Anda di halaman 1dari 11

FUNGSI KOMPLEKS

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Fungsi Kompleks

yang dibina oleh Bapak Drs. Sukoriyanto, M. Si.

oleh

AMANATA AL FITHRI 160311600233


ARUM VICTORIA PUTRI 160311604708
DEWI ANITA SARI 160311601647
ENDANG WAHYU NINGSIH 160311600213
MEYTIKA ISLAMI W. 140312602792
NURUL LIYA SARI 160311604670

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

Februari 2018
33. EKSPONEN KOMPLEKS

Ketika 𝑧 ≠ 0 dan eksponen c adalah setiap bilangan kompleks, fungsi 𝑧 𝑐 didefinisikan dengan
persamaan

(1) 𝑧 𝑐 = 𝑒 𝑐 log 𝑧

Dimana log 𝑧 menunjukkan fungsi logaritma ganda. Persamaan (1) menunjukkan definisi yang
konsisten dari 𝑐 𝑧 yang berarti bahwa itu sudah valid (lihat bagian. 32) ketika 𝑐 = 𝑛(𝑛 =
0, ±1, ±2, . . . ) dan 𝑐 = 1/𝑛 (𝑛 = ±1, ±2, . . . ). definisi (1) adalah, sebenarnya, disarankan
oleh beberapa pilihan tertentu dari c.

CONTOH 1 Nilai dari z adalah, secara umum, beberapa nilai, seperti yang digambarkan oleh

𝑖 −2𝑖 = exp(−2𝑖 𝑙𝑜𝑔 𝑖)

dan kemudian

𝜋 1
log 𝑖 = ln 1 + 𝑖 ( + 2𝑛𝜋) = (2𝑛 + ) 𝜋𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . . )
2 2

Ini menunjukkan bahwa

(2) 𝑖 −2𝑖 = exp[(4𝑛 + 1)𝜋] (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . . )

Catat bahwa nilai dari 𝑖 −2𝑖 adalah semua bilangan riil

1
Sejak fungsi eksponensial memiliki rumus = 𝑒 −𝑧 (bagian 29), salah satunya dapat
𝑒𝑧

kita lihat bahwa

1 1
= = exp(−𝑐 log 𝑧) = 𝑧 −𝑐
𝑧 𝑐 𝑒𝑥𝑝(𝑐 log 𝑧)

1
Dan, dalam pengecualian, bahwa 𝑖 2𝑖 = 𝑖 −2𝑖 sesuai pernyataan (2), kemudian

1
(3) = 𝑒𝑥𝑝[(4𝑛 + 1)𝜋] (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . )
𝑖 2𝑖

Jika 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 dan 𝛼 adalah setiap bilangan riil, bentuk lainnya

log 𝑧 = ln 𝑟 + 𝑖𝜃 (𝑟 > 0, 𝛼 < 𝜃 < 𝛼 + 2𝜋)


Dari fungsi logaritma yang bernilai tunggal dan indikasi daerah asal (bagian 31). Ketika
bentuk lain tersebut digunakan, itu menjadi fungsi 𝑧 𝑐 = exp(𝑐 log 𝑧) adalah bernilai tunggal
dan analisa di daerah asal yang sama. Turunan dari bentuk lain tersebut dari 𝑧 𝑐 ditemukan
dengan menggunakan aturan rantai pertama yang ditulis

𝑑 𝑐 𝑑 𝑐
𝑧 = exp(𝑐 log 𝑧) = exp(𝑐 log 𝑧)
𝑑𝑧 𝑑𝑧 𝑧

Dan mengingat kembali (bagian 30) identitas 𝑧 = exp(log 𝑧). Yang menghasilkan

𝑑 𝑐 exp(𝑐 log 𝑧)
𝑧 =𝑐 = 𝑐 exp[(𝑐 − 1) log 𝑧)
𝑑𝑧 exp(log 𝑧)

