): [1] fitnah kuburan,
dan [2] fitnah patung-patung.

- Kosa Kata:
(‫)الكنيسة‬: Tempat ibadah Nasrani.
(‫)التماثيل‬: Patung-patung (gambar berjisim).

- Materi Pelajaran:
I. Peringatan keras kepada orang yang beribadah di kuburan
orang saleh.
Ketika Rasulullah () sedang sakit, Ummu Salamah ()
bercerita kepada beliau tentang gereja yang ia lihat di negeri
Habasyah bahwasanya di dalamnya terdapat banyak gambar
(beliau menceritakannya dalam rangka sebagai celaan).
Rasulullah () menyampaikan bahwa di kaum Yahudi dan
Nasrani apabila ada orang saleh meninggal, mereka mendirikan
masjid di atas kuburannya. Lalu dibuat gambarnya agar orang-
orang meniru perbuatan-perbuatan baiknya. Juga mereka
beribadah di kuburan tersebut.
Beliau mengabarkan juga bahwa mereka merupakan
seburuk-buruknya makhluk di sisi Allah dikarenakan
kesesatannya. Juga karena mereka menciptakan kebiasaan yang
buruk bagi generasi sesudahnya: yaitu ghuluw kepada orang
saleh. Bahkan pada gilirannya ghuluw ini menggiring mereka
untuk mengibadahi orang-orang saleh.
Rasulullah menyebutkan sifat (karakter) mereka dalam
rangka memberikan peringatan kepada kita jangan sampai
melakukan apa yang mereka lakukan, sehingga kita terjerumus

39
sebagaimana mereka terjerumus mengibadahi orang-orang
saleh.
Hadits ini memberikan faedah bahwa orang yang beribadah
kepada Allah di kuburan orang saleh merupakan seburuk-
buruknya manusia di sisi Allah. Maka bagaimana lagi dengan
orang yang mengibadahinya?

II. Waspada terhadap fitnah kuburan dan fitnah patung-


patung.
Orang-orang yang mendirikan gereja telah menyatukan dua
fitnah (bahaya) yang mana manusia banyak tersesat dalam hal
ini. Kedua fitnah (bahaya) tersebut yaitu:
1. Fitnah (bahaya) kuburan, yaitu mendirikan bangunan di
atas kuburan, bersemedi di kuburan, menerangi kuburan dan
menulisinya.
2. Fitnah (bahaya) patung, yaitu gambar-gambar yang
berjisim.
Rasulullah () melarang umatnya dari mendirikan bangunan
di atas kuburan dan membuat gambar makhluk bernyawa.
Orang-orang bodoh yang terdampak oleh fitnah mengagungkan
kuburan, lantas mendirikan masjid di atas kuburan-kuburan
serta memasang gambar-gambar orang saleh di dalamnya.
Bahkan pada gilirannya orang-orang saleh tersebut lantas
diibadahi.
Fitnah dengan kuburan sebagaimana halnya fitnah dengan
berhala, bahkan lebih mengerikan lagi. Sebab, kesyirikan yang
dilakukan di kuburan orang saleh diyakini bahwa kebaikannya
lebih berpengharuh kepada hati daripada kesyirikan dengan
kayu ataupun batu.

40
Oleh karena itu kamu lihat para pelaku syirik begitu tunduk
dan khusyu di kuburan orang-orang saleh dengan kekhusyuan
yang tak pernah dilakukannya di masjid. Mereka berani
melakukan sumpah atas nama orang-orang saleh dan memohon
kepadanya di kala ditimpa kesulitan. Juga mempersembahkan
sembelihan kepada mereka, bernazar dan menginfakkan harta
yang banyak karenanya.
Atas dasar kemafsadatan (kerusakan) ini, maka Rasulullah ()
melarangnya, bahkan shalat sekalipun (apabila dilakukan di
kuburan).

- Latihan:
1. Jelaskan hukum tentang beribadah kepada Allah di
kuburan orang saleh.
2. Tulis makna yang tepat untuk setiap istilah berikut ini:
a. (‫)الكنيسة‬: ……………………..…………………..
b. (‫)التماثيل‬: …………………………………………
3. Ketika Rasulullah () sedang sakit, Ummu Salamah ()
bercerita kepada beliau tentang gereja yang ia lihat di
negeri Habasyah bahwasanya di dalamnya terdapat banyak
gambar (beliau menceritakannya dalam rangka sebagai
celaan).
- Orang yang membangun gereja tersebut menyatukan dua
fitnah. Apa kedua fitnah tersebut?
4. Fitnah dengan kuburan sebagaimana fitnah dengan berhala,
bahkan lebih dahsyat lagi.
- Jelaskan ungkapan di atas disertai penjelasan tentang
bentuk-bentuk kesyirikan yang bisa terjadi di kuburan.

-o0o-

41
Pelajaran ke-9:

Bab:
Peringatan Keras kepada Orang-orang yang Beribadah di
Kuburan Orang Saleh (lanjutan)

2. Dalam kitab Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari


Aisyah, ia berkata:
Ketika malaikat maut datang kepada Rasulullah (), beliau
menutupkan baju ke wajahnya. Beliau merasa sedih karenanya,
lalu beliau membukanya. Lantas bersabda, “Laknat Allah bagi
Yahudi dan Nasrani. Mereka menjadikan kuburan-kuburan para
nabinya sebagai masjid.”
Beliau memperingatkan dari apa yang mereka perbuat.
Kalaulah bukan karena itu tentu kuburan beliau akan
dimunculkan (ditampakkan). Namun, dikhawatikan kuburan
beliau dijadikan sebagai masjid. (HR. Bukhari dan Muslim).1
3. Dalam riwayat Imam muslim dari Jundub bin Abdullah, ia
berkata: Lima hari sebelum Nabi () wafat, aku mendengar
beliau bersabda, “Aku berlepas diri kepada Allah bahwa aku
memiliki kekasih (khalil) dari kalian, karena sesungguhnya
Allah telah menjadikanku sebagai kekasih (khalil) sebagaimana
menjadikan Ibrahim sebagai kekasih. Seandainya aku
menjadikan dari umatku seorang kekasih, maka aku jadikan
Abu Bakar sebagai kekasih. Ketahuilah, sesungguhnya orang-
orang sebelum kalian menjadikan kuburan para nabinya sebagai
masjid. Maka, janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan
sebagai masjid. Sesungguhnya aku melarang hal tersebut.”2

1
HR. Bukhari,
2
HR. Muslim, no. 539.
42
Beliau melarang hal tersebut di akhir hayatnya.
Lalu, dalam konteks ini, beliau juga melaknat orang yang
melakukannya. Shalat di atas kuburan termasuk di dalamnya,
meskipun di atas kuburan tersebut tidak didirikan masjid. Inilah
makna ucapan Aisyah, “…Dikhawatikan kuburan beliau
dijadikan sebagai masjid.”
Oleh karena itu para sahabat tidak pernah mendirikan masjid
di sekitar kuburan beliau. Dan setiap tempat yang dijadikan
untuk menunaikan shalat berarti tempat tersebut telah dijadikan
sebagai masjid. Bahkan semua tempat yang dipakai untuk
shalat dinamakan sebagai masjid.
Ini sebagaimana sabda Rasulullah (), “Dijadikan bagiku
bumi ini sebagai masjid dan suci mensucikan.”1

- Kosa Kata:
‫نزل برسول هللا‬ Malaikat maut mendatangi Rasulullah
() untuk mencabut nyawanya yang
mulia.
‫طفق‬ Menjadi
‫خميصة‬ Pakaian bergaris-garis.
‫فإذا اغتم بها‬ Merasa sedih dikarenakan hal tersebut.

‫أبرز قبره‬ Tentu kuburan beliau tempatnya akan


nampak.
‫الخليل‬ Diambil dari kata "al-khullah", yaitu
derajat kecintaan yang paling tinggi.

1
HR. Bukhari, no. 4348 dan Muslim, no. 521.
43
- Materi Pelajaran:
I. Rasulullah () melaknat kaum Yahudi dan Nasrani
dikarenakan mereka menjadikan kuburan-kuran nabinya
sebagai masjid.
Rasulullah () sangat bersemangat menjaga tauhid. Beliau
sangat belas kasih kepada umatnya, dan bersemangat untuk
menunjuki umatnya agar mendapatkan hidayah.
Ketika malaikat maut mendatangi beliau untuk mencabut
nyawanya beliau rasakan berbagai hal dikarenakan beratnya
sakaratul-maut. Dalam keadaan seperti itu, beliau bersabda,
"Laknat Allah buat kaum Yahudi dan Nasrani dikarenakan
mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid."
Beliau mengkhawatirkan umatnya dari kesesatan
sepeninggal beliau, lalu mengagungkan kuburan beliau
sebagaimana yang dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani dengan
kuburan-kuburan para nabinya. Awalnya mereka beribadah di
kuburan-kuburan para nabinya, hingga akhirnya berubah
menjadi mengibadahi para nabinya.

II. Sikap para sahabat dengan wasiat Rasulullah ().


Para sahabat () adalah orang yang paling perhatian dengan
tauhid, dan yang paling mengetahi tentang kesyirikan dan hal-
hal yang mengantarkan kepada kesyirikan. Mereka
mengamalkan dan menerima apa yang diperingatkan oleh
Rasulullah () kepada umatnya seputar menjadikan kuburan
sebagai masjid. Oleh karena itu ketika Rasulullah () wafat,
mereka tidak menampakkan kuburannya. Beliau tidak dikubur
di luar rumahnya, dan tidak juga dikubur bersama para
sahabatknya di pekuburan Baqi'.

44
Beliau dikubur di rumahnya sendir karena dua (2) alasan:
1. Sunatullah berkaitan dengan nabi-nabi-Nya, yaitu mereka
dikebumikan di tempat mereka wafat.
2. Para sahabat merasa khawatir kuburan Rasulullah ()
dijadikan sebagai masjid, lalu menggiring kepada
menyembahnya.
Allah menjaga kuburan Nabi () sehingga tidak dijadikan
sebagai masjid. Allah mengabulkan doa Rasulullah () yang
mengatakan, "Ya Allah, janganlah engkau jadikan kuburanku
sebagai berhala yang disembah."1

III. Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad () adalah kekasih


(khalil) Allah.
Lima malam sebelum wafat, Rasulullah () mengabarkan
bahwa beliau berlepas diri dari menjadikan seseorang sebagai
kekasih (khalil). Sebab, hati beliau telah dipenuhi dengan
kecintaan, pengagungan dan makrifat kepada Allah. Tidak
memungkinkannya untuk mengasihi selain Allah. Beliau telah
menggapai kecintaan (kasih) sebagaimana yang digapai oleh
ayahnya –Ibrahim ().
Derajat "kasih" (khullah) merupakan kekhususan mereka
berdua. Dan ini tidak menafikan peribadahan keduanya kepada
Allah. Adapun derajat "cinta" (mahabbah) berlaku umum buat
seluruh utusan Allah dan kaum mukminin, sebab Allah
mencintainya dan merekapun mencintai Allah Ta'ala.

IV. Keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq ().


Rasulullah menerangkan (dalam konteks "seandainya" atau
"berandai-andai") bahwa apabila ia memiliki kekasih dari
manusia, maka dia adalah Abu Bakar. Ini menjadi keterangan

1
Al-Muwaththa: I/172.
45
yang gamblang (sharih) bahwa Abu Bakar adalah orang yang
paling mulia setelah Nabi Muhammad (). Ini juga
mengindikasikan kekhalifahan beliau, sebab ketika kecintaan
kepada seseorang sangat besar, maka ia lebih berhak untuk
menggantikan posisinya daripada yang lain.

V. Rasulullah () memperingatkan umatnya dari mendirikan


masjid di atas kuburan.
Rasulullah () memperingatkan umatnya dari menjadikan
kuburan sebagai masjid sebagaimana yang dilakukan oleh
kaum Yahudi dan Nasrani yang berlebihan kepada kuburan
para nabinya hingga mengibadahinya. Siapapun dari kalangan
kaum muslimin yang melakukan hal tersebut, berarti ia
menyerupai Yahudi dan Narani. Ia berhak mendapatkan celaan
dan ancaman.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jundub () di atas
terdapat larangan menjadikan kuburan sebagai masjid. Ini dari
tiga sisi:
1. Rasulullah () mencela orang-orang sebelum mereka yang
menjadikan kuburan sebagai masjid, yaitu dalam sabdanya:
"Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian
menjadikan kuburan para nabinya sebagai masjid."
2. Rasulullah memperingatkan umatnya dari menjadikan
kuburan sebagai masjid, yaitu dalam sabdanya: "Ketahuilah,
janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid."
3. Larangan beliau secara gamblang yaitu dalam sabdanya,
"Sesungguhnya aku melarang hal tersebut."
Bagian dari kasih sayang Rasulullah () kepada umatnya
yaitu beliau betul-betul melarang umatnya sebagai bentuk
nasihat buat mereka untuk menjauhkannya dari kesyirikan dan
media-media yang mengantarkan kepada kesyirikan. Sebab,
menjadikan kuburan sebagai masjid merupakan media
(wasilah) yang mengantarkan kepada syirik. Ini adalah bidah
yang sangat buruk di dalam agama.
46
- Latihan:
1. Apa yang diperingatkan Rasulullah () dari umatnya ketika
beliau menghadapi sakaratul-maut?
2. Sebutkan alasan untuk kasus berikut.
- Ketika Rasulullah () wafat, beliau tidak dikebumikan di
luar rumahnya, dan tidak juga di pekuburan para
sahabatnya, namun dikubur di rumahnya.
3. Isilah titik-titik berikut:
a. Kedua kekasih (khalil) Allah yaitu: ............ dan .......
b. Orang yang paling mulia setelah Nabi () yaitu ..........
c. Kasih (khullah) yaitu: ................................................

