Anda di halaman 1dari 12

VOLUME 14, NO.

1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

KERUNTUHAN PERANCAH SCAFFOLDING


SAAT PELAKSANAAN PENGECORAN

Sumargo1, Ario Raja Nata2

ABSTRACT

In the construction process either for multy story building or structure with large horizontal
coverage area, the selection of formwork construction is very essential. The acceleration of
assemblying – deassemblying – reassemblying and re-use of formwork become one of the
alternatif selection for the type of formwork. Analysis of the formwork subject to service load
(self weight and impact load) is compulsory to avoid unexpected failure. Selection of the best
construction method and site conditioning according to the design, especially for pouring the
concrete in a sloping area, is very crucial since it does not only influence time construction, but
also type of material, equipment, and service load during the construction. Analysis method
used was comparing service load (self weight and impact load) to scaffolding capacity provided
by the manufacture.
Keywords : Scaffolding, Pipe Support, Horry Beam

PENDAHULUAN luasan bangunan yang akan dibangun,


seperti untuk bangunan bertingkat maupun
Acuan perancah adalah suatu konstruksi untuk bangunan yang memiliki volume
pendukung yang merupakan mal atau horizontal yang luas. Pemilihan tipe acuan
cetakan pada bagian sisi dan bawah dari dan perancah lebih ditentukan oleh
bentuk beton yang dikehendaki. Dapat kemampuan untuk dapat digunakan
dikatakan pula bahwa konstruksi acuan berulang – ulang dalam jangka waktu yang
perancah adalah suatu konstruksi panjang tanpa mengurangi mutu ataupun
sementara dari suatu bangunan yang kekuatan dari acuan dan perancah tersebut.
fungsinya untuk mendapatkan konstruksi
beton yang dikehendaki apabila betonnya
STUDI PUSTAKA
telah menjadi keras.
Acuan perancah pada pekerjaan beton Persyaratan acuan perancah
merupakan konstruksi yang berperan
terhadap hasil akhir pekerjaan. Hal
Acuan perancah adalah suatu konstruksi
tambahan yang merupakan mal atau
tersebut disebabkan apabila terjadi
cetakan pada bagian sisi dan bawah dari
kegagalan dalam perancangan dan
bentuk beton yang dikehendaki. Dengan
pengerjaannya dapat mengakibatkan
kata lain acuan perancah adalah suatu
kurang baiknya penampilan penampang
konstruksi sementara dari suatu bangunan
beton setelah perancah dilepas atau bahkan
yang fungsinya untuk mendapatkan
kesalahan dalam perhitungan dan pemilihan
konstruksi beton yang dikehendaki setelah
jenis perancah dapat menyebabkan akibat
betonnya mengeras.
fatal berupa keruntuhan.
Persyaratan – persyaratan suatu konstruksi
Proses pemilihan tipe acuan perancah
acuan perancah adalah :
dilakukan dengan meninjau tipe, jenis dan

1
Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung
2
Mahasiswa Diploma IV Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 1


