3929 8431 1 SM PDF
3929 8431 1 SM PDF
ABSTRACT
In the construction process either for multy story building or structure with large horizontal
coverage area, the selection of formwork construction is very essential. The acceleration of
assemblying – deassemblying – reassemblying and re-use of formwork become one of the
alternatif selection for the type of formwork. Analysis of the formwork subject to service load
(self weight and impact load) is compulsory to avoid unexpected failure. Selection of the best
construction method and site conditioning according to the design, especially for pouring the
concrete in a sloping area, is very crucial since it does not only influence time construction, but
also type of material, equipment, and service load during the construction. Analysis method
used was comparing service load (self weight and impact load) to scaffolding capacity provided
by the manufacture.
Keywords : Scaffolding, Pipe Support, Horry Beam
1
Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung
2
Mahasiswa Diploma IV Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung
bahan baik yang tidak mudah meresap a. Diameter tidak merata dari pangkal
air dan direncanakan sedemikian rupa, sampai ujung batang.
sehingga mudah dilepas dari beton b. Batang tidak lurus sehingga
tanpa menyebabkan kerusakan pada mengurangi kekuatan kayu bila
beton. Kayu yang akan digunakan menerima gaya normal yang
harus memenuhi syarat – syarat sentris akibat adanya gaya asentris
sebagai berikut : pada batang.
a. Sebaiknya kayu yang dipergunakan c. Investasi yang tertanam besar,
dengan kadar air 10 % s/d 20 %. sebab bila konstruksi selesai, sisa
b. Partikel – partikel yang dikandung kayu sering tidak dapat digunakan
kayu reaktif dan tidak merusak kembali untuk konstruksi yang lain.
beton. d. Karena bentuk penampang yang
c. Perubahan bentuk kayu akibat bulat, maka agak sulit dipasang
temperatur maupun kelembaban alat sambung dibandingkan
udara setempat sekecil mungkin. dengan kayu olahan lainnya.
d. Kuat dan ekonomis.
4. Aluminium
e. Mudah dikerjakan dan mudah
Karena adanya sifat – sifat tertentu
dipasang alat sambung.
yang lebih menguntungkan seperti
2. Kayu lapis (plywood) berat dan biaya pemeliharaannya yang
Untuk pekerjaan yang cukup besar, ringan, menyebabkan aluminium
kayu lapis banyak dipergunakan cenderung lebih digunakan pada
sebagai bahan papan acuan (cetakan). konstruksi acuan perancah bila
Pada acuan yang menggunakan kayu dibandingkan dengan logam lain.
lapis diusahakan meminimalisir Tetapi karena harganya yang lebih
penggunaan paku, agar mahal, menyebabkan penggunaannya
pembongkarannya dapat dengan yang sangat dibatasi.
mudah dilakukan dan dapat
Campuran aluminium yang paling
meminimalisir kerusakan bahan akibat
sesuai untuk konstruksi acuan perancah
metode pembongkaran yang salah.
adalah : tipe Al-Mg-Si (campuran
Keuntungan dari kayu lapis adalah
dengan kadar silisium yang rendah).
bahwa kayu lapis dapat dibengkokkan
Kadar patahnya dapat dikatakan cukup
dan ditempatkan pada kerangka /
baik (250 N/mm2 – 400 N/mm2) dan
cetakan untuk pengecoran, dan dapat
ketahanan terhadap korosi hampir
digunakan berulang – ulang.
sama dengan aluminium murni.
3. Dolken
5. Baja
Dikategorikan sebagai kayu bulat
Penggunaan baja sebagai acuan
dengan diameter 5 cm – 10 cm.
perancah pada konstruksi untuk beton
Keuntungan penggunaan kayu dolken dengan syarat tertentu. Pemilihan baja
sebagai acuan perancah : sebagai acuan perancah dikarenakan
a. Mudah didapat dipasaran. oleh :
b. Karena bentuk penampang dolken a. Pemakaian dalam jumlah yang
bulat, maka kekuatan tekuk kearah sangat banyak.
sumbu potongan melintang batang b. Membutuhkan toleransi kesalahan
sama untuk semua arah. yang sangat kecil.
c. Dapat digunkan berulang – ulang. c. Melibatkan tegangan (stress) yang
tinggi.
Kerugian penggunaan kayu dolken
sebagai acuan perancah :
Height extended
Height Closed
Weight ( kg )
berbagai bentuk, baik sebagai alat
( mm )
( mm )
sambung maupun sebagai penyangga
Extended
konstruksi. Model
Closed
Keuntungan penggunaan baja sebagai
acuan perancah :
a. Kekuatan, dan kekerasan yang
tinggi. TS – 50 1.550 2.750 2 2 12
b. Ketahanan terhadap keausan yang
TS – 60 1.850 3.050 2 1.5 13
tinggi.
c. Dapat diperoleh dalam berbagai TS – 70 2.150 3.350 2 1.5 14
bentuk, baja sangat sesuai untuk 2.700 3.900 2 1.5 16
TS - 90
pembuatan sambungan, dan untuk
digabungkan dengan material
lainnya. Tabel 2. Tebal plat maksimum yang dapat
d. Memiliki nilai sisa yang lebih tinggi ditahan oleh satu pipe sopport
bila dibandingkan dengan bahan [Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]
lain.
