Anda di halaman 1dari 10

Alasan Mengapa Bisa Tumbuh Benjolan di

Payudara
Kebanyakan benjolan di payudara disebabkan oleh masalah yang tidak bersifat kanker. Meski
begitu benjolan di payudara adakalanya benar-benar merupakan gejala kanker payudara. Jadi,
bagaimana cara membedakan mana benjolan yang berbahaya dan mana yang tidak? Untuk
mengetahuinya, Anda perlu memahami apa penyebab benjolan di payudara.

Sebagai pengingat, apabila Anda menyadari adanya benjolan di payudara yang tidak jelas
penyebabnya, segeralah lakukan pemeriksaan medis agar bisa dipastikan penyebabnya. Beberapa
penyebab utama dari munculnya benjolan di payudara dan gejala-gejalanya akan dijelaskan di
bawah ini.

Penyebab Benjolan di Payudara yang Tidak Berbahaya (Jinak)

Ada sejumlah penyebab benjolan payudara yang berbeda. Kebanyakan benjolan payudara yang
jinak tidaklah berbahaya dan biasanya tidak membutuhkan perawatan intensif.

 Fibroadenosis

Penyakit payudara fibrosistik, dikenal juga sebagai fibroadenosis, merupakan istilah


untuk sekumpulan kondisi yang memengaruhi payudara. Gejala dari fibroadenosis
diantaranya adalah: Nyeri payudara (mastalgia atau mastodinia, pembesaran ukuran
payduara, serta pengerasan payudara (terutama persis sebelum atau selama menstruasi).

Fibroadenosis dapat berkembang pada salah satu atau kedua payudara, atau bisa juga
memengaruhi sebagian dari salah satu payudara. Gejala-gejalanya juga bisa berbeda pada
setiap wanita. Beberapa merasa tidak terlalu terganggu dengan gejalanya, sedangkan
yang lain merasa sangat terganggu. Gejala nyeri dan pengerasan payudara biasanya akan
menghilang setelah beres menstruasi.

Penyebab fibroadenosis tidak sepenuhnya diketahui. Namun, ada kemungkinan itu


diakibatkan oleh gangguan respon jaringan payudara terhadap perubahan yang terjadi
selama siklus menstruasi.

 Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah benjolan lembut berbentuk bulat padat pada jaringan yang kadang-
kadang terbentuk di luar salurang ASI. Ini seringkali dialami oleh wanita berusia muda.

Kadang-kadang benjolan ini digambarkan sebagai “tikus” di payudara karena dapat


dengan mudah bergerak di dalam payudara.
Fibroadenoma bisa menghilang sendiri, tetapi ada juga yang tetap dan bahkan tumbuh
membesar, terutama selama masa kehamilan. Biasanya benjolan ini tidak menghilang
meskipun sudah selesai menstruasi.

Tidak jelas apa penyebab fibroadenoma, tetapi diperkirakan mereka mungkin terjadi
karena respon abnormal terhadap hormon estrogen. Hal ini karena fibroadenoma
umumnya dialami oleh wanita yang belum menopause dan wanita paska-menopause yang
menjalani terapi penggantian hormon.

 Kista Payudara

Kista payudara merupakan kantong berisi cairan yang bisa tumbuh dalam jaringan
payudara dan menimbulkan benjolan halus dan tidak bisa digerakkan. Benjolan kista
lebih sering dialami oleh wanita berusia 30 sampai 60 tahun.

Kista punya ukuran yang bervariasi. Beberapa berukuran kecil, sementara yang lain bisa
tumbuh sampai cukup besar. Kista bisa tumbuh satu saja atau sekumpulan di salah satu
maupun kedua payudara.

Kista seringkali tidak menimbulkan gejala lain, meskipun beberapa wanita ada yang
merasakan nyeri di payudaranya.

Sama seperti fibroadenoma, dicurigai hormon lah yang menyebabkan pembentukan kista
payudara karena kondisi ini umumnya dialami oleh wanita yang belum menopause dan
paska-menopause yang menjalani terapi penggantian hormon.

 Abses Payudara

Ini adalah sekumpulan nanah yang membentuk di dalam payudara dan biasanya
menyakitkan. Selain benjolan yang menyakitkan, gejala abses payudara dapat mencakup
suhu tinggi (demam) dan peradangan (kemerahan dan bengkak) pada kulit diatas nanah.

