Korporasi PDF
Korporasi PDF
1.Utrecht
Badan yang menurut hukum berwenang menjadi pendukung hak atau setiap pendukung hak
yang tidak berjiwa.
2.Rochmat Soemitro
Suatu badan yang dapat mempunyai harta, hak, serta berkewajiban seperti seorang pribadi.
3.Satjipto Rahardjo
Badan hasil ciptaan hukum yang terdiri dari corpus, yaitu struktur fisiknya dan kedalamnya
unsur memasukkan unsur animus yang membuat badan mempunyai kepribadian. Oleh karena
badan hukum itu merupakan ciptaan hukum, maka oleh penciptanya kematiannya ditentukan
oleh hukum.
4.Chidir Ali
Hukum memberikan kemungkinan dengan memenuhi syarat – syarat tertentu bahwa suatu
perkumpulan atau badan lain dianggap sebagai orang yang merupakan pembawahan dan
karenanya dapat menjalankan hak – hak seperti orang biasa serta dapat dipertanggung
jawabkan, namun demikian badan hukum (korporasi) bertindak harus dengan perantaraan
orang biasa. Akan tetapi orang yang bertindak itu tidak untuk dirinya sendiri, melainkan
untuk dan atas pertanggungjawaban korporasi.
Corporation is an artificial or legal created by or under the authority of the laws of a state or
nation, composed, in some rare instances, of a single person an his successors, being
incumbents of a particular office, but ordinarily consisting of an association of numerous
individuals.
(Korporasi adalah suatu yang disahkan/tiruan yang diciptakan oleh atau dibawah wewenang
hukum suatu negara atau bangsa, yang terdiri, dalam hal beberapa kejadian, tentang orang
tunggal adalah seorang pengganti, menjadi pejabat kantor tertentu, tetapi biasanya terdiri dari
suatu asosiasi banyak individu.)
(Korporasi adalah suatu rangkaian atau kumpulan orang-orang yang memiliki estimasi
eksistensi dan hak-hak serta kewajiban hukum yang berbeda dari individu dari waktu ke
waktu. Korporasi juga dikenal sebagai suatu badan politik. Korporasi memiliki karakter fiktif
yang berbeda dari para anggotanya.)
Jenis-jenis Korporasi
1. Korporasi Publik
Korporasi yang didirikan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan untuk memenuhi tugas-
tugas administrasi di bidang urusan publik. Contoh, pemerintah kabupaten atau kota.
2. Korporasi Privat
Korporasi yang didirikan untuk kepentingan privat/pribadi, yang dapat bergerak di bidang
keuangan, industri, dan perdagangan. Korporasi privat ini sahamnya dapat dijual kepada
masyarakat, maka ditambah dengan istilah go public.
Korporasi yang melayani kepentingan umum (Public Service). Contoh, PT Kereta Api
Indonesia, Perusahaan Listrik Negara, Pertamina, Perusahaan Air Minum.
corporate crime is any criminal offense committed by and hence chargeable to a corporation
because of activities of its officers or employees (e.g., price fixing, toxic waste dumping),
often referred to as “white collar crime.
{Kejahatan korporasi adalah segala tindak pidana yang dilakukan oleh dan oleh karena itu
dapat dibebankan kepada sebuah korporasi karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
pegawai dan karyawannya (Penetapan harga, pembuangan limbah), seringkali dikenal
sebagai kejahatan kerah putih.}
(Perilaku sebuah korporasi atau para pegawainya atas nama korporasi, dimana perilaku
tersebut dilarang dan patut dihukum oleh hukum.)