Keruntuhan Perancah Scaffolding saat Pelaksanaan Pengecoran

1. Kuat menahan berat beton segar, mengalami perkembangan menjadi 3


getaran vibrator, peralatan yang sistem:
digunakan, berat sendiri, berat orang 1. Sistem Konvensional / Tradisional,
yang bekerja dan pengaruh kejutan. Acuan perancah sistem sederhana
2. Kaku, terutama akibat dari beban biasanya digunakan satu kali pakai.
horizontal yang membuat cetakan Bahan yang digunakan dapat berupa
mudah goyang atau labil. Selain itu bahan organis, bahan buatan, dan /
acuan perancah tidak boleh melebihi atau gabungan keduanya. Depresiasi
deformasi yang dizinkan. acuan perancah jenis ini sangat tinggi,
3. Kokoh, sehingga mampu menghasilkan karena banyak volume bahan terbuang
bentuk penampang beton seperti yang pada proses pembuatan serta
diharapkan, tanpa mengalami membutuhkan volume tenaga kerja
perubahan bentuk yang berarti, oleh yang cukup besar serta
karena itu maka ukuran dan kedudukan berpengalaman.
cetakan harus teliti atau sesuai dengan 2. Semi Sistem Modern, Sistem ini
gambar perencanaan. dirancang untuk suatu pekerjaan dan
4. Bersih, karena dalam pengecoran ukuran – ukuran untuk komponen
kotoran mungkin akan naik dan masuk tertentu dengan masa penggunaan satu
ke dalam adukan beton sehingga akan kali atau lebih. Karena kemungkinan
mengurangi mutu beton, dan jika dapat digunakan secara berulang, maka
kotoran tidak naik maka akan melekat biaya investasi yang diperlukan dan
pada permukaan beton dan sulit upah kerja yang tidak terlalu tinggi.
dibersihkan. 3. Sistem Modern, Perkembangan terakhir
5. Mudah dibongkar, agar tidak merusak dalam pemanfaatan acuan perancah
beton yang sudah jadi dan dapat adalah perancangan acuan perancah
digunakan berkali – kali. untuk memudahkan penggunaan dalam
6. Rapat, Sambungan – sambungan pada berbagai bentuk komponen struktur.
cetakan harus rapat dan lubang – Sistem ini dapat memudahkan dan
lubang yang disebabkan oleh serangga mempercepat proses pemasangan dan
harus ditutup, sehingga cairan semen pembongkaran. Dengan kualitas hasil
dan agregat tidak keluar dari celah – yang lebih baik dibandingkan dengan
celah sambungan. sistem lain, acuan perancah dengan
7. Material atau bahan yang digunakan sistem ini dapat dimanfaatkan untuk
harus mudah dipaku atau sekrup dan beberapa kali masa penggunaan. Untuk
dalam membuat bagian cetakan harus meningkatkan kecepatan kerja, sistem
mudah dirangkai sehingga dapat ini telah dilengkapi dengan berbagai
dilaksanakan dengan tenaga kerja alat bantu yang disesuaikan dengan
minimal yang pada akhirnya akan tujuan penggunaan.
memperoleh efisiensi waktu yang
maksimal. Bahan dan Peralatan acuan perancah
8. Optimal, kebutuhan bahan dan tenaga
kerja harus seefektif dan seefisien Bahan acuan perancah
mungkin yang akhirnya Bahan acuan perancah yang sering
menguntungkan semua pihak. digunakan :
Tipe konstruksi acuan perancah
1. Kayu
Sejalan dengan perkembangan pemakaian Menurut PBBI tahun 1971 bab 5 ayat 1,
beton, konstruksi acuan perancah juga memberikan pedoman bahwa acuan
perancah harus terbuat dari bahan –