Kebanyakan abses payudara disebabkan oleh infeksi bakteri. Biasanya bakteri masuk ke
payudara melalui celah kecil di kulit atau masuk melalui kulit di puting, dan seringnya
terjadi selama menyusui.

 Penyebab-Penyebab Lain

Beberapa penyebab lain diantaranya ialah: Mastitis—menyebabkan jaringan payudara


jadi nyeri dan meradang; Nekrosis lemak—benjolan keras tidak beraturan yang sering
disebabkan oleh cedera pada payudara, misalnya setelah operasi di bagian payudara;
Lipoma—penggumpalan lemak yang menimbulkan benjolan; dan Papiloma intraduktal
—benjolan seperti kutil di saluran ASI, yang bisa menyebabkan keluarnya cairan dari
puting.

Penyebab Benjolan di Payudara yang Bersifat Kanker


Meskipun sebagian besar benjolan di payudara bukanlah tanda kanker dan tidak berbahaya,
namun tetap ada kemungkinan benjolan yang Anda alami ternyata benar-benar tanda kanker
payudara. Untuk itu, perhatikanlah karakteristik benjolan tersebut. Benjolan di payudara yang
bersifat kanker biasanya:

 Bisa terlihat dengan jelas

 Terasa keras bila diraba

 Tidak bergerak dan tidak bisa digerakkan

 Tetap ada meskipun periode menstruasi sudah selesai

 Muncul setelah menopause

Kanker payudara juga biasanya menyebabkan gejala lainnya, misalnya keluarnya cairan dari
puting, perubahan tekstur pada kulit payudara, dan perubahan pada puting (misalnya menjadi
cekung ke dalam).

Risiko kanker payudara meningkat seraya usia bertambah, dan yang paling berisiko terkena ialah
wanita maupun pria di atas usia 50 tahun. Apabila Anda punya riwayat anggota keluarga yang
juga mengalami kanker, maka Anda lebih berisiko mengalami kanker juga.

Yang pasti, sangatlah penting untuk selalu memerhatikan bagaimana kondisi payudara Anda.
Dengan begitu, perubahan apapun yang mencurigakan bisa dengan cepat disadari. Apabila Anda
melihat atau merasa adanya benjolan di payudara, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter
agar bisa memastikan apa penyebab benjolan di payudara tersebut.

Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut seputar ciri-ciri kanker payudara, silakan baca informasi
selengkapnya di artikel berikut: Apa 7 Ciri-Ciri Kanker Payudara yang Paling Mudah Dikenali?

Herbal Terbaik untuk Mengatasi Benjolan di Payudara

Jika Anda khawatir dengan benjolan di payudara dan ingin mengatasinya menggunakan herbal,
maka pilihan yang tepat ialah Sarang Semut. Hasil penelitian meodern mendapati bahwa
tanaman ini mengandung senyawa aktif penting seperti flavonoid, tokoferol, fenolik, dan kaya
akan berbagai mineral yang berguna sebagai anti-oksidan dan anti-kanker.

Semua kandungannya tersebut bukan hanya menjadikan Sarang Semut sebagai obat untuk
benjolan kanker atau tumor, tetapi juga ampuh dalam mengatasi berbagai benjolan abnormal
lainnya.

Mengapa bisa begitu? Diduga kuat mekanisme penyembuhan benjolan abnormal non-kanker
sebenarnya serupa dengan kasus tumor dan kanker, yaitu dengan mengandalkan kemampuan
kandungan flavonoid dalam Sarang Semut.
Bahkan, rata-rata pengguna Sarang Semut sudah bisa merasakan perubahan positif, seperti
benjolan yang semakin mengecil, sejak konsumsi rutin selama 1-2 bulan pertama.

Bila ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang herbal ini, silakan kunjungi artikel: Sarang
Semut Terbukti Tumpas Kanker, Tumor, Benjolan Abnormal dengan Cepat. Kami berharap
herbal ini dapat secara efektif dimanfaatkan dalam upaya Anda untuk mengatasi benjolan di
payudara.

