Anda di halaman 1dari 7

F.

2 Upaya Kesehatan Lingkungan

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer


(PMKP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F2. Upaya Kesehatan Lingkungan

PENYULUHAN DEMAM TIFOID

Oleh:

dr. Nadia Ananda Elsinta

Pendamping:

dr. Hj. Dahlia Abbas

PUSKESMAS BARA BARAYYA


KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERIODE JUNI – OKTOBER 2018

1
F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Nadia Ananda Elsinta

Judul Laporan : Penyuluhan Demam Tifoid

Laporan tentang Penyuluhan Demam Tifoid telah disetujui guna melengkapi


tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)
dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang Upaya Kesehatan
Lingkungan

Makassar, 28 September 2018

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internsip

dr. Hj. Dahlia Abbas

2
F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

LAPORAN KEGIATAN
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYULUHAN DEMAM TIFOID

A. LATAR BELAKANG
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan
oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara
berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini
juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena
penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan
lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene industri
pengolahan makanan yang masih rendah.
Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di Dunia, sangat sulit ditentukan
karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat
luas. Data World Health Organization (WHO) tahun 2009, memperkirakan
terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi
600.000 kasus kematian tiap tahun. Insidens rate demam tifoid di Asia Selatan dan
Tenggara termasuk China pada tahun 2010 rata-rata 1.000 per 100.000 penduduk
per tahun. Insidens rate demam tifoid tertinggi di Papua New Guinea sekitar 1.208
per 100.000 penduduk per tahun. Insidens rate di Indonesia masih tinggi yaitu 358
per 100.000 penduduk pedesaan dan 810 per 100.000 penduduk perkotaan per
tahun dengan rata-rata kasus per tahun 600.000-1.500.000 penderita. Angka
kematian demam tifoid di Indonesia masih tinggi dengan CFR sebesar 10.
Berdasarkan laporan Ditjen Pelayanan Medis Depkes RI, pada tahun 2008,
demam tifoid menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat
inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 81.116 dengan proporsi
3,15%, urutan pertama ditempati oleh diare dengan jumlah kasus 193.856 dengan
proporsi 7,52%, urutan ketiga ditempati oleh DBD dengan jumlah kasus 77.539
dengan proporsi 3,01%.
.
B. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

3
F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

Insiden demam tifoid di Indonesia termasuk tinggi yaitu berkisar 352-810


kasus per 100.000 penduduk per tahun atau 600.000 – 1.500.000 kasus per tahun.
Angka kematian diperkirakan 2,5 – 6 % atau 50.000 orang per tahun. Penyakit ini
menyerang semua umur tetapi kebanyakan pada anak-anak umur 5-9 tahun. Kasus
demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas Bara Barayya masih merupakan
permasalahan yang jelas. Hal ini terlihat dengan adanya pembuktian hasil
laboratorium dengan titer O > 320. Insiden tertinggi yakni anak sekolah. Sanitasi
lingkungan dan kurangnya pengetahuan mengenai hidup bersih terutama pada
anak sekolah masih menjadi salah satu penyebab tingginya kunjungan pasien
demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas Bara Barayya.

C. PEMILIHAN INTERVENSI
Pemilihan intervensi dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan,
yaitu dengan langkah awal mengundang masyarakat di wilayah lingkungan
kerja Puskesmas Bara-Barayya untuk hadir dalam kegiatan penyuluhan
Demam Tifoid. Penyuluhan ini diharapkan dapat menambah informasi
kepada masyarakat tentang penyakit Demam Tifoid khusunya para orang tua
sehingga bisa melakukan langkah pencegahan lebih awal pada anak jika
tanda-tanda penyakit demam tifoid muncul.

D. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Bara-Baraya, hari Jumat
tanggal 28 September 2018, pukul 08.00 WITA – Selesai. Kegiatan yang
dilakukan berupa penyuluhan mengenai penyakit Demam Tifoid yang
dirangkaikan dengan penyuluhan Lansia. Peserta penyuluhan adalah warga
dan kader sekitar wilayah lingkungan kerja Puskesmas Bara-Barayya

4
F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

E. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
Pelaksana kegiatan dilakukan satu kali oleh satu tim yang terdiri
atas satu dokter, petugas puskesmas dan kader-kader, Kegiatan
dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan dilakukan
di Puskesmas Bara-baraya. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 25
peserta.
2. Evaluasi Hasil
Setiap warga yang hadir menunjukkan antusias yang baik dan
dengan semangat mendapatkan edukasi tentang penyakit demam tifoid
dan pencegahannya. Warga juga mendapatkan edukasi tentang 7
langkah cuci tangan bersih. Hal ini membuktikan bahwa warga sadar
akan pentingnya mencegah penyakit demam tifoid.
Edukasi mengenai demam tifoid, kebersihan diri dan
lingkungan, serta informasi mengenai tanda-tanda bahaya dan
komplikasi dari demam tifoid seperti perdarahan saluran cerna,
penurunan kesadaran hingga syok apabila terjadi maka harus segera
membawa penderita ke rumah sakit.

Makassar, 28 September 2018

Peserta Pendamping

(dr. Nadia Ananda Elsinta) (dr. Hj. Dahlia Abbas)

5
F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

DOKUMENTASI

6
F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

LAPORAN KEGIATAN

Nama Peserta dr.Nadia Ananda Elsinta Tanda tangan:

Nama Pendamping dr. Hj. Dahlia Abbas Tanda tangan:

Nama Wahana Puskesmas Bara-Barayya

Tujuan Pelaksanaan Penyuluhan Demam Tifoid

Hari/Tanggal Jumat/ 28 September 2018

Waktu 08.00 WITA

Tempat Puskesmas Bara Barayya

Jumlah Pasien 27

Anda mungkin juga menyukai