-o0o-

47
Pelajaran ke-10:

Bab:
Peringatan Keras kepada Orang-orang yang Beribadah di
Kuburan Orang Saleh (Lanjutan)

4. Dimuat oleh Imam Ahmad dengan sanad yang jayyid,


diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () secara marfu': "Sesungguhnya
seburuk-buruk manusia yaitu orang yang berjumpa dengan
(tanda-tanda permulaan) kiamat dan orang-orang yang
menjadikan kuburan sebagai masjid." 1 Diriwayatkan oleh Abu
Hatim dalam kitab al-Shahih.

- Kosa Kata:
(‫)من تدركهم الساعة وهم أحياء‬: Nampak kepada mereka tanda-
tanda permulaan kiamat, semisal matahari terbit dari arah barat.

- Materi Pelajaran:
I. Siapakah seburuk-buruk manusia menurut Allah?
Rasulullah () mengabarkan bahwa kelak pada akhir zaman
akan pupus kebaikan dan orang-orang baik. Tidaklah tersisa
kecuali orang-orang buruk di mana mereka berjumpa dengan
hari kiamat dalam keadaan kafir. Termasuk manusia yang
buruk juga yaitu orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai
masjid.

1
HR. Ahmad: I/405 dan Ibnu Hibban: XV/260, no. 6847.
48
II. Bentuk-bentuk perbuatan menjadikan kuburan sebagai
masjid.
1. Di atas kuburan didirikan masjid.
2. Menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah kepada
Allah. Dipergunakan untuk shalat, berdzikir ataupun berdoa
dengan anggapan akan mudah untuk diijabah atau untuk
mendapatkan keutamaan dan barokah, meskipun di kuburan
tersebut tidak dibangun masjid.
Termasuk ke dalam kemunkaran seputar kuburan yaitu
menghiasai kuburan, meneranginya, mengapurnya,
menulisinya, memasang kubah-kubah, gorden dan gambar-
gambar. Begitu juga memberikan pelayanan kepada orang-
orang yang berziarah atau menyumbangkan uang kepada juru
kuncinya.
Ini semua termasuk media (wasilah) yang mengantarkan
kepada kesyirikan dan beribadah kepada orang yang sudah
dikubur. Termasuk yang membuat Islam menjadi asing
(gharib) yaitu ternyata perbuatan-perbuatan di atas dilakukan
oleh banyak orang dari umat zaman sekarang. Mereka
berkeyakinan bahwa amalan tersebut bagian dari mendekatkan
diri kepada Allah Ta'ala. Ini sebesar-sebesarnya keburukan.
Rasulullah () melarang medirikan masjid di atas kuburan –
sebagaimana disebutkan dalam hadits yang telah lalu– dalam
rangka menjaga tauhid. Beliau mengulang-ulang
memperingatkan umat dari hal tersebut, bahkan ketika hendak
menemui ajalnya, dalam rangka menutup pintu kesyirikan.
Maka, adalah wajib untuk waspada dari perkara tersebut dan
mengingkari siapapun yang melakukannya.

- Latihan:

49
1. Apa titik persamaan antara orang yang menemui kiamat
dalam keadaan hidup dengan orang yang yang menjadikan
kuburan sebagai masjid.
2. Sebutkan dua bentuk perbuatan menjadikan kuburan
sebagai masjid.
3. Jelaskan hukum menghiasi kuburan, meneranginya dan
mengapurnya.
4. Sebutkan alasan untuk kasus berikut ini:
- Nabi () melarang membangun masjid di kuburan.

-o0o-

50
Pelajaran ke-11:

Bab:
Sikap Ghuluw terhadap Kuburan Orang Saleh Membuatnya
menjadi Berhala yang Disembah

- Pengantar:
Ghuluw (berlebihan) dalam menghormati kuburan orang-
orang saleh membuatnya menjadi berhala yang disembah atau
diibadahi. Oleh karena itu harus berhati-hati darinya serta
menjauh dari berbagai wasilah yang mengantarkan kepada
kesyirikan.

1. Imam Malik meriwayatkan dalam al-Muwaththa bahwa


Rasulullah () bersabda, "Ya Allah, janganlah engkau jadikan
kuburanku sebagai berhala yang disembah. Allah sangat murka
kepada kaum yang menjadikan kuburan para nabinya sebagai
masjid."1
Ibnu Jarir meriwayatkan disertai sanadnya dari Sufyan dari
Manshur dari Mujahid mengenai ayat {‫الَّلتَ َو ْالعُ َّزى‬
َّ ‫( }أَفَ َرأ َ ْيت ُ ُم‬QS.
An-najm: 19) [artinya: "Maka apakah patut kamu (hai orang-
orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza2..."]. Beliau
berkata, "Dulu (Lata) adalah orang yang membuat adonan bagi
mereka. Dia meninggal dunia, lalu orang-orang bersemedi di
kuburannya."

1
Al-Muwaththa: I/172.
2
Uzza yaitu sebuah pohon yang diagungkan pada masa jahiliah.
51
Itu juga yang di sampaikan oleh Abul Jauza dari Ibnu
Abbas, "Dia dulunya orang yang membuat adonan bagi para
jemaah haji."1
3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (), ia berkata, "Rasulullah
() melaknat wanita-wanita peziarah kubur dan orang-orang
yang menjadikan kuburan sebagai masjid dan dipasangi
penerangan."2 Diriwayatkan oleh para penulis kitab sunan.

- Kosa Kata:
(‫)الوثن‬: Segala sesuatu yang disembah selain Allah Ta'ala.
(‫)الَّلت‬: Orang saleh yang dijuluki sesuai dengan
pekerjaannya. Atau nama yang dicetak dari lafazh Allah.
(‫)عكفوا‬: Berdiam dikuburannya untuk mengagungkannya,
lalu mengibadahinya (menyembahnya).
(‫)يلت السويق‬: Mencampur tepung gandum dengan minyak
samin dan lain-lain.

- Materi Pelajaran:
I. Ketakutan Rasulullah () terhadap umatnya dari perbuatan
ghuluw terhadap kuburan beliau.
Sesungguhnya jiwa dihinggapi rasa cinta kepada orang-
orang saleh. Tidaklah iblis menyusupkan kesyirikan kepada
anak cucu Adam kecuali melalui sikap ghuluw (berlebihan)
dalam mencintai orang-orang saleh dan mengagungkan
kuburannya. Oleh karena itu, berkaitan dengan kuburannya,
Rasulullah () merasa takut umatnya terjerumus sebagaimana
1
HR. Bukhari, no. 4859.
2
HR. Tirmidzi, no. 320; Abu Daud, no. 2126; Nasa-i, no. 2043 dan Ibnu
Majah, no. 1575.
52
terjerumusnya Yahudi dan Nasrani dengan kuburan para
nabinya, yakni mereka ghuluw (berlebihan) hingga akhirnya
menjadikannya sebagai berhala yang disembah selain Allah
Ta'ala.
Atas dasar ini Allah sangat memurkai mereka. Maka,
Rasulullah () berdoa kepada Allah agar kuburannya tidak
dijadikan berhala yang yang disembah. Dia beliau, "Ya Allah,
janganlah engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang
disembah."
Allah mengabulkan doa Nabi (). Kuburannya dilindungi
dengan tiga dinding sehingga tak ada seorangpun yang mampu
menjangkaunya untuk menjadikannya sebagai berhala yang
disembah. Dan di sana tak ada sedikitpun gambaran
keberhalaan di mana tidak ada aktivitas thawaf di sekelilingnya
dan tidak ada juga orang mempersembahkan sembelihan.

II. Larangan dari menguntit (mencari-cari) kuburan dan


peninggalan orang-orang saleh.
Syariat melarang mencari-cari peninggalan orang-orang
saleh, semisal kuburannya, bekas majelisnya ataupun tempat
shalatnya. Sebab, bisa membuat seseorang mengibadahi orang
saleh tersebut. Para sahabat merasa takut akan sikap berlebihan
yang dilakukan oleh orang-orang bodoh terhadap orang saleh
dan peninggalan-peninggalannya. Maka dari itu para sahabat
bertindak prefentif dengan menutup pintu kesyirikan dan fitnah,
antara lain:
• Ketika kaum muslimin menaklukkan negeri Persia
didapatinya dalam baitul mal milik Hurmuzan (Hormuz)1 ada
ranjang dengan mayit di atasnya. Mayit tersebut dipanggil

1
Raja dari raja-raja nonarab.
53
sebagai "Daniel". Orang-orang Persia bersikap ghuluw
(berlebihan) kepadanya.
Umar () memerintahkan agar menggali kuburan sebanyak
tiga belas (13) lubang yang dilakukan pada siang hari. Lalu
pada malam harinya mayit dikuburkan dalam salah satu lubang
tersebut. Kuburan-kuburan tersebut diratakan hingga menjadi
tersamar dan orang-orang tak ada lagi yang terfitnah
dengannya. Kuburannya tidak ditampakkan (dimunculkan) agar
orang-orang bodoh tidak mengibadahinya.
• Umar () memerintahkan untuk menebang pohon yang
dipakai baiat oleh Rasulullah (), yakni Bi'atur-Ridhwan. Sebab,
saat itu orang-orang mulai ramai mengunjungi pohon tersebut
dan shalat di situ. Umar takut terjadi fitnah kepada mereka.

III. Ghuluw (berlebihan) terhadap kuburan Lata


menjadikannya sebagai berhala yang disembah.
Dulu pada masa jahiliah ada seorang saleh yang membuat
adonan berbahan tepung, minyak samin dan lain sebagainya
untuk memberi makan jemaah haji. Dia dinamai oleh orang-
orang sesuai dengan pekerjaannya, yaitu Lata (yang
mencampur bahan-bahan atau yang membuat adonan).
Ketika beliau wafat, orang-orang bodoh memperlakukannya
secara berlebihan dan mengagungkannya. Mereka bersemedi
dikuburannya, hingga mengibadahinya. Akhirnya kuburannya
menjadi berhala terbesar di antara berhala-berhala jahiliah.
Di sini ghuluw (berlebihan) kepada kuburannya menjadi
sebab diibadahinya kuburan tersebut. Ini juga yang menjadi
sebab diibadahinya orang-orang saleh, baik yang sudah
meninggal ataupun selainnya. Mereka berlebihan dalam
mengagungkan orang-orang saleh dengan mendirikan masjid di
atasnya, memasang kubah-kubah, tirai, lampu-lampu, hingga
54
akhirnya bergeser menjadi mengibadahinya dengan
mempersembahkan sembelihan, nazar, berdoa, istighatsah dan
thawaf di sekelilingnya.

IV. Wanita haram berziarah ke kuburan.


Rasulullah () melaknat wanita-wanita yang berziarah ke
kuburan. Sebab, wanita berziarah kubur menyebabkan
kemafsadatan yang besar dari segi perasaan cemas dan
fitnahnya kepada kaum lelaki. Di sini ungkapan laknat
menunjukkan keharaman wanita berziarah kubur. Dan hal
tersebut menunjukkan sebagai dosa besar.
Sama halnya Rasulullah () juga melaknat orang-orang yang
menjadikan kuburan sebagai tempat-tempat ibadah atau
menjadi tempat-tempat yang diterangi. Sebab, semua itu sikap
berlebihan (ghuluw) dan menggiring untuk berbuat syirik
dengan penghuni kubur tersebut.