Atau

𝑑
(4) 𝑧 𝑐 = 𝑐𝑧 𝑐−1 (|𝑧| > 0, 𝛼 < arg 𝑧 < 𝛼 + 2𝜋)
𝑑𝑧

Nilai pokok dari 𝑧 𝑐 terjadi ketika log 𝑧 tergantikan oleh Log z di definisi (1)

(5) P. V. 𝑧 𝑐 = 𝑒 𝑐 log 𝑧

Persamaan (5) juga mendefinisikan bentuk pokok lain dari fungsi 𝑧 𝑐 pada domain |𝑧| >
0, −𝜋 < 𝐴𝑟𝑔 𝑧 < 𝜋

CONTOH 2 Nilai pokok dari (−𝑖)𝑖 adalah

𝜋 𝜋
𝑒𝑥𝑝[𝑖 𝐿𝑜𝑔 (−𝑖)] = 𝑒𝑥𝑝 [𝑖 (ln 1 − 𝑖 )] = exp
2 2

Artinya

𝜋
(6) P. V. (−𝑖)𝑖 = exp 2

2
CONTOH 3 Bentuk pokok lainnya dari 𝑧 3 dapat ditulis

2 2 2 3 2Θ
𝑒𝑥𝑝 ( Log z) = exp ( ln 𝑟 + 𝑖Θ) = √𝑟 2 exp (𝑖 )
3 3 3 3

Jadi

2
3 2Θ 3 2Θ
(7) P. V. 𝑧 3 = √𝑟 2 cos 3
+ 𝑖 √𝑟 2 sin 3
Fungsi ini menganalisa pada daerah asal 𝑟 > 0, −𝜋 < Θ < 𝜋, kita dapat melihatnya secara utuh
di Bagian 23.

Sedangkan hukum eksponen yang umum digunakan dalam kalkulus sering terbawa ke
analisis komplek, ada pengecualian bila ada bilangan tertentu yang terlibat.

CONTOH 4 Misalkan bilangan kompleks bukan nol

𝑧1 = 1 + 𝑖, 𝑧2 = 1 − 𝑖, dan 𝑧3 = −1 − 𝑖

Ketika nilai utama dari pangkat digunakan

(𝑧1 𝑧2 )𝑖 = 2𝑖 = 𝑒 𝑖 𝐿𝑜𝑔 2 = 𝑒 𝑖(ln 2+𝑖0) = 𝑒 𝑖 ln 2

dan

𝜋 𝜋 ln 2
𝑧1 𝑖 = 𝑒 𝑖𝐿𝑜𝑔(1+𝑖) = 𝑒 𝑖(ln √2+𝑖 4 ) = 𝑒 − 4 𝑒 𝑖( )
2 ,

𝜋 𝜋 ln 2
𝑖( )
𝑖
𝑧2 = 𝑒 𝑖𝐿𝑜𝑔(1−𝑖)
= 𝑒 𝑖(ln √2−𝑖 4 ) = 𝑒4 𝑒 2

maka

(8) (𝑧1 𝑧2 )𝑖 = 𝑧1 𝑖 𝑧2 𝑖 ,

Seperti yang diharapkan.

Di sisi lain, masih dilanjutkan menggunakan nilai pokok, kita perhatikan bahwa

(𝑧2 𝑧3 )𝑖 = (−2)𝑖 = 𝑒 𝑖 𝐿𝑜𝑔 (−2) = 𝑒 𝑖(ln 2+𝑖𝜋) = 𝑒 −𝜋 𝑒 𝑖 ln 2

dan

3𝜋 3𝜋 ln 2
𝑖( )
𝑧3 𝑖 = 𝑒 𝑖𝐿𝑜𝑔(−1−𝑖) = 𝑒 𝑖(ln √2−𝑖 4 ) = 𝑒 4 𝑒 2

Oleh karena itu,

𝜋 ln 2 3𝜋 ln 2
𝑖( ) 𝑖( )
(𝑧2 𝑧3 )𝑖 = [𝑒 4 𝑒 2 ] [𝑒 4 𝑒 2 ] 𝑒 −2𝜋

atau

(9) (𝑧2 𝑧3 )𝑖 = 𝑧2 𝑖 𝑧3 𝑖 𝑒 −2𝜋


Menurut definisi (1), fungsi eksponensial dengan basis c, dimana c adalah setiap
bilangan kompleks bukan nol yang konstan, dituliskan