Menurut Sally A. Simpson, terdapat 3 poin penting pada pendapat John Braithwaite, yaitu :
a. Tindakan ilegal dari korporasi dan agen-agennya berbeda dengan perilaku kriminal kelas
sosio-ekonomi bawah dalam hal prosedur administrasi. Oleh karena itu, yang digolongkan
kejahatan korporasi tidak hanya tindakan kejahatan atas hukum pidana, tetapi juga
pelanggaran atas hukum perdata dan administrasi.
b. Baik korporasi (sebagai “subyek hukum perorangan” ) dan perwakilannya ( illegal actor )
termasuk sebagai pelaku kejahatan, dimana dalam praktek yudisialnya, bergantung pada
antara lain kejahatan yang dilakukan, aturan, dan kualitas pembuktian dan penuntutan.
c. Motivasi kejahatan yang dilakukan oleh korporasi bukan bertujuan untuk kepentingan
pribadi (individu), melainkan pada pemenuhan kebutuhan dan pencapaian keuntungan
organisasi. Tidak menutup kemungkinan motif tersebut ditopang pula oleh norma operasional
(internal) dan sub-kultur organisasional.
Setiap tindakan korporasi yang bias, dimana diberi hukuman oleh negara, entah di bawah
hukum administrasi negara, hukum perdata, atau hukum pidana. Kejahatan Korporasi
merupakan bagian dari kejahatan kerah putih, namun lebih spesifik. Merupakan kejahatan
teroganisasi dalam hubungan yang kompleks dan mendalam antara seorang pimpinan
eksekutif dan manager dalam suatu tangan. Dapat juga berbentuk sebagai perusahaan
keluarga, namun tetap dalam kejahatan kerah putih.
Korposi yang sedari awal didirikan dengan tujuan untuk melakukan tindak kejahatan (mafia,
yakuza, triad, kartel, dan lain-lain)
o) E.H. Sutherland, ” A crime committed by a person of respectability and high social status
in the course of his/her occupation.” (Sebuah kejahatan yang dilakukan oleh seseorang yang
terhormat dan memiliki status sosial yang tinggi dalam pekerjaannya.)
o) Hubungan antara kejahatan korporasi dengan kejahatan kerah putih (white collar crime).
Memiliki motif ekonomi yang sama, yaitu mengejar kepentingan ekonomi secara tidak benar.
1.Organisatoris
4.Kompleksitas
1. Persaingan
Dalam menghadapi persaingan bisnis, korporasi dituntut untuk melakukan inovasi seperti
penemuan teknologi baru, teknik pemasaran, usaha-usaha menguasai atau memperluas pasar.
Keadaan ini dapat menghasilkan kejahatan korporasi seperti memata-matai saingannya,
meniru, memalsukan, mencuri, menyuap, dan mengadakan persekongkolan mengenai harga
atau daerah pemasaran.
2. Pemerintah
3. Karyawan
4. Konsumen
Ini terjadi karena adanya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri yang
bersifat elastis dan berubah-ubah, atau karena meningkatnya aktivitas dari gerakan
perlindungan konsumen. Adapun tindakan korporasi terhadap konsumen yang dapat
menjurus pada kejahatan korporasi atau yang melanggar hukum, misalnya iklan yang
menyesatkan, pemberian label yang dipalsukan, menjual barangbarang yang sudah
kadaluwarsa, produk-produk yang membahayakan tanpa pengujian terlebih dahulu atau
memanipulasi hasil pengujian
5. Publik
Hal ini semakin meningkat dengan tumbuhnya kesadaran akan perlindungan terhadap
lingkungan, seperti konservasi terhadap air bersih, udara bersih, serta penjagaan terhadap
sumber-sumber alam. Dalam mengahadapi lingkungan publik, tindakan-tindkaan korporasi
yang merugikan publik dapat berupa pencemaran udara, air dan tanah, menguras sumber-
sumber alam.
Kejahatan bisa terjadi karena adanya sebab akibat yang primer dan sekunder.
3. Anomie Theory
0) Tidak ada norma/aturan atau terdapat norma/aturan namun memiliki kecenderungan untuk
dilanggar.
0) Cara mengatasinya :
a.Conformity
b. Innovation
c. Ritualism
d. Retreatism
0) Jaringan diantara para penjahat membentuk kultur kriminal tersendiri bertujuan untuk
melakukan kejahatan.
0) Nilai-nilai, norma, sikap, motif, rasionalisasi dan kepercayaan dijalin bersama membentuk
subkultur kriminal.