V. Beberapa hukum yang terkait dengan bab ini:


A. Hukum ziarah kubur buat laki-laki.
Ada tiga kondisi:
1. Menziarahinya untuk mendoakan penghuni kubur tersebut
dan mengingat akhirat. Ini termasuk ziarah yang syar'i
(disyariatkan).
2. Menziarahinya untuk beribadah kepada Allah di kuburan,
semisal shalat, berdoa ataupun menyembelih di kuburan. Ziarah
seperti ini dikategorikan sebagai bidah dan media (wasilah)
kesyirikan.
3. Menziarahinya untuk menyembelih hewan bagi penghuni
kubur dan mendekatkan diri kepadanya atau untuk meminta

55
bantuan dan pertolongan darinya. Ziarah seperti ini hukumnya
syirik akbar.
B. Hukum shalat di masjid yang ada kuburan di dalamnya.
Tidak sah shalat di dalam masjid yang di dalamnya ada
kuburan. Wajib untuk mengulang shalat tersebut.

- Latihan:
1. Hubungkan istilah pada kolom A dengan maknanya yang
cocok dalam kolom B:
A B
Berhala (‫)الوثن‬  Seorang lelaki saleh
yang dinamai sesuai
pekerjaannya.

Lata (‫)الَّلت‬  Kanisah (gereja) di


negeri Habasyah.

 Yaitu segala sesuatu


yang disembah selain
Allah.

2. Imam Malik meriwayatkan dalam kitab al-Muwaththa


bahwasanya Rasulullah () bersabda, “Ya Allah, janganlah
Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah.
Allah sangat murka kepada kaum yang menjadikan
kuburan para nabinya sebagai masjid.”
a. Bagaimana caranya Iblis memasukkan kesyirikan
kepada anak cucu Adam.
b. Allah mengabulkan permohonan Nabi Muhammad ()
yang terdapat dalam hadits di atas. Jelaskan!

56
c. Apa hikmah yang terdapat dalam larangan dari
mencari-cari kuburan dan peninggalan-peninggalan
orang saleh.
3. Allah berfirman, {‫الَّلتَ َو ْالعُ َّزى‬
َّ ‫}أَفَ َرأَ ْيت ُ ُم‬. Jelaskan bagaimana
terjadinya kesyirikan di kuburan Lata.
4. Sebutkan tiga (3) bentuk ghuluw kepada kuburan orang-
orang saleh.
5. Sebutkan alasan untuk setiap kasus/hukum berikut.
Kasus/Hukum Alasan
……………………………..
 Wanita dilarang
berziarah kubur.
………………………………
 Umar memerintahkan
untuk merahasiakan
kuburan Daniel.
……………………………….
 Ditebangnya pohon
yang dipergunakan
untuk Bai’atur-Ridhwan.
6. Jelaskan hukum ziarah kubur dalam kondisi-kondisi
berikut ini:
a. Orang yang berziarah kubur untuk berdoa kepada Allah
(………………………………………………………..)
b. Orang yang berziarah kubur untuk menyembelih buat si
mayit dan memohon kesembuhan dan keturunan
(………………………………………………………..)
c. Orang yang berziarah kubur untuk mendoakan si mayit
dan mengingat akhirat
(………………………………………………………)

-o0o-

57
Pelajaran ke-12:

Bab:
Rasulullah () Menjaga Tauhid dan Menutup Segala Celah
yang Mengantarkan kepada Kesyirikan

- Pengantar:
Mempertimbangakan keagungan tauhid dan bahaya
kesyirikan, maka Rasulullah () sangat bersemangat menjaga
tauhid dari gangguan syirik dan sebab-sebabnya. Beliau
menutup semua celah yang bisa mengantarkan kepada
kesyirikan agar tauhid senantiasa bersih dari segala kotoran.

1. Allah berfirman:
َ‫سول ِم ْن أَنفُ ِس ُك ْم َع ِزيز َعلَ ْي ِه َما َعنِت ْم َح ِريص َعلَ ْي ُكم ِب ْال ُمؤْ ِمنِين‬
ُ ‫لَقَدْ َجا َء ُك ْم َر‬
‫َر ُءوف َّر ِحيم‬
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari
kaum kalian sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan kalian,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian,
sangat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin.” (QS. At-Taubah: 128).

- Kosa Kata:
(‫)المصطفى‬: Yang di pilih
(‫)جناب‬: Sisi
(‫)من أنفسكم‬: Dari jenis kalian.
(‫)عزيز عليه‬: Terasa berat baginya.
58
(‫)ما عنتم‬: Apa yang menyusahkan kalian.

- Materi Pelajaran:
I. Sifat-sifat Rasulullah ().
Allah mengabarkan kepada hamba-hambanya dalam rangka
menganugerahkan nikmat dan menjelaskan keutamaan-Nya,
bahwasanya Allah akan mengutus ke tengah-tengah mereka
Rasulullah Muhammad (). Di antara sifat-sifatnya yang
disebutkan dalam ayat di atas yaitu:
1. Beliau berasal dari jenis mereka sendiri. Mereka
mengenal nasabnya, bahasanya, kejujuran dan keamanahannya.
Ini tentu saja lebih dekat dan lebih cepat untuk memahami
hujahnya.
Sebagaimana firman-Nya, “Sungguh telah datang kepada
kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri.”
2. Beliau sangat berempati kepada umatnya. Beliau
merasakan susah apa yang membuat umatnya susah. Berapa
banyak perkara yang beliau tinggalkan dikarenakan takut
memberatkan umatnya.
Sebagaimana sabdanya, “Kalaulah bukan karena takut
memberatkan kepada umatku, tentu aku perintahkan mereka
untuk bersiwak (gosok gigi) setiap kali berwudhu.”1
Allah berfirman, “Berat terasa olehnya penderitaan kalian.”
3. Beliau sangat bersemangat agar umatnya mendapatkan
hidayah serta manfaat duniawi dan ukhrawi.
Sebagaimana firman-Nya, “Sangat menginginkan keimanan
dan keselamatan bagi kalian.”

1
HR. Muslim, no. 252.
59
4. Beliau menyayangi kaum mukminin. Sebagaimna firman-
Nya, “Sangat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-
orang mukmin.”

II. Penjagaan Rasulullah () terhadap tauhid.


Allah mensifati Nabi Muhammad () dengan sifat-sifat
terpuji. Orang yang memiliki sifat seperti ini, maka tidaklah ada
pintu kebaikan kecuali ia akan membukanya. Tidaklah ada
pintu keburukan kecuali ia akan menutupnya.
Beliau telah memperingatkan umatnya dari kesyirikan yang
merupakan sebesar-besarnya dosa dan kemaksiatan kepada
Allah. Menjelaskan berbagai jalan yang bisa mengantarkan
kepada kesyirikan, semisal mengagungkan kuburan, perilaku
berlebihan kepada kuburan dan lain sebagainya yang bisa
mengantarkan kepada mengibadahi kuburan tersebut.
Atas dasar ini menjadi nyata bahwa beliau menjaga tauhid
dan menutup berbagai celah yang mengantarkan kepada
kesyirikan. semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada
beliau.

- Kegiatan:
Secara berkelompok para siswa menentukan sifat-sifat
Rasulullah () yang belum dimuat dalam ayat di atas. Lalu
menerangkan sifat-sifat Rasulullah () tersebut di depan siswa-
siswa yang lain sambil menegaskan bahwa sifat-sifat tersebut
menunjukkan bahwa beliau adalah seorang manusia yang tidak
berhak untuk diibadahi (disembah).

- Latihan:

60
1. Allah mensifati Nabi-Nya dengan sefat-sifat terpuji.
Garisbawahi pada ayat yang menunjukkan sifat-sifat
berikut ini:
- Dari jenis (kaum) mereka sendiri.
- Pemilik al-haudh al-maurud (telaga pada hari kiamat
kelak).
- Menyayangi kaum mukminin.
- Memiliki syafaat nan agung (syafa’ah uzhma).
- Bersemangat agar umatnya mendapatkan hidayah.
2. Rasulullah () sangat berempati kepada umatnya. Berapa
banyak perkara yang beliau tinggalakan dikarenakan takut
memberatkan umatnya.
Pertanyaan: sebutkan contoh yang menjelaskan hal
tersebut.
3. Sebutkan dua jalan yang bisa mengantarkan kepada
kesyirikan.

-o0o-

61
Pelajaran ke-13:

Bab:
Rasulullah () Menjaga Tauhid dan Menutup Segala Celah
yang Mengantarkan kepada Kesyirikan (lanjutan)

2. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau mengatakan:


Rasulullah () bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah
kalian sebagai kuburan. Dan janganlah menjadikan kuburanku
sebagai 'ied (perayaan). Bershalawatlah kepadaku, karena
shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian
berada.”1 Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang
hasan, dan para perawainya tsiqah.
3. Diriwayatkan dari Ali bin al-Husain: bahwasanya suatu
ketika beliau melihat seseorang bergegas masuk ke sebuah
celah dikuburan Nabi (), lalu ia berdoa di situ. Beliau lantas
melarang orang tersebut, seraya berkata, “Aku kabarkan kepada
kalian sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku dari
kakekku dari Nabi () bahwasanya beliau bersabda, “Janganlah
kalian menjadikan kuburanku sebagai perayaan, dan janganlah
menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Bershalawatlah
kalian kepadaku, karena salam kalian akan sampai kepadaku di
manapun kalian berada.”2 Diriwayatkan dalam kitab al-
Mukhtarah.

- Kosa Kata:

1
HR. Abu Daud, no. 2042.
2
Al-Ahadits al-Mukhtarah, penulis: Al-Dhiya al-Maqdisi, no. 428.
62
(‫)عيدا‬: Ied yaitu apa-apa yang telah menjadi biasa
kedatangannya dan tujuannya, baik waktu ataupun tempat.
(‫)فرجة‬: Sebuah lubang di dinding.

- Materi Pelajaran:
I. Larangan shalat di kuburan.
Rasulullah () melarang untuk membersihkan
(mengosongkan) rumah dari shalat sunah, doa dan membaca
Al-Quran, sehingga layaknya kuburan.
Beliau bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah
kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah
yang di dalamnya dibaca surah Al-Baqarah.”1
Di sini, Nabi () memerintahkan agar melakukan ibadah di
rumah. Oleh karena itu beliau bersabda, “Sebaik-baiknya shalat
seseorang yaitu dilakukan di rumahnya, kecuali shalat fardhu.”2
Dan beliau melarang melakukan ibadah di kuburan. Ini
kebalikan dari apa yang diperbuat oleh orang-orang musyrik,
baik Yahudi, Nasrani ataupun sebagian umat ini yang
menyerupai mereka.
Rasulullah () melarang melakukan shalat, doa dan ibdah
lainnya di kuburan. Meskipun ibadah tersebut dilakukan hanya
kepada Allah semata. Ibadah kepada Allah yang dilakukan di
kuburan mengantarkan kepada berbuat syirik dan mengibadahi
penghuni kubur tersebut. Ini termasuk bidah dalam agama.
Berdasarkan penjelasan di atas, menjadi jelas buat kita
kesempurnaan penjagaan Rasulullah () terhadap tauhid dan

1
HR. Muslim, 780.
2
HR. Bukhari, 6860.
63
menutup berbagai celah yang bisa mengantarkan kepada
kesyirikan.

II. Haramnya menjadikan kuburan Nabi () sebagai perayaan


('ied).
Rasulullah () melarang menjadikan kuburan sebagai 'ied.
Mengulang-ulang menziarahinya, berkumpul di situ secara
rutin dalam rangka beribadah kepada Allah merupakan wasilah
(media) yang mengantarkan kepada kesyirikan.
Larangan ini berlaku umum buat seluruh kuburan. Sebab,
kuburan beliau saja yang merupakan kuburan paling utama di
muka bumi telah dilarang untuk dijadikan sebagai 'ied. Maka,
kuburan lainnya –siapapun dia– lebih terlarang lagi.
Oleh karena itu tidak diperbolehkan bepergian jauh untuk
sengaja menziarahi kuburan Nabi (). Ini berdasarkan hadits
shahih yang berbunyi, "Janganlah bepergian jauh kecuali untuk
mengunjungi tiga masjid, yaitu: Masjidku ini (Masjid Nabawi),
Masjid Haram dan Masjid Aqsa."

III. Menghaturkan shalawat dan salam kepada Nabi ()


meskipun tempatnya jauh.
Allah memerintahkan kaum mikminin untuk membaca
shalawat dan salam kepada Nabi-Nya dalam firman-Nya,
"Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS.
Al-Ahzab: 56).
Begitupun diperintahkan untuk memperbanyak shalawat dan
salam kepada beliau di manapun ia berada. Dan beliau
menjelaskan bahwa shalawat dan salam tersebut sama saja akan
sampai kepada beliau baik diucapkan dari dekat ataupun dari
64
jauh, pahalanya juga sama, sehingga tidak perlu untuk
mendatangi kuburannya.
Al-Hasan bin al-Husain bin Ali mengatakan, "Kalian dan
orang-orang yang berada di Andalus adalah sama saja."
Ini merupakan kesempurnaan nikmat Allah kepada kaum
muslimin.
Jadi, apabila seorang muslim menghaturkan salam di
kuburannya ataupun dari jauh, maka sampai kepada Rasulullah
(). Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-
malaikat di bumi yang berkeliaran menyampaikan kepadaku
salam dari umatku."1
Ini merupakan kekhususan Nabi () di mana di sampaikan
kepadanya dari amalan umatnya shalawat dan salam saja.

