Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PEMBAHASAN

Kosmetika sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu, dan baru abad

ke 19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan juga mempunyai

fungsi untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru di mulai

secara besar-besaran pada abad ke 20 dan kosmetik menjadi salah satu bagian dari

dunia usaha. Dewasa ini, teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara

kosmetik dan obat (pharmacuetical) atau dikenal dengan istilah kosmetik medik

(cosmeceuticals ). Kosmetik berasal dari kata Yunani ‘kosmetikos’ yang mempunyai

arti keterampilan menghias atau mengatur. Pengertian kosmetik dalam Peraturan

Menkes RI no 445 tahun 1998 dijelaskan sebagai berikut : Kosmetika adalah bahan

atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau

disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan

manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau

mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan

tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

(Depkes RI, Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat Kesehatan, 1976)

Dalam definisi kosmetik tersebut, terdapat kalimat ‘tidak dimaksudkan untuk

mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit’, pernyataan tersebut mengandung

pengertian bahwa penggunaan kosmetika tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi


struktur dan faal kulit. Pada tahun 1955, Lubowe menciptakan istilah Cosmedics

sebagai gabungan dari kosmetik dan obat yang sifatnya dapat mempengaruhi faal kulit

secara positif tetapi bukan obat, dan pada tahun 1982, Faust mengemukakan istilah

medicated cosmetics, yakni semacam kosmetik yang juga bermanfaat untuk

memperbaiki dan mempertahankan kesehatan kulit, seperti preparat anti ketombe,

deodorant, preparat antipespirant, preparat untuk mempengaruhi warna kulit, dan

preparat antijerawat. Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern

adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,

meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari

kerusakan sinar ultra violet, polusi dan faktor lingkungan yang lain mencegah penuaan,

dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup. (Retno

Iswari, 2007:7).

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah

padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk

pemakaian luar. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah

bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau

terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Menurut Formularium Nasional, krim

adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari

60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki – laki maupun

perempuan. Produk – produk kosmetik tersebut dipakai secara berulang setiap hari,
sehingga diperlukan persyaratan aman untuk dipakai (Tranggono, 2007:54). Saat ini

perkembangan produk kosmetik bagi laki-laki dan perempuan semakin bervariasi.Hal

ini terjadi seiring dengan semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat dan

perkembangan zaman dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang semakin

berkembang, dan kemudian mempengaruhi banyak hal seperti kebutuhan, gaya hidup,

dan keinginan yang semakin meningkat dan beragam.

1.1. BB cream

Salah satu produk kosmetik terbaru yang sedang beredar di masyarakat adalah

BB Cream ( Blemish Balm Cream ). Awalnya, BB Cream didesain untuk pasien pasca

menjalani laser kulit untuk membantu menghilangkan, menutupi bekas luka, serta

regenerasi sel kulit. BB Cream adalah produk rangkaian yang terdiri dari pelembab,

penyamar noda, tabir surya, dan alas bedak yang diracik dalam bentuk krim.

Sejarah kemunculan BB cream

BB cream pertama kali ditemukan di Jerman pada tahun 1960 oleh seorang

dokter ahli kulit bernama Dr. Christine Schrammek, pada awalnya cream ini ditujukan

untuk meredakan masalah kulit setelah melewati proses operasi. Pada tahun 1980-an,

BB cream mulai dikenal di kawasan Asia khususnya di negara Korea. Artis dan

selebrity di negara ini gemar menggunakan BB cream dan mulai mempopulerkannya.


Dari sinilah BB cream mulai dikenal oleh seluruh wanita di dunia termasuk Indonesia.

Jadi jika ditarik awal mula kemunculannya, korea bukanlah negara yang pertama kali

menemukan produk ini seperti anggapan banyak orang.

BB Cream memeiliki beberapa fungsi antara lain:

 meratakan warna kulit wajah

 melembabkan,

 mencerahkan wajah,

 menyamarkan kerut

 melindungi kulit dari sinar matahari.

Dari manfaat-manfaat tersebut, banyak wanita yang mengandalkan BB Cream

untuk perawatan kulit, tetapi, masih dipertanyakan apakah BB Cream dapat diandalkan

dalam perawatan kulit wajah atau tidak. Dapat atau tidaknya, tergantung dari bahan

aktif yang terkandung di dalamnya.


Formula BB Cream

Karakteristik masing masing bahan:

- Air memiliki sifat yang tidak berasa tidak berbau dan tidak berwarna dapat

stabil pada berbagai wujud baik dalam bentuk es, cairan dan uap, air dapat di

tempatkan pada wadah yang sesuai. Berfungsi sebagai pelarut.

- Granulated amigel merupakan derivate dari sclertium gum


- Xanthan gum yaitu serbuk halus yang berwarna cream atau keputihan, tidak

berbau dan mudah mengalir, yang digunakan sebagai bahan pemadat dan

mneingkatkan viskositas dari krim

- Glycerin yaitu cairan kental tak berwarna dan jernih dan memiliki rasa yang

manis, digunakan sebagai humektan dan antimikroba.

