Anda di halaman 1dari 100

OLEH

Ir. Parlindungan Marpaung


HAKE
AUDIT ENERGI :
Audit energi merupakan langkah awal pelaksanaan
sistem manajemen energi (membuat rencana aksi)
Manajer Energi

Plan (Audit Energi)


Do
Check
Act

Operator
PRINSIP DASAR KONSERVASI ENERGI
1. Menghilangkan buangan energi (pencegahan). PERTANYAAN :
2. Mengurangi rugi-rugi energi (recovery) 1. BAGAIMANA
CARANYA ?
3. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi 2. DARIMANA
(inovasi efisiensi) DIMULAI ?
3. APA MANFAATNYA ?
4. DLL ..?????

AUDIT ENERGI
ADALAH
SOLUSINYA !!
3
HASIL AUDIT ENERGI

Hasil audit energi adalah potret pemanfaatan energi sebagaimana digambarkan


berikut ini :

Area Potensi Upaya Investasi Manfaat


penghematan penghematan yang yang (Kriteria
energi energi (%) diperlukan diperlukan Investasi)

20 - 30 % Investasi Cost benefit


besar ratio < 1

15 - 20 % Investasi
sedang

5 - 15 % No & low cost


Low hanging
fruitS
Kode Unit : JPI.KE02.003.01
Judul Unit : Melakukan audit energi
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan proses pelaksanaan audit energi di
Industri.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja (KUK)


1. Melakukan persiapan audit 1.1. Langkah-langkah audit energi disusun
energi 1.2. Perangkat audit energi disiapkan
1.3. Kerangka waktu audit energi dibuat
1.4. Sumber daya disiapkan
2. Melaksanakan pengumpulan 2.1. Data historis dikumpulkan
data audit energi 2.2. Data spesifikasi pemanfaat energi dicatat
2.3. Data operasi aktual diukur
2.4. Cara pengoperasian diamati
2.5. Wawancara dengan pengelola dan
pelaksana dilakukan
2.6. Data yang terkumpul diverifikasi dan
divalidasi
3. Menganalisis data hasil audit 3.1. Data dikelompokkan
energi 3.2. Konsumsi energi spesifik dihitung
3.3. Intensitas energi aktual dengan standar
dibandingkan
3.3. Analisis statistik dilakukan
3.4.Analisis teknis dilakukan
4. Mengidentifikasi peluang 4.1. Peluang penghematan energi ditetapkan
penghematan energi 4.2. Analisis finansial dan ekonomi dilakukan
4.3. Urutan prioritas ditetapkan
5. Membuat laporan audit energi 5.1. Format dan isi laporan disusun
PROSES AUDIT ENERGI

 Persiapan
 Survei data
 Melihat
 Mencatat.
 Mengukur.
 Analisis data
 Menghitung
efisiensi/kinerja
 Evaluasi
 Identifikasi penghematan
energi
 Historis, teknik & finansil
 Laporan
 Rekomendasi
 Tindak lanjut.
 Langkah-langkah audit energi disusun
(Daftar tanya; daftar periksa)
 Tim audit ditunjuk (termal, listrik dll)
 Perlengkapan audit energi disiapkan (APD)
 Peralatan audit disiapkan (kalibrasi)

Instrumen audit Tim audit APD


Menentukan Langkah Audit Energi

Ada 3 (tiga) pertanyaan dasar yang harus dijawab


dalam menentukan langkah audit energi yaitu :
a. Sumber dan jenis energi yang digunakan ?
b. Pengguna energi Signifikan ?
c. Kinerja pemanfaatan energi saat ini
(efisiensi energi)

Keinginan untuk
menjawab pertanyaan
di atas merupakan
petunjuk awal dalam
menyusun langkah
audit energi.
Strategi Audit Energi Dibangun Dari 3 Pertanyaan Dasar W2H :

 Apa (What) :
 Sumber energi
 Teknologi peralatan / proses yang digunakan ?
 Parameter kritis (Faktor yang mempengaruhi konsumsi /kinerja energi) ?

 Dimana (Where) : Energi digunakan,


: Area pemakai signifikan/terbesar ?.
: Melebihi standar ?

 Bagaimana (How ) : Kinerja pemakaian energi sekarang?


: Cara meningkatkan efisiensi energi ?
 SENIOR MANAGEMENT
‣ Kebijakan perusahaan tentang energi.
‣ Struktur organisasi / posisi manajer dalam organisasi
perusahaan), Fungsi masing-masing departemen,
‣ Sasaran dan program energi manajemen, status program,
data base, pelaksanaan program, peluang penghematan
energi , kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan .
‣ Lay out fasilitas energi.
‣ Data Bahan bakar, konsumsi, jenis, jumlah,
‣ Biaya energi .
‣ Pemakaian energi untuk masing-masing fasilitas,
‣ Jadwal kerja.
‣ Masalah lingkungan.
‣ Spesifikasi peralatan.
‣ Indikator kinerja,
‣ Prosedur pelaporan,
‣ Kapasitas daya , daya aktual,
‣ Rencana ke depan hubungannya dengan efisiensi energi.
11
 MANAJER/ENJINER (PLANT ENGINEER)

 Kondisi peralatan dan problema


operasi yang dihadapi misalnya :
sistem kontrol, instrumentasi,
prosedur maintenance dll.
 Spesifikasi material sebelum dan
sesudah proses produksi.
 Jumlah produksi, kualitas produksi,
temperatur dan tekanan operasi
serta siklus waktu )
 Standar/prosedur operasi.
 OPERATOR

 Operator adalah yang sesungguhnya


mengerti jalannya operasi peralatan,
 Operator adalah petugas yang secara
terus-menerus berhadapan dengan
peralatan energi.
 Operator mempunyai banyak informasi
tentang hambatan, masalah operasi,
penggantian peralatan yang pernah
dilakukan dll.
 Operator juga merupakan sumber ide
bagaimana meningkatkan efisiensi energi.
‣ Komitmen perusahaan tentang energi.
‣ Target dan fealisasi penghematan energi
‣ Struktur managemen energi perusahaan (organisasi / posisi manajer
dalam organisasi perusahaan),
‣ Fungsi masing-masing departemen,
‣ Sasaran dan program energi manajemen,
‣ Status program, data base, pelaksanaan program,
‣ Kegiatan yang sudah dan sedang dilakukan .
‣ Lay out fasilitas energi.
‣ Konsumsi energi,Bahan bakar, jenis, jumlah, biaya energi .
‣ Pemakaian energi masing-masing unit kerja dan fasilitas ;
‣ Jadwal kerja.
‣ Standar lingkungan.
‣ Spesifikasi peralatan.
‣ Indikator kinerja,
‣ Prosedur pelaporan,
‣ Kapasitas daya.
 Motivasi dan kesadaran kariawan/operator tentang
konservasi energi.
 Upaya mengaktifkan motivasi tersebut.
 Kadar keinginan di dalam diri setiap individu untuk
menerapkanya.
 Penghargaan terkait dengan konservasi energi
 Jumlah personel yang mendapat kepuasan dalam
menjalankan tugas seperti mendapat
bonus/penghargaan harus didorong seiring
dengan banyaknya energi yang akan dihemat.
Aktifitas pengumpulan data di lapangan :

 Melihat

 Mencatat.

 Mengukur.

 Wawancara.

 Diskusi.
PENGUMPULAN DATA
Data Sekunder :

Data Sekunder :
Yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut yang disajikan baik oleh
pengumpul data primer atau pihak lain.

Data historis : Informasi Lain :


Informasi Umum tentang obyek audit • Konsumen energi utama
Konsumsi energi beberapa tahun • Tingkat produksi, beban
terahir peralatan, jam kerja
• Standar (SOP) yang digunakan
Data teknis peralatan utama pemanfaat
• Petugas energi , kompetensi
energi :
• Sistem manajemen energi
Kapasitas • Pemeliharaan (jadual dan
Jumlah unit pelaksanaan)
Performance ( aktual; disain) • Indikator keberhasilan kinerja.
Data Primer :

Data Primer : Data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu seperti
hasil pengisian kuesioner maupun pengukuran.

Data primer Data primer Data primer


Sistem kelistrikan Sistem termal Proses produksi

Beban operasi Bahan bakar - Pembakaran Bahan baku


Ketidak-seimbangan arus. Komposisi gas buang (O2, CO2) Bahan penolong
Ketidak-seimbangan tegangan. Suhu gas buang Produk
Faktor daya. Suhu udara pembakaran By produk
Tingkat harmonik (THD) arus. Suhu permukaan isolasi Parameter operasi
Tingkat harmonik (THD) Suhu produk (output) Beban operasi
tegangan. Suhu bahan input
Suhu bahan buangan
Laju alir bahan input
Suhu dan laju alir daur ulang
PENGUKURAN
KONSUMSI ENERGI & PARAMETER OPERASI

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui :


 kondisi operasi aktual,

 penyimpangan penggunaan energi.


Distribusi dan profil daya.
Demand, Kva
7 :0
200
400
600
800
1000
1200

0 0
8 :3
0
10
:0 0
11
:3 0
13
:0 0
14
:3 0
16
:0 0
17
:3 0
19
:0 0
20
:3 0
Time (Hrs)

22
:0 0
23
:3 0
1 :0
0
2 :3
0
4 :0
0
5 :3
0
Perbedaan suhu yang tinggi adalah indikasi
 Pemborosan energi
 Perlu tindakan perbaikan.
PEMERIKSAAN KONDISI OPERASI (MOTOR & FAN)
(THERMOGRAPHY)

Belt Kendor

Minyak Gemuk
Pemeriksaan Thermography
Metoda periksaan steam trap kedua adalah didasarkan
atas analisis suara.
Jika steam trap berfungsi dengan baik/normal suara
yang dihasilkan adalah siklus, dan dengan
menggunakan alat pendengar (sound device) seseorang
dapat mendengarkannya secara pisik. Alat pendengar
suara sangat bervariasi dalam hal kecanggihan mulai
dari yang sederhana seperti handmade steel welding rod
hingga yang canggih seperti ultrasonic testing equipment.
 Melihat secara langsung fisik dan
kelainan yang terjadi pada
peralatan energi :
 Spec-peralatan yang digunakan,
 Mengetahui kondisi operasi &
pemeliharaan apakah sesuai
dengan prosedur (SOP).
Spesifikasi Peralatan - Motor

Motor Design B : adalah motor dengan normal torque, low starting current

Klas F : menginformasi kan tentang kemampuan motor menahan


suhu operasi dalam belitan (operating temperature capabilities).
Pemeriksaan Visual : Kondisi operasi

V-belt akan mengalami rugi-


rugi energi sekitar 5 %
apabila belt tersebut tidak
terpelihara dengan baik.
• Atual
• Seharusnya
P disarankan = 0.5 P aktual =2.3 – 1.3 = 1 kg/cm2
kg/cm2
Fan off

T =28.5 C T =27.2 C T =27.7 C


Kerugian energi sering terjadi dalam praktek
seperti bocoran uap, mulai dari yang kecil
hingga ukuran yang cukup besar.
Kerugian bocoran tersebut jika dihitung dalam
satu tahun dapat mencapai ratusan hingga
ribuan juta rupiah per tahun.

34
Verifikasi Data
Verifikasi : Memeriksa (konfirmasi) bahwa data primer benar & akurat.

Data primer Data primer Data primer


Sistem kelistrikan Sistem termal Proses produksi
Bahan bakar - Pembakaran Bahan baku
Beban operasi
Ketidak-seimbangan arus.
Komposisi gas buang (O2, CO2) Bahan penolong
Ketidak-seimbangan tegangan. Suhu gas buang Produk
Faktor daya. Suhu udara pembakaran By produk
Tingkat harmonik (THD) arus. Suhu permukaan isolasi Parameter operasi
Tingkat harmonik (THD) tegangan. Suhu produk (output) Beban operasi
Suhu bahan input
Suhu bahan buangan
Laju alir bahan input
Suhu dan laju alir daur ulang

5000,00
Cooling Water Flow

4800,00
(kg/sec)

4600,00
Contoh : 4400,00
Series1
4200,00
Kapasitas Pompa CT : 5.170 m3/Sec 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Data operasi (lihat grafik) :
Date
Karifikasi Data Hasil Survei
Data manajemen energi pada organisasi :
•Data sistem manajemen energi
•Data penerapan sistem manajemen energi

Data Sekunder : Data Sekunder Lain :


Data historis • Konsumen energi utama
Informasi Umum tentang obyek audit • Tingkat produksi, beban peralatan, jam kerja
Konsumsi energi beberapa tahun terahir • Standar (SOP) yang digunakan
Data teknis peralatan utama pemanfaat energi • Petugas energi , kompetensi
Kapasitas • Sistem manajemen energi
Jumlah unit • Pemeliharaan (jadual dan pelaksanaan)
Performance ( aktual; disain) • Indikator keberhasilan kinerja.

Data primer Data primer Data primer


Sistem kelistrikan : Sistem termal : Proses produksi :
Beban operasi Bahan bakar - Pembakaran Bahan baku
Ketidak-seimbangan arus. Komposisi gas buang (O2, CO2) Bahan penolong
Ketidak-seimbangan tegangan. Suhu gas buang Produk
Faktor daya. Suhu udara pembakaran
Suhu permukaan isolasi
By produk
Tingkat harmonik (THD) arus.
Suhu produk (output) Parameter operasi
Tingkat harmonik (THD) tegangan.
Suhu bahan input Beban operasi
dll
ANALISIS DATA

Mengetahui lebih detail tentang penggunaan


energi, sistem manajemen energi berdasarkan data
audit (historis, spesifikasi teknis, pengukuran,
observasi, data operasi, dan acuan lain seperti
standar dan benchmark.

39
Data historis konsumsi energi :
• Statistik
TEKNIK ANALISIS DATA
 Buat matrik manajemen energi
 Tabulasi data
 Penggambaran Data
 Bencmarking
 Analisis Statistik
 Kecendrungan
 Kinerja Sistem Energi
 Faktor yang mempengaruhi kinerja
 Diagram sebab akibat
 Cost benefit
41
 Matriks terdiri dari 6 kolom dan 5 baris,
 Setiap kolom berkaitan dengan satu dari enam aspek pilar
manajemen energi dalam organisasi.
 Baris matrik menggambarkan posisi penerapan manajemen
energi organisasi
 Semakin ke atas baris dalam tiap kolom semakin baik
pengendalian aspek manajemen energi di organisasi
tersebut.

PR 4/23/2014 42
Profil Organisasional Matriks

Matriks terdiri dari 6 kolom dan 5 baris, setiap kolom berkaitan


dengan satu dari enam aspek organisasional.
Semakin ke atas, semakin baik dalam pengendalian aspek-aspek
tersebut.
Gambar garis melalui setiap sel matriks yang menggambarkan
status kinerja manajemen saat ini, kemudian perusahaan
akan mendapatkan “profil organisasional”
manajemen/Anda.

Hasil dari analisis Matrik Manajemen Energi

43
Bentuk Matrik Manajemen Energi
Bentuk matrik manajemen energi yg menggambarkan profil orgasisasional yaitu
status implementasi sistem manajemen energi organisasi.
Kolom

Baris

44
Analisis profil organisasional akan mengindikasikan kekuatan
dan kelemahan dari manajemen energi.

Terdapat lima tingkat, “0-4”, There are five “Terbaik hingga


Terburuk”

Bentuk yang berbeda dari profil organisasional berarti


permasalahan yang berbeda dan pemberian masukan yang
berbeda untuk pengambilan tindakan.

45
 Baris 0 s/d 4 merepresentasikan tingkat perbaikan
status masing-masing isu manajemen energi.
 Salah satu tujuan penerapan matriks adalah untuk
memetakan level atau status diri.

46
Level 0
 Pada level ini manajemen energi belum merupakan agenda dari organisasi.
 Artinya tidak ada kebijakan manajemen energi, tidak ada struktur
manajemen energi formal, tidak ada pelaporan, tidak ada orang yang
khusus menangani energi.

Level 1

 Status pada level ini sudah selangkah lebih maju dalam manajemen energi.
Namum perusahaan belum memiliki kebijakan resmi tentang manajemen
energi
 Penugasan/penunjukan manajer energi sudah dilakukan.
 Manajer energi mempromosikan kesadaran energi melalui jaringan
informal yang longgar dan berhubungan langsung dengan konsumsi energi
 Manajer memberikan saran dan rekomendasi perbaikan efisiensi energi.

47
Level 2
• Pentingnya manajemen energi sudah dipahami oleh pihak
manajemen senior di perusahaan,
• Akan tetapi dalam prakteknya komitmen atau dukungan
dalam aktivitas manajemen energi belum ada.

Level 3
• Manajer senior perusahaan sudah memahami nilai dan
manfaat program penghematan energi.
• Isu konsumsi energi sudah masuk secara terintegrasi dalam
struktur organisasi.
• Sistem informasi dan pelaporan yang lengkap juga sudah
diterapkan.
• Selain itu juga sudah disetujui sistem manajemen energi
dan investasi.

48
Level 4
• Pada level ini konsumsi energi sudah merupakan prioritas
utama di seluruh organisasi.
• Kinerja aktual dipantau secara rutin dan dibandingkan
dengan target, keuntungan finansial dari setiap langkah-
langkah efisiensi dihitung.
• Pencapaian di bidang manajemen energi dilaporkan
dengan baik dan konsumsi energi dihubungkan dengan
isu lingkungan hidup.
• Manajer senior sangat berkomitmen dengan efisiensi
energi.

49
No BENTUK DISKRIPSI DIAGNOSA
1 Seimbang Nilai 3 atau lebih Kinerja sangat bagus, masalahnya
tinggi pada semua adalah dalam mempertahankannya
kolom
2 Seimbang Nilai kurang dari Terjadi kemandekan/stagnasi
rendah 3 pada semua
kolom
3 Bentuk U Ada dua kolom di Ekspektasi menaik
dalam nilai
rendah
4 Bentuk N Ada dua kolom Pencapaian di tengah sia-sia
diluar nilai
rendah
5 Bentuk V Satu kolom Pencapaian yang sangat rendah pada
sangat rendah kolom ini akan menghambat
dibanding lain keberhasilan
6 Bentuk Satu kolom Usaha pada area ini akan sia-sia karena
puncak sangat tinggi kekurangan pada area-area yang lain
dibanding lain
7 Tidak Dua atau tiga Semakin besar ketidakseimbangan
seimbang kolom akan semakin sulit mengatasinya
mempunyai nilai
kurang dari 2
 Setelah status manajemen energi dalam organisasi
(profil organisasional) diketahui, maka kelemahan
dan kelebihan dari tiap elemen sistem manajemen
energi sudah diketahui
 Rekomendasi perbaikan dibuat sesuai potret profil
organisasional manajemen energi tersebut di atas
yaitu :
Mengeser profil organisasional ke level atas
Menyeimbangkan level masing-masing issu pada kolomnya.

52
Analisis Data Historis

• Tabulasi data
• Pengelompokan data
• Penggambaran Data
1. Tabulasi data
No. Bulan kWh Produksi (kg)

1. Januari 700.634 1.210.396


2. Februari 581.476 1.019.099
3. Maret 713.530 1.246.679
4. April 599.639 1.040.561
5. Mei 645.228,8 1.054.481
6. Juni 668.059,2 1.078.973
7. Juli 576.673,6 1.037.957
8. Agustus 588.849,6 1.018.645
9. September 509.059,2 990.757
Data Dikelompokkan

1. Pemakaian energi menurut jenis

2. Pemakaian energi menurut unit

3. Pemakaian energi menurut jenis & unit

54
Penggambaran Data
• Data agar ditampilkan dalam bentuk gambar/grafik.
• Pada presentasi visual, apresiasi yang lebih baik dapat diperoleh atas
berbagai perubahan/variasi intensitas pemakaian energi, dibandingkan
dengan penyajian dalam bentuk angka-angka atau tabel

55
Contoh : Analisis Statistik Produksi Uap
Kecendrungan intensitas energi mengindikasikan kinerja pengelolaan
energi. Cendrung turun/konstan dan sebaran data berada di sekitar garis
trend line (R2 > 0.7) indikasi pengelolaan energi yang baik.

Grafik berikut adalah contoh kinerja pengelolaan yang buruk


Contoh : Analisis Kecendrungan Konsumsi Uap

PRODUKSI DAN KONSUMSI STEAM


Instalasi Pipa Uap Outdoor Yang Tak Terawat
Menambah Rugi energi Secara Signifikan.

Instalasi pipa uap outdoor yang kurang terawat (isolasi buruk) menimbulkan :
 Rugi-rugi panas dari permukaan pipa panas.
 Pada musim hijan rugi-rugi energi meningkat tajam karena material isolasi
yang basah akibat air hujan menambah rugi-rugi energi.

INSTALASI LUAR (OUT DOOR)


Ketidakseimbangan Tegangan
Motor tiga fase tidak toleran terhadap tegangan tak seimbang.
– Ketidak seimbangan tegangan akan mengakibatkan aliran
arus tidak merata antar fase-fase belitannya.
– Akibatnya motor panas, pemborosan energi
Analisis Kwalitas Daya

Tegangan tak seimbang antar fase didefinisikan


sebagai berikut :

Vu = V max- VA x 100 %
VA
Dengan :
Vu adalah presentasi ketidakseimbangan tegangan(%),
Vmax = tegangan maximum (Volt),
VA = tegangan rata-rata (Volt),
Pengaruh tegangan tak seimbang

Motor tiga fase tidak toleran terhadap tegangan tak


seimbang. Pengaruh tegangan tak seimbang ini adalah
pemanasan terhadap motor listrik dan rugi-rugi energi
(rugi-rugi besi) meningkat.
Motor Klas F
Perbedaan suhu bearing motor yang tinggi adalah indikasi
 Pemborosan energi
 Misaligned poros.

• NORMAL : s/d 10°C di atas reference or baseline


• SEDANG : antara 10°C - 20°C di atasreference or baseline
• SERIOUS : antara 20°C - 40°C di atas reference or baseline
• CRITICAL : lebih besar dari 40°C diatas reference or baseline
Reference of Infrared Thermography Inspection

Symmetrical Load
Differential Temp. 3

< 5°C 5°C - 10°C 11°C - 20°C 21°C - 40°C > 40°C
Maximum Temp. 3

< 60°C < 75°C LOW MEDIUM HIGH CRITICAL

60°C – 100°C 75°C – 100°C INFORMATION OF MEDIUM HIGH CRITICAL CRITICAL


OVERLOADING

> 100°C > 100°C INFORMATION OF CRITICAL CRITICAL CRITICAL CRITICAL


HIGH
OVERLOADING
Identifikasi Peluang Penghematan Energi.
Contoh : Uap Bocor
Uap Bocor 1 Ton Uap butuh 80 liter BBM atau
130 kg Batubara.

Kerugian bocoran tersebut jika dihitung dalam satu tahun jumlahnya


cukup besar dapat mencapai ratusan hingga ribuan juta rupiah per tahun.
CONTOH :

Flanges diameter 25 mm tidak diisolasi, suhu Pipa & Flange panas


permukaan 175 C, tanpa isolasi

Kerugian panas yang terjadi equivalent


dengan 0.6 m panjang pipa telanjang.

Sama dengan 1.2 MJ/Jam equivalent setara


dengan 200 litre bbm per tahun.
Suhu permukaan : 173 C
Rugi-rugi panas pada
katup tanpa isolasi
equivalent dengan 1 meter
pipa telanjang.
Analisis teknis

 Pembangkit Uap Kapasitas 2x89.90


ton/jam
 Bahan bakar : batubara = 5543 kcal/kg
 Konsumsi bahan bakar = 14.77 Ton/jam
= 40,9 juta kcal/jam
 Harga Batubara = Rp 650 per kg
 Biaya bahan bakar : Rp 6.91
millyar/bulan.
Boiler 1 ;

 CO2 = 6 %
 O2 = 12.5 %
 Suhu gas buang :
T aktual = 176 C;
T disain = 131 C.
BATU BARA - Optimum
 CO2 = 10 -13 % ;

 O2 : 4 – 5 %.

HASIL PERHITUNGAN :

• Excess Air : 147 %


• Rugi-rugi gas buang Boiler : Atual =15 %;
• Rugi-rugi gas buang Boiler (Disain) = 6.5 %.

EFISIENSI = 100 – Σ RUGI-RUGI
EFISIENSI :Disain = 100 – (6.5+0.6 + 5.7) = 87.2 %.
EFISIENSI : Aktual = 100 – (15+0.6 + 8.7) = 75.7%.
 EFISIENSI : Disain = 100 – (6.5+0.6 + 5.7) = 87.2 %.
EFISIENSI : Aktual = 100 – (15+0.6 + 8.7) = 75.7%.

 POTENSI PENGHEMATAN = 11.5 %


SETARA DENGAN = 0.115 X 14.77 TON BATUBARA/JAM
= 1.69 TON BATUBARA/JAM
= 797 JUTA RP PER BULAN
Rekomendasi audit energi – Untuk menejemen

 Langkah-langkah perbaikan manajerial

• Perbaikan Operasi
• Pemeliharaan
• Pemasangan meter ukur
• Pelatihan/Training
• Penggantian atau Modifikasi alat

 Biaya yang diperlukan


Evaluasi Biaya

 Cost - benefit ratio


 Penyusunan laporan merupakan bagian
akhir dari keseluruhan aktifitas audit
energi,

 Pelaporan merupakan jembatan dalam


menyampaikan fakta dan rekomendasi
audit energi ke pimpinan organisasi.

 Laporan harus dibuat menurut bahasa


manajemen sehingga hasil audit energi
dapat secara efektif dipahami dan
dimengerti manajemen puncak untuk
membuat keputusan.