5 Jenis Benjolan Payudara yang Bukan


Kanker
Menemukan benjolan di payudara bisa jadi mimpi buruk bagi semua orang khususnya wanita.
Tetapi sebelum cepat-cepat mengambil keputusan, Anda harus mengetahui bahwa tidak semua
benjolan payudara merupakan tanda Anda mengalami kanker payudara. Beberapa benjolan pada
payudara juga bisa berupa tumor jinak yang cenderung tidak berbahaya.

Saat melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan menemukan benjolan, perhatikan
beberapa ciri benjolan pada kelainan payudara dibawah ini:

1. Kelainan fibrokistik
Kebanyakan benjolan payudara merupakan fibrosis atau kista yang merupakan perubahan
abnormal pada jaringan payudara dan tidak bersifat ganas atau non kanker. Perubahan ini biasa
disebut perubahan payudara fibrokistik dan biasanya terdeteksi karena adanya benjolan pada
payudara, rasa sakit, atau bahkan bengkak pada payudara. Keadaan dan gejala ini biasanya
semakin memburuk seiring dengan dimulainya periode menstruasi wanita.

Benjolan yang terasa di payudara mungkin lebih dari satu dan terkadang dari puting akan keluar
sedikit cairan berwarna keruh. Keadaan ini cenderung umum dialami oleh wanita usia produktif
dan dapat terjadi di salah satu payudara atau di kedua payudara.

2. Fibrosis
Jaringan ini hampir mirip dengan jaringan luka. Jika diraba, fibrosis pada payudara akan terasa
kenyal, padat, dan keras. Kelainan ini tidak akan menyebabkan atau berkembang menjadi kanker
payudara. Penelitian terkait meningkatnya risiko kanker payudara pada mereka yang menderita
kelainan fibrokistik menghasilkan kesimpulan yang beragam. Ada yang mengatakan bahwa jika
memiliki kelainan fibrokistik maka risiko kanker payudara di kemudian hari akan meningkat,
namun ada juga yang menyatakan bahwa memiliki kelainan fibrokistik tidak akan meningkatkan
risiko kanker payudara.

3. Kista
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Adanya kista biasanya baru terdeteksi ketika ukurannya
sudah membesar atau disebut (kista makro) di mana ukurannya mencapai 2,5-5 cm. Pada tahap
ini Anda sudah dapat merasakan adanya benjolan pada payudara. Kista cenderung membesar dan
menjadi lunak ketika mendekati masa menstruasi. Benjolan kista biasanya berbentuk bulat atau
lonjong dan mudah digerakkan atau berpindah-pindah ketika disentuh, seperti menyentuh
kelereng. Tetapi benjolan kista dan benjolan solid lainnya susah untuk dibedakan.

Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat apakah benjolan benar-
benar kista. Sama seperti fibrosis, kista juga tidak meningkatkan risiko Anda terhadap kanker
payudara.

4. Fibroadenoma
Merupakan salah satu jenis tumor jinak yang paling sering dialami wanita. Ciri-cirinya adalah
bisa digerakkan atau berpindah-pindah tempat, Jika ditekan, benjolannya akan terasa padat atau
solid, berbentuk bulat atau oval, serta kenyal. Biasanya benjolan payudara ini juga tidak
menimbulkan rasa sakit ketika ditekan. Fibroadenoma biasa dialami oleh mereka yang berusia
20-30 tahun dan ras Afrika-Amerika cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami
fibroadenoma di kemudian hari. Selain itu, benjolan fibroadenoma biasanya juga cenderung
memerlukan waktu lama untuk bertambah besar tetapi bukan tidak mungkin ukurannya akan
menjadi sangat besar (atau disebut dengan giant fibroadenoma).

Fibroadenoma tidak akan berkembang menjadi kanker, dan sama seperti fibrosis serta kista,
penelitian terkait apakah fibroadenoma dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara di
kemudian hari masih belum memberikan jawaban pasti.

5. Intraductal papilloma
Merupakan suatu tumor jinak, non kanker, yang terbentuk pada kelenjar susu. Biasanya
intraductal papilloma teraba berupa satu benjolan cukup besar yang terletak dekat dengan puting,
atau bisa juga berbentuk beberapa benjolan kecil yang terletak jauh dari puting. Ukuran dari
benjolan tumor ini berkisar antara 1-2 cm, bisa lebih besar atau bahkan lebih kecil tergantung
dari dimana benjolan tersebut tumbuh. Terbentuk dari kelenjar, sel fibrous, dan pembuluh darah,
intraductal papilloma lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 35 sampai 55 tahun.