(10) 𝑐 𝑧 = 𝑒 𝑧 log 𝑐

Catat bahwa meskipun 𝑒 𝑧 adalah general, hasil perkalian menurut definisi (10), interpretasi
biasa dari 𝑒 𝑧 terjadi ketika nilai pokok dari logaritma digunakan. Ini karena nilai utama dari
log 𝑒 adalah tunggal.

Ketika nilai dari log 𝑒 ditentukan, 𝑐 𝑧 adalah fungsi seluruh dan 𝑧. Faktanya,

𝑑 𝑧 𝑑 𝑧 log 𝑐
𝑐 = 𝑒 = 𝑒 𝑧 log 𝑐 log 𝑐
𝑑𝑧 𝑑𝑧

dan ini ditunjukkan bahwa

𝑑
(11) 𝑐 𝑧 = 𝑐 𝑧 log 𝑐
𝑑𝑧

34. FUNGSI TROGONOMETRI

Formula Euler (Bagian 6) menjelaskan bahwa

𝑒 𝑖𝑥 = cos 𝑥 + 𝑖 sin 𝑥 dan 𝑒 −𝑖𝑥 = cos 𝑥 − 𝑖 sin 𝑥

Untuk setiap bilangan real 𝑥. Karena

𝑒 𝑖𝑥 − 𝑒 −𝑖𝑥 = 2𝑖 sin 𝑥 dan 𝑒 𝑖𝑥 + 𝑒 −𝑖𝑥 = 2 cos 𝑥.

Bahwa,

𝑒 𝑖𝑥 −𝑒 −𝑖𝑥 𝑒 𝑖𝑥 +𝑒 −𝑖𝑥
sin 𝑥 = dan cos 𝑥 =
2𝑖 2

Ini bagaimanapun, untuk mendefinisikan fungsi sinus dan cosinus dari suatu variabel
kompleks 𝑧 mengikuti:

𝑒 𝑖𝑧 −𝑒 −𝑖𝑧 𝑒 𝑖𝑧 +𝑒 −𝑖𝑧
(1) sin 𝑧 = dan cos 𝑧 =
2𝑖 2

Fungsi ini utuh karena kombinasi linier (Latihan 3, Bagian 25) dari seluruh fungsi 𝑒 𝑖𝑧 dan
𝑒 −𝑖𝑧 .

Mengetahui derivatifnya,
𝑑 𝑑
𝑒 𝑖𝑧 = 𝑖𝑒 𝑖𝑧 dan 𝑑𝑧 𝑒 −𝑖𝑧 = −𝑖𝑒 −𝑖𝑧
𝑑𝑧

Dari fungsi eksponensial tersebut, kita temukan dari persamaan (1) bahwa
𝑑 𝑑
(2) sin 𝑧 = cos 𝑧 dan 𝑑𝑧 cos 𝑧 = − sin 𝑧
𝑑𝑧

Ini mudah dilihat dari definisi (1) bahwa fungsi sinus dan kosinus tetap ada ganjil dan
genap, berturut-turut:

(3) sin(−𝑧) = −sin 𝑧, cos(−𝑧) = cos 𝑧,


Juga,
(4) 𝑒 𝑖𝑧 = cos 𝑧 + 𝑖 sin 𝑧

Hal ini tentu, formula Euler (Bagian 6) ketika 𝑧 adalah bilangan real.

