Anda di halaman 1dari 26

JENIS- JENIS PERIKATAN

1. PERIKATAN BERSYARAT (1253 – 1267)


2. PERIKATAN DENGAN KETETAPAN WAKTU (1268 – 1271)
3. PERIKATAN MANASUKA/ALTERNATIF (1272 – 1277)
4. PERIKATAN TANGGUNG RENTENG (1278 – 1295)
5. PERIKATAN DAPAT DIBAGI DAN TIDAK DAPAT DIBAGI
(1296 – 1303)
6. PERIKATAN DENGAN ANCAMAN HUKUMAN (1304 – 1312)

PERIKATAN BERSYARAT

 DASAR HUKUM: PASAL 1253 – 1267


 PENGERTIAN: BACA PASAL 12 53
 UNSUR:
1. DIGANTUNGKAN PADA PERISTIWA
2. PERISTIWA TERSEBUT BELUM TERJADI
 DIBEDAKAN 2 MACAM SYARAT:
1. SYARAT TANGGUH (1263)
2. SYARAT BATAL (1265 )

SYARAT TANGGUH: MENANGGUHKAN TERJADINYA


PERIKATAN SAMPAI DENGAN
PERISTIWA YANG DISEBUTKAN
DALAM PERIKATAN BERSYARAT ITU
BENAR- BENAR TERJADI

SYARAT BATAL: PERJANJIAN SUDAH TERJADI, AKAN


TETAPI KALAU SYARAT ITU TERPENUHI,
MAKA PERJANJIANNYA BATAL

KETENTUAN- KETENTUAN PENTING: PASAL 1254, 1256,


1266
PASAL 1254: SYARAT YANG TAK MUNGKIN,
BERTENTANGAN DENGAN KESUSILAAN,
DILARANG UNDANG- UNDANG: BATAL

PASAL 1256: DISEBUT SYARAT POTESTATIF: SYARAT


YANG DIGANTUNGKAN KEPADA KEMAUAN
SALAH SATU PIHAK TERUTAMA SI KREDITUR

PASAL 1266: SYARAT BATAL: DIANGGAP SELALU ADA DI


DALAM PERJANJIAN, ARTINYA ORANG DAPAT
MEMBATALKAN PERJANJIAN SECARA
SEPIHAK.
HAL INI BERKAITAN DENGAN PASAL 1338(2)
PASAL 1338 (2): PERJANJIAN DAPAT DIBATALKAN ATAS
PERSETUJUAN KEDUA PIHAK
PERBEDAAN PASAL 1266 DENGAN PASAL 1338 (2) BW
PADA PASAL 1266 : SYARAT BATAL DIANGGAP SELALU
ADA DALAM PERJANJIAN ARTINYA
ORANG DAPAT MEMBATALKAN
PERJANJIAN MANAKALA SALAH SATU
PIHAK WANPRESTASI
PADA PASAL 1338 (2): TIDAK ADA WANPRESTASI

2. PERIKATAN DENGAN KETETAPAN WAKTU

DASAR HUKUM: 1268 – 1271

PENGERTIAN: PERIKATAN YANG BERLAKUNYA/


HAPUSNYA DIGANTUNGKAN PADA SUATU
PERISTIWA YANG MASIH AKAN DATANG
YANG SUDAH PASTI TERJADI
 HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN :
- MENANGGUHKAN PELAKSANAAN PERIKATAN
SAMPAI DENGAN SYARAT ITU TERPENUHI
- WAKTUNYA TERTENTU : e.g. MENYEWAKAN
RUMAH YANG WAKTUNYA SUDAH DITENTUKAN
- WAKTU TIDAK TENTU TAPAI PASTI TERJADI: e.g :
MENJUAL RUMAH DENGAN KETETAPAN WAKTU
KALAU BAPAKNYA MENINGGAL DUNIA

PERBEDAAN PERIKATAN BERSYARAT DENGAN


PERIKATAN DENGAN KETETAPAN WAKTU

No Perikatan bersyarat Perikatan dg ketetapan waktu


1. Digantungkan kepada Digantungkan pada peristiwa
peristiwa yang belum yang sudah pasti terjadi
pasti terjadi
2. Yang ditangguhkan Yang ditangguhkan pelaksanaan
perikatannya perikatannya
3. Pembayarannya dapat Pembayarannya tidak dapat
ditarik kembali karena ditarik kembali karena
digantungkan pada digantungkan pada peristiwa yang
peristiwa yang belum pasti terjadi
pasti terjadi
3. PERIKATAN MANASUKA /ALTERNATIF

DASAR HUKUM: PASAL 1272 – 1277

PENGERTIAN: PERIKATAN BOLEH DEBITUR DAPAT


MEMILIH UNTUK MENYERAHKAN SALAH
SATU DARI DUA BARANG YANG
DISEBUTKAN DALAM PERIKATAN

HAL- HAL YANG PERLU DIKETAHUI


 MEMENUHI SALAH SATU DARI DUA BARANG, DEBITUR
DIBEBASKAN DAN PERIKATAN BERAKHIR
 HAK MEMILIH ADA PADA DEBITUR, APBL TIDAK
SECARA TEGAS DIBERIKAN KEPADA KREDITUR ( PS
1273)
 DEBITUR TDK BISA MEMAKSA KREDITUR UNTUK
MEMILIH MASING – MASING SEBAGIAN DARI 2
BARANG TSB ( 1272)
 JIKA SALAH SATU TIDAK DAPAT MENJADI POKOK
PERIKATAN ,MAKA PERIKATAN MENJADI MURNI ATAU
BERSAHAJA( 1274 – 1275 )

4. PERIKATAN TANGGUNG RENTENG/SOLIDER/


HOOFDELIJKHEID

DASAR HUKUM: PASAL 1278 – 1295

PENGERTIAN: PERIKATAN YANG TERDIRI DARI BEBERAPA


ORANG KREDITUR BERHADAPAN DG
SEORANG DEBITUR ATAU BEBERAPA ORANG
DEBITUR BERHADAPAN DG SEORANG
KREDITUR ( PS 1278 BW)

TANGGUNG RENTENG DIBEDAKAN ATAS:


1. TANGGUNG RENTENG AKTIF ( 1278)
TERJADI MANAKALA BEBERAPA ORANG KREDITUR
BERHADAPAN DG 1 ORANG DEBITUR DIMANA MASING-
MASING KREDITUR MEMPUNYAI HAK UNTUK MENAGIH
SELURUH UTANG KPD DEBITUR YG MENGAKIBATKAN
DEBITUR YG SUDAH MEMBAYAR DIBEBASKAN DR
KEWAJIBAN THDP KREDITUR YG LAIN

TANGGUNG RENTENG HARUS JELAS DISEBUTKAN


DALAM PERJANJIAN

TANGGUNG RENTENG AKTIF JARANG TERJADI DLM


PRAKTEK KRN TDK MEMBERIKAN JAMINAN YG JELAS
KPD KREDITUR, YAITU APBL DEBITUR MENINGGAL
DUNIA MAKA PARA KREDITUR MENGALAMI KERUGIAN

2. TANGGUNG RENTENG PASIF ( 1280)


SEORANG KREDITUR BERHADAPAN DG BEBERAPA
ORANG DEBITUR DALAM HAL MANA SEORANG
KREDITUR DAPAT MENUNTUT KPD SETIAP DEBITUR
UNTUK MEMBAYAR SELURUH UTANGNYA DAN APABILA
SEORANG DEBITUR SUDAH MEMBAYAR MAKA
MEMBEBASKAN DEBITUR LAINNYA UNT MEMBAYAR

 TANGGUNG RENTENG PASIF PADA UMUMNYA


TERJADI DLM PRAKTEK JAUH LEBIH MEMBERIKAN
JAMINAN KPD KREDITUR
 TANGGUNG RENTENG PASIF ADA DUA HUBUNGAN:
1. EXTERN : PARA DEBITUR DG KREDITUR( 1285-1291)
2. INTERN : DIANTARA SESAMA DEBITUR(1292-1295)
 TANGGUNG RENTENG TERJADI KARENA:
1. PERJANJIAN : HARUS SECARA TEGAS (PS 1282)
2. UNDANG – UNDANG : DITENTUKAN OLEH UU
MISAL:
a. persekutuan Firma (ps. 18 KUHD)
b. peminjaman barang (ps 1749 BW )
c. pemberian kuasa (1811 BW
d. borgtocht (1836)
5. PERIKATAN YANG DAPAT DIBAGI DAN TIDAK
DAPAT DIBAGI (ONDEELBAARHEID)

DASAR HUKUM: PASAL 1296- 1303

- PERIKATAN DAPAT/TIDAK DAPAT DIBAGI


APABILA BARANG YANG MENJADI OBYEK
PRESTASI DAPAT/TIDAK DAPAT DIBAGI
MENURUT IMBANGAN PEMBAGIAN MANA TIDAK
BOLEH MENGURANGI HAKEKAT PRESTASI

PERIKATAN DAPAT DAN TIDAK DAPAT DIBAGI


DIBEDAKAN:
1. MENURUT SIFAT PRESTASI (ABSOLUT) PASAL 1296
2. MENURUT TUJUAN/MAKSUD PARA PIHAK(RELATIF)PS
1297
- PERIKATAN DAPAT/TIDAK DAPAT DIBAI BARU
MEMPUNYAI ARTI APABILA KREDITUR/DEBITUR
LEBIH DARI SEORANG
- CONTOH: DAPAT DIBAGI
1. apabila kreditur berhadapan dengan beberapa ahli waris
debitur: Para ahli waris hanya berkewajiban unt,membayar
utang untuk bagian masing-masing (1299)
2. apabila beberapa kreditur berhadapan dg seorang debitur
maka masing-masing kreditur dapat menuntut bagiannya
dari prestasi itu
3. apabila beberapa debitur berhadapan dengan seorang
kreditur maka kreditur dapat menuntut setiap debitur untuk
membayar bagian dari utang seluruhnya

- CONTOH TAK DAPAT DIBAGI


1. dalam hal seorang kreditur berhadapan dengan beberapa
debitur,tiap debitur bertanggung jawab untuk melunasi
seluruh prestasi, walaupun perikatan itu tdk dibuat sec,
tanggung renteng (ps 1301)
2. ketentuan ps 1301 berlaku juga bagi ahli waris
debitur(ps1302)
3. tiap ahli waris kreditur dapat menuntut pelaksanaan suatu
perikatan yg tang tak dapat dibagi bagi untuk seluruhnya
(PS 1303 ayat 1).

PERBEDAAN TANGGUNG RENTENG DG DAPAT/TIDAK DPT DIBAGI


NO TANGG.RENTENG TAK DAPAT DIBAGI
1 Yang tak dapat dibagi Tak dapat dibagi obyeknya
subyeknya
2 Semua ahli waris secara Masing masing ahli waris dari
bersama sama mengganti seorang debitur diwajibkan
debitur yg berhutang secara memenuhi seluruhnya. Ps 1301 -
tanggung renteng 1302
3 Yg. Mendapat penyelesaian Bila prestasi sudah diganti
dalam suatu ganti kerugian, d.pembayaran ganti rugi, debitur
masing masing debitur tidak lagi diwajibkan memenuhi
tetap berkewajiban seluruh prestasi
memenuhi seluruh prestasi
yaitu seluruh jumlah ganti
kerugian

6. PERIKATAN DENGAN ANCAMAN HUKUMAN


DASAR HUKUM: PASAL 1304 – 1312

PENGERTIAN :PERIKATAN YANG BERISI ANCAMAN


HUKUMANGUNA MENJAMIN PELAKSANAAN
SUATU PERIKATAN DIWAJIBKAN
MELAKUKAN SESUATU APABILA PERIKATAN
ITU TADI DIPENUHI ( PASAL 1304 )
 ANCAMAN HUKUMAN BUKAN BERSIFAT PIDANA
 ANCAMAN HUKUMAN MENDORONG PELAKSANAAN
PERIKATAN
 ANCAMAN HUKUMAN BERSIFAT ACCESSOIR/
PELENGKAP: perjanjian dalam hal ini ada 2 yaitu perjanjian
pokok missal:perjanjian pemborongan kerja,sedangkan
sanksinya disebut perjanjian sampingan dimana perjanjian
sampingan mengikuti perjanjian pokok. Jadi perjanjian yang
bergantung/mengikuti perjanjian pokok.sehingga bila
perjanjian pokok batal maka perjanjiannya batal
 KREDITUR DAPAT MEMILIH MENUNTUT
PELAKSANAAN PERIKATAN ATAU MENUNTUT
HUKUMAN (PS 1306)
 HUKUMAN DPT DIUBAH OLEH HAKIM APABILA
PERIKATAN POKOK SEBAGIAN SUDAH
DILAKSANAKAN (bagaimana apabila debitur sama sekali
belum berprestasi,sedang hukuman terlalu tinggi? Hakim dapat
menerapkan pasal 1338(3) BW.

Perikatan yang Terjadi Karena Perjanjian


Definisi perjanjian: suatu persetujuan adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih (pasal 1313)

KRITIK THDP PSL 1313: TIDAK LENGKAP DAN SANGAT


LUAS
T idak lengkap: ada kalimat 1 orang atau lebih mengikatkan dirinya
yang berarti bahwa perjanjan sepihak saja
Padahal dimungkinkan juga secara timbale balik.
Sangat luas: karena perbuatan mencakup pula perbuatan melawan
hokum dan perwakilan suka rela.
Padahal perbuatan melawan hukum dan perwakilan sukarela bukan
merupakan perjanjian karena timbul dari Undang –Undang yang
bukan merupakan sumber dari perjanjian

Karena rumusan ps 1313 BW terlalu luas, definisi perjanjian


dirumuskan sbb: PERJANJIAN adalah suatu perbuatan hokum
dimana satu orang atau lebih saling mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih.

Pasal 1313 BW adl perjanjian oblgatoir( perjanjian yang meimbulkan


hak dan kewajiban bagi para pihak dan apabila dilanggar dapat
dtuntut pemenuhannya).

 Bagian/ unsur perjanjian

1. Essensialia : bagian yang harus ada dalam perjanjian


Misal: jual beli : barang dan harga
Tukar menukar : barang dan barang
Sewa menyewa : barang dan uang
2. Naturalia : peraturan yang bersifat mengikat
Misal: penanggungan (vrijwaring ) PASAL 1491
Pembayaran : pasal 1514
Perlu diingat bahwa bk III BW bersifat terbuka/accesoir
artinya orang boleh membuat perjanjian selain yang sudah
ditentukan UU. Hal ini beda dg buku II BW (tertutup)
3. Accidentalia : bagian yang ditambahkan para pihak
Misal : jual rumah beserta perabotannya

JENIS JENIS PERJANJIAN OBLIGATOIR


1. Perjanjian sepihak dan timbal balik
2. Perjanjianncuma-Cuma dan atas beban
3. Perjanian konsensuil,riil dan formil
4. Perjanjian bernama dan tidak bernama

1. PERJANJIAN SEPIHAK DAN TIMBAL BALIK


Perjanjian Sepihak: Perjanjian dimana hanya ada satu pihak yang
mempunyai kewajiban sedangkan pihak lain mempunyai hak

Perjanjian Timbal balik: Perjanjian dimana masing masing pihak


mempunyai kewajiban dan masing masing pihak memunyai hak secara
timbale balik
Missal ; perjanjian jual beli dimana penjual menyerahkan barang dan
menerima uang sedangkan pembeli menyerahkan uang dan menerima barang

2. PERJANJIAN CUMA CUMA DAN ATAS BEBAN


Perjanjian Cuma Cuma : Perjanjian dimana tidak ada prestasi  sama
dengan perjanjian sepihak. Missal : Hibah

Perjanjian atas beban : perjanjian dimana masing masing pihak mempunyai


beban

3. Perjanjian Konsensuil, Riil dan Formil


 Perjanjian konsensuil:perjanjian yang dengan adanya kata sepakat
maka masing-masing pihak sudah mempunyai kewajiban dan hak
Misal:jual beli,sewa-menyewa,tukar-menukar
 Perjanjian Rill:Perjanjian disamping kata sepakat harus adanya
pelaksanaan perbuatan lanjutan dari perjanjianya.
Misal:menitipkan barang,pinjam pakai
 Perjanjian Formil:Perjanjian yang harus dilakukan dengan bentuk-
bentuk tertentu kalau dilanggar maka perjainjian tersebut tidak sah /
batal

4. Perjanjian bernama dan tidak bernama


 Perjanjian bernama:Perjanjian yang karena oleh UU telah diberi nama
tertentu
 Perjanjian tidak bernama:Perjanjian yang timbul karena adanya asas
kebebasan berkontrak/perjanjian dilakukan oleh masing-masing pihak
diluar perjanjian yang ditetapkan oleh BW.
Misal: Sewa beli
BERLAKUNYA PERJANJIAN
 Berlaku asas kepribadian
 Pasal 1315, 1318, 1340
 Persetujuan pada asasnya hanya mengikat pihak – pihak yang membuat
persetujuan saja
 Pengecualian : pasal 1317 : mengenai janji bagi kepentingan pihak
ketiga
 Pasal 1315 : tidak mengikat orang lain, melainkan hanya mengikat
pribadi dari masing-masing pihak yang melakukan perjanjian
Pasal 1318 : Kelanjutan dari pasal 1315,sebenarnya tidak menyimpang
dari pasal 1315 karena disamping mengikat para pihak juga mengikat ahli
waris secara otomatis walaupun tidak disebutkan

 ORANG YANG MENDAPATKAN HAK


 Pasal 1400 : Subrogasi : Pergantian pihak ketiga oleh kreditur
kepada debitur untuk membayar utang
 Pasal 1576 ; Jual beli tidak memutuskan hubungan sewa menyewa

Pasal 1340(1) : prinsipnya sama dengan pasal 1315


Pasal 1340(2) : perjanjian itu sekali kali tidak membawa kerugian dan
keuntungan bagi pihak ketiga kecuali pasal 1317 ( derden Beding)
 Pasal 1317 hanya mungkin dalam 2 hal :
1.Jika seseorang memberi sesuatu kepada orang lain
Misal : A menghadiahkan rumah kepada B dengan
membebankan kepada B kewajiban untuk melakukan
prestasi bagi C

2. Jika seseorang dalam perjanjian membuat suatu janji untuk


kepentingan sendiri
Misal : A menjual rumah kepada B dengan janji bahwa B akan
melakukan beberapa prestasi untuk C ( prestasi timbal balik)
A dan B bertindak atas namanya sendiri bukan sebagai kuasa ,
sedangkan pihak ketiga (C) tidak terlibat
SAAT LAHIRNYA PERJANJIAN

 Asas Konsensuil : Suatu asas yang menentukan saat terjadinya


perjanjian yaitu : PERJANJIAN TERJADI/LAHIR PADA SAAT
TERJADINYA KATA SEPAKAT ANTARA KEDUA PIHAK
MENGENAI HAL-HAL POKOK YANG MENJADI OBYEK
PERJANJIAN
 Asas konsensuil disimpulkan dari pasal 1320
1. sepakat mereka yang megikatkan dirinya
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. suatu hal tertentu
4. suatu sebab yang halal
Pasal 1320 angka 1 dan 2 =>syarat subyektif karena menyangkut
subyek hukum . Apabila perjanjian tidak memenuhi syarat
subyektif maka perjanjian itu tidak sempurna dan perjanjian itu
dapat dibatalkan,tetapi perjanjian seperti ini tetap mengikat

Pasal 1320 angka 3dan 4=>syarat obyektif karena menyankut


obyek perjanjian.Apabila perjanjian tidak memenuhi syarat
obyektif maka perjanjian batal demi hukum sehingga
perjanjian itu seolah olah tidak pernah dibuat

 Pasal 1321 merupakan penjabaran lebih lanjut dari pasal 1320


ayat 1: tidak ada kata sepakat sah apabila dibuat dari
khilaf,paksaan dan penipuan
 Pasal 1322: kekhilafan terjadi dalam 2 hal :
1. kekhilafan mengenai hakekat barang
2. kekhilafan mengenai orang
 Pasal 1323: Paksaan =>bias dilakukan oleh diri sendiri atau orang
lain
 Pasal 1324: penjelasan tentang paksaan
 Pasal 1328 =>PENIPUAN
- Penipuan adalah suatu rangkaian kebohongan yang
mengakibatkan orang lain tertarik
- Penipuan harus dibedakan dengan kebohongan.
ORANGNYA HARUS CAKAP

Pasal 1329 BW: Semua orang cakap membuat perjanjian


kecuali oleh Undang-Undang dinyatakan tidak cakap

Pasal 1330 BW: Orang yang tidak cakap


1.Orang yang belum dewasa=>yang bertindak orangtua/walinya
- dewasa : 18 tahun, pasal 330 tidak berlaku lagi
- orang yang belum dewasa tidak boleh membuat perjanjian
- onbekwaamheid(ketidak cakapan bertindak) harus
dibedakan dengan onbevoegheid (ketidak wenangan)
2. mereka yang ditaruh dibawah pengampuan=>yang bertindak
kuratornya
3. orang perempuan dalam perkawinan (tdk berlaku SEMA
3/1963)

 Pasal 1331 (2) : NEGOTIUM CLAUDICANS


( PERBUATAN HUKUM YANG PINCANG)
“ Perbuatan hukum yang pembatalanya hanya dapat dituntut
oleh salah satu pihak saja yaitu pihak yang tidak cakap”
Tenggang waktu pembatalan 5 tahun ( pasal 1454 BW )

OBYEKNYA TERTENTU
 Pasal 1332 : obyek yang dapat diperdagangkan .
 Pasal 1333 (2) : Barang yang diperjanjikan bias tertentu
atau ditentukan. Lazimnya barang itu ada saat
diperjanjikan,ada juga yang barangnya akan datang.misal
hasil panen
 Pasal 1334 (1):Barang yang akan ada
 Pasal 1334(2) : warisan yang belum terbuka TIDAK
BOLEH menjadi obyek perjanjian,walaupun atas
persetujuan orang ybs.

SUATU SEBAB /CAUSA YANG HALAL


 Obyek perjanjiannya tidak bertentangan dengan hukum
 Suatu perjanjian yg tidak ada sebab =>TIDAK SAH
Asas Kebebasan Berkontrak
 Pasal 1338 (ayat1) disimpulkan dari kata SEMUA
 “SEMUA” : Orang boleh membuat perjanjian apa saja, walaupun
perjanjian itu tidak disebutkan dalam BW.
 Pasal 1338 (1) : disebut asas terbuka
 Ketentuannya bersifat pelengkap (anvullend recht) artinya BW
melengkapi ketentuan yang belum ada dalam perjanjian

 PEMBATASAN: TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DG:


1. Undang-Undang yang bersifat memaksa
2. Kesusilaan
3. ketertiban umum

4. AKIBAT HUKUM PERJANJIAN YANG DIBUAT SAH


1. Berlaku sebagai undang – undang; kalau perjanjian itu dilanggar
pihak lain dapat menuntut pelaksanaannya

2. Tidak dapat diputus secara sepihak


 Ingat ketentuan pasal 1266
 Ada perjanjian yang sifatnya berkelanjutan bukan satu kali
- sewa ada yang ditentukan waktu dan ada yang tidak
ditentukan waktu.
- Ada perjanjian sewa yang diputus secara sepihak dan harus
- Pemberian kuasa dapat diputuskan secara sepihak serta
diputus melalui pengadilan bisa diputustidak melalui
pengadilan

3. Dilaksanakan dengan itikad baik: PERJANJIAN ITU HARUS


DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN APA YANG DIPERJANJIKAN
 KESUSILAAN DAN KEPATUTAN HARUS SELALU MENYERTAI
PERJANJIAN WALAUPUN TIDAK DISEBUTKAN DALAM PERJANJIAN
 Akibat ketiga ini disebut PACTA SUNT SERVANDA (harus
dilaksanakan) karena hakekat perjanjian itu adalah prestasi
ACTIO PAULINA
 Pasal 1341 (1) : Tuntutan pembatalan terhadap perbuatan
debitur yang tidak diwajibkan yang merugikan kreditur

 Sejarah action paulina: sikap/aksi yang ditunjukkan oleh


seorang pengacara yang yang bernama Paul dimana dia
menggugat debitur yang merugikan kliennya, sehingga dia
mengajukan gugatan ke Pengadlan

 Kreditur harus membuktikan bahwa perbuatan debitur


merugikan kreditur

 Hal-hal yang harus dibuktikan:

1. melakukan perbuatan hukum yang merugikan


2. perbuatan hukum yang tidak diwajibkan e.g: pembayaran
utang yang belum jatuh tempo
3. debitur dan pihak ketiga mengetahui perbuatan itu
merugikan kreditur

 Beban pembuktian pada penggugat(kreditur)


 Pihak ketiga yang beritikad baik dilindungi
 Hanya kreditur yang dirugikan yang dapat menuntut
 Tenggang waktu menuntut pembatalan 5 tahun (ps 1454)

HAPUSNYA PERIKATAN
(Pasal 1381)
ADA 10 MACAM
1. pembayaran 7. musnahnya barang
2. consinatie 8. pembatalan
3. novatie 9. berlakunya syarat batal
4. kompensatie 10.liwat waktu
5. percampuran utang
6. pembebasan utang
1. Pembayaran: melaksanakan prestasi
 Pembayaran dalam arti luas : bukan hanya dalam
pembayaran uang

 Siapa yang harus membayar ( 1382)


1. debitur sendiri /kuasanya
2. Penjamin /borgtocht – pasal 1820

 Kepada siapa pembayaran dilakukan ( pasal 1385)


1. kreditur sendiri/kuasanya
2. penetapan hakim

 Dimana pembayaran dilakukan.(pasal 1393)


1. tempat yang telah diperjanjikan
2. dimana barang tertentu berada=> saat jual beli dilakukan
3. di tempat tinggal kreditur.

SUBROGASI (PASAL 1400) : Penggantian kredituroleh


pihak ketiga yang telah membayar utang debitur

 Segala embel embel (accesoir) dari utang lama ikut


berpindah (ps 1400 ayat 1)
e.g : X pihak kreditur meminjamkan uang pada Y sbg
debitur.kemudian Z sebagai pihak ketiga membayar
utangY,sehingga kedudukan X beralih ke Z, ttp perjanjiannya
tetap.==> inat beda dengan novatie (ps 1413) : perjanjian
berubah

 Subrogasi terjadi:
1.karena perjanjian ( ps 1401)
a. kreditur dengan pihak ketiga
- dinyatakan dengan tegas
- dilakukan pada waktu pembayaran
b. debitur dengan pihak ketiga
- tanpa bantuan kreditur =>tidak perlu persetujuan
kreditur=>karena tanpa atau dengan bantuan kreditur
maka kreditur tidak dirugikan
- harus dengan akte otentik (pasal 1401 (2)

2. karena Undang-undang pasal 1402; pasal 1280


e.g. seorang debitur tanggung renteng yang membayar seluruh
utang, menggantikan kreditur terhadap debitur debitur lain

2. Penitipan/consignatie : pasal 1404 – 1412 BW: penawaran


pembayaran yang disertai dengan penitipan.

 Dilakukan apabila kreditur menolak pembayaran

 Hanya dimungkinkan dalam hal


1. Utang uang
2. Utang benda-benda bergerak

 Pasal 1405 (ayat 7):dilakukan atas bantuan notaris atau juru


sita.Bila pembayaranya ditolak oleh kreditur, maka
dilakukan pembuatan berita acara

 Segala biaya dipikul kreditur (pasal 1407)

 Resiko ditanggung kreditur(pasal 1404 ayat 2)


3. Pembaharuan Utang (Novatie) pasal 1413 – 1424 BW
“Suatu persetujuan /suatu perjanjian yang menyebabkan hapusnya
perikatan yang lama dan pada saat yang bersamaan menimbulkan suatu
perikatan yang baru sebagai gantinya”

 Pasal 1413 Novatie terjadi karena :


1. perjanjian utang baru yang menggantikan perjanjian utang lama
(obyektif)
2. debitur telah menunjuk orang lain sebagai gantinya (subyektif)
3. kreditur menunjuk orang lain sebagai gantinya ( subyektif)

 Ada 2 macam novatie:

1. obyektif  mengganti obyek/isi dan sebab


 utang baru berlainan sifatnya dengan utang yg lama

- menggantikan obyek/isi
=> utang uang diganti utang barang

- menggantikan sebab
=>e.g. Y menabrak mobil X dan X menuntut ganti rugi kpd Y. Jadi
perjanjian tuntutan ganti rugi dapat digangi dengan perjanjian utang
biasa.
 Segala embel embel utang lama hapus kecuali ditentukan dalam
perjanjian baru

2. subyektif : ada 2:

a, subyektif pasif  penggantian debitur


ada 2 kemungkinan:

 delegasi :”terjadi berupa penyerahan suatu utan debitur kepada


debitur baru atas persertujuan kreditur”debitur lama ikut serta
dalam perjanjiannya karena yang mencarikan debitur baru adalah
debitur lama.
E.g : X memberi utang kepada Y,lalu Y menyerahkan utangnya
kepada Z sebagai pihak ketiga,shg Z sbg debitur baru yang
akan menggantikan Y unt. Membayar utang Y kpd. X dan atas
persetujuan X

 ekspromisi:”kreditur sendiri yang mempunyai inisiatif untuk


mengalihkan pembayaran utang debitur kepada pihak
ketiga”tanpa ikut sertanya debitur lama( pengambil alihan
utang tadi atas inisiatif kreditur)

b. subyektif aktif  : penggantian kreditur


mirip subrogasi pasal 1401 (1)
E.g : X memberi utang 100 juta kpd Y,tetapi meminjam
uang/punya utang kpd Z, shg dijadikan pejanjian segitiga, karena
terlalu rumit maka disederhanakan dimana perjanjian utang antara
X dan y dihapus serta perjanjian utang antara X dan Z juga hapus,
maka timbul perjanjian baru yaitu antara z yang menganti
kedudukan X sebagai kreditur dengan Y sbg debitur .
Jadi titik berat ada pada PERJANJIANNYA.

PERJANJIAN SEGITIGA INI TIDAK AKAN TERJADI JIKA


DEBITUR TIDAK SETUJU.

 Novatie tidak disebutkan secara tegas


Pasal 1415 novatie dapat disimpulkan dari perbuatan para pihak
Hak istimewa dan hak tanggungan (accesoir)tidak berpindah

 Perbedaan Subrogasi dengan Novatie:


1. subrogasi terjadi karena perjanjian dan undang-undang
novatie terjadi karena perjanjian

2. subrogasi dinyatakan secara tegas dalam perjanjian(ps


1401)
novatie dapat disimpulkan dari perbuatan (ps 1415)
3. S ubrogasi hak hak accesoir tidak ikut berpindah
Novatie  hak-hak accesoir ikut berpindah

CESSIE:SUATU CARA PEMINDAHAN HAK PIUTANG ATAS


NAMA DAN KEBENDAAN TAK BERTUBUH ( PS 613)
INGAT : ada 2 hal perbuatan hukum yaitu:
1. jual beli
2. levering
contoh : X sbg kreditur mempunyai piutang kpd Y sebagai
debitur 900 juta, lalu X menjual piutang 400 juta kpd Z shg
terjadi perjanjian jual beli . Perjanjian jual beli piutang terjadi
setelah adanya penyerahan /levering kpd pihak ketiga Z.

 PERBEDAAN NOVATIE DENGAN CESSIE:


1. Novatie : dibuat lisan dan tertulis
Cessie : harus tertulis : otentik/dibawah tangan
bersifat formil

2. Novatie : hak accesoir tidak berpindah krn yang


diperjual belikan piutang’
Novatie ada 2 perjanjian : perjan. Lama dan baru
Cessie : hak accesoir ikut berpindah

3. Novatie : bantuan debitur diperlukan terutama subyektif


aktif
Cessie : tidak perlu/debitur cukup diberitahu supaya ybs.
Mengetahui bahwa kreditur lama diganti kreditur baru,
sehingga dia tidak perlu membayar kepada kreditur lama.

 PERBEDAAN SUBROGASI DENGAN CESSIE:


1. subrogasi : utang dibayar kreditur baru
cessie : piutang dijual kreditur lama kpd orang yang
akan menjadi kreditur baru

2. subrogasi : karena perjanjian dan undang –undang


cessie : hanya karena perjanjian
4. PERJUMPAAN UTANG ( COMPENSATIE)

 DIATUR PASAL 1425 – 1435

 TERJADI MANAKALA KREDITUR DAN DEBITUR


SALING BERUTANG. JADI KEDUA BELAH PIHAK
MASNG MASING MENJADI KREDITUR DAN MASING
MASING MENJADI DEBITUR

 P ASAL 1426 : TERJADI DEMI HUKUM ( IPSO JURE


COMPENSATUR

 PASAL 1427 : SYARAT KOMPENSASI:

1.DUA ORANG SALING BERUTANG


2.PRESTASI BERUPA :
- UANG BERAPA UTANGNYA
- BARANG YANG DAPAT DIHABISKAN DARI JENIS
YANG SAMA
3. PRESTASINYA SUDAH DAPAT DITAGIHKALAU
SUDAH JATUH TEMPO MAKA KREDITUR WAJIB
MENAGIH
 PASAL 1434: KOMPENSAI TIDAK BOLEH MERUGIKAN
PIHAK KETIGA . ADANYA DERDEN BESLAAG

5. PERCAMPURAN UTANG (CONFUTIO)


 Dasar hukum : 1436 – 1437

 Pasal 1436 : bersatunya kedudukan kreditur dan debitur pada 1


orang  terjadi demi hukum

 Kebanyakan terjadi krn pewarisan


 Percampuran utang menghapus perjanjian
Misal : penyewa membeli rumah yg disewahapulah perjanjian
sewa menyewa.
6. PEMBEBASAN UTANG
 Dasar hukum : pasal 1438 – 1443
 Pengertian : tindakan kreditur membebaskan kewajiban debitur
memenuhi pelaksanaan perjanjian
 Pasal 1438 : tidak dipersangkakan tetapi dibuktikan
 Pasal 1439 : BUKTI : pengembalian secara sukarela surat utang
 Dapat dilakukan atas kehendak sepihak/ persetujuan kedua pihak

 CARA PEMBEBASAN
1. Dengan Cuma – Cuma :debitur tanpa pembayaran
pretasi/tindakan Cuma-Cuma
2. Dengan cara pembebanan: debitur harus menyerahkan
prestasi lain ( hamper tidak beda dg novatie obyektif)

 Pembebasan utang boleh tertulis / lisan

 Beda dengan hibah barang tetap : harus dengan akta otentik.


Kalau hibah menimbulkan hak, sedangkan penbebasan tidak
menimbulkan hak, tetapi

 akibatnya sama sama menguntungkan

 Akibat pembebasan utang tidak diatur dalam Undang undang:


1. hapusnya perjanjian
2. gugurnya kewajiban debitur dari pelaksanaan perjanjian

7. MUSNAHNYA BARANG TERUTANG

 Dasar hukum : 1444 – 1445


 Pasal 1444 : perjanjian hapus dengan musnahnya /hilang/lenyap
barang yang menjadi obyek perjanjian

 Musnah /hilangnya barang harus memenuhi hal hal berikut:

1. di luar perbuatan/kesalahan debiturovermacht


2. terjadi sebelumpenyerahan/leeringmsh berada pd debitur
3. tetap musnah ditangan kreditur, seandainya barang itu tetap
diserahkan ( pasal 1444 ayat 2)
 Debitur yang harus membuktikan musnahnya barang

8. KEBATALAN DAN PEMBATALAN

 Dasar hukum :pasal 1446 -1456 BW


 Pengertian kebatalan dan pembatalan
Batal ada 2 :
1. dapat dibatalkan ( vernietigbar/pembatalan)
2. batal demi hukum ( nietigbar/kebatalan )
 Pada undang- undang tidak membedakan antara pembatalan dan
kebatalan padahal yang dimaksud bukan seperti yang tertuangkan
dalam undang-undang.
Misal: pasal 1446 BW di dalamnya ada ketentuan batal demi hukum
padahal yang dimaksud bukan seperti itu.

Tolok Ukur:
1. dapat dibatalkan melindungi kepentingan pribadi
misal : baca lagi perjanjian pincang (negotium cludicans)
2. batal demi hukum  melindungi kepentingan umum
perjanjian itu tidak boleh bertentangan dg undang undang,
kesusilaan dan ketertiban umum, apabila melanggar ketiga hal
tersebut perjanjian batal demi hukum
 PEMBATALAN : PERJANJIAN ITU MENJADI HAPUS
KALAU SUDAH DIPUTUS PENGADILAN
 KEBATALAN : PERJANJIAN ITU MENJADI HAPUS
KALAU UNDANG UNGANG YANG MENETAPKAN
 Hibah/jual beli antara suami istri batal demi hukum karena
apabila suami istri tsb salaing menghibahkan/jual beli maka akan
merugikan pihak ketiga.
Missal : X dan Y sebagai suami istri dimana X berutang kepada Z
100 juta ,untuk menghindari utang tsb maka X menghibahkan
rumahnya dengan harga 100 juta kepada istrinya Y.

 Pasal 1446 dst hanya mengatur pembatalan perjanjian


(vernietigbaar)

 Pembatalan karena alas an kurang syarat subyektif dapat


dilakukan dengan 2 cara:
1. secara aktif : menuntut pembtalan di muka hakim
2. pembelaan diajukan dalam gugat rekonvensi(gugat balik
untuk membatalkan perjanjian )
 daluarsa untuk tuntutan aktif : 5 tahun (ps 1454)
 daluarsa untuk pembelaan :undang undang tidak menentukan
batas waktu

9, BERLAKUNYA SYARAT BATAL

 Perikatan bersyarat ada 2;

1. syarat tangguh

2. syarat batal perjanjian telah lahir sejak dibuat, tetapi


menjadi batal apabila peristiwa yang dimaksud terjadi

 Syarat batal berlaku surut hingga saat lahinya perjanjian

 Syarat Batal apabila dipenuhi maka menghentikan perjanjian dan


membawa sesuatu kembali pada keadaan semula (pasal 1265 )

 Debitur mengembalikan segala apa yang diterimanya


10. LEWAT WAKTU (DALUARSA)

Verjaring : daluarsa

 Pasal 1946 : suatu alat untuk memperoleh/dibebaskan dari suatu


perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu

 Ada dua macam daluarsa:

1. acquisitief : mempunyai hak milik atas suatu barang (pasal


1963 : 20 tahun )

2. extinctief : dibebaskan dari suatu perikatan artinya kalau


sudah lewat waktu /daluarsa tertentu maka debitur
dibebaskan untuk melakukan prestasi /tidak ada kewajiban
hukum (1967 : 30 tahun)

 jika dalam waktu 1 tahun kreditur tidak menagih utang


pembayaran ( misal : biaya rumah sakit)maka debitur dibebaskan
dari pembayaran, utang tetap ada tetapi kreditur tidak punya hak
untuk menagih ( debitur tidak mempunyai kwajiban hukum )
karena perikatannya sudah berubah menjadi naturrlijk
verbintenis.

Anda mungkin juga menyukai