MODUL HAM
Oleh Kelompok 3:
Eka Selfia Nur (10542055514)
A. Nurul Azizah Abbas (10542057814)
Siti Khadidjah (10542060815)
A. Meutia Dewi Rahmayani Yahya (10542060915)
Muhammad Sadikin (10542062015)
Rasdiana FB Matong (10542062415)
M. Yusril Ihzanul Hikmah S. (10542063115)
Risky Amalia (10542063215)
Emi Andira (10542063315)
Aulia Faradina (10542064115)
Najwa Citra Azzahra (10542064215)
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
1
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Daftar Isi........................................................................................................... 2
Kata Sulit.......................................................................................................... 3
2
Profesor dengan Berjuta Masalah
KATA SULIT
ANALISA KASUS
Masalah yang dapat kami identifikasi dari skenario di atas adalah sebagai berikut:
3
b. Gratifikasi
Professor John yang ditunjang dengan kekayaan, reputasi serta relasi yang
sangat baik menjadikan beliau sangat mudah medirikan MIT Hospital
karena dapat menempuhnya dengan jalur lobi dan gratifikasi. Selain itu
jadwal Professor John yang padat dan sibuk menunjukkan bahwa Professor
John tidak memiliki waktu yang banyak, sehingga strategi lobi dan
gratifikasi memang merupakan solusi bagi beliau.
2. DILEMA ETIK SENTRAL
PROF. JOHN
Pakar Lingkungan vs. Pengolahan limbah
MIT hospital yang tidak baik
Daftar Tilikan
BENEFICENCE
Seharusnya Seharusnya
Kriteria
Ada Tidak ada
1) Mengutamakan altruisme yaitu menolong
tanpa pamrih, rela berkorban untuk
kepentingan orang lain.
2) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat
manusia.
3) Memandang pasien / keluarga/ sesuatu tak
hanya sejauh
Menguntungkan dokter.
4) Mengusahakan agar kebaikan
/manfaatnya lebih banyak
4
dibandingkan dengan keburukannya.
NONMALEFICENCE
Seharusnya Seharusnya
Kriteria
Ada Tidak ada
1) Menolong pasien emergensi.
5
2) Kondisi untuk menggambarkan criteria ini
adalah : pasien dalam keadaan amat berbahaya
atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting
(gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau
kehilangan tersebut, tindakan kedokteran
teresebut terbukti efektif, manfaat bagi pasien >
kerugian dokter atau hanya mengalami risiko
minimal.
3) Mengobati pasien yang luka.
AUTONOMI
Seharusnya Seharusnya
Kriteria
Ada Tidak ada
6
2) Tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan (pada kondisi elektif).
3) Berterus terang.
4) Menghargai privasi.
JUSTICE
Seharus
Seharusnya nya
Kriteria
Ada Tidak
ada
1) Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
7
3) Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi
dalam posisi yang sama.
4) Menghargai hak sehat pasien (affordability,
equality, accessibility, availability, and quality).
8
DINAMIKA KEPUTUSAN KLINIS YANG ETIS ( KONSEP PRIMA
FACIE )
AUTONOMY
BENEFICENCE
MEDICAL INDICATION
Kesimpulan / Rekomendasi: Dalam kasus ini, tidak ada masalah medis yang
dialami oleh pasien,. sehingga tidak dapat dilakukan analisa etik pada bagian
Medical Indication.
QUALITY OF LIFE
9
2. Apakah gangguan fisik, mental Tidak dapat dinilai
dan sosial yang pasien alami bila
pengobatannya berhasil?
PATIENT PREFERRENCES
10
Apakah pasien telah
diinformasikan mengenai
keuntungan dan resikonya, Belum ada penanganan dan pilihan
3.
mengerti atau tidak terhadap pengobatan
informasi yang diberikan dan
memberikan persetujuan?
CONTEXTUAL FEATURES
11
memengaruhi pengambilan
keputusan dan pengobatan?