Berbagai identitas terbawa dari trigonometri. Misalnya (lihat Latihan 2 dan 3),

(5) sin(𝑧1 + 𝑧2 ) = sin 𝑧1 cos 𝑧2 + cos 𝑧1 sin 𝑧2 ,


(6) cos(𝑧1 + 𝑧2 ) = cos 𝑧1 cos 𝑧2 − sin 𝑧1 sin 𝑧2 ,

Dari sini, dengan mudah mengikuti bahwa

(7) sin 2𝑧 = 2 sin 𝑧 cos 𝑧, cos 2𝑧 = 𝑐𝑜𝑠 2 𝑧 − 𝑠𝑖𝑛2 𝑧,


𝜋 𝜋
(8) sin (𝑧 + 2 ) = cos 𝑧, sin (𝑧 − 2 ) = − cos 𝑧,

dan [Latihan 4(a)]

(9) 𝑠𝑖𝑛2 𝑧 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑧 = 1.

Karakter periodik dari sin 𝑥 dan cos 𝑧 juga terbukti:

(10) 𝑠𝑖𝑛(𝑧 + 2𝜋) = sin 𝑧, 𝑠𝑖𝑛(𝑧 + 2𝜋) = − sin 𝑧,


(11) 𝑐𝑜𝑠(𝑧 + 2𝜋) = cos 𝑧, cos(𝑧 + 2𝜋) = − cos 𝑧.

Ketika 𝑦 adalah suatu bilangan real, definisi (1) dan fungsi hiperbolik

𝑒 𝑦 − 𝑒 −𝑦 𝑒 𝑦 + 𝑒 −𝑦
sinh 𝑦 = 𝑑𝑎𝑛 cosh 𝑦 =
2 2

dengan menggunakan aturan kalkulus, maka dapat dituliskan sebagai

(12) sin(𝑖𝑦) = 𝑖 sinh 𝑦 𝑑𝑎𝑛 cos 𝑖𝑦 = cosh 𝑦.


Dan pula, komponen real dan imaginer dari sin 𝑧 dan cos 𝑧 dapat ditampilkan dengan bentuk
dari fungsi hiperbolik:

(13) sin 𝑧 = sin 𝑥 cosh 𝑦 + 𝑖 𝑐𝑖𝑠 𝑥 sinh 𝑦 ,


(14) cos 𝑧 = cos 𝑥 cosh 𝑦 − 𝑖 sin 𝑥 sinh 𝑦,

Dimana 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦. Untuk memuat persamaan (13) dan (14), akan dituliskan

𝑧1 = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑧2 = 𝑖𝑦

pada persamaan identitas (5) dan (6) dan kemudian lihat ke relasi (12). Amati bahwa
diperoleh ekspresi (13), relasi (14) juga mengikuti bentuk fakta (pada section 21) bahwa jika
turunan dari suatu fungsi

𝑓(𝑧) = 𝑢(𝑥, 𝑦) + 𝑖𝑣(𝑥, 𝑦)

ada pada titik 𝑧 = (𝑥, 𝑦), maka

𝑓 ′ (𝑧) = 𝑢𝑥 (𝑥, 𝑦) + 𝑖𝑣𝑥 (𝑥, 𝑦).

Pada ekspresi (13) dan (14) dapat digunakan (latihan 7) untuk menunjukkan bahwa

(15) | sin 𝑧| 2 = sin2 𝑥 + sinh2 𝑦,


(16) | cos 𝑥|2 = cos2 𝑥 + sinh2 𝑦,

Sejauh ini sinh 𝑦 cenderung takhingga saat 𝑦 takhingga, hal ini benar dari dua persamaan
yang mana sin 𝑧 dan cos 𝑧 tidak dibatasi pada bidang kompleks, sedangkan nilai mutlak dari
sin 𝑥 dan cos 𝑥 kurang dari atau sama dengan kesatuan nilai dari 𝑥. (lihat definisi dari fungsi
terbatas pada akhir section 18).

Nol dari suatu fungsi 𝑓(𝑧) adalah bilangan 𝑧0 sedemikian sehingga 𝑓(𝑧0 ) = 0.
Karena sin 𝑧 berasal dari fungsi sine usual pada kalkulus ketika 𝑧 adalah bilangan real, kita
tahu bahwa bilangan real 𝑧 = 𝑛𝜋 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … ) adalah semua nol dari sin 𝑧. Untuk
menunjukan bahwa tidak ada nol, maka kita anggap bahwa sin 𝑧 = 0 dan bagaimana hal itu
mengikuti persamaan (15) sehingga

sin2 𝑥 + sinh2 𝑦 = 0.