Jika intraductal papilloma terdiri hanya dari satu benjolan saja dan berada dekat dengan puting,
kondisi ini biasanya tidak diasosiasikan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Tetapi
multiple papillomas alias tumor yang lebih dari satu dan tersebar di payudara jauh dari puting,
dapat membuat risiko Anda untuk menderita kanker payudara di kemudian hari sedikit
meningkat. Ini karena multiple papillomas sering dikaitkan dengan suatu keadaan pre-kanker
yang disebut atypical hyperplasia.

Bagaimana mengetahui apakah benjolan payudara saya


kanker atau bukan?
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa biasanya benjolan payudara yang jinak
dan tidak berbahaya memiliki beberapa karakteristik berikut:

 cenderung mudah digerakkan atau bergeser jika disentuh

 memiliki batas yang jelas

 berbentuk oval atau bulat (biasanya terasa seperti kelereng)

 aktivitasnya cenderung mengikuti siklus menstruasi

 bisa terasa sakit atau tidak sama sekali

 pertumbuhannya lambat

Untuk diagnosis yang lebih jelas, tentu Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Pemeriksaan lanjutan (seperti USG dan mammografi) mungkin dibutuhkan dan akan
memberikan hasil yang lebih akurat terkait benjolan di payudara Anda.

Mengenali Benjolan Ciri Kanker Payudara

Penyakit kanker memang merupakan salah satu penyebab kematian di seluruh dunia. Sebanyak
8,2 juta orang di dunia pada tahun 2012 meninggal karena kanker. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2013 juga menunjukkan bahwa jumlah kasus penderita kanker pada
semua umur di Indonesia sebesar 1,4 persen. Jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap rumah
sakit di Indonesia adalah kanker payudara, dengan estimasi jumlah penderita kanker payudara
terbesar berada di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Penyebab kanker payudara


 Empat puluh persen dari kematian akibat kanker secara umum sama, yakni berkaitan dengan
faktor risiko perilaku dan pola makan, seperti; merokok, indeks massa tubuh yang tinggi (berat
badan berlebih), dan konsumsi alkohol yang berlebihan.

 Faktor risiko kanker lainnya, terjadi akibat paparan bahan pemicu terjadinya kanker (karsinogen),
seperti sinar ultraviolet, radiasi ion, makanan yang terkontaminasi dan serat (asbes) serta infeksi
dari virus, bakteri, dan parasit.

 Seorang spesialis bedah onkologi, dr. Sonar Sonny Panigoro juga mengatakan beberapa faktor
internal yang mampu meningkatkan risiko seorang perempuan terinfeksi kanker payudara,
antara lain:

o Riwayat keluarga dekat yang menderita kanker payudara,


o Tak punya anak,

o Haid pertama di umur 10 tahun atau bahkan kurang,

o Henti haid pada usia 55 tahun atau bahkan lebih,

o Riwayat radiasi di daerah dada dan

o Penggunaan obat hormonal pada jangka waktu yang lama di luar usia produktif.

BACA JUGA: Benarkah Kanker Payudara Akibat Keturunan?

Benjolan kanker payudara sebagai ciri utama


Gejala kanker payudara yang paling mudah untuk dideteksi adalah adanya benjolan pada daerah
sekitar payudara. Sayangnya, tak hanya kanker yang menjadi satu-satunya kelainan pada
payudara yang dapat dideteksi dengan ada tidaknya benjolan.

Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh seorang spesialis onkologi, Dr. Martha Roida
Manurung, bahwa 9 dari 10 benjolan di payudara bukanlah kanker. Ia bahkan mengatakan bahwa
keberadaan benjolan tersebut bisa jadi hanya akibat pengaruh hormon semata.

Lalu, apa ciri benjolan kanker payudara?