2 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

bahan baik yang tidak mudah meresap a. Diameter tidak merata dari pangkal
air dan direncanakan sedemikian rupa, sampai ujung batang.
sehingga mudah dilepas dari beton b. Batang tidak lurus sehingga
tanpa menyebabkan kerusakan pada mengurangi kekuatan kayu bila
beton. Kayu yang akan digunakan menerima gaya normal yang
harus memenuhi syarat – syarat sentris akibat adanya gaya asentris
sebagai berikut : pada batang.
a. Sebaiknya kayu yang dipergunakan c. Investasi yang tertanam besar,
dengan kadar air 10 % s/d 20 %. sebab bila konstruksi selesai, sisa
b. Partikel – partikel yang dikandung kayu sering tidak dapat digunakan
kayu reaktif dan tidak merusak kembali untuk konstruksi yang lain.
beton. d. Karena bentuk penampang yang
c. Perubahan bentuk kayu akibat bulat, maka agak sulit dipasang
temperatur maupun kelembaban alat sambung dibandingkan
udara setempat sekecil mungkin. dengan kayu olahan lainnya.
d. Kuat dan ekonomis.
4. Aluminium
e. Mudah dikerjakan dan mudah
Karena adanya sifat – sifat tertentu
dipasang alat sambung.
yang lebih menguntungkan seperti
2. Kayu lapis (plywood) berat dan biaya pemeliharaannya yang
Untuk pekerjaan yang cukup besar, ringan, menyebabkan aluminium
kayu lapis banyak dipergunakan cenderung lebih digunakan pada
sebagai bahan papan acuan (cetakan). konstruksi acuan perancah bila
Pada acuan yang menggunakan kayu dibandingkan dengan logam lain.
lapis diusahakan meminimalisir Tetapi karena harganya yang lebih
penggunaan paku, agar mahal, menyebabkan penggunaannya
pembongkarannya dapat dengan yang sangat dibatasi.
mudah dilakukan dan dapat
Campuran aluminium yang paling
meminimalisir kerusakan bahan akibat
sesuai untuk konstruksi acuan perancah
metode pembongkaran yang salah.
adalah : tipe Al-Mg-Si (campuran
Keuntungan dari kayu lapis adalah
dengan kadar silisium yang rendah).
bahwa kayu lapis dapat dibengkokkan
Kadar patahnya dapat dikatakan cukup
dan ditempatkan pada kerangka /
baik (250 N/mm2 – 400 N/mm2) dan
cetakan untuk pengecoran, dan dapat
ketahanan terhadap korosi hampir
digunakan berulang – ulang.
sama dengan aluminium murni.
3. Dolken
5. Baja
Dikategorikan sebagai kayu bulat
Penggunaan baja sebagai acuan
dengan diameter 5 cm – 10 cm.
perancah pada konstruksi untuk beton
Keuntungan penggunaan kayu dolken dengan syarat tertentu. Pemilihan baja
sebagai acuan perancah : sebagai acuan perancah dikarenakan
a. Mudah didapat dipasaran. oleh :
b. Karena bentuk penampang dolken a. Pemakaian dalam jumlah yang
bulat, maka kekuatan tekuk kearah sangat banyak.
sumbu potongan melintang batang b. Membutuhkan toleransi kesalahan
sama untuk semua arah. yang sangat kecil.
c. Dapat digunkan berulang – ulang. c. Melibatkan tegangan (stress) yang
tinggi.
Kerugian penggunaan kayu dolken
sebagai acuan perancah :

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 3


Keruntuhan Perancah Scaffolding saat Pelaksanaan Pengecoran

d. Memerlukan beberapa tingkat Tabel 1. Perpanjangan maksimum dari


mekanisasi pada sistem pekerjaan pipe sopport
konstruksi. [Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]
Dalam teknik konstruksi acuan Safe load
perancah, baja digunakan dalam ( ton )

Height extended
Height Closed

Weight ( kg )
berbagai bentuk, baik sebagai alat

( mm )

( mm )
sambung maupun sebagai penyangga

Extended
konstruksi. Model

Closed
Keuntungan penggunaan baja sebagai
acuan perancah :
a. Kekuatan, dan kekerasan yang
tinggi. TS – 50 1.550 2.750 2 2 12
b. Ketahanan terhadap keausan yang
TS – 60 1.850 3.050 2 1.5 13
tinggi.
c. Dapat diperoleh dalam berbagai TS – 70 2.150 3.350 2 1.5 14
bentuk, baja sangat sesuai untuk 2.700 3.900 2 1.5 16
TS - 90
pembuatan sambungan, dan untuk
digabungkan dengan material
lainnya. Tabel 2. Tebal plat maksimum yang dapat
d. Memiliki nilai sisa yang lebih tinggi ditahan oleh satu pipe sopport
bila dibandingkan dengan bahan [Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]
lain.
Maximum slab thickness
Kerugian penggunaan baja sebagai when props fully extended
acuan perancah : ( mm )
a. Berat massa yang tinggi. Prop grid size
b. Tidak tahan terhadap karat. ( mm )
TS - 50

TS - 60

TS - 70

TS - 90
c. Perlu peralatan pendukung.
d. Hantaran panas yang tinggi.