Bagaimana hukum
7. mempengaruhi pengambilan Tidak dibahas pada skenario
keputusan pengobatan?
12
5. PERSPEKTIF ISLAM, HUKUM&NORMA DAN FILSAFAT
Perspektif islam
13
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
{سدُوا ََل لَ ُهمَ قِي ََل َوإِذَا َ ِ ون نَحنَُ إِنَّ َما قَالُوا األر
ِ ض فِي تُف ََ ُمص ِل ُح
(11) ُون ُه َُم إِنَّ ُهمَ أَل ِ ون ََل َولَ ِكنَ ال ُمف
ََ سد ََ ( يَشعُ ُر12) }
“Dan bila dikatakan kepada mereka, "Janganlah kalian membuat
kerusakan di muka bumi:" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami orang-orang
yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak menyadarinya.
14
“ Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah
memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Menurut Muhammad Idris ada tiga tahapan dalam beragama secara tuntas
dapat menjadi sebuah landasan etika lingkungan dalam perspektif Islam.
15
B. Pandangan Islam Terhadap Gratifikasi
"Ini pembayaran zakat mereka, lalu yang ini adalah untuk saya
karena ini pemberian dari wajib zakat kepada saya pribadi," ujar si Ibnu
Lutbiah. Rasulullah SAW pun marah dan memerintahkan Ibnu Lutbiah
untuk mengembalikan gratifikasi yang diterimanya.
16
lehernya akan dipikulkan unta, sapi, dan kambing yang mengembik. (HR
Bukhari Muslim).
HAM
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia; (UU no. 39/ 1999, pasal 1 ayat 1)
Lingkungan Hidup
Merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. (UU no. 23/
1997, pasal 1 ayat 1)
17
Hak Manusia atas Lingkungan Hidup yang Baik
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. (UU no.
39/ 1999, pasal 9 ayat 3)
Setiap orang memiliki hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat. (UU no. 23/ 1997, pasal 5 ayat 1)
Amandemen ke-2 UUD 1945 pasal 28H ayat 1: “Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan. (UU no. 23/ 1997, pasal 1 ayat
16)
Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang
ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya pencemaran dan/ atau perusakan
lingkungan hidup. (UU no. 23/ 1997, pasal 1 ayat 19)
18
Gratifikasi
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di
luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik. (UU no. 20/ 2001 pasal 12B)
Pengecualian:
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku,
jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sanksi tindakan gratifikasi: pidana penjara seumur hidup atau penjara paling
singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.
19
Pasal 45: “Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini
dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum, perseroan, perserikatan,
yayasan atau organisasi lain, ancaman pidana denda diperberat dengan
sepertiga.”
Pasal 60: “Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/ atau
bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin.”
Pasal 104: “Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/ atau bahan
ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam pasal
60 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp.3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).”
Norma sosial adalah norma yang digunakan untuk menilai sikap dan juga
perilaku manusia terhadap lingkungannya. Contoh norma sosial ini ialah
kebiasaan, cara, adat istiadat, dan lain sebagainya. Hingga saat ini masih
dirasakan bahwa masyarakat begitu mengikuti adat istiadat suku tradisional.
Sehingga bisa dikatakan bahwa norma sosial yang dianut oleh masyarakat
tanah air lebih efektif dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup saat
ini. Dimana pelanggaran terhadap norma sosial umumnya akan
mengakibatkan pelanggarnya terkena hukuman dengan berbagai bentuk
seperti pengucilan, sindiran, cemoohan, bahkan sampai pada pengusiran.
Tindakan gratifikasi juga melanggar norma sosial karena turut
menghancurkan moral baik si pelaku maupun si penerima.
20
mengatur ini. Diantaranya ialah UU RI no 23 tahun 1997 pasal 5 dan pasal
8 yang mengatur tentang pengelolaan lingkungan hidup, UU no 39 tahun
1999 pasal 3 yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia, dan juga regulasi
dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang telah dengan resmi melakukan
ratifikasi Protokol Kyoto mengenai Lingkungan Hidup. Tindakan
gratifikasi juga turut melanggar norma-norma hukum sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku pada UU no. 20 tahun 2001.
