OLEH
NIM 10.028
MALANG
Juli 2013
LEMBAR PERSEMBAHAN
Remember:
Thank you to the teachers and
and family who have always when you lose, try again
Sikamdani, Indah Ayu. 2013. Aktivitas Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.)
sebagai Penurun Kadar Gula Darah pada Mencit Putih Jantan (Mus
Musculus). Karya Tulis Ilmiah. Akademi Analis Farmasi dan
Makanan Putra Indonesia Malang, Pembimbing Hendyk Krisna Dani,
S.Si.
Not maximal secretion or insulin action and glucose transport into cells
weakening caused by glucose is absorbed from the intestine into the blood meal
can not be distributed to tissues, causing blood sugar to rise. In addition to using
materials kimi treatment, was developed with the use medicinal plants treatment
because it is considered more secure. One of the plants that act as lowering blood
sugar levels is the corn silk by previous studies known to contain flavonoids,
saponins, beta-carotene, and several other secondary metabolites. Flavonoids are
thought to lower blood sugar levels. Researchers want to know the activity of corn
silk extract as lowering blood sugar levels tested in mice. In this study,
experimental animals used were 9 mice were divided into 3 groups, which were
given acarbose positive control, negative control were given distilled water, and
corn silk extract group. The results were analyzed using one-way ANOVA method
that shows the influence of mice blood sugar levels drop significantly. This is
because the value of the significance of the ANOVA table of 0.0000 on the basis of
decision-making significance value less than 0.05, which means that Ho is
rejected and Ha accepted. Based on these results, it is suggested isolation of
secondary metabolites that can lower blood sugar levels as well as the
manufacture of products for easy consumption.
Tulis Ilmiah yang berjudul “Aktivitas Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.)
sebagai Penurun Kadar Gula Darah pada Mencit Putih Jantan (Mus Musculus)”
1. Bapak Hendyk Krisna Dani, S.Si selaku Direktur Akademi Analis Farmasi dan
4. Bapak dan Ibu dosen Akademi Analis Farmasi dan Makanan beserta seluruh
staf.
6. Seluruh rekan mahasiswa dan pihak – pihak yang secara langsung maupun
kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diharapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk
seluruh pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................... ............................................................................. i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
Masa Adaptasi................................................................................... 37
Glukosa ............................................................................................. 37
4.5 Data Pengamatan Kadar Gula Darah Mencit Setelah Diberi
Perlakuan ......................................................................................... 38
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kadar Gula Darah Mencit Setelah Masa
Adaptasi........................................................................................................ 37
Glukosa ........................................................................................................ 38
Perlakuan ..................................................................................................... 39
4.4 Selisih Antara Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Setelah dan
vii
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatannya terutama dalam menjaga pola makannya. Pola makan yang tidak
seimbang banyak dipicu oleh gaya hidup, kesibukan, aktivitas dan kemampuan
finansial masyarakat itu sendiri. Pola makan yang tidak teratur dan ketidaktepatan
dalam memilih jenis makanan, seperti konsumsi makanan yang tinggi kolesterol,
tinggi karbohidrat, dan tinggi kalori akan menimbulkan berbagai efek negatif yang
dapat memicu produksi insulin yang berlebih pula. Hal ini akan sangat
dari makanan oleh usus kemudian masuk ke dalam darah tidak dapat dipindahkan
ke dalam sel otot, ginjal, adiposit, dan tidak dapat diubah menjadi glikogen dan
lemak. Keadaan ini merupakan akibat adanya kekurangan sekresi atau kerja
insulin dan pengangkutan glukosa ke dalam sel sehingga banyak glukosa yang
darah normal. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon
Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan
stroke. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah meninggi secara terus-menerus,
sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.
Zat kompleks yang terdiri dari gula didalam dinding pembuluh darah
menyebabkan pembuluh darah menebal. Akibat penebalan ini, maka aliran darah
akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf (Badawi, 2009).
diet. Obat hanya perlu diberikan bila pengaturan diet secara maksimal tidak
berkhasiat mengendalikan kadar gula darah. Penggunaan obat ini harus dipahami,
Karena obat kimia kebanyakan memberikan efek samping yang tidak diinginkan,
murah, bahkan umumnya gratis karena dapat ditanam sendiri dan efek samping
yang relatif kecil. Oleh karena itu, obat tradisional diharapkan mampu berperan
tanaman obat tersebut kadang hanya berdasarkan pengalaman atau secara empiris
saja, belum didukung oleh adanya penelitian untuk uji klinis dan farmakologinya.