Peralatan acuan perancah 177 101 101 101


2.438 × 1.295
Peralatan utama yang sering digunakan 2.134 × 1.295 228 140 140 140
pada konstruksi acuan perancah adalah: 254 190 190 190
1.829 × 1.295
1. Pipe Support 1.524 × 1.295 330 228 228 228
Pipe support adalah tiang perancah 1.219 × 1.295 432 305 305 305
berupa pipa baja yang terdiri dari dua
bagian yaitu bagian atas, dan bagian
bawah. Pada ujung atasnya dibuat ulir Keuntungan penggunaan pipe support :
untuk mempermudah penyesuaian a. Mudah disesuaikan sesuai dengan
ketinggian yang dibutuhkan. Umumnya ketinggian yang dibutuhkan.
digunakan sebagai penyangga pada b. Perawatan yang mudah
konstruksi balok dan lantai. c. Cocok digunakan untuk perancah pada
balok dan lantai yang mempunyai berat
persatuan panjang maupun luas yang
besar, sehingga jarak perancah dapat
diperlebar dan memberikan keleluasaan
gerak bagi para pekerja.

4 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

Kerugian penggunaan pipe support: menyangga acuan pelat dan acuan


a. Sulit digunakan untuk kebutuhan balok. Scaffolding terdiri dari beberapa
perancah yang pendek. tiang baja yang dirangkai menjadi satu
b. Membutuhkan biaya investasi yang kesatuan dan ketinggian yang dapat
besar. disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Bila terjadi kerusakan pada pipa maka Data teknis scaffolding : scaffolding
akan sulit untuk diperbaiki, dan bila terbuat dari baja karbon bermutu
akan digunakan kembali maka reduksi tinggi. Scaffolding mempunyai diameter
kekuatan yang dirancang harus lebih luar 42,7 mm (1,25”) dengan ketebalan
besar dari sebelum terjadi kerusakan. 2,4 mm dan memiliki kuat tarik 51
kg/mm2.

Gambar 1. Pipe Support


[Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]

2. Scaffolding Gambar 2. Rangkaian Scaffiolding


Scaffolding adalah suatu bagian dari [Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]
perancah yang berfungsi untuk

a. Tes beban

W a lk T h r u F r a m e ( A - 1 2 1 7 B )

P P
1 0
P lo a d ( to n )

m a x p e r m is s ib le
lo a d p e r fo r m
3 4 2 5

1
d e te c tio n a t p o in t ( m m )

1 8 2 9 1 2 1 9

Gambar 3. Pengetesan Beban


[Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 5


Keruntuhan Perancah Scaffolding saat Pelaksanaan Pengecoran

b. Beban maksimum scaffolding (FK = 2)

Tabel 3. Tabel kekuatan main frame


[ Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000 ]

MF A – 1217B
2500 kg perkaki
MF 0917
MF A - 1219 2250 kg perkaki

c. Beban kerja aman pada komponen jack

AJ - 40 AJ - 65 AJ - 45H AJ - 65H JJ - 80

40 Kn 40 Kn
45 Kn 40 Kn
45 Kn

500
500
250

500

230

Gambar 4. Beban Komponen jack


[ Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000 ]

d. Reduksi kekuatan
Reduksi kekuatan tergantung posisi penempatan beban diatas frame.