2. Korban dari kejahatan korporasi bersifat abstrak (tidak nampak sebagai korban)
4. Korban berpartisipasi atau ada kaitannya dengan kejahatan korporasi (Participative Victim)
1. Bidang Ekonomi
o) Joseph F. Sheley
o) Contoh : Menghindari atau memperkecil pembayaran pajak dengan cara melaporkan data
yang tidak sesuai dengan data yang sesungguhnya.
o) Contoh : Kegiatan produksi yang menimbulkan polusi dalam bentuk limbah cair, debu,
dan suara.
> Illegal Intervention in the Political Process (Intervensi illegal dalam proses politik)
o) Contoh : Memberikan sumbangan kampanye politik secara tidak sah atau bertentangan
dengan undang-undang (making unlawful campaign contribution).
o) Kadish
o) Perbuatan yang mengancam keselamatan harta benda atau kekayaan pribadi seseorang atau
negara.
o) Contoh : Pembuangan limbah industri, impor limbah B3, pembayaran dibawah UMR
o) E.H. Sutherland
o) Penyuapan kepada pejabat pemerintah baik langsung atau tidak langsung untuk
memperoleh tender dan berlindung dari peraturan
o) Penipuan pajak
o) Umum terjadi pada korporasi yang tergabung dalam kelompok yang mempunyai hubungan
istimewa antar korporasi.
o) Untuk memperkecil jumlah pajak yang harus dibayar, maka harga jual antar sesama
korporasi dalam kelompok tersebut diatur sedemikian rupa sehingga keuntungan dari
korporasi yang untungnya besar akan dipindahkan ke korporasi yang merugi.
o) Pada transaksi impor, korporasi bisa meminta rekanannya di luar negeri untuk menerbitkan
dua invoice, satu dengan harga yang sebenarnya untuk keperluan penghitungan harga pokok,
satu lagi dengan harga lebih rendah untuk keperluan pabean (pembayaran bea masuk, PPh,
dan PPN)
o) Pada transaksi ekspor, umumnya terjadi berkaitan dengan adanya hubungan istimewa antar
korporasi, yakni dalam rangka mentransfer keuntungan korporasi di Indonesia ke korporasi
induk di luar negerti tanpa terkena pajak penghasilan atas deviden.
o) Dalam kegiatan pengadaan, praktek Over Invoice untuk manipulasi harga dimaksudkan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi bagi pihak-pihak pelaksana transaksi atau yang
berwenang melakukannya.
o) Ilustrasi sederhananya, diibaratkan dengan ulah seorang pembantu yang disuruh belanja ke
pasar untuk membeli barang tertentu, dia meminta bon pembelian ditulis lebih besar dari
harga yang dia bayarkan sesungguhnya.
o) Merupakan tindakan mengelabui masyarakat yang pada umumnya beruga kegiatan untuk
menciptakan citra yang baik di mata masyarakat dengan cara menyajikan informasi yang
tidak benar.
o) Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pencitraan positif yang baik di mata masyarakat,
sehingga masyarakat percaya atau tertarik dengan korporasi tersebut. Di sisi lain, laporan
tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga labanya kecil dengan tujuan agar kewajiban pajak
yang harus dibayar menjadi berkurang.
o) Contoh : Korporasi menyajikan angka-angka neraca yang kurang benar atau dibuat
sedemikian rupa seolah-olah korporasi tersebut memiliki kemampuan yang baik dan tangguh.
4. Pengurus dan korporasi sebagai pelaku dan keduanya yang bertanggungjawab (tambahan
dari Sutan Remy Sjahdeini)
Secara sederhana dapat diartikan bahwa kesalahan dari anggota direksi atau organ
perusahaan/korporasi dapat dibebankan kepada korporasi tersebut. Teori ini menitik beratkan
kepada niat directing mind dalam menjalankan korporasinya dengan penganggapan bahwa
niat directing mind sama dengan niat korporasi tersebut. Pengertian directing mind itu sendiri
secara sederhana adalah pejabat senior/ orang yang memiliki wewenang dalam mengambil
keputusan atau kebijakan dalam menentukan arah dan tindakan korporasi tersebut (bukan
pegawai biasa)
Poin-poin penting :
a. directing mind tidak terbatas hanya pada satu individu. Sejumlah pejabat korporasi atau
anggota direksi bisa membentuk directing mind.
d. Untuk dapat dinyatakan bersalah, harus memiliki unsur criminal intent atau mens rea.