Beberapa tanaman yang biasa digunakan sebagai penurun kadar gula darah adalah
biji alpukat, mahkota dewa, buah naga, jambu biji, pare, dan tanaman seledri.
Salah satu jenis tanaman yang juga dapat menurunkan kadar gula darah (bersifat
macam penyakit seperti kolesterol, diabetes, peluruh batu empedu, dan hipertensi.
bersih sebanyak 50 gram kemudian merebusnya dengan 2 gelas air dan diminum 2
kali sehari secara rutin (KakTholib, 2011). Penelitian tentang rambut jagung
sekunder.
pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrose dan karbohidrat
ekstrak rambut jagung sebagai penurun kadar gula darah yang diujikan pada
pelarut etanol yang bersifat semipolar karena dinilai dapat mengekstraksi senyawa
aktif secara maksimal. Pemilihan hewan uji berupa mencit karena fungsi fisiologi
mencit sama dengan manusia. Mencit jantan dipilih karena jika dibandingkan
dengan mencit betina, mencit jantan lebih banyak digunakan sebab dapat
menunjukkan periode pertumbuhan yang lebih lama dan tidak dipengaruhi oleh
khasiat menurunkan kadar gula darah yang banyak dihadapi serta meningkatkan
pemanfaatan rambut jagung yang selama ini hanya dinilai sebagai limbah
tanaman.
penelitian tentang potensi rambut jagung (Zea mays L.) sebagai penurun kadar
gula darah sehingga dapat menambah nilai manfaat yang tinggi untuk rambut
jagung tersebut.
1. Rambut jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu bagian tanaman jagung
gula darah
Pada penelitian ini adalah tidak dilakukannya isolasi senyawa flavonoid dan
sampel yang digunakan berupa sampel rambut jagung yang siap dipanen.
1.7 Definisi Istilah
1. Rambut jagung adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah Zea mays L.
yang segar, suku Poaceae. Rambut jagung memiliki warna jingga kemerahan,
merah jambu, coklat kekuningan, coklat sampai merah ungu, bau aromatik lemah,
2. Ekstraksi adalah proses penarikan komponen atau zat aktif suatu simplisia
3. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi suatu
simplisia nabati atau hewani untuk diambil zat aktifnya menggunakan pelarut
(kamar).
5. Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang terdapat dalam darah (mg/dL)
6. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh glukosa dalam tubuh
penderita tinggi
cincin aromatik yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin aromatik ketiga
yang berperan dalam proses menghambat proses oksidasi akibat radikal bebas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan
Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku,
berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu
hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan
(defisiensi dan keracunan), terkena herbisida atau serangan hama dan penyakit
akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, atau tidak sesuai dengan
Rambut jagung adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah Zea mays
L. yang segar, suku Poaceae. Rambut jagung memiliki warna jingga kemerahan,
merah jambu, coklat kekuningan, coklat sampai merah ungu, bau aromatik lemah,
lemas, agak mengkilat, panjang 10 cm sampai 25 cm, garis tengah lebih kurang
epidermis bentuk segiempat, dengan rambut penutup terdiri dari beberapa sel,
parenkim terdiri dari beberapa sel, parenkim terdiri dari beberapa sel bedinding
adalah parenkim, rambut penutup terdiri dari beberapa lapis sel berkas pembuluh
Kerajaan : Plantae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Z. mays
mengandung saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin,
dan zat pahit. Rambut jagung juga mengandung maysin, beta-karoten, beta-
sitosterol, geraniol, hordenin, limonen, mentol, dan viteksi, dan betakaroten, serta
merebusnya dengan 2 gelas air dan diminum 2 kali sehari secara rutin.
2.2 Determinasi
Dalam taksonomi terdapat dua kata yang sering dianggap sinonim, yaitu
identifikasi dan determinasi. Bila dilihat dari segi definisi, dua kata ini memiliki
misalnya bentuk daun, letak tulang daun, benang sari, dan lainnya. Sedangkan
sifat-sifat tumbuhan atau spesies tumbuhan, setelah itu dilakukan determinasi utuk
morfologi dari tumbuhan tersebut mulai dari bentuk, posisi, tulang, ukuran daun,
bunga, buah, dan lainnya kemudian dibandingkan dengan ciri tambuhan lain yang
sudah dikenal identitasnya. Cara mengenali identitas dari suatu tumbuhan dapat
1. Ingatan
2. Pustaka
pustaka yang ada. Biasanya dapat dijumpai dari hasil penelitian botani yang
secara sistematika dijumpai dalam bentuk monografi, flora, maupun dalam bnetuk
lainnya.
tentang tumbuhan. Alat ini disebut dengan komputer. Komputer dengan bantuan
4. Bantuan Orang
yang bekerja di pusat penelitian botani. Seorang ahli botani biasanya dapat dengan
2.3 Ekstraksi
Penyarian atau ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari
bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair (Ditjen POM, 2000). Menurut
Harbone (1987), ekstraksi adalah proses penarikan komponen atau zat aktif suatu
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari
simplisia menurut cara yang cocok di luar pengaruh cahaya langsung. Sebagai
cairan penyari dapat digunakan air, eter, etanol, ataupun campuran air dan etanol
1. Refluks
waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
2. Soxhletasi
3. Digesti
pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yang
4. Infundasi
selama 15-20 menit di penangas air, dapat berupa bejana infuse yang tercelup
1. Maserasi
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mudah
mengandung benzoin, dan lain –lain. Proses pengerjaan dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan
dapat berupa air, atanol, dan lainnya. Keuntungan menggunakan maserasi adalah
cara pengerjaan dan peralatan yang digunaka sederhana dan mudah. Sedangkan
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap
diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan yang tidak
meninggalkan sisa bila 500 mg perkolat terakhir diuapkan pada suhu ±50°C.
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik
untuk senyawa aktif sehingga senyawa tersebut dapat terpisah dari kandungan
4. Netral
(DepKes, 1986)
2.4 Flavonoid
3'
2' 4'
1 B
8 1'
O 5'
7
2 6'
A C
6 3
5 4
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang memliki jumlah
terbesar. Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau kecuali alga. Flavonoid
sebenarnya terdapat dalam semua bagian tanaman termasuk akar, daun, kayu,
kulit, bunga, buah, dan biji.hampir kira – kira 2% dari seluruh karbon yang
cincin benzene yang terdistribusi dan dihubungkan oleh atom C3 yang merupakan
dan aglikon flavonoid yang mungkin terdapat dalam bentuk kombinasi glikosida
pada tumbuhan (Harbone, 1996). Aglikon flavonoid yaitu flavonoid tanpa gula
senyawa kimia dari fenol yaitu agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Jika
dibiarkan dalam basa dan terdapat oksigen, flavonoid akan terurai. Karena
flavonoid memiliki sejumlah gugus hidroksil yang tak tersulih atau gula.
Flavonoid merupakan senyawa polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, air,
lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya aglikon yang kurang polar seperti
pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuuhan mulai dari
bebas, selain itu flavonoid yang ada kebanyakan adalah metabolit flavonoid yang
krisin.(Lukacinova,2008)
2.4.4 Identifikasi Flavonoid
Karena sifat flavonoid yang berupa senyawa fenol, maka bila ditambahkan
dengan basa maupun ammonia akan terjadi perubahan warna. Oleh karena itu
pekat, dan NaOH 10%. Apabila sampel positif flavonoid maka akan menghasilkan
warna merah kuat pada penambahan Mg-HCl pekat, warna kuning orange pekat
pada penambahan H2SO4 pekat, dan warna kuning orange pada saat penambahan
NaOH 10%.
2.5 Glukosa
2.5.1 Definisi
yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan
prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen,
ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glukosa. Kadar glukosa dalam
darah konstan sekitar 80-100 mg/dL bagi dewasa dan 80-90 mg/dL bagi anak,
hipoglikemia dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan glikogen hati yang
besar melalui jalur glikogenolisis dan sintesis glukosa dari laktat, gliserol, dan
asam amino di hati melalui jalur glukonoegenesis dan melalui pelepasan asam
lemak dari simpanan jaringan adiposa apabila pasokan glukosa tidak mencukupi.
Kadar glukosa darah yang tinggi yaitu hiperglikemia dicegah oleh perubahan
menyimpan glukosa selama puasa dan makan terutama dilakukan melalui kerja
untuk memenuhi kebutuhan energi segera sel-sel hati dan sisanya diubah menjadi
simpanan glikogen mulai penuh, glukosa akan mulai diubah oleh hati menjadi
triasilgliserol.