Maximum slab thickness
Kerugian penggunaan baja sebagai when props fully extended
acuan perancah : ( mm )
a. Berat massa yang tinggi. Prop grid size
b. Tidak tahan terhadap karat. ( mm )
TS - 50
TS - 60
TS - 70
TS - 90
c. Perlu peralatan pendukung.
d. Hantaran panas yang tinggi.
a. Tes beban
W a lk T h r u F r a m e ( A - 1 2 1 7 B )
P P
1 0
P lo a d ( to n )
m a x p e r m is s ib le
lo a d p e r fo r m
3 4 2 5
1
d e te c tio n a t p o in t ( m m )
1 8 2 9 1 2 1 9
MF A – 1217B
2500 kg perkaki
MF 0917
MF A - 1219 2250 kg perkaki
AJ - 40 AJ - 65 AJ - 45H AJ - 65H JJ - 80
40 Kn 40 Kn
45 Kn 40 Kn
45 Kn
500
500
250
500
230
d. Reduksi kekuatan
Reduksi kekuatan tergantung posisi penempatan beban diatas frame.
Point of Load
Max load / frame 10 ton 9,1 ton 7,5 ton 5 ton 3 ton 2,25 ton
Allowable load 5 ton 3,5 ton 3 ton 2 ton 1,2 ton 1 ton
Panjang ( mm )
lantai dimana tumpuan
Momen (kgm )
Panjang efektif struktur
Berat ( kg )
pembebanannya terletak pada balok. ( mm )
Tipe
Bentuk dari horry beam itu boleh
dikatakan menyerupai konstruksi
rangka jembatan dan bentangnya SRC W S
dapat diset sesuai dengan panjang
yang diperlukan. Desain yang khusus
1400 - 2200
HBSX - 14
dari horry beam ini bertujuan untuk
1445 - 1505 - 1320 -
14,7
460
memperoleh kekuatan dan daya 2295 2355 2170
dukung yang baik sehingga menjadi
kelebihan dalam pemakaian dan
penggunaannya.
2200 - 3800
HBSX - 22
Manfaat lain dari penggunaan horry beam 2245 - 2305 - 2120 -
24,7
800
adalah : 3895 3955 3770
a. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan
karena beratnya yang ringan dan
konstruksinya yang kaku sehingga
memudahkan pelaksanaan
pemasangan.
b. Pelaksanaan pekerjaan tidak rumit
sehingga tidak memerlukan keahlian
khusus dalam pelaksanaannya.
c. Kemudahan dalam pemasangan dan
pembongkaran.
100 100
250
1440
Besar total beban yang harus ditahan oleh Gambar 8. Beban tiap tiang scaffolding
tiap tiang scaffolding :
berdampak pada penurunan ketinggian 8. Kejutan gaya yang besar ( beban titik )
konstruksi perancah, yang kemudian tidak boleh dibebankan pada perancah.
berujung pada keruntuhan struktur. 9. Semua perancah tempat tenaga kerja
bekerja, harus dilengkapi dengan
4. Lain – lain
platform untuk bekerja dan cukup kuat.
Hal – hal lain yang harus diperhatikan
10. Setiap bagian dari tempat bekerja yang
pada pelaksanaan konstruksi perancah
dimungkinkan tenaga kerja terjatuh
adalah tingkat kemampuan pekerja. Hal
dari bagian yang terbuka 2 m atau lebih
ini berhubungan dengan kualitas
diberi pagar pengaman.
pekerjaan dan tingkat kesadaran
11. Hal – hal yang harus perhatikan bila
pekerja akan keselamatan diri selama
menggunakan perancah kayu :
proses pembangunan berlangsung.
a. Bahan yang digunakan harus baik
Untuk itu usaha yang berkala dan terus
(mutu kayu kelas II).
menerus untuk meningkatkan
b. Desain dimensi, dan jarak
kemampuan diri pekerja, akan menjadi
perancah kayu harus dihitung
nilai lebih dari suatu pekerjaan
sesuai dengan gaya meksimum
konstruksi.
yang diterima.
c. Paku harus mempunyai panjang,
Tindakan Pencegahan
dan diameter yang cukup.
Beberapa tindakan yang dapat menjadi d. Paku harus ditancapkan penuh
alternatif pencegahan pada pekerjaan pada kayu.
konstruksi perancah scaffolding : e. Perancah kayu harus diberi palang
1. Konstruksi perancah harus penguat untuk memberikan
direncanakan dan dihitung dengan kekakuan, dan kekuatan.
faktor keamanan dan satu unit f. Dimensi, dan jarak kayu melintang
perancah scaffolding dengan satu kaki harus mampu menahan beban
< 1,5 ton (spesifikasi teknis material yang dipikulnya.
pabrik ). g. Pada konstruksi yang mempunyai
2. Perancah harus cukup kuat dengan sudut / miring, balok melintang
pemberian meja scaffolding dan bracing harus terpasang kestabilannya
/ crossing dalam menerima gaya pada penerimaan beban lateral /
momen, lintang maupun normal horizontal.
(lateral). h. Tiang – tiang kayu yang berdiri
3. Bahan – bahan perancah harus bebas harus dikopel secara
menggunakan bahan yang baik diagonal / horizontal dengan
sebelum dilakukan pemasangan menggunakan palang penguat.
perancah.
4. Perancah harus diperiksa oleh seorang Hal–hal teknis yang dapat
tenaga ahli yang berwenang. menyebabkan keruntuhan perancah(1)
5. Kerangka siap pasang ( Pre-fabricated
1. Tidak adanya tangga penghubung
frames) yang digunakan untuk
antara elevasi – elevasi frame
perancah harus memenuhi jepitan
scaffolding, hal itu dapat menyebabkan
sambungan sempurna pada kedua
kesulitan bagi pekerja yang berujung
muka.
pada kurang stabilnya kondisi
6. Perancah harus diberi penguat
perancah.
(diagonal / horizontal) untuk
2. Tata letak perancah harus diperhatikan,
memberikan kekakuan dan kekuatan.
agar tidak mengganggu pergerakan
7. Perancah harus didirikan di dasar
dan aktivitas pekerja.
tumpuan yang kuat dan rata.
(1)
Construction Bullettin, meminimalisir hal – hal yang tidak
Occupational Safety and diinginkan.
Health Service, Department of 5. Pemilihan metode kerja yang tepat
Labour, Wellington, New harus dipikirkan dengan baik, karena
Zealand, No 11 - December 1999. tidak hanya mempengaruhi waktu /
3. Penggunaan pengamanan bagi pekerja lama pekerjaan tapi juga pada jenis
menjadi penting untuk struktur bahan, alat
perancah yang tinggi. dan beban kerja yang ada pada
4. Masa perawatan perancah pasca pelaksanaan pembangunan.
pemakaian, mutlak diperlukan agar 6. Pemahaman terhadap tindakan
kondisi perancah tetap terjaga baik pencegahan keruntuhan konstruksi
sesuai dengan asumsi perancangan. perancah, sebaiknya dikuasai /
5. Adanya beban tambahan (beban kejut) dipahami dengan baik oleh kontraktor
diluar perancangan yang dapat agar dapat meminimalisir dampak dari
menyebabkan struktur kelebihan beban keruntuhan konstruksi perancah
kerja. tersebut.
6. Khusus untuk mobile scaffolding, rasio
ketinggian dengan lebar alas adalah 3 : DAFTAR PUSTAKA
1.
Construction Bullettin. (1999). Occupational
KESIMPULAN Safety and Health Service. No. 11 –
December. Department of Labour.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil Wellington. New Zealand.
dari uraian diatas :
PEDC Politeknik ITB. (1982). Pedoman
1. Secara perhitungan kekuatan,
Acuan Perancah. Bandung.
penggunaan perancah scaffolding
cukup kuat untuk menahan beban Badan Standardisasi Nasional. (2000).
layan (beban struktur dan beban kejut ) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (SNI
yang ada. Kayu 2002, Bahan Konsensus) . Jakarta.
2. Pemeriksaan / penyesuaian kondisi
lapangan dan tingkat kemampuan Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
pekerja dalam melakukan pekerjaan Rektorat jenderal Pengusahaan Hutan.
konstruksi perancah menjadi mutlak (1987). Standar Kayu Lapis Struktural
diperlukan, agar hasil pekerjaan yang Indonesia (SKI.C – bo – 002;1987). edisi
ada dapat sesuai dengan perancangan. pertama. Jakarta.
3. Perawatan bahan acuan dan perancah Brosur dan spesifikasi perancah. (2000).
mutlak diperlukan agar kondisi bahan Slab & Beam, Formwork & Scaffolding by :
dapat terkendali dan sesuai dengan Beton Concrete Form specialist.
asumsi perancangan.
4. Pengecekan / pengendalian kualitas Yaldi, G. Datu, I.K. (2001). Efisiensi
pekerjaan konstruksi perancah harus Pemanfaatan Bekisting Sistem Kayu dan
dilakukan berkala agar dapat Sistem Peri pada Bangunan Gedung
Bertingkat. Tugas Akhir D-IV. Politeknik
Negeri Bandung.