Maka jumlah dari dua kuadrat menunjukan bahwa


sin 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 sinh 𝑦 = 0

Ternyata, ketika 𝑥 = 𝑛𝜋 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … ) dan 𝑦 = 0 maka

(17) sin 𝑧 = 0 ↔ 𝑧 = 𝑛𝜋 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … )

Karena

𝜋
cos 𝑧 = − sin(𝑧 − ),
2

Berdasarkan identitas kedua (8),

𝜋
(18) cos 𝑧 = 0 ↔ 𝑧 = 2 + 𝑛 𝜋(𝑛 = 0, ±1, ±2, … )

Sehingga, kasus dengan sin 𝑧, nol dari cos 𝑧 adlaah semuanya real.

Untuk empat fungsi trigonometri lainnya telah didefinisikan pada bentuk fungsi sine dan
cosine dengan relasi yang diharapkan:

sin 𝑧 cos 𝑧
tan 𝑧 = , cot 𝑧 = ,
cos 𝑧 sin 𝑧

1 1
sec 𝑧 = , csc 𝑧 = .
cos 𝑧 sin 𝑧

Amati bahwa bentuk pecahan tan 𝑧 dan sec 𝑧 adalah analitik dimana-mana kecuali pada titik
singularnya (section 24)

𝜋
𝑧= + 𝑛𝜋(𝑛 = 0, ±1, ±2, … )
2

Yang bernilai nol dari cos 𝑧. Juga, cot 𝑧 dan csc 𝑧 memiliki titik singular pada nol dari sin 𝑧,
yaitu

𝑧 = 𝑛𝜋(𝑛 = 0, ±1, ±2, … )

Dengan menurunkan sisi kanan dari persamaan (19) dan (20), kita mengetahui bahwa rumus
tununan diantisipasi

𝑑 𝑑
(21) tan 𝑧 = sec 2 𝑧, cot 𝑧 = − csc 2 𝑧,
𝑑𝑧 𝑑𝑧

𝑑 𝑑
(22) sec 𝑧 = sec 𝑧 tan 𝑧 , csc 𝑧 = − csc 𝑧 cot 𝑧.
𝑑𝑧 𝑑𝑧
Periodic dari tiap fungsi trigonometri dinyatakan dengan persamaan (19) dan (20) mengikuti
persamaan yang tersedia yaitu persamaan (10) dan (11). Untuk contoh,

(23) tan(𝑧 + 𝜋) = tan 𝑧.

35. FUNGSI HIPERBOLIK

Hiperbolik sinus dan hiperbolik cosinus pada sebuah bilangan kompleks didefinisikan sebagai
bilangan real, yaitu

𝑒 𝑧 −𝑒 −𝑧 𝑒 𝑧 +𝑒 −𝑧
(1) sinh 𝑧 = , cosh 𝑧 = ,
2 2

Karena 𝑒 𝑧 dan 𝑒 −𝑧 menyeluruh, berdasarkan definisi (1) bahwa sinh 𝑧 dan cosh 𝑧
menyeluruh. Selanjutnya,

𝑑 𝑑
(2) sinh 𝑧 = cosh 𝑧, cosh 𝑧 = sinh 𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑧

Karena cara ini yang merupakan fungsi eksponen muncul pada definisi (1) dan di
definisi (Sec. 34)

𝑒 𝑖𝑧 −𝑒 −𝑖𝑧 𝑒 𝑖𝑧 +𝑒 −𝑖𝑧
sin 𝑧 = , cos 𝑧 =
2𝑖 2

Dari sin 𝑧 dan cos 𝑧, sinus hiperbolik dan fungsi cosinus berkaitan dengan fungsi
trigonometri :