Point of Load

Max load / frame 10 ton 9,1 ton 7,5 ton 5 ton 3 ton 2,25 ton
Allowable load 5 ton 3,5 ton 3 ton 2 ton 1,2 ton 1 ton

Gambar 5. Reduksi kekuatan beban frame


[Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]

6 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

3. Horry Beam Tabel 4. Data teknis horry beam


Horry beam adalah perancah horizontal [Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000]
yang biasanya digunakan untuk
mendukung acuan perancah pelat

Panjang ( mm )
lantai dimana tumpuan

Momen (kgm )
Panjang efektif struktur

Berat ( kg )
pembebanannya terletak pada balok. ( mm )

Tipe
Bentuk dari horry beam itu boleh
dikatakan menyerupai konstruksi
rangka jembatan dan bentangnya SRC W S
dapat diset sesuai dengan panjang
yang diperlukan. Desain yang khusus

1400 - 2200
HBSX - 14
dari horry beam ini bertujuan untuk
1445 - 1505 - 1320 -

14,7

460
memperoleh kekuatan dan daya 2295 2355 2170
dukung yang baik sehingga menjadi
kelebihan dalam pemakaian dan
penggunaannya.

2200 - 3800
HBSX - 22
Manfaat lain dari penggunaan horry beam 2245 - 2305 - 2120 -

24,7

800
adalah : 3895 3955 3770
a. Efisiensi kerja dapat ditingkatkan
karena beratnya yang ringan dan
konstruksinya yang kaku sehingga
memudahkan pelaksanaan
pemasangan.
b. Pelaksanaan pekerjaan tidak rumit
sehingga tidak memerlukan keahlian
khusus dalam pelaksanaannya.
c. Kemudahan dalam pemasangan dan
pembongkaran.

min 2200 - max 3800

100 100

250

1440

Gambar 6. Horry Beam tipe SX - 22


[ Brosur dan Spesifikasi Perancah, 2000 ]

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 7


Keruntuhan Perancah Scaffolding saat Pelaksanaan Pengecoran

Analisis kekuatan acuan perancah pergerakan peralatan kerja, dan


pekerja itu sendiri.
Peraturan yang digunakan
4. Beban kejut
a. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
Beban kejut diakibatkan oleh proses
(SNI Kayu 2002, Bahan Konsensus).
pengangkutan campuran beton, dan
b. Standar Kehutanan Indonesia (SKI.C –
tindakan mengaktifkan mesin – mesin
bo – 002;1987).
yang digunakan.
c. Standar Australia.
5. Beban Horizontal
d. Brosur dan spesifikasi perancah “Slab &
Beban horizontal yang mungkin
Beam, Formwork & Scaffolding” by :
bekerja selam proses pengerjaan
Beton Concrete Form specialist, 2000.
adaalah beban angin, tarikan kabel,
kemiringan perancah, dan pengaruh
Pembebanan
ketinggian pencurahan campuran
Beban – beban [sumber dari F. Wigbout beton.
Ing., Bekisting (kotak cetak)] yang
diperhitungkan adalah: PEMBAHASAN
1. Beban Vertikal
Beban vertikal diakibatkan oleh berat Kondisi struktur yang ada di lapangan,
sendiri campuran beton, bahan
bekisting, beban peralatan dan beban Data umum struktur :
pekerja. 1. Balok : 30/50
2. Beban tambahan (campuran beton) 2. Kolom : 70/70
Secara umum dapat disebut bahwa 3. Tebal plat : 15 cm
berat beton berkisar antara 1,8–2,7 4. tebal anak tangga : 25/2 cm
ton/m3. Namun berat beton pada saat
pengecoran mempunyai berat yang Data umum acuan / bekisting :
lebih besar, karena untuk volume 1. Tebal Multiplek : 18 mm
beton 1 m3 diperlukan air antara 180 2. Jarak antar perancah : 90 cm
–220 liter yang digunakan pada proses 3. Jarak spasi acuan : 6,54 cm
pencampuran, tingkat kemudahan Data umum perancah :
pekerjaan, proses hidrasi pasta semen, 1. Main frame 190 (kapasitas maksimum
dan kebutuhan pemeliharaan intern 2500 kg / tiang).
campuran. 2. Leader frame (type 120, type 150).
3. Beban getaran 3. U head jack.
Getaran yang mungkin timbul selama 4. Horry Beam.
pengecoran beton disebabkan oleh
penggunaan alat penggetar,

8 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

Perhitungan kekuatan scaffolding

Gambar 7. Letak penggunaan perancah scaffolding

Perhitungan beban struktur 1. Pawal ( beban total struktur ) = 383 kg


2. Beban kejut (beban penuangan )= 20 kg
Beban mati :
1. Plat dan anak tangga = 0,275 × 3 × TOTAL BEBAN = 403 kg
2400 kg/m3 = 1980 kg/m1
2. Balok ukuran 30/50 = 0,3 × 0,5 × 2400
kg/m3 = 360 kg/m1 P = 403 kg P = 403 kg
3. Beban Bekisting, Perancah =100 kg/m1
Total Beban mati = 2440 kg/m1
Beban hidup ( pekerja ) = 300 kg/m1
Kombinasi beban = (1,2 × DL) + (1,6 × LL)
= (1,2 × 2440) + (1,6 ×
300)
= 3408 kg/m1
(sepanjang 3m, untuk 8 titik)

Besar beban titik (beban struktur) yang


harus dipikul oleh tiap tiang scaffolding
adalah sebesar:
34080 , 9
P 8 = 383.4 kg

Besar total beban yang harus ditahan oleh Gambar 8. Beban tiap tiang scaffolding
tiap tiang scaffolding :

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 9


Keruntuhan Perancah Scaffolding saat Pelaksanaan Pengecoran

Analisis Perhitungan menghindari pergeseran acuan


akibat beban beton saat
Akibat kondisi lapangan yang sulit penuangan.
diprediksi, maka nilai reduksi dari kekuatan b. Untuk menghindari keruntuhan
scaffolding yang digunakan sebesar 0,6. guling dari konstruksi perancah,
Dengan demikian, maka besar kekuatan tiap maka penuangan beton campuran
tiang scaffolding untuk menahan beban disarankan dengan cara vertikal
adalah : atau tegak lurus plat acuan.
P = 0,6×2500 kg = 1500 kg > 403 kg c. Hindari adanya pembebanan titik
.......................................................aman akibat penumpukan penuangan
pada satu titik, karena dapat
Dengan kondisi demikian, maka dapat menyebabkan lendutan yang
disimpulkan bahwa konstruksi perancah berujung pada keruntuhan.
(scaffolding) yang ada, kuat untuk dapat d. Kondisi campuran beton lebih kental
menahan besar beban struktur yang ada. (menggunakan admixture bila
diperlukan) dari saat pengecoran
ANALISIS DAN PENCEGAHAN biasa, hal tersebut untuk
KERUNTUHAN mempercepat proses pengerasan
dan menghindari kelongsoran
Berikut analisis kemungkinan penyebab campuran.
keruntuhan dari penggunaan perancah e. Untuk syarat–syarat campuran
scaffolding : beton yang lain, sama dengan
1. Ketidakmampuan acuan dalam aturan campuran pada umumnya.
menerima beban. 3. Kondisi lahan yang kurang mendukung
Untuk mendapatkan hasil yang Kondisi lahan yang kurang baik juga
maksimal sesuai dengan yang mempengaruhi pada proses
dirancang, maka penggunaan bahan pelaksanaan pembangunan, terutama
baku dengan kualitas baik menjadi pada pelaksanaan konstruksi perancah.
mutlak diperlukan. Selain itu juga
Kondisi lahan yang tidak rata, dapat
diperlukan biaya pemeliharaan mempengaruhi ketegakan, dan
(maintenance) yang cukup, agar
kesamarataan ketinggian dari
seluruh alat dan bahan yang digunakan konstruksi perancah. Meskipun pada
dapat sesuai dengan kualitas yang konstruksi perancah ketinggian dapat
diharapkan (sesuai perancangan). diatur sesuai keinginan, tapi kondisi
2. Kesalahan pemilihan metode kerja lahan yang tidak rata harus mendapat
Pemilihan metode kerja pada proses perhatian lebih dari pihak pelaksana.
pelaksanaan pembangunan, juga Selain itu penggunaan tanah urug yang
memegang peranan penting, termasuk belum sepenuhnya padat, juga turut
dalam efisiensi dan efektifitasan waktu mempengaruhi hasil dari pekerjaan
kerja, bahan bangunan, tenaga kerja, konstruksi perancah. Kurangnya
penggunaan alat kerja (ringan dan pemadatan pada saat pengurugan
berat), yang berujung pada biaya yang tanah, akan dapat menyebabkan
harus dikeluarkan. keruntuhan struktur pada saat
Hal–hal khusus yang perlu diperhatikan pelaksanaan pengecoran konstruksi.
ketika melakukan pengecoran dengan Hal itu disebabkan karena tambahan
kondisi miring adalah : beban (beban bahan dan beban kerja)
yang cukup besar dan datang secara
a. Pengecoran dilakukan dari bagian tiba – tiba pada saat pengecoran, dapat
bawah, hal tersebut untuk