 Benjolan kanker payudara akan semakin keras dengan batas tidak jelas

 Hanya ada di salah satu payudara

 Permukaannya tidak rata

 Pada stadium lanjut mulai tampak adanya kelainan pada kulit payudara (seperti kulit jeruk atau
kulit menjadi kemerahan). Terkadang mencekung seperti lesung pipi karena tertarik oleh
benjolan

 Bila benjolan dekat dengan puting susu, akan terlihat bahwa puting susu tertarik dan agak susah
digerakkan (lengket)

 Sering kali tanpa disertai rasa nyeri

 Menetap 8 hingga 10 hari usai menstruasi

BACA JUGA: 4 Gejala Kanker Payudara yang Paling Sering Terjadi

Mendeteksi benjolan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri


(SADARI)
Kanker payudara dapat disembuhkan dengan baik bila dideteksi lebih awal, hingga akhirnya
pengobatan pun dapat diberikan lebih cepat. Namun masih banyak penderita yang baru
memeriksakan diri saat stadium telah lanjut. Hal ini sering kali dikarenakan tidak adanya keluhan
lain sama sekali.

Salah satu cara yang mudah, terjangkau, bahkan dapat dilakukan oleh diri sendiri adalah dengan
Pemeriksaan Payudara Sendiri atau yang kita kenal dengan SADARI, secara berkala minimal
satu bulan sekali.

BACA JUGA: Kenapa Kanker Payudara Bisa Kambuh Lagi?

Bagaimana cara melakukan SADARI?

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memeriksa payudara sendiri adalah:

1. Melakukan pemeriksaan payudara di depan cermin, dengan memperhatikan ciri-ciri benjolan


seperti yang telah diuraikan di atas.

2. Memijat payudara dengan lembut dari arah tepi ke puting. Hal ini dilakukan sambil
memperhatikan ada tidaknya cairan yang keluar jika Anda tidak sedang menyusui.

3. Meraba payudara satu persatu dengan 3 atau 4 jari yang saling dirapatkan dengan gerakan
memutar dari tepi ke puting.

Bila tidak dijumpai adanya benjolan pada payudara pun, masih ada
kemungkinan Anda mengidap kanker payudara stadium awal. Kondisi ini dapat dideteksi
dengana adanya cairan pada puting susu yang tampak jernih, sedikit kekuningan, atau bahkan
merah. Bila Anda menemui hal-hal di atas, segera konsultasikan pada dokter!

Bagikan artikel ini:

Payudara Besar Sebelah, Apakah Ini


Normal?

Ukuran payudara besar sebelah adalah kekhawatiran umum yang menyelimuti banyak
perempuan, termasuk remaja dan wanita dewasa. Yang tidak banyak orang tahu, sepasang
payudara tidak harus selalu berukuran sama persis seperti yang Anda pikirkan selama ini.

Payudara besar sebelah, atau dikenal dengan payudara asimetris, adalah kondisi ketika sepasang
payudara wanita memiliki perbedaan dalam ukuran, juga bentuk, posisi, atau volume kedua
payudara. Pada umumnya, payudara asimetris akan tampak lebih menonjol perbedaannya selama
masa puber dan pada akhirnya dapat menyeimbangkan kedua ukuran dengan sendirinya. Namun,
hingga 25 persen wanita melaporkan perbedaan ukuran dua payudara tersebut terus menetap
sepanjang hidupnya.

Lebih dari setengah dari populasi wanita di dunia memiliki sepasang payudara yang besar
sebelah. Biasanya, payudara kiri akan lebih besar — hingga 20 persen — daripada sisi kanan.
Hanya sedikit wanita yang memiliki payudara simetris dengan dua ukuran yang sama persis.

Kenapa payudara bisa besar sebelah?


Setiap diskusi tentang ukuran atau bentuk payudara wanita memerlukan beberapa pemahaman
dasar tentang anatomi payudara itu sendiri. Payudara adalah kelenjar lemak yang terletak di
bagian depan dinding dada. Berat rata-rata satu payudara bisa mencapai 200-300 gram, dan pada
dasarnya terbentuk dari 12 hingga 20 lobus yang tersebar dari puting, layaknya jari-jari kerangka
roda sepeda. Lobus-lobus ini berbentuk segitiga yang masing-masingnya memiliki satu saluran
sentral yang berujung di puting, sebagai tempat di mana ASI mengalir keluar.

Jaringan payudara Anda berubah sesuai dengan siklus payudara Anda. Misalnya, Anda mungkin
sering memperhatikan bahwa payudara Anda terasa lebih penuh dan kencang, juga lebih sensitif,
ketika Anda sedang dalam masa ovulasi. Nyatanya, payudara memang dapat membesar akibat
penyimpanan air dan tambahan sirkulasi darah ke payudara. Akan tetapi, hal ini juga terjadi saat
kedua payudara berada di ukuran yang sama. Satu studi menemukan bahwa payudara akan
tampak paling tidak asimetris pada hari pertama ovulasi. Selama periode menstruasi, payudara
akan kembali mengempis.