IV. Para salaf senantiasa bersemangat dalam memutus


segala media yang mengantarkan kepada kesyirikan.
Ali bin al-Husain mengingkari orang yang masuk ke lubang
di dinding kuburan Nabi () untuk berdoa kepada Allah. Sebab,
ini merupakan bentuk menjadikan kuburan sebagai 'ied. Dari
kasus ini diambil kesimpulan disyariatkannya ingkar munkar
dan mengajari orang awam (bodoh).
Sekarang menjadi jelas kepada kita bahwa Rasulullah ()
melarang menjadikan kuburannya sebagai 'ied dalam rangka
menjaga tauhid dan memutus segala media yang mengantarkan
kepada kesyirikan. Ini bagian dari kasih sayang Rasulullah ()
kepada umatnya serta semangat beliau agar umatnya
mendapatkan hidayah. Oleh karena itu, adalah wajib bagi kita
untuk mengikuti perintah beliau dan menjauhi larangannya.
Inilah keberhasilan dan kemenangan yang besar.
1
HR. Ahmad: I/387.
65
- Kegiatan:
Salah seorang siswa menyampaikan beberapa ayat dan
hadits mengenai keutaman bershalawat kepada Nabi (). Juga
menyebutkan bentuk lafazh yang paling utama dalam
bershalawat.

- Latihan:
1. Rasulullah () bersabda, “Janganlah kalian menjadikan
rumah kalian sebagai kuburan. Dan janganlah menjadikan
kuburanku sebagai 'ied (perayaan)."
a. Jelaskan bagaimana rumah dijadikan sebagai kuburan.
b. Apa hukumnya berziarah ke kuburan Nabi () untuk
berdoa di kuburannya.
2. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56).
Bagian dari kesempurnaan nikmat Allah kepada kaum
muslimin bahwasanya bershalawat kepada Rasulullah ()
tidak dikhususkan harus di tempat tertentu saja. Jelaskan
pernyataan tersebut!

-o0o-

66
Pelajaran ke-14:

Bab:
Sebagian Umat Ini Menyembah Berhala

- Pengantar:
Nabi () mengabarkan bahwa kesyirikan terjadi pada umat ini
sebagaimana telah terjadi pula pada umat-umat terdahulu. Dan
ternyata terjadi sebagaimana yang beliau kabarkan.
َ‫ت َويَقُولُون‬ ِ ‫ب يُؤْ ِمنُونَ بِ ْال ِج ْب‬
َّ ‫ت َوال‬
ُ ‫طا‬
ِ ‫غو‬ ِ ‫أَلَ ْم ت ََر إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا ن‬
ِ ‫َصيبًا ِمنَ ْال ِكت َا‬
َ ‫ِللَّذِينَ َكفَ ُروا َهؤ ََُل ِء أ َ ْهدَى ِمنَ الَّذِينَ آ َمنُوا‬
ً ‫س ِب‬
‫يَّل‬
1. Allah () berfirman, "Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya
kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang
kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya
daripada orang-orang yang beriman.." (QS. An-Nisa: 51).
‫ب َعلَ ْي ِه َو َج َع َل ِم ْن ُه ُم‬
َ ‫َض‬
ِ ‫َّللاُ َوغ‬ َّ َ‫قُ ْل ه َْل أُن َِبئ ُ ُكم ِبشَر ِمن ذَلِكَ َمثُوبَةً ِعند‬
َّ ُ‫َّللاِ ۚ َمن لَّ َعنَه‬
َ‫غوت‬ُ ‫طا‬ َّ ‫ير َو َعبَدَ ال‬ ِ ‫ْال ِق َردَة َ َو ْال َخن‬
َ ‫َاز‬
2. Firman-Nya, "Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan
kepada kalian tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu
orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara
mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang)
menyembah thaghut?" (QS. Al-Maidah: 60).
‫علَى أ َ ْم ِر ِه ْم لَنَت َّ ِخذ َ َّن َعلَ ْي ِهم َّمس ِْجدًا‬
َ ‫قَا َل الَّذِينَ َغلَبُوا‬
3. Firman-Nya, "Orang-orang yang berkuasa atas urusan
mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah
rumah peribadatan di atasnya." (QS. Al-Kahfi: 21).

67
- Kosa Kata:
‫ أوثانا‬Al-Watsan (berhala) yaitu segala
sesuatu yang disembah selain Allah,
semisal kuburan, pohon dan
sebagainya. Watsan lebih luas
maknanya ketimbang patung
(shanam).
‫َصيبًا‬
ِ ‫ ن‬Bagian atau jatah.
‫ الجبت‬Istilah atau kalimah yang cocok
untuk di terapkan kepada patung,
tukang sihir dan dukun.
ُ ‫طا‬
َ‫غوت‬ َّ ‫ ال‬Yang dimaksud di sini yaitu setan
atau syaitan.
ً‫ َمثُو َبة‬Pahala
‫ َو َج َع َل ِم ْن ُه ُم‬Merekah yaitu ashhabus-sabti yang
‫ير‬ ِ ‫ ْال ِق َردَةَ َ ْال َخن‬mana kaum mudanya dirubah
َ ‫َاز‬
bentuknya oleh Allah menjadi
monyet, dan kaum tuanya menjadi
babi sebagai hukuman buat mereka.

- Materi Pelajaran:
I. Sebab turunnya ayat.
Ayat ini turun sehubungan dengan Ka'ab bin al-Asyraf dan
Huyay bin al-Akhthab (keduanya ulama Yahudi). Ketika
keduanya datang ke Mekah, orang-orang bertanya, "Kalian
berdua adalah Ahlul-Kitab dan ahli ilmu, maka kabarkanlah
kepada kami tentang Muhammad."

68
Mereka berdua berkata, "Kalian lebih baik dan lebih
mendapatkan petunjuk."
Mengatakan begitu dikarenakan sikap aniaya dan hasad. Jika
tidak, tentu akan mereka kabarkan karena sesungguhnya
mereka berdua mengetahui bahwa Muhammad () berada di atas
al-haq (kebenaran). Maka dari itu Allah menurunkan ayat ( ‫أَلَ ْم ت ََر‬
ِ ‫)إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا ن‬.
ِ ‫َصيبًا ِمنَ ْال ِكتَا‬
‫ اآلية‬...‫ب‬

II. Beberapa sifat buruk Yahudi yang disebutkan dalam ayat.


Allah mengabarkan kepada Nabi Muhammad () tentang
Yahudi yang dikaruniai ilmu mengenai kitab Allah (Taurat dan
Injil) dan mengenai Allah satu-satunya yang berhak diibadahi.
Bersamaan dengan itu ternyata mereka membenarkan kebatilan,
yaitu beribadah kepada patung-patung, perdukunan, sihir dan
mengikuti syaitan dalam perkara tersebut. Mereka juga
mengutamakan ahli kebatilan di atas ahli kebenaran
dikarenakan sikap aniaya dan hasad. Inilah celaan kepada
mereka sekaligus peringatan bagi kita supaya tidak melakukan
apa yang mereka perbuat.

III. Hukuman kepada Yahudi akibat menyi-nyiakan


agamanya.
Orang-orang Yahudi menyia-nyiakan agamanya dan
mencela agama Islam yang tiada lain adalah tauhidullah
(mentauhidkan Allah) dan beribadah hanya kepada-Nya. Allah
memfirmankan kepada Nabi Muhammad, "Katakanlah kepada
orang-orang yang mencela agama kalian: apakah kalian ingin
aku kabarkan tentang orang-orang yang mendapatkan ganjaran
paling buruk dari Allah kelak pada hari kiamat? Mereka adalah
Yahudi yang mana dilaknat oleh Allah dan dimurkai dengan
kemurkaan yang tidak ada lagi keridhaan setelahnya. Para
69
ahlus-sabti di antaranya ada yang dihukum dengan dirubah
bentuknya menjadi monyet dan babi. Sebagian lagi ada yang
menyembah thaghut, baik dengan nazar, menyembelih, berdoa,
isti'anah (mohon pertolongan) dan ibadah lainnya.
Apabila di antara orang-orang Yahudi ada yang menyembah
thaghut, maka pada umat ini akan ada juga yang menyembah
thaghut selain Allah Ta'ala.

IV. Mendirikan masjid di atas kuburan termasuk media yang


mengantarkan kepada kesyirikan.
Ketika orang-orang mampu membuka tabir tentang
ashhabul-kahfi –yaitu para pemuda saleh yang menyelamatkan
agamanya dengan bersembunyi dan melarikan diri dari orang-
orang musyrik– mereka dapati sebuah mukjizat yang dahsyat,
yakni dibangkitkannya ashhabul-kahfi setelah tertidur selama
309 tahun. Lalu orang-orang berselisih pendapat, apa yang
diperbuat ?
Orang-orang berpengaruh dari kalangan mereka
mengatakan, "Kami akan medirikan masjid di atas peninggalan
mereka (ashhabul-kahfi) supaya dikenali dan orang-orang bisa
mengambil berkah dengan mereka."
Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah celah kesyirikan yang
terlarang. Oleh karena itu Allah mencela mereka, sekaligus
sebagai peringatan kepada umat ini agar jangan mengikuti jalan
orang-orang Nasrani. Kendatipun begitu ternyata di sebagian
negeri kaum muslimin telah terjadi pengagungan kuburan
orang-orang saleh dengan cara mendirikan masjid di atas
kuburan mereka, hingga akhirnya berubah menjadi
mengibadahinya. Ini tentu saja menyerupai kaum Nasrani.

70
- Kegiatan:
Sekelompok siswa menceritakan kisah ashhabul-kahfi di
hadapan teman-temannya, dan dalam penuturannya hendaknya
dikaitkan dengan materi pelajaran.

- Latihan:
1. Allah berfirman: ( َ‫ب يُؤْ ِمنُون‬ ِ ‫َصيبًا ِمنَ ْال ِكتَا‬ ِ ‫أَلَ ْم ت ََر ِإلَى الَّذِينَ أُوتُوا ن‬
َ ‫ؤَُل ِء أَ ْهدَى ِمنَ الَّذِينَ آ َمنُوا‬
ً ‫س ِب‬
‫يَّل‬ َ ‫ت َو َيقُولُونَ ِللَّذِينَ َكفَ ُروا َه‬ ِ ‫غو‬ ُ ‫طا‬ َّ ‫ت َوال‬ ِ ‫)بِ ْال ِج ْب‬.
a. Apa yang menjadi sabab nuzul ayat tersebut?
b. Sebutkan sebagian sifat orang-orang Yahudi yang
buruk (tercela) dalam ayat di atas.
2. Allah berfirman: ( ُ‫َّللا‬ َّ ُ‫َّللاِ ۚ َمن لَّ َعنَه‬ َّ َ‫قُ ْل ه َْل أُن َِبئ ُ ُكم ِبشَر ِمن ذَلِكَ َمثُو َبةً ِعند‬
َ‫غوت‬ َّ
ُ ‫ير َو َعبَدَ الطا‬َ ‫َاز‬ ْ ْ
ِ ‫ب َعلَ ْي ِه َو َجعَ َل ِم ْن ُه ُم ال ِق َردَةَ َوال َخن‬
َ ‫َض‬
ِ ‫)وغ‬.
َ
a. Allah menghukum orang-orang Yahudi dengan
beberapa hukuman dikarenakan kekufuran dan
kesesatan mereka. Jelaskanlah!
3. Berlebihan dalam mengagungkan orang-orang saleh
dengan jalan didirikan masjid di atas kuburannya akan
mengantarkan kepada mengibadahinya.
- Sebutkan sebuah kisah yang terdapat dalam surah Al-
Kahfi yang menjelaskan pernyataan di atas.
4. Lengkapi istilah dan pengertiannya dalam soal berikut ini:
a. Berhala (‫ )الوثن‬yaitu ............................................
b. Thaghut (‫ )الطاغوت‬yaitu ......................................

-o0o-

71
Pelajaran ke-15:

Bab:
Sebagian Umat Ini Menyembah Berhala (Lanjutan)

4. Diriwayatkan dari Abu Sa'id () bahwasanya Rasulullah ()


bersabda:
"Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang
sebelum kalian (ibarat bulu pada anak panah) helai demi
helainya (sama persis). Hingga seandainya mereka masuk ke
lubang dhab (kadal gurun), tentu kalian akan memasukinya
pula."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah (), apakah mereka
itu adalah Yahudi dan Nasrani?"
Beliau menjawab, "Siapa lagi." Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim.

- Kosa Kata:
(‫)السنن‬: Jalan-jalan.
(‫)حذو القذة بالقذة‬: Sebagaimana bulu pada anak panah seukuran
dengan bulunya yang lain.

- Materi Pelajaran:
I. Golongan awam dari umat ini menyerupai Ahli Kitab.
Nabi bersumpah bahwa umat ini akan mengikuti jalan
orang-orang Yahudi dan Nasrani. Beliau bersabda, "Kalian

72
akan benar-benar mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum
kalian."
Mereka menyerupai dan mirip dengan orang-orang Yahudi
dan Nasrani layaknya bulu pada anak panah yang serupa antara
satu dengan yang lainnya. Mereka tidak meninggalkan
sedikitpun dari kebiasaan Yahudi dan nasrani kecuali
mengikutinya. Hingga seandainya digambarkan bahwa mereka
masuk ke dalam lubang kadal gurun, maka umat ini akan
memasukinya juga. Digambarkan dengan lubang kadal gurun
dikarenakan sempit dan berkelok-kelok, sekaligus untuk
menunjukkan bahwasanya benar-benar mengikutinya.
Hadits ini menunjukkan bahwa tidak ada sesuatupun yang
dilakukan oleh Ahli Kitab yang dicela Allah Ta'ala kecuali
orang-orang awam umat ini akan melakukannya juga.
Hadits ini bersifat khabari (pemberitaan), namun maknanya
adalah larangan dari mengikutinya.
Apa yang dikabarkan oleh Rasulullah () benar-benar terjadi.
Ini merupakan salah satu tanda kenabian dan mukjizat beliau.

II. Waspada terhadap taqlid kepada orang-orang kafir.


Nabi () memperingatkan umatnya dari menyerupai orang-
orang musyrik. Beliau bersabda, "Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari kaum tersebut."
Sebab, menyerupai mereka (tasyabbuh) dalam peribadatan dan
kebiasaan-kebiasaan akan menggiring kepada rusak agama
kaum muslimin, mencintai musuh-musuh agama,
mengagungkan mereka dan kagum dengan yang mereka miliki.
Seharusnya (wajib) kita waspada terhadap menyerupai
nonmuslim dalam perkara-perkara yang menyelisihi syariat.
Selain itu wajib berpegang teguh dengan jalan yang lurus, serta

73
berdoa kepada Allah agar teguh di atas agama Islam hingga
hari pertemuan dengan-Nya.

- Kegiatan:
Siswa menuliskan tentang bahayanya menyerupai orang-
orang kafir disertai dengan gambaran saling menyerupai antara
siswa yang satu dengan yang lainnya. Berikutnya tulisan
tersebut disampaikan (dipresentasikan) di depan teman-
temannya.

- Latihan:
1. Apa makna sabda Rasulullah: ( ‫لتتبعن سنن من كان قبلكم حذو القذة‬
‫ الحديث‬...‫ حتى لو دخلوا جحر ضب لدخلتموه‬.‫)بالقذة‬
2. Rasulullah () bersabda: (‫)من تشبه بقوم فهو منهم‬
Jelaskan pengaruh-pengaruh dari menyerupai orang-orang
musyrik.

-o0o-

74
Pelajaran ke-16:

Bab:
Sebagian Umat Ini Menyembah Berhala (Lanjutan)

5. Dalam riwayat Imam Muslim dari Tsauban () bahwasanya


Rasulullah () bersabda:
"Sesungguhnya Allah menciutkan bumi untukku sehingga
aku dapat melihat belahan timur hingga barat. Sesungguhnya
kekuasaan umatku akan meliputi semua yang diciutkan
kepadaku.
Sesungguhnya aku diberi dua harta pusaka: merah dan putih.
Dan aku memohon kepada Rabbku agar umatku tidak
dimusnahkan dengan lantaran paceklik yang menyeluruh; dan
agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari golongan selain
mereka sehingga menjarah wilayah mereka.
Sesungguhnya Rabbku berfirman kepadaku: *Wahai
Muhammad, sesungguhnya Aku telah menetapkan sesuatu
ketetapan yang tidak bisa ditolak. Aku berikan kepadamu untuk
umatmu bahwasanya Aku tidak akan memusnahkan mereka
lantaran paceklik yang meluas. Dan Aku tidak akan
menguasakan musuh kepada mereka selain dari golongan
mereka sendiri yang akan menjarah wilayah mereka, meskipun
semua bangsa dari segala penjuru dunia bersatu mengeroyok
mereka, sampai umatmu sebagiannya menghancurkan sebagian
yang lain*."1
Diriwayatkan juga oleh al-Barqoni dalam kitab al-Shahih
disertai tambahan:

1
HR. Muslim, no. 2882.
75
"Sesungguhnya aku takutkan kepada umatku para penyesat.
Apa terjadi di antara mereka saling bunuh, maka selamanya tak
akan berhenti hingga hari kiamat. Dan tidaklah hari kiamat
terjadi hingga uamtku berjumpa dengan orang-orang musyrik,
hingga segolongan umatku menyembah berhala.
Sesungguhnya akan ada pada umatku para pendusta
sebanyak tiga puluh (30) orang. Seluruhnya mengaku sebagai
nabi. Akulah penutup para nabi, dan tidak ada lagi nabi
setelahku.
Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang
berpegang dengan al-haq (kebenaran) lagi mendapat
pertolongan. Tidak memudaratkan mereka orang-orang yang
menyelisihinya hingga datang keputusan Allah Tabarakallahu
Wata'ala (hari kiamat)."1

- Kosa Kata:
‫زوى‬ Mengumpulkan (menciutkan)
‫الكنزين‬ Yaitu pusaka Kisra, raja Persia
‫اْلحمر‬ Emas sebab menjadi pusaka yang paling
dominan di wilayah Qubrus.
‫اْلبيض‬ Perak sebab menjadi pusaka yang paling
dominan di milik Kisra.
‫بسنة بعامة‬ Paceklik atau kemarau yang
menyebabkan kebinasaan secara meluas
‫بيضتهم‬ Wilayah dan masyarakatnya
‫وإذا وقع عليهم‬ Terjadi fitnah dan saling membunuh

1
HR. Abu Daud, no. 4252.
76
‫السيف‬

‫حي من أمتي‬ (‫ )الحي‬merupakan bentuk tunggal dari


(‫)اْلحياء‬, yaitu kabilah atau marga.
‫فئام‬ Sekumpulan atau jamaah
‫حتى يأتي أمر هللا‬ Sampai hari kiamat

- Materi Pelajaran:
Kedua hadits di atas mengandung perkara-perkara penting
dan berita-berita yang benar serta petunjuk akan kenabian
beliau ().
I. Allah menciutkan (mengumpulkan) bumi bagi Rasulullah
() hingga beliau mampu melihat apa yang dikuasai oleh
umatnya dari mulai timur hingga barat. Dan ternyata apa yang
disampaikan beliau benar-benar terjadi, yakni kerajaan umatnya
meluas hingga mencapai peloksok barat dan timur.
Beliau juga mengabarkan bahwa dirinya dianugerahi dua
pusaka. Ini pun benar-benar terwujud. Yaitu umatnya mampu
menguasai kerajan Kisra dan Qaishar –termasuk emas dan
perak yang ada di dalamnya– pada masa kekhalifahan Umar ()
yang mana kedua pusaka tersebut diinfakkan di jalan Allah.

II. Doa Rasulullah () buat umatnya.


Kesempurnaan kasih sayang Rasulullah () kepada umatnya
yaitu beliau berdoa kepada Allah bagi umatnya dengan dua
permohonan yang baik, yaitu:
Pertama, permohonan agar umatnya tidak dibinasakan
dengan bencana kemarau (paceklik) yang meluas. Permohonan
ini dikabulkan. Sementara umat terdahulu, semisal kaum 'Ad
77
dan Tsamud, diazab dengan kebinasaan secara total. Hal
tersebut berbeda dengan umat ini yang mana Allah
mencegahnya atas keberkahan doa Nabi ().
Kedua, permohonan agar musuh dari golongan kaum kafir
tidak menguasai kaum muslimin dan membinasakan mereka.
Allah mengabulkan juga permohonan tersebut sepanjang
mereka menjauhi perselisihan dan perpecahan di antara mereka.
Apabila hal tersebut terjadi, maka musuh dari kaum kafir akan
menguasai mereka. Ini pernah terjadi ketika dulu umat Islam
berpecah belah.

III. Rasulullah () mengkhawatirkan umatnya dari para


pemimpin yang sesat.
Umara dan ulama adalah pemimpin umat. Lantaran mereka,
maka orang-orang mendapatkan hidayah. Para umara
berdasarkan kekuasaannya, dan para ulama karena ilmunya.
Kekhawatiran Rasulullah () terfokus sebatas kepada mereka
saja seandainya tersesat dari jalan al-haq (kebenaran).
Allah menceritakan penyesalan penghuni neraka
dikarenakan mengikuti para pemimpin yang sesat. Firman-Nya,
"Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar
kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)."
(QS. Al-Ahzab: 67).

IV. Rasulullah mengabarkan bahwasanya apabila terjadi


fitnah dan baku bunuh sesama kaum muslimin, maka hal
tersebut akan berlaku terus menerus hingga hari kiamat. Ini
benar-benar terjadi. Semenjak terjadi fitnah pada umat dengan
terbunuhnya Utsman (), maka hal tersebut terus-terusan terjadi
hingga hari ini.
78
V. Munculnya kesyirikan dan mengibadahi berhala pada
umat ini.
Rasulullah () mengabarkan bahwasanya kiamat tidak akan
terjadi hingga kelompok-kelompok umat ini berjumpa dengan
orang-orang musyrik. Lalu mereka murtad dari Islam dan
tinggal serumah dan sekampung bersama-sama mereka.
Juga kiamat tidak akan terjadi hingga sebagian besar dari
umat ini menyembah berhala, sesembahan selain Allah. Dan ini
benar-benar terjadi di mana orang-orang awam dari umat ini
menyembah kuburan orang-orang saleh dan selainnya dengan
berbagai bentuk ibadah, semisal menyembelih, nazar, doa,
istighatsah, thawaf dan lain sebagainya. Mereka menamai
amalannya tersebut sebagai tawasul dan taqarrub
(mendekatkan diri) kepada orang-orang saleh. Ini tentu saja
batil. Barangsiapa yang menjadikan selain Allah sebagai
sesembahan (berhala), maka ia terjerumus ke dalam syirik
akbar. Maka, tidak ada gunanya penisbatan dirinya kepada
Islam, juga ucapannya la ilaha illallah.

VI. Munculnya orang-orang yang mengaku nabi.


Rasulullah () mengabarkan tentang akan munculnya orang-
orang yang mengaku nabi sebanyak tiga puluh (30) orang
pendusta. Maksudnya yaitu dari golongan orang-orang yang
memiliki kekuatan. Jika tidak, maka mereka lebih banyak lagi
daripada jumlah tersebut.
Apa yang beliau sampaikan benar-benar terjadi, baik pada
masa beliau sendiri maupun setelahnya. Dan ada banyak orang
yang mengaku sebagai nabi1, namun Allah membongkar

1
Semisal Musailamah al-Kadzdzab, Mirza Ghulam al-Qadiani dan lain-lain.
79
kedustaan mereka. Adalah Nabi Muhammad sebagai penutup
para nabi, tidak ada nabi lagi setelah beliau.

VII. Al-haq (kebenaran) akan senantiasa ditolong hingga


hari kiamat.
Rasulullah () memberikan kabar gembira kepada umat ini
bahwa akan senantiasa ada segolongan umat yang mendapat
pertolongan, membela agama, mengamalkan ilmu dan berjihad
serta membela agama. Tidak memudaratkan mereka sama
sekali orang-orang yang menghinakan mereka dan tidak mau
menolongnya. Mereka teguh di atas kebenaran karena Allah
menjadi penolong mereka.
Allah berfirman, "Dan Kami selalu berkewajiban menolong
orang-orang yang beriman." (QS. Ar-Rum: 47).
Golongan (thaifah) ini senantiasa teguh di atas kebenaran
hingga hari kiamat, yakni hingga mendekati terjadinya kiamat.
Ini berdasarkan apa yang dikabarkan Rasulullah () bahwasanya
kelak semua orang mukmin diwafatkan dengan bertiupnya
angin yang baik serta terjadinya tanda-tanda kiamat besar.
Akhirnya tak tersisa lagi di muka bumi kecuali orang-orang
yang buruk, dan berikutnya terjadilah kiamat kepada mereka.
Menjadi jelas bagi kita bahwa pada umat ini ada orang yang
terjerumus ke dalam kesyirikan, menyembah berhala dan
thaghut. Adalah wajib bagi kita untuk beribadah hanya kepada
Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Juga menjauh dari
mengibadahi berhala dan memalingkan ibadah dari Allah
Ta'ala.