- Lipocol C sebagai pembentuk emulsi

- Titanium dioxide digunakan sebagai antioksidan

- Talc Olympic H USP merupaka serbuk halus yang digunakan sebagai pengikat

komponen dari krim. Talk dapat disimpan pada tempat yang sejuk dan kering

Cara pembuatan

1. Siapkan fase A dengan mencampurkan granulated amigel dengan air,

homogenkan lau tambahkan bahan lainya, homogenkan sambil dipanaskan

pada suhu 55 º - 60º C, sisihkan.

2. Timbang bersamaan fase b dan panaskan pada suhu 55 º - 60º C, sisihkan.

3. Timbang bersamaan fase C lalu haluskan, tambahkan fase B dan jaga suhu tetap

55 º - 60º C.

4. Tanbahkan fase B dan C ke fase A lalu homogenkan dengan selama 10 menit

dengan kecepatan 4000rpm.

5. Tambahkan fase D lalu homogenkan selama 10 menit dengan kecepatan

2000rpm dan jaga suhu tetap 55 º - 60º C.


6. Dinginkan sampai suhu 45ºC, lalu tambahakan fase E kedalam campuran dan

homogenkan,

7. Hitung pH krim 4,3-4,8.

2.2. CC Cream

CC cream adalah Color Control cream, namun beberapa produk mengklaim

produknya sebagai Complete Correction cream. Sediaan CC cream merupakan

terobosan di dunia kosmetik untuk mencakup hampir seluruh kegunaan dari krim

perawatan wajah dan aspek untuk rias wajah. Namun, CC cream lebih mengutamakan

fungsi untuk perawatan wajah, seperti mencegah penuaan dini kulit, mencegah kulit

dari radiasi sinar UV,melembabkan kulit, dan masalah-masalah lain yang berkaitan

dengan kulit wajah. Tetapi terdapat tujuan lain dalam pembuatan CC cream ini, yaitu

untuk menciptakan suatu all-in-one cream yang cukup ringan dan sesuai untuk

memberikan kesan natural sehingga nyaman untuk digunakan sehari-hari (Baldecchi et

al, 2012).

Sediaan CC cream memiliki beberapa fungsi. Menurut Baldecchi et al, fungsi

dari CC cream antara lain:

 Dapat melindungi wajah dari sengatan sinar matahari

 Mencerahkan wajah, melembabkan kulit

 Mencegah penuaan dini,

 Memberi tekstur kulit yang halus


 Menyamarkan noda dan kulit kemerahan

 Serta memberi efek nyaman pada wajah (Baldecchi et al, 2012)

Formuala CC Cream
- Dicaprylyl Carbonate diindikasikan untuk perawatan Hydrating kulit, Moisturization

kulit, Melembabkan kulit, Penuaan dan kondisi lainnya

- Stearic Acid diindikasikan untuk perawatan kelainan kulit inflamasi, jerawat, infeksi

parasit, infeksi bakteri, infeksi virus, peradangan, luka dan kondisi lainnya

- Ethylhexyl Methoxycinnamate diindikasikan untuk perawatan Sinar ultraviolet

- Butyl Methoxydibenzoylmethane sebagai penghambat sinar UV

- Octinoxate (Octyl Methoxycinnamate) adalah tabir surya yang menyerap sinar UVB.

- Tocopheryl acetate sebagai antioksidan

- Aqua sebagai pelarut

- Xanthan gum sebagai pemadat dan pengikat

- Titanium dioxide digunakan sebagai antioksidan

- Parfum untuk membuat sedian krim lebih wangi

Cara pembuatan

1. Timbang fase A lalu panaskan pada suhu 70 C

2. Timbang fase B lalu panaskan pada suhu 70C

3. Tambahkan fase A ke fase B lalu homogenkan

4. Timbang fase C lalu panaskan pada suhu 50 C,

5. Tambahkan fase C ke fase A dan B , hoogenkan

6. Dinginkan sampai syhu kamar sambil diaduk, lalu tambahkan fase D,E,

dan F.
Evaluasi Sediaan Krim

1. Evaluasi Fisik

Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis: alirkan diatas kaca. Konsistensi

tujuan: mudah dikeluarkan dari tube dan mudah di oleskan. Pengukuran konsistensi dengan

pnetrometer. Konsistensi atau rheologi dipengaruhi suhu: sediaan non-newton dipengaruhi

oleh waktu istirahat, oleh karena itu harus dilakukan pada keadaan yang identik. Bau dan

warna untuk melihat terjadinya perubahan fase. pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif,

efektivitas pengawet dan keadaan kulit.

2. Evaluasi Kimia

Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.

3. Evaluasi Biologi

Kontaminasi Mikroba

Potensi Zat Aktif

dapus

https://www.botaneco.com/upload/media_element/attachme

nts/96/BB%20Cream%20with%20Oleosomes%20(YL-7-98-B).pdf

Anda mungkin juga menyukai