 Dukungan top management penting untuk


implementasi konservasi energi khususnya
yang membutuhkan investasi.
Laporan audit energi menjelaskan pelaksanaan audit energi dan potret
aktual penggunaan energi obyek yang diaudit.

 Uraian singkat tentang audit,


 Potret pemanfaatan energi
◦ Pemanfaat energi,
◦ Sumber energi dan konsumsi energi
◦ Intensitas energi dan tingkat produksi,
◦ Tingkat beban
◦ Kinerja peralatan dan
 Potensi penghematan energi dan
langkah perbaikan
 Rekomendasi
 Rekomendasi audit energi harus spesifik
lengkap dengan estimasi penghematan
energi dan biaya investasi proyek yang
diperlukan.
 Peluang konservasi energi yang diidentifikasi
memiliki peluang besar harus dibahas secara
khusus dalam laporan .
 Rekomendasi dikelompokkan menurut sifat
misalnya jangka pendek, menengah dan
jangka panjang.
 Khusus rekomendasi tentang manajement
energi harus ada ulasan tentang hal-hal
yang perlu digaris bawahi.
 Laporan audit energi sudah harus
disampaikan paling lama tiga bulan setelah
audit energi selesai dilakukan.
Aspek penting yang perlu diketahui auditor sebelum laporan audit
energi dibuat dan disampaikan ke pihak managemen adalah :

Apa yang hendak didengar oleh manajemen ?


Umumnya manajemen ingin mengetahui keuntungan, dan biaya
yang diperlukan?
Apa yang auditor ingin dilaporkan?
Perbaikan kinerja, pelatihan personel, alat kontrol dan lain-lain.
 Informasi penting lainnya yang perlu disampaikan ke pimpinan
 Kecendrungan konsumsi energi,
 Intensitas energi vs parameter operasi,
 Perubahan prosedur operasi yg diperlukan
 Status pengunaan
energi/benchmark.

 Status pemenuhan terhadap regulasi/standar yang


berlaku.
 Konservasi energi
 Lingkungan
Prioritas Potensi Penghematan Energi

 Potensi penghematan energi


 No & low cost
 Investasi
 Biaya yang diperlukan untuk
merealisasikan potensi
penghematan energi ?
 Dampak penghematan
terhadap perusahaan
 Kinerja
 Produktifitas
 Manfaat Finansial Konservasi Energi
Format laporan audit energi tergantung pada sasaran
spesifik dari audit energi itu sendiri dan sifat dari
perusahaan yang di audit.
Secara umum format laporan audit energi terdiri
atas :
 Judul
 Ringkasan
Latar belakang,
Fakta dan temuan lapangan,
 Potensi penghematan energi
Rekomendasi dan
Lampiran.
Memuat hal-hal sebagai berikut :
 Tujuan dilakukannya audit energi , misalnya untuk
meningkatkan efisiensi pemakaian energi dan
menurunkan biaya produksi.
 Deskripsi tentang area fokus audit energi, misalnya
peralatan tertentu : Sistem AC, sistem
uap, dryer, proses produksi yang merupakan
pengguna energi utama perusahaan.
 Masing-masing area dijelaskan antara lain tentang
kapasitas produksi, kapasitas aktual, tahun
pembuatan, jenis, konsumsi energi per tahun dll.
 Deskripsi proses, kondisi dan syarat yang harus
dipenuhi dijelaskan secara ringkas.
 Jinis dan sumber energi yang digunakan dan
pengguna utama masing-masing sumber energi
dimaksud.
FAKTA DAN TEMUAN.
Yaitu menjelaskan tentang data & fakta –fakta yang
terungkap darikegiatan audit energi seperti :
Hasil pengamatan dan pengukuran,
Parameter operasi yang berpengaruh terhadap kinerja
operasi objek yang diteliti.
Informasi tentang sistem pengelolaan energi yang
diterapkan.
Yaitu meliputi :
 Profil penggunaan energi
 Konsumen energi yang besar harus menjadi
sasaran prioritas perusahaan
 Efisiensi peralatan energi
(Boiler, AC, proses, dll).
 Area yang mempunyai potensi penghematan
energi.
 Sistem AC Sentral
 Rekomendasi disusun mengikuti urutan
tertentu, misalnya berdasarkan area
pemanfaatan energi .
 Atau berdasarkan pendanaan yang diperlukan
(no cost-low cost, investasi kecil-sedang, dan
yang memerlikan investasi besar).
 Semua rekomendasi harus dinyatakan dalam
bentuk kegiatan, potensi penghematan
energi, dan manfaat/ finansial, serta langkah
implementasi dan jadual.
Rekomendasi (2)
 Spesifik.
 Potensi penghematan energi (%, satuan fisik, Rp)
 Biaya yang diperlukan merealisasikan potensi
penghematan energi.
 Langkah implementasi dan jadual.

Pemeliharaan Perbaikan/penggantian
Contoh : Rekomendasi (1)

Deskripsi Perkiraan
No Langkah Pelaksanaan
Konservasi Energi Penghematan
1 Mengurangi waktu - Kordinasi antar bagian atau 21% penghematan
operasi peralatan unit kerja untuk menetapkan konsumsi energi
energi dari 9 jam jadual start peralatan.
menjadi 8 jam per - Penggunaan timer untuk star
hari. dan stop peralatan.
2 Menetapkan - Pemasangan thermometer 12% penghematan
setting suhu untuk mengukur suhu konsumsi energi
ruangan sesuai ruangan.
standar (OC )
3 Memperkecil - Menutup lubang infiltrasi 3-5% penghematan
infiltrasi udara udara, Penutup pintu konsumsi energi
mengurangi rugi- otomatis , untuk mengurangi
rugi energi. infiltrasi udara.
Deskripsi Perkiraan
No Langkah Pelaksanaan
Konservasi Energi Penghematan

1 Melakukan - Melakukan pembersihan kerak-kerak 5 % penurunan


pemeliharaan rutin pipa pada sirip kondensor AC. konsumsi
- Koordinasi yang baik antara operator energi
dengan pemeliharaan.
- Penggunaan data (Konsumsi
listrik,suhu dan tekanan sebagai
dasar pelaksanaan pemeliharaan.

2 Mengatur rasio - Penggunaan gas analiser untuk 8 % penurunan


udara pada sistem memeriksa komposisi gas buang (O2) konsumsi BBM
pembakaran pada gas buang sistem pembakaran.
hingga 1.2.

3 Memperkecil - Menjaga agar jendela selalu tertutup, 5 % penurunan


infiltrasi udara celah-celah pintu agar diberi perapat konsumsi
atau seal untuk menghindari infiltrasi. energi.

4/23/2014 Oleh : Ir. Parlindungan Marpaung 94


Lampiran bukan merupakan bagian penting dari
laporan tetapi perlu untuk kelengkapan informasi
misalnya :
Tarif dasar listrik,
Neraca energi dan material,
Perhitungan dan asumsi yang digunakan,
Catatan harian-log sheet,
Gambar instalasi/peralatan.
 Laporan Teknis
 Laporan Excecutive
 Laporan teknis audit energi merupakan kajian engineering
yang berisi analisis data lengkap tentang teknikal dan
finansial dari suatu kegiatan konservasi energi yang
direkomendasikan .
 Laporan teknis memuat antara lain :
 Peluang penghematan energi (dimuat berdasarkan urutan mudah
tidaknya melakukan, besarnya biaya yang diperlukan).
 Laporan audit energi sudah harus disampaikan paling lama tiga
bulan setelah audit energi selesai dilakukan.
 laporan audit energi harus menjelaskan kondisi aktual
keseluruhan sistem energi bangunan gedung dalam hal passif
desain (selubung bangunan, orientasi dan material
bangunan), aktif disain seperti peralatan (lampu, AC dll), tingkat
hunian gedung, sistem managemen energi yang diterapkan.
 Rekomendasi yaitu langkah perbaikan efisiensi energi yang
diperlukan.
Laporan ini dimaksudkan untuk pimpinan puncak.
Laporan harus singkat (kurang 10 halaman).
Isi laporan harus disesuaikan dengan bahasa pimpinan.
Laporan excecitive menjelaskan secara singkat
 Fokus kegiatan audit
Hasil audit energi yang dilakukan
 Saran tindak lanjut.
 Fakta penting yang terungkap di lapangan sewaktu
pelaksanaan audit.
 Status penggunaan energi dan pengelolaan energi

 Area penggunaan energi yang diidentifikasi,


misalnya unit kerja yang jumlah konsumsi/biaya
energinya paling besar, potensi penghematan
energi.
 Rekomendasi spesifik perbaikan efisiensi energi
dan prioritas pelaksanaanya termasuk masalah
managemen dan personel yang dibutuhkan.
 Manfaat secara ekonomi dari pelaksanaan
konservasi energi yang direkomendasikan.

Anda mungkin juga menyukai