Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah penulis menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen
Perusahaan, yang bertopik “ Manajemen Konflik”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua,
teman-teman yang telah memberikan dukungan moril, terutama kepada dosen pengampu yaitu Bapak Drs.
Makalah ini berisikan mencakup tentang konflik dalam organisasi. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dalam menghadapi konflik pada organisasi
maupun individu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Konflik bukanlah suatu fenomena yang objektif dan nyata; tetapi, ia ada di benak orang-orang
yang terlibat. Hanyalah perwujudannya, seperti sedih, berdebat, atau berkelahi yang terlihat
nyata. Karena itu, untuk menangani konflik, seseorang perlu bersikap empati, yaitu, memahami
keadaan sebagaimana dilihat oleh para pelaku penting yang terlibat. Unsur yang penting dalam
manajemen adalah persusi.”[1]
Pernyataan di atas diungkapkan oleh Leonard Greenhalgh sebagaimana dikutip oleh A. Dale
Timpe dalam bukunya Managing People. Konflik pada dasarnya berawal dari hal-hal yang bersifat
abstak, tapi kemudian konflik juga dapat berakibat buruk sampai ke tingkat nyata, berupa benturan
fisik antara orang-orang yang berkonflik.
Konflik selalu mewarnai kehidupan, dari konflik-konflik yang sangat kecil sampai konflik
yang sangat besar. Konflik terjadi akibat perbedaan persepsi, berlainan pendapat dan karena
ketidak-samaan kepentingan. Konflik ada yang bisa diselesaikan secara tuntas, ada yang setengah
tuntas, ada juga yang berlarut-larut tanpa solusi.
Manajemen konflik adalah proses mengidentifikasi dan menangani konflik secara bijaksana,
adil, dan efisien dengan tiga bentuk metode pengelolaan konflik yaitu Stimulsi konflik,
Pengurangan/penekanan konflik dan penyelesaian konflik. Pengelolaan konflik membutuhkan
keterampilan seperti berkomunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan bernegosiasi dengan
fokus pada kepentingan organisasi. Konfik sebenarnya bisa baik (fungsional) yang dapat
mendorong meningkatkan produktivitas apabila konflik tersebut dapat dikelola dengan baik.
Namun konflik biasanya sebagai sesuatu yang salah (dysfunctional) yang dapat merusak dan
menyebabkan produktivitas menurun.
B. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan dalam penulisan makalah ini, kami menfokuskan pada pembahasan
yang dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen konflik ?
2. Apa ciri – ciri dan tahapan terjadinya konflik ?
3. Apa sumber dan jenis konflik ?
4. Apa saja dampak dan akibat konflik
5. Bagaimana dalam menghadapi, mengelola serta menyelesaikan konflik ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan:
1. Mengetahui dan memahami apa itu manajemen konflik
2. Mengetahui ciri – ciri dan tahapan terjadinya konflik
3. Mengetahui dampak dan akibat terjadinya konflik
4. Memahami dengan baik konsep dalam menghadapi serta metode mengelola konflik
5. Mengetahui bagaimana strategi cara menyelesaikan konflik yang terjadi dalam organisasi.
6. Memenuhi tugas evaluasi program pendidikan mata kuliah manajemen perusahaan
D. Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan makalah ini adalah research library yang kami lakukan dengan
menela’ah buku-buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan manajemen konflik
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Konflik
Menurut Nardjana (1994) mendefinisikan konflik sebagai akibat situasi dimana keinginan
atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu
atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan
antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam
hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu
bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas
kerja (Wijono,1993, p.4)
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang
dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah:
“Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational
substance and/or experience some emotional antagonism with one another.” Yang kurang lebih
memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju
terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya
perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi
sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
(Wahyudi, 2006:17)
Sementara itu Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).
Jadi, kita dapat mendefinisikan konflik (conflict) sebagai sebuah proses yang dimulai ketika
suatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif, sesuatu yang
menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Definisi ini mencakup beragam konflik yang
orang alami dalam organisasi-ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta,
ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku, dan sebagainya. Selain itu, definisi
lain cukup fleksibel untuk mencakup beragam tingkatan konflik-dari tindakan terang-terangan dan
keras sampai ke bentuk-bentuk ketidaksepakatan yang tidak terlihat.[2]
C. Sumber-Sumber Konflik :
Faktor komunikasi (communication factors)
Sumber konflik yang terjadi karena adanya faktor komunikasi meliputi :
- Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat
- Bahasa yang sulit dimengerti,
- Informasi yang mendua dan tidak lengkap, Gaya individu manajer yang tidak konsisten
Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization structure)
Sumber konflik yang terjadi karena adanya faktor komunikasi meliputi :
- Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau sistem
penilaian yang bertentangan,
- Persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas,
- Saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan
D. Jenis-jenis Konflik
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :
1. Konflik di dalam individu,
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus
dilakukan, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau individu diharapkan untuk
melakukan lebih dari kemampuannya.
E. Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
A. Faktor Manusia
1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental,
sikap
fanatik, dan sikap otoriter.
B. Faktor Organisasi
1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
3. Interdependensi tugas.
4. Perbedaan nilai dan persepsi.
5. Kekaburan yurisdiksional, konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas
6. Konflik terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status,
sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya
dalam status hirarki organisasi.
7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan,
koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen.
F. Dampak Konflik
Menurut Wijono (1993:3), bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik dilakukan secara
efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul. Namun bila, dalam pengelolaannya ada
kecenderungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik
akibatnya muncul dampak negatif konflik (Wijono, 1993, p.2).
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif Konflik
- Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja secara efektif,
hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
- Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif.
- Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi dalam upaya peningkatan prestasi
kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
- Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan
produktivitas kerja semakin meningkat.
- Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya melalui
pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan konseling (counseling) dalam aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan
produktivitas kerja meningkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.
G. Akibat-akibat Konflik
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi,
menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Murwani, Santosa. 2008. Pedoman Tesis dan Desertasi, Jakarta: Uhamka Press.
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat.
Covey, Stephen R. 2008. The 8th Habit. Jakarta: Gramedia.
Hikmat, 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Timpe, A. Dale. 1991. Memimpin Manusia, Jakarta: Gramedia.
Wirawan, 2010. Konflik dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Humanika
Wirawan, 2002. Teori Kepemimpinan. Jakarta: Uhamak Press.
http://musliadiuhamka.blogspot.com/2012/04/manajemen-konflik.html
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2010/01/01/manajemen-konflik-dalam-organisasi/
http://underground-paper.blogspot.com/2013/07/makalah-manajemen-konflik.html