(3) −𝑖 sinh(𝑖𝑧) = sin 𝑧, cosh(𝑖𝑧) = cos 𝑧,


(4) −𝑖 sin(𝑖𝑧) = sinh 𝑧, cos(𝑖𝑧) = cosh 𝑧

Beberapa, seringkali digunakan identitas yang menyertakan sinus hiperbolik dan


fungsi cosinus seperti

(5) sinh(−𝑧) = − sinh 𝑧, cosh(−𝑧) = cosh 𝑧,


(6) 𝑐𝑜𝑠ℎ2 𝑧 − 𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑧 = 1,
(7) sinh(𝑧1 + 𝑧2 ) = sinh 𝑧1 cosh 𝑧2 + cosh 𝑧1 sinh 𝑧2 ,
(8) cosh(𝑧1 + 𝑧2 ) = cosh 𝑧1 cosh 𝑧2 + sinh 𝑧1 sinh 𝑧2 ,

Dan,

(9) sinh 𝑧 = sinh 𝑥 cos 𝑦 + 𝑖 cosh 𝑥 sin 𝑦,


(10) cosh 𝑧 = cosh 𝑥 cos 𝑦 + 𝑖 sinh 𝑥 sin 𝑦,
(11) | sinh 𝑧| 2 = 𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑥 + 𝑠𝑖𝑛2 𝑦,
(12) | cosh 𝑧| 2 = 𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑥 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑦,

Dimana, 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦. Sementara, identitas ini mengikuti petunjuk dari definisi (1), hal itu
seringkali lebih mudah diperoleh dari keterkaitan identitas trigonometri, dengan bantuan
hubungan (3) dan (4)

CONTOH Ilustrasi metode pembuktian hanya disarankan, mari kita memeriksa identitas
(11). Menurut hubungan pertama (4), | sinh 𝑧| 2 = | sinh(𝑖𝑧)|2 . Bahwa

(13) | sinh 𝑧| 2 = |sinh(−𝑦 + 𝑖𝑥)|2 ,

Dimana, 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦. Tetapi dari persamaan (15), Sec. 34, kita tahu bahwa

| sin(𝑥 + 𝑖𝑦)|2 = 𝑠𝑖𝑛2 𝑥 + 𝑠𝑖𝑛ℎ2 𝑦;

Dan ini memungkinkan kita untuk menulis persamaan (13) yang diinginkan dari (11).

Meningat periodisitas sin 𝑧 dan cos 𝑧, dari hubungan (4) bahwa sinh 𝑧 dan cosh 𝑧
bersifat periodic dengan periode 2𝜋𝑖. Hubungan (4) bersama dengan pernyataan (17) dan
(18) pada Sec.34, juga memberitahukan kita bahwa

(14) sinh 𝑧 = 0 jika dan hanya jika 𝑧 = 𝑛𝜋𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … )

Dan

𝜋
(15) cosh 𝑧 = 0 jika dan hanya jika 𝑧 = ( 2 + 𝑛𝜋) 𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … )

Garis singgung hiperbolik dari 𝑧 didefinisikan dengan persamaan

sinh 𝑧
(16) tanh 𝑧 = cosh 𝑧

Dan analitik disetiap domain dimana cosh 𝑧 ≠ 0. Fungsi coth 𝑧 , sech 𝑧, dan csch 𝑧 masing-
masing berbanding terbalik dengan tanh 𝑧 , cosh 𝑧, dan sinh 𝑧.

Untuk memeriksa rumus diferensiasi berikut, sama dengan yang ditetapkan dalam kalkulus
untuk fungsi yang sesuai dari bilangan real:

𝑑 𝑑
(17) tanh 𝑧 = 𝑠𝑒𝑐ℎ2 𝑧, coth 𝑧 = −𝑐𝑠𝑐ℎ2 𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑧
𝑑 𝑑
(18) sech 𝑧 = − sech 𝑧 tanh 𝑧 csch 𝑧 = − csch 𝑧 coth 𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑧

Anda mungkin juga menyukai