Sehingga, tidak dapat dibebankan apabila tidak disadari oleh directing mind.
e. Harus dapat dibuktikan bahwa suatu tindakan directing mind haruslah; (i) berdasarkan
kewajiban atau instruksi yang diberikan kepadanya, (ii) bukan merupakan penipuan terhadap
korporasi, (iii) dimaksudkan untuk mendatangkan keuntungan bagi korporasi.
Teori ini yang berpegang pada pengertian directing mind sebagai pembuat keputusan atau
kebijakan dimana dalam hal ini berarti anggota direksi dan karyawan setingkat manager,
memiliki kelemahan apabila pelaku perbuatan melawan hukum adalah karyawan-karyawan
yang memiliki jabatan rendah dan bertugas melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Aggregation Theory
o) Disyaratkan terdapat kombinasi kesalahan dari sejumlah orang baik itu merupakan
karyawan biasa maupun mereka yang bertindak sebagai pengurus korporasi.
o) Semua perbuatan dan kesalahan dari berbagai orang yang terkait secara relevan dalam
lingkungan korporasi dianggap dilakukan oleh satu orang saja.
o) Contoh : Petugas A telah melakukan kesalahan dengan tidak melaporkan transaksi dana di
atas syarat yang ditentukan PBI, petugas B tahu akan hal itu, petugas C juga demikian,
petugas D juga sadar akan hal itu, maka korporasi/bank tersebut dianggap sudah turut
mengetahui hal tersebut dan melakukan kesalahan tersebut.
3. Vicarious Liability
The legal responsibility of one person for the wrongful acts of another(pertanggungjawaban
menurut hukum atas perbuatan salah yang dilakukan oleh orang lain.
> Apabila perbuatan tersebut sedemikian rupa dapat dipandang sebagai perbuatan majikan
atau dalam hal ini majikan bertindak sebagai pembuat intelektual dan karyawan bertindak
sebagai pembuat fisik.
Contoh : Di Belanda, terdapat peraturan yang melarang adanya susu yang dicampur dengan
air dan menjualnya. Dalam kasus ini, seorang pengusaha susu sapi perah mencampurkan susu
dengan air, pegawainya tidak mengetahui mengenai pencampuran tersebut, kemudian
pegawai tersebut mengantar dan menjual kepada konsumen dengan merk susu sapi murni.
Atas perbuatannya tersebut, pengusaha itu diadukan ke polisi. Putusannya, si pegawai
dibebaskan karena pidananya tidak ada sama sekali sedangkan pengusaha tersebut dipidana.
(kasus Melkboer Arrest/Water en Melk Arrest.
4. Strict Liability
Pertanggungjawaban pidana dapat dibebankan kepada pelaku tindak pidana tertentu, tanpa
perlu dibuktikan adanya unsur kesalahan (baik kesengajaan maupun kelalaian), cukup dengan
hanya melihat actus reus, yaitu melakukan perbuatan yang diwajibkan oleh ketentuan pidana.
1.Penal (Hukum)
c. Penerapan sanksi secara optimal baik sanksi perdata, administrasi negara, maupun pidana.
2.Non-Penal
a. Techno-Prevention
b. Culture
Membangun dan membangkitkan kepekaan warga masyarakat dan aparat penegak hukum.
c. Pendekatan lainnya
Pendekatan edukatif, pendekatan moral, pendekatan global (kerja sama internasional), dan
pendekatan birokrat.
Sumber :
Setiyono.H.____.Kejahatan Korporasi._____.______
Nasution, Bismar.____.Kejahatan
Korporasi.http://bismar.wordpress.com/2009/12/23/kejahatan-korporasi/. Diakses pada
tanggal 15 April 2012