Berdasarkan perspektif hukum dan norma diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi
pelanggaran hukum dan berbagai norma seperti norma sosial dan norma hukum
akibat tindakan Professor John dalam melakukan gratifikasi untuk mempercepat
dan mempermudah proses birokrasi serta kelalaian dalam pengelolaan limbah yang
menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat sekitar.
Persepktif filsafat
Tat Twam Asi berasal dari ajaran agama Hindu di India. Artinya : “ aku
adalah engkau, engkau adalah aku ”. Filosofi yang termuat dari ajaran ini adalah
bagaimana kita bisa berempati, merasakan apa yang tengah dirasakan oleh
orang yang di dekat kita. Ketika kita menyakiti orang lain, maka diri kita pun
tersakiti. Ketika kita mencela orang lain, maka kita pun tercela. Maka dari itu,
bagaimana menghayati perasaan orang lain, bagaimana mereka berespon akibat
dari tingkah laku kita, demikianlah hendaknya ajaran ini menjadi dasar dalam
bertingkah laku .
Di dalam bahasa Sansekerta, kata ”tat” berasal dari suku kata ”tad” yang
berarti ”itu” atau ”dia”. Kata ”tvam’ berasal dari suku kata ”yusmad” yang
berarti ”kamu” dan ”asi” berasal dari urat kata ” as(a) ” yang berarti ”adalah”.
Jadi secara sederhana kata ” Tat Twam Asi ” bisa diartikan ” kamu adalah dia”
atau ”dia adalah kamu”. Di dalam Katha Upanisad dinyatakan . “ nityo nityanam
cetanas cetananam eko bahunam yo vidadhati kaman tam pitha-gam ye
'nupasyanti dhiras tesam santih sasvati netaresam ” Artinya: “ Diantara
21
kepribadian yang kekal dan yang berkesadaran, ada satu kepribadian
yang menyediakan keperluan dari kepribadian-kepribadian yang lainnya.
Orang bijaksana yang memuja kepribadian yang satu ini, yang bertempat
tinggal di alamNya yang rohani akan mampu mencapai kedamaian
sejati sedangkan yang lain, yang tidak memujaNya tidak akan mencapai
kedamaian” .
Dari sloka ini dapat kita simpulkan bahwa tat tvam asi berarti ”kamu
(semua makhluk hidup) dan dia (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) adalah sama”.
Kata ”sama” di sini hendaknya tidak disalahartikan. Ini tidak berarti bahwakita
sepenuhnya sama dengan Tuhan, namun kita mempunyai sifat yang sama
dengan Tuhan dalam jumlah yang kecil.
6. PRINSIP STAR
Stop
Yaitu berhenti sejenak jika ada tindakan atau perasaan yang tidak nyaman atau
tidak benar
Think
22
Yaitu tentang apa yang ingin anda inginkan terjadi, semakin spesifik suatu
tujuan yang kita capai maka semakin mudah untuk visual dan bertindak
Asses
Respond
Yaitu melakukan suatu tindakan dengan cara apa yang telah kita rencanakan.
Kesimpulan
Saran
Rekomendasi
Sebagai seorang dokter Keluarga Kita harus memberikan arahan yang baik
buat prof John, ada beberapa poin penting yang bisa menjadi rekomendasi buat
prof John yakni, berfokus untuk memikirkan masalahnya tanpa ada kesibukan
lain, prof John harus segera membuat rancangan manajemen Rumah Sakitnya
23
dengan baik tanpa ada limbah yang membuat pencemaran lingkungan dan
wabah penyakit, selain itu Prof John direkomendasikan agar berbicara dan
berdiskusi dengan baik kepada masyarakat dan WALHI.
24
DAFTAR PUSTAKA
25