10 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL


VOLUME 14, NO. 1, EDISI XXXIV PEBRUARI 2006

berdampak pada penurunan ketinggian 8. Kejutan gaya yang besar ( beban titik )
konstruksi perancah, yang kemudian tidak boleh dibebankan pada perancah.
berujung pada keruntuhan struktur. 9. Semua perancah tempat tenaga kerja
bekerja, harus dilengkapi dengan
4. Lain – lain
platform untuk bekerja dan cukup kuat.
Hal – hal lain yang harus diperhatikan
10. Setiap bagian dari tempat bekerja yang
pada pelaksanaan konstruksi perancah
dimungkinkan tenaga kerja terjatuh
adalah tingkat kemampuan pekerja. Hal
dari bagian yang terbuka 2 m atau lebih
ini berhubungan dengan kualitas
diberi pagar pengaman.
pekerjaan dan tingkat kesadaran
11. Hal – hal yang harus perhatikan bila
pekerja akan keselamatan diri selama
menggunakan perancah kayu :
proses pembangunan berlangsung.
a. Bahan yang digunakan harus baik
Untuk itu usaha yang berkala dan terus
(mutu kayu kelas II).
menerus untuk meningkatkan
b. Desain dimensi, dan jarak
kemampuan diri pekerja, akan menjadi
perancah kayu harus dihitung
nilai lebih dari suatu pekerjaan
sesuai dengan gaya meksimum
konstruksi.
yang diterima.
c. Paku harus mempunyai panjang,
Tindakan Pencegahan
dan diameter yang cukup.
Beberapa tindakan yang dapat menjadi d. Paku harus ditancapkan penuh
alternatif pencegahan pada pekerjaan pada kayu.
konstruksi perancah scaffolding : e. Perancah kayu harus diberi palang
1. Konstruksi perancah harus penguat untuk memberikan
direncanakan dan dihitung dengan kekakuan, dan kekuatan.
faktor keamanan dan satu unit f. Dimensi, dan jarak kayu melintang
perancah scaffolding dengan satu kaki harus mampu menahan beban
< 1,5 ton (spesifikasi teknis material yang dipikulnya.
pabrik ). g. Pada konstruksi yang mempunyai
2. Perancah harus cukup kuat dengan sudut / miring, balok melintang
pemberian meja scaffolding dan bracing harus terpasang kestabilannya
/ crossing dalam menerima gaya pada penerimaan beban lateral /
momen, lintang maupun normal horizontal.
(lateral). h. Tiang – tiang kayu yang berdiri
3. Bahan – bahan perancah harus bebas harus dikopel secara
menggunakan bahan yang baik diagonal / horizontal dengan
sebelum dilakukan pemasangan menggunakan palang penguat.
perancah.
4. Perancah harus diperiksa oleh seorang Hal–hal teknis yang dapat
tenaga ahli yang berwenang. menyebabkan keruntuhan perancah(1)
5. Kerangka siap pasang ( Pre-fabricated
1. Tidak adanya tangga penghubung
frames) yang digunakan untuk
antara elevasi – elevasi frame
perancah harus memenuhi jepitan
scaffolding, hal itu dapat menyebabkan
sambungan sempurna pada kedua
kesulitan bagi pekerja yang berujung
muka.
pada kurang stabilnya kondisi
6. Perancah harus diberi penguat
perancah.
(diagonal / horizontal) untuk
2. Tata letak perancah harus diperhatikan,
memberikan kekakuan dan kekuatan.
agar tidak mengganggu pergerakan
7. Perancah harus didirikan di dasar
dan aktivitas pekerja.
tumpuan yang kuat dan rata.

MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL 11


Keruntuhan Perancah Scaffolding saat Pelaksanaan Pengecoran

(1)
Construction Bullettin, meminimalisir hal – hal yang tidak
Occupational Safety and diinginkan.
Health Service, Department of 5. Pemilihan metode kerja yang tepat
Labour, Wellington, New harus dipikirkan dengan baik, karena
Zealand, No 11 - December 1999. tidak hanya mempengaruhi waktu /
3. Penggunaan pengamanan bagi pekerja lama pekerjaan tapi juga pada jenis
menjadi penting untuk struktur bahan, alat
perancah yang tinggi. dan beban kerja yang ada pada
4. Masa perawatan perancah pasca pelaksanaan pembangunan.
pemakaian, mutlak diperlukan agar 6. Pemahaman terhadap tindakan
kondisi perancah tetap terjaga baik pencegahan keruntuhan konstruksi
sesuai dengan asumsi perancangan. perancah, sebaiknya dikuasai /
5. Adanya beban tambahan (beban kejut) dipahami dengan baik oleh kontraktor
diluar perancangan yang dapat agar dapat meminimalisir dampak dari
menyebabkan struktur kelebihan beban keruntuhan konstruksi perancah
kerja. tersebut.
6. Khusus untuk mobile scaffolding, rasio
ketinggian dengan lebar alas adalah 3 : DAFTAR PUSTAKA
1.
Construction Bullettin. (1999). Occupational
KESIMPULAN Safety and Health Service. No. 11 –
December. Department of Labour.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil Wellington. New Zealand.
dari uraian diatas :
PEDC Politeknik ITB. (1982). Pedoman
1. Secara perhitungan kekuatan,
Acuan Perancah. Bandung.
penggunaan perancah scaffolding
cukup kuat untuk menahan beban Badan Standardisasi Nasional. (2000).
layan (beban struktur dan beban kejut ) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (SNI
yang ada. Kayu 2002, Bahan Konsensus) . Jakarta.
2. Pemeriksaan / penyesuaian kondisi
lapangan dan tingkat kemampuan Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
pekerja dalam melakukan pekerjaan Rektorat jenderal Pengusahaan Hutan.
konstruksi perancah menjadi mutlak (1987). Standar Kayu Lapis Struktural
diperlukan, agar hasil pekerjaan yang Indonesia (SKI.C – bo – 002;1987). edisi
ada dapat sesuai dengan perancangan. pertama. Jakarta.
3. Perawatan bahan acuan dan perancah Brosur dan spesifikasi perancah. (2000).
mutlak diperlukan agar kondisi bahan Slab & Beam, Formwork & Scaffolding by :
dapat terkendali dan sesuai dengan Beton Concrete Form specialist.
asumsi perancangan.
4. Pengecekan / pengendalian kualitas Yaldi, G. Datu, I.K. (2001). Efisiensi
pekerjaan konstruksi perancah harus Pemanfaatan Bekisting Sistem Kayu dan
dilakukan berkala agar dapat Sistem Peri pada Bangunan Gedung
Bertingkat. Tugas Akhir D-IV. Politeknik
Negeri Bandung.

12 MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai