MAKALAH
Fungsi Kompleks
oleh
JURUSAN MATEMATIKA
Februari 2018
33. EKSPONEN KOMPLEKS
Ketika 𝑧 ≠ 0 dan eksponen c adalah setiap bilangan kompleks, fungsi 𝑧 𝑐 didefinisikan dengan
persamaan
(1) 𝑧 𝑐 = 𝑒 𝑐 log 𝑧
Dimana log 𝑧 menunjukkan fungsi logaritma ganda. Persamaan (1) menunjukkan definisi yang
konsisten dari 𝑐 𝑧 yang berarti bahwa itu sudah valid (lihat bagian. 32) ketika 𝑐 = 𝑛(𝑛 =
0, ±1, ±2, . . . ) dan 𝑐 = 1/𝑛 (𝑛 = ±1, ±2, . . . ). definisi (1) adalah, sebenarnya, disarankan
oleh beberapa pilihan tertentu dari c.
CONTOH 1 Nilai dari z adalah, secara umum, beberapa nilai, seperti yang digambarkan oleh
dan kemudian
𝜋 1
log 𝑖 = ln 1 + 𝑖 ( + 2𝑛𝜋) = (2𝑛 + ) 𝜋𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . . )
2 2
1
Sejak fungsi eksponensial memiliki rumus = 𝑒 −𝑧 (bagian 29), salah satunya dapat
𝑒𝑧
1 1
= = exp(−𝑐 log 𝑧) = 𝑧 −𝑐
𝑧 𝑐 𝑒𝑥𝑝(𝑐 log 𝑧)
1
Dan, dalam pengecualian, bahwa 𝑖 2𝑖 = 𝑖 −2𝑖 sesuai pernyataan (2), kemudian
1
(3) = 𝑒𝑥𝑝[(4𝑛 + 1)𝜋] (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . )
𝑖 2𝑖
𝑑 𝑐 𝑑 𝑐
𝑧 = exp(𝑐 log 𝑧) = exp(𝑐 log 𝑧)
𝑑𝑧 𝑑𝑧 𝑧
Dan mengingat kembali (bagian 30) identitas 𝑧 = exp(log 𝑧). Yang menghasilkan
𝑑 𝑐 exp(𝑐 log 𝑧)
𝑧 =𝑐 = 𝑐 exp[(𝑐 − 1) log 𝑧)
𝑑𝑧 exp(log 𝑧)
Atau
𝑑
(4) 𝑧 𝑐 = 𝑐𝑧 𝑐−1 (|𝑧| > 0, 𝛼 < arg 𝑧 < 𝛼 + 2𝜋)
𝑑𝑧
Nilai pokok dari 𝑧 𝑐 terjadi ketika log 𝑧 tergantikan oleh Log z di definisi (1)
(5) P. V. 𝑧 𝑐 = 𝑒 𝑐 log 𝑧
Persamaan (5) juga mendefinisikan bentuk pokok lain dari fungsi 𝑧 𝑐 pada domain |𝑧| >
0, −𝜋 < 𝐴𝑟𝑔 𝑧 < 𝜋
𝜋 𝜋
𝑒𝑥𝑝[𝑖 𝐿𝑜𝑔 (−𝑖)] = 𝑒𝑥𝑝 [𝑖 (ln 1 − 𝑖 )] = exp
2 2
Artinya
𝜋
(6) P. V. (−𝑖)𝑖 = exp 2
2
CONTOH 3 Bentuk pokok lainnya dari 𝑧 3 dapat ditulis
2 2 2 3 2Θ
𝑒𝑥𝑝 ( Log z) = exp ( ln 𝑟 + 𝑖Θ) = √𝑟 2 exp (𝑖 )
3 3 3 3
Jadi
2
3 2Θ 3 2Θ
(7) P. V. 𝑧 3 = √𝑟 2 cos 3
+ 𝑖 √𝑟 2 sin 3
Fungsi ini menganalisa pada daerah asal 𝑟 > 0, −𝜋 < Θ < 𝜋, kita dapat melihatnya secara utuh
di Bagian 23.
Sedangkan hukum eksponen yang umum digunakan dalam kalkulus sering terbawa ke
analisis komplek, ada pengecualian bila ada bilangan tertentu yang terlibat.
𝑧1 = 1 + 𝑖, 𝑧2 = 1 − 𝑖, dan 𝑧3 = −1 − 𝑖
dan
𝜋 𝜋 ln 2
𝑧1 𝑖 = 𝑒 𝑖𝐿𝑜𝑔(1+𝑖) = 𝑒 𝑖(ln √2+𝑖 4 ) = 𝑒 − 4 𝑒 𝑖( )
2 ,
𝜋 𝜋 ln 2
𝑖( )
𝑖
𝑧2 = 𝑒 𝑖𝐿𝑜𝑔(1−𝑖)
= 𝑒 𝑖(ln √2−𝑖 4 ) = 𝑒4 𝑒 2
maka
(8) (𝑧1 𝑧2 )𝑖 = 𝑧1 𝑖 𝑧2 𝑖 ,
Di sisi lain, masih dilanjutkan menggunakan nilai pokok, kita perhatikan bahwa
dan
3𝜋 3𝜋 ln 2
𝑖( )
𝑧3 𝑖 = 𝑒 𝑖𝐿𝑜𝑔(−1−𝑖) = 𝑒 𝑖(ln √2−𝑖 4 ) = 𝑒 4 𝑒 2
𝜋 ln 2 3𝜋 ln 2
𝑖( ) 𝑖( )
(𝑧2 𝑧3 )𝑖 = [𝑒 4 𝑒 2 ] [𝑒 4 𝑒 2 ] 𝑒 −2𝜋
atau
(10) 𝑐 𝑧 = 𝑒 𝑧 log 𝑐
Catat bahwa meskipun 𝑒 𝑧 adalah general, hasil perkalian menurut definisi (10), interpretasi
biasa dari 𝑒 𝑧 terjadi ketika nilai pokok dari logaritma digunakan. Ini karena nilai utama dari
log 𝑒 adalah tunggal.
Ketika nilai dari log 𝑒 ditentukan, 𝑐 𝑧 adalah fungsi seluruh dan 𝑧. Faktanya,
𝑑 𝑧 𝑑 𝑧 log 𝑐
𝑐 = 𝑒 = 𝑒 𝑧 log 𝑐 log 𝑐
𝑑𝑧 𝑑𝑧
𝑑
(11) 𝑐 𝑧 = 𝑐 𝑧 log 𝑐
𝑑𝑧
Bahwa,
𝑒 𝑖𝑥 −𝑒 −𝑖𝑥 𝑒 𝑖𝑥 +𝑒 −𝑖𝑥
sin 𝑥 = dan cos 𝑥 =
2𝑖 2
Ini bagaimanapun, untuk mendefinisikan fungsi sinus dan cosinus dari suatu variabel
kompleks 𝑧 mengikuti:
𝑒 𝑖𝑧 −𝑒 −𝑖𝑧 𝑒 𝑖𝑧 +𝑒 −𝑖𝑧
(1) sin 𝑧 = dan cos 𝑧 =
2𝑖 2
Fungsi ini utuh karena kombinasi linier (Latihan 3, Bagian 25) dari seluruh fungsi 𝑒 𝑖𝑧 dan
𝑒 −𝑖𝑧 .
Mengetahui derivatifnya,
𝑑 𝑑
𝑒 𝑖𝑧 = 𝑖𝑒 𝑖𝑧 dan 𝑑𝑧 𝑒 −𝑖𝑧 = −𝑖𝑒 −𝑖𝑧
𝑑𝑧
Dari fungsi eksponensial tersebut, kita temukan dari persamaan (1) bahwa
𝑑 𝑑
(2) sin 𝑧 = cos 𝑧 dan 𝑑𝑧 cos 𝑧 = − sin 𝑧
𝑑𝑧
Ini mudah dilihat dari definisi (1) bahwa fungsi sinus dan kosinus tetap ada ganjil dan
genap, berturut-turut:
Hal ini tentu, formula Euler (Bagian 6) ketika 𝑧 adalah bilangan real.
Berbagai identitas terbawa dari trigonometri. Misalnya (lihat Latihan 2 dan 3),
Ketika 𝑦 adalah suatu bilangan real, definisi (1) dan fungsi hiperbolik
𝑒 𝑦 − 𝑒 −𝑦 𝑒 𝑦 + 𝑒 −𝑦
sinh 𝑦 = 𝑑𝑎𝑛 cosh 𝑦 =
2 2
Dimana 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦. Untuk memuat persamaan (13) dan (14), akan dituliskan
𝑧1 = 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑧2 = 𝑖𝑦
pada persamaan identitas (5) dan (6) dan kemudian lihat ke relasi (12). Amati bahwa
diperoleh ekspresi (13), relasi (14) juga mengikuti bentuk fakta (pada section 21) bahwa jika
turunan dari suatu fungsi
Pada ekspresi (13) dan (14) dapat digunakan (latihan 7) untuk menunjukkan bahwa
Sejauh ini sinh 𝑦 cenderung takhingga saat 𝑦 takhingga, hal ini benar dari dua persamaan
yang mana sin 𝑧 dan cos 𝑧 tidak dibatasi pada bidang kompleks, sedangkan nilai mutlak dari
sin 𝑥 dan cos 𝑥 kurang dari atau sama dengan kesatuan nilai dari 𝑥. (lihat definisi dari fungsi
terbatas pada akhir section 18).
Nol dari suatu fungsi 𝑓(𝑧) adalah bilangan 𝑧0 sedemikian sehingga 𝑓(𝑧0 ) = 0.
Karena sin 𝑧 berasal dari fungsi sine usual pada kalkulus ketika 𝑧 adalah bilangan real, kita
tahu bahwa bilangan real 𝑧 = 𝑛𝜋 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … ) adalah semua nol dari sin 𝑧. Untuk
menunjukan bahwa tidak ada nol, maka kita anggap bahwa sin 𝑧 = 0 dan bagaimana hal itu
mengikuti persamaan (15) sehingga
sin2 𝑥 + sinh2 𝑦 = 0.
Karena
𝜋
cos 𝑧 = − sin(𝑧 − ),
2
𝜋
(18) cos 𝑧 = 0 ↔ 𝑧 = 2 + 𝑛 𝜋(𝑛 = 0, ±1, ±2, … )
Sehingga, kasus dengan sin 𝑧, nol dari cos 𝑧 adlaah semuanya real.
Untuk empat fungsi trigonometri lainnya telah didefinisikan pada bentuk fungsi sine dan
cosine dengan relasi yang diharapkan:
sin 𝑧 cos 𝑧
tan 𝑧 = , cot 𝑧 = ,
cos 𝑧 sin 𝑧
1 1
sec 𝑧 = , csc 𝑧 = .
cos 𝑧 sin 𝑧
Amati bahwa bentuk pecahan tan 𝑧 dan sec 𝑧 adalah analitik dimana-mana kecuali pada titik
singularnya (section 24)
𝜋
𝑧= + 𝑛𝜋(𝑛 = 0, ±1, ±2, … )
2
Yang bernilai nol dari cos 𝑧. Juga, cot 𝑧 dan csc 𝑧 memiliki titik singular pada nol dari sin 𝑧,
yaitu
Dengan menurunkan sisi kanan dari persamaan (19) dan (20), kita mengetahui bahwa rumus
tununan diantisipasi
𝑑 𝑑
(21) tan 𝑧 = sec 2 𝑧, cot 𝑧 = − csc 2 𝑧,
𝑑𝑧 𝑑𝑧
𝑑 𝑑
(22) sec 𝑧 = sec 𝑧 tan 𝑧 , csc 𝑧 = − csc 𝑧 cot 𝑧.
𝑑𝑧 𝑑𝑧
Periodic dari tiap fungsi trigonometri dinyatakan dengan persamaan (19) dan (20) mengikuti
persamaan yang tersedia yaitu persamaan (10) dan (11). Untuk contoh,
Hiperbolik sinus dan hiperbolik cosinus pada sebuah bilangan kompleks didefinisikan sebagai
bilangan real, yaitu
𝑒 𝑧 −𝑒 −𝑧 𝑒 𝑧 +𝑒 −𝑧
(1) sinh 𝑧 = , cosh 𝑧 = ,
2 2
Karena 𝑒 𝑧 dan 𝑒 −𝑧 menyeluruh, berdasarkan definisi (1) bahwa sinh 𝑧 dan cosh 𝑧
menyeluruh. Selanjutnya,
𝑑 𝑑
(2) sinh 𝑧 = cosh 𝑧, cosh 𝑧 = sinh 𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑧
Karena cara ini yang merupakan fungsi eksponen muncul pada definisi (1) dan di
definisi (Sec. 34)
𝑒 𝑖𝑧 −𝑒 −𝑖𝑧 𝑒 𝑖𝑧 +𝑒 −𝑖𝑧
sin 𝑧 = , cos 𝑧 =
2𝑖 2
Dari sin 𝑧 dan cos 𝑧, sinus hiperbolik dan fungsi cosinus berkaitan dengan fungsi
trigonometri :
Dan,
Dimana, 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦. Sementara, identitas ini mengikuti petunjuk dari definisi (1), hal itu
seringkali lebih mudah diperoleh dari keterkaitan identitas trigonometri, dengan bantuan
hubungan (3) dan (4)
CONTOH Ilustrasi metode pembuktian hanya disarankan, mari kita memeriksa identitas
(11). Menurut hubungan pertama (4), | sinh 𝑧| 2 = | sinh(𝑖𝑧)|2 . Bahwa
Dimana, 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦. Tetapi dari persamaan (15), Sec. 34, kita tahu bahwa
Dan ini memungkinkan kita untuk menulis persamaan (13) yang diinginkan dari (11).
Meningat periodisitas sin 𝑧 dan cos 𝑧, dari hubungan (4) bahwa sinh 𝑧 dan cosh 𝑧
bersifat periodic dengan periode 2𝜋𝑖. Hubungan (4) bersama dengan pernyataan (17) dan
(18) pada Sec.34, juga memberitahukan kita bahwa
Dan
𝜋
(15) cosh 𝑧 = 0 jika dan hanya jika 𝑧 = ( 2 + 𝑛𝜋) 𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … )
sinh 𝑧
(16) tanh 𝑧 = cosh 𝑧
Dan analitik disetiap domain dimana cosh 𝑧 ≠ 0. Fungsi coth 𝑧 , sech 𝑧, dan csch 𝑧 masing-
masing berbanding terbalik dengan tanh 𝑧 , cosh 𝑧, dan sinh 𝑧.
Untuk memeriksa rumus diferensiasi berikut, sama dengan yang ditetapkan dalam kalkulus
untuk fungsi yang sesuai dari bilangan real:
𝑑 𝑑
(17) tanh 𝑧 = 𝑠𝑒𝑐ℎ2 𝑧, coth 𝑧 = −𝑐𝑠𝑐ℎ2 𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑧
𝑑 𝑑
(18) sech 𝑧 = − sech 𝑧 tanh 𝑧 csch 𝑧 = − csch 𝑧 coth 𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑧