Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

METABOLISME PURIN DAN PIRIMIDIN

Disusun oleh :

ARIF AFRIDHO
NOVIA TRI YOLA
RAMADHAN DWIKI PUTRA
RIA OKTAVIA

SINTIA ADE VIONA

WIDYA KUSUMA ANDHIRA

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG


2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masing
sel. Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia
yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang
mengandung informasi genetik.

Manusia melakukan biosintesis purin dan pirimidin dalam asam nukleat


jaringan tubuh. ATP, NAD+, koenzim A dan lain-lain dari senyawa antara
amfibolik. Namun demikian senyawa analog purin dan pirimidin yang disuntikan,
termasuk obat-obat yang potensial sebagai preparat anti kanker. Dapat disatukan
kedalam DNA. Biosintesis purin serta pirimidin oksi dan deoksiribonukleotida
(NTP dan dNTP), merupakan peristiwa yang diatur secara akurat serta
dikoordinasikan lewat mekanisme umpan balik yang menjamin produksi senyawa
ini dengan kuantitas yang tepat kadang-kadang disesuaikan menurut berbagai
kebutuhan fisiologik (misalnya pembelahan sel). Penyakit manusia yang meliputi
kelainan dalam metabolisme purin atau pirimidin mencakup penyakit gout,
sindrom lesch-Nyhan, defisiensi adenosin deaminase dan defisiensi fosforilase
nukleosida purin. Penyakit pada biosintesis pirimidin lebih langka dan mencakup
asiduria orotat. Karena, berbeda dengan urat, produk hasil katabolisme pirimidin
bersifat sangat larut(karbon dioksida, amonia dan β-aminoisobutirat), maka jumlah
kelainan yang bermakna secara klinik pada katabolisme pirimidin hanya beberapa
(Victor W. Rodwell, Phd).
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana struktur, macam-macam, dan fungsi asam nukleat?
 Apa Nukleotida dan Nukleosida?
 Bagaimana Proses Metabolisme dari Purin dan Pirimidin?
 Bagaimana Struktur Metabolisme dari Purin dan Pirimidin?
 Tahapan biosintesis purin dan pirimidin?
 Apa Saja Kelainan pada metabolime purin dan pirimidin?
 Proses sintesis DNA dan RNA
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur, macam, dan fungsi asam nukleat

Makrobiomolekul ini mempunyai susunan yang sangat unik, yaitu berupa


polimer yang tersusun atas monomer yang disebut nukleotida. Tiap nukleotida
terdiri atas nukleosida dan asam fosfat. Nukleosida terdiri atas gula pentose (ribose
atau deoksiribosa) dan basa nitrogen heterosiklik, yaitu turunan purina (adenine
dan guanine) dan turunan pirimidina (sitosin, urasil, dan timin).

(Sumardjo,2006)

Gambar 1. Struktur Asam Nukleat


Gambar 2. Komponen Asam Nukleat

• Ikatan gula ribosa dengan basa nitrogen (pada atom karbon nomor 1).

• Ikatan gula ribosa dengan gugus fosfat (pada atom karbon nomor 5).

• Gugus hidroksil pada atom karbon nomor 2

Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa
N-lah yang memungkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan
(sekuens) basa N pada suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi
spesifisitasnya. Dengan perkataan lain, identifikasi asam nukleat dilakukan
berdasarkan atas urutan basa N-nya sehingga secara skema kita bisa
menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya dengan menuliskan urutan
basanya saja.
Nukleotida dan nukleosida

Gambar 3. Nukleotida dan Nukleosida

Penomoran posisi atom C pada cincin gula dilakukan menggunakan tanda


aksen (1’, 2’, dan seterusnya), sekedar untuk membedakannya dengan penomoran
posisi pada cincin basa. Posisi 1’ pada gula akan berikatan dengan posisi 9 (N-9)
pada basa purin atau posisi 1 (N-1) pada basa pirimidin melalui ikatan glikosidik
atau glikosilik (Gambar 2.2). Kompleks gula-basa ini dinamakan nukleosida.

Di atas telah disinggung bahwa asam nukleat tersusun dari monomer-monomer


berupa nukleotida, yang masing-masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah
gula pentosa, dan sebuah basa N. Dengan demikian, setiap nukleotida pada asam
nukleat dapat dilihat sebagai nukleosida monofosfat. Namun, pengertian nukleotida
secara umum sebenarnya adalah nukleosida dengan sebuah atau lebih gugus fosfat.
Sebagai contoh, molekul ATP (adenosin trifosfat) adalah nukleotida yang
merupakan nukleosida dengan tiga gugus fosfat.

Jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya pada RNA, maka
nukleosidanya dapat berupa adenosin, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula,
nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosin monofosfat, guanosin
monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin monofosfat. Sementara itu, jika gula
pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya pada DNA, maka (2’-
deoksiribo)nukleosidanya terdiri atas deoksiadenosin, deoksiguanosin,
deoksisitidin, dan deoksitimidin.

Ada dua jenis asam nuklet:

1. DNA (deoxyribonucleid acid)

Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul


deoksiribonukleotida yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai
polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh
ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul
deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara kimia DNA mengandung
karakteri/sifat sebagai berikut:

a. Memiliki gugus gula deoksiribosa.

b. Basa nitrogennya 7uanine (G), sitosin ©, timin (T) dan 7uanine (A).

c. Memiliki rantai heliks ganda anti parallel

d. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan


berpasangan spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan
sitosin ( G –C), dan 7uanine berpasangan dengan timin (A – T), sehingga
jumlah 7uanine selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula
7uanine dan timin.
2. RNA (ribonucleid acid)

Asam ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-


molekul ribonukleotida. Seperti DNA asam ribonukleat terbentuk oleh adanya
ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul 8uanin
dengan perantaraan gugus fosfat. Rumus strukturnya sama dengan gambar 10.2
tetapi gulanya adalah 8uanin ( atom C nomor 2 mengikat gugus OH) RNA
memiliki sifat spesifik yang berbeda dengan sifat kimia DNA, yakni dalam hal:

a. Gula pentosanya adalah ribose

b. RNA memiliki ribonukleotida 8uanine(G), sitosin ©, 8uanine (A) dan Urasil


(U) pengganti Timin pada DNA.

c. Untai fosfodiesternya adalah untai tunggal yang bisa melipat membentuk


jepit rambut seperti untai ganda.Beda dengan DNA bentuk molekulnya
heliks ganda.

d. Prosentasi kandungan bas tidak harus sama, pasangan 8uanine tidak harus
sama dengan urasil, dan sitosin tidak harus sama dengan 8uanine.
Ada tiga jenis RNA yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA)
dan rRNA (ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi
yang berbeda-beda, tetapi ketiganya secara bersama-sama mempunyai
peranan penting dalam sintesis protein.

( Mustofa,2012)
DNA RNA

 Gula : deoksiribosa  Gula : Ribosa

 Basa : AGCT  Basa : AGCU

 Untai Ganda  Untai Tunggal

 Prokariot : Sitoplasma  Prokariot : sitoplasma

 Eukariot : Inti  Eukariot : inti dan sitoplasma

 Penyimpan informasi  Hasil transkripsi

Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan,


menstransmisi, dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara
(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi energi; koenzim
pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula, senyawa amino dan
biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.
( Mustofa, 2012)
2.2 Pengertian Nukleosida dan Nukleotida
Nukleosida

Nukleosida adalah suatu basa (purin atau pirimidin) yang berikatan dengan gula
pentosa (gula D-ribosaatau2deoksiD-ribosa)
Nukleotida
Nukleotida adalah senyawa mengandung nitrogen yang berperanan penting pada
peranan biologik dan merupakan basa heterosiklik aromatik. Terdiri dari basa purin
atau pirimidin yang dihubungkan oleh glikosidik ke gula pentosa selanjutnya
mengalami esterifikasi pada satu gugus fosfatnya atau lebih. Adalah nukleosida
yang mengalami fosforilasi.
Peran Nukleosida dan Nukleotida yaitu :
a. Sebagai karier metabolisme energi (ATP)
b. Sebagai subtrat untuk sintesis asam nukleat RNA dan DNA
c. Sebagai komponen enzim-enzim (NAD,NADP,FAD) koenzimA
d. Sebagai pengatur alosterik aktivitas enzim

Nukleotida purin dan pirimidin merupakan unsur non esensial secara


dieretik. Asam nukleat dalam makanan akan diurai menjadi nuklesida purin dan
pirimidin didalam usus. Manusia dapat mensintesis nukleotida purin dan pirimidin
secara de novo (dari intermediat amfibolik). Vitamin asam folat dan B12
(kobalamin) memegang peranan penting metabolisme nukloetida, bila tidak ada
biosintesis nukloetida akan terhambat.

2.3 Metabolisme, Struktur dari Purin dan Pirimidin

Purin dan pirimidin merupakan inti dari senyawa komponen molekul nukleotida
asam nukleat RNA dan DNA.
Contoh Purin : Adenin, guanin, hipoxantin, xantin. Di metabolisme menjadi asam
urat.
Contoh Pirimidin : Sitosin, urasil, timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3

1. Reaksi Penyelamatan Mengubah Purin dan Nukleosidanya menjadi


Mononukleotida
Perubahan purin, ribonukleosida dan deoksiribonukleosida nya menjadi
mononukleotida memerlukan apa yang disebut sebagai reaksi penyelamatan.
Reaksi ini jauh lebih sedikit memerlukan energi dibanding sintesis de novo.
Mekanisme yang lebih penting melibatkan fosforibolisasi oleh PRPP purin
bebas (Pu) untuk membentuk purin 5’-mononukleotida (Pu-RP).
Pu + PR-PP → PRP + PP
Dua fosforibosil transferase kemudian mengubah adenine menjadi AMP serta
mengubah hipoxantin dan guanin menjadi IMP atau GMP. Mekanisme penyelamatan
kedua melibatkan transfer fosforil dari ATP ke ribonukleosida purin (PuR):
PuR + ATP → PuR – P + ADP
Adenosin kinase mengatalisis fosforilasi adenosin dan deoksiadenosin menjadi
AMP dan dAMP, dan deoksisitidin kinase memfosforilasi deoksisitidin dan 2’-
deoksiguanosin menjadi dCMP dan dGMP.
Hepar sebagai tempat utama biosintesis nukleotida purin menyediakan purin
dan nukleotida purin untuk “diselamatkan” dan digunakan oleh jaringan-jaringan yang
tidak mampu membentuk kedua zat tersebut. Contohnya, otak manusia memiliki PRPP
glutamil amidotransferase dalam kadar yang rendah sehingga bergantung pada purin
eksogen.

2. Umpan balik AMP dan GMP Meregulasi PRPP Glutamil Amidotransferase


Karena membutuhkan glisin, glutamine, turunn tetrahidrofolat,
aspartat, serta ATP, biosintesis IMP bermanfaat dalam regulasi biosintesis
purin. Hal yang paling menentukan laju biosintesis nukleotida purin de novo
adalah konsentrasi PRPP, laju sintesis, pemakaian, dan penguraiannya. Laju
sintesis PRPP bergantung pada ketersedian ribose 5’-fosfat dan pada
aktivitas PRPP sitase.

3. Reduksi ribonukleosida Difosfat Membentuk Deoksiribonukleosida


Difosfat
Reduksi 2’-hidroksil ribonukleosida purin dan pirimidin yang
dikatalis oleh kompleks ribonukleotida reduktase membentuk
deoksiribonukleotida difosfat (dNDP). Kompleks enzim ini aktif hanya jika
sel sedang aktif menyintesis DNA. Reduksi memerlukan tioredoksin,
reduktase, dan NADPH. Reduktan yang terbentuk yaitu tioredoksin
terekdusi, dihasilkan oleh NADPH tioredoksin redutase. Reduksi
ribonukleosida difosfat (NDP) menjadi deoksiribonukleosida difosft
(dNDP) berada dibawah kontrol regulatorik yang rumit agar tercapai
produksi deoksiribonukleotida yang seimbang untuk sintesis DNA.

2.4 Biosintesis Purin dan Pirimidin


1. Purin
Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen
yang dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam-macam sumber
diantara lain :
1.1. Atom C (6) inti purin berasal dari atom karbon molekul CO2 udara
pernafasan.
1.2. Atom N (1) inti purin bersal dari atom nitrogen gugus amino (-NH2)
molekul aspartat.
1.3. Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi
yang berasal dari senyawa donor gugus formil yang mengakibatkn
koenzim FH4 (tetra hidro folat).
1.4. Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul
glutamin.
1.5. Atom C (4) atom C (5) dan atom N (7) merupakan molekul glisin.

2. Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan
pembentukan yang sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat,
koenzim tetrahidrofolat (FH4).
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya
penambahan gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus
ribosa-P tersebut sudah berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis
pirimidin berlangsung setelah perjalanan beberapa tahap lebih jauh.
2.5 Tahapan biosintesis purin dan pirimidin

1. Tahapan biosintesis Purin


1.1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-
phospho ribosil pyro phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang
mengkaitkan ATP dan ion Mg²+ sebagai aktivator.
1.2. Selanjutnya pembentukan senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil
reaksi PRPP dengan glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam
amino glutamat + Ppi.
1.3. Berikutnya pembentukan senyawa GAR (glycin amid ribosil-5P) dari
hasil reaksi ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaktipkan ATP dan
Mg²+ sebagai aktivator dan yang dikatalisis oleh enzim GAR syn-
thetase.
1.4. Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim
transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa
donor gugus formil, membentuk senyawa formil glisin amid ribosil-5P
nya. Atom karbon gugus formil tersebut menempati posisi atom C-8 inti
purin.
1.5. Kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P melakukn reaksi
aminasi (pada atom karbon ke-4 nya) dengan senyawa donor amino
(berupa glutamin) dan terbentuknya senyawa formil- glisinamidin-
ribosil-5P.atom N gugus amino yang baru menempati posisi N-3 inti
purin.

1.6. Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa


amino- imidazole- ribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino-
imidazole- ribosil-5P melakukan fiksasi CO2 dengan biotin sebagai
koenzim dan atom karbon yang difiksasi tersebut menempati atom C (6)
inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat membentuk senyawa
5-amino- 4- imidazole- N- suksinil karboksamid ribosil-5P.
1.7. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan
reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan
koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dansenyawa donor gugus formil, maka
terbentuknya senyawa 5- formamido- 4- imidazole karboksamide-
ribosil-5P.
1.8. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya
terbentuklah derivat purin yang pertama berupa IMP (inosin
monophosphate= inosinic acid) yaitu derivat hiposantin atau 6-
oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.

2. Tahapan biosintesis pirimidin


2.1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang
dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis
oleh enzim karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalam sitosol.
2.2. Berbeda dengan enzim karbamoil-P sinthase yang bekerjapada reaksi
pembentukan urea, dimana reaksi nya berlangsung bukan didalam
sitosol melainkan didalam mitokondria.
2.3. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat
menghasilkan senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim aspartat transkarbamoilase.

2.4. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O


dari molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro
orotat (DHOA= dihidroorotic acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh
enzim dihidroorotase.
2.5. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA
dehidrogenase dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam
arotat (OA=orotic acid).
2.6. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan
dihasilkan orotidilat OMP (orotidin mono posphate).
2.7. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi
dikarboksilasi orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono
phosphate)yaitu produk nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.

2.6 Kelainan metabolime purin dan pirimidin

1. Metabolisme purin
Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanin yang
berasal dari guanosin dan hiposantin. Yang berasal dari andenosin melalui
pembentukan santin keduanya dikonversi menjadi asam urat, reaksinya berturut-
turut dikatalisis oleh enzim guanase dan santin oksidase.
2. Masalah klinik metabolisme purin
a. Gout adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam
tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan
melalui ginjal yang menurun atau peningkatan asupan makanan kaya purin
1) Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat. Karna kadar
nya yang tinggi.
2) Gout ditandai dengan :
Serangan berulang dari athritis yang akut, kadang disertai pembentukan
kristal natrium urat yang besar dinamakan tophus deformitas (kerusakan)
sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal.
b. Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang sering
disertai litiasis asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidak
berfungsinya enzim hipoxantin-guanin fosforibosil transferase yang
merupakan enzim pada penyelamatan pada reaksi purin.
c. Penyakit von gierke adalah defisiensi glukosa fosfatase yang terjadi karena
sekunder akibat peningkatan atau pembentukan prekursor PRPP, ribosa 5-
fosfat, disamping it asidosis laktat yang menyertai akan menikan ambang
ginjal untuk urat sehingga terjadi peningkatan total kadar urat dalam tubuh.

3. Metabolisme pirimidin
a. Hasil akhir katabolisme pirimidin: CO2, ammonia, betalanin dan
propionat sangat mudah larut dalam air bila overproduksi dan jarang
didapati kelainan.
b. Hiperurikemia dengan overproduksi PPRP akan terjadi peningkatan
nukleotida dan peningkatan ekskresi dari betalanin.
c. Defisiensi folat dan vitamin B12 dengan defisiensi TMP.

4. Masalah klinik metabolisme pirimidin


a. Hasil akhir metabolisme pirimidin larut dalam air, tidak banyak kelainan
yang disebabkannya.
b. Kelainan autosomal resesif
1) Hereditary orotic aciduria
 Tipe I
 Tipe II
2) Gangguan pada mitokondria hati
Orotikasiduria sekunder karena ketidakmampuan mitokondri
memakai karbamoil fosfat (pada defisiensi ornitin trankarbamoilase)
overproduksi asam orotat.
2.7 Proses sintesis DNA dan RNA

1. Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Replikasi ini mempertahankan
molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru.
2. Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA
lama. Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing
mengandung satu rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil
sintesis.
3. Model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil
akhirnya diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA
lama dan baru. Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA
baru yang saling berselang-seling pada setiap untai.

Setelah berhasil membuat model struktur DNA, Watson dan Crick


memprediksi bahwa DNA bereplikasi dengan cara semikonservatif. Kemudian
pada tahun 1958, Matthew Meselson dan Franklin Stahl melakukan percobaan
untuk menguji ketiga alternatif hipotesis replikasi DNA tersebut dengan
menggunakan DNA bakteri Eschericia coli. Hasilnya ternyata mendukung model
replikasi semikonservatif yang telah diprediksi oleh Watson dan Crick.
Berikut ini merupakan animasi proses replikasi DNA :
Gambar 5. Animasi replikasi DNA

Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu


yang terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim
pembantu pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer.
Proses replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik
tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh
enzim helikase yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang
mampu membuka pilinan rantai DNA. Jika dianalogikan, dua rantai DNA heliks
ganda yang terpisah berbentuk seperti ritsleting terbuka. Setelah cukup ruang
terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan
mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut.
Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran
DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda. Setiap rantai DNA
yang “lama” akan berfungsi sebagai cetakan yang menentukan urutan nukleotida
di sepanjang rantai DNA komplementer baru yang bersesuaian dengan cara
mendeteksi basa komplemennya. Monomer DNA yang berupa nukleotida
ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase
bergeser. Setelah mendapatkan pasangan yang sesuai, nukleotida yang baru
tersebut disambung satu sama lain untuk membentuk tulang punggung gula-
fosfat rantai DNA yang baru. Jadi, setiap molekul DNA terdiri atas satu rantai
DNA “lama” dan satu rantai DNA “baru”. Setelah seluruh rantai benar-benar
terpisah, maka,terdapat dua molekul DNA yang sama persis dengan satu molekul
DNA induk.

Jenis RNA

RNA dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu RNA genetik dan
RNA non-genetik.

1. RNA genetik

RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai
pembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk
hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus. Dalam hal ini fungsi
RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam
mengatur aktivitas sel.

2. RNA non-genetik

RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik


sehingga RNA jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki
DNA. Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi
mRNA, tRNA, dan rRNA.
Tabel . Perbedaan DNA dan RNA

DNA (Deoxyribo RNA (Ribo Nukleat


Nukleat Acid) Acid)
Letak Dalam inti sel, Dalam inti sel,
mitokondria, kloroplas, sitoplasma dan ribosom.
senriol.
Bentuk Polinukleotida ganda yang Polinukleotida tunggal
terpilin panjang dan pendekl
Gula Deoxyribosa Ribosa
Basanya Golongan purin : adenine Golongan purin :
dan guanine adenine dan guanine

Golongan pirimidin : Golongan pirimidin :


cytosine dan timin cytosine dan urasil
Fungsi - mengontrol sifat - sintesis protein
yang menurun

- sintesis protein

- sintesis RNA
Kadarnya Tidak dipengaruhi sintesis Dipengaruhi sintesis
protein. protein.

Letak basa nitrogen dari Macam ARN :


