Anda di halaman 1dari 6

A.

SIKLUS PEMROSESAN DATA


Memproses berbagai transaksi yang terjadi dalam perusahaan secara efektif dan efisien
merupakan salah satu fungsi dari sistem informasi yang dalam hal ini adalah sistem informasi
akuntansi. Dalam sistem manual yang tidak menggunakan teknologi informasi, data dimasukkan
ke dalam jurnal dan buku besar yang berbasis kertas, sedangkan dalam system yang sudah
berbasis computer dan direkam ke dalam komputer dan disimpan dalam database. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan terhadap data untuk menghasilkan informasi yang berguna dan relevan
disebut siklus pemrosesan data (data processing cycle), proses tersebut terdiri dari empat langkah
yaitu perekaman data (data input), penyimpanan data (data storage), pengolahan data (data
processing) dan penyajian informasi (information output).

1. Perekaman Data (Data Input)


Dalam siklus pemrosesan data, perekaman data merupakan tahap pertama dimana pada
tahap ini data direkam dan dimasukkan ke dalam sistem. Perekeman data biasanya
dipicu oleh kegiatan bisnis. Data yang direkam terkait dengan kegiatan bisnis harus
mencakup: aktivitas yang terjadi, sumber daya yang terdampak oleh setiap aktivitas, dan
pihak-pihak yang terlibat dalam setiap proses.
Langkah kedua adalah memastikan bahwa data yang direkam adalah data yang akurat
dan lengkap, salah satu yang dapat digunakan untuk memastikan keakuratan maupun
kelengkapan data adalah penggunaan pengendalian pada layar pemasukan data maupun
menggunakan dokumen prenumbered.
Langkah ketiga dalam proses perekaman data adalah memastikan bahwa kebijakan-
kebijakan perusahaan diikuti seperti proses persetujuan transaksi, status kredit
konsumen, prosedur pemeriksaan jumlah persediaan sebelum menerima pemesanan.

2. Penyimpanan Data
Data perusahaan merupakan salah satu sumber daya yang berharga bagi perusahaan,
namun ketersediaan data bukan merupakan hal yang cukup untuk dapat membuat
perusahaan mampu menggunakan data-data tersebut untuk meningkatkan keunggulan
bersaingnya. Untuk dapat berguna data harus dapat dengan mudah diakses dan
digunakan.
Dalam system informasi akuntansi, data dikelompokan dengan tujuan dapat
memudahkan dalam proses temu kembali dan digunakan untuk pengambilan keputusan.
Data dapat disimpan dalam bentuk ledger maupun subsidiary ledger. Antara ledger dan
subsidiary ledger memiliki control account, yang dapat digunakan untuk menjaga
keakuratan data dalam sistem informasi akuntansi.
Data-data dalam ledger diatur secara logis dengan pengelompokan data (coding) dengan
cara-cara yang sistematis, yaitu:
1) Sequence Code
Data-data diberi kode nomor secara berurutan.
2) Block Code
Data-data diberi nomor-nomor dengan jarak urutan tertentu berdasarkan jenis
datanya.
3) Group Code
Data-data diberi kode dengan menggunakan grup dan subgroup.
4) Mnemonic Code
Data-data diberi kode dengan menggunakanhuruf dan angka.

Chart of Account, atau daftar akun adalah sebuah daftar yang berisikan akun-akun yang
digunakan dalam perusahaan yang sudah dikelompokan dan diurutkan dalam membantu
penyusunan laporan keuangan. Daftar akun dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan,
yang umumnya disusun sesuai dengan standar pelaporan akuntansi yang diikuti oleh
perusahaan.
Jurnal, sebelum dilakukan pencatatan ke ledger atau buku besar, pada umumnya data
dicatatkan ke dalam jurnal yang dapat berupa jurnal umum ataupun jurnal khusus.
Audit Trail, adalah data yang direkam untuk menunjukkan jejak perjalanan data, sejak
dari masukan sampai keluaran atau sebaliknya, dalam jejak audit ini dicatat jejak-jejak
sebagai referensi untuk dapat menelusuri perjalanan data dalam perusahaan.
Penyimpanan data dalam system informasi berbasis computer disusun atau
dikelompokkan dalam beberapa istilah yaitu entity, attributes, field, record, data value,
dan file. Untuk file terdiri dari master file dan transaction file.
Entity, merupakan tempat dimana informasi mengenai karyawan, inventory maupun
konsumen disimpan, attribute menjelaskan mengenai apa yang disimpan dalam entity,
untuk karyawan dapat memiliki attribute posisi, besarnya gaji, alamat, untuk inventory
dapat berupa harga dan tanggal pembelian.
Field, merupakan tempat penyimpanan data secara fisik dalam computer, beberapa
fields membentuk file. Records menyimpan data-data yang disebut dengan value.
Master file merupakan yang bersifat permanen yang menyimpan data yang sama untuk
beberapa periode akuntansi, sedangkan transaction file menyimpan data-data transaksi
yang terjadi dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Beberapa master file
dan beberapa transaction file disimpan secara terkoordinasi disebut dengan database.