Alasan mengapa ukuran dua payudara bisa lebih besar sebelah tidak diketahui secara pasti,
namun faktor penentu yang paling mungkin termasuk perubahan hormon estrogen atau cedera
traumatik.

Perlukah memeriksakan payudara besar sebelah ke dokter?


Jika perbedaan kedua payudara tampak sangat signifikan, hingga dua cup lebih besar atau dua
kali lipat lebih besar daripada sisi yang lain, hal ini dapat menyebabkan beberapa gangguan
psikologis, terutama selama masa remaja, saat tubuh dan jiwa seorang wanita muda telah
mengalami begitu banyak perubahan dengan sangat cepat. Kondisi medis sangat langka ini
disebut dengan juvenil hipertrofi (JHB), di mana salah satu payudara tumbuh membesar luar
biasa dibanding dengan sisi lainnya.

Dalam kasus di mana payudara asimetris menyebabkan beban fisik dan psikologis berat sehingga
dokter menyarankan operasi, bicarakan terlebih dulu dengan spesialis bedah plastik payudara
untuk menjalankan prosedur pengurangan massa payudara, alias breast reduction surgery,
daripada menggunakan implan. Studi menemukan bahwa wanita pemilik payudara besar sebelah
yang menjalani prosedur pengurangan melaporkan kepuasan yang lebih dibandingkan mereka
yang memilih implan.
Umumnya, sedikit perbedaan dalam payudara di hari-hari normal tidak memerlukan perhatian
khusus. Cukup pastikan Anda memilih bra dengan cup yang pas dengan sisi payudara Anda yang
lebih besar, dan Anda bisa menyiasati ‘kekosongan’ di sisi lainnya dengan bantuan bantalan bra
untuk memenuhi cup bra tersebut.

Kapan payudara besar sebelah jadi faktor risiko kanker


payudara?
Jika perubahan ukuran payudara terjadi secara tiba-tiba dan tampak sangat jelas, konsultasikan
dengan dokter. Perubahan mendadak pada bentuk dan ukuran payudara bisa menjadi pertanda
infeksi, benjolan, kista, atau bahkan kanker.

Kadang, perkembangan tumor fibroid non-kanker yang tidak Anda sadari juga dapat
menyebabkan ukuran payudara besar sebelah. Penyebab lainnya yang mungkin mendasari
perbedaan ini termasuk skoliosis (pelengkungan tulang belakang), dan cacat pada dinding dada.

Penelitian dari Inggris, dikutip dari WebMD, menunjukkan bahwa perbedaan besar dalam ukuran
merupakan faktor risiko independen dari kanker payudara — terutama pada wanita yang berisiko
tinggi terhadap penyakit ini. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Breast Cancer Research
ini melaporkan bahwa setiap kenaikan 95 gram pada payudara asimetris, diamati dengan
mammografi, diprediksi meningkatkan peluang risiko kanker payudara hingga 50 persen.

Namun, yang perlu dipahami adalah, bahkan jika temuan-temuan medis menunjukkan adanya
hubungan kuat antara payudara besar sebelah dengan kanker payudara, karakteristik ini hanya
satu di antara sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi risiko Anda terhadap kanker
payudara (riwayat keluarga, usia, riwayat reproduktif, dan lainnya).

Cara terbaik untuk periksa payudara sendiri adalah saat Anda sedang mandi untuk lebih
memudahkan Anda memperhatikan perubahan sekecil apapun dari kondisi lembap dan licin
tangan yang basah. Jika Anda memiliki payudara besar sebelah sejak dulu, tak perlu khawati.
Namun jika perubahan ukuran ini terjadi tiba-tiba, atau jika Anda menyadari suatu perubahan
pada payudara, sekecil apapun, konsultasikan dengan dokter. Pemeriksaan payudara mandiri
tidak akan mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara, tetapi penting untuk bisa
mendeteksi perubahan payudara sedini mungkin dan menghindari menunda konsultasi dengan
dokter.

Anda mungkin juga menyukai