Glukosa dari usus, yang tidak dimobilisis oleh hati, akan mengalir dalam
Otak dan jaringan saraf sangat bergantung kepada glukosa untuk memenuhi
dan air sehingga dihasilkan ATP. Apabila glukosa turun di ambang di bawah
normal, kepala akan merasa pusing dan kepala terasa ringan. Pada keadaan
normal, otak dan susunan saraf memerlukan sekitar 150 g glukosa setiap hari.
Sel darah merah hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan bakar. Ini
sebagian besar reaksi oksidasi bahan seperti asam lemak dan bahan bakar lain. Sel
glukosa menjadi piruvat. Piruvat akan dibebaskan ke dalam darah secara langsung
atau diubah menjadi laktat kemudian dilepaskan. Sel darah merah tidak dapat
bertahan hidup tanpa glukosa. Tanpa sel darah merah, sebagian besar jaringan
agar dapat sempurna mengubah bahan bakar menjadi CO2 dan H2O.
2.5.2.5 Metabolisme Glukosa di Otot
Otot rangka yang sedang bekerja menggunakan glukosa dari darah atau dari
simpanan glikogennya sendiri, untuk diubah menjadi laktat melalui glikosis atau
menjadi CO2 dan H2O. Setelah makan, glukosa digunakan oleh otot untuk
proses yang dirangsang oleh insulin. Otot yang sedang bekerja juga menggunakan
dioksidasi menjadi energi oleh adiposit. Selain itu, glukosa digunakan sebagai
jaringan adiposa.
2.6.1 Definisi
pembakaran untuk mendapatkan energi atau kalori. Sebagian glukosa dalam darah
merupakan hasil penyerapan dari usus dan sebagian lainnya merupakan hasil
pemecahan simpanan energi dalam jaringan. Glukosa dari usus berasal dari
makanan yang kita makan. Selain itu, juga dapat berasal dari hasil pemecahan zat
melalui dinding usus halus. Fruktosa dan galaktosa akan diubah dalam tubuh
menjadi glukosa. Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan dan diabsorbsi
menjadi lebih tinggi setelah makan dan akan menjadi turun bila tidak ada
makanan yang masuk selama beberapa jam. Glikogen dapat lewat dengan bebas
keluar dan masuk ke dalam sel dimana glukosa dapat digunakan semata-mata
sebagai sumber energi. Glukosa disimpan sebagai glikogen di dalam sel hati oleh
insulin (suatu hormon yang disekresi oleh pankreas). Glikogen akan diubah
kembali menjadi glukosa oleh aksi dari glukogen (hormon lain yang disekresi
oleh pankreas) dan adrenalin yaitu suatu hormon yang disekresi oleh kelenjar
adrenalin.
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah biasanya diukur mulai dari puasa
atau 2 jam setelah makan. Kadar glukosa dalam darah dapat diukur menggunakan
banyak metode, salah satunya dengan metode strip, baik menggunakan metode
Acarbose merupakan salah satu obat hipoglikemik oral. Obat golongan ini
glukosa sehingga kadar glukosa dalam darah setelah makan tidak meningkat.
(enzim pada lapisan sel usus). Fungsi acarbose yaitu memecah senyawa
secara struktur molekulnya berupa tetrasakarida yang mirip dengan glukosa dalam
terhadap senyawa uji. Hal ini dilakukan guna memperkecil perubahan respon
antar jenis dan dalam satu jenis hewan uji terhadap efek senyawa uji. Hewan uji
yang sering digunakan adalah mencit, tikus, kelinci, dan lain sebagainya.
Pada percobaan ini, hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan.
Karena jika dibandingkan dengan mencit betina, mencit jantan lebih banyak
lama dan mempunyai kecepatan metabolisme obat yang lebih cepat. Selain itu,
mencit putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang stabil karena tidak
dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan kehamilan seperti pada mencit
betina.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordate
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Mencit putih sebagai hewan uji relatif resisten terhadap infeksi dan sangat
cerdas. Mencit putih tidak terlalu bersifat fotofobik seperti halnya pada tikus dan
Perbedaan mencit dengan hewan uji coba lainnya adalah mencit putih tidak dapat
muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di tempat esophagus bermuara
Pada praktikum ini, mencit putih jantan diberikan obat secara per oral.
Pemberian obat-obatan dalam bentuk suspensi, larutan atau emulsi, kepada mencit
dilakukan dengan pertolongan jarum suntik dengan ujung tumpul berbentuk bola/
ekornya dengan tangan kanan lalu diletakkan di atas permukaan kasar untuk
mengurangi gerak mencit. Setelah itu lipatan kulit tengkuk dipegang diantara jari
telunjuk dan ibu jari. Mencit dipindahkan dari tangan kanan ke antara jari manis
dari makanan oleh usus kemudian masuk ke dalam darah tidak dapat
sekresi atau kerja insulin dan pengangkutan glukosa ke dalam sel sehingga banyak
pengobatan karena dinilai lebih aman dan efek yang ditimbulkan relatif rendah.
Dalam penurunan kadar gula darah, tanaman obat yang sering digunakan adalah
penyakit seperti kolesterol, diabetes mellitus atau penurun kadar gula dalam
darah, peluruh batu empedu, dan hipertensi. Untuk penurun kadar gula darah,
beta karoten, dan senyawa metabolit lainnya. Diduga senyawa yang dapat
atau penurun kadar gula darah dan membantu mengurangi rasa sakit bila terjadi
flavonoid dan sifat kepolarannya. Etanol 70% sangat efektif dalam menghasilkan
jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan pengganggu hanya dalam skala
kecil yang turut ke dalam cairan pengekstraksi. Selain itu etanol dapat bercampur
dengan air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan
lebih sedikit.
dilihat dari intensitas warna. Intensitas warna yang lebih pekat menunjukkan
selanjutnya dilakukan uji aktivitas penurunan kadar gula darah. Pada penelitian ini
mencit putih jantan diadaptasikan dan diukur kadar gula darah awal sebelum
menaikkan kadar gula darah. Kemudian diukur kadar gula darahnya menggunakan
alat glukotester elektrik. Proses selanjutnya, mencit putih jantan diberi ekstrak
Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan kadar gula sebelum dan sesudah
2.11 Hipotesis
flavonoid dari rambut jagung (Zea mays L.) pada penurunan kadar gula darah
terhadap mencit putih jantan dibandingkan dengan kontrol positif (acarbose) dan
Ha : ada pengaruh pada kadar gula darah mencit putih jantan terhadap
METODOLOGI PENELITIAN
melakukan penelitian.
darah dari ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) pada mencit. Adapun tahapan
Tahap persiapan dalam penilitian ini meliputi persiapan bahan, alat, sampel,
Tahap ini dilakukan pembuatan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.)
(Zea mays L.), serta pengamatan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah
perlakuan uji.
3.1.3 Tahap Ketiga
Populasi dalam penelitian ini adalah rambut jagung (Zea mays L.) yang
Adapun sampel penelitian ini adalah rambut jagung dari ladang jagung yang
Pada proses pembuatan ekstrak rambut jagung dengan metode maserasi, uji
skrining fitokimia, dan pengujian aktivitas penurunan kadar gula darah ekstrak
rambut jagung (Zea mays L.) terhadap mencit putih jantan dilaksanakan di
Indonesia Malang.
Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak rambut jagung yang diberikan
pada mencit putih. Untuk variabel terikat yaitu kadar gula darah pada mencit.
3.5.1 Alat
Adapun alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol coklat,
beaker glass, rotary evaporator, satu set alat Glukotester Elektrik, timbangan
3.5.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rambut
jagung, akuades, etanol 96%, serbuk seng, HCl, serbuk magnesium, NaOH, FeCl3,
Rambut jagung (Zea mays L.) yang diperoleh dari Desa Sukoanyar Wajak,
luar permukaan rambut jagung sehingga terjadi interaksi pelarut dengan senyawa
yang akan diambil dapat lebih efektif. Selanjutnya dilakukan ekstraksi rambut
Pembuatan ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) dengan metode maserasi
ditambahkan 10 mL air panas dan didihkan selama 5 menit. Setelah itu, saring dan
ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) antara lain sebagai berikut.
dalam 2 mL etanol 96%, lalu ditambahkan 0,5 gr serbuk seng dan 2 mL HCl 2N,
didiamkan selama 1 menit, kemudian ditambahkan 10 tetes HCl (p). Jika dalam
waktu 2-5 menit terjadi warna merah intensif menunjukkan adanya flavonoida.
dalam 2 mL etanol 96% , lalu ditambahkan 0,1 gr serbuk magnesium dan 10 tetes
dalam 2 mL etanol 96%, lalu ditambahkan pereaksi NaOH 10%. Jika terjadi
dengan 2 mL etanol 96%, lalu ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. Jika terjadi warna
dengan 2 mL etanol 96% lalu ditambahkan pereaksi H2SO4 (p). Jika terjadi warna
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih
jantan, sehat, dan mempunyai aktivitas normal. Berumur sekitar 2-3 bulan dengan
berat badan 20 gram sebanyak 9 ekor yang nantinya akan dibagi menjadi 3
perlakuan yang dipilih secara acak. Sebelum percobaan dimulai, terlebih dahulu
Dalam pengujian ini, mencit putih jantan dibagi atas 3 yaitu kelompok
kontrol negatif, kelompok perlakuan ekstrak rambut jagung, dan kelompok positif.
1. Sebanyak 9 ekor mencit putih jantan diadaptasikan selama 7 hari dan diberi
2. Mencit putih jantan dipuasakan (tidak diberi makan tapi tetap diberi minum)
selama 10-18 jam setelah masa adaptasi dan diukur kadar gula darahnya pada
3. Pada hari yang sama semua mencit putih jantan dikondisikan memiliki kadar
10-18 jam.
7. Setiap hari, mencit diukur kadar gula dalam darahnya selama 1 minggu.
8. Semua data kadar gula darah sebelum dan sebelum perlakuan yang diperoleh
mencit putih yang memiliki berat badan 20 gram adalah 0,0026. Dosis rambut
gelas air dan diminum 2 kali sehari secara rutin. Perhitungan dosis dapat dilihat
pada lampiran 4.
Alat pengukur kadar gula dalam darah yang digunakan adalah glukotester
elektrik. Sebelum dilakukan pemeriksaan kadar gula darah, tiap mencit putih
dipuasakan terlebih dahulu selama 10-18 jam. Sejumlah cuplikan darah diambil
dan diteteskan ke atas strip yang sudah terpasang pada bagian tertentu dari
glukotester elektrik. Amati pada layar, nilai kadar gula (mg/dL) dalam darah
setelah 15 detik. Pengukuran kadar gula darah dilakukan setiap 1 minggu sekali
selama 2 minggu.
menurut Steel dan Torrie (1995). Untuk mengetahui pengaruh aktivitas ekstrak
rambut jagung sebagai penurun kadar gula darah pada mencit putih jantan antara
SPSS 16,0 for Windows. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik
ragam (Analysis of Variance; ANOVA). Apabila analisis sidik ragam (ANOVA)
HASIL PENELITIAN
Penelitian mengenai aktivitas ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) sebagai
penurun kadar gula darah pada mencit jantan putih (Mus Muscullus) memperoleh
Bentuk : kental
Mencit yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit yang memiliki
berat 20 g yang diadaptasikan selama 7 hari. Setelah masa adaptasi selesai, semua
dipuasakan 10 – 18 jam. Hasil pengukuran kadar gula darah mencit dapat dilihat
4.4 Data Pengamatan Kadar Gula Darah Mencit Setelah Dibebani Glukosa
glukosa selama 7 hari dengan pemberian sekali sehari. Setelah hari ke 7, mencit
diukur kadar gula dalam darahnya. Hasil pengukuran kadar gula darah pada
4.5 Data Pengamatan Kadar Gula Darah Mencit Setelah Diberi Perlakuan
glukosa, kelompok positif diberi acarbose dan pada kelompok satunya, mencit
diberi ekstrak rambut. Sedangkan pada kelompok negatif, mencit hanya diberi
aquades. Kadar gula darah diukur setiap hari selama 7 hari. Berikut hasil
1
20.6
16.1
19.9
28.7
29.7
12.3
05.7
9.7
25
Rata-rata
4.6 Selisih Antara Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Setelah dan
Sebelum Perlakuan
diketahui selisih antara kadar gula darah setelah diberi perlakuan dengan kadar
gula darah setelah diinduksi dengan glukosa. Data selisih dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut.
51
Keterangan
Setelah Sebelum Selisih Kadar
Mencit
Perlakuan Perlakuan Gula Darah
ke-
(mg/dL) (mg/dL) (mg/dL)
Hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0 dengan metode one way
ANOVA memberikan hasil penurunan kadar gula darah yang signifikan. Hal ini
dapat diketahui dari tabel pertama yaitu tabel Tabel SPSS 16.0 dapat dilihat pada
lampiran 7.
BAB V
PEMBAHASAN
Rambut jagung merupakan salah satu bagian tanaman yang selama ini
sering tidak dimanfaatkan. Padahal bila dilihat dari kandungannya, rambut jagung
memiliki khasiat sebagai penurun kadar gula dalam darah. Senyawa metabolit
sekunder dari rambut jagung yang diduga dapat menurunkan kadar gula darah
adalah flavonoid. Dalam penelitian ini, rambut jagung diperoleh dari ladang di
Rambut jagung yang digunakanl berupa sampel segar yang diambil pada
kadar air. Setelah itu, rambut jagung dipotong-potong kasar untuk memperbesar
metode pengekstrakan yang mudah dan sederhana. Selain itu, karena metabolit
sekunder yang digunakan sebagai penurun kadar gula darah tidak tahan panas.
dengan pelarut etanol 70% sebanyak 2500 mL. Proses ini dilakukan selama 3 hari
pelarut. Proses ini dilakukan pada suhu 79 – 80oC untuk mempercepat proses
pemisahan. Ekstrak rambut jagung yang diperoleh dari proses evaporasi sebanyak
menunjukkan warna yang sedikit berbeda dari literatur. Hal ini dikarenakan
adanya senyawa lain yang ikut terdeteksi oleh reagen yang digunakan.
Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan. Pemilihan hewan coba
ini didasarkan karena sifat fisiologisnya yang hampir sama dengan manusia dan
7 hari. Setelah masa adaptasi, mencit ini diperiksa kadar gula darah awal. Sebelum
Setelah mencit diberi beban glukosa, mencit tersebut diberi perlakuan yaitu
kontrol positif, kontrol negatif, dan kelompok pemberian ekstrak. Pada kontrol
positif, mencit beri zat pembanding berupa acarbose. Sedangkan pada kontrol
negatif, mencit diberi akuades. Pada proses ini, mencit dicek penurunan kadar
gula darahnya setiap hari untuk mengetahui hari optimal penurunan kadar gula
darahnya. Pada kontrol positif, diketahui selisih penurunan kadar gula darah rata-
rata sebesar 32,1 mg/dL, pada kontrol negatif selisih penurunan kadar gula darah
rata – rata sebesar 10,8 mg/dL, dan pada kelompok pemberian ekstrak rambut
Analisis data menggunakan SPSS 16.0 dengan metode one way ANOVA.
Hasil yang diperoleh dari analisis data ini menunjukkan perbedaan pengaruh yang
signifikan. Nilai signifikasi yang diperoleh sebesar 0,0000. Dasar pengambilan
keputusannya yaitu nilai signifikasi kurang dari 0,05 yang berarti Ho ditolak. Hal
ini menjelaskan bahwa ada perbedaan atau pengaruh terhadap penurunan kadar
gula darah. Data homogenity yang diperoleh sebesar 0,043 yang berarti kurang
dari 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa data homogen. Karena data homogen
maka dapat dilanjutkan dengan analisa menggunakan Post Hoc Test. Nilai
masing perlakuan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
aktivitas ekstrak rambut jagung terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit
putih jantan.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
2. Perlu dilakukan isolasi terhadap senyawa yang lebih spesifik sebagai penurun
pengkonsumsian.
DAFTAR RUJUKAN
Monica, Fiena. 2006. Pengaruh Pemberian Air Seduhan Serbuk Biji Alpukat
(Persea Americana Mill.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar
yang Diberi Beban Glukosa. Semarang : Universitas Diponegoro.
Nurbawani, Aris Habibullah En. 2010. Obat Diabetes (Penurun Kadar Gula
Darah). (Online). (http://arisnb.nulis.web.id/obat-diabetes-penurun-kadar-
gula-darah.html, diakses tanggal 27 November 2012
Putri, Olivia Bunga. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Labu Siam
(Sechium edule) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar
yang Diinduksi Aloksan. Semarang : Universitas Diponegoro
Rahmayani A. 2007. Telaah Kandungan Kimia Rambut Jagung (Zea Mays L.)
[tesis]. Bandung : Departemen Farmasi, Institut Teknologi Bandung
Santoso BI. (ed). 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC,
pp:663-676.
Taringan, Juliati Br., Cut Fatimah Zuhra, Herlince Sihotang. 2008. Skrining
Fitokimia Tumbuhan yang Digunakan Oleh Pedagang Jamu Gendong
Untuk Merawat Kulit Wajah di Kecamatan Medan Baru. Medan : FMIPA
Universitas Sumatra Utara
Tjay, T.H., Kirana R. 2002. Obat Obat Penting: Khasiat, Penggunaan , dan Efek-
efek sampingnya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia
Tony, H., B. Suharto. 2005. “Insulin Glukagon dan Antidiabetik Oral”. Dalam :
Sulistia G. Ganiswara. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian
Farmakologi Universitas Indonesia
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Diet protein 20 – 25 %
Bobot lahir 20 – 40 g
Suhu rectal 40
Mencit
1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
20 g
Tikus
0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
200 g
Marmut
0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
400 g
Kelinci
0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
1,5 Kg
Kucing
0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,2
2 Kg
Kera
0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
4 Kg
Anjing
0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
12 Kg
Manusia
0,0026 0,018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
70 Kg
Binatang
Takaran konversi dosis pada manusia dengan berat badan (BB) 70 kg pada
mencit putih yang memiliki berat badan 20 gram adalah 0,0026. Dosis rambut
jagung yang sering digunakan di masyarakat adalah 50 gram bahan segar dalam 2
gelas air dan diminum 2 kali sehari secara rutin. Maka perhitungan dosis untuk
Resep secara empiris : 50 gram dalam 2 gelas air untuk sekali minum
= 50 gram × 0,0026
Karena bahan terlalu sedikit untuk diekstrak, maka dibuat sebanyak 200 g bahan
segar dan dimaserasi dengan 2500 mL etanol 70%. Dari hasil maserat yang
Maka,
200 𝑔 18 𝑚𝐿
=
0,13 𝑔 V.pemberian ke mencit
= 75 g x 0,0026
= 0,195g / 20 g BB mencit
Bila pemberian per oral sebanyak 0,2 mL, maka penimbangan glukosa yang
0,2 mL 25 mL
=
0,195 g x
0,2 mL . x = 4,875 g . mL
4,875 g .mL
x =
0,2 mL
x = 24,375 g
= 50 mg x 0,0026
Bila pemberian per oral sebanyak 0,2 mL, maka penimbangan acarbose yang
0,2 mL 10 mL
=
0,13 mg x
0,2 mL . x = 1,3 mg . mL
1,3 mg .mL
x =
0,2 mL
x = 6,5 mg
karena penimbangan terlalu kecil, maka dibuat larutan acarbose sebanyak 25 mL
0,2 mL 25 mL
=
0,13 mg x
0,2 mL . x = 3,25 mg . mL
3,25 mg .mL
x =
0,2 mL
x = 16,25 mg
Lampiran 5 Hasil Determinasi Tanaman
Lampiran 6. Gambar Hasil Praktikum
Proses Sonde
Lampiran 7. Tabel Hasil Analisa Menggunakan SPSS 16.0 menggunakan
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kadarguladarah
N 9
a
Normal Parameters Mean 20.015878
Positive .197
Negative -.177
Kolmogorov-Smirnov Z .590
apakah data yang akan kita analisa ini memiliki distribusi yang normal atau tidak.
Dari hasil analisa data ini diketahui bahwa data yang diperoleh memiliki distribusi
yang normal sehingga dapat dilanjutkan ke analisa berikutnya yaitu one way
ANOVA.
Kadarguladarah
5.550 2 6 .043
Sebelum One way ANOVA dilanjutkan uji homogenitas. Dari tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai dari signifikan kurang dari 0,05 dimana varian dapat
dikatakan homogen.
Oneway
ANOVA
Kadarguladarah
Total 759.202 8
Selanjutnya analisis data dengan metode one way ANOVA. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil yang didapat sama atau tidak.
H0 : tidak adanya pengaruh pada penurunan kadar gula darah mencit putih
Ha : ada pengaruh pada kadar gula darah mencit putih jantan terhadap ekstrak
rambut jagung.
pengambilan keputusannya yaitu nilai signifikasi kurang dari 0,05 yang berarti H0
ditolak. Hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan atau pengaruh terhadap
penurunan kadar gula darah secara signifikan. Untuk mengetahui perbedaan dari
kadarguladarah
LSD
ekstrak rambut *
15.0476333 2.0588505E0 .000 10.009808 20.085459
jagung
*
kontrol negatif kontrol positif -21.3333333 2.0588505E0 .000 -26.371159 -16.295508
ekstrak rambut *
-6.2857000 2.0588505E0 .022 -11.323526 -1.247874
jagung
*
ekstrak rambut kontrol positif -15.0476333 2.0588505E0 .000 -20.085459 -10.009808
jagung kontrol negatif 6.2857000
*
2.0588505E0 .022 1.247874 11.323526
signifikan. hal ini dapat diketahui dari adanya tanda (*) pada kolom perbedaan
rata-ratanya.