3. Pemrosesan Data
Setelah data direkam kedalam sistem, maka perusahaan harus melakukan pemrosesan
data agar database tetap mutakhir. Proses tersebut adalah creating, reading, updating,
dan deleting (CRUD).
1) Creating, adalah proses pembuatan record baru, seperti merekam karyawan baru.
2) Reading, adalah proses mengambil atau membaca data sebelum disimpan.
3) Updating, adalah proses pemutakhiran data sesuai dengan kegiatan aktivitas bisnis.
4) Deleting, adalah menghapus data sesuai dengan kebijakan penghapusan data yang
ditetapkan oleh perusahaan.

4. Penyajian Informasi
Tahap terakhir dari siklus pemrosesan data adalah penyajian informasi yang dapat berupa
dokumen, maupun laporan. Dokumen maupun laporan yang dibutuhkan dapat berupa
dokumen atau laporan tercetak ataupun dalam bentuk digital yang ditampilkan melalui
tampilan layar.
B. PROSEDUR DAN DOKUMEN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGUMPULAN
DAN PEMROSESAN DATA

Sebagian besar organisasi bisnis, menggunakan dokumen yang berbentuk paper untuk
mengumpulkan data mengenai kegiatan bisnis mereka. Dokumen kemudian dipindahkan ke
komputer. Bila data yang dimasukkan menggunakan layar komputer, mereka sering
mempertahankan nama yang sama dan format dasar sebagai sumber dokumen paper itu diganti.
Perubahan haluan dokumen yaitu output perusahaan yang dikirim ke pihak eksternal, yang
sering menambahkan data ke dokumen, dan kemudian dikembalikan kepada perusahaan sebagai
dokumen masukan. Dokumen berada dalam bentuk yang dapat dibaca mesin untuk memudahkan
pengolahan dokumen selanjutnya sebagai catatan masukan. Contohnya yaitu tagihan utilitas
yang dikirimkan ke pelanggan, kembali dengan pembayaran pelanggan, dan dibaca oleh alat scan
khusus saat dikembalikan.
Langkah kedua dalam proses input untuk membuat data yang yakin diambil yaitu akurat dan
lengkap. Salah satu cara untuk melaksanakan ini yaitu dengan menggunakan otomatisasi sumber
data atau dirancang dengan baik dokumen turn around dan data layar entri. Dokumen yang
dirancang dengan baik dan layar meningkatkan akurasi dan kelengkapan dengan menunjukkan
arahan atau menanyakan wacana data apa untuk mengumpulkan, mengelompokkan pecahan
logis terkait info berdekatan, menggunakan kotak checkoff atau pull-down untuk menyajikan
pilihan yang tersedia, dan menggunakan shading dan perbatasan yang sempurna dengan terang
memisahkan item data. Kadang-kadang layar ini mirip sumber dokumen, dan user mengisi layar
dengan cara yang sama akan dokumen sumber paper.
Langkah ketiga dalam proses input untuk membuat kebijakan perusahaan diikuti, mirip
menyetujui atau memverifikasi transaksi. Sebagai contoh, suatu organisasi bisnis tidak ingin
menjual barang ke pelanggan yang tidak membayar tagihan atau menjual item untuk pengiriman
segera yang keluar dari saham. Masalah-masalah ini dicegah dengan pemrograman sistem untuk
memeriksa pelanggan batas kredit dan sejarah pembayaran, serta status persediaan, sebelum
mengkonfirmasi customer sale.

C. TIPE INFORMASI YANG DISIMPAN DALAM SISTEM INFORMASI BERBASIS


TEKNOLOGI INFORMASI
1. Dokumen
Dokumen merupakan catatan-catatan atas transaksi atau data perusahaan lainnya.
Beberapa dokumen yang disajikan dalam bentuk cek dan infois merupakan data yang
berhubungan dengan pihak eksternal. Sedangkan dokumen dalam bentuk laporan
penerimaan dan pembelian digunakan secara internal. Dokumen dapat dicetak atau dapat
disimpan secara elektronik didalam sebuah komputer. Hal ini telah menghasilkan
keuntungan yang lebih tinggi dan informasi yang lebih akurat.
2. Laporan
Laporan digunakan oleh para karyawan untuk mengendalikan aktivitas operasional dan
oleh para manajer utnuk membuat keputusan serta untuk merumuskan strategis bisnis.
Pengguna eksternal membutuhkan laporan utnuk mengevaluasi provitabilitas,
perusahaan menilai kelayakan kredit, atau memenuhi ketentuan perundang-undangan.
Beberapa bentuk laporan seperti laporan keuangan dan analisis penjualan, dihasilkan
dalam basis regular. Sedangkan laporan dalam bentuk lainnya dihasilkan dalam basis
ekspektasi untuk menyita perhatian terkait dengan kondisi perusahaan yang tidak
biasa. Kebutuhan untuk laporan harus periodik, karena mereka sering disiapkan lama
setelah mereka dibutuhkan, membuang-buang waktu, uang, dan sumber daya.
3. Database Query
Database query digunakan untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan terkait dengan
masalah-masalah dan pertanyaan yang harus ditemukan solusinya atau diambil tindakan
secepatnya. Seorang pengguna pusat permintaan untuk bagian tertentu dari informasi, itu
akan diambil, ditampilkan, atau dianalisis seperti yang diminta. Pertanyaan berulang
sering dikembangkan oleh spesialis sistem informasi. Pertanyaan satu-waktu sering
dikembangkan oleh pengguna. Beberapa perusahaan, seperti Walmart, memungkinkan
pemasok untuk mengakses database mereka untuk membantu mereka lebih melayani
kebutuhan Walmart.

D. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEUNTUNGAN


PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Perkembangan tekonologi informasi saat ini telah mencapai perkembangan yang


memungkinkan fitur-fitur teknologi informasi yang melekat kedalam kehidupan perseorangan
sehingga kadang sulit untuk memisahkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Saat iini dengan
keberadaan social media, perusahaan lebih mudah untuk melakukan komunikasi dengan
pelanggan maupun stakeholder lainnya. Pengadaan aplikasi-aplikasi untuk kebutuhan
perusahaan atau individu juga sudah mengalami perkembangan seiring dengan semakin
mudahnya akses internet dan kestabilan layanan yang memadai.
Pada dasarnya penggunaan teknologi informasi dapat membuat setiap proses menjadi lebih
cepat, lebih baik, dan lebih murah, namun teknologi infromasi pada dasarnya dapat berdampak
pada strategi dan kemampuan perusahaan. Dampak teknologi informasi pada perusahaan adalah
ketika teknologi informasi mempengaruhi jenis produk, market serta jaringan bisnis maupun
batasan bisnis dari perusahaan. Misalnya dengan penggunaan internet untuk melakukan
penjualan, bukan hanya perusahaan, perorangan dapat melakukan penjulan melewati batas
negara, atau daerahnya. Dampak teknologi terhadap kemampuan perusahaan adalah ketika
teknologi informasi meningkatkan kemampuan proses-proses yang ada dalam perusahaan,
misalnya, proses analisis, kemampuan sumber daya maupun kepentingan teknis lainnya.
Teknologi informasi juga dipercaya dapat meningkatkan atau merubah kompetisi, merubah
cara berhubungan antara pelanggan dan perusahaan, dapat membuat halangan bagi pendatang
baru, miningkatkan biaya untuk berpindah (switching cost) serta teknologi informasi dapat
memberikan nilai tambah terhadap produk, layanan yang sudah ada, bahkan dapat membuat
produk atau layanan yang baru.