kedua pita ADN saling
ARN duta
berhadapan dengan
pasangan yang tetap yaitu
ARN ribosom
Adenin selalu berpasangan
dengan Timin, Cytosin ARN transfer
dengan Guanin. Kedua
pita itu diikatkan oleh
ikatan hidrogen.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Purin dan pirimidin merupakan komponen utama RNA dan DNA. Purin
terdiri dari Adenin, guanin, hipoxantin, xantin. Di metabolisme menjadi asam urat
sedangkan pirimidin yaitu Sitosin, urasil, timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan
NH3. Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen
yang dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam-macam antara lain
atom C (6), atom N (1), atom C (2), atom N (3), atom C (4), atom C (5) dan atom
N (7).
Dan tahapan purin diawali dengan pembentukan molekul PRPP(5-phospho
ribosil pyro phosphate) dan slanjutnya membentuk senyawa 5-phosphoribosilamin
dari hasil PRPP dan membentuk senyawa GAR kemudian GAR membentuk reaksi
formilase yang dikatelisis oleh enzim kemudian senyawa formil glisin amid ribosil
5P sehingga terjadi penutup rantai, senyawa 5 amino-4-imidazole-karboksamid-
ribosil-5P akhir dari penutupan cicncin yang k-2.Sedangkn biosintesis pirimidin
memerlukan bahan pembentuk yang sama yaitu PRPP, glutamin, CO2, asam
aspartat dan FH4, adapun kelainan metabolisme purin yaitu gout, Sindrom Lesch-
nyhan dan Penyakit von gierke. Sedangkan pirimidin mempunyai kelainan
kekurangan enzim. Metabolisme pirimidin larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a. 2012. Replikasi di prokariota dan eukariota.

Benyamin.1993. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada :


Jakarta

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
1. Coba jelaskan manusia dapat mensistensis protein?
 DNA melakukan transkripsi (mencetak RNA-d) untuk membawa kode-
kode membentuk protein berdasarkan pada urutan basa nitrogennya.
 RNA-d melepaskan diri dari DNA dan membawa kode-kode genetik
(kodon) keluar dari nukleus menuju ke ribosom di dalam sitoplasma.
RNA-d bertindak sebagai cetakan (matriks). Di ribosom ini RNA-d
melekat pada RNA ribosom (RNA-r).
 RNA-t yang ada di dalam sitoplasma datang dengan membawa asam
amino yang selesai dengan kode-kode yang dibawa oleh RNA-d.
 RNA-t ini melekat (berpasangan) dengan RNA-d sesuai dengan
pasangan-pasangan basa nitrogennya (dengan tripel RNA-t).
 Asam-asam amino yang dibawa oleh RNA-t akan saling bergandengan
dan membentuk rangkaian rantai polipeptida sampai terbentuk protein
yang diharapkan di dalam ribosom.

2. Sebutkan dan jelaskan RNA yang berfungsi yang mencari bahan untuk
sintesa protein

RNA mempunyai tiga tipe berikut.

1) rRNA (ribosom RNA)

rRNA yaitu RNA yang terdapat dalam sitoplasma tepatnya di


ribosom dan berfungsi mengatur dalam proses sintesis protein. rRNA
dapat mencapai 80% dari jumlah RNA sel. Molekul rRNA berupa pita
tunggal tidak bercabang dan fleksibel.

2) mRNA (messenger RNA)

mRNA dibentuk dalam nukleus, merupakan RNA terbesar dan


terpanjang. mRNA berfungsi membawa kode genetik dari DNA ke
ribosom. mRNA sering disebut kodon karena urutan basa N
penyusunnya merupakan kode genetik untuk sintesis protein. mRNA
dicetak oleh DNA dalam inti, kemudian dikirim ke ribosom. Sintesis
mRNA dicetak oleh DNA saat diperlukan saja dan tidak terus-menerus
dicetak melainkan tergantung pada macam protein yang akan
disintesis dalam sitoplasma.

3) tRNA (transfer RNA)

tRNA merupakan RNA yang terdapat dalam sitoplasma dengan


rantai terpendek yang bertugas menerjemahkan kodon dari mRNA.
rRNA berfungsi mengangkut asam amino ke tempat sintesis protein,
yaitu ribosom melalui penerjemahan kode-kode yang dibawa mRNA.
DNA dan RNA memiliki komponen yang hampir sama tetapi
keduanya memiliki perbedaan struktur, fungsi, dan beberapa materi
penyusun. Perhatikan tabel berikut.

3. Sebutkan makanan yang mengandung purin

 Jeroan, seperti hati, ginjal, otak, dan organ dalam lainnya yang biasanya
ditemukan pada berbagai masakan.
 Daging, termasuk sapi, domba, dan babi serta konsumsi daging lain
dalam jumlah yang besar.
 Ikan teri, sarden, makarel (ikan kembung), haring, dan kerang.
 Kuah daging yang lebih kental.
 Bir.

4. Apa yang di maksud dengan hiperuresemia dengan cara kerja tubuh


suatu keadaan dimana konstentrasi monosodium berlebih dalam
kelarutannya. Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini
lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar
asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan selain itu karena perempuan
mempunyai hormon esterogen yang ikut membuang asam urat melalui urin

Anda mungkin juga menyukai