- Kegiatan:

80
1. Para siswa menentukan dilalah dari hadits di atas
mengenai kenabian Muhammad ().
2. Dengan mengacu kepada peta dunia, santri menjelaskan
jalur penyebaran Islam serta menerangkan sebab tersebarnya
Islam.

- Latihan:
1. Hubungkan pernyataan dalam kolom A dengan
keterangannya yang sesuai pada kolom B.
A B
1. Allah menciutkan
(mengumpulkan) bumi 1. Munculnya
kepada Rasulullah () kesyirikan dan
hingga beliau mampu mengibadahi
melihat apa yang akan berhala pada umat
dimiliki umatnya mulai ini.
dari peloksok timur
hingga barat.
2. Rasulullah ()
mengabarkan bahwa
tidaklah akan terjadi 2. Meluasnya kerajaan
kiamat hingga kabilah- umat ini.
kabilah umat ini
berjumpa dengan
orang-orang musyrik.
3. Rasulullah ()
memberikan kabar 3. Terjadinya fitnah
gembira bahwa akan dan baku bunuh
ada segolongan yang dalam umat ini.
senantiasa ditolong di
mana mereka selalu
81
menjaga agama ini.
4. Sesungguhnya al-
haq akan senantiasa
langgeng hingga
hari kiamat.

2. Bagian dari kesempurnaan kasih sayang Rasulullah ()


kepada umatnya, beliau berdoa kepada Allah untuk
kebaikan umatnya dengan dua permohonan. Sebutkan dua
permohonan tersebut!
3. Isilah titik-titik dalam pernyataan berikut dengan jawaban
yang tepat.
(1) Rasulullah diberi dua pusaka: merah dan putih, yaitu:
................... dan ...................... yang terjadi pada masa
kekhalifahan..................
(2) Nabi mengabarkan bahwasa hari kiamat tidak akan
datang hingga terjadi dua perkara, yaitu: pertama,
..................... dan kedua, ................................
(3) Di antara bentuk bahwa umat ini terjatuh ke dalam
kesyirikan: ...................... dan ...........................
(4) Rasulullah () memberikan kabar gembira kepada umat
ini bahwa akan senantiasa ada segolongan yang selalu
ditolong. Golongan ini memiliki sifat-sifat tertentu,
yaitu: [1].........................., [2] .............................,
[3].........................................

-o0o-

82
Pelajaran ke-17:

Bab:
Sihir

- Pengantar:
Bahaya sihir sangat besar. Sihir termasuk syirik besar yang
menafikan tauhid. Sihir juga membahayakan bagi masyarakat.
Oleh karena itu harus waspada.

‫َولَقَدْ َع ِل ُموا لَ َم ِن ا ْشت ََراهُ َما لَهُ فِي ْاآل ِخ َرةِ ِم ْن خ َََّلق‬
1. Allah berfirman, "Sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir
itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat." (QS. Al-Baqarah:
102).
‫ت‬ ُ ‫طا‬
ِ ‫غو‬ ِ ‫يُؤْ ِمنُونَ ِب ْال ِج ْب‬
َّ ‫ت َوال‬
2. Allah berfirman, "Mereka percaya kepada jibt dan
thaghut." (QS. An-Nisa: 51).
Umar mengatakan, "Jibt yaitu sihir; dan thaghut yaitu
syaitan (setan)."
Jabir berkata, "Thawaghit (thagut-thaghut) yaitu para dukun
yang mana setan datang kepada mereka. Di setiap wilayah ada
satu."
3. Diriwayatkan dari Abu Hurairah () bahwasanya
Rasulullah () bersabda, "Jauhilah oleh kalian tujuh yang
membinasakan."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah (), apakah itu?"

83
Beliau bersabda, "Menserikatkan Allah (syirik), sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali
dibenarkan secara agama, orang yang memakan riba, orang
yang makan harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh
berzina kepada wanita yang mukminah dan baik."1

- Kosa Kata:
‫خَّلق‬ Bagian, porsi, jatah
‫الكاهن‬ Orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib.

‫الموبقات‬ Yang membinasakan. Disebut "mubiqat"


karena membinasakan pelakunya di dunia
dan akhirat.
‫اليتيم‬ Anak yang ditinggal mati oleh ayahnya
sebelum mencapai usia baligh.
‫قذف المحصنات‬ (‫ )القذف‬yaitu menuduh berzina. (‫)المحصنات‬
yaitu wanita merdeka yang menjaga
kesucian diri.
‫الغافَّلت‬ Terbebas dari perilaku tercela dan tuduhan
zina.

- Materi Pelajaran:
I. Makna sihir dan hukumnya.
Sihir secara bahasa yaitu sesuatu yang penyebabnya bersifat
tersembunyi dan halus.

1
HR. Bukhari, no. 6857 dan Muslim, no. 89.
84
Secara isthilahi (terminologi) yaitu azimat-azimat, mantera,
bacaan yang diucapkan, obat-obatan, dupa ataupun buhul yang
berpengaruh kepada hati dan badan sehingga bisa menyebabkan
sakit, terbunuh dan perceraian.
Hukum sihir yaitu haram dalam semua agamapun.
Sihir ada dua jenis:
Pertama, sihir yang termasuk syirik akbar yang menafikan
tauhid. Sihir jenis ini tidak bisa dicapai kecuali dengan jalan
mengibadahi (menyembah) setan dan mendekatakan diri
kepadanya dengan beragam persembahan.
Kedua, sihir yang termasuk dosa besar. Tidak sampai kepada
derajat syirik akbar dikarenakan tidak mengandung unsur-unsur
kesyirikan. Sihir jenis ini terkadang bisa dicapai melalui jalan
obat-obatan, dupa dan lain yang sejenisnya.
Jadi dari segi hukumnya yaitu: fasik dan dosa besar. Ini
apabila pelakunya tidak meyakini bahwa ramuan sihirnya
tersebut memudaratkan secara zatnya. Sihir jenis ini menafikan
kesempurnaan tauhid dikarenakan mengandung kezaliman,
permusuhan dan memudaratkan pihak lain.

II. Hikmah diharamkannya sihir.


1. Dalam sihir terkandung penyembahan terhadap setan,
mendekatkan diri kepadanya dan bergantung kepada mereka.
Tukang sihir tidak mampu melakukan sihir kecuali apabila ia
mendekatkan diri kepada setan dengan peribadahan tertentu.
2. Merusak masyarakat. Dikarenakan sihir bisa menyebaban
sakit, perceraian suami istri ataupun permusuhan antara
anggota keluarga. Ini semua adalah kerusakan, kezaliman dan
permusuhan.

85
III. Dalil-dalil diharamkannya sihir.
• Allah berfirman, "Sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir
itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat." (QS. Al-Baqarah:
102).
Maksudnya, orang-orang Yahudi telah mengetahui bahwa
orang yang meridhai sihir sebagai pengganti dari syariat Allah,
maka di akhirat kelak ia tidak mendapatkan bagian. Sebab, ia
telah menjual (menukar) agamanya dengan dunia. Ini sejelas-
jelasnya ancaman, sebab ayat tersebut menunjukkan keharaman
sihir.
• Allah berfirman, "Mereka percaya kepada jibt dan
thaghut." (QS. An-Nisa: 51).
Di sini Allah mencela orang-orang Yahudi yang
membenarkan jibt yang menjadi sumber sihir.
• Hadits Abu Hurairah () bahwasanya Rasulullah bersabda,
"Jauhilah oleh kalian tujuh yang membinasakan."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah (), apakah itu?"
Beliau bersabda, "Menserikatkan Allah (syirik), sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali
dibenarkan secara agama, orang yang memakan riba, makan
harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh berzina
kepada wanita yang mukminah dan baik."

IV. Keharusan (wajib) untuk menjauhi tujuh (7) yang


membinasakan.
Rasulullah () memerintahkan agar menjauhi tujuh perkara
yang membinasakan dikarenakan mendatangkan hukuman di

86
dunia serta azab di akhirat kelak. Ketujuh perkara tersebut
yaitu:
1. Syirik. Beliau memulai dengan syirik karena dosa yang
paling besar.
2. Sihir.1 Mubiqat ini disebutkan setelah syirik dikarenakan
ada sihir yang membuat pelakunya kufur (kafir) di mana untuk
menggapainya harus dengan beribadah kepada setan dan
mendekatkan diri kepadanya, baik dengan menyembelih, doa
ataupun istighatsah.
3. Membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali
dibenarkan agama.
Yaitu membunuh seorang muslim atau kafir dzimi, mu'ahad
dan mustaman. Ini berdasarkan hadits, "Barangsiapa yang
membunuh kafir mu'ahad, maka ia tidak akan mencium baunya
surga."2
Terkecuali apabila orang-orang tersebut melakukan suatu
tindakan yang menyebabkan harus dibunuh. Ini berdasarkan
hukum syar'i yang penerapannya hanya dilakukan oleh amir
(penguasa) yang muslim. Bukan hak perorangan bagi
masyarakat pada umumnya.
4. Orang yang memakan riba. Maksudnya yaitu
mengkonsumsi riba dengan jalan apapun. Rasulullah ()
melaknat orang yang memakan riba, memberi makan riba, dua

1
Mengenai sihir dan kelima mubiqat setelahnya. Mubiqat yang disebutkan
setelah sihir masing-masingnya mengandung unsur aniaya, baik kepada
jiwa, harta ataupun kehormatan. Sementara sihir bertindak aniaya kepada
semua unsur tersebut. Terlebih lagi aniaya terhadap hak Allah, yakni
menyekutukan Allah dengan selain-Nya.
2
HR. Bukhari, no. 3166. Yang dimaksud kafir mu'ahad yaitu orang kafir
yang tinggal di negerinya, namun terikat perjanjian dengan kita untuk tidak
saling menyerang. Dan termasuk ke dalam kategori ini adalah orang kafir
yang tinggal di negeri muslim secara aman.
87
orang saksinya dan petugas yang menuliskannya. Sebagian
salaf mengatakan bahwa riba terbukti membuat seseorang suul-
khatimah.
5. Memakan harta anak yatim. Maksudnya yaitu
mengintervensi dan mengaturnya bukan untuk tujuan
kemaslahatan anak yatim tersebut.
6. Lari dari peperangan. Yakni melarikan dari dari hadapan
musuh dalam peperangan.
7. Menuduh wanita, yakni menuduh berzina kepada wanita
mukminah yang merdeka, menjaga kesucian dan bersih dari
perilaku tercela (lacur).
Inilah ketujuh mubiqat yang wajib dijauhi dan diwaspadai,
sebab termasuk dosa besar dan mengakibatkan kemurkaan
Allah Ta'ala.

- Kegiatan:
Para siswa mengunjungi perpustakaan sekolah dan
mempelajari kitab-kitab tafsir mengenai kisah Nabi Musa ()
bersama para penyihir. Dilakukan di bawah bimbingan
pengajar. Kemudian diambil kesimpulan dari kisah tersebut
akan kebatilan sihir (surah Thaha).

- Latihan:
1. Rasulullah () merupakan sang penasihat. Beliau
mengingatkan tentang sesuatu yang membahayakan agama
dan dunia. Di antaranya adalah sihir.
a. Sebutkan definisi sihir secara bahasa ataupun isthilahi.
b. Sebutkan hukum sihir dan hikmah dari diharamkannya.

88
c. Sebutkan dalil dari Al-Quran dan sunah tentang
haramnya sihir.
2. Keburukan sihir sangat besar. Sihir termasuk yang
membatalkan keislaman. Orang yang melakukan sihir
harus ditindak keras dalam rangka mengamankan
masyarkat.
a. Jelaskan bagaimana tukang sihir bisa menggapai sihir.
b. Bagaimana sikap agama terdahulu terhadap sihir?
3. Rasulullah () bersabda, "Jauhilah oleh kalian tujuh
mubiqat..." Sebutkan tiga di antara mubiqat tersebut.
4. Sebutkan istilah untuk yang dirinci oleh penjelasan berikut:
a. .................... yaitu orang yang mengaku mengetahui
ilmu gaib.
b. ................... yaitu orang yang mati bapaknya ketika ia
belum mencapai usia baligh.
c. ................... yaitu wanita merdeka yang menjaga
kesucian diri.
5. Sebutkan alasan untuk pernyataan berikut ini:
a. Rasulullah () memulai dengan menyebutkan syirik
terlebih dahulu ketika merinci ketujuh mubiqat.
b. Penamaan dengan istilah al-sab'u al-mubiqat.
c. Rasulullah () menyebutkan sihir setelah syirik.

-o0o-

89
Pelajaran ke-18:

Bab:
Sihir (lanjutan)

4. Diriwayatkan dari Jundub secara marfu'1: "Hukuman bagi


tukang sihir yaitu dibunuh."2 Diriwayatkan oleh Tirmidzi. Kata
beliau,"Hadits ini shahih, tapi mauquf3.
5. Diriwayatkan dalam Shahihul-Bukhari dari Bajalah bin
'Abadah, ia berkata:
"Umar bin Khattab () menuliskan dalam suratnya,
*Bunuhlah oleh kalian tukang sihir, baik laki-laki ataupun
perempuan*."
Ia berkata: "Maka, kami bunuh tiga orang tukang sihir."4
6. Diriwayatkan secara sahih dari Hafshah () bahwasanya ia
memerintahkan untuk membunuh budak perempuan miliknya
yang menyihir beliau. Akhirnya budak tersebut dibunuh.
Begitu juga telah sahih dari Jundab.
Ahmad berkata, "Telah ada riwayatnya dari tiga orang
sahabat Nabi ()."5

- Kosa Kata:
(‫)حد الساحر‬: Hukuman atau vonis bagi tukang sihir.
1
Marfu' maksudnya hadits tersebut termasuk perkataan Rasulullah ().
2
HR. Tirmidzi, no. 1460.
3
Mauquf maksudnya hadits tersebut termasuk perkataan sahabat Nabi.
4
HR. Bukhari, no. 3156 dan Ahmad: VI/190.
5
HR. Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra: 8/136.
90
(‫)ضربه بالسيف‬: Dibunuh. Kalimat (‫ )ضربه‬ada yang
meriwayatkan dengan ha (‫ )هـ‬dan ada juga dengan ta (‫)ة‬.

- Materi Pelajaran:
I. Hukuman bagi tukang sihir.
Hukumannya yaitu dibunuh, dikarenakan besarnya dosa
sihir dan berbahaya bagi masyarakat. Dalilnya yaitu:
1. Perkataan Jundab bin Abdullah (), "Hukuman bagi tukang
sihir yaitu dibunuh."
2. Keterangan yang diriwayatkan dari Umar () bahwasanya
beliau menuliskan dalam surat beliau kepada para pegawainya:
"Bunuhlah oleh kalian semua tukang sihir, baik laki-laki
ataupun perempuan."
3. Keterangan yang telah sahih diriwayatkan dari Hafshah ()
bahwasanya beliau memerintahkan untuk membunuh budak
perempuan miliknya yang menyihir beliau. Lalu budak tersebut
dibunuh.

II. Sikap seorang muslim terhadap sihir dan para penipu


(ilusionis dan semisalnya).
Tidaklah muncul sihir di suatu wilayah terkecuali tersebar
pula di sana kerusakan, kezaliman dan permusuhan.
Wajib kepada kaum muslimin untuk mewaspadai sihir,
mendatangi mereka serta dari bekerja sama dalam menyebarkan
tukang sihir dan para penipu (ilusionis dll). Ini dalam rangka
menjaga tauhid, menjaga kebaikan masyarakat, berlepas diri
dan mengingkari kemungkaran.

91
III. Metode penjagaan diri dari sihir.
1. Shalat shubuh secara berjamaah.
2. Membaca wirid yang sesuai tuntunan syariat, di
antaranya:
• Membaca al-Mu'awwidat sebanyak tiga kali (3 X) setiap
pagi dan sore serta ketika hendak tidur.
• Membaca Ayat Kursi pada pagi dan sore hari.
• Membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah.
Berdasarkan sabda Rasulullah (), "Barangsiapa yang membaca
dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah pada malam hari, maka
mencukupinya."1
• Mengucapkan wirid ini sebanyak 3X di pagi dan sore hari:
‫بسم هللا الذي َل يضره مع اسمه شيء في اْلرض وَل في السماء وهو السميع‬
‫العليم‬
"Dengan menyebut nama Allah yang mana tidak akan ada
yang memudaratkan bersama nama-Nya sesuatu apapun di
bumi dan di langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha
mengetahui."2
• Mengucapkan wirid berikut sebanyak 3 X pada pagi dan
sore hari:
‫أعوذ بكلمات هللا التامات من شر ما خلق‬
"Aku berlindung dengan kalimah-kalimah Allah dari
keburukan segala ciptaan Allah."3

1
HR. Bukhari, no. 5008. Makna mencukupinya (‫ )كفتاه‬yaitu mencukupinya
untuk melindungi diri dari segala keburukan.
2
HR. Abu Daud, no. 5088.
3
HR. Abu Daud, no. 3818.
92
• Memakan tujuh (7) butir korma jenis 'Ajwah pada pagi hari
sebelum mengkonsumsi apapun. Berdasarkan sabda Rasulullah
(), "Barangsiapa yang memakan tujuh butir korma 'Ajwah pada
pagi hari, maka tak akan membahayakannya pada hari tersebut
racun bisa ataupun sihir."1

- Latihan:
1. Isilah titik-titik dengan jawaban yang tepat:
a. Hukuman buat tukang sihir yaitu.....................,
berdasarkan hadits......................................................
b. Telah tetap vonis mati (dibunuh) bagi tukang sihir
melaui riwayat dari tiga orang sahabat Nabi (), yaitu:
................... dan ....................... dan ...........................
2. Tidak ada kebaikan dalam sihir. Sihir merupakan
perbuatan setan.
a. Tulis pernyataan sebanyak lima baris berisi penjelasan
tentang kondisi lingkungan manyarakat yang di
dalamnya tersebar sihir.
b. Bagaimana sikap seorang muslim terhadap tukang sihir
dan para penipu (ilusionis dll).
3. Sebagian orang yang berhati lemah terkadang terkena sihir.
- Sebutkan tiga (3) wirid syar'i untuk penjagaan diri dari
gangguan sihir.

-o0o-

1
HR. Bukhari, no. 5445 dan Muslim, no. 2047.
93
Pelajaran ke-19:

Bab:
Macam-macam Sihir

- Pengantar:
Ada banyak macam-macam sihir. Setiap muslim seyogyanya
mengenal jenis-jenis sihir dalam rangka mewaspadainya.

1. Imam Ahmad mengatakan: telah menyampaikan


kepadaku Muhamma bin Ja'far, telah menyampaikan kepadaku
'Auf bin Hayyan bin al-'Ala, menyampaikan kepadaku Qathn
bin Qabishah dari bapaknya bahwasanya ia mendengar
Rasulullah () bersabda, "Sesungguhnya 'iyafah, thuruq dan
thiyarah termasuk ke dalam jibt."
'Auf mengatakan, "Yang dimaksud dengan 'iyafah yaitu
menghardik burung (dikarenakan mengaitkan baik dan buruk
sesuatu dengan burung atau suara burung tertentu -pent).
Thuruq yaitu garis yang ditorehkan di tanah (dibuat oleh para
peramal).
Adapaun jibt, al-Hasan mengatakan, "Jibt yaitu bisikan
setan."
Sanad riwayat ini derajatnya jayyid. Dan bagi Abu Daud,
Nasa-i dan Ibnu Hibban dalam kitabnya al-Shahih: Inilah yang
musnad darinya.

- Kosa Kata:
(‫)من الجبت‬: Termasuk ke dalam amalan setan.
94
- Materi Pelajaran:
I. 'Iyafah, thuruq dan thiyarah termasuk ke dalam jibt
(perbuatan setan).
Dalam hadits di atas, Rasulullah () menjelaskan tiga perkara.
Semuanya termasuk ke dalam sihir, yaitu:
1. 'Iyafah: yaitu menghardik/menghalau burung serta
menggantungkan harapan (bersikap optimis dll) kepada nama-
nama burung tertentu, suaranya atau jalur lintasannya.
Masyarakat arab dulu melakukan hal tersebut dikarenakan
ada unsur pesimis dan optimis sebagai respon klenik atas
munculnya burung-burung tertentu. Yakni apabila mereka
hendak melakukan aktivitas tertentu –semisal safar atau bisnis,
terlebih dahulu mereka mendatangi burung gagak, lalu
mengetuk-ngetuknya atau menghardiknya/menghalaunya.
Apabila burung tersebut terbang ke arah kanan, mereka
bersikap optimis sehingga bersegera melakukan aktivitasnya.
Dan apabila burung tersebut terbang ke arah kiri, mereka
bersikap pesimis dan menahan diri dari aktivitasnya (atau
mengurungkannya).
Rasulullah () meruntuhkan perbuatan jahiliah tersebut. Lalu
beliau membimbing kita untuk mendirikan shalat istikharah dan
menggantungkan perkara kepada Allah Ta'ala.
2. Thuruq: yaitu garis yang ditorehkan di tanah dilakukan
oleh para peramal pendusta yang mendakwakan diri
mengetahui ilmu gaib.
Termasuk ke dalam kategori ini yaitu membaca telapak
tangan, cangkir ataupun memprediksikan masa depan, dari
menara atau yang lainnya. Meskipun hal tersebut sebatas
hiburan saja.
95
Seorang muslim tidak boleh membenarkan para pendusta
tersebut. Ilmu gaib adalah hal khusus bagi Allah Ta'ala. Allah
berfirman, "Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di
bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah." Dan
mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS.
An-Naml: 65).
3. Thiyaroh: yaitu sikap pesimis sebagai respon klenik
terhadap burung tertentu dan lain yang sebangsanya.
Misalnya berkeyakinan apabila burung hantu hinggap di
rumah tertentu, maka akan ada penghuni rumah tersebut yang
meninggal dunia.
Rasulullah () memperingkatkan perbuatan tersebut dengan
sabdanya, "Thiyarah termasuk syirik."1 Ini dikarenakan ada
unsur bergantung kepada selain Allah.
Berdasarkan penjelasan di atas, menjadi jelas bagi kita
bahwa 'iyafah, thuruq dan thiyarah termasuk ke dalam perilaku
sihir. Ini dikarenakan sihir merupakan sesuatu yang
penyebabnya bersifat tersembunyi dan halus. Dan sikap
bergantung dalam ketiga perkara tadi juga bersumber pada
sesuatu yang tersembunyi.

III. Jibt: yaitu bisikan setan.


Tafsiran yang bersumber dari al-Hasan ini merupakan
penafsiran sesuatu dengan salah satu kandungannya
(bagiannya). Bisikan setan (‫ )رنة الشيطان‬yaitu suara setan. Dan
suara setan dimaknai sebagai segala sesuatu yang mengajak
kepada kebatilan. Juga segala suara yang haram, semisal jeritan
meratap dan suara alat-alat musik.

1
HR. Tirmidzi, no. 1614).
96
Allah berfirman, "Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi
di antara mereka dengan ajakanmu." (QS. Al-Isra: 64).

- Latihan:
1. Apa istilah yang dijelaskan oleh definisi-definisi berikut
ini:
a. ...................... yaitu: menghardik burung serta bersikap
otimis sebgai respon klenik terhadap nama, suara, atau
jalur lintasan burung.
b. .................... yaitu: bersikap pesimis sebagai respon
klenik terhadap burung tertentu atau yang lainnya.
c. ................... yaitu garis yang ditorehkan oleh para
peramal dan pendusta di mana mendakwakan diri
mengetahui ilmu gaib.
2. Di antara perkara yang di nilai batil dan dilarang oleh
Islam yaitu ramalan dengan metode membaca telapak
tangan dan cangkir serta meprediksi masa depan dari
menara-menara atau selainnya yang semisalnya.
a. Apa hukumnya melakukan hal tersebut dalam rangka
hiburan saja.
b. Apa yang akan nasihatkan kepada orang yang
melakukan perbuatan di atas. Jelaskan disertai dengan
dalilnya.
3. Suatu ketika Utsman terbangun karena teriakan ayahnya
yang mengajak anggota keluarga untuk menunaikan shalat
subuh. Setelah selesai menunaikan shalat secara berjamaah
di masjid, sang ayah berkata:
"Wahai anakku, sebetulnya kita ada janji dengan
paman-paman kita untuk berkunjung kepada kerabat yang
ada di kampung dekat situ."
Seraya beranjak sedikit, sang ayah melanjutkan
perkataannya, "Namun, tadi subuh ayah melihat ada anjing
hitam dan burung hantu yang membuat ayah akhirnya
97
mengurungkan rencana bepergian hari ini. Akan ayah
tetapkan pergi atau tidak, jika nanti bertemu dengan bapak
Polan yang biasa membaca garis di tangan dan cangkir."
Ketika mendengar rencana tersebut, datanglah paman-
paman Utsman seraya memberikan nasihat, "Perbuatan
tersebut termasuk ke dalam jibt. Tidak usah diperdulikan,
ayo kita berangkat. Kita bertawakal kepada Allah."
Ternyata tak ada sesuatu apapun yang menimpa mereka
hingga mereka kembali dengan selamat dan sukses.
Setelah membaca cerita tersebut, jawablah pertanyaan
berikut ini:
a. Ada beberapa perkara terpuji dalam cerita di atas.
Sebutkan tiga di antaranya!
b. Dalam cerita di atas ada dua perkara yang berbahaya.
Sebutkan kedua perkara tersebut!
c. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Utsman
menghadapi bapaknya yang ragu-ragu untuk bepergian
pada hari itu?
d. Islam mendorong kepada suatu perkara besar (agung)
yang hendaknya diperbuat sebelum seseorang
melakukan suatu aktivitas yang mubah. Sebutkan
perkara besar tersebut!

-o0o-

98
Pelajaran ke-20:

Bab:
Macam-macam Sihir (lanjutan)

2. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas (), ia berkata: Rasulullah ()


bersabda, "Barangsiapa yang mempelajari suatu bagian dari
ilmu nujum, maka ia telah mempelajari suatu bagian dari sihir.
Bertambah sesuai dengan bertambahnya apa yang dia
pelajari."1 Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang
sahih.
3. Diriwayatkan oleh Imam Nasai dari hadits Abu Hurairah
(): "Barangsiapa yang membuat ikatan buhul, lalu meniupnya,
maka ia telah melakukan perbuatan sihir. Dan barangsiapa yang
melakukan sihir, berarti ia telah syirik. Dan barangsiapa yang
menggantungkan sesuatu, maka Allah menyerahkan orang
tersebut kepada apa yang dia gantungkan."2

- Kosa Kata:
‫من اقتبس‬ Barangsiapa yang mempelajari.
‫شعبة‬ Golongan atau sebagian.
‫النفث‬ Meniup yang dicertai sedikit cipratan
ludah. Ini lebih ringan dari istilah "‫"التفل‬
(meludah).

1
HR. Abu Daud, no. 3905 dengan lafazh: ( ‫من اقتبس علما من النجوم اقتبس شعبة من‬
‫)السحر؛ زاد ما زاد‬.
2
HR. Nasai, no. 4090.
99
- Materi Pelajaran:
I. Ilmu Nujum (Astrologi) termasuk salah satu jenis sihir.
Dalam hadits di atas Rasulullah () menyampaikan suatu
pemberitaan yang bermakna larangan dan peringatan. Yakni
barangsiapa yang memperlajari sesuatu dari ilmu nujum, berarti
ia telah mempelajari sihir yang telah diharamkan. Karena, di
dalam ilmu nujum terkandung dakwaan mengetahui ilmu gaib
yang mana merupakan kekhususan ilmu Allah Ta'ala.
Para ahli nujum menjadikan keadaan bintang-bintang
tertentu sebagai petunjuk terhadap kejadian-kejadian tertentu di
bumi. Mereka berkeyakinan bahwa orang yang lahir pada
bintang ini dan itu, maka akan bahagia. Dan orang yang lahir
pada bintang lainnya, dia akan sial.
Perilaku seperti ini bagian dari mendakwakan mengetahui
ilmu gaib yang dirahasiakan oleh Allah. Allah yang menjadi
pengatur alam semesta ini. Bintang tidak memiliki kaitan
apapun dengan kejadian di bumi dan nasib manusia.
Dalam hal ini Rasulullah () menjelaskan bahwa setiap kali
ahli nujum semakin mendalam dengan ilmu perbintangannya,
maka ia semakin dalam dengan sihir dan dosa besar.
Adapun mempelajari perhitungan peredaran matahari, bulan
dan bintang termasuk ilmu falak yang banyak dikuasai kaum
muslimun dalam rangka mengetahui arah dan waktu
peribadahan dan bercocok tanam, maka hukumnya disyariatkan
untuk dipelajari dikarenakan kaum muslimin memerlukannya.

II. Sihir buhul (sihrul-'uqad).


Rasulullah () memperingatkan umatnya dari sihir buhul
melalui tali dan lain sebagainya. Barangsiapa melakukan sihir
buhul, maka ia musyrik. Sebab, tidak akan bisa menggapai sihir
100
ini kecuali dengan mengibadahi setan dan mendekatkan diri
kepadanya dengan berbagai persembahan. Allah
memerintahkan kita untuk berlindung dari keburukan mereka.
Allah berfirman: "Dan (aku berlindung) dari kejahatan wanita-
wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul." (QS.
Al-Falaq: 4).

III. Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu, maka ia


diserahkan kepada benda tersebut.
Kebahagiaan seseorang dan kebagusan hatinya terdapat pada
kebergantungannya kepada Allah semata. Barangsiapa yang
hatinya benar-benar bergantung kepada Allah, maka Allah
mencukupi dan melindunginya dari segala yang
memudaratkannya. Dan barangsiapa yang bergantung kepada
selain Allah, maka ia diserahkan kepada benda tersebut serta
menghinakannya. Jadi, barangsiapa yang bergantung kepada
tukang sihir, setan dan jimat-jimat, maka ia gagal dan merugi.
Rasulullah berkata (): "Barangsiapa yang menggantungkan
sesuatu, maka ia diserahkan kepada benda tersebut." Ini berlaku
umum, baik bergantung kepada Allah atau kepada selain-Nya.
Adalah wajib kepada seorang muslim untuk menggantungkan
hatinya kepada Allah, bersandar kepada-Nya dalam segala
urusan. Allah mencukupi siapa saja yang benar-benar
bergantung (tawakal) kepada-Nya.

- Latihan:
1. Rasulullah () melarang dan memperingatkan umatnya dari
mempelajari ilmu nujum. Jelaskan disertai contoh.
2. Allah memerintahkan untuk berlindung dari sihir dalam
firman-Nya: "Dan (aku berlindung) dari kejahatan wanita-
wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul."
101
- Apa jenis sihir yang disebutkan dalam ayat tersebut?
3. Kebahagiaan seseorang dan keberuntungannya terdapat
pada kebergantungannya kepada Allah semata.
Barangsiapa yang hatinya benar-benar bergantung kepada
Allah, maka Allah mencukupi (melindunginya) dari segala
yang memudaratkannya.
a. Sebutkan dalil Al-Quran mengenai hal tersebut.
b. Sebutkan nasib akhir bagi orang yang hatinya
bergantung kepada selain Allah.
c. Sebutkan dua (2) contoh mengenai kebergantungan hati
kepada selain Allah.
4. Tandai dengan (√) pada pernyataan yang benar, dan tanda
(X) pada pernyataan yang salah.
a. Barangsiapa yang mempelajari suatu bagian dari ilmu
nujum, maka ia telah mempelajari satu bagian dari
sihir.
b. Yang dimaksud dengan nafts (‫ )النفث‬yaitu sikap pesimis
sebagai wujud respon klenik terhadap burung.
c. Barangsiapa yang bergantung kepada selain Allah,
maka Allah menyerahkan urusannya kepada benda
tersebut dan menghinakannya.

-o0o-

102
Pelajaran ke-21:

Bab:
Macam-macam Sihir (lanjutan)

4. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () bahwasanya Rasulullah


() bersabda: "Perhatikan, aku kabarkan kepada kalian, apakah
itu al-'adhhu? Yaitu adu domba yang menimbulkan
permusuhan di kalangan manusia."1 Diriwayatkan oleh Imam
Muslim.
5. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Umar () bahwasanya Rasulullah () bersabda, "Sesungguhnya
sebagian dari penjelasan retoris itu benar-benar sihir."2

- Kosa Kata:
‫النميمة‬ Menyebarkan perkataan di kalangan manusia
untuk menimbulkan kerusakan
‫القالة‬ Banyak berbicara dan menimbulkan permusuhan
di kalangan manusia.
‫البيان‬ Balaghah (seni berbicara/retorika) dan kefasihan
berbicara.

- Materi Pelajaran:
I. Namimah (adu domba) termasuk ke dalam dosa besar.

1
HR. Muslim, no. 2606.
2
HR. Bukhari, no. 5146 dan Muslim, no. 869.
103
Nabi () memperingatkan umatnya dari menukil dan
menyebarkan perkataan di antara orang-orang untuk tujuan
kerusakan (mengadu domba sesama manusia). Beliau membuka
perkataannya dengan pertanyaan agar lebih mengena dan untuk
menghidupkan perhatian.
Kata beliau, "Perhatikan, aku kabarkan kepada kalian,
apakah itu al-'adhhu?" Lalu beliau menjelaskan bahwasanya
'adhhu yaitu menyebarkan perkataan di kalangan manusia
untuk menimbulkan kerusakan. Juga banyak bicara dan
menimbulkan permusuhan di kalangan manusia.
Adalah wajib kepada kita untuk menjauhi perilaku buruk ini
yang mana menjadi salah satu penyebab mendapat siksa kubur1.
Juga wajib kepada siapapun yang sampai kepadanya perkataan
yang bersifat mengadu domba untuk melarangnya, serta jangan
berburuk sangka kepada saudaranya.

II. Namimah (adu domba) merupakan salah satu bentuk


sihir.
Sebagian salaf berkata, "Tukang adu domba dan pendusta
menimbulkan kerusakan dalam sesaat apa-apa yang tidak bisa
dirusak oleh tukang sihir dalam setahun."
• Persamaan antara sihir dan adu domba: keduanya
melakukan perbuatan yang memecah belah hati dan
menimbulkan kerusakan di kalangan manusia.
• Hukumnya: haram.

1
Rasulullah () bersabda, "Kedua (penghuni kubur ini) sedang diazab. Dan
tidaklah diazab karena sesuatu yang besar. Salah satunya diazab karena
tidak menjaga diri dari kencing. Adapun yang satu lagi tidak suka mengadu
domba." (HR. Bukhari, no. 218).
104
• Perbedaannya: sihir membuat pelakunya kufur, sebab
melakukan peribadahan kepada setan. Hukumannya (vonisnya)
yaitu dibunuh. Sementara namimah (adu domba) hukumnya
dosa besar, tidak membuat pelakunya menjadi kufur, dan
hukumannya tidak dibunuh kecuali apabila ia berkeyakinan
halal.
Adapun permainan sulap yang berupa kecepatan tangan –
dimana orang-orang menyangka sebagai sihir– tidaklah
termasuk sihir. Sulap jenis ini tidak masuk kepada hukum syar'i
yang berkaitan dengan sihir dan tukang sihir, sebab di
dalamnya tidak ada unsur kesyirikan dan media-media
kesyirikan yang biasa dipergunakan oleh tukang sihir semisal
meminta bantuan setan dan lain-lain.

III. Penjelasan retoris yang tercela termasuk salah satu jenis


sihir.
Pandai bebicara dan retoris termasuk kenikmatan dari Allah
kepada hamba-Nya. Ia bisa mengungkapkan apa yang terdapat
dalam benaknya dan menyampaikan apa yang diinginkannya.
Allah berfirman, "[3] Dia menciptakan manusia. [4]
Mengajarnya pandai berbicara." (QS. Ar-Rahman: 3-4).
Beliau menjelaskan bahwa ada bayan (kepandaian bicara)
yang berakibat seperti yang ditimbulkan oleh sihir. Yakni
menampilkan kebenaran dalam bentuk kebatilan, dan
menampilkan kebatilan dalam bentuk kebenaran. Membuat
samar sesuatu bagi yang mendengarkannya sehingga hati orang
awam menjadi menerima kebatilan. Ini tentu saja tercela. Inilah
yang dimaksud oleh perkataan Rasulullah (): "Sesungguhnya
sebagian dari penjelasan retoris itu benar-benar sihir."
Adapun kepandaian berbicara dalam menjelaskan al-haq
(kebenaran) dan membenarkannya, menjelaskan kebatilan dan
105
meruntuhkannya, maka itu terpuji. Ini sebagaiamana keadaan
para rasul dan para pengikutnya.

- Kegiatan:
Para siswa meminjam buku-buku dari perpustakaan yang
mengulas tentang namimah (adu domba). Lalu menuliskan
artikel ringkas tentang namimah, lantas mempresentasikannya
di depan sekolah selepas shalat zhuhur.
- Latihan:
1. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud () bahwa Rasulullah ()
bersabda, "Perhatikan, aku kabarkan kepada kalian, apakah
itu al-'adhhu? Yaitu adu domba yang menimbulkan
permusuhan di kalangan manusia."
a. Sebutkan hikmah dari sabda Rasulullah ()yang
membuka ucapannya dengan pertanyaan, "Perhatikan,
aku kabarkan kepada kalian, apakah itu al-'adhhu?"
b. Apa yang dimaksud dengan al-'adhhu?
c. Jelaskan apa yang harus kamu lakukan menghadapi
perilaku buruk tersebut ?
2. Apa istilahnya untuk masing-masing pengertian berikut:
a. ........................... yaitu: menukil dan menyebarkan
ucapan orang bertujuan menimbulkan kerusakan.
b. ......................... yaitu: banyak berbicara dan
menimbulkan permusuhan di kalangan manusia.
3. Isilah kolom perbandingan antara "sihir" dan "namimah"
berikut ini:
Sihir Namimah
Pengaruh
Hukum
-o0o- +selesai semester I+ -o0o-

106

Anda mungkin juga menyukai