Kasus : Pemecatan 7000 Karyawan Go-Jek


1. Sejarah Go-Jek
GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan
melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim.
Tujuan Nadiem Makarim mendirikan GO-JEK adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja
di berbagai sektor informal di Indonesia. GO-JEK telah bermitra dengan sekitar 200.000
pengendara ojek yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai
macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO-JEK bertumpu
pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Para Driver GO-JEK mengatakan
bahwa pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga
mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke lebih banyak
pelanggan melalui aplikasi GO-JEK. GO-JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di
Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang,
Palembang, dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun
mendatang.
2. Kasus Pemecatan 7000 karyawan Go-Jek
Merambahnya bisnis ojek berbasis online Go-Jek yang sangat menjanjikan membuat ribuan
orang akhirnya memutuskan untuk beralih profesi atau hanya melakukannya sebagai pekerjaan
sampingan sebagai pengendara ojek untuk mendapatkan pendapatan. Semakin maraknya
pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek online itu
sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan demi mendapatkan
penumpang dengan membuat orderan palsu atau melakukan order fiktif.
Orderan fiktif tersebut dijalankan dengan menggunakan dua perangkat ponsel berbeda yang
dimiliki oleh sang pengendara Go-Jek. Ponsel pertama yang merupakan milik pribadi digunakan
untuk membuat pesanan. Kemudian ponsel kedua yang diberikan oleh perusahaan digunakan
untuk menerima pesanan tersebut. Setelah pesanan dibuat dan diambil, lantas pengendara
bertindak seolah-olah mengantar sang pemesan, padahal sebenarnya tidak ada yang memesan
alias hanya pengendara yang mengendarai motornya sendiri. Ojek tersebut berlaku seolah-olah
mengantar pelanggan sesuai dengan order fiktif yang telah dilakukannya tadi.
Bos Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, ada sejumlah pengemudi Go-Jek seringkali
melakukan order fiktif. Mereka membuat pesanan melalui aplikasi Go-Jek dengan akun palsu.
"Order itu seolah-olah ada, padahal mereka tidak mengambil order secara nyata, namun
menerima pendapatan jutaan per bulan," katanya saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (2/12). Dia
menjelaskan, hal ini terungkap setelah pihaknya menerima banyak komplain dari pengemudi
Gojek lainnya. "Para Driver Gojek yang jujur ini sangat kecewa dan bingung kenapa driver nakal
tersebut tidak ditindak oleh perusahaan," terangnya.
Hingga akhirnya pihak Go-Jek telah melakukan suspend Go-Jek secara masal kepada lebih
dari 7.000 driver Go-Jek secara nasional. Pihak-pihak yang terkena suspend Go-Jek masal ini
adalah driver-driver yang telah terbukti membuat order fiktif. Pihak Go-Jek telah melakukan
pengamatan cukup lama dan memiliki bukti-bukti yang kuat terhadap setiap individu.
3. Solusi permasalahan Go-Jek
Berdasarkan kasus diatas beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh Go jek dari diskusi yang
kami lakukan adalah :
 Go-Jek seharusnya lebih memperketat dalam hal registrasi akun go-jek customer, karena
awal mula munculnya kasus order fiktif disebabkan oleh mudahnya orang-orang untuk
registrasi akun go-jek customer, sehingga para driver ojek yang curang biasanya akan
dengan mudah membuat banyak akun go-jek customer dan memanfaatkannya untuk
melakukan order fiktif.
 Go-Jek sebaiknya perlu meningkatkan teknologi informasinya agar system tersebut
dengan mudah melacak beberapa order fiktif yang dilakukan oleh driver go-jek.
 Sebaiknya perusahaan Go jek perlu membuat departemen lini baru yaitu departemen
keamanan yang bertugas sebagai pengawas lapangan untuk mengendalikan kecurangan-
kecurangan yang ada.
 Go-Jek juga perlu bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam menangkap oknum driver
go-jek yang sering melakukan order fiktif. Hal tersebut diperlukan karena kasus ini sudah
termasuk ranah pidana, karena oknum driver tersebut telah menipu dan merugikan
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai