Anda di halaman 1dari 491

BUKU AJAR

tvilKP0BI0t00l
I(TD()I(TTPAN
EDISI REVISI
BUKU AJAR.
ililKP0BI0L00l
KID()KTIPAN
EDISI REVISI

STAF PENGAJAR BAGIAN MIKROBIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA

^1$3-
u ilfrg
-*,,.vJ:*L"

BINARUPA AKSARA Publisher


Judul:
Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Editor: Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Koordinator Penerbitan: Dr. Lyndon Saputra
Layout: Manina Susilowati

ISBN 929-583-424-X

@ Hak Terbit BINARUPA AKSARA Publisher

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Dilarang memperbanyak, mencetak, ataupun


menerbitkan sebagian maupun seluruh isi buku ini
tanpaizin tenulis dari penerbit.

BINARUPA AKSARA Publisher,


(Kelompok KARISMA Publishing)
Gedung Karisma, Jl. Moh. Toha No. 2 Pondok Cabe
Cjputat - Tangerang 15418.
E-Mail: info@karismabookstore.com
Fax (02 1) 7 47 0-9281, T slp. O2I-7 4 44-5 5 5 ext. 105/ 123
PENYUSUN BUKU

Agus Syahrurachman Miriam Triyatni R


Aidilfiet Chatim N. Asmono
Amin Soebandrio \7.K. Pritiwi Sudarmono
Anis Karuniawati Retno I. Sastrosoewignjo
A.U.S. Santoso Robert Utji
B.M. Flasrul Harun R. Sardjito
Budiman Bela Suharno Josodiwondo
Fera Soemarsono Suharto
H. Abdul Rahim Suhud Sumaatmadja
H. Karsinah Sujudi
Lina Isjah Susiana Assani
Lucky Hartati Moehario Tertia Hutabarat
Mardiastuti H. \7. T. Mirawati Sudiro
Mathilda Lintong IJsman Chatib'Warsa
KATAPENGANTAR

Buku Penuntun Kuliah Mikrobiologi Kedokteran ini merupakan perbaikan


diktat Kumpulan Kuliah Mikrobiologi Kedokteran yang selama ini digunakan
secara intern di Bagian Mikrobiologi FKUI. Buku yang terutama ditujukan bagi
para mahasiswa kedokteran ini, diharapkan juga dapat dimanfaatkan oleh para
mahasiswa di bidang kesehatan lainnya dan para klinisi.
Mikrobiologi berkembangamat pesat dalam beberapa dekade terakhir, untuk
itu kami berusaha menyesuaikan isi buku dengan perkemban gar_yangmutakhir.
Namun sebagai akibatnya penerbitan buku menjadi tertunda-tunda. -Walaupun
demikian kamipun menyadari bahwa sementara buku ini dicetak, perkembangan
ilmu masih tetap berlangsung: sehingga untuk melengkapi kekurangan tersebut
diharapkan para mahasiswa berusaha membaca berbagai tulisan ilmiah.

Jakarta

Penyusun
I
o
't>

SAMBUTAN

il
S1'ukur alhamdulillah, keinginan untuk menerbitkan buku penuntun kuliah
bidang mikrobiologi kedokteran akhirnya dapat terkabul. Dengan diterbitkan-
nya buku ini, semoga mahasiswa serta staf pengajar di bidang kedokteran dan
bidang lain yang terkait dapat memanfaatkannya.
Mikrobiologi, seperti halnya cabang ilmu lainnya, mengalami perkembangan
yangamat pesat. Karena itu, tak dapat dipungkiri bahwa buku ini hanyalah satu
titik kecil dalam usaha mengembangkan penerapan ilmu mikrobiologi di
Indonesia.
Bagaimana pun juga, kita sambut baik lahirnya buku ini dan dengan harapan
buku ini akan dapat secara berkala direvisi untuk dapat terus berpacu dengan
perkembangan mikrobiologi.

Jakarta
.

Prof. Dr. H. Sujudi


Profesor Mikrobiologi Kedok teran
8 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
DAFTAR ISI

BAGIANI: BAKTERIOLOGI DASAR"" """15


BAB1 SEJARAHMIKROBIOLOGI '"'17
Suiudi

BAB2 KLASIFIKASI DANTAKSONOMI KUMAN .....21


Aidilfiet Chatim

BAB 3 ULTRASTRUKTUR, MORFOLOGI DAN PEWARNAAN KUMAN .''' .''24


Susiana Assani

BAB4 FISIOLOGI PERTUMBUHANKUMAN ...33


Suharto dan Aidilfiet Chatim

BAB5 METABOLISMEKUMAN ......38


Pratiwi Sudarmono dan Aidilfiet Chatim

BAB6 FLORA NORMAL SERTA HUBUNGAN KUMAN DENGAN HOSPES


DAN LINGKUNGANNYA .''' .' 42
Suharto

BAB 7 GENETIKA DAN RESISTENSI . . .49


Pratiwi Sudarmono

BABS STERILISASI DANDESINFEKSI .....55


Aidilfiet Chatim dan Suharto

BAB 9 DASAR PEMERIKSAAN KUMAN-KUMAN AEROB,


MIKROAEROFILIK DAN ANAEROB .70
Abdul Rahim
,
10 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

BAB1O INFEKSI NOSOKOMIAL.... ''' ,.75


Suharto dan Robert Utji

BAGIAN ll :IMUNOLOGI " '......'77


BAB 11 PENGANTAR IMUNOLOGI ,''79
Sujudi

BAB12 ANTIGEN ..''''82


Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

BAB13 ANTTBoDT (TMUNOGLOBULTN) . ....84


Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

BAB14 SISTEMKOMPLEMEN.,.. ....88


Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

BAB15 PROSESKEKEBALAN ......92


Sujudi dan Tertia Hutabarat

BAB16 REAKSIANTIGENDENGANANTIBODI ..,...107


Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

BAB17 HIPERSENSITIVITAS ......,116


Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

BAGlANlll: BAKTERIOLOGI MEDIK "'....123


BAB,I8 KOKUSPOSITIFGRAM ......125
IJsman Chatib Warsa

BAB 19 BATANG POSITIF GRAM .. . 151


Abdul Rahim, Mathilda Lintong, Suharto, dan Suharno Josodiwondo

BAB2O KOKUSNEGATIFGRAM .....172


Suharno Josodiwondo

BAB 21 BATANG NEGATIF GRAM . . . . ,185


Karsinah, Lucky H.M., Suharto dan Mardiastuti H.W.
Daftar Isi 11

BAB22 KUMAN TAHAN ASAM ...",'227


Robert Utji dan Hasrul Harun

BAB 23 NOCARDIA . . .239


Robert Utjidan Hasrul Harun

BAB 24 SPIROCHAETALES ' . .243


Suharno Josodiwondo

BAB25 RICKETTSIA "'.....263


Suharno Josod.iwondo

BAB 26 CHLAMYDIA ' ' '272


Suharno Josodiwondo

BAB27 MYCOPLASMA'' '''282


Suharno Josodiwondo

BAGIANIV: VIROLOGIDASAR ""'285


BAB 28 VIROLOGI DASAR ' . '287
Agus Syahrurachman

BAB29 STRUKTURDANSTABILITASVIRUS .......291


Agus Syahrurachman

BAB 30 PENGGOLONGAN VIRUS . . . .297


Agus Syahrurachman

BAB31 REPRODUKSIVIRUS ........306


Agus Syahrurachman

BAB32 PATOGENESISVIRUS .. ....3,I8


Agus Syahrurachman
.
BAB 33 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT VIRUS . . .328
Agus Syahrurachman
12 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

BAGIANV: VIROLOGIMEDIK ..'...337


BAB 34 SINDROM KLINIK UMUM INFEKSI VIRUS . . 339
R. Sardjito

BAB35 ADENOVIRIDAE .,.354


R. Sardjito

8A836 HERPESVIRIDAE . ...357


R. Sardjito

BAB37 POXYVIRIDAE.". ..381


R. Sardjito

BAB38 PICORNAVIRIDAE' .'386


R. Sardjifo

BAB39 ORTHOMYXOVIRIDAE ...... 395


R. Sardjito

BAB4O PARAMYXOVIRIDAE ....' .'398


R. Sardjito

BAB4,I CORONAVIRIDAE. ..'401


Karsinah

BAB42 RE0VIR|DAE.... ....403


Karsinah

BAB43 RHABDOVIRIDAE. ...405 t

' Karsinah

BAB44 F|LOV|R|DAE'... ...413


T. MirawatiSudlro

BAB45 FLAV|V|R|DAE"'. ...416


Agus Sjahrurachman

8A846 TOGAVIR|DAE... ....440


T. MirawatiSudiro
Daftar Isi 13

BAB 47 VIRUS HEPATITIS " '' 451


Retno lswariSasfrosoewignjo dan Miriam Triyatni (HCV)

BAB 48 HUMAN TMMUNODEFTCTENCY V|RUS (HrV) . . . . .465


R. Sardjito

BAB 49 VIRUS TUMORIGENIK . . . 483


Agus Syahrurachman

DAFTAR PUSTAKA .''498


14 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
SEJARAH
MIKROBIOLOGI
Sujudi

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempela- contoh, dengan ditemukann ya : ::. I i::,: t, :,.,: ..,, ;,,,.,.
i i. :.

jari makhluk hidup yang sangar kecil (diameter :,:,,t"t;i yang merupakan suatu kemenangan besar
kurang dari 0,1 mm) yang tidak dapat dilihat bagi ilmu kedokteran dalam memerangi kuman-
dengan mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan kuman penyebab infeksi, tidaklah berarti bahwa
khusus. kuman-kuman tersebut telah terkalahkan, karena
Makhluk ini, yang disebut jasad renik atau kenyataannya mereka tetap mampu menimbul-
mikroorganisme, terdapat di mana-mana. Di an- kan infeksi. Ditemukannya jenis-jenis kuman
taranya adayangbermanfaat bagi kehidupan ma- baru, sifat-sifat yang baru dari kuman dan jenis
nusia, tetapi banyak pula yang merugikan seperri infeksi yang "keras kepala" atav yangtidak mau
misalnya yang menimbulkan berbagai penyakit. sembuh semuanya ini merupakan btrkti bahwa
Mikrobiologi meliputi berbagai disiplin ilmu kuman-kuman tadi mampu mengadaptasikan
seperti bakteriologi, imunologi, virologi, miko- diri terhadap lingkungannya yang baru.
logi dan parasitologi. Ilmu-ilmu ini telah ber- Penyakit infeksi sebenarnya sudah dikenal
kembang dengan pesarnya dari tahun ke tahun, sejak zaman dulu. Manusia purba menganggap
sehingga merupakan disiplin-disiplin yang ter- bahwa penyakit infeksi merupakan suatu kutukan
pisah dan berdiri sendiri-sendiri. para dewa atas dosa-dosa manusia sehingga untuk
Dalam mikrobiologi kedokteran, dipelajari menyembuhkan penyakit tersebut dilakukan
mikroorganisme yang ada kaitannya dengan pe- pengorbanan-pengorbanan. Kemudian muncul
nyakit (infeksi); dan dicari jalanbagaimana cara Hipocrates dengan anggapannya bahwa penye-
pencegahan, penanggulangan serta pemberantas- bab infeksi terdiri dari dua faktor, yaitu faktor
annya.Ilmu ini terus berkembang tanpa hentinya intrinsik yang terdapat dalam tubuh penderita
karena mikroorganisme sebagai makhluk hidup dan faktor ekstrinsik yang terdapat di luar yaitu
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan- yang berhubungan dengan udara yang karena
nya yafig baru, sehingga hal ini akan tetap meru- sesuatu hal yang tidak diketahui berubah men_
pakan rantangan bagi ilmu kedokteran. Sebagai jadi buruk/rusak (malaria).

t7
18 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Muncul selanjutnya teori .r.r:t'i ;i'i,i:r : "'':1 r,' ;,.,,''-,, Leeuwenhoek melihat makhluk-makhluk kecil
"

yang mengatakan bahwa makhluk hidup dapat dalam berbagai cairan dengan memperguna-
timbul dari benda-benda mati. Teori ini bertahan kan "mikroskop"-nya (Gambar 1.1). Makhluk-
untuk beberapa lama. Teori ini kemudian diting- makhluk kecil inilah yang sekarang kita kenal
galkan karena terdapat penemuan-penemuan sebagai kuman dengan bentuk-bentuk kokus,
baruyangdiawali dengan berhasilnya Anton van basil dan spirilum (Gambar 1.2). Louis Pasteur

h
;ftf '***m

^#r'a$i""''l
t4
,zrftcti {$, 146
*&'sx w{
^ e#
n{h,
vv#
te**P

Gambar 1.1. Bagan mikroskop Leeuwenhoek: a. Lensa; b. Gambar 1.2. Gambar bakteri asal mulut yang dibuat oleh
farum untuk meletakkan sediaan; c dan d. Leeuwenhoek. (Zinsser Microbiology edisi
Alat pengatur fokus. Qinsser Microbiologt 19,hal.2)
edisi 19, bal. 2)

Gambar 1.3. Labu balon berleher pan.lang yang sebagian pipanya berbentuk U.
Sejarah Mikrobiologi 19

(1860) memanfaatkan penemuan Leeuwenhoek Bersamaan waktunya dengan Pasteur, seorang


tadi untuk membuktikan ketidakbenaran teori dokter Jerman Robert Koch (1876) mengadakan
generatio spontaned^ Ia melakukan percobaan penelitian terhadap kuman-kum an anthrax yang
dengan memanaskan kaldu di dalam suatu labu menyerang ternak. Dalam penelitiannya ini ia
balon dengan tujuan mematikan jasad-jasad renik berhasil mengasingkan kuman a,nthrax dalam
y ang ter dapat di dalam ny a. T ernyata setelah di- bentuk biakan murni (pwre cubwre)dengan mem-
diamkan selama beberapa waktuo kaldu tersebut pergunakan perbenihan kuman (medium), dan
menjadi keruh. Percobaannyayang berikut ada- membuktikan bahwa kuman-kuman yang di
lah serupa dengan percobaanny^y^ng terdahulu asingkan ini mampu menimbulkan penyakit
tetapi dengan mempergunakan labu balon berle- yang sama bila dimasukkan ke dalam rubuh
her panjang yang bagian tengahnya berbentuk binatang percobaan yang peka.
huruf U yang terisi cairan, sehingga udara luar Berdasarkan penemuan ini Koch memformu-
tidak dapat berhubungan dengan kaldu yang ter- lasikan kriteria mengenai kuman-kuman ini
dapat di dalam labu. Dengan percobaannya ini yang kita kenal sebagai Postulat Koch, yaitu:
terbukti bahwa kaldu dalam labu tetap jernih, 1,. Kuman harus selalu dapat ditemukan di
tetapi akan menjadi keruh apabila cairan di dalam
dalam tubuh binatang yang sakit, tetapi tidak
leher U tadi dibuang yang memungkinkan udara
dalam binatang yang sehat.
luar langsung masuk ke dalam labu. Kesimpulan
2. Kuman tersebut harus dapat diasingkan dan
percobaan ini adalah bahwa kekeruhan kaldu
dibiakkan dalam bentuk biakan murni di
tersebut terjadi akibat pertumbuhan mikroba luar tubuh binatang tadi.
yang terdapat di dalam udara (Gambar 1.3).
3. Biakan murni kuman tersebut harus mampu
Mikroba-mikroba dalam ,adara intlah yang menimbulkan penyakit yang sama pada bina-
menjadi penyebab pembusukan sampah, ma- tang percobaan.
kanan dan minuman. Ia mengatakan bahwa
4. Kuman tersebut dapat diasingkan kembali
mikroba-mikroba ini mungkin membahayakan
dari binatang percobaan tadi.
manusia.
Kebenaran teori Pasteur ini dibuktikan oleh Pada tahun 1,900, semua jenis kuman penye-
Lister, seorang ahli bedah yang telah melakukan bab berbagai penyakit penting telah dapat dike-
tindakan-tindakan aseptik pada waktu pembe- t ahui sepert i B ac il I u s antlt r ac i s, C o r7 n eb acteriwm

dahan dengan mempergunakan desinfektan diptherim, Salmonelk typbosa, Neisseria gononlneae,


yang dapat mematikan mikroba-mikroba yang Closaidium pffingms, Clostridium reani, Shigella
terdapat di dalam udara. Dengan tindakannya d,y s entriae, Tr ep o ne ma p allidum dan lainlain.
ini angka kematian karena infeksi sesudah Dengan majunyateknologi dan semakin leng-
operasi ternyata sangat menurun. kapnya peralatan maka berhasil pula ditemukan
20 Buku Ajar Mikrobiologi Kedolcteran

jasadrenik yang lebih kecil dari kuman yang kimia untuk mengobati suatu infeksi. Per-
mampu menembus saringan kuman yaitu yang kembangan kemoterapi ini dimulai tahun 1935
disebut virus. Beberapa contoh misalnya virus ketika Domagk menemukan bahwa prontosil (sul-
mosaik tembakau yang ditemukan oleh Iwanow- fanilamida) sangat bermanfaat terhadap infeksi
sky (1892) dan Beyerinck (1S99), virus penyebab oleh streptokokus.
';i4;:.:!,.;i:|i- i':;:t.::.i!l: :j.;.r'.';:.,t' pada ternak (Loffler & Penemuan penisilin oleh Alexander Fleming
Frosch, 1898), virus demam kuning pada ma- (1929) dilanjutkan oleh Florey 8c Chain (1940)
nusia flWalter Reed dkk, 1900), virus kuman atau untuk mempergun akannya dalam pengobatan,
bakteriofaga (Twort & d'Herelle t9I5). y^ng ternyata hasilnya sangar menakjubkan.
Melihat kenyataan bahwa seseorang yang Penemuan penisilin ini kemudian disusul oleh
sembuh dari suatu penyakit tidak mudah untuk penemuan-penemuan antibiotika lainnya yang
mendapatkan penyakit yangsama untuk kedua jumlahnya sangat banyak.
kalinya, telah mendorong para penyelidik untuk Ternyata kemoterapi ini selain bermanfaat,
melakukan penelitian tentang kekebalan. juga menimbulkan persoalan-persoalan baru,
Edward Jenner (1749-1823) melihat bahwa seperti misalnya kuman yang semula peka ter-
pemerah susu sapi yang mendapatkan infeksi hadap sesuatu antibiotik, berubah menjadi
cacar sapi (cowpox) ternyata kebal terhadap pe- resisten, juga timbulnya reaksi-reaksi alergi serta
nyakit cacar (i:r:,,,::!:.:t:.. atav ,-:t;i:i:|J. Ia kemudian gangguan-gangguan pada normal ecologic flora
menyusun suatu konsep tentang vaksinasi dan pada tubuh manusia.
berhasil membangkitkan atau menimbulkan keke- Tidak dapat disangkal lagi bahwa mikrobiologi
balan pada orang-orang terhadap cacar i, tt't,;"i ! i, i,;:i telah mengubah pandangan manusia mengenai
dengan jalan memvaksinasinya memakai cacar sapi timbulnya penyakit-penyakit dan menyingkir-
(cowpox). EdwardJenner ini kemudian dicontoh kan pendapat atau kepercayaan terhadap
oleh Pasteur untuk membuat vaksin terhadap qt: i; trai i t; s
fltt i;.; ;ar;.:it serta menempatkan proses
penyakit i:t it i.: t,,'. : i: i t i t :. a, a it : !.; i" ts:: dan ::r j.tr r,.
:.; : pembusukan atau fenomena-fenomena lain yang
Selain bidang kekebalan juga telah dilaku- senrpa pada tempat yang sebenarnya dalam si-
kan percobaan-percobaan dengan bahan-bahan klus benda, baik yang hidup ataupun yang mari.
KLASI FIKASI DAN
tr
TAKSON OMI KUMAN
Aidiffiet Chatim

Untuk klasifikasi dan determinasi kuman dipa- Kingdom : Procaryotae


-
kai buku Bergqt's Manual of Determinatiae - Divisio : Cyanobacteria
Bacteriologlt yang menggambarkan sifat-sifat Divisio II: Bacteria
-
kuman secara terperinci.
Bakteria dibagi dalam tiga kelas dan pem-
Bakteri' dan bakteri hijau diklasifikasikan
bagian selanjutnya adalah
sebagai tanaman primitif karena:
- Ordo yang berakhiran - ales
- mempunyai dinding sel seperti tanaman - Familia yang berakhiran - ace e
- beberapa jenis bakteri dan semua bakteri hijau - Tribus yang berakhiran eiae -
Genus
bersifat fotosintetik -
Dalam BergE bakteri dan bakteri hijau dima-
- Spesies

sukkan dalam satu golongan tersendiri yang di- Contoh :

sebut proca ry otae (prokariota). Prokariota mem- Ordo Actinomycetales


punyai inti primitif dan berkembang biak secara Familia Mycobacteriaceae
amitosis menjadi dua bagian. Inti terdiri dari Genus Mycobacterium
DNA yang terbuka dan tidak terbungkus dalam Spesies c o bacteriu m t ub erc ul o s is
fuIy

suatu selaput atau membran. Eubacteria (bakteri


Nomenklatur (pemberian nama)
sejati) dan Archaebacteria ftakteri purba)
termasuk procaryotae. Yang parogen terhadap Sepeni halnya t^naman, kuman juga mengguna-

manusia, termasuk dalam Eubacteria. Sedangkan kan dua nam4 yaitu nama binomial Binnnial name),

eukariota mempunyai inti yang sebenarnya dan yang diajukan oleh Linnaeus untuk ranaman
mengalami mitosis. pada tahun 1753. Jadi nama kuman selalu ter-
diri dari nama genus dan epitbeton specifi.cum.
Prokariota bersel tunggal (uniseluler) dan Nama genus dimulai dengan huruf besar dan
klasifikasiny a adalah sebagai berikut: epitheton specificum ditulis dengan huruf kecil.

2t
22 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Misalnya Staplrylococctts d'ureus. Nama genus Spesies adalah suatu jenis mikroorganisme yang

sedapatnya memberikan keterangan mengenai sudah tertentu. Spesies bakteri ditentukan oleh:
genus tersebut.
t. Sifat-sifat struktural yang terdiri dari ben-
Nama kuman dapat beras al dari kata baru
tuk, besar, cara pergerakan, reaksi terhadap
yang disesuaikan dalam bahasa latin atau nama pewarnaan Gram sefta pertumbuhan ma-
seseorang (penyelidik) yang dilatinkan' kroskopik (sifat-sifat koloni).
Contoh: 2. Sifat-sifat biokimia dan kebutuhan akan
Bacillus batang nutrisi, produk-produk akhir metabolisme,
Clostridium spindle, pintalan yang susunan biokimiavri komponen sel dan
halus metabolit-metabolitnya.
Micrococcus butir kecil 3. Sifat-sifat fisiologisnya terhadap oksigen,
Erwinia dari nama Erwin temperatur, pH dan respons terhadap zat-z t
Pasteurella dart nama Pasteur antibakteri.
Salmonella dari nama Salmon 4. Sifat ekologi.
Salmonella typhi typhi merupakan 5. Komposisi basa DNA, homologi dan sifat-
penyebab tifoid sifat genetik.
Salmonella pullorwm ditemukan padaayam Strain adalah biakan murni kuman tersusun
Brucella dari nama Bruce dari keiompok kuman yang merupakan keturunan
Brucella abortus : penyebab abortus pada kuman dari satu isolat. Misalnya: Stapbylococcus
ternak. aureus strain Oxford, merupakan kuman standar
Hemopbilws influenzae : pertama kali diasingkan untuk macam-macam kepeduan di laboratorium.
dari penderita influenza Spesies bakteri men gandrng strain-strain (galur-
dan disangka sebagai pe- galur) mikroorganisme yang sifat-sif.atny a secara
nyebab influenza garis besar sama tetapi memiliki perbedaan-
Clostridium raelchii ditemukan oleh \7elch perbedaan. Biovar ft iotip) merupakan s tr ain y ang
Nama-nama di atas ad alah nama il miah (s c ient ifi' c dipilih sebagai strain y angterbaik untuk mewakili
name). Sedangkan seh ari-hari yang lebih banyak suatu spesies. \Taiaupun demikian strain-strain
dipakai adalah: biovar (biotip) tidak dapat memperlihatkan semua
gonococcus-go Neisseria gonorrboeae slfat strain-strain dalam suatu spesies, sehingga
sifilis Treponema pallidurn. untuk menentukan bentuk-bentuk tertentu pada
Hansen Mycobacteriwm leprae variasi strain digunakan penentuan subspesies
Koch, tbc fuIy c obacterium tub erculo s is seperti serotip (serovar), pathotip (pathovar),
Pneumococcus Streptococcu s pn eu rnon iae mo,rphotip (morphovar), fagatip (phagovar).
Klasifikasi dan Taksonomi Kuman 23

Klasifikasi bakteri patogen 2 = jumlah sifat-sifat yangadapadakedua strain


Berbeda dengan nomenklatur, tidak ada klasifi- != jumlah sifat-sifat yang ada pada strain per-
kasi bakteri yang resmi. Bergey's Manual of Sys- tama saja
.tematic Bacteriologlt edisi ke-8 tidak mengguna- 6 = jumlah sifat*ifat yang ada pada strain kedua
kan lagi taksa yang lebih tinggi karena ketidak- saja
jelasan hubungan genetika. Bergey\ Manual yang i = jumlah sifat-sifat yang tidak ada pada kedua
terakhir membagi prokariota dalam empar strain
divisio utama:
Klasif ikasi berdasarkan genetika
I. Gracilicutes : bakteri negatif Gram
Perkembangan-perkembangan dalam biologi mo-
II. Firmicutes : bakteri positif Gram
lekuler memungkinkan diperolehnya informasi
III. Tenericutes : bakteri tanpa dinding sel
mengenai kekerabatan organisme-organisme
IV. Archaeb acteria
pada tingkat genetik berdasarkan:
I, II dan III termasuk dalam Eubacteria.
- komposisi basa DNA
homologi sekuens DNA dan rRNA (RNA
Taksonomi numerik -
ribosomal)
Menggambarkan persamaan, kemiripan dan per- pola-pola metabolisme stabil yang dikontrol
bedaan karakteristik bakteri. Jaccard similarity
-
oleh gen
coefficient (S1) menyatakan sifat-sifat yang positif polimer-polimer pada sel
saja. Sedangkan Simple matchingcofficient (S sttt)
-
- struktur organel dan pola regulasinya.
menyatakan sifat-sifat yang positif dan negatif.
Koefisien-koefisien rersebur menggambarkan Kekerabatan berdasarkan homologi asam
persentase sifat-sifat yang sama di nukleat (homologi sekuens DNA):
^nt^r^
organisme-organisme.
,ii

6 = guanin
C = sitosin
A = adenin
T = timin
U LTRASTRU KTU R, MORFOLOG I
DAN PEWARNAAN KUMAN
Susiana Assani

Struktur bakteri elektron tidak bekerja di membran sel; tetapi pada


Bakteri termasuk dalam golongan prokariota, lamelae yangberada di bawah membran sel.
yang strukturnya lebih sederhana dari eukariota, Bakteri menyimpan pula makanan cadangan-
kecuali bahwa struktur dinding sel prokariota nya dalam bentuk granula sitoplasma. Granula
lebih kompleks dari eukariota. ini bekerja sebagai sumber karbon, tetapi bila
sumber protein berkurang, karbon dalam
lnti atau nukleus
granula ini dapat dikonversi menjadi sumber
Dengan pev/arnaan Feulgen, inti sel prokariota
nitrogen.
dapat dilihat dengan hanyamenggunakan mikro-
Granula sitoplasma pada beberapa jenis
skop cahaya biasa. Pewarnaan Feulgen sebetul-
bakteri menyimpan pula sulfur, fosfat inorganik
nya mewarnai molekul DNA.
(= granula volutin) dan granula pada jenis kuman
Dengan mikroskop elektron tampak bahwa
korine-bakteria disebut granula meta- kromarik,
badan inti tidak mempunyai dinding intilmem-
karena granula tersebut bila diwarnai dengan zat
bran inti. Di dalamnya terdapat benang DNA
warna biru tua tidak berwarna biru, tetapi
(DNA fibril) yang bila diekstraksi, berupa mole-
berwarna merah. Pada sitoplasma pro- kariota
kul tunggal dan utuh dari DNA dengan berat
tidak didapatkan struktur mikrotubulus sepeni
molekul 2-3 x 10e. Benang DNA ini disebut
yang ada pada eukariota.
kromosom yang panjangnya kira-kira 1. mm.
Ekstraksi DNA dilakukan dengan melisiskan Membran sitoplasma
dinding sel secara hati-hati, kemudian dilakukan
A. Struktur
sentrifugasi; maka benang DNA akan terpisah
Membran sitoplasma disebut juga membran sel;
dari materi sel lainnya, dan dapat dimurnikan.
yang komposisinya terdiri dari fosfolipid dan
Struktur sitoplasma protein. Membran sel dari semua jenis pro-
Selprokariota tidak mempunyai mitokondria atau kariota tidak mengandung sterol, kecuali Genus
kloroplas; sehingga enzim-enz:tm untuk transpor Mycoplasma.

24
Ultrasnuhur Morfologi dan Pewarnaan Kuman 25

Di tempat-tempat tertentu pada membran sito- Dinding sel


plasma terdapat cekungan/lekukan ke dalam Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar an-
(convoluted inoagination) yang disebut mesosom. tara 5-20 atmosfer, karena adanya transpor aktif
Ada dua jenis mesosom: yang menyebabkan tingginya konsentrasi larutan
L Septal mesosom: berfungsi dalam pembe- di dalam sel. Karena adanya dinding sel kuman
lahan sel. yang relatif sangat kuat, maka meskipun tekanan
2. Lateralmesosom. osmodknya tinggr, sel kuman tidak pecah. Dinding
Kromosom bakteri (DNA) melekat pada sel ini terdiri dari lapisan peptidoglikan, yang
septal mesosom. disebut juga sebagai lapisan murein atau muko-
peptida (semua nama ini adalah sinonim).
B. Fungsi Bakteri dibagi atas bakteri yang positif Gram
Fungsi utama membran sitoplasma adalah: dan negatif Gram tergantung pada responsnya
l. Menjadi tempat transpor bahan makanan bila diwarnai dengan pewarnaan kuman menu-
secara selektif rut GRAM. Sel kuman mula-mula diwarnai de-
2. Pada spesies kuman aerob merupakan tempat ngan zat warna kristal ungu dan Iodium lalu di-
transpor elektron dan oksidasi-fosforilasi. cuci dengan alkohol atau aseron. Kuman negatif
3. Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hi- Gram akan kehilangan zat warna ungunya
drolitik. setelah dicuci dengan alkohol, sedangkan kuman
4. Mengandung enzim dan molekul-molekul positif Gram tetap mempertahankan 'warna
yang berfungsi pada biosintesa DNA, poli ungu meskipun telah dicuci dengan alkohol.
merisasi dinding sel dan lipid membran = Fungsi lain dari dinding sel selain menjaga
fungsi biosintetik. tekanan osmotik adalah:
5. Mengandung reseptor dan protein untuk 1. Dinding sel memegang peranan penring dalam
sistem kemotaktik. proses pembelahan sel.

C. Zat antibakteri yang bekerja pada


2. Dinding sel melaksanakan sendiri biosintesa
untuk membentuk dinding sel.
dinding sel
3. Berbagai lapisan tertenru pada dinding sel
a. Deterjen: yang mengandung gugus lipofilik merupakan determinan dari antigen permu-
dan hidrofilik akan merusak membran sito- kaan kuman.
plasma dan membunuh sel. 4. Pada kuman negatif Gram, salah satu lapisan
b. Antibiotika yang secara spesifik mempe- dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin
ngaruhi fungsi biosintetik dari membran yang tidak spesifik, yaitu lipopolisakarida
sitoplasma lain: polimiksin, asam (LPS). LPS ini pada beberapa binatang ber-
^nt^ra
nalidiksat, fenetilalkohol dan novobiosin. sifat toksik.
26 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Enzimlisosim dan beberapa obat yang meng- 2. Lofotrikh: lebih dari satu flagel di satu bagian
ganggu biosintesis peptidoglikan dapat menye- polar kuman
babkan sel kuman kehilangan struktur dinding 3. Amfitrikh: flagel terdapar saru atau lebih di
sel. Bila cairandi sekitarnya memproteksi tekan- kedua polar dari kuman
an osmotik dalam sel maka terjadilah sel tanpa 4. Peritrikh: flagel tersebar merata di sekeliling
dinding yang disebut protoplas pada kuman badan kuman.
positif Gram dan sferoplas pada kuman negatif Protein dari flagel disebut flagellin.
Gram.
Bila suspensi kuman berflagel kita kocok kuat-
Bila sel protoplas dan sferoplas ini masih
kuat, maka flagel akan rontok, tetapi flagel ter-
mampu berkembang biak, maka disebut sebagai
sebut dapat tumbuh lagi sempurna dalam 3-6 menit.
kuman Lform.
Pili = fimbriae
Kapsul
Beberapa kuman negatif Gram memiliki rambur
Banyak spesies bakteri mensintesa polimer eks-
pendek dan keras yang disebut pili. Pili terdiri
trasel (pada umumnya polisakarida) yang ber-
dari subunit-subunit protein.
kondensasi dan membentuk lapisan di sekeliling
sel dan disebut kapsul. Ada dua jenis Pili:
Pada medium agar, koloni kuman berkapsul 1,. Pili yang memegang peranan dalam adhesi
tarnpak sebagai koloni berlendir. IJmumnya kuman dengan sel tubuh hospes.
kuman berkapsul lebih tahan terhadap efek 2. Seks Pili yang berfungsi dalam konjugasi dua
fagositosis dari daya pertahanan badan. Sejenis kuman.
kapsul pada Streptococcus tnutans misalnya, dapat
Virulensi dari berbagai jenis kuman patogen
melekat erat pada permukaan gigi, membentuk
tidak hanya tergantung pada toksin kuman,
lapisan plaque pada gigi dan mengeluarkan pro-
tetapi jug^ tergantung pada Colonization
duk asam yang menyebabkan karies gigi.
Antigen, yangterryata adalah pili biasa.
Flagel Protein M pada Streptococcus adalah juga
Flagel adalah bagian kuman yang berbentuk lapisan fimbrial yang merupakan antigen per-
mukaan, dan lipoteicholic acid yang ada di dalam-
seperti benang, yang umumnya terdiri dari pro-
tein dengan diameter 12-30 nanometer. nya bertanggung jawab pada perlekaran Strep-
tococcus group A pada sel epitel.
Flagel adalah alat pergerakan.

Ada tiga jenis flagel: Endospora


1. Monotrikh: flagel tunggal dan terdapat di Beberapa genus bakteri dapat membentuk endo-
bagian ujung kuman. spora. Yang paling sering membentuk spora ada-
Ultrastruktur, Morfologi dan Pewarnaan Kuman 27

lah kuman batang positif Gram Bacillus gents Pada waktu germinasi dimana spora kembali
dan Clostridium. Kuman-kuman ini mengada- menjadi sel vegetatif terjadi beberapa peristiwa
kan diferensiasi membentuk spora bila keadaan sebagai berikut:
lingkungannya menjadi jelek, misalnya bila me- 1. Aktivasi: meskipun lingkungan membaik,
dium di sekitarnya kekurangan nutrisi. Masing- spora tidak akan melakukan germinasi
masing sel akan membentuk spora, sedangkan sampai terjadi aktivasi yang diawali oleh
sel induknya akan mengalami otolisis. Spora adanya suatu zat yang merusak coat dart spora
adalah kuman dalam bentuk istirahat. Spora ber- seperti panas, asam komponen sulfhidril dan
sifat sangat resisten terhadap panas, kekeringan lain sebagainya.
dan zat kimiawi. Bila kondisi lingkungan telah 2. Inisiasi: setelah teraktivasi maka spora akan
baik kembali spora dapat kembali melakukan melakukan germinasi dengan menggunakan
germinasi dan memproduksi sel vegetatif. sumber makanan dari media/lingkungan-
Secara morfologis, proses sporulasi terjadi de- nya-
ngan c ra isolasi badan inti yang diikuti dengan 3. Outgrowth: kemudian terjadi degradasi dari
melipatnya membran sel ke arah dalam. korteks dan sel vegetarif baru keluar dan
hidup seperti semula.
Spora terdiri dari:
a. Core: adalahsitoplasma dari spora. Di dalam-
-Morfologi kuman
nya terkandung semua unsur untuk kehi- Morfologi kuman dapat dibagi dalam tiga ben-
dupan kuman seperti kromosom yang leng- tuk utama, yaitu: kokus, batang dan spiral.
kap, komponen-komponen untuk sintesis Kokus: kuman berbentuk bulat dapat ter-
protein dan lain sebagainya. susun sebagai berikut:
b. Dinding spora: lapisan paling dalam dari
- Mikrokokus, tersendiri (single)
spora, terdiri dari dinding peptidoglikan dan Diplokokus, berpasangan dua-dua
-
akan menjadi dinding sel bila spora kembali Pneumokokus adalah diplokokus yang ber-
-
ke bentuk vegetatif. bentuk lanset, gonokokus adalah diplokokus
c. Korteks: adalah lapisan yang tebal dari spora yang berbentuk biji kopi.
envelope. Juga terdiri dari lapisan peptidogli- Tetrade, tersusun rapi dalam kelompok empat
-
kan tetapi dalam bentuk yang istimewa. sel.
d. Coat: terdiri dari zat semacam keratin, dan
- Sarsina, kelompok delapan sel yang tersusun
keratin inilah yang menyebabkan spora rapi dalam bentuk kubus.
relatif tahan terhadap pengaruh luar. Streptokokus, tersusun seperti rantar
e. Eksosporium: adalah lipoprotein membran
-
Stafilokokus, bergerombol tak reratur seperri
y ang t erdapat paling luar.
-
untaian buah anggur.
28 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Basilus: kuman berbentuk batang dengan pan- morfologi dan strukturnya, sehingga hasil yang
jang bervariasi dari 2-10 kali diameter kuman diperoleh kurang repat, bila dipakai biakan
tersebut: berumur lebih dari 24 jam.
Kokobasilus, batang yang sangar pendek me- Kualitas z atwarna. Ada zatwarna yang harus
- -
nyerupai kokus dibuat sesaat sebelum dipakai dan ada yang
- Fusiformis, dengan kedua ujung batang me- hanya dapat disimpan selama beberapa
runcing 'waktu.
Streptobasilus, sel-sel bergandengan memben- Tebal tipisnya sediaan. Bila sediaan terlalu tebal
- -
tuk suatu filamen. atau tidak rata, makapenetrasi zat w arna akan
berbeda-beda.
Spiral:

- Vibrio, berbentuk batang bengkok Cara membuat sediaan


Spirilum, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak
- Suspensi kuman, yaitu satu tetes air garamfaal di
fleksibel dan dapat bergerak dengan flagel.
atas gelas alas ditambah biakan kuman, disebar
- Spirokhaeta, berbentuk spiral halus, elastik
setipis mungkin sehingga membentuk lingkaran
dan fleksibel, dapat bergerak dengan aksial
dengan diameter kira-kira 1 cm. Sediaan dibiar-
filamen.
kan mengering di rdara atau dapat dipercepat
contoh :
pengeringannya dengan menghangatkan di atas
- borrelia, berbentuk gelombang api, kemudian direkat/difiksasi dengan mele-
- treponema, berbentuk spiral halus dan ter- watkan di atas api ttga kali dan siap untuk
atuf
diwarnai.
- leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan Jenis-jenis pewarnaan kuman yang dikenal
pada satu atau kedua ujungnya.
adalah:

Pewarnaan kuman 1. pewarnaan negatif (back ground staining)


Untuk mempelajari morfologi, srruktur, sifat- 2. pewarnaan sederhana
sifat kuman untuk membantu identifikasinya 3. pewarnaan diferensial
kuman perlu diwarnai.
4. pewarnaan khusus.
Agar memperoleh hasil pewarnaan yang baik Pewarnaan .negatif
diperhatikan faktor-faktor berikut:
Suspensi kuman dibuat dalam zat warna negro-

- Gelas alas bersih dan bebas lemak sin/tinta bak dan disebar'ratakan dengan gelas
- lJmur biakan: 1.8-24 jam,kecuali kuman rahan alas lain (sediaan hapus). Di sini kuman tidak
asam M.tuberculosis yang tumbuhnya sangat diwarnai dan tampak sebagai benda-benda
lambat. Kuman mengalami perubahan dalam terang dengan latar belakang hitam. Pewarnaan
Ultrastruktur; Morfologi dan Pewarnaan Kuman 29

ini dipakai untuk kuman yang sukar diwarnai, 4. Sediaan dicuci dengan air dan diwarnai
misalkan Sp ir o ch aet a, (frep o ne m a, Lept o sp ira dan dengan air fukhsin selama I-2 menit.
Borrelia). Sediaan dicuci, dikeringkan dan diperiksa di
bawah mikroskop.
Pewarnaan sederhana
Keterangan:
Pewarnaan ini hanya menggunakan satu macam
z twarn . Misalnya biru metilen, air fukhsin t. Setelah diberi karbol ungu kristal semua
atau ungu kristal selama l-2 menrt. Zat warna kuman menjadi :ulgv, zat warna diserap
anilin mudah diserap oleh kuman dalam dinding sel dan protoplasma.
2. Pemberian lugol menyebabkan terbentuk-
Pewarnaan diferensial nya kompleks ungu kristal-iodium yang ber-
Pewarnaan diferensial menggunakan lebih dari warna ungu tengguli kotor.
satu macam zat warfla 3. Pencucian dengan alkohol menyebabkan
a. Pewarnaan Gram adalah pewarnaan dife- terjadinya diferensiasi dari dua macam
rensial yang sangat penting. Ditemukan oleh kuman:
Christian Gram pada tahun 1884. a. Kuman tetap berwarna ungu
b. Pewarnaan tahan asam (acid fast staining). b. Kuman tidak berwarna, sebab zat warra
Misalkan pewarnaan Ziehl Neelsen dan dilarutkan oleh alkohol dan keluar dari sel
Kinyoun-Gabbett untuk membedakan kuman- kuman.
kuman yang ahan asam dari yang tidak 4. Fukhsin sebagai pewarna kontras (counter-
tahan asam. stain)mewarnai kuman yang tidak berwarna
menjadi merah.
Pewarnaan Gram
Hasil dapat dibaca sebagai berikut:
Cara pewarnaan:
1.. Sediaan yang sudah direkat diwarnai dengan
-Kuman positif Gram berwarna ungu
kristal ungu selama 5 menit.
-Kuman negatif Gram berwarna merah.
2. Zatwarnadtbuang dan diganti dengan larutan
lugol (!,,,, :,:,"r:, ; r F" il dibiarkan selama 45-60
!
Sifat kuman terhadap pewarnaan Gram meru-
detik. pakan sifat penting untuk membantu determi-
3. Larutan lugol dibuang dan sediaan dicuci nasi suatu kuman.
dengan alkohol 960/o selama 30 detik atau Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijum-
digoyang-goyangkan sampai ridak ada zat pai antan kuman positif Gram dan kuman ne-
warna yang mengalir lagi. gatif Gram.
30 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

positif
Kuman Kuman negatif sudah diserap mudah dilepaskan dan kuman
Gram Gram
menjadi tidak berwarna.
Dinding gel:
Kuman positif Gram mengalami denaturasi
tebal
-Iapisan peptidoglikan lebih lebih tipis
protein pada dinding selnya oleh pencucian
-kadar lipid 14% l1)2%
dengan alkohol. Protein menjadi keras dan
-Resistensi terhadap tidak larut larut
alkali (1% KOH) beku, pori-pori mengecil, sehingga kompleks
-Kepekaan terhadap lebih peka kurang peka ungu kristal-Iodium dipertahankan dan sel
Iodium kuman tetap berwarna ungu.
-Toksin yang dibentuk eksotoksin endotoksin Bila dinding sel dilarutkan dengan lisosim
-Resistensi terhadap lebih tahan lebih peka
(enzim), maka terbentuklah protoplas. Sel
tellurit
asam melepaskan kompleks ungu kristal-Iodium
-Sifat tahan tidakuada yanB
"*l#*,"n"r setelah dicuci dengan alkohol. Jadi dinding sel
Kepekaan terhadap lebih peka kurang peka menahan keluarnya zat warna ungu.
penisilin
- Permeabilitas dinding sel. Teori ini berdasar-
Kepekaan terhadap tidak peka peka
streptomisin
kan tebal tipisnya lapisan peptodiglikan dalam
dinding sel.
Sebagai pegangan dapat dicatat bahwa: Kuman positif Gram mempunyai susunan
dinding sel yang kompak dengan lapisan pep-
- Kuman berbentuk kokus yang patogen ter- tidoglikan yang terdiri dari 30 lapisan. Per-
hadap manusia bersifat positif Gram, kecuali meabilitas kurang dan kompleks ungu kristal
kokus dari famili Neisseriaceae. Iodium tidak dapat keluar.
Kuman berbentuk batang dan spiral yang pa- Kuman negatif Gram mempunyai lapisan pep-
- tidoglikan yang tipis, hanya 1-2 lapisan dan
togen bagi manusia umumnya bersifat negadf
Gram, kecuali batangdari genus berikut: fuIyco- susunan dinding sel tidak kompak. Permea-
bacterium, Corynebacterium, Listeria, Bacillus bilitas dinding sel lebih besar, sehingga masih
dan Clostridium. memungkinkan terlepasnya kompleks ungu
kristal-Iodium.
Ada berbagai teori tentang dasar perbedaaflyang
Pewarnaan tahan asam
menyebabkan kelainan kedua golongan tersebut.
- Pewarnaan Ziehl-Neelsen
- Teori Salton. Teori ini berdasarkan kadar lipid Cara pewarnaan:
yang tinggi Q)"D di dalam dinding sel kuman l. Sediaan kuman diwarnai dengan larutan
negatif Gram. Zatlipid ini larut selama pen- fukhsin karbol dan dipanaskan dengan api
cucian dengan alkohol. Poripori pada din- kecil sehingga keluar asap, biarkan selama
ding sel membesar, sehingga zat warna yang 5 menit.
Ultrastruhur, Mo{ologi dan Pewarnaan Kuman 31

2. Sediaan dicuci dengan air dandimasukkan nyakit tuberkulosis. Sebenarnya hasil ini hanya
dalam larutan H2SOa 5olo selama 2 detik. menunjukkan adanya kuman tahan asam dan
Untuk kuman M. leprae digunakan larutan kuman yang ditemukan ini mungkin juga bukan
H2SOa 1%. kuman tuberkulosis.
3. Kemudian dicuci dengan alkohol 60olo

sehingga tidak ada warna merah mengalir. Pewarnaan khusus (special staining)
4. Sediaan dicuci dengan air dan diwarnai Pewarnaan ini dipakai untuk mewarnai bagian-
dengan larutan biru metilen selama L-2 bagian sel kuman atau kuman tertentu yang
menit, dicuci dengan air dandikeringkan. sukar diwarnai dengan pewarnaan biasa.
Hasil dapat dibaca sebagai berikut: Misalkan:
- Kuman tahan asam berwarna merah - Flagel dengan:
Bukan kuman tahan asam berwarna biru.
- Pewarnaan Gray. Di sini diperlukan peman-
Sesudah pencucian dengan asam-alkohol kuman tek (mordant) yang meningkatkan afinitas
tahan asam mempertahankan warna merahnya, flagel terhadap zat warna dan memperbesar
sedangkan kuman bukan tahan asam melepas- diameter flagel. Suspensi koloidal garam asam
kan warna ini dan menjadi tidak berwarna. tanat menyebabkan ter ladiny a presipitat pada
Sifat tahan asam ini disebabkan karena terda- dinding sel dan flagel. Badan kuman dan flagel
patnya asam mikoiaty^ngterikat dalam dinding membesar sehingga mudah terlihat dengan
sel. Dinding sel kuman tahan asam terdiri dari mikroskop biasa setelah diwarnai dengan kar-
peptidoglikan, arabinogalaktan dan lipid, sedang- bol fukhsin
kan 50o/o dari lipid ini adalah asam mikolat. Pewarnaan Novel
Pewarnaan Kinyoun-Gabbett atau Tan Pewarnaan Zettnow
- Pewarnaan Fontana-Tribondeau
Thiam Hok
Cara pewarnaan: Ketiga pewarnaan tersebut di atas mengguna-
kan impregnasi dengan Ag.
1. Sediaan kuman diwarnai dengan larutan
- Simpai dengan:
Kinyoun selama 3 menit dan dicuci dengan
Pewarnaan Muir;
simpai berwarna biru dan
air.
badan kuman berwarna merah.
2. Sediaan diwarnai dengan larutan Gabbett Pewarnaan Hiss; simpai berwarna ungu
selama L menit, dicuci dengan air dan di
muda dan badan kuman ungu tua.
keringkan.
Pewarnaan Gins Burri; adalah suatu kom-
Ditemukannya kuman tahan asam dalam sputum binasi pewarnaan negatif dengan pewarnaan
penderita seringkali dihubungkan dengan pe- sederhana, misalkan karbol fukhsin. Simpai
32 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

' tidak diwarnai dan terlihat sebagai bulatan- Dinding spora yang tebal memerlukan pema-
bulatan terang dengan latar belakang gelap, nasan,agarpori-porimembesardanzatwarna
sedangkan badan kuman berwarna merah. dapat masuk.
Simpai kuman mudah ditembus zat warfla,
tetapisukarmengikat zatw^rna'
- Inti dengan pewarnaan Feulgen
-Difteri dengan pewarnaan Neisser untuk
- Spora dengan: melihat granula Babes-Ernst
Pewarnaan Klein; spora kuman berwarn a d.rg* pewarnaan Becker-Krantz
-Spirokhaeta
merah dan badan kuman berwarna biru. dan pewarnaan Fontana Tribondeau.
FrsroLoGr
PERTUMBUHAN KUMAN
Suharto dan Aidilfiet Chatim

Pada pertumbuhan kuman terjadt sintesa yang bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan. Air
khas dan berimbang dari komponen-komponen merupakan pengantar semua bahan gizi yang
protoplasma dari bahan-bahan gizi (nutrien) yang diperlukan sel dan untuk membuang semua zat-
terdapat dalam lingkungannya. Ini merupakan z tyangtak diperlukan ke luar sel. Selain untuk
proses yang terus berubah menurut waktu dan melancarkan reaksi-reaksi metabolik, air juga
merupakan sifat utama makhluk hidup. Kuman- merupakan bagian terbesar dari protoplasma.
kuman merupakan kelompok organisme yang
sangat omnivor (memakan segalanya). Mereka Garam-garam anorganik: Diperlukan untuk
mampu melaksanakan proses-proses metabo- mempertahankan keadaan koloidal dan tekanan
lisme dengan memanfaatkan segala macam sum- osmotik di dalam sel; untuk memelihara keseim-
ber bahan makanan, mulai substrat anorganik bangan asam-basa; dan berfungsi sebagai bagian
sampai bahan organik yang sangat kompleks. enzim atau sebagai aktivator reaksi enzim.
Agaknya tidak ada satu pun persenyawaan or-
Mineral: Selain karbon dan nitrogen, sel-sel hidup
ganik yang tak dapat dimanfaatkan oleh kuman.
memerlukan sejumlah mineral-mineral fainnya
Ini merupakan bukti akan kemampuan kuman
untuk pertumbuhannya.
untuk mengadaptasikan dirinya dan mencermin-
kan kemamp u^nnyauntuk menanggapi rangsangan - Belerang (sulfur) : seperti halnya dengan nitro-
gen, sulfur juga merupakan komponen sub-
yang sebelumnya adalah asing baginya. Meski-
pun di ant;;r^ bermacam-macam spesies kuman stansi sel. Sebagian besar sulfur sebagai r ,.
terdapat perbedaan-perbedaan dalam keperluan- tetapi kebanyakan mengambilnya dalam ben-
ny a akan b ah an gizi, tetapi ada b ah an- b ahan gizr tuk .'ri. :, Gulfat).
Fosfor-fosfat ij,:i-i.l : diperlukan sebagai kom-
yangagaknya diperlukan oleh setiap jenis kuman. -
ponen asam-asam nukleat dan berupa koenzim.
Substansi yang umum diperlukan enzim: Sejumlah mineral diperlu-
-Aktivator
Air: Kuman memerlukan air dalam konsentrasi kan sebagai aktivator enzim seperti ii:iri
tinggi (cukup) di sekitarnya karena diperlukan jug r" dani.-'.,:"

33
34 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Sumber nitrogen: Banyak isi sel, temrama prorein, Faktor pertumbuhan: Banyak kuman heterotrof
mengandung nitro gen. Pada kuman, nitro gen men- tidak dapat tumbuh kecuali diberikan faktor-
capai 1.0o/o berat kering sel kuman. Nitrogen yang faktor pertumbuhan. Substansi ini dimasukkan
dipakai oleh kuman, diambil dalam bentuk: NO:, dalam perbenihan dalam benruk ekstrak ragi,
NOz, NH:, Nz dan R-NHz (R-radikal organik). darah, vitamin B kompleks, asam amino, purin
Kebanyakan mikroorganisme dapat mengguna- dan pirimidin. Vitamin B kompleks terurama
kan NHr sebagai satu-satunya sumber nitrogen. berperan sebagai katalisator pada reaksi-reaksi di

COz: diperlukan dalam proses-proses sintesa dalam sel.

dengan timbulnya asimilasi COz di dalam sel. Oz: Berdasarkan keperluan akan oksigen,
Berdasarkan jenis sumber C yang diperlukan, kuman dibagi dalam lima golongan:
kuman dibagi dalam dua golongan:
a. Kuman anaerob obligat, hidup anpa C2,
Kuman autotrof (litotrof): adalah kuman yang
02 toksis terhadap golongan kuman ini.
hanyamemerlukan atr, garaminorganik dan COz
sebagai sumber C bagi pertumbuhannya, men-
b. Kuman anaerob aerotoleran, tidak mati
dengan adanya C2.
sintesa sebagian besar metabolik organiknya dari
COz. Energi yang diperlukan diperoleh dari ca-
c. Kuman anaerob fakultatif, mampu tumbuh
baik dalam suasana dengan atil)tanpao2.
haya atau oksidasi bahan-bahan kimia. Kuman
autotrof fotosintetik (fotolitotrof), memperoleh
d. Kuman aerob obligat, tumbuh subur biia
ada oksigen dalam jumlah besar.
energi dari cahaya. Kuman autotrof kemosintetik
(kemolitotrof), memperoleh energi dari oksidasi
e. Kuman mikroaerofilik, hanya tumbuh
baik dalam tekanan C2yangrendah.
substrat inorganik, seperti Fe, S, NH3, NO2.

Kuman heterotrof (organotrof): memerlukan Potensial oksidasi-reduksi (Eh)


C dalam bentuk senyawaan organik, karbohidrat, Eh suatu perbenihan merupakan faktor yang
untuk pertumbuhannya. Dalam golongan ini menentukan apakah suaru kumanyang dibiak-
termasuk semua jenis kuman yang patogen bagi kan dapat tumbuh atau tidak" Eh kebanyakan
manusia. Dalam laboratorium biasanya dipakai perbenihan bila berkontak dengan tdara adalah
glukosa sebagai sumber C. Energi yang diperlu- kurang lebih + 0,2 - 0,4 volt pada pH Z. Kuman-
kan diperoleh dari cahaya atau oksidasi senya- kuman anaerob tidak mungkin tumbuh kecuali
waan organik. Kuman heterotrof fotosintetik apabila Eh perbenihan mencapai -0,2 volt. Pem-
(fotoorganotrof) memperoleh energi dari cahay a. bentukan suasana anaerob di dalam perbenihan
Kuman heterotrof kemosintetik (kemoorga- dapat diperoleh dengan jalan mengisap oksigen
notrof) memperoleh energi dari oksidasi senya- atau dengan jalan memasukkan persenyawaan
waan organik. mengandung sulfihidril seperti Na-tioglikolat ke
Fisiologi Pertumbuhan Kuman 35

dalam perbenihan tersebut. Pertumbuhan ber- tersebut baru dapat dibiakkan pada telapak kaki
sama kuman anaerob dan aerob juga menurun- mencit yang mempunyai suhu badan rendah.
kan Eh lingkungannya. Keadaan ini sangat Hasil ini diperoleh dari kenyataan bahwa pada
penting dalam klinik pada lukaJuka infeksi di manusia, kelainan-kelainan penyakit lepra biasa-
mana populasi campuran kuman-kuman aerob ny a terdapat pada kulit, sedangkan organ-organ
dan anaerob memungkinkan terjadinya infeksi dalam tidak terkena.
yang dtawali dengan suasana aerob.
pH
Temperatur (suhu) PH perbenihan juga mempengaruhi pertumbuhan
Tiap-tiap kuman mempunyai temperatur opti- kuman. Kebanyakan kuman yang parogen mem-
mum yaitu di mana kuman tersebut tumbuh punyai pH optimumZ,2 - 7,6. Meskipun suaru
sebaik-baiknya, dan batas-batas temperatur di perbenihan pada permulaannya baik bagi suatu
mana pertumbuhan dapat terjadi. Pembelahan kuman, tetapi pertumbuhan selanjutnya juga
sel terutama sangat peka terhadap pengaruh akan terbatas karena produk metabolisme
merusak dari temperatur tinggi. Bentuk-bentuk kuman-kuman itu sendiri. Hal itu terutama
besar dan garyil (bizarre = aneh) sering dijumpai dijumpai pada kuman-kuman yang bersif at fer-
pada biakan-biakan pada suhu yang lebih tinggi mentatif yang menghasilkan sejumlah besar
daripada suhu optimum. asam-asam organik yang bersifat menghambat.

Berdasarkan batas-batas suhu pertumbuhan, Kekuatan ion dan tekanan osmotik


kuman dibagi atas golongan-golongan: Faktor-faktor seperti tekanan osmotik dan kon-
sentrasi gar am juga perlu diperhatikan. Bagi keb a-
-psikrofilik : -':, sampai ," :1.1 " i-. dengan
nyakan kuman sifat-sifat yang dimiliki perbenihan
optimum il.] . :'.: f i.-'
yang biasa dipergunakan sudah memuaskan, rerap
- mesofilik : :.-. :: - :. , dengan optimum
,r

bagi kuman-kuman yang berasal dari air laut dan


kuman-kum y angdiadaptasikan terhadap per-
- termofilik : t... dengan optimum ^n
tumbuhan dalam larutan gula berkadar tinggi
faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan. Kuman-
Temperatur optimum biasanya merupakan kuman yang memerlukan kadar garam tinggi
refleksi dari lingkungan normal organisme ter- disebut halofilik, sedangkan yang memerlukan
sebut. Oleh karena kuman-kuman yang patogen tekanan osmotik yang tinggi disebut osmofilik.
bagi manusiabiasanyatumbuh dengan baik pada
374 C. Salah satu contoh yang baik adalah pada REPRODUKSI KUMAN
pembiakan ktman My cobacterium leprae. Setelah Reproduksi kuman dapat berlangsung secara
bertahun-tahun mengalami kegagalan, kuman aseksual maupun secafa seksual. Termasuk dalam
36 Buku Aiar Mikrobiologi Kedokteran

reproduksi secara aseksual adalah pembelahan, nya adalah timbul sel-sel kuman dengan sifat-
pembentukan tunas/ cabang dan pembentukan sifat yang berasal dari kedua sel induknya.
[ilamen. Reproduksi semacam ini hanya terjadi antara
kuman-kuman sejenis dari suatu famili, misalnya
Pembelahan Enterobacte riaceae, antara Escherichia coli dengan
IJmumnya kuman berkembang biak secara ami- Sbigella dysenteriae, antara Escbericbia coli dengan
tosis dengan membelah meniadi dua bagian Salmonella typhosa.
(binary dir:ision).Waktu di antara dua pembelahan Bila kuman ditanam dalam perbenihan yang
disebut generation time dan ini berlainan untuk sesuai dan pada waktu-waktu tertentu ditinjau
setiap jenis kuman, bervariasi antara 20 menit jumlah kuman yang hidup, maka dapat dilihat suatu
sampai 15 jam. Sebagai contoh, Mycobacterium grafik yang dapat dibagi dalam empat fase, yaitu:
twberculosis mempunyai generation time L5 1am,
tumbuhnya lambat. L Fase penyesuaiandiri (agphase)
\(aktu penyesuaian ini umumnya berlang-
Pembentukan tu nas/cabang sung selama 2 jam. Kuman belum berkem-
Kuman membentuk tunas, tunas akan melepas- bang biak dalam fase ini, tetapi aktivitas meta-
kan diri dan membentuk kuman baru. Reproduksi bolismenya sangat tinggi. Fase ini merupa-
dengan pembentukan cabang didahului dengan kan persiapan untuk fase berikutnya.
pembentukan tunas yangtumbuh menjadi cabang 2. Fase pembelahan (ogarlrytmik phase/expo-
dan akhirnya melepaskan diri. Dapat dijumpai nential pbase)
pada kuman dari famili Streptomycetaceae. Kuman berkembang biak dengan berlipat
dua, jumlah kuman meningkat secara ekspo-
Pembentukan filamen
nensial. Untuk kebanyakan kuman fase ini
Pada pembentukan filamen, sel mengeluarkan sera-
berlangsung 1,8-24 jam. Pada pertengahan
but panjang, filamen yang tidak bercabang. Bahan
fase ini pertumbuhan kuman sangat ideal,
kromosom kemudian masuk ke dalam filamen.
pembelahan terjadi secara teratur, semua
Filamen terputus-putus menjadi beberapa bagian.
bahan dalam sel berada dalam keadaan seim-
Setiap bagian membentuk kuman baru. Dijum-
b ang p al an c e d gr oruth).
pai terutama dalam keadaan abnormal, misalkan
bila kuman Haemophilus inJluenzae dibiakkan 3. Fase stasion er (stationary pbase)

dalam perbenihan yang basah. Dengan meningkatnya jumlah kuman, me-


ningkat juga jumlah hasil metabolisme yang
Reproduksi secara seksual toksis. Kuman mulai ada yang mati, pem-
Pembelahan kuman di sini didahului oleh pela- belahan terhambat. Pada suatu saat terjadi
buran bahan kromosom dari dua kuman. Akibat- jumlah kuman yang hidup tetap sama.
Fisiologi Pertumbuhan Kuman 37

log kuman/cc monomorfi.sme). Ternyata bahwa suatu spesies


kuman dapat mengalami perubahan-perubahan,
baik dalam bentuk maupun dalam sifat-sifat lain-
nya tergantung pada keadaan sekitarnya. Jadi
terdapat suatu modifikasi dari monomorfisme.
Kuman tidak berubah dari kokus menjadi basi-
lus atau mengadakan mutasi dari genus ke genus
10 30 lainnya, tetapi suatu spesies dapat mengalami
waktu sesudah perubahan dalam aktivitas biologis, antigenitas
penanaman fiam)
serta virulensinya.
Gambar2'.
Kurva perkembangbiakan Mutasi: adalah perubahan yangada hubungan-
a-b log phase (2 jam): kuman menyesuaikan diri nya dengan gen, bersifat tetap dan dapat diturun-
terhadap keadaan sekitamya
t*c log phase (etponential phase): krmanberkembang
kan pada keturunannya.
biak secara logaritmik sampai jam ke-10
c4: stationary phase: jtmlah kumaq relatif konstan Fluktuasi: adalah perubahan yang bersifat semen-
d-e: period of decline: jumlah kuman yang mati lebih tara dalam morfologi dan fisiolo g L y angbiasanya
banyak disebabkan karena keadaan sekitarnya, misalnya
kuman yang berpigmen untuk sementara waktu
4. Fase kemundu r an/ penurunan (period of dccline) dapat kehilang n kemampuannya untuk mem-
Jumlah kuman hidup berkurang dan menu- bentuk pigmen.
run. Keadaan lingkungan menjadi sangat jelak.
Pada beberapa jenis kuman timbul bentuk- lnvolusi (degenerasi): Perubahan yang disertai
bentuk abnormal (bentuk involusi) dengan kemunduran sifat-sifat kuman, terdapat
pada kuman-kuman yang sudah terlalu lama
Variabilitas
disimpan/dipelihara pada perbenihan artifisial.
Von Nageli berpendapat bahwa kuman-kuman
b erasal hany a dari b eb e rap a spesies saja y ang dap at Adaptasi: Kuman-kuman berbeda-beda dalam
berubah-ubah bentuknya (teori pleornorfisme). penyesuaian dirinya terhadap keadaan sekitar-
Hal ini mungkin disebabkan karena pada waktu nyay^ngbaru. Kuman yang patogen dapat kehi-
itu belum ditemukan cara-car^ yang sempurna langan patogenitasnya apabila ditanam pada per-
dalam mengasingkan dan membiakkan kuman. benihan, akan tetapi dapat memperoleh patoge-
Cohn dan Koch berhasil memperoleh suatu nitasnya kembali apabila dibiakkan melalui
biakan murni kuman, dan mengatakan bahwa binatang. Contohnya adalahperubahan koloni S
kuman-kuman selalu tetap bentuknya (teori menjadi R.
METABOLISME KUMAN
Pratiwi Sudarmono dan Aidilfiet Chatim

Sel kuman mengadakan kegiatan di daiam sel tuhkan C dalam bentuk anorganik. Kuman auto-
untuk pertumbuhan, pembelahan sel, pembaha- trof kemosintetik mendapatkan energi dengan
ruan komponen sel, dan lain-lain. Seluruh proses oksidasi bahan organik seperri Fe dan NH3.
pengolahan setelah bahan makanan masuk ke Kuman autotrof fotosintetik mendapatkan
dalam sel disebut metabolisme. energi untuk proses sintesa dari cahaya yang
diolah menjadi energi kimia.
Metabolisme dapat dibagi dalam dua bagian:
Enzim yang memegang peranan penring
1. Anaboiisme/Asimilasi meliputi proses sin- dalam metabolisme adalah:
tesa (pembangunan )
Dehidrogenase (melancarkan reaksi reduksi
2. Katabolisme/Desimilasi meliputi proses deg- -
oksidasi suatu metabolit)
radasi (perombakan)
Flavoprotein (transp or zat H
- dalam proses
Sebelum proses diperlukan pengaktifan sub- respirasi
unit yang akan dipakai dan energi tinggi (energy- Sitokrom (proses respirasi pada kuman aerob
-
r ich) y ai:,;u ATP (Adenosin Triphosphate). Energi untuk transpor zatHke C'2)
untuk metabolisme diambil dari proses fermen-
Metabolisme Karbohidrat
tasi, respirasi dan fotosintesa. Hasil reduksi oksi
dasi pada semua proses selalu dibentuk ATP, di- Karbohidrat dipecah menjadi triosa dalam ben-
mana energi yang dibebaskan tersimpan untuk tuk fosfat dan piruvat (CHICOCOOH). Enzim
proses selanjutnya. Senyawa dengan tingkat yang berperan: dari golongan glikosidase dan
energi tinggi adalah CoA yang sering dipakai fosforilase. Metabolisme glukosa menjadi piru-
sebagai penyalur energi. Pada fermentasi dar.r vat menurut Embden-Meyerhof (EMp) sebagai
respirasi energi diperoleh dari proses katabo- berikut:
lisme karbohidrat. glukosa-glukosa 6 fosfat-fosfogliseraldehide
Kuman heterotrof, termasuk kuman patogen, -fosfo gliserat-fosfoenolpiruvat-piruvar.
menggunakanzat organtksebagai sumber C untuk NAD dan senyawa fosfor turut berperan
mendapatkan energi. I.(uman autotrof membu- dalam proses ini, seperri dalam reaksi berikut:

38
Metabolisme Kuman 39

D-*lub.c qblis*
l-*iAfpi
$-Alt tr Aw
BJClskm+€-PO4
lr
r
I
F*uKoro&f0+
Be------:;*l l?pl
l' oot
gbkE**.,F*n*l$
lt*aot
S-.{r,rldorFl,S-diFOa l.e ilAD'

oo*** 1* gletraldehl**-POr
$
Y
xoon
&-{ts{ogluhon*t

I
l* t'o
t

r--]
I
t
.a\
'ffircblnsit _*_/
l-roe
pkt
l%*1
vd
:atPl
$r
Fluvnt Trh*gtryfa,

[r xrnx lr.-
ruao'
Gambar 5.1 Skema glikolisis Embden Meyerhof
Parnas Q,insser Mircrokolog,).
f* noo"
t'ektd
$* *on*
*o'
i i !:"
i 1 ll' -j.
'..' 4.e
i' i:,tt
|
$* utt
I
Metabolisme kuman den gan caralajn, misalnya:
I
1. Cara melalui penrosa {osf'at (Pentosa Phos- ?

pbate Patbruay) Nr aDP


rL
glukosa-glukosa 5 fosfat-6 fosfoglukonat- tb *rP
pentosa fosfat. Pir{llst
l3 nr*ox"
Cara ini dipakai untuk kuman yang tidak r
mempunyai enzim aldolosa dan triosa PO4 f* *un'
t aktet
isomerase yang diperlukan pada EMP.
2. Cara menurut Entner-Doudoroff (Entner-
Gambar 5.2 Entner-Doudoroff (Medical Micro-
Doudoroff Pathway), melalui pembentukan
biology, edisi ke-19, hal.76)
deoksiglukonat.
glukosa-6 fosfoglukonat-ketodeoksigluko- Melalui proses fermentasi piruvat dapat di-
nat-piruvat + gliseraldehid. pecah menjadi alkohol, asam laktat, asam budrat,
Cara ini dipakai pada beberapa Pseudomo- asam propionat, asetat, dan sebagainya. Fermen-
nas dan Eschericbia coli. tasi dengan pembentukan asam campuran adalah
40 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

khas untuk famili Enterobacteriaceae. Dalam


pH 6, enzim hidrogenliase format memecah asam
format menjadi COz dan Hz (pembentukan gas).
Fermentasi dengan pembentukan asam butirat
dilakukan oleh kebanyakan Clostridium.
Melalui proses respirasi secara aerob, gliko-
lisis diteruskan hingga piruvat terpecah menjadi
CO2 dan H2O. Energi yang dilepaskan diikat
dalam bentuk ATP. Oksidasi substrat yang dipa-
kai melalui siklus TCA dari Krebs, dimana 02
berfungsi sebagai reseptor F{.
lJrutan sistem enzim yang dipakai dalam
transpor zat H ke 02 dalam rantai respirasi ini
adalah sebagai berikut:
Flavoprotein-sitokrom b-sitokrom c-sito-
krom a-O2
Gamtrar 5.3 Siklus Asan Trikarboksilat (Zinsser Micro-
biology). Dalam proses respirasi secara anaerob, zat
organik seperti nitrat atau sulfat, dan bukan 02
(a) transpor elektron secara aerob yang berfungsi sebagai reseptor H.
rukslnal
titt*' glttt
,tr'o"7x'
_. """r\*ro
:-rf - - trlox
lrlopx - '-*,}'paro-eltrr,r*ch,
*r'' <,o ^
L,oalbrroforfal

(b) transpor elektron secara anaerob

'\a"ta'
"1;.r-r, -trrr*1T4::"
t;fiY I --f',.-^t-t
tniliit"t
I
i,j,j'll"l
u'(% o),,.u *ffi.*o,n
Gambar 5.4 Rantai transpor elektron Paracoccus denitrificans,menggambarkan sekuens linear redox catriers dihubungkan
dengan sel-sel yang ditumbuhkan secara aerob dibandingkan dengan sel-sel yang ditumbuhkan secara
., anaerob dengan adanya NOr (Zinsser Microbiology).
Metabolisme Kuman 4l

Metabolisme Zat lemak terdapat semua informasi yang diperlukan dalam


Permulaan reaksi diperlukan pengaktivan asam pen)'usunan DNA, RNA dan protein. Fermentasi
lemak dengan CoA dan sebagai hasil adalah gli- asam amino dilakukan oleh beberapa Clostri-
serol dan asetil CoA. dium seperti

Metabolisme Protein Alanir; + ? illisi* * i] {.*


:
--} :} ;,,1$i1133 :):.it''r.ri1i i
_1;\i I * \:\ i
-
Sintesaprotein memerlukan nitrosa yang biasa-
nya diambil dari medium dalam bentuk NH: Perbedaan kemampuan kuman dalam meme-
atau NOl. cah suatu bahan kimia serta hasil metabolisme
Sintesa protein mengikuti pola yangditentu- yang diperoleh dalam bentuk gas CO2, gas H2S
kan oleh DNA. DNA gen memberikan pola atau bentuk asam yang mengubah pH, semua-
yang menentukan pada sintesa DNA sendiri dan nya ini dapat dipakai untuk membantu penen-
RNA. RNA sebagai pembawa berita dari DNA tuan kuman.
yang menentukan sintesa protein. Dalam DNA
FLORA NORMAL SERTA HUBUNGAN
KUMAN DENGAN HOSPES DAN
LINGKUNGANNYA
;l,stharto

Hubungan antar berbagai bentuk kehidupan serta tem. Bakteria dalam ekosistem terurama berpe-
hubungan timbal balik dengan lingkungannya ran sebagai decomposer, yaitu pemecah produk-
dipelajari dalam ekologi. Kehidupan dan ling- produk organik yang kompleks, seperti sisa-sisa
kungan fisiknya tak dapat dipisahkan karena ling- binatang, tumbuh-tumbuhan dan mikroba lain-
kungan fisik menyediakan zat gizi dan kondisi nya, membentuk komponen yang lebih kecil
yang memungkinkan adanyakehidupan. Gabung- atau materi inorganik yangdapat digunakan lagi
an antar^ benda-benda hidup dan lingkungan tem- sebagai zat makanan oleh tumbuh-tumbuhan
pat kehidupan tersebut disebut biosfer. Biosfer dan organisme lain.
merupakan sistem biologis global yang didasar- Aktivitas komponen biologis dan fisik di alam
kan atas lingkaran aliran energiyangterjadi terus membentuk suatu sistem yang stabil yang tak
menerus. Mikroorganisme mempunyai peranan memerlukan lagi tambahan zat makanan dari
penting dalam proses-proses alami yang diper- luar sistem tersebut.
lukan untuk survioe-nya binatang, tumbuh- Lokasi atau tempar tinggal yang spesifik dari
tumbuhan, serta mikroba itu sendiri. suatu organisme disebut habitar, sedangkan
Biosfer terdiri atas unit-unit ekologi yang suatu peranan atau fungsi yang spesifik dalam
saling berinteraksi yang disebut ekosistem. Kelom- komunitas disebut niche. Dalam suatu habitat
pok individu yang mempunyai sifat-sifat yang terdapat faktor-faktor biotik dan abiotik. Faktor
sama dan hidup pada tempat y^ng sama disebut biotik mencakup manusia, binatang dan mik-
populasi. Apabila berbagai populasi berinteraksi roba lain. Faktor abiotik meliputi temperarur,
satu dengan lainnya, maka akan terbentuk suatu tekanan hidrostatik, tekanan osmorik, pH,
komunitas. Interaksi afitara komunitas dengan cahaya, substansi anorganik seperti air, CO2,
lingkungan fisiknya membentuk suatu ekosis- 02, mineral serta substansi organik.

42
Flora Normal serta Hubungan Kuman dengan . . . 43

Mikroorganisme dapat ditemukan di semua C. Udara


tempat yang memungkinkan terjadinya kehi- 'Walaupun mikroorganisme sering ditemukan di
dupan. Di suatu lokasi mikroorganisme tersebut udara, mereka sebenarnya tidak berkembang
dapat bersif at transien, yaitu bertempat tinggal biak di sana. IJdara luar jarang mengandung
sementara, atau indigenous, yaitu sudah mene- kuman patogen, mungkin karena efek penge-
tap beberapa turunan. Organisme yang terakhir ringan, ozon, danradiasi ultraviolet. Udara dalam
tersebut umumnya dapat lebih bertahan pada ruangan mungkin mengandung bakteri dan virus
kondisi buruk lingkungann;'a. patogen yang berasal dari kulit, tangan, pakaian
dan terutama dari saluran napas atas manusia.

Habitat Alam Mikroorganisme D. Makanan (Susu)


Susu dari sapi normal yang diperah secara asepsis
A. Tanah
masih mengandung 100-1000 mikroorganisme
Merupakan sumber yangkaya akan mikroorga-
non patogen per ml. Kadang-kadang terdapat
nisme. Kebanyakan mikroorganisme di sini ber-
mikroorganisme patoge L yangmungkin berasal
sifat apatogen bagi manusia. Beberapa mikro-
dari sapi yang sakit ata:u dari proses pemerahan,
organisme dapat bertahan melalui adanya ek-
yaitu antara lain: Mycobacterium twberculosis,
skreta atau kadaver. Bakteri patogen yang ter-
Salmonella, StrEtococcus, Corynebacterium dip-
dapat di tanah antara lain: Clostridium tetani,
tberiae, Sbigella, Brucella dan Staplrylococcus pe-
Clostridium perfingens, Clostridium botulinum,
nyebab keracunan makanan. Pasteurisasi susu
Bacillus antbracis.
dan pemusnahan hewan yang sakit telah menu-
runkan insiden penyakit yang berasal dari susu.
B. Air
Kebanyakan air tawar dan laut mengandung mi- lnteraksi Mikroba
kroorganisme. Namun, bakteri patogen umum-
Yang dimaksud dengan interaksi mikroba di sini
nya tidak terdapat, kecuali di air yang secara
langsung tercemar oleh urin dan feses manusia
adalah hubungan timbal balik antara mikroba
dengan mikroba lainnya maupun dengan orga-
dan binatang. Mikroorganisme patogen di air
nisme yang lebih tinggi.
antaratain: Salmonella dan Shigella species, Vibrio
cbolerae, Legionella, virus hepatitis, virus polio,
a. Sintrofisme
virus enterik, Entamoeba histolytica. Escbericbia
coli yang ditemukan di air digunakan sebagai Di sini organisme tidak terlalu dekat berhu-
indeks pencemaran oleh feses karena ia bertahan bungan tetapi keduanya memberi keuntungan
hidup di air relatif lebih lama. secara timbal balik.
44 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

b. Kompetisi untungan. Sebagai contoh adalah Stapbylo-


Kompetisi adalah interaksi antara mikroorga- coccus epidermidis yang hidup sebagai
nisme yang merupakan persaingan akibat keter- komensal pada kulit manusia.
batasan zat makanan serta energi yang tersedia. 3. Parasitisme
Ada pula organisme yang menghasilkan ber- Suatu interaksi dikatakan sebagai parasit-
bagai substansi yang menghambat mikroor- isme bila salah satu pihak mendapat ke-
ganisme lain.
untungan sedang pihak lain dirugikan.
Organisme yang mengandung parasit
c. Simbiosis
disebut hospes.
Hubungan yang dekat antara dua bentuk kehi Interaksi tersebur dapat terjadi dalam ben-
dupan, berlangsung lama atau sebentar dan tuk gejala-gejala penyakit. Bila gejala me-
memerlukan kontak fisik. Pada endosimbiosis
ini berarti
reda tetapi parasit masih ada,
suatu organisme berada di dalam organisme yang telah tercapai keseimbangan biologik
lain, sedangkan pada ektosimbiosis organisme antara parasit dan hospes. Dalam hal ini
berada di permukaan yang lain. Terdapat tiga hospes dapat bertindak sebagai karier.
jenis simbiosis, yaitu mutualisme, komensal-
isme dan parasitisme. Hubungan Hospes-Kuman
Adanya kuman dalam tubuh manusia tidak selalu
1. Mutualisme diikuti dengan keadaan sakit. Bahkan kebanyakan
Mutualisme adalah bentuk hubungan yang interaksi hospes-kuman tidak terwujud dalam
saling menguntungkan kedua belah pihak. bentuk penyakit. Vujud hubungan hospes-
Sebagai contoh adanya kerja sama antara kuman tersebut ditentukan oleh keseimbangan
Rbizobiwm leguminosarum dengan tanam- afltara virulensi kuman dan dayatahan hospes.
an Legwminosa. Bakteri di atas menggan- Virulensi kum an adaJah derajat patogenitas yairg
tungkan hidupnya pada tanaman Legu- dinyatakan dengan jumlah mikroorganisme arau
minosa dan sebagai gantinya mengikat mikrogram toksin yang dibutuhkan untuk mem-
Nitrogen udara menjadi senyawa Nitro- bunuh binatang percobaan dengan sy ar at-sy ar at
gen yang dapat dimanfaatkan oleh tanam- tertentu. Patogenitas adalah kemampuan suatu
an tersebut. mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit.

2. Komensalisme Virulensi kuman dipengaruhi oleh:


Pada bentuk interaksi ini satu organisme 1. Daya invasi
mendapat keuntungan, sedangkan yang Daya invasi adalah kemampuan untuk ber-
lain tidak dirugikan araupun mendapat ke- penetrasi ke jaringan, mengatasi pertahanan
Flora Normal serta Hubungan Kuman dengan . . . 45

tubuh hospes, berkembang biak dan menye-


bar.
- Tempat
Daya invasi dipengaruhi oleh komponen produksi dikeluarkan oleh - sebagai bagian
permukaan dan enzim-enzim kuman ter- kuman hidup, integral dari
konsentrasinya dinding sel
tentu yang membantu penyebaran kuman dalam medium kuman negatif
serta membvatnya resisten terhadap fagosi cair sangat Gram
tosis. Komponen permirkaan tersebut antara tinggi.

lain dapat berupa kapsul polisakarida yang


- Stnrktur kimia - polipeptida - kompleks
dihasilkan oleh Streptococcus pneurnoniae, lipopolisakarida
Haemophilws inflwenzae dan Klebsiella pneu-
nxoniae, M-protein dari Streptococcus no- - Sifat fisik - relatiftidak - relatif stabil,
genes, dan kapsul polipeptida pada Bacilius stabil, dengan aktivitas toksin
pemanasan menetap
anthracis. aktivitas toksin walaupun
Enzim-enzim yang dihasilkan kuman yang menurun dipanaskan
membantu penyebarannya antara lain koa- - Sifat
gulase, fibrinolisin (streptokinase), hyaluro- imunologis - sangat antigenik, - tidak
menghasilkan menginduksi
nidase, kolagenase, lesitinase dan deoksiri- antitoksin dalam terbentuknya
bonuklease. jumlah banyak antitoksin
- dapat dibuat tidak dapat
2. Toksigenitas toksoid dibuat toksoid
Ada dua jenis toksin yang dihasilkan bakte-
rta; yartu endotoksin dan eksotoksin. Tabel - Toksisitas - sangat toksik, - kurang toksik,
menimbulkan dalam dosis
berikut ini menunjukkan kedua jenis toksin
kematian besar baru
tersebut. meskipun dalam menimbulkan
dosis kecil kematian

Eksotoksin dihasilkan oleh bakteri positif - Reaksi badan :


- badan tidak - ada reaksi
memberi reaksi demam
Gram antara lain Corynebacteriwm diptheriae, panas/demam
Clostridium tetani, Clostridium botulinunr, Sta-
plrylococcus serta beberapa bakteria negatrf Gram Daya tahan tubuh dapat berupa kekebalan
termasuk Sbigella dysentriae, Vibrio cholerae, dan yang non spesifik dan kekebalan spesifik. Hal ini
beberapa strain Escherichia coli. akan dijelaskan secara lengkap dalam Bab imu-
Bakteria yang menghasilkan endotoksin antara nologi.
lain Salmonella, Shrgella, Brucella, Neisseria, Vibrio Bila daya tahan tubuh hospes menurun, or-
cb o lrra, Escbericbia coli dan Pseudomonas amtginosa. ganisme yang dalam keadaan biasa tidak patogen
46 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

dapat menimbulkan penyakit. Keadaan tersebut FLORA NORMAL MULUT DAN TRAKTUS
dinamakan oportunisme dan organismenya di- RESPIRATORIUS
sebut oportunis. Bagian yang mengandung mikroorganisme ada-
lah mulut, nasofaring, orofaring, tonsil. Sedang-
MIKROORGANISME PADA TUBUH
kan laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus
MANUSIA
dan sinus hidung biasanya steril.
Sebenarnya mikroorganisme yang terdapat pada Mulut am tkaya akan mikroorganisme, S/a-
tubuh manusia tak dapat digolongkan dengan plrylococcus epidermidis, Staplrylococcus Aureus)
tegas apakah ia suatu komensal atau suatu spesies
beberapa mikrokokus berpigmen, dan Staphylo-
yang patogen bagi manusia tersebut. Flora dalam coeeus yang bersifat anaerob ditemukan di per-
tubuh manusia dapat menetap atau fiansient. mukaan gigi dan saliva. Di jumpai pwla Strepto-
Mikroba normal yang menetap tersebut dapat coccws piridans (grup mitis dan salivarius), Ente-
dikatakan tidak menyebabkan penyakit dan rococcus, Neisseria berpigmen, Willonella spp,
mungkin menguntungkan bila ia berada di Corynebacterium anaerob, Actinomyces, Esche-
lokasi yang semestinya dan tanpa adanya richia coli,Klebsiella-Enterobacter group, Haemo-
keadaan abnormal. Mereka dapat menyebabkan pbilus, Bacteroides, Fusobaaerium, Vibrio sputorum
penyakit bila karena keadaan tertentu berada di dan beberapa Spirocbaeta (Treponema denticum
tempat yang tak semestinya atau bila ada faktor dan Borrelia refringens). Streptococcus nogenes
predisposisi. mulut nor mal. Strep-
dapat dij um pai pada 5 -10o/o
Sebagai contoh, flora normal di saluran pen- tococcus pneumoniae terdapat di permukaan gigi
cernaan berperan dalam sintesis vitamin K dan 25 o/o orangdewasa normal.
membantu absorpsi zat makanan tertentu. Pada Organisme yang dominan di saluran napas,
mukosa dan kulit, flora normal dapat mencegah terutama di faring adalah Streptokokus nonhe-
kolonisasi bakteri patogen melalui bacterial molitik dan alfahemolitik dan Neisseria.Juga ter-
interference. dapat Staplrylococcus epi.dernxi.dis, Diphteroid, Hae-
bakteri yang tersering
Streptococcus oiridans, mophilus, Pneumococcus, Mycoplasma, dan Bacte-
ditemukan di saluran napas atas, bila masuk ke roides. Pemusnahan flora normal faring dengan
aliran darah setelah ekstraksi g1g1 atau tonsilek- penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan ooer-
tomi dapat sampai ke katup jantung yang groe)tb: bakteria negatif Gram seperti Ercbericbia
abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomona.r atau jamur.
endocarditis
Bacteroides yang normal terdapat di kolon Flora Normal Traktus Digestivus
dap at menyeo-abkan peritonitis men gikuti suatu Daerah saluran pencernaan yang mengandung
trauma. mikroorganisme adalah usus besar, meskipun
Flora Normal serta Hubungan Kuman dengan . . . 47

kadang-kadang ditemukan pula organisme usus Flora saluran pencernaan berperan dalam
besar di ileum distal individu normal. sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan
Esofagus dan lambung, kecuali saat penelanan asam empedu, absorpsi zat makanan serta anta-
makanan umumnya steril atau mengandr:ng kurang gonis mikroba patogen.
dari kuman/ml. Hal itu terjadtkarena gerakan
103

makanan yang cepat ke usus kecil serta adanya Flora Normal Traktus Genito-urinarius
asam lambung. Usus kecil kecuali ileum distal, Mikroorganisme dapat ditemukan di genitalia
hati, empedu, peritoneum merupakan daerah steril. eksterna, uretra anterior dan vagina, sedang di
Kadang-kadang di duodenum dada jejunum bagian lain umumnya tidak terdapat mikroor-
ditemukan Streptoco ccus, Lactobacilus, dan y east ganisme yang menetap.
(terutama C andida alb ic an) dalamj umlah kecil. Di orifisium uretra wanita dan pria yang
Kurang lebih dua puluh persen massa feses berisi tidak disirkumsisi sering dijumpai Mycobacte-
bakteria (104 mikroorganisme/gr berat basah). rium smegrnatis. Dijumpai pula drfteroid, Strep-
Mikroorganisme yang terdapat di kolon adalah tococcusnonhemolitik dan Staplrylococcus epider-
B a c t er o idc s, B ifidob aa eria, Eubaaeria, Laa o b ac i I I us, midis. Khususnya pada wanita terdapat bakteria
bakteria coffirm, Streptococcus, Closaid.iwm dan Doderlein, suatu Lactobacillws anaerob. Flora
beberapa jenis yeast. Bacteroides dan Bifi.dobac- normal pada vulva wanita amat dipengaruhi
teriayangmerupakan lebih dari sembilan puluh oleh kondisi normalnya. Vulva neonatus steril
persen flora feses adalah bakteria anaerob obligat. sampai 24 jam kehidupan. Setelah iru berkem-
Eradikasi flora normal dengan antibiotik dapat bang organisme nonpatogen seperti difteroid,
menyebabkan ooergrorotb Clostridium dfficile mikrokokus dan Streptokokus nonhemolitik.
yang menghasilkan enterotoksin dan menyebab- Setelah 2-3 hari, estrogen ibu menginduksi de-
kan kolitis. posit glikogen di epitel vagina dan meningkat
Pada neonatus flora usus terbentukdalam24 pertumbuhan Lactobacillu.s. Setelah estrogen
jam setelah lahir. Pada bayiyang disusui Lacto- menurun, Lactobacillu.s menghilang dan pH men-
bacillus bifi.dus adalah organisme yang dominan. jadi basa. Pada pubertas Lactobacillus llrruncul
Bakteria lain yang ditemukan Enterococcus, kembali dan terdapat flora yang akan menetap
bakteria coliform dan Staplrylococcus. Feses bayi selama masa dewasayang terdiri atas difteroid,
yang meminum susu buatan berisi Lactobacillus Lactobacillus, Micrococcus, Stapbylooccus Eider-
ac idop h i I u s, B akteria c o liform, E nt er o c o c c u.s, dan midis, Str ep t o c o c c u s fae c al i s, Str ep t o c o c c us mikro-
Bacillus anaerob termasuk Clostridium sp. aerofilik dan anaerob, Ureaplasma danyeast.
Lactobacillus bifi.dus lebih banyak dijumpai Haemopbilus vaginalis dan Chlantydia biasa-
pada pemberian susu formula dengan penam- nya berhubungan dengan vaginitis simtomatis.
bahan laktosa 1.2o/o. Pada wanita hamil 15-20% dijumpai Streptoco-
48 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Flora pada
ccus grvp B (Streptococcus dgdlactica). ccus pneurnoniae, batang gram negatif termasuk
masa postmenopause menyerupai masa pre- Pseudomonas aen'tginosa, Saplry\ ococcus aureus dan
pubertas. kadang-kadang fuIycobacteria saprofit. Telinga
bagian tengah dan dalam biasanya steril.
Flora Normal Kulit, Hidung, Telinga
Bakteri yang tersering ditemukan di kulit adalah Bakteria di Darah dan Jaringan
Stapby lo c o ccus
Eidermidis, microco c cws, Strepto- Pada keadaan normal darah dan jarrngan adalah
coccu.s alpba dan nonhemolyticus, dlfteroid aerob steril. Kadang-kadang karena manipulasi seder-
dan anaerob dan Sarcinae. Staplrylococcus aureus hana seperti mengunyah, menyikat gigi, ek-
hanya menetap di hidung dan mungkin di peri- straksi gigi, flora komensal dari mulut dapat
neum. Kolonisasi yang transien oleh Staplrylo- masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan
cocct!.s aureus dan bakteri lain dapat terjadi di normal mikroorganisme tersebut segera dimus-
semua bagian kulit. Hal itu terjadi karena kon- nahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti
raknya dengan dunia luar. Dapat dijumpai pula itu dapat terjadipula dengan flora faring, saluran
beberapa jenis jamur dan kadang-kadang Propio- cerna dan saluran kemih. Pada keadaan abnor-
nibacterium acnes dan Mycobacteriwm yangbersi- mal seperti adanya katup jantung buatan, katup
fat saprofit. Cuci tangan dapat mengurangi jum- jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia
lah kuman sampai 90o/o danjumlah semula akan di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni
kembali dalam 8 jam. dan infeksi.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan
gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptoco-
GENETIKA DAN RESISTENSI
Pratiwi Sudarmono

Genetika bakteri kering satu sel. Dengan mikroskop elektron,


Ada dua fenomena biologi pada konsep here- DNA tampak sebagai benang-benang fibriler
ditas, yaitu: yang menempati sebagian besar dari volume sel.
Molekul DNA bila diesktraksi dari sel bakteri
1,. Hereditas yang bersifat stabil di mana gene-
biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, de-
rasi berikut yang terbentuk dari pembelahan
ngan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini mem-
satu sel mempunyai sifat yang identik de-
punyai berat molekul yang tinggi karena terdiri
ngan induknya.
dari heteropolimer dari deoksiribonukleotida
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya
purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiri-
perbedaan sifat generasi berikut dari sel
bonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
induknya akibat peristiwa genetik terrenru,
\flatson dan Crick, dengan sinar-X mene-
misalnya mutasi.
mukan bahwa strukrur DNA terdiri dari dua
Pada bakteri,unit herediternya disebut genom r^ntat poliribonukleotida yang dihubungkan
bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut seba- satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara purin
gai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain,
molekul DNA (asam deoksiribonukleat) tunggal, dalam keadaan antiparalel, dan disebut sebagai
meskipun dikenal pula adanya materi genetik di struktur double helix.Ikatan hidrogen ini hanya
luar kromosom (ekstra kromosomal), yang di dapat menghubungkan Adenin (6 aminopurin)
sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan
bakteri. Meskipun bakteri bersifat haploid, trans- antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan
misi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya
berlangsung secara linier, sehingga pada setiap pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah
siklus pembelahan sel, sel anaknya menerima A-T dan S-G. Karena adanyasisrem berpasangan
satu set gen yang identik dengan sel induknya. DNA dapat dijadi-
demikian, maka setiap rantai
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA kan cetakan/template untuk membangun rantai
mempunyai berat lebih kurang2-3oh dari berat DNA yang komplementer. '$7aktu terjadinya

49
50 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

proses replikasi DNA dalam pembelahan sel, 2. Secara enzimatlk asam amino akan terakti-
molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu vasi dan ditransfer kepada transfer RN,4 (=
r^trtai DNA induknya dan satu rantai DNA IRNA) yang mempunyai adaptor basa yang
yang komplementer tetapi dibuat baru; dengan komplementer dengan basa mRNA di satu
kata lain, pemindahan materi genetik dari satu ujungnya dan mempunyai asam amino spe-
generasi ke generasi berikutnya adalah dengan sifik di ujung lainnya. Tiga buah basa pada
cara semikonservatif. mRNA disebut triplet basa yang lazim dise-
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah but sebagai kodon untuk suatu asam amino.
sebagai sumber perbekalan informasi generik
3. mRNA dan IRNA bersama-sama menuju ke
yang dimiliki oleh sel induk. Proses replikasi di-
permukaan ribosom kuman, dan di sinilah
kerjakan dengan amat lengkap sehingga sel anak-
rantai polipeptida terbentuk sampai seluruh
nya mendapatkan pula informasi genetik yang
kodon selesai dibaca menjadi suatu sekuens
lengkap, sehingga terjadi kestabilan genedk dalam
asam amino yang membentuk protein ter-
suatu populasi mikroorganisme. Satu benang
tentu. Proses ini disebut translasi.
kromosom biasanya terdiri dari 5 }uta pasangan
basa dan terbagi atas segmen atau sekuens asam Kesimpulan
amino tertentu. Dari sini akan terbentuk struk- Sekuens nukleotida pada gen DNA, dengan
tur protein. Protein ini kemudian menjadi enzim- per^ntaraan mRNA (transkripsi) menenrukan
enzim, komponen membran sel dan struktur sel struktur dari protein spesifik (translasi). Protein-
yanglain yang secara keseluruhan menentukan protein tersebut menjadi subunit-subunit dari
karakter dari sel itu. enzim-enzim yang aktif dan menjadikan ciri
Mekanisme yang menunjukkan bahwa sekuens spesifik dari kuman rersebur.
nukleotida di dalam gen menentukan sekuens
asam amino pada pembentukan protein adalah Resistensi kuman terhadap obat
sebagai berikut: antimikroba atau antibiotika
Ada berbagai mekanisme yang menyebabkan suatu
l. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut
populasi kuman menjadi resisren terhadap anti-
enzim RNA polimerase membentuk satu
biotika. Mekanisme tersebut ant^ralain adalah:
rantai poliribonukleotida (* *r.:.rr'u:.',",'' i. .,.,
* :riF. ll,jr) dari rantaiDNA yang ada. I. Mikroorganisme memproduksi enzim yang
Proses ini disebut transkripsi. Jadi pada tran- merusak daya kerja obat.
skripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA contoh: Stafilokokus resisren terhadap peni-
yang komplementer dengan salah satu rantai silin disebabkan karena stafilokokus
double helix dari DNA. memproduksi enzim beta laktamase
Genetika dan Resistensi 51

yang memecahkan cincin beta lak- 5. Terladiperubahan enzimatik sehingga kuman


tam dari penisilin, sehingga peni- meskipun masih dapat hidup dengan baik
silin tidak lagi aktif bekerja. tetapi kurang sensitif terhadap antibiotik.
Enzim lain yang jugadapat meme- contoh: kuman yang sensitif terhadap Sul-
cah obat adalah adenilase fosforilase fonamida mempunyai afinitas yang
dan asetilase. lebih besar terhadap Sulfonamida di-
bandingkan dengan PABA sehingga
2. T erladiny aperubahan permeabilitas kuman kuman akan mati.
terhadap obat tertentu.
contoh: Beberapa kuman tertentu mem- Sebab-sebab Terjadinya Resistensi Ku man
punyai barier khusus terhadap se- Terhadap Obat
golongan obat, misalnya Streptoko-
Asal mula terjadinya resistensi kuman terhadap
kus mempunyai barier alami terha-
obat dapat dibagi menjadi:
dap obat golongan aminoglikosida.
1. Non genetik
T erjadtnya perubahan pada tempat atau lokus 2. Genetik.
tertentu di dalam sel sekelompok mikroorgan-
1. Sebab-sebab non genetik
isme tertentu yang menjaditarget dari obat.
contoh: Obat golongan aminoglikosida me- Hampir semua obat antibiotika bekerja baik
pada masa aktif pembelahan kuman. Dengan
mecah atau membunuh kuman ka-
rena obat ini merusak sistem ribo- demikian, populasi kuman yang tidak berada
som subunit 30S. Bila oleh suatu pada fase pembelahan aktif pada umumnya

hal, lokus kerja obat pada ribosom relatif resisten terhadap obat. Misalnya kuman
30S berubah, maka kuman tidak lagi
tuberkulosis yang tinggal di dalam jaringan
sensitif terhadap golongan obat ini. dan tidak membelah aktif karena adanya
mekanisme pertahanan badan, akan resisten
4. Terjadinya peiubahan pada metabolic patb- terhadap obat. Bila oleh suatu hal, misalnya
wd1 yangmenjadi target obat. pemberian kortikosteroid yang melemahkan
contoh: Kuman yang resisten terhadap obat daya pertahanan badan, kuman tuberkulosis
golongan Sulfonamida, tidak memer- tersebut akan membelah aktif lagi; maka pada
lukan PABA dari luar sel, tetapi dapat kondisi ini obat anti tuberkulosis dapat
menggunakan asam folat; sehingga membunuh kuman tuberkulosis tersebut.
sulfonamida yang berkompetisi de- contoh: untuk beberapa generasi kuman mi-
ngan PABA tidak berpengaruh apa- salnya, terjadi perubahan pada struk-
ap a pada metabolisme sel. tur target obat. Misalnya kuman
52 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

yang berbentuk sferoplas kehi- Plasmid adalah molekul DNA yang bulat/
langan dinding sel. Pada pemberian sirkuler:
beberapa antibiotika yang merusak
- kira-kira mempunyai berat I-3o/o darikromo-
dinding sel (seperti penisilin, sefa- som bakteri
losporin) akan tidak berdaya mem-
- berada bebas dalam sitoplasma bakteri
bunuh kuman sferoplas.
- adakalanyadapat bersatu ke dalam kromosom
bakteri
2. Sebab-sebab genetik
dapat melakukan replikasi sendiri secara otonom
Terjadinya resistensi kuman terhadap anti-
-
-dapat pula berpindah atau dipindahkan dari
biotika umumnya terjadi karena perubahan satu spesies ke spesies lain.
genetik. Perubahan genetik bisa terjadi se-
cara kromosomal maupun ekstra kromo- Beberapa contoh dari plasmid adalah:
somal, dan perubahan genetik tersebut dapat L i|,1.1;,;t;;;11; 1:

ditransfer/dipindahkan dari satu spesies Faktor R adalah satu golongan plasmid yang
kuman kepada'spesies kuman lain melalui membawa gen-gen untuk resistensi terhadap
berbagai mekanisme. satu atau lebih antibiotika dan logam berat.

A. Resistensi kromosomal Gen dalam plasmid yang menyebabkan re-


Resistensi kuman terhadap antibiotika yang sisten obat seringkali memproduksi enzim-
mempunyai sebab genetik kromosomal ter- enzim yang dapat merusak daya kerja obat.
jadi misalnya karena terjadinya mutasi spon- Contoh: Plasmid yang menenrukan resis-
tan pada lokus ADN yang mengontrol tensi untuk penisilin dan sefalosporin mem-
susceptibility terhadap obat tertentu. Mutasi produksi enzim beta laktamase.
spontan terjadi dengan frekuensi kira-kira 2. i r.;l;",;,lr
10 Tsampai 10 12. Sebagai contoh: Protein Beberapa toksin dari kuman juga merupakan
PL2padaribosom kuman subunit 30S adalah produk dari plasmid, misalnya Enterotok-
reseptor dari antibiotika Streptomisin. Mutasi sigenik Escherichia coli memproduksi toksin
pada gen yang mengonrrol struktur protein yang menyebabkan diare pada anak.
P12 tersebut, akan menyebabkan kuman .a
menjadi resisten terhadap Streptomisin.
-). :

Faktor i:t . :i,::j:, memegang peran-


B. Resistensi ekstrakromosomal an dalam proses konjugasi bakteri.
Bakteri mengandung pula mareri genetik Materi generik dan plasmid dapat dipindah-
yang ekstrakromosomal yang disebut plas- kan atau berpindah melalui berbagai mekanisme,
mid. sebagai berikut:
Genetika dan Resistensi 53

A. Transduksi. Hal ini dimungkink an kar ena adany a faktor


DNA dari plasmid masuk ke dalam genom F yang menentukan adanya sex pili. Kuman
bakteriofaga (= spesies virus dari bakteri) dan yang memp unyai sex pill disebut kuman F+ ,

oleh bakteriofaga tersebut plasmid tadi dan melalui pilinya tersebut materi genetik
ditransfer ke populasi kuman lain di seki- dari sel donor (F+) termasuk plasmid DNA-
tarnya. Transduksi ini biasanya terjadi pada nya dapat berpindah ke dalam sel resipien.
kuman positif Gram seperti Stafilokokus, Jadi gen-gen tertentu yang membawa sifat
tetapi diketahui dapat pula terjadi pada resistensi pada obat dapat berpindah dari
Salmonella (lihat Gamb ar 7 .I).
populasi kuman yang resisten ke dalam
kuman yang sensitif. Dengan cara inilah se-
B. Transformasi bagian besar dari sifat resisten obat tersebar
Fragmen DNA bebas dapat melewati din- dalam populasi kuman dan menimbulkan
ding sel dan kemudian bersatu dalam genom apa y ang disebut, . :,, :,'.i . ::. ..). : j, :
::: . :;. : t....'i'.

sel tersebut sehingga mengubah genotipnya.


D. Transposisi
Hal ini biasanya dikerjakan di laboratorium
dalam penelitian rekayasa genetika, tetapi Transposisi adalah pemindahan dari rantai
dapat pula ter'1adi secara spontan meskipun DNA pendek (hanya beberapa sekuens saja)
plasmid ke plasmid lain, atau dari
dalam frekuensi yang kecil. ^ntar^satu
kromosom ke plasmid dalam sel tersebut.
c. Konjugasi
Transfer unilateral dari materi genetik antar^ Resistensi silang
bakteri sejenis maupun dengan jenis lain da- Satu populasi kuman yang resisten terhadap satu
patterjadimelalui proses konjugasi (,-, .',,,111';1' obat tertentu dapat pula resisten terhadap obat
,,'1 ,,,:n). yang lain yang mempunyai mekanisme kerja

Gambar: 7.1 . Peristiwa transduksi bakteri dengan dibuatnya bakteriofaga yang diikuti dengan lisis sel. l, Ekor bakteriofaga
bergabung dengan tempat reseptor khusus pada dinding sel bakteri.4 DNA faga disuntikkan ke dalam sel
bakteri. C, Replikasi kromosom bakteri terpisah-pisah, DNA faga mengisyaratkan pembentukan komponen.
komponen faga. D, Komponen-komponen tersebut tersusun menjadi parlikel faga. E, Terjadi lisis sel bakteri
dan disusul dengan pelepasan partikel faga yang telah masak.
54 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

lmplikasi klinis dari resistensi


Timbulnya resistensi bahkan multiresistensi dari
populasi kuman terhadap berbagai jenis anti-
biotika menimbulkan banyak masalah dalam
pengobatan penyakit infeksi. Khususnya di
Rumah Sakit di mana digunakan antibiotika
dosis tinggi dan dalam intensitas yang besar
menyebabkan munculnya "kuman rumah sakit"
yang arr'at resisten. Ditambah lagi dengan mun-
culnya jenis kuman yang komensal yang men-
jadi sumber utama infeksi, maka multi resisren
Gambar 7.2 Konjugasi bakteri.
terhadap antibiotika menjadi masalah berat.
obat yang mirip satu sama lain. Hal ini misalnya
Dianjurkan kepada setiap dokter di manapun
terj adi pada obat-obatan y ang komposisi kimia-
untuk lebih berhati-hati menggunakan obat anti-
nya hampir sama, misalrlya antara polimiksin B
biotika, misalnya dalam hal memberi antibio-
dengan kolistin, eritromisin dengan oleando- tika dalam dosis yang cukup tinggi dan mence-
gah pemakaian obat-obat antibiotika yang amat
misin, dan neomisin dengan kanamisin. Meski-
pun demikian adakalanya terjadi pula resisten poten, sehingga mengurangi atau memperlam-
bat resistensi terhadap obat antibiotika.
silang pada dua obat yang berlainan struktur
kimianya sama sekali, misalnya pada eritromisin
dengan linkomisin.
STERILISASI DAN DESINFEKSI
Aidiffiet Chatim dan Suharto

Penggunaan bahan-bahan kimia untuk Desinfeksi : Membunuh organisme-organisme pa-


sterilisasi dan desinfeksi togen ftecuali spora kuman) dengan
Pengawasan terhadap mikroorganisme penye- cara fisik atau kimia; dilakukan ter-

bab penyakit telah menjadi pemikiran para ahli hadap benda mati.
semenjak penyakit-penyakit mulai dikenal. Ber- Desinfektan :Zat (biasanya kimia) yang dipakai
bagai macam substansi telah dicoba untuk me- untuk maksud desinfeksi.
milih yang paling tepat guna menghilangkan
Sterilisasi : Setiap proses (kimia atau fisik) yang
pencemaran oleh jasad renik terhadap benda-
membunuh semua bentuk hidup
benda baik hidup ataupun mati.
terutama mikroorganisme.
Bahan antimikroba yang ditemukan memi-
liki keefektivan yang bermacam-macam, dan - Cide (sid) : Akhiran untuk menunjukkan bah-
penggunaannyapun ditujukan terhadap hal-hal wa zat (biasanya kimia) yang di-
yang berbeda-beda pula. pakai, mampu membunuh misal-
Antiseptika dan desinfektan misalnya, ber- nya bakterisid; virusid; sporosid.
beda dalam cara digunakannya; antiseptika dipa-
-Statik : Akhiran untuk menunjukkan bah-
kai terhadap jaringanhidup, sedangkan desinfek- wa zat ftiasanya kimia) yang dipa-
tan untuk bahan-bahan tak bernyawa seperti kai, mampu mencegah pertumbuh-
dahak dan sebagainya. an organisme tetapi tidak membu-
nuhnya (spora juga tidak dibunuh)
Antisepsis : Mencegah pertumbuhan atau akti-
misalnya bakteriostatik; fungistatik.
vitas mikroorganisme baik dengan
cara menghambat atau membunuh; Sejarah
dipakai untuk zat-zat kimia terha-
Beberapa ratus tahun yang lalu, bangsa Arab
dap jaringan hidup.
telah mengenal bahwa membakar luka dengan
Antiseptik : Zatkimia yang dipakai untuk mak- logam yang membara dapat mencegah infeksi,
sud antisepsis walaupun penderita akan memperoleh luka

55
56 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

parut untuk selama hidupnya. Pada tahtn L537 1. Rongga (tp*r)yang cukup di antara alat-alat
seorang ahli bedah Prancis Ambroise Pare meng- yang didesinfeksi, sehingga seluruh permu-
obati luka tembak dengan pembalut yang di- kaan alat-alar tersebur dapat berkontak de-
basahi dengan kuning telur, terpentin dan lain- ngan desinfektan.
lain bahan. Terpentin berfungsi sebagai sema- 2. Sebaiknya desinfektan yang dipakai bersifat
cam pembakar kimia, dan kuning telur akan membunuh (germisid).
mensuplai enzim lisosim yang bersifat antibak-
teri. Konsep antisepsis kemudian diterapkan 3. \7aktu (lamanya) desinfeksi harus tepat, alat-
alat y ang desinfeksi jangan dian gkat sebelum
oleh Ignatz Semmelweis (1816-1865) danJoseph
waktunya.
Lister (1827-1912).
Semmelweis melihat bahwa insiden demam 4. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh
puerpuralis dalam bangsal obstetri yang dikelola spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
oleh dokter lebih tinggi dibandingkan dengan menguap sehingga ventilasi ruangan perlu
yang dikelola oleh bidan. Hal ini disebabkan diperhatikan.
karena para dokter kurang memperhatikan men-
5. Pengenceran desinfektan harus sesuai dengan
cuci tangan mereka. Ia menganjurkanagar mem-
yang dianjurkan, dan setiap kali harus dibuat
pergunakan chlorinated lime unt''tk mencuci
pengenceran baru. Desinfektan yang sudah
tangan. Joseph Lister mempergunakan asam kar-
menunjukk an tanda-tanda pengeruhan atau
bol untuk mencegah infeksi akibat pembedahan.
pengendapan harus diganti dengan yang baru.

6. Sebaiknya menyediakan hand lotion untuk


Penggunaan antiseptika dan desinfektan
merawat tangan setelah berkontak dengan
Hingga sekarang semakin banyak zat-zat kimia desinfektan.
yang dipakai untuk membunuh atau untuk me-
ngurangi jumlah organisme, dan penemuan- Antiseptik kimia
penemuan baru terus muncul di pasaran. Oleh
Antiseptik biasanya dipergunakan dan dibiar-
karena tidak adanya bahan kimia yangideal atau
kan menguap seperri halnya alkohol. lJmumnya
yang dapat dipergunakan untuk segala macam
isopropil alkohol 70-9oo/o adalah yang rermu-
keperluan, maka pilihan jatuh pada bahan kimia
rah, namun merupakan antiseptik yang sangat
yang mampu membunuh organisme yang ada,
efektif. Penambahan Iodium pada alkohol akan
dalam waktu yang tprsingkat dan tanpa merusak
meningkatkan daya desinfeksinya. Dengan atau
bahan yang didesinfeksi.
tanpa Iodium, isopropil alkohol tidak efektif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada terhadap spora. Solusi terbaik unruk membunuh
desinfeksi secara kimia: spora adalah campuran formaldehid dengan
Sterilisasi dan Desinfeksi 57

alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk Klorin


dipakai sebagai antiseptik. Klorin bebasmemiliki warna khas (hijau) dan
Oleh karena solusi desinfektan atau gas tidak bau yang ta1am. Sudah sejak lama klorin dikenal
perlu berkontak dengan kulit manusia atau sebagai deodoran dan desinfektan yang sangat
membran mukosa, maka toksisitas yang lebih baik, dan dijadikan standar pengolahan air minum
tinggi masih dapat diterima, sehingga mereka di seluruh lingkungan. Sayangnya kebanyakan
dapat dipakai sebagai bahan-bahan antimikroba. senyawa klorin diinaktifkan oleh bahan-bahan
Pemilihan antiseptik terutama tergantung organik dan beberapa katalisator logam.
pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta Solusi hipoklorit paling banyak dipakai untuk
efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan maksud-maksud desinfeksi dan menghilangkan
bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan bau, karena bersifat relatif tidak membahayakan
kepekaan kulit sangat bervariasi.
iarrngan manusia, mudah ditangani, tidak ber-
warna dan tidak mewarnai, meskipun memudar-
Halogen kan warna.
Halogen meliputi senyawa-senyawa klorin dan Di kebanyakan rumah sakit dipakai untuk
Iodium, baik yang organik maupun inorganik. mendesinfeksi ruangan, permukaan-permukaan
Kebanyakan senyawa halogen membunuh sel serta alat-alat nonbedah.
hidup. Mereka membunuh sel karena meng- Berbagai derivat klorin organik juga dipakai
oksidasi protein, dan dengan demikian merusak untuk desinfeksi air. Ini terutama penting bagi
membran dan menginakti{kan enzim-enzim. pekemah (campers) yang kadang-kadang harus
mempergunakan air yang dikhawatirkan rerce-
lodium mar. Senyawa yang sering dipergunakan adalah
Solusi Iodium, baik dalam air maupun dalam halazon atav pardsulfone dicbloramidobenzoic
alkohol bersifat sangat antiseptik dan telah dipa- acid yang pada konsentrasi 4-8 mgr/L dapat
kai sejak lama sebagai antiseptik kulit sebelum mendesinfeksi air yang mengandung Salmonella
proses pembedahan. typbi dalam waktu 30 menit.
Iodium juga efektif terhadap berbagai proto-
zoa seperti misalnya amuba yang menyebabkan Alkohol
otttJ"ff Alkohol merupakan zat y^ng paling efektif dan
konsentrasi yang tepat,Iodium tidak dapat diandalkan untuk sterilisasi dan desinfeksi.
mengganggu kulit, namun penggunaan tinctura Alkohol mendenaturasi protein dengan jalan de-
iodii mewarnai jaringan dan menyebabkan iri- hidrasi, dan juga merupakan pelarut lemak. Oleh
tasi lokal pada kulit, dan kadang-kadang reaksi karenanya, membran sel akan dirusak, dan enzim-
alergi. enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Ada tiga
58 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

jenis alkohol y ang dipergunakan yaitu metanol, secara aktif, dan selain itu juga merusak membran
.."i i".i.f, i. etanol, :. :;,1...:l-'i..1 ::, dan isopropa- sel dengan menurunkan tegangan permukaan-
nol qt- - ; 1; I
;;r.. . ir i:.
:I :; \t[slgrut ketentuan, Sema- nya. Fenol merupakan standar pembanding
kin tinggi berat molekulnya, semakin meningkat untuk menentukan aktivitas sesuatu desinfektan.
pula daya bakterisidnya. Oleh karenanya, di an- Fenol dan kresol berbau khas dan bersifat
tara ketiga jenis alkohol tersebut, isopropil alko- korosif terhadap jaringan.'Walaupun demikian
hol adalah yangterbanyak dipergunakan. Yang mereka tahan terhadap pemanasan dan penge-
dipergunakan di dalam praktik adalah solusi al- ringan serta tidak terpengaruh oleh bahan-bahan
kohol 70-80o/o dalam air. Konsentrasi di atas organik, tetapi sayangnya mereka kurang efektif
90o/o atau di bawah 50o/o biasanya kurang efektif terhadap spora. Penambahan halogen seperri
kecuali untuk isopropil alkohol yang masih tetap klorin akan meningkatkan aktivitas fenol.
efektif sampai konsentrasi99o/o. 'S7aktu 10 menit Heksaklorofen merupakan derivat fenol yang
sudah cukup untuk membunuh sel vegetatif, paling berguna. Dikombinasikan dengan sabun
tetapi spora tidak. akan merupakan desinfektan kulit yang sangat
Sendiri atau dalam bentuk kombinasi, alko- efektif, tetapi lambatkerjanya. Fenol dan kresol
hol sering dipakai sebagai desinfektan kulit. Suatu juga bersifat menghilangkan sakit (:,::,: ,,,, ).
hapusan dengan alkohol secara cepat, tidak cukup Oleh karena sangat toksik, zat ini hanya dapat
mensterilkan, tetapi hanya mengurangi jumlah dipergunakan secara eksternal.
populasi, dan dengan demikian juga mengurangi
kemungkinan timbulnya infeksi. Telah menjadi
Peroksida
kebiasaan kita didalam praktik untuk mencelup- Peroksida hidrogen (i r ',: , ; merupakan anrisep-
kan alat-alat seperti gunting, pisau, pinset dan tik yang efektif dan nontoksik. Molekulnya
sebagainya kedalam alkohol dan kemudian mem- tidak stabil, dan apabila dipanaskan akan terurai
bakarnya. Keefektivan cara ini masih dipertanya- menjadi at dan oksigen:
kan, dan hendaknya jangandipakai untuk meng- .:..a, a:, a., i.; -.i,,'.!.:.:.
gantikan cara-cara sterilisasi yang lebih baik.
Dengan adanya ion-ion logam yang umum-
Fenol nya terdapat di dalam sitoplasma sel, maka sela-
Fenol (asam karbol) untuk peftama kalinya di- ma pembentukan oksigen, dibentuk pula radikal
pergunakan Lister di dalam ruang bedah sebagai superoksida (. ., ) yang akan bereaksi dengan
germicide untuk mencegah timbulnya infeksi grup-grup bermuaran negarif di dalam protein
pasca bedah. dan yang selanjutnya akan menginaktifkan sis-
Pada konsentrasi rendah, daya bunuhnya dise- tem enzim yang vital. Pada konsenrrasi 0,3-6,0010,
babkan karena fenol mempresipitasikan protein : i., .,, dipakai untuk desinfeksi, dan pada kon-
Sterilisqsi dan Desinfeksi 59

sentrasi 6,0-250/o akan dipakai untuk sterilisasi. dan dengan molekul-molekul organ rk nonpolar.
Pada konsentrasi 0,1olo di dalam susu pada suhu Molekul deterjen memiliki satu ujung hidrofilik
54o C selama 30 menit, HzOzdapat mengurangi yangdapat bercampur dengan air, dansatu ujung
jumlah kuman sampai 99,99o/o. hidrofobik yang tidak dapat. Oleh karenanya,
Terdapat bukti bahwa H2O2 10% bersifat molekul deterjen akan menempel pada permu-
virusid dan sporosid. Larutan 3olo biasa dipakai kaan bahan organik dengan ujung hidrofiliknya
untuk mencuci dan mendesinfeksi luka karena mengarah ke air.
kuman-kuman anaerob terutama sangat peka
terhadap oksigen. Pasta Na2O2 dipakai untuk
::,.r:r- Molekul_molekul
mengobati akne sedangkan ZnO2 untuk meng-
:r,.i,':'l.i,l. deterjenberikatan
obati infeksi kulit karena kuman-kuman dengan ai1 dan
^nae-
rob dan mikroaerofilik. bahan nonpolar

Zat warna
Beberapa macam zatwarnamemiliki sifat meng-
hambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik),
misalnya derivat akridin dan zat warna rosanilin. Deterjen mungkin bermuatan listrik (ionik),
Akriflavin (campuran derivat akridin dengan mungkin pula tidak (nonionik). Yang nonionik
senyawa lain) mempunyai spektrum aktivitas biasanya tidak merupakan desinfektan yang baik,
yang luas, dan telah dipergunakan untuk meng- bahkan dalam beberapa hal dapat menyokong
obati infeksi traktus urinarius. Mekanisme kerja- pertumbuhan kuman dan jamur. Dari yang ionik,
nya agaknya disebabkan karena akridin mampu maka yang bermuatan negatif biasanya lemah
bereaksi dengan DNA. sifat bakterisidnya, sedangkan yang bermuatan
Urg, kristai yang merupakan derivat metil positif sangat kuat sifat bakterisidnya terutama
dan zat warna rosanilin bersifat bakteriostatik terhadap Stafilokokus dan beberapa virus, mes-
bagi kuman-kuman positif gram. Ungu kristal kipun tidak efektif terhadap spora.
dipakai untuk mengobati kandidiasis dan vagi- Logam-logam berat
nitis karena trikomonas. Mekanisme kerja se- Logam berat berperan sebagai antimikroba oleh
nyawa ini terhadap kuman positif Gram, mirip
karena dapat mempresipitasikan enzim-enzim
dengan penisilin yaitu blokade tahap terakhir atau lainlain protein esensial dalam sel. Logam-
pada penyusunan dinding sel.
logam berat yang umum dipergunakan adalah
Deterjen Hg, Ag, As,Zndan Cu.
Deterjen merupakan senyawa organik, yang Daya antimikrobanya lazim pula disebut
karena strukturnya, dapat berkaitan dengan air sebagai daya oligodinamik.
60 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Hg, HgCl2 pernah merupakan desinfektan lebih. Stafilokokus dan lainlain sel vegetatif akan
yang populer, tetapi kini sudah dianggap dimatikan dalam waktu 5 menit, Mycobacterium
usang dan tidak bermanfaat oleh karena tuberculosis dan virus dalam waktu 10 menit,
dapat diinaktifkan oleh bahan organik. sedangkan untuk membunuh spora diperlukan
Senyawa Hg organik efektif untuk meng- 3-12 jam.
obati lukaluka kecil (ringan) dan sebagai Solusi ini bersifat nontoksik dan tidak iritatif
preservatif di dalam serum dan vaksin. bagi penderita.

Ag, Pada konsentrasi r" -''.rr r, biasa di-


Cara-cara dengan gas
pergunakan untuk mencegah kemung-
kinan terjadinya infeksi gonokokus pada Oksida etilen (ETO) :

ma.'abayi yang baru lahir. Untuk selama Oksida etilen merupakan zatpeng-alkil yang
beberapa tahun, penggunaan dapat membunuh sel. Oksida etilen merupa-
telah diganti dengan penisilin, tetapi ber- kan gas yang sangat eksplosif dan larut di
hubung dengan meningkatnya resistensi dalam air. Untuk menjamin sterilitas bahan-
kuman-kuman ini terhadap penisilin, kini bahan, diperlukan pemaparan selama sema-
telah dipakai kembali. lam terhadap l''i:': :; ', pada suhu 60" C.
Konsentrasi maksimum ETO yang diper-
As: Arsen pernah terkenal sebagai obat per-
bolehkan dalam penggunaan yang lama ter-
t^ma untuk sifilis, dan kini masih diper-
hadap manusia adalah '.. sayangnya
gunakan dalam pengobatan infeksi oieh '',:,r...'.r-.
ETO meninggalkan residu y angiritattf untuk
Protozoa. jaringan.
Zn: Dalam bentuk pasta, dipakai untuk meng- Prosedurnya lambat, makan waktu dan alat-
obati infeksi karena kuman atau jamtr. nya mahal. Keuntungan penggunaan ETO
adalah karena mudah menembus plastik dan
Adelhida
mensterilkan isi bungkusan-bungkusa n (pack-
Aldehida juga membunuh sel dengan mendena- ing). Alat-alat seperti alat optik, kareter, kom-
turasi protein. Larutan formaldehid 20o/o dalam ponen-komponen beart lung macbine, arterial
65 -7 0o/o alkohol merup akan cair an pensteril yang heart rsahtes dan jugabantal, kasur dan sepatu
sangat baik apabila alat-alat direndam selama L8 dapat disterilkan dengan cara ini.
jam. Akan tetapi oleh karena meninggalkan re-
sidu, maka alat-alat tersebut harus dibilas ter- Uap formaldehid:
lebih dahulu sebelum dipakai. Selain dalam bentuk cairan, formaldehid juga
Glutaraldehid merupakan solusi seefektif for- sangat bermanfaat dalam bentuk gas. Apa-
maldehid, tenrtama apabila pH nya 7,5 atau bila formalin (arutan formaldehid 37o/o
Sterilisasi dan Desinfeksi 6l

dalam air) dipanaskan, akan melepaskan uap nya duahari. Setelah pengeraman tersebur, biakan-
formaldehid yang merupakan desinfektan biakan tadi diperiksa apakah ada pertumbuhan
sangat efektif bagi alat-alat dan berbagai bahan atau tidak. Koefisien fenol ditentukan dengan
yang tercemar dengan spora atau Mycobac- membandingkan pengenceran tertinggi test pro-
terium tuberculosis. duct y.ang membunuh kuman dalam waktu 10

Beta-propiolakton
menit (tetapi tidak membunuh dalam 5 menit),
:
dengan pengenceran fenol yang memberikan
Beta-propiolakion (BPL) stabil pada suhu di
hasil yang sama. Misalnya pengenceran rerringgi
bawah titik beku, tetapi apabila diuapkan
test product yang membunuh kuman = L ; 200,
pada suhu kamar dalam lingkungan yang
dan pengenceran fenol yang memberikan hasil
lembab, menjadi bahan pensteril yang sangat
sama adalah 1 : t':1.. maka koefisein fenolnya
kuat. Dalam bentuk citranBPl- dipakai untuk
adalah.rij,-: I tit:: ,- : :
mensterilkan vaksin, jaringan dan sera.
Dalam bentuk uap, bersifat relatif nontoksik, Pengendalian mikroba secara fisik
namun BPL cair bersifat karsinogenik.
Cara membunuh kuman dengan panas (tbermal
Cara-cara pengujian antiseptik dan kill) adalah mudah, dipercaya dan relatif tidak
desinfektan mahal.

Zat-zat antimikroba yar'g dipergunakan, baik Terminologi thermal kill :


untuk antisepsis atau desinfeksi harus diuji ke- 1. tbermal dearb point:
efektivannya. Cara menentukan daya sterilisasi suhu dimana suatu suspensi organisme telah
zat-zat tersebut adalah dengan melakukan Tes disterilkan setelah pemaparan selama 10 menit.
Koefisien Fenol.
2. thermal deatb time:
Tes Koefisien Fenol wakm yang diperlukan bagi suatu suhu rerrentu
Tes koefisien Fenol dilakukan untuk memban- untuk mensterilkan suatu suspensi organisme.
dingkan aktivitas suatu produk dengan daya 3. D palue:
bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berba- waktu yang diperlukan untuk membunuh
gai pengenceran fenol dan produk yang dicoba, 90o/" dari organisme dalam suatu suspensi
dicampur dengan suatu volume tertentu biakan pada suatu suhu tertentu. Suhu biasanya di-
St ap lry I o c o c c u s d.ur e u s atau S al m on ell a ty p h i. nyatakansebagai:. atau
Setelah interval selama 5, 10 dan 15 menit 4. Z aalue:
suatu jumlah tertentu dari setiap pengenceran di- jumlah deralat kenaikan suhu yang diperlu-
ambil, dan ditanam pada perbenihan untuk se- kan untuk menurunkan D ualue sampai
lanjutnya dieramkan selama sekurang-kurang- menjadi sepersepuluh dari nilai semula.
62 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

contoh : spora Bacillus rnega.terium mem- ditutup rapat sehingga tekanannya akan mening-
punyai j ;; ::',. .'. :.".';;','1, dan r ' kat, yang juga akan diikuti oleh kenaikan suhu-
: :..' :: ).,',':', t maka Z valuenya adalah nya. Dengan cara ini akan dapat dicapai tekanan
5, oleh karena untuk menurunkan !rr/, atm dan suhu 1.21.o C. Dengan tekanan dan
D value menjadi sepersepuluh (dari suhu seperti ini, dalam waktu 10-12 menit, semua
LO menit menjadi 1, menit), diperlu- makhluk hidup berikut spora akan dimatikan.
kan kenaikan suhu sebanyak 5'C Di dalam otoklaf, yang mensterilkan adalah
(dari 't'''r . -- ;r''r'l-i; ). panas basah, dan bukan tekanannya. Oleh karena
itu, setelah air di dalam tangki mendidih dan
Cara kerja panas mulai dibentuk uap air, maka uap air ini dialir-
Panas basah membunuh kuman karena men- kan ke nrang pensteril guna mendesak keluar
denaturasi protein, terutama enzim-enzim dan semua udara di dalamnya. Apabila masih ada
membran sel. Daya bunuh panas basah ini juga udarayangtersisa, maka udara ini akan menam-
meliputi perubahan kondisi fisik daripada lemak bah tekanan di dalam ruang pensteril yang akan
sel. Panas kering membunuh kuman terutama mengganggu naiknya suhu dalam ruang tersebut.
karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya
bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Merebus (boiling)
Percobaan menunjukkan bahwa, apabtla biakan Teknik desinfeksi termudah dan termurah ada-
kuman dalam bentuk liofil dipanasi secara lah dengan merebus. \faktu desinfeksi yang
kering, akan diperlukan waktu yanglamauntuk dianjurkan adalah 15 menit dihitung setelah air
membunuhnya. Akan tetapi apabila biakan ter- mendidih. Sel vegetatif akan dimatikan dalam
sebut dimasukkan ke dalam air mendidih, ia waktu 5-10 menit pemaparan, tetapi spora dan
akan cepat dimatikan. kebanyakan virus mampu bertahan berjam-jam
dengan caraini.
Pemanasan basah
Otoklaf Pasteurisasi
Teknik sterilisasi yang paling pasti adalah peng- Pasteurisasi adalah suatu cara desinfeksi dengan
gunaan uap air disertai dengan tekanan, yang pemanasan yang untuk pertama kalinya dilaku-
dilakukan dalam alat yangdisebut otoklaf. Oto- kan oleh Pasteur dengan maksud untuk mengu-
klaf memiliki suatu ruangan yang mampu mena- rangi jumlah mikroorganisme pernbusuk (peru-
han tekanan di atas I atm. Alat-alat atau bahan- sak) di dalam anggur, dan dengan demikian dapat
bahan yang akan disterilkan, dimasukkan ke memperpanjang shelf life anggur tersebut, dan
dalam ruangan ini. Setelah udara dalam ruangan tanpa merusak anggur tadi. Cara ini ternyata
ini digantikan oleh uap.air, maka ruangan ini dapat juga dipakai terhadap susu, karena rer-
Sterilisasi dan Desinfeksi 63

bukti bahwa kuman-kuman patogen yang mung- Radiasi


kin terdapat di dalam susu seperti kuman tbc, Radiasi ungu ultra (ultraviolet)
brusela, streptokokus, stafilokokus, salmonella,
Mikroorganisme di udara dapat dibunuh dengan
shigella dan di{teri dapat dibunuh sedangkan susu
penyinaran memakai sinar ungu ultra. Panjang
tidak rusak. Kuman-kuman ini dapat berasal dari
gelombang yang membunuh mikroorganisme
sapi itu sendiri, dari pemerah sapi atau dari pera-
adalah di anrara220-290 nm; radiasi paling efek-
latan y ang dipergunakan. Suhu yang diperguna-
tif adalali 253,7 nm. Faktor penghambat dari
kan pada pasteurisasi adalah sekitar 65oC, dan
sinar ungu ultra adalah daya penetrasinya yang
waktu yang dipergunakan adalah 30 menit.
lemah. Untuk memperoleh hasil yang baik,
Pemanasan kering maka bahan-bahan yang akan disterilkan, baik
yang berupa cairan, gas atau aerosol harus dile-
Pembakar an (i nci neration) watkan (dialirkan) atau ditempatkan langsung di
Pembakaran merupakan cara sterilisasi yang bawah sinar ungu ultra dalam lapisanJapisan
100o/o efektif, tetapi cara rni terbatas pengguna- yang tipis.
Cara ini biasa dipergunakan untuk men- Absorpsi radiaii ungu ultra menyebabkan
^nrrya.
sterilkan alat penanam kuman (sengkelit atau modifikasi-modifikasi kimiawi dari nukleopro-
oese), yaitu dengan membakarnyahtngga ptjar. tein serta menimbulkan hubungan srlang (cross
Dengan cara iri semua bentuk hidup akan di- linkage) antara pasangan-pasangan molekul
matikan. Pembakaran juga dilakukan terhadap timin. Hubungan ini dapat menyebabkan salah
bangkai binatang percobaan yang mati. baca dari genetic code, yang akan menghasilkan
mutasi yang selanjutnya akan merusak atau
Sterilisasi dengan udara panas
memperlemah fungsi-fungsi vital organisme dan
(hot air sterilization)
kemudian akan mematikannya. Orang-orang yang
Alat-alat yang akan disterilkan dengan cara ini,
bekerja dengan atau dekat sumber sinar ungu
ditempatkan di dalam oven dimana suhunya dapat
ultra harus memutkai peralann guna melindungi
mencapai 160-180'C. Caranya adalah dengan
kornea mereka terhadap iritasi atau kerusakan
memanaskan udara di dalam oven tersebut (de-
yang mungkin bersifat permanen.
ngan gas atau listrik). Oleh karena daya penetrasi
panas kering tidak sebaik panas basah, maka Penya ri ng an (fi ltrati o n)
waktu yang diperlukan pada sterilisasi cara ini, Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan cair-
lebih lama yaitu selama 1-2 jam. Sterilisasi arl atav gas melalui suatu bahan penyaring yang
dengan udara panas ini baik dipergunakan untuk memiliki pori cukup kecil untuk menahan mikro-
mensterilkan alat-alat gelas seperti piring petri, organisme dengan ukuran tertentu. Saringan
pipet, tabung reaksi, labu dan sebagainya. akan tercemar, sedangkan cairan atau gas yang
64 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

melaluinya akan steril. Alat saring tertentu juga kaiannya dan harus diganti dengan yang baru
mempergunakan bahan yang dapat meng- apabila sudah tidak berfungsi lagi.
absorpsi mikroorganisme. Saring an yangumum
dipakai tidak dapat menahan virus. Penyaringan Zat-zat kem ote ra peuti k
dilakukan untuk mensterilkan substansi yang Salah satu keberhasila n y^ngpenting dalam ilmu
peka terhadap panas seperti serum, solusi enzim, kedokteran adalah eradikasi berbagai penyakit
toksin kuman, ekstrak sel dan sebagainya. infeksi dengan mempergunakan zat kemotera-
peutik. Dua penemuan penting telah merombak
Menyaring cairan cara terapi penyakit infeksi. Yang pertama ada-
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai filter lah penemuan Prontosil pada tahun 1935 yang
seperti: Saringan Seitz, yang mempergunakan mempunyai efek kuratif terhadap infeksi strep
bahan asbestos sebagai alat penyaringnya; saring- tokokus. Prontosil ini merupakan pendahulu
an Berkefeld, yang mempergunakan filter ter- dartpada sulfonamida. In pitro prontosil tidak
buat dari tanah diatomae; saringan Chamber- bersifat antibakteri, sedangkan in ai,l)o sifat anti-
land, yang mempergunakan filter terbuat dari bakterinya disebabkan karena pembebasan
porselen; dan fritted glass filter, yang memper- p-aminobensensulfonamida (sulfonamida). Pene-
gunakan filter terbuat dari serbuk gelas. muan kedua adalah ditemukannya antibiotik
penisilin oleh Fleming pada tahun 1929, dan
Menyaring udara kemudian pada tahun 1940, Florey dkk, men-
Untuk menjaga agar suatu alat (labu, tabung) demonstrasikan keampuhan penisilin yang tak
yang sudah steril tidak tercemar oleh kuman, tertandingkan serta kemungkinan diekstraksi-
atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman kannya antibiotika tersebut dari cairan biakan.
tidak tercemar oleh kuman lain, maka alat-alat Penemuan ini diikuti oleh penemuan strepto-
tersebut harus ditutup dengan kapas oleh karena misin pada tahun 1944, dan hingga kini penca-
kapas mudah ditembus udara tetapi dapat mena- rian antibiotika baru terus berjalan.
han mikroorganisme. Flarus drjaga agar kapas
tidak menjadi basah, oleh karena kapas basah Antibiotika
memungkinkan kuman menembus ke dalam. Antibiotika adalah suatu substansi kimia yang
Untuk mencegah pencemaran oleh kuman- diperoleh dari, arau dibentuk oleh berbagai spe-
kuman udara pada waktu menuang perbenihan, sies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi
dapat dipergunakan suatu alat yang disebut rendah mampu menghambat pertumbuhan
laminarflora bench di mana udara yang masuk ke mikroorganisme lainnya. Antibiotika tersebar
dalamnya disaring terlebih dahulu dengan suatu di dalam alam, dan memegang peranan penting
saringan khusus. Saringan ini ada batas pema- dalam mengatur populasi mikroba dalam tanah,
Sterilisasi dan Desinfeksi 65

air, limbah dan kompos. Antibiotika ini berbeda Antibiotika yang mempengaruhi
dalam susunan kimia dan cara kerjanya. Dari dinding sel
sekian banyak antibiotika yang telah berhasil Sel kuman dikelilingi oleh suatu strukrur kaku
ditemukan, hanya beberapa saja yang cukup yang disebut dinding sel, yang melindungi mem-
tidak toksik untuk dapat dipakai dalam pengo- bran protoplasma di bawahnya terhadap rrauma,
batan. Antibiotika yang kini banyak diperguna- baik osmotik maupun mekanik. Karena iru,
kan, kebanyakan diperoleh dari genus Bacillus, setiap zat yang mampu merusak dinding sel atau
Peni c il lium dan Strept o my c e s. mencegah sintesisnya, akan menyebabkan ter-
Sifat-sifat antibiotika sebaiknya adalah: bentuknya sel-sel yang peka terhadap tekanan
osmotik. Di antara antibiotika yang mempe-
menghambat atau membunuh patogen tanpa
- ngaruhi dinding sel adalah penisilin, fosfomisin,
merusak host
sikloserin, ristosetin, vankomisin dan basitra-
bersifat bakterisid dan bukan bakteriostatik
- sin.
tidak menyebabkan resistensi pada kuman
- Penisilin dan sefalosporin
berspektrum luas
- Hingga kini penisilin masih banyak dipakai di
- tidak bersifat alergenik atau menimbulkan
efek samping bila dipergunakan dalam jangka dalam pengobatan. Produk pertama penisilin
waktu lama. yang diperoleh dari jamur Penicillium notdturn,
tetap aktif dalam plasma, cairan badan atau kini digantikan oleh suaru mutan yaitu Peni-
- cillium cbrysogenum yang mampu menghasilkan
eksudat
larut di dalam air serta stabil penisilin dalam jumlah yang berlip at ganda.
- Istilah penisilin adalah generlA untuk semua grup
bactericidal leztel didalam tubuh cepat dicapai
- penisilin, baik yang natural araupun semisin-
dan bertahan untuk waktu lama.
tetik. Dari penisilin natural yang dihasilkan,
Mekanisme kerja antibiotika ternyata bensil penisilin atau penisilin G adalah
Antibiotika mengganggu (inrerfere) bagian-bagian yang paling bermalfaat dalam klinik. Penisilin
yang peka di dalam sel, yaitu: G ini efektif terhadap kebanyakan kokus positif
1. sintesis dinding sel dan negatif Gram. Yang resisten terhadap anti-
2. fungsi membran biotik ini adalah enrerokokus dan srrain Staplry-
3. sintesis protein lo co cc us aurezzs penghasil penisilinasa. Kekurang-
4. metabolisme asam nukleat an penisilin G adalah:
5. metabolisme intermedier 1. diinaktifkan oleh pH asam cairanlambung
Ada antibiotika yang memiliki lebih dari 2. dirusak oleh penisilinasa
salah satu sifat ini. 3. kadang-kadang menyebabkan reaksi alergi
66 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Penisilin semisintetik difusi antara lingkungan luar dan dalam sel. Itu
Dari penisilin semisintetik ini, yang paling ber- mempengaruhi konsentrasi metabolit dan bahan
gana, adalah kelompok yang resisten terhadap gtzi di dalam sel dan merupakan rempat berlang-
penisilinasa seperti metisilin, kloksasilin, oksasi- sungnya pernapasan dan aktivitas biosintetik
lin dan nafsilin. Dari senyawa-senyawa berspek- tertentu. Beberapa antibiotika diketahui mampu
trum luas yang bermanfaat dalam klinik adalah merusak atau memperlemah satu atau lebih dari
ampisilin yangtahan asam retapi peka terhadap fungsi-fungsi ini, yang akan menyebabkan gang-
penisilinasa dan karbenisilin yang rerurama ber- guan-gangguan terhadap kehidupan sel. Hanya
guna terhadap infeksi oleh Pseudotnonal beberapa saja dari antibiotika golongan ini yang
dapat dipakai di klinik, karena kebanyakan dari-
Sefalosporin padany a bersifat toksik.
Antibiotika golongan ini dihasilkan oleh jamur
Cepbalosporium. Salah satu dari senyawa yang Polimiksin
natwral yaitu sefalosporin C, memiliki struktur Merupakan kelompok polipeptida sederhana
dan mekanisme kerja yang mirip dengan peni- yang sukar berdifusi, dan sangar toksik. Antibio-
silin. Dari sefalosporin yang kini banyak diper- tik ini dihasilkan oleh Bacillus polymyxa. Ang-
gunakan adalah sefalotin dan sefazolin, sefalori- gota kelompok ini dikenal dengan huruf-huruf
din dan sefaleksin. Antibiotika ini bersifat bakte- A, B, C, D dan E, dimana hanya polimiksin B
risid bagi kebanyakan kokus positif Gram dan dan E (kolistin) salayangdipakai dalam klinik.
kuman-kuman batang negarif Gram. Mereka Antibiotika ini terutama dipakai terhadap in-
relatif tidak toksik rerapi mungkin menyebab- feksi oleh Pseudomonas aeruginosa yang sering-
kan reaksi hipersensitivitas. kali resisten terhadap kebanyakan antibiotika.

Mekanisme kerja Poliena


Penisilin mengganggu (interfere) pembentukan Merupakan antibiotika makrolid yang secara
dinding sel terutama pada tahap terakhir. Peng- selektif menghambat organisme yang membran-
gunaan penisilin ini dapat menyebabkan rerben- nya mengandung sterol. Mereka aktif terhadap
tuknya sferoplas yaitu kuman-kuman tanpa din- ragr, jamur dan lainlain sel eukariotik, tetapi
ding sel atau kuman bentuk L. tidak berpengaruh terhadap kuman-kuman pro-
kariotik yang tidak memiliki sterol di dalam
Antibiotika yang mengganggu/merusak membrannya. Aktivitas anri jamur daripada
membran sel poliena disebabkan karena perubahan permea-
Membran sel memegang peranan vital dalam sel. biiitas membran sebagai akibat interaksi anti-
Ia merupakan pembatas osmorik bagi bebasnya biotik sterol. Tergolong di dalam antibiotika
Sterilisasi dan Desinfeksi 67

poliena ini adalah amfoterisin B yang aktif ter- 1. transkripsi atau sintesis asam ribonukleat
hadap jamur, akan tetapi bersifat nefrotoksik. yang DNA-dependent dan
Lainnya adalah nistatin, tetapi karena bersifat 2. translasi atau sintesis protein yang RNA-
toksik apabila diberikan secara parenteral, maka dependent.
penggunaannya adalah untuk mengobati infeksi
Antibiotika yang mampu menghambat salah
yang bersifat topikal atau superfisial, terutama
satu proses ini, akan menghambat sintesis pro-
yang disebabkan oleh Candida.
tein. Tergolong di dalam antibiotika jenis ini
adalah
Antibiotika yang mengganggu fungsi DNA.
aktinomisin:
Sejumlah obat-obat anti mikroba berfungsi ter- -
utama mengganggu/merusak struktur dan fungsi aktif terhadap banyak kuman-kuman positif
DNA, akan tetapi karena toksik, maka hanya dan negatif Gram.
beberapa salayangdapat dipakai di klinik. Meski- rifampisin:
-
pun demikian, obat-obat ini sangat bermanfaat rifampisin memiliki spekrrum dari bakteri
sebagai alat biokimia, dan memberikan sum- yang luas dan terutama efektif terhadap kuman-
bangan yang penting pada biologi molekuler. kuman positif Gram dan mikobakteria. Dalam
Struktur molekul DNA erat kaitannya dergan klinik, rifampisin terurama efektif untuk
dua peran utamanya yaitu duplikasi dan tran- pengobatan tuberkulosis secara oral.
skripsi. Oleh karenanya, setiap z ty^ngmampu
streptomisin:
mengganggu struktur double Dellx DNA terse- -
bersifat bakterisid terhadap sejumlah besar
but, akan mampu pula mempengaruhi seluruh
kuman-kuman positif dan negatif Gram, dan
fase pertumbuhan dan metabolisme kuman.
terhadap Mycobacterium tubercwlosis.
Tergolong di dalam kelompok antibiotika ini
adalah mitosin dan asam nalidiksat. Pemberian - tetrasiklin:
mitomisin ke dalam biakan kuman yang sedang spektrum kelompok tetrasiklin sangar luas,
tumbuh, akan mengakibatkan hambatan pada dan mencakup spektrum penisilin, strepro-
pembelahan sel. Asam nalidiksat dipergunakan misin serta kloramfenikol.
dalam pengobatan infeksi saluran kemih yang kloramfenikol:
-
disebabkan oleh kuman-kuman negatif Gram. bersifat bakteriostatik, aktif terhadap sejum-
lah kuman positif dan negatif Gram, riketsia
Antibiotika yang menghambat sintesis dan klamidia. Kini terutama dipakai untuk
protein infeksi-infeksi anaerobik, meningitis karena
Sintesis protein merupakan hasil akhir dari dua Haemophilus influenzae dan infeksi karena
proses utama, yaitu: Salmonella typbi.
68 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

- eritromisin: Sulfonamida
tergolong antibiotik makrolid. Dapat bersifat Istilah sulfonamida merupakan nama generic
bakteriostatik atav bakterisid. Merupakan untuk derivat-derivat daripada p-aminobensen-
obat pilihan terhadap Alycoplasma dan penya- sulfonmida atau sulfanilamida. Zat inj (pron,
kit legioner. J.rg" bermanfaat untuk infeksi- tosil) untuk perrama kalinya dipergunakan oleh
infeksi karena stafilokokus, streptokokus grup Domagk pada tahun 1935 dan merupakan zat
A dan pneumokokus, terutama apabila pen- kemoterapeutik penama yang dipakai untuk men-
deritanya peka terhadap penisilin. cegah dan mengobati infeksi bakterial pada ma-

klindamisin: nusia. In vitro, prontosil inaktif terhadap kuman,


- tetapi di dalam badan, ia dipecah menjadi p-ami-
penggunaannya tenrrama untuk infeksi-infeksi
oleh kuman anaerob seperti ;1,..1 . 1.1 . 1. :','.. ;,:,:..,.,.,.1,'.,, nobensensulfonamida yang merupakan bagian
molekul yang bersifat kemoterapeutik. Sulfona-
mida mempunyai aktiviras anti bakteri yang luas
Antagonisme metabolik
terhadap kuman-kuman positif dan negatif Gram,
Enzim- enzim serin gkali dihamb at oleh senyawa-
tetapi oleh karena hanya bersifat bakteriostatik,
senyawa yang mempunyai struktur mirip de- maka diperlukan adanya fagositos untuk mem-
ngan substr at asalnya. Penghambat-penghambat
bunuh kuman-kuman di dalam bost.
seperti ini menyatu
(bergabung) dengan enzim Di antar a kuman-kum an y angpeka terhadap
sedemikian rupa sehingga mencegah kombinasi
sulfonamida adalah Streptococcus pyogenes, Strep-
substrat-enzim dan reaksireaksi katalitik. Ham-
tococcus pneumoniae, Haemophilws influenzae,
batan reaksi enzimatik oleh zat-zat tertenru ini
Vibrio cbolerae, Yersinia pestis, Neisseria menigi-
merupakan dasar pemikiran dari kemoterapi.
tidis dan Chlamydia. Secara struktural, sulfona-
Banyak dari penghambat seperti ini bersifat ana-
mida analog dengan p-aminobenzoic acld (pABA),
log dengan faktor-faktor pertumbuhan kuman
yaitu suatu metabolit esensial di dalam sel yang
yaitu faktor-faktor organik yang diperlukan berfungsi dalam penyusunan asam folat. PABA
oleh semua kuman untuk pertumbuh annya. dan sulfonamida saling bersaing dalam reaksi.
Faktor-faktor pertumbuhan ini misalnya vita-
min, asam amino, purin dan pirimidin. Enzim- Sulfon
enzlm esensial yang diperlukan dalam sintesis Derivat daripada 4,4 -draminodifenilsulfon (dap-
dan pemanfaaran faktor-faktor tadi, dapat son) merupakan kelompok zat yang bersifat
dihambat oleh substansi-substansi yang secara khusus, rerurama terhadap genus l|ycobacte-
struktural mirip dengan metabolit-metabolit rium. Mereka telah dipakai dalam pengobatan
tersebut. Penghambat-penghambat seperri ini tuberkulosis, tetapi kini penggu naanny adibatasi
disebut anti metabolit. hanyauntuk lepra.
Sterilisasi dan Desinfeksi 69

p-Am i nosal icyl ic acid (PAS) efektif, dan hanya bersifat bakterisid terhadap
Aktivitas antimikroba darrpadaPAS adalah sangar kuman-kum an yangsedang tumbuh aktif. Kuman
khas untuk fuIycobaaeriwm tuberculoszs. PAS tuberkulosis yang berkontak dengan obat ini
bersifat bakteriostatik, dan mempunyai struktur akan kehilangan sifat tahan asamnya. Pada saat
mirip dengan PABA. Kini PAS merupakan second ini, isoniasid merupakan obat paling poten dan
line drug pada kemoterapi terhadap tuberkulosis. berguna dalam pengobatan tuberkulosis. Meski
pun demikian, resistensi terhadap obat ini cepat
lsoniasid terjadi. Masalah ini dapat dihindari dengan jalan
Isonicotinic acid lrydrazrd (INH) atau isoniasid memberikan isoniasid secara simultan dengan
bersifat sangat khas terhadap Mycobacterium streptomisin atau ethambutol.
tuberculosis. Dalam konsentrasi rendah sangar
DASAR PEMERIKSAAN
KUMAN.KUMAN AEROB,
MIKROAEROFILIK DAN ANAEROB
Abdul Rahim

Hasil pemeriksaan mikrobiologik sesuatu bahan hasil pengamatan ini akan diperoleh kesim-
pemeriksaan klinik, bukanlah mutlak merupa- pulan: bahan dapat diterima untuk diperiksa
kan karya dari mikrobiolog, tetapi ia adalah atau harus ditolak, karena tidak memenuhi
merupakan hasil karya gabungan, mikrobiolog, persyaratan. Dengan diketahuinya kuman
klinikus dan paramedis yang mendampingi apa yangakan diharapkan, maka memudah-
klinikus. Klinikus berperan dalam menentukan kan pengarahan serta persiapan pemeriksaan
jenis serta cara pengambilan bahan pemeriksaan, yangakan dilakukan.
yang disesuaikan dengan dugaan sakit yang
diderita penderita. Paramedis berperan pada 2. Pengolahan bahan. Adakalanya bahan peme-
perawatan bahan tersebut sebelum dan sewaktu riksaan yang diterima harus melalui pengo-
pengiriman bahan, agar bahan yang dikirim lahan terlebih dahulu sebelum ditanamkan
tersebut tetap dalam keadaan prima. pada perbenihan. Pengolahan ini bertujuan
untuk mendapatkan hasil isolasi yang baik
Beberapa hal harus dilakukan sebelum mela-
dan tepat dengan car^yangmudah.
kukan pekerjaan isolasi dan identifikasi kuman dari
Pengolahan tersebut di antaranya dapat
bahan pemeriksaan:
berupa:
1. Pengamatan bahan yang akan dikerjakan, a. Sentrifugasi, apabila diperkirakan jumlah
apakah bahan tersebut masih baik (prima),
kuman di dalam bahan tersebut sedikit
apakah jenis bahan yang dikirimkan sesuai
(pemekatan).
dengan apa y^ng tercantum pada surat pe-
ngantar, memperhatikan jenis pemeriksaan b. Pengenceran, apabila jumlah kuman di
mikrobiologik yang mana yang dimintakan dalam bahan tersebut diperkirakan terlalu
(aeroblmikroaerofilik atau anaerob). Dari banyak jumlahnya.

'70
Dasar Pemeriksaan Kuman-kuman Aerob, . . . 7l

c. Pemanasan, apabila yang ingin diasingkan manusia, sedang mengenai waktu pengeraman
dari bahan pemeriksaan adalah kuman- untuk kuman-kuman anaerob waktunya sedikit
kuman yang tahan terhadap pemanasan lebih lama (untuk kuman anaerob tertentu yang
(kuman-kuman yangmemiliki spora kecuali susah tumbuh contoh t0-14
) hari).
d. Pengolahan dengan zat-zat kimia tertentu,
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
fungsinya addah unnrk meniadakan kuman-
mengasingkan kuman (aerob/anaerob).
kuman yang tidak diingini (untuk me-
1,. Terhadap bahan pemeriksaan dilakukan:
ngasingkan kuman TBC).
e. Penghancuran, apabila bahan pemeriksaan a. Pengamatan secara mikroskopis, dengan
berupa barangyang padat,sehingga kuman- membuat sediaan ulas, dengan pengecatan
kuman yang diinginkan diharapkan dapat menurut cara Gram. Tujuan yang akan
keluar dari bahan (bahan tinja, jaringan dicapai adalah untuk mendapatkan gam-
tubuh, sisa makanan dan lainJainnya). baran morfologik dan sifat Gram kuman
Bahan yang relah dihancurkan dilarutkan yang akan diketemukan kelak. Untuk kasus
infehsi tertentu, dari bentuk morfologis serta
di dalam larutan garam faal yang steril.
sifat Gram dan keterangan penderita yang
lsolasi dan identifikasi kuman aerob, menyertai bahan pemeriksaan, sudah dapat
mikroaerofilik dan anaerob ditegakkan diagnosis mikrobiologilcyang
Pada umumnya cara (bagan kerja) mengasing- memiliki akurasi yang cukup tinggi (70-
kan ketiga jenis kuman tersebut dapat dikatakan 907o), sebagai contoh untuk ini kasus tetanus
sama saj a. Perbedaan yang utama, hany aterletak infeksi oleh kuman ClostridiTan tetani,
pada: caramendapatkan suasana lingkungan per- gonorrhoeae, infeksi oleh kuman Neisseria
tumbuhan yang diinginkan oleh masing-masing gonorrhoeae (bahan pemeriksaan nanah dari
jenis kuman tersebut, dan jenis perbenihan yang iuka), contoh lainnya pada kasus meningitis
dibutuhkan untuk kesuburan pertumbuh yang disebabkan oleh infeksi kuman StrEto-
^finya.
Kuman aerob dapat tumbuh dengan mudahnya coccus pneu?noniae, Haemophilus influenzae
pada suasan a alambebas, kuman mikroaerofilik, dan lain-lainnya 0"h* pemeriksaan berupa
membutuhkan lingkungan kadar i.,-r IanB rendah, cairan serebrospinal). Kegunaan lain dari
serta kadar r,.,i"..:;; yangtinggi (:, .::;':,). pev/arnaan ini adalah untuk mengetahui
Kuman anaerob, membutuhkan suasana ling- jenis infeksi (mono-microbizl atau poll'micro -

kungan bebas i :-
@h yang rendah) dan kadar bial), pemtlihan perbenihan-perbenihan
tinggi (5-10). Mengenai suhu pengeraman hampir kuman serta cara-cara isolasi yang manayang
tidak berbeda;37oC, sesuai dengan suhu tubuh akan ditempuh agar hasil pemeriksaan
72 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

mikrobiologik dapat ditegakkan secepat- 2. Pengeraman pada inkubator. Bahan peme-


nya. Sebagai contoh: kalau dari bahan riksaan yang telah ditanamkan lalu dieram-
nanah ditemukan kuman berbentuk kan pada inkubator. Suasana lingkungan, suhu
kokus sepasang-sepasang seperti buah pengeraman serta lama pengeraman disesuai-
kopi dan bersifat negatif Gram, maka kan dengan kebutuhan masing-masing kuman
pemeriksaan serta perbenihan-perbenihan yang diinginkan (aerob/mikroaerofilik atau
kuman yang akan dipakai diarahkan pada anaerob).
kebutuhan kuman
3. Pengamatan hasil kerja tersebut (1, dan2) di atas.
b. Penanaman kuman pada perbenihan-perbe-
nihan untuk keperluan isolasi/identifikasi Caranya:
serta percobaan kepekaan kuman terhadap a. mengamati pertumbuhan kuman pada
antimikroba. Pemilihan jenis perbenihan perbenihan kuman (1 b).
y ang akandipakai disesuaikan dengan j enis Bila ada pertumbuhan kuman, maka pada
kuman apa yang akan dicari (diasingkan). perbenihan padat akan tampak timbulnya
Perbenihan-perbenihan yang akan dipakai di koloni-koloni kuman; ragam koloni yang
antar^nya (melihat dari sifat dan kegu- timbul sesuai dengan ragam kuman yang
naannya). ada.Padaperbenihan cair, bila ada pertum-
perbenihan yang dtperkaya yang bersi buhan kuman maka wujud perbenihan
-
fat padat; gunanya untuk memperbesar berubah; perbenihan menjadi keruh bila
pertumbuhan kuman dan mengasing- ada pertumbuhan kuman dan tetap jernih
kan kuman (satu koloni yang timbul bila tidak terjadi pertumbuhan kuman.
pada perbenihan tersebut berasal dari
satu kuman, setiap jenis kuman memiliki
b. memilih bentuk dan sifat koloni kuman
bentuk serta ragam koloni tertentu).'r yang diinginkan (koloni tersangka).
perbenihan selektif yang padat; kegu-
-
naanflya adalah untuk menumbuhkan Khusus untuk memudahkan pengasingan dan identifikasi I'-uman
anaerob. Baik pada medium diperkaya atau medium selektif(padat),
kuman tertentu sala $rangdiinginkan) .'l
pada pertemuan goresan (sektor) I dan goresan (sektor) II (penipisan
perbenihan stok, biasanya berupa per-
- Koch), ditempelkan cakram yang mengandung 0,5 pg metroni-
dasol. Kegunaan cakram ini adalah sebagai alat bantu/indikator,
benihan cair; keguna annyaadalah untuk
sebab semua kuman anaerob yang kita kenal saat rni bersifat
pemeriksaan ulang kalau-kalau terjadi sensitilterhadap metronidasol, sedang untuk kuman aerob keada-
annya adalah sebaliknya.
kegagalan dalam menumbuhkan kuman
Jadi dari hasil pengeraman bila terdapat zona hambatan per-
pada kedua perbenihan tersebut terda- tumbuhan kuman di sekitar cakam, maka sudah dapat dipastikan
bahwa pada bahan pemeriksaan terdapat kuman anaerob. Tetapi bila
hulu (kesalahan teknik dalam memilih tidak terdapat zone hambatan peftumbuhan kuman, ini belum pasti
perbenihan serta cara kerja). bahwa di dalam bahan pemeriksaan tidak terdapat kuman anaerob.
Dasar Pemeriksaan Kuman-kuman Aerob, . . . 73

c. dari setiap koloni tersangka dilakukan: b. biakan murni. Terhadap hasil ini dilaku-
kan tindakan:
pemeriksaan mikroskopik, dengan cara
- identifikasi kuman, dengan cara cepat
membuat sediaan apus dan dengan pewar- -
naan Gram, dilihat di bawah mikroskop. (mempergunakan kit yang telah tersedia
misalnya l<rt Entero-tube untuk kuman
memperbanyak kuman, dengan mena-
- aerob: API-20 atau RAPIDIANA untuk
namkan pada perbenihan-perbenihan ter-
kuman anaerob), atau mempergunakan
tentu yang disesuaikan dengan keinginan
cara konvensional; dengan menanam-
kumannya.
kan kuman pada perbenihan-perbenihan
d. kuman-kuman yang telah diasingkan dike- yang berisi bermacam-macam karbohi-
ram dalam inkubator, seperti tersebut drat di dalamnya dan reaksi biokimia
pada (2).
lainnya, seperti pembentukan indol,
4. Lanjutan (3c) pemecahan nitrat menjadi nitrit dll.
Terhadap kuman yang telah diperbanyak (3c),
- uji coba kepekaan kuman, untuk ini
dilakukan pengamatan apakah kuman yang dapat ditempuh dua cara, pertama de-
tumbuh tersebut menrpakan biakan murni ngan mempergunakan cara cakram (disk
atau tidak, caranya dengan melakukan peme- dffision) agar dilution (ptengenceran
riksaan mikroskopis; membuat sediaan dengan antimikroba dalam agar atau cara pe-
pewarnaan Gram. Kuman dikatakan murni ngenceran tabung (tube dilution meth od).
apabila hasil pemeriksaan mikroskopik tersebut Hasil penanaman) dikeramkan:
di atas, menunjukk an hanyaditemukan satu Entero-tube dikeram pada suhu 37o C selama
jenis bentuk dan sifat Gram kuman saja, misal- 24 jam, kemudian baca hasilnya, untuk
ny a hany aditemukan bentuk kokus tersusun API-20 dan RAPIDIANA dikeram pada
sebagai rantai danbersifat positif Gram. Biakan suasana anaerob pada 37"C, hasil pertama
dikatakan tidak murni, apabila pada hasil dibaca setelah pengeraman 4 jam,hasil kedua
pemeriksaan mikroskopik ditemukan berba- dibaca setelah pengeraman 24 jam. Uji kepe-
gai ragam bentuk serta sifat Gram kuman. kaan untuk kuman aerob dikeram secara
5. Bila hasil (4) rernyata ditemukan: aerob, sedang untuk kuman anaerob dike-
ram secara anaerob, suhu serta waktunya
a. biakan tidak murni, maka untuk hasil
disesuaikan dengan jenis kumannya.
seperti ini, kita harus melakukan tindakan
pemurnian akan kuman tersebut. (Pena- 6. Pembacaan hasil isolasi dan identiflkasi serta
naman ulang serta pemilihan koloni ulang hasil uji
coba kepekaan kuman terhadap
kembali). antimikroba.
74 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

'r'Entero-tube
ELISA
API-20
RAPIDIANA
HASIL
INFEKSI NOSOKOMIAL
Suharto dan Robert Utji

Infeksi nosokomial atau disebut jrtga infeksi Agen penyakit:


rumah sakit, adalah infeksi yangterjadidi rumah Bermacam jenis agen penyakit dapat berupa
sakit oleh kuman yang berasal dari rumah sakit. kuman, virus, jamur, parasit atau rickettsia.
Infeksi nosokomial dapat terjadi pada penderita, Dan macam-macam agen penyakit ini diten-
ten ga kesehatan dan juga setiap orang yarg tukan pula oleh patogenitasnya, virulensi-
datang ke rumah sakit. Manifestasi penyakit nya, dayainvasinya dan dosis infeksinya.
dapat terjadi di rumah sakit, tetapi dapat juga di
Reservoir:
luar rumah sakit apabila inkubasi lebih lama dari
masa tinggalnya di rumah sakit. Penyakit infeksi Semua kuman ada reservoi rny a/ sumber ny a.
yang sedang dalam masa inkubasi waktu pende- Seperti virus, reservoftnya adalah manusia,
rita masuk ke rumah sakit, bukan infeksi noso- kuman positif Gram manusia, tetapi kuman
komial. Sumber kuman infeksi nosokomial dapat negatif gram dapat manusia dapat juga alam
endogen atau autogen, yaitu berasal dari pen- seperti Pseudomona.s. Apabila reservoirnya
derita sendiri yang dibawa dari luar rumah sakit; manusia, maka dapat berasal dari traktus res-
atau didapat di rumah sakit atau sumbernya dapat piratorius, traktus digestivus, traktus uroge-
juga eksogen, yaitu berasal dari luar penderita. nitalis, kulit (variola) ataudarah (hepatitis B).
Kuman itu akan ada di udara pada debu
T erjaAinya infeksi nosokomial adalah karena seperti Salmonella, pada droplet seperti Wco-
beberapa faktor, bacteriurn atau pada kulit yang lepas.
1. Agen penyakit
2. Resevoir/sumber
Lingkungan:
3. Lingkungan Keadaan udara sangat mempengaruhi seperti
4. Penularan kelembaban rdara, suhu dan pergerakan
5. Hospes udara atau tekanan udara.

75
76 BuL:u Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Penularan: melalui traktus respiratorius bagian atas


-
Penularan adalah perlalanan kuman patogen ukuran partikel ,,: -' :: Apakah melalui
dari sumber ke hospes. Ada empat jalanyang traktus respiratorius bagian bawah
dapat ditempuh: ukuran panikel
1. Kontak langsung (perawat) melalui traktus urinarius seperti
2. Alat (endoskop)
- ;:'.'i.i'11;:i;,',1 ,

':11': it t a...-. ;,f: :. t a .

3. Udara
Pada hospes tergantung pula pada imunitas
4. Vektor (alat)
alamiah atau buatan yang aktif maupun pasif.
Dapat terjadi sendiri-sendiri atau lebih dari Dalam infeksi nosokomial ada yang dapat
satu jalan: seperti tuberkulosis paru-panr adalah dicegah dan adayang tidak dapat dicegah.
melalui udara. Morbili adalah melalui udara dan Yang dapat mencegah terjadinya infeksi
kontak. Salmonella adalah melalui vdar a, kontak nosokomial adalah tindakan cuci tangan
dan alat sebelum operasi atau cuci tangan dan pakai
masker dalam merawat penderita darr yang
Hospes:
satu pindah ke yang lainnya. Sedangkan
Tergantung i:.',:,t ii':.: :; !.,':::r, (tempat masuknya infeksi yang tidak dapat dicegah adalah
kuman penyakit): karena faktor hospes itu sendiri yang
melalui kulit seperti LEtospira atau
- berubah atau menurun daya imunitasnya
Stapl'rylococcus. karena sakitnya atau karena pengobatannya.
melalui traktus digestir-us seperti Esche-
-
ricbia coli, Shigella, Salmonella.
PENGANTAR IMUNOLOGI
Sujudi

Manusia dan binatang multiseluler, mempunyai 2. Kekebalan spesies (species immunity)


daya faal untuk mengenal bahan atau z t kimia Penyakit lepra dan gonore secara alamhanya
yang dianggap "diri sendiri" (selfl dan membeda- terdapat pada manusia dan tidak ditemukan
kannya dartyang"asing" (non selfl. Kemampuan pada binatang. Penyakit tetanus yang rer-
ini menjadi dasar dari kekebalan, karena badan dapat pada manusia dan kuda, tidak terdapat
akan berusaha untuk mengeluarkan atau memus- pada burung. Penyakit anthrax yang ditemu-
nahkan bahan asing yang masuk ke dalam kan pada ternak, tidak terdapat pada anjing
jaringan tubuh. atau kucing.

Kekebalan dapatdalam dua golongan besar.


3. Kekebalanperorangan (personalimmunity)
Ditemukan perbedaan kepekaan terhadap
I. Kekebalan alam (natural immunitf, sudah
satu jenis penyakit pada beberapa orang di
ada sejak lahir
dalam satu spesies atau ras.
II. Kekebalan didapat (acquired immuni4t),didapat
selama hidup Diketahui juga faktor-faktor antimikroba yang
bekerja tidak khas yang membantu kekebalan alam:
l. Kekebalan alam:
Di antara manusia dan binatang berbagai jenis a. Kulit
ditemukan perbedaan dalam hal kekebalan ter- Tebal kulit dengan lapisan srrarum korneum
hadap berbagai macam penyakit. Faktor konsti- dapat menghambat masuknya kuman dan
tusi atau faktor larn yang tidak diketahui dapat sekresi kelenjar keringat dan kelenjar seba-
menimbulkan kekebalan alam berupa: seum yang mengandung asam laktat dan asam
lemak akan menurunkan pH kulit sehingga
1,. Kekebalan rx (rucial immanity)
bersifat bakteriostatik atau bakterisid.
Telah ditemukan secara statistik bahwa orang
kulit berwa rna terflyata lebih peka terhadap b. Selaput lendir
penyakit tuberkulosis daripada orang kulit Selaput lendir saluran pernapasan yang rer-
putih. tutup silia merupakan penghalang bagi kuman

79
80 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

dan benda asing lainnya. Pergerakan silia ke dapkan C karbohidrar kuman pneumoko-
satu arah dan refleks batuk mengusahakan kus dengan adanya ion r',,:
keluarnya kuman dari saluran pernapasan.
properdin, yang bekerja sama dengan sis-
Selaput lendir saluran pencernaan dilindungi -
temkomplemendanion,:,,:..' dapatmeng-
oleh beberapa sekret seperti air ludah yang
hancurkan kuman melalui aktivasi jalan
mengandung lisozim, cairan lambung yang
metabolisme alternatif reaksi komplemen.
mengandung asam lambung dan kelenjar em-
pedu yang mengeluarkan zat empedu yang e. Interferon
dapat melisiskan kuman pneumokokus. Sek- Suatu zat anti virus bersifat tidak khas yang
resi lendir atau mukus dapat menahan masuk- atau dapat menghambat replikasi virus di
nya virus ke dalam sel karena mampu ber- dalam sel.
kompetisi dengan reseptor pada sel untuk
Daya pertahanan tubuh yang berdasarkan
neuraminidase pada virus.
faktor-faktor tidak khas tersebut di atas merupa-
Fagositosis kan daya pertahanan yang amat penting, akan
polimorf dan sel makrofag dapat
Sel leukosit tetapi daya pertahanan tubuh yang berdasarkan
melakukan fagositosis kuman. Kuman ini kekebalan didapat ternyata lebih penting lagi
masuk ke dalam fagosom yang kemudian dan merupakan daya vital untuk kelangsungan
bergabung dengan granula lisosom memben- hidup manusia.
tuk fagolisosom yang mampu menghancur-
kan kuman. ll. Kekebalan didapat
Pada kekebalan yang didapat, pencegahan ter-
d. Reaksi radang
jadtnya penyakit ditujukan pada bahan asing
Reaksi yang timbul terhadap kuman dan ke-
yang masuk ke dalam jaringan tubuh, mungkin
rusakan pada jaringan menimbulkan dilatasi
berupa kuman tertentu, virus atau toksin. Bahan
dan peningkatan permeabilitas pembuluh
asing yang masuk disebut "antigen" dan terha-
darah kapiler. Akibatnya adalah keluarnya
dap antigen ini dalam tubuh dibentuk bahan
sel polimorf dan makrofag ke dalam sela-
yang disebut
sela jaringan dan transudasi serum yang
Antibodi yang termasuk zat imunoglobulin,
mengandung beberapa faktor yang bersifat
dapat disuntikkan ke dalam orang lain dan akan
bakterisid:
memberi proteksi kepada orang lain.
-protein C-reaktif, zat yang tidak menye- Dengan demikian dikenal berbagai cara untuk
rupai imunoglobulin yang dapat mengen- mencapai kekebalan.
Pengantarlmunologi 8l

Gambar 11.1. Berbagai cara untuk mencapai kekebalan


ANTIGEN

Batasan: yang disebut sebagai anrigen adalah antibodi itu, disebut sebagai hapten. Protein yang
bahan, yang asing untuk badan, yang di dalam membantu hapten unruk dapat bersifat sebagai
manusia atau organisme multiseluler lain dapat antigen penuh disebut karier. Determinan anti-
menimbulkan pembentukan antibodi terhadap- gen tidak hanya ditentukan oleh komposisi kimia
nya dan dengan antibodi itu antigen dapat bere- tetapi juga oleh konfigurasi molekulnya. Misal-
aksi secara khas. nya aminobenzefl sulfonat dapat bersifat sebagai
Sifat antigenik juga ditentukan oleh berat hapten, akan tetapi kedudukan sulfonat di dalam
molekul bahan itu. Pada umumnya bahan asing molekul pada posisi or[o-, meta- atau para- akan
itu harus mempunyai berat molekul yang tinggi mempengaruhi sifatnya sebagai hapten.
dan berat molekul 5000 dianggap sebagai berat Sifat sebagai imunogen kecuali ditentukan
molekul terendah yang masih dapat memberi- oleh sifat asing dan berat molekul dari determi-
kan sifat antigenik. Bahan kimia yang memiliki nan antigen, masih dipengaruhi oleh beberapa
berat molekul tinggi adalahgolongan z^t protein, faktor.
polisakarida, lipida dan asam nuklear, tetapi hanya
spesies:
zat proteir dan polisakarida dapat bersifat seba- -
misalnya zat dekstran, suatu polimer dari
gai antigen yang sempurna dan protein meru-
glukosa, bersifat anrigen pada manusia dan
pakan antigen yang terbaik.
tikus, tetapi tidak bersifar antigen pada kelinci
Determinan antigen dan marmot.
Pada suatu molekul antigen yang besar mungkin
jenis:
terdapat beberapa tempar di permukaannya -
di dalam suaru spesies binatang percobaan
yangdapat bereaksi secara khas dengan antibodi.
ditemukan perbedaan antara beberapa jenis
Tempat itu disebut sebagai dererminan antigen.
spesies itu ditinjau dari sudut kemampuan
Bahan yang mempunyai berat molekul rendah
untuk mengenal suatu bahan sebagai antigen.
sehingga tidak dapat bersifat sebagai antigen, dan
hanya dapat menimbulkan produksi antibodi cara dan dosis :
-
bila bahan itu bergabung dengan protein lain, cara memberikan sunrikan dan waktu yang
kemudian dapat bereaksi secara khas dengan berlalu diantara dua suntikan dapat mempe-

82
Antigen 83

ngaruhi pembentukan antibodi selain iumlah Menurut hubungan genedk dari asalnya anti-
antigen itu sendiri. gen dan penerima antigen:
antigen histokompatibilitas:
- adiuvan: -
' bahan yang berupa emulsi yang adalah antigen yang menimbulkan reaksi
mampu mem-
pada transplantasi jaringan
perkuat antigen dalam kemampuannya me-
auto-antigen:
rangsang terbentuknya antibodi. Dasar kerja- -
adalah antigen yang dimiliki oleh sese-
nya tidak diketahui, tetapi diperkirakan sifat
orang akan tetapi karena sesuatu sebab
adjuvan memberi proteksi pada antigen ter-
menimbulkan pembentukan antibodi ter-
hadap eliminasi tidak spesifik dari bahan dan
hadapnya.
dapat menyebabkan pembentukan antibodi
iso-antigen:
dalam jangka panjang karena pelepasan anti- -
adalah antigen yang terdapat dalam indi-
gen secara bertahap. Contoh adjuvan adalah:
vidu lain dalam spesies yang sama namun
emulsi air-minyak presipitat aluminium, emulsi
secara genetik dapat dikenal oleh pene-
partikel bentonit, Frewnd\ incomplete adjuoant
rima, misalnya antigen yang menentukan
(minyak mineral, air, lanolin) danFreund's corn'
golongan darah.
plete a"djuoant (ditambahdengan kuman mikro-
allo-antigen:
bakterium yang dimatikan dengan pemanasan). -
adalah antigen yang terdapat pada indi
Pembagian dan pemberian nama pada vidu tertentu dan ternyata dapat menim-
berbagai macam antigen: bulkan andbodi pada individu lain dalam
satu spesies, karena secara genetik antigen
1. Menurut sifat kimiawi: seperti antigen pro-
ini tidak dikenal oleh si penerima.
tein, antigen polipeptida sintetik, antigen
karbohidrat dan sebagainya.
ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN)
Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

tffi--r-
Jika kita pelajari serum dengan elektroforesis
maka akan terlihat beberapa fraksi protein dalam s
I
s
senrm yang mempunyai kecepatan berlainan. I
Berturut-turut akan dapat dibedakan puncak dari
I
albumin, alpha 1, alpha2,beta dan gama globulin.
(berol)
Jika binatang percobaan disuntik dengan antigen,
misalnya polisakarida dari kuman pneumokokus,
sl *
Poooin
I
maka pada elektroforesis serum akan tampak (ringon)
meningkatnya puncak globulin terutarria dari fraksi voriobel
konston
gama globulin. Dulu dikira bahwa antibodi adalah
- 13.1 Struktw dasar imunoglobulin-
Gambar
sama dengan gama-globulin, tetapi kemudian ter-
nyara ada globulin dari fraksi lain yang dapat Molekul IgG dapat - dipecah oleh enzim papain
berfungsi sebagai antibodi. Sekarang antibodi juga menjadi tiga fragmen. Dua fragme n ternyataidentik
disebut imunoglo bulin tanpamenyebut fraksinya. dan dapatmengikat antigen membentuk kompleks
Imunoglobulin dalam serum terutama terdiri yanglarutyang menunjukkan bahwa fragmen itu
dari fraksi protein yang mempunyai berat mole- univalen atau mempunyai valensi satu. Fragmen
kul sekitar 150.000 (angka sedimentasi 7 S) dan ini disebut Fab r,.', ,',,,,,' ,r.,, : : r: :
:,.,1 ;' : ;,:,, Ffagmen

komponennyaadalahlgG, dan fraksi lain dengan yang ketiga tidak dapat mengikat antigen dan
beratmolekul'.:i.;.::";,',, yangternyatalgM. karenadapat membentuk kristal disebut Fc
,'1;,',; ,; ',;,1',,.,.:.i.1.,,,:,.'.:r;':Pepsin, Suatu enzimproteolitik
Struktur dasar imunoglobulin lain, dapat memecah IgG pada rempar Fc sehingga
Porter telah menemukan struktur dasar imunoglu- tertinggal satu fragmen besar yang masih dapat
buiin yang terdiri dari 4 rantaipolipeptida, terdiri mengendapkan antigen, sehingga masih bersifat
dafi 2 rantai "berat" i,i.; ;.t.,,_::,. r:i,:,. l' . : dan 2 f antai
;.,,..;,
divalen (bervalensi dua), dan disebut F (.b)r.Analisa
: yang tersusun secara sime- asam amino menunjukkan bahwa terminal-N dari
tris dan dihubungkan satu sama lain oleh ikatan rantai-L maupun rantai-H selalu variabel sehingga
disulfida rr,'.,: ,.';'.,:,i..,,.,:.:::: ,:i:::.ti:i:!.i il.:::'it::,i. LibatGurrbar 2. urutan asam amino yang ditemukan tidak konstan,

84
Antibodi (Imunoglobulin) 85

disebut bagian variabel. Sisa dari rantaiternyata antigen, tetapi kemungkinan besar bagian Fc dari
menunj ukkan struktur y ang r elatlf konstan; dise- imunoglobulin menentukan aktivitas biologis dari
but bagian konstan. Bagian variabel dari rantai-L antibodi itu, misalnya Fc dari IgG memungkin-
dan rantai-H, yang membentuk ujung dari Fab kan molekul itu menembus jaringan plasenta dan
menentukan sifat khas dan antibodi itu. Oleh Fc dari IgA ikut menentukan sifat molekul itu
karena setiap molekul imunoglobulin mem- dikeluarkan pada sekret. Selain fungsi biologis di
punyai 2Fab, maka struktur dasar dan imuno- atas, bagian Fc juga meningkatkan aktivitas ter-
globulin dapat mengikat 2 determinan anrigen. tentu setelah antibodi bergabung dengan antigen,
misalnya kemampuan mengikat z^t yangdisebut
Rantai-L (light chain)
Dari hasil pemeriksaan protein Bence-Jones komplemen, perlekatan dengan gel makrofa g
^tau
menyebabkan degranulasi mast cell. Fungsi biologis
dalam air kemih penderita mieloma, ditemukan
dua macam rantai-L,yang disebut rantai-rc (kapa)
dari bagian Fc pada berbagai jenis imunoglobulin
berbeda satu sama lain, tergantung dari stnrktur pri-
dan rantai-). (lambda). Pada setiap orang sehat
mer molekul itu dan mungkin memerlukan ikatan
dapat ditemukan kedua macam rantai-Litu dengan
dengan antigen sebelum fungsi itu menjadi aktif.
perbandingan,'..i',.,,:t -,.' l-,;r'i.:,, dan ::;ll:i::.t-r. .:-. ....
atavratio:,.:,,. .,,l,,ri., 1.r il : i.. Perbandingan sifat-sifat fisika dan biologi
Rantai-H darilima kelas utama imunoglobulin manusia
Seperti disebut di atas dapat dibedakan lima kelas lmunoglobulin G (lgG)
imuno glo bulin dan rc r ny at a p erb edaanny a antar a Pada reaksi imun sekunder yangdiproduksi ter-
lain terletak pada rantai-H. Maka setiap kelas banyak adalah IgG. Karena IgG mampu menem-
imunoglobulin mempunyai rantai-H terrentu, bus jaringan plasenra, ia memberikan proteksi
tetapi semua kelas imunoglobulin mempunyai utama pada b ayi terhadap infeksi selama beberap a
rantai-r atau X (di dalam satu molekul selalu minggu pertama setelah lahir. IgG yang dikeluar-
hanya satu macam saja). kan melalui catan kolostrum dapat menembus
Rantai-H dari IgG disebut jwgarantai.:, i.r,,,r::', l:..r,:,) mukosa usus bayi dan menambahdayakekebalan.
RantaiH dari IgA disebut rantai ;;. :,.,1;1i',,, .
IgG lebih mudah menyebar ke dalam celah-celah
Rantai-H dari IgM disebut rantai;r i:::,r'i ekstravaskuler dan mempunyai peranan utama
Rantai-H dari IgD disebut rantai -i, i,i',.l1,'; menetralisis toksin kuman dan melekat pada
Rantai-H dari IgE disebut rantai -r: r'r,;;r,;ii:'': kuman sebagai persiapan fagositosis. Dikenal
Telah disebut di atas bahwa bagian variabel empat subkelas yang disebur i:;;i:ii. i:,,i1... ,", '
dari molekul imunoglobulin menentukan sifatnya dan ,',1r"-1.i, Perbedaannya tedetak pada rantai
yang khas terhadap antigen. Bagian yang konstan berat (H) yang disebut 1.,2, 3, dan 4. Perbedaan
sama sekali tidak berpengaruh langsung terhadap ini bersangkutan dengan beberapa fungsi biologis.
86 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

lmunoglobulin A (lgA) Secarateori valensi IgM adalah 10, tetapi ini


Terdapat di dalam serum terutama sebagai mo- hanya ditemukan pada reaksi dengan hapten.
nomer 7S tetapi cenderung membentuk polimer Reaksi dengan antigen yang besar hanyamenun-
dengan perantara n polipeptida yang disebut jukkan valensi lima karena adanya hambatan
rantai-J. Dapat dikeluarkan secara selektif di dalam sebab gangguan ruang bereaksi. Karena mempu-
sekresi seperti air ludah, keringat, air mata,lendir nyai valensi tinggi, IgM sangat efesien untuk
hidung, kolostrum, sekresi saluran pernapasan reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik, dan karena
dan sekresi saluran pencernaan (yang terakhir timbulnya cepat setelah infeksi dan tetap tinggal
dikenal juga sebagai copro antibodies). Pada se- dalam darah maka IgM merupakan daya tahan
kresi ini IgA ditemukan dalam bentuk dimer yang tubuh penting pada bakteremia.
tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi de- Isohemaglutinin (anti-A, anti-B) pada golongan
ngan suatu zat protein khusus, disebut secretory darah terdiri dari IgM.
colnponent, yang disintesa oleh sel epitel lokal
(BM 60.000). IgA yang keluar dengan sekret juga
diproduksi secara lokal oleh sel plasma.
Fungsi IgA setelah bergabung dengan antigen (a)
pada mikroorganisme mungkin dalam pencegahan
Gambar 13.2 i.;.: i'',,
melekatnya mikroorganisme pada sel mukbsa. r:: ! a_i j

Telah ditemukan adanya sinergisme antara IgA ,:lll.:

dengan lisozim dan komplemen untuk mematikan


kuman koliform. Juga kemampuan IgA unnrk mele- lmunoglobulin D (lgD)
kat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan Fungsi keseluruhannya belum jelas. Telah dite-
reaksi komplemen melalui jalan metabolisme mukan IgD sebagai antibodi terhadap inti sel.
alternatif. Juga telah dapat dibuktikan adanya IgD pada
permukaan sel limfosit dalam tali pusat dan
lmunoglobulin M (lgM)
mungkin IgD ini merupakan reseptor yang
IgM terdapat dalam bentuk polimer terdiri dari
pertama dalam permulaan kehidupan sebelum
lima subunit molekul 4-peptida, dihubungkan
diambil alih fungsinya oleh IgM dan imuno-
dengan rantai-J seperti terdapat pada IgA.
globulin lain setelah sel tubuh berdiferensiasi
Struktur polimer menurut Hilschman adalah
lebih jauh.
sebagai berikut:
Polimer IgM dalam bentuk bebas diperkira- lmunoglobulin E (lgE)
kan berbentuk seperti bintang, akan tetapi bila Di dalam serum harrya ditemukan dalam kon-
terikat pada permukaan sel ia akan berbentuk sentrasi sangat rendah. IgE bila disuntikkan ke
seperti kepiting (libat Gambar 73.2). dalam kulit akan terikat pada mast cells. Kontak
Antibodi (Imunoglobulin) 87

dengan antigen akan menyebabkan degranulasi kadar di dalam serum akan naik pada infeksi
dari mast cell dengan pengeluaran zat amrnyarrg parasit tertentu, terutama infeksi oleh cacing.
vasoaktif. Peranan biologi IgE belum jelas, tetapi

Tabel 13.1 Sifat-sifat fisika dari lima kelas utama imunoglobulin

t !

i.{ i:
l{' l

i,
']

li.

:
i'l ..1,-1il i::t,iiit"ii.'f i

'tl i i1t! l
li

: -r:

* : bentuk dimer dalam sekresi mempunyai komponen S


**:lng=10-eg
Tabel 13.1 Sifat-sifat fisika dari lima kelas utama imunoglobulin

Sifat utama Ig terbanyak Ig utama Aglutinin terdapat pada timbul pada


dalam cairan dalam efektifproduksi permukaan infeksi parasit;
tubuh sekresi dini reaksi imun limfosit bayi penyebab
atopic allergy
Ikatan komplemen + +
Tembus plasenta +
Melekat pada mast cell
dan sel basofil +
Daya pelekatan
pada makrofag +
SISTEM KOMPLEMEN
Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

Pfeiffer (1894) menyuntikkan kuman Vibrio 2. Percobaan serupa tetapi serum kebal sebe-
cbolerae secara intra-peritoneum pada marmot lum dicampurkan dimasak dahulu pada suhu
yang telah kebal terhadap kolera. Setelah bebe- 56oC-60oC selama 10-20 menit. Hasilnya:
rapa menit diambil cairan peritoneum untuk tidak ada bakteriolisis.
pemeriksaan kumanny a. T er ny ata setelah 20-60 3. Bila pada percobaan kedua ditambahkan
menit tidak dapat ditemukan kumannya kem- serum normal yang masih segar atau cairan
bali dan apabila masih ditemukan, kumannya peritoneum segar, hasilnya: bakteriolisis.
sudah tidak bergerak. Hilangnya kuman dise- Disimpulkan bahwa pada serum kebal yang
babkan karena terjadi kehancuran sel kuman segar terdapat dua jenis bahan:
yang disebut bakteriolisis. a. bahan yang termostabil yang tidak rusak
Bila penyuntikan yang sama dilakukan pada pada pemanasan dan penyimpanan.
marmot yang normal, maka masih dapat ditemu- b. bahan termolabil yang rusak pada suhu 56"C
kan kuman-kuman tadi dalam cairanperitoneum, (terdapat juga pada serum normal).
bahkan setelah 24 jam marmot itu akan mati
Bordet (1893) menemukan hal yang senrpa
karena infeksi. Bila marmot normal disuntik dengan
tetapi ia menggunakan sel darah merah kelinci
suspensi yang dicampurkan dengan serum marmot
sebagai antigen, dan antibodi didapatkan dengan
yang kebal, juga akan ditemukan bakteriolisis.
men)'untikkan sel darah merah kelinci ke dalam
Disimpulkan bahwa bahan yang menyebab-
marmot. Serum marmot itu kemudian mampu
kan bakteriolisis terdapat di dalam serum kebal
menyebabkan aglutinasi dan kemudian lisis sel
(immune serum) dan disebut bakteriolisin.
darah merah kelinci (hemolisis). Bila serum mar-
Percobaan Pfeiffer yang dilakukan dengan mot dibiarkan beberapa waktu pada suhu kamar,
b inatan g p ercob aan (in v iv o), t er ny ata dap at iuga atau dipanaskan 56oC selama 30 menit, serum
dilakukan di dalam tabung reaksi (in r:itro): itu masih mampu menyebabkan aglutinasi tetapi
1. Ke dalam tabung reaksi di masukkan sus- tidak akan terjadihemolisis. Penambahan senrm
pensi kuman kolera dan serum marmot kebal segar dari binatang normal akan menyebabkan
y^ngmasih segar. Hasilnya: bakteriolisis. hemolisis lagi. Ternyata antibodi yang diperlu-

88
Sistem Komplemen 89

kan untuk lisis jauh lebih sedikit daripada yang untuk mengaktifkan beberapa molekul kompo-
diperlukan untuk aglutinasi, oleh karena bila nen berikutnya. Pada setiap tahap pengaktivan
serum ditipiskan, hemolisis masih tetap terjadi timbul satu enzim baru yang dapat melibatkan
sedangkan aglutinasi tidak. beberapa molekul dari substrat berikutnya se-
Kesimpulan: untuk bakteriolisis dan hemo- hingga pada akhirnya reaksi itu menjadi cukup
lisis (atau lisis dari sel-sel lain) diperlukan dua kuat untuk merusak dinding sel.
jenis bahan: Pengaktivan C1 dimulai dengan ikatan fraksi
a. antibodi (termostabil), di sini disebut sebagai C1q pada suatu tempat atau lokus pada bagian Fc
bakteriolisin dan hemolisin, juga dikenal dari Ig yang terikat pada dinding sel (disebut
dengan nama amboreseptor. lokus CH2). Tidak semua jenis Ig dapat meng-
b. bahan termolabil yang terdapat dalam serum ikat komplemen, hanya IgG dan IgM. Ternyata
normal dan segar, yang disebut komplemen C1q bersifat polivalen dan molekulnya berben-
(complement). tuk oktahedron dengan 6 subunit serupa yang
Sel yang telah terikat oleh amboreseptor dapat mengikat pada Ig. Sedikitnya 2 subunit
harus terikat padalokus CH2 sebelum C1q dapat
disebut sensitized cell dan komplemen dapat
melisiskan sensitized cell. Untuk reaksi lisis diakti{kan. Oleh karena itu untuk IgG diperlu-
diperlukan juga ion logam yang bivalen seperti kan sedikitnya d:ua molekul yang berdekatan
ion Ca, Mg, Ni, Co. sebelum dapat mengaktifkan CLq, sedangkan
IgM hanya memerlukan satu kompleks niolekul
KOMPLEMEN karena mempunyai lima bagian Fc. Oleh karena
Komplemen adalah campuran zat proteinyang itu IgM merupakan antibodi yang sangat efektif
terdapat dalam plasma dan serum semua bina- untuk reaksi lisis.
tang dan manusia. Sebagai sumber komplemen
Urutan reaksi komplemen
yang paling baik adalah binatang marmot jantan.
Aktivitasnya memerlukan ion Ca dan Mg dan a. Jalan metabolisme klasik (C/assicul pathwuy)

tergantung pada pH V ,2 - 7,4) dan suhu (30"C - CLq, C1r, dan C1s sebetulnya merupakan kom-
37"C). pleks molekul yang terikat menjadi satu dengan
Komplemen sebetulnya terdiri dari sembilan perantaraan ion Ca. Setelah fraksi C1q terikat
komponen protein, disebut C1 sampai dengan pada Ig, fraksi C1s memperoleh sifat sebagai
C9 dan yang pertama C1 terdiri dari tiga fraksi enzim esterase dan mengaktifkan C4 dan kemu-
yang disebut CLq, CLr, dan C1s. dian C2 (sangat disayangkan bahwa urutan
Bila komponen pertama diaktifkan oleh suatu angka komponen komplemen yang mengikuti
kompleks imun, misalnya antibodi yang terikat urutan penemuan, tidak sesuai dengan urutan
pada sel darah merah, ia mempunyai kemampuan pengaktivannya).
90 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Kompleks Cl42 merupakan enzim yang but immwne memudahkan


adb erence,yang
disebut C3 convertasekarenadapat memecah C3 fagositosis. C3b yang terikat mempunyai
menjadi dua bagian: bentuk molekul yang lain dari molekul
L. Fragmen C3a, yang dilepas dan merupa- aslinya sehingga dapat merangsang timbul-
kan faktor kemotaksis untuk sel leukosit nya zat anti terhadapnya, suatu autoanti-
polimorf dan selain itu mempunyai aktivitas body yangdisebut immunoconglwtinin.
anafilatoksin yang menyebabkan penge-
Setelah pengaktivan C3, menl"usul peme-
luaran histamin dari rnast cell (lihat bawah).
cahan C5 menjadi C5a yang juga mempunyai
2. Fragmen C3b, yang terikat pada kompleks pengaruh kemotaksis dan bersifat anafilatoksin,
dan menempel pada dinding sel. Ternyata sedangkan C5b bergabung dengan C6 dan C7
permukaan sel makrofag mempunyai re- menjadi kompleks yang kemudian melekat pada
septor khas yang sesuai untuk C3b yang C3 membentukCl423567. Akhirnya C8 dan C9
terikat pada dinding sel ini, sehingga sel terikat dan kedua komponen ini menyebabkan
makrofag dengan mudah dapat menempel kerusakan pada dinding sel. C8 merupakan
pada sel kuman atau sel lainyangmengan- komponen yang sitolitik dan C9 memperkuat.
dung kompleks Ig dan C3b. Proses ini dise-

,i .,i .,.- i ,. ll
!..'r:;:.rlt. i/. i;

(histamin)

C5a

[, J* oo"r
&+Q,
L- il ",* d,,*,,('*,
Abcl'z *35 6 ?8e

|
; i : it:: : i; t',t : !. l:':;"r':. i :. t :'!t f iiir:: 1;.:; 4", t'l, :l itjli : t'i;
:

I
i

Gambar 14.1 JALAN METABOLISME KLASIK


Sistem Komplemen 9l

b. Jalan metabolisme alternatif (alternative bali oleh C3 dapat ditahan oleh suatu bahan
pathway) yang disebut KAF ( o n glur in o gm act ia at ing fact o r),
-

IJrutan pengaktivan komplemen mempunyai yang dapat mengubah C3b sehingga menjadi
arti yang penting pada tingkat pemecahan C3 suatu substrat untuk enzim senrpa tripsin, se-
oleh C1.42, suatu konvertase. Enzim ini ternyata hingga C3b dipecah menjadi C3c dan C3d yang
dapat dibentuk oleh beberapa reaksi lain sehingga inaktif.
dapat mengaktifkan C3 tanpa melalui rangkaian
reaksi Cl42 dankumpulan dari reaksi ini disebut Lisis reaktil (reactive lysis)
jalan metabolisme alternatif. Lachmann dan Thomson menemukan peristiwa
Bahan dari luar yangdapatmerangsang meta- lisis reaktif; sebagian dari kompleks C5b6Z ter-
bolisme alternartf. adalah zat polisakarida kuman nyata tidak terikat pada sel dimana sedang ber-
seperti endotoksin melalui pengaktivan protein jalan proses komplemen dan kompleks ini selain
properdin, zymosan (yeast cell uall polysaccha- bersifat sebagai faktor kemotaksis untuk
ridc) dan racun ular sendok. Jalan metabolisme leukosit polimorf, dapat pula menempel pada sel
alternatif lainnya adalah suatu penyaduran kem- lain yang tidak ada sangkut pavrnya. Setelah
bali (feed back) oleh C3b yang merangsang suatu terikat pada sel itu reaksi komplemen dapat
reaksi dengan hasil peningkatan suatu konver- berlanjut terus sehingga mengakibatkan lisis sel.
tase untuk C3 (lihat gambar). Penyaduran kem-
;.i.l"AX l''l::"t t iiili-;Slri i: .i,\, .'r\ il t:'l',', jJ{ ri ji\iil
iii-nti{. ALTI;{NA']"11:
!d,r*,*1. - -,,t" trl lc$ni**

5_
1. ?)r;Xirakierid*
{**Cr:t*hsi:r}
"*'* rt-*C3bB lt
$l
"42 i>R{,}t}}i.t\ g}i}*
c1 . cr *'f ro- Mg**
hit
tt
)
t
- $. . i ... 11

U+C2 C3b + faktor B


c3b
I ru,r
-----J
I

C3c C3d

{inx?rlif

Gambar 14.2Kedua jalan metabolisme membuat konvertase C3, yang satu membentuk CD. danyang lain C3b-8. Garis
gelombang .^^+ menandakan proses pengaktivan dan garis di atas komponen-komponen menandakan
keadaan aktif.
Dalam jalan metabolisme altematif masih ada banyak hal yang belum diketahui.
PROSES KEKEBALAN
Sujudi dan Tertia Hutabarat

Bila antigen masuk ke dalam badan, maka dapat Bila kita menyuntikkan antigen misalnya tok-
terjadi dua macam reaksi kekebalan yang ber- soid ke dalam binatang percobaan kelinci, maka
lainan: setelah beberapa hari sampai seminggu dapat di-
a. Kekebalan humoral temukan antibodi di dalam darah kelinci. Pem-
Di sini terdapat sintesa dan masuknya anti- bentukan antibodi ini akan mencapai suatu pun-
bodi ke dalam aliran darah dan cairan badan cak dan kemudian menurun lagi kadarnya.
lainnya (antibodi humoral). Antibodi ini akan Demikian jalannya reaksi primer.
mengikat dan menetralisir antigen, misalnya Bila setelah diberi istirahat kelinci tadi diberi
toksin kuman ataudapat membungkus kuman suntikan yang kedua dengan toksoid yang sama,
untuk persiapan fagositosis. makajalannya reaksi akan sangat berlainan. Sete-
b. Kekebalan seluler lah2-3 hari kadar antibodi di dalam darah akan
Terjadi pembentukan sel limfosit yangter^ng- naik secara cepat dan akan mencapai konsentrasi
sang (sensitized) yang kemudian dapat me- yang jauh lebih tinggi. Reaksi ini disebut reaksi
nimbulkan kekebalan seluler (cell mediared sekunder dan pembentukan antibodi yang lebih
immunity). Kekebalan seluler dapat dilihat cepat dan lebih banyak itudisebabkan karena
misalnya pada reaksi Mantoux, suatu reaksi adanya rnenTory cells setelah kontak pertama
deLay ed Iryp ersensitioity terhadap tuberkulin. dengan antigen.

F
s

{
#
t
{}

oro2030<o!o:-1om
Gambar 15.1 Reaksi primer dan sekunder

92
Proses Kekebalan 93

Kelenjar Timus jadi dasarkekebalan humoral dengan pembuatan


Pada anak yang mempunyai difisiensi kekebalan antibodi. Hal ini dapat dibuktikan dengan per-
sering ditemukan pula kelainan kelenjar timus. cobaan bursektomi pada anak
^yamyangmeng-
Ini menunjukkan bahwa kelenjar timus mem- akibatkan gangguan pada sintesa antibodi.
punyai hubungan dengan proses kekebalan.
Limfosit-T dan Limfosit-B
Hubungan ini diterangkan olq.h Miller dengan
Dari percobaan di atas dapat dibuktikan adanya
percobaan timektomi (membuang kelenjar timus
dua macam sel limfosit:
melalui operasi) pada tikus yang lahir dan
t. Limfosit-T, dipersiapkan oleh arau mem-
mencatat kelainan yang timbul:
punyai ketergantungan dari kelenjar timus
1,. Penurunan jumlah sel limfosit yang beredar
dan berperanan dalam kekebalan seluler.
2. Gangguan pada reaksi penolakan transplan-
2. Limfosit-B, mempunyai ketergantungan dari
tasi jaringan
bursa dan berperanan dalam kekebalan
3. Penurunan pembuatan antibodi terhadap
humoral.
beberapa macam antigen
4. Kesehatan tikus mengalami kemunduran se-
Kedua macam limfosit setelah dirangsang oleh
telah 1-3 bulan, mungkin disebabkan oleh antigen akan mengalami proliferasi dan peru-
karena tidak mampu mengatasi infeksi kuman. bahan morfologi. Limfosit-B akan berubah men-
jadi sel plasma yang mensintesa dan mengeluar-
Bila tikus dewasa disinari sinar-X, maka sel lim-
kan antibodi.
fosit tidak dapat membelah lagi danterjadi gang-
Limfosit-T berubah menjadi sel limfoblas yang
guan kekebalSn. Kelainan ini dapat diperbaiki
mengandung banyak ribosom sehingga menjadi
dengan pemberian sel sumsum tulang. Tetapi sel
basofilik pada pewarnaan.
sumsum tulang tidak dapat menolong tikus apa
Pada manusia dan mamalia tidak ditemukan
bila telah dilakukan juga timektomi. Kesir.r'-
sel Bursa dari Fabricius dan fungsi yang sama
pulan yang dapat dibuat dari percobaan ini adalah
diperkirakan terjadi di dalam tonsil, apendiks,
bahwa kelenjar timus mempengaruhi sel primi-
plaque dari Peyer, folikel limfe sendiri dan jaring-
tif berasal dari sumsum tulang dan membuatnya
an hemopoetik. Pusat kegiatan dari sel limfosit-T
mampu memberi reaksi pada proses kekebalan.
dan limfosit-B dapat dilihat pada kelenjar limfe
Bursa dari Fabricius dan limpa. Kegiatan limfosit-T dapat dilihat di
Pada ayam ditemukan jartngan limfoid yang se- sekitar arteriola limpa dan di daerah parakor-
cara embriologis berasal dari epitel saluran pen- tikal kelenjar lirnfe perifer. Kegiatan limfosit-B
cernaan, yang dikenal sebagai Bursa dari Fabricius. dapat dilihat dari pembentukan pusat germinatif
Dapat dibuktikan bahwa tempar ini mempenga- di daerah korteks kelenjar limfe dan penyebaran
ruhi perkembangan sel limfosit yang akan men- sel plasma ke daerah medula.
94 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

@
;+
tY

@@)_
v.
---/

Gambar 15.2 Proses pembentukan limfosit-T dan limfosit-B dari sel sumsum tulang (stem cells).

Membedakan limfosit-T dan limfosit-B bulin ini bukan hasil dari sel itu melainkan
1. Dengan mikroskop konvensional tidak akan didapat dari lingkungannya melalui absorpsi
dapat dibedakan morfologi dari kedua jenis pada reseptor untuk IgFc di permukaan sel.
limfosit. Tetapi dengan menggunakan scan- Sebagian besar limfosit-B mempunyai imuno-
ning electron microscope telah ditemukan per- globulin jenis IgM pada permukaan sel,
bedaan sangat mencolok pada permukaan mungkin dalam bentuk monomer. Tetapi
kedua limfosit tersebut. Limfosit-T mem- ada lugalimfosit-B yang mempunyai imuno-
punyai permukaan sel yang rata, sedangkan globulin jenis lain. Misalnya: limfosit di
limfosit-B mempunyai sangat banyak penon- dalam darah tali pusat yang mengandung
jolan halus y^ng t^mpaknya sangat aktif. IgD. Bila limfosit-B dalam keadaan dingin
Sayang sekali alat mikroskop ini tidak dapat diwarnai dengan anti-Ig yang dilabel dengan
dipakai untuk pemeriksaan sehari-hari. fluoresein akan tampak bercak-bercak fluo-
2. Imunoglobulin ditemukan pada permukaan resensi pada permukaan sel. Tetapi bila di
sel limfosit-B, tetapi tidak ditemukan pada warnai dengan Fab antilg (monovalen) akan
permukaan sel limfosit-T. Hanya pada ke- tampak fluoresensi berupa cincin pada per-
adaan tertentu dapat ditemukan pada seba- mukaan sel. Kesimpulan dari hasil-hasil ini
gian kecil limfosit-T, yang disebut limfosit-T adalah,Ig di permukaan sel limfosit-B dapat
yangterangsang (actioated), tetapi imunoglo- bergerak bebas dan akan digumpalkan men-
Proses Kekebalan 95

jadi bercak-bercak oleh antibodi yang ber- 4. Kemampuan sel pembentuk antibodi untuk
valensi dua. Antibodi monovalen (Fab) akan mengenal antigen berasal dari laringansendiri
terikat secara meraia'dipermukaan sel. Per- dan tidak membuat antibodi terhadapnya.
cobaan ini dilakukan dalam keadaan dingin
oleh karena pada suhu yang lebih tinggi, t. Se/ecfive theory (EHRLICH, 1900)
seluruh kompleks Ag-Ab akan menggumpal Menurut teori ini pada permukaan setiap sel
di satu tempat merupakan suatu kutub dan pembuat antibodi di dalam badan terdapat
kemudian mengalami fagositosis oleh sel itu. gugusan-gugusan kimia yang khas, diseblx side

3. Sel limfosit-T manusia mempunyai keisti cbain (si.de chain theory), semacam reseptor
mewaan dapat melekatpadasel darah merah yang berfungsi seperti antibodi dan dapat
kambing dan membentuk roset secara spontan. mengikat antigen yang sesuai untuknya. Anti-
Reaksi ini tidak berdasarkan reaksi kekebalan. gen itu akan merusak reseptor yang berle-
bihan dan dilepaskan oleh sel ke dalam serum
4. Sel limfosit-T mempunyai antigen khas yang
sebagai antibodi. Teori ini kemudian diting-
juga dimiliki oleh sel otak, yang diperkira-
galkan karena dianggap tidak masuk akal
kan didapat oleh sel itu sewaktu mengalami
bahwa untuk berbagai macam antigen yang
perubahan dalam kelenjar timus. Pada tikus
tidak terbatas banyaknya telah disediakan
antigen ini disebut antigen (Thy I).
reseptor yang sesuai pada permukaan sel.
Teori pembentukan antibodi
Mekanisme sebenarnya dari pembuatan anti- ll. Instructive theory
(PAULtNG, dan lain-lainnya)
bodi sebagai reaksi atas masuknya antigen belum
diketahui secara pasti. lValaupun demikian telah Teori ini mengatakan bahwa antigen bekerja
diajukan beberapa teori dan setidaknya teori- sebagai cetakan ata:u template dan persediaan
teori ini dapat memberi gambaran mengenai gamma-globulin di dalam badan yang belum
masalah sintesa antibodi ditinjau dari beberapa mempunyai bentuk tertentu kemudian me-
sudut. Sebuah teori akan memuaskan bila dapat nyesuaikan bentuknya sehingga berupa ben-
menjelaskan beberapa hal yangpenting: tuk komplementer dari antigen. Bentuk ini
1. Derapt khas yang tinggi dari antibodi kemudian dapat dipertahankan dengan ikatan-
2. Pembentukan antibodi dalam jumlah besar ikatan disulfida, ikatan-ikatan hidrogen dan
sebagai reaksi atas masuknya antigen y^ng sebagainya. Teori ini tidak dapat dipertahan-
sedikit kan sewaktu kemudian ternyat^ bahwa sifat
3. Peristiwa reaksi imun sekunder dengan pem- khas antibodi ditentukan oleh urutan asam
bentukan antibodi yang cepat dan jumlah- amino di bagian variabel fab, yang pemben-
nya lebih banyak tukannya ditentukan oleh suatu rnessenger
96 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

RNA danperubahan mRNA tidak dapat ter- inaktivasi sel-sel limfosit ini akan menghi-
jadi secepat kontak dengan antigen. langkan kemampuan pembentukan antibodi
khas terhadap antigen itu.
lll. Clonal selection theory (BURNET)
2. Sel pembuat imunoglobulin hanya dapat
Teori ini berdasarkan kemampuan mutasi membuat satu macam Ig pada suatu waktu;
dan seleksi dari sel-sel tertentu di dalam badan bila dua macam antigen A dan B masuk ke
sesuai dengan kemampuan yang sama pada dalam badan maka sebagian limfosit akan
kuman. Sel yang berperan dalam reaksi keke- membuat anti-A dan sebagian limfosit lain
balan, sel limfosit, hanyadapat mengikat satu membuat anti-B, dan tidak ada limfosit yang
jenis antigen (atau beberapa antigen lain yang
membuat kedua macam antibodi sekaligus.
hampir serupa). Kemampuan ini telah ada
sejak lahir dan merupakan sifat bawaan. KEKEBALAN SELULER
Dengan demikian maka sel-sel limfosit di dalam (CELL MEDIATED IMMUNITY = CMI)
badan merupakan kumpulan sel yang berlainan,
adayangdapat bereaksi dengan satu antigen I. ASPEK SELULER DALAM SISTEM
dan adayang bereaksi dengan antigen lain. KEKEBALAN
Bila antigen masuk ke dalam badan ia diikat Sistem kekebalan ialah cara pengenalan badan
oleh reseptor padapermukaan limfosit yang asing (non-self), yang biasanya merupakan mi-
cocok, dan sel limfosit itu akan mengalami kroba yang masuk ke dalam tubuh dan badan
proliferasi dan membentuk satu clone. Seba- sendiri (selfl, sehingga tubuh berusaha mengada-
gian sel dari clone ini akan mengeluarkan kan proteksi terhadap badan asing tersebut, serra
antibodi (sel plasma) dan sebagian lain akan adanya respons sekunder yang iebih berpenga-
menyebar melalui aliran darah dan limfe ke laman dalam membedakan badan asing (antigen)
dalam jaringan tubuh sebagai cadangan sel tersebut secara spesifik dengan adany a rangsangan
yang sensitif terhadap antigen itu (mernory ulang dari antigen yang sama.
celk). Antigen yang sama apabila masuk ke Hingga tahun 1960 pengetahuan mengenai
dalam badan kedua kalinya akan bertemu sistem kekebalan ini hanyalah yang berhu-
dengan sel cadangan ini dan mengakibatkan bungan dengan antibodi (humoral), walaupun
terbentuknya z t lebih cepat dan lebih sejak tahun 1883 Metchnikoff telah meng-
^nti
banyak. Beberapa penemuan yang menyo- utarakan peran fagosit dalam kekebalan non-
kong teori ini adalah: spesifik. Kemudian ditemukan melalui perco-
L Semacam antigen dapat diikat oleh sebagian baan-percobaan bahwa limfosit dalam sirkulasi
kecil dari limfosit yang terdapat di dalam masih dapat berproliferasi baik in vitro maupun
badan, yang kemudian membentuk zat anti; in vivo, maka sejak itu pulalah berkembang ilmu
Proses Kekebalan 97

kekebalan seluler (CMD. Ikut sertanya limfosit 2. Sistem makrofag dan fagositlainnya (RES)
secara langsung dalam proses kekebalan, dite- Respons kekebalan nonspesifik mula-mula
mukan dari hasil-hasil percobaan. Reaksi keke- rerjadi oleh makrofag dan sel-sel fagosit
balan tertentu menunjukkan terjadinya akumu- lainnya dalam sistem retikuloendotel; rer-
lasi monosit pada tempat masuknya antigen. masuk monosit dan sel neutrofil polimor,
Ada kalanya tubuh secara nyata menunjukkan fonukleus dalam darah, makrofag dalam
adanya kekebalan, sedangkan antibodi tidak jaringan limfoid, sel Kupffer dalam hati,
ditemukan. Kekebalan seperti ini dapat dipin- sel Langerhans dalam kulit dan makrofag
dahkan pada orangnormal melalui limfosit dan alveolus dalam paru-paru. Fungsi urama
bukan melalui serum seperti halnya pada sel-sel tersebut ialah memfagositosis badan-
kekebalan humoral. badan asing atau zat berasal dari badan
sendiri yang sudah tua. Tetapi juga ikut
A. Komponen sistem kekebalan
ambil bagian dalam reaksi radang. Bebe-
1. Penghalang dan drainase
rapa jenis sel seperti makrofag dalam ke-
Semua vertebrata mempunyai penghalang
lenjar getah bening, juga berfungsi meng-
primer yang mencegah invasi organisme bidangkan antigen kepada limfosit sebagai
asing masuk dalam rubuh (kulit dan seba- permulaan dari respons kekebalan.
gainya). Bilamana dinding penghalang ini Makrofag berasal dari sel primitif dalam
dapat dilewati, maka organisme asing ter- sumsum tulang, melalui monosit sebagai
sebut akan terjebak dalam jaringan getah sel antara, sel tersebut menjadi dewasa dan
bening yang terdapat di bawah kulit dan akhirnya menjadi makrofo{g )arrngan.
tersebar di seluruh tubuh. Saluran getah Selama berlangsungnya proses perubahan
bening akan mengalirkan benda asing ke sel primitif menjadi monosit dan kemu-
saluran yang lebih besar dan kemudian me- dian makrofag, sel tersebut mengalami
lalui duktus torasikus masuk dalam saluran perubahan morfologi dan biokimra, ter-
darah. Di antara saluran-saluran getah utama dalam pengumpulan enzim lisozim
bening ini terdapat kelenjar getah bening yang akhirnya menghancurkan benda-
di mana benda asing disaring dan diolah. benda berupa partikel melalui proses
Inilah permulaan dari respons keke balan. endositosis, pembentukan fagolisosom
Limfosit juga beredar meialui kelenjar dan pembebasan enzim.
getah bening, sehingga antigen yang masuk
dalam saluran getah bening akan bertemu 3. Limfosit
dengan sejumlah limfosit yang spesifik Sel yang bertindak dalam respons keke-
antigen dalam waktu yang relatif singkat. balan spesifik tergolong dalam dua go-
98 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

longan besar limfosit yaitu limfosit-T dan c. Limfosit tikus yang diambil dari duktus
limfosit-B. Telah lama diketahui berpe- torasikus disuntikkan intravena pada
r^nny^ antibodi dalam kekebalan, tetapi tikus singenik (antigenik sama) dan
bagaimana timbulnya dan dari mana asal- alogenik (antigenik tidak sama).
nya baru diketahui setelah percobaan me- Pada tikus singenik limfosit tersebut akan

nunjukkan bahwa antibodi dihasilkan beredar dalam tubuhnya dan dapat dite-
oleh sel plasma (yang merupakan tingkat mukan kembali dalam duktus torasikus.
terakhir dari diferensiasi limfosit-B)' Pada tikus alogenik sel tersebut akan
Limfosit kecil (diameter 6-8 mikron) berkumpul dalam limpa dan jaringan
mempunyai reseptor spesifik pada mem- limfoid lainnya, membelah diri kemu-
brannya. Reseptor ini memberikan sifat dian menYerang tuan rumah.

. spesifik
pada limfosit dalam mengenal d. Limfosit dapat pula menjadi sitotoksik
berbagai jenis antigen. Bila limfosit ini terhadap sel asing (target cell) in vitro'
dalam peredarannya melewati kelenjar B. Organ Limfoid Timus
getah bening dimana antigen terperang- 1. Timus
kap maka limfosit lainnya akan dikerah-
Tidak semua organ limfoid berfungsi se-
kan ke dalam keleniar getah bening ber-
bagai saringan, beberap a di antaranya ada-
sangkutan dan menggabungkan diri dalam
lah sebagai pabrik untuk membuat lebih
persiapan respons kekebalan.
banyak limfosit. Sel primitif melalui alir-
Empat penemuan yang dapat memberi-
an darah masuk dalam timus' Di sini sel
kan gambaran mengenai fungsi limfosit:
membelah diri, yang lalu menjadi dewasa
a. Limfosit bukan merupakan bentuk sel di mana ia memperoleh kesempurnaan
akhir; tetapi masih dapat dirangsang untuk bertindak dalam proses kekebalan.
oleh antigen untuk membelah diri (dalam Inilah yang disebut limfosit-T. Diferen-
percobaan dengan fitohemagfutinin)' siasi dan maturasi dari limfosit-T ini ada-
b. Bila timus dari anak tikus yang baru lah pengaruh hormon yang ada di dalam
lahir dibuang (timektomi) maka tikus timus yaitu timopoietin dan timosin. Lim-
itu akan kehilangan sebagian besar fosit-T ialah yang kemudian bertindak
respons kekebalannya sesudah dewasa' dalam respons kekebalan seluler dan me-
Ini menunjukkan pula adanyadua jenis nempati daerahtertentu dalam organ lim-
reaksi kekebalan yaitu reaksi yang foid; yaitu daerah parakorteks dalam ke-
tergantung pada timus dan reaksi yang lenjar getah bening dan daerah bebas pem-
tidak tergantung Pada timus. buluh darah (white pulp) di dalam limpa.
Proses Kekebalan 99

a. Anak dengan timus yang kurang ber- gositosis oleh makrofag. Demikian juga
kembang, demikian juga pada tikus yang halnya di dalam limpa, bila antigen masuk
dibuang timusnya, kekebalan seluler melalui darah. Setelah difagositosis oleh
tidak berkembang. makrofag, antigen masuk di dalam vakuo-
b. Anak dengan defisiensi imunoglobulin la sitoplasma yang disebut fagosom, ke-
primer dan ayamyang mengalami bur- mudian menggabungkan diri dengan liso-
sektomi tidak kehilangan kemampuan- som yang mengandung banyak enzim hi-
nya membentuk kekebalan seluler. drolitik. Jumlah lisosom meningkat pada
c. Sensitisasi kulit dengan bahan kimia yang waktu berlangsung fagositosis dan sel
menimbulkan CMH (cell mediated demikian itu disebut makrofag yang aktif.
hypersensitivity) menimbulkan proli Enzim lisosom menghancurkan sebagian
ferasi dan diferensiasi limfosit menjadi besar antigen. Tetapi adajugaantigen yang
lebih besar (limfobla$ di daerah para- tersimpan sebagai pengenal di dalam sel,
korteks kelenjar getah bening dan daerah yang mungkin bergabung dan memben-
ruhite pulp dalam limpa (daerah timus). tuk suatu kompleks dengan RNA, atau
d. Tikus yang disuntik dengan polisaka- pada permukaan makrofag. Antigen yang
rida kuman pneumokokus yaitu yang diolah demikian rupa ini terbukti sangat
merangsang pembentukan antibodi dan imunogen terhadap limfosit. Jug a ada anti-
bukan CMI menunjukkan terjadinya gen yang disimpan pada permukaan sel
perubahan sel hanya di daerah korteks retikulum dendrit nonfagositik di dalam
yaitu dalam folikel limfoid, daerahpara- kelenjar getah bening (sebagai memory cell).
korteks tidak menunjukkan aktivitas. 2. Perubahan morfologi dalam jaringan
2. Organ limfoid perifer
limfoid pada respons kekebalan:
Seperti telah diketahui, antigen yang telah
Kelenjar getah bening dan juga limpameru-
diolah makrofag, merangsang limfosit spe-
pakan saringan dan tempat di mana benda
sifik. Akibatnya ialah limfosit-T dan lim-
asing tertangkap dan dikenali sebagai antigen
fosit-B dalam sirkulasi akan tertangkap
yang selanjutnya menimbulkan aktivitas di
olehnya di dalam daerahnya masing-masing
tempat tertentu sesuai dengan sifat antigen
dalam kelenjar getah bening (daerah pe-
yang masuk (daerah timus atau daerah bursa).
ngaruh timus atau daerah tidak dipenga-
c. Akibat kontak dengan antigen ruhi timus), yang kemudian berubah ben-
1. Peranan makrofag tuk menjadi lebih besar dan mudah di-
Bila antigen masuk dalam kelenjar getah warnai dengan zat w^rn pironin. Lim-
bening, antigen tersebut akan segera difa- fosit yang telah berubah bentuk ini siap
100 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

untuk membelah diri, yang kemudian mem- Kedua jenis sel (monosit dan PMN) ber-
bentuk kelompok masing-masing dengan asal dari sel primitif sumsum tulang di-
sifat yang sama sel-T atau sel-B. mana sel tersebut umumnya telah dewasa.
Aktivitas yangterjadi di daerah yang ber- Setelah dilepas dari sumsum tulang,
beda di dalam kelenjar getah bening akibat masuk sirkulasi darahyangpada PMN
rangsangan antigen, tergantung dari jenis bertahan selama 6-7 ja:rr- dan kemudian
antigen dan cara masuknya antigen. Bila masuk dalam jarrngan, dimana sel ter-
antigen berupa alergen seperti dinitroklor- sebut bertahan4-5 hari. Monosit dalam
benzen, atau sejenis racun rumbuh-tumbuhan sirkulasi bertahan selama 1-3 hari sebe-
yang menimbulkan respons alergi, maka lum masuk dalam jaringan. Di dalam
daerah parakorteks yang nyata menunjukkan jarrngan sebagai makrofag dapat hidup
proliferasi limfosit. Sedangkan bila yang beberapa bulan dan dapat bergerak bebas
diberikan polisakarida (antigen perangsang atau juga tidak bergerak seperti sel
pembentukan antibodi) maka daerah kor- Kupffer dalam hati dan sel Langerhans
tekslah yang menunjukkan aktivitas. Dari dalam kulit. Baik monosit maupun PMN
percobaan-percobaan cara memasukkan setelah dilepas dari sumsum tulang,
antigen (intrakutan, subkutan, intramusku- umumnva tidak lagi mengalami mitosis
ler dsb), ternyataintrakutan adalah sangat (membelah diri). Sehingga kebutuhan
efektif dalam menimbulkan CMI. Dengan yang meningkat akan fagosit dalam
memasukkan antigen intramuskuler atau perlawanan terhadap infeksi diperoleh
subkutan, maka respons kekebalan adalah dari pelepas an yanglebih banyak fagosit
dengan pembentukan antibodi. dari persedi aafi y angada dalam sumsum
tulang, disertai produksi yang lebih ba-
II. MEKANISME PERLAWANAN TUBUFI
nyak pula dari fagosit ini di dalam sum-
A. Perlawanan imunologik terhadap mikro- sum tulang. Proliferasi dari sel primitif
organisme di luar sel
dan pelepasan kedua jenis sel PMN dan
1. Fagositosis monosit diatur oleh mekanisme saraf
Sel pelaku dan faktor-faktor dalarn serum. Dan ini
Fagositosis merupakan mekanisme tubuh dapat terjadi pada infeksi oleh kuman
untuk melawan badan asing yang masuk atau virus.
dalam tubuh dan pelakunya adalah
2. Kemotaksis
- monosit, yang di dalam jaringan men-
jadi makrofag Peranan utama sistem kekebalan bagi fago-
leukosit polimorfonukleas (PMN) sitosis ialah menarik PMN dan monosit
-
Proses Kekebalan 101

ke tempat terjadinya interaksi antara antr- Jenis IgG tersebut, yang spesilik terha-
bodi atau limfosit kebal dengan mikro- dap antigen mikroorganisme dapat me-
organisme. Daya tarik terjadi oleh faktor ngiklt mikroorganisme tersebut dengan
kemotaksis yang dibebaskan limfosit-T fragmen Fc melekat pada fagosit.
yang mengalami mitosis setelah terikat Dengan demikian terjadi perlekatan
dengan antigen; atau terbentuk akibat kom- mikroorganisme pada fagosit.
pleks antigen-antibodi mengikat komponen b. Ikatan C3: Monosit dan leukosit poli-
komplemen yang dapat terjadi baik mela- morf mempunyai reseptor untuk C3b
lui jalan klasik, maupun melalui jalan al- yang aktif. Sehingga dengan adanya
ternatif, atau oleh plasmin, tripsin, dan komplemen, kompleks mikroorganisme
protease kuman atau jaringan. Beberapa dengan antibodi pengikat komplemen
faktor ini dapat pula memperbesar permea- menimbulkan opsonisasi. Opsonisasi
bilitas kapiler, sehingga memungkinkan demikian ini mungkin diperlukan ter-
pasase antibodi dan sel ke daerah radang,
utama pada infeksi dini, dimana IgM
terdapat dominan. Opsonisasi oleh
3. Perlekatan
C3b dapat juga terjadt melalui jalan
Langkah pertama dalam fagositosis, ialah alter natrf. y aitu oleh endotoksin kuman.
melekatkan mikroorganisme pada fago- Hal ini terjadi pada tubuh yang belum
sit. Banyak kuman patogen yang mampu memperoleh kekebalan spesifik.
menghindar (resisten) terhadap perlekatan
Proses immune adberence Opsonisasi
ini, sehingga resistensi ini merupakan fak-
melalui pengikatan C3 (ihat ad b) dapat
tor yangmemperbesar virulensinya. Dalam
dihalangi oleh inaktivator C3b yang
hal ini diperlukan opsonisasi (opsonein
terdapat di dalam serum. Inaktivator
berarti: siap untuk dimakan).
C3b ini melepaskan C3b dari mikro-
Perlekatan terjadi melalui: organisme sebelum terjadi opsonisasi.
a. Ikatan Fc: Kompleks mikroorganisme antibodi
Monosit dan leukosit polimorf mem- yang terikat dengan C3 yangaktif dapat
punyai reseptor untuk fragmen Fc dari juga melekat pada eritrosit. Karena erit-
sub-kelas IgG tertentu yang terikat trosit terdapat dalam jumlah besar, maka
pada antigen (pada manusia IgGl dan kesempatan opsonisasi seluruh kom-
IgG3), tetapi tidak demikian halnya pleks (mikroorganisme, antibodi, kom-
dengan sub-kelas lain dari IgG, IgM plemen dan eritrosit) adalah lebih besar
atau IgA. sebelum inaktivasi C3b terjadi. Ter-
102 Buku Ajar Mikobiologi Kedokteran

nyata mekanisme ini penting terhadap untuk mengurung mikroorganisme terse-


kuman negatif Gram dalam sirkulasi. but; dengan membentuk suatu vesikel di
dalam sel (fagosom). Fagosom ini kemu-
d. Antibodi sitofilik terhadap makrofag:
Berbeda dengan ikatan kompleks anti-
dian bergabung dengan vesikel lisosom
gen-antibodi pada fagosit, antibodi sito-
dalam sitoplasma menjadi fagolisosom. Di
dalam fagolisosom mikroorganisme mati
filik yang tidak terikat dengan antigen
dan dihancurkan melalui mekanisme yaftg
dapat menempel pada monosit atau
tergantung pada oksigen dan mekanisme
makrofag (fagosit ini mempunyil re-
yang tidak tergantung pada oksigen.
septor untuk Fc antibodi tertentu). Bila
Dalam mekanisme yang tidak terganrung
antibodi bersangkutan homolog dengan
pada oksigen, termasuk pengaruh pH ren-
antigen dari mikroorganisme, maka
dah dalam vakuola bH 4 di dalam sel poli-
perlekatan mikroorganisme tersebut
morf), lisosim, protein kationik granuler,
akan terjadi.
proteasa, lipasa dan glikosidasa. Lisosim
e. Hambatgyl ,,,i.:; ,: i:.,1' :, :i :,, ; !," oleh pro-
sendiri bersifat melisis beberapa jenis mikro-
duk kuman:
organisme, tetapi juga dapat memperbesar
Komponen tertentu dari kuman se-
efek mikrobasid mekanisme lain. Protein
perti protein M streptokokus dan pro-
kationik granuler hanya terdapat padaleuko-
tein A stafilokokus dapat menghambat
sit polimorf. Pada percobaan in oitro zat
perlekatan kuman pada fagosit, walau-
ini mempunyai efek bakterisid yang besar.
pun ada opsonin.
Mekanisme yang tergantung oksigen ter-
Aktivitas protein A berhubungan de- jadi oleh adanya peroksidase intraseluler.
ngan day a lkatny a yan g bes ar (afinit a$
Peroks.ida secara langsung mempunyai
pada fragmetl l1-:;1 l;i" i. Ikatan demikian
efek mikrobasid atau efek mikrobasid di-
ini menghambat opsonisasi (fragmen peroleh melalui pembentukan gugus-gugus
Fc telah diblokade). Dengan adanya
yang reaktif, seperti hidroksil reaktif
antibodi spesifik terhadap protein A
(" ir''' ;, dan oksigen tunggal reaktif (., ),
stafilokokus; maka kuman bebas dari
dan anion superoksida (l : ).
hambatan opsonisasi, baik dengan IgG
maupun oleh C3.
B. Perlawanan imunologik terhadap mikro-
4. Pencaplokan dan penghancuran organisme di dalam sel
mikroorganisme (ingesti dan destruksi): Kuman-kuman tertentu ) arLtara lain Mycobac-
Setelah mikroorganisme melekat pada fa- terium, fungi patogen dan protozoa memper-
gosit, maka pseudopodia direntangkan banyak diri di dalam sel tubuh sehingga tidak
Proses Kekebalan 103

dapat dicapai mekanisme perlawanan tubuh kronis sepefti pada leishmaniasis dan tuber-
yang berlaku bagi mikroorganisme di luar sel kulosis hidupnya lebih lama. Di dalam
(ekstraseluler). Sel yang mengalami infeksi demi- jarrngan, sel efektor-T kebal berkontak
kian itu harus dihancurkan dulu, sehingga mi- dengan antigen mikroba dan terangsang
kroba penyebab infeksi lepas ke tempat di mana untuk mengeluarkan berbagai faktor, yaitu:
banyak terdapat aktivitas mikrobasid dan fago- - Monocyte cbemotactic factor
sitik. Pelaku utama dalam penghancuran sel Macropbage migration inhibition factor
-
tubuh dan pemusnahan mikroba demikian ialah
QVIIF = menarik makrofag dan mem-
makrofag yang diaktifkan. pertahankannya tetap di dalam daerah
yang mengalami infeksi)
1. Respons permulaan:
Macropbage activating Factor (MAF)
Stimulasi limfosit dan pengerahan -
- Specific macrophdge arming factor
makrofag:
(sMAF)
Mikroorganisme patogen intraseluler, walau-
Faktor penghambat multiplikasi virus
pun menimbulkan respons antibodi yang -
mengakibatkan antitoksik langsung atau (interferon)
dengan perantaraan komplemen, fagosi- Secara keseluruhan faktor di atas disebut
tosis dan efek mikrobasid, namun yang ter- limfokin.
utama memulai perlawanan tubuh terhadap
mikroorganisme intraseluler tersebut ada- 2. Makrofag yang diaktifkan
lah limfosit-T kebal. Limfosit-T (reaktif, Monosit dalam darah dan makrofag yang
terhadap antigen spesifik) yang beredar tidak mendapat rangsangan mempunyai
dalam limpa, kelenjar getah bening, plaque kemampuan sitolitik yang lemah. Dengan
Peyeri dan jaringan limfoid lainnya, setelah demikian mikroba patogen intraseluler se-
berkontak untuk pertama kalinya dengan perti kuman tuberkulosis, mungkin dica-
mikroba akan mengalami mitosis dan ber- plok oleh leukosit polimorf atau makrofag,
diferensiasi menjadi atau merangsang pro- tetapi resisten terhadap efek mikrobasid di
duksi dari sel efektor-T spesifik antigen. dalam sel. Leukosit polimorf umumnya
Dalam 2 atav 3 hari sel tersebut masuk da- merupakan sel yang tidak dapat lagi men-
lam darah dan kemudian sampai ke jaring- ilntesa protein, sehingga merupakan
aL y^ngmengalami infeksi. 'bentuk akhir dari selnya.
Pada infeksi akut seperti listeriosis, sel Monosit atau makrofag masih mempunyai
efektor tersebut hidup tidak lama dan se- potensi mensintesa RNA dan protein.
gera membelah diri. Namun pada infeksi Melalui berbagai mekanisme, makrofag
104 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

dapat diaktifkan untuk sekresi kolagenase, percobaan, tetapi hanya dapat dihancurkan
aktivator plasminogen dan hidrolase liso- oleh sel mencit.
som ke daerah ekstraseluler sehingga
dapat merusak sel sekitarnya. Pengaktivan
III. PERANAN KEKEBALAN DIDAPAT
makrofag demikian, memperbesar daya SELULER (CM"r)
gerak makrofag dan aktivitas mikrobasid
dengan memperbesar daya metabolisme A. Pada infeksi kuman:
aerob dan produksi peroksida dan induksi Beberapa jenis kuman, seperti kuman tuberku-
sintesa enzim lisosom dan enzim lainnya. losis, lepra, listeria dan brusela dapat hidup terus
Makrofag yang aktif mempunyai efek serta melanjutkan pertumbuhannya di dalam
mikrobasid dan sitolitik yang tinggi baik sitoplasma makrofag setelah difagositosis. Perco-
spesifik, maupun nonspesifik. baan Mackaness membuktikan pentingnya reaksi
Respons tubuh terhadap mikroorganisme CMI untuk membunuh parasit intraseluler
intraseluler ditandai oleh nekrosis jaringan demikian ini. Binatang percobaan yang diinfeksi
setempat, akumulasi limfosit pada berbagai dengan dosis tertentu Mycobacterium tuberculosis,
tingkatan blastogenesis dan jumlah besar sehingga infeksi tersebut dapat diatasi, ternyata
makrofag akrif y angmengandung sisa-sisa akan kebal terhadap infeksi ulang dengan kuman
sel dan mikroba y^ng telah hancur. yang sama. Di samping itu, bila pemberian
Kadan g-kad ang dap at ditemukan sel besar infeksi ulang M. tuberculosis bersamaan dengan
dengan banyak inti, yang terjadi akibat pemberian kuman lain, misalnya Listeria ftiono-
bersatunya beberapa makrofag. qttogenes, binatang percobaan akan kebal terha-
dap kedua jenis kuman tersebut. Kedua jenis
Resistensi mikroba virulen: kuman akan mati setelah difagositosis oleh ma-
Virulensi mikroba patogen ekstraseluler ada- krofag. Tanpa pemberian kekebalan primer ter-
lah akibat virulensi terhadap perlekatan de- hadap M. tuberculosis atau infeksi ulang dengan
ngan fagosit, sehingga tidak dapat difagosi- mikroba yang sama, binatang percobaan akan
tosis. Mikroba patogen intraseluler, sebalik- menderita infeksi kuman listeria. Demikian pula
nya telah difagositosis tetapi resisten terha- halny a pada binatang percobaa n y ang kebal ter-
dap efek mikrobasid makrofag aktif. Resis- hadap listeria, akan segera membunuh kuman
tensi demikian ini biasanya spesifik spesies. tuberkulosis bila kuman ini diberikan bersama-
Misalnya Leishrnania enreittii adalah letal sama dengan pemberian listeria sebagai infeksi
terhadap marmot, tetapi pada mencit tidak. sekunder. Maka induksi oleh respons kekebalan
Organisme ini langsung dapat difagositosis spesifik sekunder terhadap sejenis mikroba,
makrofag yang aktif dari kedua spesies hewan dapat merangsang tubuh serentak memberikan
Proses Kekebalan 105

INDUKSI KEKEBALAN NONSPESIFIK OLEH


REAKSI KEKEBALAN SELULER

lr,;t,,:t-i,,

+
I

l
i:: :; i.il:: ii

kekebalan nonspesifik pada mikroba lain yang terjadi pembebasan limfokin). Pada bentuk
mempunyai sifat pertumbuhan sama. leprom, aktivitas limfosit-T rendah sekali dan
Kedua jenis kekebalan baik spesifik, maupun daerah parakorteks dalam kelenjar getah bening
nonspesifik, dapat dipindahkan pada resipien hampir tidak mengandung limfosit, namun sel
normal dengan perantaraan limfosit, bukan plasma terdapat dalam jumlah besar yang meng-
makrofag atau serum dari tubuh kebal. Ini jelas hasilkan antibodi humoral dengan titer tinggi.
menandakan bahwa kekebalan spesifik ditim- Hal ini membuktikan bahwa kekebalan seluler
bulkan oleh limfosit-T. lah y^ng penting untuk proteksi t"rh"d"p
Pada mencit, bila limfosit-T ditekan perkem- kuman lepra.
bangannya (dengan membuang timus serta mem- Kekebalan nonspesifik terhadap kuman intra-
berikan serum anti limfosit) kepbkaan terhadap seluler seperti telah disebut di atas dapat diin-
infeksi kuman tuberkulosis dan lepra sangat besar. duksi dengan setiap reaksi alergi seluler. Contoh:
Pada manusia, infeksi lepra mempunyai berba- Marmot yang telah mengalami sensitivitas dengan
gai bentuk pada stadium yang berbeda. Dari globulin-gamma sapi, resisten terhadap infeksi
bentuk tuberkuloid, pada stadium mana kuman- brusella bila pemberianny a bersama-sama dengan
nya)arang sekali dapat ditemukan, hingga ben- globulin sapi pula.
tuk leprom dengan ciri kuman Mycobacterium
IErae dalam jumlah besar terdapat dalam ma- B. Pada infeksi virus
krofag. Stadium tuberkuloid adalah sehubungan Anak dengan defisiensi kekebalan primer yang
dengan aktivitas sistem limfosit-T yang berubah berhubungan dengan sistem limfosit-T, sukar
bentuk dan disertai respons hipersensitivitas tipe untuk mengatasi infeksi virus terrentu seperri
lambat pada kulit (cell mediated lrypersensitioity, virus cacar (variola), sedangkan pada anak dengan
106 Buku Aiar Mikrobiologi Kedokteran

defisiensi imunoglobulin tetapi mekanisme keke- inilah yang ditemukan. Penolakan transplantasi
balan seluler tidak terganggu, tidak mengalami kedua dari donor yang sama sangat cepat ter-
kesukaran ini. iadinya. Vaskularisasi sangat kurang atau sama
Belum jelas betul mekanisme kekebalan seluler sekali tidak terjadi dan invasi yang hebat dari
dalam mengatasi infeksi virus, tetapi di dalam- leukosit polimorfonukleat dan sel-sel limfosit
nya termasuk peranan makrofag yang rhenjadi termasuk sel plasma. Dalam 3-4 harr terlihat
aktif oleh limfokin hasil induksi antigen ter- kerusakan jaringan.
hadap limfosit-T. Interaksi antara sel-T dengan
Spesivisitas:
antigen menghasilkan faktor kemotaktik yang
menarik makrofag ke tempat terladinya infeksi, Penolakan cangkokan kedua yang sangat cepat
MAF yang mengaktifkan makrofag, serta inter- terjadi seperti tersebut di atas adalah khas bila
feron. Makrofag dapat memfagositosis dan mem-
jaringan cangkokan berasal dari donor pertama
bunuh virus tertentu (misalny^ cacar tikus), atau strain yang identik. Jaringan cangkokan ke-

setidak-tidaknya menghambat penyebaran dari dua yang berasal dari donor lain (bukan donor per-

satu sel ke sel lainnya. Lagi pula, virus yang tama) akan dianggap sebagai cangkokan pertama.
sensitif terhadap kekebalan seluler (cacar, herpes
Peranan limfosit:
dan virus leukemogenik) menimbulkan antigen
F{ewan percobaan yang telah dibuang timusnya
baru pada permukaan sel yang mengalami infeksi,
segera setelahlahir, mengalami kesulitan dalam
sehingga dapat diharapkan sel tersebut akan di-
penolakan jaringan transplantasi. Tetapi daya
hancurkan oleh sel-T yang telah mengalami sen-
menolak ini diperolehnya bila mendapat suntik-
sitisasi sebagaiman a halnya terhadap penolakan
an limfosit dari donor singenik normal. Ini ber-
transplantasi jaringan asing.
artiia memperoleh sel-T. Bila resipien memper-
Reaksi primdr dan sekunder: oleh sel limfosit dari donor yang telah meng-
Bila reaksi mempunyai dasar imunologik, kita alami penolakan cangkokan jaringan, akan terlihat

mengharapkan bahwa kontak sekunder dengan penolakan yangcepat, bila kemudian mengalami
antigen yangsamaakan memberikan reaksi yang pencangkokan jaringan dari donor yang sama
lebih hebat dari reaksi pertama dan memang hal dengan donor pada hewan pemberi sel limfoid.
REAKSI ANTIGEN DENGAN
ANTIBODI IN VITRO
Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

Salah satu sifat dari antibodi ialah kemampuan 6. Antibodi netralisasi:


bereaksi secara khas dengan antigen yang menim- menetralisir daya infeksi kuman atau virus.
bulkannya. Dikenal beberapa jenis antibodi di Serologi adalah ilmu yang mempelajari reaksi
dalam istilah yang dipakai sehari-hari: ant^r^ antigen dengan antibodi di dalam serum.
Reaksi serologi dapat dipakai untuk:
1.. Antitoksin:
antibodi terhadap toksin atau toksoid, de-
a. Menentukan antigen atau antibodi jika salah
satu dari hal tersebut telah diketahui
ngan reaksi bersifat netralisasi atau menim-
bulkan flokulasi.
b. Mengukur kadar atau titer.
Maka reaksi serologi dapat dipakai untuk
2. Aglutinin:
menentukan jenis kuman yang diasingkan dari
antibodi yang menggumpalkan sel (aglutinasi).
penderita; menentukan golongan darah sebelum
Aglutinin bereaksi dengan antigen berben-
melakukan transfusi darah; memilih donor yang
tuk partikel (suspensi) atau dengan antigen tepat pada transplantasi j aringan dan seterusnya.
yang diadsorpsikan pada permukaan partikel
seperti sel darah merah,latex dan lain-lainnya' Reaksi presipitasi
3. Presipitin: Bila antigen dalam bentuk larutan dicampur de-
ngan antiserum, maka akan terjadi presipitasi.
antibodi yang menimbulkan presipitasi (pe-
Bila disediakan sederetan tabung dengan antise-
ngendapan) dengan antigen berbentuk larutan.
rum yang volumenya sama dan pada tabung-
4. Lisin:
tabung itu ditambahkan antigen dalam jumlah
antibodi yang menyebabkan lisis sel. yang makin banyak, maka akan ditemukan pre-
5. Opsonin: sipitasi pada tabung y^ng sudah cukup ditam-
antibodi yang setelah melekat pada kuman bahkan antigen. Bila setelah pengeraman tabung-
atau partikel lainnya, merangsang dan memu- tabung itu dipusing dan endapan dipisahkan dan
dahkan fagositosis. ditimbang, maka akan ditemukan bahwa di

107
108 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

tabung-tabung pertama tidak terdapat endapan, Kekuatan yang mengikat antigen pada anri
kemudian didapat endapan yang makin banyak bodi:
sampai mencapai maksimum dan kemudian
1,. Tenaga Coulomb:
mulai berkurang lagi. Keterangannya adalah di
berdasar atas daya tarik antara benda dengan
dalam tabung-tabung pertama masih terdapat
tegangan beftentangan, tenaganya berban-
kelebihan antibodi, dan semua determinan anti-
ding terbalik dengan jarak pangkat dua.
gen akan terikat oleh molekul imunoglobulin.
Presipitasi terjadi karena timbulnya anyaman 2. Ikatan H (Hydrogen bonding):
(anice) antara imunoglobulin dan antigen. Pada terbentuknya ikatan dengan perantaraan H
tabung-tabung selanjutnya terdapat kelebihan antar a bentuk-bentuk hidrofil seper-ti - ".;
"

antigen dan tidak dapat dibentuk anyaman yang "i{: !.. *i.i':r.-:irl yang relatil lemah dan
sempurna sehingga presipitasi berkurang (libat reversibel.
Gambar 16.I dan 16.2).

)-( *-t-*.H
I
I
l

(a)
>----4
+)*(
I
I
I I
J_-_.
It
o9
_J* t ?

(b)
,---.{+---
{*,-**>*-(*
(c)

Gambar 16.1 Kemungkinan pembentukan kompleks antara suatu antigen ber-valensi .-0., $
dengan antibodi;nang bivalen. r-<
(a) Kompleks dalam keadaan kelebihan antibodi. Semua determinan antigen terikat, presipitasi negatif.
(b) Anyaman oleh antigen dan antibodi dibentuk bila perbandingan seimbang, presipitasi posirif.
(c) Kompleks dalam keadaan kelebihan antigen, dengar, p"rbrnding"n, pr"sipir"ri krrr"rrg.
-r.r---"."-
Reaksi Antigen dengan Antibodi In Vitro 109

Gambar 16.2 Pembentukan presipitat pada reaksi antigen-antibo di in vitro.

3. Tenaga Van der Waals: Difusi ganda menurut Ouchterlony


ditentukan oleh kekuatan-kekuatan tarik (double diffusion method)
antara lapisan elektron yang meliputi dua Antigen dan antibodi dimasukkan di dalam dua
susunan molekul. Kekuatannya berbanding lubang kecil di dalam agar sehingga kedua
terbalik dengan jarak berpangkat 7. bahan itu akan berdifusi dan pada titik per-
Reaksi presipitasi ju ga dapat dilakukan dengan
temuan di mana terdapat perbandingan kon-
mengalirkan secara pelan larutan antigen di sentrasi optimal akan terjadi presipitasi berupa
ataslarvtan antibodi sehingga terdapat dua lapis garis putih.

dengan permukaan perremuan di antaranya. Bahan yang mengandung beberapa antigen


Oleh karenaterjadi difusi dari kedua bahan itu akan memberi reaksi dengan serum yang me-
maka pada suatu tempat akan tercapai konsen- ngandung antibodi terhadap setiap antigen itu
trasi optimal untuk rcrjadinya presipitasi dan dan karena adanya perbedaan kecepatan difusi
presipitasi ini akan tampak sebagai cincin purih di dari antigen, akan membentuk beberapa garis
dalam tabung. sesuai dengan antigen-antigen itu. Persamaan
antigen di dalam dua larutan dapat diperlihat-
Reaksi' presipitasi dalam gel kan dengan mereaksikan kedua antigen itu
Reaksi presipitasi juga dapat dilakukan di dalam dengan saru antibodi. Garis tengah yangberga-
medium yang semisolid yang disebut gel, misal- bring secara teratur menunjukkan persamaan
nya yang lembek. ;';:;:i:.:,r;.:::rrri":rl.;:.;..::: i;:'t:;-,:. Antigen-antigen yang
^gar
110 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Aga

/";\
Aga
*'x*'
Aba
Abc Abc

Gambar 16.3 Difusi ganda menurut Ouchteriony

mempunyai persamaan tidak lengkap mung- Reaksi aglutinasi


kin menunjukkan jalur (spur). Antigen-antigen Reaksi aglutinasi adalah reaksi antara antibodi
yang sama sekali berlainan akan memberi dengan antigen yang terdapat di permukaan sel
dua garis yang saling menyilang (ihat Gambar sehingga dibentuk anyaman melalui ikatan silang
16.3). antara sel-sel itu dengan perant^r^an antibodi.
Reaksi aglutinasi dipakai untuk determinasi
Difusi tunggal radial kuman dan untuk mengetahui tipe dari sel ter-
Antibodi telah dicampurkan di dalam agar. Anti- tentu misalnya pada penentuan golongan darah.
gen yang dimasukkan di dalam lubang akan ber- Reaksi aglutinasi dapat juga dipakai untuk pe-
difusi dan bereaksi dengan antibodi memben- nentuan antibodi di dalam serum, bahkan titer-
tuk lingkaran presipitasi putih. Diameter ling- nya; dengan memakai misalnya kuman yang
karan dapat dipakai sebagai ukuran konsentrasi sudah diketahui sebagai antigen.
antigen, bila dibandingkan dengan larutan anti- Reaksi aglutinasi dapat dikerjakan secara
gen yang diketahui konsentrasinya. makroskopik di dalam tabung-tabung aglutinasi,
atau dikerjakan secara mikroskopik pada gelas
lmunoelektroforesis
alas dengan mencampurkan setetes antiserum
Pemeriksaan antigen dapat dilakukan dengan dengan setetes suspensi kuman dan diperiksa
memasukkan antigen di dalam lubang di agar dengan mikroskop bila perlu. Carayangdisebut
dan kemudian menyalurkan arus listrik melalui belakangan juga disebut spot agglutination atau
agar itu, yang mengakibatkan pemisahan dari slide agglutination.
berbagai fraksi protein di dalam larutan antigen.
Jenis aglutinasi H, O dan Vi
Bila kemudian fraksi-fraksi ini direaksikan de-
ngan antibodiyangdiketahui, maka fraksi yang Weil Felix (1917) menemukan bahwa antigen
sesuai akan menunjukkan presipitasi. Ada ber- dari badan kuman Proteus (antigen O, antigen
bagai cara untuk mengerjakan imunoelektro- somatik) berlainan dengan antigen dari flagel
foresis, seperti: counter cltrrent electropboresis, (antigen H) dan hasil aglutinasinya jelas berbeda.
rock et electrophoresis, truo-dimensional immunoe- Antibodi H didapat dengan cara menyuntik-
lectr oph ore sls dan seb ag ainy a. kan kuman yang masih bergerak, dalam bentuk
Reaksi Antigen dengan Antibodi In Vitro lll

suspensi kuman hidup atau dimatikan dan anti- ditemukan pada dua jenis kuman. Serum yang
gen somatiknya dirusak dengan formalin, ke mengandung antibodi terhadap satu kuman
dalam binatang percobaan. Ttter yang didapat mungkin memberikan reaksi aglutinasi dengan
biasanya tinggi karena antibodi-H mempunyai kuman lain, sehingga disebut aglutinasi silang.
afinitas tinggi terhadap flagel dan mudah menye- Reaksi silang akan mempersulit diagnosis
babkan bergerombolnya flagel. Pada manusia, kuman dengan cara aglutinasi. Untuk mengatasi
titer yang tinggi menunjukkan adanyainfeksi atau ini diperlukan serum yang mengandung anti-
pernah divaksinasi, tetapi tidak ada hubungan- bodi runggal terhadap salah satu antigen, disebut
nya dengan derajat kekebalan karena antigen H serum monovalen, dan dengan berbagai macam
tidak berhubungan dengan virulensi. serum monovalen kemudian dapat dibedakan
AntibodiO didapat den gan caramenyuntik- kuman yang satu terhadap lain karena setiap
kan kuman yang flagelnya telah dirusak dengan jenis kuman mempunyai kombinasi antigen
mencampurkan alkohol dan dieram pada 37"C yang berlainan.
selama 24-36 jam. Biasanya titer yang didapat Dalam beberapa hal reaksi silang dapat meng-
tidak begitu tinggi karena untuk aglutinasi sel untungkan, misalnya reaksi silang antara kuman
kuman diperlukan lebih banyak molekui antibodi. Proteus dan Rickettsia. Bila pada seorang terda-
Antibodi-Vi hanya terdapat pada kuman yang pat antibodi terhadap Rickettsia maka serumnya
baru diasingkan dan terbatas pada Salmonella akan menunjukkan aglutinasi dengan kuman
typhosd serta beberapa jenis Salmonella lainnya Proteus strain tertentu dan oleh karena pem-
dan kuman enterik nonpatogen. Vi, kependekan biakan Rickettsia untuk pembuatan antigen tidak
dari virulensi, pada mulanya dianggap sebagai semudah pembiakan Proteus, maka pemerik-
faktor penting untuk menentukan virulensi saan aglutinasi dikerjakan dengan kuman ini
kuman, tetapi kemudian ternyata antigen Vi (reaksi dari Weil-Felix).
tidak sepenting antigen O. Adanya antigen Vi
Hemaglutinasi
pada bagian luar permukaan sel kuman dapat
menghambat reaksi aglutinasi dengan serum yang Hemaglutinasi berarti aglutinasi sel darah merah.
mengandung antibodi-O. Antigen Vi dapat di- Ternyata dasar hemaglutinasi mungkin berlain-
hilangkan dengan cara pembiakan berulang kali. an satu sama lain, dan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Reaksi silang (cross reaction) pada reaksi a. Hemaglutinasi yang disebabkan oleh anti-
aglutinasi bodi terhadap antigen pada permukaan sel
Permukaan sel kuman mengandung beberapa darah merah. Misalnya untuk menentukan
macam antigen dan ada kemungkinan bahwa golongan darah dapat dilakukan reaksi
satu antigen , .yang serupa atag :hampir senrPa, hemaglutinasi. Juga pada beberapa penyakit
112 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

timbul antibodi terhadap sel darah merah atau serum yang mengandung antibodi terhadap
golongan O yang dapat bereaksi pada suhu sel darah merah kambing, jadi suatu indikator
rendah, disebut aglutinasi dingin. berupa .:'*::r j.:':,:-'t",.i r',; ji':.
b. Hemaglutinasi yang disebabkan oleh virus
Tahap-tahap reaksi pengikatan komplemen
atau Rickettsia. Reaksi ini disebabkan karena
adalah sebagai berikut:
pada permukaan sel darah merah terdapat
Tahap 1 : Dicampurkan antigen dengan anti-
reseptor khas untuk virus atau Rickettsia. -
bodi. Salah satu dari kedua bahan
Pada reaksi ini antibodi tidak mempunyai
ini telah diketahui. Bila ingin me-
peranan, bahkan antibodi dapat mengham-
ngetahui adanya antibodi maka di-
bat reaksi ini dalam suatu percobaan yang
pakai antigen yang diketahui, dan
disebut reaksi hambatan hemaglutinasi: . .

:- sebaliknya.
Ditambahkan komplemen.
c. Hemaglutinasi di mana sel darah merah hanya
-
Bila antibodi sesuai dengan anrigen
berfungsi sebagai pembawa antigen. Sel darah dan membentuk kompleks, maka
merah binatang tertentu dapat dilapiskan komplemen akan terikat; bila kom-
dengan antigen setelah permukaannya di- pleks antigen-antibodi tidak ter-
ubah sifatnya dengan asam tannin atau kro- bentuk, maka komplemen masih
mium klorida. Setelah antigen menempel bebas di dalam larutan.
pada permukaan sel darah merah, antigen ini
Tahap 2: - Ditambahkan sel darah merah dan
dapat ditentukan dengan serum yang sesuai.
antibodinya sebagai
Keuntungan dari reaksi ini adalah memudah-
indikator untuk mengetahui apa-
kan melihat hasil reaksi karena dilakirkan
kah masih ada komplemen bebas di
dengan partikel-partikel yang besar. Reaksi
dalam larutan.
ini juga disebut
Pada pembacaan akan terlihat:
Reaksi pengikatan komplemen
(com plement fixation test) Reaksi positif:
Komplemen dapat melekat pada kompleks tidak ada hemolisis karena komplemen telah
antigen-antibodi, dan bila antigen tidak berupa terikat pada kompleks antigen-antibodi yang
sel maka pengikatan komplemen ini tidak dapat sesuai.

dilihat begitu saja. Untuk membuktikan adanya Reaksi negatif:


pengikatan komplemen diperlukan suatu indi- hemolisis karena komplemen tidak terikat
kator yang terdiri dari campuran suspensi sel bila antigen tidak sesuai dengan antibodi dan
darah merah kambing dan larutan .:,;:,:::...,, tidak dibentuk kompleks.
Reaksi Antigen dengan Antibodi In Vitro 113

Yang harus diperhatikan pada reaksi peng- d. Kontrol terhadap antigen.


ikatan komplemen adalah Juga terhadap antigen diperiksa kemung-
kinan adanya sifat anti-komplemen. Cara
Serum yang diperiksa harus dipanaskan da-
^. hulu pada suhu 56oC selama 30 menit, untuk
pemeriksaa nnya jugadengan tabung kontrol
yang berisi antigen tanpa diberi antibodinya.
membuat inaktif komplemennya.
Anti-komplemen akan menghasilkan hemo-
b. Kekuatan komplemen harus diukur dengan lisis negatif yang akan terbaca pada perco-
titrasi terhadap sel indikator. Satu unit kom- baan sebagai positif yang salah. Efek ini dapat

plemen ialah jumlah komplemen terkecil dihilangkan dengan pengenceran antigen.


yang dapat menyebabkan hemolisis total
pada standard sensitized cells padawaktu dan Reaksi pengikatan komplemen banyak dipa-

suhu tertentu (juga disebut exd.ct unit). Kol- kai pada pemeriksaan serologi sehari-hari untuk
mer menyebut jumlah komplemen pada berbagai penyakit, seperti pemeriksaan \Tasser-

tabung sesudah tercapai end-point titrasi se- mann untuk membantu diagnosis penyakit sifilis,

bagai satu fwll unit. Untuk pekerjaan sehari- pemeriksaan adanya antigen Australia yang di-
hari dianjurkan memakai duafull unitberda- hubungkan dengan virus hepatitis, dan pemerik-
sarkan pengalaman. Titrasi komplemen dila- saan auto-antibody terhadap antigen sel tubuh.
kukan pada hari yang sama dengan dilakukan-
lmunofluoresensi
nya reaksi pengikatan komplemen karena
Zat w arna yang berfluoresensi, seperti fluoresein
komplemen tidak dapat disimpan lama karena
dan rodamin, dapat digabungkan pada antibodi
titernya akan berubah dari hari ke hari.
tanpa mempengaruhi sifatnya yang khas. Kom-
c. Kontrol terhadap serum penderita. pleks antibodi dengan z tw^rnaini akan tetap me-
Beberapa serum mempunyai sifat anti-kom- ngikat antigen dan bila dilihat dengan mikroskop
plemen, yang berarti membuat inaktif kom- ultraviolet akan tampak fluoresensi. Ada beberapa
plemen, yang sebabnyatidak diketahui dan cara untuk melakukan pewarnaan fluoresensi:
sering ditemukan pada serum yang telah di-
simpan agak lama. Sifat ini diperiksa dengan I. Fluoresensi langsung (direct test)
tidak menambahkan antigen pada tabung Antibodi digabungkan dengan zat warna ber-
kontrol sehingga tabung itu harus menun- fluoresensi (fluorokrom) dan konjugat ini
jukkan hemolisis lengkap. Bila ada faktor dipakai untuk mendeteksi antigen. Misalnya
anti-komplemen, hemolisis tidak terjadi dan pada sediaan mikroskopik lendir hapus teng-
pada reaksi sesungguhnya hasilnya akan gorok ingin diketahui adarya kuman pneu-
sama dan dibaca positif. mokokus, maka sediaan tadi diwarnai dengan
ll4 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

antibodi terhadap polisakarida pneumoko- larutan antibodi terhadap polisakarida yang


kus yang dilabel dengan fluorescein-isotbio- dilabel sehingga sel limfosit yang mengikat
cyandte. Bila positif, maka dengan mikros- polisakarida karena membuat antibodi ter-
kop ultraviolet dapat dilihat kuman pneu- hadapny a akan tamp ak berfl uoresensi.
mokokus berfl uoresensi.
Rad io-i mmunoassay (RlA)
2. Fluoresensi tidak langsung (indirect test)
Mula-mula dibuat kurva standar dengan anrigen
Antigen direaksikan dahulu dengan antibodi
dan antibodi yang diketahui. Untuk mengetahui
untuk kemudian diwarnai dengan konjugat
kadar antibodi, antibodi tersebut dicampurkan
terdiri dari antiimunoglobulin dan fluoro-
dengan antigen berlabel yang jumlahnya diketa-
krom. Misalnya pada percobaan di atas, sedia-
hui. Kemudian antigen yang bebas dipisahkan
an hapus tenggorok direaksikan dahulu de-
dari antigen yang terikat pada antibodi, kekuatan
ngan serum kelinci yang mengandung anti
radioaktif antigen yang terikat pada antibodi di
bodi terhadap kuman pneumokokus. Sete-
ukur dan hasilnya dimasukkan pada kurva stan-
lah dicuci, sediaan diwarnai dengan anti-Ig
dar. Dari hasil tersebut akan diketahui kadar anti
kelinci yang dilabel dengan fluoresein. Hasil-
bodi. Dengan cara yang sama dapat diketahui
nya di bawah mikroskop ultraviolet akan
kadar antigen, yaitu dengan mereaksikannya de-
tampak kuman pneumokokus berfl uoresensi.
ngan antibodi berlabel yang kadarnya diketahui.
Teknik ini mempuny ai beb er apakeuntungan
karena selain memberikan fluoresensi yang Teknik-teknik lain
lebih terang, cukup disediakan satu macam
A. Menggunakan enzim seperti fosfatase dan
konjugat antilg kelinci yangdapat memberi
peroksidase untuk melabel antibodi.
fluoreser,rsi pada berbagai macam antibodi
Dasar teknik ini sama'dengan pewarnaan
kelinci terhadap macam-macam kuman.
imunofluoresensi. Bedanya, sebagai label di-
3. Teknik sandwich gunakan enzim. Untuk dapat melihat hasil
Misalkan kita ingin melihat berapa banyak reaksi digunakan substrar dari enzim ter-
sel limfosit yang membuat antibodi terhadap sebut. Hasilnya dapat dilihat dengan mikros-
polisakarida kuman pneumokokus. Dibuat kop cahaya biasa.
sediaan sel limfosit dan difiksasi dengan B. Menggunakan label feritin.
etanol. Kemudian disiram dengan larutan Teknik ini terutama digunakan untuk mi-
yang mengandung polisakarida pneumo- kroskop elektron.
kokus, dibiarkan sebentar dan kemudian C. Enzyme Linked Immunosorbmr Asay @LISA).
dicuci untuk menghilangkan zat yang tidak Dapat digunakan untuk mendeteksi baik
menempel pada limfosit. Setelah itu diberi antigen maupun antibodi dari suatu larutan.
Reaksi Antigen dengan Antibodi In Vitro 115

Misalnya: - Substrat ditambahka n yang akan di


- Antigen dilekatkan padazatpadat (plas- degradasi oleh enzim.
tik), lalu dicuci. Teliti perubahan warna substrat, sesuai
-
dengan jumlah antibodi di dalam cair-
-Tambahkancairanyangdidugamengan- an uji'
dung antibodi yang homolog, eramkan
lalu cuci.

- Antiimunoglobulin yang dilabel ditam-


bahkan, biarkan bereaksi kemudian
cuci.
HIPERSENSITIVITAS
Sujudi, Suharto, dan A. Soebandrio

Pembentukan antibodi terhadap toksin dan ter- dianggap sebagai sinonim dan keduanya menun-
hadap kuman, yang memberi proteksi,kepada jukkan kondisi badan yang berubah setelah
tubuh, kemudian terryata tidak selalu berman- kontak dengan antigen, sedemikian rupa sehingga
faat sebagai perlindungan karena proses keke- antigen itu atau antigen yang mirip dengannya
balan juga mempunyai potensi untuk menim- dapat menimbulkan reaksi patologis dalam badan.
bulkan reaksi yang merugikan tubuh. Reaksi alergi semula dibagi dalam dua golongan
Magendi pada tahun 1837 melaporkan bahwa berdasarkan kecepatan timbulnya reaksi, yaitu:
anjing yang disuntik berkali-kali dengan albumin
I. Tipe cepat
telur dapat mati mendadak. Portier dan Richet 2. Tipe lambat
yang menyuntik anjing dengan ekstrak anemon
laut untuk mendapatkan reaksi kekebalan, ter- Coombs dan Gell membedakan empat jenis
nyata menemukan reaksi yang sangat berlainan reaksi hipersensitivitas dan kemudian ditambah
itu menjadi
pada suntikan kedua karena anjing satu jenis lagi reaksi yanglain. Reaksi tipe I, II,

sakit keras dan kemudi^nmat| Mereka menama- III dan V berdasarkan reaksi afltara antigen dan
kan reakSi irrl .. ....:,:r".:r.;:.,., ::..:.,.,., .:,ii..i;:: antibodi humoral dan digolongkan dalam jenis
:11

,'r.. '1,, r. :-:::.,;1...1.:.1.;,. Kemudian ditemukan reaksi reaksi tipe cepat, walaupun kecepatan timbul-

yang serupa padabinatang lain dan pada pema-


nya reaksi mungkin berbeda. Reaksi tipe IV
mengikutsertakan reseptor pada permukaan sel
kaian serum imun berasal dari binatang untuk
pengobatan penyakit infeksi pada manusia juga
limfosit'."::,::,:'.: dan karena reaksinya
lambat disebut tipe lambat : ::.'.:t'.:,,t:.:'' , ,,,'.:, Kelima
ditemukan reaksi yang tidak diinginkan.
jenis reaksi tersebut adalah:
Van Pirquet pada tahun 1905 mengusulkan
nama "alergi" yangberarti reaksi yang bedainan. Tipe I : Anafilaksis

Pada waktu itu, penambahan daya tahan tubuh Tipe II : Cytotoxic


disebut kekebalan atau imunitas dan penam- Tipe III : Complex-mediated
bahan kepekaan tubuh disebut hipersensitivitas. Tipe IV : Cell-mediated (delayed type)
Sekarang istilah hipersensitivitas dan alergi TipeV : Stimwlatory lrypersensitirsity

116
Hipersensitivitas ll7

Tipe I Sir Henry Dale menemukan bahwa histamin


-Anafilaksis dapat menyebabkan kelainan-kelainan seperti
Dasar:
yang ditemukan pada reaksi anafilaksis sistemik
Antigen bereaksi dengan antibodi tertentu yang
dar. terny^ta uterus marmot yang peka bila
terikat pada permukaan mast cell di dalam jartng-
berkontak dengan antigen akan mengeluarkan
an atatpada sel basofil di dalam peredaran darah.
histamin dan mulii berkontraksi (reaksi dari
Antibodi ini juga disebut reagin atau antibodi homo-
Schultz-Dale). Serum yang diambil dari marmot
sitotrof, yang terikat pada permukaan sel melalui
sensitif dapat mengubah uterus normal menjadi
tempat khas pada b"gr* Fc. Reaksi dengan antigen
peka sehin g ga ra jtga akan berkontraksi bila ber-
mengakibatkan degranul asi mast cell drsertai penge-
kontak dengan antigen (sentisasi secara pasif).
luaran beberapa zat deng n efek farmakologis
Kontraksi uterus pada reaksi Schultz-Dale
tertentu, seperti: histamin, serotonin (pada manusia
berhubungan erat dengan degranulasi mendadak
tidak penting, hanya pada beberapa binatang),
pada mast celk dengan mengeluarkan histamin
SRS-A (sloru reacting substance of anaplrylaxis),
5-hidroksitriptamin, (serotonin), SRS-A, bebe-
kinin dan ECF-A (eosinopbil chemotactic factor).
rapa macam kinin dan beberapa zatlain seperti
Anafilaksis sistemik: ECF-A. Degranulasi mast cell terjadi apabila dua
Penyuntikan antigen seperti albumin telur ke molekul IgE dihubungkan satu sama lain oleh
dalam binatang marmot tidak akan mengaki- antigen. (Hubungan semacam ini dapat juga
batkan apa-^pa pada suntikan peftama. Tetapi terjadi oleh antibodi terhadap IgE).
bila penyuntikan yang sama diulang setelah 2-3
minggu, maka binatang yang telah menjadi peka Alergi atopik
itu akan menunjukkan gejala anafilaksis siste- Pada manusia ditemukan alergi berupa reaksi
mik: di dalam waktu sangat singkat ia menjadi anafilaksis lokal bila berkontak dengan antigen
gelisah; rambutnya tampak berdiri, napasnya (disebut juga alergen) seperti serbuk bunga rum-
susah dan berbunyi, menggaruk hidung seakan pvt (grdss pollen), bulu atau rambut binatang,
ada sesuatu yang menyumbat hidungnya dan tungau yang terdapat di dalam debu rumah, dan
dalam waktu beberapa menit marmot itu akan sebagainya. Kontak antigen dengan IgE yang ter-
mati karena asfiksia. Pemeriksaan patologi akan ikat pada sel mukosa saluran pernapasan dapat
menunjukkan konstriksi pada bronki dan bron- menimbulkan gelala asma. Gejala urtikaria tim-
kioli, kontraksi umum dari otot polos dan dilatasi bul karena kontak antar^ IgE di dalam kulit
pembuluh darah kapiler. dengan antigen yang terdapat di dalam makanan
Reaksi senrpa dapat ditemukan pada manusia' dan masuk p eredar an darah melalui absorpsi usus.
misalnya setelah digigit serangga atau setelah pe- Peka atau tidaknya seseorang terhadap suatu
nyuntikan obat penisilin pada orang yang peka. antigen dapat dicoba dengan penyuntikan anti-
118 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

gen ke dalam kulit (skin test).Bila orang itu peka, menjadi aktif, sudah cukup untuk dapat menye-
maka pengeluaran histamin akan menimbul- babkan kerusakan sel. Tetapi pada sel jenis lain
kan reaksi setempat berupa urtikaria dan keme- terdapat kemampuan untuk memperbaiki tem-
rahan yang timbulnya cepat, mencapai maksi- p^t yangrusak sehingga untuk terjadr lisis diper-
mum setelah 30 menit dan kemudian mulai lukan beberapa tempat pengaktifan komplemen.
menghilang.
Reaksi transfusi:
Serum penderita bila disuntikkan ke dalam
kulit"seorang sehat akan membuat tempat itu men- Landsteiner pada tahun 1901 dapat membeda-
jadi peka terhadap antigen (percobaan Prausnitz- kan golongan darah manusia dalam tiga golongan
Kutsner), suatu pemindahan kepekaan secara pasif. yaitu A, B dan O. Decastello dan Sturli (1902)
Obat antihistamin pada umumnya dapat me- menemukan golongan keempat sehingga menjadi
nekan gejala-gelala alergi. Obat-obat lain yang A, B, O dan AB. Penggolongan ini berdasarkan
efektif seperti Isoprenalin atau Intal mungkin pada ada atau tidaknya antigen A atau B pada
mempunyai efek menstabilkan sistem adenyl permukaan sel darah merah. Golongan darah A
memiliki antigen A pada perrnukaan sel darah
ryclase-cyclic-AMP di dalam sel basofil dan mast
cell sehtngga pengeluaran z^t amin vaso-aktif merahnya, golongan darah B memiliki antigen
dapat dicegah. B, golongan AB memiliki antigen A dan B,
sedangkan golongan darah O tidak memiliki
Tipe ll-Cytotoxic hypersensitivity
kedua antigen tersebut. Antibodi terhadap anti-
Dasar: gen A atau B terbentuk bila seseorang tidak
Antigen yang tertkat pada permukaan sel bere- memiliki antigen yang bersangkutan pada per-
aksi dengan antibodi dan menyebabkan: mukaan sel darah merahnya. Jadi, seseorang
dengan golongan darah A memiliki anti-B, dan
1. Fagositosis se1 itu melalui proses opsonic
sebaliknya. Zat anti di sini disebut isoantibodi
adherence (Fc) atau Immune adherence (C3).
dan karena menyebabkan agiutinasi disebut
2. Reaksi sitotoksis ekstraseluler oleh sel K
isoaglutinin Isoaglutinin ini biasanya merupa-
ft.iller cell)yang mempunyai reseptor untuk kan IgM. Terdapat dua teori tentang terd apatnya
IgFc
isoaglutinin tersebut" Teori pertama mengata-
3. Lisis sel karena bekerjanya seluruh sistem
kan bahwa zat antt-A dan B terjadi akibat
komplemen.
rangsangan antigen A dan B terdapat pada
Contoh dari reaksi antibodi dengan kuman yang terdapat di dalam usus. Teori kedua
^ntara
antigen pada permukaan sel adalah reaksi hem- mengatakan bahwa isoaglutinin A dan B terjadi
aglutinasi dan hemolisis. Untuk hemolisis, satu dalam badan secara spontan tanpa rangsangan
tempat dipermukaan sel dimana komplemen antigennya, -nngkin karena pengaruh genetik.
Hipersensitivitas 119

Pada transfusi darah dengan golongan darah yang antibodi tersebut dapat menembus plasenta pada
tidak sesuai, isoaglutinin pada resipien akan kehamilan berikutnya. Reaksi anti-D dengan
bereaksi dengan antigen pada permukaan sel darah antigen D pada sel darah merah janin akan me-
merah donor dan menyebabkan reaksi yang berat. nyebabkan hemolisis sel tersebut melalui proses
opsonic adherence. Gejala pada bayi baru lahir
lnkompatibilitas rhesus: tersebut disebut Erythroblastosis foetalis.
Sistem penggolongan darah lainnya antaralaln
berdasarkan ada atau tidaknya faktor Rhesus Transplantasi jari ngan:
(Lh). Faktor Rh terdiri atas enam jenis antigen yang Homograft yangdapat bertahan terhadap reaksi
tersusun dalam satu pasang kromosom. Antigen- cell mediated dapat menyebabkan timbulnya anti-
nya disebut antigen C, c, D, d, E, e; sedangkan zat
bodi humoral hospes terhadap antigen permukaan
antinyaadalah anti-C, anti-c) anti-D, anti-d, dan
laringan transplantasi tersebut. Antib odi te rsebut
seterusnya. Sebagai contoh ditemukan susunan dapat secara langsung bersifat sitotoksis atau
antigen Rh pada orang Inggris sebagai berikut: dapat pula menyebabkan perlekatan sel fagosit,
;.
atau menyebabkan serangan nonspesifik oleh sel
..
K. Hal itu dapat pula mengarah pada perlekatan
.
trombosit bila mereka bergabung dengan anti-
i1i-ii'.,"i-r:.:r, :J.';.;:'l:r: i:'..i': ;;,.::.i;ijj gen di permukaan endotel pembuluh darah.

Yang penting dan perlu diperhatikan pada Reaksi auto-i mu n (Auto i mm u ne reactio ns)
jenis-jenis antigen ini adalah antigen D karena Auto-antibodi terhadap sel darah merah sendiri
merupakan antigen yang terkuat padafaktor Rh timbul pada penyakit autoimmwne bemolytic
tersebut. Orang yang tidak mengandung antigen anemia. Sel darah merah yang diliputi antibodi
D dianggap Rhesus negatif. ini mempunyai masa hidup sangat pendek karena
Zat anti Rh dapat dibentuk pada orangyang mudah melekat pada sel fagosit. Serum penderita
Rh negatif karena adanyarangsangan faktor Rh, penyakit Hasbimoto's tlryroiditis mengandung
yang masuk akibat transfusi atau kehamilan. antibodi terhadap sel kelenjar tiroid dan dengan
Seorang ibu dengan D negatif akan disensitisasi komplemen dapat menyebabkan kematian sel in
oleh sel darah merah bayinya yang mempunyai vitro. Pada sindroma Goodpasture ditemukan anti-
antigen D (genotip DD atau Dd). Hal ini terjadi bodi terhadap membran basal glomerulus ginjal.
tersering pada kelahiran anak pertama sewaktu
perdarahan plasenta menyebabkan masuknya Reaksi obat:
sejumlah eritrosit bayi ke peredaran darah ibu. Reaksi yang tidak diinginkan yangdapat timbul
Antibodi yang terbentuk terutama IgG dan oleh obat, terny^ta sangat kompleks. Bila obat
120 Buku Ajar Mikobiologi Kedokteran

yang masuk membuat ikatan dengan komponen tetapi juga pada perbandingan relatif dari bahan-
badan maka dapat terladi perubahan dari sifat bahan itu yang menentukan jenis kompleks
hapten menjadi antigen. Ini terjadi pada orang yang dibentuk dan mempengaruhi penyebaran
tertentu saja tetapi tidak dapat ditentukan siapa kompleks itu di dalam badan. Padakeadaan anti-
sala yangakan mengalaminya. Bila terhadap anti- bodi yang berlebihan kompleks yang dibentuk
gen itu dibentuk IgE, maka akan timbul reaksi akan berpresipitasi di tempat masuknya anrigen,
anafilaksis. Pada beberapa orang akan timbul sedangkan bila antigen yang berlebihan akan di
reaksi tipe IV atau cell mediated bypersensitiaity, bentuk kompleks yang dapat larut dan menye-
terutama pada pemakaian obat luar, dalam ben- babkan reaksi sistemik serta ditimbun di dalam
tuk salep dan sebagainya. Bila terjadi ikatan dengan ginjal, sendi dan kulit.
protein serum, mungkin akan mengakibatkan
reaksi coniplex mediated atau reaksi tipe III. Antibodi yang berlebihan (reaksi Arthus)
Reaksi tipe II yang timbul karena obat dise- Maurice Arthus menemukan bahwa penyuntikan
babkan oleh timbul nyalkatan antaraobat dengan antigen intradermal pada kelinci yang hiperimun
permukaan sel di dalam peredaran darah dan menimbulkan reaksi eritema dan edema dengan
merangsang dibentuknya antibodi terhadapnya puncak reaksi setelah 3-B jam dan kemudian
yang mengakibatkan reaksi sitotoksik. Bila obat menghilang. Pada kelainan ini terjadi infiltrasi
itu dihentikan pemakai maka.hipersensi- oleh sel leukosit polimorf. Antigen yang disuntik-
^nflya,
tivitas yang timbul akan hilang sendiri. Contoh- kan berpresipitasi denga! antibodi dan kompleks
contoh dari reaksi ini dapat terlihat pada anemia ini mengikat komplemen. Anafilatoksin dilepas
hemolitik yang dapat timbul pada pemberian dan menyebabkan pelepasan histamin. Kompleks
obat klorpromazin atau fenasetin; agranulosi- yang terjadi di dalam pembuluh darah kecil
tosis yang timbul dengan obat amidopirin atau menyebabkan penggumpalan trombosit dan
kinidin; dan purpura trombositopenia pada menyebabkan pelepasan zat aminvasoaktif. Juga
pengobatan dengan Sedoomir. timbul zat kemotaksis Arthus dapat terjadi di
dalam paru-paru orang yang hipersensitif. Sesak
Tipe lll-Complex mediated napas tinibul setelah 6-8 jam berkontak dengan
Pembentukan suatu kompleks oleh antigen dan rumput kering yang mengandung jamur.
antibodi humoral dapat menyebabkan pengaktivan
sistem komplemen dan penggumpalan trombosit Antigen yang berlebihan
dengan akibat seperti tampak pada gambar di (Penyakit serum serum sickness)
bawah. Penyuntikan serum binatang kepada manusia
Akibat dari kompleks antigen-antibodi tidak bila diberikan dalam dosis yang besar dapat me-
hanya tergantung padabanyaknya setiap bahan nyebabkan keadaan yang disebut sebagai penya-
Hipersensitivitas l2l

kit serum, kira-kira 8 hari setelah penyuntikan. Sebagian besar penyakit glomerulo-nefritis
Suhu badan naik, kelenjar limfe membesar, oleh kompleks antigen-antibodi, seperti pada
reaksi urtikaria umum dan pembengkakan sendi penyakit lupus eritematosis sistemik (SLE), pada
disertai dengan menurunnya komplemen di dalam infeksi dengan Streptokokus yang nefritogenik,
serum serta albuminuria. Kelainan-kelainan ini pada sindrom nefrotik sebagai akibat infeksi
timbul karena kompleks antigen-antibodi yang malaria, pada beberapa infeksi virus yang meng-
dapat larut dalam keadaan antigen yang berlebihan. akibatkan nefritis, dan lainJainnya. Juga pleksus
Setelah disuntik dengan serum, mulailah pem- korioideus di dalam otak merupakan tempat
bentukan antibodi dan karena masih terdapat predileksi untuk pengumpulan kompleks anti-
antigen dalam jumlah cukup besar, maka timbul gen-antibodi seperti tampak pada kelainan saraf
kompleks-kompleks dengan komposisi Ag2Ab, pada penyakit SLE. Arteritis nekrotikans
Ag3Ab2, AgaAb3, dan sebagainya. Kompleks- mungkin pula disebabkan oleh kompleks
kompleks yang besar dapat melancarkan jalan antigen-antibodi seperti ditemukan pada penya-
metabolisme komplemen alternatif dengan ge- kit hepatitis B (antigen Australia), penyakit lepra
lala anafrlaksi tetapi ringan. Yang penting adalah dalam bentuk leprom, penyakit sifilis stadium
pelepasan zat amin vaso-aktif sehingga permea- kedua dan mungkin juga pada penyakit demam
bilitas pembuluh darah meningkat dan kom- berdarah.
pleks yang kecil masuk peredaran darah untuk
kemudian mengendap di alat badan. Di dalam Tipe lV -Cell mediated
ginjal, di dalam pembuluh kapiler glomerulus,
(Delayed type hypersensitivity)
dapat ditemukan sebagai butir-butir kasar (Limpy Sellimfosit-T dengan reseptor spesifik pada per-
granules) dan sebagai bentuk amorf melekat pada mukaannya akan dirangsang oleh antigen yang
selaput dasar glome rulus (b as e m e nt m e m br ane). sesuai dan mengeluarkan zat yang disebut
Kompleks antigen-antibodi

n",,r*-j*,, --"Jaktivan
trombosit komplemen

Mikrotrombus Pengeluaran Penarikan sel Anafilatoksin


z t arrrtr' polimorf I

vaso-aktif I I
Pelepasan Pelepasan
enz:tm hi$ernin
proteolitik dari
granula
Gambar 17.l Dampak pembentukan kompleks antigen-antibodi pada hipersensitivitas tipe Iil
122 Buku Ajar Mikobiologi Kedokteran

limfokin. Limfosit yang terangsang mengalami d. Iraktor lain


transformasi menjadi besar seperti limfoblas yang Terdapat pula faktor yang merangsang mito-
mampu merusak sel target yang mengandung sis pada sel limfosit netral yang bersifat
antigen di permuka annya. sitotoksik terhadap beberapa sel.
tidak dapat di-
DeLayed type hypersensitivitas
limfosit-T dapat dirangsang
Sebagian dari sel
pindahkan ke lain orang dengan men)'untikkan
oleh antigen yang terdapat di permukaan sel di
serum yang mengandung antibodi. Yang diperlu-
dalam tubuh yangtelah berubah karena adanya
kan untuk pemindahan pasif adalah sel limfosit.
infeksi oleh kuman atau virus, sehingga sel lim-
Antigen yang menyebabkan reaksi ini mung-
fosit ini menjadi ganas terhadap sel yang me-
kin berhubungan atau telah diolah oleh sel ma-
ngandung antigen itu (sel rarget). Kerusakan sel
krofag dan bereaksi dengan reseptor di permu-
atau jartngan yang disebabkan mekanisme ini
kaan sel limfosit yang pernah kontak dengan
ditemukan pada beberapa penyakit infeksi kuman.
antigen yang sama dan beredar sebagai sel
(tuberkulosis, lepra), infeksi oleh virus (variola,
memori. Setelah kontak dengan antigen, sel itu
morbili, herpes), infeksi jamur (candidiasis, his-
berubah menjadi hl.ast cel.l dan mengalami
toplasmosis) dan infeksi oleh protozoa (leish-
mitosis sambil mengeluark an zat-z^t:
maniasis, schistosomiasis).
a. l4a cr cph age m tgrat i{) n irt b tbit ion Jacr'er (MIF)
Zat ini dapat menahan migrasi sel makrofag Tipe V -Stinnulatory hypersensitivity
in,uitro dan mengubah morfologi dan sifat sel Ada banyak sel di dalam badan yang fungsinya
itu menjadi sangat aktif. Yang menyebabkan tergantung dari instruksi yang diterima melalui
perubahan ini adalah fulacrouhag at:tiaarrny zattertentu, misalnya hormon, yang menempel
facror [v{AI}, sehingga sel makrofag itu men- pada permukaan sel melalui resepror khas. Misal-
'jadi lebih efektif untuk mematikan kuman nya thyroicl. stimulatirtg ltarmone melekat pada
yang telah difagositosis olehnya. Ha1 yang permukaan sel tiroid dan merangsang aktivitas
serupa terjaditerhadap sel tumor di mana sel
sel itu. Pada penderita tirotoksikosis terdapat
' makrofagdirangsang olehzatyangdinamakan
auto-antibodi terhadap anrigen di permukaan sel
sp e s tfi r: nu u' o h a ge ar n ing fact or (SMAF).
1.t
tiroid dan apabila menempel di permukaan sel
b. Mttnctcyte cl'-temotac'tic
factor tiroid maka akan terjadi kelainan yang merangsang
Sel monosit akan bergerak ke arah di mana
sel itu, seperti perangsangan oleh TSH. Namun,
terdapat konsentrasi tinggi dari zat itu.
pada keadaan ini rangsangan terjadi tidak ter-
c. ,91<in reacti'te factur
kontrol (LATS : I. r n g A c t i tt g Ttry ro id St im. u lat o r).
;
Meninggikan permeabilitas pembuluh darah
dan menyebabkan eksudasi sel leukosit.
KOKUS POSITIF GRAM
(Isman Chatib Warscr

STAFILOKOKUS
ORDO: Eubacteriales yangberani benih bulat. Kuman ini sering dite-
FAMILI: Micrococcaceae mukan sebagai kuman flora normal pada kulit
GENUS: Staphylococcus dan selaput lendir pada manusia.Dapat menjadi
SPESIES: Staplrylococcus dureus penyebab infeksi baik pada manusia maupun
Sraphylococcus epidermidis pada hewan. Beberapa jenis kuman ini dapat
Staplrylococcussaproplryticus membuat enterotoksiny:Lngdapat menyebab-
kan keracunan makanan. Kuman ni dapat diasing-
Stafilokokus berasal dari perkata^n staplryle kan dari bahan-bahan klinik, karier, makanan
yang berarti kelompok buah anggur dan kokus dan dari lingkungan.

STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Infeksi oleh jenis kuman ini yangterutama me- nya agak ratakarena tertekan. Diameter kuman
nimbulkan penyakit pada manusia. Setiap ja- antara0,8-l,0mikron.Padasediaanlangsungyang
ringan ataupun alat tubuh dapat diinfeksi oleh- berasal dari nanah dapat terlihat sendiri, berpa-
nya dan menyebabkan timbulnya penyakit de- sangan, menggerombol dan bahkan dapat tersu-
ngan tanda-tandayang khas, yaitu peradangan, sun sepefti rantai pendek. Susunan gerombolan
dapat yang tidak teratur biasanya ditemukan pada se-
nekrosis dan pembentukan abses.Infeksinya
berupa furunkel yang ringan pada kulit sampai diaanyangdibuat dari perbenihan padat, sedang-
impetigo, kan dari perbenihan kaldu biasanya ditemukan
berupa suatu piemia yangfatal.Kecuali
umumnya kuman ini menimbulkan penyakit tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek.
yang bersifat sporadik bukan epidemik. Kuman ini tidak bergerak, tidak berspo ra dan
positif Gram. Hanya kadang-kad ang yang nega-
MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI tif Gram dapat ditemukan pada bagian tengah
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol gerombolan kuman, pada kuman yang telah difa-
dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisi gositosis dan pada biakan tua yang hampir mati.
126 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

PERTUMEUHAN DAN PERBENIHAN dinamakan St a p h,t Io co cc usc ir re u s. D alam suasana

Jenis-jenis Stafilokokus di laboratorium tumbuh anaerob pada lempeng agar biasa pada suhu 37oC
dengan baik dalam kaldu biasa pada suhu 37oC. tidak dibentuk pigmen, pada lempeng agar darah
Batas-batas suhu untuk pertumbuhannya ialah pada suhu 37oC pembentukan pigmennya kurang
15oC dan 40oC, sedangkan suhu pertumbuhan subur. Tetapi bila koloni tersebut dipindahkan
optimum ialah 35"C. Pertumbuhan terbaik dan pada agar biasa atau perbenihan Loeffler, dieram
khas ialah pada suasana aerob; kuman ini pun ber- pada suhu kamar, maka pembentukan pigmen-
sifat anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dalam nya sangat baik. Virulensi ada hubungannya
udara yanghanyamengandung hidrogen dan pH dengan kemampuannya membentuk koagulasa
optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4. Pada tetapi tidak bertalian dengan warnakoloni.
lempeng agar, koloninya berbentuk bulat, dia-
meter t-2 mm, cembung, buram, mengkilat dan DAY"A TAFIAN KUMAI\I
konsistensinya lunak. \Varna khas ialah kuning Di antara semua kuman yang tidak membentuk
keemasan, hanya intensitas warnany^ dapat ber- spora, maka St a p hv I o c o ccu sa urel/s termasuk j enis
variasi. Pada lempen g agar dar ah umumnya koloni kuman yang paling kuat daya tahannya. Pada
lebih besar dan pada varietas tertentu koloninya agar miring dapat tetap hidup sampai berbulan-
dikelilingi oleh zona hemolisis. Untuk mengasing- bulan, baik dalam lemari es maupun pada suhu
kan kuman dari tirya, dipergunakan lempeng kamar. Dalam keadaan kering pada benang,
agar yangmengandung NaCl sampai 10olo sebagai kertas, kain dan dalam nanah dapat tetap hidup
penghambat terhadap kuman jenis lain dan mani- selama 6-14 minggu.
tol untuk dapat mengetahui patogenitasnya.
Dalam berbagai zat kimia daya tahannya
Koloni yang masih sangat muda tidak ber-
ialah sebagai berikut:
w arna, tetapi dalam pertumbuh anny^terbentuk
'I'inc.jodii2"l'... ..... 1menil.
pigmen yanglarut dalam alkohol, eter, kloroform
II{)',3'''/r' ....3menit
dan benzol. Pigmen ini termasuk dalam golongan
I{gCl2 I%,... .......iOrnenit
lipokhrom dan akan tetap dalam koloni, tidak
Fenol2o/n.." .15menit
meresap ke dalam perbenihan, tetapi larut dalam
Alkr:hol SC*7AY, . ".1jam
eksudat jaringan sehingga nanah berwarna sedikit
kuning keemasan yangdapat merupakan petun- Suatu jenis Stapbylococcus aureus yangtahan
juk tentang adanya infeksi oleh kuman ini. Atas selama 5 menit tetapi mati dalam waktu 10
dasar pigme n yangdibuatnya, Stafilokokus dibagi menit dalam fenol 7/90, oleh Fooci and Drug
dalam beberapa spesies. Yang berwarna kuning Aclruinistrarion @DA) USA, dipakai sebagai
keemasan dinamakan Stap hy /o c o c c us aureus, y ang kuman tes standar untuk menilai antiseptikum
putih Sraplrylococcus albus dan yang kuning lainnya, di dalam tes Fenol Koefisien.
Kokus Positif Gram 127

STRUKTUR ANTIGEN nen dinding sel yang dapat dipindahkan dengan


Kuman Stafilokokus mengandung polisakarida memakai asam trikhlorasetat. Antigen ini meru-
dan protein yang bersifat antigen. Bahan-bahan pakan suatu kompleks peptidoglikan asam tei-
ekstraseluler yang dibuat oleh kuman ini keba- khoat dan dapat menghambat fagositose. Bakte-
nyakan juga bersifat antigenik. riofaga terutama'menyerang bagian ini.
Polisakarida yang ditemukan pada jenis yang Antigen protein A terletak di luar anrigen
virulen disebut polisakarida A, dan yang ditemu- polisakarida, kedua-duanya bersama-sama mem-
kan pada jenis yang tidak patogen disebut poli bentuk dinding sel kuman.
sakarida B. Polisakarida A merupakan kompo-

Gambar 18. 1 Struktur antigen Stafilokokus


'F) Tempat lekat bakteriofaga

Grup litik Faga dalam grup

I 29 52 521' 79 80

ii 3A JB 3C 55 71

m 6 7 428 47 53 54 75 77 83A
IV 42D
!.
Laln-laln 81 r87
128 Buku ,A.jar Mikrobiologi Kedokteran

TIP BAKTERIOFAGA nolisin, gelatinasa, proteasar lipasa, tributirinasa,


Faga dapat diasingkan dari alam. Sebagian besar fosfatasa dan katalasa.
jenis Stafilokokus bersifat lisogenik, yang berarti ;1. Anfigen permukaan
bahwa mereka mengandung faga yang tidak ber- Antigen ini berfungsi antara lain mencegah
pengaruh terha&p diri mereka sendiri, tetapi dapat serangan oleh faga, mencegah reaksi koagu-
menyebabkan lisis pada beberapa anggota dari lasa dan mencegah fagositosis.
spesies yang sama. Parker membagi Stafilokokus b. Koagulasa(Stafilokoagulasa)
dalam empat grup litik dan satu grup tambahan: Enzim ini dapat menggumpalkanplasma ok-
Jenis yang hanya dilisis oleh faga 81 dan 187 salat atau plasma sitrat karena faktor koagu-
tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari lasa-reaktif di dalam serum. Faktor ini bere-
empat grup terdahulu. Jenis yang hanya dilisis oleh aksi dengan koagulasa dan menghasilkan suatu
f.aga 42D sering ditemukan di dalam susu tetapi esterase Yang daPat membangkitkan aktivitas
jarang ditemukan pada manusia dan hubungannya
penggumpalan, sehingga terjadi deposit pada
dengan keracunan makanan menguatkan dugaan permukaan sel kuman yang dapat mengham-
bahwa jenis ini primer berasal dari hewan. Entero- bat fagositosis.
toksin terutama dibuat oleh grup litik m dan fV. c. Hialuronidasa
Infeksi di rumah sakit terutama disebabkan
Enzim ini terutama dihasilkan oleh jenis
oleh grup litik I, yaitu jenis yang dilisis oleh faga
koagulasa positif. Penyebaran kuman diper-
52,52A,80 dan 81. Dalam grup litik II terdapat
mudah dengan adanya enzim ini, oleh karena
jenis yang hanya dilisis oleh faga 71, jenis ini
itu enzim ini juga disebut sebagai sprtatiin''g
secara khas berhubungan dengan penyakit kulit
.f)tctot'.
yang bersifat vesikel, misalnya impetigo oleh
Stafilokokus dan pemphigus pada neonatus.
d. Stafilokokus atau li[rrino]isin
Enzim ini dapat melisiskan bekuan darah
METABOLIT KUMAN dalam pembuluh darah yang sedang mera-
membuat tiga macam
.Statth.^tli;rccr'us t:it,!r{'j.ri dang, sehingga bagian-bagian dari bekuan
yang penuh kuman terlepas dan menyebab-
metabolit, yaitu metabolit yang bersifat:
kan terjadinya lesi metastatik di lain tempat.
1. Nontoksin
2. Eksotoksin e. Gelatinasa dan proteasa
3. Enterotoksin Gelatinasa adalah suatu enzim yang dapat
mencairkan gelatin. Protease dapat melunak-
METABOLIT NON TOKSIN kan serum yang telah diinspisasikan (diuap-
Yang termasuk metabolit nontoksin ialah anti- kan airnya) dan menyebabkan nekrosis
gen permukaan, koagulasa, hialuronidasa, fibri- jaringan termasuk jaringan tulang.
Kokus Positif Gram 129

i'. [,ipasa dan tributirinasa a. Alfa hemolisin


Lipasa terutama dihasilkan oleh jenis koagu- Toksin ini dibuat oleh stafilokokus virulen
lasa positif, tetapi tidak mempunyai peranan dari jenis human dan bersifat:
yang khas. Tributirinasa atau eq,il,r,ik fa,.:,,ti.
Melisiskan sel darah merah kelinci, kam-
merupakan suxtu /lrase "ltht ,:ttz.t,nte yang -
bing, domba dan sapi
menyebabkan terbentuknya frrri-v i,l ia1;i,, t:.
Tidak melisiskan sel darah merah manusia
dalam suatu perbenihan kaldu yang mengan- -
Menyebabkan nekrosis pada kulit manusia
dung glukosa dan kuning telur. -
dan hewan
'{. F'osfatase, lisosirn dan penisilinasa - Dalam dosis yang cukup besar dapat mem-
Ada korelasi antara aktivitas asam fosfatase, bunuh manusia dan hewan
patogenitas kuman dan pembentukan koa- Menghancurkan sel darah putih kelinci
-
gulasa, tetapi pemeriksaan asam fosfatasa jauh
Tidak menghancurkan putih manusia
lebih sulit untuk dilakukan dan kurang khas
- sel darah

Menghancurkan trombosit kelinci


jika hendak dipakai sebagai petunjuk virulensi. -
Bersifat sitotoksik terhadap biakan jaringan
Lisosim dibuat oleh sebagian besar jenis ko- -
mamalia
agulasa positif dan penting untuk menentu-
kan patogenitas kuman. Penisilinasa dibuat Semua sifat tersebut di atas dapat dinetralkan

oleh beberapa jenis Stafilokokus, terutama oleh IgG, tetapi tidak oleh IgA atau IgM. Semua
dari grup I dan III. efek tersebut di atas terjadi karena pelepasan
anion dengan fosfolipid yang terdapat dalam
h. Katalasa membran sel kuman. Setelah diolah dengan for-
Enzim ini dibuat oleh Sta{ilokokus dan Mikro- malin toksin ini dapat dipakai sebagai toksoid.
kokus, sedangkan Pneumokokus dan Strepto- Kemampuan untuk membuat toksin ini
kokus tidak. Adanyaenzim ini dapat diketa- dapat dipindahkan dengan bakteriofaga L2043,
hui jika pada koloni Stafilokokus berumur namun jenis yang menerimanya tidak selalu
24 jam dituangi FI:C, tulo dan timbul gelem- menghasilkan toksin yang sama kuatnya seperti
bung-gelembung udara. yang dhasilkan oleh jenis asalnya.

b. Beta hemolisin
EKSOTOKSIN
Toksin ini terutama dihasilkan oleh jenis
Terdiri dari: yang berasal dari hewan. Dapat menyebab-
a. Alfa hemolisin d. Leukosodin kan terjadinya h,:,t-cald. l;.r'sii pada sel darah
b. Beta hemolisin e. Sitotoksin merah domba dan sapi. Dalam hal ini lisis
c. Delta hemolisin f. Toksin Eksfoliatif baru terjadi setelah pengeraman I jam pada
130 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

suhu 3ZoC dan 18 jam pada suhu 10oC. Tok- nik yang bersifat herediter sering ditemu-
sin ini dapat dibuat toksoid. kan sebagai penyebabnya kuman Stafilo-
kokus dan pada penyakit ini sel darah
Delta hemolisin
putih dapat melakukan fagositosis tetapi
Toksin ini dapat melisiskan sel darah merah
tidak dapat menghancurkan kumannya.
manusia dan kelinci, tetapi efeknya terhadap
sel darah merah domba kurang. Jika toksin f . Toksin eksfoliatif
pekat disuntikkan pada kelinci secara intra Toksin ini dihasilkan oleh Stafilokokus grup
maka akan terjadi kerusakan ginjal
ver-ra, II dan merupakan suatu protein ekstraseluler
yang akut berakibat fatal. yang tahan panas tetapi tidak tahan asam.
d. Leukosidin Toksin ini dianggap sebagai penyebab Sta-
Toksin ini dapat merusak sel darah putih plrylococcal Scalded Skin Syndrone (SSS), yang

beberapa macam binatang dan ada tiga tipe antara lain meliputi dermatitis eksfoliativa pada

yang berbeda: neonatus (Ritter's disease), impetigo bulosa,


Alfa hemolisin Stapbylococcal scarlatinifurm rash dan toksin
- epidermal nekrolisis pada orang dewasa.
Yang identik dengan Delta hemolisin, ber-
-
sifat termostabil dan menyebabkan peru-
BAKTERIOSIN
bahan morfologik sel darah putih dari se-
Toksin ini dihasilkan oleh Stafilokokus grup II
mua tipe kecuali yang berasal dari domba.
dan merupakan suatu protein ekstraseluler y^ng
Yang terdapat pada4}-5Qo/ojenis Stafiloko-
- dapat membunuh kuman positif Gram, yaitu
kus dan hanya mensaksel darahputih manu-
dengan cara menghambat sintesis protein dan
sia dan kelinci tanpa aktivitas hemolitik.
DNA tanpa menyebabkan lisis sel kuman.
e. Sitotoksin
Toksin ini mempengaruhi arah gerak sel
ENTEROTOKSIN

darah putih dan bersifat termostabil. Toksin Toksin ini dibuat jika kuman ditanam dalam
ini dibuat dalam suasana di mana: perbenihan semisolid dengan konsentrasi COz
30olo. Toksin ini terdiri dan protein yang bersifat:
- Kompleks antigen zat ^nti menghasilkan
suatu kompleks trimolekuler dari kom-
-Nonhemolitik
plemen yang terdiri dari C'5, C'6 danC'7 Nondermonekrotik
-
Streptokinase mengubah plasminogen men- - Nonparalitik
-
jadi plasmin yang kemudian bereaksi de- Termostabil, dalam air mendidih tahan
- se-
ngan C'3 sehingga menjadi C'3 yang aktif. lama 30 menit
Pada penyakit granulomatosa septik kro- Tahan terhadap pepsin dan tripsin
-
Kokus Positif.Gram 131

Toksin ini penyebab keracunan makanan, mal pada kulit manusia, saluran pernapasan dan
terutama yang terdiri dari hidrat arang dan pro- saluran pencernaan makanan. Pada 6,6o/o dart
tein. Masa tunas antara 2-6iamdengan gejalayang bayiyangberumur t hari telah dapat ditemukan
timbul secara mendadak, yaitu mual' muntah- Stafilokokus di hidungnya, 50o/o pada umur 2
muntah dan diare. Kadang-kad ang dapat rerjadi hari, 62o/o pada umur 3 hari dan 88,8olo pada

kolaps sehingga dikira kolera. umur 4-8 hari. Kuman ini juga dapat ditemukan
Penyembuhan biasanya terjadi setelah 24-48 di udara dln lingkungan di sekitar kita. Pato-
jam dan jarangberakibat fatal. Efek muntah ter- genitasnya merupakan efek gabungan dari ber-
jadi karena toksin merangsang pusat muntah di bagai macam metabolit yang dihasilkannya.
susunan saraf pusat. Salmonella dan Clostridium Kuman yang patoge n (5. aureus)bersifat invasif,
dapat menimbulkan keracunan makanan dengan penyebab hemolisis, membentuk koagulasa,
gejalayang serupa. mencairkan gelatin, membentuk pigmen kuning
Belum ditemukan suatu cara yang mudah yang emas dan meragi manitol. Yang tidak patogen (S.

dapat menyatakan bahwa suatu perbenihan kuman E idermidis) tidak bersifat invasif, nonhemolitik,
Stafilokokus mengandung enterotoksin, yang jelas berwarna putih, tidak membentuk koagulasa dan
ada hubung an antarapembentukan enterotoksin tidak meragi manitol. Selain itu kuman Stafilo-
dan koagulas a. Staplrylococcus aureus yang memben- kokus dapat pula menyebabkan terjadinya sisti-
tuk enterotoksin adalah koagulasa positif, tetapi tis dan pielitis, bahkan dapat pula menyebabkan
tidak semua jenis koagulasa positif dapat memben- terSadinya septikemia, endokarditis, meningitis,
tuk enterotoksin. Jika dari setiap gram makanan puerpuralis, trombosis sinus
abses serebri, sepsis

yang tersangka dapat ditemukan ratusan, ribuan kavernosus dan orbitalis, osteomielitis dan pneu-
kuman Stafilokokus atau lebih, maka hal ini dapat monia. Pada umumnya penyakit-penyakit ter-
merupakan suatu bukti dari dugaan bahwa sebut disebabkan oleh Stafilokokus koagulasa
makanan tersebut memang menyebabkan kera- positif, tetapi Hermansson dkk, melaporkan
cunan makanan. Namun perlu diingat bahwa bahwa 3 o/o dari kasus infeksi traktus urinarius
enterotoksin bersifat termostabil, sehingga jika padaanak-anak dapat pula disebabkan oleh Stafi-
makanan yang tersangka telah dipanaskan mung- lokokus koagulasa negatif.
kin tidak dapat ditemukan kuman lagi, meskipun
PATOLOGI
di dalamnya terkandung jumlah besar enterotoksin.
Furunkel atau abses setemPat lainnya merupa-
PATOGENESIS DAN INFEKSI kan suatu contoh lesi oleh Stafilokokus. Kuman
STAFILOKOKUS berkembang biak dalam folikel rambut dan me-
Kuman Stafilokokus terutama Staphylococcus nyeb abkan terj adiny a nekrosis jaringan setem-
epidermidis, merupakan sebagian dari flora nor- pat. Kemudian terjadi koagulasi fibrin di sekitar
132 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

lesi dan pembuluh getah bening, sehingga ter- litis oleh kuman Stafilokokus yang biasanya
bentuk dinding yang membatasi proses nekrosis. bersifat fatal.
Selanjutnya disusul dengan serbukan sel radang,
PEM ERI KSAAN LABORATORI UM
di pusat lesi akan terjadi pencairan jaringan ne-
krotik, cair an abses ini akan menca r t j alan keluar L Bahan pemeriksaan:
di tempat yang paling kurang tahanannya. Bahan untuk pemeriksaan dapat diperoleh
Pengeluaran cairan abses diikuti dengan pem- dengan carasruabbing atau langsung dari darah,

bentukan jaringan granulasi. pus, sputum atau likuor serebrospinalis.


Peradangan setempat merupakan sifat khas
2. Pemeriksaan langsung:
dari infeksi Stafilokokus. Dari fokus ini kuman
Biasanya kuman dapat terlihat jelas, terurama
akan menyebar kelainan bagian tubuh lewat jika bahan pemeriksaan berasal dari pus
pembuluh getah bening dan pembuluh darah,
sputum. Dari sediaan langsung kita tidak
sehingga peradangan dari vena dan trombosis
dapat membedakan apakah yang kita lihat
pun menrpakan hal yang biasa.
tersebut S t'#; it t- i o + t' c it s d u re i,! s atau i a Db"^r ! a -
r: .C

Yang khas pada osteomielitis, fokus primer eltidernidii. Pada sediaan langsung
ct)c(-Lts
dari kuman terdapat pada pembuluh darah bagi-
dari nanah, kuman terlihat tersusun ter-
an terminal dalam metafisis tulang panjang, ke-
sendiri, berpasangan, bergerombol dan bah-
mudian terjadi nekrosis dari tulang dan pera-
kan dapat tersusun seperri rantaipendek.
dangan yang kronis.
3. Ferber:ihan:
GAMBARAN KLINIK Bahan yang ditanam pada lempen gagar darah
Klinis ditemukan anda-tanda peradangan se- akan menghasilkan koloni yang khas setelah
tempat yang menyembuh serelah pus dikeluar- pengeraman selama 18 jam pada suhu 37"C,
kan. Dinding fibrin di sekitar abses dapat men- tetapi hemolisis dan pembentukan pigmen
ini rusak,
cegah penyebaran kuman. Jika dinding baru terlihat setelah beberapa hari dibiarkan
kuman dapat menyebar sehinggaterjadi bakte- pada suhu kamar. Jika bahan pemeriksaan
remia. Lokalisasi sekunder dalam suatu organ mengandung bermacam-macam kuman, dapat
dapat menimbulkan tanda-tanda disfungsi dari dipakai suatu perbenihan yang mengandung
organyang bersangkutan dan tanda-tanda pera- NaCl 10olo. Pada umumnya Stafilokokus yang
dangan. berasal dari manusia tidak parogen terhadap
Pada keracunan makanan karena enrero- hewan. Pada suatu perbenihan yang mengan-
toksin, tidak ada gejala demam. Pada penekanan dung telurit, Stafilokokus koagulasa positif
flora normal dari kolon karena pemakaian anti- membentuk koloni yang berwarna hitam
biotik, dapat menyebabkan teriadtny aenteroko- karena dapat mereduksi telurit.
Kokus Positif Gram 133

4. Tes kcagulasa: klindamisin. Pada infeksi oleh suatu jenis yang


Ada dua carayaitu g'avx siitit test dar- gala tttbe tahan terhadap metisilin , dapat diberikan vanko-
test. pada sliie test yang dicari i7l2l1 br:und misin; rifampisin arau Jiisidic acid.juga dapat
c o a gu, Ia e 21a,s c l rn p in g f a ct or. Q,ap ini tidak
s u
diberikan, asal dalam bentuk kombinasi dengan
dianjurkan untuk pemeriksaan rutin, karena antibiotika lainnya. Kalau diberikan tersendiri
banyak faktor yang d^par mempengaruhi- cepat terjadi resistensi. Jenis yang resisten meti-
nya' antara lain diperlukan plasma manusia silin, biasanya jlqa resisten terhadap oksasilin,
yang masih segar. Pemakaiannya terutama kloksasilin dan cefalosporin.
untuk pemeriksaan Stafilokokus dalam jum- Yang penting pada pemberian antibiotika,
lah yang besar, misalnya untuk screi:nin7 t€'<i. juga harus disertai tindakan bedah, baik berupa
p.all tube test yang dicari ialah adanyakoa- pengeringan abses ataupun nekroromi. Pada sep-
gulasa bebas dan cukup dipergunakan plasma tikemia, selain antibiotika yang diberikan dalam
kelinci. Hasilnya positif kuat jika tabung tes jangka panjang, dapat pula diberikan antitoksin
dibalik, gumpalan plasma tidak terlepas dan Stafilokokus.
tetap melekar pada dinding tabung.
AUTOVAKSIN
5. Ilenentuan tipe bakterio{aga fiisotcpi):
Cara ini penting untuk menentukan tipe Sta- Pada furunkulosis atau infeksi Stafilokokus
filokokus yang diasingkan dari lingkungan yang kronis, dapat dicoba diberikan autovaksin.
rumah sakit. Perlu diketahui bahwa 70-8QYo Tentang tujuan pemberian autovaksin ada dua
flora Stafilokokus di rumah sakit tahan ter- pendapat, yaitu untuk imunisasi dan untuk
hadap penisilin. Selain itu dengan lisotopi desensitisasi. Dalam haI yang terakhir orang
dapat pula ditentukan apakah suatu jenis ber- berpendapat bahwa infeksi Stafilokokus yang
asal dari hewan atau dari manusia. sering kambuh, terjadi sebagai akibat alergi yang
berlebihan terhadap berbagai macam produk
PENGOBATAN
kuman.
Untuk kasus ringan di luar rumah sakit dapat
diberikan penisilin G. Pada infeksi yang berat PRODUK BIOLOGiK
atau jtka diduga tahan (resisten) terhadap peni- Belum ada serum anti bakteri yang efektif yang
silin, dapat diberikan metisilin atau derivat peni- pernah dibuat. Antitoksin menetralkan toksin
silin lain yang resisten penisilinase. Jika hasil tes tetapi tidak mempengaruhi organismenya, se-
telah ada, sebaiknya diberikan obat yang sesuai dangkan antibiotik menghambat arau membu-
dengan hasil tes kepekaan tersebut. Pada pende- nuh kumannya tetapi tidak dapat menetralkan
rrtayang alergi terhadap penisilin, dapat diberi- toksinnya. Pembuatan antitoksin tidak dilaku-
kan sefalosporin, eritromisin, linkomisin atau kan lagi setelah ditemukannya anribiorika tetapi
134 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

sebenarnya antitoksin diperlukan dalam keada- nya mengandung Stafilokokus yang resisten ter-
an toksemia. hadap penisilin.
Vaksin atau autovaksin antara lain dibuat dari Seorang nasal catyier dengan Stafilokokus yang
kuman yang dimatikan dengan formalin atau sensitif penisilin ternyatatahan terhadap Stafilo-
dengan pemanasan 6OoC selama 1-2 jam. Tok- kokus yang resisten penisilin. Keadaan ini terjadi
soid dibuat dari filtrat yang toksik dari kuman sampai kuman asal hilang karena pengobatan
dicampur dengan formalin. dengan penisilin. Setelah ini maka jenis yang
baru yang penisilin resisten dapat dengan mudah
PENCEGAHAN
berkembang biak dalam hidung.
Penyebaran langsung dengan kontak fisik dapat Berdasarkan pengalaman ini dicari jenis Stafi-
dicegah dengan kebersihan kulit, mencegah pen- lokokus penisilin sensitif yang mudah berkem-
cemaran kuman pada lukaluka dan lecet. Air bang biak, misalnya jenis 502A yang koagulasa
borne infection di dalam kamar operasi dapat positif. Jenis ini selain mudah berkembang biak,
dicegah dengan pemakaian sinar ultraviolet. Cara virulensinya juga rendah. Bila jenis ini ditular-
penyebaran bahan-bahan yang infeksius dari kan pada hidung dan talipusat bayi, diharapkan
nasofaring perlu lebih banyak diperhatikan dari dapat mencegah berkembang biaknya jenis-jenis
air borne infection yang lainnya. Perlu diambil yang virulen yang penisilin resisten. Jenis 502,\
tindakan yang'tep^t terhadap para tenaga kese- dapat menyebar ke orang lain secara spontan;
hatan yang bekerja di rumah sakit dan lainlain jenis ini dapat ditemukan secara serologik dan
bidang yang banyak berhubungan dengan masya- penentuan tipe faga. Pada penyelidikan ternyat^
rakat, yang di dalam hidung dan tenggorokan- jenis ini tidak menyebabkan penyakit.

STAPHYLOCOCCUS EPI DERMIDIS


Kuman ini dapat merupakan penyebab infeksi kulit kemampuannya y^ng variabel dalam pemben-
yang ringan yang disertai pembentukan abses. tukan asam pada peragian karbohidrat dalam
Kuman ini juga disebut sebagai Stapbylocaccws suasana tertentu, kuman ini dapat dibagi lagi
epidermidis/albus. Koloninya berwarna putih atau dalam empat biotip. Misalnya S. epidermidis
kuning dan bersifat anaerob fakultatif. Kuman ini biotip 1 dapat menyebabkan infeksi kulit yang
tidak mempunyai protein A pada dinding selnya. kronis pada manusia. Biotip dua patogen ter-
Bersifat koagulasa negatif, meragi glukosa, dalam hadap babi dan dapat menimbulkan terjadinya
keadaan anaerob tidak meragi manitol. Atas dasar impetigo kontagiosa pada binatang ini.
Kokus Positif Gram 135

S, aurews S. epi.dermidis S. saproplryticus

'Warna koloni kuning-putih pudh Putih


Hemolisis (agar darah) + *
Penumbuhan (anaerob) + + +
Koagulasa +
Peragian glukosa +,' +
Peragian manitol +
Endonuklease termo-resisten
Protein A +
l. P
i\ovoDrosrn S S

Asam teikhoat

-Ribitol-N-asetilglukosamin
-Gliserol-glukosa
-Gliserol-N-asetilglukosamin

STREPTOKOKUS

FAMILI : Streptococcaceae rryayangbetul-betul kebal. Kuman ini dapat me-


GENUS : Streptococcus nyebabkan penyakit epidemik antara lain scarlet
SPESIES z Streptococcus Wogenes fever, erisipelas, radang tenggorokan, febris puer-
StrEtococc ws pn e um onide puralis, rbeumatic feaer, dan bermacam-macam
penyakit lainnya. Pasteur dan Koch menemu-
Manusia termasuk salah satu makhluk yang kannya dalam nanah pada luka yang terkena
paling rentan terhadap infeksi Streptokokus infeksi. Biakan murni baru dapat dibuat pada
dantidakadaalattubuhatau jarlngandalamtubuh- tahun 1883.

STREPTOCOCGUS PYOGENES
(STREPTOCOGGUS BETA HEMOLYTICUS GRUP AI

Morfologi dan identifikasi agak memanjangpada arah sumbu rantai. Strep-


Streptokokus terdiri dari kokus yang berdiameter tokokus patogen jika ditanam dalam perbenihan
0,5-1 pm. Dalam bentuk rantaiyangkhas, kokus cair atau padat yang cocok sering membentuk
136 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

rant^i p^njang yang terdiri dari delapan buah konsentrasi 0,5olo meningkatkan pertumbuhan-
kokus atau lebih. nya tetapi menyebabkan penurunan daya lisis-
Streptokokus yang menimbulkan infeksi pada nya terhadap sel darah merah. Dalam lempeng
manusia adalah positif Gram, tetapi varietas agar darahyang dieram pada37"t- setelah 18-24
tertentu yang diasingkan dari tinja manusia dan jam akan membentuk koloni kecil ke abu-abuan
jaringan binatang adayang negatif Gram. Pada dan agak opalesen, bentuknya bulat, pinggir rata,
perbenihan yangbaru kuman ini positif Gram, pada permukaan media, koloni nampak sebagai
bila perbenihan telah berumur beberapa hari setitik cairan.
dapat berubah menjadi negatif Gram. Tidak Streptokokus membentuk dua macam
membentuk spora, kecuali beberapa strain yang koloni, rrti,icai4 dan glo-rs.l'. Yang dahulu disebut
hidupnya saprofitik. Geraknya negatif. Strain bentuk /1riltt, sebenarnya bentuk mucoid yang
yang virulen membuat selubung yang mengan- telah mengalami dehidrasi. Koloni berbentul?.
dungh),a!tironic acid dan Jyf tyi;e spr:cific pr{)t{t}i. mircoi4i dibentuk oleh kuman yang berselubung
asam hialuronat. Tes katalasa negatif untuk
Sifat pertumbuhan Streptokokus, ini dapat membedakan dengan
IJmumnya Streptokokus bersifat anaerob fakul- Stafilokokus di mana tes katalase positif. Juga
tatif , hany a beberap a j enis yan g b ersifat anaerob Stt':;;tococcus hertai.;iicLr.s grup A sensitif pada
obligat. Pada umumnya tekanan 11, harus diku- cakram basitrasin *r.:: F"::,, sifat ini digunakan
rangi, kecuali untuk enterokokus. Pada perbe- untuk membedakan dengan grup lainnya yang
nihan biasa, pertumbuhannya kurang subur jika resisten terhadap basitrasin.
ke dalamnya tidak ditambahkan darah atau serum. Hanya jenis dari Lancefield grup B dan D
Kuman ini tumbuh baik pada pli 2,.!-,7.i-.. suhu yang koloninya membentuk pigmen berwarna
optimum untuk pertumbuhan -i7oc, pertum- merah bata atau kuning.
buhannya cepat berkurang pada iI*!J. Strepto- Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lem-
coccus hemolyticus meragi glukosa dengan mem- peng agar darah, kuman ini dibagi dalam:
bentuk asam laktat yang dapat menghambat a. hemolisis tipe alfa, membentuk warna ke-
pertumbuh^nnya. Tumbuhnya akan subur bila hijau-hijauan dan hemolisis sebagian ini di
diberi glukosa berlebih dan diberikan bahan yang sekeliling koloninya, bila disimpan dalam
dapat menetralkan asam laktat yang terbentuk. peti es zon y^rLg paling luar akan berubah
Strepta.arcus lr"'rcgenes mudah tumbuh dalam menjadi tidak berwarna.
semua enricbed media. Untuk isolasi primer b. hemolisis tipe beta, membentuk zona bening
harus dipakai media yang mengandung darah di sekeliling koloninya, tidak ada sel darah
lengkap, serum atau transudat misalnya cairan merah yang masih utuh, zona tidak bertam-
asites atau pleura. Penambahan glukosa dalam bah lebar setelah disimpan dalam peti es.
Kakus Positif Gram 137

c. hemolisis tipe gamma, tidak menyebabkan Praktis semua varieras Streptokokus yang
hemolisis. patogen peka terhadap efek bakteriostatik sulfo-
namida, kecuali Streptococcxs faecalis. Resistensi-
Untuk mendapatkan hemolisis yang jelas se-
nya terhadap obat ini terjadi bila obat diberikan
hingga mudah dibeda-bedakan maka diperguna-
dalam dosis yang tidak adekuat. Jenis yang resis-
kan darah kuda atau kelinci dan media tidak
ten ini dapat menyebabkan epidemi. Penisilin
boleh mengandung glukosa. Streptokokus yang
dalam dosis yang relatif rendah sangat efektif
memberikan hemolisis tipe alfa juga disebut
terhadap Streptacoccus hemolyticas tipe beta dari
Streptococcus viridans. Yang memberikan hemo-
Lancefi.eld graup A, tetapi kurang efektif terha-
lisis tipe beta disebut Streptococcus bemolyticas
dap Streptokokus yang termasuk dalam grup B,
dan dari tipe gamma sering disebut sebagai Srrqp-
C, E, F dan G. Banyak jenis perlu dosis yang
to c o c cus anlt emolyt icus.
sangat besar, sedang enterokokus semua resisten.
Streptococcus benzalyticus yang anaerob jauh lebih
Daya tahan kurnan
resisten terhadap penisilin daripada yang aerob.
Dalam sputum, eksudat dan ekskreta binatang, Streptokokus umumnya renran terhadap
kuman ini dapat hidup tems sampai beberapa tetrasiklin dan kloramfenikol. Aktivitas srrepro-
*ittggo. Pada media biasa pada suhu kamar, misin sangat variabel, beberapa jenis terhambat
biasanya mati sesudah 10-14 hari. Kuman dapat
oleh 1 mikrogram dan yang lain memerlukan
tetap hidup tanpa berubah virulensinya sampai 120 mikrogram/ml cairan perbenihan. Basitra-
berbulan-bulan atau bertahun-tahun bila disim- sin agaknya efektif terhadap jenis yang anaerob
pan secara liofil. Beberapa varietas mati setelah dan mikroaerofilik telah resisren terhadap
10 menit pada 55oC, dan praktis semua spesies
penisilin dengan antibiotika lainnya.
mati setelah 30-60 menit pada 60oC. Pasteurisasi
(62"C selama 30 menit) cukup untuk memari- Struktur antigen
kan semua kuman Streptokokus yang patogen
Jika dibandingkan dengan Pneumokokus, Srrep-
dalam air susu. Kuman dalam 15 menit akan
tokokus mempunyai struktur anrigen yang jauh
mati dalam zat kimia pada konsentrasi seperti
lebih kompleks.
berikut ini:
lrrriir;lrtinctur;i .....1/5A Karbciridrat e
i'cnoi . . .I/2AD Zatim terdapat dalam dinding sel dan oleh Lan-
K,res,;i . .1/ ill cefield dipakai sebagai dasar untuk membagi
LigCl, . r/2AA*i/5DC Streptokokus dalam grup-grup spesifik dari A
MerkLrrokr()fiI . ". ... "l5A sampai T. Sifat khas dari karbohidrat C secara
Heksiiresorr,inoi. ..,..1/1ADA serologik ditunjukkan oleh suatu amino sugar.
138 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Kapsul
Asam hialuronat
Dinding sel
Antigen protein
M, T, dan R
Karbohidrat spesifik grup
N-asetilg Iu kosa m in
Ramnosa
Lapisan peptidoglikan
N-a setilg lu kosa m in
Asam N-asetilglukosamin
Oligopeptida
Membran sitoplasma

Gambar 18.2 Struktur antigen Streptokokus Grup A (Dikutip dari


Medical Miuobiology, The C.V. Mosby Company, haLll).

Misalnya pada grup A oleh rhamnose-N-acetyl- dalam grup dari Lancefield, misalnya StrEto-
glwcosamine, grup B oleh rharnnose. glucosam i n e, coccus piridans dan streptokokus anaerob.
grup C oleh rbamnose-N-acetylgalactosamine, grup
D oleh glycerol teichoic acid
yang mengandung Protein M
D-alamine dan glukosa, dan grup F oleh glucop"tt- Protein ini ada hubungannya dengan virulensi
ra n osy I - N-a cety I a ct osa m i ne. kuman Streptokokus grup A, kerjanya meng-
Yang menjadi penyebab penyakit pada hambat fagositosis. Terutama dihasilkan oleh
manusia terutama berasal dari grup A
dan D. kuman dengan koloni tipe mukoid. Pembentuk-
Namun belakangan ditemukan pula bahwa annya berkurang jika kuman telah mengalami
grup-grup lainnya pun dapat menjadi penyebab penanaman berulang-ulang, dan pembenrukan-
penyakit pada manusia. Misalnya grup B dapat nya akan pulih kembali jika kuman disuntikkan
menjadi penyebab sepsis puerpuralis, dan pada pada binatang percobaan berulang kali.
anak-anak dapat menjadi penyebab meningitis, Protein ini dapat ditemukan dalam ekstrak
bakteremia asimtomatik, arrriris seprika, osreo- Streptokokus grup A yang dibuat dengan asam
mielitis, selulitis fasialis, etmoiditis, empiema hidrokhlorida panas. Atas dasar protein ini, Strep.
dan konjungtivitis. tococcus grup A masih dapat dibagi-bagi lagi dalam
Tidak semua Streptokokus mempunyai kar- lebih dari 50 tipe spesifik. Dalam suatu clinical
bohidrat C, sehingga tidak dapat dimasukkan ke trialternyata pemberian vaksin yang dibuat dari
Kokus Positif Gram 139

protein M dapat mencegah infeksi SLreptococclts tetapi telah dicuci dan dimatikan dengan pema-
grup A dalam traktus respiratorius bagian atas. nasan, maka sebagai akibatnya hanya akan ter-
Vaksin ini dibuat dalam bentuk polivalen. jadi reaksi sedikit. Hal ini membuktikan bahwa
antigen somatik dan endotoksin toksisitasnya
Suhstansi T rendah. Sebaliknya jika kuman ditanam dalam
Antigen ini tidak ada hubunganny^ dengan suatu perbenihan yang sesuai, maka akan dihasil-
virulensi kuman. Rusak pada ekstraksi dengan kan metabolit ekstraseluler baik yang bersifat
asam atau dengan pemanasan. Antigen ini diper- toksik maupun nontoksik.
oleh dari kuman dengan menggunakan enzlm
proteolitik. Antigen ini merangsang pemben- Toksin eritogenik
tukan aglutinin. Atas dasar antigen ini Strepto- Toksin ini tahan selama beberapa jam pada suhu
kokus grup A juga di dibagi dalam tipe spesifik. 6OoC, tetapi dalam air mendidih akan rusak
dalam waktu 1, jam. Toksin ini merupakan
Protein R
penyebab terladinya rasb pada Jebris .sc'arlatina.
Antigen R tipe 20 tahan terhadap tripsin, tetapi Kebanyakan jenis grup A dan beberapa jenis
tidak tahan pepsin dan dirusak secara perlahan- grup C dan G dapat membuat toksin ini.
lahan oleh asam dan pemanasan. Antigen R diru-
Kemampuan untuk membuat toksin bersifat
sak oleh enzim proteolitik.
antigenik dan dapat menyebabkan dibentuknya
l\lukleoprotein zat antitoksin di dalam tubuh. Seseorang yang
mengandung zat anti ini di dalam tubuhnya
Ekstraksi Streptokokus dengan basa lemah,
tidak akan menunjukkan rash, namun orang
menghasilkan suatu campuran yang terdiri dari
tersebut tetap rentan terhadap infeksi Streptoko-
protein dan substansi P yang mungkin merupa-
kus.
kan bagian dari badan sel kuman.
Kerentanan terhadap toksin eritrogenik dapat
Bakteriofaga dibuktikan dengan tes dari Dick, yaitu dengan
,{nenyuntikkan 1 STD $kin test doseltoksin yang
Krause dan McCarty berhasil menemukan bak-
teriofaga yang dapat melisiskan tipe 1, 6, \2, 25, terdiri dari 0,1 ml toksin eritrogenik standar
dan Streptococcus bemolyticus grup C human. yang telah diencerkan, secara intradermal pada
Bakteriofaga lainnya berhasil ditemukan pada lengan bawah. Sebagai kontrol dipakai bahan
yang sama, tetapi telah dirusak dengan pemanasan.
Streptokokus grup D.
Jika tidak ada antitoksin di dalam darah, maka
Metabolit bakteri hasilnya positif, yaitu timbul eritema dan edema

Jika pada seekor binatang percobaan disuntik- dengan diameter lebih dari 10 mm setelah 8-24
kan kuman Streptokokus yang masih utuh, jam. Belakangan ini sudah ditinggalkan.
140 Bul'u Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Dengan reaksi Schultz-Charlton dapat dibuk- antigen lemah karena di dalamnya hanya me-
tikan apakah suatu rasb terjadi karena toksin ngandung polipeptida dengan berat molekul
eritrogenik atau bukan. Untuk ituke dalamrash 2.800 dalton. Pembentukannya bertambah jika
disuntikkan antitoksin spesifik, jika teriadi ke dalam perbenihan ditambahkancysteine atau
pemucatan dan kemudian menghilang, berarti senyav/a sulftrrydryl lainnya. Toksin ini menye-
rash terjadi karena toksin eritrogenik. babkan terbentuknya zona bening di sekeliling
koloni kuman yang ditanam pada lempeng agar
Hemolisin darah dalam suasana aerob.
In pitro Streptokokus dapat menyebabkan ter-
jadinya hemolisis pada sel darah merah dalam NADase
berbagai taraf. Jika penghancuran sel darah merah Menurut penyelidikan ternyata ada hubungan
terjadi secara lengkap dengan disertai pelepasan arttara kemampuan kuman untuk membuat
hemoglobin, maka disebut beta hemolisis. Jika NADase (nicotinamide adenine dinucleotidase),
penghancuran sel darah merah tidakterjadi secara DPN-ase (dipbosphopyridine nucleotidase) dan
lengkap dengan disertai pembentukan pigmen leukotoksisitas dari kuman yang bersangkutan.
hijau, maka disebut alfa hemolisis. Gamma hemo- Enzim ini terutama dibuat oleh Streptokokus
lisis kadang-kadang dipakai untuk menunjukkan grup A, C dan G.
kuman yang non-hemolitik. Streptococcus Srup A
beta-hemolyticus membentuk 2 macam hemo- Streptokinase
lisin, yaitu streptolisin-O dan Streptolisin-S. Enzim ini juga disebut fibrinolisis, kerjanya
Streptolisin-O adalah suatu toksin yang terdiri mengubah plasminogen dalam senrm menjadi
dari protein dengan berat molekul 60.000 dalton. plasmin, yaitu suatu enzim proteolitik yang
Aktif dalam suasana anaerob yaitu melisiskan sel menghancurkan fibrin dan protein lainnya.
darah merah. Jika pada seekor kelinci disuntik- Streptokinase dibuat oleh Streptokokus Brup A,
kan toksin yang telah dimurnikan dalam dosis C dan G. Terutama grup C yang membuat
kecil, maka akan nampak kelainan pada elektro- enzim tersebut paling banyak, dan hal ini
kardiogram sesaat sebelum binatangtersebut mati. dimanfaatkan untuk pembuatan Streptokinase
Toksin ini menyebabkan dibentuknya zat anti yang dipergunakan dalam pengobatan yaitu
streptolisin-O (ASO) dalam darah,jika titer ASO untuk menghancurkan barrier fibrin dan
diatas L66,makadapatberartibahwabaruterjadi perlengketan yang baru terbentuk. Sebaliknya
infeksi Streptokokus atau infeksi Streptokokus yang infeksi Streptokokus dalam epidermis ataupun
telah lama de ngankadar zat antryangtetap tinggi. subkutan mudah sekali meluas, karena enzim ini
Streptolisin-S adalah suatu toksin yang mem- menghancurkan fibrin yang mencoba meng-
punyai berat molekul 20.000 dalton, bersifat hambat penyebaran kuman.
Kokus Positif Gram 141

Streptodornase kanji, glikogen dan maltose. Enztm ini menun-


jukkan sifat suatu alfa-amilase.
Enzim ini juga disebut deohsiribonuklease dan
kerlanya memecah DNA. Terutama dibuat oleh Esterase
Streptokokus grup A, C dan G. Enzim ini
Enzim ini juga dibuat oleh Streptokokus grup A,
dipergunakan untuk pengobatan empiema dan
terutama bekerja terhadap substrat yang berupa
lain-lain kelainan dimana terkumpul eksudat yang
beta-naptil asetat.
mengandung fibrin ataupun nukleo-protein.
Koloni bentuk L
Hialuronidase Koloni bentuk L atau pleuropneuntonia like colorry
Enzimini memecah asam hialuronat yang meru- dapat timbul secara spontan, tetapi koloni ini
pakan komponen penting dari bahan dasar dapat pula timbul jikalau ke dalam perbenihan
jaringan ikat. Ada beberapa jenis Streptokokus ditambahkan penisilin atau basitrasin. Pembe-
grup A
yang dapat menghasilkan hialuronidase rian novobiosin tidak menyebabkan terbentuk-
dalam cairan perbenihan, jenis ini tidak mem- nya koloni bentuk L. Koloni bentuk L tetap
bentuk selubung. Hialuronidase dibuat oleh menghasilkan protein M, hemolisin, deoksiri-
Streptokokus grup B, C dan G. bonuklease dan selubung asam hialuronat.
Hialuronidase membantu dalam penyebaran Koloni bentuk Lyangberasal dari Streptokokus
kuman. Enzim yang telah dimurnikan diper- grup A, dapat ditentukan dengan cara imunofluo-
gunakan dalam pengobatan, yaitu membantu resensi protein spesifik tipe M. Menurut pe-
dalam penyebaran dan penyerapan obat yang nyelidikan ternyata ada hubungan antara titer
disuntikkan ke dalam jaringan tubuh. zat anti terhadap antigen bentuk L dan titer zat
antistreptolisin-O.
Proteinase
Enzim ini diaktifkan oleh senyawa swllbydryl Alergi
pada pH 5,5-6,5. Dalam suasana dimana enzim Pada penyelidikan ternyata 45 o/o daripada pen-
ini dapat dihasilkan dengan baik, justru secara derita dewasa tanpa bukti adanya suatu infeksi
langsung mengakibatkan kerusakan pada protein Streptokokus, memberikan sk in rest positif tipe
M, Streptokinase dan hialuronidase. lambat terhadap kuman Streptokokus yang masih
utuh ataupun fraksi tertentu. Pada penyelidikan
Amilase lebih lanjut terlyataSo/o dari anak-anak dan B0o/o
Beberapa jenis Streptokokus grup A
membuat dari orang dewasa, menunjukkan reaksi tipe
enzim ini dalam perbenihan pepton, tetapi lambat terhadap protein M. Hal ini dapat dipa-
pembuatannya akan lebih banyak jika ke dalam kai sebagai dasar dugaan bahwa alergi terhadap
perbenihan ditambahkan plasma manusia, tePung kuman Streptokokus ataupun produknya, mem-
142 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

punyai peranan penting dalam demam ;'htu;na Pada penyakit ini dapat terjadi baktere-
glomerulonefritis. mia yang menyebabkan infeksi metastatik di
lain organ. Dengan pemakaian antibiotika
Patogenesis dan gambaran klinik monalitasnya dapat ditekan, tetapi pada bayi,
Infeksi Streptokokus timbulnya dapat dipenga-
orangtua yang debil dan pada penderita yang
ruhi oleh bermacam-macam faktor, antara lain mendapat pengobatan dengan kortikoste-
sifat biologik kuman, cara bost memberikan roid, penyakit ini dapat berkembang demi-
respons, dan port d'entre kuman. Penyakit yang
kian cepat sehingga berakibat fatal.
ditimbulkan oleh kuman Streptokokus dapat Penyakit ini cenderung untuk kambuh di
dibagi dalam beberapa kategori, sebagai berikut:
tempat yang sama, sehingga terjadi sumbatan
A. Penyakit vang fer^jadi karena invasi Stt"rp* pada saluran getah bening yang bersifat
tiltztcus hetu hemolyfir:rs grup A menahun. Kulit setempat tumbuh secara
Port d' entree sangat mempengaruhi gam- tidak teratur, sehingga terjadi elel,hartL L,rsLs
baran klinik. Pada setiap kasus dapat terjadi ut)sir,.is 'i'(i'1']tL()511. Jika lokasinya di bibir
selulitis yang cepat meluas secara difus ke dapat terladi ttt..rt'i ct:!:e i/i,r, suatu pembeng-
jaringan sekitarnya dan saluran getah bening, kakan bibir yang bersifat persisten.
tetapi peradangan setem patfly a sendiri hany a puerpuralis
Sepsis
terjadisecara ringan. Dari saluran getah bening Kuman Streptokokus masuk ke dalam
infeksi cepat meluas ke dalam p eredaran darah, uterus sehabis persalinan. Septikemia terjadi
sehingga terjadi bakteremia. karena luka yang terkena infeksi, yaitu
berupa endometritis.
Erisipelas
Sepsis
Jrka port d' entree-nya kulit atau selaput len-
Sepsis terjadi karena luka bekas operasi atau
dir dapat terjadi erisipelas, suatu selulitis
karena trauma, terkena infeksi oleh kuman
superfisialis dengan batas lesi yangtegas, ede-
Streptokokus. Ada yang menyebut penyakit
rnAtous, berwarna merah terang dan sangat
ini sebagai .itt git-:rti sr:,;r'Ii:I .!r'.-er.
nyeri. Penderita nampak sakit berat dengan
demam tinggi. Pada pemeriksaan ditemukan E" Pen3,akit yang terjadi karena infeksi lokal
Streptokoktts heta hemolitikus grup A
leukositosis, lebih dari I S.Or,rf: ! 3i rlr oqit Titer
ASO meningkat setelah 7-t0 hari. Kuman Radang tenggorok
tidak ditemukan dalam pembuluh darah, Suatu penyakit yang hampir semua orang
melainkan di dalam cairan getah bening dari pernah merasakannya. Disebabkan oleh
pinggir lesi yang sedang meluas, terutama li i'vt"p t o i.: r' l< tt s I : t: t a h r: i no I ii i.fuy 5. P ada bayi dan
dalam jar tngan subkutan. anak kecil timbul sebagai nasofaringitis sub-
Kokus Positif Gram 143

akut dengan sekret serosa dan sedikit demam; infeksi kuman Streptokokus pada traktus
dan infeksinya cenderung untuk meluas ke respiratorius bagian atas biasanya tidak me-
telinga tengah, prosesus mastoideus dan sela- ngenai paru-paru. Pneumonia karena Strep'
put otak. Kelenj ar getah benin g ceroical biasa- lteta henrcitticus btasanya terjadi
!{.\{-oc{'t.ts

nya membesar. Penyakitnya dapat berlangsung setelah infeksi virus, misalnya influenza atau
berminggu-minggu. Pada anak-anak yang morbili.
lebih besar danpadaorang dewasa, penyakit-
nya berlangsung lebih akut dengan nasofari- lmpetigo
ngitis dan tonsilitis yang hebat, selaput len- Pada impetigo lokalisasi infeksi sangat super-
dir htlteremi.s dan membengkak dengan eksu- fisial, dengan pembentulxul v e s ic o p tts t u !a e li
dat yang purulen. Kelenjar getah bening scr bawah stratum korneum. Terutama terdapat
eikal membesar dan nyeri, biasanya disertai pada anak kecil, penyebaran terjadi [,er ccvt'
demam tinggi. Dua puluh persen dari infeksi Linuitalnt'tt. Bagian kulit yang mengelupas
ini tidak menimbulk an gejala (asimtomatik). diliputi 6lsI7 crusfct yang berwarna kuning
Jika kuman dapat membuat toksin eritro- madu. Penyakit ini sangat menular pada
genik, dapat timbul sctrlet .fe'ter rasb. pal2 anak-anak, dan biasanya disebabkan oleh
scar/et Jbver kuman terdapat dalam farrng, Streptokokus dan bermacam-macam Stafilo-
tetapi toksin eritrogenik yang dihasilkannya kokus. Infeksi kuman Streptokokus tipe 49
menyebabkan terjadinya erupsi kemerah- dan 57 pada kulit, sering menyebabkan tim-
merahan yang difus. Eritema mulai timbul di bulnya'n ePh rit ts pLtst tty'ef)tococca/is.
leher, meluas ke tubuh, kemudian menyebar
c. Endokarditis bakterialis
ke ekstremitas. Secara histopatologik terli-
hat adany a ekstravasasi leukosit p o I y n o t' 1t l: tt - Endokarditis bakterialis akuta
nuclear dan sel darah merah dari pembuluh Penyakit ini timbul pada bakteremia oleh
darah kecil ke dalam kulit. Zat anti eritro- Streptococcus beta hemolyticus, pneumoko-
genik dapat mencegah rasb, tetapi tidak ber- kus, stafilokokus ataupun coliftrm organisms
pengaruh terhadap infeksi kuman Strepto- negatif Gram. Pada pecandu narkotika, stafi-
kokus. Jika peradangannya hebat, dapat tim- lokokus dan kandida merupakan penyebab
bul abses peritonsiler 217t1 Lurhuig's ttnuint, utama terjadinya endokarditis. Penyakit ini
dengan pembengkakan masif di dasar mulut dapat mengenai katup jantung yang normal
dapat menyumbat pernapasan. Dengan re- ataupun yang telah mengalami deformasi,
aksi Schultz-Charlton dapat dibuktikan apa- dan menyebabkan terjadinya endokarditis
kah suatu rash terjadi karena toksin eritro- bakterialis ulseratif yang akut. Destruksi ka-
genik atau bukan. tup jantung yangterjadisecara cepar ataupun
144 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

ruptura cbordae tendineae, seringkali menye- traktus urinarius. Streptokokus anaerob, nor-
babkan terjadinya kematian dalam waktu mal dapat ditemukan dalam traktus genitalis
beberapa hari atau beberapa minggu. wanita, dalam mulut dan dalam intestinum.
Kuman ini dapat menimbulkan lesi supu-
Endokarditis bakterialis subakuta ratif, baik sendirian ataupun beserta kuman
Penyakit ini terutama mengenai katup jan- anaerob lainnya, biasanya golongan bakte-
tung yang abnormal, lesi rematik, klasifi- roides. Infeksi yang demikian dapat terjadi
kasi ataupun penyakit jantung kongenital. dalam l,tka, e nd o m e t r i t i s p o s tp a r t u m, sehabts
Penyebabnya terutama Streptococcus viridans terj adi ruptura dari suatu'z; iscws abdominalis,
dan Streptococcus faecalis; Stafilokokus kadang- atau pada pe radangan paru-paru yang kronis.
kadang dapat menjadi penyebabnya, tetapi Pus yang timbul biasanya berbau busuk.
pada hakikatnya setiap mikroorganisme ter-
E. Penyakit paska infeksi Streptococcus Beta
masuk fungi, dapat menjadi penyebabnya.
Hemolyticus Grup A
Setelah ekstraksi gigi, paling sedikit pada
30o/o dari penderita terjadi bakteremia oleh Setelah suatu infeksi Streptokokus grup A,
Streptococcus alpba bemolyticus. Kuman ini terutama radang tenggorokan, dapat disusul
merupakan flora normal pada traktus respi suatu masa laten selama 2-3 minggu, setelah
ratorius bagian atas dan penyebab utama mana dapat timbul nefritis atau demam rheuma.

endokarditis subakut. Sedangkan 5-lAo/o dari Adanya masa laten ini menunjukkan bahwa
kasus disebabkan oleh Streptococcus faecalis penyakit yang timbul setelah infeksi Strep-
(enterokokus). Lesinya bersifat progresif, suatu tokokus bukan merupakan akibat langsung
penyembuhan yang sedang terjadi akan dari penyebaran bakteri, melainkan merupa-
disertai suatu peradangan yang aktif. Tim- kan reaksi hipersensitif daripada organ yang
bul suatu vegetasi yang terdiri dari fibrin, terkena terhadap zat anti Streptokokus.
trombosit dan bakteri yang melekat pada
daun katup jantung. Tanpa pengobatan Glomeru lonefritis akut
penyakitnya bersifat fatal. Klinis akan dite- Penyakit ini dapat timbul3 minggu setelah infeksi
mukan adanya demam, anemia, kelemahan, kuman Streptokokus, terutama dari tipe L,4, L2,
bising jantung yang abnormal, kelainan 18,25,49 dan 57. Jenis tertentu memang bersifat
ginjal, pembesaran limpa dan emboli. nefritogenik. Pada 23o/o dari anak-anak yangter-
kena infeksi kulit oleh Streptokokus ripe 49 ter-
D. Infeksi lainnya kena nefritis dan hematuria. Tetapi pada infeksi
Berbagai macam Streptokokus terutama kuman Streptokokus secara random, incidence
enterokokus, merupakan penyebab infeksi untuk terjadinya nefritis kurang darrO,5o/o.
Kobus Positif Gram 145

Pada penyakit ini teriadi kompleks antigen A. Kriteria mayor:


zat anti pada selaput basal dari glomerulus. 1. Karditis
Antigen yang terpenting kemungkinan terdapat 2. Khorea Sydenham
dalam selaput protoplas dari Streptokokus. Klinis 3. Nodulus subkutan
ditemukan adanya demam ringan, malaise, sakrt 4. Eritema marginatum
kepala, anoreksia, edema ringan tetapi meliputi 5. Poliartritis migrans
seluruh tubuh, hipertensi ringan dan.perdarahan
B. Kriteria minor:
retina. Pada pemeriksaan urin akan ditemukan
L. Demam
gross hematuria, protern, silinder yangterdiri dari

sel darah merah, hialin dan granula, dan ditemu-


2. Pohartralgia
3. Perpanjangan P-R interval pada EKG
kan juga adanya sel darah putih dan sei epitel.
4. Meningkarnyalqr endap darah dan
Fada pemeriksaan darah, titer ASO meningkat
C-reactiae protein
dan ada retensi nitrogen. Beberapa penderita dapat
5. Bukti adanya infeksi Streptococcus beta
meninggal aau dapat timbul glomerulonefritis
bemolyticus sebelumnya.
kronik dengan payah grryal, tetapi sebagian besar
6. Riwayat adanya demam rhewma atau lesi
dari penderita sembuh sepenuhnya.
katup rematik
Jantung rheuma Diagnosis jantung rlteuma hampir pasti jika
Demam rheuma rbeurnd.tic ferser merupakan ditemukan dua kriteria mayor atau lebih. Pada
^tav
seqwelae infeksi Streptococcus hemolyticus yang penyakit ini terdapat penebalan dan deformitas
paling serius, sebab dapat mengakibatkan keru- katup jantung, dan pembentukan badan-badan
sakan pada otot dan katup jantung. Patogenesis Aschoff dalam miokardium, yang berupa granu-
demam rheuma belum jelas tetapi ada yang me- loma perivaskuler yang kecil-kecil yang selanjut-
nyatakan bahwa StrEtococcus grup A mempunyai nya akan diganti oleh jaringan parut.
struktur glikoprotein yang sama dengan otot dan Jantung rheuma mempunyai kecenderungan
katup jantung manusia. Timbulnya de mam rheuma untuk menjadi aktif kembali dengan adanya in-
biasanya didahului oleh infeksi Streptokokus feksi Streptokokus, sedangkan pada nefritis
grup A 2-3 minggu sebelumnya. infeksinya tidak terdapat sifat seperti ini. Pada serangan
mungkin hanyaringan tanpa memberikan geiala. pertama dari jantung rbeuma hanya menim-
Infeksi Streptokokus yang tidak mendapat bulkan sedikit kerusakan pada jantung, tetapi
pengobatan, pada 0,3-3o/o dari penderita dapat kerusakan terus bertambah pada serangan-
menyebabkan timbuinya demam rhewma. Krt- serangan berikutnya. Jadi yang terpenting ialah
teria untuk menegakkan diagnosis jantung mencegah terjadinya infeksi Streptococcus beta
rheumadari Jones yang telah dimodifikasi ialah: hemolyticus grup A pada penderita yang
146 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

bersangkutan, yaitu dengan memberikan peni- Perbenihan


silin sebagai profilaksis satu bulan satu kali. Jika Bahan pemeriksaan ditanam pada lempengagar
sampai terjadi infeksi oleh kuman tersebut di darah; jika diduga kumannya bersifat anaerob
atas, harus diberikan penisilin dalam dosis juga ditanam dalam perbenihan tioglikolat. Pada
eradikasi. Jika penderita tidak tahan penisilin lempeng agar darah Streptococcus hemolyticus
dapat diberikan eritromisin" Pengobatan pro- grup A akan tumbuh dalam beberapa jam atau
filaktik diberikan terus sampai umur 25 tahun hari. Di dalam perbenihan dari bahan darah
atau bahkan seumur hidup. kuman Streptococcus oiridans dan mterococcus
tumbuhnya dapat sangat lambat, jika diduga ada
Pemeriksaan laboratorium endokarditis perbenihan dibiarkan dieram selama
I-2mnggJbaru dibuang. Kadar t-.*:: dapat
Bahan pemeriksaan ".:"'i'
mempercepat terjadtnya hemolisis. Cakram basi-
Bahan untuk pemeriksaan dapat diperoleh de- trasin yang mengandung 0,2 unit menghambat
figan car^ sraabbing dari hidung atau tenggo- pertumbuhan Streptococcus grup A.
rokan, atau langsung dari darah, pus, sputum,
likuor serebrospinalis, eksudat dan urin. lmunitas
Daya tahan terhadap infeksi Streptokokus ber-
Pemeriksaan langsung sifat tipe spesifik, artinya tahan terhadap infeksi
Pemeriksaan langsung dari sputum seringkali kuman dari tipe yang sama tetapi rentan ter-
hanya menemukan kokus tunggal atau berpa- hadap tipe yang lain.Dayarahan ini ada hubung-
sangan, jarang ditemukan dalam bentuk rantai. annya dengan zat anti protein M.
Jika pada pemeriksaan langsung terlihat adanya Kekebalan terhadap toksin eritrogenik ber-
Streptokokus tetapi tidak tumbuh dalam suatu dasarkan adanya antitoksin di dalam darah.
perbenihan, harus dipikirkan kemungkinan Antitoksin ini mencegah rerjadinya rasb pada
kumannya bersifat anaerob. Pemeriksaan lang- scarletfezter. ASO timbul setelah terjadi infeksi,
sung dari usap tenggorokan kurang begitu ber- tetapi tidak memberikan kekebalan pada infeksi
nilai, karena normal selalu ditemrtkan adanya berikutnya. Titer ASO yang tinggi menunjuk-
.i li t::) : t: i i i: :'i,j't' : t i,i r : :: di tempat ini,
{-: } : !. kan adanya infeksi atau adanya infeksi yang ber-
Sediaan yang dibuat dari perbenihan kaldu ulang-ulang, dan biasanya sering ditemukan pada
yang berumur 2-3 jam dapat diberi pewarnaan penderita rematik.
khusus untuk pemeriksaan imunofluoresensi.
Dengan caraini dapat ditentukan adanya Strep- Pengobatan
tokokus grup A secara cepat baik pada penderita Antibiotika telah mengubah prognosis semua
ataupun padakarier. jenis infeksi Streptokokus secara radikal.
Kokus Positif Gram 147

Pengobatan yang dini dan teratur dengan antibio- tus urinarius, dimana sering menyebabkan ter-
tika pada umumnya memberikan penyembuhan. jadinya bakteremia temporer, pemberian obat-

, Semua Streptococcws beta hemolyticus grup A obat antibiotika sangat diperlukan untuk men-
sensitif terhadap penisilin G. Ada beberapa yang cegah atau untuk pengobatan dini terhadap in-
resisten terhadap tetrasiklin. Pada endokarditis feksi StrEtococcus beta bemolyticus gr:up A pada
bakterialis, tes sensitivitas kuman terhadap ber- penderita yang diketahui mempunyai kelainan
bagai macam antibiotika sangat diperlukan, karena katup jantung.
hasilnya penting untuk menentukan pengobatan Sumber infeksi kuman Streptokokus dapat
yang optimum. Aminoglikosida sering dapat mem- berasal dari penderrta atau dari karier. Penu-
pertinggi daya kerja penisilin terhadap kuman laran terjadi secara droplet dari traktus respira-
Streptokokus, terutama enterokokus. Obat-obat torius ataudankulit. Susu sapi yang mengandung
antibiotika tidak berpengaruh terhadap glome- StrEt o c o c cus b e mo ly ticu.s dapat menj adi penyebab

rulonefritis dan demam rbeuma yang telah ter- epidemi. Dalam hal ini penentuan grup dan tipe
jadi. Namun pada infeksi Streptokokus yang akut, kuman Streptokokus penting untuk mencari
harus diusahakan untuk membasmi bersih kuman jejak dan sumber penularannya.
Streptokokus dari tubuh penderita, y angberarti
Cara kontrol yang terpenting ialah:
mencegah terbentuknya antigen yang dapat me-
nyebabkan timbulnya penyakit-penyakit sete- t. Pada penderita dengan infeksi Streptokokus

lah infeksi Streptokokus. Obat-obat antibiotika grup A pada traklus respiratorius ataupun
juga bermanfaat untuk mencegah atau untuk kulitnya harus diberikan pengobatan anti-
mengobati penderita rbeuma terhadap reinfeksi biotika secara intensif.
oleh Streptococcus beta bemolyticus gtup L. 2. Pada penderita yang pernah mendapat se-
rangan demam rheumaharus diberikan anti-
Epidemiologi, pencegahan dan kontrol biotika dalam dosis profilaksis. Pada pen-
Sejumlah kuman Streptokokus, misalnya Snep' derita glomerulonefritis tidak diberikan pro-
tococcus viridans dan enterokokus, merupakan filaksis, karena jumlah kuman Streptokokus
sebagian dari flora normal pada tubuh manusia. tipe nefritogenik tidak banyak.
Kuman-kuman ini hanya akan menimbulkan 3. Eradikasi Streptokokus grup A dari karier.
penyakit jika terdapat di luar temPat-tempat di 4. Untuk mencegah penyebaran kuman Strep-
mana mereka biasanya berada, misalnya pada tokokus, dapat dilakukan dengan cara men-
katup jantung. Untuk mencegah kemungkinan cegah pengotoran oleh debu, ventilasi yang
terjadinya hal itu, terutama pada waktu mela- baik, saringan udara, sinar ultraviolet, dan
kukan tindakan'tindakan operatif pada traktus pemakaian aerosol. Susu sapi harus selalu di
respiratorius, traktus gastrointestinalis dan trak- pasteurisasikan.
I48 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

STREPTOCOCGUS PNEUMONIAE
(PNEUMOKOKUS)

Diplokokus positif Gram yang berbentuk lanset Sifat-sifat perbenihan


ini ditemukan dalam saliva manusia oleh Stern- Untuk pertumbuhan terbaik perlu media dengan
berg dan Pasteur pada tahun 1881 di tempat yang i:i i . .i, .,:'.i',1 Kuman ini tumbuh aerob dan fakul-
terpisah. Meskipun kedua orang tersebut masing- tatif anaerob. Jarang terlihat tumbuh pada suhu
masing berhasil membuat septikemia dengan di bawah ,.'-i':, dan di atas ,:, '.... Suhu pertum-
jalan menyuntikkan kuman ini pada kelinci, buhan optimum r,:,:,'1''''- Glukosa dan gliserin
namun mereka tidak menghubungkannya dengan meningkatkan multiplication rate-nyd, tetapi
penyakit pneumonia, mungkin karena tidak tahu bertambahnya pembentukan asam laktat selain
bahwa orang sehat dapat menjadi karier kokus rnenghambat dapat pula membunuhnya, kecuali
virulen. Baru pada tahun 1886 diketahui bahwa bila ke dalam perbenihan ditambah kalsium kar-
kuman ini dapat menyebabkan pneumonia loba- bonat 1% untuk menetralkannya.
ris, oleh Frunkel dan \Teichselbaum di tempat Dalam lempeng agar darah sesudah penge-
yang terpisah pula. raman selama 48 jam akan terbentuk koloni
Kuman ini biasa hidup normal dalam traktus yang bulat kecil dan dikelilingi zona kehijau-
respiratorius bagian atas dan dapat menyebab- hgatan identik dengan zonayangdibentuk oleh
kan penyakit pneumonia, sinusitis, otitis, me- strEtococcus airidans. Kuman ini lisis dalam la-
ningitis, dan proses infeksi lainnya. rutan empedu 10o/o (otolisis) atau natrium desok-
sikholat 2o/o dalam waktu 5-10 menit, sifat ini
Morfologi dan identifikasi penting untuk membedakannya dart Streptococ-
Secaramikroskopik nampak sebagai kokus ber- cus airidans.

bentuk lanset, biasanya berpasangan dan berse- Kuman pneumokokus meragi inulin; inulin
lubung. Pneumokokus tipe III berbentuk bulat, positif dapat menegakkan diagnosis, tetapi jika
baik yang berasal dari eksudat maupun dari per- negatif belum tentu bukan pneumokokus.
benihan. Rant aian p anjangte rdapat bila ditanam Kuman ini berbeda dari kokus lainnya, di-
dalam perbenihan yang hanya sedikit'mengan- hambat oleh optokhin. Koloni yang didugapneu-
dung magnesium. Kuman ini positif Gram dan mokokus, ditanam pada pelat agar darah, kemu-
pada perbenihan tua dapat nampak sebagai nega- dian ditempelkan cakram optokhin. Bila ter-
tif Gram, tidak membentuk spora, tidak berge- nyata Pneumokokus maka akan nampak zona
rak (tidak berflagel). Selubung terutama dibuat yang tidak ada pertumbuhan kuman di seke-
oleh jenis yang virulen. liling cakram.
Kokus Positif Gram 149

Untuk memperoleh perbenihan yang murnl tonitis, ulserasi kornea dan meningitis. Dari pneu-
bahan pemeriksaan disuntikkan melalui intra- monia lobaris dapat terjadi komplikasi berupa
peritoneum pada tikus putih. Dengan cara ini septikemia, empiema, endokarditis, perikarditis,
pula, virulensinya dapat diketahui. meningitis dan artritis. Pneumonia sekunder oleh
Pneumokokus setelah infeksi virus (campak,
Daya tahan kuman influenza) lebih jarang terjadi daripada oleh
Kuman Pneumokokus dalam sputum yang kering Streptokokus, dan hal yang sebaliknya dengan
yang tidak terkena sinar matahari secara lang- infeksi Stafilokokus.
sung dapat tahan beberapa bulan. Dalam perbe-
nihan biasa mati setelah beberapa hari, tetapi Mortalitas
dapat dipertahankan dan tetap virulen berbulan- Angka kematian pada pneumonia tergantung pada
bulan bahkan bertahun-tahun bila disimpan ras, seks, umur dan keadaan umum penderita,
dalam keadaan liofil. Kuman ini mati setelah 10 tipe kumannya, luasnya bagian parv-paru yar'g
menit pada 52oC, L jam oleh sinar matahari terkena, ada tidaknya septikemia, ada tidaknya
langsung, I1/z jam oleh sinar matahari yang difus. komplikasi, pemberian terapi spesifik, dan faktor-
Pneumokokus lebih mudah mati dengan fenol, f aktor lainnya. Pada pender ita y artg tidak diobati
, ;,:,.:.,, kalium permanganat dan antiseptikum mortalitasnya .,:;t. ;i r,, namun setelah ditemukan
lainnya daripada Mikrokokus dan Streptokokus. antibiotika turun sampai 5o/o. Hasil yang kurang
Selain itu Pneumokokus rentan terhadap sabun, baik pada infeksi primer oleh Pneumokokus
empedu, natrium oleat, zat warna dan derivat terdapat pada meningitis, terutama pada otitis
kuinin. Pneumokokus dihambat oleh sulfadiazin, media dan meningitis. Sebelum dipakai anti-
tetapi sering terjadi resistensi sesudah beberapa biotika mortalitasnya 99o/o, dengan pemakaian
hari. Kuman ini sangat sensitif terhadap penisilin. antibiotika morcalitasnya turun berkisar autara
7-72o/o, terendah pada anak-anak dan meningkat
Struktur antigen
secara progresif sesudah umur 40 tahun.
Antigen terpenting adalah kapsul polisakarida,
yang menentukan virulensi dan lima jenis tipe Pengobatan
spesifik. Jika kuman dicampur dengan serum
Semua tipe Pneumokokus sensitif terhadap peni
anti spesifik, maka selubung akan membengkak.
silin, penisilin merupaka n drug of ch oice. Y angber -
Reaksi ini disebut , ' ,, ' ' .""-, '; '
bahaya bila terjadi infeksi sekunder oleh Stafilo-
lnfeksinya pada manusia kokus yang resisten terhadap penisilin dan anti-
Yang khas ialah menyebabkan penyakit pneu- biotika lainnya. Pada pneumonia dan septikemia
'-.
monia lobaris. Selain itu dapat pula menimbulkan cukup dengan penisilin dosis '',.,. : : . . .

sinusitis, otitis media, osteomielitis, artritis, peri- satuan setiap hari. Sedang pada meningitis diperlu-
150 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

kan dosis yang lebih tinggi agar dapat mencapai Akhir-akhir ini Pneumokokus sudah resisten
selaput otak. Penisilin diberikan secara intra- terhadap banyak preparat antibiotika, misalnya
vena dengan dosis 1 juta satuan setiap jam sampai tetrasiklin, eritromisin dan linkomisin. Pening-
terlihat adanya perbaikan. Inipun harus disertai katan resistensi terhadap penisilin juga terli
sunrikan penisilin intramuskular setiap 6 jam hat pada Pneumokokus yang diisolasi dari New
dengan dosis 4-5 juta satuan selama 2-3 minggu. Guinea.
Pemberian penisilin intratekal tidak dianjurkan,
karena bila dosisnya terlampau tinggi akan meng-
akibatkan reaksi berupa perdarahan otak.
BATANG POSITIF GRAM
Abdul Rahim, Mathilda Lintong, Suharto,
Suharno Josodiwondo

BACILLACEAE
Golongan kuman Bacillaceae adalah kuman L. infeksi kulit:
positif
batang berspora (endospora) yang bersifat "Malignant pustule" yang dapat berkembang
Gram dan terbagi dalam dua genus yang ter- menjadi toksemia.
kenal: Biasanya terjadi pada peternak atau pekerja
1.. genus Bacillus yang bersifat aerob rumah pemotongan hewan.
2. genus Clostridium yang bersifat anaerob 2. infeksi paru-paru:
r[/ool sorters disease yangterjadi karena inha-
Bacillus
':;- 'i :
lasi spora dari bulu domba. Biasanya penya-
Berarti batang kecil dengan ukuran :
. .,1', :

kit ini fatal.


,, :',,' :.ii':: dan tumbuh secara aerob.
3. infeksi pada usus:
Spesies yang pentin g adalah :
menyebabkan infeksi pada usus halus yang
disertai dengan gangren. Sebabnya adalah
:;,,,,,:'.t.,.
-
.,.,'t,,", karena mak an dagingyang terinfeksi anthrax.
-t:..t, -.i;,;, . 1, r,t.,' 4. infeksi selaput otak setelah bakteremia.
-
Pengobatan adalah dengan penisilin, retrasi-
Bacillus anthracis klin, streptomisin dan kotrimoksasol.
Kuman anthrax banyak ditemukan pada penya-
kit zoonosis, infeksi pada ternak lembu, kam-
Morfologi:
bing, domba dan babi. Kuman dikeluarkan me-
Batang dengan ukuran .: :,: i: .-,:i. i ::.i:i, dapat tersu-
lalui feses, urin dan saliva binatang yang terin- -
feksi dan bertahan hidup di ladang dalam bentuk sun seperti bambu. Spora senrral. Gerak negarif.

spora untuk waktu yanglama sekali. - Pada kultur tampak koloni putih abu-abu,
Pada manusia kuman anthrax dapat menye- tepi seperti rambut, tidak ada hemolisis pada
babkan: agar darah.

151
152 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Virulensi: Spesies yang penting adalah :

Pus atau suspensi kaldu dari kuman yang - Clostridium tetani


disuntikkan intra peritoneal pada marmot C I o stridium p erfringen s
atau mencit akan menimbulkan kematian
-
Clostridium botulinum
dalam 48 jam.
-
Tes Ascoli:
-Clostridiurn dfficile
Ekstrak dari jaringanterinfeksi + serum kebal CI. tetani
akan menyebabkan terladinya reaksi presi- Penyebab penyakit tetanus pada manusia. Ter-
pitasi. dapat banyak di a1am, di tanah, di feses kuda dan
binatang lainnya. Ada banyak tipe yang dapat
Untuk pemeriksaan laboratorium, bahan yang
dibedakan dengan antigen flagel. Semuatipe mem-
diambil adalah pus, cairan luka, darah atau spu-
bentuk toks in y angsama. Toksi n dapat dibuat di
tum. Imunisasi dapat dilakukan dengan suspensi
laboratorium pada perbenihan sintetik yang
kuman yang dilemahkan (42-52"C) atau dengan
sedikit sekali mengandung zatbesi (Fe). Toksin
suspensi spora atau dengan antigen protektif
tetanus adalah protein, termolabii (65'C -5 menit
yang diambil dari filtrat perbenihan.
menjadi inaktif) BM 70.000 dan dapat dicerna
Bacillus subtilis oleh enzim proteolitik lambung. Cl.tetani tidak
Dapat menyebabkan meningitis, endoharditis, bersifat imtasif. Kumannya tetap di luka, apabila
infeksi mata dan lain-lainnva. keadaannya memungkinkan yaitu keadaan
anaerob yang biasanya terjadi karena adanya:
Bacillus cereus
1, jaringan nekrotik
Dapat menyebabkan keracunan makanan oleh 2. adanyag ramkalsium
enterotoksin yang terdapat pada makanan seperri 3. adanya kuman piogenik lainnya maka spora
nasi yang telah dimasak tetapi kemudian diletak- akan jadi bentuk vegerarif dan eksotoksin
kan di tempat yang hangat sehingga terjadi yang dibentuk akan menjalar menuju SSP,
sporulasi dan terbentuklah toksin itu. Dapat melalui jaringanperineural, pembuluh darah
juga menyebabkan pneumonia, bronkopneu- atau pembuluh limfe.
monia dan luka.
Pada SSP toksin mengikat diri pada ganglion
Clostridium di batang otak, dan sumsum tulang belakang.
Clostridium berarti kelosan benang yang kecil. Toksin bekerja secara blokade, dengan dikeluar-
Biasanya berflagel peritrikh, sehingga dapat kannya mediator penghambat sinapsis neuron
bergerak. Spora lonjong atau bulat yang biasa- motorik, Hasilnya add,ah hiperefleksi dan spasme
nya lebih besar di badan kuman sehingga mengem- otot tubuh terhadap rangsangan apa saja. Masa
bung. Tumbuh secara anaerob. inkubasi dari 4-5 hari sampai berminggu-mirggo.
Batang Positif Gram 153

G ejalapenyakit adalah konnrlsi kontraksi tonik Ada lima tipe Cl. perfringens yaitu tipe A, B,
dari otot tubuh. Biasanya kejang otot mulai pada C, D, E. Pada manusia yang menimbulkan
tempat infeksi, kemudian otot mulut (risus sardo- penyakit adalahtipe A dan C. Cl. p erfringens tip e
nicw) sehingga seluruh tubuh yang disebut opis' A menyebabkan gangren gas dan keracunan ma-
totonus. Kesadaran tetap adadan rasa sakit sangat kanan. Pada gangren gas, karbohidrat jaringan
hebat. Kematian biasanya karena gangguan alat- dihancurkan dengan pembentukan gas dan oleh
alat pernapasan. Angka kematian pada tetanus adanya septikernia, akan terjadi hemolisis intra-
yang menyeluruh biasanya kurang lebih 50o/o. vaskuler. Pada keracunan makanan, toksin me-
Diagnosis biasanya berdasarkan klinis dan rangsang enzim adenylate cyclase pada dinding
anamnesis. Biasanya setiap kasus kecelakaan tanpa usus, yang mengakibatkan bertambahnya kon-
gejalaklinis sudah langsung diberikan pence- sentrasi cAMP (ryclic adenosin monophosphat)
gah dengan ATS. Pengobatan biasanya tidak yang menyebabkan hipersekresi air dan klorida
menjamin kesembuhan. Yang penting adalah dalam usus dan menghambat reabsorpsi natrium
pencegahan. dan terjadilah diare yangdapat berlangsung L-3
Pencegahan adalah hari. C. perfringens tipe C menyebabkan jeju-
1. pembersihan luka nitis, biasany a kar ena makan daging babi. Gej ala-
2. imunisasi aktif dengan toksoid nya adalah disentri, sakit perut dan muntah-
3. imunisasi pasif dengan ATS muntah. P ada anak-anak biasany a iatal.
4. pemberian antibiotik
D i ag nosi s Ia bo ratori u m
Antitoksin hanya bekerja terhadap toksin
Spesimen diambil dari luka, pus, jaringan atau
yang belum terikat pada jaringan saraf. Anti-
makanan. Pada pemeriksaan mikroskopik akan
toksin berasal dari binatangatau manusia. ATS
dilihat batang positif Gram yang biasanyatanpa
manusia lebih baik dari ATS kuda atau lainnya
spora. Pada pembiakan bahan ditanamkan dalam
karena lebih aman (tidak ada reaksi serum) dan
rnedium tioglikoiat, medium cooked chopped meat,
tahan dalam badan lebih lama (2-4 minggu) dan
dan agar darahyangdieram secara anaerob. Per-
dosis yang lebih rendah l:::::'..:.::'r::-r : , dibandingkan
tumbuhan pada salah satu medium tersebut dapat
' ::"; -;
, ,:-:'.-:,:-'. , Untuk terapi, dosis ATS lebih besar.
dipindahkan ke medium susu untuk melihat
Clostri d i u m pe rf r i n ge ns storftly fermentation setelah 24 jam. Setelah di-
Dahulu dikenal dengan nama CL wtelchii. Meru- dapatkan kultur murni, dilakukan reaksi bioki-
pakan salah satu penyebab dari gangren gas (Myo- mia seperti reaksi gula-gula pada medium tiogli-
neuosis) Dapat juga menyebabkan keracunan kolat. Pada agar darahdapat dilihat adanyahemo-
makanan oleh enterotoksin yang termolabil lisis biasa, atau ada pula hemolisis yang rangkap
atau enteritis nekrotik. (double hemolysis)atau tidak ada hemolisis sama
154 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

sekali. Untuk aktivitas lesitinasa dapat dilihat pada otot sehingga terjadi kelumpuhan otor. Gejala-
medium kuning telu r (egg yolk, medium) y ang me- nya biasanya setelah 18-96 jam makan toksin
rupakan presipitasi ftekeruhan) di sekitar koloni. dengan keluhan penglihatan karena otot mata
yang tidak ada koordinasi. Sulit menelan, sulit
Pengobatan
brcara. Kematian biasanya karena paralisis otot
Yang penting pembersihan luka secara bedah pernapasan atau henti jantung (cardiac arrest).
terhadap segala jaringan nekrotik yang menye- Angka kematian botulismus adalah tinggi.
L,abkan pertumbuhan kuman, kemudian pem-
berian antibiotika, seperti penisilin. Pemberian Diagnosis laboratorium
Biasanya dengan cara mendeteksi toksin di dalam
antitoksin hasilnya masih diragukan. Hiperbaric
oxygen dapat dicoba pula. sisa makanan, dan tidak dalam serum pende-
rrta,Dapat dideteksi dengan cara reaksi netralisasi
Clostridium botulinum antigen-antibodi atau secara aglutinasi sel darah
Terdapat secara luas di alam, kadang-kadang ada merah yang dilapisi dengan antiserum, arau
dalam feses binatang. Terdapat enam tipe ber- dengan percobaan pada mencit yang disuntik
dasarkan toksin, yaitu A, B, C, D, E, F. Pada bahan tersangka. Kultur biasanya tidak dilakukan.
manusia didapatkan tipe A, B dan E. Eksotoksin
Pengobatan
yang dikeluarkan adalah protein dengan BM
Dengan pemberian antitoksin polivalen (tipe A,
20.000 yang termolabil (100' C-20 menit menjadi
B dan C) yang disuntikkan I.V dan secara sim-
inaktif). Dosis letal untuk manusia : 1 mikro-
tomatik terutama untuk pernapasan (perna-
gram. biasanya tidak menyebab-
pasan buatan).
kan infeksi pada luka akan tetapi menyebabkan
keracunan makanan oleh toksin yang termakan Pencegahan
bersama dengan makanan. Makanan yang sering Makanan yang diawetkan di rumah harus dima-
kecemaran dengan Clostridium adalah makanan sak secara baik yang dapat membunuh spora dan
yang berbumbu, makanan y^ngdiasap, makanan makanan harus dimasak sebelum dimakan.
kalengan yang dimakan tanpa dimasak dahulu. Makanan rumah yang harus diperhatikan ada-
Kerja toksin adalah memblokir pembentukan lah kacang-kacangan, j^Wng, ikan asap atau ikan
atau pelepasan acetylcholin pada hubungan saraf segar dalam plastik.

CORYNEBACTERIUM
Genus Corynebacterium pada mulanya ditetap- natang yang mempunyai morfologi yang sangat
kan sesuai dengan basilus difteri dan kemudian mirip. Sebab kesamaan morfologi dianggap se-
dinrasukkan beberapa spesies yang lain dari bi- bagat ada hubungan keluarga, organisme Cory-
Batang PositiJ Gram 155

neform yang berasal dari sumber lain dari bina- membentuk spora, tidak tahan asam, sedikit
tang dan manusia secara berturut-turut digo- cenderung untuk bercabang.
'longkan ke dalam genus ini, yang sekarang ini
telah meliputi suatu koleksi yang heterogen de- CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE
ngan spesies-spesies yang saprofitik dari ber- Difteria berupa infeksi akut terutama. pada sa-
macarn-macam habitat. Coryneform adalah batang luran napas bagian atas disebabkan oleh C. di-
yang pleomorf dan positif Gram. Tidak mem- phtberiae yang toksigenik. Kadang-kadang kulit,
bentuk spora, tidak tahan asam, dan tidak bisa konjungtiva dan vulva dapat terinfeksi. Difteria
bergerak. Dari semua keterangan kemotakso- kulit lebih sering dijumpai di daerah-daerah tropik.
nomi yang diperoleh, kebanyakan ahli takso- Penyakit difteria terutama menyerang anak-
nomi berpendapat bahwa genus Corynebacte- anak umur kurang dari 15 tahun yang tidak diimu-
rium harus dibatasi pada organisme-organisme nisasi, terutama antara umur 1-9 tahun, tetapi
yang dinding selnya mengandung asam meso- mungkin pula terdapat pada orang-orang dewasa
diaminopimelik, arabinosa, galaktosa, dan asam yang tidak divaksinasi atau pad bayi-bayi baru
mikolik dengan rantaiyangrelatif pendek, DNA lahir. Pada saluran pernapasan, lesi primer umum
mengandung G + C antara 5l-59 mol%. Sejum- dijumpai dalam tenggorok/nasofaring dimana
lah besar dari spesies-spesies adalah fakultatif tampak terbentuknya pseudomembran berwarna
anaerob. keabu-abuan. Pada kasus-kasus ringan, membran
Kekerabatan antara Corynebacteria dart ini mungkin tidak dibentuk. Strain-strain non-
manusia dan binatang dengan Mycobacteria dan toksigenik mungkin pula membentuk membran
Nocardia disebabkan karena mereka mem- yang khas, hal mana menunjukkan bahwa ekso-
punyai kesamaan dinding sel, khususnya dengan toksin agaknya bukan merupakan penyebabnya.
adanyaarabinosa, galaktosa, asam mesodiamino- Kuman difteri berkembang biak pada tempat
pimelik, dan asam mikolik. tersebut, sedangkan eksotoksin yang dihasil-
Istilah difteroid telah digunakan dalam bak- kannya terbawa oleh aliran darah ke jaringan
teriologi kedokteran untuk batang positif Gram tubuh lainnya dan menimbulkan hemoragik serta
yang mirip dengan C. diphtheriae sehingga bisa kerusakan-kerusakan nekrotik pada berbagai
keliru dengan C. diphrberiae, dan dikira adalah macam organ. Kuman difteri ditemukan untuk
spesies dari Corynebacterium. Difteroid adalah pertama kalinya oleh Klebs dan Loeffle r pada
batang yang pleomorf positif Gram dan bisa tahun 1888 sehingga karenanya kuman ini di-
mengandung granula metakromatik. Sel-selnya sebut juga sebagai K-L bacillus, sedangkan Roux
bisa berderet-deret dengan bentuk palisade, ben- dan Yersin berhasil menemukan eksotoksin
tuk huruf V, menyerupai konfigurasi cuneifurm. kuman ini di dalam perbenihan di mana kuman
Biasanya tidak bergerak, katalase positif, tidak tersebut dibiakkan.
156 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Genus Corynebacterium meliputi banyak 5ifat-sifat biakan


sekali spesies, baik yang bersifat saprofit atau Meskipun C.d,ipbtheriae L,ersifat anaerob fakul-
yangpatogen bagi tanaman,hewan dan manusia. tatif, pertumbuhan optimal diperoleh dalam sua-
C. diphtheriae merupakan satu-satunya spesies sana aerob.
yang patogen bagi manusia. Ketiga biotip C. Untuk mengasingkan dan produksi toksin
diphtheriae adalah gravis, mitis dan intermedius. kuman ini, diperlukan perbenihan-perbenihan
Nama-nama ini diberikan berdasarkan beratnya kompleks. Untuk membiakkan kuman ini dapat
penyakit yang ditimbulkannya I1,'.;,':, ,. i:;','.;.," dipergunakan perbenihan Pai, perbenihan serum
,-.,i . . Loeffler atau perbenrhan agar darah. Pada per-
i:r.-lrii;;l;;Jritl';!, Kini nama-nama ini sudah tidak benihan serum, kuman ini tumbuh dengan mem-
sesuai lagi mengingat terdapatnya strain-strain bentuk kolonikoloni kecil mengilap berwarna
baik yang toksigenik maupun yang tidak pada putih keabu-abuan setelah pengeraman selama
ketiga biotip tersebut, tetapi nama-nama ini masih 1.2-24 j^ pada 37"C. Perbenihan serum
tetap dipergunakan karena peirting dalam iden- Loeffler ini juga berguna, karena perbenihan ini
tifikasi seperti, dalam morfologi koloni, mor- tidak menunjang pertumbuhan Streptokokus
fologi sel serta sifat-sifat biokimiawi yang ber- dan Pneumokokus yang mungkin terdapat di
guna dalam epidemiologi. dalam bahan pemeriksaan.
Penambahan garam-garam telurit ke dalam
perbenihan seperti perbenihan agar darahtelurit
Morfologi dan perbenihan Mcleod, akan mengurangi jum-
Kuman difteri berbentuk batang ramping ber- lah pencemaran pada waktu pengasingan, dan
ukuran 1,5-5 pm x 0,5-L pm dan biasanya salah juga menyebabkan koloni-koloni kuman difteri
satu ujungnya menggembung sehingga berben- berwarna hitam/hitam kelabu. Sifat-sifat ini
tuk gada, tidak berspora, tidak bergerak, positif dapat dipakai untuk membantu diferensiasi
Gram dan tidak tahan asam. Di dalam preparat ketiga biotip kuman difteri tersebut. Pada
sering tampak membentuk susunan huruf-huruf perbenihan-perbenihan ini tipe mitis bersifat
V, L, Y, tulisan Cina atau anyaman pagar (pali- hemolitik, sedangkan tipe-tipe gravis dan inter-
sade). Bentuk-bentuk pleomorfik sering di- medius tidak. Di dalam perbenihan kaldu, tipe
jurnpai terutama bila kuman dibiakkan dalam gravis cenderung untuk membentuk selaput
perbenihan suboptimal. Granula metakroma- (pellick) pada permukaan perbenihan, tipe mitis
tik Babes-Ernst dapat dilihat dengan pewarnaan tumbuh merata (difus), sedangkan tipe inter-
menurut Neisser atau biru metilen Loeffler. medius akan membentuk suatu endapan
Pemeriksaan terhadap granula metakromatik ini (sedimen). Asam tanpa gas dibentuk dari ber-
tidak spesifik. bagai karbohidrat (Tabel 19.1).
Batang Positif Gram 157

Tabel tg.t
Beberapa Sifat Biokimia Coryneb acterLa

A = Asam
Strain C.d,iphtheriae mitis yang nitrat negatif disebut juga sebagai C. belfanti atau
C. diphtheriae mitis aar belfanti.
V : Variabel

Daya tahan (resistensi): permukaan sel dapat juga diketahui dengan bac'
teriophaga typingdan pembentukan bakteriosin.
Dibandingkan dengan kuman-kuman lain yang
Antigen yang er^t kaitannya dengan spesi-
tak berspor a C. dipbtheriaeleblhtahan terhadap
dan pembekuan' Di fisitas tipe daripada strain'strain C. diphtberiae
pengaruh cah
^y^,pengeringan adalahantigen K yang berupa protein termolabil
dalam pseudomembran kering,tahan selama 14
hari, tetapi dalam air mendidih hanya tahan
dan terdapat pada permukaan dinding sel
kuman.
selama satu menit, dan pada 58oC tahan selama
10 menit Kuman ini mudah dimatikan oleh
Antigen ini berperan penting di dalam
imunitas anti bakteri dan hipersensitivitas, tetapi
desinfektan.
tidak ada hubungannya dengan imunitas anti
Struktur antigen: toksin. Antigen K bersama-sama dengan gliko-
Secara imunologik, semua toksin difteri adaiah lipid merupakan penentu-penentu utama dalam
identik, tetapi kumannya sendiri secara anti- kemampuan invasi dan virulensi kuman difteri.
genik merupakan spesies heterogen' Ketiga tipe Antigen O (suatu polisakarida) yang termostabil
gravis, mitis dan intermedius, menunjukkan ada- merupakan antigen grup yang umum dijumpai
nya perbedaan-perbedaan pada permukaan sel pada Corynebacteria yang bersifat parasit bagi
kuman. Perbedaan dalam komponen-komponen manusia dan binatang.
158 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Penentu-penentu patogenitas Binatang berbeda-beda dalam kepekaannya ter-


hadap toksin difteri. Toksin ini letal bagi
Daya invasi:
manusia, kelinci, marmot dan burung dalam
Selain antigen K, kuman difteri juga memiliki
dosis 160 nanogram/ks berat badan.
cord factor berupa glikolipid yang merupakan
penunjang virulensi kuman. Aktivitas cord factor Patogenitas:
C. diphtheriae iri mirip dengaR "cord factor"
Difteria merupakan penyakit infeksi yang akut
yang terdap at pada kuman M. tuberculosis.
dengan masa inkub asi 1.-7 hari yangdisebabkan
Eksotoksin: oleh str ain C. dipb tberiae yan g toksigenik. Toksin
Pada difteria, eksotoksi nyangdihasilkan oleh C. yang dibuat pada lesi lokal diabsorpsi oleh darah
diphtheriae merupakan penentu biokimia urama dan diangkut ke bagian-bagian tubuh yang lain,
dalam patogenesis infeksi. Toksin hanya diben- tetapi efek toksin yang paling utama ialah meli-
tuk oleh strain-strain C. diphtberiae yang liso- puti jantung dan saraf perifer. Jalan masuk
genik bagi bakteriofagayangmembawa gen toks infeksi yang umum untuk C. diphtheriae adalah
(tox gen) Meskipun demikian, strain-srrain non- saluran napas bagian atas, dimana organisme ber-
toksigenik dapat dijadikan toksigenik dan liso- kembang biak pada lapisan superfisial pada
genik bila diinfeksi memakai Tox + bacterio- selaput lendir. Di sana eksotoksinnya diuraikan
phage yang sesuai. Toksin dihasilkan sebelum yang menyebabkan nekrosis pada jaringan seki-
partikel-partikel faga dibentuk, dan tidak diben- tarnya. Respons daripada peradangan rnemben-
tuk lagi apabrla sel mengalami lisis. Pemben- tuk suatu Pseudomembran yang terdiri dari
tukan toksin secara in oitro sangat dipengaruhi bakteri, sel-sel epitel yang mengalami nekrotik,
oleh keadaan lingkungan terutama kadar Fe sel-sel fagosit dan fibrin. Mula-mula membran
inorganik dalam perbenihan. Strain yang diper- tersebut tampak pada tonsil atau pada bagian
gunakan untuk pembuatan toksin guna keper- posterior faring dan bisa menyebar ke atas ke
luan komersial adalah strain Park Williams 8 bagian palatum yang lunak dan keras dan ke
yang mampu tumbuh dan membentuk toksin di nasofaring, atau ke bagran bawah ke laring dan
dalam perbenihan yang mengandung kadar Fe trakea.
sangat rendah. Difteria laringeal sangar berbahaya sebab ke-
Toksin difteri berupa rantai tunggal poli- mungkinan terjadi sumbatan pada saluran napas.
peptida dengan berat molekul kira-kira 62.000. Difteria kulit biasa ditemukan di daerah tropik.
Toksin ini terdiri dari dua fragmen A dan B Apabila dilakukan pembiakan secara rutin pada
dengan B.M. masing-masing 24.OOO dan 38.000. luka-luka pada kulit selama wabah difteria, iso-
Kedua fragmen ini diperlukan di dalam efek lasi C. dipbtheriae dari kulit akan lebih tinggi
toksin pada binatang dan sel-sel biakan jaringan. daripada yang dianggap dahulu. Di Amerika
Batang Positif Gram 159

Utara luka kulit yangjuga memberikan hasil C. C. rninutissimwm merupakan penyebab eri-
dipbrherae positif biasanya merupakan infeksi- trasma, suatu infeksi superfisial pada daerah-
infeksi sekunder pada luka goresan atau pada daerah ketiak dan pubis.
gigitan serangga dimana juga mengandung StrE-
tococcus beta hemolyticus atau Staphylococcus PENGOBATAN
aureus atau kedua-duanya. Arti epidemiologi yang Pemberian antitoksin difteri yang tepat jumlah-
utama dari C. dipbtberiae pada luka kuiit mung- nya merupakan pengobatan yang efektif dan
kin adalah peranaflnya sebagai reservoir dan khas terhadap difteria. Antitoksin harus segera
mempermudah penyebaran kuman selama epi- diberikan apabila diagnosis presumtif secara
demi. klinik ditentukan, ranpa menunggu hasil peme-
Luka difteria juga terjadi pada bagian depan riksaan laboratorium terlebih dahulu. Hal ini
lubang hidung, bagian dalam hidung, mulut, mara, perlu karena toksin cepat sekali terikat pada
telinga tengah, dan pada kasus-kasus yangjarang, sel-sel jaringan yang peka, dan sekali terikat
pada vagina. Endokarditis yang disebabkan oleh maka tak dapat dinetralkan lagi oleh antitoksin-
C. diphtherid.e yang toksik dan yang nontoksik nya. Pentingnya pemberian antitoksin adalah
juga sudah pernah dilaporkan. Beberapa Cory- untuk mencegah terjadinya ikatan-ikatan lebih
nebacteria seperti C. psewdodiphtheriticum, C. lan1ut antaratoksin yang terdapat di dalam darah
hofntannii, C. xerosis, C. (C. haemo-
pyogenes dengan sel-sel jaringanyang masih utuh. Karena
liticum)" dan C. ulcerans, biasa disebut difteroid. antitoksin difteri biasanya dibuat pada kuda,
Kuman ini merupakan flora normal pada selaput maka terhadap penderitayang akan diberi anti-
mukosa saluran pernapasan, saluran kencing, dan toksin tersebut harus terlebih dahulu dilakukan
konjungtiva, kadang-kadang bisa juga menyebab- tes kepekaan terhadap serum kuda berupa tes
kan penyakit. Sejumlah difteroid menyebabkan pada kulit dan mara dengan memakai serum
penyakit pada hewan tetapi jarang menyerang kuda yang diencerkan I/ LO. Lpabila kedua tes ini
manusia. memberikan reaksi yang positif, maka harus
Difteroid yang anaerob (Propionibacterium dilakukan desensitisasi dengan penl"untikan
acnes)biasaterdapat pada kulit yang normal, dan antitoksin dosis rendah secara subkutan.
sering dapat ikut berperan pada patogenitas Di samping antitoksin, umumnya diberi peni
jeraw at. Beberapa Corynebacteria bisa menj adi silin atau antibiotika lain seperti tetrasiklin atau
oportunis dan menghasilkan atau menyebabkan eritromisin. Maksudnya terutama sekali untuk
bakteremia disertai angka kemarian yang ringgi mencegah infeksi sekunder (Streptokokus) dan
(C. xerosis, C. pseudodiphtheriticum, C. equi, dan pengobatan bagi harier kronik ini. Pemberian
C. matrucbotii) pada pasien-pasien yang imuno antibiotika hendaknya dilakukan setelah peng-
supresif. ambilan spesimen agar ridak memberikan dam-
160 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

pak yang buruk terhadap usaha mengasingkan Diagnosis bakteriologik harus dianggap seba-
kumannya. gai penunjang dan bukan sebagai Pengganti diag-
nosis klinik.
Diagnosis laboratorium Hapusan tenggorok atau bahan pemeriksaan
Diagnosisklinik difteria tidak selalu mudah dite- lainnya harus diambil sebelum pemberian obat-
gakkan, dan oleh klinikus-klinikus berpenga- obat antimikroba, dan harus segera dikirim ke
iaman dinyatakan sebagai salah satu penyakit laboratorium.
yang cenderung untuk salah didiagnosis.
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN
Kesalahan yang sering terjadi ialah dalam
DAN PENGIRIMANNYA
membedakan difteria dengan infeksi-infeksi lain
Bahan pemeriksaan berupa swab tenggorok dan
seperti tonsilitis, faringitis streptokokal dan in-
swab dari hidung, diambil dari penderlt^ ter-
feksi Vincent. Diperlukan waktu beberapa hari
sangka menderita difteria. Keberhasilan isolasi
bagi laboratorium mikrobiologi untuk memas-
C. diph tb eride ter g^ntlng p ada cara pengambilan
tikan toksigenitas kuman difteri yang diasing-
kan. Laboratorium tidak dapat menentukan dan pengiriman spesimen ke laboratorium.
Spesimen harus segera dikirim ke laboratorium
diagnosis difteri hany aberdasarkan pemeriksaan
agar dapat ditanam secepatnya pada perbenihan
mikroskopik saja karena strain C. dipbtheriae
khusus. Jika pengiriman spesimen memerlukan
baik yang toksigenik maupun yang nontoksi-
genik tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya
waktu yang lama, maka pengirimannya harus
secara mikroskopik, lagi pula spesies Corynebac-
dilakukan dengan menggunakan perbenihan
transpor seperti perbenihan Amies.
terium yanglainpun secara marfologik mungkin
serupa. Karena itu apabila pada pemeriksaan mi Bahan-bahan dibutuhkan untuk pengambilan
kroskopik ditemukan kuman-kuman yang ben- swab untuk pemeriksaan:
tuknya khas kuman difteri, maka hasil presum- swab kapas yang steril
-
if yang diberikan adalah: ditemukan kuman- - spatel dari kayu steril
kuman tersangka difteri. Hal ini menunjukkan perbenihan transpor AMIES (kalau laborato-
-
pentingnya diagnosis bakteriologik laborato- rium pemeriksaan jauh)
rium untuk mendapatkan cara-carayang mudah,
cep at, sederhana dan dipercay y arrgdap at mem- Bahan pemeriksaan berupa swab tenggorok:
^
bantu klinikus dalam menegakkan diagnosisnya. harus jelas kelihatan, harus ada pene-
-faring
lWalaupun demikian, dalam kasus-kasus tersangka r angan/ cahaya yang baik

klinis difte rt, ianganlah hendaknya pemerik- -tekan lidah dengan spatel dan usaplah teng-
saan laboratorium meniadi penyebab ditunda- gorok tanpa menyentuh lidah dan bagian
nya pengob atan rcrhadap penyakit tersebut. dalam dari pipi
Batang Positif Gram 161

- gosok swab pada membran, bintik-bintik putih diberi 250 unit antitoksin difteri secara inrra-
ataupadadaerahyangmeradang;sedikitditekan peritoneal 2 jam sebelumnya. Binatang yang
dan dengan gerakan memutar pada swab. tidak diberi antitolsin difteri akan mati dalam
waktu 2-3 hari, sedangkan yang diberi anti-
Bahan pemeriksaan berupa swab nasofaring:
toksin akan tetap hidup.
masukkan swab ke dalam hidung melalui
- 2. Tes in oitro:
lubang hidung, sampai ketemu dinding faring.
Pada permukaan perbenihan agar serum,
Flarus hati-hati, jangan dipaksa dengan keras
diletakkan kertas saring yang telah dibasahi
untuk menghindari kerusakan.
dengan antitoksin difteri. Selanjutnya tegak
Difteria kulit dan lesi difteria lainnya lurus terhadap kertas saring tersebut dita-
namkan kuman-kuman yang akan diteliti.
Bentuk penyakit difteria yang lain yang biasa
Tes ini harus diperiksa sampai selama 3 x24
ditemukan ialah difteria kulit, terutama pada
jam. Apabila kuman tadi toksigenik, maka
bagian dunia dimana difteria bersifat endemik.
akan tampak adanya garis-garis putih pre-
Bentuk-bentuk yang jarang ditemukan adalah
sipitasi toksin antitoktoksin.
difteria pada bibir, konjungtiva dan vulva.
Sebelum bahan diambil, kulit harus dibersih-
3. Tes biakan jaringan
Toksigenitas C. diphtheriae dapat diketahui
kan dahulu dengan air garam faal yang steril.
dengan jalan menanamkan kuman tersebut
Lalu swab ditekan pada lesi tersebut.
pada biakan sel mono layer yang ditutup
Bahan-bahan pemeriksaan ini segera ditanam
agar. Toksin yang dibentuk kuman ini akan
pada perbenihan-perben rhan agar darah telurit,
berdifusi ke dalam sel di bawahnya dan akan
agar darah dan serum Loeffler. Juga dibuat pre-
mematikan sel-sel tersebut.
parat dengan pewarnaan Gram dan Neisser atau
biru metilen Loeffler. Apabila penanaman bahan
Epidemiologi
pemeriksaan tidak dapat segera dilakukan, maka
Difteria terdapat di seluruh dunia dan sering ter-
bahan tersebut harus ditanamkan dalam per-
dapat dalam bentuk wabah. Imunisasi aktif anak-
benihan transpor (perbenihan Amies). Biakan
anak pra sekolah sangat menurunkan kejadian
yang tersangka C. diphtheriae dilanjutkan peme-
penyakit ini. Penyakit ini terutama menyerang
riksaannya secara biokimiawi untuk menentu-
anak-anak umur L-9 tahun. Manusia merupakan
kan tipenya, dan dilakukan tes toksigenitas
satu-satunya hospes alam, dan karenanya meru-
menurut salah satu cara tersebut di bawah ini:
pakan satu-satunya reservoir penting dari infeksi.
1.. Tes in oizto: Kuman-kuman difteri menghuni saluran perna-
Suspensi kuman disuntikkan pada dua ekor pasan bagian atas dan dari sini dapat menyebar
marmot yang salah satu di antaranya telah ke orang lain melalui droplet. Dalam klinik,luka-
162 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

luka pasca bedah (post operatifl kadang-kadang untuk selanjutnya menghilang secara per-
dapat terinfeksi oleh kuman ini. Discbarge ekstra lahan-lahan. Reaksi Schick positif menun-
respiratorik seperti yang berasal dari ulkus pada jukkan tidak adanya imunitas terhadap tok-
kulit dapat juga menjadi sumber infeksi faringeal. sin difteri. Reaksi Schick negatif menunjuk-
kan bahwa kadar antitoksin di dalam darah
lmunitas sudah lebih dari O,O3 unitlml dan berani
Status kebal seseorang merupakan penentu utama bahwa orang tersebut kebal terhadap dif-
apakah penyakit akantimbul atau tidak setelah teria. Reaksi alergi kadang-kadang dijumpai
invasi oleh kuman difteri. Imunitas terhadap pada orang dewasa dan anak-anak menjelang
penyakit difteria terutama tergantung pada ada- dewasa, terutama di daerah-daerah di mana
nya antitoksin di dalam badan. Antitoksin ini difteria bersifat endemik.
dibentuk sebagai respons terhadap infeksi-infeksi
Pencegahan
baik klinik maupun subklinik, atau sebagai aki-
bat imunisasi aktif buatan. Antitoksin ini dapat Imunisasi aktif dengan toksoid merupakan cara
dipindahkan secara alamiah misalnya secara pencegahan terbaik. Imunisasi pertama dilaku-
transplasental di dalam uterus, atau secara buat- kan pada bayi berumur antara 2-3 bulan, biasa-
an seperti pada transfusi. Imunisasi bayi-bayi dan nya berupa 2 dosis LPT (alum precipitated toxoid)
anak-anak pra sekolah sangat menurunkan insi- dikombinasikan dengan toksoid tetanus dan
den dtfterta pada anak-anak, dan juga menye- vaksin peftusis, yang diberikan dengan interval
babkan menurunnya jumlah karier. Kekebalan 2, 4 dan 6 bulan. Dosis Doosrerkedua diberikan
seseorang terhadap toksin difteria dapat dike- pada saat anak akan bersekolah. Imunisasi pasif
tahui dengan melakukan reaksi Schick. dengan menggunakan antitoksin berkekuatan
1.000-3.000 unit dapat diberikan kepada orang-
Reaksi Schick: orang tidak kebal yang sering berhubungan
Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan 0,L dengan kuman-kum an y^ngvirulen. Karena pro-
ml toksin difteria berkekuatan 1/50 M.L.D. teksi semacam ini hanya berlangsung sebentar,
secara intrakutan pada lengan bagian voler. dan pemberian antitoksin ini dapat menyebab-
Sebagai kontrol, dilakukan penyuntikan kan sensitivitas atau timbulnya reaksi anafi-
serupa dengan toksin yang telah dipanaskan iaktik pada orang-orang yang sebelumnya per-
terlebih dahulu 60"C selama 30 menit untuk nah kontak dengan protein asing, maka penggu-
menghiiangkan aktivitas toksinnya. naannya harus dibatasi pada keadaan-keadaan
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya yang memang sangat gawat.
reaksi inflamasi setempat .yang mencapai
intensitas maksimumnya dalam 4-7 hart,
Batang PositiJ' Gram 163

_V l-

AD = agar darah
ADT = agar darah telurit
164 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

LACTOBACILLUS
Genus Laktobasilus merupakan kuman yang kemampuannya memproduksi asam dari kar-
mampu memproduksi sejumlah asam laktat dari bohidrat terutama glikogen. Keadaan demikian
karbohidrat sederhana, dengan demikian men- merupakan mekanisme penting dalam mence-
ciptakan suasana asam yang mampu mematikan gah berkembangnya kuman lain yang mungkin
kuman lain yang tidak berspora. Secara mor- bahaya bagi vagina. Jika karena sesuatu hal Lak-
fologik kuman ini berbentuk batang positif Gram tobasil tertekan pertumbuh annya misalnya
dan tidak bergerak. Pada isolasi primer bersifat karena pemberian obat-obat antimikroba, maka
mikroaerofilik atau anaerob. Pada kultur selan- sel atau berbagai jenis kuman lain akan mening-
jutnya beberapa strain dapat tumbuh meskipun kat j uml ahn y a dan menimbulk an ganggvan atav
dalam suasana anaerob. Laktobasil memerlukan peradangan. Dalam masa menopause jumlah
zat makanan yang cukup kompleks, dan ke- Laktobasil akan berkurang kembali, sedangkan
banyakan strain tidak dapat tumbuh pada per- flora campuran mulai muncul dan berkembang.
benihan biasa kecuali ada penambahan glukosa Mukus atau lendir seviks mengandung lisosim
atau ruhey. yang mempunyai khasiat antibakteri. Pada bebe-
Pada dasarnya Laktobasil bersifat non-patogen. rapa wanrt4 introitus vagina mengandung se-
Kuman ini penting dalam industri fermentasi, jumlah flora yang serupa dengan yang terdapat
terutama susu. Beberapa jenis kuman Laktobasil pada perineum dan daerah perianal. Keadaan ini
merupakan bagian dari flora normal usus dan merupakan faktor predisposisi bagi timbulnya
terutama ditemukan padabayiatau mereka yang infeksi traktus urinarius secara berulang.
banyak mengkonsumsi gula, misalnya laktosa.
Sedangkan dalam vagina bayi yang baru lahir Klasifikasi. Laktobasil dapat dibagi menjadi
dapat segera ditemukan Laktobasil anaerob dua golongan utama atas dasar produk peragian
(basil Doderlein) yang akan menetap beberapa glukosa yang dihasilkannya. Golongan homo-
minggu selama vagina masih bereaksi asam. Jika fermentatif mengubah hasil peragian gula men-
pH menjadi netral, di mana keadaan ini akan jadi asam laktat, sedangkan golongan heterofer-
menetap terus sampai pubertas, maka akan ter- mentatif merupakan kelompok penghasil pro-
jadi flora campuran dengan kuman kokus. Dalam duk peragian lainnya ) antara lain karbondi-
masa pubertas, Laktobasil akan muncul kembali oksida, etanol dan asam asetat. Sampai saat ini
dalam jumlah besar dan akan berperanan dalam diketahui ada 25 spesies Laktobasil.
mempertahankan pH asam, yaitu atas dasar
Batang Positif Gram 165

VAGINOSIS BAKTERIALIS
Vaginitis. Sembilan puluh persen kasus vaginitis dapat tumbuh secara berlebihan sebagai akibat
pada wanita didominasi oleh tiga jenis penyakit, adanya peningkatan substrar, peningkatan pH,
yaitu kandidiasis vulvovaginasis, trikhomonia- dan hilangnya dominasi Laktobasil yang ber-
sis, dan vaginosis bakterialis. Sisanya (10olo) men- khasiat menghambat penumbuhan kuman lain.
cakup vaginitis atrofikans, karena korpus alie- Pada wanita normal dijumpai kolonisasi strain
num, vaginitis ulseratif karena Staplrylococcus Laktobasil yang mampu memproduksi HzOz,
Attreu.s, vaginitis karena Streptococcus beta- sedangkan pada penderita vaginosis bakterialis
bemo lyticus, dan sebagainya. rerjadi penumnan jumlah populasi Laktobasil
secara menyeluruh, sementara populasi yang
Vaginitis non-spesifik. Vaginosis bakterialis
masih tersisa tidak mampu menghasilkan HzOz.
paling sering dijumpai sebagai penyebab infeksi
Diketahui bahwa HzOz dapat menghambat per-
vagina pada wanita dalam masa produktif. Semula
tumbuhan kuman-kuman yang terlibat dalam
disebut sebagai vaginitis non-spesifik, suatu gam-
vaginosis, yaitu oleh karena toksisitasnya secara
baran keada an yangmerupakan kekecualian dari
langsung dan karena terbentukn y a HzO z-halida
vaginitis yang sudah jelas etiologinya. Namun
karena pengaruh peroksidase alamiah yang ber-
kemudian ditemukan kuman Gardnerella vagi-
asal dari serviks.
nalis (dalam buku-buku lama disebut sebagai
Dengan meningkatnya perrumbuhan kuman,
Corynebacteriwnt aaginale atau Haentopbilus oagi -
produksi senyawa amin oleh kuman anaerob
nalis) yang dianggap sebagai penyebab vaginitis
juga bertambah, yaitu berkat adanya dekarbok-
non-spesifik. Hal yang khas pada vaginitis non-
silase mikrobial. Senyawa amin dalam suasana
spesifik ialah dijumpainya perubahan flora vagina,
pH vagina yang meningkat akan mudah meng-
dominasi Laktobasil tergeser oleh sejumlah kuman
uap dan menimbulkan bau amis, bau serupa juga
anaerob lainny a, antara lain peptostreptokokus,
dapat tercium jika pada sekret vagina yang ditetes-
Bacteroides sp., Gardnerella vaginalis, Mobilus sp,
kan KOH L00lo. Senyawa amin aromarik yang
dan mikoplasma genital. Oleh karena itu istilah
berkaitan dengan timbulnya bau amis tersebut
vaginosis dianggap lebih tepat dan dapat meng-
adalah trimetilamin, s uaru se nyawa amin abnor-
ungkapkan keadaan yang khas tersebut, di sam-
mal yang dominan pada vaginosis bakterialis.
ping gambaran peradanean vagina yang tidak
Selain itu masih ada senyawa amin lainnya,yaitu
terlihat secara nyata.
putresin dan kadaverin. Poliamin asal bakteri ini
Patogenesis. Sekelompok kuman harus be- bersamaan dengan asam organik yang terdapat
kerja secara sinergistik untuk dapat menimbul- dalam vagina penderita vaginosis bakterialis, yaitu
kan vaginosis. Flora campuran kuman anaerob asam asetar dan suksinat, bersifat sitotoksik dan
166 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

menyebabkan eksfoliasi epitel vagina. Hasil eks- Diagnosis. Kriteria klinis diagnosis vaginosis
foliasi yang terkumpul membentuk sekret vagina. bakterialis mencakup ditemukanny a cairanvagina
Dalam pH yang alkalis Gardnerella oaginalis yang homogen, pH 4,7 atau lebih, terciumnya
melekat er at p ada sel epitel v agina y anglepas dan bau amis jika pada cairan vagina yang diteteskan
membentuk clue cells. Secara mikroskopik clue KOH I0o/o, dan ditemukannya clue cells dalam
cells nampak sebagai sel epitel yang sarat dengan sekret vaglrla, paling sedikit 20o/o darijumlah sel
kuman, terlihdt grantlar dengan pinggiran sel epitel yang terlihat. Ada yang berpendapat bahwa
yang hampir tidak nampak. di antara empat kriteria tersebut, hasil tes amin
positif merupakan tanda yang paling kurang
Gambaran klinik. Lima puluh persen penderita sensitif, sedangkan hasil pemeriksaan pH cairan
vaginosis tidak mengeluh apa pun. Jika ada ke- vagina merupakan tanda yang paling sensitif,
luhan, maka gejala peftama berupa terciumnya tetapi kurang spesifik. Jika dibandingkan dengan
bau amis pada vagina, terutama sehabis mela- hasil kultur Gardnerella aaginalis, maka sensitivi-
kukan hubungan seksual tanpa karet pelindung. tas hasil pewarnaan Gram yang disertai dengan
Keluhan lainny a berup a keluarnya sekret vagina penentuan skor hanya mencapai 620/o, sedangkan
yang tidak terlalu banyak. Biasanya tidak ada hasil kultur Gardnerella oaginalis mencap{r 92o/o.
keluhan pruritus, disuria, nyeri abdomen atau Di lain pihak spesivisitas hasil pewarnaan Gram
dispareunia. Pada pemeriksaan terlihat sekret 95o/o, sedanskan hasil kultur Gardnerella oagi-
vagsna encer, putih keabu-abuan, di sekitar nalis hany a 690/o. Cara menentukan skor dari hasil
vagina. pewarnaan Gram dapat dilihat padaTabel tg.Z.

Tabel'1.9.2
Penilaian Gram dan Penentuan Skor

Catatan: Nrlar
a. Gram :!iti:rir:i;l l-,J .:r ': .' b. Skor total
.t"
'',;',..

;"- .; .

:. : rre1.rr1 i lr14 4,:r,.!,


Batang Positif Gram 167

Dari Tabel terlihat bahwa semakin tinggi mikrobial traktus genitalis bagian atas, termasuk
nilai Laktobasil, semakin rendah skornya. Hal endometritis, salpingitis pada wanita yang tidak
ini berarti bahwa semakin banyak jumlah Lakto- sedang hamil, diduga juga ada kaitannya dengan
basil yang terlihat, semakin mendekati keadaan vaginosis bakterialis asimtomatik. Dalam pene-
flora normal. Keadaan yang sebaliknya berlaku litian ternyata tingginya angka kematian bayi
untuk Gardnerella vaginalis, Bacteroides sp., dan berkaitan erat dengan berat badan lahir rendah,
Mobiluncus sp. ini banyak dijumpai pada prematuritas dan
pecahnya ketuban secara dini. Sementara itu pre-
Peranan vaginosis bakterialis. Menurut pene-
maturitas dan pecahnya ketuban secara dini
litian, kuman-kum an y angada kaitannya dengan
banyak dijumpai pada vaginosis. Oleh karena itu
vaginosis ada y angdap at ditemukan dan diisolasi
diharapkan usaha pencegahan vaginosis bakte-
dari cairan amnion, korioamnionitis, endome-
rialis pada kehamilan dapat membantu menu-
tritis postpartum danpada bakteremia. Pecahnya
runkan angka kematian bayi secara tidak langsung.
ketuban secara dini pada masa kehamilan ba-
nyak kaitannya dengan vaginosis. Infeksi poli

LISTERIA DAN ERYSIPELOTI{RIX


Dalam genus Listeria dan Erysipelothrix hanya semula mereka dimasukkan dalam famili Cory-
terdapat dua organism e y bagi kedok- nebacteriaceae, tetapi karena sifat-sifat lainnya
^ngpenting
teran Listeria nxonocytogenes dan Erysipelotbrix ternyata lebih mirip dengan Lactobacillaceae maka
rbusiop arhiae (Ery sipel orhrix insidiosa). mereka kini dimasukkan dalam famili tersebut.
L. monocytogenes tersebar dalam alam dan Li ste r i a mo n o cytogenes
beberapa binatang merupakan reservoir.
Kuman listeria berbentuk coccobacillu.s kecil
Pada manusia kuman ini sering menyebab- positif Gram, dan dalam preparat cenderung
kan meningitis, tetapi yang paling unik adalah untuk membentuk rantai pendek terdiri dari
infeksi saluran genital wanita hamil serta infeksi 3-5 kuman, berukuran 0,4-0,5 x 0,5-2,0 nm.
padabayt,baik sebelum atau selama dilahirkan. Bentuk-bentuk memanjang serta filamen dapat
E. rhwsiopathiae merupakan penyebab erisi- dijumpai pada preparat berasal dari koloni
peloid pada manusia, berupa infeksi pada kulit rougb. Listeria bergerak dengan flagel peritrikh.
terutama pada orang-orang yang pekerjaannya L. monocytogenes tumbuh baik pada perbe-
berhubungan dengan hewan atau produk hewan. nihan agar darah dan agar triptose. Pada per-
Secara morfologik Listeria dan Erysipelo- benihan agar darah koloninya dikelilingi oleh
thrix mirip dengan Corynebacteria sehingga zona hemolilis beta, dan pada perbenihan agar
168 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

triptosa, koloninya jernih/bening. Suhu optimum anti terhadap tipe-tipe Listeria ini mengadakan
pertumbuharrny^ adalah 37"C, tetapi kuman ini reaksi silang dengan sejumlah kuman-kuman
masih sanggup tumbuh sampai pada suhu 2,5"C. lain seperti Streptococcus faecalis, Staplrylococcus
Ada pendap at y^ng mengatakan bahwa kuman Aureus, Eschericbia coli dan berbagai spesies Cory-
L. monoqttogenes lebih mudah diasingkan dari nebacterium, sehingga karenanya, serodiagno-
suatu spesimen patologik apabila spesimen ter- sis infeksi listeria dengan memakai paired sera
sebut disimpan terlebih dahulu pada 4oC untuk penderit a, tidak dap at dip e r cay a,seb ab kenaikan
selama beberapa minggu sebelum ditanam pada titer terhadap antigen Listeria dapatterjadi pada
perbenihan. infeksi-infeksi oleh kuman lainnya.
L. monoqtogenes bersifat aerob atau mikroaero-
Penentu patogenitas
filik, tetapi pertumbuhannya akan meningkat
bila dieramkan dalam suasana O2yangdikurangi Virulensi L. monocytogenes agaknya disebabkan
dan dengan konsentrasi CO25-t0o/o. Kuman ini baik oleh komponen antifagositosis yang ter-
membentuk katalasa, dan berapa jenis gula di- dapat padapermukaan sel kuman,. maupun oleh
ragikan dengan pembentukan asam tanpa gas; produk-produk larut (soluble products) yang
tidak-membentuk indol atau H2S dan tidak dihasilkan selama pertumbuhan kuman, seperti
menghidrolisis urea atau mereduksi nitrat. hemolisin yang berperan penting dalam pato-
Berdasarkan antigen-antigen O dan H-nya, genesis infeksi karena dapat merusak membran
strain-strain L. monocytogenes drbagi dalam empat phagocytic 'uacwole.
grup serologik utama dan sejumlah serotip. Serum

Tabel 19.3
Beberapa sifat untuk membedakan kuman batang positif Gram tanpa spora

Hemolisis beta +

Katalasa +
Gerak +
Asam dari:
glukosa + + + t
manitol t +

Produksi HzS +
Molo/o,G+C 37*39 36-40 32-53 5r-60
Batang Positif Gram 169

Epidemiologi Infeksi oleh Z. monocytogenu y^ng paling


Penyebaran L. monocytogenes dal2salam sangat khas adalah infeksi saluran genital wanita.hamil
luas. Kuman ini dapat diasingkan dari orang- yang dapat menyebabkan infeksi pada anak-
orang sakit, karier sehat, sejumlah besar mamalia, anak yang dikandungnya.
buqung, ikan, caplak dancrustdcea. Pada tanaman, Gejala sakit pada b"yt y*g memperoleh infeksi
contoh-contoh tana[ dan tinja binatang, kuman pada waktu dilahirkan tampak pada minggu 1-4
ini juga banyak ditemukan. Dari mana asalnya setelah dilahirkan, dan menyerup ai gejala-gqala
kuman ini apakah dari tinja binatang atau tanah permulaan meningitis yffig disebabkan oleh
belum dapat dipastikan. kuman-kuman lain. Listeriosis prepartum akan
Anggapan sekarang adalah bahwa L. mono' menyebabkan keguguran, kelahiran premarur,
cytogenes merupakan suaru saprofit pada tanah lahir mati (stillbinh), atau mati dalam beberapa
atau t^n man yang dapat pindah pada manusia waktu setelah dilahirkan. Ibunya. biasanya me-
atau binatang melalui berbagai macam jalan. nunjukkan gqala-gejala sakit, arau gelalany asangar
Infeksi secara oral agaknya umum terjadi. Lis- ringan menyenrpai influenza. Listeriosis pada
teriosis dapat pula terjadi pada pendeiita- orang dewasa umumnya berupa meningitis. Pada
penderita transplantasi ginj al. permulaan sakit, sel-sel cairan serebrospinal keba-
nyakan berupa granulosit, tetapi kemudian diganti
Patogenesis
oleh sel-sel mononukleus. Secara kiinik, meningitis
Infeksi alamiah baik pada manusia ataupun bina- karena L. monocyto{enes lil.ll dapat dibedakan
tang,banyak yang diketahui, tetapi banyak pula dari meningitis karena kuman-kuman lain.
yang terlewatkan karena diagnosis listeriosis i
tidak dapat ditentukan dengan pasti berdasarkan Imunitas
penemuan klinik saja, atau karena usaha meng- L. monocytogenes\ merupakan parasit intrasel.
asingkan kumannya tidak berhasil.
Jenis imunitas yang diperoleh akibat infeksi ada-
Pada manusia,listeriosis berupa abses atau Sanu- l.fi1cell mediated dan rergantung pada limfosit-T
loma yang menyebar. Kelainan-kelainan dijumpai dan makrofaga yang diaktifkan. Selain lim-
pada hati, limpa, anak ginjal, saluran napas, saluran fosit-T terny^ta limfosit-B juga turut berperan
pencernaan, sistem saraf pusat dan kulit. Fetus dalam resistensi terhadap infeksi oleh Z. ftToqtto-
dapat terinfeksi secara transplasental melalui genes tervtama pada permulaan infeksi.
pena umbil icaLis [ssmenyebabkan seprikemi.

Infeksi dapat juga diperoleh selama melahir- Diagnosis laboratorium


kan. Kortikosteroid agaknya meningkatkan ke- Diagnosis laboratorium didasarkan atas diasing-
pekaan penderita terhadap infeksi oleh Listeria kanny a L' m o n o cy t o 8e n e s dafl bahan-bahan klinik
dan mempertinggi mortalitas. yang dapat berupa sekret serviks atau vagina,
170 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

lokhia, darah tali pusat, mekonium, darah dan cegahan terhadap infeksi Listeria mengalami ba-
cairan serebrospinal. Pewarnaan Gram secara lang- nyak kesukaran karena sukarnya mengenal in-
sung daripada bahan-bahan ini sangat berguna feksi Listeria, baik pada binatang maupun pada
bagi laboratorium untuk mengetahui kemung- manusia.
kinan adanya infeksi L rnonoqtogene"s Spesimen- Pada bayi lahir, listeriosis dapat dicegah dengan
spesimen harus disimpan sekurang-kurangnya pengobatan segera terhadap ibunya. Pencegahan
selama 4 minggu sampai 3 atau 6 bulan pada 4oC. harus ditujukan terurama dengan menyingkir-
Apabila pada pengasingan pertama tidak ber- kan binatang-binatang reservoir, pasteurisasi susu
hasil diasingkanL. monocytogenes, maka spesimen dan mencegah kontak dengan binatang-binatang
yang disim-pan di dalamrefrigerator harus dita- terinfeksi atau produk-produknya.
nam kembali sesudah 6 minggu bahkan sampai
sesudah 3 bulan. Biasanya 6 minggu penyimpanan Erysi pelothrix rhusiophatiae
pada 4oC, sudah cukup untuk mendapatkan E. rhusiopbgpae berbentuk batang positif Gram,
pertumbuhan L. monocytogenes. Pertumbuhan tak bersimpai dan tak bergerak. Kuman-kuman
pada suhu rendah ini dapat dihubungkan dengan dari koloni S berbentuk batang ramping pendek,
sifat psikrofilik daripada kuman serta dibebaskan- lurus atau agak bengkok dengan ukuran O,Z-0,4
nya kuman dari dalam sel. Diferensiasi Z. tnono- prm 0,5-2,5 pm, sedang pada koloni-koloni R di-
q)togenes dari difteroid dan kuman-kuman lain- jumpai bentuk-bentuk filamen dan rantai.
nya, dapat dilihat pada Tabel 1. Inokulasi bina- E. rhusiopbatiae terdapar rersebar di mana-
tang percobaan juga berguna untuk membedakan mana. Mereka terdapat di dalam lendir ikan air
L. monoqttogme-s dari kuman-kuman positif Gram tawar atau laut dan menyebabkan penyakit pada
lainnya yang secara morfologik mirip seperti babi, kuda, kambing dan lainlainnya. Binatang-
Corynebacteria, Erisipelothrix dan Streptokokus. binatang laboratorium seperri mencit dan burung
Unnrk percobaan patogenitas dilakukan tes Anton merpati sangat peka terhadap kuman ini, kelinci
dengan jalan menetaskan satu tetes biakan kaldu kurang peka sedangkan marmot dapat dikatakan
L. rnonocytogenes berumur 24 jam ke dalam kan- resisten terhadap kuman ini. Manusia memper-
tong konjungtiva seekor rnarmot atau kelinci. Mata oleh infeksi karena kontak dengan binatang atau
yang satu lagi dipakai sebagai kontrol. L. mono- produknya melalui bagian kulit yang rusak.
rytogenes akan menimbulkan konjungtivitis Penyakitnya disebut erisipeloid, dan hanya ter-
purulenta yang berat dalam waktu 24-36 jam. batas pada kulit.
Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada laki-
Pengobatan dan pencegahan
laki terutama karyawan jagal serta orang-orang
Penisilin merupakan obat pilihan, tetapi eritro- yang pekerja^nnya berhubungan dengan ikan,
misin dan tetrasiklin juga sangat efektif. Pen- kulit atau tulang binatang. Infeksi bixanya berupa
Batang Positif Gram l7l

eritema atau edema pada jari-jari dan tangan, Diagnosis laboratorium dapat ditentukan dengan
gatal, biasanya tidak nyeri dan tanpa gejala-gejala pembiakan kuman dari bahan biopsi.
sistemik. Infeksi hanya berlangsung selama Penisilin agaknya merupakan obat pilihan,
beberapa hari (satu bulan). sedangkan eritromisin dapat diberikan pada pen-
Infeksi erisipelotriks jarang sekali menyebar, derita-penderita yang peka penisilin. Binatang
tetapi pada bakteremia mungkin pula akan tim- dapat diimunisasi secara aktif dengan attenuated
bul endokarditis, septic anhritis dan kematian. vaccine(vaksin Pasteur 6c Thuillier).
KOI(US NEGATIF GRAM
Stt h a r n a,Ict.g o d i w o n d o

NEISSERIACEAE
ORDO Eubacteriales oleh karena itu perlu dilakukan cara identifikasi
FAMILI Neisseriaceae tambahan. Misalnya kemampuan sintesis iodine.
GENUS Neisseria reacting po/ysaccharidr: darr sukrosa oleh spesies
SPESIES l. Ne is s er i.a meningit idis Neisseria selain 1nr. gonot'rhoeae, N. m.eningiti.dis
2. Neisseria gonorrhoeae dan ,r*L lactatnicus. Caranya dengan menanam
kuman pada agar sukrosa 5olo, kemudian pada
Perbedaan antara N. gononhoeae dan N. me- koloni yang tumbuh dituangkan Lugol. Tes
ningitidis biasanya didasarkan atas hasil fermen- yang positif menunjukkan perubahan warna
tasi gula-gula. N. meningitidis membentuk asam pada koloni kuman menjadi merah biru atau
dari glukosa dan maltosa, sedangkan N. gonorr- biru hitam. Qara yang lain ialah dengan me-
boeaehanyamembentuk asam dari glukosa saja. nentukan profil nutrisi kuman yang bersang-
Hasil tes gula-gula ini dapat dikacaukan oleh kutan, karena setiap spesies mempunyai profil
sifat pertumbuhan kuman-kuman ini sendiri. nutrisi yang berbeda dan perbedaan ini dapat
Misalnya pembentukan asam dari karbohidrat dipakai untuk diferensiasi dan identifikasi. Cara
dapat dikacaukan oleh produk yang bersifat ini cepat dan tepat dalam menentukan kom-
alkali dari degradasi peptone secara enzimatik, posisi bakteri dan produk metabolitnya.

NEISSERIA MENINGITIDIS
Struktur antigen N-asetil-O-asetil manosamin fosfat. Antigen B
Delapan grup N. meningitidis, yaitu A, B, C, D, dan C terdiri dari polimer asam neuraminar
X, Y, Z dan Z', ditentukan atas dasar reaksi (sialic acid). Antigen C berupa asam neuraminar
aglutinasi. Organisme dalam grup A, B dan C asetil tetapi secara imunologik berbeda dari
merupakan penyebab penyakit yang utama di antigen B, meskipun grup O-asetilnya telah di-
klinik. Antigen kapsuler grup A terdiri dari ambil. Antigen kapsuler dari grup-grup meningo-

172
Kokus Negatif Gram 173

kokus lainnya belum diketahui sifat-sifatnya. dalam peristiwa reaksi silang yang terlihat dalam
Identifikasi dan purifikasi antigen polisakarida tes aglutinasi.
Brup A, B dan C telah menghasilkan kesim- Determi nan patogenitas
pulan bahwa antigen ini dapat dipakai sebagai
vaksin. Kuman lainnya ada yang memiliki anti- Polisakarida kapsuler menyokong sifat-sifat in-
gen yang mirip meningokdkus. Kebanyakan vasif meningokokus dengan menghambat fago-
Escberichia coli yang ditemukan dalam likuor sitosis. Dengan adanya antibodi spesifik, kuman
serebrospinalis bayi yang baru lahir dengan mudah dihancurkan oleh leukosit. Tidak ada

meningitis mempunyai suatu antigen polisa- bukti yang menunjukkan bahwa kuman meningo-
karids kapsuler K1 yang secara imunologik iden- kokus intraseluler yang nampak pada pewar-
tik dengan meningokokus grup B dan organisme naan Gram dapat berkembang biak di dalam sel
ini terbukti bersifat invasif pada neonarus. hospes.

Antigen ini mudah'mengalami degradasi dalam Endotoksin meningokokus pada dasarnya


hospes dan merupakan imunogen yang sangat t.*p" dengan aptyangditemukan pada bakteri
lemah, baik pada manusia ataupun hewan. negatif Gram lainnya dan berranggung jawab
Selanjutnya grup B ini masih dapat dibeda- terhadap kerusakan vaskuler yang ekstensif yang
bedakan lagi dengan teknik bakterisid menjadi merupakan variasi manifestasi klinik yang dise-
paling sedikit sepuluh serotip yang berbeda. babkan oleh kuman ini.
Teknik serotip bakterisid telah dipakai secara lnfeksi klinik
epidemiologik untuk memeriksa epidemi yang Sejarah
disebabkan oleh kuman meningokokus grup C.
Penyakit yang disebabkan oleh N. meningitidis
Reaksi-reaksi antibodi bakterisid dengan bebe-
pertama kali ditemukan pada tahun 1305 di
rapa strain N. gononhoeae pernah dilaporkan.
Geneva, Swiss dan disebut sebagai meningitis
Pada saat ini telah ditemukan teknik identifikasi
epidemika. Satu tahun kemudian terjadi wabah
strain meningokokus penyebab epidemi, namun
di Medfield, Massachusems, yang merupakan
peranannya dalam imunitas dan peinbuatan
wabah yang terjadi pertama kali di Amerika
vaksin masih tetap kurang jelas.
IJtara. Kuman penyebabnya baru ditemukan
Selain antigen polisakarida kapsuler, masih
pada tahun 1882, waktu \Teichselbaum mene-
ada antigen somatik, yang berupa fraksi nukleo-
mukan diplokokus negarif Gram dalam likuor
protein dan antigen karbohidrat somarik. Zat-
serebrospinalis penderita.
zat tnl secara kimiawi belum dapat ditentukan
dan nampaknya biasa ditemukan pada Neisseria Epidemiologi
dalam suatu serogrup yang spesifik. Mungkin Penyakit yang disebabkan oleh meningokokus
antigen-antigen ini ikut mengambil bagian tersebar luas di dunia, dapat bersifat sporadis
174 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

atau epidemik. Misalnya wabah yang disebab- dengan terjadinya kandungan bermacam-macam
kan oleh meningokokus grup A di Amerika strain kuman, ymg berlangsung seumur hidup.
Serikat pada tahun 1945, 14 kasus per 100.000
Patogenesis dan manifestasi klinik
penduduk. Pada tahun lgTl teriadrwabah di Sao
Paulo, Brasilia, 65 kasus per 100.000 penduduk. Meningokokus masuk ke dalam tubuh lewat
Pada tahun 1974 strin yang semula serogrup C traktus respiratorius bagian atas dan berkembang
beralih ke serogrup A. Tiga belas ribu orang biak dalam selaput nasofaring. Pada suatu saat
yang tersangka menderita penyakit yang dise- terjadi penyebaran secara hematogen. Masa tunas
babkan oleh meningokokus dimasukkan ke beberapa hari, kurang dari 1 minggu. Penye-
rumah sakit di Sao Paulo. baran meningokokus lewat aliran darah meng-
Orang dewasa pembawa kuman(karier) dalam akibatkan terjadinya lesi metastatik di berbagai
nasofaring merupakan sumber penularan penting tempat di badan, misalnya kulit, selaput otak,
kuman meningokokus dan juga merupakan persendian, mata dan paru-paru. Manifestasi kli-
reseruoirpencemaran kuman bagi peralatan rumah niknya tergantung kepada lokalisasi metastasis.
tangga. Penyakit ini paling banyak ditemukan Penyakit yang timbul dapat berupa demam
pada anak-anak berumu r antara 6-24 bulan. ringan yang dapat disertai dengan faringitis tanpa
disertai manifestasi spesifik lainnya dari infeksi
lmunitas meningokokus. Penyakit sistemik yang ditandai
Antibodi, seperti yang diukur dengan percobaan demam dan prostrasi lebih mudah diketahui.
bakterisid, dapat ditemukan dalam darah bayi Tidak jarang timbul suatu makula eritematosa,
yang masih sangat muda. Antibodi ini dapat yang disusul dengan munculnya suatu petekie
ditemukan pada saat bayi baru lahir dan bebe- yang tenrs berkembang menjadi suatu ekimosis.
rapa bulan sesudahnya, dianggap didapat secara Purpura vaskulitik ini didahului oleh suatu emboli
transplasental. Titer antibodi terendah ditemu- meningokokus dan dianggap sebagai suatu tanda
kan pada bayi berumur antara 6-24 bulan,hal ini khas penyakit meningokokus. Hal ini khas untuk
berkaitan dengan kenyataan bahwa insiden penyakit yang berat. Meningokoksemia dapat
puncak penyakit meningokokus sporadik juga disertai meningitis, artritis, perikarditis dan pe-
terdapat pada usia tersebut. nyakit pada organ-organ lainnya.
Daya tahan terhadap infeksi dicerminkan Dapat terjadi koagulasi intravaskuler yang
oleh adanya IgG, IgM dan IgA dalam serum. menyebar. Jika terjadi perdarahan dalam jaring-
Pembawa kuman (karier) menunjukkan per- an anak ginjal, maka dapat terjadthypoadrenergic
kembangan titer antibodi dalam waktu dua state yangdisebut sebagai sindrom'Waterhouse-
minggu sejak mulainya carrier state. Imunitas Friderichsen. Penderita dapat sembuh tanpa
terhadap meningokokus diawali dan diperluas sequelae atau dengan sequelae yang meninggal-
Kokus Negatif Gram 175

kan cacat selama sisa-sisa hidupnya. Seqwelae secara normal steril, ditanam dalam kaldu tryp-
dapat berupa tuli saraf VIII, kerusakan pada ticase soy atau pelat agar cokelat dalam sungkup
susunan saraf pusat dan termasuk juga nekrosis CO2. Teknik imunofluoresensi dapat dipakai
yang luas pada kulit atau jaringan, sebagai akibat untuk mendeteksi meningokokus dalam sediaan
trombosis vaskuler. Lesi-lesi ini mungkin me- apus sedimen likuor, cara ini penting rerutama
merlukan operasi plastrk (s k in gr aft i n g), amput asi untuk mendeteksi kuman yang telah mati seba-
jarr-jari atau ekstremitas. gai akibat pemberian kemoterapi. Antigen poli-
Erupsi yang berupa petekie yang khas dapat sakarida meningokokus dapat diendapkan oleh
mengarahkan pada diagnosis presumptif yang antisera polisakarida yang grup spesifik. Coun-
tepat, sehingga dapat diberikan pengobatan tercurre?xt imnzunoeiectrop'horesis dipakai untuk
pendahuluan y^ng sesuai. Septikemia yang dise- identifikasi polisakarida meningokokus dalam
babkan oleh gonokokus, kokus piogenik lain- darah, likuor
dan cairan sendi secara cepat. Ada-
ny^ atau Rickettsia rickettsiae dapat menl"ulitkan nya antibodi dalam serum penderita dapat dike-
diagnosis diferensial. tahui dengan hemaglutinasi hambatan pasif atau
dengan radtaactive antigen binding lest ff1srup2-
Diag nosis laboratorium kan cara yang paling sensitif sampai saar ini.
Infeksi meningokokus terutama didiagnosis Sayangnya tes-tes ini baru positif beberapa hari
dengan cara identifikasi A1 meningitidi.s dalam setelah gejala penyakitnya muncul.
bahan yang didapat dari penderita. Jika bahan
berupa eksudat, misalnya likuor serebrospinalis, Pengobatan
maka dapat dibuat diagnosis presumtif yang Penisilin masih merupakan obat pilihan unruk
cepat dengan cara menemukan diplokokus negatif pengobatan infeksi meningokokus. Al menigi-
Gram dalam sediaan apus. Kuman kadang-kadang rldLs ssn5lllf terhadap penisilin, dengan konsen-
juga dapat ditemukan dalam sediaan apus yang trasi hambat minimum 0,3 mikrogram/ml. Peni-
berasal dari petekie. Dalam kasus septikemia, ctllinGin aqua dibertkan secara intravena dengan
kuman jugadapatditemukan dalam sediaan apus dosis tinggi. Pada penderit a y angsensitif penisilin,
darah tepi. kloramfenikol merupakan rerapi alternatif yang
Bahan pemeriksaan dapat berupa darah, li- efektif. Selain itu perlu juga dihindarkan terjadi-
kuor serebrospinalis, bahan dari petekie, cairan nya koagulasi intravaskuler yang menyebar.
sendi, usap tenggorok atau nasofaring. Medium
selektif Thayer-Martin dipergunakan untuk pe- Pencegahan
meriksaan bahan yang mengandung bermacam- Pemakaian obat untuk profilaksis bagi penderita
macam bakteri, sedangkan bahan-bahan yang yang terpapar terhadap penyakit ini masih belum
berasal dari darah,likuor atau bahan-b ahanyang ada kesepakatan tenrang manfaatnya. Sebelum
176 Buku Ajar Mikrobioiogi Kedokteran

timbulnya resistensi, sulfonamida dapat membe- pula pemakaian penisilin dalam dosis pro-
rantas kuman ini dari nasofaring penderita. filaksis agaknya tidak dapat mencegah ter-
Pemakaian penisilin untuk kuman yang sensitif jadinya penyakit oleh meningokokus.
terflyata gagal pada keadaan carrier state. Jrka Di rumah sakit biasanya tidak diperlukan
dikehendaki pemberian obat profilaksis, dapat pemberian terapi profilaksis untuk orang-orang
dianjurkan pemberian rifampin dan minosiklin, yang terpapar rerhadap penyakit yang disebab-
kedua-duanya efektif untuk eradikasi carrier state.
kan oleh meningokokus. Terjadinya penyakit
Pengobatan dengan rifampin dalam jangka pen- sekunder di antara orang-orang tersebut sangat
dek dapat menghilangkan N. meningitidi.s dari jarang. Dalam hal yang demikian ditemukannya
nasofaring, tetapi dalam beberapa minggu sesudah-
gejala p eny akit dan pen go b atan se gera terhadap
nya strain-strain yangresisten terhadap rifampin
penderita dengan antimikrob a yang tepat d^pat
dapat kembali dalam nasofaring. Minosiklin juga mengurangi penyebaran penyakit. Dokter-
men ghilan gkan c arr ier st dt e, rctapi memb erikan
dokter yang sering berhubungan dengan pen-
efek samping berupa gangguan vestibuler yang derita yang tidak diobati, dapat diberi peng-
berakibat gangguan keseimbangan. Kombinasi obatan profilaksis tergantung kepada keadaan.
kedua macam obat tersebut mungkin sangat
lmunisasi
efektif, tetapi secara praktis tidak dapat dipakai
karena efek sampin gy angditimbulkannya sema- Vaksin meningokokus grup A dan C sudah dipa-
kin banyak. kai. Vaksin tersebut terdiri dari polisakarida
meningokokus tipe spesifik yang telah dimurni-
Individu yang kemungkinan besar mudah kan. Dosis tunggal50 mikrogram dapat mengha-
terkena infeksi adalah: silkan respons serologik 90o/o pada orangdewasa
L Anak-anak, terutama yang berusia kurang dan anak-anak yang sudah besar. Data pema-
darr 6 tahun yang tinggal serumah dengan kaiannyaberasal dari hasil imunisasi pada 350.000
penderita atau y angtempat tinggalnya sering anggota angkatan laut dan tent^r^ Amerika.
didatangi penderita. Vaksin tersebut dapat menurunkan penyakit yang
2. Anggota pasukan y^ng tingg l dalam suatu disebabkan oleh meningokokus secara bermakna
barak militer. Meskipun telah diberikan sesuai dengan serotip vaksin. Carrier state juga
rifampin atau minosiklin untuk profilaksis, lebih rendah pada orang-orang yang mendapat
namun hal ini tidak berarti bahwa contact vaksinasi dartpada yang tidak. Dari hasil perco-
person tersebut tidak memerlukan observasi baan ini dapat disimpulkan bahwakadar antibodi
lagi. Meningitis meningokokalis telah dila- yang ditimbulkan oleh vaksinasi tersebut ber-
porkan terjadi pada penderita yang menda- sifat protektif terhadap grup yang grendapat
pat profilaksis dengan rifampisin. Demikian vaksinasi. Sebaliknya respons antibodi bayi pada
Kokus Negati/'Gram 177

tahun-tahun pertama hidupnya kurang optimum. y aflgfly atabagi kedokteran pencegahan. Kuman
Kadar antibodi dalam serum terhadap dosis grup B masih merupakan persoalan, karena poli-
tunggal vaksin tersebut tidak dianggap bersifat sakaridanya merupakan imunogen yang sangat
protektif. Vaksin tersebut terbatas pemakaian- iemah. Kemungkinan teoretis bahwa imunisasi
nya hanya pada kelompok tentara dimana dengan polisakarida grup A dan/atau C akan
biasanya terladi epidemi. Pada saat ini masih mencegah penyakit dengan serogrup yangsama,
belum dianjurkan pemakaiann y a pada anak-anak, tetapi membiarkan serogrup lainnya menimbul-
karena efektivitasnya belum dapat dipastikan. kan epidemi, maka masih diharapkan penga-
Pengembangan vaksin tipe-spesifik untuk me- laman-pengalaman tes dengan vaksin yang ada.
ningokokus grup A dan C merupakan bantuan

NEISSERIA GONORRHOEAE
Morfologi luar tertutup semacam kapsul yang belum dike-
l'treisseria gonorrhoeae ataugonokokus merupa- tahui komposisinya. Pili yang mencuar dari per-
kan kuman berbentuk ginjal dengan garis tengah mukaan sel kuman tenrtama ditemukan pada
0,8 pm. Selalu berpasangan, sehingga disebut di- gonokokus hasil isolasi langsung dari penderita
plokokus. Tidak bergerak secara aktif dan tidak (isolasi primer). Membran luar sebagian besar
berspora. Strain yang virulen, yang terutama berupa protein I yang tersusun trimetil dan
berasal dari isolasi primer, mempunyai pili pada membentuk pori-pori pada permukaan kuman.
permukaan selnya. Strain hasil subkultur, tidak Ada 16 jenis serotip protein I yang dapat di
atauhanya sedikit mempunyai pili. Dengan pili, manfaatkan untuk klasifikasi isolat kuman secara
kuman dapat menempel pada sel epitel uretra) epidemiologik. Protein II terutama ditemukan
mukosa mulut atau sperma. Pili juga dapat meng- pada gonokokus avirulen yang koloninya buram.
hambat fagositosis dan dapat merupakan alat, Protein ini berkaitan dengan daya lekat anrarsel
pemindah plasmid dengan cara konjugasi antara dan juga daya tempel gonokokus terhadap kultur
sesama gonokokus atau arr:ara gonokokus dengan sel eukariota. Lipopolisakarida endotoksin gono-
Escherichia col1. Gonokokus mempunyai bebe- kokus serupa dengan yang ditemukan pada
rapa jenis plasmid, salah satu di antaranya meru-
meningokokus. Endotoksin mengandung lipid
pakan pembawa gen resisten yang berperanan A dan inti polisakarida, namun tidak dijumpai
pada pembuatan penisilinase atau beta-laktamase.
adanya rantai O yang bagi strain tertenru yang
Struktur kuman banyak ditemukan pada kuman batang negatif
Struktur Neisseria gonorr/toeae serupa dengan Gram merupakan tanda yang khas. Lipopoli-
Neisseria meningitidis (Gambar 20. 1). Permukaan sakarida terdapat pada permukaan paling luar
178 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Gambar 20.1. Srr:iktur permukian Neisseria gonnorrhoeae.

membran sel, dan dilepas dalam bentuk aktif ke Kuman ini bersifat aerob atau mikroaero-
nrang ekstrasel seperti halnya meningokokus. filik, untuk tumbuhnya perlu suasana udara
Protein gonokokus lainnya ialah protease yang dengan kadar CO2 kurang lebih 5olo. Gono-
dapat memecah IgA dan beta-laktamase yang kokus juga sangat pemilih, untuk dapat tum-
mampu menghidrolisis penisilin. Enzim beta- buh dalam suatu perbenihan perlu penambahan
laktamase yang diproduksi dengan per^nt^r^an beberapa zat atav senyawa tertentu. Secara epi-
plasmid ini identik dengan enzim yang ditemu- demiologis, kenyataan ini dapat dipakai untuk
kan pada bakteri negatif Gram lainnya, arLtara menentukan tipe atau untuk identifikasi penye-
lain li,t t mcph i Itts in;fl u en za e,Enterobacteriaceae. bab gonore di berbagai tempat yaitu dengan c ra
menguji kemampuan tumbuhnya pada beberapa
Sifat-sifat perbenihan yang masing-masing mengandung
Pada isolasi primer gonokokus dengan menggu- zat atav senyawa tertentu. Tipe kuman yang
nakan perbenihan yang diperk aya, akantumbuh ditentukan dengan cara demikian disebut auk-
koloni kuman yang berbentuk cembung, per- sotip. Sampai saat ini telah ditemukan 35 aukso-
mukaannya mengkilat, bersifat mukoid dan tip kuman l,{eisseritt gan,)rr! :ceae.
bergaris tengah antara L-5 mm. Pada subkultur Penambahan zat besi ke dalam suatu per-
akan terbentuk koloni yang kurang cembung benihan dapat meningkatkan virulensi gonoko-
dan kurang mengkilat. kus. Dengan anggapan bahwa terdapat variasi
Kokus Negatif Gram 179

dalam kondisi metabolisme atau dalam kon- bahwa etiologi kedua jenis penyakit rersebut sama.
sentrasi zat besi dalam tubuh para penderita Baru pada tahun 1838 Ricord berhasil meng-
gonore, maka dapat dimengeni mengapa tingkat hapuskan anggapan yang salah tersebur dengan
beratnya penyakit secara klinis pada masing- membuktikan bahwa gonore dan sifilis menrpa-
masing penderita tidak sama. Sedangkan penam- kan dua jenis penyakit yang berbeda. Pernyaraan
bahan amilum, kolesterol atau albumin, dimak- tersebut dibuat setelah Ricord berhasil melaku-
sudkan untuk menetralkan efek hambatan asam kan percobaan inokulasi pada lebih dari 2.500
lemak dalam perbenihan. Glukosa yang terdapat manusia sebagai sukarelawan. Pendapat ini
dalam perbenihan akan difermentasi menjadi asam diperkuat lagi setelah ditemukannya,\'ei-i-selr,e
laktat tanpa disertai pembentukm Bas, sementara ganoi"rboeae sebagai kuman penyebabnya pada
maltosa tidak difermentasi sama sekali. Dalam tahun 1885 oleh Neisser, dan ditemukannya
pertumbuhannya gonokokus juga membentuk 'lrepanenta pellidum sebagai penyebab sifilis
katalase dan sitokrom oksidase. Adanya sito- oleh Schaudinn dan Hoffman pada tahun 1905.
krom oksidase dapat dideteksi dengan tes oksi-
dase dan perlu diketahui bahwa selain Atri.s.,ell.r Fatogenesis
sp. Pseudomonas sp. juga menunjukkan hasil tes Pada umumnya infeksi primer dimulai pada
oksidase positif. epitel silindris dari uretra, duktus periuretralis
Daya tahan gonokokus terhadap lingkungan atau beberapa kelenjar di sekitarnya. Kuman juga
fisik atau kimiawi, ternyata sangat rendah. Gono- dapat masuk lewat mukosa serviks, konjungtiva
kokus peka terhadap sinar matahari, penge- atau rektum. Kuman menempel denganpili pada
ringan, pemanasan, suhu rendah dan perubahan permukaan sel epitel atau mukosa. Pada hari
pH. Kuman ini juga peka terhadap antiseptik yang ketiga, kuman mencapai jaringan ikat di
tertentu, misalnya larutan AgNO.. 1/4.000 dapat bawah epitei, setelah terlebih dahulu menem-
menghancurkannya dalam waktu dua menit. bus ruang antar sel. Selanjutnya terjadi reaksi
Gonokokus juga cenderung mengalami autolisis ,radang berupa infiltrasi leukosit polimorfonuk-
dengan cepat. lear. Eksudat yang terbentuk dapat menyumbat
saluran atau kelenjar sehingga terjadi kista
lnfeksi gonokokus ' retensi dan abses. Penyebaran ke tempat-tempar
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi gonoko- lainnya lebih sering terjadi iewat saluran getah
kus disebut gonore, merupakan penyakit vene- bening daripada lewat saluran darah. Terjadinya
rik yang paling sering dijumpai. Karena gonore kerusakan pada sel epitel oleh gonokokus, menye.
dan sifilis seringkali ditemukan pada seorang babkan terbentuknya celah pada mukosa, se-
penderita sekaligus, maka sampai awal abad ke hingga mempermudah dan mempercepat masuk-
sembilan belas, masih ada yang beranggapan nya kuman.
180 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Infeksi pada pria pelvis menahun yang sukar disembuhkan dan


Penularan gonore terutama terjadi lewat kontak menimbulkan keluhan-keluhan nyeri. Komplikasi
seksual. Masa tunas rata-rataempat hari. Penderita lainnya dapat berupa perihepatitis atau perito-
mengeluh disuria dan mengeluarkan pus pada nitis. Pada 50olo wanita penderita gonore, dapat
waktu miksi. Kadang-kadang timbul demam dijumpai adanya kolonisasi gonokokus dalam
dan terjadi leukositosis, namun seringkali tidak rektum yang dapat berkembang menjadi proktitis.
dijumpai gejala sistemik lainnya. Sepuluh persen Keadaan yang serupa, juga dapat dijumpai pada
di anrara penderita tidak menunjukkan gejala penderita pria homoseks, sedangkan pada pen-
apapun (asimtomatik), dengan demikian ber- derrta pria heteroseks jarang. Gonokokus juga
potensi sebagai sumber penularan. Pengobatan dapat membentuk kolonisasi dalam faring, baik
secara adekuat dengan antibiotika yang tepat, padapria ataupun pada wanita. Faringitis karena
dapat mempercepat penyembuhan. Pada 7o/o dari gonokokus seringkali asimtomatik.
penderita, dapat terkena komplikasi berupa strik-
lnfeksi pada anak
tur uretra, epididimitis atau prostatitis. Sedang-
Pada umumnya infeksi pada anak terjadi pada
kan komplikasi septikemia, peritonitis atau me-
masa perinatal, yaitu pada saat bayi lewat jalan
ningitis jarang dij umpai.
lahir. Manifestasinya dapat berupa infeksi pada
Infeksi pada wanita mata yang disebut oftalmia neonatorum atalr
Masa tunas gonore pada wanita sukar ditentu- blenorrhoeae. BtIa dibiarkan tanpa pengobatan,
kan, karena pada umumnya tidak menunjukkan dapat mengakibatkan kebutaan. Dahulu usaha
gej ala- gej ala. B il a ada gej ala dap at b e rup a disu ri a/ pencegahan dilakukan dengan cara meneteskan
poliuria, keluar getah dari vagina, demam atau larutanAgNO: 1 o/o ke dalamsaccws conjunctivae
nyeri perut. Dapat timbul komplikasi berupa setiap bayi baru lahir. Tindakan pencegahan ini
r adang pelvis yang merupakan kelanj utan infeksi disebut cara Crede. Cara ini dapat gagal membe-
y ang r e rj adi dalam t u b a fa I I op i i. Ke ada an ini me- rikan pencegahan, jika penyakitnya telah sem-
rupakan penyebab utama terjadinya kemandulan pat berkembang. Keadaan ini dapat terjadi pada
di kemudian hari. Jaringan parut yang terbentuk kasus kelahiran prematur pada peristiwa
^t^u
setelah proses penyembuhan akan menghalangi ketuban pecah dini, sedangkan si ibu sedang atau
jalannya sel telur yang berasal dari ovarium. masih menderita gonore pada saat tersebut. Di
Jaringan parut juga dapatmenghambat aliran cairan sini terlihat betapa pentingnya penapisan gonore
yang melewatr tuba fallopii Di tempat-tempat pada ibu-ibu dalam masa-masa kehamilan.
cairan terhambat dan terkumpul dapat terkena Neonatus jug dapat terkena artritis go-
infeksi oleh kuman lain, terutama dari jenis anaerob. norrboica yang sangat destruktif. Mereka ter-
Selanjutnya dapat disusul dengan peradangan kena infeksi pada saat-saat kelahiran. Pada
Kokus Negatif Gram 181

beberapa kasus terbukti bahwa si ibu sedang koroid), meningitis, perihepatitis, endokarditis,
menderita gonore diseminata pada saat mela- miokarditis dan perikarditis.
hirkan. Dari hasil penelitian, terflyata strain- Selain gonore metastatik, masih ada bentuk
strain gonokokus yang memerlukan arginin, gonore ekstragenital lainnya, yaitu gonore oro-
hipoksantin dan urasil (AHU) untuk tumbuh- faring, anorektal dan konjungtiva. Yang terak-
nya, cenderung menimbulkan infeksi yang ber- hir telah disebut sebelumnya, sebagai conjunc-
sifat diseminata. IJntung, pada umumnya tivitis gonorrboica. Gonokokus juga dapat me-
auksotip 16 (AHU) ini sensitif terhadap penisilin nyebabkan infeksi pada kulit, terutama pada kulit
dan antibiotika lainnya. y angtelahterluka, disebut dermatitis gonorrb o ica.
Vulvovaginitis karena gonokokus dapat dite-
mukan pada gadis umur 2-8 tahun atau pada Arthritis gonorrhoica
wanita dalam masa menopause. Hal ini terjadi Dahulu artritis karena gonokokus ini banyak
karena rcrdapatnya suasana tertentu yang mem- ditemukan, dan terutama menyerang kaum wanita.
bantu foto memudahkan tumbuhnya gono- Sekarang sangat Tarang dijumpai. Gejala penya-
kokus. Pada mereka mukosa vaginanyatertutup kit timbul secara mendadak pada minggu ketiga
oleh selapis epitel silindris, kadar estrogen dan atau empat setelah infeksi. Pada umumnya menye-
glikogen di dalam sel rendah, dan pH vagina rang persendian besar. Pada penderita akan dite-
lindi. Keadaan yang sebaliknya justru dijumpai mukan demam tinggi, persendian membengkak,
pada wanita dewasa dalam masa-masa subur. merah, panas dan sangat nyeri pada setiap
Mukosa vagina tebal, terdiri dari epitel berlapis pergerakan. Pada aspirasi sendi akan didapatkan
gepeng, kadar estrogen dan glikogen tinggi, dan cairan purulen kental. Pada foto rontgen akan
banyak dijumpai kuman batang positif Gram, nampak destruksi pada permukaan sendi dan
Lactobacillus anaerob (basil Doderlein). Oleh tulang rawan. Sebagai akibatnya, persendian me-
basil Doderlein, glikogen difermentasi menjadi nyempit dan terjadi ankilosis.
asam laktat, sehingga pH vagina asam. Keadaan
yang demikian dapat memberikan perlindungan
Diagnosis laboratorium
terhadap infeksi. Bahan pemeriksaan untuk diagnosis dapat ber-
asal dari sekret uretra konjungtiva atau ser-
Gonore metastatik viks. Untuk kasus-kasus tertentu dapat diambil
Terjadi sebagai akibat penyebaran gonokokus bahan dari cairan sinovial, darah atau bilasan
secara hematogen. Insiden kurang lebih 1 o/o pada lambung.
para penderita gonore. Manifestasi klinik antara Dari bahan pemeriksaan dibuat sediaan Gram
lain dapat berupa artritis, septikemia, uveitis dan kultur. Dalam sediaan Gram akan ditemu-
anterior (mengenai iris, korpus siliare dan kan diplokokus negatif Gram (DNG) intrasel
182 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

leukosit polimorfonuklear dan DNG ekstrasel. dan Proteus sp. Dengan urutan fungsi yang sama,
DNG intrasel terutama ditemukan pada kasus- NYCM modifikasi I mengandung linkosin, kolis-
kasus akut. Untuk pemeriksaan mikroskopik ini tin, amfoterisin-B dan trimetoprim, sedangkan
dapat. pula dilakukan tes fluoresensi zat anti. modifikasi II mengandung vankomisin, kolistin,
Sediaan DNG dicampur dengan IgG anti gono- amfoterisin-B dan trimetoprim.
kokus dan fluoresein isotiosianat. Kuman akan
nampak berfluoresensi di bawah mikroskop Perbenihan transpor
fluoresen. Jika letak tempat pengambilan bahan pemerik-
Kultur dapat dilakukan pada pelat perbenihan saan jauh dari laboratorium, maka diperlukan
Thayer Martin (IM) atau pada New York City perbenihan transpor. Bahan pemeriksaan yang
Medium (NYCM). Kemudian pelat dimasukkan disimpan dalam perbenihan transpor dalam lemari
ke dalam pengeram37" C dengan suasana udara ber- es dapat tahan selama24 jam. Namun sampai di

kadar CO, kurang lebih 5%, yaitu dalam sungkup laboratorium bahan tersebut harus segera dita-
lilin biasa atau dalam inkubator CO,. Pertum- nam pada agar cokelat, TM atau NYCM. Bebe-
buhan koloni gonokokus dapat dilihat setelah rapa contoh perbenihan transpor ialah Stuart,
pengeraman selama 24iamatau 48 jam. Terhadap Carry-Blair dan Amies (charcoal). Perbenihan
koloni tersangka dilakukan tes oksidase dan pena- Stuart mengandung agtr, asam tioglikolat, NaOFI
naman pada S,rl"-g,tl". Kolortt Neisseria gonorrltoeae (untuk menetralkan asam tioglikolat), buffer gli-
menunjukkan hasil tes oksidase dan glukosa serofosfat 1z'100 dan CaCl: dengan konsentrasi
positif, sedangkan maltosa dan sakarosa negadf. l,/10.000. Komposisi di atas memberikan sua-
sana reduksi dan diharapkan kuman dalam bahan
Fen'benihan pemeriksaan dapat bertahan lebih lama di dalam-
Bahan pemeriksaan yang tidak banyak terkonta- nya. Selanjutnya masih ditambah lagi dengan
minasi, misalnya darah atau cairan sendi, cukup larutan biru metilen 1/500.000 ) sebagai indika-
ditanam pada pelat agar cokelat, |aitu agar darah tor, yang dalam suasana reduksi tidak nampak
yang telah dipanaskan 80oC. Bahan pemeriksaan berwarna. Sementara itu kapas lidi untuk peng-
yang diduga banyak mengandung kuman kon- ambilan bahan pemeriksaan perlu dicelupkan ke
taminan, misalnya berasal dari uretra atau vagina, dalam larutan cbarcoal 1olo guna menetralkan
perlu ditanam pada perbenihan yang lebih seiek- efek bakterisid dari agar. Komposisi perbenihan
tif, TM atau NYCM. Perbenihan TM terdiri Carry-Blair hampir sama dengan Sruarr, hanya
dari agar cokelat ditambah vankomisin, kolistin, asam tioglikolat dan NaOH diganti dengan
nistatin dan trimetoprim. Masing-masing ber- sodium tioglikolat. Sedangkan perbenihan Amies
khasiat untuk menghambat pertumbuhan kuman merupakan perbenihan Carry-Blair yang langsung
kontaminan positif Gram, negatif Gram, j"** ditambah charcoal 1 o/o.
Kokus Negatif Gram 183

Perbenihan transgrow (Gordon dan Mcl-eod) sebagai reagen. Reagen


Perbenihan inimerupakan perbenihan kombi- yang kedua lebih toksik jika dibandingkan dengan

nasi, selain untuk transpor juga sekaligus untuk reagen yang pertama. Senyawa aromatik amin ini
menumbuhkan gonokokus. Dasarnya merupa- berlaku sebagai penerima elektron; dalam keadaan
kan perbenihan Thayer Martin. Dapat berupa tereduksi senyawa ini tidak berwarna. Jika kemu-
tuangan miring dalam botol bertutup rapat (scrrz' dian karena adanya sitokrom oksidase dan oksi-
ta.p)yang ruangan udaranya diisi CO: 10o/o. be- gen dari udara senyawa ini teroksidasi, maka
rupa tuangan dalam pelat plastik persegi (]embec- akan nampak berwarna ungu, ungu tua sampai
Neigon) atau berupa lempeng perbenihan yang kehitaman-hitaman. Dengan adany a perubahan
dimasukkan ke dalam tabung plastik (GO-slide) warna ini, hasil tes oksidase dinyatakan positif.
yang masing-masing ke dalamnya dapat dima-
Tes lodometri
sukkan tablet Ci]-: setelah penanaman.
Perbenihan tvllnsprary yang telah ditanami, Sudah sejak satu setengah dekade yang lalu
harus segera dimasukkan ke dalam pengeram dicurigai adanya strain gonokokus yang tahan
37oC selama24 jam atau 48 jam. Setelah koloni terhadap penisilin. Ternyata mekanisme resis-
tumbuh, kuman dapat bertahan selama 48 jam tensinya lewat suatu enzim yang dikenal sebagai
dalam suhu kamar. penisilinase atau beta-laktamase yang dihasilkan
oleh kuman tersebut. Enzim ini mampu meme-
Tes oksidase cah cincin betalaktam molekul penisilin, se-
Sitokrom oksidase merupakan hemoprotein yang hingga terbentuk asam penisiloat yang tidak
mengandung zat besi dan merupakan rantai akhir aktif. Ada berbagai c ra y^ng dapat digunakan
respirasi aerob, yaitu dengan mentransfer elek- untuk mendeteksi pembuatan enzim ini oleh
tron (hidrogen), kemudian bereaksi dengan oksi- Neisseria gonorrboeae, salah satu di antaranya
gen dan membentuk molekul air. Sistem sito- ialah dengan cara Iodometri.
krom dapat ditemukan pada mikroorganisme Untuk merangsang pembuatan enzim beta-
aerob atau fakultatif anaerob. Tes oksidase pen- laktamase oleh sel kuman, dibuat suspensi koloni
ting untuk identifikasi mikroorganisme yang gonokokus dalam suatu substrat, yaitu larutan
tidak membuat enzim ini atau mikroorganisme penisilin 6.000 pLg/mldalam buffer fosfat pFI 6,C.
anaerob obligat. Jadi dapat dipakai untuk mem- Setelah dibiarkan selama 30 menit pada suhu
bedakan koloni Enterobacteriaceae (negatif) dari kamar, ke dalamnya dimasukkan dua tetes larut-
koloni Fst udoplan hron -,p (positif). an kanji I/o dan satu tetes Lugol. Segera terlihat
Pada tes oksidasi dipakai larutan tetrametil warna biru sebagai akibat terbentuknya kom-
p-fenilendiamin dihidroklorida 1olo (I(ovac) atau pleks Iodium-kanji. Jika kuman memproduksi
dimetil p-fenilendiamin dihidro-klorida I o/o enzim beta-laktamase, penisilin akan dihidrolisis
184 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

menj adi asam penisil o^t yang mampu mereduksi biologi FKUI sejak tahun 1981. Jika dibanding-
Iodium menjadi Iodida, sehingga tertinggallah kan dengan isolate gonokokus secara keseluruhan,
campuran iodida dengan kanji yang tidak ber- maka persentase strain ini nampak selalu mening-
warna. Hasil tes dinyatakan negatif kalau dalam kat dari tahun ke tahun (Gambar 20.2).Karena
waktu sepuluh menit warna biru tidak berubah. hampir semua jenis antibiotika beta-laktam peka
Isolat gonokokus yang resisten penisilin ini terhadap enzim beta-laktamase yang dihasilkan
dikenal sebagai penicillinase producing Neisseria oleh strain ini, maka dalam memberikan peng-
Eonorrhoeae (PPNG) atau Neisseria gonorrboeae obatan bagi para penderita gonore hendak-
pembuat penisilinase (NGPP). Keberadaannya ny^ selalu waspada terhadap kemungkinan
terus-menerus dipantau di laboratorium Mikro- kehadirannya.

%PPNG
100

1981 1982 1983 1984 1985 1986 '1987 1988 1989 1990 Tahun
140 99 101 60 44 37 26 18 '16 13 n

Gambar 2A.2. o/o


NGPP di antara isolar A/. gonorrboeae di Bagian Mikrobiologi FKUI anrara tahun 1981-IggA.
(Dari S. Josodiwondo: Epidemiologi beberapa penyakit karena hubungan seksual. Dalarn
PEI-ATIFIAN TEKNIIS PEMERIKSAANI CEPAT EPIDEMIOLOGI (DEPKES),Jakana,1991,.
BATANG NEGATIF GRAM
Karsinah, Luclqt H.M., Suharto, dan Mardiastuti H.W.

ENTEROBACTERIACEAE
Pendahuluan ting di dalam infeksi nosokomial, misalnya seba-
Enterobacteriaceae adalah suatu famili kuman gai penyebab infeksi saluran kemih, infeksi pada

yang terdiri dari sejumlah besar spesies bakteri luka, infeksi saluran napas, peradangan selaput
yang sangat erat hubunganny^ satu dengan lain- otak dan septikemia. 5-t0o/o dari total populasi
nya. Hidup di usus besar manusia dan hewan, di rumah sakit mendapatkan infeksi nosokomial.
tanah, air dan dapat pula ditemukan pada dekom- Di dalam klasifikasinya Ewing membagi
posisi material. Karena hidupnya yang pada famili kuman ini di dalam enam tribe sebagai
keadaan normal ada di dalam usus besar berikut:
manusia, kuman ini sering disebut kuman Tribe I Escherichieae
enterik atau basil enterik. Tribe II Edwardsiellae
Sebagian besar kuman enteriktidak menim- Tribe III Salmoneileae
bulkan penyakit pada bost (tuan rumah) bila Tribe IV Klebsielleae
kuman tetap berada di dalam usus besar, tetapi Tribe V Proteeae
pada keadaan-keadaan di mana terjadi perubahan Tribe VI Erwinieae
pada bost atau bila ada kesempatan memasuki
Sedangkan Bergey menggolongkannya ke
bagian tubuh yanglain, banyak di antara kuman
dalam lima grup dan memasukkan genus
enterik ini mampu menimbulkan penyakit pada
Yersinia ke dalam famili ini. Kelima grup ter-
setiap jaringan di tubuh manusia. Sebanyak 80%
sebut adalah:
dari kuman batang neg trf. Gram yang diisolasi
di laboratorium Mikrobiologi Klinik adalah Grup I : Escherichieae

kuman Enterobacteriaceae dan 50o/o dari jumlah Grup II : Klebsielleae

tersebut adalah isolat yang berasal dari bahan Grup III : Proteeae

klinik. Organisme-organisme di dalam famili ini Grup IV : Yersinieae


pada kenyataanny^ mqmpunyai peranan pen- Grup V : Erwinieae

185
f 86 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

ini dibuat berdasarkan data


Kedua klasifikasi yang membentuk indol dan adayangtrdak mem-
fenotip lain reaksi biokimia dan reaksi bentuk indol (E. coli adayang membentuk iridol
^ntara
serologik. Klasifikasi tersebut di atas yang ada yang tidak, demikian pula Shigella. Semua
sampai sekarang digunakan di bagian Mikro- Salmonella mutlak tidak membentuk indol),
biologi FKUi. tidak membentuk fenol oksidase dan tidak men-
Di Amerika oleh CDC (Centre for Disease cairkan gelatin. Perbedaan dalam jenis-jenis kar-
Conrrol) telah digunakan klasifikasi lain yang bohidrat yang difermenrasi, hasil akhir meta-
lebih akurat yaitu klasifikasi berdasarkan data- bolisme, substrat yang digunakan serra per-
data genetik misalnya dengan melakukan tes ubahan beberapa asam amino menjadi dasar
DNA-DNA hibridisasi. pembagian spesies.
Sifat biakan kuman enterik adalah sebagai
1\llorfologi berikut:
Kuman enterik adalah kuman berbentuk batang Koloni kuman umumnya basah, halus, keabu-
pendek dengan ukuran0,5 pm x 3,0 pm negatif abuan, permukaannya licin. Hemolisis btla ada
Gram, tidak berspora, gerak positif dengan flagel yaitu tipe beta. Pada perbenihan cair tumbuh
peritrikh (Salmonella, Proteus, Escherichia) atau secara difus. Macam perbenihan yang dipakai
gerak negatif (Shigella, Klebsiella). Mempunyai untuk isolasi kuman enterik adalah:
kapsul/selubung yang jelas seperri pada Kleb-
siella atau hanya berupa selubung tipis pada 1. Dii'erensial:
Agar MacConkey, agar Eosin Methylene Blue,
Escherichia atau tidak berkapsul sama sekali.
Sebagian besar spesies mempunyai pili atau agar Desoxycholate. Pada perbenihan ini
fimbriae yang berfungsi sebagai alat perlekatan hampir semua kuman enterik dapat tumbuh.
dengan bakteri lain.
2. Selektif:
agar Salmonella-Shigella, agar Desoxycholate
Fisiologi citrat. Perbenihan ini khusus untuk meng-
Sifat biokimiawi dari kuman enterik kompleks isolasi kuman usus patogen.
dan bervariasi. Pada suasana anaerob atau kadar 3. Persemaian:

C: rendah terjadi reaksi fermentasi dan pada kaldu GN, kaldu selenit, kaldu rerrarhionat.
suasana aerob atau kadarO: cukup terjadi siklus Kuman usus patogen tumbuh lebih subur.
asam trikarboksilat dan transpor elektron untuk Daya tahan kuman:
pembentukan energi. Kuman enterik tidak membentuk spora, mudah
Semua kuman enterik meragi glukosa men- dimatikan dengan desinfektan konsenrrasi ren-
jadi asam dengan atau tanpa diserrai pemben- dah. Zar-zat seperri fenol, formaldehid, B-glu-
tukan gas, mereduksi nitrat menjadi nitrit, ada taraldehid, komponen halogen bersifat bakterisid.
Batang Negatif Gram 187

Pemberian zat klor pada air dapat mencegah Antigen kapsul:


penyebaran kuman enterik khususnya kuman Terdiri dari polisakarida, bila dipanaskan 60oC
penyebab penyakit tifus dan penyakit usus lain. selama satu jam kapsul akan rusak. Antigen ini
Kuman enterik toleran terhadap garam empedu dapat menghalangi atau menghambat reaksi
dan zatwarna bakteriostatik, sehingga zat-zat ini aglutinasi antigen O dengan antiserumnya yang
dipakai di dalam perbenihan untuk isolasi pri- homolog. Pada genus Klebsiella komponen ini
mer. Toleran terhadap dingin, hidup berbulan- terlihat sebagai kapsul sebenarnya dan dapat
bulan di dalam es.. Peka terhadap kekeringan, ditentukan tipenya dengan reaksi Quellung.
menyukai suasana yang cukup lembab, mati Salah satu antigen kapsul yang sangat dikenal
pada pasteurisasi. adalah antigen Vi (virulen) pada kuman Salmo-
nella typhi, antigen ini berperan di dalam pato-
Struktur dinding sel genesis penyakit tifoid. Antigen Vi juga dapat
Dinding sel kuman terdiri dari lapisan murein, ditemukan pada spesies Salmonella paratyphi C
lipoprotein, fosfolipid, protein dan lipopoli- dan Citrobacter.
sakarida.
Lapisan murein-lipoprotein membentuk 20olo
Antigen flagel:
dari total dinding sel dan benanggung jawab Terdiri dari protein, pada genus Salmonella dan
terhadap cellular rigidity, struktur ini menye- Arizona antigen H terdapat dalam dua fase yaitu
rupai jala/net, terdiri dari rantai N-asetil gluko- fase satu (spesifik) dan fase dua (tidak spesifik).
samin berikatan kovalen dengan asam N-asetil Variasi fase ini disebabkan perbedaan asam
muramat melalui ikatanB 1-4 glikosida. Lapisan amino yang reyersibel. Antigen flagel dapat
fosfolipid, protein dan lipopolisakharida {nem- dibuat dengan cara menambahkan formalin
bentuk 80o/o dari dinding sel. Komponen utama pada kuman yang motil yang berusia muda
yang terpenting dari dindigrg sel adalah lapisan sehingga protein flagel yang labil menjadi stabil.
lipopolisakarida, terdiri dari rantai polisakarida Reaksi aglutinasi yang terjadi berupa gumpalan
yang spesifik, menentukan sifat antigenik dan seperti kapas yang mudah hilang bila larutan
aktivitas endotoksin. dikocok. Bila pada kuman yang moril ditam-
bahkan asam, atau alkohol atau dilakukan
Struktur antigen pemanasan 100'C selama 20 menit maka flagel
Karakterisasi antigen berperan penting di dalam akan rusak dan yang tinggal adalah badan
epidemiologi dan klasifikasi, khususnya pada ge- kuman. Dalam hal ini reaksi aglutinasi yang
nus tertentu seperti Salmonella, Shigella. Kom- terjadi bila ditambahkan anri O antibodi adalah
ponen utama sel bakteri adalah: antigen somatik endapan seperti pasir yang tidak hilang bila
(O), antigen flagel ft{) dan antigen kapsul (K). larutan dikocok.
188 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Antigen somatik: binatang percobaan, pen)'untikan endotoksin


Terdiri dari lipopolisakarida (I-PS) yang dapat menimbulkan reaksi berupa demam, syok,
perubahan-perubahan sel leukosit, sitotoksik,
dibedakan dalam tiga regio.
Regio 1: perubahan reaksi hospes terhadap infeksi,
- perubahan-perubahan rnetabolisme dan seba-
Merupakan polimer dari unit oligosakarida
gainya. 3Ao/o dari pasien-pasien yang meng-
yang spesifik, tersusun dari3-4 monosakarida
yang berulang. Perbedaan-perbedaan antigen
alami bakteremia akan mengalami syok
O pada regio ini dapat dipakai untuk iden- dengan kemungkinan kematian .ir*i**;j,.r'.
tifikasi, misalnya subgruping serologik terha- Syok terjadi karena berkurangnya aliran
dap kuman-kuman Salmonell4, Shigella dan darah ke organ-organ vital sehingga terjadi
hipoksia seluler dan kegagalan metabolisme.
Escherichia.
Regio 2: Enterotoksin:
- -
Regio ini melekat pada regio terdiri dari inti
1, Adalah substansi yang mempunyai efek tok-
polisakarida, yangdibedakan dalam inti dalam sik pada usus halus, menyebabkan pelepasan
terdiri dari 2 keto-3 deoksioktonat (KDO), cairan ke dalam ileum. Produksi enrerotoksin
heptosa, fosfat, pirofosfat dan inti luar terdiri oleh kuman E. coli diatur oleh plasmid.
dari heksosa: glukosa, galaktosa dan N-asetil
Daya invasi organisme:
glukosamin. -
Regio ini konstan pada satu genus tetapi ber- Misalnya kuman Shigella melakukan pene-
beda antara genera. trasi ke dalam lapisan epitel, berkembang biak
Regio 3: dan kemudian merusak lapisan epitel.
-
Regio ini melekat pada regio 2, terdiri dari Permukaan sel kuman:
lipid A, yang merupakan bagian molekul yang -
Pada kuman enterik tertentu, permukaan sel
toksik, menghubungkan LPS dengan lapisan
kuman mempunyai peranan penting. Misalnya
mureinlipoprotein.
adanyakapsul pada K. pneumoni.ae dapat men-
Faktor-faktor patogen itas Vi pada S. typhi men
cegah fagositosis, antigen
Endotoksin: cegah destruksi intraseluler, antigen permu-
- kaan pada E. coli (Ag Ii 88 dan Ag K 99)
LPS dinding sel berperan sebagai endotoksin,
yang toksisitasnya ditentukan oleh lipid A berfungsi untuk perlekatan kuman pada
pada regio 3. Endotoksin stabil pada pema- mukosa usus.
nasan, dapat diekstraksi dari dinding sel bak- Hemolisin
teri dengan menggunakan fenol air, asam tri- -
khloroasetat dan etilen diamin tetraasetat. Pada Enzim-enz.im lain
-
Batang Negatif Gram 189

Gejala klinik dalam lemari pendingin dengan suhu 4aC atau


Infeksi oleh kuman enterik dapat berupa infeksi diberi zat pengawet. Penting sekali diperhatikan
pada usus dan infeksi di luar usus. Penyebab waktu sejak pengambilan dan tibanya bahan urin
tersering dari infeksi pada usus adalah kuman- tersebut di laboratorium untuk diproses yang
kuman yang termasuk di dalam genus Esche- sebaiknya tidak lebih darr 2 jam untuk men-
richia, Salmonella, Shigella dan Yersinia. Penya- dapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Demi-
kit yang ditimbulkan antara lain: enteritis, gas- kian pula untuk spesimen tinja, perlu diperhati
troenteritis, kolitis hemoragik, disentri basiler, kan cara dan saat pengambilan serra pengirim-
demam enterik dan sebagainya, dengan gejala annya. Sebaiknya dikirim tinja segar, bila pengi
yang menonjol ialah diare. riman ke laboratorium tidak dapat secepar mung-
Infeksi di luar usus yang paling sering di- kin maka sebaiknya digunakan medium tran-
jumpai adalah sistitis dan infeksi saluran kemih spor. Jenis-jenis medium transpor yang umum
lainnya, infeksi saluran napas, bakteremia, sepsis, dipakai untuk kuman enterik adalah: medium
meningitis dan lainJainnya. Cary-Blair, Stuan, Amies dan kaldu gliserol-
saline pH 7,4.
Diagnosis laboratorium .,
Di laboratorium dilakukan pengolahan spe-
Kuman enterik dapat ditemukan dari setiap bagi simen, mulai dari penanaman spesimen, isolasi
an tubuh terinfeksi. Pengambilan bahan peme- dan.identifikasi. Spesimen bukan tinja ditanam
riksaan atau spesimen harus dilakukan secara di media y^ng sesuai untuk perrumbuhan
baik sesuai dengan prosedur yang berlaku. kuman usus yang menghambat kuman positif
Bahan pemeriksaan dapat berupa: darah, cairan Gram dan kuman batang negatif Gram lainnya,
tubuh, sputum, pus, urin, tinja, usap tenggorok, sedangkan spesimen tinja ditanam di medium
usap dubur dan sebagainya. selektif yang hanya memungkinkan perrum-
Spesimen urin harus dikumpulkan dengan buhan kuman usus yang parogen.
metode tertentu yang mengurangi terjadinya
Untuk identifikasi dipakai tes biokimiawi,
kontaminasi, misalnya cara 7ni7J stream urine,
tes serologik dan tes-tes lain seperti tes lisis kuman
kateterisasi, supra pnbic punctLtre dan harus
dengan bakteriofaga dan tes terhadap entero-
dikirim secepatnya ke laboratorium untuk toksin. Juga dilakukan res kepekaan kuman rer-
menghindari pertumbuh an y angberlebihan dari
hadap antibiotika untuk mengetahui sensiti-
organisme-organisme yang terkandung di dalam-
vitas kuman yang merupakan dasar pengobatan
nya. Apabila pengiriman bahan tidak dapat pasien.
dilakukan secepatnya, maka urin tadi disimpan
190 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Berbagai jenis perbenihan Bacto Eosin 0,4 g


Enterobacteriaceae Bacto Methylene Blue 0,065 g
(Resep untuk 1 liter medium) pF{7,t
Perbenihan transpor :
Perbenihan padat:
CARY BLAIR
AGAR Mac CONKEY
Sodium thioglycolate 1,5 g
Bacto pepton 17g
Disodium phosphate 1,1 g
Proteose pepton 1o
Sodium Chloride 5,0 g
(Oo Bacto Lactose 1og
Agar ")- 6
Bacto Bile Salts No. 3 1,5 g
Aquadest 997,0 mI
Sodium Chloride 5o
pH7,3
Bacto Agar 13,5 g
Perbenihan persemaian: Bacto Neutral Red 0,03 g
SELENITE Bacto Crystal Violet 0,001 g
Bacto Tryptone 5o
"b pH7,7
4o
Bacto Lactose ':, Perbenihan padat:
Sodium Selenite 4g
Sodium phosphate 1og AGAR SS

pH 7,0 Bacto Beef Extract 5q


Proteose peptone 5o
Perbenihan padat: Bacto Lactose 1og
AGAR ENDO Bacto Bile Salts No. 3 8,5 g
Nutrient Agar 1.L Sodium Citrate 8,5 g
Na Sulfit )\o
-r" 6 Sodium Thiosulfate 8,5 g
KzHPO+ 2,8 g Ferric Citrate 1,0 g
Lactose 1og Bacto Agar 13,3 mg
Basic fuchsin dalam alkohol 10o/o 4cc Bacto Brillian Green 0,33 mg
pH 7,3 Bacto Neutral Red 0,025 g
pH 7,0
Perbenihan padat :

AGAR E.M.B Perbenihan padat:


Bacto peptone 1og AGAR BISMUTH SULFITE
Bacto Lactose 1og Bacto Beef Extract 5s
"b
Dipotassium phosphate )o Bacto peptone 1og
15g Bacto Dextrose (o
Bacto agar
Batang Negatif Gram 191

Disodium Phosphate 4g 2. Peragt glukosa dan laktosa:


Ferrous Sulfate 0,3 g E. coli, Klebsiella dan grup Enterobacter.
Bismuth Sulfite Indicator 8g
B. Membedakan dua genus: L. nxonogttogenes
Bacto Agar 2og
(salisin +) dari Corynebacterium spesies
Bacto Brillian Green 4,025 g
(salisin -).
pH7,7 C. Membantu dalam diferensiasi spesies: P. rett-
Perbenihan Kliger's agar (IilA): gerl (inositol +) dan P. morganii (inositol -).
Lab-lemco powder 1o Yenterocolirlca (sukrosa +) dengan spesies
Yeast extract 1o
"b Yersinia lainnya (sukrosa -).
Peptone 2ag
5o Uji sitrat
Sodium Chloride "b
Lactose 1og Prinsip:
Dextrose lg Menentukan apakah suatu organisme dapat meng-
Ferric Citrate O1o
-t" b gunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber
Sodium Thiosulphate 0,3 g karbon untuk metabolisme dengan menghasil-
Phenol Red 0,05 g kan suasana basa.
Agar t2g Kegunaan:
pH7,4 A. Membantu diferensiasi antara dua genus:
1. Edwardsiella (-) dari Salmonella (biasa-
Beberapa uji biokimiawi untuk identifikasi nya +)
ku man Ertterobacteriaceae.
2. Klebsiella-Enterobacter grup ftiasanya +)
Uji fermentasi karbohidrat dart E. coli (-)

Prinsip: B. Membantu diferensiasi spesies: P. rettgeri (+)


Menentukan kemampuan organisme untuk me- dari P. morganii (-).

lakukan fermentasi karbohidrat tertentu yang


Uji dekarboksilase
tergabung dalam medium dasar dan memben-
Prinsip:
tuk asam atau asam dengan gas yang dapat
dilihat. Mengukur kemampuan enzim dari organisme
Kegunaan:
untuk mendekarboksilasi suatu asam amino
dengan membentuk amin yang bersifat alkalis
A. Gambaran fermentasi biasanya khas untuk
grup bakteri tertentu. Kegunaan:
1. Peragi glukosa: A. Terutama menentukan grup bakteri di antara
semua anggota Enterobacteriaceae Enterobacteriaceae.
192 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

1. Dekarboksilasi lain: (r"lfud dengan membentuk warna hitam


belerang
a. diferensiasi antar genus: Edwardsiella yangdapat dilihat.
(+), Salmonella @iasanya +) dan Ari-
Kegunaan:
zona (+) dari Citrobacter (-).
, b. membantu diferensiasi spesies: Entero- A. membantu diferensiasi spesies: P. mirabilis
bacter aterogenes (+), E aglomerans (+) dan P. oulgaris (+) dari P. morganii (-)
(+), E hafniae (+) dari E. cloacae (-) dan P. rettgeri (-).

(-).
dan E. aglornerans B. membantu dalam diagnosa dari: Entero-
2. Dekarboksilasi ornitin: bacteriaceae Arizona (+), Citrobacter (ber-
a. membantu diferensiasi genus: Entero- variasi), Edwardseilla (+), Salmonella (biasa-
bacter (biasanya +) dari Klebsiella (-). nya +).
b. membantu diferensiasi dua spesies:
P. mirabilis (+) dari P. oulgaris (-).
Uji lndol
3. Dehidrolase arginin: Prinsip:
membantu diferensiasi spesies: E. chacae Menentukan kemampuan organisme untuk
(+) dari spesies Enterobacter.lainnya. menghasilkan indol dari triptofan.

Uji pencairan gelatin Kegunaan:


i
Prinsip: A. membantu diferensiasi antar genus:
Menentukan kemampuan organisme untuk mem- 1. Edwardsiella (+) dari Salmonella (-)

bentuk enzim semacam proteolitik (gelatinase) 2. E. coli ftiasanya +) dari Klebsiella-Entero-

yang mencairkan gelatin. bacter (biasanya -).


t'

Kegunaan: B. membantu diferensiasi spesies: P. mirabilis


dari spesies Proteus yang lain.
A. Membantu diferensiasi antar genus _(-)
t. S. aureus (+) dari S. epid.ermidei (+ lambat)
danMicrococcus sp Servariasi dan lambat) Uji KIA (Kligler's lron Agar) atau TSIA (Triple
B. membantu diagnosa dari P. aeruginosa Sugar Iron Agar)
(+ lambat) Prinsip:
Menentukan kemampudn organisme untuk me-
Uji hidrogen sulfida
nyerang suatu karbohidrat yang tergabung
Prinsip: dalam perbenihan basal, dengan atau ranpa pem-
Menentukan apakah dildpaskan HzS (oleh kerja bentukan gas, disertai penenruan kemungkinan
enzim) dari suatu asam amino yang mengandung terbentuknya HzS.
Batang Negatif Gram 193

Kegunaan: B. Membantu menentukan spesies:


i j..ai;; i i 3i,*.: -t-.J i
A. Pembentukan H2S dan gambaran hasil fer- "::i:;.;.:":::!t ]

mentasi umumnya spesifik untuk beberapa


ni
" ,i:::ii:: i1'1i;!: *:'-: j
'i . iiti!1ii::;.!:t:7t:i.;:ij.;:; i i l:l:::x: -a .i
genus bakteri terutama pada Enterobac- l

teriaceae.
Uji merah metil
7. +/ + dengan atau tanpa gas.
Prinsip:
a. KIA b. TSIA
1. Escherichia 1. Escherichia
A. Menguji kemampuan organisme untuk meng-
hasilkan dan mempertahankan hasil akhir
2. Klebsiella 2. Klebsiella
asam yang stabil dari fermentasi glukosa dan
3. Enterobacter 3. Enterobacter
mengatasi sistem buffer dari perbenihan.
4. Serratia
B. Tes kualitatif untuk produksi asam (penen-
2. +/ +,H25 tuan pH), beberapa organisme memprb-
a. KIA: b. TSIA
duksi lebih banyak asam dari yanglarn.
1. Citrobacter T. Arizona
2. Arizona 2. Crtrobacter Kegunaan:
3. P. mirabilis 3. P. mirabilis A. Membantu diferensiasi antar genus
4. P. r:ulgaris 4. P. aulgaris 1. Membantu diferensiasi genus

3. -/ +, dengan atau tanpa gas E arrogenes (-), E. cloacae (-)


a. E. coli (+ ) dari

KIA dan TSIA b. Spesies Yersinia (+) dari bakteri negarif


a. dispar
Alcalescens e. Shigella Gram non enrerik (-)
b. E.bafniae f. P. morgagnii. B. Mbmbantu identifikasi L. monocytogenes (+)
c.S.paratyphiA g. P. rettgeri
d. Serratia. h. Providencia Uji gerak
Prinsip:
4. -/ +, gas, H2S
KIA dan TSIA Menentukan apakah suatu organisme bergerak
a. Edwardsiella e. Salmonella lainnya atau tidak

b. Arizona f.. P. owlgaris Kegunaan:


c. Citrobacter g. P. mirabilis A. Inkubasipada3T"C
d. S. typbi 1. Membantu diferensiasi genus
5. -/- a. E. coli (+) denganAlkalescens-dispar (-)
KIA dan TSIA b. Enterobacter (biasanya +) dari Kleb-
a. A. faecalis siella (-)
b. P. aeruginosa c. Vibrio (+) dari Actinobacillus (-)
194 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

2. Membantu diferensiasi spesies: C. Kebanyakan bakteri negatif Gram, selain dari


a. P. mallei (-) dari spesies Pseudomonas Enterobacteriaceae bervariasi dalam reaksi
lain (biasanya +) oksidasinya
b. S. pullorum (-) gallirum (-) dari
dan S. D. Membantu diferensiasi spesies: P. rnalthophiha
Salmonella lainnya (+) (-) dari spesies Pseudomonas lainnya.
B. Inkubasi22"C E. Membantu identifikasi dari:
1. Membantu diferensiasi genus: Listeria (+) 1.. Aeromonas (+)

dari spesies Corynebacterium (-) 2. Neisseria (+)


2. Membantu diferensiasi spesies: Y. psewdo- 3. Pseudomonas (biasanya +)
twberculosis (+) dan Y. enterocolitica (+) 4. Alcaligenes (+)
dari Y. pestis (-). 5. Branhamella (+)
6. Moraxella ( +)
Uji reduksi nitrat 7 . Enter obacteriaceae (-)
Prinsip : 8. Yersinia (-)
Menentukan kemampuan organisme untuk mere-
duksi nitrat menjadi nitrit atau gas nitrogen bebas. Uji diaminase fenilalanea
Kegunaan: Prinsip:
A. Membantu diferensiasi spesies:
Menentukan kemampuan organisme untuk men-
L. P. catarrhalis (+) dan N. Tnucosa (+) dari deaminase fenilalanea menjadi asam fenilpirufik

spesies Neisseria (-)


dengan keaktivan enzim dan menghasilkan sua-
sana basa.
2. Membantu identifikasi dari Enterobac-
terlaceae @iasanya +). Kegunaan:
A. Kerja enzimini adalah sifat khusus pada semua
Uji oksidasi spesies Proteus dan grup Providensia dan
Prinsip : digunakan untuk memisahkan kedua genus
Menentukan adanya enzim oksidasi ini dari anggota Enterobacteriaceae yang lain.
Kegunaan:
B. Membantu diferensiasi spesies M. phenylpy'
A. Asalnya digunakan untuk menentukan spe-
ruaica (+) dari Moraxella lainnya.
sies Neisseria tetapi belakangan digunakan
untuk memisahkan Pseudomonadaceae dari Uji urease
anggota-anggota Enterobacteriaceae yang Prinsip:
nonoksidatif. Menentukan kemampuan organisme untuk me-
B. Kebanyakan bakteri positif Gram adalah mecah urea, membentuk dua molekul amonia
oksidasi negatif dengan keaktivan enzim urease.
Batang Negatif Gram 195

Kegunaan: (asetilmetilkarbinol) darr fermentasi glu-


A. Keaktiv an enzimini adalah sifat khas semua kosa.

spesies Proteus dan digunakan terutama Kegunaan:


untuk membedakan Proteus (urea + cepat) A. Membantu diferensiasi antar genus: K' pnew-
dari Enterobacteriaceae lainnYa: moniae (i) dan Enterobacter (biasanya +)
1. Klebsiella (+) dari Escherichia (-) dari E. coli (-).
2. Proteus (+ cepat) dari Providencia (-) B. Membantu diferensiasi spesies; K. pneumo-
B. Membantu diferensiasi sPesies: niae (+) dari K. ozdend.e (-) dan K. rbino-
t. Y. pestis (-) dari Y' pseudotuberculosis (+) scleromaris (-).
dan Y. enterocolitica (+)
C. Membantu identifikasi dari:
C. Membantu identifikasi dari: 1. E. bafniae: 25'C (+), 3Z"C (biasanya +)
Psewdomonas cEacia (+)
2. Y. enterocolitica:25'C (+), 37"C (-)
Uji Voges Proskauer
Prinsip:
Menentukan kemampuan beberapa organisme
untuk menghasilkan produk akhir yang netral

ESCHERICHIA
Pendahuluan sebagian besar gerak positif dan beberapa strain
adalah kuman oportunis yang
coli mempunyai kapsul.
Eschericbia
banyak ditemukan di dalam usus besar manusia Fisiologi
sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
E. coli tumbuh baik pada hampir semua media
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya
yang biasa dipakai di laboratorium Mikrobiologi;
diare pada anak dan trattelers diarrhea, seperti
pada media yang dipergunakan untuk isolasi
juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada
kuman enterik, sebagian besar strain E. colitum-
jaringan tubuh lain di luar usus. Genus Escherichia
buh sebagai koloni y^ng meragi laktosa. E. coli
terdiri dari dua spesies yaitu: Escberichia coli dan
bersifat mikroaerofilik. Beberap a strain bila di-
Escberichia bermanii.
tanam pada agar darah menunjukkan hemolisis
Morfologi tipe beta.
Kuman berbentuk batang pendek (kokobasil), Beberapa tes biokimia y^ng dipakai untuk
negatif Gram, ukuran 0,4-0, 7 pm x L,4 trrm, diagnostik kuman E. coli:
196 Buk-u Alar Mikobiologi Kedokteran

Enterotoksin
Indol + Ada dua macam enterotoksin yangtelah berhasil
Lisin dekarboksilase +
diisolasi dari E. coli:
Asetat +
a. toksin LT (termolabil)
Peragian laktosa +
Gas dari glukosa '+ b. toksin ST (termostabil)
Motilitas +
Pigmen kuning Produksi kedua macam toksin diatur oleh
plasmid yang mampu pindah dari satu sel kuman
Struktur antigen ke sel kuman lainnya.
E. coli mempunyai antigen O, H dan K. Terdapat dua macam plasmid:
Pada saat ini telah ditemukan: 150 tipe anti-
- satu plasmid mengode pembentukan toksin
gen O, 90 tipe antigen K dan 50 tipe antigen H. LT dan ST
Antigen K dibedakan lagi berdasarkan sifat- satu plasmid lainnya mengatur pembentukan
sifat fisiknya menjadi tiga tipe yaitu: L, A dan B.
-
toksin ST saja.

Seperti toksin kolera, toksin LT bekerja me-


Faktor-faktor patogenitas
rangsang enzim adenil siklase yang terdapat di
Antigen permukaan dalam sel epitel mukosa usus haius, menyebab-
Pada E. coli minimal terdapat dua tipe fimbriae kan peningkatan aktivitas enzim tersebut dan
yaitu: ter)adrnya peningkatan permeabilitas sel epitel
a. tipe manosa sensitif (pili) usus. Sehingga terjadi akumulasi cairan di dalam
b. tipe manosa resisten (CFAs I dan II) usus dan berakhir dengan diare. Toksin LT
seperti juga toksin kolera bersifat cytopdtbic ter-
Kedua tipe fimbriae ini pentingsebagat Colo- hadap Y 1-sel tumor adrenal dan sel ovarium
niz at i on fact o r, y aitu untuk perlekatan sel kuman Chinese hamster serta meningkatkan permea-
pada sel atau jaringan tuan rumah. bilitas kapiler pada tes Rabbir skin.
Misalnya: antigen CFAs i dan II melekat- Kekuatan toksin LT adalah 100 kali lebih ren-
kan Enteropatogenik E.coli pada sel epitel usus dah dibandingkan toksin kolera dalam menim-
binatang. bulkan diare.
Antigen kapsul K
1: seringkali ditemukan Toksin ST tidak merangsang aktivitas enzim
pada E. coli yang diisolasi dari pasien-pasien de- adenil siklase dan tidak reaktif terha dap tes Rabbit
ngan bakteremia serta neonatus yang menderita skin" Untuk mendeteksi toksin ST dipakai cara
meningitis. Peranan'Antigen K 1 menghaiangi tes Suckling moLtse, dimana setelah 4 1am ino-
proses fagositosis sel kuman oleh leukosit. kulasi akan memberikan hasil positif.
Batang Negatif Gram 797

Toksin ST adalah asam amino dengan berat Enteroinvasive E.coli menyebabkan penya-
molekul 1970 dalton! mempunyai satu atau kit diare seperti disentri yang disebabkan oleh
lebih ikatan disulfida, yang penting untuk meng- Shigeila.
atur stabilitas pH dan suhu. Kuman menginvasi sel mukosa, menimbul-
Toksin ST bekerja dengan cara mengaktivasi kan kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mu-
enzim guaniiat siklase menghasilkan siklik guano- kosa. Ciri khas diare yang disebabkan oleh strain
sin monofosfat, menyebabkan gangguan absorpsi Enteroinvasive E. coli adalah tinja mengandung
klorida dan natrium, selain itu ST menurunkan darah, mukus dan pus.
motilitas usus halus. Kolitis hemoragik disebabkan oleh E coli sero-
tipe O157: H7,trn1a bercampur darah banyak.
Hemolisin
Strain E. coli ini menghasilkan substansi yang
Pembentuk annya diatur oleh plasmi d yang ber-
bersifat sitotoksik terhadap sel Vero dan Hela,
ukuran 4L mega dalton, bersifat toksik terhadap
identik dengan toksin dari Shigella dysenteriae.
sel pada biakan jaringan. Peranan hemolisin
Toksin merusak sel endotei pembuluh darah,
pada infeksi oleh E" coli tidak jelas rctapt strain
terjadi perdarahan yang kemudian masuk ke
hemolitik E. coli ternyata lebih patoge n daripada
dalam kuman usus.
str ain y ang nonhertro litik.
Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh
Patogenesis dan gejala klinik E. coli adalah:
E. coli dihubungkan dengan tipe penyakit usus Infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sam-
-
(diare) pada manusia: Enteropathogenic E. coli: pai pielonefritis, E coli merupakan penyebab
menyebabkan diare, t..rir*" pada bayi dan dari lebih B5o/o kasus.
anak-anak di negara-negara sedang berkembang Pneumonia; di Rumah Sakit E. coli menye-
dengan mekanisme yang beium jelas diketahui.
-
babkan t 50o/o darr Primary Nosocomial Pneu-
Frekuensi penyakit drare yang disebabkan oleh monia.
strainkuman ini sudah jauh berkurangdalam 20
- Meningitis pada bayi baru lahir
tahun terakhir.
Infeksi luka terutama iuka di dalam abdomen.
Enterotoxigenic E.coli menyebabkan Secre- -
tor,u Diarrbea seperti pada kolera. Strain kuman Diagnosis laboratoriu n'l
ini rnengeluarkan toksin LT atau ST, Faktor- Untuk isolasi dan identifikasi kuman E. coli
faktor permukaan untuk perlekatan sel kuman dari bahan pemeriksaan klinik dipakai metode
pada mukosa usus penting di dalam patogenesis dail media sesuai dengan metode untuk kuman
diare, karena- sel kuman harus melekat dulu pada enterik lain.
sel epitel neukosa usus sebelurn kurnan menge- Diagnosis laboratorium penyakit drare yang
luarkan toksin. disebabkan E.coli masrh sulit dilakukan secara
198 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

rutin, karena pemeriksaan secara tradisional dan aureus yang telah berikatan dengan antibodi
serologi seringkali tidak mampu mendeteksi terhadap enterotoksin E. coli, hibridasi DNA-
kuman penyebabnya. Deteksi sebagian besar DNA pada koloni kuman atau langsung pada
strain E. coli patogenmemerlukan metode khusus sPesrmen trnra.
untuk mengidentifikasi toksin yang dihasilkan.
Sampai saat ini metode yang ada masih memer- Pengobatan
lukan tes dengan binatang percobaan dan kultur KumanE coliyangdiisolasi dari infeksi di dalam
laringan yang cukup mahal dan kurang praktis. masyarakat biasanya sensitif terhadap obat-obat
Beberapa metode baru berdasarkan tes imuno- antimikroba yang digunakan untuk organisme
logi dan teknik hibridasi DNA sudah dikem- negatif Gram, meskipun terdapat luga strain-
bangkan, tetapi belum beredar di pasaran luas, strain resisten, terutama pada pasien dengan
misalnya: tes Elisa (enrymeJinked immunosor- riw ayat pengobatan antibiotika sebelumnya.
bent assay) particle agglutination methods Co- Pada pasien-pasien dengan diare, perlu dijaga
agglutination dengan protein A Staplrylococcus keseimbang an cafr an dan elektrolitnya.

SHIGELLA
Shigella spesies adalah kuman patogen usus yang Fisiologi
telah lama dikenal sebagai agen penyebab Sifat pertumbuhan idalah aerob dan fakultatif
penyakit disentri basiler. Berada dalam tribe anaerob, pH penumb uhan 6,4-7 ,8 suhu pertum-
Escherichiae karena sifat genetik yang saling buhan optimum 3ZoC kecuah S.sonnei dapat
berhubungan, tetapi dimasukkan dalam genus tumbuh pada suhu 45oC. Sifat biokimia yang
tersendiri yaitu genus Shigella karena gejala khas adalah negatif pada reaksi fermentasi ado-
klinik yang disebabkannya bersifat khas. Sampai nitol, tidak membentuk gas pada fermentasi glu-
saat ini terdapat empat spesies Shigella yaitu: kosa, tidak membenruk kecuali S. flexneri,
Sbigella dysenteriae, Shigelk flexneri, Shigelk negatif terhadap sitrat, DNase, lisin, fenilalanin,
boydii dan ShigelLa sonnei. sukrosa, urease, VP, manitol, laktosa kecuali S.
sonnei meragi laktosa secara lambat, rhanitol,
Morfologi xylosa dan negatif pada tes motilitas.
Kuman berbentuk batang, ukuran,:,)".-i.,;' ,.,,,, .," Sifat koloni kuman adalah sebagai berikut:
..).-,.:t ;.,:i:. pada pewarnaan Gram bersifat negatif kecil, halus, tidak berwarna bila ditanam pada
Gram, tidak berflagel. agar SS, EMB, Endo, Mac Conkey.
Batang Negatif Gram 199

Grup antigen O A B C D
Fermentasi
negarif positif positif positif
manitol
Jordan's tertrdte variabel negarif negarif positif
Rabinosa dengan
pengeraman yang
diperpanjang negarif variabel negarif variabel

(Dikutip dari Zinsser Microbiology, edisi 19,hal. 474)

Beberapa reaksi biokimia yang dipakai untuk grup C : Shigella boyd.tr.

membedakan keempat spesies Shigella adalah grupD:Sbigellasonnei


sebagai berikut :
Setiap serogrup dibagi lagi dalam serotip ber-
Daya tahan dasarkan komponen minor antigen O. Sampai
Shigella spesies kurang tahan terhadap agen fisik saat ini sudah ditemukan 10 serotip S.dysenteriae,
dan kimia dibandingkan Salmonella. Tahan 5 serotipe S. flexneri,1,5 serotip S. boydii, l sero-

dalam 0,5olo fenol selama 5 1am dan dalam 1olo ttp S. sonnei.

fenol dalam 30 menit. Tahan dalam es selama


Fa ktor-faktor patogen itas
dua bulan. Dalam laut selama 2-5bulan. Toleran
terhadap suhu rendah dengan kelembaban cukup. Daya invasi:
Garam empedu konsentrasi tinggi menghambat Kuman menembus masuk ke dalam lapisan sel
pertumbuhars, strain tertentu. Kuman akan mati epitel permukaan mukosa usus di daerah ileum
pada suhu 55"U. terminal dan kolon, pada lapisan epitel tersebut
kuman memperbanyak diri. Sebagai reaksi tubuh
Struktur antigen
terjadi reaksi peradangan diikuti dengan kema-
Semua Shigella mempunyai antigen O, beberapa
tian sel dan mengelupasnya lapisan tersebut,
strain tertentu memiliki antigen K, bila ditanam
terjadtlah tukak. Kuman Shigella yang tidak
di agar tampak koloni yang halus licin (smooth).
invasif tidak mampu menimbulkan sakit.
Antigen K tidak bermakna dalam penggolongan
tipe serologik. Enterotoksin:
Shigella dibagi dalam empat serogrup berdasar- Seperti Enterotoksin L T E. coli dan Vibrio cbo-
kan komponen-komponenutama antigen O yaitu: lerae, enterotoksin yang dihasilkan Shigella ada-
grup A : Sbigella dysenteriae lah termolabil dan menyebabkan pengumpulan
grup B : Sbigella flexneri cairan di ileum kelinci. Aktivitas enterotoksin
200 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

terutama pada usus halus yang berbeda bila di- lapisan epitel kemudian berkembang biak di dalam
bandingkan dengan disentri basiler klasik dimana lapisan mukosa. Berikutnya adalah rcrjadinya
yang terkena adalah usus besar. Sesungguhnya reaksi peradangan yang hebat yang menyebab-
peranan enterotoksin pada disentri basiler belum kan terlepasnya sel-sel dan timbulnya tukak pada
jelas, karena ternyata mutan S. dysenteriaetipe 1, permukaan mukosa usus. Jarang terjadi organisme
yang nontoksigenik tetapi mempunyai daya invasi menembus dinding usus dan menyebar ke bagian
dapat menimbulkan penyakit. Diduga enterotok- tubuh yang lain. Reaksi peradangan yang hebat
sin bertanggung jawab atas terjadinya ,uatery tersebut mungkin merupakan faktor penring
diarhea pada tahap dini, dan kemudian timbul yang membatasi penyakit ini hanya pada usus,
gejala klasik disentri basiler setelah organisme selain jug menyebabkan timbulnya gejala
meninggalkan usus halus dan masuk ke usus besar. klinik berupa demam, nyeri abdomen dan tenes-
mus ani. Penyembuhan sponran dapat terjadr
Neurotoksin dan sitotoksin:
dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita
Adalah protein eksotoksin yang dikeluarkan
dewasa yang sehat sebelumnya, sedangkan pada
oleh S. dysenteriae tipe 1, S.flexneritipe2adan
penderita yang sangat muda arau tua dan juga
S. sonnei. Peranannya pada patogenesis penyakit
pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini
disentri basiler masih belum jelas.
akan berlangsung lama. Pernah ditemukan ter-
Patogenesis dan gejala klinik jadinya septikemia pada pendertta dengan gizi
Disentri basiler atau Shigellosis adalah infeksi buruk dan berakhir dengan kematian.
usus akirt yang dapat sembuh sendiri yang dise-
babkan oleh Shigella. Shigellosis dapat menye- Diagnosis laboratorium
babkan tiga bentuk diare yaitu: 1. disentri klasik Bahan pemeriksaan yang paling baik untuk diag-
dengan tinja yang konsisten lembek disertai nosis etiologik Shigella adalah usap dubur atau
darah, mukus dan pus, 2. uatery diarrhea dan 3. diambil dari tukak pada mukosa usus pada saat
kombinasi keduanya. sedang dilakukannya pemeriksaan sigmoidos-
Masa inkubasi adalah 2-4hari, atau bisa lebih kopi. Bahan pemeriksaai lainnya adalah tinja
lama sampai 1 minggu. Oleh seorang yang sehat segar, dalam hal ini harus diperhatikan bahwa
diperlukan dosis 1000 kuman shigella untuk kuman Shigella hidupnya singkat sekali dan
menyebabkan sakit. Sedangkan salmonella dan peka terhadap asam-asam yangadadi dalam tinja,
vibrio 100 ribu sampai 100 juta, tetapi pada sehingga jarak waktu sejak pengambilan bahan
salmonella typhi mungkin hanya diperlukan sampai penanaman bahan di laboratorium harus
1000 kuman saja. Kuman masuk dan berada di sesingkat mungkin. Dalam keadaan dimana spe-
usus halus, menuju terminal ileum dan kolon, simen tidak dapat-dikirim secepatnya ke labora-
melekat pada permukaan mukosa dan menembus torium sebaiknya digunakan medium rranspor.
Batang Negatif Gram 201

Identifikasi kuman dilakukan secara bio- batan karier serta klorinasi air minum meme-
kimiawi dan serologik. gang peranan penting. Karier tidak diperboleh-
kan bekerja sebagaifood handler.
Pengobatan dan pencegahan
Penggunaan antibiotika mengurangi beratnya pe- Epidemiologi
nyakit maupun angka kematian, walaupun banyak Disentri basiler adalah penyakit yang endemik
penderita yang tidak merasa perlu untuk pergi ke di Indonesia, hal ini antara lain disebabkan sani-
dokter karena penyakit ini dapat sembuh spontan. tasi lingkungan.yatg belum memadai. Penye-
Antibiotika ampisilin, tetrasiklin dan tri- baran kuman Shigella adalah dari manusia ke
methoprim-sulfametoksasol banyak digunakan manusia yang lain, di mana karier merupakan
dalam pengobatan disentri basiler, tetapi dengan reservoir kuman. Dari karier ini, Shigella
semakin banyaknya ditemukan strain kuman disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang
yang resisten terhadap bermacam-macam anri- kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta
biotika maka sebaiknya dilakukan terlebih da- barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang
hulu tes kepekaan kuman terhadap antibiotika lain yang sehat.
sebelum memulai pengobatan. Juga harus diperhatikan kebersihan air minum,
Pada pencegahan penyakit disentri basiler untuk hal ini perlu dilakukan pengawasan dan
kebersihan lingkungan, pencarian dan pengo- klorinasi sumber air minum.

SALMONELLA
Pendahuluan Morfologi
Organisme yang berasal dari genus Salmonelia ada- Kuman berbentuk batang, tidak berspo ra, pada
lah agen penyebab bermacam-macam infeksi, pev/arnaan gram bersifat negatif Gram, ukuran
mulai dari gastroenteritis yang ringan sampai de- j .,',,',,.'.":.:, :r:' besarkolonirata-rata2-4
ngan demam tifoid yang berat disertai bakteremia. mm, mempunyai flagel peritrikh kecuali SaLmo-
Oleh Ewing Salmonella diklasifikasikan dalam nelka pullorum dan Salmonella gallinarum.
tiga spesies yaitu: 1. Salmonella cboleraesuis, 2.
Salmonella typbi, 3. Salmonella enteritidis, dan Fisiologi
kuman dengan tipe antigenik yang lain dima- Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakul-
sukkan ke dalam serotip dari Salmonella para- tatif anaerob , pada suhu : :' '. ' '.. (suhu pertum-
:,

typhi enteritidis bukan sebagai spesies baru lain- buhan optimum " : ', ) dan pH perrumbuhan
nya. Misalnya Salrnonella paratypbi A sekarang 6-8. Pada umumnya isolat kuman Salmonella
diklasifikasikan sebagai Salmanella enteriridis dikenal dengan sifat-sifat; gerak positif, reaksi
biosero-tipe paratyphi A. fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif
202 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, laktose, adonitol serta tidak tumbuh dalam
DNase, fenilalanin deaminase, urease) Voges larutan KCN. Ketiga spesies Salmonella dapat
Proskauer, reaksi fermentasi terhadap sukrose dibedakan dengan reaksi biokimia di bawah ini:

Sitrat negatil positif negatif


Ornitin dekarboksilase positif positif negatif
Gas dari fermentasi glukosa positif positif negatif
Fermentasi trehalosa negatif positif positif
Dulsitol negatif positif negatif
(Dikutip dari Zinsser Microbiologt, edisi 19, hal.476)
Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal Struktur antigen
dari bahan klinik menghasilkan HzS. Pemben- Antigen somatik' serupa dengan antigen soma-
tukan HzS ini bervariasi, misalnya hanya pada dk (O)kumanEnterobacteriaceae lainnya. Anti
5Oo/o Salmonella cboleraesuis dan lOo/o Salmonella gen ini tahan terhadap pemanasan 100oC, alkohol

enteritidis bioserotip A yang menghasilkan HzS. dan asam. AntibodiyangdibentukterutamalgM.


Salmonellatyphihanyamembentuk sedikit HzS Antigen flagel, pada Salmonella antigen ini
dan tidak membentuk gas pada fermentasi glu- ditemukan dalamduafase;fase 1. spesifik, fase2.
kosa. Pada agar SS, Endo, EMB dan MacConkey tidak spesifik. Antigen H rusak pada pemanasan
koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak di atas 60oC, alkohol dan asam. Antibodi yang
berwarna, pada agar'Wilson-Blair koloni kuman dibentuk bersifat IgG. Antigen Vi, adalah poli-
berwarna hitam. mer dari polisakarida yang bersifat asam, ter-
dapat pada bagian yang paling luar dari badan
Daya tahan kuman. Dapat dirusak dengan pemanasan 60oC
Kuman mati pada suhu 56oC juga pada keadaan selama 1. jam, pada penambahan fenol dan asam.
kering. Dalam air bisa tahan selama 4 minggu. Kuman yang mempunyai antigen Vi ternyata
Hidup subur pada medium yang mengan- lebih virulen baik terhadap binatang maupun
dung garam empedu, tahan terhadap zat warna manusia. Antigen Vi juga menentukan kepekaan
hijau brillian dan senyawa Natrium tetrationat, kuman terhadap bakteriofaga dan dalam labo-
dan Natrium deoksikolat. Senyawa-senyawa ini ratorium sangat berguna untuk diagnosis cepat
menghambat pertumbuhan kuman koliform kuman S. typhi yaitu dengan cara tes aggluti-
sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat digu- nation slide dengan Vi antiserum.
nakan di dalam media untuk isolasi kuman Sal- Persamaan faktor-faktor antigen O dan anti-
monella darr tir.J1a. Salmonelk ch oleraeswis dipakai gen H menjadi dasar penggolongan kuman Sal-
sebagai kontrol kuman terhadap preparat fenol. monella ke dalam serogrup dan serotipnya
Batang Negatif Gram 203

yakni: penggolongan ke dalam serogrup yang disebut sebagai spesies) yang sama bila terdapat
sama (serogrup A, B, C) bila terdapat persa- persamaan faktor-faktor antigen H (fase 1 dan2)
maan faktor-faktor yang dominan pada antigen serta faktor-faktor lain pada antigen O.
O; dan penggolongan ke dalam serotip (dulu Sebagai contoh:

S. enteritidis
bioserotip paratyphi A A L,2, 12 a-
bioserotip paratyphi B B 1,4,5, 12 b 1,2 -
bioserotip paratyphi C C 6,7 c 1,5 Vi
S. typbi D 9,12 d-vi
(Dikutip dari Zinsser Microbiologt, edisi 19, hal.476)
Spesies Salmonella typhi dan Salmonella cbo- Antigen permukaan:
lerasuis masing-masing terdiri dari satu serotip Kemampuan kuman Salmonella untuk hidup
sedangkan Salmonella enteritidisterdiri dari 1400 intraseluler mungkin disebabkan adanyaanrigen
serotlp. permukaan (antigen Vi).
Faktor-faktol patogenitas
Daya invasi: Endotoksin:
Kuman Salmonella di usus halus melakukan Peranan pasti endotoksin yang mungkin ada di
penetrasi ke dalam epitel, kuman terus melalui dalam infeksi Salmonella belum jelas diketa-
lapisan epitel masuk ke dalam jaringan subepitel hui. Pada binatang percobaan endotoksin
sampai di lamina propria. Mekanisme biokimia Salmonella menyebabkan efek yang bervariasi
pada saat penetrasi tidak diketahui dengan jelas antara lain demam dan syok. Pada sukarelawan
tetapi tampak proses yang menyerupai fagosi- manusia yang toleran terhadap endotoksin,
tosis. Pada saat kuman mendekati lapisan epitel, diinfeksikan dengan S. typbi, maka timbul
brush border berdegenerasi dan kemudian kuman demam sebagai gejala klasik dari demam tifoid.
masuk ke dalam sel. Mereka dikelilingi mem- Mungkin demam ini disebabkan oleh endo-
bran sitoplasma yang inrserted, seperti vakuol toksin yang merangsang pelepasan zat piro-
fagositik. Kadang-kadang penetrasi ke dalam epi- gen dari sel-sel makrofag dan sel leukosit PMN.
tel terjadi pada intracelluler junction. Setelah Lebih jauh lagi endotoksin dapat mengaktivasi
penetrasi organisme difagosit oleh makrofag, ber- kemampuan kemotaktik dari sistem kom-
kembang biak dan dibawa oleh makrofag ke plemen, yang menyebabkan lokalisasi sel
bagian tubuh yang lain. leukosit pada lesi di usus halus.
204 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Enterotoksln: vili tersebut. Kuman tidak memperbanyak diri


Beberapa spesies Salmonela menghasilkan ente-
di dalam lapisan epitel, sehingga jarang terjadi
rotoksin yang serupa dengan enterotoksifl yang pembentukan tukak, berbeda halnya dengan in-
feksi Shigella. Perubahan-perubahan biokimiawi
dihasilkan oleh kuman Enterotoxigenic E. coli
yang menyebabkan terjadrnya sekresi cairan usus
baik yang termolabil maupun yang termostabil.
dan diare pada Salmonella enteritidls masih belum
S. typhimurium,s. enteritidis menghasilkan ente-
jelas. Pada percobaan binatang yang diinfeksi-
rotoksin yang termolabil, toksin diduga berasal
dari dinding sel atau membran luar. Aktivitas kan dengan S. typhimurium tampak perubahan-
toksin dapat diukur dengan cara Rabbit ileal loop perubahan pada cairan ileum, transpor elektro-
dan Swckling mouse assd.y.
lit, dan juga terjadi perangsangan enzim adenil
siklase dan peninggiansiklik AMP intraseluler.
Patogenesis dan gejala klinik Dari penyelidikan ditemukan bahwa hormon
Salmonellosis adalah istilah yang menunjukkan prostaglandin lokal yang diproduksi sebagai aki-
adanya infeksi oleh kuman Salmonella. Mani- bat dari peradangan akut karena infeksi Salmo-
festasi klinik Salmonelosis pada manusia dapat nella mengaktifkan enzim adenil siklase dan
dibagi dalam empat sindrom yakni: siklik AMP yang berakhir dengan sekresi cairan
1. gastroenteritis atau yang dikenal sebagai dan diare sedangkan invasi ke dalam mukosasaja
keracunan makanan tidak merupakan perangs angafl y^ngcukup untuk
2. demam tifoid menyebabkan perubahan transpor elektrolit.
3. bakteremia-septikemia Dalam waktu 24 jam ditemukan telah sampai
4. karier yang asimtomatik di lamina propria, kemudian terjadi sebukan sel
radang yang hebat. Pada infeksi kuman Salmo-
Kira-kira 50 tahun yang lalu orang menduga nella selain S. typhi dan S. paratyphi terjadi sebu-
bahwa semua spesies Salmonella mempunyai kan sel leukosit PMN, yangcepat mengeliminasi
kemampuan menginvasi dan lewat melalui atau organisme yang masuk, manifestasi klinik ter-
di antara sel-sel epitel yang utuh. Ternyata pada batas hanya gastroenteritis, meskipun abses meta-
penyelidikan dewasa ini diketahui bahwa hanya statik dapat pula timbul. Pada tifoid atau paratifoid
strain-strain Salmonella yang mampu menginvasi reaksi yangutamaadalah oleh sel mononukleus.
lapisan epitel ileum dapat menyebabkan ente-
ritis atau sekresi cairanusus dan diare sedangkan Gastroenteritis
strain yang tidak mampu melakukan penetrasi lValaupun disebut juga sindroma keracunan
tidak menyebabkan penyakit. Kuman Salmonella makanan,.penyakit ini sebenarnya suatu infeksi
mempunyai predileksi pada epitel vili, hal ini usus, tidak ditemukan toksin sebelumnya seperti
menunj ukk an adany a reseptor yan g spesifik pada pada keracunan makanan karena Staphylococcus.
Batang Negatif Gram 205

Masa inkubasi penyakit ini berkisar antar^ bung tampaknya kurang berpengaruh terhadap
12-48 jarlr- atau lebih. Gejala yang timbul per- kehidupannya. Organisme secara cepat men-
tama kali adalahmual dan muntah yang mereda capai usus halus bagian proksimal, melakukan
dalam beberapa jam, kemudian diikuti dengan penetrasi ke dalam lapisan epitel mukosa S. typbi
nyeri abdomen, demam. Diare merupakangeiala telah sampai di kelenjar getah bening regional
yang paling menonjol, pada kasus yangberat dapat atau KGB mesenterium dan kemudian terjadi
berupa diare yang bercampur darah. Penderita bakteremia dan kuman sampai di hati, limpa,
seringkali sembuh dengan sendirinya dalam juga sumsum tulang dan ginjal. S. typhi segera
waktu 1.-5 hari, tetapi kadang-kadang dapat men- difagosit oleh sel-sel fagosit mononukleus yang
jadi berat dimana terjadi gangguan keseim- ada di organ tersebut. Di sini kuman ber-
bangan elektrolit dan dehidrasi. kembang biak memperbanyak diri. Inilah
Penyebab gastroenteritis yang paling sering karakteristik dari S. typhi yang akan menentu-
adalah S. enteritidis serotip typbimurium. kan perjalanan penyakit yang ditimbulkan-
Kuman penyebab dapat diisolasi dari tinja nya.
penderita dalam beberapa minggu, pada karier Setelah periode multiplikasi intraseluler, orga-
kronik kuman bisa ditemukan dalam tinja selama nisme akan dilepaskan lagi ke dalam aliran darah,
lebih dari 1 tahun. terjadi bakteremia kedua, pada saat ini penderita
akan mengalami panas tinggi. Bakteremia ini
Demam Tifoid atau Demam Enterik menyebabkan dua kejadian kritis yaitu masuk-
Adalah penyakit demam akut yang disebabkan nya kuman ke dalam kantung empedu dan
oleh kuman S. typbi. Penyakit ini dapat pula plaque Peyer. Bila dengan masuknya kuman tadi
disebabkan oleh S. enteritidis bioserorip paratyphi terjadi reaksi radang yang hebat sekali maka
A dan S. enteritidis serotip pardtyphi B yang dise- akan terjadi nekrosis jaringan yang secara klinik
but demam paratifoid. Tifoid berasal dari bahasa ditandai dengan kolesistitis nekrotikans, dan
Yunani yang berarti smoke, karena terjadrnya perdarahan perforasi usus. Masuknya kuman di
penguapan panas tubuh. serta gangguan kesa- kantung empedu dan plaque Peyer menyebab-
daran disebabkan demam yang tinggi: kan kultur tinja positif, dan invasi ke dalam
Port d'entre S. typhi adalah usus. Seseorang kantung empedu sendiri dapat menyebabkan
bisa menjadi sakit bila menelan organisme ini; terjadiny a karier kronik.
sebanyak 50o/o orang dewasa menjadi sakit bila Histopatologi penyakit demam tifoid ber-
menelan sebanyak 1Ol kuman. Dosis di bawah hubungan langsung dengan proliferasi sel-sel
10s tidak menimbulkan penyakit. mononukleus (RES), yang dapat dilihat sebagai
Organisme yang tertelan tadi masuk ke dalam hiperplasi plaque Peyer. KGB 'mesenterium, hari
lambung untuk mencapai usus halus. Asam lam- dan limpa. Fokal nekrosis terjadi di hati, bercak-
206 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

bercak radang di kantung empedu, panr-paru, Diagnosis laboratorium Demam Tifoid


sumsum tulang. Ada tiga metode untuk mendiagnosis penyakit
Mengenai mekanisme pertahanan tubuh ter- tinggi demam tifoid yakni: 1. diagnosis mikio-
hadap S. typbitampaknya antibodi humoral me- biologik atau pembiakan kuman, 2. diagnosis
ngurangi jumlah organisme tetapi tidak berpe- serologik dan 3. diagnosis klinik.
ngaruh terhadap bakteri yang sedang memper- Metode diagnosis mikrobiologik adalah me-
banyak diri yang ada di dalam jaringan sepeni di tode yang paling spesifik dan lebih d21i '': ':, pen-
hati dan limpa. Populasi bakteri sistemik dapat derita yang tidak diobati, kultur darahnya posi-
dikurangi dan infeksi dapat dikontrol hanya bila tif dalam minggu pertama. Hasil ini menurun
aktivitas anti bakteri intraseluler dari makrofag drastis setelah pemakaian obat antibiotika, di-
diaktifkan. Dalam hal ini bila makrofag diaktif- mana hasil positif menjadi :,"' :,,. Meskipun demi-
kan oleh limfokin yang berasal dari T limfosit kian kultur sumsum tulang tetap memperlihat-
yang spesifik yang telah tersensitisasi yang kan hasil yang tinggi faitu'.::;':,,, positif. Pada
terjadi pada saat infeksi dini. minggu-minggu selanjutnya hasil kultur darah
Masa inkubasi demam tifoid umumnya 1.-2 menurun, tetapi kultur tinja dan kultur urin
minggu, dapat lebih singkat yaitu 3 harr atau meningkat yaitu :::,'., dan ,r::',:, berturut-turut
lebih panjang selama dua bulan. Gejala klasik positif pada minggu ketiga dan keempat.
penyakit ini adalah demam tinggi pada minggu Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan
kedua dan ketiga sakit, biasanyadalam4 minggu selama tiga bulan dari 'iii'':r:.'. penderita dan
simtom telah hilang, meskipun kadang-kadang kira-kira -:',', penderita tetap mengeluarkan
bertambah lebih 1ama. Gejala lain yang sering kuman S. typhi dalam trnjanya untuk jangka
ditemukan adalah anoreksia, malaise, nyeri waktu yanglama. Dapat terjadi seorang karier
otot, sakit kepala, batuk dan konstipasi. Selain kronik mengeluarkan kuman S. typbi dalam tinja
dapat dijumpai adanya bradikardia relatif, seumur hidupnya, dan karier lebih banyak ter)adi
pembesaran hati dan limpa, bintik Rose sekitar pada orangdewasa daripada anak-anak dan lebih
umbilikus. sering mengenai wanita daripada laki-laki.
Komplikasi yangrerjadi antara lain kompli- Diagnosis serologik tergantung pada antibodi
kasi pada sistem saraf seperti ensefalitis, ensefa- yang timbul terhadap antigen O dan H, yang
lomielitis; gangguan psikiatri, miokarditis akut, dapat dideteksi dengan reaksi aglutinasi (tes
hepatitis, osteomielitis, artritis septik, juga kom- \{lidal). Antibodi terhadap anrigen O dari grup
plikasi pada usus berupa perdarahan dan perfo- D timbul dalam minggu pertama sakit dan
rasi. Relapse merupakan komplikasi yang umum- mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan
nya terjadi setelah satu sampai tiga minggu keempat yang akan menurun setelah 9 bulan
pengobatan dihentikan. sampai 1 tahun. Titer aglutinin ;' ,.:-,.. atau
Batang Negatif Gram 207

kenaikan titer lebih dari empat kali berarti tes gunakan untuk pengobatan demam tifoid di mana
\7idal positif, hal ini menunjukkan adanya strain kuman penyebab telah resisten terhadap
infeksi akut S. typbi. kloramfenikol, selain bahwa obat-obat tersebut
Tetapi peninggian titer aglutinin O bisa juga kurang toksik dibandingkan kloramfenikol.
disebabkan oleh antigen O kuman Salmonella Pengobatan karier kronik selalu menjadi
lain dari grup D yang memiliki persamaan fak- masalah, terutama karier dengan batu empedu.
tor 9 dan 12 seperti pada S. typhi. Adanya Pe' Dalam hal karier tanpa batu empedu, pengo-
ninggian titer antibodi terhadap antigen D yang batan dapat dilakukan dengan pemberian ampi-
tlpbi menambah spesifisitas
berasal dari flagel S. silin atau amoksisilin dan probenesid, tetapi bila
hasil tes Vidal. Antibodi terhadap antigen flagel disertai kolelitiasis maka diperlukan pengo-
meninggi titernya setelah minggu pertama dan batan pembedahan selain antibiotika. Imunisasi
mencapai puncaknya pada minggu keempat dengan vaksin monovalen kuman S. typbi mem-
sampai keenam, dan titerny a tetap tinggi selama berikan proteksi yang cukup baik. Vaksin akan
bertahun-tahun. Ditemukannya titer antibodi merangsang pembentukan serum antibodi
ilagel yang tinggi tidak berarti ada infeksi yang terhadap antigen Vi, O dan H.
akut. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan Dari percobaan pada sukarelawan ternyata
yang mempengaruhi hasil tes Widal adalah antibodi terhadap antigen H memberikan pro-
stadium penyakit, vaksinasi, reaksi anamnestik, teksi terhadap S. typhi, tetapi tidak demikian
daerah yang endemik serta pengobatan. halnya antibodi Vi dan O.

Pengobatan-pencegahan Ba kterem i a-Septi kem ia


Pengobatan antibiotika yang efektif dapat mengu- Dapat ditemukan pada demam tifoid dan infeksi
rangi angka kematian (di Amerika angka kema- Salmonella non-typhi lainnya. Gejala y^ng
tian turun menjadi 1 o/o bahkan kurang). menonjol adalah panas dan bakteremia intermiten.
Antibiotika kloramfenikol masih dipakai Adanya Salmonella di dalam darah merupa-
sebagai obat standar, dimana efektivitas obat- kan risiko tinggi terjadinya infeksi dan atau abses
obat selain masih dibandingkan terhadapnya. metastatik. Penyebab tersering adalah S. typhi-
Untuk strain kuman yang sensitif terhadap murium, selain S. enteritidis dan S. cboleraesuis.
kloramfenikol, antibiotika ini memberikan efek
klinis paling baik dibandingkan obat lain. Perlu Karier
diketahui kloramfenikol mempunyai efek tok- Semua individu dengan infeksi Salmonella meng-
sik terhadap sumsum tulang. ekskresi kuman tersebut dalam tinja untuk jangka
Obat-obat lain seperti ampisilin, amoksisilin waktu yang bervariasi, mereka disebut carrier
dan trimetoprim-sulfametoksasole dapat diper- convalescent, yang dalam bulan ketiga kira-kira
208 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

90olo penderita tidak lagi mengekskresi organisme nella, termasuk S. typhi. Khususnya S. typbi,
tersebut. Individu yang mengekskresi kuman karier manusia adalah sumber infeksi. S. typbi
Salmonella selama L tahun atau lebih disebut bisa berada dalam air, es, debu, sampah kering,
karier kronik. yang bila organisme ini masuk ke dalam vebicle
yang cocok (daging, kerang dan sebagainya) akan
Epidemiologi
berkembang biak mencapai dosis infektif.
Salmonellosis, terutama demam tifoid masih me- Maka perlu diperhatikan faktor kebersihan
rupakan masalah kesehatan di Indonesia. Angka lingkungan, pembuangan sampah dan klorinasi
kesakitan demam tifoid di Indonesia masih tinggi, air minum di dalam pencegahan Salmonelosis
berkisar antara0,8-1 % (data dari Depkes, 2A09). khususnya demam tifoid.
Makanan dan minuman yafig terkontaminasi
merupakan mekanisme transmisi kuman Salmo-

VIBRIO
FAMILI Vibrionacea
GENUS Vibrio
SPESIES Vibrio cltolerae
Vibri o p ar ah ae m o ly t ic w s

VIBRIO CHOLERAE
Morfologi dan Sifat Sifat biakan
Kuman batang bengkok seperti koma, ber- - Koloni cembung (conoex),bulat, smooth, opak
-
ukuran 2-4 pm dan tampak granuler; tes oksidase positif
Bersifat aerob atau anaerob fakultatif
- Gerak sangat aktif dengan adanyaflagel mono- -
Suhu optimum 37"C (18-37"C)
trik -
- pH optimum 8,5-9,5. Tidak tahan asam. Bila
- Tidak mernbentuk spora
dalam perbenihan terdapat karbohidrat yang
Pada biakan lama, dapat menjadi berbentuk
- dapat diragi, kuman dapat mati.
batang lurus
- Tumbuh baik pada medium yang mengan-
- Negatif Gram dung garam mineral dan asparagin sebagai
sumber karbon dan nitrogen.
Batang Negatif Gram 209

Contoh: Lgar Alkaline taurocltolate tellurite


Agar Tloiosulfute Citrate Bilesalt Swcrose Ogawa
(rcBS). Inaba
Meragi sukrosa dan manosa tanpa rnenghasil- Hikojima
-
kan gas, tidak meragi arabinosa.
Meragi nitrat. Pada medium pepton ftanyak
- dan C yang membagi serogrup 0 : L men-
mengandung triptofan dan nitrat) akan mem-
jadi serotip Ogawa, Inaba dan Hikojima.
bentuk indol, yang dengan asam sulfat akan
membentuk warna merah (tes indol positif) Patogenesis
reaksi nitroso indol (merah kolera) positif.
- Dalam keadaan normal hanya patogen untuk
Tes ini dapat dihambat oleh glukosa. -
manusia
Toksin - Tidak bersifat invasif, kuman tidak pernah
masuk dalam sirkulasi darah, tetapi menetap
Enterotoksin yang tidak tahan asam dan panas
- atau terlokalisasi dalam usus
BM 90.000
Menghasilkan toksin kolera (enterotoksin),
- Menyebabkan peningkatan aktivitas Adenil -
musinase dan endotoksin. Toksin kolera
siklase dan konsentrasi AMP siklik serta hiper-
diserap di permukaan gangliosida sel epitel
sekresi usus kecil sehingga menyebabkan diare
dan merangsang hipersekresi air dan klorida
masif dengan kehilangafi caran mencapai 20
dan menghambat absorpsi natrium. Akibat
liter per hari pada kasus berat.
kehilangan banyak cairan dan elektrolit, ter-
- Vibrio biotip El Tor menghasilkan: soluble
jadi dehidrasi, asidosis, syok dan mati
hemolysin yang dapat melisiskan sel darah
Secara histologis, usus tetap normal
merah. -
- Struktur antigen: Gejala klinis
Antigen flagel H; bersifat beat labile. Anti- Masa inkubasi 1-4hari
^. bodi terhadap Antigen H tidak bersifat -
Gejala: mual, muntah, diare dan kejang perut
protektif. Pada uji aglutinasi berbentuk -
yang terdiri dari mukus, sel
awan.
-Riceruater stools
epitel dan kuman vibrio dalam jumlah besar.
b. Antigen somatik O; terdiri dari lipopo-
-Gejala kehilangan cairan dan elektrolit; dehi-
lisakarida" Pada reaksi aglutinasi berben- drasi, kolaps sirkulasi dan anuri
tuk seperti pasir. Antibodi terhadap anti-
gen O bersifat protektif. Serogrup O tipe
- Angka kematian tanpa pengobatan : 25-50oh
(O: 1) terdap at pada biotip cholerae dan El Diagnosis laboratorium
. Tor. Terdapat tiga faktor antigen: A, B Bahan pemeriksaan: tinja dan atau muntahan
-
210 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Perbenihan :
- Antibiotika:
-
agar pepton Tetrasiklin dapat mempersingkat masa pem-
agar darah dengan berian cairan atau rehidrasi.
TCBS
Pencegahan
Tes fermentasi
- Vaksinasi dapat melindungi orang-orang yang
tes aglutinasi -
reaksi merah kolera kontak langsung dengan penderita. Berapa lama
slide aglwtination test efek proteksinya masih belum diketahui.
Untuk mengatasi epidemi, efeknya belum
Kekebalan jelas. Yang penting adalah efek psikologisnya.

-Asam lambung dapat membunuh kuman - Toksoid kolera sedang dalam percobaan
yang masuk dalam jumlah kecil
Penyebaran
Antibodi yang terbentuk: IgA (coprb Ab) dan
- Kapal laut, migrasi, perdagangan danpengungsi
IgG yang hanya ada dalam waktu yang relatrf -
singkat. Penularan
Pengobatan - Melalui air, makanan, lalat dan hubungan
Prinsip: antarmanusia.
- Dalam air dapat benahan selama 3 minggu.
Rehidrasi dengan cairan dan elektrolit

VI BRIO PARAHAEMOLYTICUS

Morfologi dan sifat ! , 'l:, f'.:"rt, i; penting untuk membedakan dari


biotip parahaemolyticus.
- Sifat-sifat, struktur dan pewarnaan senrpa
Pada agar TCBS membentuk koloni besar,
dengan spesies Vibrio lainnya. -
Metabolisme: fermentasi dan respirasi, tanpa smooth berwarna hijau (bedakan dari koloni
- Y. cholerae yang berwarna kuning).
menghasilkan gas.
- Generation time: 9-15 menit. Ini penting
Sifat biakan untuk epidemiologi gastroenteritis.
- pH optimum
Seperti spesies Vibrio lainnya, membutuhkan
Struktur antigen
- Antigen O dan K penting untuk typing secara
perbenihan selektif. -
Halofilik (sah loving): membutuhkan minimal serologis
-
-:.:',, i":r:i !. Biotip alginolyticus tahan sampai Terdapat 11 tipe O dan 57 tipe K
-
Batang Negatif Gram 2ll

Patogenesis Diagnosis laboratoriu m


Gejala dan tanda klinis serupa dengan yang Bahan pemeriksaan: tinja dan usap dubur
- -
disebabkan oleh V.t cholerae.
-'Flarus seg€ra dilakukan pembiakan atav
;*'dlmas"kkarr tu dilr* *"ii,r* rranspor (Cary
' :
Belum pernah dapiit diisolasi enterotok$i n V.
-
parahaemo,lyticus: :' -,. l ,
Blair atau Arnies)
isolat menunjukkan tes hemolisis Kana- TCBS,dan kaldu alkalipepton
-Perbenilan:
gawa positif. Tes ini mendeteksi hemolisis dengan penambahan ..

yang heat stable, yang melisiskan eritrosit


Pengobatan
manusia dan kelinci tetapi tidak melisiskan
eritrosit kuda. - Biasanya self limitting
Pada kasus berat, perlu rehidrasi dan penam-
Hubungan yang tepat
^ntarahemolisis
dengan -
enteropatogenik belum jelas. Hemolisin yang bahan elektrolit
diberikan ke dalam usus kelinci menyebabkan - Antibiotika: kloramfenikol, kanamisin, tetra-
kolera dan didapatkan adanya dilatasi dan siklin dan sefalotin.
degenerasi usus.
Pencegahan
Gejala klinis - Kuman ini banyak terdapat di air laut, sehingga
Dapat berupa gastroenteritis yang perlu perhatian khusus untuk pekerja-pekerja
- kapal, perenang dan juru masak seafood.
sampai yangberat seperti pada kolera.
Pengolahan dan penyimpanan makanan laut
- Diare timbul dengan tiba-tiba dan sangat cair, -
harus cermat.
tanpa darah dan mukus.
Kadang-kadang disertai sakit kepala dan panas.
- Epidemiologi
Gejala berlangsung sampai 10 hari, rata-rata
- -Di Jepang, 5o/o diare disebabkan oleh V.
72 jam. Pada kasus yang berat perlu pera- parahaemolyticus.
watan
Terdapat infiltrasi lemak dan, :i, :,r;';'.',,,'
-
pada hati.

PSEUDOMONADACEAE
Genus Pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman Dalam habitat alam tersebar luas dan meme-
batang negatif Gram yang tidak meragi kar- gang peranan pending dalam pembusukan zat
bohidrat, hidup aerob di tanah dan air. organik. Bergerak dengan flagel polar, satu atau
212 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

lebih. Beberapa dt antaranya- adalah fakultatif pada permukaan sel dan memegang peranan pen-
kemolitotrof, dapat memakai i :, atau ' ;, ., seba- ting dalam resistensi terhadap fagositosis.
gai sumber karbon. Katalasa positif.
Reaksi biokimia dan sifat biakan
Ada yang patogen bagi binatang atau ta-
Pseudomonas aeruginosa merupakan organisrne
naman dan ada y ang patogen bagi kedua-duanya.
yang sangat mudah beradaptasi dan dapat mema-
Kebanyakan spesies Pseudomonas tidak menye-
kai 80 gugus organik yang berbeda untuk perturn-
babkan infeksi pada manusia, tetapi kuman ini
buhannya dan amonia sebagai sumber nitrogen.
penting karena bersifat oportunis patogen, dapat
Dapat tumbuh pada perbenihan yang dipakai
menyebabkan infeksi pada individu dengan
ketahanan tubuh yang menurun.
untuk isolasi kuman
Enterobacterraceae dan
Infeksinya biasanya gawat, sulit diobati dan mempunyai kemampuan untuk mentolerir ke-
adaan alkalis, juga dapat tumbuh pada perbe-
biasanya merupakan infeksi nosokomial. Genus
Pseudomonas mempunyai spesies paling sedikit
nihan untuk kuman vibrio. Meskipun Pseudo-
10-12 yangpenting dalam klinik.
monas merupakan organisme aerob, tetapi ia
dapat mempergunakan nitrat dan arginin sebagai
aseptor elektron dan tumbuh secara anaerob.
PSEU DOMONAS AERUGI NOSA
Suhu pertumbuhan optimum ialah 35oC,
Kuman ini sering dihubungkan dengan penyakit
tetapi dapat |uga tumbuh 42"C. Hasil isolasi
pada manusia. Organisme ini dapat merupakan
bahan klinik sering memberikan beta hemolisis
penyebab .:.; infeksi nosokomial. Sering di
.:.:--''.,,
pada agar darah.
isolasi dari penderita dengan neoplastik, luka
Psewdomonas aeruginosa adalah satu-satunya
dan luka bakar yangberat. Kuman ini juga dapat
spesies yang menghasilkan:
menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan
bagian bawah, saluran kemih, mata dan lain-
1. Piosianin, suatu pigmen yang larut dalam
kloroform.
lainnya.
Strain lainnya menghasilkan pigmen fena-
Monfologi zin. Pada perbenihan Pseudornonas P agar
Batang negatif Gram: pembentukan pigmen akan bertambah
{Jmurnnya mempunyai flagei polar, tetapi kadang- 2. Fluoresen, suatu pigmen yan$ larut dalam
kadang 2-3 flagel. Bila tumbuh pada perbenihan air. Beberapa strain menghasiikan pigmen
tanpa sukrosa terdapat lapisan lendir polisa- merah.
karida ekstraseluler.
Struktur dinding sel sama dengan famiii Ente- Daya tahan
robacteriaceae. Strain yang diisolasi dari bahan Pseudarnonas aeruginosa lebitrr resisten terha-
klinik sering mempunyai pili untuk perlekatan dap desinfektan dari pada kuman lain. Kuman
atang Negatif Gram 213

ini menyenangi hidup dalam suasana lembab Patogenesis


seperti pada peralatan perlapasan, air dingin, Mekanisme bagaimana Pseudomonas aerwginosa
bedpan,lantai, kamar mandi, tempat air dan lain- dapat menyebabkan penyakit pada manusia belum
lainnya. diketahui.
Kebanyakan antibiotika dan antimikroba Sejumlah enzim dan toksin dan juga lendir
tidak efektif terhadap kuman ini. Pernah diiso- dan endotoksin menyebabkan efek patologik
lasi dari gugusan NH+ dan dari sabun heksa- pada binatang tetapi peranannya pada manusia
klorofen. Fenol dan beta-glutaraldehid biasanya belum dapat ditentukan.
merupakan desinfektan yang efektif. Air men- Paling sedikit dihasilkan dua tipe prorease
didih dapat membunuh kuman ini. yang menyebabkan lesi hemoragik kulit dan
Genetik destruksi jaringan kornea mata. Tidak ada efek
letal. Dua hemolisin dihasilkan yaitu: fosfolipase
Pemindahan gen antar strain Pseudomonas
dan glikolipid. Kedua-d :uany atidak bersifat letal.
dapat terladi melalui:
Pada Pseudomonds aerwginosa pneumonia, fos-
konjugasi
- folipase ini memperkuat penyerbuan organisme
transduksi
- dengan mbnghancurkan jaringan paru dan
Resistensi terhadap karbenisilin secara gene- menyebabkan atelektasis dan nekrosis.
tik dapat dipindahkan melalui R faktor. Untuk Terdapat tiga eksotoksin yaitu: A, B dan C
membedakan strain satu sama lain ialah dengan yang bersifat letal bagi tikus putih dan anjing dan
jalan reaksi serologik, tipe faga dan tipe piosin menyebabkan syok hipotensi pada kera. Telah
ftacteriocin). ditemukan enteroroksin yang menyebabkan
infeksi intestinal sehingga terjadi diare.
Struktur antigen
Antigen O atau anrigen somatik dipakai untuk lnfeksi klinik
menggolongkan berbagai strain dalam tujuan epi
Epidemiologi
demiologik. Pemeriksaan dengan bakteriofaga
dan piosin perlu dilakukan untuk melengkapi Infeksi oleh Pseudornonas aeruginosa terjadi pada
sifat-sifat dari strain yang diisolasi selama epi- orang yang mempunyai ketahanan tubuh yang
demik. Juga lapisan lendir bersifat imunogenik menurun, yaitu penderita luka bakar, orang
dan memegang peranan dalam proteksi sel yang sakit berat atau dengan penyakit metabolik
kuman terhadap fagositosis. Imunisasi aktif dan atau mereka yang sebelumnya memakai atau
pasif terhadap lendir ini dapat mencegah efek mempergunakan alat-alat bantu kedokteran.
letal dari toksin dan kuman-kuman hidup pada Frekuensi infeksi pada saluran kemih lebih
tikus. tinggi pada orang muda.
214 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Perpanjangan pengobatan dengan imunosu- Pada penyakit Pneumonia Pseudomonas biasa-


presi atau obat antimikroba dan terapi dengan nyaterjadi sianosis yang makin lama makin ber-
radiasi mempengaruhi kerentanan individu ter- tambah, biasanya dengan empiema. Dengan
hadap infeksi Pseudomonas. Pseudomonas tidak sinar X dapat dilihat adanya infiltrasi di dalam
hanyaterdapat dalam tanah dan air, tetapi kira- lobus bagian bawah yang bersifat nodular dan
kira 10% terdapat dalam tinja dan kulit dari nekrosis dengan pembentukan abses. Mortalitas
individu normal. Hampir di setiap bagian dan adalah tinggi pada Pneumonia Pseudomonas.
lingkungan rumah sakit dapat dihuni oleh Pada penderita leukemia mortalitas lebih
organisme ini, seperti pada kateter, instrumen- tinggi bila menderita leukopeni yangberat. Pada
instrumen dan cairan intravena, bahkan di penderita dengan fibrosis kistik, organisme ini
sabun. Pemindahan dari penderita ke penderita sering berkapsul untuk mencegah fagositosis.
melalui pegawai rumah sakit lebih menentukan
Diagnosis laboratorium
dalam penyebaran organisme ini daripada
Isolasi
p eny ebaran rnelalui udara. -
Pseudomonas dapat tumbuh pada berbagai
Hasil sr.rrvei d.an epidemiologi (uar negeri):
media.
Fsgudomonas rnerupakan:
nosokoryid'{ {QVo, isolasi=dari darale Pengobatan
-infeksi
1. Io/o daninfeksi nosokorni al epidernik 4olo. Kebanyakan antimikroba tidak efektif terhadap
Dalarn unit llr&a'bakar atau pusat kanker, Pseudomonas. Kebanyakan dari strain organisme

Pseudomonas dapat rrrenyebatik an 3Qo/o dari ini peka terhadap: amikasin, gentamisin, tobra-
semua infeksi. misin dan kolistin.
Kepekaan ini terus berkembang terutama pada
Patogenesis dan manifestasi kl'inik pengobatan yang lama. Kira-kira 50% sensitif
Pseudomonas aeruginosa dapat mengadakan terhadap karbenisol. Karbenisilin dan gentamisin
infeksi padajartngan atau bagian dari tubuh. Lesi in virso bekerja sinergistik. Vaksin heptavalen
lokal terjadi pada luka atau luka bakar, kornea, (Pseudogen) telah dikembangkan dan efektif
saluran kemih dan paru-paru. Selain daripada itu
pada luka bakar.
juga dapat menyebabkan endokarditis bakteria-
lis dan gastr,oenteritis. Infeksi laringan kornea Pengawasan
dapat menyebabkan kebutaan. Dari infeksi lokal Penyebaran dari Pseudomonas akan meluas bila
kuman ini dapat menyebar melalui darah, carakerla ceroboh, juga pencucian tangan yang
sehingga menyebabkan septikemia dan lesi fokal kurang sempurna, desinfektan dan cara pema-
p ada j aringan lain. Pada septikemia angka kema- kaian kateter dan alat-alat pernapasan yang
tian dapat mencapai 80o/o. kurang. disterilkan dertgan baik. Typing dari
Batang Negatif Gram 215

strain penting untuk mengerahui sumber infeksi Pseudomonas pseudomallei :


dan untuk mencegah penyebarannya.
Organisme ini merupakan penghuni biasa dari
Pseudomonas lainnya tanah, menyebabkan melioidosis yaitu suatu
penyakit kelenjar pada manusia. Organisme ini
Sejumlah Pseudomonas lain telah diisolasi dari
masuk ke dalam badan dengan jalan inhalasi me-
lingkungan rumah sakit, dan ternyata hanya se-
lalui kulit lecet. Memberikan penyakit pulmo-
bagai kontaminan. Kebanyakan dari organisme
nar yangrtngan senrpa tuberkulosis atau penya-
ini penghuni dari tanah, tetapi Pseudomonas
kit jamur. Melioidosis dapat juga berupa septi-
mallei adalah patogen bagi binatang.
kemia dan menyebabkan kematian cepat.
Pseudomonas cepacia: Reaksi penyakitnya dapat terjadi setelah be-
Sering diisolasi dari lingkungan rumah sakit dan rapa hhun dan diberi nama Vietnamae time bomb.

bahan klinik. Kuman ini mempunyai hubungan Dapat diisolasi dari sputum, urin, pus darah.
dengan penyakit: endokarditis, septikemia, Spesies lain
infeksi luka dan infeksi saluran kemih. Keba-
Pseudomonas stutzeri, Psewdomonas putida, Pseu-
nyakan resisten terhadap antibiotik.
domonas alcaligenes. Pseudomonas acidoporans
Pseudomonas maltophilia : dan Pseudomonas spesies lain telah diisolasi dari

Sering diisolasi dari orofaring dan sputum, juga bahan klinik. Sering bukan sebagai penyebab
dari lingkungan dan dapat menyebabkan infeksi penyakit, tetapi meskipun jarang, mereka dapat
nosokomial. Dapat menginfeksi luka, saluran sebagai penyebab infeksi luka, pleura dan
kemih dan darah. Kebanyakan resisten terhadap saluran kemih.

antibiotika. Pseudomonas fluoresens sering diisolasi dari


lingkungan rumah sakit atau produk darah.
Pseudomonas mallei: Kuman ini tumbuh merara dalam suhu 3ZoC.
Organisme ini penyebab penyakit kelenjar pada Gejala pada manusia talah demam, karena endo-
kuda dan keledai. Manusia mendapat infeksi ka- toksinnya.
rena kontak melalui goresan kulit atau inhalasi.

HAEMOPHILUS
Anggota genus Flaemophilus merupakan parasit- untuk pertumbuhannya memerlukan faktor-
parasit sejati. Beberapa spesies bersifat parogen. faktor pertumbuhan yang terdapat di dalam
Kuman-kuman dari genus ini berbentuk batang darah (haemo = darah, philos = mencintai atau
kecil negatif Gram, tidak dapat bergerak,. dan menyukai).
216 Buku Ajar Mikobiologi Kedokteran

Beberapa spesies memerlukan faktor X, suatu wabah influenza. Kuman-kuman ini ternyata
derivat hemoglobin yang termostabil. Lainnya merupakan penyebab daripada infeksi paru sekun-
memerlukan NAD (nicotinamide ad.enine dinu- der selama wabah oleh virus influenza tersebut.
cleotide)yang juga dikenal sebagai koenzim I atau Pada kuman ini dijumpai dua macam koloni
faktor V yang termolabil. H. influenzae memer- yaitu koloni R yang dibentuk oleh kuman-
lukan kedua faktor tersebut untuk pertumbuhan- kuman tak bersimpai berasal dari saluran per-
nya. Faktor X dapat diperoleh daridarahsedang- napasan dan koloni S yang dibentuk oleh kuman-
kan faktor V dapat diperoleh dari ekstrak ragi kuman bersimpai berasal dari penyakit-penyakit
dan juga dihasilkan oleh beberapa kuman ter- invasif lainnya. Kuman-kuman tersebut terakhir
tentu sepertiS. aureus. Spesies Haemophilus pada dianggap virulen, dan secara serologik dibagi
umumnya peka terhadap pendinginan dan pe- dalam enam tipe (a sampai f) berdasarkan bahan-
ngeringan. Mereka merupakan parasit pada manu- bahan simpainya. Penyelidikan-penyilidikan
sia dan binatang dan terutama sebagai penghuni menunjukk an bahur a H. infl uenzae tak bersimpai
komensal saluran napas bagian atas manusia. Di- (r*Sb) biasa diasosiasikan dengan penyakit
perkirakan bahwa 30o/o anak sehat mengandung saluran pernapasan kronik terutama pada orang
H. influenzae dalamsekret orofaring dan hidung- dewasa, sedangkan H. influenzae bersimpai
nya, dan pada orang dewasa kuman ini dite- merupakan penyebab penyakit-penyakit invasif
mukan dalam persentase yang relatif tinggi. seperti meningitis, piartrosis, selulitis, pneu-
Mengenai mekanisme bagaimana strain-strain monia, perikarditis dan epiglotitis akut. Kuman-
tertentu H. influenzae tiba-tiba menjadi virulen kuman tipe E merupakan penyebab kebanyakan
dan menyebabkan infeksi yang berat pada epi- peqyakit invasif, dan imunitas terhadap kuman
glotis, laring atau percabangan bronkus, belum ini ditujukan terhadap substansi polisakarida
diketahui dengan pasti. Identifikasi spesies Hemo- simpai trpe b tersebut.
filus yang penting bagi manusia didasarkan atas Kuman-kuman yang penting bagi kedok-
reaksi hemolisis dan kebutuhanny^ akan faktor- teran adalah:
faktor X dan V. Semua spesies hemofilus mere-
- H. inflwenzae tipe b yangpaling sering sebagai
duksi nitrat menjadi nitrit kecuali H. ducreyi. penyebab meningitis bakterial akut pada bayi
H. influenzae menyebabkan meningitis bak- dan anak-anak
terial akut padabayi dan anak-anak kecil, serta H. influenzae (Koch-Weeks bacillus)
-
merupakan penyebab beberapa penyakit pedia- H. dwcreyi (Ducrey bacittw)
-
trik lainnya, sedangkan pada orang dewasa sering
diasosiasikan dengan penyakit paru kronik. H. influenzae
Kuman-kuman ini untuk pertamakalinya dite- H. influenzae berbentuk coccobacillus negatif-
mukan oleh Pfeiffer (1.892) pada waktu terjadi Gram dengan ukuran , serta
Batang Negatif Gram 217

bersimpai, yang dapat diketahui dengan reaksi menghasilkan faktor V yang diperlukan bagi
quellungmemakai serum anti khas tipe. Kuman- pertumbuhan Hemofilus. Pertumbuhan opti
kuman tak bersimpai yang berasal dari sputum mum terdapat pada suhu i;''ri dan i',:: ,: .'
atat- c ir^n telinga, bentuknya sering meman- Pengeraman dengan suasana dapat
jang dan menunjukkan sifat-sifat bipoler pada meningkatkan pertumbuhan, bahkan kadang-
pewarnaan Gram. Sediaan kuman dari koloni kadang diperlukan oleh beberapa strain. H.
rougb sering menunjukkan bentuk-bentuk pleo- influenzae yang berasal dari penyakit-penyakit
morfik dan filamen. invasif ftiasanya kuman-kuman tipe b berasal
dari darah, cairan serebrospinal atau luka) mem-
Sifat-sifat biakan
bentuk koloni-koloni mengkilap dan mukoid.
Untuk membiakkan Hemofilus diperlukan per- Koloni-koloni S sering berubah sifatnya
benihan yang diperkaya seperti perbenihan agar secara spontan menjadi R karena kehilangan
cokelat serta perbenihan Levinthal & Fildes. kemampuannya membentuk simpai. Terdapat
Hemofilus dapat tumbuh sebagai satelit di seki- hubungan antara tipe koloni dengan struktur
tar kuman-kuman lainnya seperti Stafilokokus antigen dan virulensi kuman. Spesies Hemofilus
hemolitik yang juga terdapat di dalam bahan- memerlukan salah satu atau kedua faktor per-
bahan klinik. tumbuhan X dan V yangrerdapat di dalam darah
Koloni-koloni satelit ini tumbuhnya lebih (Tabel 21.1). Faktor V bersifat termolabil,
subur dibandingkan dengan koloni-koloni lain- sedangkan faktor X termostabil.
ny^ yang tumbuhnya jauh dari Stafilokokus
tersebut. Hal ini disebabkan karena Stafilokokus

Tabel 2l.l
Diferensiasi Spesies Haemophilus

H. inflwenza +
H. aegypticus +
H. baemolyticus + +
H. ducreyi +
H. parainfluenzae +
H. parahaetnolyticus + +
H. paraphrohaemolyticus + +
H. aprophilus
H. parapbrophilus +
H. segnis +
218 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Hemofilus bersifat aerob dan anaerob fakul- Karena kuman tipe b merupakan penyebab
tatif. Indol dibentuk oleh banyak H. influenzae. daripada lebih dari 95olo penyakit-penyakit invasif,
H. influenzae tarut di dalam empedu. Diferen- maka dengan ditemukannya antigen simpai tipe
siasi dari spesies lainnya terutama didasarkan b dalam cairan badan penderita, dapat ditentu-
atas keperluan pertumbuhan dan asal biakan. kan diagnosis secara khas dan cepat.
Peragian gula biasanya tidak dipergunakan dalam
lnfeksi klinik
identifikasi.
Infeksi oleh Fl influenzae terjadi setelah meng-
Daya tahan (resistensi) hrsap dropler berasal dari penderita, penderita
H. inJluenzae sangat peka terhadap kebanyakan baru sembuh atau karier. Manusia merupakan
desinfektan, juga terhadap kekeringan. satu-satunya reservoir bagi kuman ini. Ditemu-
Pada suhu 55oC akan mati dalam waktu 30 kannya kuman-kuman H. influenza bersimpai
menit. Biakan kuman ini sangat sukar dipeli- (terutama tipe b) di dalam sputum atau cakan
hara atau dipertahankan di dalam laboratorium telinga merupakan petunjuk adanyainvasi kuman
karena bersifat autolitik. Cara penyimpanan Iersebut ke dalam jaringan.
terbaik adalah liofilisasi. Antibodi terhadap polisakarida tipe b, baik
yang diperoleh karena infeksi alamiah atau karena
Struktur antigen
vaksinasi, dapat mencegah invasinya kuman-
Antigen penentu utama H. influenzae yangber-
kuman tipe b ke dalam jaringan.
simpai adalah polisakarida simpai. Polisakarida
H. influenzae menyebabkan sejumlah infeksi
ini menentukan khas tipe kuman dan menjadi pada saluran pernapasan bagian atas seperri fari-
dasar penggolongan kuman-kuman tersebut dalam
ngitis, otitis media dan sinusitis yang terurama
6 serotip a sampai f. Penyelidikan menunjukkan penting padapenyakit paru kronik.
bahwa terdapat hubungan ant^ra tipe koloni Selain itu, infeksi saluran pernapasan agaknya
dengan struktur antigen dan virulensi kuman. juga menjadi sumber invasi kuman ke dalam
Perubahan'bentuk kuman yang terladi setelah peredaran darah dan penyebaran ke lain-lain
kuman dibiakkan dalam perbenihan, menunjuk- bagian tubuh.
kan adanyamutasi berupa hilangnya kemampuan Penyakit paling penting yang disebabkan oleh
kuman untuk membentuk polisakarida simpai. H. influenzae adalah meningitis bakterial akut.
Hilangnya kemampuan membentuk simpai Meningitis karena H. influmzae jarang terjadi pada
selama pembiakan adalah sinonim dengan peru- bayi berusia kurang darr trga bulan dan tidak
bahan bentuk koloni dari S menjadi R. Polisaka- umum dijumpai pada anak-anak di aras usia
rida simpai yang dilepaskan in vitro (atau in viao), enam tahun. Pada anak-anak, selain meningitis,
dapat ditentukan tipe serologiknya dengan tes pre- H. influenzae tipe b juga menyebabkan penyakit
sipitasi, drfusi agar gel; hemaglutinasi atau flokulasi. b act er i al ep igl o t itis akut.
BatangNegatifGram 219

Diagnosis laboratorium enzae bentuk L (L forrn)yang resisten penisilin,


Sebagai bahan pemeriksaan dapat dipergunakan dapat timbul selama pengobatan dengan peni-
cair an serebrospinal, sputum, cair an telinga. D ari silin, dan beberapa dapat
bahan pemeriksaan ini dibuat preparat Gram, membentuk penisilinasa. Vaksin khas polisaka-
dan juga harus ditanam pada perbenihan agar rida simpai (vaksin PRP) yang telah berhasil
cokelat yang dieramkan dalam suasana r' .:..":. ' dibuat masih dalam taraf penelitian, namun hasil-
:.i
,,ii:",,i;..,.:;,;-'-'r':r: :;':riii.i; :.":'ii.tiai!.1::.'dapat dilakU- hasil pendahuluannya memberikan harapan y ang
kan dalam usaha mengasingkan ,":' t ",'it',,. . ' .. . sangat baik.
terutama dari bahan-bahan pemeriksaan yang
Spesies lain dari Hemofilus
tidak terkontaminasi dengan kuman-kuman lain
seperti cairan serebrospinal dan darah. H. aegypticus (Koch-Weeks bacillus)
Reaksi Quellungyang khas sangat membantu Kuman ini erat perkerabatannya dengan H.
diagnosis, kecuali untuk kuman-kuman tidak inJlwenzae, tetapi dapat dibedakan satu dari lain-
bersimpai yang berasal dari saluran pernapasan. nya secara serologik. Berbeda dengan H. influ-
Deteksi. antigen polisakarida simpai di dalam enzAe, H. aegypticu.s tidak membentuk indol ,F1.
cairan tubuh juga merupakan bantuan yangber- aegypticus tidak membentuk simpai, memerlu-
harga dalam menegakkan diagnosis (dan prog- kan faktor-faktor X dan V untuk pertumbuh-
. nosis) meningitis. Adanya antigen yang khas di annyadan berbahaya bagi manusia karena meru-
dalam serum atav cairan serebrospinal memberi- pakan penyebab konjungtivitis purulenta ter-
kan diagnosis presumtif adanya infeksi H. inflw- utama pada anak-anak, yang pada umumnya
enzd.e,walaupun pembiakan tidak memberikan dapat disembuhkan dengan pernberian sulfo-
hasil positif. namida secara lokal.

Pengobatan dan pencegahan H. ducreyi (chancroid bacillus = Ducr€y


Pemilihan antibiotika yang akan diperguna- bacillus)
kan di dalam pengobatan terhadap setiap in- Kuman ini merupakan penyebab penyakit vene-
feksi oleh Hemofilus, sebaiknya ditentukan oleh rik, bersifat parasit obligat yang penyebarannya
tes kepekaan secara in vitro. \X/alaupun keba- terjadimelalui kontak langsung, dan sangat peka
nyakan H. influenzae bersifat peka terhadap am- terhadap pengeringan. Kurang lebih 1Oo/o dari
pisilin, kloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamida penyakit-penyakit venerik disebabkan oleh
dan kotrimoksasol, dan terapi dengan salah satu kuman ini. Kuman H. ducreyi dapat ditemukan
atau kombinasi obat-obat ini terny^ta efektif, di dalam preparat lesi pada kulit atau cairan
namun kepekaan kumannya sendiri dan hasil bubo. Kuman-kuman ini berbentuk batang halus
suatu terapi tidak dapat diperkirakan. H. influ- negatif Gram tersusun berjqar tetapi kadang-
220 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

kadang dapat bersifat positif Gram. Letaknya bila ada limfadenitis (bubo). Berbeda dengan sifi
mungkin intra atau ekstra sel. lis, chancre yangterjadi adalahlunak (soft cbancre
Kuman-kuman ini dapat dibiakkan pada atau ulcus molle).

perbenihan agar darah dengan suasana COlnya Kuman-kuman ini umumnya peka terhadap
ditinggikan, tetapi isolasi primer sangat sukar- sulfonamida dan tetrasiklin, tetapi dapat menjadi
Masa inkubasi penyakitnya adal*t 1-2 minggu. resisten terhadapnya. Dalam hal seperti ini, anti-
Lesi terutama terdapat pada kulit, kecuali apa- biotika golongan aminoglikosida dapat menolong.

BORDETELLA
Penyakit pertusis atau batuk rejan (zabooping gerak adalah B. broncbiseptica. Simpai dibentuk,
cough)merupakan penyakit akut saluran perna- tetapi hanya dapat dilihat dengan pewarnaan khu-
pasan yang ditandai dengan batuk paroksismal sus, dan tidak dengan penggembungan simpai.
(p ar oxy s m al c o w gh in g). Kuman-kuman ini hidup aerob, tidak membentuk
Penyebabny a adalah Bordetella pertussis, yang
HzS, indol serta asetilmetilkarbinol. Kini disa-
untuk pertama kalinya diasingkan oleh Bordet rankan agar ketrga spesies Bordetella tersebut
dan Gengou pada tahun Ig06.Penyakit-penyakit
lebih baik diklasifikasikan sebagai satu kuman.
Konsep ini didukung oleh reaksi-reaksi rea-
serup aerhasil ditemukan kemudian, y aitu y ang
b
sosiasi DNA-DNA yang menunjukkan hubung-
disebabkan oleh Bordetella parapertussis dan Bor-
detella bronchiseptica. Standarisasi vaksin serta
an genetik yang sangat erat antara B. pertussis
dengan kedua organisme lainnya.
penggunaannya secara luas sangat menurunkan
morbiditas dan mortalitas penyakit ini.
Pada B. pertussis ditemukan dua macam
toksin yaitu:
Morfologi dan fisiologi l. Endotoksin yang sifatnya termostabil dan
terdapat dalam dinding sel kuman. Sifat en-
Ketiga anggota genus Bordetella yaitu B. per'
dotoksin ini mirip dengan sifat endotoksin-
tussis, B. parapertussi.s dan B. broncbiseptica ber-
endotoksin yang dihasilkan oleh kuman-
bentuk coccobacillu.s kecil-kecil, terdapat sendiri-
kuman negatif Gram lainnya.
sendiri, berpasangan atau membentuk kelompok-
kelompok kecil. Pada isolasi primer, bentuk 2. Protein yang bersifat termolabil dan der-
kuman biasanya uniform, tetapi setelah subkul- monekrotik. Toksin ini dibentuk di dalam
tur dapat bersifat pleomorfik. Bentuk-bentuk protoplasma dan dapat dilepaskan dari sel
filamen dan batang-batang tebal umum diiumpai. dengan jalan memecah sel tersebut, atau
S atu-satuny anggota B o rdetella yan g dap at ber- dengan jalan ekstraksi memakai NaCl.
^
BatangNegatifGram 221

Tabel2l.2
Diferensiasi Spesies Bordetella

Pergerakan +
Pertumbuhan pada agar Mac Conkey + +
Perrumbuhan pada agar pepton
Fase I + +
Fase IV + + +
Brouning +
Pertumbuhan pada agar Bordet-Gengou
1.-2hari + +
3-6 hari + :
Reduksi nitrat +.a
Penggunaan sitrat + +
Produksi ureasa + +.h
Oksidasa + +
Kandungan G+C (mol o/") dariDNA (Tm) 67-70 66-70 66,9

"perkecualian terjadi bila memakai medium nitr^t yang konvensional, tetapi biasanya positif jika
ditambahkan nikotiamid adenin dinukleotida dan serum.
bpositif menurut Kreig dan Holt (ed$: Bergey's Manual of Systematic Bacteriology, \Williams 8e \Wilkins, hil.392.

Baik endotoksin maupun toksin yang ter- Ketiga spesies membentuk zona hemolisis.
molabil tersebut tidak dapat memancing tim- Sifat-sifat ini dapat berubah tergantung lingkungan
bulnya proteksi terhadap infeksi B. pertussis. di mana kuman ini dibiakkan,yang,diikuti oleh
Peranan yang pasti daripada kedua toksin ini perubahan-perubahan sifat antigenik serta viru-
dalam patogenesis pertusis belum diketahui. lensinya.
Berbeda dengan spesies-spesies Hemophilus, Struktur antigen
kuman Bordetella dapat tumbuh tanpa ada- Proteksi terhadap infeksi oleh B. pertussis meru-
nya hemin (faktor X) dan koenzim I (faktor V). pakan respons imunologik terhadap antigen
Pembiakan dilakukan pada perbenihan Bordet- (antigen-antigen) kuman. Sifat antigen protektif
Gengou, dimana kuman-kuman ini tumbuh kuman ini tidak diketahui. \Talaupun demikian,
dengan membentuk koloni-koloni yang bersi- penelitian serologik yang ekstensif telah berhasil
fat smootlt, cembung, mengkilap dan tembus menemukan antigen-antigen yang penting pada
cahaya. genus Bordetella.
222 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Diketahui adanya antigen permukaan O yang labile toxin), lipopolisakarida (endotoksin), HSF
termostabil pada smootb strains B. pertussis, B. (histamine-sensitizing factor). LPF (ymph ocy to sis -

pdrapertussis dan B.bronchisEtica dan pada rowgb fa c t o r), MPF (rn o u s e -p r o t e c t i v e fa c t o r),
p r o 7r7 o t i n g

strains B. pertussis dan B. bronchiseptica. Antigen hemaglutinin dan agaknya juga IAP (islet-acti-
O ini berupa protein, mudah diekstraksi dari sel vating protein) adalah sangat erat kaitannya
dan terdapat di dalam cairan supernatan biakan dengan infeksi, penyakit dan kekebalan.
kuman.
Epidemiologi
Antigen ini tidak menstimulasi timbulnya
Penyakit pertusis tersebar di seluruh dunia dan
proteksi terhadap infeksi. Perbedaan antigenik
mudah sekali menular. Manusia merupakan
di antara spesies dan di antara strain-strain dari
satu-satunya sumber B. pertussis, dan penye-
setiap spesies tersebut ditentukan oleh antigen
baran organisme ini hampir selalu disebabkan
simpai yang termolabil yang disebut anrigen
oleh orang-orang dengan infeksi aktif.
Kauffmann (serotip diberi tanda dengan angka
seperti misalnya B. pertwssis 1,2,4). Eldering me- Patogenesis
nyebutkan adanya 1,4 antigen K yang disebut- Setelah menghisap droplet yang terinfeksi, kuman
nya sebagai factors atas dasar tes absorpsi aglu- akan berkembang biak di dalam saluran perna-
tinin. Fakto r 7 terdapat pada semua strain spesies pasan. Gejala sakit hampir selalu timbul dalam
Bordetella, faktor 14hanya khas untuk B. para- 10 hari setelah kontak, meskipun masa inkubasi
pertussis dan faktor 1,2 adalah khas untuk B. bervariasi antara 5-21,hari. Penyakit ini terbagi
bronchiseptica. Faktor-faktor 1-5 hanya terda- dalam tiga stadium. Stadium prodromal (kataral)
pat pada strain-strain B. pertusis. Antigen faktor berlangsung selama 1-2 minggt Selama stadium
1 terdapat pada semua strain B. pertwssis sehingga ini penderi ta hany a menunjukk an gejala-gejala
karetanya li^ngg p bahwa aglutinogen kuman infeksi saluran pernapasan bagian atas yangringan
ini terutama adalah faktor I ffabel21.3). seperti bersin, keluarnya cairan dari hidung,
Antigen-antigen O dan K tersebut di atas batuk dan kadang-kadang konjungtivitis. Peme-
serta faktor-faktor lainnya seperti HLT (beat- riksaan fisik tidak memberikan hasil yang me-
Tabel21.3
Antigen-antigen K pada Bordetella

B. pertussis
B. parapertussis
B. bronchisEtica
Batang Negatif Gram 223

nentukan. Masa ini merupakan masa perkem- nya bahan pemeriksaan tadi ditanam pada per-
bang-biakan kuman di dalam epitel pernapasan. benihan Stuart (dimodifikasikan). Penambahan
Stadium kedua biasanya berlangsung selama 1-6 penisilin :.;,.;. ;;' ",.";, 1': :.: : ::.,t : ; "... di dalam perb enihan
:. .:

minggu dan ditandai dengan peningkatan batuk kedua adalah berguna untuk menghambat per-
.,,,,.;,.,;,.:.:,:;:;.;:i" SUatU batUk .'.:.... j:t:.. .:,,t:,::i:' yang khaS tumbuhan kuman positif Gram saluran perna-
adalah dimana dalam jangka waktu 15-20 detik pasan, tanpa mengurangi pertumbuhan kuman
terjadi 5-20 batuk beruntun biasanya diakhiri pertusis.
dengan keluarnya lendir atau muntah serta tidak Selain reaksi-reaksi biokimiawi (Tabel 1),
ada kesempatan untuk bernapas di antara batuk- identifikasi B. pertussis secara serologik akan
batuk tersebut. Tarikan napas setelah batuk ber- memastikan isolasi tersebut. Pewarnaan anti-
akhir menimbulkan bunyi yang khas. Stadium bodi fluoresensi (AF)telah dipakai untuk meng-
ketiga berupa stadium konvalesen. Batuk dapat identifikasi B. pertussis pada preparat langsung
berlangsung sampai beberapa bulan setelah hapusan nasofaring, dan untuk mengidentifikasi
permulaan sakit. Beratnya penyakit bervariasi. kuman-kumaLn yang tumbuh pada perbenihan
Sindrom respiratorik ringan yang disebabkan Bordet-Gengou. Cara AF ini tidak dapat meng-
oleh B. pertwssistidak mungkin dikenal atas dasar gantikan isolasi kuman namun dapat meng-
klinik saja. Kurang lebih 20olo infeksi pertusis idenrifikasi kuman secara lebih cepat.
diperkirakan sebagai penyakit-penyakit atipik dan
penderita-penderita ini berbahaya bagi orang lain. Pengobatan dan pencegahan
Pada saat ini eritromisin merupakan obat pilihan.
Diagnosis laboratorium Pemberian antibiotika ini akan menyingkir-
Diagnosis yang pasti tergantung pada diasing- kan kuman-kuman tersebut dari nasofaring dan
kannya B. pertussis atau B. parapertussis atau B. bron- karenanya dapat mempersingkat masa penu-
chiseptica (lebih jarang) dari penderita. Hasil iso- laran atau penyebaran kuman.
lasi tertinggi diperoleh pada stadium kararaT, dan Selain eritromisin, tetrasiklin, kloramfenikol
kuman pertusis biasanya tidak dapat ditemukan dan ampisilin juga bermanfaat. Cara pencegahan
lagi setelah empat minggu pertama sakit. Bahan terbaik terhadap pertusis adalah dengan imuni-
pemeriksaan berupa usapan nasofaring penderita sasi dan mencegah kontak langsung dengan pen-
atau dengan menampung batuk secara langsung derita. Proteksi bayi terhadap pertusis dengan
pada perbenihan. Isolasi B. pertussis dari bahan vaksinasi aktif adalah penting karena kompli-
klinik sangat tergantung pada transportasi dan kasikomplikasi berat sena morbiditas tertinggi
pengolahan bahan tersebut. terdapat pada usia ini.
Bila diperlukan lebih dari dua jam sebelum Antibodi yang masuk melalui plasenta tidak
bahan tersebut sampai di laboratorium, sebaik- cukup memberikan proteksi. Vaksin yang diper-
224 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

gunakan biasanya merupakan kombinasi tok- Imunitas yang diperoleh baik karena infeksi
soid difteri dan tetanus dengan vaksin pertusis alamiah maupun karena imunisasi aktif, tidak
(vaksin DPT). berlangsung untuk seumur hidup.

BRUCELLA
Brucella merupakan parasit obligat bagi bina- tus memerlukan kadar l,'t"'|", yang ditingkatkan
tang dan manusia. Kuman ini untuk pertarna (capneic incubation). Kemampuan memproduksi
kalinya diasingkan oleh David Bruce (1887) dari "li;:i, merupakan sifat yang lebih khas bagi -8.
seorang penderita di pulau Malta dan diberinya abortus atau B. suis.
nama Micrococcus melitensis (sekarang Brucella Diferensiasi ketiga spesies terpenting dari
melitensis). Brucellosis pada manusia disebut juga genus Brucella didasarkan atas perbedaan kuan-
sebagai Malaferser atau undulantfever. Pada tahun titatif dalam beberapa tes fisiologik Iabel21..a).
1897 Bang, menemukan kuman yang serupa Di dalam ketiga spesies Brucella ini dikenal
pada binatang-binatang ternak yang mengalami pula sejumlah strain (biotip) yang dapat dibeda-
abortus, dan dinamainya B. abortus, sedangkan kan satu dari lainnya secara biokimiawi. Adanya
Traum (19t4) menemukan kuman yang serupa perbedaarl sifat antigen di antara spesies me-
pula pada babi yang dinamainya B. swis. mungkinkan penentuan identifikasi secara sero-
Ternyata ketiga spesies ini mempunyat per- logik dengan melakukan reaksi aglutinasi mema-
samaan dalam sifat-sifat bakteriologik dan sero- kai serum monospesifik.
logik. Kini dikenal enam spesies dalam genus
Struktur antigen
Brucella, yaitu B. melitensis, B. abortus, B. suis, B.
neond.tornae, B. oais, dan B. canis.
Pemeliharaan kuman untuk waktu yang lama
dalam lab o rato rium dap at menyeb abk an te rjadi-
Morfologi dan fisiologi nya perubahan dalam sifat antigen kuman yang
Kuman Brucella berbentuk coccobacillu.s ber- dapat diketahui dari perubahan morfologi koloni
ukuran i,r,:!""1:'.,.r :r ir.+--i": ii::r. tidak dapat ber- serta menurunnya virulensi terhadap binatang
gerak, tidak berspo ra, negatrf. Gram dan bersifat percobaan. Pada ketiga spesies ini dikenal adanya
aerobik. Tumbuhnya lambat dan memerlukan dua jenis antigen yaitu antigenA (Abonus) dan anti-
perbenihan yang kompleks terutam a padaisoiasi gen M (Melitensis). Jumlah kedua jenis antigen ini
primer. Pada perbenihan agar serum dekstrosa tidak sama pada ketiga spesies tersebut. Brucella
kuman-kuman ini mem- juga memiliki antigen O yang bersamaan dengan
^tau ^gar-triptikase,
bentuk koloni-kolo ni smooth, basah, jernih atau V. cbolerae, serta memberikan reaksi silang
sedikit keruh. Untuk pertumbuhannya B. abor- den gan beb erap a str ain Yer inia ent er o c o I it i c a.
s
Batang Negatif Gram 225

Tabel21..4
Diferensiasi Spesies dan Biotip Brucella

+
+
+ +

t + +
2 + -: +
-) + + + +
4 t +
5 + +
6 I
+
7 + +
8 + + + +
9 + + +

+ +
+
+ +
+ + +
B, neotomae + +
B. oais + I

B. canis

Epidemiologi infeksi kuman ini karena berkontak dengan


Kuman Brucella tersebar di seluruh dunia dan bahan-bahan yang teicemar misalnya pada
merupakan penyebab penyakit pada binatang. pemotongan hewan, dan juga melalui produk
B. melitensis dapat hidup di dalam tanah yang binatang seperti susu. Dokter hewan, peternak,
lembab selama 72hari, di dalam susu L2 hari dan pemerah susu dan pekerja laboratorium yang
dalam air laut 25 hari. Berdasarkan hal ini sering kontak dengan kuman-kuman ini mudah
penyebaran kuman pada ternak atau manusia terkena infeksi kuman tersebut. Kuman dapat
mungkin sekali terjadi. Manusia memperoleh masuk melalui kulit yang rusak, terus ke saluran
226 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

limfe dan nodus limfatikus. Kuman juga dapat kan, maka diagnosis sudah dapat ditegakkan,
masuk ke dalam darah. Kuman-kuman yatg tetapi perlu diperhatikan bahwa adany aantibodi
terdapat di dalam sel akan terlindung dari anti- di dalam serum merupakan respons imunologik
bodi dan antibiotika. Masa inkubasi penyakit ini yang lebih bersifat menunjukkan tentang apa
dapat sesingkat tiga hari tetapi kadang-kadang yang pernah dialami daripadx menunjukkan ada-
mencapai beberapa bulan. nya infeksi yang baru, sehingga karenanya ber-
sifat sugestif. Penelitian menunjukkan bahwa
lmunitas
dalam pemeriksaan serologik (aglutinasi) terha-
Sebagai akibat infeksi alamiah, makatubuh bina- dap Brucellosis, sering terdapat fenomena pro-
tang atau manusia akan memberikan respons zonyangagaknyadisebabkan oleh .',.''.,, ,,, '. ,., rr
berupa pembentukan antibodi IgM (pada fase '
, ',, :;1;,:' Oleh karenanya apabila serum pen-
akut penyakit) disusul kemudian dengan IgG
derita yang secara klinis tersangka Brucellosis
yang dibentuk selama infeksi. Pada manusia IgM
memberikan hasil negatif pada reaksi aglutinasi,
terutama merupakan aglwtinating antibody,
maka harus dilakukan tes untuk mengetahui ada
sedangkan IgG merupakan complem.ent rt.xing
atau tidak adanva 1nt.
antibody. Pada binatang, respons ini berbeda- J

beda. Seseorang yang pernah mendapatkan


Pengobatan dan pencegahan
vaksinasi terhadap kolera akan membentuk
aglutinin terhadap Brucella. Hingga kini tetrasiklin masih merupakan obat
pilihan terhadap Brucellosis. Streptomisin dapat
Diagnosis laboratorium juga diberikan dalam kombinasi dengan tetra-
Sebagai bahan pemeriksaan untuk mengasing- siklin. Pencegahan terhadap brucellosis terutama
kan kuman Brucella, dapat dipergunakan darah; ditujukan terhadap binatang sebagai sumber
cairan serebrospinal; sumsum tulang; larirgan infeksi. Imunisasi aktif binatang-binatang dapat
seperti nodus limfatikus dan hati serta serum dilakukan dengan vaksinasi. Strain kuman yang
untuk reaksi serologik. Bahan pemeriksaan di- dipergunakan di dalam pembuaran vaksin ini
tanam pada perbenihan-perbenihan seperti agar adalah kuman B. abortus strain 19 yang sudah
serum-dekstrosa, agar-triptikase, agar Brucella. attenuateduntuk sapi dan B. melitensis strain Rev
Sebagian dari biakan ini dieramkan di dalam I untuk biribiri dan kambing. Pencegahan
suasana ,:' :. : ,':., karena hal ini diperlukan bagi
: Brucellosis pada manusia terurama tergantung
pertumbuhan B. abortus terutama pada isolasi pada pengontrolan binatang sebagai sumber
primer. Diagnosis laboratorium Brucellosis be- infeksi serta pengawasan terhadap pengolahan
rupa isolasi kuman penyebabnya dan ditemu- susu dan produk-produk lainnya. Imunisasi aktif
kannya antibodi yang khas di dalam serum pen- pada manusia terhadap infeksi Brucella masih
derita. Bila kuman penyebabnya dapat diasing- bersifat eksperimental.
KUMAN TAHAN ASAM
Robert Utii dan Hasrul Harun

MYCOBACTERIUM
Kuman golongan Mycobacterium berbentuk cwlosis. Mycobacterium tidak dapat diwarnai
batang yang agak sulit untuk diwarfiai, tetapi dengan cara Gram, tetapi kalau berhasil maka
sekali berhasil diwarnai, sulit untuk dihapus hasilnya adalah positif Gram. Dibandingkan
dengan zat asam. Oleh karena itu disebut :'uga dengan kuman lainnya, golongan Mycobacte-
kuman batang tahan asam (BTA). Kini dikenal rium. tahan terhadap asam dan alkali sehingga
empat puluh satu spesies yang diakui oleh ICSB apabila bahan spesimen mengandung kuman
(lnternational Committee on Systematic Bacter io- lain mudah dapat dibunuh sehingga spesimen
Iogy). Sebagian besar adalah saprofit, sebagian menjadi lebih murni. Tetapi harus diperhati-
kecil patogen untuk manusia di antaranya Myco- kan kepekatan z^t asam dan alkali karena ter-
bacterium tuberculosis, fuly cobacterium leprae dan lalu pekat juga dapat membunuh Mycobac-
lain-lainnya yang dapat menyebabkan infeksi terium.
kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan
nama atipik. Sifat tahan asam Mycobacterium
Diferensiasi
adalah karena sifat dinding sel yang tebal yang Bagaimana membedakan satu spesies Myco-
terdiri dari lapisan lilin dan lemak yang terdiri bacterium dengan yang lainnya dipakai sifat-
dari asam lemak mikolat. Macam-macam Myco- sifat pertumbuhannya seperti: kecepatan per-
bacterium berbeda dalam deralat tahan asamnya tumbuhan, suhu pertumbuhan, pernbentukan
seperti fulycobacterium leprae bersifat tahan asam pigmen pada cahaya gelap dan percobaan bio-
lemah dibandingkan dengan fuIycobaaerium tuber- kimia.

MYCOBACTERIUM TUBFRCULOSTS
Kuman ini disebut juga basil dari Koch. Kuman tuberkulosis. Tuberkulosis juga disebabkan oleh
ini amat penting karera menyebabkan penyakit Mycobacterium bovis pada lembu.
228 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Collin, Jates dan Granse (1982) membagi kuman akan tumbuh merata pada seluruh me-
lima varian untuk Mycobacterium twberculosis dium. Biasanya pada medium cair, pertum-
untuk tujuan epidemiologi: buhan lebih cepat.

- M. twberculosis var. buman (tbc manusia) - Perbenihan padat:


- M. tuberculosis var. bortine (tbc lembu) Lowenstein-Jensen, Medium ini mengandung
M. tu.berculosis aar. burnan Asian (tbc manusia telur, gliserol, garam-garam mineral, hijau
-
Asia) malakhit dan biasanya dicampur penisilin
- M. twberculosis var. African I (M. africanum, untuk membunuh kuman penyerta lainnya.
Afrika Barat) Perben.ih an padat asam:

-M. tuberculosii ,tar. African 11(M. africanum, Lowenstein-Jensen yang diasamkan sehingga
Afrika Timur) ;''::.. ,:,.'::. '. pada suhu kamar. Keuntungan
medium ini adalah setelah pengolahan dengan
Habitat
NaOH spesimen tidakperlu dinetralkan dengan
Mycobacterium tuberculosis biasanya terdapat
asam, tetapi dapat langsung ditanamkan.
pada manusia yangsakit tuberkulosis. Penularan
te rjadi melalui j alan p ern ap asan. My c o b ac t e r i u m Sifat-sifat pertu m buha n
borsis biasanya terdapat pada lembu dan dapat
Pertumbuhan secara aerob obligat. Energi di-
'pula pada manusia melalui susu.
dapat dari oksidasi senyawa karbon yang seder-
Morfologi dan fisiologi hana. :.':. r, dapat merangsang pertumbuhan.
Mikroskopik: Pertumbuhan lambat, waktu pembelahan seki-
Pada jaringan tubuh kuman tuberkulosis ber- tar 20 jam. Suhu pertumbuhan optimum 37"C.
Pada perbenihan, pertumbuhan tampak setelah
bentuk batanghalus berukuran ." .''.,.:; :.;,,, dapat
juga terlihat seperti berbiji-biji. Pada perbenihan 2-3 minggu. Koloni cembung, kering, kuning
berbentuk kokoid dan berfilamen. Tidak ber- gading.

spora dan tidak bersimpai. Pada pewarnaan cara


Daya tahan
Ziehl-Neelsen atau Tan,Thiam Hok kuman ber-
Dayatahankuman tuberkulosis lebih besar apa-
warna merah dengan latar belakang berwarna
bila dibandingkan dengan kuman lainnyakarena
biru. Pada pewarnaan fluorokrom kuman ber-
sifat hidrofobik permukaan sel. Hijau malakhit
fluoresensi dengan warna kuning oranye.
dapat membunuh kuman lain tetapi tidak mem-
Kultur: bunuh Mycobacteriunt. tuberculosls, demikian juga
Perbenihan cair: asam dan alkali. Dengan fenol 5olo diperlukan
-
Medium asam oleat-albumin (Dubo$. Pada waktu 24 jam untuk membunuh Mycobacteriwm
medium ini yang mengandung Tween-80, tuberculosis. Pada sputum. kering yang melekat
KumanTahanAsam 229

pada debu dapat tahan hidup 8-10 hari. Pengaruh menyebabkan granuloma kronik
-
pemanasan daya tahannya sama dengan kuman dapat jadi adjuvan imunologik
-
latnnya, jadi dengan pasteurisasi kuman tuber-
kulosis ini sudah dapat dibunuh. Protein
Tiap tipe Mycobacterium mengandung bebe-
Struktur antigen rapa protein yang menimbulkan reaksi tuber-
Sebagian besar antigen kuman terdapatpada din- kulin. Protein yang terikat pada fraksi lilin dapat
ding sel yang dapat menimbulkan hipersensiti- membangkitkan sensitivitas tuberkulin. Juga
vitas tipe lambat, kekebalan dan menjadi Frewnds dapat merangsang pembentukan bermacam-
adjuztant. Antigen protoplasma tidak banyak macam antibodi.
perananny atetapi dapat menyebabkan hipersen-
Polisakarida
sitivitas tipe lambat pada binatang yang terin-
feksi. Mycobacterium mengandung bermacam-macam
polisakarida. Peranannya dalam patogenisis
Lemak (lipid) belum jelas. Dapat merangsang timbulnya hiper-
Mycobacterium mengandung banyak lemak sensitivitas cepat dan dapat mengganggu bebe-
seperti lemak kompleks, asam lemak dan lilin' rspa reaksi antigen-antibodi in rsitro.
Dalam sel, lemak tergabung pada protein dan
Patogenesis
polisakarida.
Komponen lemak ini dianggap yangbertang- Infeksi terjadi biasanya melalui debu atau titik
gung jawab terhadap reaksi sel jaringan terhadap cairan (droplet)yang mengandung kuman tuber-

kuman tuberkulosis. Fraksi fosfatida menye- kulosis dan masuk ke jalan napas. Penyakit tim-
babkan reaksi tuberkel dengan kaseosa nekrosis bul setelah kuman menetap dan berkembang
pada jarrngan. Lemak iuga berperanan pada sifat biak dalam paru-paru atau kelenjar getah bening
tahan asam. Apabila lemak kuman tuberkulosis regional. Perkembangan penyakit tergantung pada:
a. dosis kuman yang masuk
dihilangkan dengan eter, maka sifat tahan asam
akan hilang. Lemak ini bersifat spesies spesifik. b. dayatahan dan hipersensitivitas hospes
Strain yang virulen dari kuman tuberkulosis
memb entuk s erp ent in co rd y aitu susunan p aralel Ada dua kelainan patologi yangterjadi:
dari kuman. Pembentukan cord ini dihubung- 1. Tipe eksudatif:
kan dengan virulensi. Ternyata bahwa rumus Terdiri darr inflamasi yang akut dengan
cordfactor adalah Trehalosa 5.6 dimycolate' edema, sel-se1 leukosit polimorfonuklear dan
Faktor ini mencegah migrasi leukosit (LUI = menyusul kemudian sel-sel monosit yang
Leucoqtte Migration Inhibition) : mengelilingi basil tuberkulosis. Kelainan ini
230 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

terlihat rerutama padajaringanparu dan mirip tubuh. Dapat pula langsung dari proses per-
pneumonia bakteri. Penyembuhan dapat kijuan masuk ke vena terus ke aliran darah atau
terjadi secara sempurna sehingga seluruh proses perkijuan pecah ke bronkus, disebar ke
eksudat diabsorpsi arau dapat berkembang seluruh para-paru atau tertelan ke traktus di-
menjadi nekrosis yang luas atau berubah gestivus.
menjadi tipe 2 (tipe produktif). Dalam masa
eksudatif ini tuberkulin adalah positif.
Pertumbuhan intra sel

2. Mycobacterium tuberculosls tumbuh intra sel


Tipe produktif:
pada monosit, sel RES dengan sel raksasa. Lokasi
Apabila sudah matang prosesnya lesi ini
berbentuk granuloma yang kronik, terdiri
intra sel ini menyulitkan pengobatan. Dalam
hewan yang kebal, multiplikasi kuman intra sel
dari tiga zona:
ini dihambat.
- zona sentral dengan sel raksasa yang
berinti banyak dan mengandung kuman lnfeksi primer dan tipe reaktivitas
tuberkulosis. tuberkulosis
-zon tengah yang terdiri dari sel-sel epi Apabila orang kena infeksi dengan kuman tuber-
teloid yang tersusun radial
kulosis, maka akan terjadi:
-zona luar yang terdiri dari fibroblas, lim- I. Lesi eksudatif yang cepar menyebar ke
fosit dan monosir.
saluran limfe dan kelenjar getah bening.
Lambat laun zona luar akan berubah men- Kelainan ini disebut komplex Gbon. Lesi
jadi fibrotik dan zona sentral akan menga- eksudatif pada jaringan cepat sembuh.
lami perkijuan. Kelainan seperti ini disebut 2. Kelenjar getah bening menjadi perkijuan
tuberkel. Tuberkel yang berkiju dapat pecah yang biasanya disusul perkapuran.
ke dalam bronkus dan menjadi kaverna. 3. Test tuberkulin jadi positif.
Kesembuhan dapat .terjadi melalui proses
Infeksi perrama ini biasanya pada usia anak-
fibrosis atau perkapuran.
anak, tetapi juga dapat terjadi pada usia dewasa.
Perjalanan kuman tuberkulosis Infeksi pertaina dapat terjadi dimana saja di paru-
dalam tubuh paru tetapi biasanya pada basal paru-paru. Reak-
Perjalanan kuman tuberkulosis dapat langsung tivasi biasanya terjadi endogen, artinya kuman
melalui aliran limfe, aliran darah, melalui bron- tuberkulosis yang lolos di infeksi primer dan
kus dan traktus digestivus. Pada mulanya, kuman jarangeksogen atau infeksi baru dari luar. Reak-
menjalar melalui saluran limfe ke kelenjar getah tivitasi ditandai oleh lesi jaringan kronik, pem-
bening. Selanjutnya melalui ductus thoracicus bentukan tuberkel, perkijuan dan fibrosis.
masuk ke dalam aliran darah dan terus ke organ Kelenjar getah bening hanya sedikit terkena
. KumanThhanAsam 231

tidak terjadi proses perkijuan. Tipe reaktivasi kuman tuberkulosis pada kaldu gliserin yang
biasanya terjadt. pada apeks paru-paru. Perbe- telah ditumbuhkan selama 6 minggu. Dapat di-
daan antara infeksi primer dan reinfeksi diper- mengerti kalau OT ini tidak murni ruberku-
lihatkan melalui eksperimen pbenornena Kocb. loprotein, tetapi tercampur dengan bagian lain
Apabila seekor marmot disuntik subkutis dari kuman dan juga bahan perbenihan. PPD
dengan kuman tuberkulosis virulen, luka tusukan adalah tub erkulop rot ein murni (P wr ifi e d Pr o t e in
jarum akan sembuh cepat, tetapi akan terbentuk Deriaatirse) yang didapat dengan cara fraksinasi
nodul pada tempat suntikan setelah 2 minggu. dari OT. Satuan tuberkulin adalah TU (fuber-
Nodul ini kemudian menjadi ulkus dan ulkus ini culin Unit) yang diukur berdasarkan aktivitas
tidak sembuh-sembuh. Kelenjar getah bening PPD Seibert Lot No. 49608 dengan berar ter-
membentuk tuberkel dan terjadi perkijuan. Apa- tentu di dalam buffer rertentu. Semua tuber-
bila hewan yang sama kemudian disuntik kulin harus diukur dengan standar PPDS yang
kuman tuberkulosis di tempat yang berlainan, dibandingkan pada reaksi kulit yang ditimbul-
hasilnya akan berbeda. Terjadi nekrosis yang kan. Kekuatan tuberkulin ada yang'.' j i, I ; ;.,
cepat pada kulit dan jaringan tempat suntikan, d2n ' ',. :- ,. '. Dosis tuberkulin biasanya dimulai
tetapi ulkus sembuh cepat. Kelenjar getah dengan yang paling rendah, 1 TU yang disun-
bening tidak atau lambat laun terkena. tikkan pada lengan secara intrakutan sebanyak
Perbedaan ini disebabkan karena : ',. , : ', Apabila hasil negatif dapat dicoba dengan
1. kekebalan kekuatan yang lebih tinggi. Pada survei biasanya
2. hipersensitivitas iangsung disuntikkan 5 TU. Pada hospes yang
sangat peka dapat terjadi reaksi lokal dan ne-
Kekebalan dan hipersensitivitas adalah dua
krosis dan juga merangsang kambuhnya infeksi
aspek berbe da dari reaksi imunitas seluler. Keke-
yanglama. Reaksi tuberkulin akan negatif apa-
balan terjadi apabila hospes dapat rnengatasi
bila orang belum pernah kontak dengan kuman
infeksi primer. Kekebalan ini terdapat pada sel
Mycobacterium. Pada orang yang telah kena
mononuklear yang dapat menghambat pertum-
infeksi primer akan terlihat reaksi setelah 48-72
buhan kuman tuberkulosis, bahkan menghan-
jam berupa kemerahan dan indurasi. Kadang-
curkannya. Hipersensitivitas ditimbulkan oleh
kadang nekrosis dan reaksi ini berukuran >10
kuman tuberkulosis utuh atau ruberkuloprotein
mm dan ini benahan beberapa hari. Tes tuber-
dan lapisan lilin dan dapat dilihat melalui tes
kulin baru positif setelah infeksi 4-6 minggu
kulit tuberkulin.
dengan kuman Mycobacterium. Hasil negarif
Testuberkulin dapat terjadi selain pada orang sehat juga pada
Tuberkulin yang asli disebut Old Tuberculin orang sakit tuberkulosis dalam keadaan terrenru
(OT) dibuat dari filtrat pekat dari perbenihan seperti:
232 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

anergi oleh tuberkulosis lanjut lambung, karena pada cairan lambung kadang-
-
anergi oleh infeksi campak kadang ditemukan basil tahan asam.
-
anergi oleh penyakit Hodgskin
- Tuberkulosis urogenitalis:
anergi oleh sarkoidosis
- Kuman tuberkulosis sampai ke ginjal dan trak-
anergi oleh obat-obat imunosupresif
- tus urogenitaiis melalui saluran darah. Biasanya
Tes tuberkulin positif dapat konversi jadi dicurigai apabila pemeriksaan urin menunjuk-
negatif setelah pengobatan dengan INH karena kan banyak sel leukosit tetapi kultur urin
kuman tuberkulosis habis. Setelah BCG, tuber- negatif. Pada stadium lanjut biasanya banyak
kulin positif selama 3-7 tahun. Tuberkulin posi- kencing disertai hematuri dan ada panas yang
tif dapat ditransfer oleh sel monosit dari seorang hilang timbul. Infeksi tuberkulosis pada traktus
tuberkulin positif kepada seorang tuberkulin urogenitalis dapat menyebabkan infertilitas.
negarif.
Tuberkulosis miliaris:
lnterpretasi tuberku Ii n
Kuman tuberkulosis sampai ke selaput otak mela-
Tuberkulin positif hanya menunjukkan orang lui saluran darah. Sering terjadi pada bayi dan
pernah infeksi dengan Mycobacterium, tetapi anak-anak sebagai komplikasi tuberkulosis primer.
pada anak-anak dapat menunjukkan adanya Biasanya keadaan penyakit ini berat, disertai
penyakit tuberkulosis aktif. Orang dewasa demam dan terlihat nodul-nodul yang tersebar
dengan hasil tes positif adalah kelompok yang pada foto torak. Penting dilakukan pemeriksaan
mengandung risiko akan mendapat tuberkulo- cairan otak untuk mencari basil tahan asam.
sis di kemudian hari karena reaktivasi infeksi
primer. Diagnosis laboratorium
Diagnosis yang paling pasti dari penyakit tuber-
Gejala klinik
kulosis ialah dengan pemeriksaan mikrobiologi
Gejala umum adalah rasa letih, lesu, kurus, dengan cara mengisolasi kumannya. Bahan spe-
demam. Gejala pada tuberkulosis paru adalah simen dapat berupa dahak segar, cairan lam-
batuk-batuk yang disertai darah, sakit dada, bung, urine, cairan pleura, cai,ran otak, cairan
anemia, keringat malam, LED meningkat karena sendi, bahan biopsi dan lain-lainnya.
IgG dan IgA meningkat. Komplikasi tuberkulosis
paru adalah pleuritis, atelektasis paru, tbc Mikroskopik
miliaris dan meningitis. Pada anak-anak lebih Pemeriksaan mikroskopik untuk diagnostik
sulit untuk didiagnosis karena tidak ada sputum adalah yang termudah, tercepat dan termurah.
atau sputum sedikit sehingga sulit untuk peme- Untuk mendapat hasil yang sebaik-baiknya, maka
riksaan laboratorium. Sebaiknya dilakukan bilas harus dibuat sediaan yang sebaik-baiknya dan
KumanTahanAsam 233

diwarnai dengan caraTanThiam Hok (IGnyoun- 3. Auramin-Phenol Fluorokrom:


Gabbett) ata:u cara Ziehl-Neelsen. Pada pewar- - Kuman difiksasi pada gelas alas
naan tahan asam akan terlihat kuman ber- - Auramin fenol 10 menit
warna merah danlatar belakang berwarna biru. - cuci dengan air
Hasil positif ditentukan oleh jumlah kuman - Asam alkohol Io/o 5 menrt
i.,*'ri.,;r- li:,i,i;*"irli bahan. Dapat kita
mengerti - cuci dengan air
bahwa hasil negatif belum tentu tidak ada kuman. - KMnOa 0,1% 10 detik
Daya mikroskop cahaya biasa sangat terbatas - cuci dengan air
untuk dapat mendeteksi jumlah kuman yang - keringkan
sedikit. Dengan mikroskop fluoresens daya me- Hasil positif dilaporkan secara kuantitatif,
lihat diperbesar sedikit dengan luas pandangan biasanya digunakan skala Bronkhorst, yaitu:
yang lebih besar karena lensa obyektif yang lebih + apabila terdapat 10 kuman setelah
besar dan gambar yang terlihat cukup jelas karena pemeriksaan 15 menit
berfluoresensi zat warna auramin rhodamin. ++ apabila terdapat sampai 20 kuman
Hasil positif secara mikroskop tentu.saja tidak dalam L0 lapangan penglihatan.
berarti diagnosa definitif. Harus dipastikan dengan + + + apabila terdapat sampai 60 kuman
cara perbenihan atau percobaan hewan' dalam 10 lapangan penglihatan.
++++ apabrlaterdapat sampai 120 kuman
Cara pewarnaan
dalam 10 lapangan penglihatan.
1. Ziehl-Neelsen: + + + + + apabila terdapat lebih dari 120 ku-
kuman difiksasi pada gelas aias
- man dalam l0lapangan penglihatan.
tuangkan fuksin karbol
- Dengan Skala Bronkhorst ini didapatkan ada
panaskan sampai keluar uap 5 menit
- korelasi dengan kelainan yang rcrdapat pada
cuci dengan air
- paru-paru. Makin banyak kuman yang ditemu-
asam alkohol 3olo 5 menit
- kan besar kemungkinan didapatkan adanyaka-
- biru metilen 0,5o/o l-2 menit
verna dalam paru-paru. Hasil negatif mikrosko-
keringkan
- pik pada bahan dahak dapat diperbaiki dengan
2. Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabbett):
cara homogenisasi dan sentrifugasi. Cara homo-
- kuman difiksasi pada gelas alas genisasi yang sering digunakan adalah cara
- kinyoun 3 menit Kubica yang dilakukan dengan mencampurkan
- cuci dengan air ,..,:r .: : i :,"',:,. Caranya ialah sebagai berikut:
Gabbett 1 menit
-
cuci dengan air Dahak
-
keringkan merah fenol (indikator). Setelah dikocok dengan
-
234 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

tangan sebentar, lalu dikocok dengan mesin tumbuh setelah 2-3 minggu dengan koloni yang
pengguncang selama L0 menit. Kemudian disen- timbul dari permukaan berwarna kuning susu
trifugasi selama 15 mer.rit pada 3000 putaran per atau cream.
menit. Cairan supernatan dibuang dan endap-
Percobaan hewan
annya diteteskan L-2 tetes HCI 2N sampai
warna kuning, lalu dititrasi kembali dengan Sebagian dari hasil homogenisasi yang telah di-
NaOH 4o/o tetes demi tetes sehingga larutan netralisasi disuntikkan subkutis pada hewan mar-
berwarna merah muda seperti semula. mot pada lipat paha dan setiap minggu diperiksa
ada tidaknya pembesaran kelenjar lipat paha.
Dengan cara sentrifugasi didapatkan tidak semua
Apabila terabakelenjar sebesar biji jagung, maka
kuman mengendap, sebagian besar masih ada di
dilakukan otopsi dan diperiksa makrosopik dan
cairan supernatan. Banyak laboratorium tidak
mikroskopik kelenjar limfa, hati, paru-paru dan
lagi melakukan sentrifugasi, tetapi langsung
lain-lain. Apabila marmot mati dalam waktu 10
menanam dahak yang telah dihomogenisasi ke
hari dan pemeriksaan makroskopik dan mikros-
dalam Lozuenstein-Jensen yang telah diasamkan.
kopik tidak menunjukkan hasil positif maka
Cara ini disebut cara langsung,yangmudah dan
kelenjar lipat paha dan limfa digerus secara asep-
murah karena tidak perlu sentrifugasi dan ne-
tralisasi cara Kubica.'pH medium Loruenstein-
tik, dibuat suspensi lalu disuntik ulang pada
marmot lain. Apabila hasil negarif setelah 2-3
Jensen yang asam :6,4-6,8 pada suhu kamar.
bulan, maka dilakukan otopsi dan diperiksa
Pembiakan makroskopik dan mikroskopik kelenj ar-kelenj ar
Adalah cara yangpaling sensitif untuk mendiag- di organ. Apabila hasil negatif, maka percobaan
nosis tuberkulosis terutama untuk dahak yang hewan adalah negatif. Dengan hasil negatif,
sedikit kumannya dan sulit ditemukan dengan diagnosis tuberkulosis belum dapat disingkirkan
cara mikroskopik. Pembiakan juga penting untuk sebab mungkin yang disuntikkan adalah sus-
dapat melakukan tes kepekaan kuman terhadap pensi kuman tuberkulosis yang telah mati atau
obat-obatan. Hambatannya adalah waktu yang kuman tuberkulosis yang telah resisten terhadap
cukup lama untuk menunggu pertumbuhan INH.
yaitu sampai 6 minggu dan harus dieramkan Hasil positif adalah kepastian diagnostik
pada suhu 35-37"C. tuberkulosis.
Pada hasil kultur positif, langsung dapat
diperkirakan jenis kuman tahan asam dengan ldentifikasi Mycobacteriu m
melihat lama pertumbuhan (cepat bila tumbuh Tidak semua kuman tasil tahan asam yang di-
dalam 3-4 hari), ada atau tidaknya pigmen dan asingkan di Lozaenstein-Jensen adalah fuIycobac-
sebagainya. Kuman Mycobacteriwm tubercwlosis teriurn tuberculosis. Harus dilakukan identifikasi
KumanTahanAsam 235

untuk dapat membedakan spesies. Dasar dari Macam-macam tes biokimia


pemeriksaan identifikasi adalah waktu pertum- 1. Merah netral:
buhan, pembentukan pigmen, tes biokimia dan Untuk membedakan antara Mycobacteriwm
suhu pertumbuhan. Oleh Runyon (1959) dapat twberculosis dan Mycobacteriurn bovis terha-
langsung dibedakan golongan mycobacteria y ang d"p mycobacterium lainnya. Hasil pada
disebut atipik, hanyaberdasarkan waktu pertum- Mycobacterium tuberculosis dan Mycobac-
buhan dan pembentukan pigmen. Runyon terium boais adalah positif.
membagi golongan atipik menjadi empat grup.
2. Percobaan niasin:
Runyon grup I: Hasil positif berani fi[ycobacteriurn tuberculosis.
Fotokromogen: 3. Nikotinamida
Warna koloni menjadi lebih tua bila terkena
Hasil negatif berartr A4ycobacteriuTTt tuberculosis.
cahaya. Contoh: Mycobacterium kansasii
(yellow bacillus), penyebab penyakit pada 4. Arysulfatasa
Berdasarkan ada tidakny a enzimarysulfatasa
paru y ang mirip tuberkulosis.
pada kuman. Enzim ini dapat melepaskan
Runyon grup II: phenolphthalein dari ikatannya pada me-
Skotokromogen: dium yang dapat dideteksi dengan alkali.
\7arna koloni tidak dipengaruhi cahaya. Hasil pada Mycobacterium tubercwlosis adalah
Contoh: Mycobacterium scrofulaceum penye- negarif.
bab adenitis servikalis pada anak-anak.
5. Reduksi nitrat
Runyon grup III: Berdasarkan ada tidaknya enzim nirrat re-
Nonfotokromogen: duktasa yang dapat mengubah nitrat menjadi
Koloni kuman tidak berwarna. Contoh: nitrit. Adanya nitrit dapat diketahui dengan
fuIy cobaoerium intracellwlare peny ebab penya- reagen asam sulfanilat.
kit paru-paru mirip tuberkulosis. Hasrl pada Mycobateriwm fortuitum dan fuIyco-
bacterium kansasii adalah positif, sedangkan
Runyon grup IV:
fubcobacterium twbercwlosls bisa positif atau
Rapid grozuers:
negarif.
Tumbuh cepat (3-7 hari) pada perbenihan
sederhana. Contoh: A4ycobacterium fortui- 6. Hidrolisis Tween-8O selama 10 hari.
tum penyebab abses pada manusia dan Berdasarkan ada atau tidaknya hidrolisis
penyakit paru-paru: Mycobacteriunt srn egmd- dilihat dengan indikator merah netral.
tis yang terdapat pada alat kelamin secara Hasrl pada Mycobacterium kansasii adalah posi-
' normal. trt dan fulycobaaerium tuberculosis adalah negatif .
236 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

7. Pertumbuhanpada 4 (p)-nitro-benzoic acid rdtio darr proportion method sehingga didapatkan


-:,. - :,,i.'.:.':'i.
hasil sebagai berikut:
' Mycobacterium tuberculosis tidak tumbuh, Obat anti TB A: B x H37Rv Colo
sedangkan Mycobacterium fortaitum tum- B: apabila) 4 x dianggap resisten
buh. C: apabila ) to/o dianggap resisten
8. Pertumbuh an pada thracetazone
Mycobacterium tuberculosis tidak tumbuh, Tes serologi
sedangkan fuIycobacterium fortwitwm tum- kini yang dapat
Tes serologi yang dikenal hingga
buh. membantu diagnosa tuberkulosis adalah Tes
Tes resistensi Takahashi. Tes ini merupakan reaksi aglutinasi
fosfatida kaolin pada seri pengenceran serum
Tes resistensi atau kepekaan kuman tuberkulosis
sehingga dapat ditentukan titernya. Titer lebih
terhadap obat-obatan anti tuberkulosis penting
darr 1.28 dianggap positif, yang berarti proses
dilakukan untuk pengobatan yar,g tepat. Obat-
tuberkulosis masih aktif.
obatan yang dicoba termasuk streptomisin,
INH, PAS, etambutol, pirazinamrda, rifam- BCG
pisin dan kanamisin yang biasa dipergunakan di Bacillus Calnrette Guerin adalah Mycobacterium
klinik. Tes resistensi dapat secara langsung bovis yang telah dilemahkan dan dipergunakan
apabila jumlah kuman di dalam dahak cukup sebagai vaksin hidup untuk pencegahan penya-
banyak yaitu > Bronkhorst III, tetapi umumnya kit tuberkulosis dengan meningkatkan imunitas
dilakukan secara tidak langsung yaitu, kuman seluler. Vaksin mati tidak atau sedikit mem-
diisolasi dahulu sebelum dilakukan tes. Tes resis- berikan proteksi. Biasanya vaksin BCG tersedia
tensi ada yang disebut absolut, dimana patokan- dalam bentuk beku kering freeze-dried.
nya adalah kadar hambatan minimum kuman ^tau
Apabila sudah dilarutkan, hanya dapat bertahan
terhadap obat tertentu. Apabila kadarnya mele- 2 jam kar ena diinaktifkan oleh cahay a matahari.
bihi KHM berarti resisten. Metode lain adalah
resistdnce ratio, yaitu perbandingan dengan H37Rv
kuman standar H3ZRv, apabila sama berarti Adalah sejenis Mycobacteriwm tuberculosis yang
sensitif. Metode lain lagi adalah Proportion metbod, diasingkan dari penderita di Saranac Lake Sana-
di mana dilihat berapa persen populasi kuman torium (1934) dan dapat diperoleh dari Trudeau
telah resisten terhadap obat tertentu. Apabila Institute Inc. Saranac Lake, New York. Jenis
proporsi yang resisten rendah, maka obat masih ini virulen dan masih peka terhadap obat-obat
dapat dipergunakan untuk terapi. Cara yang anti tuberkulosis dan digunakan sebagai kuman
lazim dipakai adalah kombinasi antar^ resisten pembanding (standar) di laboratorium.
KumanTahanAsam 237

MYCOBACTERIUM LEPRAE
Penyebab penyakit kusta manusia, terutama 2 +: 1-10 kuman dalam 10 lapangan peng-
menginfeksi saraf tepi, kulit, mukosa hidung, lihatan
otot, tulang dan testis. Banyak terdapat di Afrika, 3 +: 1-10 kuman dalam 1 lapangan penglihatan
Asia, Amerika Tengah dan Selatan. Penyakit 4 +: 10-100 kuman dalam 1 lapangan peng-
kusta sejak dahulu dianggap istimewa. Penderita lihatan
kusta biasanya dikucilkan dari masyarakat, dan 5 +: 100-1000 kuman dalam 1 lapangan peng-
menimbulkan rasa takut (Leprofobi). lihatan
6 +: > 1000 kuman dalam 1 lapangan peng-
Penyakit kusta dianggap istimewa karena: lihatan
1,. Kumannya tumbuh lambat sehingga masa Morpbological Index (MI) adalah jumlah M.
inkubasi lama dan perkembangan penyakit lepraeyangberbentuk utuh atau solid per L00 M.
lama. leprae.
2. Kumannya belum dapat ditumbuhkan pada M. lepraeyangsolid atauutuh dianggap kuman
perbenihan artifisial yang hidup, sedangkan yang fragmented atau
3" Kumannya berpredileksi pada jaringan saraf nonsolid dianggap kuman yang telah matr. M.
4. Infeksi baru dan lama tidak dapat dibedakan lErae hidup intrasel (obligat intrasel). Di luar
karena gejala klinis tidak jelas tubuh dapat hidup selama 2-9 hari. Masa pem-
5. Penyakit kusta hanya terdapatpada manusia belahan atav generation time rata-rata 20 hari.
6. Spektrum imunologiknya bervariasi dari 0 Pertumbuhan kuman M. leprae pada mencit
sampai 3 + yang bahkan bersifat merusak berhasii dilakukan oleh Shepard (1960) sehingga
karena hipersensitivitas memungkinkan untuk menentukan kuman
7. Stigma atau fobi terhadap penyakit kusta. hidup atau mati dan juga untuk menentukan
resistensi kuman terhadap obat anti kusta seperti
Armauer Hansen (1873) adalah orang y^ng DDS. Secara imunologik, penyakit kusta di-
pertama menemukan kuman penyebab kusta, kenal dalam berbagai bentuk klinik. Bentuk LL
yattu Mycobacterium leprae yang bersifat tahan atau Leprom adalah bentuk polar yang stabil,
asam. dan respons selulernya (CMD tidak ada atau nol.
B acterial Index (BI) adalah j umlah kuantitatif Bentuk TT atau tuberkuloid juga bentuk polar
M.leprae: yang stabil, tetapi respons selulernya berlebihan
1 +: 1-10 kuman dalam 100 lapangan peng- sehingga merusak jaringan saraf. Selain kedua
lihatan bentuk polar tersebut di atas terdapat bentuk BB
238 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

(borderline) yaitu campvran afltara LL dengan Reaksi lepra ini berupa peradangan akut pada
TT, dan BT atau BL, tergantung yang manayang bercak-bercak kusta di kulit disertai pembeng-
lebih menonjol. Perbedaan bentuk klinik LL kakan, rasa sakit, panas dan juga jaringan saraf
dan TT terlihat pada gambar berikut: terkena.

Lepromin
Merupakan ekstrak leproma, yang dibuat dengan
cara menggerus leprom sampai jadi seperti pasta
lalu diotoklaf, kemudian disaring dan ditambah-
kan larutan fenol0,5%. Tes Lepromin dilakukan
dengan suntikan subkutis sebanyak 0,1 ml.

Pembacaan hasil adalah sebagai berikut:


LL BL BB BT TT
72 jam untuk reaksi Fernandez.
Dikutip dari Medicine in Tbe Tropics, Leprosy, edisi 2,
3-4 minggu untuk reaksi Mitsuda
hal.2I)
+ pembengkakan 1-2 mm
Pada LL ditemukan banyak kuman dan tes + pembgngkakan 3-5 mm
Lepromin negatif. Pada TT ditemukan sedikit ++ pembengkakan 5 mm
sekali kuman dan tes Lepromin positif. Sebalik- +++: ulkus
nya pada LL ditemukan banyak antibodi, Arti Fernandez (+) : baru kena infeksi
sedangkan pada TT sedikit. Kelebihan antibodi Mitsuda (+) :
-baru kena infeksi
ini dapat memberikan komplikasi yaitu reaksi
-tanda kekebalan
lepra tipe 2 atau ENL (Erythema Nodosun
Leprosun) yang terjadi karena reaksi antigen- Tes Lepromin bukan untuk diagnosa tetapi
antibodi yang membentuk suatu kompleks yang untuk melihat ada tidaknya kekebalan. BCG
kemudian diendapkan pada jaringan sehingga dan TBC tidak selalu membuat reaksi Miisuda
terjadi reaksi radang. menjadi positif.
NOCARDIA
Robert Utji dan Hasrul Harun

CLASS : Actinomycetes fakultatif. Penyakit oleh kuman ini dinamakan


ORDO : Actinomycetales Nocardiosis, misalnya penyakit paru-paru yang
FAMILI: 1. Actinomycetaceae oportunis yang sewaktu-waktu dapat menye-
2. Mycobacteriaceae bar ke bagian-bagian tubuh lainnya. Bentuk
3. Nocardiaceae infeksi ini tidak akut, biasanya dapat menjadi
Genus: kronis.
1. Nocardia:
Morfologi dan isolasi
-N. asteroides
Kuman ini berbentuk batang, hlfayangtumbuh
-N. brasiliensis
halus bercabang-cabang dengan diameter + 1 pm,
-N. otidiscatiarum
2. Actinomadura: kemudian menjadi batang dan kokus. Bentuk ini
madurae dapat ditemukan di dalam jaringanatau di dalam
-A.
eksudat yang dikeluarkannya. Struktur sel terdiri
-A. pelletierii
4. Streptomycetaceae dari: dinding sel yang terbentuk dari tiga lapisan
Streptomyces: membran, inti, poliribosom dan mesosom. Untuk
_5. somaliensis membedakan spesies-spesies yang patogen dapat
dilakukan percobaan-percobaan biokimia dan
-5. paraguayensis
dengan melihat perbedaan sifat fisiologiknya.
Nocardia Genus ini bersifat tahan asam, mempunyai frla-
Mikroorganisme ini morfologinya mirip dengan men yang berkembang menjadi terpisah-pisah.
jamur, karena koloni kuman ini masih mem- Sifat tahan asam dapat berubah menjadi tidak
punyai filamen, hifa dan miselium. Filamen tum- tahan asam jika ditanam pada perbenihan yang
buh membentuk cabang-cabang dan pada cabang- mengandung susu. Pada umumnya kuman-kuman
cabang ini timbul miselium yang berukuran ini dapat tumbuh pada perbenihan sederhana.
0,5-3,5 pm. Jika terpisah miselium ini merupa- Untuk mengisolasi kuman ini, bahan pemerik-
kan kuman yang hidup dalam suasana aerob, saan diambil dari luka yang tertutup abses dari
sebagai saprofit kadang-kadang sebagai parasit subkutan, cairan sumsum tulang belakang,

239
240 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

kemudian ditanam pada perbenihan Sabouraud, Larutan Purified protein derirsate (PPD) dan
brain heart agar yangmengandun g darah, dieram sensitin yang dibuat dari spesies Nocardia dapat
pada suhu kamar dan suhu 37oC. menimbulkan indurasi yang sama seperri PPD
Bahan pemeriksaan yang berasal dari saluran atau tuberkulin yang dibuat dari kuman tuber-
hidung dan sputum dapat ditanam pada lempeng kulosis.
agar dengan cara streak tecbnique. N. asteroides Sensitin yang berasal dari N. asteroides mau-
dapat tumbuh pada suhu 4O-50oC, bila ditanam pun yang berasal dari kuman tuberkulosis
pada perbenihan Sabouraud pertumbuhan koloni dengan konsentrasi ,. ,1 :.::,..: ;.. tidak
kering dan membentuk granula dengan warla akan menimbulkan reaksi alergi pada kulit
koloni kuning sampai oranye tua. penderita yang drjangkiti l{ brasiliensis atau A.
madurae, tetapi jika dosis dinaikkan menjadi
Struktur antigen l!:j:. j- .: ,.. : ':,.). akan terjadi reaksi silang pada
Nocardia bersama-sama Corynebacterium dan penderita tuberkulosis. Polisakarida dari bebe-
Mycobacterium dikenal dengan kelompok rapa strain Nocardia digunakan pula dalam tes
CNM (Corynebacterium, Nocardia, Mycobac- presipitasi untuk membuktikan perbedaan anrara
terium) jika diwarnai dengan cara Gramsifatnya N. asteroides dengan N. brasiliensis.
positif Gram, jika diwarnai dengan pewarnaan
tahan asam hanya Nocardia dan Mycobactefla Epidemiologi
saja yang sifatnya tahan asam. Persamaan anti- Nocardia terdapat di mana saja di alam ini. Mise-
gen dari Nocardia dan Mycobacterium dapat toma lebih banyak terjadi di daerah tropik dan
dibuktikan dengan tes fiksasi komplemen, tes subtropik. Biasanya kuman berasal dari tanah
aglutinasi maupun tes presipitasi. yang kemudian berpindah dari seseorang ke
Untuk membuktikan adanya alergi silang orang lain atau dari hewan ke manusia. Penyakit
(cross allergy) altara kuman Nocardia dengan ini tidak memandang usia, rasl hanya pada laki-
Mycobacterium dapat dilakukan tes kulit pada laki usia muda 3 sampai 5 kaii lebih banyak
hewan percobaan. Pada hewan yang ditulari daripadawanita. Penyakit yang disebabkan oleh
kuman N. asteroides terjadi reaksi positif bila kuman ini bersifat oporrunis patogen yang
disuntik dengan larutan yang mengandung pro- timbul sebagai penyakit infeksi sekunder pada
tein atau polisakarida suatu organisme, tetapi penderita yang lemah karena pemberian obat
bila disuntik dengan larutan ruberkulin hasilnya kortikosteroid.
negatif. Sebaliknya hewan yang menderita
ruberkulosis bila dilakukan tes kulit dengan Manifestasi klinik
menyuntikkan larutan alergen yang berasal dari Nocardiosis dapat menimbulkan infeksi pada,
kuman N. asteroides juga hasilnya negatif, paru-paru yang menimbulkan pneumonia, lesi
Nocardia 241

kadang-kadang berbentuk tumor. Gejala lain tersebut diwarnai dengan Hematoksilin dan Eosin
adalah penunrnan berat badan, demam, batuk- kumannya tidak tampak, namun tampak infla-
batuk dengan hemoptoe. masi akut. Jaringan yang terinfeksi N. asteroid.es
Lesi-lesi yang timbul dapat menahun sebagai bila diwarnai dengan pewarnaan Gram, keli-
suatu abses, pembesaran saluran sinus dan kemu- hatan kuman y^ng bentuknya seperri benang-
dian dapat berkembang menjadi suatu rongga benang halus sifatnya positif Gram. N. asteroides,
yang besar. Ditemukan pula pembentukan abses N. hrasilimsis dan N. oti.discaaiarum sifatnya
pada otak, lesi pada ginjalyangmeluas sampai ke tahan asam bila diwarnai dengan pewarnaan
bagian korteks dan medula. Dengan sinar ront- Ziehl-Neelsen dan atau pewarnaanTan Thiam
gen gejala yang terjadi pada paru-paru mirip Hok.
dengan gqala yang disebabkan oleh M. tuber- Dengan percobaan-percobaan biokimia dan
culosis di mana ditemukan pula adanya kelainan penanaman pada suhu yang berbeda-beda (ihat
pada hilus, infiltrat dan kavitas. Tabel 23.I) dan dengan memperhatikan pem-
bentukan pigmen dapat dilakukan identifikasi.
Pemeriksaan laboratorium
Bahan pemeriksaan dari tersangka seperti spu- Actinomadura dan Streptomyces
tum, sumsum tulang belakang, cairan dari tem- Spesies-spesies yang mirip dengan Nocardia yang
p^t yang terinfeksi, jika diwarnai dengan pe- tidak tahan asam adalah Actinomadura madurae,
warnaan Gram ditemukan kuman positif Actinomadura pelletieri, StrEtomyces somaliensis
Gram berbentuk batang yang bercabang. Pada dan Streptomyces paraguayensis. Kuman dapat di-
infeksi sistemik, di dalam jaringan tidak di- asingkan dari laringanyang terinfeksi atau dari ek-
temukan bentuk-bentuk granula, jika jaringan zudat yarrg berasal dari lesi subkutan yangberwarna

Tabel23.l
Identifikasi Spesies Kuman Nocardia yang Patogen

Pigmen koloni kuning sampai tak berwarna atau tak berwarna


merah oranye merah oranye atau putih
Hidrolisis substrat
Kasein +
Gelatin +
Hipoksantin + +
Tirosin +
Xantin +

Dikutip dari Zinsser Mivobiology, Joklik-\7il1et, edisi \9, hal. 455.


242 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

putih sampai kuning, merah atau hitam. Kadang- Pengobatan


kadang tampak granula-granula halus, miselium Obat paling baik dan pertama kali diberikan
yang bercabang-cabang pada ujungnya kadang- biasanya sulfadiazin, yang lainnya sulfonamida.
kadang ditemukan bentuk batang yang bundar. Pada kasus infeksi yang berlanjut dengan gejala
Untuk identifikasi dari spesies-spesies ini dapat tertentu dapat dilakukan pembedahan.
dibedakan jaringan yang terinfeksi, misalnya
terbentuknya granula, pigmen, morfologi dan
hasil pewarnaan dengan Hematoksilin dan Eosin.
SPIROCHAETALES
Suharno Josodiwondo

Ordo Spirochaetales meliputi kuman-kuman ber- julur keluar, karena pecahnya sarung luar, se-
bentuk spiral atau heliks yang ramping dan lentur. pintas lalu terlihat sebagai flagel (Gambar 24.7).
Terdiri dari satu set (uniseluler) dengan ukuran Panjang fibril aksial tidak selalu sama dan seba-
panjang yang bervariasi antara 3-500 mikron. gian dapat saling menutupi. Fibril aksial menen-
Spiral tersebut terdiri dari satu lilitan atau lebih. tukan bentuk spiral dan merupakan penyebab
Setiap sel kuman terdiri dari silinder pro- gerakan kuman yang aktif dan khas. Ada tiga macam
toplasma yang dililit oleh satu atau beberapa gerakan yang dapat dilakukannya, yaitu gerak
fibril aksial yang berpangkal di ujung subter- rotasi pada sumbu memanjang, gerak searah de-
minal dari silinder tersebut. Keseluruhan sel ter- ngan sumbu memanjang dan gerak fleksi. Kuman
bungkus oleh sarung luar. Fibril aksial yang ter- berkembang biak dengan pembelahan melintang.

. ai

Gambar 24.7. Gambarelektron-mikroskopik penampang melintang Bonelia burgdorferi pen-r,ebab penyakit Ly-.. Irrti
protopiasma kuman terselubung membran sitoplasmik dan dinding sel konvensional. Kesemuanya
terbungkus dalam kantong luar. Di antara inti protoplasmik dan kantong luar terdapat flagel periplasmik
(fibril aksial), yang berpangkal pada kedua ujung kuman dan melilit inti protoplasmil. fhget y""g p.nting
untuk pergerakan kuman ini jumlahnya dapat mencapai seratus helai atau lebih. Jumlah flagel khas untuk
setiap spesies. (Dari Steere AC, dkk N Engl. J Med 308: 733-740).

243
244 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

B eb e dt antar any a hany a dap at dilihat den gan


rap a ini ada yanghidup secara aerob, anaerob fakul-
rnikroskop lapangan gelap dan tidak menyerap tattf atau anaerob. Ada yang bersifat parasit'
zat warna anilin. Kuman yang besar pada pe- komensal atau hidup bebas. Beberapa spesies
warnaan bersifat negatif Gram. Kuman-kuman bersifat patogen.

SPIROCHAETACEAE

ORDO : Spirochaetales Bersifat anaerob, hidup sebagai parasit atau


FAMILI : Spirochaetaceae komensal, beberapa di antaranya bersifat pato-
GENUS : Spirochaeta gen.
Cristispira Tidak membentuk katalase dan oksidase.
Treponema Ada tiga macam spesies yang patogen terhadap '
Borrelia manusia, yaitu Treponema pallidum penyebab
Leptospira sifilis atau lues, Treponemd pertenue penyebab
yaws atau framboesia dan Treponen'td. carateuln
Genus Spirochaeta berukuran paniang 5-500 penyebab pinta. Ketiga macam spesies ini secara
mikron dengan garis tengah 0,2-CI,75 mikron. morfologis sukar dibedakan, dan hanya dibeda-
Bersifat anaerob atau anaerob fakultatif. Hidup kan atas dasar letak lesi yang ditirnbulkannya
bebas dalam air kotor air tawar yang me- pada binatang percobaan. Bahkan ada yang
^tau
ngandung HzS. Tidak bersifat parasit. Spiro- berpendapat bahwa ketiganya hany a merupakan
chaeta berasal dari perkata4n Yunani "spira" ber- varian minor dari spesies yang sama. Selain itu
arti spiral dan "chaeta" berarti rambut. rnasih ada tujuh spesies lainnya, kebanyakan
Genus Cristispira berukuran panjang 30-150 dapat dibiakkan in uitro dan jarang yang patogen
mikron dengan garis tengah 0,5-3,0 mikron. terhadap manusia, tetapi adayangdapat menye-
Bersifat komensal, rcrdapat di dalam traktus babkan penyakit di rongga mulut.
digestivus Mollusca ray^p. Berasal dari per- Genus Borrelia berukuran panjang 3-15
^ta:u
kataan Yunani, cristaberarti tonjolan dan spira. mikron, garis tengah 0,2-0,5 mikron. Bersifat
Fibril aksial dapat terlepas dari silinder proto- anaerob, hidup sebagai parasit, beberapa di
plasma dan membentuk tonjolan di bawah ant ar any a ada y ang b e rs if at p at o ge n, antar a lain
sarung luar atau krista. Bentuk demikian terlihat sebagai penyebab febris recurrentis. Kuman
dalam suasana lingkungan yang kurang baik. ditularkan oleh kutu (lice) atau sengkenit (tick).
Genus Treponema berukuran panjang 5-15 Identifikasi kurnan terutama didasarkan atas
mikron dengan garis tengah 0,009-0,5 mikron. vektor artropodanya.
Spirochaetales 245

Genus Leptospira berukuran 6-20 mikron, Bersifat aerob, hidup bebas atau sebagai parasit..
garis tengah 0,1 mikron, berupa spiral rapat Beberapa di antaranya bersifat patogen.
dengan ujung yang membengkok seperti kait.

TREPOIUEMA PALLIDUM

Monfologi dan identifikasi Dalam keadaan anaerob pada suhu 25"C, T.


pallidum dapat tetap hidup dan bergerak aktif
Treponema berasal dari perkataan Yunani "tre-
selama 4-7 hari,jika disimpan dalam suatu per-
pein" berarti berputar dan "nema" berarti benang.
benihan cair yang rnengandung albumin, na-
Treponema berupa spiral halus, panjang 5-15
trium karbonat, piruvat, sistein dan ultrafiltrat
mikron dan garis tengah 0,009-0,5 mikron. Setiap
serum sapi. Dalam darah segar atau plasma yang
lekukan gelombang berjarak L mikron dan rata-
rata setiap kuman terdiri dari 8-14 gelombang.
disimpan pada suhu 4oC, kuman masih dapat
Bergerak secara aktif dan karena bentuk spiral- bertahan selama paling sedikit 24 jam. Kenya-
nya sangat halus, maka hanya dapat dilihat taan ini perlu diperhatikan jika akan melakukan

dengan mikroskop lapangan gelap atau dengan transfusi darah. Ada suatu strain T. pallidum
teknik imunofluoresensi. Sukar diwarnai dengan yangdapat dibiakkan dalam testis kelinci, strain
zat warna anilin, tetapi dapat mereduksi perak ini dikenal sebagai strainNichols. Datram keadaan
nitrat menjadi iogam perak yang tinggal melekat kering T. pallidum akan cepat mati, demikian
pada permukaan sel kuman. Dengan impregnasi pada suhu 42"C. Kenyataan ini dimanfaatkan
perakcaralevaditi ini, kuman di dalam jartngan dalam terapi demam (feoer therapy) untuk
dapat terlihat dengan jelas. penyakit sifilis. Arsen, air raksa dan bismut dapat
Kuman berkembang biak dengan pembe- menyebabkan imobiiisasi dan kematian kuman
lahan melinrang. T. pallidurn yang patogen ter- penyebab sifilis. Efek tersebut dapat dipercepat
hadap manusia, belum pernah berhasil secara dengan suhu yang tinggi, sebaiiknya kuman
pasti dibiakkan dalam perbenihan biasa, per- dapat diaktifkan kembali jika diberikan senyawa

benihan jartngan ataupun dalam telur bertunas. yang mengandung gugus-SH, misalnya sistein
Strain Reiter yang berhasil ditanam secara anae- atau BAL. Penisilin meskipun dalam dosis kecil
rob in vitro, mungkin hanya kuman saprofit, tetap merupakan treponemisida, hanya efeknya
tetapi morfologis senrpa dengan T. pallidum. kurang cepat, kemungkinan karena pengaruh
Strain ini memerlukan media pertumbuhan angka perkembangan kuman yang tidak cukup
yang mengandung 11 macam asarn amino, vita- cepat. Seperti diketahui, waktu pembelahan
min, garam, mineral dan serum albumin. kuman kira-kira 30 jam.
246 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Antigen kuman complement fixation), Antigen ini atau protein


Ada tiga macam antigen, yaitu berupa protein yang sangat mirip dengan antigen ini, dapat
yang tidak tahan panas, polisakaridayangahan ditemukan pada Treponema yang merupakan
panas dan antigen lipoid yang serupa dengan fl.o r a y ang hidup dalam t raktus di gestivus manu-
bahan yang terdapat dalam kardiolipin. Jika sia, oleh karena itu antibodi terhadapnya dapat
ditinjau berdasarkan spesivisitasnya, maka ditemukan di dalam serum manusia. Meskipun
hanya ada dua macam antigen, yaitu antigen pada umumnya anribodi ini kadarnya sangat
yang terdapat dalam beberapa genus yang ber- rendah, tetapi kadang-kadang dapat memberi-
beda dan antigen yanghanya terbaras pada satu kan hasil tes RPCF positif.
atau beberapa spesies saja.
Antigen Treponema yang khas antara lain Patogenitas
dapat diperiksa dengan tes imobilisasi Treponema Sifilis dapat ditularkan pada orang utan atau
pallidum (TPI : T. pallidwm immobilization chimpanzee, gibbon dan pada kera. Skarifikasi
test). Tes TPI sebenarnya merupakan suatu reaksi pada genitalia dapat menimbulkan cbancre
bakterisidal yang memerlukan adanya komple- primer yang dalam beberapa minggu kemudian
men, pengeraman dalam suasana anaerob selama akan berkembang menjadi lesi sifilis sekunder.
18 jam dan suhu 35oC. Hasil tes positif jika Kuman dapat diinokulasikan pada mata ke-
kuman tidak dapat bergerak lagi yang berarci linci dan luka akan menyembuh sendiri. Dalam
telah mati. Tes ini sangar spesifik, tetapi tidak waktu 4-5 minggu akan terjadi kongesti perikor-
dapat membedakan antara sifilis dengan Trepo- neal yang diikuti dengan pembentukan pannus
nematosis lainnya. Ada yang berpendapat bah- dan keratitis yang kemudian menyembuh. Proses
wa antibodi imobilisasi merupakan antibodi tersebut berjalan beberapa minggu. Inokulasi
proteksi terhadap infeksi, karena secara garis kuman secara intratestikuler akan menimbulkan
besar respons terhadap reaksi TPI sejajar dengan orkhitis, sedangkan inokulasi ke dalam skrorum
berkembangnya imunitas terhadap superinfeksi. akan menimbulkan chancre primer yangmerupa-
Namun ternyata vaksinasi pada kelinci dapat kan papel merah dengan permukaan erosif yang
merangsang imunitas tanp a disert ai adany a p em- akan menjadi ulkus dengan indurasi. Selanjutnya
bentukan antibodi imobilisasi. akan timbul lesi generalisata yang merupakan
Antigen protein ditemukan pada kebanyakan manifestasi sifilis sekunder. Infeksi generalisata
Treponema, baik dari spesies yang patoge n atalr- dapat terjadi jika kuman disuntikkan secara
pun yang saprofit, merupakan makro molekul intravena pada seekor kelinci muda dan kuman
yang benalian dengan RNA. Antigen ini dipakai akan tetap hidup di dalam kelenjar getah bening.
untuk tes pengikatan komplemen yang meng- Infeksi pada tikus tidak menimbulkan gqala,
gunakan protein Reiter (RPCF : Reiter protein meskipun kuman berkembang biak di dalam
Spirochaetales 247

jaringan, sedangkan infeksinya tetap bersifat sedangkan secara epidemiologik dibedakan


laten. Marmot juga memberikan reaksi serupa, antara stftlis early dan late. Secara klinik ada
hanyajika kuman diinokulasi secara intrakutan beberapa stadium sifilis, yaitu stadium primer,
pada plika perinealis, maka akan terlihat reaksi sekunder, laten dan tertier. Stadium primer,
setempat. sekunder dan early latent termasuk dalam sifilis
Kelinci merupakan binatang percobaan pi- early, sedanekan stadium late latent dan tertier
lihan untuk penyakit sifilis, oleh karena bebe- termasuk dalam sifilis late. Gambaran klinis dan
rapa spesies Treponema dapat memberikan serologis penderita sifilis tanpa pengobatan
reaksi yang berbeda pada binatang percobaan dapat dilihat pada Gambar 24.2.
ini. Inokulasi Treponema pallidum yang berasal
dari sifilis venerik akan menimbulkan lesi berupa Stadium primer
indurasi setempat yang disertai dengan kelainan Kuman mula-mula berkembang biak di tempat
pada kelenjar getah bening, sedangkan inokulasi invasi, kemudian sebagian masuk ke kelenjar
T. pertenuehanya menyebabkan reaksi setempat getah bening yang berdekatan dan peredaran
yang sangat ringan tanpa disertai infeksi pada darah. Setelah 3-4 minggu di tempat invasi timbul
kelenjar getah bening. Inokulasi strain Trepo- papel yang akan pecah dan membentuk ulkus
nem yang berasal dari framboesia, sifilis ende- bersih yang tidak menimbulkan rasa sakit
mik dan dari lesi non venerik, dapat menyebab- (indolen), pada perabaan dasarnya rerasa keras
kan timbulnya lesi setempat yangnyata dengan karena terjadinya infiltrasi sel-sel limfosit dan
infeksi pada kelenjar getah bening. plasmosit. Ulkus tersebut disebut ulkws durwm
untuk membedakannya dari ulkus molle yang
Penyakit sifilis lunak yang disebabkan oleh Haemophilws ducrqti.
Pada umumnya sifilis ditularkan lewat kontak Ulkus tersebut dapat sembuh spontan dan dalam
seksual. Kuman dapat melakukan invasi padi waktu 2-10 minggu akan timbul lesi sekunder.
mukosa yang telah mengalami abrasi ataupun
yang masih utuh. Lesi pada pria dapat ditemu- Stadium sekunder
kan pada penis, sedangkan pada wanita dapat Dalam stadium ini timbul bercak-bercak merah
ditemukan di daerah perineum, labium, dinding di seluruh tubuh penderita, tidak terkecuali pada
yagrna atar pada serviks. Hanya 1. di antara 1.0 telapak tangan dan kaki. Pada mukosa mulur
kasus sifilis yang infeksi primernya terdapat dapat ditemukan bercak-bercak putrh mucous
ekstragenital dan biasanya terdapat di dalam patches yangterjadi sebagai akibat vaskulitis se-
mulut atau di sekitarnya. tempat. Di tempat-tempat yang lembab, misal-
Pada garis besarnya dikenal dua macam pelya- nya di mulut, ketiak, anus, vagina dan sebagai-
kit sifilis, yaitu sifilis akuisita dan kongenita, nya, sering dijumpai kelompok papel dengan
248 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Perjalanan penyakit tanpa pengobatan


(insiden-penelitian Oslo)
Darah positif
Positif, meragukan, atau negatif

. !:-ti:3trrl:

!-,-\,,-q. _A^,.1'", t;t";..^*


!

10 15
Tahun

Gambar 24.2. Perjalanan penyakit sifilis pada hampir 2.200 pasren yang tidak mendapat pengobatan diteliti dan dicatat
secara seksama di Universitas Oslo. Masa inkubasi dari saat infeksi sampai munculnya penyakit primer
bervariasi antara 10-90 hari (rata-rata 2lhari). Tanpa pengobatar, chancre akan sembuh dalam waktu 3-6
minggu. Penyebaran asimtomatik berlangsung dalam periode ini, lesi sekunder berkembang attara 34
minggu (rata-rata 6 minggu) setelah munculnya chancre. Lesi ini akan berakhir setelah 2-10 minggu. Setelah
stadium sekunder berakhir, pasien akan memasuki fase laten dan akan sembuh spontan atau terjadi relaps dan
menjadi manifes stadium sekunder (ditemukan pada24Yopasien). Sifilis tertier dapat muncul bertahun-tahun
kemudian, yaitu berupa terbentuknya granuloma sistemik (disebut gumma) di dalam jaringan lunak (pada
15% pasien), penyakit kardiovaskuler (10%), atau lesi pada susunan sarafpusat (8%). (Dicetakkembali dengan
izin dari the Southem Medical Journal, 26: 18, 18, 983 1 dari insiden Clark EG, Danholt N: J Chron Dis 2: 3 1 I .)

permukaan yang erosif yang disebut condylo- serologi tetap positif. Pengobatan yang bar:u
rnatd lata. Lesi-lesi ini sangat infeksius dan penuh diberikan pada stadium ini, pada umumnya tidak
dengan kuman Treponema pallidum. Selain mengakibatkan regresi antibodi Treponema.
lesi-lesi di kulit juga dapat terjadi meningitis, Perkembangan dari late latent ke arah late symp-
korioretinitis, hepatitis, nefritis tipe imuno- tomatic pada umumnya dapat dicegah dengan
kompleks, periostitis, artritis atau artralgia. Lesi pemberian pengobatan secara teratur,
sekunder juga dapat menghilang secara spontan,
kemudian penderita masuk ke dalam stadium Stadium tertier
laten. Empat tahun pertama dari stadium laten Tiga sampai sepuluh tahun setelah stadium
disebut early latent, sedangkan periode sesudah- sekunder, pada penderita dapat berkembang lesi
nya disebut late latent. lokal nonprogresif yaitu pada kulit atat;- jaringan
Dalam stadium late latent tidak terdapat penunjang yang disebut gutnmd. Lesi ini relatif
tanda-tanda sifilis aktif, tetapi hasil pemeriksaan tenang, oleh karena itu sering disebut sebagai
Spirochaetales 249

sifilis tertier benigna. Kuman iarang atau tidak sedang dikandungnya secara transplasental. Tre-
ditemukan sama sekali. Terbentuknya gulnfti.a ponerna pallidum yangterdapat dalam peredaran
terutama merupakan suatu reaksi imunologik darah ibu masuk ke dalam janin pada minggu
dari hospes. Kerusakan iartngan terjadi sebagai kehamilan ke-16. Pada saat tersebut lapisan sel
akibat reaksi hipersensitivitas terhadap kuman. Langhans telah menjadi atropik. Jika infeksinya
terjadi secara masif, maka dapat mengakibat-
Sifilis saraf
kan kematian janin, atau bayi lahir langsung
Selama stadium early, sepertiga dari penderita mati. Infeksi Treponem a juga dapat mengakibat-
sifilis dapat terkena susunan saraf pusatnya dan kan gangguan pertumbuhan janin intra-atau
setengah dari golongan ini jika tidak mendapat ekstrauteri" Jika wanita hamil baru terkena sifilis
pengobatan akan menderrta late neurosyphilis pada waktu 6 minggu terakhir kehamilannya,
yang jaraknya dari stadium primer dapat men- maka biasanya janin belum sempat terkena
capai waktu lebih dari 5 tahun. Penyakit ini sifilis, karena kuman belum sempat tersebar di
dapat terjadi tanpa gejala, sedangkan gejala klasik dalam peredaran darah ibu.
dapat timbul dalam bentuk dementia paralytica,
Sifilis kongenital praekoks
tabes dorsalls dan sebagainya. Gejala penyakit
yang timbul juga dapat menyerupai penyakit Penyakit ini mulai menunjukkan gejala pada
saraf lainnya. waktu bayi lahir atau setelah berusia 1-3 bulan.
Terlihat bullae padatelapak tangan, condylo mat a
Sif ilis kardiovaskuler lata, osteochondritis atau periostitis epipltysk
Setelah 10-40 tahun sejak terjadinya sifilis pri- tulan g p anjangyan g dap at menyebabk an terjadi-
mer, pender rta yangtidak mendapat pengobatan nya pseudoparalisis dari Parrot, kelainan pada
dap at menunj ukkan tanda-tanda terkenanya sis- tulang tibia atau sabre bone, terjadi patah tulang
tem kardiovaskuler. Terjadi kelainan sifilis pada spontan atau penonjolan tulang dahi. Selain itu
aorta dan arteritis paru-paru. Reaksi peradangan dapat terjadi gejala penyumbatan hidung atau
yang terjadi dapat menyebabkan stenosis yang snffie-nose, hepatosplenomegali, atrofi dan
berakibat angina, insufisiensi miokardium yang distrofi otot, sehingga berat badan statis tidak
dapat mengakibatkan kematian. bertambah.

Sifilis kongenital Sifilis kongenital tarda


Sifilis kongenital merupakan penyakit sifilis yang Penyakit ini mulai menunjukkan gejala pada
timbul padabayr waktu lahir, beberapa waktu usia lebih dari satu tahun sampai usia 6-7 tahun.
atau beberapa tahun sesudahnya. 'Wanita hamil Akan ditemukan trias Hutchinson,yaitu berupa
yang sedang menderita sifilis, terutama stadium tuli saraf ke-8 atau tuli perseptif, deformitas gigi
sekunder, dapat menularkan kepada bayi yang seri atas tengah dan keratitis interstitialis.
250 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Syphilis d'emblee treponema atau tes reagen dan teslerologi yang


Penyakit ini terjadi karena infeksi Treponema menggunakan antigen Treponema atau tes
lewat tusukan jarum yang dalam. misalnya antibodi Treponema.
pada transfusi darah yang berasal dari pende-
Tes reagen (non treponemal antigen test)
rita sifilis. Biasanya tidak dijumpai stadium pri-
mer melainkan langsung muncul gejala-gejala Reagen terdiri dari antibodi IgM dan IgA yang
stadium sekunder. ditujukan terhadap beberapa antigen yang ter-
sebar luas dalam jaringan normal. Dapat dite-
Diagnosis laboratorium mukan dalam serum penderita sifilis yang belum
Untuk pemeriksaan mikroskopik diambil bahan mendapat pengobatan, 2-3 mir'ggu setelah in-
dari cairan jaringan di tempat lesi pada permu- feksi. Dalam likuor serebrospinalis baru dite-
kaan tubuh. Beberapa jam setelah dimulainya mukan 4-8 minggu setelah infeksi. Contohnya
pengobatan dengan antibiotika, kuman akan tes flokulasi dan pengikatan komplemen. Kedua
menghilang dari lesi. Untuk tes serologi diambil tes ini dapat memberikan hasil kuantitatif, yaitu
serum dari darah atau likuor serebrospinalis. dengan menentukan kadar reagen dalam serum
yang secara berturut-turut diencerkan dua kali.
Pemeri ksaa n mi kroskopi k Pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan
Dalam sediaan segar tanpa pewarnaan, gerak hasil tes positif, merupakan titer serum yang
kuman dapat dilihat dengan menggunakan mi- bersangkutan. Positif biologik palsu dapat ter-
kroskop lapangan gelap. Darah atau nanah jadi, jika adanyareagen dalam serum disebabkan
dalam sediaan dapat menyulitkan pemeriksaan. oleh berbagai kelainan pada tubuh manusia.
Treponema juga dapat dilihat dengan teknik Misalnya karena infeksi (malaria, lepra, morbili,
imunofl uoresensi. Dibuat usapan calr afl j aringan mononukleosis infeksiosa), vaksinasi dan penya-
atau eksudat pada gelas alas, setelah kering difik- kit kolagen (systemic lupus erythematosus, poly-
sasi dan kemudian diwarnai dengan serum anti- arteritis nodosa).
Treponema yang telah dilabel dengan fluoresein.
Pada pemeriksaan dengan mikroskop ultraviolet Tes flokulasi
akan terlihat fluoresensi yang khas dari kuman Tes ini didasarkan atas kenyataan bahwa parti-
Treponema. kel antigen yang berupa lipid akan mengalami
flokulasi dalam beberapa menit setelah dikocok
Tes serologi dengan reagen. Tes flokulasi yang semula positif
(serology test for syphilis = STS) akan berub ah menj adi ne gatif 6 -24 bulan setelah
Pada dasarnya adadua macam tes serologi, yaitu pengobatan yang efektif pada sifilis early. Con-
te-s serologi yang menggunakan antigen non- toh tes flokulasi, antara lain tes Kahn, VDRL
Spirochaetales 251

(Venereal Disease Researcb Laboratory test) dan Serum penderita yang akan diperiksa terlebih
F.PR (Rapid Plasma Reagen test). dahulu diabsorpsi dengan antigen Reiter yang
telah diolah dengan getaran frekuensi tinggi
Tes pengikatan komplemen (sonikasi). Dalam tes ini kuman Treponema yang
Tes ini didasarkan atas kenyataan bahwa serum telah dimatikan direaksikan dengan serum pen-
yang mengandung reagen dapat mengikat kom- derita dan gamma globulin yang telah dilabel.
plemen jika ada cardiolipin sebagai antigen. Jika Kuman akan terlihat berfluoresensi jika terkena
serum yang diperiksa bersifat antikomplemen, sinar ultraviolet.
dapat mengakibatkan ter)adinya positif palsu. Hasil tes FTA-Abs mulai positif pada sifilis
Contoh tes pengikatan komplemen, misalnya early dan biasanya tetap positif sampai bebe-
tes \X/R atau \ilassermann. Pada tes WR diper- rapa tahun setelah pengobatan yang efektif, oleh
gunakan sel darah merah domba sebagai indi- karena itu hasil tes ini tidak dapat dipakai untuk
kator, hasil tes positif jika tidak terjadi hemolisis menilai efektivitas pengobatan. Adanya IgM
dan sebaliknya hasilnya negatif jtka terladi FTA dalam darah bayr yang baru lahir, dapat
hemolisis. merupakan bukti terjadinya infeksi intrauteri
(sifilis kongenital). Hasil negatif palsu dapar ter-
Tes antibodi treponem a (treponemal
jadi jika ibu yang sedang hamil terkena sifilis
antibody test)
pada bulan-bulan akhir kehamTlannya, sedang-
Pada tes ini antigen yang dipergunakan berasal
kan hasil positif p alsu dap at te rjadi j ika IgM yan g
dari treponema, baik kuman seutuhnya yang
dibuat oleh tubuh bayi bukan sebagai akibat
masih hidup yang telah dimatikan, atau
^t^v infeksi sifilis. IgA tidak dapat dipakai karena
salah satu fraksi dari kuman Treponema. Diha-
dapat beras al dari ibu sewaktu bayi masih di
rapkan dengan cara ini dapat diperoleh hasil tes
dalam kandungan, yaitu secara transplasental.
yang lebih spesifik.
Yang terrnasuk tes antibodi Treponema ini Tes imobilisasi lrepo nema pallidum (TPI)
antara lain tes fluoresensi antibodi Treponema,
Dalam tes ini dipergunak an TrEonema pallidum
tes imobilisasi TrEonema pallidunx, tes peng-
yang masih bergerak aktif sebagai antigen. Dalam
ikatan komplemen TrEonema pallidum dan tes
serum penderita sifilis yang telah ditambahkan
hemaglutinasi pasif Treponerna pallidum.
komplemen, kuman yang semula masih dapat
Tes fluoresensi antibodi treponema bergerak aktif akan mengalami imobilisasi. Peris-
Tes ini juga disebut FTA-Abs
tes tiwa imobilisasi merupakan proses yang relatif
^t^ufluorescent
trep onemal antibo dy abs orption /esl. Merupakan lambat, memerlukan waktu pengeraman selama
tes imunofluoresensi indirek yang sangat sPe- 18 jam. Antibodi imobilisasi timbul pada minggu

sifik dan sensitif terhadap antibodi Treponema. ketiga setelah infeksi. Antibodi ini berbeda dari
252 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

reagen. Tes TPI memerlukanbiaya yang tidak luar TrE onema pallidum, terutama antigen lipoi-
sedikit, karena harus tersedia reagensra yang dal. Secara klinik dapat dibedakan antara BFP
sangat murni, peralatan khusus dan tenaga yang akut dan kronik.
terlatih.
BFP akut
Tes pengikatan komplernen Treponema Dapat dijumpai pada dari semua penderita
f
pallidurn dengan BFP dan akan menghilang dalam waktu
Tes ini menggunakan antigen yang Lrerasal dari 6 bulan. Titer antibodi kurang dari )(, sedang-
fraksi protein kuman Treponema pallidum strain kan hasil tes FTA-Abs negatif" Terutama dap-at
Reiter, contohnya tes RPCF atau Reiter protein ditemukan pada penyakit-penyakit akut, pneu-
complernent fixation Antibodi yang be-
resr. monia, hepatitis, sehabis vaksinasi atav pada
reaksi dalam tes ini tidak sama dengan anti- penyakit virus dengan gejala eksantem.
bodi imobilisasi ataupun reagen. Hasil positif
BFF kronlk
palsu dapat terjadi kalau fraksi protein tersebut
Hasil tes tetap positif (persisten), hasil tes FTA-
kurang murni, misalnya mengandung lipopo-
lisakarida.
Abs positif , dan pada pemeriksaan terutama
ahan ditemukan antibodi IgM, sedangkan pada
Tes hemaElutinasi pasif freponema penyakit sifilis terutama ditemukan antibodi
Ballidum (TPHA) IgG. Terutama dapat ditemukan pada penderita
Tes TPHA at^u TrEonema pallidum passiae dengan penyakit sistemik, adiksi obat, hepatitis
hemagglutination assay menggunakan sel darah kronik, lepra, penyakit kolagen vaskuler dan
merah domba yang telah diolah dengan Trepo- pada usia lanjut.
nema pallidum.Hasrl tes positif jika terjadi aglu-
Fenllaian hasil tes serologl
tinasi dari sel darah merah domba tersebut. Tes
Sebaiknya dilakukan kedua macam tes serologi,
ini juga dapat memberikan hasil secara kuan-
tes reagen dan tes antibodi Treponema. Jika
titatif. Hasilnya sangat spesifik, sensitivitasnya
semuanya memberikan hasil yang positif, maka
terletak di antarates TPI dan FTA-abs.
dilakukan penilaian kuantitatif. Jika hanya salah
Biologic false positive (BFP) satu saja yang memberikan hasil tes yang posi
Hasil tes serologi dinyatakan sebagai BFP, jika tif dan tidak ada bukti sifilis yangjelas, maka di-
tidak ada bukti adanya infeksi sifilis dan hasil tes lakukan pemeriksaan ulang dan sebagian senrm
yang positif bukan rerjadi karena kesalahan dikirimkan ke laboratorium lain, kalau mung-
teknik. BFP pada tes non-treponema terjadipada kin untuk pemeriksaan TPI atau FTA-Abs.
1o/o dari orang-orang normal. Reagen dapat be- Jika hasilnya positif, berarti ada penyakit sifilis
reaksi dengan lebih dari 200 macam antigen di pada saat ini atau pada masa lalu. Belum ada tes
Spirochaetales 253

serologi yang dapat membedakan penyakit sifi- lmunitas


lis dari penyakit infeksi Treponema lainnya, Pada penderita sifilis atau framboesia yang masih
misalnya framboesia" Jika TPI atau FTA-Abs aktif, rcrnyata tahan terhadap superinfeksi
negatif, sedangkan tes reagen positif, mungkin kuman Treponema. Setelah penderita mendapat
hasilnya tidak spesifik dan penyebabnya perlu pengobatan yang teratur dan infeksinya terbe-
dicari. rantas, maka bekas penderita tersebut akan peka
Hasil tes serologi yang rnula-mula positif kembali terhadap infeksi kuman Treponema.
pada sifilis early adalah RPCF dan FTA, baru
kemudian tes reagen dan selanjutnya tes antibodi Pengobatan
Treponema. Jika pada slflis early diberikan pe- Penisilin masih merupakan obat pilihan.Benza-
ngobatan secara teratlJr, maka reagen akan meng- thine penisilin diberikan 2,4 juta unit secara
hilang dalam waktu 3-6 bulan. Konversi ini intramuskuler satu minggu satu kali. Untuk sta-
lebih cepat terjadi pada sifilis primer dartpada dium primer diberikan dosis total 4,8 juta unit,
sifilis sekunder. Konversi hasil tes RPCF, TFI stadium sekunder dosis total 6 juta unit dan
dan FTA-Abs, lama terjadinya, terutama yang untuk stadium tertier Cosis total 9 juta unit. Jika
terakhir. Bahkan hasil ketiga macam tes ini penderita tidak tahan penisilin, dapat diberikan
dapat positif selama beberapa tahun. tetraasiklin atau antibiotika golongan makrolid.
Jika pada penderita sifilis baru diberikan Dilakukan pemeriksaan serologi ulangan (kon-
pengobatan dalam masa latent atau late, maka trol) 1, 3, 6, !2 dan 24 bulan setelah diberikan
hasil tes serologiknya menjadi sukar untuk pengobatan yang sesuai dengan jadwal. Jika
dinilai. Pada beberapa kasus titer reagen dapat trterrrya tetap atau menurun, kepada penderita
menurun perlahanJahan tetapi pasti, kemudian tidak diberikan pengobatan, sebaliknya jika
hasil tesnya menjadi negatif. Kadang-kadang titernya meningkat diberikan jadwal peng-
titernya dapat menetap, misalnya pada hasil tes obatan yang kedua.
\X/R. Hasil tes TFI dan FTA-Abs dapat tetap
positif selama beberapa tahun setelah diberikan- Reaksi terhadap suntikan penisilin
nya pengobatan secara teratur. Pada beberapa Sebagai reaksi terhadap suntikan penisilin, dapat
kasus ada yang menunjukkan konversi hasil tes terjadi syok anafilaktik yang berlangsung secara
TFI menjadi negatif, sedangkan hasil tes FTA- mendadak atau setelah 24 1am atau lebih. Pada
Abs tetap positif. Kalau diperhatikan fakra- reaksi yang mendadak, segera setelah suntikan,
fakta ini, agaknya hasil tes antibodi Treponema tekanan darah menurun secara drastis, terjadi
kurang bermanfaat untuk menilai hasil pengo- cardiac drrest (henti jantung) dan gangguan per-
batan, sedangkan untuk maksud tersebut lebih napasan. Untuk menanggulanginya, perlu segera
baik dipergunakan tes reagen kuantitatif. diberikan suntikan adrenalin untuk merangsang
254 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

jantung dan menaikkan tekanan darah. Kemu- Reaksi Jarisch-Herxheimer


dian dilakukan tindakan masase jantung dari luar Reaksi Jarisch-Herxheimer dapar terjadi 2-1.2
dan pernapasan buatan. Aminofilin diberikan jam setelah suntikan obat anti sifilis dosis inisial.
secara intravena untuk menghilangkan spasme Dimulai dengan reaksi sistemik, yaitu berupa
bronkhus. Selain daripada itu dapat pula diberi- demam dengan suhu lebih dari 38"C, sakit kepala,
kan hidrokoftison intravena secara perlahan- malaise, pucat dan berkeringat. Penderita me-
lahan (drip) dan zat asam (Oz). rasa seperti terkena influenza biasa. Hari beri-
Reaksi yang lambat, baru terjadi 24 jam atau kut ny a e but
gej ala- gej ala t e rs kemu-
m e n ghil an g,
bahkan beberapa minggu setelah suntikan. dian diikuti dengan eksaserbasi lesi-lesi setem-
Reaksi yang muncul, dapat berupa pruritus, urti- pat. Lesi terlihat membengkak yang terjadi karena
karia, erithema nodosum, artralgia, pembeng- infiltrasi oleh sel-sel leukosit polimorfonuklear.
kakan sendi, dermatitis eksfoliativa, periarteritis Keadaan ini dapat membahayakan penderita,
nodosa atau albuminuria. Untuk pengobatan- jika lesi terdapat di tempat-tempat yang penting.
nya dapat diberikan obat-obat antihistamin, kor- Misalnya gurnrna di laring dapat menyebabkan
tikosteroid atau penisilinase 800.000 unit secara terjadinyaedem di glottis, lesi pada susunan saraf
intramuskuler. pusat dapat menyebabkan terjadinya paralisis
Untuk mencegah terjadinya syok anafilak- generalisata, sedangkan aneurisma aorta yang
tik, orang yang telah pepah alergi terhadap telah ada dapat mengalami ruptur. IJntuk men-
penisilin, jangan diberikan penisilin. Pemberian cegah terjadinya reaksi Jarisch-Herxheimer,
penisilin dan antihistamin dalam satu tabung sebelum pemberian obat anti sifilis, terlebih
suntikan, tidak banyak manfaatnya. Skin test dahulu diberikan kortikosteroid.
dengan penisilin yang telah diencerkan, kadang- Mekanisme terjadiny a reaksi Jarisch-Herxhei-
kadang juga berbahaya. Perlu berjaga-jaga de- mer belum jelas. Ada yang berpendapat sebagai
ngan pemasangan torniquet pada sisi proksimal akibat pengobatan terjadi destruksi kuman, kemu-
dari tempat suntikan dan pemberian suntikan dian terjadipenyebaran produk-produk destruksi
kortikosteroid sebelum tes. IJntuk tes hiper- yang dapar menimbulkan efek hipersensitif. Ada
sensitivitas terhadap penisilin ini, ada yang pula yar'g menduga bahwa produk-produk
menggunak an penicilloy l-p o ly ly sine yang disun- destruksi tersebut ada yang mempunyai sifat
tikkan intradermal. Preparat ini kurang ber- sebagai endotoksin.
bahayajika dibandingkan dengan suntikan peni-
silin yang diencerkan. Sebaiknya setelah sun- Pencegahan
tikan penisilin, penderita diminta menunggu Pemakaian kondom dan pemberian penisilin
selama setengah jam sebelum diperbolehkan setelah kontak, hanya memberikan efek yang
pulang. terbatas. Pencucian genitalia setelah kontak,
Spirochaetales 255

dapat memberikan perlindungan sedikit kepada di Bechuanaland disebur dichuraa, di Gambia


penderita pria. Penyebaran penyakit sifilis dapat disebut siti, di Skotlandia disebut sibbens dan di
dibatasi dengan pemberian pengobatan yang Irlandia disebut button scuny. Lesi primer dan
adekuat kepada semua penderita yang ditemu- manifestasi kongenital jarang dijumpai pada
kan. Sumber infeksi dan orang-orangyangtelah penyakit ini. Mungkin hal ini reriadtkarena cara
kontak dengannya, hendaknya diikuti terus per- penularannya yang berbeda dari penyakit sifilis
kemb an gannya, sehin g ga dap at se gera dib erikan dan distribusi umurnya yang terutama hanya
pengobatan jika dipandang perlu. Selain dari- mengenai anak-anak dan bukan karena perbe-
pada itu kebersihan genitalia perlu diperhatikan daan patogenitas. Selain daripada itu penyakit
pula. ini jarang menimbulkan lesi pada sistem kar-
Beberapa jenis penyakit kelamin dapat ditu- diovaskuler ataupun saraf. Lesi dapat ditemukan
larkan secara serentak bersama-sama. Oleh dalam rongga mulut berupa mucous patcltes ata:u
karena itu pada seseorang yang sedang menderita di kulit yang lain dapat berupa condy'
^ntar^
salah satu dari sexually transmitted disease (STD), Iomata anogenital. Lesi penuh dengan kuman
tidak boleh dilupakan kemungkinan adanya dan bersifat infeksius. Pada ibu-ibu yang sedang
penyakit sifilis. menyusui dapat terjanekit pada puting susunya,
penularan berasal dari anaknya yang sedang
Treponematosis lainnya menderita sakit. Pada beberapa penderita, masa
Ada beberapa penyakit bukan sifilis yang juga latbn berlangsung setelah stadium early, trmbul
disebabkan oleh Treponema yang tidak dapat lesi yang antara lain berupa gulrlma yang dapat
dibedakan dart Treponema pallidurz. Kesemua- merusak tulang, kelainan ini sukar dibedakan
nya merupakan penyakit non-venerik dan dari kelainan yang disebabkan oleh penyakit
memberikan hasil STD positif. Pada umumnya sifilis biasa. Untuk mengobati sifilis endemik,
penularan terjadi dengan cara kontak langsung. dapat diberikan penisilin yang merupakan obat
Sampai saat ini belum ada satupun di antara pilihan.
kuman penyebabnya yang berhasil dibiakkan
dalam perbenihan buatan. Yang termasuk dalam
Framboesia
Treponematosis ini ant^ra lain sifilis endemik, Framboesia atau yaws merupakan penyakit
framboesia dan pinta. daerah tropik yang disebabkan oleh TrEonema
pertenue yang secara morfologik dan serologik
Sifilis endemik tidak dapat dibedakan dariT. pallidwm. Penyakit
Sifilis endemik juga dikenal dengan bermacam- ini terutama mengenai anak-anak di bawah
macam nama. Di negara-negara Arab dikenal umur t2 tahun, lewat suatu kontak langsung
dengan nama bejel, di Rhodesia disebut njovera, (ekstragenital). Lesi primer atau induk framboe-
256 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

siatimbul 3-4 minggu setelah kontak, biasanya daerah tropik, sekarang jarang dijumpai, karena
terdapat pada tungkai bawah. Mulai sebagai sejak tahun 1950-an telah dilakukan pem-
papel merah yang tidak sakit, dikelilingi oleh berantasan secara serentak di seluruh dunia.
zona eritem. Bentuk inilah yang terlihat sebagai Cara pemberantasan ini didasarkan atas suatu
frambos. Kemudian terjadi ulserasi, permuka- sistem yang direncanakan oleh Dr. Kodijat yang
annya tertutup oleh krusta yang telah menge- disebut TCPS atau Treponernatosis Control
ring dan selanjutnya terjadi penyembuhan. Lesi Program Simplified.
sekunder yang tersebar di seluruh tubuh dengan
gambaran yang sama dengan lesi primer mulai Pinta
muncul antara 3 minggu sampai 4 bulan kemu- Pada umumnya pinta merupakan penyakit yang
dian. Peristiwa ini akan berlangsung secara terdapat di daerah tropik, terutama di Amerika
berturut-turut dalam jangka waktu beberapa Tengah dan Selatan. Di Mexico dikenal dengan
bulan sampai beberapa tahun. Pada telapak kaki nama mal de pinto dan di Colombia disebut
sering dijumpai lesi hiperkeratotik yang terasa carate. Penyakit ini dapat mengenai semua go-
sakit. Lesi yang terdapat di genitalia sukar longan umur, terutama dari golongan kulit
dibedakan dari condylornata lata. Lesi tertier yang berwarna. Penularan terjadi dengan cara kontak
late biasany a hany a terbatas di kulit dan tulang. langsung non-venerik atau dengan perantaraan
Guntma dan ulserasi yang dalam dapat merusak lalat (Hippelates). Penyakit ini disebabkan oleh
hidung dan muka. Penyairit ini tidak seganas Treponema cArdtenrn, dahulu adayang menama-
sifilis, jarang menimbulkan kelainan kongenital, kanT. herrejoni. Pinta merupakan penyakit kulit
tet api dap at menyeb abk an terjadinya o stitis atau yang ditandai dengan adanya perubahan pig-
periostitis pada tulang tibia, ulna, jari, metakar- mentasi pada lesi di kulit.
pal dan sebagainya, sehingga terjadi deformitas Lesi inisial muncul 7-1.0 harr setelah inoku-
yang permanen. lasi. Lesi dimulai dengan papel merah kecil,
Diagnosis laboratorium dan cara pengobat- dalam waktu 2-3 bulan akan terbentuk bercak
annya, pada dasarnya sama dengan apa yang eritroskuamosa. Pada umumnya lesi ditemukan
dilakukan terhadap penyakit sifilis. Karena pada di tungkai atau bagian badan lainnya yang tidak
umumnya susunan saraf pusat tidak terkena, tertutup. Pada stadium primer hasil pemerik-
maka pada pemeriksaan likuor serebrospinalis saan STS negatif. Stadium sekunder berlangsung
tidak akan ditemukan kelainan, baik pada peme- 5 bulan kemudian sampai satu tahun atau lebih
riksaan mikroskopik ataupun pada pemeriksaan setelah terjadinyainokulasi. Lesi hampir menye-
serologik. Pengobatan dengan penisilin, mem- rupai lesi yang terdapat pada stadium sebelum-
berikan hasil yang sangat baik. Dahulu penyakit nya, tetapi agak sukar dibedakan dari kelainan
framboesia banyak dijumpai di negara-negara di yang ditemukan pada penyakit kurap, psoriasis,
Spirochaetales 257

sifilis ataupun lepra. Pada stadium ini hasil peme- penyakit periodontal lainnya. Spirochaeta oral
riksaan STS 600lo positif. Stadium selanjutnya hampir selalu ditemukan dalam sulkus gingiva.
ialah stadium dyschromia late yang biasanya Spirochaeta yang dapat ditemukan dalam rongga
muncul dalam masa dewasa at^v dewasa muda. mulut, antara Iain Treponerna macrodentium, T.
Mula-mula terjadr pigmentasi setempat yang denticola, dan T. orale. Pada stomatitis ulsero-
berwarna kebiru-biruan, setelah bertahun-tahun membranosa dan pada angina yang dikenal
kemudian akan mulai tersebar luas dan diganti- dengan nama penyakit Vincent, angina Vincent
kan oleh bintik-bintik depigmentasi yang me- trencb mouth, kuman-kuman di atas bersama
^tau
nyerupai vitiligo. Bintik-bintik putih merupakan dengan Bacillus fusrformis dari grup Fusobacte-
stadium akhir dari suatu proses depigmentasi rium, meningkat jumlahnya, tenrtama jika di-
selengkapnya. Pinta merah merupakan variasi buat sediaan dari lesi-lesi nekrotik. Dalam sedia-
dari pinta biru yang disertai dengan hiperemia, an tersebut juga dapat ditemukan Treponema
sedangkan variasi warna kuning atau cokelat (Borrelra) r.,incentii yang ukurannya agak lebih
terjadi sebagai akibat kurangnya kebersihan dari besar dari Treponema lainnya. Spirochaeta oral
penderita yang bersangkutan. Pada stadium tidak bersifat patogen dalam arti kata sebagai
dyschromi.a lateini hasil pemeriksaan STS 100o/o penyebab dari suatu penyakit, tetapi bersama-sama
positif. Penisilin merupakan obat pilihan. Bebe- dengan kuman lnnnya,dapat bekerja secara siner-
rapa bulan setelah pengobatan hasil pemeriksaan gistik meningkatkan suatu infeksi supuratif.
STS menjadi negatif. Bercak-bercak biru atau
Penyakit sifilis pada kelinci
merah akan menghilang secara bertahap. Bercak-
bercak putih yang telah berlangsung selama Pada kelinci juga dapat dijumpai penyakit sifilis

lebih dari 5 tahun tidak akan terpengaruh. yang merupakan infeksi venerik alami pada
binatang ini. Penyakit ini menimbulkan lesi
Spirochaeta dalam rongga mulut ringan pada genitalia. Kuman penyebabnya
Spirochaeta merupakan bagian dari flora normal disebut Treponema cuniculi,secara morfologik
dalam mulut yang bersama-sama dengan kuman tidak dapat dibedakan dari T. pallidum. Hal ini
lainnya j umlahny a akan menin gkat j ika terdapat dapat mengacaukan hasil percobaan inokulasi Z
ulserasi pada mukosa mulut, gingivitis atau pada pallidum pada kelinci.

BORRELIA RECURRENTIS
Morfologi dan identifikasi mikron. Dapat bergerak aktif dan sangat flek-
Kuman Borrelia berbentuk spiral tidak teratur sibel. Mudah diwarnai dengan pewarnaan kuman
dengan panjang 10-30 mikron dan lebar 0,3 biasa, Giemsa atau \Tright dan bersifat negarif
258 Buku Ajar Mikrobiologi Ketukteran

Gram. Kuman dapat diinokulasikan pada anak hari, tetapi jika ditanam dalam darah yang di-
tikus dan pada selaput korioalantois telur ayam ambil dari penderita pada waktu serangan mulai
berembrio. Kuman dapat ditanam dalam cairan mereda, maka kuman akan mati dalam waktu
hidrokel, senrm ata:u cair^n asites yang mengan- kurang dari 1jam, karena dalam darah penderita
dung potongan ginjal kelinci yang masih segar. sudah terbentuk spirokhetisida. Dapatlah disim-
Jika terlalu lama dipindah-biakkan in aitro,viru- pulkan bahwa relaps terjadt karena adany akuman-
lensinya akan b.erkurang sebagaimana terlihat kuman y ang tahan terhadap efek spirokhetisida.
pada hasil percobaan infektivitas pada tikus. Kuman-kuman ini dapat berkembang biak dengan
Kuman ini bersifat anaerob obligat dan memer- leluasa dan kemudian muncul sebagai strainbant.
lukan lipid untuk pertumbuhannya, selain itu Kuman-kum an y ang diis olasi setelah terjadiny a
juga dapat memanfaatkan lisolesitin. Suhu per- beberapa kali relaps, secara serologik berbeda
tumbuhan optimum antara 2B-30"C dan dapat dengan kuman yang diisolasi dari serangan yang
disimpan lama pada suhu -Z6oC. Dalam darah pertama. Serum yang diambil setelah terjadinya
ataupun dalam perbenihan yang disimpan pada relaps bersifatprotektif terhadap kuman penyebab
suhu 4oC, kuman dapat bertahan beberapa bulan. serangan inisial dan relaps. Penyembuh ter-
Dalam tubuh beberapa jenis sengkenit (tick)
^n
akhir setelah 3-10 kali relaps, diduga terladi
yang lunak dari genus Ornithodoros, kuman ini setelah di dalam tubuh penderita terbentuk anti-
dapat diturunkan dari generasi ke generasi, bodi terhadap beberapa varian antigen sekaligus.
sedangkan pada Pediculus humanw.s subspecies
bumanws tidak. Patologi
Pada kasus-kasus fatal, kuman dalam jumlah besar
Struktur antigen dapat ditemukan di dalam limpa, hati, dalam
Banyak strain B. recurrentis yang berhasil diiso- organ parenkhim lainny yangtelah mengalami
^
lasi dari berbagai tempat di dunia asalnya dart nekrosis, dan dalam lesi-lesi hemoragik di dalam
berbagai hospes dan vektor. Beberapa strainlebih ginjal dan traktus gastrointesitinalis. Pada pen-
mudah tumbuh dalam vektor tertentu, sedang- derita dengan meningitis, kuman dapat ditemu-
kan strain larnnya lebih mudah tumbuh dalam kan dalam likuor serebrospinalis dan jaringan
vektor yang beriainan. Perbedaan ini tidak selalu otak. Terny ata pada binatan g percobaan, marmot
tetap demikian. atau tikus, otak dapat merupakan reservoir
Struktur antigen Borrelia tidak mantap dan setelah kuman menghilang dari peredar an darah.
hal ini merupakan penyebab terjadinya relaps.
Jika kuman ditanam dalam darah yang diambil Demam berulang (relapsing fever)
dari penderita sebelum berlangsungnya serangan Borrelia recurrentis merupakan penyebab demam
relaps, maka kuman dapat tetap hidup selama 40 berulang epidemik dengan Pediculus humanus
Spirochaetales 259

subspesies hwmanus sebagai vektornya. Sampai dan lisisnya dapat dengan segera mengakhiri
saat ini belum
dikenal- adanya reservoir alam serangan. Varian yang tidak terkena efek ini
untuk Borrelia recurrentis. Demam berulang dengan leluasa berkembang biak dan menim-
lainnya, yaitu demam berulang endemik, bulkan serangan baru. Pada seorang penderita
disebabkan oleh beberapa spesies Borrelia lain- yang telah mengalami beberapa kali serangan,
nya yang pada umumnya ditularkan oleh bebe- dapat diisolasi beberapa varian antigen. Keadaan
rapa spesies Ornitbodoros sebagai vektornya. ini juga dapat dijumpai pada percobaan inokulasi
Pada penyakit demam berulang endemik, di- dengan satu macam kuman.
kenal beberapa macam binatang yang dapat ber-
Pemeriksaan laboratorium
tindak sebagai reservoirny a, antaralainbeberapa
Bahan pemeriksaan berasal dari darah yang di
jenis binatang mengerat, kelinci, landak, kam-
ambil dari penderita pada waktu demam me-
bing dan sebagainya.
ningkat. Dibuat sediaan darah tebal yang diwar-
Semua bentuk demam berulang memberikan
nai secara \flright atau Giemsa dan dicari kuman
gejala klinik yang serupa. Penyakitnya berlang-
di antara sel-sel darah merah. Selanjutnya darah
sung secara mendadak, demam menggigil, sakit
diinokulasikan secara intraperitoneum pada
kepala hebat, seringkali disertai nyeri otot dan
tikus. Setelah 2-4 hari dibuat sediaan darah ekor
persendian, limpa agak membesar dan gejala-
dan dicari kumannya. Tes pengikatan kom-
gejala ikterus. Masa tunas antara 3-I0 hari.
plemen dapat dikerjakan dengan menggunakan
Dalam waktu demam, kuman dapat ditemukan
kuman yang ditanam dalam suatu perbenihan
di dalam darah.
sebagai antigen, ternyata cara penyediaan anti-
Demam berlangsung selama 3-5 hart, kemu-
gen yang baik tidaklah mudah, dan pada umum-
dian suhu menurun dan meninggalkan penderita
nya hasil tes serologi kurang bermanfaat untuk
dalam keadaan tidak demam, tetapi dengan
diagnosis, dikarenakan oleh banyaknya varian
keadaan tubuh yang lemah. Masa tanpa demam
antigen yangdapat ditemukan pada seorang pen-
berlangsung selama 4-I0 hari dan segera diikuti
derita. Pada penderita dengan demam berulang
den g an s e ran gan ke du a de n gan gej ala- ge 1 ala y ang
epidemik dapat terbentuk aglutinin terhadap
sama dengan serangan yang pertama. Serangan-
kuman Proteus OX-K dan serum penderita juga
serangan tersebut dapat terjadi berulang-ulang
memberikan hasil positif pada tes VDRL.
3-10 kali, pada umumnya dengan gejala-gejala
yang semakin ringan. Dalam waktu tidak lmunitas
demam, kuman tidak dapat ditemukan di dalam Setelah suatu infeksi, pada tubuh penderita ter-
darah. Kuman jarang ditemukan di dalam air bentuk antibodi lisis, aglutinin dan spirokheti-
seni. Antibodi terhadap Borrelia muncul dalam sidin. Pada umumnya imunitas yang terbentuk
masa demam dan kemungkinan efek aglutinasi setelah suatu serangan demam berulang bersifat
260 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

jangka pendek. Imunitas jangka panjang dapat juga terjangkit kutu (Pediculushuma bumanus),
terbentuk jika infeksinya menetap, yaitu imuni- maka 4-5 hari kemudian kutu yang telah meng-
tas terhadap superinfeksi yang kemungkinan isap darah penderita dapat menjadi sumber in-
merupakan irnunitas seluler" feksi bagi orang-orang di sekitarnya dan penu-
laran terjadi sebagai akibat gosokan bangkai
Pengobatan kutu pada luka gigitan. Penularan oleh kutu
Tetrasiklin, terutama klortetrasiklin merupakan manusia ini dapat mengakibatkan terjadinya
obat pilihan. Penisilin rcrnyata juga efektif epiderni pada penduduk yang telah terjangkit
untuk pengobatan. Selain antibiotika kepada kutu dan penyebaran dipermudah dalam kea-
penderita demam berulang juga perlu diberikan daan tertentv, antara lain penduduk yang sangat
cairan dan elektrolit. padat, kekurangan gizi dan pada iklim yang
dingin. Di daerah endemik, kadang-kadang in-
Epidemiologi dan pencegahan
feksi pada manusia terjadi sebagai akibat kontak
f)emam berulang bersifat endemik di berbagai dengan darah atau laringan binatang mengerat
tempat di dunia. Reservoir vtamany^ binatang yang telah terkena infeksi. Pada kasus-kasus spo-
mengerat yang merupakan sumber infeksi L,agi radik mortaiitasnya rendah, tetapi pada kasus
Ornithodoros" Penyebaran dan insidennya epidemik mortalitasnya dapat mencapai 50Yo.
bergantung kepada ekologi Ornithodoros yang Pencegahan terutama dilakukan dengan cara
bersangkutan. Perlu diingat bahwa dalam tubuh menghindari kontak atau berdekatan dengan
sengkenit lunak ini dapat terjadi transmisi Bor- sengkenit atau kutu dan memberantas kedua
reiia dari generasi ke generasi secara transova- macarn artropoda tersebut, baik dengan cara
rium. Kumandapat ditemukan di seluruh jaring- menjaga kebersihan atau dengan mengguna-
an tubuh sengkenit. Fenularan terjadi lewat kan insektisida. Sampai saat ini belum dite-
gigitan atau penghancuran sengkenit. Penyakit mukan vaksin yangdapat digunakan untuk pen-
yang ditularkan oleh sengkenit ini bersifat spo- cegahan.
radik. Jika penderita demam berulang tersebut

LEPTOSPORA
Morfologi dan sifat-sifat naan Burri, Fontana Tribondeau, Becker Krantz
Leptospira merupakan kuman berbentuk spiral atau Giemsa. Gerak kuman dapat dilihat dengan
halus, ujung sel kuman bengkok, bergerak aktif menggunakan mikroskop lapangan gelap.
dan berukuran i.: --:i: iri:; :r i;. j 3r:,l. Morfoiogi Bersifat aerob obligat dengan suhu pertum-
tersebut dapat dilihat setelah diberikan pewar- buhan antara 28-30'C. Untuk pertumbuhan di-
Spirochaetales 261

periukan perbenihan yang mengandung serum kulit atau


juga dapat masuk lewat luka kecil di
kelinci 1Oolo. Leptospira iuga dapat dibiakkan konjungtiva sewaktu mandi di kolam renang
pada selaput korioalantois. Perbenihan yang atau di sungai yang tercemar.
banyak digunakan dalam pembiakan I-eptospira
antara lain perbenihan Vervoort, Noguchi, Manifestasi klinik
Fletcher dan Cox. Leptospira juga dapat ber- Setelah melewati masa tunas antara 70-12 hari,
tahan lama dalam air terutamapada pH alkali. penderita akan terkena demam mendadak dan
menggigil, sakit perut dan muntah-muntah. Pen-
Spesies, serogrup dan serotiP derita mengeluh sakit otot, sakit kepala hebat
Secara garis besar Leptospira dapat dibagi men- dan epistaksis, mungkin dapat ditemukan kon-
!adi dua spesies, yaitu Leptospira interrogans yang jungtivitis. Hati agak membengkak, pada 50o/o
patogen dan Leptospira biflexa yang bersifat sa- dari kasus dijumpai ikterus pada hari kelima, Pada
profit, yafig terutama ditemukan pada Permu- hepatitis karena Leptospira ini seringkali disertai
kaan air tawar) larang ditemukan pada air laut dengan peningkatan serum kreatin fosfokinase
dan jarang ada kaitannya dengan infeksi pada (pada hepatitis virus kadarnya normal).
mamalia" Spesies yang patogen dibagi dalam 16 Pada minggu pertama sakit, Leptospira dapat
serogrup dimana tercakup 150 serotip (serovar). dijumpai di seluruh tubuh penderita, hal ini
Dari banyak strain Leptospira dapat diekstraksi dapat dibuktikan dengan cara inokulasi darah
lipopolisakarida yang memiliki reaktivitas grup. penderita pada marmot. Pada minggu ke-2
Leptospira mulai menyerang ginjal dan pada
Fatogenesis
akhir minggu ke-2 dapat ditemukan dalam urin.
Infeksi Leptospira terladi karena masuknya Leptospira dalam urin dapat dijumpai sampai
kuman lewat luka di kulit atau lewat mukosa
hari ke-40. Kerusakan pada ginial dapat menye-
yang masih utuh tanpa menimbulkan kelainan
babkan gagal ginjal dan berakib at fatal, mungkin
setempat. Selanjutnya kuman masuk ke dalam
perlu dialisis. Jika susunan saraf pusat terkena,
darah dan menimbulkan leptospiremia, kuman
dapat menyebabkan timbulnya gejala meningitis
masuk ke dalam organ-organ tubuh antara lain
atau ensefalitis.
ginjal dan hati.

Leptospirosis Diagnosis laboratorium


(contohnya penyakit \7eil arau infectious iaundice) Untuk bahan pemeriksaan yang berupa darah
dan likuor serebrospinalis, Leptospira dapat
Cara infeksi ditemukan pada minggu sakit yang pertama.
Infeksi terjadi lewat makanan atav minuman Leptospira dapat ditemukan dalam urin mulai
yang tercernar urin hewan reservoir' Kuman akhir minggu pertama sampai hari ke-40. Darah
262 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

dalam bentuk sediaan tebal dan sedimen urin an makrolid. Pengobatan sebaiknya diberikan
diperiksa dengan mikroskop lapangan gelap. sedini mungkin, karena jika pengobatan diberi
Untuk kultur, bahan pemeriksaan ditanam dalam kan setelah lewat hari ke-4 hasilnya tidak akan
p erbenihan cair atau semisolid yan g men gandun g mempengaruhi perjalanan penyakit.
serum kelinci 70o/o dan ditambahkan 5-fluoro-
Epidemiologi, pencegahan dan kontrol
urasil sebagai selectioe inhibitor. Percobaan bina-
tang dilakukan dengan menginokulasi bahan Leptospirosis sebenarnya merupakan penyakit
pemeriksaan pada marmot atau hamster secara pada hewan (zoonosis), infeksi pada manusia
intraperitoneum. Setelah 8-14 hari marmor atau terladi secara kebetulan. Sumber infeksi urama
hamster akan mati, pada autopsi dapat ditemu- tikus dan binatang mengerar lainnya. Dapat juga
kan lesi hemoragik dalam berbagai organ yang ditularkan dari babi atau brnatang ternak lain-
mengandung Leptospira. nya. Juga dapat dirularkan oleh anjing. Lepto-
Pemeriksaan serologi sangat penting untuk spira akan diekskresi lewat urin atau feses pen-
diagnosis leptospirosis. Pada umumnya antibodi derita yang sedang sakit arau oleh karier yang
baru ditemukan setelah hari ke-7 atau ke-10. tidak menunjukkan suatu gejala. Orang-orang
Titernya akan selalu meningkat dan akan men- yang sering terkena leptospirosis terutama para
capai puncaknya pada minggu sakit yang ke-3 petani, penangkap ikan, pekerja tambang, peng-
atauke-4. Namun hasil tes serologi bergantung gali parit atau orang-olzLngyangbekerja di pemo-
kepada jumlah strain Leptospira yang diper- tongan hewan. Di bidang kedokteran veteri-
gunakan untuk memeriksa serum penderita. ner, vaksinasi dapat dipergunakan secara efek-
Titernya dimulai dari l/I0.000 ke atas. Untuk tif. Vaksinasi juga perlu diberikan kepada orang-
tes serologi ini dapat digunakan cara aglutinasi orang yang tinggal di daerah endemik. Dengan
mikroskopis atau makroskopis, atau tes hema- vaksinasi dapat diperoleh proteksi yang bersifat
glutinasi. Imunitas yang timbul setelah infeksi serovar spesifik. Sebagai kontrol antara lain
bersifat spesies spesifik terhadap serotip rer- dapat berupa pencegahan kontak dengan air yang
tentu. Imunitas akan menetap bertahun-tahun. tercemar, misalnya sungai, kolam renang atau
tempat penyimpanafi alr. Sedangkan kemung-
Pengobatan kinan pencemaran dapat dicegah dengan cara
Untuk pengobatan dapat diberikan penisilin, memberantas binatang mengerat.
tetrasiklin, streptomisin atau antibiotika golong-
RICKETTSIA
Suharno Josodiwondo

ORDO : Rickettsiales Beberapa jenis mamalia dan artropoda meru-


FAMILI : Rickettsiaceae pakan hospes alam untuk Rickettsia, bahkan
GENUS : Rickettsia yang terakhir dapat bertindak sebagai vektor
dan reservoir. Infeksi pada manusia hanya
Meskipun sangat kecil dan selalu terdapat di bersifat insidentil, kecuali pada tifus epidemik
dalam sel, Rickettsia bukanlah termasuk virus, yang vektor utamanya kutu manusia juga,yartu
melainkan tergolong bakteri. Rickettsia mem- Pediculus pestinxenti. Penyakit demam semak
punyai sifat-sifat yang sama dengan sifat-sifat (scrub typhus) disebabkan oleh Rickettsia tswtsu-
bakteri, mengandung asam nukleat yang terdiri gamusbi, dapat dijumpai di berbagai tempat di
dari RNA dan DNA, berkembang biak dengan Indonesia, misalnya di Sumatera Utara, Kali-
pembelahan biner, dinding sel mengandung mantan, Pulau Jawa, Sulawesi dan lrian Jaya.
mukopeptida, mempunyai ribosom, mem- Lawa tungau trombiculid merupakan vektor
punyai enzim yang aktif pada metabolisme, utama pada penyakit demam semak, sedangkan
dihambat oleh obat-obat antibakteri dan dapat tikus rumah atau tikus ladang bertindak sebagai
membentuk ATP sebagai sumber energi. reservoirnya.
Rickettsia dapat berbentuk batang, kokoid
atau pleomorf, bersifat negatif Gram, berukuran Sifat-sifat kuman
1-0,3 mikron, merupakan parasit intraseluler Dalam pewarnaan Giemsa, Rickettsia terlihat
obligat, kecuali Ro chalimaea quintana y ang dapat berwarna biru. Dapat dilihat dengan mikroskop
hidup dalam perbenihan tanpa sel. Penyakit biasa. Tumbuh dalam kantong kuning telur ber-
yang ditimbulkannya ditandai dengan demam tunas dan dengan cara sentrifugasi dapat diper-
dan kelainan pada kulit (skin rasb) Rickettsiosis oleh kuman murni.
ditularkan lewat gigitan serangga pada kulit, Rickettsia juga dapat tumbuh dalam biakan
hanya penyebab Q feaer yang ditularkan lewat sel. Sepeni bakteri, perbandingan kadar RNA
udara (air borne), sehingga pada penyakit ini dan DNA pada rickettsia adalah 3,5;1. Dinding
tidak ditemukan kelainan kulit. sel serupa dengan dinding sel kuman negatif

263
264 Buku Ajm Mikrobiologi Kedokteran

Gram, terdiri dari peptidoglikan yang mengan- dapat menghambat pertumbuhan kuman, kedua-
dung asam muramat. nya dapatdipakai untuk pengobatan rickettsiosis.
Rickettsia mempunyai enzim yang penting Pada umumnya rickettsia dapat dimatikan
untuk metabolisme. Dapat mengoksidasi asam dengan cepat pada pemanasan dan pengeringan
piruvat, suksinat dan glutamat serta mengubah atau oleh bahan-bahan bakterisid. Rickettsia
asam glutamat menjadi asam aspartat. Jika disim- mudah mati jika disimpan pada suhu kamar,
pan pada suhu OoC, rickettsia akan kehilangan tetapi dalam tinj a serang ga y ang telah men gering
aktivitas biologiknya yang berupa aktivitas hemo- dapat tetap infektif selama berbulan-bulan, mes-
litik dan respirasinya, toksisitas dan infektivi- kipun disimpan dalam suhu kamar. Penyebab Q
tasnya. Semua aktivitas tersebut dapat dipulih- fever tahan terhadap tindakan pasteurisasi pada
kan jika ditambahkan nicotinamide adenine suhu 60"C selama 30 menit.
dinucleotide ${AD). Aktivitas biologiknya juga
dapat hilang jika disimpan pada suhu 36"C, Antigen dan antibodi
kecuali jika ditambahkan glutamat, piruvat atau Ada tiga macam antigen utama, yaitu antigen grup,
aden o s ine trifo sfat e (ATP). antigen spesies dan antigen yang senrpa dengan
Rickettsia tumbuh dalam berbagai bagian Proteus. Antigen grup larut dalam ether dan dapat
dari sel. Rickettsi^aprorpazekii dan Rickettsia typhi ditemukan di lingkungan kuman. Antigen ber-
(Rickettsia mooseri) tumbult dalam .sitoplasma, asal dari permukaan lapisan pembungkus kuman.
sedangkan golongan penyebab spotted feaer tum- Masing-masing anggota dari golongan tifus dan
buh dalam inti sel. Rochalimaea quintana dapat spottedfever mempunyai antigen grup yang sama.
tumbuh dalam perbenihan tanpa sel. Rickettsia Anggota gol ongan scrub rypbus mempunyuanrigen
dapat tumbuh subur jika metabolisme sel hospes grup yang sangat heterogen. Antigen spesies yang
dalam tingk atyangrendah, misalnya dalam telur pada golongan suub typbus merupakan anrigen
beftunas pada suhu 32"C. Perkembangan kuman strain ternyata bertalian dengan kuman. Untuk
akan sangat berkurang jika suhunya dinaikkan memperoleh antigen ini, suspensi kuman dicuci
sampai 40"C. bersih sehingga antigen grup ikut tersingkirkan.
Pemberian sulfonamida akan memperberat Antigen beberapa golongan rickensia adayang
penyakit yang disebabkan oleh.rickettsia karena senrpa dengan antigen beberapa strain kuman
obat ini meningkatkan pertumbuhan kuman. Proteus. Kenyataan ini dimanfaatkan untuk
Seballkny a para-aminobenzoic acid (PABA) yang reaksi \feil-Felix.
struktur molekulnya analog sulfonamida, dapat Antibodi pada rickettsiosis mulai muncul pada
menghambat pertumbuhan rickettsia. Efek ham- minggu kedua sakit dan akan mencapai puncak-
batan ini dapat dihilangkan oleh paralrydroxy- nya sewaktu atau sesudah penyembuhan ber-
benzoic acid. Tetrasiklin dan kloramfenikol langsung. Untuk kepentingan diagnosis, titer
Rickettsia 265

antibodi dalam serum yang diambil pada saat pada kantong kuning telur bertunas atau pada
demam tinggi dibandingkan dengan titer dalam biakan sel.
masa konvalesen. Jika serum penderita dites Untuk tes imunofluoresensi indirek dipakai
dengan antigen dari beberapa macam strain, suspensi rickettsia yang dibuat dari biakan
maka antigen yang memberikan reaksi paling kuman pada kantong kuningtelur bertunas yang
kuat dianggap sebagai antigen penyebabnya. telah dimurnikan. Untuk tes ini diperlukan g/o-
Reaksi Veil-Felix sebenarnya merupakan bulin antibunTan yangteiah dilabel dengan fluo-
reaksi aglutinasi kuman Proteus. Antibodi pen- rescein. Dengan tes ini tenrtama dapat ditentu-
derita rickettsiosis dapat bereaksi dengan anti- kan grup atau golongannya. Untuk tes hemaglu-
gen O polisakarida kuman Proteus strain X. tinasi pasif ada yang memakai sel darah merah
Strain ini hanya bereaksi dengan antigen O yang manusia golongan O. Sel darah merah dipekakan
tidak tertutup oleh antigen H flagel dan disebut dengan antigen dari ekstrak rickettsia yang dibuat
strainProteus OX. Infeksi Proteus yang sering dengan cara pemanasan dalam suasana alkali.
terjadi di dalam traktus urinarius dapat menga- Rickettsia yang masih hidup dapat membuat
caukan hasil reaksi ini, meskipun demikian tes toksin yang serupa dengan endotoksin bakteri.
ini masih tetap berguna dan masih merupakan Toksin ini berupa lipopolisakarida kompleks
cara diagnostik yang mudah. Pada reaksi \feil- yang dapat menyebabkan kematian binatang
'percobaan
Felix dipakai tiga macam strain Proteus, strain dalam waktu beberapa jam setelah
OX-2, OX-19 dan OX-K. Hasil reaksi ini dapat inokulasi Rickettsia. Antibodi antitoksin ter-
dipakai untuk membedakan beberapa macam bentuk selama terjadi infeksi dan bersifat khas
rickettsiosis, OX-19 positif pada tifus epidemik terhadap toksin yang berasal dari golongan tifus,
dan endemik, OX-K positif pada demam semak, spotted feoer dan scrub fever. Jrka suspensi kuman
OX-2 dan OX-19 positif pada Rocky Mountain yang telah dicampur dengan antibodi antitoksin
spotted feaer, Mediterranean fever dan Sowtb disuntikkan pada binatang percobaan, maka
African tick ferser, sedangkan reaksi \feil-Felix binatang tersebut tidak akan mati karena toksin.
negatif pada Ricketssialpox dan Qfever. Percobaan ini disebut tes netralisasi toksin.
Untuk tes aglutinasi juga dapat dipergunakan
suspensi Rickettsia, hasilnya dapat memberikan Gambaran patologi
reaksi dengan antibodi spesifik. Reaksi ini sangat Rickettsia berkembang biak di dalim sel endotel
sensitif dan dapat digunakan untuk membantu pembuluh darah kecil. Sel membengkak dan
diagnosis. Untuk tes pengikatan komplemen . nekrosis, terjadr trombosis pembuluh dar ah y ang
dipergunakan antigen yang berasal dari dinding dapat mengakibatkan ruptur dan nekrosis. Di
sel yang merupakan campuran protein. Bahan kulit tampak nyata adanya lesi vaskuler. Vasku-
untuk antigen diperoleh dari biakan kuman litis yang terjadi pada beberapa organ merupa-
266 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

kan dasar terjadtnya gangguan hemostatik. Dalam Golongan tifus (Typhus group)
jarrngan otak dapat ditemukan penumpukan Golongan ini merupakan rickettsia penyebab
limfosit, leukosit polimorfonuklear dan makro- tifus epidemik dan tifus endemik, yaitu Rlc-
fag yang benalian dengan kelainan pembuluh kettsia proraazeki dan Rickettsia typbi. Kuman ini
darah pada masa kelabu. Kelainan ini disebut berkembang biak di dalam sitoplasma sel hospes.
nodul tifus. Pada pembuluh darah kecil jantung Penyakit yang ditimbulkannya disebut demam
dan organ-organ lainnyapun dapat terkena tifus. Masa tunas antara 5-18 hari. Pada dasarnya
kelainan yang serupa. gambaran klinik demam tifus sama, hanya pada
tifus endemik gejala penyakirnya lebih ringan
lmunitas
jika dibandingkan dengan tifus epidemik dan
Infeksi Rickettsia pada manusia diikuti dengan jar ang berakibat fatal.
timbulnya kekebalan yang tidak lengkap (hanya
sebagian) terhadap reinfeksi yang berasal dari Tifus epidemik
suatu sumber di luar. Selain itu seringkali terjadi Demam tifus epidemik juga disebut louse-borne
relaps. Dalam suatu biakan sel makrofag, Ric- typhus, cdrnp feuer atau jail feoer. Dahulu penya-
kettsia juga difagositosis dan selanjutnya dapat kit ini sempat menimbulkan korban yang sangat
berkembang biak intraseluler meskipun ada besar, misalnya pada tahun 1915 di Serbia ter-
antibodi. Jika ke dalamnya dimasukkan limfosit dapat 315.000 korban yang meninggal karena
yang berasal dari binatang yang telah kebal, penyakit ini. Pada saat ini penyakit ini relatif
maka pembiakan tersebut akan terhenti. jarang ditemukan lagi, kebanyakan kasus hanya
ditemukan di Afrika lJtara. Penyakit ini ditular-
Gambaran klinik kan oleh kutu manusia, Pediculus oestiftienti
Semua infeksi Rickettsia ditandai dengan adanya yang bersarang di dalam lipatan pakaian, dalam
demam, sakit kepala, qalaise, lesu, kelainan di sehari kutu beberapa kali keluar untuk meng-
kriit (skin rasb), pembesaran limpa dan hati, hanya hisap darah dari kulit
hospes. Jika darah yang
pada Q fezter tidak disertai adanya kelainan di diisapnya mengandung kuman, maka sel-sel usus
kulit. Kadang-kadang disenai dengan adanya per- akan terkena infeksi, kuman berkembang biak
darahan di bawah kulit. Pada kasus-kasus yang di dalamnya, sewaktu sel pecah kuman ke luar
berat dapat dijumpai gejala stupor, delirium dan dan bercampur dengan tinja kutu. Sambil meng-
bahkan shock atau bercak-bercak gangren di kulit isap darah, kutu mengeluarkan tinja. Gigitan
atar laringan subkutan. Mortalitasnya sangat kutu menimbulkan rasa gatal, sewakru hospes
variabel, mulai kurangdari 1 o/o sampai setinggi menggaruk, tinja infeksius secara tidak sengaja
90olo. Setelah sembuh pada umumnyatimbul keke- masuk ke dalam luka gigitan dan menimbulkan
balan. Masa tunas antar^ 1 sampai 4 minggu. infeksi pada hospes. Kelenjar ludah kutu tidak
Rickettsia 267

terkena infeksi dan tidak terjaditransmisi secara pelabuhan atau di daerah pedesaan yangbanyak
transovarium. Kutu yang telah terkena infeksi tanaman biji-bij ian. Pemakaian insektisida dapat
mati dalam waktu 1-3 minggu . Rickettsia prortta- menurunkan populasi kutu dan pinjal tikus,
zeki dapat menimbulkan infeksi pada mamalia sedangkan tindakan selanjutnya memberantas
binatang percobaan, namun sampai saat ini tikus dengan racun. Dengan cara demikian
hanya manusia yang dikenal sebagai reservoir kemun gkin an terjadinya inf eksi Rickettsia pada
alamnya. Kutu kepala iuga dapat menularkan manusia dapat dicegah atau dikurangi. Dalam
tifus epidemik, tetapi jauh kurang efektif jika dua dekade terakhir insidensinya terus menurun.

dibandingkan dengan kutu badan. Rickettsia typbi dan Rickettsia prozuazek'i mem-
Pada tifus epidemik gejala penyakitnya berat punyai antigen yang seruPa. Penderita yang telah
dan demam berakhir dalam waktu 2 minggu. sembuh dari salah satu infeksi oleh kuman ini
Bagi para penderita yang berumur 40 tahun ke ter ny at^ kebal terhadap kedua-duanya. Anehnya
atas sering berakibat fatal. Selama masa epidemi imunisasi dengan salah satu kuman di atas yang
mort alit asn y a dap at mencap ai 6 -3 Oo/o. Penyakit telah terlebih dahulu dimatikan, hanya dapat
Brill-Zinser juga disebut tifus laten, merupakan menimbulkan imunitas yang homolog. Hal ini
relaps dari tifus epidemik sebelumnya. Gejala terj adi karena inf eksi alam atau imunisasi den gan
penyakitnya lebih ringan jika dibandingkan kuman hidup pada umumnya dapat memberi-
dengan tifus epidemik yang klasik dan ber- kan kekebalan yang lebih lengkap dan lebih tahan
langsung lebih pendek, kurang dari2 mrngga' lama daripada imunisasi dengan kuman yang
telah dimatikan. Selain daripada itu setiap imu-
Tifus endemik nogen hanya mampu membangkitkan antibodi
Tifus endemik juga disebut murine typbus, ras terhadap antigen reaksi silang dengan titer yang
typ.bus ata:u fleaborne typhus' Penyebabnya Ric' lebih rendah daripada terhadip antigennya sendiri.
kensia rypbi yang dahulunya juga disebut Ric' Gelala penyakitnya lebih ringan jika diban-
kettsia mooseri. Penyakit ini ditularkan dari tikus dingkan dengan tifus epidemik. Jarang berakibat
ke tikus dan dari tikus ke manusia oleh pinjal fatal, kecuali pada penderita usia tua.
trkus (Xenopsylla cbeopsis) dan kutu tikus (Polyplax
Golon gan spottedf, ever
spinulosa), selain itu kutu manusia pun dapat
menularkannya. Di antar^pinjal dan kutu tidak Dalam golongan ini termasuk penyakit-penyakit
terj adi transmisi secara transovarium. Mekanisme demam yang disebabkan oleh Rickettsia yang
infeksinya sempa dengan yangteriadi pada tifus sukar dibedakan dari penyebab golongan tifus,
epidemik, yaitu lewat tinja dan iuka di kulit. tetapi, dapat berkembang biak di dalam sito-
Penyakit ini terutama dijumpai di tempat- plasma ataupun inti sel hospes. Penyakitnya ter-
tempat yang banyak tikus, misalnya di daerah utama ditularkan oleh sengke nit (tick) danbukan
268 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

oleh kutu atau pinjal. Dalam tubuh sengkenit, Golongan demam semak
kuman tersebar di seluruh organ, termasuk ova- Demam semak atav scrub typhus juga dikenal
rium dan kelenjar ludah, sehingga dapat terjadi sebagai chiggerborne typhus, rniteborne typbus,
transmisi secara transovarium dan lewat air tropical typbus, lapanese flood (river) feoer, rural
ludah. Jadi selain sebagai vektor, sengkenit juga
fever, demam Kedani atau penyakit tsutsuga-
berfungsi sebagai reservoir primer. mushi. Penyebabnya mempunyai banyak nama,
Dalam goiongan ini termasuk Rochy Moun- yaitu Rickettsia tsutsugamushi, Rickettsia nip-
tain spotted ferter yang disebabkan oleh Rickett- p o n i c a, tetap r R i c k ett s i a akamus h i, atau Ri c k ett s ia
sia rickettsii. Mediterranean fever (boutonneuse orientalis. Penyakit demam semak bersifat ende-
fever), ,South African tick bite feaer, Kenya ticb, mik, terdapat di Timur Jauh penyebarannya
typhus dan Indian tick typhus, kesemuanya meliputi daerah segitiga sehias 5 juta mil persegi,
disebabkan oleh R. conorii. Nortb Asian tick borne mulai dari Australia, Jepang, Korea, Vietnam
fickettsiosis yang disebabkan oleh Ricketsin sibirica sampai ke India, di dalamnya termasuk Indo-
dan Queensland tick ryphus yang disebabkan oleh nesia. Dalam Perang Dunia II, penyakit ini
Rickettsia australis. Rickettcialpox dan Russian seiTrpat menimbulkan banyak korban di antara
vesiculer rickettsiosis yang disebabkan oleh Rlc- pasukan Jepang dan Sekutu. Perkataan tsutsugd.-
kettsia akari, pada kedua penyakit ini ditemu- rnusbi berasal dari bahasaJepang, tsutsugaberarti .
kan kelainan kulit yang berupa vesikel sehingga sesuatu yang kecil dan berbahaya, dan mushi
menyerupai cbickenpox (varisela). Dan akhirnya berarti makhluk. Sebutan scrub berasal dari
penyakit demam yang menyerupai Rocky pendapat bahwa infeksi hanya terjadi setelah
Mountain spotted feoer yang disebabkan oleh penderita memasuki semak belukar di daerah
Rickettsia canada. Golongan spotted ferser int yang endernik. Dalam perkembangan selanjut-
secara klinis, gejala penyakitnya serupi dengan nya'ternyata bahwa infeksi Rickettsia tsutsuga-
golongan tifus, hanya kelainan kulitnya mulai mwsbi juga dapat terjadi di daerah-daerah yang
timbul di ekstremitas dan selanjutnya menye- bukan merupakan semak belukar, misalnya di
bar secara sentripetal. Telapak tangan dan kaki pantai di daerah-daerah yang bukan merupakan
juga terkena. Gejala penyakitnya dapat ringan, semak belukar, misalnya di pantai berpasir,
misalnya pada Mediterrdnean fever, dapat juga pegunungan pasir atau di hutan tropis di daerah
dengan gejala yang berat, misalnya pada Bra- khatulistiwa, sehingga untuk dapat memberikan
zillian spotted fever. Ang\a mortalitasnya pun gambaran yang lebih tepat, ada yang mengusul-
sangat variabel, pada orang tv^y^ng menderita kan istilah cbiggerborne typhus, karena penyakit
Rocky Mountain spotted fever angka mortalitas- ini ditularkan oleh rungau trombiculid dalam
nya dapat mencapai 60%. stadium larva (cbigger)
Rickettsia 269

Tungau trombiculid dewasa meletakkan minggu setelah gigitan larva infeksius, timbul
telurnya di atas tanah lembab yang kaya humus. demam, menggigil dan sakit kepala hebat. Dalam
Telur menetas dan keluar larva. Larva atau beberapa hari selanjutnya, timbul kelainan di
chiger merupakan satu-satunya stadium yang kulit dan pneumonitis.
mengisap darah dari binatang vertebrata. Setelah
mengisap darah, larva menjatuhkan diri ke Demam query (Q fever)
tanah, berkembang menjadi nimfa dan bentuk Demam query disebabkan oleh Coxiella bwr-
dewasa. Lingkaran hidupnya meliputi 50-70 netii yang termasuk keluarga Rickettsiaceae.
hari. Tungau betina yang dewasa dapat hidup Dibedakan dari Rickettsia lainnya, karena tahan
lebih dari 1 tahun. Transmisi Rickettsia tsutsu- hidup di luar sel hospes, penularan pada manu-
gamusbi dapat terjadi secara trans-stadium atau sia lewat inhalasi partikel infeksius dan bukan
trans-ovarium. Tungau dapat berfungsi sebagai lewat gigitan serangga, gejala penyakit yang di-
vektor dan reservoir sekaligus. timbulkannya berupa pneumonitis tanpa kelain-
Di Indonesiaterdapat beberapa spesies tungau an kulit, dan tidak menyebabkan timbulnya
yang dapat menjadi vektor penyakit demam antibodi terhadap Proteus strain OX. Bina-
semak, yirtu Leptotrombid.ium /.eliense, Leptotrom- tang percobaan yang kebal terhadap coxiella
bidium arenicola, Leptotrombidium fletcheri dan tidak kebal terhadap infeksi Rickettsia lainnya.
L ep t otr o m b idiwm s cutt e I ar e. Lap o r an ditemukan- Dengan demikian penyebab demam query ter-
ny a Leptotro mbidium ak amusb i masih diragukan masuk dalam genus tersendiri. Binatang ternak
kebenarannya, karena secara morfologis sukar yang terkena infeksi coxiella, sekresi hidung dan
dibedakan dari Leprotrombidium fletcheri. ludahnya mengandung kuman, demikian juga
Leptotrombidium deliense. merupakan vektor dengan plasenta dan cairan amnionnya yang
utama, terdapat hampir di segala macam habitat pada waktu binatang sedang melahirkan dapat
dan hospesnyapun paling banyak mac mny^. menyebarkan kuman ke benda-benda di sekitar-
Leptotrombidium arenicola ditemukan di daerah nya. Kuman ini dapat tetap hidup dan tahan
Ancol, Jakar'ta, habitat berupa semak beralang- lama dalam sekresi dan ekskresi yang telah
alang. L ept o tro rnb idiurn s cut e l lare hospe s utama- mengering, dalam wol, air ataupun dalam susu.
nya burung, oleh karena rtr jarang ditemukan Pada suhu ZO.C kuman dapat bertahan selama
pada hewan yang berjalan di aias tanah. Sebagai beberapa menit, dalam formaldehid O,5o/o dapat
reservoir untuk Rick ettsia tsuts wgamush i adalah bertahan selama 48 jam, sedangkan dalam fenol
tikus rumah dan tikus ladang. 0,4o/o dapat bertahan selama beberapa hari.
Secara klinis gejala penyakitnya menyerupai Menurut penelitian di Australia, tikus ber-
tifus epidemik. Sering ditemukan adanya lim- kantung (bandicoot) merupakan reservoir alam,
fositosis dan limfadenopati. Satu sampai dua sedangkan sengkenit (tick) dapat bertindak seba-
270 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

gai vektor. Sapi dan domba merupakan hospes infeksi hanya terbatas pada kutu manusia. Kutu
insidental yang biasanya terkena infeksi lewat dapat dimanfaatkan untuk xenodiagnosis, yaitu
gigitan sengkenit. Sapi yang terkena infeksi kutu normal dibiarkan mengisap darah pende-
dapat menyebarkan kuman lewat air susu yang rita, kemudian kuman penyebab penyakit dicari
dikeluarkannya. Kebanyakan kumannya telah dalam jaringan kutu.
dimatikan pada waktu pasteurisasi. Pada demam parit, demam menggigil ber-
Penyakit yang ditimbulkan coxiella pada langsung secara mendadak, hilang tirnbul dengan
manusia berlangsung secara mendadak, demam siklus 3-5 hari. Gejala lainnya berupa sakit
dan menggigil tanpa kelainan kulit. Yang sering kepala, malaise, nyeri otot dan nyeri tulang,
penyakitnya berupa pneumonitis yang menye- terutama di daerah tulang kering. Kelainan kulit
rupai pneumonia atipik. lrka terjadi endokar- nampak pada masa demam. Penyakit ini
ditis subakut oleh kuman ini, dapat berakibat pertama kali ditemukan berjangkit di antara
fatal. Penyakit ini terutama dapat dijumpai pada para pasukan tentara yang sedang bertempur
para petugas penyembelihan hewan atau pada dalam Perang Dunia I.
para peternak. Pada para penderita sakit akut,
kuman coxiella dapat ditemukan dalam dahak, Pemeri ksaa n laboratoriu m
air seni atau di dalam darah. Selain itu serum Pada Rickettsia selalu disertai dengan baktere-
penderita diperiksa untuk mengetahui adanya mia pada stadium awal dari demamnya. Sebagai
kenaikan titer antibodi. bahan pemeriksaan, darah seutuhnya diinoku-
lasikan pada marmot, tikus atau relur bertunas.
Demam parit (trench fever) Pada marmot jantan akan dijumpai gejala-gejala
Demam parit atau trencb fever juga disebut d.emam yang khas, yaitu berupa demam, pembengkakan
lima bari, demam quintana atav demarn tulang pada skrotum, nekrosis, perdarahan dan akhir-
kering (sbin bonefever). Disebabkan oleh Rochali- nya binatang tersebut mati. Jika darah penderita
maea qwintana. Rochalimaea quintana berbeda baru diambil setelah minggu perrama sakit,
dari Rickettsia lainnya, karena tidak dapat dibiak- maka inokulasi harus dikerjakan dengan bahan
kan dalam binatang percobaan biasa, biakan sel gerusan bekuan darah yang sedapat mungkin
ataupun dalam telur bertunas, tetapi dapat tumbuh tidak mengandung serum, karena di dalam
dalam agar darah dalam suasana udara dengan serum sudah terdapat antibodi yang dapat
kadar COz 10olo. Tidak dikenal adanya binatang mengurangi infektivitas kuman. Isolasi primer
sebagai reservoir. Penyakitnya ditularkan oleh di dalam kantong kuning telur berrunas hasilnya
kutu manusia lewat tirya yangdikeluarkannya. kurang memuaskan. Pada tikus percobaan, kuman
Kuman berkembang biak di dalam lumen dapat ditemukan di dalam eksudat peritoneum.
usus dan bukan di dalam sel epitel usus. Siklus Biopsi kulit penderita Rocky Mountain spotted
Rickettsia 271

fever yang dikerjakan di antarahari keempat dan pada mamalia, yaitu lewat gigitan artropoda
kedelapan setelah sakit, akan menunjukkan sewaktu mengisap darah. Dapat terjadi penu-
adanya Rickettsia jika dilakukan pemeriksaan laran pada anropoda sewaktu mengisip darah
imunofluoresensi. Selain itu serum penderita mamalia yang telah terkena infeksi. Selain itu
dapat diperiksa secara serologik dengan reaksi dapat juga terjadi penularan dari artropoda ke
Weil-Felix, imunofluoresensi atau komplemen artropoda lewat telur yang telah terkena infeksi
fiksasi. Dua reaksi yang terakhir selalu positif (transovarium). Hanya ada satu kekecualian
pada semua jenis rickettsiosis. yartu pada Coxiella burnetii yang ditularkan
kepada manusia lewat debu.
Pengobatan
Pada umumnya pencegahan dapat dikerjakan
Tetrasiklin dan kloramfenikol merupakan obat dengan memutuskan rantaian infeksi, imunisasi
pilihan. Sulfonamida merupakan kontraindikasi. atau dengan pemberian antibiotika. Rantaian
Untuk mencegah relaps, pengobatan tetap dite- infeksi dapat diputuskan dengan membasmi kutu
ruskan selama 3-5 hari setelah suhu penderita dengan insektisida, membasmi tikus dengan
normal. Antibiotika menekan pertumbuhan racun, mendirikan bangunan yang tidak mudah
kuman. Penyembuhan tergantung kepada me- untuk bersarangnya tikus, kebersihan lingkungan,
kanisme kekebalan penderita yang pada umum- mengenakan perlengkapan tertentu yang dapat
nya memerlukan waktu dua minggu untuk dapat mencegah gigitan artropoda misalnya sepatu
mencapai suatu tingk^t y^ng mampu menekan bot, celana panjang terusan dengan kaus kaki,
kuman. Jika pengobatan dimulai setelah hari minyak gosok antiserangga. Penularan Qfeaer
keenam sakit, maka imunitasnya akan berkem- lewat susu dapat dicegah dengan pemanasan pada
bang seperti dalam keadaan tanpa pengobatan 62,5"C selama 30 menit atau dengan pemanasan
dan tidak terjadi relaps. Sebaliknya jika anti- pada71.,5"C selama 1.5 menit.
biotika diberikan pada awal dari penyakitnya Vaksinasi aktif dapat dikerjakan dengan
dan hanya diberikan dalam jangka pendek, maka menyuntikkan antigen yang berasal dari kan-
mekanisme kekebalannya kurang cukup menda- tong kuning telur bertunas atau dari biakan sel
pat rangsangan, sehingga dapat terjadi relaps. yangtelah diolah dengan formalin. Vaksin yang
Relaps dapat dicegah dengan memberikan peng- demikian dibuat untuk tifus epidemik, Rocky
obatan yang cukup efektif selama lebih dari 10 hari. Mountain Spotted feaer dan Qfever.
Kloramfenikol dapat diberikan untuk pen-
Pencegahan
cegahan demam semak di daerah yang endemik.
Untuk dapat melakukan pencegahan secara Obat diberikan secara oral 3 gram sekali satu
tepat, maka terlebih dahulu harus diketahui cara minggu. Tetrasiklin pga dapat diberikan untuk
p enularann y a. D ap at te rjadt. inokulasi lan gsun g pencegahan.
CHLAMYDIA
Suharno Josodiwondo

ORDO : Chlamydiales 0,2-0,4 mikron, mempunyai satu inti dan sejum-


FAMILI : Chlamydiaceae lah ribosom yang diliputi oleh dinding sel yang
GENUS : Chlamydia terdiri dari beberapa lapis. Badan elementer
masuk ke dalam sel dengan cara fagositosis. Di
Chlamydia juga dikenal sebagai Miyagawanella sekelilingnya terbentuk vakuola. Dalam waktu
atau Bedsonia. Negatif Gram, berukuran 0,2-1,5 8 jam badan elementer berkembang menjadi
mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak dan badan inisial yang berukuran 0,8-1,5 mikron.
merupakan parasit intrasel obligat. Meskipun Bentuk ini juga disebut sebagai badan retikuler,
ukurannya sangat kecil dan hanya dapat hidup isi sel kurang padat jika dibandingkan dengan
intrasel, namun kuman ini bukan termasuk badan elementer, kadar RNA empat kali lebih
virus melainkan bakteri. Hal ini terbukti dari banyak daripada DNA dan tidak bersifat infeksius.
sifat-sifat berikut yang tidak terdapat pada virus, Empat jam berikutnya b4dan inisial mem-
yaitu memiliki ribosom, RNA dan DNA, din- belah secara biner, membentuk badan inter-
ding sel dari peptidoglikan yang mengandung medier dan kemudian badan elementer. Badan
asam muramat, mempunyai enzim yang aktif intermedier merupakan bentuk transisi antara
pada metabolisme, membelah secara biner dan badaninisial dan badan elementer. Badan inisial,
pertumbuhannya dapat dihambat oleh obat- badan intermedier dan badan elementer terkum-
obat antibakteri. Chlamydia tidak mampu mem- pul dalam vakuol di dalam sel, bentuk demikian
bentuk sendiri senyawa fosfat berenergi tinggi. disebut sebagai badan inklusi. Badan inklusi pada
Energi yang dibutuhkannya diambil dari sel hakikatnya merupakan mikrokoloni kuman di
hospes, oleh karena itu kuman ini juga disebut dalam sel hospes. Di dalam sel hospes dapat
sebagai parasit energi. terbentuk beberapa mikrokoloni kuman jika
terjadi fagositosis terhadap lebih dari satu badan
Siklus perkembangan elementer. Pematangan badan inisial menjadi
Chlamydia berkembang melalui beberapa sta- badan elementer disertai dengan meningkatnya
dium. Mulai dengan badan elementer yang sintesis DNA dengan cepat sehingga kadar DNA
infeksius. Berbentuk sferis dengan garis tengah dan RNA berimbang. Pada waktu sel hospes

272
Chlamydia 273

pecah, badan elementer tersebar ke luar dan sendiri oleh kuman dan bukan oleh sel hospes,
menimbulkan infeksi pada sel-sel hospes baru. karena ternyata pembentukannya dihambat
Siklus perkembangan Chlamydia memakan oleh penisilin. Pada umumnya Chlamydia yang
waktu 24 - 48 iam. menghasilkan glikogen jauh lebih peka terhadap
sulfadiazin dan sikloserin daripada yang tidak.
Komposisi kuman Hasil pewarnaan Lugol untuk mewarnai kuman
Chlamydia mempunyai dinding sel yang seruPa dalam biakan sel, kepekaanny^ sangat kurang
dengan dinding sel kuman negatif Gram. Kadar jika dibandingkan dengan hasil pewarnaan lain-
zat lemak relatif tinggi, terutama berupa fos- nya, karena glikogen hanya menyeraP Iodium
folipid. Dalam dinding sel terdapat peptidogli dalam salah satu fase saja dari siklus perkem-
kan y angmengandung asam muramat' Pemben- bangan Chlamydia.
tukan dinding sel dapat dihambat oleh penisilin
Antigen kuman
dan sikloserin. DNA pada badan elementer,
terkumpul di dalam inti, sedangkan pada badan Chlamydia mempunyai dua jenis antigen, yaitu
inisial, DNA tersebar di dalam sitoplasma. antigen grup dan antigen spesies. Kedua macam
Enam puluh persen badan elementer berupa antigen ini terdapat di dalam dinding sel. Anti-
protein, dan paling sedikit terdiri dari 18 jenis gen grup berupa lipopolisakarida yang tahan
asam amino. panas, nukleasa dan proteinasa, tetapi tidak tahan
terhadap periodat (KJO4) dan lesitinase. Seba-
Pewarnaan gian dari antigen grup dapat dipisahkan dengan
Dengan pewarnaan Giemsa, badan elementer deoksikolat. Antigen ini mengandung 2'keto'3
terlihat berwarna ungu, sedangkan badan inisial de o xy o ct an o ic a c id seperti lip op olisaka rida y ang

dan sitoplasma sel hospes berwarna biru. Dalam terdapatpada bakteri negatif Gram. Antigen grup
pewarnaan Gram Chlamydia bersifat negatif tidak dapat dipakai untuk identifikasi spesies
Gram. Untuk identifikasi kuman, hasil pewar- atau strain Chlamydia. Antigen ini dapat diten-

naan Giemsa jauh lebih penting daripada hasil tukan dengan tes pengikatan komplemen.
pewarnaan Gram. Dengan pe.warnaan Giemsa Antigen spesies tetap dalam dinding sel mes-
badan inklusi yang telah matang berupa masa kipun sebagian besar antigen gruP telah dilepas-
padat di dalam sitoplasma berdekatan dengan kan dengan fluorokarbon atau deoksikolat.
inti sel hospes dan terlihat berwarna ungu tua' Antigen ini dapat dimurnikan dengan cara imu-
sedangkan dalam pewarnaan Lugol, badan in- noadsorpsi, sebagian berupa protein yang dapat
klusi Cblamydia tracltomatis terlihat sebagai ditentukan dengan imunofluoresensi. Chlamydia
massa berwarna cokelat, karena mengandung tracltornatis terdiri darr 1.4 macam imunotip.
glikogen. Kemungkinan glikogen dihasilkan Imunotip A, B dan C merupakan penyebab
274 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

penyakit trakhoma yang klasik, imunotip D, E, mudah dengan cara senrrifugasi. Cara isolasi
F, G, H, I, J, K dan M merupakan penyebab Chlamydia dengan menggunakan biakan sel
konjungtivitis inklusi dan uretritis non spesifik, merupakan cara rercepat. Chlamydia juga dapat
sedangkan imunotip L I, il dan III merupakan berkembang biak di dalam kantong kuning
penyebab limfogranuloma venereum. Efek telur bertunas yang telah berumur 6-8 hari.
toksik kuman ada hubungannyadengan antigen. Cara isolasi yang terakhir memerlukan banyak
Cara netralisasi efek toksik kuman dengan waktu. Seperti halnya beberapa bakteri lainnya,
serum anti spesifik, dapat digunakan untuk Chlamydia )uga dapat melakukan metabolisme
menentukan imunotip kuman. endogen, tetapi hanya sampai batas-batas ter-
Chlamydia juga mempunyai hemaglutinin tentu. Kuman juga dapat membentuk COz dari
yangsangat labil yang dapat menggumpalkan sel glukosa, piruvat arau glutamat, selain- itu juga
darah merah ayamdantikus. Efek hemaglutinasi mempunya i enzim dihidro genasa.
dapat dihambat oleh antibodi grup.
Daya tahan kuman
Metabolisme dan pertumbuhan Aktivitasnya mudah dihambat dengan pema-
Karena tidak memiliki sistem enzim penghasil nasan. Infektivitasnya hilang setelah dipanaskan
energi sendiri, maka Chlamydia harus menye- pada suhu 60"C selama 10 menit. Meskipun
suaikan diri terhadap lingkungan intraseluler. pada suhu 37oC,jika dibiarkan selama 3-I2 jam,
Energi yang diperlukannya diambil dari sel maka sebagian aktivitasnya akan hilang. Dalam
hospes, misalnya benrpa ATP yang merupakan proses liofilisasi (freeze drying) sebagian besar
senyav/a fosfat berenersi tinggi. Chlamydia infektivitasnya hilang, tetapi dalam keadaan ini
tahan terhadap fagositosis, tidak terpengaruh kuman dapat berrahan bertahun-tahun. Dalam
oleh enzim lisosom dan dapat menghambat sin- eter kuman hanya dapat benahan 30 menir,
tesis DNA sel hospes. Pada sel hospes terdapat sedangkan dalam fenol 0,5olo masih dapat ber-
tempat lekat tertentu untuk Chlamydia, jika tahan selama 24 jam. Antibiotika dapat meng-
bagian ini dihilangkan, maka kuman akan sukar hambat perkembangan Chlamydia. Penisilin
masuk ke dalam sel. Chlamydia dapat berkem- dan sikloserin sebagai penghambat dinding sel
bang di dalam biakan sel, misalnya dari sel HeLa dapat menyebabkan kelainan bentuk, tetapi
atau sel McCoy. Dalam sel HeLa akan lebih untuk pemakaian di klinik terbukti tidak efektif.
mudah tumbuh jika ke dalam cairan perbenihan Tetrasiklin dan eritromisin sebagai penghambat
ditambahkan dietlrylaminoetbyl (DEAE) dex- sintesis prorein, terbukti efektif baik untuk
tran, sedangkan untuk sel McCoy dengan Co50 pemakaian di klinik araupun di laboratorium.
juga memudahkan tumbuhnya kuman di dalam Aminoglikosida dan polimiksin kurang efektif
sel. Inokulasi kuman ke dalam sel dapat diper- untuk kuman ini.
Chlamydia 275

Hubungan kuman-hospes penyebab psittacosis pada manusia, ornitosis


Dalam suatu infeksi Chlamydia, acap kali dapat pada burung atau pneumonitis pada kucing.
dicap ai keseirnb an g afl antar a kuman dan ho spes, 2. Cblamydiatrachomatis
sehingga sebagai akibatnya kuman dapat mene- Membentuk badan inklusi intrasitoplasma
tap terus dalam hospes untuk waktu yanglama yangpadat dan mengandung glikogen. Pada
atau bahkan seumur hidup. Dalam tubuh hospes umumnya peka terhadap sulfonamida. Dapat
terbentuk antibodi yang hanya memberikan menyebabkan pneumonitis pada tikus. Pada
sedikit efek protektif. Pemberian antibiotika manusia dapat menyebabkan penyakit tra-
yang cukup lama dapat membasmi kuman dalam koma, konjungtivitis inklusi, uretritis non-
tubuh hospes, namun pemberian pengobatan spesifik, salpingitis, servisitis, pneumonitis
dalam waktu dini yang diberikan dalam dosis pada bayi dan lymphogranuloma venereunT
yang kurang kepada penderita yang telah lama (LGV).
sakit, dapat menekan penyakitnya, tetapi di sam-
ping itu juga dapat memberikan kesempatan Penyebab LGV dapat menimbulkan infeksi
kepada kuman yang bersangkutan untuk terus pada tikus jika disuntikkan intraserebral, se-
menetap di dalam jaringan tubuh hospes. dangkan penyebab trakhoma dan konjungtivitis
Imunisasi dengan kuman yang masih hidup inklusi tidak. Kemati^n y^ng mendadak setelah
atau yang telah diinaktifkan dapat mencegah penyuntikan intravena kuman penyebab tra-
kematian karena efek.toksik, tetapi tidak dapat khoma dan konjungtivitis inklusi, terjadi sebagai
mencegah infeksi; hanyajika terjadi infeksi, ge- akibat intoksikasi (toxic death). Jika sebelumnya
jala penyakir yangtimbul menjadi lebih ringan. tikus telah diberikan imunisasi dengan strain
kuman yang sama, maka peristiwa tersebut tidak
Klasifikasi
akan terjadi. Kenyataan ini dapat dimanfaatkan
Chlamydia dapat dibeda-bedakan atas dasar
untuk penentuan kuman, yaitu dengan cara
patogenitas dan jenis hospes yang diserangnya.
yang disebut mouse toxicity preoention test.
Pembedaan antigen antaralain dapat ditentukan
atas dasar reaksi antigen-antibodi dengarl cara Trakhoma
imunofluoresensi, netralisasi toksin dan sebagai-
Trakhoma dan konjungtivitis inklusi merupa-
nya.Dua spesies yang terpenting adalah:
kan penyakit yang sama-sama mengenai mata
1. Chlamydia psittaci bagian luar. Penyakit ini disebabkan oleh
Membentuk badan inklusi intrasitoplasma Chlamydia trachomatis dari golongan Trachoma
yang terseb ar secara difus dan tidak me- Inclusion Conjunctioit^ (TRIC). Pada hakikat-
ngandung glikogen. Pada umumnya tahan nya penyakit ini hanya menimbulkan infeksi
terhadap sulfonamida. Dapat merupakan pada manusia, tetapi luga dapat ditularkan pada
276 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

p rimata tertentu den gan gei ala y ang rin gan.


Jika mengikat komplemen yangluga dapat bereaksi
diinokulasikan secara intranasal pada tikus, dengan antigen psittacosis atau sejenisnya. Kea-
dapat menyebabkan pnuemonia fatal. Penyakit daan ini menunjukkan bahwa tes pengikatan
trakhoma sudah dikenal seiak zaman dahulu, komplemen tidak cukup khas untuk diagnosis
merupakan penyakit yang eral hubungannya dan tidak dapat membedakan trakhoma dari
dengan kemiskinan dan sebagai saiah satu Penye- konjungtivitis inklusi. Kesulitan ini dapat diatasi
bab kebutaan. Tracboma berasal dari perkataan dengan tes mikroimunofluoresensi.
Yunani yang arlinya hasar, suatu kenyataan
yang sesuai dengan gambaran konjungtiva yang Konju ngtivitis inklusi
terkena infeksi. Penyebab utama dari penyakit Konjungtivitis inklusi atau inclusion blenorrhea
ini terdiri dari Chlamydia trachomatis rmunotip atau slaimnting pool conjunctiaitis merupakan
A, B dan C. konjungtivitis benigna y ang dapat dijumpai pada
Pada penderita trakhoma dapat ditemukan bayi yang baru lahir atau pada orang dewasa.
hipertrofi folikuler dari konjungtiva tarsalis Secara klinis berbeda dari trakhoma karena
bagian atas. Jika penyakitnya bertambah berat tidak dijumpai pannus dan parut pada kornea.
akan terlihat reaksi peradangan yang ditandai Meskipun dianggap sebagai self limiting disease
dengan hipertrofi papuler atau folikuler kon- namun penyakit ini dapat menetap selama bebe-
jungtiva dan akan terlihat adanyaeksudat muko- rapa bulan atau bahkan bertahun-tahun pada
purulenta 50olo kasus trakhoma disertai infeksi orang dewasa.
sekunder oleh bakteri lain. Pada kerokan bahan Kuman penyebab penyakit ini dapat ditanam
folikel akan ditemukan sel-sel epitel kornea dan pada kantong kuning telur bertunas dan mem-
konjungtiva yang mengandung badan inklusi bentuk badan elementer. Bahan pemeriksaan
intrasitoplasma. Pada kornea terlihat vaskula- dapat berasal dart cervix seorang ibu atau mata
risasi, kemudian dapat terbentuk pannus dan seorang bayi. Hasil biakan tersebut dapat me-
parut sekunder yang dapat mengakibatkan nyebabkan konjungtivitis mukopurulenta pada
kebutaan total ataupun sebagian. kera cynomolgus, tetapi tidak mempengaruhi
Penyakit ini dapat diobati dengan sulfona- kornea. Kuman ini juga dapat ditanam pada
mida atau tetrasiklin, tetapi memerlukan peng- biakan sel dan nampak sangat serupa dengan
obatan jangka panjang dengan penyembuhan penyebab trakhoma. Mikroorganisme penyebab
yang kurang sempurna. Kekebalan yang ditim- penyakit ini termasuk Chlamydia tracbomatis
bulkannya kurang efektif, yang terbukti dengan imunotip E sampai dengan K.
sering dijumpainya reinfeksi atau relaps. Pen- Masa tunas pada bayi yang baru lahir antara
derita menunjukkan hasil tes Frei negatif. Dalam 5-t2hari. Penyakit ini timbul secara mendadak
tubuh penderita terbentuk antibodi yangdapat dan ditandai dengan infiltrasi konjungtiva dari
Chlamydia 277

kelopak mata bagian bawah yang disertai dengan nimbulkan infeksi pada traktus urogenitalis yang
eksudat purulenta. Konjungtiva terlihat mene- ditularkan lewat kelamin. Badan inklusi dapat
bal, terdapat infiltrasi sel polimorfonuklear pada ditemukan dalam kerokan traktus urogenitalis
jaringan epitel dan teriihat adanyabadan inklusi ibu dari bayi y angsakit, infeks inya padaumum-
basofilik intrasitoplasma yang tidak dapat di- nya terbatas pada muara serviks bagian luar dan
bedakan dari trakhom a. Badan inklusi sebaiknya pada epitel transisi yang secara histologi serupa
dicari daribahan yang berasal dari kerokan epitel dengan epitel konjungtiva.
dan bukan dari eksudat. Kadang-kadang penyakit- Infeksinya pada seorang wanita mungkin
nya berat, dengan pembentukan pseudomem- tidak mengakibatkan gejala apapun, tetapi
bran, namun secara klinis masih mudah dibeda- sebaliknya menimbulkan gejala uretritis pada
kan dari gonorrhoea. Stadium akut berlangsung seorang pria. Bayi pada waktu lahir terkena
dua minggu, kemudian gejalanyamenurun secara infeksi dari ibunya, sedangkan orang dewasa
bertahap, tetapi kelainan kornea tidak kembali seringkali terkena infeksi di kolam renang yang
normal dalam beberapa bulan dan dapat tetap telah tercemar oleh seseorang dengan infeksi
menunjukk an adany a rnfiltrasi selama satu tahun. pada traktus urogenitalisnya.
Pada orang dewasa penyakit ini timbul Konjungtivitis inklusi dapat merupakan penya-
sebagai konjungtivitis folikuler yang akut dengan kit j ab atan dar r p ar a ahli kebidan an dan p enyakit
sedikit sekret dan pembesaran ringan kelenjar kandungan. Serum penderita memberikan hasil
periokuler. Folikel yang ditemukan terlihat sama tes pengikatan komplemen positif dengan anti-
dengan yang ditemukan pada trakhoma, tetapi gen grup, tetapi cara ini tidak dapat dipakai
hipertrofi lebih nyata terlihat pada kelopak mata untuk diagnosis. Penyakit pada bayi tidak dapat
bagian bawah, tidak ada perubahan pada kornea dicegah dengan pemberian perak nitrat, tetapi
dan pada pemeriksaan mikroskopik bahan foli- penyakitnya dapat diobati dengan sulfonamida
kuler tidak menunjukkan perubahan nekrotik. atau tetrasiklin yang diberikan secara topikal.
Penyakit ini secara klinis sukar dibedakan dari
lnfeksi genital
bentuk konjungtivitis folikuler akut lainnya,
sehingga diagnosis haius ditegakkan atas dasar Chlamydia trachomatis dari golongan TRIC me-
adanya badan inklusi. Penyakit ini pada orang rupakan penyebab uretritis non spesifik (NSU =
'$flanita
dewasa dapat sembuh spontan tanpa mening- non spesifi.c uretbritis). dapat mengan-
galkan kelainan pada kornea ataupun konjung- dung kuman ini dalam waktu lama tanpa me-
tiva, tetapi penyakitnya cenderung berlangsung nunjukkan gelala-gelaIa pada traktus urogenita-
lebih lama darrpada yarg terdapat pada bayr. lisnya. Penderita gonorrhoea setelah mendapat
Meskipun sebenarnya penyakit ini merupa- pengobatan penisilin sering menderita NSU.
kan penyakrt pada mata, namun dapat pula me- 4Oo/o darr NSU disebabkan oleh Chlamydia
278 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

tracbomatis golongan TRIC (fracb oma Inclusion artritis, kelainan konjungtiva dan gejala-gejala
Conjunctiviti). terkenanya susunan saraf pusat.
Pada stadium ketiga timbul sindroma ure-
Ly m p hog ra n u I o m a ve ne re u m trogenitoperineal. Pada wanita dapat ditemukan
Lymphogranuloma penereum atau LGV merupa- elefantiasis nondestruktif dari labia dan klitoris
kan penyakit venerik yang disebabkan oleh yang disebut estiomene, sedangkan pada pria
Chlamydia trachomatis imunotip L I, il dan III. dapat ditemukan kelainan pada penis dan
Penyakit ini juga disebut clirnatic bubo, tropical skrotum. Jika rektum dan anus terkena dapat
bubo, lymphopathia aenereum atau lympbogra- mengakibatkan terjadinya stenosis arau srrikrura
nuloma inguinale. Lymphogranulorna ingwinale pada rektum. Penyakit ini dapat diobati dengan
harus dibedakan dari granuloma inguinale, sulfonamida atau tetrasiklin.
karena yang terakhir bukan disebabkan oleh Binatang percobaan. Jika kuman diinoku-
Chlamydia tracbomatis melainkan oleh Dono- lasikan secara intraserebral pada rikus, akan ter-
aania granwlornatis. Penyakit ini banyak dite- j adi leptomenin gitis den gan
gej ala-gejala inko o r-
mukan di daerah tropis dengan alasan yang dinasi, lemas dan paresis, selanjutnya 3Oo/o dart
masih kurang jelas, apakah ada hubungannya tikus tersebut akan mati. Jika kuman diinoku-
dengan iklim yang panas dan lembab ataukah lasikan secara intranasal dapat terjadi pneumo-
karena keadaan sosial ekonominya yang masih nitis, tikus dapat mati dalam waktu 1 minggu.
rendah. Pada penyakit ini lesi primer berbentuk Pada pemeriksaan akan ditemukan alveolitis des-
vesikuler atau herpetiformis, terdapat pada glans kuamativa den gan p er adangan noduler di sekitar
penis atau pada praeputium, pada labium bagian kapiler dan saluran getah bening, sedangkan
posterior, dinding vagina atau serviks, kadang- kuman penyebabnya dapat ditemukan di dalam
kadang dapat ditemukan di dalam uretra atau di jaringan yang terkena.
daerah anus. Jika vesikel pecah akan mening- Penyakit ini dapat ditularkan pada kera jika
galkan parut. Lesi tersebut tidak sakit dan kuman diinokulasik an p ada p r dep ut iuft]ny a, ke-
seringkali sukar ditemukan. Pada stadium kedua lenjar getah bening atau jarrngan rektum. Pada
terjadi invasi sistem getah bening. Kelenjar getah binatang tersebut akan teijadi reaksi peradangan
bening setempat terkena, temtama kelenjar yang khas. Kera juga dapat ditulari penyakit
inguinal, sedangkan pada wanita luga disertai dengan inokulasi kuman secara intraperitoneal,
kelenjar-kelenjar getah bening di daerah pelvis, intraokuler atau intranasal, tetapi tidak secara
membesar, tidak nyeri dan membentuk bubo. intravena atau intraserebral.
Kemudian timbul gejala-gejala umum dan Imunitas: Infeksi yang tidak diberikan peng-
setempat, demam dan sakit-sakit seluruh tubuh, obatan cenderung untuk menahun, kuman pe-
bahkan pada beberapa kasus dapat ditemukan ny ebabnya akan menetap berrahun-tahun. Tidak
Chlamydia 279

banyak diketahui renrang adany aimunitas aktif. memberikan hasil res yang jauh lebih spesifik.
Terbentuknya antibodi dapar diketahui dengan Hanya karena pembuatannya sukar, maka anti-
tes pengikatan kompiemen. Hasilnya akan lebih gen ini belum dapat dipakai secara umum.
khas, jika serum penderita terlebih dahulu di Tes Frei dikerjakan dengan menyunrikkan
adsorpsi dengan antigen heterolog. Serum pen- ,: .: ::,; antigen secara intradermal (intrakutan)
derita sifiiis pun dapat memberikan hasil tes pada lengan bawah kiri, sebagai kontrol pada
positif yang tidak khas. Serum dengan titer ., ," lengan kanan disuntikkan larutan kantong kuning
yang disertai gambaran klinis yang khas diang- telur normal atau garam faal (tergantung dari
gap mempunyai nilai diagnostik, peningkatan antigen yang dipergunakan). Hasil tes dibaca
titer dianggap mempunyai nilai yang lebih setelah 48-96 jam. Hasilnya positif jika timbul
tinggi. Antibodi spesifik dalam serum penderita nodul inflamasi pada tempat sunrikan dengan
dapat ditentukan dengan tes mikroimunofluo- garis tengah paling sedikit 6 mm lebih lebar
resensi. darrpada tempar suntikan kontrol. Eritem yang
Adanya hipersensitivitas pertama kali dike- timbul ditempat suntikan tidak ikut dinilai.
tahui oleh Frei, yaitu berupa reaksi tipe lambat Epidemiologi. Penyakit ini tersebar di selu-
terhadap suntikan intradermal bahan yaflg me- ruh dunia dan terurama ditemukan pada
ngandung kuman. Hipersensitivitas akan ber- golongan dengan keadaan sosial ekonomi ren-
kembang 1-6 minggu setelah infeksi dan dapat dah. Pada umumnya ditularkan lewat hubungan
tetap positif seumur hidup. Reaksinya dapat men- kelamin. Dikenali adanya infeksi mara dengan
jadi negatif selama pengobatan dengan sulfon- sindroma okuloglanduler. Infeksi primernya
amida. Antigen Frei asli berupa larutan pus yang dapat ditemukan dalam rongga mulut, berupa
diencerkan l/5 dengar air garam faal dan diste- lesi vesikuler yangtidak nyeri dan dapat disertai
rilkan dengan pemanasan. Antigen yang diolah pembengkakan lidah. Dapat terjadi infeksi pada
dari otak tikus yang telah terkena infeksi tidak perawat yang bertugas membersihkan penderita
memberikan reaksi yang khas, oleh karena itu atau pada ahli bedah yang melakukan ekstirpasi
tidak dapat dipakai. Sebagai gantLnyadapat dipa- kelenjar.
kai antigen yang diolah dari kantong kuning
telur yang telah diinokulasi dengan kuman, bahan Psittacosrs (Ornithosis)
ini disebut antigen Lygranum. Hasil tes ini tidak Psittacosis merupakan penyakit pada burung
khas untuk LGV, karena antigen grup ikut serta yang dapat ditularkan kepada manusia. Kuman
di dalamnya, sehingga penderita dengan infeksi penyebabny a, Chlamydia psittaci, masuk ke dalam
Chlamydia lainnyapun dapat memberikan hasil tubuh manusia lewat traktus respiratorius. Dalam
tes yang positif. Suatu modifikasi beberapa anti- iangka waktu dua rninggu kuman dapat ditemu-
gen dengan cara ekstraksi asam, ternyata dapat kan di dalam darah, jika paru-paru pasien mulai
280 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

terkena, maka kuman juga dapat ditemukan di annya dapat terhambat samp ai 2-40 hari atau
dalam dahak. bahkan dapat tertekan sama sekali. Serum pasien
Psittacosis menimbulkan bercak-bercak pera- infeksi Chlamydia lainnya juga dapat mem-
dan gan pada p aru-p aru, bagian-b agian yan g telah berikan hasil tes pengikatan komplemen yang
menyembuh terlihat berbatas tegas. Eksudat ter- positif dengan antigen psittacosis. Pasien dapat
utama mengandung sel-sel mononuklear. Pada tetap menunjukkan titer yang tinggi selama
bronkus hany a ditemukan kelainan sedikit. Lesi berbulan-bulan, bahkan pada seorang karier
serupa dengan pneumonitis yang disebabkan dapat tetap menunjukkan titer yang tinggi
oleh virus atau Mycoplasma. Hati, limpa, jan- selama bertahun-tahun. Sementara itu imunitas
tung dan ginjal sering mengalami pembesaran yang timbul bersifat tidak lengkap.
dan kongesti. Tetrasiklin merupakan obat pilihan, kuman
Masa tunas rata-r^ta 10 hari. Penyakitnya tidak peka terhadap obat-obat golongan amino-
berlangsung secara mendadak, terjadi malaise, glikosida dan kebanyakan strain tidak peka ter-
demam, tidak napsu makan, fotofobia dan sakit hadap sulfonamida. Meskipun pemberian anti-
kepala hebat. Penyakitnya mungkin tidak ber- biotika dapat menghilangkan gejala kliniknya,
kembang lebih lanjut dan pasien mulai mem- namun tidak selalu berarti bahwa pasien telah
baik dalam beberapa hari. Pada kasus yang berat, bebas dari kuman penyebabnya, sehingga
tanda-tandapneumonia mulai timbul pada akhir sebagai akibatnya pasien bersangkutan dapat
minggu pertama. Gambaran klinisnya dapat menjadi seorang karier. Strain kuman juga dapat
menyenrpai influenza, pneumonia atipis atau menjadi resisten terhadap obat, namun jelas
demam tifus. Pada orang tua mortalitasnya dapat dengan diperkenalkannya pengobatan antibio-
mencapai20o/o. tika, mortalitasnya menurun dart 20o/o menjadi
Bahan pemeriksaan dapat berasal dari darah 2o/o. Kematian pada umumnya terjadi pada
atau dahak, sedangkan dari pasien yang telah pasien yang berumur 40-50 tahun.
meninggal dapat diambil j aringan paru-parunya. Epidemiologl. Kuman masuk ke dalam tubuh
Bahan pemeriksaan diinokulasikan pada tikus manusia lewat traktus respiratorius. Bahan
secara intra-abdominal, pada kantung kuning infeksius yang berasal dari hewan, misalnya tinja
telur bertunas atau pada biakan sel. Kuman yang yang telah mengering, secara tidak sengaja ter-
berhasil ditemukan diidentifikasikan dengan anti hisap ke dalam paru-panr manusia. Penularan
serum standar dengan cara pengikatan kom- langsung secara kontak dengan binatang yang
plemen, teknik fluoresensi z t anti, atau dengan telah terkena infeksi, jarangterjadi. Kakatua dan
tes netralisasi pada tikus. Dalam waktu 10 hari burung parkit merupakan reservoir utama. Jika
mulai terbentuk antibodi dalam tubuh pasien, burung-burung ini dipelihara di dalam kandang,
dengan pemberian antibiotika pembentuk- dapat merupakan sumber penyakit yang ende-
Chlamydia 281

mis dalam suatu peternakan unggas. Kemung- resisten terhadap antibiotika tersebut. Vaksin
kinan adanyabinatang mengerat sebagai sumber untuk ornithosis ternyata tidak bermanfaat.
infeksi bagi manusia, masih belum diketahui Unggas yang dikirim, terlebih dahulu diamati di
dengan pasti. Dalam keadaan tertentu infeksi dalam karantina, yang terkena infeksi segera di-
dapat ditularkan dari manusia ke manusia, hal matikan. Untuk menentukan adanya ornitbosis
yang demikian dapat terjadi di rumah sakit, pada kalkun, ada yang menganjurkan pemakaian
misalnya penularan dari pasien kepada petugas tes intradermal. Kepada para pekerja dalam
yang merawatnya. Karena sangat kontagius, suatu peternakan unggas hendaknya dilakukan
maka sering terjadi penularan di laboratorium pemeriksaan kesehatan secara berkala dan
Pencegahan. Untuk pencegahan ke dalam diberikan perlindungan terhadap kemungkinan
makanan unggas dapat ditambahkan tetrasiklin. terkena infeksi dari bahan-bahan infeksius yang
Carayangdemikian ada kurang baiknya, karena berasal dari lingkun gan kerjanya.
dapat mempercepat timbulnya kuman yang
MYCOPLASMA
Suharno Josodiwondo

ORDO : Mycoplasmatales agak datar, pinggirnya bening (translwscent), bagian


FAMILI : Mycoplasmataceae tengah keruh din granuler. Kuman tumbuh jauh
GENUS : Mycoplasma ke dalam agar danmembentuk penampilan seba-
gal .
Permukaan koloni dapat meng-
Dahulu disebut Pleuropneumonia-Like Organis m adsorpsi sel darah merah. Membentuk zona
(PPLO). Bersifat negatif Gram. Merupakan pro- hemolisis. Tumbuhnya sangar lambat, 5-10 hari
kariota paling kecil dan paling sederhana yang atau bahkan lebih.
masih dapat melakukan . Bersifat
Beberapa spesies yang dapat menimbulkan
sangat pleomorf, karena tidak mempunyai din-
ding sel yang kaku dan hanya terbungkus oleh penyakit pada manusia:
tiga lapis membran. tr[ycoplasma pneurnoniae merupakan penye-
-
Micoplasma peka terhadap tetrasiklin dan bab Primary Atypical Pneumonia.
eritromisin, tetapi tahan terhadap penisilin, sefa-
- fulycoplasma hominis merupakan flora nor-
losporin dan vankomisin. Dapat tumbuh/ber-
mal traktus urogenitalis. Dapat menimbulkan
kembang biak dalam perbenihan tanpa sel, dan
acute afebrile respiratory illness dengan eksudat
pertumbuhannya dihambat oleh antibodi spesifik.
pada tenggorokan dan tonsil.
Kuman ini mempunyai afinitas terhadap membran
Ureaplasma urealyticum dahulu disebut Myco-
sel hospes (dari saluran kemih atau saluran napas). -
Pada umumnya bersifat anaerob fakultatif, suhu plasma T Strain. Untuk tumbuhnya perlu urea
pertumbuhan optimum ,: '' : , dan pH opti- 10olo.Merupakan flora normal traktus uro-
mum 7. Untuk tumbuhnya perlu kolesterol dan genitalis, dapat menyebabkan uretritis dan
asam iemak rantai panjang, sedangkan sumber prostatitis. Pada wanita kuman ini juga dapat
energi utama didapat dari glukosa atau arginin. menyebabkan korioamnionitis, sehingga pada
ibu hamil dapat mengakibatkan kelahiran bayi
Koloni kuman dengan berat badan rendah. Kuman ini peka
Ukuran koloni kuman sangat kecil, garis tengah- terhadap obat golongan aminosiklitol, misal-
nYa antara , berbentuk bundar nya spektinomisin.

282
Mycoplasma 283

Pemeri ksaan laboratorium stitialis dan peribronkialis atau bronkiolitis dengan


nekrosis. Pada pemeriksaan darah terlihat jum-
Bahan pemeriksaan dapat berasal dari usap teng-
lah leukosit dan hitung jenis normal. Dari hasil
gorok, sputum, eksudat, sekresi saluran napas'
uretra dan genitalia. Pemeriksaan mikroskopik
kultur sputum dan usap tenggorok' Mycoplasma
ditemukan pada awal penyakit. Dengan cara imu-
langsung tidak mudah, sehingga perlu pembiakan.
nofluoresensi, kuman dapat ditemukan dalam
Kultur pada perbenihan padat suhu 3ZoC perlu
sel mononuklear dari usap tenggorok. Antibodi
waktu 3-10 hari. Kultur pada perbenihan cair
dapat dideteksi dengan reaksi pengikatan kom-
perlu waktu 48-96 jam, dan untuk itu dapat
plemen, imunofluoresensi, hemaglutinasi, dan
dipakai perbenihan beart infusion pepton broth
hambatan pertumbuhan kuman.
dengan agar 2o/o dan cairan asites 30olo, serum
Sebagai reaksi tidak spesifik dapat dijumpai
kuda atau kelinci.
adanya cold hernagglutinin terhadap golongan
Untuk pemeriksaan serologik digunakan tes
darah O (50"/"). Pada pasien yang tidak diobati,
pengikatan komplemen dengan antigen gliko-
lipid hasil ekstraksi biakan Mycoplasma dengan titernya terus meningkat setelah minggu sakit ke
kloroform metanol. Tes hambatan hemagluti- m/IV. Titer t/32 ke atas menyokong diagnosis
infeksi Mycopl as m a pn ew mon ia e.
nasi dengan menggunakan tanned red celk yang
telah diolah dengan antigen Mycoplasma. Selain
Untuk pengobatan dapat diberikan tetrasi-
itu juga ada tes imunofluoresensi indirek. klin atau eritromisin, vaksinasi hanya memberi-
kan sedikit perlindungan (a5-67o/.). Perlu diketa-
Primary Atypical Pneumonia hui bahwa infeksi Mycoplasma pneumoniae ber'
Mycoplasma pneumoniae merupakan penyebab sifat endemik dan dapat ditemukan di seluruh
yang utama, selain itu juga dapat disebabkan dunia.
Y trus,
oleh virus artar alain adenovirus, infl uen za
respiratory synqttial virus. Penyebab lainnya Bentuk kuman dengan kelainan pada din-
Chlamydia dan Rickettsia (Coxiella bwrnetii). ding sel (wall-defective microbial forms)
Perlu dibedakan dari pneumonia lobaris yang Dinding sel kuman atau sebagian dari kompo-
disebabkan oleh pnemokokus. nennya dapat dihilangkan secara hidrolisis
Masa tunas 1-3 minggu, secara klinis dapat dengan menggunakan lisozim, atau dengan cara
dijumpai keluhan rasa lesu, demam, sakit kepala, menghambat biosintesis peptidoglikan dengan
sakit tenggorokan, batuk dan nyeri dada. Dalam menggunakan antibiotika misalnya penisilin.
sputum dapat dijumpai bercak-bercak darah. Sebagai akibatnya dapat terbentuk protoplas
Pada foto toraks dapat dijumpar patcl'ry pneu' atau sferoplas yang berbentuk sferis yang dapat
monic process, sedangkan secara patologi anato- tetap utuh dalam larutan hipertonis (osmotik
mik dapat dijumpai gambaran pneumonitis inter- sensitif). Tidak bergerak, tidak membelah, dan
284 Buku Ajar Mikrobiologi Kddokteran

tidak membentuk dinding sel baru. Pada umum- Streptobacillus moniliformis. T erbentuk karena
ny a tahan terhadap bakteriofaga. suhu rendah, adanya bakteriofaga, penisilin, atau
Protoplas pada umumnya berasal dari kuman serum anti. Berupa massa plotoplasma lunak
positif Gram. Pada permukaannya tidak terda- berbentuk sferis besar (sebesar leukosit) atau
pat komponen dinding sel, hanya ada membran sebagai granula sangar kecil 0,175-0,25 prm.
sitoplasma. Sferoplas terutama berasal dari kuman Secara morfologik sempa Mycoplasma, tetapi
negatif Gram, pada permukaannya masih ter- dalam perbenihan cair tidak tumbuh arau tum-
dapat komponen dinding sel berupa polisakarida buh kembali seperti kuman asalnya. Bentuk L
dan lipoprotein. tidak menimbulkan masalah di klinik, karena
Varian fase-L (L-form bacteria) dapat terjadi sensitif terhadap antibiotika dengan efek pro-
pada Proteus rsulgaris, Escbericbia coli, bebe- teolitik, misalnya tetrasiklin atau eritromisin.
rapa jenis Haemophilus dan Salmonella sp. dan
Bagian lV

VIROLOGI DASAR

285
286 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
PENDAHULUAN
Agus Syahrurachman

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh vrrus penyelidikan terpisah menemukan virus yang
telah digambarkan beberapa abad yang lalu di menyerang bakteri dan diberi nama bakte-
dalam data-data arkeologik. Misalnya pada 400 r rofaga; 1 9 3 3 ditemukan virus tumori genik p ada
S.M. Aristoteles menemukan penyakit rabies, mammalia oleh Shope dan1934 Rous serta Reard
penyakit viral pertam a pada binatang yang dike- menunjukkan bahwa virus-virus lersebut dapat
tahui, dan yang oleh Celius Aureliarus disebut menyebabkan tumor pada binatang.
sebagai lrydropbobia. Sejak saat itu perkembangan virologi menjadi
Namun demikian, sampai beberapa abad lebih pesat. Tercatat dalam sejarah beberapa
kemudian virus sebagai penyebab penyakit belum penemuan yang memberi landasan yang kokoh
dapat ditemukan. Eksistensi virus baru dike- dalam virologi. Dalam bidang morfologi misal-
tahui pada akhir abad 19. Dmitri Iwannowski nyaLuna dan Anderson pada tahun 1942 mem-
pada tahun 1892 mungkin merupakan orang penunjukkan penggunaan mikroskop elektron
pertama yang melaporkan penularan infeksi untuk melihat morfologi partikel virus; \Tilliams
oleh filtrat saringan bakteri pada tembakau dan dan \Tyckoff pada tahun 1944 mempergunakan
menyebabkan penyakit mosaik pada tanaman teknik sbadow casting pada penelitian virus
tersebut. Pada tahun 1898 Martinus Beijerink dengan mikroskop elektron.
menyat akan b ahwa p enyeb ab inf eksi p ada frltr at Dalam bidang reproduksi virus tercatat fuvers
suci bakteri tersebut adalah hidup dan tak ber- pada tahun L928 yangmenyatakan bahwa untuk
bentuk partikel, serta memb erurtya nama Con- reproduksi virus diperlukan sel hidup; Good,
tagium ,uirtum fluidum atau 'uirus yang berarti Pasteur dan kawan-kawan menemukan teknik
racun. pembiakan virus dalam telur ayam bertunas pada
Kemudian berturut-turut pada tahun 1900 tahun 1946 dan dikembangkan oleh Beveridge
ditemukan virus demam kuning oleh \flalter dan Burnet untuk mengasingkan dan membiak-
Reed; 1906 ditemukan partikel virus vaccinia kan virus rnfTuenza, yang selanjutnya berkem-
oleh Paschen yang kemudian terkenal dengan bang lagi menjadi teknik hitung bintik (pock
nama badan elementer Paschen; Twort pada cownting tecbnique) dengan menghitung pock
tahun 191.5 danD'herelle pada tahun 1917 dalam forming unit (PFTJ) untuk menetapkan potensi

287
288 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

virus vaccinia-variola. John Enders pada tahun yang terkecil dan tersederhana adalah protozoa,
1952 berhasil membiakkan virus Poliomielitis sel ragi dan beberapa jenis jamur, kuman,
yang neurotropik di dalam biakan jaringan sel mikoplasma, riketsia dan klamidia. Mikro-
'kera; Renato Dulbecco menemukan teknik pla4ue organisme tersebut di atas disebut mikro-
untuk menentukan titer infektivitas virus secara organisme sejati, sebab selain mengandung
in vitro dengan menghitung plaque forming unit DNA'sebagai sumber informasi generik, juga
(PFU). Dalam bidang imunologi tercatat Hirst mempunyai peralatan sendiri untuk memben-
pada tahun 1941 menemukan fenomena hema- tuk makromolekul dan energi seperri asam
glutinasi pada virus inflienza, kemudian Thei- ,rrrtl."r, protein, karbohidrat dan lipid untuk
ler dan Smith, Sabin dan Enders berturut-turut keperluan pertumbuh an danmengadakan repro-
berhasil mengembangkan vaksin virus demam duksi dengan pembelahan biner.
kuning, virus poliomielitis dan virus morbili. Virus ternyata menempati tempat khusus,
Berbagai penemuan baru dalam bidang viro- bukan hanya karena strukturnya sederhana dan
logi terus terjadi, walaupun demikian masih ukurannya yang terkecil sehingga tidak dapat di-
banyak t^nt^ngan yang dihadapi untuk meme- lihat dengan mikroskop biasa, tetapi juga karena
cahkan persoalan-persoalan penyakit akibat in- sifat-sifatnya yang khusus. Asam nukleat virus
feksi virus, baik dalam bidang patogenesis, diag- dapat berantai tunggal atau ganda, RNA atau
nosis, pengobatan, pencegahan maupun rehabili- DNA; virus tidak mempunyai ribosom, mito-
tasinya. kondria atau organel lainnya untuk membentuk
Virus sampai sekarang diketahui merupakan protein dan energi.
organisme terkecil dan berdasarkan trofismanya Berbeda dengan mikroorganisme lain, virus
dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu: tidak dapat tumbuh dan berkembang biak pada
l. Virus binatang, untuk selanjutnya yang media mati. Pertumbuhan dan perkembangannya
dibicarakan hanya golongan virus ini. memerlukan sel hidup. Hal ini karena kom-
2. Virus tanaman tinggi ponen virus dibuat dengan bantuan peralatan sel
3. Virus bakteri dan jamur seperti bakteriofaga hospes/pejamu .yang diserangnya. Karena itu
yang menyerang bakteri, aktinofaga y^ng virus merupakan parasit obligat intrasel. Pem-
menyerang actinomyce s, zimof.aga yang me- bentukan komponen virus tersebut dimungkin-
nyerang jamrr, sianofaga yang menyerang kan karena virus yang merupakan parasit pada
rydnoplryceae. tingkat genetis, setelah menginfeksi sel, genom-
nya akan mempengaruhi kontrol mekanisme
Berdasarkan besar dan kemajemukaflnya, sintetik sel hospes.
mikroorganisme bersel tunggal dapat disusun Perbedaan virus dan mikroorganisme
^ntara
mulai dari yang terbesar dan termajemuk sampai lain dapat dilihat pada Tabel 28.1. Seperti yarrg
Pendahuluan 289

Tabel zg.t
PERBEDAAN DI ANTARA MIKROORGANISME

Pembiakan Pembiakan Kepekaan terhadap


Mikroorganisme pada dengan Asam nukleat Ribosom
media mati pembelahan Interferon Antibiotik
Bakteri + + DNA dan RNA + +
Mikoplasma + + DNA dan RNA + +
Riketsia + DNA dan RNA + +
Klamidia + DNA dan RNA + +
Virus DNA atau RNA +

telah diterangkan di atas, virus adalah parasit Beberapa virus telah diketahui dapat menye-
pada tingkat genetis. Karenanya virus mampu babkan kelainan sampai kematian 1anrn, antara
menimbulkan berbagai ragam penyakit. Banyak lain: rubelavirus, cytomegalovirus, mungkin
penyakit viral yang bersifat menular dan sering pula herpes simpleks virus, varisela-zoster virus
menimbulkan kematian seperti rabies, demam dan coxsackie B virus. Dari percobaan-percobaan
kuning, hepatitis, demam berdarah, cacar dan pada binatang telah diketahui bahwa beberapa
sebagainya. Banyak pula virus yang menyebab- virus dapat menyebabkan terjadinya tumor,
kan penyakit yang bersifat sangat menular dan misalnya beberapa retrovirus, adenovirus, papo-
menyebabkan terjadinya wabah sampai wabah vavirus dan herpesvirus. Pada manusia virus
raya, seperti virus iniluenza, virus cacar, virus Epstein-Barr diduga merupakan penyebab tumor
parotitis, virus respiratory syncytial, rhinovirus limfoma Burkitt, karsinoma nasofaring dan
dan sebagainya. mononukleosis infeksiosa; sementara Human
Selain itu virus dapat Trga menimbulkan papilomavirus dihubungkan dengan karsinoma
kelainan sampai kematian janin, jika terjadi ieher rahim, karsinoma kulit dan mukosa lain.
infeksi pada wanita hamil. Penyebaran virus Virus adalah mikroorganisme terkecil, karena-
terhadap janin dapat terjadi melalui ovum, nyaia dapat melewati saringan kuman, sehingga
amnion, maupun peredaran darah. Kelainan oleh Beijerinck disebut contagium aiaum flui-
patologis yang terladi pada janin tergantung dunt. Selarn itu virus juga mempunyai tropisma
pada kemampuan virus menginfeksi ibu, tertentu, ada virus neurotropik, virus pneumo-
menyebar pada janin dan kemampuan virus tropik, virus dermatotropik, virus viserotropik
menyebabkan kelainan pada janin baik secara dan virus pantropik.
langsung maupun dengan cara mempengaruhi Adapun sifat-sifat khusus virus menurut
lingkungan janin. Lwoff, Horne dan Tournier (1966) adalah:
290 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

1. Bahan genetik virus terdiri dari asam ribo- 6. Asam nukleat parrikel virus yang meng-
nukledt (RNA) atau asam deoksiribonukleat infeksi sel mengambil alih kekuasaan dan
(DNA), akan tetapi tidak terdiri dari kedua pengawasan sistem enzim sel hospesnya,
jenis asam nukleat sekaligus. sehingga selaras dengan proses sintesis asam
2. Struktur virus secara relatif sangat seder- nukleat dan protein virus.
hana, yaitu terdiri dari pembungkus yang 7. Virus yang menginfeksi sel mempergunakan
mengelilingi/melindungi asam nukleat. ribosom sel hospes untuk keperluan meta-
J. Virus mengadakan reproduksi hanya dalam bolismenya.
se1 hidup, yaitu di dalam nukleus, sitoplasma
8. Komponen-komponen utama virus dibentuk
atau di dalam kedua-duanya dan tidak me- secara terpisah dan baru digabung di dalam
ngadakan kegiatan metabolisme jika berada sel hospes tidak lama sebelum dibebaskan.
di luar sel hidup.
9. Selama berlangsungnya proses pembebasan,
4. Virus tidak mempunyai informasi genetik beberapa partikel virus mendapat selubung
sistem Lipman untuk sintesis energi berpo-
Iuar yang mengandung lipid protein dan
tensi tinggi.
bahan-bahan lain yang sebagian berasal dari
5. Virus tidak membelah diri dengan cara pem- sel hospes.
belahan biner (binary fi.ssion). Partikei virus
10. Partikel virus lengkap disebut airion dan
baru dibentuk dengan suatu proses biosin-
terdiri dari inti asam nukleat yangdikelilingi
tesis majemuk yang dimulai dengan peme-
lapisan protein yang bersifat antigenik yang
cahan suatu partikel virus infektif menjadi
disebut kapsid dengan atau tanpa selubung
lapisan protein pelindung dan komponen
di luar kapsid.
asam nukleat infektif.
STRUKTUR DAN
STABILITAS VIRUS
Agus Syahrurachman

Morfologi dan komponen virus simetri yang dikenal, yaitu simetri heliks dan
Virus merupakan mikroorganisme terkecil yang simetri ikosahedral.
pernah dikenal. Umumnya tidak dapat dilihat Bentuk simetri ikosahedral adalah bentuk tata
dengan mikroskop biasa, kecuali poxvirus. ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi.
Ukuran virus bervariasi mulai dari poxvirus Bentuk ini mempunyai aksis rotasi berganda.
yang kira-kira 300 x 25a x 100 nm sampai Karena keteraturannya, jumlah kapsomer yang
parvovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. ada pada virion dapat dihitung dengan rumus
Karena itu, mudah dimengerti iika morfo- tertentu. Pada picornavirus terdapat 60 kapso-
logi virus baru diketahui setelah dikembang- mer, adenovirus252 kapsomer, herpesvirus 162
kan mikroskop elektron dan metode difraksi kapsomer, papovavirus 72 kapsomer. Reovirus
sinar X. menduduki kelas tersendiri karena ia mem-

Inti virion merupakan asam nukleat yang punyai dua lapis kapsid, yang keduanya tersusun
seringkali bergabung dengan protein sehingga menurut simetri ikosahedral.
disebut nukleoprotein. Di luar nukleoprotein Pada simetri heliks, asam nukle^t yang me-
terdapat lapisan protein lain sebagai pem- manjang dikelilingi oleh molekul-molekul pro-
bungkus yang dikenal sebagai bapsid. Kapsid tein yang tersusun seperti spiral, sehingga hanya
terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikat satu mempunyai satu aksis rotasi. Contoh simetri demi-
sama lain dengan ikatan nonkovalen. Kapsid kian ditemui pada myxovirus dan rhabdovirus.
melindungi asam nukle at dart pengaruh ekstra- Hanya lima kelompok virus yang terdapat
seluler, mempermudah proses penempelan dan dalam keadaan telanjang, yaitu picornavirus,
mungkin pula proses penembusan ke dalam sei. reovirus, adenovirus, papovavirus dan parvo-
Polipeptida yang menyusun kapsid dapat sama, vims. Sedangkan pada virus-virus lainnya, di luar
dapat pula tidak. Agar dapat melindungi asam dari kapsid terdapat selubung luar (envelope)
nukleat, molekutr polipeptida harus tersusun yang terdiri dari protein dan lipid, dimana spike
simetris, dan sampai saat ini hanya dua jenis glikoprotein (peplomer) menempel.

291
292 Buk'u Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel29-l
MORFOLOGI VIRUS BINATANG

Virus Parvoviridae Sferis 20 Ikosahedral 32


DNA Papovaviridae Sferis 45-55 Ikosahedral 72
Adenoviridae Sferis z0-80 Ikosahedral 252
Herpesviridae Sferis 150 + Ikosahedral 162
Poxviridae Brickshaped 100x240x300 + Ikosahedral
Virus Picornaviridae Sferis 20-30 Ikosahedral 60o
DNA Flaviviridae Sferis 40-60 + Ikosahedral
Togaviridae Sferis 60-70 + Ikosahedral
Bunyaviridae Sferis 90-100 + Helik :
Arenaviridae Sferis 85-1,20 + Helik (?)
Coronaviridae Sferis 80-120 + Helik
Retroviridae Sferis 100-200 + Helik
Orthom;.xoviridae Sferis/filamenosa 80-120 + Helik
Paramyxoviridae Sferis/filamenosa 100*200 + Helik
Rhabdoviridae Seperti peluru ZO-80 + Helik
Reoviridae Sferis 50-80 Ikosahedral ;
Gambar 29-1,
MORFOLOGI DAN STRUKTUR BERBAGAI ViRUS

Virus DNA V;rus RNA

Pa rvovi rus s s Picornavirus


Bacteriophaqe M52
Papovavirus d,
Bacteriophage M53 1;., Togavirus
\7
-l-
Adenovirus
\1 Iobacco mosaic virus
1$ Coronavirus

Herpesvirus r\
{.. . ,l/
g
,{ffi|
Orthomyxovirus

Rhabdovirus

Poxvirus {ffi 0 cnra-ra' 6J r","'r*ou,.u,

,*i
Escherichia coli
(long diameter)
,,t| :t_ -{.,1-,.:: 1

(Dikutip dal/' Medical Microbiolog,,)


Struktur dan Stabilitas Virus 293

Gambar 29-2 STRUKTUR VIRUS.


Dua macam struktur virus: virus telanjang dan virus berselubung dengan simetri lkosahedral (kiri)
atau heliks (kanan)
(Dikutip dari MedicaL Microbiology).

Ringkasan mengenai uraian morfologi virus arti. Sebalik ny a bany ak virus berselubung tidak
dapat dilihat pada Tabel 29-1.,Gambar 29-1. dan mudah dimurnikan, karena jumlah selubung per
Gambar 29-2. virion bervariasi sehingga virion-virion bersifat
Untuk dapat menganalisis komponen kimia heterogen baik dalam ukuran maupun dalam
virus, diperlukan virus murni. Untuk pemur- densitasnya.
nian dipakai bahan-bahan yang mengandung Asam nukleat virus binatangternyat^ sangat
virus dalam jumlah yang besar, misalnya bahan heterogen. Beberapa di antaranya merupakan
seluler yang berasal dari jaringan atav biakan sel DNA sedang yang lainnya RNA, sebagian rantar
terinfeksi atau bahan ekstraseluler seperti plasma, tunggal sebagian lagi rantai ganda, sebagian mem-
cairan alantois, medium biakan sel/jaringan. punyai polaritas positif sebagian lagi negatif.
Pemurnian virus ikosahedral tak berselubung Pengertian tentang asam nukleat virus mem-
umumnya tidak mengalami kesulitan yang ber- punyai arti penting untuk dapat memahami pro-
294 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

ses perkembangbiakan virus, sifat biologik dan Selain itu beberapa virus juga mengandung
sebagainya. Misalnya saja ukuran asam nukleat enzim, yang dapat dikategorikan ke dalam tiga
dihubungkan dengan jumlah informasi genetik golongan,
yang dibawanya; segmentasi asam nukleat pada
1. Neuraminid^sa yang menghidrolisis galak-
virus influensa dihubungkan dengan terjadtnya
tosa N asetil neuraminat. Enzim ini terdapat
rekombinasi genetika yang menimbulkan ter-
pada orthomyxovirus yaitu pada salah satu
jadinya antigenic sbift, derajar homolog basa asam
tonjolan glikoprotein ny a. Enzim ini berfungsi
nukleat dihubungkan dengan taksonomi virus.
membantu proses penetrasi ke dalam sel.
Asam nukleat picornaviridae dan arbovirus
mampu langsung bergabung dengan ribosom sel 2. Beberapa jenis virion mengandung RNA
hospes atau berpolaritas positif, sehingga informasi
polimerasa. Jika genom virus merupakan
genetik yang diperlukan untuk pembentukan genom yang langsung dapat bertindak seba-
progeni dapat langsung ditranslasikan darinya. gai mRNA, maka ekspresi genom dapat ter-
jadi secara langsung. Hal demikian ditemu-
Kejadian tersebut terakhir tak dapat feramati
jika asam nukleat berpolaritas negatif atau anti kan pada picornavirus dan arbovirus. Tetapi
ffiessage, seperti pada myxovirus dan rhabdo-
jika genom virus berupa DNA atau RNA
dengan polaritas negatif, maka sebelum genom
virus.
Bagian terbesar dari struktur virus adalah tersebut diekspresikan dalam bentuk prorein,

protein. Protein merupakan komponen tunggal terlebih dahulu harus ditranskripsikan men-
kapsid, bagian terbesar dari selubung dan dapat
jadi RNA dengan polaritas positif. Dalam
merupakan bagian proteininti (core protein) pada haI yang disebut terakhir, terdapat dua jenis
beberapa virus ikosahedral. Protein tersebut di sumber enzim polimerasa. Pertama virus
atas disebut juga sebagai protein struktural, menggunakan polimerasa yang terdapat di
karena mempunyai fungsi membentuk rangka dalam sel hospes, seperti pada herpesvirus,
virion. Selubung virus sering mengandung gliko- adenovirus, papovavirus. Kedua, virion
protein. IJnsur karbohidratnya terdiri dari mengandung polimerasa sendiri seperti pada

monosakari da y ang dihubungkan dengan r antai poxvirus, myxovirus, rhabdovirus. Retro-


polipeptida oleh ikatan glikosida. virus mempunyai enzim transkriptasa ter-
Protein dari beberapa virus yang termasuk ballk (reoerse transcriptase) yang berfungsi
dalam golongan arbovirus, myxovirus, picorna- membentuk DNA dari cetakan RNA.
virus, reovirus, adenovirus dan papovavirus 3. Beberapa virion juga mengandung enzim
mempunyai sifat dapat menggumpalkan sel yang bekerja pada asam nukleat. Adenovi-
darah merah berbagai spesies binatang. Protein rus, poxvirus dan retrovirus misalnya me-
tersebut dikenal dengan haemaglutinin. ngandung enzim nukleasa.
Struktur dan Stabilitas Vitus 295

Virus yang berselubung mengandung lipid dihitung dalam: detik pada suhu 60"C, menit
netral, fosfolipid dan glikolipid pada selubung- pada suhu 37"C,jam pada 2)"C,hari pada 4"C,
nya. Komposisi dari campuran ini tergantung bulan sampai tahun pada suhu lebih rendah atau
pada jenis sel yang diinfeksinya, medium dimana sama dengan minus 7OoC. Karena itu untuk
sel tumbuh, dan jenis virus yang menginfeksi. penyimpanan jangka lama, suspensi virus harus
disimpan pada suhu sangat rendah atau dengan
Stabilitas virus cara liofilisa si (freeze-drying).
Karena virus hanya terdiri dari asam nukleat Suspensi virus lebih baik bila terdapat dalam
yang dikelilingi oleh protein, virus sangat mu- larutan isotonik dan pH faali, walaupun demi-
dah dipengaruhi faktor-faktor luar. Pengetahuan kian batas toleransinya cukup luas. Dalam
tentang faktor fisik dan kimiawi yang meng- hubungannya dengan pH dikenal tes stabilitas
hilangkan infektivitas virus penting tidak hanya terhadap pH rendah yang berguna untuk mem-
untuk disinfeksi dan antisepsis, tetapi juga dalam bedakan enterovirus dan rhinovirus. Pada tes ini
hubungannya dengan pembuatan vaksin, iso- virus disuspensikan dalam larutan dengan pH 3
lasi virus dari bahan pemeriksaan dan Penga- dan dieram selama 3 jam, kemudian infek-
wetan virus. tivitasnya diukur. Enterovirus stabil, sedangkan
Pada umumnya virus sangat labil terha- rhinovirus dan rubela virus tidak stabil. Dike-
dap pengaruh panas. Kecuali virus hepatitis B tahui pula bahwa beberapa jenis garam bersifat
dan virus scrapie, pemaparan virus pada suhu sebagai stabilisator. Larutan garam ;

55-60oC selama beberapa menit menyebabkan ijirji lir: :{;::'"i1 , secafa berturut-turut dapat
denaturasi kapsid dan hilangnya infektivitas mempertinggi stabilitas enterovirus, sebagian
virion akibat ketidak-mamPuannya melekat pada rhinovirus, reovirus; myxovirus, rubela virus;
sel atau/dan gangguan pada proses pelepasan dan herpesvirus. Dengan cara menambahkan
selubung kapsid (uncoating). Bahkan pada suhu ii.',;i--.i7 misalnya, enterovirus tahan suhu pema-
tubuhpun, kehilangan infektivitas terjadi. Bebe- nasan 56oC selama 1jam.
rapa virus lebih stabil terhadap pengaruh panas Semua virus dapat diinaktifkan oleh radiasi
daripada virus lainnya. Adenovirus, enterovirus' elektromagnetik, terutama sinar pengion dan
papovavirus termasuk virus yang relatif stabil sinar gelombang pendek. Sinar X menginaktif-
terhadap pengaruh panas, sedangkan flavivirus, kan virus dengan cara memecah asam nukleat.
Respiratory sync)'tial virus termasuk yang Oleh karena itu inaktivasi oleh sinar X pada
relatif labil. Virus berselubung umumnya lebih virus dengan asam nukleat rantai tunggal lebih
labil terhadap pengaruh panas daripada virus efektif dartpada virus dengan asam nukleat
ikosahedral telanjang. Dapat dikatakan bahwa rantai ganda. Sinar ultra ungu juga merusak asam
waktu paruh untuk hampir semua virus dapat nukleat yaitu dengan terjadinya ikatan kovalen
296 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

antaradua molekul pirimidin berdekatan mem- disinfeksi bakteri dibandingkan virus berselubung.
bentuk derivat siklobutan, akhirnya mengaki- Sabun, garam empedu, pengudaraan (aerasi) juga
batkan ketidakmampuan asam nukleat berepli- dapat menginakti{kan virus.
kasi dan juga mungkin translasi. Selain itu sinar Di antara berbagai zat kimiq terdapat bebe-
ultra ungu juga menyebabkan ikatan stlang(cross r^p^ z t kimia yang sering dipakai dalam pene-
link) antara dua rantai DNA dan pembentukan litian virologis, antara lain: polioksietilen eter
fotohidrat (derivat 6 hidroksi 5-6 dihidro) yang atau sorbitan yang melarutkan komponen lipid
keduanya berperan dalam mekanisme inakti- selubung virus sehingga komponen bagian dalam
vasi. Pada dosis radiasi sangat tinggi, selain asam terbuka dan memungkinkan untuk mempelajari
nukleat, kapsid juga menjadi rusak sehingga virus morfologi, aktivitas enzimatik, konstitusi anti-
kehilangan kemampuan untuk mengadakan gennya; guanidin, urea dan fenol yang bekerja
interferensi, haemaglutinasi dan sifat-sifat khas mengurangi ikatan hidrogen sehingga kapsid
keantigenannya. Diketahui pula bahwa virion terpecah menjadi 'rantai-rantai polipeptid a," for-
dapat berinteraksi dengan zat warna seperti biru maldehid yangbanyak dipakai untuk membuat
metilen, merah netral, sedemikian rupa sehingga vaksin tanpa banyak mengganggu sifat imuno-
iluminasi oleh cahaya akan menginaktifkan virus genitasnya, eter atau natrium deoksikolat pela-
tersebut. Fenomena tersebut dikenal sebagai efek rut lipid yang dapat digunakan untuk membeda-
fotodinamik. Poliovirus; adenovirus dan reo- kan enterovirus, rhinovirus, reovirus, parvovirus,
virus; herpesvirus dan vaccinia berturut-turut adenovirus, poxvirus, papovavirus (kelompok
merup akan virus-virus y ang tahan, kuran g tahan tahan terhadap eter) dari arbovirus, arenavirus,
dan peka terhadap efek fotodinamik. rubelavirus, coronavirus, myxovirus, herpesvirus,
Bahan-bahan kimia seperti fenol, kresol, HCI rhabdovirus (kelompok peka terhadap eter).
encer, natrium hipoklorit dapat menginaktifkan Di samping zat kimia yang bersifat inakti-
virus dengan cepat. Dalam hal ini virus telanjang vator, terdapat juga zat kimia yang bersifat
umumnya lebih tahan terhadap pengaruh ber- stabilisator, misalnya: serum normal, albumin,
bagat zat kimia yang biasa digunakan untuk susu bebas lemak (skimnted milk) dan gliserol.
PENGGOLONGAN VIRUS
Agus Syahrurachman

Pada awalnya kriteria menentukan apakah suatu viridae dan retroviridae dibagi lagi atas sub-
jasad termasuk virus atau bukan hanyaatas dasar famili. Nama subfamili diberi akhiran virinae.
kemampuannya melewati saringan kuman. Nama genus virus ditandai dengan akhiran
Dengan lebih diketahuinya penyakit yang ditim- virus. Anggota genus merupakan spesies yang
bulkannya, cara penula r anrty a dan ekologinya, mempunyai sifat serupa. Kriteria penggolongan
penggolongan virus dikembangkan lebih lanjut. spesies dalam genus tertentu masih belum sera-
Penggolongan tersebut kurang menguntungkan gam dan bervariasi tergantung familinya. Kri-
karena kurang kuat dipakai sebagai dasar pe- ter ra y dapat berupa sifat fisikokimia
^ngdipakai
ngembangan ilmu, walaupun dari segi praktis dan/atau serologi.
klinis menguntungkan. Atas dasar itu pada tahun Pengelompokan virus atas spesies merupakan
7966 dibentuk komite internasional untuk hal yang masih diperdebatkan. Ada yang meng-
penamaan dan penggolongan virus. Pada saat ini anggap bahwa spesies merupakan kumpulan galur
hierarki penggolongan virus meliputi pembagian dengan sifat tertentu yang berbeda dari kum-
atas famili, subfamili (pada beberapa famili), genus pulan galur lain. Sifat yang dipakai sebagai kri-
dan spesies. Hierarki penggolongan lebih rendah, teria penentuan spesies dapat berupa sifat fisiko-
yaitu s.ebagai subspesies, galur dan varian tidak kimia, sifat serologik ataupun sifat biologik lain.
ditentukan oleh komite tetapi oleh kelompok- Penamaan virus tidak mengikuti penamaan
kelompok kerja tertentu. binomial seperti pada penamaan bakteri. Dengan
Nama famili virus ditandai dengan akhiran kata lain tidak mengikuti penamaan Linnaeus.
viridae. Anggota famili merupakan virus yang Untuk kepentingan formal, huruf pertama dari
mempunyai sifat umum sama dan tidak banyak famili, subfamili dan genus harus huruf besar
berubah. Anggota famili tertentu mempunyai dan nama lengkap ditulis dengan huruf miring
morfologi virion, struktur dan replikasi genom atau digaris bawahi. Aturan tersebut boleh tidak
khas. Hal ini menunjukkan kemungkinan filo- dipakai pada pemakaian informal.
genitas yang sama. Dari berbagai famili, emPat Lwoff, Horrie dan Tournier merupakan ahli
famili, yaitu herpesviridae, poxviridae, papova- yang berjasa dalam pengembangan taksonomi

297
298 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel 30-1
Sifat virus untuk penggolongan
Unsur Sifat yang dinilai

Virion Besar dan benruk virion


Ada-tidaknya selubung
Simetri dan struktur kapsomer

Genom Jenis asam nukleat (RNA atau DNA).


Jumlah rantai asam nukleat
Polaritas asam nukleat
Segmentasi asam nukleat ;
Berat molekul asam nukleat
Morfologi rantai (linier atau sirkuler)
Jenis nukleotida di ujung 5' (ima prime) genom
Ada tidaknya polipeptida di ujung 5' (imaprime) genom
Ada tidaknya poliadenosin di ujung 5' Qima prime) genom

Protein virus Jumlah jenis protein


Ukuran protein
Fungsi protein
IJrutan susunan asam amino

Replikasi Strategi replikasi asam nukleat


Sifat transkripsi
Sifat translasi dan kejadian pasca-translasi :
Tempat pengumpulan protein virion, tempat perakitan virion, tenipat dan carapelepasan
virion dari sel.
Sitopatologi sel akibat infeksi

Sifat fisik Stabilitas terhadap pengaruh pH, suhu, pelarut, deterjen, radiasi dan ion Mg, ion Mn.

Sifat biologik Reaksi silang serologik, spektrum hospes, patogenitas, trofisme, (histo)patoiogi, rantai
penularan, hubungan dengan vektor dan distribusi geografik

'virus. Mereka mengajukan beberapa kriteria se- Dengan lebih majunya pengetahuan tentang
bagai dasar penggolongan virus. virus, banyak kriteria tambahan yang dipakai.
Kriteria tersebut adalah: Secara ringkas kriteria tersebut dapat dilihat
L Jenis asam nukleat, RNA atau DNA pada Tabel 30-1.
2. Simetri kapsid Saat ini telah lebih dari enam puluh satu famili
3. Ada-tidaknya selubung virus diidentifikasi. Dua puluh satu di antaranya
4. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosahe- mempunyai anggota yang mampu menyerang
dral atau diameter nukleokapsid untuk virus manusia dan binatang. Famili yang pentingdapat
helikoidal. dilihat pada uraian di bawah dan untuk memu-
Penggolongan Virus 299

Tabel 30 - 2
Virus RNA

Famili Sifat penting

Picornaviridae RNA: rantai tunggal, polaritas positif, segmen tunggal, replikasi RNA melalui pembentukan
RNA komplementer yang benindak sebagai cetakan sintesis RNA genom.
Virion: Tidak berselubung, bentuk ikosahedral, tersusun atas empat jenis protein utama.
Diameter rrl.ion i "..: :.':,. (Picos = kecil)
Replikasi dan morfogenesis virus terjadi di sitoplasma'
Spektrum hospes sempit.

Caliciviridae RNA: n, polaritas positif, segmen tunggal.


Virion: tidak berselubung, berbentuk ikosahedral, tersusun atas tiga jenis protein utama.
Diametervirion'i;' "" ..,''.
Replikasi dan morfogenesis di sitoplasma. Spektrum hospes sempit.

Togaviridae RNA: rt, polaritas positif, segmen tunggal, replikasi RNA melalui pembentukan RNA
komplementer yang bertindak sebagai cetakan RNA genom.
Virion: berselubung, nukleokapsid berbentuk ikosahedral, tersusun atas tiga sampai empat
jenis protein utama. Protein selubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi.
Diameter virion
Replikasi di sitoplasma dan morfogenesis melalui proses budding di membran sel.
Spektrum hospes luas.

Flaviviridae RNA: rt, polaritas positif, segmen tunggal, replikasi RNA melalui RNA
komplementer yang kemudian bertindak sebagai cetakan bagi sintesis RNA genom.
Virion: berselubung, simetri nukleokapsid belum jelas, tersusun atas empat jenis protein utama.
Protein selubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi. Diameter virion ..
Replikasi di sitoplasma dan morfogenesisnya melalui proses budding di membran sel.
Spektrum hospes luas.

Bunyaviridae RNA: rt, polaritas negatif, terdiri dari tiga segmen. Pada proses replikasinya, RNA virion
disalin menjadi mRNA dengan bantuan transkriptasa virion. Dengan bantuan
produk translasi mRNA selanjutnya disintesis RNA komplementer. Setiap segmen
RNA komplementer kemudian menjadi cetakan bagi RNA genom.
Virion: berselubung, nukleokapsid berbentuk helik, tersusun atas empat protein utama.
, Protein seiubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi. Diameter virion .

Replikasi terjadi di sitoplasma dan morfogenesisnya melaiui proses buddingdi membran Golgi.
Spektrum hospes luas.

Arenaviridae RNA: rt, polaritas negatif, terdiri dari dua segmen. Prinsip replikasi RNA-nya sama dengan

viri.", iHltffitl]ln,rkl.okrprid berbentuk helik, tersusun atas tiga protein utama. Bentuk
virion pleomorfik. Diameter virion :, -.:.'.: , ,,, (rata-rata i i'-' l'.',.. :.
'-,:).
Replikasi terjadi di sitoplasma dan morfogenesisnya melalui proses buddingdi membran plasma.
Spektrum hospes luas.
300 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel 30-2
Virus RNA (I-anjutan)

Famili Sifat penting

Coronaviridae RNA: n, polaritas positif, terdiri dari satu segmen. Replikasi RNA genom melalui
pembentukan rantai RNA negatif yang kemudian benindak sebagai cetakan bagi
RNA genom. Sinresis RNA negatif disenai sintesis enam jenis mRNA.
Virion: berselubung, nukleokapsid berbentuk helik, tersusun atas riga protein utama. Bentuk
virion pleomorfik. Diameter virion li- ii:l ,,,''.
Replikasi terjadi di sitoplasma dan morfogenesisnya melalui proses budd.ing di membran
intrasitoplasma.

RNA : rr, polaritas negatif, satu segmen. Prinsip replikasi RNA-nya sama dengan
Rhabdovirida" Bunyaviridae
Virion: berselubung, nukleokapsid berbenruk helik, tersusun atas empat sampai lima
Proteln.
Virion berbentuk sepeni peluru dengan selubungSeraktivitas hemaglutinasi. Diameter dan
. panjang vrrron l'.:-!li ::r:: dan 1.|i-':it) it:z':.
Replikasi terjadi di sitoplasma dan morfogenesisnya terjadi di membran plasma atau membran
intrasitoplasma, tergantung spesies virus.

Filoviridae RNA : rt, polaritas negatif, segmen tunggal.


Virion: berselubung, nukleokapsid helik, tersusun atas tujuh jenis protein utama. Berbentuk
. pleomorfik. Diameter virion 8l ::rr:r dan panjangnya dapat mencapai i.1"*:)* t;:*.
Replikasi terjadi di sitoplasma.

paramlxoviridae RNA :
il#ff1xj;,T,-,J"T';;'ff.";-"Tr-;"Ti*x';Hti'il1i*m,iffii"1.iifi
cetakan RNA genom.
Virion: berselubung, nukleokapsid helik, tersusun atas 6-10 jenis protein utama. Virion
berbentuk pleomorfik. Selubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi dan
menginduksi fusi sel. Replikasi terjadi di sitoplasma dan morfogenesisnya melalui
proses bud.dingdi membran plasma. Diameter virion 15**-1** xis:'.
Spektrum hospes sempit.

onhomyxoviridae RNA : rr, segmen berganda (7 untuk influenza c dan 8 untuk influenza A danB), polaritas
negadf. Replikasi RNA dimulai dengan sintesis nRNA dengan bantuan transkriptasa
virion. Dengan bantuan protein produk mRNA.
RNA komplementer dibuat dan dijadikan cetakan untuk pembuatan RNA genom.
Sifat segmentasi genom virus memudahkan terjadinya virus mutan.
y'irion: berselubung, nukleokapsid helik, tersusun atasT-9 jenis protein utama.
Virion berbentuk pleomorfik. Selubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi.
Diameter {}:-1::; ::r::. Pada yang filamentosa pani^ngnya dapat mencapai beberapa
mikrometer.
' Replikasi RNA terjadi di inti dan sitoplasma dan morfogenesis terjadi melalui proses budding
di membran plasma.
Penggolongan l4rus 301

Tabel 30-2
Virus RNA (-anjutan)

Famili Sifat penting

Reoviridae RNA: rantai ganda, segmen berganda (10 untuk reovirus dan orbivirus, 11 untuk'rotavirus,
12 untuk Colorado tick fever virus. Setiap mRNA berasal dari satu segmen genom.
Sebagian mRNA dipakai untuk sintesis protein dan sebagian lagi dipakai sebagai
cetakan untuk pembuatan rantai RNA pasangannya.
Virion: tak berselubung, kapsidnya dua lapis dan bersimetri ikosahedral.
Replikasi dan morfogenesis terjadi di siroplasma. Diameter virion ii. r , ., r,r.

Retroviridae RNA: n, rerdiri dari dua molekul polaritas negatif yang identik.
Replikasi dimulai dengan pemisahan kedua molekul RNA dan pembuatan rantai
. DNA dengan cetakan RNA tersebut dengan bantuan reoerse transcriptase virion.
Setelah molekul RNA-DNA terpisah, dibuat rantai DNA komplementer terhadap
pasangan DNA yang sudah ada. DNA serat ganda kemudian mengalami sirkularisasi
dan berintegrasi dengan kromosom hospes. Selanjutnya RNA genom dibuat dengan

v,,,"",;:'::r*r"d:,ffi iT#J[TJffi ]:**"n1lx;"r,.*spro,ehu,ama


Diameter virion E**1,1* *m. Morfogenesis virus terjadi melalui pr<xes bud.dingdt
membran plasma.
302 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel 30-3
Virus DNA
Famili Sifat penting

Adenoviridae DNA: rg, segmen runggal. Replikasi DNA dan translasinya menjadi protein kompleks.
Virion: tidak berselubung, simetri kapsid ikosahedral. Diameter virion ZO-90 nm.
Virion tersusun atas paling sedikit sepuluh jenis protein.
Replikasi dan morfogenesis terjadi di inti sel.
Spektrum hospes sempit.

Herpesviridae DNA: rg, segmen runggal. Replikasi DNA kompleks.


Virion: berselubung, simetri kapsid ikosahedral. Diameter virion 15-200 nm.
Replikasi terjadi di inti sel. Morfogenesis melalui proses budding di membran inti.
Di dalam sitoplasma virion dibawa dalam vesikel-vesikel ke membran plasma.
Di membran plasma membran vesikel fusi dengan membran plasma.
Hepadnaviridae DNA: rg ftagian terbesar) dan n (bagian kecil, di ujung molekul DNA),
segmen tunggal. Pada replikasi genom, bagian rt-nya harus dibuat rg. Transkripsi
DNA menghasilkan mRNA untuk sintesis protein dan RNA lain sebagai ."t"krrt
bagi pembuatan DNA oleh reoerse transcriptase.
virion: berselubung (HBsAg), berdiameter 42 nm. Tersusun atas selubung (HBsAg) dan
nukleokapsid. Dalam nukleokapsid terdapat core (HBcAg) dan protein penting lain
(HBeAg).
Replikasi di hepatosit terjadi di inti sei sedangkan HBsAg dibuat di sitoplasma.

Papovaviridae DNA: rg, segmen tunggal sirkuler. Replikasi DNA kompleks dan selama replikasi
bentuknya tetap sirkuler. Sikius replikasi DNA dapat melibatkatr DNA genom yang
episomal maupun yang berintegrasi dengan kromosom sel.
virion: tidak berselubung, diamerernya 45 nm (polyomavirus) dan 55 nm (papilomavirus),
tersusun atas lima sampai tujuh jenis protein utama.
Replikasi dan morfogenesis terjadi di inti sel.
Spektrum hospes sempit.

Parvoviridae DNA: rt' segmen tunggal. Genus Parvovirus lebih banyak mengandung rantai DNA
polaritas negarif sedang dua genus lain DNA polaritas negarif dan positifnya
seimbang. Replikasi DNA kompleks.
Virion: tidak berselubung, nukleokapsid bersimetri ikosahedral dan berdiameter 18-26 nm,
tersusun atas tiga jenis protein utama.
Replikasi dan morfogenesis terjadi di inti sel dan memerlukan bantuan sei hospes.
Spektrum hospes sempit.

Poxviridae DNA: rg, segmen tunggal. Replikasi DNA kompleks.


virion: berselubung, berbentuk sepefti baru bata dan merupakan virus dengan dimensi
terbesar. Tersusun atas lebih dari seratus jenis protein. Selubung
aktivitas hemaglutinasi.
-Lpr'y"i
Replikasi dan morfogenesis_terjadi di sitoplasma yaitu dalam viroplasma (semacam pabrik
virus). Hasil morfogenesis dapat berupa virion berselubung ataupun tidak.

Keterangan: rt=rantai tunggal; rg= rantai ganda


Penggolongan Wrus 303

Tabel 30-4
Unclassified virus

Virus Sifat

Penyebab ensefalopati Sangat tahan terhadap pengaruh lingkungan fisik dan kimiawi. Setelah melewati masa
spongiformis inkubasi yang sangat lama penyakit berlangsung progresif disenai kerusakan histologi
dan faal jaringan saraf. Sering disebut sebagai oiroid atau prion. Termasuk golongan ini
adalah penyebab penyakit manusia sindroma Creutzfeldt-Jacob dan penyakit kuru;
penyebab penyakit serupa pada macam-macam ternak.

Virus Hepatitis delta Genomnya RNA rantai tunggal. Virion berdiameter 35-37 nm terdiri dari selubung
HBsAg dan antigen delta serta genom RNA.
Merupakan virus defekdf yang berkembang biaknya memerlukan bantuan virus hepatitis B.
Infeksinya pada manusia merupakan ko-infeksi atau superinfeksi hepatitis B.

Virus Hepatitis C Genomnya RNA rantai tunggal berpolaritas positif. Virion berselubung dan
diameternya 45 nm.

Virus Norwalk Mula-mula dimasukkan sebagai anggota famili Caliciviridae. Belum dapat dibiakkan lz
aitro. Penyebab diare.

Atrovirus Genom berupa RNA rantai tunggal tidak bersegmentasi. Virion berdiameter 27-30 nm
berbentuk s{eris dan tersusun atas empat jenis piotein.

dahkan, virus digolongkan dua bagian, yaitu virus Tidak semua virus anggota famili yang telah
bergenom RNA dan virus bergenom DNA. disebutkan di atas patogen bagi manusia. Di
Pengelompokan sederh^na dapat dilihat pada antara yang patogen bagi manusiapun, sebagian
Tabel30-2 dan 30-3. diantar any a mempunyai hospes primer binatang
Selain itu masih terdapat sekelompok virus (penyebab zoonosis). Di bawah ini dicantumkan
yang belum dapat diklasifikasikan dan sering beberapa virus yang patogen bagi manusia.
disebut sebagai unclassified virus. Dikelom- \Walaupun mengandung banyak kelemahan,
pokkan sebagai unclassified virus karena banyak penggolongan virus atas trofisme dan pola penu-
sifat biologiknya belum diketahui dan sifat-sifat- laran sangat berguna untuk keperluan epidemio-
nya yang telah diidentifikasi belum memung- logi, klinik dan diagnostik. Kelemahan yang
kinkan virus tersebut dimasukkan ke dalam dimaksud antara lain satu virus yang dapat
golongan yang sudah ada. Dalam tabel 30 - 4 virus dimasukkan ke dalam lebih dari satu golongan. Di
dan beberapa sifatnya diuraika.'r secara singkat. bawah dapat dilihat salah satu uraian singkatnya.
304 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel 30-5
VIRUS PATOGEN BAGI MANUSIA
Famili Genus Virus

Adenoviridae Mastadenovirus Adenovirus 1-49


Herpesviridae Simplex virus Virus herpes simpleks 1-2, virus B
Lymphocryptovirus Virus Epstein-Barr
Cltomegalovirus Cytomegalovirus
Varicella virus Virus varisela-zoster
Belum jelas Virus herpes 6
Hepadnaviridae Hepadna virus Virus hepatitis B
Parvoviridae Parvovirus Parvovirus B 19, Parvoviruss RA-l
Papovaviridae Papilloma virus Papilloma virus manusia
Polyoma virus Virus JC, virus BK, virus SV 40
Poxviridae Orthopox virus Virus variola, virus vaccinia, virus cacar monyet dan
virus cacar sapi
Parapoxvirus Virus Orf, virus pseudocowpox
Yatapoxvirus Virus yabapox, virus tanapox
Moluscipoxvirus Virus moluscum contagiosum
Togaviridae Alphavirus Virus Chikungunya, virus EEE, virus \(iEE, virus VEE,
virus Ross River, virus m yaro' virus Onyong-Onyong
Rubivirus Virus rubela
Flaviviridae Flavivirus Virus dengue 1-4, virus JE, virus demam kuning,
virus'S?N, virus SLE, virus TBE, virus MVE, dll
Coronaviridae Coronavirus Coronavirus manusia 229-E danOC43
Rhabdoviridae Vesiculovirus Virus stomatitis vesicularis, virus Piry, virus Isfahan, virus Chandipura
Lyssavirus Virus rabies, virus Mokola, virus Duvenhage
Filoviridae Filovirus Virus Marburg, virus Ebola
Paramyxoviridae Paramyxovirus Parainfluenza 1-4, virus parotitis
Morbillivirus Virus morbili (rubeola)
Pneumovirus Virus sinsisial pernapasan (RSV)
Orthomyxovirus Influenzavirus Virr.s influenza A dan B
Belum jelas Virus influenza C
Bunyaviridae Bunyavirus Virus Bunyawera, virus Bwamba, virus Oriboca, virus Oropouche, virus
Guama, virus ensefalitis California, virus LaCrosse, dll
Phlebovirus Yirws sandfly fetter
Nairovirus Virus Demam berdarah Crimea-Congo
Flantaanvirus Virus demam berdarah Korea (virus Hantaan).
Arenaviridae Arenavirus Virus Machupo (demam berdarah Bolivia), virus Junin
(demam berdarah Argentina), virus Lassa, virus lymphocytic
choriomeningitis
Reoviridae Reovirus Reovirus 1-3
Orbivirus Virus Orungo, virus Kemerov
Rotavirus Rotavirus manusia
Retroviridae Oncooirus C HTLV 7 dan2
Lentivirus HfV 1 dan 2
PenggolonganVirus 305

Tabel 30-6
PENGGOLONGAN ATAS DASAR TROPISMA
DAN CARA PENULARAN

Kelompok Uraian singkat


Virus enterik Penularan terj adi secara fekal-oral.
Replikasi terjadi di saluran cerna dan biasanya tidak menimbulkan infeksi sistemik.
Termasuk di antaranya ialah: rotavirus, reovirus, enterovirus, coronavirus,
calicivirus, adenovirus.

Virus hepatotropik Penularan dapat terjadi dengan berbagai cara. Infeksi virus menimbulkan gejala
utama kelainan fungsi hati'
Dapat digolongkan di sini adalah virus hepatitis dan virus demam kuning.
Virus hepatotropik dan enterik sering disebut sebagai virus viserotropik.

Virus pernapasan Penularan terjadi melalui inhalasi bahan terkontaminasi.


Replikasi terjadi di saluran pernapasan dan tidak menyebabkan infeksi sistemik.
Termasuk di artar any a ialah orthomlxovirus, paramlxovirus, pneumovirus,
rhinovirus, adenovirus

Virus tumorigenik Penularan terjadi melalui cara kontak fisik yang erat, Per injectionum atau dengan
caralain.
Virus menyerang jenis sel tertentu dan sering menimbulkan infeksi persisten.
Pada suatu saat sel terinfeksi mengalami transformasi dan mungkin berubah menjadi
karsinoma.
Virus yang mempunyai kemampuan tumorigenik sekalipun dt antaronyahanya terbukti
pada binatan g di antaranya adalah papovavirus, Epstein-Barr virus, buman T cell
lymphotrophic oirus I dan II, virus hepatitis B dan C, virus herpes, adenovirus.

Virus neurotropik Penularan terjadi melalui berbagai cara.


Replikasi virus terjadi tidak hanya di jaringan saraf tetapi manifestasi klinik utama
terjadi pada fungsi susunan saraf.
Termasuk dalam golongan ini ialah virus poliomielitis, virus ensefalitis B Jepang, dsb

Virus dermatotropik Penularan terjadi melaiui cara koritak atau cara\ain'


Replikasi virus dapat terjadi di berbagai tempat tetapi manifestasi klinik utama
' terjadi di jaringan mukokutan.
Termasuk kelompok ini ialah herpes virus, papovavirus, adenovirus, poxvirus, dsb
REPRODUKSI VIRUS
Agus Syahrurachman

Dasar-dasar reproduksi virus Pada bakteri ofagahanyaasam nukleat sala yang

Pengetahuan tentang perkembangbiakan virus menyusup ke sitoplasma, sementara kapsid-


mempunyai arti penting agar dapat mengerti nyaberada di luar. Pada virus telanjang lain
bagaimana virus masuk dan keluar dari sel, penyusupan terjadi dengan cara fagositosis
bagaimana virus mematikan atau mentrans- virion (viropexis), sedangkan penyusupan
formasi sel dan pada tahap mana virus peka virus berselubung dapat pula terjadi dengan
terhadap obat-obatan. cara fusi selubung virus ke membran plasma
Untuk mudahnya perkembangbiakan virus diikuti dengan masuknya nukleokapsid ke
dibagi atas beberapa tahap, walaupun sebenar- sitoplasma. Berbeda dengan proses penem-
nya setelah beberapa jam infeksi berbagai tahap pelan, proses penyusupan dipengaruhi oleh
berlangsung tumpang tindih. suhu dan zat penghambat fagositosis.
3. Pelepasan pembungkus luar (uncoating)
1. Penempelan (Attachment)
Merupakan proses pelepasan asam nukleat
Penempelan virion pada membran sel ber-
infektif dari pembungkus luarnya. Pada
landaskan mekanisme elektrostatik dan
enterovirus pelepasan asam nukleat infektif
dipermudah oleh ion logam terutama Mg**,
di membran sel, sedangkan poxvirus terjadi
serta terjadi setelah adanyatumbukan antara
di dalam sel dan reovirus mungkin tidak per-
sel dan virion pada reseptor spesifik. Virus
nah mengalami proses uncodtinglengkap.
polio misalnyahanya akan menempel pada
sel primata dan tidak pada sel binatang 4. Replikasi asam nukleat dan sintesis kompo-
nen virus. Setelah proses pelepasan selubung
mengerat, karena sel primata mempunyai
luar, proses selanjutnya berbeda antara virus-
reseptor tersebut. Contoh lainnya yaitu
virus DNA dan virus-virus RNA.
kenyata n bahwa virus influe nza tidak dapat
menempel pada sel yang telah diolah dengan Kebanyakan virus DNA berkembang biak di
enzim neuraminidasa. dalam inti sel dan tergantung pada RNA poli-
2. Penyusupan (penetrasi) merasa sel, kecuali poxvirus yang berkembang
virion atau asam
Segera setelah penempelan, biak di dalam sitopiasma dan mempu nyai enzim
nukleat virus meny"usup ke sitoplasma sel. transkriptasa sendiri.

306
Reproduksi Virus 307

rffi
'"-ry{.-_..3
M<

tl# \
\
8

Keterangan:

padase
1. Penempelan partikel virus

.;iW"'#
$-Ir
:*uil::l**^*" W
llii*lftd virion
7. Perakitan 5 f \P
.-pe'
Io/
S.Pembebasanpartikel ffl;-
dari sel. !/

Gambar 31-1 Skema umum replikasi virus


@ikutip dari Medical Microbiology)

lm,om

r0,000

';: l,m0

! t00

lo

Gambar 31-2 Periode perkembangan virus.


@ikutip dari Medical Microbiology)
308 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Pada tahap awal biasanyahanyasebagian gen Dua jenis hubungan virus DNA dan sel telah
virus saja yang mengalami transkripsi, yaitu ter- diketahui. Pada kebanyakan virus, genom virus
utama gen yang berhubungan dengan pemben- mengadakan replikasi secara terpisah dari DNA
tukan enzim dan protein awal. Transkripsi sel dan jika virus ini bersifat sitosidal, maka
selanjutnya berhubungan dengan pembentukan fungsi sel berhenti dan sel akhirnya mati. Bebe-
struktur pirus. rapa virus kurang mempengaruhi proses sintesis
Setelah proses transkripsi, RNA ditranslasi sel, sehingga dalam keadaan ekstrem perkem-
kan menjadi protein pada poliribosom sitoplasma. bangbiakan sel dan virus terjadi bersama yang
Protein yang merupakan produk ini antara lain: disebut steady state infection. Pada yang disebut
terakhir, genom virus dapat bergabung dengan
1.. Polipeptida struktural virion
genom sel. Pada keadaan ini ekspresi genom
2. Enzimvirion
virus dapat terjadi atau tidak (infeksi kriptik).
3. Enzim yang tidak bersifat struktural dan
Gen virus yang terekspresi ini mungkin menye-
berhubungan dengan transkripsi atau sin-
DNA babkan transformasi sel. Perkembangbiakan
tesis
virus RNA berbeda dari virus DNA yaitu bahwa
4. Protein yang mengatur supresi transkripsi
genomnya berupa RNA yang proses transkripsi,
atau translasi oleh sel.
translasi dan replikasinya berbeda dengan DNA.
5. Protein yang mengatur supresi ekspresi gen
awal virus. Jumlah informasi genetik yang dibawanya lebih
sedikit dan akhirnya proses pematangannya
Jika konsentrasi enzim yang diperlukan telah hampir seluruhnya melalui proses budding dari
mencukupi, DNA mulai mengadakan replikasi. membran sitoplasma. Secara skematis terjadi
Polimerasa DNA sel mungkin berperan, tetapi perkembangbiakan virus yang dapat dilihat pada
untuk sebagian besar ditentukan oleh DNA Gambar 31-1 dan Gambar 3t-2 serta Tabel
virus. 31-r.
Pada poxvirus dan iridovirus, replikasi DNA
dan pembentukan protein terjadi pada tempat Reproduksi virus di laboratorium
yang sama (sitoplasma). Sebaliknya pada her- Virus adalah parasit obligat intrasel, karenanya
pesvirus, adenovirus, papovavirus penyusunan tidak dapat berkembangbiak di dalam medium
virion terjadi di inti
sel, yaitu setelah protein mati. Ada tiga cara mengembangbiakkan virus,
struktural yang dibentuk di sitoplasma berga- yaitu
bung dengan DNA yang bereplikasi di inti sel.
Virion yang telah lengkap bergerak menuju L. Cara in oitro
membran sel. Virus yang berselubung akan 2. Cara in orso
mendapatkan selubungnya di membran sel. 3. Cara in aiao
Reproduksi Virus 309

Tabel 31-1
TOPOGRAFI PERKEMBANG BIAKAN VIRUS

Poxvirus Sitoplasma Sitoplasma Sitoplasma


Adenovirus Inti sel Inti sel Inti sel
Papovavirus Inti sel Inti sel Inti sel
Poliovirus Sitoplasma Sitoplasma Sitoplasma
Herpesvirus Inti sel Inti sel Membran inti dan Sitoplasma
Arbovirus Sitoplasma Sitoplasma Membran
Reovirus Sitoplasma Sitoplasma Sitoplasma
Orthomyxovirus Inti sel (?) Sitoplasma Membran
Myxovirus lain-lain Sitoplasma Sitoplasma Membran
Rhabdovirus Sitoplasma Sitopiasma Membran

In pitro ditanam pada sel yang ditumbuhkan kemudian dibiakkan dalam laruran perbe-
dalam bentuk potongan organ (biakan organ), nihan tertentu. Sel-sel akan tumbuh melekat
potongan kecil jaringan (biakan jaringan), sel-sel pada dinding tabung sampai membentuk se-
yang telah dilepaskan dari pengikatnya (biakan lapis jaringan sel yang siap digunakan untuk
sel). Biakan organ dan biakan jaringan hanya pembiakan virus. Sel-sel ini dapat dipin-
dapat bertahan beberapa hari sampai beberapa dahbiakkan dengan membuar suspensi baru
minggu. Biakan sel dapat bertahan beberapa hari dan disebarkan ke dalam tabung-tabung lain
sampai waktu yang tak terbatas, tergantung sehingga didapat biakan sekunder. Tergan-
pada jenis biakan. Karenanya biakan sel dapat tung pada asal sel, di dalam biakan jaringan
dibagi atas: akan didapatkan sel-sel jenis tertentu. Misal-
1,, Biakan sel primer: nya biakan jaringan yang berasal dari ginjal
Sel diambil dalam keadaan segar dari bina- monyet akan menghasilkan sel-sel jenis epitel.
tang. Sel demikian mampu secara terbaras Biakan yangberasal dari embrio ayam akan
membelah dan selanjurnya mari, misalnya menghasilkan sel jenis fibroblas. Jenis sel ter-
biakan primer berasal dari ginjal monyer, tentu diperlukan untuk pembiakan virus-virus
embrio ayam dan sebagainya. Proses pem- tertentu. Virus yang dibiakkan di dalam sel
buatan biakan sel dimulai dengan pelepasan biakan jarrngan dapat menimbulkan ESP
sel-sel dari alat-alat tubuh dengan mengocok (Efek Sitopatogenik), seperri perubahan ben-
sepotong jarrngan di dalam larutan tripsin. tuk sel menjadi lebih bulat, perubahan pada
Sel-sel yang didapatkan dalam suspensi ini inti sel, kemungkinan pembentukan iisim
310 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

atau sel sinsitia dan juga sel-sel akan melepas 3. Penyelidikan biokimiawi, biasanya dipilih
dari dinding tabung. Infeksi selanjutnya akan biakan sel terusan dalam bentuk suspensi.
menyerang sel-sel di sekitarnya danbrlapada Adapun perkembangbiakan virus dapat
tempat itu sudah ada banyak sel yang terlepas, dikenal melalui:
maka akan tampak sebagai tempat yang ber- 1. Timbulnya efek Sitopatogenik
lubang dan lubang-lubang ini disebut plaque. Efek sitopatogenik adalah perubahan mor-
Setiap virion infektif dalam biakan sel dapat fologis yangterjadi akibat infeksi oleh virus
membentuk plaque dan ini dapat dipakai sitopatogenik. Pada sediaan yang tidak diwar-
untuk titrasi virus' sama halnya dengan pem- nai tampak sel menjadi lebih refraktil. Peru-
bentukan koloni oleh kuman pada permu- bahan morfologis dari sel dapat berupa pik-
kaan perbenihan padat. nosis, karioreksis, plasmolisis, pembentukan
2. Biakan sel diploid: sel raksasa, pembentukan sel busa dan seba-
Merupakan kumpulan satu jenis sel yang gainya. Tenggang waktu untuk timbulnya
mampu membelah kira-kira 100 kali sebe- efek sitopatogenik dan jenis perubahan yang
lum mati. terjadi berbeda-beda untuk berbagai jenis
3. Biakan sel terusan (Continoots celllines culture): virus" Karena itu ESP mempunyai arti pen-
Merupakan sel yang mampu membelah tak ting dalam diagnosis, misalnya virus mor-
terbatas. Kromosomnya sudah bersifat billi, parain iluenza cenderung menimbulkan
poliploid atau aneuploid. Dapat berasal dari sel raksasa sedang adenovirus menimbulkan
sel tumor ganas, ataupun sel diploid yang kelompok sel-sel besar yang bulat. Untuk
telah mengalami transformasi. Dt antar^flya melihat perubahan lebih terinci diperlukan
adalah sel Hela, Hep-2, KB yang berasal dari pewarnaan.
manusia, BHK-21 yang berasal dari binatang 2. Hambatan metabolisme
hamster, sel LLC-MK darr grnlal monyet, Dalam metabolismenya, sel membentuk
J-III dari leukemia manusia dan sebagainya. diinfeksi oleh virus, maka pada
asam. Jika sel
Cara pembiakan virus in uitro antara lain berbagai tingkatan akan terjadi hambatan
bermanfaat untuk, metabolisme, termasuk pembentukan asam.
1,. Isolasi primer virus dari bahan klinis. Untuk Dengan memakai indikator teftentu peru-
ini dipilih sel yang mempunyai kepekaan bahan ini dapat dikenal. Tes hambatan meta-
tinggi, mudah dan cepat menimbulkan ESP. boiisme ini telah dikembangkan antara lain
2. Pembuatan vaksin, untuk ini dipilih sel yang untuk adenovirus, arbovirus, echovirus,
coxsackievirus, herpes simpleks dan bebe-
mampu menghasilkan virus dalam jumlah
rapa myxovirus.
besar.
Reproduksi Virus 3ll

3. Selain dari efek sitopatogenik dan hambatan gantung pada virus yang menyebabkannya. Cara
metabolisme, adanyainfeksi virus dapat juga penanaman pada selaput korioalantois jugd ber-
diketahui dari timbulnya: fenomena hemad- guna untuk titrasi virus dan untuk titrasi anti-
sorpsi, misalnya pada parainfluenza virus bodi terhadap virus dengan teknik menghitung
dan influenza virus; pembentukan antigen jumlahpock.
reaksi ikat komplemen pada poliovirus, Cara kedua ialah dengan menluntikkan bahan
varisela zoster, adenovirus, coxsackie dan ke dalam ruang amnion telur berembrio umur
echovirus; pe-bentukln antigen hemagluti- 10-15 hari. Cara ini terutama berguna untuk
nasi pada coxsackievirus; pertunjukan anti isolasi virus influenza dan virus parotitis kardna
gen dengan reaksi imunofluoresensi atau virus ini tumbuh di dalam sel-sel epitel paru-paru
perubahan morfologik hospes akibat infeksi embrio sedang berkembang. Adanya perkem-
virus onkogenik yang biasanya diikuti pleh bangbiakan virus dikenal dengan reaksi hem-
adanya loss of contact inhibition dan berkum- aglutinasi.
' pulnya sel-sel menjadi sel yang tidak teratur. Cara ketiga ialah dengan men)'untikkan bahan
pada kantong kuning telur berembrio 9-t2hari.
Telur juga merupakan perbenihan virus yang Teknik penanaman ini menggunakan penyun-
sudah steril dan embrio telur yang tumbuh di tikan langsung melalui lubang kecil di kulit telur
dalamnya tidak membentuk zat anriyangdapat ke dalam kantong kuning telur. Dipakai untuk
mengganggu pertumbuhan virus. Karena telur isolasi mikroorganisme golongan Bedsonia dan
merupakan sumber sel hidup yangrelatif murah Rickettsia.
untuk isolasi virus, maka cara in oao ini sering Untuk maksud pembiakan in pizto suspensi
digunakan di dalam laboratorium. virus diinfeksikan pada binatang percobaan yang
Cara pertama mempergunakan lapisan luar cocok. Mencit baru lahir misalnya digunakan
atau lapisan ektoderm selaput korioalantois untuk virus-virus golongan arbovirus, coxsackie-
telur berembrio umur 10 hari. Cara penanaman virus. Hamster banyak digunakan untuk golong-
ini berguna untuk isolasi virus yang menyebab- an herpesvirus tertentu. Adanya pertumbuhan
kan kelainan pada kulit yang dulu digolongkan virus dikenal oleh timbulnya gejala-gejala yang
sebagai virus dermatotrofik seperti virus variola, khas atau adanyaperubahan patologis lain.
virus vaccinia dan virus herpes. Setiap virion yang
infektif akan menyerang sel dan setelah berkem- lnteraksi antarvirus
bang biak akan menyerang sel-sel di sekitarnya Jika dua macam virus berkembangbiak bersa-
serta menyebabkan reaksi inflamasi yang dapat maan pada sel yang sama, maka antaravirus yang
dilihat sebagai bercak putih yang disebut pock. satu dengan virus lainnya dapat saling mempe-
Pack ini berlainan ukurannya dan sifatnya ter- ngaruhi, baik dalam bentuk rekombinasi, kom-
312 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

plementasi percampuran fenotip, multiplicity pembuatan vaksin dengan mematikan virus oleh
reactipation, maupun interferensi. sinar ultra ungu hampir tidak dipakai lagi.
Rekombinasi genetik diartikan sebagai per- Komplementasi terjadi dengan bantuan pro-
tukaran molekul atau beberapa segmen asam duk gen itu sendiri. Misalnya dua virion
^rrtara
nukleat di antara virus yang hampir bersamaan, yang berasal dari virus yang sama tetapi telah
sehingga masing-masing virus mengandung mengalami mutasi Ietal pada gen yang berbeda
kombinasi gen yang baru. Terdapat dua jenis atau antara virus defektif seperti adeno associa-
rekombinasi genetik, yaitu rekombinasi intra- ted virus pada satu biakan sel ginjal monyet
molekuler dimana terjadi penyusunan kembali dengan SV 40 yang bertindak sebagai penolong.
rangkaian yang terdapat di dalam satu asam Phenotypic mixing atau transkapsidasi adalah
nukleat dan genetic reassortment dimana terjadi suatu keadaan dimana kapsid suatu virus terdiri
pertukaran molekul-molekul asam nukleat virus dari kapsomer virus tersebut dan kapsomer virus
yang terdiri dari fragmen-fragmen. Rekombinasi lainnya. Hal ini perlu dibedakan dengan pbeno-
intramolekuler misalnya mudah terjadi pada typic masking dimana kapsid suatu virus mem-
poxvirus, adenovirus, herpesvirus dan antara bungkus asam nukleat virus lain. Dengan demi-
DNA sel dengan DNA papovavirus, adenovirus, kian di dalam hal ini tidak terjadi perubahan di
sedangkan mekanisme genet ic reassortment tam- dalam genomnya. Kedua keadaan di atas terjadi
pak banyak terjadi pada reovirus dan influen- jika dua virus berlainan menginfeksi satu sel.
zavirus. Selain itu agaknya influenzavirus juga Mekanisme transkapsidasi dipertunjukkan oleh
mampu mengadakan rekombinasi dengan virus poliovirus dengan coxsackievirus dan adeno-
binatang seperti kuda, babi dan sebagainya. Tak virus tipe 7 dengan adenovirus tipe 2. Hal lain
dapat disangsikan lagi bahwa rekombinasi gene- yang penting adalah bahwa pada virus berse-
tik ikut berperan dalam hal timbulnya strain- lubung perubahan dapat terjadi pula pada selu-
strain virus baru. bungnya. Terdapat pula kemungkinan bahwa
Fenomena reaktivasi diartikan sebagai rekom- beberapa nukleokapsid pada saat pematangan-
binasi genetik antara virus aktif dengan virus nya mendapatkan satu selubung. Keadaan ini
inaktif yang berbeda genotipnya atau pemben- disebut poliploidi. Selain itu jika dua virus meng-
tukan virus infektif berasal dari dua atau lebih infeksi se1 yang sama, dapat pula virus yang satu
virion yang gen-gennya telah mengalami mutasi menyebabkan perkembangbiakan virus kedua
letal pada tempat berlainan. Fenomena ini diper- menjadi lebih baik, sedangkan progeni yang
tunjukkan oleh virus dari golongan poxvirus, dilepaskan tidak berbeda dengan virus asalnya.
influenzavirus, reovirus. Secara teoritis hal ini Hal ini misalnya terjadi antaraNew Castle virus
dapat terjadi pada virus yang telah mendapatkan dan parainfluenza virus. Dapat pula terjadi
radiasi sinar ultra ungu, sehingga pada saat ini keadaan sebaliknya yaitu menghambat perkem-
Reprcduksi Virus 313

bangbiakan virus yang lain dan disebut inter- Skema interaksi antar virus dapat dilihat pada
ferensi, misalnya ant^ra virus rubela dan echo- Gambar 31-3.
virus; virus coxsackie 85 dengan coxsackie 83;
virus rubela dan virus New Castle. Hubungan virus sel
Dari segi kedokteran mekanisme interferensi Virus untuk replikasinya memerlukan sel hidup,
ini mempunyai arri penting, antaralain: karena virus memerlukan beberapa aparat sel
1. Pada vaksinasi menurut jalan alamiah, harus untuk pembentukan komponen-kompon enny a.
diperhitungkan adanya virus-virus y^ng Ada virus yang berkembangbiak dengan cepat
mampu berinterferensi dengan vaksin. Misalnya ada pula yang lambat, selain itu terdapat pula

ant^ravirus polio liar dengan vaksin Sabin. perbedaan pada tahapan perkembangbiakan.
2. Dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, Karenanya spektrum akibat infeksi virus cukup
yaitu untuk mengetahui perkembangbiakan luas. Pada umumnya infeksi virus dapat digo-
virus yang tidak sitosidal. longkan menjadi dua yaitu: infeksi produktif

HSVl f€ffi6i""'il HSV1 HSV2


t. )cro<>@oc'(}'c( )oo?c','ccoo( )OOOOOAOaA(.
HSV2
HSV2
:)OOocOftOo< #\------c HSV1
:)C>C)'O()OOO<CC)C

/,r";\
{soza }
Al0r
2t
I t
t';\
/ soo i
\::/ 1 9 t \aerro/
ffi\\_/
3Fc
,d;\ r.7c Wr---,
/42c. \
lDrr\ 6
{:l
lexll DrB
\1-l Ki:/
genom a Percampuran fenotif
kapsid A (genom a, kapsomer campur)

genom b Transkapsidasi
kapsid B (genom b, kapsid A)

Gambar 31-3 Skema interaksi virus. (Dikutip dari Microbiology)


314 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

yang ditandai oleh pembentukan progeni dan adalah infeksi oleh virus yang secara genetis de-
infeksi abortif yang tidak menimbulkan pem- fektlf (genetically defectiae oiruses). Adeno asso-
bentukan progeni. ciated virus, misalnya tidak dapat berkembang
Infeksi produktif oleh virus sitosidal pada sel biak di dalam sel tanpa perkembangbiakan ade-
peka biasanya diakhiri dengan kematian sel ter- novirus pada sel yang sama. Adenovirus manusia
sebut. Kadangkala, tergantung jenis sel dan virus- sendiri bersifat defektif pada sel monyer, kecuali
nya, sel dan virus berkembangbiak bersama dan ada virus lain sebagai penolong (belper), seperri
disebut hubungan koeksistensi damai. papovavirus, SV 40 atau simian adenovirus.
Dua keadaan koeksistensi damai in vitro yang Contoh lain adalah transformasi sel oleh
, telah dikenal, yaitu berupa steady state infection DNA tertentu. Di dalam hal ini sebagian atau
dan carier cuhure. Steady state infection ditandai seluruh genom virus berintegrasi dengan genom
oleh tiga hal yaitu: seluruh atau hampir seluruh sel dan bereplikasi bersama-sama. \Walaupun
sel terinfeksi, virus dilepas dari sel secara terus- protein virus dibentuk, tetapi virus infektif tidak
menerus dalam jumlah kecil, dan infeksi tidak dapat dibentuk. Keada^n yang mirip dengan
dapat dihilangkan dengan zat arrti.Infeksi jenis transformasi adalah lisogeni, dimana genom
ini tidak jarangdijumpai pada infeksi oleh virus bakteliofaga berintegrasi dengan kromosom
RNA yang proses pematangannya melalui bakteri dan menjadi tahan terhadap superinfeksi
proses budding dari membran plasma. Misalnya oleh faga yang sama atau hampir sama. Profaga
infeksi SV5 pada biakan sel ginjal monyet. yang ada menginduksi fungsi baru sel, selain
Pada carier cwlture, tidak semua sel terin- menjadi tahan terhadap superinfeksi, juga feno-
feksi. Tidak terjadinya penyebaran infeksi dari tipenya dapat berub ah, yang disebut konversi
satu sel ke sel lainnya mungkin karena terda- lisogenik. Salah satu contoh adalah perubahan
p^tnya beberapa z^t yang menghambat penye- Corynebacteriwm dipbtheriae galur bukan pem-
baran, baik berupa anti viral, zat anti ataupun bentuk toksin menjadi galur pembentuk toksin.
karena pembentukan interferon yang cukup, Secara lebih terinci, akibat infeksi virus pada
serta adanya sel yang secara genetis kebal (non sel dapat diterangkan sebagai berikut:
permissive) terhadap infeksi virus tersebut.
Terjadinya koeksistensi damai ini dapat L. Kerusakan sel akibat virus sitosidal
mengganggu isolasi dan identifikasi virus serta Perubahan morfologik sel akibat infeksi
menyebabkan kontaminasi pada vaksin. virus bervariasi mulai dari yang ringan sam-
Infeksi abortif dapat disebabkan oleh karena pai kematian sel. Kadang-kadang perubahan
virus menginfeksi sel yang kurang peka atau karena itu bersifat khas sehinggadapatdipakai untuk
sel telah dipengaruhi oleh zat kimia tertentu, tujuan diagnostik. Iil/alaupun demikian, harus
ataupun virusnya sendiri defektif. Contohnya diingat bahwa suatu virus dapat bersifat
Reproduksi Virus 315

sitosidal dan dapat pula tidak, tergantung akhirnya merusak bagian-bagian sel yang
pada sel yang diinfeksinya. peka terhadap enzim-enzim tersebut.
Pada sel yang terinfeksi, terjadi perubahan- Terjadi pula piknosis inti, perubahan pada
perubahan biokimiawi. Protein awal virus struktur anak inti dan kromatin serta pem-
akan menyebabkan RNA sel tidak berfungsi bentukan massa granular atau fibriler di
dan pembentukan protein selpun berku- dalam sitoplasma. Perubahan-perubahan ini
rang sampai hilang sehingga akhirnya akan sifatnya tidak khas dan dapat terjadi sebelum
bersifat letal untuk sel. Selain itu beberapa perubahan pada lisosom.
komponen virus sendiri, mungkin kapsid, Terjadinya jisim yang makin lama makin
bersifat toksik untuk sel, dan pengumpulan banyak menyebabkan gangguan mekanik
virion dalam jumlah besar akan menyebab- pada proses transportasi bahan metabolisme
kan sel mengalami distorsi. dan desakan pada organel-organel sel meta-
Kadang-kadang lisosom pecah dan menye- bolisme sel. Jisim ini merupakan tempat-
babkan lisis sel. Kelainan-kelainan akibat tempat yang pada pewarnaan berbeda
virus yang bersifat litik tersebut dapat di- dengan asalnya, dan dianggap sebagai pabrik
amati secara mikroskopik maupun makros- virus.
kopik. Akibat penyebaran infeksi dari satu Melihat lokasi dan reaksi jisim terhadap
sel ke sel tetangganya, maka lama-lama sejum- z^t warna maka beberapa jenis virus mem-
lah sel akan mati dan tampak sebagai plaque. berikan gambaran sebagai berikut:
Kapsid telah diketahui mempunyai pe- 1. Virus vaccinia membentuk jisim intra-
ranan menimbulkan efek sitopatogenik ini. sitoplasma yang asidofil @adan Guar-
Jumlah kapsid yang besar di dalam sel diduga nieri).
merupakan penyebab utama terjadinya efek 2. Virus herpes simpleks membentuk iisim
sitopatogenik. Pada adenovirus, antigen Pep- intranukleus yang asidofil (tipe A Cow-
ton kapsid menyebabkan sel menjadi ber- dry) dan sel berfusi menjadi sinsitium.
kelompok yang reversibel, sedangkan anti- 3. Reovirus membentuk jisim perinukleus
gen serat (fibre antigen) menekan sintesis intrasitoplasma yang asidofil.
RNA, DNA dan protein sel. 4. Adenovirus membentuk jisim intranu-
Selain disebabkan oleh pengumpulan kleus yang basofil.
kapsid, kerusakan sel juga disebabkan oleh 5. Virus rabies membentuk jisim intra-
pengaktifan lisosom. Mula-mula permiabi- sitoplasma yang asidofil (Badan Negri).
litas dinding lisosom secara reversibel ber- 6. Virus campak (morbili) membentuk jisim
kurang, kemudian diikuti oleh difusi enzim- intranukleus dan intrasitoplasma yang
enzim lisosom ke dalam sitoplasma dan asidofil dan sel berfusi menjadi sinsitium.
316 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

7. Virus herpes simpleks membentuk jisim zat aflti sitotoksik, sel limfosit T, sel NK
intranukleus. (Natural killer), sel makrofa g y^ng akhirnya
8. Paramyxovirus membentuk jisim intra- menyebabkan sel menjadi hancur dan meng-
sitoplasma. akibatkan sebagian virion tidak lengkap
dibentuk, hal mana mungkin berperan pada
Beberapa virus baik yang sitosidal maupun proses penyembuhan dan timbulnya gejala
yang tidak sitosidal menyebabkan perubahan penyakit. Selain ditimbulkan oleh virus ter-
pada membran sel, yaitu berupa fusi antara satu sebut di atas, antigen baru juga terjadi akibat
sel dengan sel tetangganya, sehingga menyebab- proses transformasi oleh virus-virus tumo-
kan terjadinya sel raksasa dengan banyak inti. rigenik.
Paramyxovirus dan herpesvirus adalah virus-
virus yang cenderung menyebabkan perubahan 3. Pengaruh infeksi pada kromosom dan
demikian. mitosis
Selain menyebabkan fusi, perubahan pada Virus berpengaruh pada mitosis sel. Pada
membran juga menyebabkan sel kurang sampai infeksi yang menyebabkan steady state infec-
tak mampu melekat pada kaca atau plastik. tion, mrtosis sel berlangsung terus bersama-
sama dengan perkembangbiakan virus sen-
2. Pembentukan antigen baru pada permu- diri, misalnya infeksi paramyxovirus SV5
kaan sel pada sel ginjal monyet. Pada infeksi oleh
Beberapa di antara virus berselubung men- picornavirus dan herpesvirus, sintesis RNA
dapatkan selubung pada membran sel, sete- sel dan protein segera berhenti dengan akibat
lah bahan-bahan selubung disintesis dan di sel tidak mampu bermitosis. Tetapi jika
transportasikan ke membran sel. Selanjut- infeksi terjadi pada siklus akhir mitosis sel,
nya virus akan dilepas keluar sel dengan maka untuk sementara mitosis tetap bedang-
proses bwdding. sung.
Terdapat banyak bukti bahwa pada per- Beberapa virus baik yang sitosidal mau-
mukaan sel terjadi antigen baru yang sebe- pun yang tidak sitosidal dapar menyebabkan
narnya merupakan antigen virus. Misalnya aberasi kromosom. Aberasi ini tidak hanya
saja sel yang terinfeksi oleh paramyxovirus, terjadr pada sel yang peka infeksi tetapi juga
beberapa togavirus, orthomyxovirus mem- pada sel yang tidak begitu peka seperti tam-
perlihatkan fenomena hemadsorpsi karena pak pada infeksi oleh cytomegalovirus, mor-
pada permukaan sel tersebut terdapat struk- billivirus, variselavirus, parotitis virus pada
tur hematinin. Antigen tersebut dapat meru- deralat perkembangbiakan y^ng rendah.
pakan sasaran reaksi kekebalan khas oleh Pada beberapa keadaan herpes zoster menye-
Reproduksi Virus 317

babkan perubahan seperti akibat kolhisin. juga mengalami gangguan, sedangkan ribo-
Pada leukosit pasien yang mendertta cacar som yang ada dipakai untuk pembentukan
air dan morbili juga telah ditemukan adanya protein yang diperlukan untuk perkem-
kelainan-kelainan kromosom. Perubahan bangbiakan virus. Pada beberapa keadaan,
pada kromosom ini mungkin pula terjadi pembentukan protein berkembang jauh
pada infeksi alamiah. Pecahnya kromosom; dibandingkan dengan RNA-nya. Diketahui
translokasi dan delesi merupakan hal umum pula bahwa setelah infeksi berlangsung, akti-
pada tumor yang diinduksi oleh virus, tetapi vitas beberap a enzim meningkat. Misalnya
karena yang tidak diinduksi oleh sel virus infeksi oleh polyomavirus dan SV 40 menye-
juga memperlihatkan hal ini, maka sukar babkan peningkatan paling tidak enam enzim
menentukan bahwa hal ini merupakan dasar yang tidak mungkin diatur oleh genom virus.
utama dalam proses karsinogenesis. Interferon yang mempunyai sifat antiviral
ternyxa juga dibentuk setelah infeksi virus
4. Perubahan biokimiawi pada sel berlangsung. Hal ini mungkin karena bebe-
Efek pertama akibat kebanyakan infeksi rapa gen yangtadinya tak dapat berekspresi,
virus yang bersifat litik adalah hambdtan setelah terjadi infeksi virus menjadi ber-
replikasi DNA, disusul sintesis RNA sel. ekspresi.
Sebagai aktbatny a penyediaan ribosom baru
PATOGENESIS VIRUS
Agus Syahrurachmqn

Seperti diketahui, virus berbe da dari mikroba Selanjutnya virus atau genomnya masuk ke
dan parasit lain, khususnya karena virus hanya dalam sel. Dengan banruan organel-organel sel,
berkembang biak pada sel hidup dan tidak genom virus membentuk komponen-komponen-
pada lingkungan ekstraseluler. Dengan demi- nya, baik komponen antaramaupun komponen
kian jelas bahwa untuk memahami patogenesis struktural virus. Setelah komponen-komponen
infeksi virus diperlukan pengetahuan proses struktural dirakit, virus dilepaskan dari dalam
kemb an gbiak termasuk p o rt d' en tr e e ny a, aktb at
-
sel. Proses kembangbiak virus ini terjadi pada
infeksi dan penyebaran virus dalam badan, sitoplasma, inti sel ataupun membran sel, ter-
proses tangga.p kebal dan pengaruhnyaterhadap gantung pada jenis virusnya.
infeksi, reaksi radang, dan faktor-faktor tak Pada proses kembangbiak kebanyakan virus
spesifik lain. berselubung dan beberapa virus tak berselubung,
banyak protein virus yang sudah rcrpapar keluar
Kembang biak virus dalam sel sel sejak sebelum virus-virus baru dilepaskan
Proses infeksi virus pada sel dimulai dengan oleh sel. Selain itu, pada beberapa virus fungsi
menempelnya virus infektif pada reseptor yang pengaturan genom sel sedemikian sehingga sel
ada dipermukaan sel. Ada tidaknya resepror akan memaparkan anrigen baru yang dalam
tersebut pada sel rerrenru ditentukan oleh faktor keadaan normal tidak ada.
genetik, tingkat diferensiasi sel dan lingkungan Secara umum, interaksi sel dan virus dapat di-
sel. Virus poliomielitis misalnya hanya mampu ringkas dan digolongkan sebagai berikut: (r)
menginfeksi sel hewan primata dan tidak pada "i*,
yang akibat efek sitosidalnya atauefek toksisnya
sel hewan bukan primata. In vitro terbukti menimbulkan banyak kemarian sel, (ii) virus
bahwa tidak semua sel primata dapat terinfeksi. yang proses kembangbiaknya tidak menimbul-
Sel-sel ginjal dan sel-sel otak dapat terinfeksi kan kematian sel langsung tetapi hanyamenim-
sementara sel-sel epitel tidak. Dengan demikian bulkan kelainan kecil, (iii) virus yang proses
jelas bahwa virus mempunyai host and organ infeksinya mengubah tumbuh kembang sel
tropism tertentu. sehingga sel tumbuh kembang berlebihan. pada

318
Patogenesis Virus 319

Tabel32-1 Tabel32-2
Virus dengan port d'entree saluran pernapasan Virus dengan port d:entrea saluran pencernaan

1.. Dengan gejala setempat:


Virus Influenza A. B dan C
Hepatitis A,B Hepatitis
Virus Parainf\tenza
Poliomielitis Poliomielitis
Virus pernapasan sinsisial
Rotavirus Diare
Rhinovirus
Norualk agent Diare
Coronavirus
Hawaii agent Diare
Adenovirus
Pararotavirus Diare
Enterovirus
Coronavirus Diare
2. Menyebabkan Generalized diseases
Varisela
Variola rubela dan coronavirus ataupun penyakit/
Rubela gejala di tempat lain seperti virus variola,
Parotitis
Rubeola
virus varisela bahkan ada yang bersifat
Virus Lassa tumorigenik seperti virus papiloma.
Pada kasus influenza, virus yang masuk
terlebih dahulu harus berhadapan dengan
keadaan terakhir, seringkali proses infeksi pada IgA yang mampu menetralisirnya dan gli
masa awalnya tidak mengganggu fungsi-fungsi koprotein yang mampu menghambat perle-
sel. Pada (ii) dan (iii), kematian sel dapat iuga katan virus pada reseptornya. Virus-virus yang
ter'ladibaik karena proses tanggap kebal dan atau berhasil melampauinya akan berkembang-
gangguan fisiologik. Penting diperhatikan bahwa biak pada sel dan merusak sel tersebut.
pembagian ini tidak selalu paralel dengan Virus-virus baru yangdilepaskan selanjutnya
manifestasi klinis, karena sekalipun gangguan menyerang sel epitel lain. Penyebaran ini
hanyabersifat :,':,:';:.'; :, .;..;"';: '';," seandainya teriadi dibantu oleh cairan transudat. Di lain pihak,
pada sel-sel endotel organ penting ataupun fungsi cairan transudat mengakibatkan keluarnya
sel tersebut vital maka manifestasi klinis dapat antibodi dan inhibitortak spesifik yang mem-
lebih jelas. batasi perluasan infeksi. Proses kematian sel
menyebabkan saluran napas menjadi lebih
Port d'entree virus
rentan terhadap infeksi sekunder bakterial.
a. Saluran pernapasan
Banyak virus penyebab penyakit, .:,'' i : l' , : :': :: b. Saluran pencernaan
nya saluran pernapasan. Penyakit yang di' Hanya virus tak berselubung yang masih
timbulkannya dapat bersifat setempat seperti tetap infektif setelah lewat cairan lambung
pada virus inflienza, parainfluenza, virus dan empedu. Virus-virus tersebut ada yang
320 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel lz-l
Virus dengafl port d entreekulit-mukosa

Mikrolesi Papiloma manusia Kondiloma


Herpes simpleks 1 Stomatitis, keratitis
Flerpes simpleks 2 Servisitis
Poxviridae Molluscum contagiosum, Milker's node, orf
Artropoda Alphavirus FUO, Ensefalitis, demam berdarah
Flavivirus FUO, demam dengue, DBD, demam kuning, ensefalitis
Vertebrata Rabies Rabies
Virus B Ensefalomielitis
Cltomegalovirus Hepatitis
Injeksi Hepatitis B, C Hepatitis-Hepatoma
Cltomegalovirus Hepatitis
EBV Mononukleosis infeksiosa
HTV AIDS /

FUO: Feoer of unknozen origin


DBD: Demam berdarah dengue
ADS: A cquired immunodefi,ciency syndrome

hanya menimbulkan penyakit atau kelainan masuk yang melalui kulit atau mukosa
setempat seperti: rotavirus, Norwalk agent, menimbulkan kelainan setempat seperti
Hawaii agent, pararotavirus, dan sebagainya. virus herpes simpleks, virus papiloma, virus
Ada pula yang kemudian menyebar ketem- molluscum contagiosum, virus Orf dan
pat lain seperti: virus hepatitis dan virus sebagainya. Lebih umum terjadi adalah
imunodefisiensi manusia. kelainan kulit yang terjadi sebagai akibat
Pada kasus infeksi rotavirus, gejala timbul penyebab sistemik virus.
akibat kerusakan sel-sel vili. Akibat keru-
d. Plasenta
sakan tersebut terj adi defisiensi enzim- enzim
Virus mencapai plasenta jika ibu mengalami
penting seperti disakaridasa dan gangguan
viremia. Virus dapat berkembangbiak da-
absorpsi gar^m-garam dan air.
hulu dalam jaringan plasenta atau langsung
c. Kulit dan mukosa genitalia masuk ke dalam jaringan janin. Kelainan
Virus masuk ke dalam sel-sel mukosa melalui yangterjadi tergantung pada jenis virus dan
hasil (mikro) lesi. Pada kulit terjadi juga me- usia kehamilan. Virus yang banyak dikait-
lalui gigitan arthropoda. Sebagian virus yang kan dengan kelainan kongenital adalah virus
Patogenesis Virus 321

rubela, cytomegalovirus dan kadang-kadang but dalam membatasi proses infeksi tergantung
virus varisela. dari: jenis virus, port d'entree, organ sasaran'
faktor-faktor fisiologis, umur dan faktor genetik
Penyebaran virus hospes. Infeksi virus di samping menimbulkan
Ada dua penyebaran virus, yaitu: (i) penyebaran tarrggap kebal spesifik, juga menimbulkan tang-

dekat sehingga infeksi terlokalisir dan (ii) Penye- gap kebal tak spesifik.

Lraran jauh. Pada penyebaran dekat, virus meng- Seperti telah diuraikan, antigen virus dapat
infeksi sel tetangga melalui ruang antar sel atau ditemukan dalam berbagai bentuk, yaitu: (i)
kontak langsung antar gel. Pola demikian terjadi dalam bentuk virion atau komponennya, (ii)
pada infeksi kulit oleh virus papiloma' Pola lain dalam bentuk bebas atau cell-associated, (iii) ben-
terjadi melalui aliran sekret atau ekskret dalam tuk protein struktural, protein tak struktural
rongga-rongga badan. Pola ini misalnya terjadi ataupun antigen seluler baru. Karena itu pola
pada infeksi saluran pernapasan dan pencernaan' tanggap kebal terhadap infeksi virus sangat ber-
Pada penyebaran jauh, proses infeksi biasa- variasi.
nya melalui beberapa tahap. Setelah melewati Tanggap kebal humoral biasanya didahului
central focus virus menyebar mencapai organ oleh naiknyatiter IgM diikuti IgG dan IgA.IgM
sasaran. Penyebaran t er)adi meialui aliran darah, akan meningkat dan mencapai kadar puncak
getah bening ataupun susunan saraf. pada minggu 3-5, kemudian menetap selama
Kecuali rhinovirus dan beberapa tipe papi- beberapa minggu. IgG muncul belakangan dan
loma virus, infeksi virus lain biasanya disertai menetap untuk jangka waktu lebih lama. IgG
viremia dalam darah. Enterovirus dan togavi- dianggap faktor humoral utama antivirus dalam
rus banyak terdapat bebas dalam plasma, virus serum dan membantu membatasi penyebaran
Esptein-Barr bersifat lymphocyte-associated, virus hematogen. Diketahui bahwa tanggap kebal
cacar bersifat leucoclte-associated, dan virus pada generalized infection brasanya lebih baik
lymphocytic chorio-meningitis bersifat er).thro- daripada superfi.cial infection. Keadaan ini dikait-
cyte-assocciated. Virus dapat keluar dari sirku- kan dengan: (i) lebih baiknya intensitas pem-
lasi melalui beberapa c^ra, diapedesis bentukan antibodi pada generalized infection
^ntaralain:
sel leukosit, endotel atau makrofag ataupun dam (ii) lebih terbatasnya tipe virus penyebab
pemindahan pasif. pada generalized infection. Fenomena di atas
sudah tentu tak berlaku pada infeksi virus
Tanggap kebal terhadap infeksi virus dengue, karena antibodi yang timbul terhadap
Mekanisme tanggap kebal merupakan feno- satu tipe virus justru dianggap merangsang
mena kompleks yang melibatkan banyak kom- kembangbiak dan imunopatologi oleh tipe virus
ponen. Peran dari komponen-komponen terse- 1ain.
322 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Berbeda dengan generd.lized infection infeksi seluler. Sel-sel yang terangsang akan melisiskan
permukaan banyak merangsang kekebalan IgA. sel terinfeksi dengan cara mengikat antigen virus
Penelitian jug menunjukan bahwa infeksi yang terpapar di membran plasma. Lisisnya sel
pernapasan dan saluran pencernaan berkorelasi terinfeksi akan memutuskan rantar kembang-
baik dengan kadar IgA dan bukan kadar IgG. biak virus sekaligus memutuskan rantai infeksi.
Sayangnya IgA tak bertahan lama dalam sekret, Di samping itu lisisnya sel akan lebih merang-
kurang dari 5 tahun untuk virus influenza, sang reaksi radang. Sel-sel yang berperan dalam
rhinovirus dan virus sinsisial pernapasan. Faktor melisiskan sel adalah gel K, sel NK, sel makrofag,
lain yang memudahkan reinfeksi adalah banyak- sel limfosit Tc dan mungkin pula sel leukosit
nya tipe virus penyebab dan kecenderungan PMN. Selain itu lisisnya sel terinfeksi dapar juga
mutasi virus penyebab. rerjadi akibat ikatan antigen-antibodi-komple-
Dari macam-macam antibodi yang terben- men.
tuk, beberapa di antaranya mampu menetralisir Beberapa virus ternyata mampu menimbul-
infektivitas virus. Mekanismenya dapat dibagi kan imunodepresi. Virus rubeola, cytomegalo-
dalam tiga golongan yaitu: (i) menghambat per- virus dan virus Epstein-Barr telah lama diketahui
lekatan virus pada sel, (ii) menyebabkan lisisnya sebagai imunodepresan. Mekanismenya tidak
virus dan (iit) menimbulkan ketidakmam- diketahui jelas. In oitro, virus-virus tersebut
puan virus melepaskan genomnya dalam sel. mampu berkembangbiak dalam sel limfosit dan
Di samping adanya antibodi yang menguntung- makrofag. Karena itu imunodepresi dianggap
kan, juga kadang-kadang ditemukan antibodi sebagai kegagalan dalam presentasi dan penggo-
yang merugikan. Pada infeksi dengue ditemu- longan antigen. Mekanisme lebih jelas ditemu-
kan adanya enhancing antibodies, antibodi yang kan pada infeksi oleh HIV.
menjembatani agregasi trombosit dan kompleks Virus terakhir akan merusak T helper cells,
imun yang merangsang pelepasan histamin dari sehingga rasio T helper dan T supressor ber-
mast cells. Pada infeksi oleh virus sinsisial per- ubah. Apapun mekanismenya, imunodepresi
napasan, berat ringannya penyakit juga dikait- menyebabkan individu lebih rentan terhadap
kan dengan tingginya kadar IgE dalam sekret. infeksi sekunder.
Juga diketahui bahwa tidak selamanya kompleks
imun dapat dibuang dari tubuh. Pada kasus hepa- Faktor tak spesifik
titis B kronik aktif, kompleks imun kadang- Banyak faktor tak spesifik berperan dalam pato-
kadang tertumpuk di glomerulus dan menim- genesis penyakit infeksi viral. Di antaranya ada-
bulkan glomerulonefritis. lah: fagositosis, umur, rudapaksa, genetik, hor-
Selain menimbulkan tanggap kebal humoral, mon, gizi, suhu tubuh, stres, interferon, reaksi
infeksi virus juga merangsang tanggap kebal radang.
Patogenesis Virus 323

Fagositosis diketahui merupakan salah satu tersebut ternyata tidak berlaku untuk semua
mekanisme pertahanan tubuh. Yang terutama virus. Stomatitis herpetika ternyata kambuhnya
berperan dalam infeksi virus adalah sel makro- berkaitan dengan kejadian demam tertentu.
fag.Ia berperan melisiskan sel terinfeksi, mem- Infeksi lain yang terjadi (hampir) bersamaan
bersihkan virus dari sirkulasi dan membentuk dengan infeksi suatu virus tertentu mungkin
interferon. Di lain pihak diketahui beberapa dapat menghambat atau memperberat geiala
virus seperti virus rniluenza menyebabkan daya infeksi. Gejala lebih berat infeksi viral saluran
fagositosis berkurang. Bahkan ada virus yang pernapasan seringkali dikaitkan dengan adanya
mampu berkembang biak dalam makrofag, dan infeksi bakterial sekunder. Atau sebaliknya
merupakan sumber infeksi atau penyebaran infeksi viral memperberat gejala infeksi bakte-
seperti virus dengue dan cytomegalovirus' rial seperti pada morbili dan tuberkulosis paru.
Pengaruh faktor hormon belum banyakyang Interaksi infeksi terladijuga antar infeksi virus.
diketahui. Beberap a penyakit sep erti cacar, hep a- Infeksi virus delta misalnya akan terjadi sean-
titis dan poliomielitis cenderung lebih berat dainya didahului atau bersamaan dengan infeksi
pada wanita hamil. Peirgetahuan yang lebih jelas virus Hepatitis B. Dalam hal ini virus delta
tentang pengaruh hormon didapat dari penga- merupakan virus defektif yangproses kembang-
laman pengobatan dengan kortikosteroid. Peng- biaknya memerlukan belper factor dari virus
obatan dengan kortikosteroid diketahui menye- hepatitis B. Sebaliknya, dua virus berbedayang
babkan lebih beratnya keratitis herpetika dan menginfeksi (hampir) bersamaan dapat saling
menyebabkan terlibatnya organ dalam pada meniadakan melalui proses interferensi. Hubu-
infeksi virus varisela. Mekanismenya diduga ngan infestasi parasit dengan infeksi virus pada
berkaitan er^t deng^n penekanan reaksi radang, manusia banyak yang belum jelas. Penelitian in
penekanan kekebalan seluler dan hambatan vitro dengan memakai sel leukosit manusia me-
sintesis interferon. Efek-efek tersebut tampak- nunjukkan bahwa pemaparan sel terhadap anti-
ny a ter gantung pada dosis. gen Ascaris maupun Anisakis mempertinggi
Penelitian pada binatang percobaan menun- kerentanan sel terhadap infeksi virus dengue.
jukkan bahwa penurunan suhu tubuh akan Bukti bahwa infestasi parasit memperberat
meningkatkan dan penaikan suhu tubuh akan gejala infeksi virus in oirto baru terbukti nyata
menghambat proses kembang biak virus. Karena pada binatang percobaan.
itu terjadinya kenaikan suhu tubuh pada pen- Pengamatan di klinik seperti halnya pada
derita dianggap berperan membatasi penyakit. virologi eksperimental menunjukkan bahwa umur
Mekanisme lain yang diduga terlibat adalah juga berpengaruh terhadap manifestasi penyakit
lebih banyaknya proses tanggap kebal dan me- viral. Pada umumnya penyakit viral cenderung
ningkatnya pembentukan interferon. Fenomena lebih berat pada periode perinatal dibanding-
324 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

kan pada usia lebih tua. Dalam hal ini nampak- dan tingkat kepekaan sel terhadap pengaruh
nya kematangan proses tanggap kebal, kemam- interferon. Patut dicatat bahwa infeksi virus pun
puan homeostasis dan diferensiasi sel ikut ber- sebenarnya merupakan perangsang pembentukan
Peran. interferon. Dalam hal ini virus yang tidak sito-
Penelitian pengaruh faktor genetik terhadap sidal dianggap lebih mampu merangsang pem-
patogenesis penyakit viral pada manusia masih bentukan interferon dibandingkan virus sitosidal.
sangat terbatas. Hal ini disebabkan kompleks-
nya genom manusia dan sukarnya mendapatkan Kegagalan tanggap kebal
sampel dari lingkungan homogen. Hasil pene- Proses tanggap kebal merupakan usaha tubuh
litian terbatas menunjukkan bahwa orang Afrika untuk menghilangkan virus dari dalam tubuh.
lebih rentan terhadap infeksi virus rubeola dan Usaha ini tidak selalu berjalan sempurna. Bebe-
virus demam kuning dibandingkan orangEropa. rapa jenis virus menyerang sel-sel yang berperan
Percobaan-percobaan pada binatang menun- dalam proses tanggap kebal. HIV misalnya, me-
jukan bahwa kerentanan terhadap infeksi virus nyerang berbagai sel yang mempunyai penanda
juga ditentukan faktor genetik. Daya tahan ter- CD4, termasuk sel T helper (penolong) sedemi-
hadap infeksi flavivirus misalnya ternyata di- kian sehingga pada suatu saat fungsinya sebagai
tentukan oleh satu genyang diturunkan secara picu dan penggerak proses tar'ggap kebal sangat
dominan. Sel yang membawa gen tersebut ter- berkurang. Selain itu di dalam tubuh, HfV secara
nyata mempunyai reseptor virus pada permu- terus menerus mutasi sehingga proses tanggap
kaannya sedangkan sel yang tak membawa gen kebal menjadi tidak efektif karena sasarannya
tersebut tak mempunyai reseptor virus. Faktor berubah. Virus lain seperti virus herpes simpleks
genetik juga berperan terhadap timbulnya va- menghindarkan diri dari proses tanggap kebal
riasi proses tanggap kebal. Bagaimana persisnya dengan jalan menimbulkan infeksi laten dan
penyakit viral belum banyak terungkap, sama menyebarkan infeksi dari satu sel ke sel lain tanpa
sep erti halny a pen get ahuan tentan g intr ac e I lul ar melalui cairan ekstrasel sehingga tidak terjang-
suroeillance. kau oleh proses tanggap kebal.
Faktor lain yang juga dianggap berperan ter- Pada penyakit rabies, proses tanggap kebal
hadap perjalanan infeksi virus ialah interferon, terlalu lambat dibandingkan dengan perjalanan
suatu polipeptida yang melindungi sel dari spe- penyakitnya. Mungkin virus rabies pada mula-
sies yang sama terhadap infeksi virus. Interferon nya berkembang biak pada tempat yang tak ter-
tidak menghambat infeksi yang sudah berlang- jangkau oleh sel-sel yang bekerja pada proses
sung. Interferon hanya melindungi sel sehat dari tanggap kebal atau mungkin juga jumlah antigen
infeksi. Pengaruh interferon rcrhadap perjalanan atau kekuatan antigen yang dilepas sebagai
infeksi virus dikaitkan dengan jumlah interferon akibat kembang biak virus di dalam tubuh
Patogenesi,s Virus 325

terlalu sedikit atau lemah untuk menimbulkan nyakitnya tergantung dari jenis dan luas jarrngan
tanggap kebal dini yang baik. Sebab lain dari terkena. Perjalanan penyakitnya tergantung
ketidakberhasilan tanggap kebal dalam meng- pada dosis virus yang masuk, kapasitas tanggap
atasi infeksi virus adalah ter)adinya imuno- kebal untuk mengatasi infeksi dan keadaan
toleransi akibat beban antigen yang masif. umum individu. Sedangkan beratnya penyakit
ditentukan oleh derajat fungsi vital jaringan ter-
lmunopatologi kena, kecepatan dan lamanya kerusakan ber-
Berat ringannya gejala penyakit infeksi viral langsung.
tergantung banyak faktor. Di antaranya talah
proses t^nggap kebal, reaksi hipersensitivitas, Jenis infeksi
reaksi radang dan derajat kerusakan larrngan, Suatu virus bersifat patogen pada hospes ter-
Berbagai gejala klinis seperti demam dan kdle- tentu jika virus tersebut dapat menginfeksi dan
mahan diketahui terutama disebabkan oleh pro- menimbulkan penyakit pada hospes tersebut.
ses tanggap kebal, khususnya pelepasan inter- Infeksi virus pada hospes dapat terjadi dalam
feron dan berbagai limfokin lain. Kekebalan berbagai pola, tergantung pada jenis virus dan
seluler yang timbul sebagai usaha tubuh meng- hospesnya. Jika sel hospes tidak mendukung rep-
atasi infeksi jrya memulai reaksi radang dan likasi virus, infeksi akan abortif. Jika sel hospes
kerusakan jaringan. Pada kasus morbili dan mendukung replikasi virus, virus akan menye-
parotitis reaksi radang dan hipersensitivitas babkan lisis dan kematian sel (infeksi sitolitik)
dianggap lebih berperan terhadap kerusakan atau menetap di dalam sel (infeksi persisten).
jaringan dibandingkan oleh virusnya sendiri. Bentuk persistensi terbagi dua macam, yaitu
Adanya viremia atau antigenemia juga tidak bentuk infeksi persisten produktif, yaitu bentuk
selalu menguntungkan. Viremia atau antigene- infeksi persisten di mana morfogenesis virus
mia yang tinggi atau berlangsung untuk jangka dapat dijumpai dan bentuk laten di mana tidak
waktu yanglama mungkin menyebabkan tim- terdapat morfogenesis virus. Infeksi persisten
bulnya kompleks imun yang kemudian terde- oleh beberapa jenis virus dapat menyebabkan
posit dan merusak jartngan gtnjal. Selain itu perubahan sifat sel menjadi imortal dan meng-
kompleks imun juga dapat merangsang aktivasi alami transformasi.
komplemen. Pada kasus demam berdarah dengue, Secara klinis infeksi virus dapat bermani-
aktivasi komplemen ternyata seiaras dengan festasi (apparent infection) atau tidak (inapparent
berat ringan ny a gejala. infection). Menurut lamanya gejala, infeksi virus
Jadi penyakit viral merupakan resultante dapat bersifat akut atau kronik. Gambaran klinis
dari luasnya kerusakan janngan dan atau proses beberapa penyakit viral dapat dilihat pada Tabel
tanggap kebal atau hipersensitivitas. Sifat pe- 32-4.
326 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel32-4
Gambaran penyakit infeksi virus

Adenovirus Infeksi pernapasan atas Meningoensefalitis


Konjungtivitis Sistitis hemoragik
Adenitis mesenterik
Herpes viridae
Herpes simpleks Infeksi mata Hepatitis
Infeksi genital Ensefalitis
Infeksi mulut
Varisela Infeksi pernapasan atas Pneumonia
Variseia Ensefalitis
Herpes zoster Bell's palsy
Guillain-Barre
EBV Mononukleosis infeksiosa
Paramyxoviridae
Rubeola Morbili Ensefalitis
SSPE
Parotitis Parotitis Pankreatitis
Orkitis Ooporitis
Meningitis Tiroiditis.

Di bawah ini diberikan beberapa kemung- Variasi lain dari bentuk ini tetapi serang-
kinan infeksi virus dan hubungan klinik- an berikutnya tidak berulang-ulang ialah
nya. varisela-zoster.
3. Infeksi persisten produktif ialah dengan ge-
1,. Infeksi produktif dengan gejala klinik akut. jala klinis kronik. Contohnya ialah-hepatitis
Contohnya ialah cacar, influenza, demam B kronik persisten.
berdarah dengue.
4. Infeksi persisten laten disertai transformasi
2. Infeksi akut dan penyakit akut dilanjutkan sel dengan gejala klinik akhir berupa kega-
dengan infeksi persisten dengan serangan- nasan. Contohnya ialah servisitis uteri karena
serangan klinis akut intermiten dan infeksi virus papiloma. Sedangkan contoh infeksi
laten pada masa antara serangan. Contohnya persisten yang ridak disertai rransformasi sel,
adalah herpes labialis oleh virus herpes tetapi secara klinis tetap slowly progressive
simpleks. Di antara serangan klinis, virus ialah penyakit Kuru, sindroma Creutzfeldt-
mungkin bersembunyi di otak atilt gatLg- Jacob dan leukoensefalopati multifokal
lion. progresif yang disebabkan oleh viroid.
Patogenesis Virus 327

Sifat penyakit klinis ataupun tidak. Sifat penting dari beberapa


Setelah proses infeksi berhasil, penyakit yang penyakit akibat infeksi viral dapat dilihat pada
ditimbulkannya dapat menimbulkan gejala Tabel32-5.

Tabel32-5
Beberapa sifat penyakit viral

Influenza I-2hari Pernapasan sebentar sedang


Comnton cold 1-3 hari Pernapasan sebentar sedang
Demam berdarah dengue 5-8 hari Inokulasi sebentar sedang
Poliomielitis 5-2hari Per oral lama tinggi
Morbili 9-12hari Pernapasan sedang rendah
Variola \2-1.4 hari Pernapasan sedang rendah
Varisela l3-I7 hari Pernapasan sedang sedang
Parotitis 16-20 hari Pernapasan sedang sedang
Rubela 17-20 bari Pernapasan sedang sedang
Mononukleosis 30-50 hari Per oral lama tinggi
Hepatitis A . t5-40hari Per oral lama tinggi
Hepatitis B 50-150 hari Inokulasi sangat lama tinggi
Verruca vulgaris 50-150 hari Inokulasi lama rendah
Rabies 30-100 hari inokulasi tidak tidak
PENGEGAHAN DAN PENGOBATAN
PENYAKIT VIRUS
Agus Syahrurachman

Terdapat tiga cara pendekatan untuk melaku- terdiri dari berbagai tipe dan karena IgA tidak
kan pencegahan dan pengobatan penyakit viral bertahan lama maka deralat kekebalan yangter-
yaitu: kemoterapi, imunisasi dan pemakaian zat- jadi adalah pendek serta lemah.
zat yar'g menginduksi pembentukan interferon tValaupun demikian infeksi saluran perna-
atau mekanisme pertahanan tubuh. Cara lain pasan bawah mempunyai sebab yang spektrum-
yaitu pengaturan perilaku manusia dan ling- nya lebih sempit dibandingkan dengan infeksi
kungannya tidak dibicarakan di sini. saluran pernapasan bagian atas. Ditambah de-
ngan seringnya terjadi antigenic drift virus pe-
lmunisasi
nyebab infeksi saluran pernapasan, maka umum-
Banyak vaksin virus yang telah berhasil dipro-
nya vaksin untuk virus tersebut tidaklah bersifat
duksi dan efektif penggunaannya, misalnya sala
efektif.
vaksin cacar, vaksin poliomielitis dan vaksin
demam kuning. Vaksin dibuat dengan cara mele-
Hampir seluruh vaksin virus sekarang menr-
mahkan atau menginaktifkan virus liar atau pakan vaksin virus hidup. Perkembangbiakan
dengan menyeleksi mutan avirulen. Selain itu virus yang telah dilemahkan di dalam sel hospes
vaksin dapat dibuat melalui cara rekayasa ge- merupakan rangsang imunogen yang berlang-
netik, rekayasa protein maupun cara sintetik. sung lama. Beberapa di antaranya dapat diberi-
Suatu vaksin memenuhi syarat jika aman pema- kan dengan cara alamiah. sehingga bukan hanya
kaiannya dan efektif. IgG yang dibentuk, tetapi juga igA lokal.
Seperti telah diterangkan pada bab patoge- Vaksin yang dipakai umumnya merupa-
nesis penyakit, infeksi virus dengan penyebaran kan mutan yang kurang virulen, yang didapat
sistemik biasanya disebabkan oleh satu tipe virus dengan cara pasase virus berulang-ulang. Untuk
dengan IgG sebagai reaksi kekebalan humoral mempertunjukkan hilangnya virulensi, virus
utama. Pada infeksi lokal terutama infeksi tersebut dicoba pada binatang percobaan, dan
saluran pernapasan, virus penyebab biasanya akhirnya pada sukarelawan.

328
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Virus 329

Tabel 33-1
Sifat vaksin virus

Variola Vaccinia Kulit sapi + Intrakutan


Demam kuning L7D Embrio ayam + Subkutan
Poliomielitis Sabin 1,2,3 Sel \[I 38 + Oral
Morbili Schwarz Fibroblas ayam + Subkutan
Rubela RA227/3 Sel VI 38 + Subkutan
cendehill ginjal monyet + Subkutan
Parotitis Jeryl Lynn Fibroblas ayam + Subkutan
Rabies Pitman-Moore SeI VI 38 B.t" propiorr-ilakton Intramuskuler
Influenza A2 (H3N2) Embrio ayam Formalin dan Subkutan
desoksikolat
Adenovirus Strain 4,7 Sel \X438 Oral
Hepatitis B Antigen Plasma f ormalrn, panas Intramuskuler
permukaan Rekombinan Intramuskuler

'Walaupun
efektif, terdapat beberapa masa- Masalah lain dari vaksin virus hidup adalah
lah yang berhubungan dengan vaksin virus sel yang digunakan untuk mengembangbiakkan
hidup, yaitu berupa ketidakstabilan genetik virus, terkontaminasi oleh virus lain. Sel ter-
virus, kemungkinan kontaminasi oleh virus ber- sebut sebelum digunakan untuk mengembang-
bahaya, interferensi dengan virus liar, dan labi- biakkan virus untuk vaksin, terlebih dahulu me-
litas terhadap panas. ngandung misalnya paramyxovirus, togavirus,
Beberapa vaksin hidup ternyata mempunyai rhabdovirus, arenavinrs dan retrovirus. Virus-
efek samping dari yang s^ng t ringan maupun virus tersebut secara relatif merupakan virus yang
berat. Tetapi jika vaksin tersebut lebih dilemah- tidak sitosidal. Atau mungkin pula sel tersebut
kan, ternyata sifat imunogennya sangat berku- mengandung genom virus lain, misalnya papo-
rang. Poliovaksin merupakan vaksin yang me- vavirus.
nimbulkan gejala sangat ringan, tetapi vaccinia Interferensi juga merupakan masalah yang
kadang-kadang menimbulkan kematian. Hal tak kalah pentingnya. Pada negara sedang ber-
lain yaitu kemungkinan vaksin mutasi kembali kembang, enterovirus yang mampu berinter-
menjadi virus liar virulen, dan hal ini pernah ferensi dengan vaksin poliovirus kadang-kadang
dilaporkan pada vaksin virus poliomielitis tipe 3 terdapat pada anak-anak. Pemberian vaksin se-
dan vaksin yang berasal dari temperature sen- cara sistemik jarang menyebabkan interferensi,
sitive mutant yang menimbulkan infeksi per- mungkin karena vaksin segera menyebar ke
sisten pada otak binatang. seluruh tubuh.
330 Buku Ajar Mikobiologi Kedokteran

Virus hidup pada dasarnya peka terhadap infTuenza, j ika j umlah anti gen dip erb es ar, serin g
panas. Masalah ini penting untuk negara tropis terjadi reaksi demam terurama pada anak-anak,
yang sistem p elay anan kesehatannya belum baik, tetapi kesulitan ini dapat diatasi dengan cara
karena segera setelah direhidrasi vaksin harus menguraikan virion memakai deoksikolat. Bebe-
dipakai. Tidak tersedianya lemari pendingin dan rapa sifat vaksin virus untuk manusia dapat
harga vaksin yang relatif mahal merupakan dilihat pada Tabel 33-1.
faktor penting jika objek vaksinasi sedikit. Penggunaan imunisasi pasif untuk penyakit-
Pada umumnya sekarang vaksin virus meru- penyakit akibat virus sekarang terbatas penggu-
pakan virus hidup yang dilemahkan, kecuali naannya, karena telah banyak vaksin virus yang
vaksin infTuenza, rabies, dan hepatitis B. Bebe- telah berhasil dikembangkan.
rapa vaksin virus mati yang dahulu digunakan Yang masih kadang-kadang digunakan ialah
seperti vaksin morbili dan vaksin virus sinsitial penggunaan imunoglobulin manusia untuk pen-
pernapasan (virus RS) sudah ditinggalkan. Anak- cegahan jangka pendek terhadap hepatitis A.
anak yang mendapatkan vaksin mati virus Juga masih dipakai untuk morbili dan pengo-
morbili atau virus RS, jika kemudian rerpapar batan komplikasi vaksinasi cacar.
pada vaksin hidup (dalam hal morbili) atau
infeksi alamiah (dalam hal RS) menimbulkan
Zat anti virus
Pada mulanya diduga bahwa seluruh metabo-
gejala penyakit yang lebih parah.
lisme sel diperlukan unruk perkembangbiakan
Idealnya bahan untuk memarikan virus vak-
sin harus menginakti{kan asam nukleat, tanpa
virus. Dengan berkembangnya virologi mole-
mengganggu kapsid atau selubung, sehingga sifat
kuler diketahui bahwa ada bagtan proses bio-
antigen virus benar-benar utuh. Terapi bahan
kimia yang mutlak bagi virus dan tidak tergan-
tung pada sel. Pengetahuan di atas menjadi lan-
yang umum dipakai yaitu formaldehid dan beta
dasan untuk mencari dan menemrtkan zat anti-
propionilakton tidak hanya menginaktifkan
virus yang mempunyai indeks kemoterapeutika
asam nukleat tetapi juga menyebabkan denatu-
tinggi. \Walaupun kebanyakan zat antivirus yang
rasi protein. Sedangkan sinar ultra ungu hampir
telah ditemukan tidak memenuhi syarar untuk
tidak dipakai karena kemungkinan terjadinya
m u h ip lic ity r e act i,u at i o n.
dipakai dalam pengobatan penyakit manusia,
beberapa diantaranya masih memberikan harapan.
Masalah yang dihadapi oleh penggunaan
vaksin virus mati adalah jumlah anrigen yang
Zat antivirus yang telah ditemukan anrara
lain adalah:
harus cukup banyak yang berarti kesulitan di
dalam proses pembuatannya, serta cara pembe- 1., Isatin beta-thiosemikarbason (IBT)
rian vaksin yang sistemik sehingga tidak menim- IBT merupakan zat kimia yang kuat meng-
bulkan kekebalan lokal. Pada vaksin virus hambat reproduksi poxvirus dengan cara
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Virus 331

menghambat formasi salah satu protein inti 4. Cytarabine


sehingga DNA menjadi hancur. Selain pox- C1'tarabine (1-beta-D-arabinofuranosylcyto-
virus, IBT juga menghambat reproduksi ade- sine monochloride, Ara-C, Cltosine arabi-
novirus, sedangkan beberapa zat turvnan- noside) suatu analog pirimidin yang dapat
nya dapat menghambat reproduksi entero- menghambat sintesis DNA virus dan sel
virus tertentu. In aitro pada kadar 3 mg per- dengan cara bergabung dengan DNA dan
liter IBT dapat menghambat reproduksi menghambat DNA polimerasa. Obat ini
virus vaccinia sebanyak 90o/o tanpa meng- tidak memuaskan untuk dipakai secara siste-
ganggu sel hospesnya sendiri. Pada perco- mik karena toksik. Pada percobaan pengo-
baan lapangan terhadap penderita kontak batan infeksi herpes dan vaccinia obat ini
penyakit cacar ds.India dan Pakistan, Mar- paling tidak sama efektifnya dengan 5-iodo-
boran (N-metil IBT) yang diberikan per oral 2-deoksi uridin (IDU).
memberikan hasil yang baik dengan menu-
5. Dactinomycin
runkan angka kejadian infeksi. Obat ini
Dactinomycin (Actinomycin) dapat meng-
hanyaefektif untuk tindakan profilaksis.
hambat sintesis RNA yang bergantung
2. 2-Hidroksibensilbensimidasol (F{BB) dan pada DNA, jadi menghambat reproduksi
Guanidin. sebagian kecil virus DNA. Dactinomycin
HBB dan Guanidin dapat menghambat secara jng" menghambai reproduksi beberapa
in rsitro banyak enterovirus termasuk polio- myxovirus. Mekanismenya belum diketahui
virus. Zat ini dapat menghambat proses dengan jelas. Obat ini toksik untuk sel
replikasi RNA berserat tunggal. Kedua zat hewan.
tersebut baik sendiri-sendiri atau bersama- 6. Asam fosfonoasetat
sama tidak merupakan zat antivrrus yang Asam fosfonoasetat dapat menghambat repli-
berguna bagi pengob atan in viao, oleh karena kasi virus herpes simpleks. Zat ini menrpa-
mutan resisten dan bebas dapat timbul secara kan penghambat polimerasa DNA virus
cepat dan mudah. herpes simpleks dan tidak mempunyai
3. Rifampisin adalah hasil peragian oleh Strep- pengaruh yang bermakna pada polimerasa
tonlyces mediterranel. Rifampisin dan turun- DNA seluler, serta mempunyai harapan
annya dapat bereaksi dengan polimerasa untuk dipakai sebagai obat kemoterapeutika
RNA kuman dan mengakibatkan pengham- yang khas bagi infeksi herpes virus.
batan proses transkripsi. Pada konsentrasi 7. Amantadine dan rimantadine
sangat tinggi obat ini dapat menghambat 'Amantadine adalah derivat 1 amino dari ada-
proses reproduksi poxvirus dan adenovirus. mantane sedangkan rimantadine adalah de-
332 Buku Ajar Mikrobioiogi Kedokteran

rrvat alfametil dari adamantane. Amantadine pai melalui: (i) penghambatan DNA poli
dan rimantadine bekerja menghambat proses merasa virus, (ii) penghambatan ribonuk-
awal infeksi atau morfogenesis virus, bergan- leotida reduktasa dan (iii) inkorporasi ara-A
tung pada dosis dan jenis virus. Proses awal ke dalam DNA virus sehingga menyebabkan
yang dipengaruhi adalah penetrasi atau pele- pembentukan rantai DNA tak lengkap.
pasan selubung virus. Pada tahap molekuler, Vidarabine tidak bersifat imunosupresif .dan
amantadine dan rimantadine menghambat mempunyai indeks terapeutik lebih tinggi
interaksi protein M virus influenza A dengan dibandingkan IDU atav ara-C untuk virus
membran sel. Amantadine dan rimantadine herpes.
tidak berpengaruh pada virus influenza B.
Pada dosis tinggi yang toksis bagi manu- 9. Acyclovir
sia, kedua obat juga menghambat kembang Acyclovir Q-hydroxy ethoximethyl guanine)
biak virus rubela dan beberapa arenavirus adalah analog guanosin. Aktivitas antiviral-
tertentu. Amantadine dan rimantadine dapat nya terbentuk setelah mengalami fosforilasi
dipakai untuk profilaksis infeksi virus influ- dengan bantuan enzim thymidine kinasa
enza A. Untuk dipakai dalam pengobatan virus menjadi acyclovir monofosfat. Fosfo-
kasus infeksi influenza A, kedua obat mem- rilasi lanjutan menjadi acyclovir trifosfat
berikan hasil baik jika mulai diberikan dalam terjadi dengan bantuan enzim kinasa"sel.
48 jam pertam timbulnya gejala klinis. Karena itu kadar acyclovir pada sel terinfeksi
virus pembawa thymidine kinasa jauh lebih
8. Vidarabine tinggi dibandingkan dengan sel tak terin-
Vidabarine (adenine arabinoside, ara-A, 9 feksi. Setelah menjadi acyclovir trifosfat, ia
beta-D arabinofuranosyl adenine) adalah bekerja secara kompetitif dengan d-guanosin
analog purin yang aktif terhadap virus her- trifosfat, molekul yang penting bagi pem-
pes manusia. Aktivitasnya terhadap virus bentukan DNA oleh DNA polimerasa bah-
herpes simpleks dan varisela-zoster lebih baik kan berafinitas lebih tinggi dibandingkan
daripada terhadap virus Epstein-Barr atau dengan d-guanosine trifosfat itu sendiri. Seba-
cltomegalovirus. Juga aktif terhadap bebe- gai akibatnya sintesis DNA virus terganggu.
rapa virus binatang dari golongan herpes, Aktivitasnya terutama terhadap virus her-
poxvir-us, rhabdovirus dan retrovirus. pes simpleks dan varisela-zo*.er. Sekalipun
Vidarabine bekerja menghambat sintesis cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus tidak
DN,{ r,irus dengan dosis jauh lebih rendah membawa thymidine kinasa dan efek obat
daripada untuk menghambat sintesis DNA lebih lemah dibandingkanterhadap virus her-
sel. Cara kerja molekulernya mungkin dica- pes simpleks, acyclovir masih aktif terhadap
Pencegahan dan Pengobatan Penyabit Virus 333

cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus karena demam Lassa, virus rubeola, bunyavirus,
DNA polimerasa kedua virus tersebut ter- hepatitis A dan HIV.
akhir lebih peka terhadap acyclovir trifosfat. 13. Fosfonoformat
Daiam keadaan terakhir, fosforilasi acyclo- Fosfonoformat natrium atau foscarnet atau
vir seluruhnya dilakukan oleh enzim sel. PFA bukan merupakan analog basa DNA
10. Ganciclovir tetapi mampu menghambat kerja DNA poli
Ganciclovir atau 9 -(1-3 dihidroxy-2-propoxy) merasa virus herpes simpleks, cltomegalo-
methyl guanine adalah analog guanosin. virus dan hepatitis B. Juga mampu meng-
Seperti halnya acyclovir, ganciclovir juga hambat reaerse transcriptase retrovirus. Kon-
bekerja mengganggu sintesisDNA oleh DNA sentrasi yang diperlukan untuk menghambat
polimerasa. Aktivitasnya terhadap c)to- enzim virus di atas jauh lebih rendah diban-
megalovirus lebih besar daripada terhadap dingkan dengan dosis untuk menghambat
herpes simpleks. Karena itu mungkin terda- polimerasa sel.
pat perbedaan mekanisme kerja molekuler 14. Analog timidin
lain dibandingkan mekanisme keria acyclo- Analog timidin yang mempunyai aktivitas
vir. Ganciclovir. mempunyai rasio tera- antiviral di antaranyaialah: (i) 5-iodo-2-deoksi
peutik-toksis sempit. uridin (IDU), (II) triflorotimidin (TFT), (iii)
11. Zidovudine bromovinil deoksiuridin (BVDU). Meka-
Zidovudine (retrovir, azidothimidine atau nisme kerjanya terladi melalui inkorporasi
LZl) adalah analog pirimidin yang bekerja obat ke dalam DNA virus sehingga proses
pada enzim reverse transcriptase. Aktivitas- transkripsi dan translasi genom terganggu.
nyaterladi setelah AZT mengalami fosfori IDU dan TFT aktif terhadap virus herpes
lasi oleh enzim sel. AZT akan diinkorpora- simpleks dan cltomegalovirus. IDU toksis
sikan pada molekul DNA virus dan menye- pada pemakaian sistemik.
babkan sintesis DNA virus terhenti. Zido- BVDU merupakan penghambat kompe-
vudine aktif terhad^p afiggota retrovitus, titif dari DNA polimerasa virus dan juga
termasuk HTLV1, HIV1 dan HIV2. dapat diinkorporasikan ke dalam DNA virus.
Ia aktif terlradap virus herpes khususnya Herpes
12. Ribavirin (Virazole) Ribavirin atau 1-D-ribo-
simpleks tipe 1 dan virus varisela-zoster.
furanosyl L-2-4-trr-azole-3-carboxamide adalah
analog guanosin sintetik. In vitro ia aktif ter- 15. Penghambat sintesis protein
hadap macam-macam virus RNA dan DNA. Zat-zat penghambat protein yang walaupun
Virus RNA yang dihambat adalah RSV, virus tidak praktis untuk dipakai sebagai obat
influenza A dan B, parainfluenza 1, virus kemoterapetik, tetapi berguna untuk diper-
334 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

gunakan dalam penelitian replikasi virus keluarkan oleh sel manusia akan meng-
ialah Puromisin, Sikloheksamida dan p-Flu- hambat reproduksi sbtiap virus di dalam
ronilalanin yang semuanya dapat mengham- sel manusia tetapi tidak di dalam sel orga-
bat sintesis protein virus dan sel. Zat-zat ter' nisme lainnya dan interferon binatang
sebut telah terbukti berguna untuk meng- hanya akan efektif untuk binatang ter-
hambat siklus replikasi virus pada berbagai sebut.
tingkatan. Sel normal biasanya tidak mengan-
dung interferon. Interferon dibentuk
16. Interferon
setelah sel tersebut mengalami infeksi
Interferon merupakan z t ar]rtrYrr:us yang
virus, bakteri atau rangsang zat kimia
dikeluarkan oleh sel hospes yang mengalami
tertentu. Pembentukan interferon ter-
preinfeksi. Bila ditambahkan pada sel bina-
jadi setelah adanya rangsangan berupa
tang normal, interferon akan melindunginya
keadaan pada waktu replikasi genom
terhadap infeksi virus lebih lanjut atau lebih
virus berada dalam keadaan optimum.
tepat lagi, dapat menghilangkan kemung-
Semua virus yang pada saat itu meng-
kinan bagi infeksi virus berikutnya untuk
hambat proses transkripsi dan translasi
memulai siklus perkembangan yang pro-
duktif. RNA pesuruh sel hospes yang berhu-
Sifat-sifat utama interferon ialah sebagai bungan dengan interferon, tidak akan
berikut: merangsang pembentukan interferon
a. Interferon merupakan suatu proteinyang dalam jumlah besar, sedangkan virus
secara biologi luar biasa aktif. Di dalam yang sama sekali tidak menghambat bio-
senrm interferon cenderung berpolime- sintesis hospes, akan merangsang pem-
risasi atau bergabung dengan protein lain. bentukan interferon dalam jumlah besar.
Sifat utama untuk'membedakan inter- Semua sel vertebrata mempunyai kemam-

feron dari protein lain ialah ketahanan- puan membentuk interferon, terutama
nya rcrhadap pH rendah. Definisi ope- sel limfosit. Dibandingkan sel manusia,
rasional yang biasa dipakai ialah inter- sel-sel mamalia lain merupakan peng-
feron itu merupakan protein yang sete- hasil interferon yang lebih efektif.
lah disimpan pada pH 2 selama 48 iam c. Interferon sendiri tidaklah merupakan
pada suhu 4oC dapat melindungi sel ter-
protein yang menghambat reproduksi
hadap infeksi virus.
virus, akan tetapi akan melindungi sel,
b. Interferon bersifat khas spesies, tetapi bila sintesis RNA dan protein sel diper-
tidak khas virus. Jadi interferon yang di- kenankan berlangsung. Jadi dalam hal ini
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Virus 335

interferon merupakan suatu perangsang warna tertentu dapat pula dipakai dalam
y^ng mengakibatkan sel membentuk pengobatan terhadap infeksi virus yang daya
protein yang menghambat reproduksi mematikannya didasarkan fenomena inakti
virus. Hasil uji klinik menunjukkan vasi fotodinamik (photodynamic inactipa-
bahwa interferon memberi banyak ha- tion). rJntuk infeksi virus herpes simpleks
rapan untuk dipakai dalam pengobatan pada kulit dan membran mukosa pengo-

berbagai infeksi oleh virus maupun batan terdiri dari beber apa r.ahap;
dalam pengobatan keganasan. a. Pemecahan lesi vesikuler dini
d. Berdasarkan susunan kimia dan keanti- b. Pemberian zat wzrnaProflavin
genannya, interferon manusia terdiri dari c. Penyinaran selama 30 menit dengan
tiga jenis yaitu interferon leukosit yang cahay a yan g mempunyai p aniang gelom-
dihasilkan oleh leukosit dan limfosit; bang 450 nm. Zat warna dengan segera
interferon fibroblas yang dihasilkan sel- bereaksi dengan DNA virus yang terda-
sel fibroblas dan interferon kebal yang pat ekstraseluler dan kompleks DNA-zat
dihasilkan oleh limfosit. warna kemudian diinaktifkan oleh ca-
haya tersebut.
17. Obat\ain
Obat-obat antivirus lain untuk binatang dan d. Pada pagi keesokan hattnya pemberian
zat warna dan pencahayaan diulangi untuk
manusia ialah Levamisol dan Isoprinosin
(Inosiplex) yang bekerja bukan sebagai suatu mematikan virus infektif yang baru
antimetabolit, akan tetapi sebagai suatu imu- dibentuk.
nostimulan. Obat-obat ini efektif terhadap
virus RNA dan DNA. Aktivitas obat-obat di Akhir-akhir ini dipikirkan oleh para ahli
atas dapat dihambat oleh serum antilim- untuk menggunakan zat anti idiotiprk dan zat
fosit. Ammonium 2L Tungsto 9 antimonate anti monoklonal yang digabungkan dengan
(HPA), suramin merupakan penghambat kemoterapeutika, radionukleotida atau toksin
enzim reoerse transcriptase dan telah dicoba- untuk pengobatan penyakit infeksi terutama
kan untuk pengobatan penderita AIDS. Zat yang kronis.
336 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
Bagian V

VIROLOGI MEDIK

337
338 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
SINDROM KLINIK UMUM
INFEKSI VIRUS
R. Sardjito

Sindrom klinik umum yang disebabkan karena Infeksi setempat meliputi keadaan hiperplastik
infeksi virus: benigna yang biasa, seperti verucca (<util) dan
1. Eksantemata dan demam berdarah (hae- herpes simpleks pada kulit membran mukosa.
morrhagic fever) Infeksi sistemik yangterjadi dengan adanya pe-
2. Penyakit virus pada saluran pernapasan nyebaran virus di seluruh tubuh dapat kemudian
3. Infeksi virus pada sistem saraf berkembang menjadi suatu eksantemata yang
4. Meningitis viral (aseptik) bersifat makulopapular atau vesikular (Tabel
5. Ensefalitis letargika (ensefalitis dari Van 34-t). Adanya erupsi kulit (r,::,i) secara dramatik
Economo) dan nyata merupakan bukti adanya infeksi oleh
6. Neuromiastenia epidemik (ensefalomielitis jasad renik yang termasuk golongan utama virus
mialgik benigna) dan rickettsia kecuali demam Q (y"t g ditandai
7. Ensefalomielitis pasca-infeksi dan pasca- oleh eksantemata). Virus sebagai penyebabnya
vaksinasi (ensefalomielitis akut disseminated) yang berada di dalam sirkulasi darah, baik yang
8. Penyakit degenaratif pada sistem saraf pusat terdapat dalam plasma, maupun yang berhu-
9. Penyakit virus pada mata (<onjungtivitis bungan dengan sel darah putih dapat menem-
viral) patkan dirinya dalam kapiler kulit dengan menye-
10. Penyakit virus pada hati (hepatitis viral) rang sel-sel dinding kapiler, sel-sel kulit dan
1 1. Gastroenteritis viral mengakibatkan terjadinya lesi setempat.
12. Infeksi genitourinarius
Secara klinik eksantemata dapat dibagi atas:
13. Miokardiopati
14. Infeksi virus neonatal Eksantemata makulopapular, seperti yang
^. dapat ditimbulkan oleh virus morbili (ru-
1. Eksantemata dan demam berdarah beola, measles), virus rubela ({)t:sn:;";: t:;i:'.:.:-
Kebanyakan infeksi viral melibatkan kulit baik Jrr:/, Echovirus tipe 4, 6,9, dan 16, Coxsackie-

sebagai infeksi setempat maupun sistemik. virus A tipe 9,16 dan23, Enterovirus tipe 71,

339
340 Buku Aiar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel 34-1
Eksantemata Viral

Sindrom Biasa Jarang

Eks. makulopapular Morbili Echovirus 2,5,11,18 dll


Rubela Coxsackievirus A2,4,8 1,3,5 dll
Echovirus 4,6,9,16 Beberapa Arbovirus
Coxsackie A9,L6,23 EBV (mononukleosis infektiosa)
Enterovirus 71 Reovirus 2
Adenovirus 3,7

Eks. veslkuler Varisela zoster Variola


Herpes simpleks Vaccinia
Coxsackievirus A4,5,9, 10, L6
Enterovirus 71

Eks. hemoragik Beberapa Arbovirus Variola


Arenavirus
Lesi setempat Herpes simpleks Cacar sapi (corapox)
Verucca Parapoxvirus (milker's node)
Molluscum contagiosum Orf

virus Epstein Barr (EB) dan beberapa ang- 2. Penyakit virus pada saluran
gota Arbovirus. pernapasan
b. Eksantemata vesikuler, sePerli yang dapat Infeksi virus pada saluran pernapasan menim-
ditimbulkan oleh virus-virus variola, alastrim, bulkan berbagai sindrom dan virus berkembang
vaccinia, cacar air (varisela), herpes zoster) biak dengan mudahnya dalam sel epitel dari trak-
herpes simpleks dan Coxsackievirus A tipe tus respiratorius bagian atas untuk kemudian
5, 10 dan 16. masuk dalam seluruh badan. Penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh lebih dari 200
Demam berdarah dan demam tropik lainnya
jenis virus yang secara serologik berlainan, dapat
dapat disebabkan infeksi oleh beberapa anggota
dibagi atas delapan jenis sindrom y^ng secara
dari golongan arbovirus. Manifestasi hemoragik
atau eksant emat^ makulopapular sering terjadr
klinik jelas berbeda yaitu bronkopneumonia,
bronkiolitis, bronkitis, laringotrakeobronkitis,
oleh karena infeksi oleh anggota arbovirus tertentu
faringitis, influenza, feverish cold, dan selesma.
(virus chikungunya, dengue, Kyasanur Forest
Beberapa jenis virus dapat jugaberkembang biak
Disease KFD), Junin dan Machupo) dan arena-
dalam sel epitel saluran pernapasan pada akhir
virus.
Sindrom Klinik Umum Infeksi Virus 341

masa inkubasi dan pada permulaan timbulnya a. Yang paling umum merupakan penyebab
gejala sakit partikel-partikel virus ikut juga diek- sindrom pernapasan ialah virus: adenovirus,
skresikan dalam sekret mukus. virus influenza, rhinovirus, virus sinsitial
Melihat beberapa sindrom pernapasan dan pernapfasan. Di samping virus tersebut di
berbagai virus yang menyebabkannya, maka atas, Rickettsia penyebab demam Q dan
perlu pula diperhatikan beberapa sifat atau Mycoplasma pneumoniae dapat menimbul-
kelakuan dari penyakit itu: kan gejala-gejaia yang sama.
Bermacam-macam geiala dari berbagai sin- b. Prevalensi epidemik (Eidemic preoalence)
^. drom sering tumpang tindih (ooerlapping) berhubungan erat dengan virus-virus influ-
enza golongan A dan B, parainfluenza, paro-
dan tidak ada perbedaanyangsangat jelas.
titis (mumps), morbili, sinsitial pernapasan
b. Jumlah jenis virus yang berhasil diasingkan
dan rhinovirus. Juga anggota Chlamydiaceae
dari penderita penyakit pernaPasan, baik ma-
seperti penyebab psittacosis dan ornithosis
nusia maupun binatang, adalahsangat besar.
serta Coxiella bwrnettii penyebab demam Q
c. Telah terbukti bahwa satu jenis virus dapat
dan futycoplasTna pneurnoniae dapat menim'
menimbulkan lebih dari satu sindrom.
bulkan rpabab.
d. Adanya faktor-fakto r
yang sangat memPe-
ngaruhi kepekaan seseorang terhadap infeksi Penyelidikan klinik, epidemiologik dan
secara
virus pada sistem pernapasan, seperti faktor- laboratorium di kamp militer, sekolah, rumah
faktor perkembangan, fisiologik, sosioeko- sakit, kapal laut dan rumah pendidikan bagi anak
nomik dan kekebalan. terlantar sering menunjukkan adanya mwltiple
e. Adanya sifat yang merupakan suatu kecen- etiology dari kebanyakan sindrom pernapasan.
derungan yang terutama diperlihatkan oleh Infeksi saluran pernapasan bagian atas merupa-
golongan virus influenza dan beberapa virus kan penyakrtyangpaling umum ditemukan pada
lainnya yang disebut immunological shirt orang dan kebanyakan dari infeksi tersebut dise-
antigenic drifl yang mengakibatkan babkan oleh virus. Menurut perhitungan statistik
^tau
rcrjadinya perubahan antigenik untuk masa infeksi tersebut bertanggung jawab terhadap tim-
beberapa bulan atau tahun. bulnya rat^-r^t^ enam kali peristiwa infeksi pada
Sindrom utama yang disebabkan oleh virus tiap orang setiap tahunnyadansepertiga dari ium-
pernapasan ialah: penyakit pada saluran Perna- lah semua kunjungan pada dokter umum dan keru-
pasan yang sifatnya ringan, laringotrakeobron- gian jam kerja yang jumlahnya berjuta-juta. Ber-
kitis akut dan pneumonia viral. bagai usaha telah dikerjakan untuk memperkira-

Virus yang berhubungan dengan sindrom kan keterlib atan daribermacam-macam virus pada
pernapasan di antar anya ialah: seluruh spektrum penyakit saluran pernapasan.
342 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Anggota dari golongan rhinovirus, corona- asrama anak-anak muda. Virus lain yang pen-
virus dan virus parainfluenza serta yirus sinsitial ting dari saluran pernapasan ialah rhinovirus,
pernapasan merupakan jasad renik penyebab coronavirus, virus parainfluen za dan adenovirus
yang paling umum yang biasanya menimbulkan tipe 1, 2, 5, dan 6 serta coxsackievi rus A21., A24,
penyakit yang kurang berarti (ringan) pada 83 dan 85 mempunyai kecenderungan untuk
saluran pernapasan bagian aras, terutama bila bersifat endemik dalam masyarakat dengan me-
yang diserang adalah orang dewasa. nyebabkan kasus sporadik atau timbulnya per-
fnfeksi saluran pernapasan yang gawat pada jangkitan kecil dari penyakit yang kadang-
anak-anak yang memerlukan perawatan di rumah kadang saja menyerang orang.
sakit, biasanya disebabkan oleh virus-virus Infeksi permulaan virus parainfluenza dan
sinsiti al pe rnap as an, p ar ainfluenza dan influenza. virus sinsitial pernapasan biasanya terjadi pada
Orang-orang dewasa yang sakitnya berat biasa- masa bayi atau permulaan masa kanak-kanak.
nya cenderung menderita pneumonia yang Berbeda dengan hal tersebut di atas, beberapa
disebabkan oleh kuman atav fuIycoplasma enterovirus dan adenovirus penyebab infeksi
pnewmoniae dan bukan karena infeksi virus. saluran pernapasan tidak ditemukan pada masa
Virus pernapasan umumnya sangat menular kanak-kanak hingga dewasa. Infeksi subklinik
dan dapat disebarkan melalui percikan (droplets) biasanya tak pernah terjadi dengan virus saluran
yang ditimbulkan waktu batuk, bersin dan ber- pernapasan seperti halnya dengan virus lain yang
kata-kata. Infeksi viral pada saluran pernapasan masuk badan dengan caralain.
mempunyai masa inkubasi yang sangat pendek Kekebalan didapat terhadap virus saluran
yang berkis ir antara 2-5 hari. kulah sebabnya pernapasan cenderung untuk mempunyai masa
mengapa virus tersebut biasanya menimbulkan bertahan yang singkat. Interferon menimbulkan
wabah, terutama dalam musim dingin dan musim perlindungan yang rerbaras terhadap semua
semi. Contoh yang paling menyolok ialah virus virus pernapasan untuk beberapa minggu saja.
sinsitial pernapasan yang hampir setiap musim Kekebalan khas terhadap seroripe yang homolog
dingin menimbulkan suatu wabah yang tiba-tiba yang terutama timbul akibat adanya IgA dapat
timbulnya pada anak-anak kecil. \fabah yang bertahan untuk beberapa tahun yang kemudian
lebih hebat lagi dapat mengakibatkan ditutup- menurun. Infeksi ulang oleh virus yang sama
nya sekolah dan pabrik, ditimbulkan setiap 2-3 kadang-kadang terjadi. Lebih bermakna ialah
tahun oleh virus iniluenza A dan lebih jarang kenyataan, bahwa satu sindrom dapat disebab-
lagi oleh virus influenzaB. Adenovirus trpe 3,4, kan oleh sejumlah besar virus yang secara sero-
7, dan 21 serta virus parainfluenza tipe I Iogik berbed a dan dapat memperlihatkan sedikit
kadang-kadang menyebabkan perjangkitan pe- atau sama sekali tidak adanya kekebalan silang.
nyakit yang terbatas dalam kamp militer dan Banyak virus seperti yang tertera pada Tabel
Sindr"om Klinik Umum Infeksi Virus 343

Tabel34-2
Penvaki't: \riral Saltiran Pernapasan

Penyakit Biasa larang


Infeksi saluran pernapasan bagian atas Rhinovirus, lebih 100 tipe Adenovirus I-7, 14,2L
(termasuk selesma dan faringitis) Coronavirus Coxsackievirus L2L,24
Parainfluenza 1-3 Echovirus Il,2A dan lain-lain
Respiratory syncltial, Virus Epstein-Barr (EB)
Influenza A,B Parainfluenza 4
Herpes simpleks 1

Laringotrakeobronkitis (Croup) Parainfluenza 1-3 Adenovirus


Influenza A,B Morbili
Respiratory syncltial
Bronkiolitis Respiratory sync).rial Influenza A
Parainfluenza I,3 (2)
Pneumonitis Respiratory syncytiai Adenovirus 3, 4, 7, (1,4, 2l)
Parainfluenza 1,,3 Q) Morbili
Influenza A Varisela

34-2 dapat menimbulkan berbagai jenis penya- selesma sampai faringitis. Selesma yang klasik
kit, seperti koriza, faringitis, laringitis, bron- ditandai dengan adanyarinitis yang diikuti keluar-
kitis, bronkiolitis atau pneumonia. nya banyak cairandari hidung dengan atau tanpa
Virus sinsitial pernapasan atau virus para- demam. Di samping itu terdapat pula faringitis
iniluenza tipe 3 secara potensial dapat menim- tanpa komplikasi yang merupakan sakit teng-
bulkan pneumonitis letal, bronkiolitis, atau krup gorokan dengan limfadenitis servikal dan demam.
pada bayi, akan tetapi pada orang dewasa virus Dalam hal ini dapat pula dimengerti bahwa
tersebut hanya menimbulkan sakit tenggorokan sindrom tersebut kadang-kadang terdapat dalam
atau selesma. Sindrom satu dengan lainnya akan bentuk yang secara relatif murni, akan tetapi
bergabung, apabila infeksi virus berpindah secara sindrom itu sering mengadakan peristiwa
progresif ke saluran pernapasan bagian bawah. tumpang tindih dan bergabung. Selesma meru-
Pada umumny^ penyakit viral pada saluran pakan penyakit yang terutama biasa disebabkan
pernapasan akan menjadi lebih berat, bila virus oleh rhinovirus, sedangkan coronavirus meru-
bergerak turun pada saluran tersebut. pakan penyebab kedua yang paling sering. Rhi-
Infeksi saluran pernapasan bagian atas sesung- novirus merupakan penyebab selesma yang pre-
guhnya meliputi semua penyakit mulai dari valen pada anak-anak sepanjang tahun, sedang-
344 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

kan coronavirus terutama merupakan penyebab Meningitis viral yang dapat disebabkan oleh:
^. poliovirus, virus koriomeningitis limfositik,
selesma pada orang dewasa dalam musim dingin.
Faringitis sering terladi setelah adanya infeksi arbovirus, coxsackievirus, echovirus, virus
terlebih dahulu oleh virus parainfluenza dan in- mumps (gondong), virus herpes simpleks,
fluenza serta adenovirus atau waktu berjang- virus varisela-zoster, virus morbili, virus mono-
kitaya suatu wabah penyakit saluran pernapasan nukleosis infeksiosa, dan hepatitis infeksiosa.
pada umumnya. b. Meningoensefalitis yang dapat disebabkan
Faringitis vesikular dan gingivostomatitis oleh virus gondong, virus herpes simpleks,
yang disebabkan oleh coxsackievirus dan virus poliovirus, coxsackievirus, echovirus, arbo-
herpes simpleks termasuk dalam golongan yang virus dan virus koriomeningitis limfositik.
berbeda. Kedua jenis infeksi tersebut ditandai c. Ensefalitis viral yang dapat disebabkan oleh
oleh adanya vesikula pada membrana mukosa virus terutama y^ng termasuk golongan
berturut-turut dalam mulut dan tenggorokan. arbovirus (EEE, \fEF,, SLE, JE, MVE,
Mononucleosis infectiosa yang disebabkan RSSE, VEE) dan virus lain penyebab seperti
oleh virus Epstein-Barr (EB) yang biasanya morbili, varisela dan mumps. Juga virus
terdapat sebagai faringitis eksudativa dengan berikut, walaupun larang dapat menimbul-
limfadenitis servikal (demam glandular) yang kan ensefalitis seperti: virus herpes simpleks,
perlu dibedakan dari penyakit difteri. vac cinia, rubela, rabies, virus B dan morbili
Infeksi sekunder oleh kuman dapat menim- (subacute sclerosing panencephalitis).
bulkan komplikasi pada setiap infeksi virus dan
d. Ensefalomielitis yang dapat disebabkan oleh:
memperlambat proses penyembuhan. Sinusitis
poliovirus, coxsackievirus, echovirus, virus
atau otitis media merupakan penyakit yangdapat
vaksinia dan morbili.
timbul berikutnya tanpa diduga-dtga. \flalau-
pun demikian kuman tidaklah sering menrPa- e. Mielitis dimana yang diserang ialah sel dari
kan iasad renik patogen utama pada infeksi saluran
kornu anterior oleh virus poliomielitis, cox-
sackievirus, echovirus, virus B.
pernapasan bagian atas. Streptococcus pyogenes
merupakan kuman yang paling penting yang f. Ganglionitis yang dapat disebabkan oleh
dapat merupakan penyebab dari faringitis virus herpes zoster.
(kurang dan 1.Oo/o), dan merupakan penyebab g. Neuritis perifer dimana nen'us perifer di-
dari kebanyakan kasus tonsilitis eksudatif akut. serang oleh virus seperti pada sindrom
Guillan-Bar re-Landry ff abel 3 4-3).
3. Infeksi virus pada sistem saraf
Secara anatomi-patologik infeksi virus pada Melihat proses etiologik, maka infeksi virus
sistem saraf dibagi atas: pada sistem saraf. dapat dibagi atas tiga golongan:
Sindrom Klinik Umum Infeksi Virus 345

a. Infeksi neurotropik primer, dimana yang tipe arbovirus, virus herpes zoster, Myxovirus
diserang oleh virus ialah selaput otak, otak influenzae dan adenovirus.
atau sumsum tulang belakang.
5. Ensefalitis letargika (Ensefalitis dari
b. Ensefalitis pasca infeksi yang dapat terjadt Von Economo)
akibat adanya komplikasl dengan timbulnya
Ensefalitis letargika juga dikenal dengan nama
ensefalitis setelah infeksi oleh virus variola,
ensefalitis dart Von Economo ata:u sleepy
varisela, rnfluenza, morbili, gondong, dan
sickness (nona) yang sangat prevalen terutama di
rubela.
Amerika utara dan Eropa sejak perang dunia
c. Ensefalitis pasca-vaksinasi yang dapat terjadi pertama sampai t925.
sebagai akibat vaksinasi dengan vaksin cacar, Penyakit ini sekarangtidak ditemukan dalam
rabies, morbili dan demam kuning. bentuk wabah, dan kasus sporadis kadang-kadang
masih ditemukan. Penyebab yang pasti dari
4. Meningitis aseptik (Viral) penyakit tersebut belum diketahui, tetapi dari
Dt antara berbagai sindrom klinik yang berhu- beberapa penderita ensefalitis letargika telah
bungan dengan infeksi virus pada sistem saraf dapat diasingkan virus herpes simpleks dengan
seperti yang dibicarakan di atas, maka salah satu mempergunakan kera dan mencit. Virus herpes
yang paling umum dan paling mudah dikenal simpleks sendiri dapat menimbulkan suatu ense-
ialah meningitis viral atau sering disebut juga falitis, yang secara klinik dan histologik dapat
meningitis serosa atau meningitis aseptik. Meni- dibedakan dari ensefalitis letargika. Gambaran
ngitis aseptik ini biasanyaterjadi dalam bentuk histopatologik ensefalitis letargika mirip dengan
wabah yang terut^ma menyerang anak (Tabel gambaran akibat infeksi virus neurotropik.
34-3). Oleh karena herpes virus mempunyai kecende-
Meningitis yang sangat mungkin terjadi da- rungan untuk mengadakan infeksi laten dan dapat
pat ditimbulkan oleh berbagai virus, terutama: ditemukan pada orang-orang yang kelihatanny^
coxsackievirus ,A.9, 8.1-6, echovirus tipe 4, 6,9, sehat serta dapat ditemukan dalam saliva atau
16 dan 30, virus gondong (mumps), virus cam- dalam liquor serebrospinalis, maka dapat disim-
pak (morbili), poliovirus tipe !,2,3, dan virus pulkan, bahwa virus herpes simpleks bukanlah
ensefalitis (\fEE, EEE, SLE). penyebab penyakit ensefalitis dari Von Economo.
Virus y^ng sangat jarang berhubungan
dengan meningitis aseptik ialah: coxsackievirus
6. Neurastenia epidemik (Ensefalomielitis
A7, echovirus tipe 2, 3,7,8,1.1,14,18, t9 dan25, mialgik benigna)
virus herpes simpleks, virus mononucleosis, Sigurdson dan kawan-kawan (1948) di Iceland
virus cacar air (varisela), virus rubela, beberapa merupakan peneliti yang pertama kalinya mena-
346 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel34*3
Penyakit Viral dari Sistem Saraf Pusat

Sindrom Biasa Iarang


Meningitis aseptik Gondong (mumps) Enterovirus lain
Coxsackievirus 81, 6, A9 Poliovirus 1-3
Echovirus 4,6,9,11, 14, 1.8, 30 Herpes simpleks
Koriomeningitis limfositik
Banyak virus lain
Paralisis Poliovirus 1-3 Coxsackievirus AZ, juga
mungkin tipe lainnya
Ensefalitis Beberapa arbovirus Gondong (mumps)
Herpes simpleks Rabies
Enterovirus 71 Adenovirus Z
Herpesvirus B
Enselofalomielitis pascainfeksi Morbili Vaccinia
Varisela
Gondong (mump$
Influenza
Rubela
Ensefalopati, termasuk Sindrom Reye Influenza
Polineuritis infeksiosa Varisela zoster
Sindrom Guillain-Barre Virus Epstein-Barr (EB)
Mielitis transversa
Bell's palsy aseptik
Radikulomielitis
Optikoneuropati subakut Herpes virus
Panensefalitis sklerosa subakut Morbili
Lekoensefalitis multifokalprogresif Papovavirus human
Penyakit Creutzfeldt-Jakob Viroid
Penyakit kuru Viroid

Catatan: EEE : Eastern equine encepbalitis \flEE : rilestern equine encEhalitis


SLE : St. Louis encephalitis JE : Japanese encephalitis
MVE : Munay valley encepbalitis RSSE : Russian spring summer encEbalitis
VEE : Wnezuelan equine encephdlitis
Sindrom Klinik Umum Infeksi Wrus 347

ruh perhatian pada sejenis penyakit yang me- 8. Penyakit degeneratif pada sistem
nyerupai poliomielitis paralitik yang menim- saraf pusat
bulkan wabah dengan jumlah kasus sebanyak Banyak penyakit pada sistem saraf pusat yang
1000 yang menyerang daerah Akureyri. \7abah penyebabnya belum diketahui dengan pasti dan
penyakit yang serupa telah dilaporkan berjang- diduga terjadi akibat infeksi oleh virus tertentu.
kit di antara staf medis di Royal Free Hospital di Hubungan etiologik yang positif adalah hampir
London (1955) dan di Amerika Utara (1959). tidak mungkin dipakai untuk menetapkan tidak
Penyebab penyakit ini diduga suatu jenis virus, adanya:
walaupun usaha untuk mengasingkan virus ter-
1) Pengasingan berulang dari virus yang
sebut hingga sekarang belum berhasil.
dicari dari bahan otak;
Penyakit tersebut mula-mula disebut penyakit
Akureyri, dan kemudian dipakai sinonim .lairr 2) Pemindahan dan penularan penyakit pada

seperti Penyakit Iceland, ensefalomielitis mialgik binatang percobaan.


benigna, penyakit Royal Free Hospital, neuritis Sindrom Guillain-Barre (poliradikuloneu-
vegetatif epidemik, ensefalomielitia infeksi akut ropati akut) ditandai oleh adanyaparalisis lemas
dan neurastenis epidemik. Istilah yang paling akut dari otot yang disertai dengan nyeri otot
banyak digunakan ialah neurastenia epiclemik dan parestesia. Ada laporan yang menyatakan,
seperti yang dianjurkan oleh F{enderson dan bahwa timbulnya penyakit ini berhubungan de-
Shelokov. ngan gastroenteritis epidemik dan virus Epstein-
Barr (EB).
7. Ensefalomielitis pasca-infeksi dan Virus ini juga diduga mempunyai hubungan
pasca-vaksi nasi (Ensefalo-miel itis
atau bertindak sebagai penyebab paralisis fasial
akut disseminated) (Bell's palsy) dan mielitis transvers. Suatu jenis
Ensefalomielitis tersebut di atas merupakan baru herpes virus yang berhubungan dengan
suatu tipe ensefalitis yang kaiang-kadang tim- optikoneuropati subakut baru-baru ini dapat
bul dan merupakan komplikasi pada penya- diasingkan dari beberapa kasus.
kit viral biasa pada anak atau yang timbul sete- Virus varisela-zoster yang berhubungan
lah pemberian vaksin virus. Hal ini dapat tim- dengan ensefalopati letal (sindrom Reye) mem-
bul sebagai komplikasi pada penyakit campak punyai kaitan pula dengan peristiwa degenerasi
(morbili) dengan kemungkinan 1 kasus dalam 'lemak dari hati. Komplikasi neuiologik terma-
1000 kejadian variola, varisela, gondong, rubela suk polineuritis dapat terjadi akibat infeksi oleh
atau influenza, luga setelah pemberian vaksin virus influenza A atau B.
cacar, vaksin rabies atau vaksin virus lain- Penyakit viral degeneratif dari otak yang
nYq' sifatnya progresif , walaupun berlangsung lambat
348 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

(slow progressive infection) disebabkan oleh jala akibat infeksi oleh adenovirus tipe 8 (ship-
virus atau viroid, seperti panensefalitis sklerosa vard eye, epidemic keratoconjunctivitis), virus
subakut (disebabkan oleh virus morbili), leuko- herpes simpleks, virus vaccinra atav virus New
ensefalopati multifokal progresif (disebabkan Castle. Kedua jenis virus terakhir merupakan
oleh Papovavirus human) dan penyakit Kuru penyebab infeksi yang jarang terjadi, dan bila
serra penyakit Creutzfeld-Jakob (disebabkan timbul, maka ini terjadi akibat autoinokulasi
oleh viroid). dari lesi vaksinasi cacdr atau berasal dari unggas
yang terinfeksi.
9. Penyakit virus pada mata
Keratitis herpetika, sebaliknya merupakan
Secara umum belum dapat diterima mengenai kejadian yang sangat sering timbul dan dapat
berapa seringnya virus dapat menimbulkan menyebabkan kebutaan. Lesi utama berupa suatu
penyakit pada mata. Konjungtiva sesungguhnya ulkus dendritikum, yaitu suatu ulkus yang gam-
dapat merupakan suatu petunjuk yang sangat bar anny a seperti pohon (tre eJike) yan g pro gresif
peka mengenai adanya penyakit sistemik, misal- dari kornea t fang dapat berlanjut menjadi ulkus
nyayaLng disebabkan oleh virus morbili, bebe- geografik atau ulkus metaherpetik yang dalam
rapa enterovirus, virus dengue, dan virus penye- dan pada akhirnya menjadi keratitis diskoid.
bab demam flebotomus. Adenovirus tipe 3, 4, Sama dengan infeksi herpes lainnya, maka
danT yangdapat menimbulkan wabah biasanya infeksi rekuren pada mata sering terjadi yang
menyebabkan demam faringokonjungtival yang dapat berakhir dengan kebutaan.
tidak berbahaya (Tabel 34-4). Enterovirus tipe Beruntung, bahwa penyakit virus ini meru-
70 pandemik, merupakan penyebab konjungti- p akan satu-satunya penyakit y ang dap at diobati
vitis hemo ragik akut y angkadang-kadan g berhu- dengan obat kemoterapeutik antiviral yang spe:
bungan dengan radikulomielitis. Keratokonjung- sifik yaitu acyclovir.
tivitis tanpa keterlibatan sistemik merupakan ge- Korioretinitis kadang-kadang ditemukan
pada demam Rift Valley, atau lebih sering terjadi
Tabel34-4 sebagai bagian dari sindrom rubela pada bayi
Konjungtivitis Viral yan g lahir den gan atau tanp a katarak kon genital,
glaukoma atau bermacam-macam abnormalitas
lainnya.
Adenovirus 3,4,7,8 Dengue
Herpes simpleks Demam Sandfly
Herpes zoster Echovirus 9, 16
10. Penyakit virus pada hati
Morbili Virus New Castle Hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, yang
Rubela Vaccinia berturut-turut disebabkan oleh virus hepatitis A
Enterovirus tipe70
dan virus hepatitis B, meningkat secaradramatis
Sindrom Klinik Umum Infeksi Virus 349

dalam 45 tahun terakhir sehingga merupakan contoh yang klasik serta beberapa jenis arbo-
tantangan utama bagi virologi kedokteran. Di virus lainnya sebagai penyebab demam berdarah
samping itu ada lagi penyakit hepatitis yang pe- yang mempunyai pengaruh kuat yang tidak baik
nyebabnya sama sekaii berbeda secara imuno- pada integritas hati.
logik dari virus hepatitis A dan B yaitu virus Hepatitis neonatal merupakan persoalan
hepatitis non-A, non-B (hepatitis NANB) yang diagnosis yang khas. Bayi menderita ikterus
disebut juga virus hepatitis C, serta virus hepa- pada waktu lahtr atau menjadi ikterik langsung
titis delta yang disebut virus hepatitis D. Perlu pada waktu sesudah lahir. Penyebabnya ialah
diketahui pula, bahwa beberapa virus lainnya cytomegalovirus atau virus rubel^ yang diper-
dapat terlibat dalam penyakit hati sebagai bagian oleh di dalam uterus atau virus herpes simpleks
dari proses penyebaran penyakit infeksi yang dan coxsackievirus B yang diduga didapat selama
lebih umum (lihat T abel 35-4). atau sesudah partus (libat Tabel 34-9). Dalam
Kerusakan hati dapat sungguh-sungguh berat setiap kasus, hepatitis hanya merupakan salah
seperti pada kasus hepatitis infeksiosa yang klasik. satu manifestasi dari suatu infeksi sistemik yang
Diagnosis diferensial dapat ditegakkan sesuai dan berat dan pemeriksaan yang teliti akan dapat
bersamaan dengan gejala klinik lainnya yang pula memperlihatkan kelainan-kelainan yang
sifatnya khas bagi penyakit yang sedang dipe- lain y ang mempunyai nilai diagnostik.
riksa. Limfadenopati dan faringitis menunjuk- Bayr yang menderita sakit demikian sering-
kan adanya infeksi monukleosis infeksiosa yang kali meninggal. Semua alat tubuh yang diserang
biasahya melibatkan hati dan menimbulkan akan memperlihatkan gambaran histopatologik
ikterus pada lOo/o kejadian dan diagnosis dida- khas dan pada kasus infeksi dengan kedua
sarkan atas adanya aglutinin heterofil dan anti- anggota he rpes-virus akan terlihat adany a b adan
bodi virus Epstein Barr (EB). Dalam daerah ende- inklusi khas yang mempunyai arti diagnostik
mik perlu diingat akanadanyainfeksi oleh arbo- penting. Keempat jenis virus penyebab hepatitis
virus dan virus demam kuning, yang merupakan tersebut dapat ditemukan dengan mudah dari

Tabel 34-5
Hepatitis Viral

Hepatitis A Virus EB Rubela


Hepatitis B (mononukleosis infeksiosa) Cltomegalovirus
Hepatitis NANB Togavirus (demam kuning) Flerpes simpleks
(Hepatitis C) Arenavirus Coxsackievirus B
Hepatitis D (Delta) Echovirus L9
Adenovirus (? )
350 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

seluruh alat tubuh yang diperiksa di labora- penyebab penyakit ini terutama ditemukan pada
torium. epidemi gastroenteritis non bakteri infektif akut
pada musim dingin yangdapat menyerang orang
11 . Gastroenteritis virus
dewasa dan anak di seluruh dunia. Virus yang
Virus gastroenteritis merupakan penyebab disebut Norwalk agent tak memperlihatkan reaksi
penyakit manusia kedua terbesar setelah penya- silang secara serologik dengan Hawaii agent yang
kit saluran pernapasan yang disebabkan oleh diduga bukan merupakan anggora Reoviridae
virus pernapasan. Bahkan di negara tertentu yang secara potensial merupakan penyebab utama
gastroenteritis virus dapat merupakan penyakit dari enteritis infantil yang bersifat kosmopolit
penyebab kematian utama pada anak yang keku- dan dapat menginfeksi kebanyakan anak ber-
rangan gizi. Gejaladari gastroenteritis ialah diare umur 1-2 tahun dengan mortalitas rendah serta
dengan mual, muntah, malaise, nyerL kejang jarang menyerang orang dewasa.
abdominal dan demam. Masa inkubasi berkisar Beberapa jenis virus lain seperti coronavirus
antara 24 sampai 96 jam (rata-rata 48 jam) dan dan adenovirus yang biasanya sukar diasingkan
lamanya sakit ialah 12-48 jam yang biasanya dalam biakan jarrngan, dapat ditemukan dalam
diikuti dengan penyembuh ar yangsempurna. tinja penderita gasrroenteritis, bila dilihat dengan
Hingga sekarang etiologi dari kebanyakan mikroskop elektron. Peranan echovirus dan
kasus gastroenteritis virus tidak diketahui secara coxsackievirus pada gastroenreritis masih belum
jelas. Telah diketahui, bahwa penyebab penya- jelas, walaupun beberapa tipe echovirus sering
kit gastroenteritis bakteri yang umum seperri dapat ditemukan pada suatu epidemi. Agaknya
kuman Salmonella, Shigella dan kuman koli hubungan kausal virus tersebut dengan gasrro-
yang patogen,hanya merupakan sejumlah kecil enteritis dapat dianggap sebagai tak langsung atau
sala dari seluruh kejadian gastroenteritis. Seba- kebetulan, oleh karena echovirus tersebut juga
gian besar dari kasus gastroenteritis penyebab- ditemukan pada anak-anak sehat (Tabel 34-6).
nya adalah virus yang telah dibuktikan dengan
jalan menularkan penyakit rersebut pada suka-
Tabel3+-6
relawan dengan menggunak an frltrat tirya. Gastroenteritis Viral
Telah ditemukan beberapa jenis virus baru
penyebab gastroenteritis dengan menggunakan
teknik mikroskop imunoelektron dari bahan Rotavirus Coronavirus
tinja yang ultrasentrifugasikan, yaitu Norwalk Norwalk agent Adenovirus
agent yang merupakan penyebab utama penya- Hawaii agent Echovirus 11,, L4,1.8,22, dll
Coxsackie virus A
kit epidemic diarrhea and vomiting atau Reovirus
disebut juga winter vomiting disease. Virus
Sindrom Klinik Umum Infeksi Virus 351

1 2. lnfeksi genitourinarius sia, menunjukkan bahwa beberapa kasus idio-


Virus herpes simpleks tipe 2 kini merupakan patik agaknya terjadi akibat infeksi persisten
yang kedua setelah gonokokus sebagai penyebab oleh virus, baik yang diketahui maupun yang
penyakit venereai di kebanyakan negaraBarat. tidak diketahui. Sistitis hemoragik akut yang
Vulvova ginitis den gan atau tanp a servisitis pada ditandai oleh hematuria, frekuensi dan disuria
wanita dapat merupakan suatu infeksi primer akhir-akhir ini diduga ada hubungannyadengan
atau rekuren. Infeksi virus herpes simpleks tipe 2 adenovirus tipe 2,1I dan21 ffabel34-7).
diduga kuat mempunyai hubung rL erat dengan
perkembangan karsinoma serviks invasif. Virus Tabel34-7
lain seperti echovirus tipe 4 jugatelah dilaporkan Infeksi Genitourinarius
mempunyai hubungan dengan kasus servisitis.
Selama infeksi sistemik virus biasanya dike-
luarkan ke dalam urin, misalnya pada infeksi servisitis
Vulvovaginitis, Herpes simpleks 2
oleh paramyxovirus, herpesvirus, adenovirus,
Glomerulonefritis Hepatitis virus B
Penyakitinklusisitomegalik Cy'tomegalovirus
togavirus, arenavirus, virus hepatitis, virus rubela Sistitis hemoragik akut Adenovirus 2, tt,2l
serta virus polioma human. Hingga kini dike-
tahui bahwa viruria pada umumnya tidak meru-
pakan indikasi mengenai adanya gangguan pada
fungsi ginjal, kecuali pada infeksi dengan cyto- '13. Miokardiopati
megalovirus yang jelas menunjukkan adanya Predileksi khas pada otot diperlihatkan oleh cox-
bukti patologik dari ginjal. Adanya penurunan sackievirus, seperti efeknya yang dapat dilihat
sementara dari creatinine clearance ditemukan pada anak mencit. Peristiwa miokardiopati
pada infeksi oleh virus parotitis epidemika. akut dengan tingkatan endokarditis, perikarditis
Glomerulonefritis yang kadang-kadang menr- atau miokarditis yang berbeda-beda, disebab-
pakan gambaran infeksi hepatitis B disebabkan kan terutama oleh infeksi dengan coxsackievirus
oleh adanya pengumpulan kompleks antigen- B serotipe 1-5 dan kadang-kadang juga (sangat
antibodi viral di dalam glomeruli. Penyakit kom- jarang) oleh coxsackievirus A serotipe 4 dan t6
pleks imun yang demikian merupakan manifes- serta echovirus serotipe 9 dan 22. Telah lama
tasi yang sering timbul akibat infeksi virus mena- diketahui pula bahwa penyakit musim panas
hun pada binatang yang agaknya merupakan yang fatal padabaytbaru lahir atau dikenal dengan
kejadian yang biasa, bahkan lebih sering timbul nama myocarditis of the new born disebabkan
pada manusia. Penelitian yang seksama menge- oleh coxsackievirirs B. Penyelidikan mengenai
nai virus, deposit imunoglobulin atau tidak ada- penyakit infeksi oleh virus tersebut menunjuk-
nya komplemen pada glomerulonefritis manu- kan pula, bahwa anak yang sembuh dari infeksi
352 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

perinatal yang hebat akan menderita penyakit 14. lnfeksi neonatal


jantung menahun, bahkan infeksi oleh coxsac-
lnfeksi lntrauterin
kievirus pada orang dewasa dapat menimbulkan
Selama kehidupan prenatal infeksi intrauterin
kerusakan yang lebih membahayakan pada
dapat menimbulkan salah satu atau kedua jenis
jantung. Dugaan bahwa peranan coxsackievirus
efek pada fetus, yaitu:
pada penyakit jantung kongenital ialah dalam
hal menimbulkan ketidakmampuan (incompe- 0 Penyakit berat yang disseminated.
tence) aorta dan mitral atau pankarditis kalsifik 2) Efek teratogenik.
dan hydrops foetalis masih dalam tingkatan Bila masing-masing efek tersebut di atas
penelitian yang intensif. cukup berat, maka akibatnya dapatfatal atau
Poliomiositis dan dermatomiositis (polio- terjadi abortus spontan.
miositis dengan eksantemata) dapat menimbul- Rubela dan cytomegalovirus merupakan
kan infeksi kongenital atau postnatal yang dise- penyebab yang paling utama dari abnormalitas
babkan oleh coxsackievirus A tipe 9 dan mung- kongenital di samping toksoplasmosis dan sifilis.
kin juga oleh coxsackievirus lainnya. Infeksi Virus herpes simpleks dapat menimbulkan ab-
togavirus yang khas dapat memperlihatkan gam- normalitas serebral yang sama halnya dengan
baran adanya demam dengan miositis dan artri- yang disebabkan oleh cltomegalovirus, sedang-
tis yang menyeluruh dengan atau tanpa eksan- kan coxsackievirus B dapat menimbulkan keru-
temata. Togavirus mempunyai predileksi yang sakan kongenital dari jantung. Kemampuan
cukup kuat terhadap otot dan persendian (Tabel teratogenik dari virus influenza belum diketahui
34-8). dengan pasti. Diagnosis diferensial dari TORCH
(toksoplasmosis, rubela, cltomegalovirus dan
Tabel 34-8
herpes simpleks) sangat sukar, oleh karena
Virus Menyerang Sistem lain semua virus penyebab penyakit tersebut dapat
menyebabkan bayi menjadi anemik dan ikterik
dengan pneumonia dan retinopati. Pembuktian
Artritis Togavirus termasuk rubela adanya IgM viral yang khas dalam darah tali
Hepatitis B pusar (umbilical cord) bersifat diagnostik.
Miositis Togavirus
Coxsackievirus Infeksi perinatal
Karditis Coxsackievirus terutama gol. B
Parotitis, Gondong (mumps) Infeksi perinatal dapat didefinisikan sebagai
Pankreatitis, infeksi yang ter)adi langsung sebelum, selama
Orkitis d11. atau setelah lahir. Virus herpes simpleks tipe 2
dan coxsackievirus B merupakan penyebab yang
Sirudrom Klinik Umum Infel<si Virus 353

paling penting pada infeksi yang didapat pada lnfeksi postnatal


masa perinatal. Virus herpes simpleks tipe 2 neo- Bayi postnatal umumnya dilindungi oleh anti-
natal biasanya didapat pada saat bayi melewati bodi maternal terhadap berbagai infeksi. Bila
jalan lahir yang terinfeksi, sedangkan coxsac- antibodi maternal tidak ada atau bila bayi pre-
kievirus didapat pertama tali waktu partus atau matur, sakit-sakitan atau secara imunologik
langsung sesudahnya yang dapat mengakibat- defisien, maka bayi mudah sekali diinfeksi oleh
kan terjadinya ensefalomiokarditis neonatorum virus yang mungkin berada di lingkunganny^
dengan masa inkub asi 1'-2 minggu setelah lahir. (fabel 34-9).
Virus-virus hepatitis B, varisela dan cacar dapat
melewati plasenta dari seorang ibu yang meng-
alami infeksi akut dengan akibat teriadinya
penyakit neonatal berat.

Tabel34-9
Penyakit Virus Neonatal

Prenatal Efek teratogenik Rubela, Cytomegalovirus


Herpes simpleks
Coxsackievirus B
Influenza (?)

Perinatal Penyakit disseminated Coxsackievirus B


Herpes simpleks
Hepatitis B
Varisela
Variola
Postnatal Pneumonitis Virus sinsitial pernapasan
Influenza
Varisela
Adenovirus
Morbili
Enteritis Rotavirus
ADENOVIRIDAE
R. Sardjito

Adenovirus ditemukan secara kebetulan oleh diasingkan dan dengan cara hibridisasi silang pe-
Rowe dan kawan-kawan pada tahun 1953 dalam nentuan golongan tersebut dapat dilaksanakan.
usahanya mencari dan mengasingkan virus pe- Adenovirus bersifat tahan eter, tetapi tidak
nyebab selesma (common cold). Virus tumbuh tahan pemanasan. Adenovirus tipe 5 menimbul-
baik pada biakan jaringan adenoid dengan mem- kan infeksi fatal pada anak hamster baru lahir,
bentuk efek sitopatik (ESP). tipe 3, 7,1.2,1,4,1.6,lB,2l dan 31 bersifat tumori-
Ada dua genus yaitu Mastadenovirus dan genik. Virus dari bahan tumor yang diinduksi
Aviadenovirus. Dari 80 spesies adenovirus, 33 adenovirus tidak dapat ditemukan, akan tetapi
spesies adalah adenovirus manusia. antigen baru yang diinduksi virus tersebur dapar
dibuktikan adanya dengan reaksi pengikatan
Sifat adenovirus
komplemen atau reaksi imunofluoresensi. Penye-
Virion dengan struktur kapsid ikosahedral, besar- lidikan intensif dari tumor orang tidak berhasil
nya , terdiri dari dan 12 membuktikan adanya DNA adenovirus serra
serat inti protein dalam, besarnya . . ','. .,. mRNA yang khas virus.
Genom virus terdiri dari DNA berserat rang-
kap, berat molekul 20-25 juta. Ada tiga golongan Gambaran klinik
berdasarkan perbandingan basa (base ratio): Gambaran klinik yang paling dikenal dari in-
feksi adenovirus ialah sindrom penyakit perna-
1. Kadar guanin-sitosin (G-C) rendah ( ;, : )
pasan akut (acute respirdtory disease = ARD) yang
2. Kadar G-C pertengahan ( . - ' ', ',,)
terutama disebabkan oleh tipe 4 danT,juga oleh
3. Kadar G-C tinggi ( '., '', ,' ,,)
tire 3, 4 dan2l.
Adenovirus dengan kadar G-C rendah ber- Penyakit akut akibat infeksi adenovirus di-
sifat sangat kuat onkogenik (tipe l2,IB dan 3I), tandai oleh adanya demam, faringitis, batuk dan
sedangkan tipe sangat lemah onkogenik (tipe 3, kadang-kadang konjungtivitis, rinitis, otitis,
7, 1.4, 16 dan 2I) mempunyai kadar G-C per- laringitis, trakeobronkitis atau pneumonitis. Di
tengahan. DNA dalam bentuk infektif sudah samping penyakit pernapasan akut, sindrom lain

3s4
Adenoviridae 355

Tabel 35-1
Penyakit yang disebabkan adenovirus

Penyakit pernapasan akut (tipe 3, 4,7,1.4,2I) Keratokonjungtivitis epidemik (tipe 8, 9)

Faringitis febril akut (tipe 1, 2,3,5,7) Meningoensefalitis (tipe 7)

Konjungtivitis folikular akut Sistitis hemoragik akut (tipe 2, It,2I)


(terutama tipe 3 dan 7, di samping
rrpe 1, 2, 4, 6, 9, 10, 11, 15, 1,6, 17, 20, 22, 26, 27)

Demam faringokonjungtival (tipe 3,7, 14) Intususepsi (tipe 1, 2,3 dan 5)

Pneumonia (pada anak) (tipe 1, 2,3,5,7, l8)


Adenitis mesenterik (tipe 3, 7)

akibat infeksi adenovirus ialah demam faringo- Tipe antigen adenovirus:


konjungtival, faringitis eksudativa nonstrepto-
Antigen hexon
kokal, pneumonia atipik primer yang tak ber- -
Terdiri dari subunit utama kapsomer virus
hubungan dengan pembentukan aglutinin A (group rea.cti,ue antigen)
dingin. Koniungtivitis folikular akut tenrtama
Antigen penton
disebabkan tipe 3 dan 7 disamping tipe-tipe lain, -
Terdiri dari kompleks subunit kapsomer dari
sedangkan keratokonjungtivitis epiciemik yang
ke-!2 v ertex ikosahedral virion. Berhubungan
berat disebabkan oleh adenovirus tipe 8 dan 9
dengan penton ialah cell detacfuingfactor yar'g
(lihat tabel3s-1).
mengakibatkan terjadinya peristiwa rounding
Patogenesis dan kekebalan dan clumping dari sel biakan jaringan selapis
Adenovirus berkembang biak mula-mula dalam (monolayer tissue cell cwhwre) dan berakhir
faring, konjungtiva atau intestin, dan jarang dengan lepasnya sel dari substrat gelas.
menyebar melampaui kelenjar limfe servikal, Antigen serat (fiber)
-
preaurikular ata:u mesenterik. Proses penyakit Terdiri dari serat kapsomer setelah diolah
bersifat setempat dengan masa inkubasi 5-7 hari. dengan tripsin (kapsomer dari virion yang
Jaringan tonsil dan adenoid yang diangkat dari spesifik tipe).
anak normal sering mengandung adenovirus tipe
1., 2 atau 5. Efek sitopatik dari virus tersebut Adanya antibodi netralisasi yang khas tipe
dalam sel epitel terjadi sangat lambat Q-4 dapat melindungi seseorang terhadap penyakit,
minggu atau lebih). tetapi proteksi ini tidaklah mutlak. Antibodi
356 Buku Ajar Mikrobiologi Kedolcteran

terhadap adenovirus tipe 1 dan 2 mempunyai Identifikasi virus secara serologik dilakukan
prevalensi khusus dan ditemukan pada orang dengan reaksi pengikatan komplemen, reaksi
golongan umur muda (6-15 tahun) dengan reaksi hambatan hemaglutinasi (memakai eritrosit tikus
positif setinggi 56-720/o. Antibodi netralisasi besar, kera atau orang) dan reaksi netralisasi (lz
dapat bertaham seumur hidup. ,zitro dan in aioo).
Binatang percobaan pilihan ialah anak ham-
Diagnosis laboratorium ster baru lahir (Mesocrisetus aurd.tus dan golden
Adenovirus dapat diasingkan dari bahan usapan hamster).
tenggorok, feses, atau usapan atau kerokan
konjungtiva dan membiakkannya dalam biakan Pencegahan
jaringanberasal manusia (ginjal atau sel Hela, KB Pembuatan vaksin adenovirus hidup terus di-
atau HEP-2). kembangkan dengan hasil yang dicoba pada ten-
Efek sitopatik terjadi sangat lambat Q-4 tara di Amerika yang memberikan hasil yang
minggu) dengan terlihatnya proses pembulatan memuaskan. Untuk pembiakan virus vaksin ter-
(ro unding),penggembu ngan (su elling) dan p enge' sebut dipakai biakan fibroblas embrionik manu-
lompokan sel-sel menjadi grapeJike clusters. sia dan bukan biakan ginjal kera (kontaminasi
Badan inklusi intranukleus, basofilik. sv40).
HERPESVIRIDAE
R. Sardiito

Golongan herpesvirus atau disebut jtga famili kulit seperti morbili, rubela, variola dan roseola
Herpesviridae merupakan virus DNA intra- infantum. Virus penyebabnya dapat diasingkan
nukleus besar yang mempunyai kecenderungan dan penyakitnya dapar pula dicegah dengan
kuat untuk menimbulkan infeksi laten dan vaksin. Di samping itu ada pula penyakit-
rekuren. Famili Herpesviridae terdiri atas tig penyakit lain yang secara dermatologik tidak
genus, yaitu Alphaviridae (terdiri dari virus Herpes kalah pentingnya, yaitu herpes labialis, herpes
simpleks tipe 1 dan 2, sertavirus varisela-zoster), genitalis, varisela, herpes zoster dan verruca
Betaherpesvirinae (terdiri dari cytomegalovirus) dimana pemberian kemoterapi antiviral secara
dan Gamma herpesvirinae (terdiri dari virus efektif dapat dipertanggungj awabkan.
Epstein-Barr). Baru-baru ini ditemukan herpes- Pada setiap penyakit tersebut terakhir virus-
virus human baru, yaitu herpes lymphotropic nya dapat diasingkan dalam biakan jaringan (tissue
virus yang dapat merupakan kofaktor pada cuhure) dan atau dapat dibuktikan adanya dalam
patogenesis AIDS dan disebut juga Human her- spesimen dari lesi kulit dengan menggunakan
pesvirus 6 Qihat Tabel 1). Virus ini dapat menim- mikroskop elektron. Pada setiap penyakit terse-
bulkan penyakit mononukleosis, exanthem su- but di atas beberap^ cara pengobatan yang ber-
bitum dan limfadenopati. Di samping herpes- beda telah dicoba di masa lampau dan sekarang
virus tersebut di atas yang menyerang manusia obat-obat antiviral yang baru secara relatif sudah
(6 jenis herpesvirus human, seperti diutarakan dapat diperoleh dengan lebih mudah, tentunya
oleh Murray dan kawan-kawan, 1990) ada juga dengan harapan bahwa. obat-obat tersebut dapat
jenis-jenis herpesvirus yang menyerang berbagai digunakan dengan lebih berhasil dan lebih
jenis binatang, di antaranya virus B kera (herpes- efektif di masa-masa mendatang.
virus simiae) yang bersifat neurotropik dan Virus herpes simpleks yang juga dikenal de-
dapat ditularkan pada manusia dengan jalan ngan nama Flerpesvirus hominis dapat menim-
gigitan dan menimbulkan penyakit yangfatal. bulkan infeksi dengan berbagai jenis manifestasi
Sejumlah penyakit viral sistemik dapat mem- klinik, seperti gingivostomatis herpetika, herpes
perlihatkan manifestasi kulit berupa erupsi pada labialis, herpes genitalis, eczema herpeticum

357
358 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel:e-t
Manifestasi Klinik ya.ng Berhubungan dengan Infeksi Herpesviridae

I. Virus Herpes simpleks (HSV-l, HSV2)


(HSV-I = Herpes simpleks virus tipe 1 = Human herpesvirus 1 : HH1)
(HSV-2 = Herpes simpleks virus tipe 2 = Fluman herpesvirus 2 =}{H2)
1. Gingivostomatitis herpetika (HSV-1)
2. Herpes labialis (HSV-|
3. Herpes genitalis (HSV-|
4. E czema herpeticum varicelliform Kaposi (HSV-|
5. Keratitis herpetika (HSV-1) .

6. Ensefalitis (HSV-l)
7. Meningitis (FISV-2)
8. Hepatitis (FISV-1)
9. Herpes neonatorum (FISV-2)
10. Karsinoma serviks (HSV-2)
L1. Herpes traumatik (HSV-|
12. Uretritis non gonokokus (HSV-2)
13. Penderita yang immunosuppresed (HSV-l)

II. Varisela-zoster (HZV = Varicella-zoster virus = F{uman herpesvirus 3 = HH3)


1. Varisela
2. Herpes zoster
3. Pneumonia
4. Ataksia serebral akut
5. Ensefalopati
6. Meningoensefalitis

III. Epstein-Barr Virus (EBV = Human herpesvirus 4= HH4)


1. Mononukleosis infeksiosa
2.Limfoma Burkitt
3. Karsinoma nasofaring

IV. Cytomegalovirus (CMV = Human herpesvirus 5= HH5)


1. Cytomegalic inclusion disease

V. Herpes lymphotropic virus (FILV = Human herpesvirus 6 = HH6)


1. Mononukleosis
2. Limfoadenopati
3. Kofaktor patogenesis AIDS
4. Exantham subitum (roseola infantum)
Herpesviridae 359

varicelliform kaposi, keratitis, herpes neonato- sekitar mulut dan virusnya ditularkan dengan
rum, karsinoma serviks, herpes traumatik, dan jalan kontak langsung atau dengan percikan
infeksi herpes simpleks pada pendertra yang (droplet) dari penderita at^u pengandung (karier)
immunosuppressed serta uretritis nongonoko- virus, maka HSV-2 bertanggung jawab bagi
kus seperti yang terlihat pada Tabel 36-1. Des- kebanyakan kejadian infeksi saluran genital yang
kripsi pertama mengenai penyakit herpes telah virusnya ditularkan secara seksual.
dilakukan pada waktu laman Romawi kuno, Suatu penyakit herpes yang karena morta-
dimana hubungan antara inflamasi pada mulut litas dan morbiditasnya menarik perhatian yang
dan demam telah dikenal dan dilaporkan. Baru khusus, ialah herpes neonatal seperti yang telah
pada abad kedelapanbelas penyakit genital dengan digambarkan dan dilaporkan oleh Batignani
lesi yang mirip deng^nyang sebelumnya telah (1934) dan Hass (1935). Penemuan, bahwa keba-
dilaporkan pada mulut dan bibir lebih dijelaskan nyakan kasus herpes neonatal disebabkan oleh
lagi dan dianggap ditimbulkan oleh penyebab HSV-2, merupakan dukungan bagi teori menge-
yang sama, yang disebut herpes. Berhubungan nai terjadinya infeksi dari bayi pada waktu
dengan hal tersebut di atas, Lipschutz (1921) dilahirkan oleh seorang ibu yang secara genital
mengajukan, bahwa penyakit herpes pada alat mengalami infeksi oleh virus tersebut.
genitalia dan penyakit herpes pada mulut dise- Pada herpes neonatal yang biasanya terjadi
babkan oleh virus yang berbeda. Setelah berlalu selama periode perinatal, maka terapi antiviral
lebih dan 40 tahun barulah Nahmias dan Dowdle bila diberikanpadasaat yang tepat akan membe-
(1968) berhasil membedakan virus Herpes sim- rikan kemungkinan penyembuh^n y^ng cukup
pleks tipe 1 (FISV-1 = Herpes simpleks virus tipe besar oleh karena terapi efektif dapat berlang-
1) dan virus Herpes simpleks tipe 2 (HSV-2 = sung pada masa dini penyakit, bila dibandingkan
Herpes simpleks virus tipe 2) atas dasar perbe- dengan terapi yang diberikan setelah lama ter-
daan struktur antigenik yang kemudian lebih jadinya infeksi seperti pada kasus infeksi rubela
disempurnakan lagi dengan menggunakal cara- dan cytomegalovirus kongenital.
cara biokimiawi, biologik dan epidemiologik. Melihat tropisma herpes virus manusia ter-
Pemakaian teknik isolasi dan penentuan tipe hadap tipe sel hospes, maka virus tersebut dibagi
virus dapat digunakan selaniutnya untuk mene- atas yang neurotropik dan limfotropik (Tabel
tapkan keadaan penyakit yang berhubungan 36-2).
dengan infeksi oleh HSV-1 atau HSV-2 dan dapat Dt antara ke enam herpesvirus human, maka
pula digunakan untuk menerangkan kedua cara HSV-1, HSV-2 dan YZY dapat bersifat neuro-
transmisi virus, berturut-tunrt secara seksual dan tropik dimana sel mukoepitelial merupakan sel
melalui saluran pernapasan. Kalau HSV-1 biasa- sasaran primernya, sedangkan EBV, CMV dan
nya diasingkan dari lesi yang ada di dalam dan di Herpesvirus human tipe 6 (HH6) bersifat limfo-
360 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel36-2
Tropisma Herpesvirus human

Herpesvirus neurotropik
.tf 3 1:.- ; i:'ii'i i-: sel mukoepitelial kontak rapat +
/r 1r 14:
; -t,] l -* i,.j ;.r t:j sel mukoepitelial kontak rapat +
; ,1"? ! i ii:4 L]i ::
1 1-., r li_ii t"-;j sel mukoepitelial kontak rapat dan pernapasan +

Herpesvirus limfotropik
tr |1 !i 1:.-;*-t*jtt
li _ ,,: limfosit B kontak rapat
/- l-.! r. , 1...i **t:ji f
" .:Y; ' ri:- monosit, limfosit, sel epitel kontak rapat
transplantasi jaringan, darah +
limfosit T dan B ? ?

tropik dengan sel sasaran primernya dapat dalam kapsid luar didapatkan dua lapisan lipo-
berupa sel limfosit B, monosit, limfosit T, atau protein tambahan (multiple shell) (Gambar 36-2).
limfosit B dan T serta sel epitel. Asam nukleat herpesvirus merupakan suatu
DNA 'yang berantai ganda (double stranded)
Sifat-sifat umum herpesvirus dengan berat molekul sebesar 100 juta Dalton
Virion herpesvirus berbentuk sferik yang besar- dan mempunyai kandungan guanin dan sitosin
nya 150-200 nm dengan kapsid berbentuk ikosa- yang tinggi. Nukleokapsid dari berbagai jenis her-
hedral (bidang 20) yangbesarnya 100 nm. Kapsid pesvirus mempunyai struktur antigen golongan
terdiri dari 762 kapsomer yang mempunyai yang bersamaan dan dapat dibuktikan dengan
gambaran sebagai prisma memanjang berlubang teknik imuno-difusi atau reaksi pengikatan kom-
berbentuk hexagonal (150 buah hexon) dan plemen.
pentagonal (12 buah penton) dengan sumbu Herpesvirus human seperti y ang t erter a pada
lubang di tengah-te ngahny a. Kapsid ikosahedral Tabel 3e-1 berbeda dalam banyaknya jenis pro-
yang berdiameter 100 nm memperlihatkan suatu tein. Berbeda dari virus varisela-zoster, virus
simetri rangkap 5:3:2 (Gamb ar36-t). Epstein-Barr dan c1'tomegalovirus yang masing-
Virion merupakan partikel yang mempunyai masing hanya terdiri dari satu serotipe, maka
peplos (selubung) yang terdiri dari lipoprotein virus herpes simpleks terdiri dari dua serotipe.
dengan diameter keseluruhan .l:i:-.:i:: i::::r; par- Anggota lain dari famili Herpesviridae dapat
tikel yang tidak berselubung (naked atau non menimbulkan penyakit pada berbagai jenis bina-
envelope) yang berdiameter : . juga sering tang dan burung, di antaranya Herpesvirus
terlihat, bahkan pada preparat irisan yang ripis simiae yang 1uga dapat menimbulkan infeksi
Herpesviridae 361

Garnbar 36-1. Struktur ikosahedral (bidang 20). Ikosahedron terlihat dengan sumbu rotasi rangkap 5 (A), 3 (B) dan 2 (Q.
Sisi dari permukaan atas dan bawah berturut-turut digambar dengan garis padat dan garis patah. Pada A
sumbu rotasi rangkap lima diambil melalui vertex; pada B sumbu rotasi rangkap 3 diambil melalui titik
tengah dan segi tiga; pada C sumbu rotasi rangkap dua diambil melalui titik tengah pada sisi. Ikosahedron
mempunyai 12 venex, 20 segi tiga sama sisi dan 30 sisi.

Poxyviridae lridoviridae

-a&ac- I

-baV" v
t/,^ r'I,v
{fl!{\4$ -Y ,^
a
Papovaviridae Parvoviridae
Qff
Herpesviridae Adenoviridae

VIRUS DNA

@ffiffiffi
Paramyxoviridae Orthomyxoviridae Coronaviridae Arenaviridae Retroviridae

& r'A
tr,#, lffil K#
\''
l\&.)d * [ffi]
i€J
orbivirus

@
Reoviridae Picornaviridae Rhabdoviridae Togaviridae Bunyaviridae

@
100 nm Arboviruses

Garnbar 36-2. Bentuk dan ukuran besar relatif virus binatang dari berbagai famili. Ukuran batang 1OO nm
362 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

pada sistem saraf manus ia yangbersifat fatal. Di Asam nukleat (DNA) mempunyai densitas
samping itu ada herpesvirus tertentu lainnya apung (CsCl) sebesar ' .-:.jr,, ; .;:',;;,t ;,;;:'t:r:r:,::, kan-
yang bersifat onkogenik seperti virus penyebab dungan guanin-sitosin (G + C) yang besarnya ber-
penyakit Marek (limfomatosis) pada unggas, kisar antara :,,i.:-i':i1:',,. Genom DNA virus herpes
virus karsinoma ginjal Lucke pada katak dan simpleks merupakan asam nukleat berantai ganda
Herpesvirus saimiri dan Herpesvirus ateles pada (double stranded) bersifat linear dan mempunyai
kera yang dipakai sebagai model virus binatang berat molekul sebesar 85-100 juta Dalton.
untuk mempelajari sifat-sifatnya y^ng malignan Infeksi Herpesvirus hominis dapat menim-
serta terapi antikanker pada kera. Virus tersebut bulkan penyakit dengan berbagai bentuk klinik
sangat baik untuk dipakai sebagai model, oleh seperti yang tefi.era pada Tabel 36-1. Infeksi
karena menunjukkan analogi yang paling dekat virus tersebut pada umumnya merupakan in-
dengan Herpesvirus human yang bersifat onko- feksi subklinik yang persentasenya cukup tinggi
genik. Dalam biakan sel secara in vitro herpes- dan dapat mencapai kurang l^ti :':;:;, seperti
virus dapat membentuk badan inklusi intra- yang terlihat pada Tabel 36-3 dan Bagan 36-1.
nukleus dan sel raksasa yang berinti banyak Infeksi yang hebat kadang-kadang timbul sebagai
(poly kary o cytos is ; mubinuc leate d giant cell) y ang suatu keratitis atau keratokonjungtivitis, meningo-
merupakan suatu gambaran yang bersifat ensefalitis dan herpes simpleks generalisata pada
patognomonik dan mempunyai arti diagnostik neonatus.
laboratorium yang penting. Mayoritas orang mengalami infeksi primer
oleh HSV-1 pada masa kanak-kanak, sedangkan
Virus herpes simpleks (Herpesvirus hominis) infeksi dengan HSV-2 biasanya terjadi pada per-
Virus herpes simpleks (Herpesvirus hominis) mulaan umur duapuluhan.Infeksi dengan HSV-2
yang merupakan salah satu kelompok herpes- berhubungan pula dengan peningkatan aktivitas
virus yang paling penting yang menyerang seksual dan karena itu virus tersebut disebut juga
manusia di samping virus varisela-zoster (VSV), virus cinta (r:irws of loae) atau virus seksual.
cytomegalovirus (CMV) dan virus Epstein-Barr 'Walaupun kebanyakan infeksi oleh kedua
(EBV). HSV dan VSV merupakan anggota Her- jenis virus tersebut tidak disertai komplikasi dan
pesviridae y ang secara morfologik sukar dibeda- dapat sembuh dengan sendirinya (self limiring),
kan, akan tetapi secara biologik kedua jenis virus tetapi kedua serotipe virus tersebut dapat pula
tersebut dapat didiferensiasikan dengan mudah menimbulkan kerusakan yanghebat pada hospes
seperti yang terlihat pada Tabel36-+. Demikian dalam bentuk suatu ensefalitis, kebutaan dan
pula halnya dengan HSV-I dan HSV-2 yang mungkin juga karsinoma. Bentuk yang paling
secara morfologik sama, dapat dibedakan juga umum dari penyakit yang terjadi akibat infeksi
berdasarkan beberapa kriteria (Tabel 36-5). primer oleh HSV ialah adanya vesikel yang
Herpesviridae 363

penyakity"rgoir"b"ff rtf '*'n-'"*"rHerpesSimpleks

Infeksi primer terdapat pada Kejadian subklinik biasanya


80% penduduk (berhubungan dengan pembentukan vesikel
rapat dengan keadaan kesehatan) pada masa kanak-kanak,
selanjutnya diikuti dengan
infeksi laten

Penyakit primer terdapat Flerpes simpleks kornea lJsapan atau kerokan atau cucran
Io/o
- kornea atau konjungtiva, darah
dari orang terinfeksi.
Virus dapat bersifat: Gingivostomatitis Bahan vesikel (cairan, kerokan dasar)
-
Dermatotropik saliva, feses, darah
Vesikel (cairan, kerokan dasar), darah
Neurotropik -Eczema herpeticum
Pantropik Vulvovagnitis herpetika Vesikel (cairan, kerokan dasar), darah
-
Masa inkubasi singkat (3-6 hari) Herpes progenitalis Vesikel (cairan, kerokan dasar), darah
- Vesikel (cairan, kerokan dasar), darah
dengan demam tinggi Keratokonjungtivitis
-
herpetika LCS, darah. bahan otopsi
Meningoensefalitis LCS, darah
-
Meningitis serosa
-
Herpes simpleks gineralisata
-
(pada neonatus) Balian otopsi

Penyakit rekuren Tidak adanya hasil serologik Karena kenaikan titer AB


Reinfeksi endogen pada pembawa yang dapat dievaluasi atau tidak
virus setelah stimulasi provokatif signifikan. Penentuan kadar
(demam karena infeksi, sinar IgM dapat dilaksanakan
Bahan vesikel at^u cajrran, kerokan dasar
matahari, menstruasi, traum, - F{erpes labialis
stres dan lain-lain) Herpes genitalis Bahan vesikel atau cairan, kerokan dasar
-
Keratokonjungtivitis Bahan vesikel atau cairan, kerokan dasar
-
hilang timbul (rekuren) yang mengganggu dan secara klinik infeksi oleh HSV dan VSV,
^ntara
sangat menjengkelkan pada membran mukosa maka dalam hal ini peranan laboratorium sangat
superfisial atau pada epitel mulut mata dan ge- besar untuk menetapkan perbedaan antara
nitalia. HSV juga dapat menyer^ng daerah- kedua jenis virus tersebut.
daerah anatomik tertentu, sehingga secara klinik Infeksi primer dengan HSV dapat terjadi
sukar dibedakan dari zoster, yaitu yang disebut minimum dalam waktu beberapa hari dan mak-
herpes zosteriformis (Tabel 36-I). Oleh karena simum dalam waktu 2 minggu setelah kontak
kadang-kadang sangat sukar untuk membedakan dengan virus. Tempat lesi secara anatomik dapat
364 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel36-4
Sifat-sifat biologik utama HSV dan VSV

Bintik pada selaput


korioalantois pertumbuhan pembebasan virus

HSV Cepat dalam banyak


jenis sel; membentuk
sel raksasa

VSV Lambat dalam jenis sel


tertentu; membentuk
sel raksasa

fabel 35-5
Diferensiasi antaravirus Herpes simpleks tipe 1 (HSV-I) dan virus Herpes simpleks tipe 2 (HSV'2)

Klinik infeksi terutama daerah non genital') infeksi terutama daerah geriital2)
Transmisi non genital seksual atau dari ibu ke neonatus
Biokimiawi
DNA
Persentase homologi 40-47 40-47
Kandungan guaniri/sitosin 67-70 67-70
Densitas apung 1^726 1]28
Biologik
Virion
Iaktivasi oleh panas sedikit labil lebih kuat (labil)
Iaktivasi oleh sinar sedikit labil lebih kuat (labil)
Transformasi in aitro
Kapasitas' tidak ada ada
Enztm
Inaktivasi oleh panas
Kinasa timidin sedikit sensitif lebih kuat sensitif
Polimerasa DNA sedikit sensitif lebih kuat sensitif
Pertumbuhan dalam biakan
sel/ larrngan/ cell lines titer tinggi titer rendah
Morfologi plaques kecil besar
Bintik (p ac k) dalam selaput
korioalantois embrio ayam kecil besar
Neurovirulensi sedikit lebih kuat
ESP dalam biakan sel ginial
kelinci Sinsitium (Polikariosit) Membulat (Rounding)
Sensitivitas obat Ara-C sedikit resisten lebih resisten
pada orang dewasa
) Gingivostomatitis, labialis, keratokonjungtivitis, infeksi laten dari ganglion trigeminai dan meningoense{alitis
] Servisitis, vaginitis, kulit di bawah pinggang, herpes neonatal dan meningitis aseptik ESP = Efek sitopatogenik
Herpesviridae 365

Bagan 36-1,
Keiadian Infeksi oleh Virus Herpes Simpleks

Hospes peka
(tanpa antibodi)

Infeksi primer
Manifestasi berulang (Rekuren)
Herpes labialis
I L0/o Herpes genitalis
I
Keratitis/Keratokon ju n gtivir is
I

{ herpetika
Infeksi atau penyakit klinik I

Gingivostomatitis primer I

Strimulasi provokatif
Vulvovaginitis primer
Demam
Herpes simpleks inokulasi
Sinar matahari
(traumatik)
Angin dingin
F,czerr'a herpeticum
Trauma
(Erupsi varicelliform Kaposi)
Menstruasi
Meningoensefalitis
Stres fisiologik
Stres psikologik/emosional
Hormon (pituitary, adrenal)
Reaksi alergik
Penyakit: pneumoniapneumokokal
malaria
meningitis meningokokal
influenza

7 0-90o/o penduduk merupakan

pengandung Q<arier) virus herpes


simpleks resisten

diikuti
bervariasi, tetapi inflamasi lokal biasanya pada sistem saraf dalam ganglia (Gambar 36-3)
dengan demam, limfadenopati dan nyeri. Pada dan dapat timbul kembali setelah interval ter-
tempat inflamasi, vesikel yang berdinding tipis tentu sesudah terladinya srres fisiologik. Pen-
dapat terlihat yang kemudian mengempis men- derita sering dapat meramalkan terjadinya reku-
jadi ulkus yang dangkal, mengalami erosi dan rensi yang sering pula didahului ole-h paresresi.
dapat menjadi krusta. pada tempat terjadinya rekurensi tersebut.
Salah satu sifat khas dari virus tersebut, ialah Lesi yang timbul kembali tidak dapat dibe-
kemampuannya untuk memasuki keadaan sub- dakan dari lesi rekuren lainnya yang iuga dapar
klinik yang disebut keadaan laten dan berlokasi sembuh dengan sendirinya (self limiting)..Meski-
366 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Akar Saraf
Akar sensorius posterior sensonus
posterior Serat
Ganglion saraf Ganglion
sensorius sensorius
trigeminal

Kolum'
posterior

Sumsum tulang
Cabang belakang
oftalmik Kolum
anterior
Cabang
maksila
Akar Saraf
Cabang anterior sensorius
mandibular €abang (motor)
Serat motor anterior

Gambar 36-3. Bagan mengenai kemungkinan patogenesis dari herpes simpleks yang rekuren ftiri) dan herpes-zoster
ftanan). Kiri, virus herpes simpleks diduga ada dalam keadaan laten di daiam sel saraf sensorik dari ganglion
saraf trigeminal. Aktivitas viral yang rekuren dirangsang oleh demam, sinar ultraviolet dan lain-lain, juga
oleh luka pada saraf. Potongan dari akar sensorik posterior dari saraf trigeminal (A) membentuk luka pada
cabang saraf mandibuiar menimbulkan lesi herpes simpleks pada kulit yang dipersarafi oleh cabang sara{
maksilar dan mandibular. Potongan dari akar motorik (B) atau cabang (C) tidak mempunyai efek. Kanan,
virus varisela diduga menjadi laten dalam sel sensorik dari akar ganglion dorsal. Dengan aktivasi, maka
virus tumbuh dan turun ke bawah ke saraf sensorik dan menginfeksi kulit untuk membentutr< vesikel
herpes-zoster (Fenner 8r \(hite, i976).

pun demikian, virus infektif berada dalam lesi A. Lesi setempat pada kulit atau membran mukosa
dan keadaan tersebut merupakan peluang yang B. Lesi pada sistem saraf pusar
tepat bagi virus untuk dipindahkan pada hospes C. Eczema herpeticum
lainnya. Dengan demikian terjadilah siklus dari D. Herpes yang disserninated
HSV yang dimulai dari infeksi, penyembuhan
untuk kemudian timbul kembali di waktu
A. Lesi setempat pada kulit atau
membran mukosa
mendatang.
l. Herpes simpleks ialah istilah yang dipakai
Gambaran klinik untuk mendeskripsikan erupsi vesikuler tipe
Virus herpes simpleks pada manusia dapat me- cold sore pada bibir, muka atau kuping. Vesi-
nimbulkan berbagai lesi. Lesi-lesi tersebut dapat kel bersifat nyeri, tetapi tanpa diikuti demam.
diklasifikasikan dalam empat golongan klinik, Ulkus aphthous pada mulut yang biasanya
yaitu: nyerryangsering diderita oleh orang dewasa,
Herpesviridae 367

mungkin tidak disebabkan oleh virus herpes Bentuk infeksi primer terjadi pada usia 1-5
simpleks. tahun dan bentuk rekuren dapatterjadi pada
2. Herpes febrilis ialah istilah yang digunakan setiap usia. Gingivostomatitis primer (ap-
bagi tipe yang sama untuk erupsi vesikuler thous) terdapat sebagai reaksi inflamasi yang
yang berkembang menjadi penyakit demam hebat pada mulut, gingiva, tonsil bibir dan
seperti malarta dan pneumonia dan yang muka disertai demam dan limfadenopati.
Lesi mulai timbul sebagai vesikel yang kemu-
dulu dilaksanakan pada pyrotherapi buatan
yang diinduksi dengan jalan menyuntikkan dian menjadi ulkus. Infeksi ini merupakan
vaksin dan lain-lain bahan. invasi primer oleh virus herpes simpleks.
Pada orang dewasa infeksi primer dapat
3. F{erpes kornealis ialah keratitis yang disebab-
merupakan penyakit yang hebat. Pada
kan oleh virus herpes simpleks' Lesi biasa-
waktu sembuh infeksi cenderung untuk
nya merupakan suatu ulkus unilateral pada
menjadi laten dalam sel-sel epitel mulut dan
kornea atau konjungtiva (bercabang atau den-
saluran pernapasan bagian atas yang kemu-
dritik). Juga terdapat limfadenopati preauri-
dian dapat menjadi rekuren. Bentuk penya-
kuler.
kit yang rekuren ini biasanya lebih ringan
4. Herpes genitalis ialah lesi vesikuler yang dan biasanyatanpa demam. Rekurensi dapat
ditimbulkan oleh virus herpes simpleks yang juga terjadi pada saat adanya antibodi spe-
terdapat pada genitalia eksterna pria atau sifiknya.
wanita. Bentuk khusus lainnya ialah vulvo-
vaginitis dan diaper rash pada bayi. B. Lesi pada sistem saraf pusat
5. Herpes traumatik ialah infeksi herpes pada 1. Meningitis aseptik. Kasus sporadik meni-
jarryangsering terdapat pada perawat, dok- ngitis aseptik yang disebabkan oleh virus
ter dan dokter gigi. Keadaan herpes trau- herpes simpleks dapat terjadi dan virusnya
matik yang juga disebut herpes inokulasi dapat diasingkan dari likuor serebrospinalis.
atau herpetic rahitlout dengan infeksi kuman 2. Ensefalitis. Kasus sporadik ensefalitis baik
stafilokokus (kuman Stapbylococcus aureus bentuk akut, maupun yang subakut pernah
biasanya juga ditemukan disamping virus dideskripsikan oleh Adams & Jennet (1967),
herpes simpleksnya). Adenitis regional atau Miller & Ross (1968) dan Olson dan kawan-
reaksi menyeluruh jarangterjadi. Orang de- kawan (1967). Lesi dari kasus ensefalitis ini
ngan lesi demikian dapat menularkan virus- terdapat pada korteks serebral, termasuk
nyapadapenderita lain atau orang sehat lain. meningitis, infiltrasi perivaskuJer, destruksi
Gingivostomatitis herpetika merupakan dari sel saraf ganglionik serta adanya badan
manifestasi infeksi yang paling sering terjadi. inklusi tic intranukleus tipe A.
368 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

C. Eczema herpeticum Perawat dengan herpes traumatik dapat ter-


Dalam tahun 1882 Kaposi mendeskripsikan libat dalam proses penularan virus herpes sim-
suatu erupsi vesikuler akut sebagai komplikasi plex pada kasus tersebut.
dari eczema infantil atau disebut juga dengan Eczema herpeticum dapat pula timbul seba-
istilah lain dermatitis oaricelliforrn a.cuta. Erupsi gai suatu komplikasi dari suatu lesi herpes pri-
Kaposi dapat disebabkan, baik oleh virus herpes mer, misalnya lesi herpes pada bibir.
simpleks (disseminated cutaneous herpes atart
eczetna herpeticum), maupun oleh virus vaccinia
D. Herpes yang Disseminated
(eczema vaccinatum). Hass (1935) telah mendeskripsikan dan melapor-

Eczemaherpeticum dapat terjadi pada semua kan tentang kasus herpes simpleks generalisata
umur. Penyakit ini timbul mendadak dengan padabayiprematur. Vesikel timbul dan berkem-
terlihatnya vesikel besar-besar dalam jumlah bang pada kulit dalam mulut dan pada mata.
yang besar pula yang muncul dalam kumpulan Dalam hal ini terdapat pula demam, ikterus dan
selama satu minggu atau lebih. Biasanya diikuti ensefalitis. Pada otopsi akan ditemukan lesi ne-
demam dan kemudian disusul dengan terjadinya krotik pada hati, panr-panr, limpa, otak, ginjal,
denudasi yang hebat dari epitel dengan akibat adrenal dan diafragma. Badan inklusi intranuk-
dehidrasi. Infeksi sekunder sering terjadi. Pada leus ditemukan dalam sel pada pinggiran lesi dan
kebanyakan kasus telah terbukti adanya riwayat virusnya dapat diasingkan dalam laboratorium.
dideritanya eczema. Lesi kulit dapat sembuh Dalam beberapa kasus, infeksi dapat terjadi,
atau penyakit dapat berlangsung menjadi hebat walaupun darah penderita sudah mengandung
dan bersifat fatal. Kematian biasanya terjadi pada antibodi netralisasinya.
bayi prematur dan anak dengan eczema. Pada Bentuk yang sama dari herpes disseminated
kasus tersebut terjadi viremia dan juga terdapat yang akut dapat pula terjadi pada bayi dan abak
lesi nekrotik dari herpes yang disseminated yang lebih tua.
dalam membran mukosa, hati dan adrenal.
Sifat alami dari herpes
Badan inklusi intranukleus tipe A yang khas
dapat ditemukan dalam sel-sel kulit dan mem- Serum dari kebanyakan orang dewasa dan anak
bran mukosa, juga dalam lesi nekrotik pada mengandung antibodi terhadap virus herpes sim-
adrenal dan hati. pleks dan hasil penelitian menunjukkan, bahwa
Eczema herpeticum dianggap sebagai infeksi persentase orang yang mengandung antibodi akan

herpes primer pada orang dengan kulit yang meningkat sesuai dengan kenaikan umurnya.
abnormal. Sebagai sumber infeksi dapat bertin- Hanya sedikit dari mereka yang mempunyai
dak dari orangtua kontak lainnya yang men- antibodi di dalam darahnya pernah mengalami
derita infeksi akut atau laten. infeksi klinik (apparent)herpes, dan hal ini me-
Herpesviridae 369

nunjukkan, bahwa infeksi virus herpes simpleks tersebut. Kemudian virus masuk ke dalam
umumnya bersifat sebagai suatu infeksi subkli- kelenjar limfe regional dan mengadakan invasi
nik (inapparent). Infeksi primer dengan virus ke dalam darah yang selanjutnya menemparkan
herpes simpleks dapat bersifat subklinik atau diri dan mengadakan reproduksi di dalam kulit,
klinik dengan manifestasi yang paling sering membran mukosa atau viseral.
terjadi sebagai gingivostomatitis. Penyakit herpes Mekanisme terjadinya herpes yang rekuren
primer cenderung untuk bersifat hebat dan belum diketahui secara rinci. Virus herpes sim-
umumnya terbanyak didapat pad4 anak ber- pleks didugaberadadalam keadaan laten di dalam
umur antara 1-5 tahun. kulit, membran mukosa atau kemungkinan besar
Flerpes yang rekuren merupakan suatu juga dalam kelenjar limfe yang dapat dibangun-
penyakit yang timbul (kambuh) lagi dari bentuk kan menjadi aktif dengan berbagai cara, misal-
infeksi herpes setempat pada kulit, mukosa dan nya secara hormonal, traumatik dan banyak
kornea. Dalam kasus demikian, antibodi dalam faktor lainnya seperti yangtertera pada Bagan
darah terdap at pada fase remisi, akan tetapi tidak 36-1,.
dapat mencegah terjadinya rekurensi. Kira-kira 5o/o dari orang-orang yang keli-
hatannya sehat, dapat mengekspresikan virus
Patologi dan patogenesis herpes simpleks dalam mulut, nasofaring dan
Infeksi herpes mempunyai lesi yang bersifat khas tinja. Di samping itu virusnya dapat ditemukan
berupa vesikel pada kulit. Sel-sel epitel memper- juga dalam
likuor serebrospinalis orang normal.
lihatkan degenerasi balon (ballooning degene- Diduga, bahwa pembawa (karier) virus yang
ration) y^ng menyebabkan terbentuknya sehat sesungguhnya menderita serangan herpes
vesikel. Badan inklusi intranukleus asidofilik yang rekuren.
yang disebut Cowdry tipe A atau LipschLltztipe
A dapat ditemukan dalam sel-sel raksasa dan Epidemiologi
sel-sel epitel yang terdapat di pinggir vesikel. Virus herpes simpleks dapat ditularkan antar
Lesilesi tersebut merupakan salah satu bukti manusia dengan jalan pegangan langsung dengan
adanya reaksi inflamasi. Badan inklusi intranuk- t^ngafi, ciuman, hubungan seksual dan melalui
leus dapat ditemukan pula dalam jumlah kecil di alat dan bahan (fomite), seperri alat gelas,
dalam sel di pinggir vesikel. handuk, sabun dl1. Sumber infeksi ialah seorang
Patogenesis virus herpes simpleks sangat penderita atau seorang pembawa (karier) virus
menarik perhatian, karena virus biasanya masuk yang mengekskresikan virus dalam sekret mara,
kedalam badan melalui bibir, mulut, kulit, mulut, kulit dan genitalia. Orang dengan eczem
kantung konjungtiva atau genitalia. Multiplikasi sangat sensitif terhadap infeksi oleh virus herpes
awal virus terjadt pada tempat masuknya virus simpleks pada kulitny a. Bayiyang menderita her-
370 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

pes yang disseminated diduga mengalami infeksi kelinci dengan infeksi epitelial yang hebat ter-
pada waktu dilahirkan oleh seorang ibu pende- dapat kecenderungan timbulnya lesi stromal
rita herpes genitalis atau oleh pegangan ibunya, yang mirip dengan keratitis disciformis pada
saudara kandungnya atav oleh perawat yang manusia. Terdapat pula bukti bahwa virus me-
menderita penyakit herpes, tidak lama setelah nyebar ke sistem saraf melalui nervus atau ruang-
bayi tersebut dilahirkan. Penelitian serologik an lartr'gan, akan tetapi penyebaran melalui
membuktikan, bahwa penghuni yang terlampau darah dapat pula terjadi.
banyak (over-crozaded) seperti dalam asrama)
Mencit
dapat merupakan peluangyangsangat besar bagi
Mecit yang disuntik dengan virus herpes simpleks
pemindahan atau penularan virus tersebut dari
secara intraserebral, dermal atau intradermal
satu orang ke lainnya.
dapat mengakibatkan terjadinya ensefalitis.
Untuk keperluan tersebut, yang paling peka
Patogenitas bagi binatang
ialah anak mencit berumur L-4 hari yang bila
Kelinci dan marmot disuntik dengan virus secara intraserebral (IC)
atau intraperitoneal (iP) akan menimbulkan
Kelinci dan marmot dapat diinfeksi oleh virus
kelemahan, inkoordinasi, paralisis dan kematian
herpes simpleks dengan berbagai cara.
dalam 5-6 hari. Bila mencit dewasa dipakai,
Bila virus diinokulasikan dengan melakukan
maka hanya inokulasi secara IC saja yang akan
skarifikasi kornea, akan terjadi keratitis/kera-
menimbulkan konvulsi dan kematian, sedang-
tokonjungtivitis dalam waktu afltara 12 jam dan
kan inokulasi secara IP tidak fatal dan juga tidak
7 han tergantung pada virulensi virus. Virusnya
juga dapat menyebar dan menimbulkan ense-
diikuti dengan konvulsi. Perbedaan dalam res-
pons ini disebabkan karena adanya perubahan
falitis. Konjungtiva membengkak dan kornea
proses maturasi makrofag.
menjadi keruh, karena timbulnya vesikel-vesikel
kecil sepanjang goresan-goresan. Ensefalitis Hamster
dapat juga terladi setelah penyuntikan virus Bila hamster disuntik secara IC dengan virus
secara intraserebral atau setelah inokulasi virus herpes simpleks mula-mula memperlihatkan tanda
intranasal. Penl'untikan virus secara intravena hiperaktivitas kemudian kelambanan, inkoor-
dapat menimbulkan mielitis dan fokus nekrosis dinasi muskuler, tremor dan dalam beberapa hal
di dapat pada visera. Inokulasi virus dengan jalan paralisis dan kematian.
skarifikasi pada kulit atau penyuntikan virus
secara intradermal menimbulkan erupsi vesiku- Tikus besar
ler setempat. Dalam hal ini virus dapat juga Tikus besar (cotton rat) sangat peka terhadap
menyebar dan menimbulkan mielitis. Pada infeksi virus herpes simpleks secara nasal. Infeksi
Herpesviridae 371

hebat pada saluran pernapasan bagian atas dapat Kematian embrio ayam dapat pula terjadi, bila
dmbul 48 1am pascainokulasi yang kemudian telur berembrio tersebut diinokulasi dengan
menjadi sianosis dan mati 24 jam kemudian. virus secara intraamniotik atau intraembrionik
Pada waktu mati ditemukan adanya perdarahan
Biakan sef jaringan (Tissue cell culture)
petechial pada permukaan paru-paru.
Virus herpes simpleks dapat tumbuh dengan
Ayam baik dalam berbagai sistem biakan sel jaringan,
terutama dalam monolayers dari biakan sel ginjal
Penyuntikan virus herpes simpleks dalam kan-
kelinci, ginjal kera, amnion manusia dan embrio
tung konjungtiva dapat menimbulkan konjung-
Dalam biakan sel HeLa virus herpes sim-
tivitis yang kemudian disusul dengan infeksi sis- ^yam.
pleks juga tumbuh baik, bahkan biakan embrio
temik dimana terlibat hati, adrenal dan lain-lain
manusia dan biakan sel ginjal anak hamster me-
alat tubuh. Kematian terj adi dalam waktu 6-8 hari.
rupakan sistem hidup yang sangat peka. Dalam
Telur ayam berembrio biakan sel jaringan virus herpes simpleks dapat
menimbulkan efek sitopatogenik yang khas be-
Telur ayam berembrio merupakan sistem hidup
rupa pembentukan badan inklusi intranukleus
yang sangat peka dan dapat diinfeksi dengan
asidofilik (Cowdry tipe A), piknosis, peming-
berbagai cara. Teknik inokulasi virus herpes
giran bahan inti (margination of nuclear mate-
simpleks pada selaput korioalant ois (chorioallan-
riak), degenerasi seperti balon (balloning dege-
toic membrane = CAM) telur ayam berembrio
neration) dan pembentukan sinsitia sehingga
berumur Lt-I3 hari mengakibatkan terjadinya
terjadi sel raksasa berinti banyak (multinuclea-
bintik (pock) yang khas setelah diinkubasikan
ted giant cell/polykaryoqttosis) serra pembentu-
pada suhu 37"C selama24-48 jam. Apabila virus
kan plaque yang mempunyai arti penting dife-
herpes simpleks diinokulasikan dalam telur ber-
rensiasi tipe virus berdasarkan morfologi plaque
embrio berumur satu hari akan mengakibatkan
dan untuk titrasi virus berdasarkan teknik
dihambatnya proses perkembangan blastoderm,
hitung plaque (plaque counting)serta untuk res
sehingga telur teftunas yang telah diinfeksi sama
netralisasi reduksi plaque (plaque reduction neu-
sekali tidak menunjukkan perkembangan, bila
tralization test).
diperiksa pada hari kelima pasca infeksi dan
Efek sitotoksik dari virus yang diasingkan
diinkubasikan pada 37"C. Bila kantungg hari
dari kasus infeksi dapat dibuktikan dalam biakan
diinokulasi dengan virus herpes simpleks, maka
sel fibroblas manusia.
akan terjadi kematian dari embrio dalam waktu
48-72 jam pasca infeksi dan diinkubasikan pada Kekebalan pada orang
suhu 37"C. Titer infektivitas virus ini disebut Pada infeksi herpes primer antibodi perrama-
dosis infektif telur (Egg infectiows dose = EID). tama dibentuk beberapa hari setelah ter)adinya
372 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

infeksi dan titer maksimum dicapai kira-kira titis herpetika akut dan herpangina, meningo-
setelah 2-3 minggu. Antibodi dapat bertahan ensefalitis herpetika dan ensefalitis oleh virus
untuk jangka waktu yang tidak terbatas, akan lain.
tetapi tidak dapat mencegah surface carriage vLrus Adanya virus dapat dibuktikan dengan me-
dan rekurensi setempat. Reaksi netralisasi dan meriksa bahan-bahan berikut dalam laborato-
pengikatan komplemen dapat digunakan untuk rium: cairan dari vesikel yang masih baru atau
membuktikan kenaikan konsentrasi antibodi. utuh; usapan (sraab)atau kerokan (scraping) dari
Antibodi terhadap virus herpes simpleks dapat ulkus pada mulut, mata (konjungtiv^ atav
ditemukan dalam serum orang dewasa yang kornea), alat genitalia; cucian (raasbing)dari mata
persentasenya menc^p^i lebih dari 80o/o. Anti dan tenggorok; saliva; likuor serebrospinalis;
bodi tersebut dapatjuga ditemukan dalam serum darah (single atau paired sera); feses; dan dari
bayiyangdilahirkan oleh ibu yang mengandung kasus fatal dapat juga diperiksa otak, hati, sum-
antibodi herpes dalam darahnya. Antibodi sum tulang belakang dan organ abdominal lain-
maternal akan hilang, bila bayi mencapai umur 6 nya (Tabel 36-3). Sebagai diluen untuk bahan
bulan. tersebut di atas, dapat dipakai kaldu nutrien,
Kemudian antibodi herpes akan didapat yang setiap jenis cairan g r^m untuk biakan jaringan
kecepatannya berhubung n er^tdengan keadaan ftalanced salt solution) yang mengandung 10o/o
sosioekonomik. Sebagian besar dari anak-anak serum normal atar 0,5o/o gelatin. Lir garam faal
yang berumur sampai dengan 12 tahun telah tidak baik untuk dipakai sebagai diluen dan bila
mempunyai antibodi herpes dalam darahnya. tidak tersedia diluen seperti yang dianjurkan di
Gamma globulin manusia mengandung antibodi atas, maka akuades steril dapat digunakan untuk
netralisasi yang titernya mencapai kira-kira 500. keperluan tersebut. Untuk pengiriman bahan
pemeriksaan jarak jauh, sebaiknya digunakan
Diagnosis laboratorium bahan pengawet berupa gliserol 5Oo/o ataudikirim-
lValaupun diagnosis penyakit herpes didasarkan kan dalam dry ice secepatnya ke laboratorium.
atas gambaran klinik yang bersifat khas dan Diagnosis laboratorium untuk penyakit herpes
diagnosis laboratorium y^ng positif, dalam terdiri dari empat macam pemeriksaan yaitu:
keadaan tertentu yang meragukan beberapa
1. Pemeriksaan langsung secara mikroskopik
pegangan bermakna untuk diagnosis diferensial
2. Pemeriksaan serologik
perlu dipikirkan. Dalam hal ini diagnosis labo-
3. Isolasi dan identifikasi virus
ratorium dapat memberikan jawaban yangter-
4.Percobaan binatang
akhir, seperti pada eczema herpeticum dan eczema
vaccinatum, keratokonjungtivitis herpetika dan Tes yang paling sederhana dan relatif cepat,
keratokonjungtivitis epidemik, gingivostoma- ialah mewarnai dengan Giemsa atau hematok-
Herpesviridae 373

silin eosin (F{-E) sediaan kerokan dasar vesikel viral (badan inklusi khas) dapat ditemukan
pada gelas alas untuk melihat adanya sel-sel rak- dalam sel dengan cepat.
sasa berinti banyak (Tzanck) yang khas dengan Isolasi virus dapat dilaksanakan dengan tiga
badan inklusi intranukleus asidofil (Cowdry tipe cara, yaitu dengan teknik in ovo (telur berem-
A). Polikariosit yang demikian dapat ditemukan brio), teknik in oirro (biakan sel jaringan) dan
pada lesi akibat infeksi oleh virus herpes sim- teknik in aivo (binatang laboratorium) seperti
pleks, zoster dan varisela, tetapi tidak oleh virus y angterter apada Bagan 3 6-2. }{asil pemeriksaan
vaccinia dan variola. Dengan teknik antibodi laboratorium selanjutny a tergantung pula pada
fluoresensi dari sediaan dasar vesikel, maka bahan beberapa faktor yaitu:

Bagan 36-2
Diagnosis laboratorium penyakit herpes

Bahan Klinik

Mikroskopis Telur berembrio Biakan sel jaringan Flewan percobaan Serologi


L. Cahaya biasa 1. Selaput 1. Biakan pirmer 1. Anak mencit 1. Netralisasi
Giemsa/H-E korioalantois ginjal kelinci 2. Marmot 2. Pengikatan komplemen
anak hamster 3. Kelinci 3. Imunofluoresensi
2. Fluorosensi 2. Biakan stabil: 4. RIA
teknik antibodi Manusia 5. ELISA
fluorosensi Binatang

3. Elektron
I
I

I
+ I
Badan inklusi Bintik @ock) khas Efek sitopatik Patologi: Ataksia, Antibodi klas
khas/Cowdry khas/Cowdry tipe A konvulsi, paralisis,
tipe A,/sel Tzanck keratitis, mati
Struktur virus

RIA = Radioimmunoassay
ELISA = Enzyme Linked Immunosorbent Assay
374 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

DF

1234
: : -,.t.-:,. -. - ,. . t. ; :. ,-, r.

j. i::ri:'l:.rl i:;t::r:

'-.'';
.....f.rrrr : Garis ambang
: Aktivasi proses produksi virus karena stimulasi
: Perialanan sakit

ililt :
:
Adanya virus occult
ABCDEFGHIJ Infeksi rekuren

Gambar 36-4.Aktivasi periodik dari virus herpes simpleks laten yang dapat timbul kembali selama hidup
manusia yang sering dimulai dengan infeksi initial sebagai stomatitis pada masa kanak-kanak.

1. Pemilihan jenis bahan pemeriksaan yang Pada Tabel 36-6 diperlihatkan sumber bahan
paling balk (specimen of choice) pemeriksaan untuk isolasi virus serta bukti
mengenai adanya infeksi dalam sistem hospes
2. Pengambilan, pengiriman, pengolahan dan
yang dicoba.
penyimpanan bahan pemeriksaan.
Isolasi virus dapat dilaksanakan dengan meng-
J. Pemilihan dan pengurangan sistem atau inokulasikan bahan yang diambil dari penderita
medium hidup yang paling peka bagi virus yang sebelumnya diolah dengan antibiotika atau
yang akan diasingkan. antimikotika (supaya bahan bebas kuman dan
Herpesviridae 375

Gambar 36.5. Bagian dari selaput korioalantois embrio ayam


(umur 13 hari) 72 jam setelah diinfeksi dengan
virus herpes simpleks. Bintik halus putih
berukuran kurang dari 1 mm.

Gambar 36.6. Bagian dari selaput korioalantois embrio ayam


(umur 13 harr) 72jam setelah diinfeksi dengan
airus oariola. Bintik putih cembung ber-
ukuran 2 mm.

Gambar 36.7. Bagiandari selaput korioalantois embrio ayam


(umur 13 hari) 72jam setelah diinfeksi dengan
airus oaccinia. Bintik putih-kuning cekung
berukuran variabel 2-7 mm.

Gambar 36.8 Bagian dari selaput korioalantois embrio ayam


(umur 13 harl) 72 jam setelah diinfeksi dengan
oirus cacar sapi (corapox). Bintik putih dengan
hemoragik di tengahnya berukuran 2-4 mm.
376 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

A
ffiB
:ri)i :-;*irii:ril i-i:;-.:: i-.1-: *r.:t
il i rl*';':+:i' i!g.:i' f:

i:;'i:,.i1;!
--.}
D
u
li+i ii*i:g*:"r i}.1. ,ir:*:*r9 i'i1*.r!
I i;1. tl!rlil.i:i:** a.;i.j1::**| iir I+:-t;I ;

Gambar 36-9. Efek sitopatogenik biakan sel ginjal kelinci yang diinfeksi dengan virus herpes simpleks.
Pertiatikan efek sitopatogenik yang khas dengan terbentuknya sel Tzanck dan sel lainnya
dengan badan inklusi intranukleus asidofilik (Cowdry Tipe A), dan proses pemindahan bahan
inti ke dinding sel (tr4argination of nuclear material).

jamur) pada kelinci, anak mencit, telur ayam genik yang khas berupa pembentukan polikario-
berembrio dan biakan sel jaringan yang sesuai. sit (sel Tzanck) dan badan inklusi tipe A Cowdry
Kelinci diinokulasi dengan bahan pemeriksaan (Gambar 36-9) dalam waktu 24 jam. Gambar
secara intraserebral atau dengan skarifikasi pada 36-5, 6,7 dan 8 memperlihatkan berbagai tipe
kornea. Anak mencit disuntik dengan bahan pe- morfologik bintik (pock) padaselaput korioalan-
meriksaan secara intraserebral, sedangkan telur tois embrio y^ng berrurur-turut diinfeksi
^yam
ayam berembrio diinokulasi dengan bahan terse- dengan virus-virus herpes simpleks, variola,
but dengan teknik selaput korioalantois. Biakan vaccinia dan virus cacar sapi (corapox airus).
sel jaringan yang peka terhadap infeksi virus Virus herpes simpleks pada selaput korioalantois
herpes simpleks memperlihatkan efek sitopato- membentuk bintik putih berukuran kurang dari
Herpesviridae 377

d rr *
t)
o.<
a P
(J:.i
*
-O 6d '= F6 d^ d*a- 3
=dd^F H*q'
-]d :1LH(J 69H9
3 ts- de
6O
.EE o d-9 \s:
E'd F -!4 'E.SE-v
co * 3*
.{;
e'E
r: +., O.=
-.u,
EG
I Z'i
b.E
(n
Io r!'6<-uFa tr.l E -r4 ca
(')
.6
:=d
dA
!V !no
bo
tr dE !
9Ja -.od
od
G
>.
+ -r4 i
94d P- od
3
i: 6o
A-'i d.:
!!
C)
a ,E E.g
o Eg
bD (d^
o
(.)
(s

o'=
d.:
d=
boP
c'd +
E
'5.r
cq

(n *-i; 'cdC,
c!
xd d{J!1
.^aU
HHg
s9
-dcJ
trH-o
u
G
duq
-rtE 5 sq
,l4d)
-I4 !
qJ
.Eq 6
ca< F .gtr
ca< 6F
to.9
<t)
*. c.i ri .jGi r;
l-
tr
0)
aJ k AA
-g o cn
Ch
v)
U)
FH
o
EG d
(d

: !
{) 3R't ^d.i
ko

F -<i .. hp .E
(n
dJ
a -XcIc'6.
H d- W U i U
o 6 (s
{Ej €Ey.=
d -r4 - ;.n Sr 6 --o
.g d
ca v E<!ils
- tr a:f ! a* a bn
E Q
Eg
E e€ $€X€I'f
s sE k s hE9 3.g* n &€
(n :i-q 5I
\r r..!4=. q cD *., > DE O dH D O ;i
G
FA
-.i..i ..i+ ri 'dN .i6i ri d
tr
(.)
tr
OO
l:.V d
(h
5
!
=q
t-c)
+k
c sd -q 3E
-cJ P il
!
d
(t)
(.)
o.H _ oo
.i '= O.(J
O ::
6d':u iiq f, ct)
gH50,'+
O L ,eg6
d dH il
CGdH F= oFJr
i-6 tra (t)
F.i cn
378 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

1 mm dengan struktur seperti berbulu (fl"fil. kelas IgM dini serta tes-tes iainnya. Reaksi-
Bintik HSV-2 lebih besar dari bintik HSV-1. reaksi tersebut di atas mempunyai derajat sensiti-
Virus variola pada selaput korioalantois mem- vitas dam spesivisitas yang tinggi dalam mende-
bentuk bintik yang putih, cembung, berdia- teksi virion dan antigen subviral dengan meng-
meter 2 mm, sedangkan bintik virus vaccinia gunakan antibodi monoklonal yang bersifat
lebih besar Q-7 mm), cekung berwarna putih- monospesifik yang dibuat dan diproduksi secara
kuning dengan nekrosis di tengahnya. Besar besar-besaran dengan teknologi hibridoma.
bintik virus vaccinia variabel. Bintik virus cacar Tes hitung darah rutin tidak memberikan
sapi pada selaput korioalantois sedikit lebih petunjuk yang berarti untuk diagnosis labora-
kecil dari bintik virus vaccinia, berwarna putih torium bagi penyakit herpes yang diagnosisnya
dengan hemoragik di tengahnya, sehingga ter- tergantung pada beberapa pemeriksaan khas
lihat sebagai bintik-bintik merah yang dikeli- tertentu seperti:
lingi oleh zona putih.
1. Isolasi virus dari lesi yangterlihat, darah atau
Berbeda dengan virus herpes simpleks, virus
bahan alat tubuh pada otopsi dengan jalan
zoster dan varisela tidak dapat menginfeksi anak
menginokulasikan spesimen rersebut pada atau
mencit, kelinci, sel kornea kelinci dan sel selaput
dalam sistem hidup laboratorium yang peka.
korioalantois embrio ayam (Tabel 36-4).
Reaksi netralisasi dan reaksi pengikatan kom-
2. Menunjukkan adanyakenaikan titer anribodi
spesifik dari bahan serum rangkap, yaitu dari
plemen merupakan reaksi serologik yang paling
serum masa akut yang sebaiknya diambil
banyak dilakukan. Kedua reaksi itu positif pada
sebelum hari kelima dan serum masa konva-
masa konvalesen dini. Kenaikan titer antibodi
lesen yang diambil pada minggu kedua atau
hanyadapat dibuktikan pada kasus-kasus infeksi
ketiga setelah mulai timbulnya geiala sakit.
herpes primer. Pada kasus-kasus herpes rekuren
faseakut antibodi biasanya ditemukan di dalam 3. Menunjukkan secara cepat adanya antibodi
serum. Reaksi hemaglutinasi hambatan dan kelas IgM yang spesifik (agent specific class
reaksi presipitasi dapat juga digunakan untuk antibody : IgM-Ab) dini, yang konsentrasi-
diagnosis penyakit herpes. nya tertentu datyangmerupakan indikasi ten-

Reaksi serologik lain yang baru dan relatif tangadanya stimulasi imunologik yang aktif
lebih baik sering juga digunakan untuk diag- atau baru oleh suatu zatyangsekaligus meru-

nosis cepat penyakit herpes, di antaranya talah pakan petunjuk mengenai adanya infeksi baru.
radioimmuno dssay (RIA), immwne electron 4. Menunjukkan adanya partikel virus dalam
microscopy (IEM), enzyme-linked immunosor- cairan vesikel di bawah mikroskop elektron
bent assay (ELISA), immunoflworescence (IF) dan dengan pewarnaan asam fosfotungstat yang
tes cepat untuk menentukan adanya antibodi khas.
Herpe,sviridae 379

5. Menunjukkan adanya antigen viral dalam Pada saat ini tiga macam obat antiviral telah
irisan j aring an y angterinfeksi dengan teknik disetujui untuk dipakai sebagai obat topikal bagi
antibodi fluoresensi. infeksi HSV pada mata, yaitu iododeoxyuridin
6. Menunjukkan adanya perkembangan tes (IDU), 5-trifluorothymidin (TPT) dan arabi-
kulit seperti tuberkulin setelah inokulasi nosyl adenin (ARA-A). Obat Ara-A, juga meru-
virus mati secara intradermal. Ini merupa- pakan obat yang disetujui untuk dipakai pada
kan gambaran yangakurat mengenai adanya pengobatan herpes ensefaliris dan herpes neo-
infeksi herpes pada penderita yang berumur natorum, karena toksisitasnya yang relatif ren-
5-50 tahun, tetapi tidak tetap hasilnya dah dan khasiatnya yang baik seperti telah ter-
^rltara
bagi orang dengan umur di luar batas tersebut. bukti pada uji klinik. Pada kedua jenis kasus
tersebut, makin dini diagnosis penyakit dan pem-
7. Menunjukkan adanya sel raksasa yang virus-
induced dalam sediaan kerokan dasar vesikel
berian obatnya, maka makin baiklah prognosis-
nya. Kebalikannya makin lambat diagnosisnya,
yang melibatkan infeksi oleh anggora go-
longan herpesvirus. walaupun tidak menimbulkan kematian, maka
penderita mungkin akan sembuh dengan gejala
8. Menunjukkanadanyabadan inklusi khas da- sisa juga dengan akibat kelainan neurologik yang
lam sel jaringanyang memperlihatkan kecen- permanen.
derungan infeksi oleh herpesvirus (Cowdry Infeksi HSV oral dan genital, baik yang pri-
type A). mer, maupun yang rekuren tidak terpengaruh
oleh obat-obat antiviral tersebut di atas. Obat
Terapi .
antiviral baru suatu acycloguanosin arau disebut
Untuk mengobati infeksi oleh virus herpes sim- juga acyclovlr (ACV) yang merupakan nukleo-
pleks perlu dipertimbangkan keuntungan dan sida purin dan inhibitor poten polimerasa DNA
kerugian atau bahaya bagi penderita. Keratitis herpesvirus dapat mempercepat proses meng-
herpetika merupakan suatu infeksi HSV yang hilangnya virus dari lesi, akan tetapi tidak ber-
sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kebu- pengaruh pada proses penyembuhan secara ktinik.
taan, bila tidak diobati secara adekuat. Iodo- Cara pengobatan lain yang didasarkan atas pro-
deoxyuridin (IDU) dianggap dapat dipakai ses inaktivasi fotodinamik, yaitu pemakaian zat
untuk terapi pada keratitis tersebut. warrraproflavin atau merah netral pada lesi yang
Juga telah diketahui, bahwa obat tersebut ter- dilanjutkan dengan radiasi sinar ultra violet
nyata agak bersifat sitotoksik yang dapat mem- (UV) dapat dipakai untuk terapi pada lesi herpes
bahayakan penderita. Dalam hal ini keuntungan oral atau genital. rWalaupun demikian ada bebe-
dianggap lebih besar daripada risikonya sebagai rapa pendap at yang tidak menyetujui penggu-
akibat tindakan pengobatan. naan terapi fotosensitisasi, oleh karena zatwarna
380 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

yang dipakai dapat menimbulkan dermatitis klinik tersebut menunjukk an adany apenunrnan
kontak dan radiasi sinar UV pada virus dapat kegawatan dan frekuensi rekurensi, serta tidak
mengaktifkan sifat karsinogenik virus. Berger adanya perbedaan hasil pada vaksinasi secara
dan Papa (1977) pada uji kliniknya menemukan multipel dari vaksin cacar hidup atau mari.
peristiwa perkembangan karsinoma penis pada Chang (1983) dalam publikasinya memberikan
tiga penderita pasca-terapi fotosensitisasi. informasi mengenai pemakaian vaksin influ-
Obat-obat antiviral y ang dap at dipakai untuk enza, poliovirus dan herpesvirus di samping vak-
infeksi viral pada kulit, terutama untuk penggu- sin cacar sebagai tindakan reraperik bagi infeksi
naan secara topikal cukup banyak jenisnya, di virus herpes simpleks.
antar^nya ialah: arabinosida adenin (ARA-A), Khusus mengenai penggunaan vaksin virus
5-mono fosfat arabinosida adenin (ARA-AMP), herpes simpleks, harus digunakan vaksin virus
asam fosfonoasetat (PAA), iododeoxyuridin mati yang bebas asam nukleat, oleh karena DNA
(IDU) dalam dimetilsulfoksida (DMSO), Acy- yangadadalam vaksin dapat mempunyai potensi
cloguanosin atau acyclovir (ACV), interferon onkogenik yang dapat membahayakan orang
(iFN) dan zat per^ngsang pembentukan IFN yang divaksinasi.
seperti asam polinosinaepolicitidilat (Poly I:C) Vaksin BCG digunakan oleh Anderson (1974)
(Overall, 197 9). Dimetilsulfoksida @MSO) yang yang diberikan secara intradermal pada pende-
dipakai sebagai aehicle bersama-sama dengan rita herpes genitalis dengan hasil yang dapat me-
IDU oleh Parker (1977) dalam uji kliniknya nurunkan rekurensi; juga trimetoprim-sulfa-
yang berhasil dengan baik pada penderita herpes metoksazol digunakan oleh Laird (1975) pada
genitalis yang rekuren, berfungsi sebagai zat penderita herpes genitalis dengan hasil dapat
yang dapat mempertinggi daya penetrasi obat menurunkan keadaan akut penyakit dan mem-
dalam kulit. Di samping itu DMSO juga bersifat persingkat masa sakit.
bakteriostatik terhadap kuman yang menye- Berhubungan dengan penggunaan obat-obat
babkan infeksi sekunder seperti Staplrylococcus antiviral, peristiwa resistensi virus terhadap obat
a.Ltreut Staplrylococcus epiLermi.dis, StrEtococcus tersebut juga dapat terjadi. O'day dan kawan-
beta-hemolyticws dan Proteus sp. kawan (1975) dan Pavan-Langsron (1975) telah
Dalam uji klinik pada penderita herpes sim- mengidentifikasi virus herpes simpleks penyebab
pleks labialis yang rekuren dan herpes simpleks keratitis yang resisten terhadap iododeoxyuridin
genital telah digunakan bukan saja obat anti- (IDI|, sedangkan Klein & Friedman-Kien
viral, tetapi juga vaksin cacar dengan trp* untr* (1975) telah berhasil mengasingkan HSV-1 strain
melihat pengaruh vaksin tersebut terhadap laboratorium yang resisten terhadap obar asam
keadaan akut penyakit dan frekuensi. Hasil uji fosfonoasetat (PAA).
E
POX YVIR IDAE
R. Sardjito

Golongan poxvirus merupakan virus binatang 8. komplikasivaksinasi:


yang paling besar dan paling kompleks yang ensefalitis pasca-vaksinasi (mortalitas tinggi)
dapat menyerang vertebrata. vaccinia gangrenosa (mortalitas tinggi)
eczemd oaccinatwrn (mortalitas rendah)
Sifat-sifat poxvirus autoinokulasi dan vaqcinia generalisata (tidak
Virus berbentuk bata, 300 x 200 x 100 nm. Struk- letal)
tur kompleks, inti asam nukleat terdiri dari
DNA berserat rangkap (doublestranded), berat Anggota poxvirus yang menyerang binatang
molekul 16A juta Dalton, mempunyai badan peliharaan yang secaraekonomik menimbulkan
lateral dengan pola benang permukaan berben- kerugian adalah penyebab:
tuk lingkaran, mempunyai membran luar, mem- 1.. cacar sapi (cowpox)
punyai antigen golongan yang sama, reproduksi 2. cacar domba (sheeppox)
intrasitoplasma. 3. cacar babi (sraine pox)
Poxvirus dapat dibagi dalam subgolongan 4. cacar kera (monkey pox)
yang didasarkan atas reaksi serologik dan besar 5. cacar unggas (foralpox)
serta morfologi virion. 6. stomatitis pustularis bovin
Anggota poxvirus yang dapat menyerang 7. dermatitis pustularis kontagiosum
manusia ialah penyebab:
Virus vaccinia mempunyai host range yang sangat
1.. variola mEor (mortalitas hingga 507")
luas, sedangkan virus variola major, alastrim dan
2. variola minor (alastrim) (mortalitas kurang moluskum kontagiosum tidak menimbulkan
darr 1o/o)
infeksi alami pada spesies lain, kecuali manusia.
3. vaccinia
4. cacar sapi (cowpox) Penyakit cacar (variola; smallpox)
5. moluskumcontagiosum Variola major (suatu penyakit karantina) meru-
6. paravaccinia (Psewdocowpox, milker\ node) pakan penyakit menular yang akut dengan
7. dermatitis pustularis contagiosum (orf) keterlibatan sistemik yang hebat dengan erupsi

381
382 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel3z-l
Penyakit Disebabkan oleh Poxvirus

Orthopoxvirus Variola major


-Infeksi menyeluruh dengan erupsi pustular (klasik)
(mortalitas 15olo)

Variola minor -Infeksi menyeluruh dengan erupsi kuiit pustular


(mortalitas kurang dari L/o)
Komplikasi akibat pasca-vaksinasi (mortalitas
tinggi)
-Ensefalitis
vaksinasi (arang) gangrenosa (mortalitas tinggi)
-Vaccinia
vaccinatum (mortalitas rendah)
-Eczema
dan vaccinia generalisata (tidak letal)
-Autoinokulasi
Cacar sapi (cowpox)
-Infeksi ulseratif setempat pada kulit berasal dari sapi
Parapoxvirus Milker's node Orf -Infeksi nodular setempat pada kulit berasal dari sapi
ulseratif setempat pada kulit berasal dari
-Infeksi
domba
Beium ditetapkan Molluscum contagiosum
-Nodul benigna multipel pada kulit
(unclassified) Yaba dan Tanapox
-Tumor kulit setempat berasal dari kera
kulit yang terjadi melalui tingkatan makula, tidak diketahui, diduga bahwa virus vaccinia
papula, vesikula dan pustula selama masa 5-1"0 berasal dari virus sapi atau berasal dari virus
hari. Bentuk variola ringan ialah variola minor variola yang mengalami mutasi.
atau alastrim. Virus vaccinia merupakan seje- Melihat tingginya mortalitas variola major
nis poxvirus yang dilemahkan (attenwated) dan dibagi atas:
.

dipakai sebagai virus hidup untuk vaksinasi.


1.. ztariola discreta (monalitas 5olo)
Virus cacar kera (monkE pox) dapat menulari
2. pariola confluens (mortalitas 45%)
kera dan manusia dengan menimbulkan gejala
yang menyerupai variola. Virus Yaba dan pox-
3 . a ar i o I a p u s t w I o s a h e m o r a gi k (mo rtalitas 80
o/d

virus simia dapat menimbulkan tumor benigna 4. purpura variolosa (mortalitas 100"/")
pada kera dan juga orang. Virus variola major 5. pariola sine erwptione sine exanthemate
^ta:u
dan alastrim tak dapat dibedakan satu dan lain- (kasus ringan)
nya secara serologik, akan tetapi dapat dibeda-
kan secara khusus dari virus vaccinia dan cacar
Struktur antigen
sapi. Dengan teknik biakan secara in ooo (teIur Pada poxvirus ada beberapa jenis antigen yang
ayam berembrio) pada suhu pengeraman maksi- dapat dibuktikan dengan reaksi presipitasi difusi
mum (ceiling temperature) virus berkerabat gel (gel diffusion precipitation reaction) yang
tersebut dapat dibedakan. Asal virus vaccinia dipunyai oleh anggota dari satu subgolongan.
Poxyviridae 383

Dr antara anggota dari satu subgolongan ter- Pada selaput korioalantois embrio ayami
dapat reaksi netralisasi silang yang luas (extensiae 1. Virus vaccinia membentuk bintik (pox) putih,
cross-neutralization reaction), tetapi tidak di besar, bulat dan cekung dengan pusat nekrotik.
antaraanggota dari subgolongan yang berbeda. 2. Virus cacar sapi dan cacar kera membentuk
bintik putih, besar, bulat dan cekung serta
Pembiakan
ada hemoragi.
Golongan virus vaccinia-variola dapat dibiakkan 3. Virus variola major atau alastrim mem-
dengan mudah dalam biakan sel iaringan dengan bentuk bintik putih keabu-abuan, kecil bulat
membentuk efek sitopatik yang jelas. Badan dan cembung.
inklusi bersifat asidofilik (Badan Guarnieri). 4. Virus herpes simpleks membentuk bintik
Virus variol amalor atau alastrim mempunyai seperti virus variola tetapi lebih kecil dan
range pembiakan lebih sempit, sedangkan virus memberikan gambaran seperti peta (geo'
vaccinia cacar sapi mempunya;r rd.nge pem- grdphic twe).
^tav
biakan lebih lebar. Binatang percobaan yang 5. Virus varisela-zoster tidak membentuk bintik.
dapat dipakai ialah: mencit dan tikus (inokulasi
Dalam sel biakan laringan semua Yirus ter-
intrakutan) serta kelinci kera dan sapi (ino-
sebut di atas, dapat tumbuh dengan baik dengan
kulasi: skarifikasi kulit).
perbedaan, bahwa virus herpes simpleks, zoster
Skarifikasi kulit: dan varisela membentuk badan inklusi intra-
kelinci: vaccinia (+), variolalalastrim (-) nukleus asidofilik atau menimbulkan degenerasi
kera: vaccinia (+), variola/alastrim (-) balon dan membentuk sel Tzanck atau sel rak-
sasa berinti banyak dengan badan inklusi Cow-
Telur ayam berembrio dapat dipakai untuk
dry tipe A. Virus vaccinia-variola membentuk
pembiakan serta diagnosis diferensial poxvirus
badan inklusi eosinofilik intrasitoplasma (Badan
dan herpesvirus.
Guarnieri).
Bintik pada selaput korioalantois
Diagnosis laboratorim
39"c 37"c 35'C
Virus Diagnosis laboratorium dari virus variola-
vacclnla + + + vaccinia terdiri dari:
variola major + +
1. Pemeriksaan mikroskopik (badan inklusi)
alastrim +
2. Pembiakan ftintik pada selaput korioalantois)
herpes simpleks + +
3. Serologi (reaksi pengikatan komplemen, pre-
herpes zoster
sipitasi, netralisasi, hambatan hemaglutinasi'
varisela
imunofluoresensi)
384 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Vaksinasi Setelah I-2 hari terjadi makula


-
Sebagai tindakan prevenrif terhadap variola Setelah 3 -4 hari terjadr papula
-
dapat dilakukan vaksinasi dengan memperguna- Setelah 5 -6 hart terjadivesikula
-
kan virus vaccinia yang pada inokulasi secara - Setelah 9-10 hari teriadipustula
intradermal pada orang dapat menimbulkan - Setelah t4-I6 harirerjadi krusta
suatu penyakit buatan murni.
Respons terhadap vaksinasi:
Vaksin c car yangdapat dipakai harus meme-
nuhi persyaratan: t. reaksi vaksinia primer pada orang yang
belum pernah divaksinasi (tidak kebal).
1. Bebas kuman patogen seperti Streptococcus
beta-hemolyticus, Staplrylococcus aureus, Clos-
2. reaksi vaccinoid (accelerated) pada orang ke-
bal parsial (pernah divaksinasi sebelumnya).
tridiwm tetani dan lainlain.
2. Mempunyai potensi 10-10 pFu/ml. polak 3. reaksi kebal ( irnmediate) pada orang yang
dkk (1962) menerapkan: dosis efektif 5Oolo sebelumnya pernah divaksinasi dan menun-
ialah 1,3-1,5 x 10 PFU,/mi, dosis efektif 99oh jukkan kekebalan penuh.
ralah 4,1-4,3 x 10 PFU/ml. 4. reaksi vaksinia revaksinasi (revaccination
,uaccinia reaaion) pada orang
yang pernah
Teknik vaksinasi dilakukan dengan cara go- divaksinasi dan setelah batas waktu rerrenru
resan (skarifikasi) dengan vaksinostil arau dengan kekebalannya hilang.
yaitu dengan menusuk-
cara multiple pressure
nusuk epidermis beberapa kali dengan jarum Adanya kekebalan dapat dibuktikan g-9 hari
melalui seteres vaksin. setelah vaksinasi dan mencapai maksimum
setelah 2-3 minggu dan dapat bertahan sampai
Valrsin c^car yang paling baik dan banyak
dipakai ialah vaksin cacar kering yang disuspen- beberapa tahun (3 tahun). Di daerah endemik

sikan dalam gliserol bila mau dipakai. dan di daerah rertular hebat vaksinasi harus
Kebijaksanaan pemerintah yang mengharus- diulang setiap tahun.
kan pencacaran secara rutin, seperti di Eropa Komplikasi pada vaksinasi
telah dihapus karena keberhasilan politik karan-
1,. ensefalitis pasca-vaksinasi (satu kasus dalam
trna, surrseillance dan ring oaccination.
1000 vaksinasi primer).
Di Amerika, Inggris dan Ausrralia, orang
yangsecaru rutin divaksinasi ialah petugas medis 2. r.taccinia progressizta (vaccinia gangrenosum)
dan imigrasi. (satu kasus dalam 1.000.000).
Setelah vaksinasi dengan virus vaksin cacar 3. eczeftza paccinatunt (sekarang jarang
terjadi,
maka akan terjadi perkembangan sebagai berikut: karena para dokter harus mengadakan pe-
Poxyvitidae 385

ngawasan yang ketat, bila orang dengan Pengobatan


eczema harus divaksinasi). Obat antiviralyangdipakai pada penyaktt c c r
4. abortus pada'ibu-ibu hamil karena kemung- ialah methisazon. Imunoglobulin antivaccinia
kin4n adanya infeksi intrauterin dari fetus. hiperimun manusia dapat dipakai dengan segera
5. aut o i n o kula si dan e a c c i n i a ge n e r a I i s a t a (tidak pada komplikasi vaksinasi cacar kecuali pada
letal). ensefalitis.
PICORNAVIRIDAE
R. Sardjito

Famili Picornaviridae terdiri dari anggota yang dalam golongan enterovirus: poliovirus: tiga sero-
partikel virusnya kecil, tidak berselubung de- tipe, coxsackievirus A: 24 serotipe; coxsackie-
ngan virion yang mempunyai simetri kubikal virus B: 6 serotipe; echovirus (enteric cytopa-
yang mengandung 42 kapsomer dan berdia- thogenic human orphans): 34 serotipe dan ente-
meter kira-kira 27 nm dengan RNA berserat rovirus 68-72 serotipe, di mana virus hepatitis A
tunggal. Famili virus tersebut meliputi empat termasuk di dalamnya: enterovirus 72. Dari
genus: enterovirus, rhinovirus, cardiovirus dan genus rhinovirus ada 89 serotipe. Selanjutnya
aphtovirus. masih ada dua genus lain yaitu: cardiovirus me-
Hanya enterovirus dan rhinovirus yang telah nyebabkan ensefalomiokarditis pada binatang,
dikenal sebagai virus yang secara potensial sedangkan apthovirus menyebabkan penyakit
bersifat patogen bagi manusia. Yang termasuk kaki dan mulut pada binatang ternak.

ENTEROVIRUS
Struktur Antigen
Enterovirus merupakan virus kecil, sferik, tidak Poliovirus mengandung dua antigen yang dapat
berselubung, partikel virus simetri ikosahedral, dideteksi dengan reaksi ikatan komplemen dan
diameter 27-30 nm, BM 8,25 x 106 Dalton dan reaksi presipitasi.
koofisien sedimentasi 156-160 S. Virus infektif atau native disebut antigen A
Virion terdiri dari 3Ao/o RNA berserat tung- atau biasanya disebut antigen H (heated). Untuk
gal dan sisanya terdiri dari empat spesies protein semua enterovirus antigen permukaan kapsid
mayor (VP1-4) dan satu spesies protein minor menentukan antigen tipe spesifik yang ditentukan
(VPg) dan protein fungsional, proteasa dan dengan reaksi netralisasi. Untuk poliovirus liar
RNA polimerasa. VPg merupakan sambungan atau galur dilemahkan protein kapsid VP1 dengan
kovalen virion RNA. Keberadaannya penting satu atau lebih antigen memegang peranan pen-
untuk permulaan replikasi RNA. ting dalam interaksi dengan antibodi netralisasi,

386
Picornaviridae 387

sedangkan VP2 danVP3 berinteraksi dengan anti- Masuk ke dalam sel hospes dengan jalan
bodi netralisasi tetapi kurang kuat dibandingkan fagositosis melalui reseptor. Virus diabsorpsi
dengan VP1. Dengan reaksi netralisasi beberapa pada permukaan sel dan masuk ke dalam sel
enterovirus dapat mengadakan reaksi silang, melalui lekukan atau lubang yang terselu-
karena mempunyai persamaan antigen. Reaksi bung dan endosom. Pelepasan selubung
silang antara beberapa enterovirus dapat dilihat (pelepasan genom virus dari kapsid) terjadi
dalam reaksi ikatan komplemen. pada membran permukaan sel, dalam
sitoplasma dan endosom atau lisosom.
Reaktivitas enterovirus terhadap zat kimia
dan fisika 2. , Sintesis protein virus dan RNA.
RNA virus terdiri atas satu open reading
Semua enterovirus resisten terhadappH rendah
frame yang mengode satu protein besar
(pH 3) dan beberapa enzim proteolitik. Hal ini
(polyprotein). Protein virus disintesis di
merupakan syaratmutlak bagi virus untuk dapat
ribosom setelah VPg dilepaskan dari genom
melalui lambung dan duodenum. Virus juga
virus. Pada saat translasi, protein besar ter-
resisten terhadap berbagai desinfektan seperti
sebut dipecah menjadi polimerasa virus,
alkohol Z0olo, lisol 25o/o, eter, desoksikholat dan
; proteasa dan prekursor protein kapsid.
macam-macam detergen larn.yang dapat meru-
sak lipid virus. Pada umumnya enterovirus 3. Morfogenesis virus
diinakti{kan oleh formaldehid (0,3%), HCI (0,1 Pengumpulan dari virus terjadi di membran
N) juga dengan halogen lain. Oleh karena itu sitoplasma.
dianjurkan formaldehid 3olo untuk desinfeksi.
4. Pelepasan virus
Keadaan fisik yang dapat menginaktifkan ialah:
Pelepasan virus baru dari sel tidak diketahui
pengeringan, pznxS (50'C selama 1 jam dengan
dengan jelas. Hanya sebagian kecil dari par-
tidak adanya MgClz), cahaya (dengan adanyazat
'warna vital, seperti merah netral dan profla-
tikel virus baru yang disintesis merupakan
virion yang matang (mature) yang infektif.
vin).
Ratio virus infektif terhadap partikel virus
Enterovirus bila disimpan pada suhu -70oC
'stabil untuk bertahun-tahun dan bila dalam total adalah 1: 101-101.

suspensi dan disimpan pada suhu 4oC biasanya Lingkaran replikasi dari poliovirus adalah
dapat hidup selama 4 minggu. 6-7 jam, sedangkan enterovirus lainnya beberapa
jam lebih lama.
Replikasi enterovirus dalam biakan sel
Kebanyakan enterovirus sangar sitolitik, me-
Tahap-tahap replikasi adalah sebagai berikut:
nyebabkan efek sitopatogenik (ESP) dan terjadi
1,. Virus masuk ke dalam sel hospes: destruksi sel karena lisis.
388 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Epidemiologi bersifat asimptomatik dan hany a O, I - !o/o menye-


babkan paralisis. Infeksi asimptomatik paling
Cara penyebaran
banyak disebabkan oleh infeksi poliovirus,
Enterovirus manusia mempunyai resdrvoir hanya
disusul oleh echovirus dan coxsackievirus (SO"Z").
pada manusia (pertumbuhan dan patogenisitas
pada binatang). Enterovirus dapat diisolasi dari Patogenesis dan sindrom klinik
saluran pencernaan bagian bawah dan atas dan Mekanisme patogenesis infeksi enterovirus ada-
dapat disebarkan baik melalui fekal-oral mau- lah infeksi litik dari sel hospes sehingga menye-
pun melalui pernapasan. Di daerah dengan sani- babkan adanya efek sitopatogenik. Enterovirus
tasi yang buruk, transmisi yang predominan dapat memberikan infeksi siklik di dalam sel
adalah fekal-oral. Trinsmisi melalui saluran per- hospes dengan viremia dan membawa virus ke
napasan {apat terjadi lebih awal, karena adanya organ target (sumsum tulang belakang dan sela-
replikasi virus di saluran pernapasan bagian atas. put otak, miokardium, kulit, hati dll).
Dapat terladi transmisi nosokomial oleh bebe-
rapa coxsackievirus grup A dan grup B dan echo-
Poliovirus
virus di ruangbayi. Pintu masuk dari poliovirus adalah pencernaan
melalui mulut. Dalam masa inkubasi (6-20 hari)
Faktor kelamin dan umur poliovirus berkembang biak di dalam jaringan
'oleh
Penyakit yang disebabkan enterovirus mukosa, jaringan limfoid (tonsil dan Peyer's
terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita patches) dan usus. Dalam hal ini virus tersebar
(1.,5-2,5: 1). Umumnya anak-anak merupakan melalui jalan fekal-oral. Kemudian terjadi vire-
penyebar utama dari enterovirus. Echovirus tipe
mia sehingga dapat ditemukan virusnya dalam
9 ditemukan 5O-7 Oo/o pada anak-anak, sedangkan aliran darah untuk beberapa hari (6-9 hari sete-
pada orang dewasa 17-33o/,.Infeksi poliovirus lah infeksi). Dalam waktu ini terjadi gejala klinik
pada orang dewasa lebih menjurus ke paralisis non-spesifik y^ng pert^ma (demam, malaise,
daripada anak-anak. Infeksi dengan coxsackie- serak kadang-kadang sakit kepala dan muntah).
virus grup A dan echovirus, penyakitnya biasa- Kira-kira 4-8o/o dari infeksi poliovirus tidak
nya pada anak-anak lebih ringan daripada orang terjadi penyakitnya danhanya mengambil ben-
dewasa. Sebaliknya, coxsackievirus grup B dapat
tuk dari penyakit minor (abortive poliomye-
menyebabkan sepsis, miokarditis, ensefalitis dan litis). Bila poliovirus menginfeksi sel target di
kematian lebih banyak pada bayi daripada anak- dalam susunan saraf pusat (CNS) terjadi polio-
anak dan orang dewasa.
myelitis nonparalitik (t-2"t") dan poliomyelitis
lnfeksi asimptomatik paralitik (o,r-t vJ.
Bentuk infeksi dari enterovirus adalah: ringan Pada poliomyelitis nonparalitik penderita
atau subklinik. Infeksi oleh poliovirus 9O-95olo mengalami penyakit yang prodromal seperti
Picornaviridae 389

Coxsackie
Blokade AdanB
antibodi

Otak
Polio,
Coxsackie

Ensefalitis

Penyakit
peralisis

Gambar 38-1. Patogenesis enterovirus.

penyakit minor yang berlanjut setelah 3-7 hari Penyakit akan lebih gasrat oleh beberapa fak-
oleh penyakit yang sama dengan meningitis tor yaitu: usia yang sangat muda atau sangat tua,
aseptik dan biasanya disertai demam tinggi, sakit pria, kekurangan gizi yang kronik, pengobatan,
punggung dan spasme otot. Poliomyelitis para- dengan kortikosteroid, iradiasi dan ronsilek-
litik terdiri dari paralisis flaksid atau paresis me- tomi dan lainlain.
ngenai kerusakan tulang punggung atau buibar.
390 Buku Ajar Mikobiologi Kedokteran

eoxsackievirus dan Echovirus babkan oleh enterovirus 70. Coxsackievirus


Coxsackievirus dan echovirus mempunyai organ grup B dapat menyebabkan pankreatitis dan
target ekstra-intestinal yang kurang spesifik coxsackievirus tipe 84 dapat menyebabkan dia-
dibandingkan poliovirus, sehingga dapat luas betes. Beberapa echovirus dan coxsackievirus
penyakitnya. Seperti poliovirus, coxsackievirus grup B dapat menyebabkan gangguan pada hepar
dan echovirus mula-mula berkembang biak di sehingga menimbulkan penyakit hepatitis.
faring dan usus halus, kemudian dikeluarkan Beberapa echovirus dan coxsackievirus grup
dalam tinja sampai satu bulan dan dalam sekresi A dapat ditemukan dalam tinja terutama pada
respiratori selama beberapa hari. Di samping anak-anak selama epidemi gastroenreriris.
saluran pencernaan dapat jugamenginfeksi otak,
susunan saraf pusat, miokardium dan perikar-
lnfeksi kronik
dium, otot lurik, saluran pernapasan dan kulit. Penyakit kronik tidak biasa terdapat pada
Paralisis oleh coxsackievirus dan echovirus enterovirus, tetapi oleh beberapa serotipe dari
coxsackievirus grup A dan grup B.
Tarang terladi dan tidak segawat paralisis yang
disebabkan oleh poliovirus.
Kehamilan
Coxsackievirus biasanya lebih patogenik
Infeksi maternal selama kehamilan rrimester per-
dibanding echovirus. Herpangina (vesicular pha-
tama dapat menyebabkan anomali pada fetus:
ryngitis) hanya disebabkan oleh beberapa sero-
coxsackievirus tipe B2 atau 84 menyebabkan
tipe coxsackievirus grup A. Selesma dan pneu-
anomali urogenital, tipe 83 atau B4 anomali kar-
'monitis pada anak kecil disebabkan oleh bebe-
diovaskular dan coxsackievirus tipe A9 malfor-
rapa serotipe coxsackievirus grup A dan ente-
masi dari sistem saluran pencernaan.
rovirus 68. Epidemik mialgia (penyakit Born-
holm) dan pleurodinia disebabkan oleh sero- Masa inkubasi
tipe coxsackievirus grup B. Eksantema diser- Semua poliovirus, coxsackievirus grup A dan B
tai dengan demam dan faringitis disebabkan dan echovirus mempunyai masa inkubasi ber-
oleh beberapa serotipe coxsakievirus grup A
kisar antara 1-35 hari dengan rata-rata l-2
dan grup B dan echovirus. Aseptik meningitis minggu. Masa inkubasi yang terpendek ialah
seringkali dengan bintik-bintik merah (rashes) infeksi lokal dari mata oleh enterovirus ZO.
juga disebabkan oleh beberapa coxsackievirus
dan Echovirus. Respons imunologik
Meningoensefalitis (terutama pada anak-anak) Antibodi humoral dan antibodi sekretori meme-
disebabkan oleh beberapa coxsackievirus grup B gang peranan penting dalam kekebalan oleh
dan enterovirus 71 dan ensefalitis oleh beberapa infeksi enterovirus. Dalam infeksi ini kekebalan
echovirus. Konjungtivitis hemoragik akut dise- seluler tidak dapat menentukan.
Picornaviridae 391

Kekebalan humoral terjadi dengan peran- menginduksi IgG humoral seperti vaksin Salk
raraan netralisasi tipe spesifik IgG, IgM dan IgA dan menginduksi IgA sekretori ke dalam usus.
yang mencegah penyebaran hematogen virus ke Vaksinasi dengan vaksin Sabin tidak hanya
organ target. IgM timbul perrama-rama setelah mencegah penyebaran virus melalui aliran darah
infeksi Q-10 hari) poliovirus, coxsackievirus ke susunan saraf pusat, tetapi juga terutama
dan echovirus. menghambat multiplikasi di dalam usus. Kele-
IgM spesifik virus berada selama 4 minggu mahan virus oral ini adalah bila pada saat pem-
dalam 90% infeksi. IgG dan IgA spesifik virus berian vaksin terdapat infeksi saluran cerna oleh
timbul beberapa hari setelah IgM. IgG menetap enterovirus lain, dapat rerjadi interferensi se-
untuk bertahun-tahun, karena itu dapat menye- hingga infeksi poliovirus dihambat dan timbul-
babkan acquired humoral immwnity. IgA sekre- nya kekebalan pun terhambat.
tori terbentuk setelah 2-4 minggu, infeksi oleh Profilaksis dengan serum imunoglobulin
poliovirus dan berlokasi terutama di jaringan biasanya dianjurkan, bila diketahui benar ke-
nasofaring dan usus. IgA sekretori mencegah adaan epidemiologi.
atau membatasi eksresi dari poliovirus ke dalam Infeksi enterovirus dapat dicegah hanya dengan
saluran pencernaan. imunisasi aktif atau pasif dan dengan memu-
tuskan transmisi virus.
Vaksinasi
Dari semua enterovirus hanya poliovirus yang Diagnosis laboratorium
dapat dicegah dengan vaksinasi. Untuk pem-
buatan vaksin anti-poliomyelitis diperlukan lsolasi dan identifikasi virus
biakan jaringanuntuk dapat memproduksi virus Bahan pemeriksaan untuk isolasi virus biasanya
dalam jumlah besar. tinja dan usap rektal, usap tenggorok dan kumur-
Vaksin pertama: vaksin Salk (memakai virus an tenggorok, dan cairan serebrospinalis. Virus
yang dilemahkan dengan formalin). Vaksin ini dapat diisolasi dari tenggorok 15 hari setelah
diberikan secara intra-muskular dan dapat meng- infeksi, dari tinja dan usap rektal 4 minggu sete-
induksi pembentukan antibodi netralisasi manu- lah infeksi dan dari cairanserebrospinalis selama
sia untuk mencegah infeksi poliovirus. Pada waktu ada manifestasi simtom dari susunan saraf pusat,
yang sama Sabin dan kawan-kawan membuat biasanya 2-3 minggu setelah infeksi. Konsentrasi
vaksin hidup yang dilemahkan. Vaksin ini diberi virus dalam tinja lebih tinggi daripada bahan lain
kan secara oral dan terdiri dari tiga serotipe (tO6-19e partikel virus per gram tinja). Virus dapat
poliovirus. Virus berkembang biak dalam saluran menimbulkan bercak merah (rash)vesikuler se-
pencernaan (disebut polivaksin oral trivalen) dan perti beberapa tipe coxsackie grup A dan entero-
menimbulkan infeksi subklinik. Vaksin Sabin virus tipe 7I dan dapat diisolasi dari lesinya.
392 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Isolasi virus dari darah berhasil baik selama tifikasi dilakukan reaksi netralisasi dengan anti-
viremia (6-9 hari setelah infeksi). Semua bahan sera yang dipool: International hyperimmu.ne
dari organ target, umumnya dapat ditemukan equine dntiserd.
virusnya bila bahan biopsi atau otopsi diambil
selama ada manifestasi klinik dari penyakit. Diagnosis serologik
Lesi patologik pada mencit dipakai untuk Kombinasi diagnosis serologik dan identifikasi
membedakan coxsackievirus grup A dan B. adalah cara yang sangat menyokong adanya
Biakan lartngan yangbanyak dipakai untuk infeksi enterovirus. Kenaikan titer 4x atau lebih
membiak virus ialah fibroblast embrio manusia sangat menentukan adanya infeksi virus. Untuk
dari kulit atau paru-paru, sel amnion manusia reaksi serologik bahan serum (darah) yang diam-
yang permanen, sel HeLa, HEp-2 dan juga sel bil iaiah pada permulaan sakit dan 7-1,0 hart
primer maupun cell line dari kera. Beberapa tipe setelah sakit. Untuk reaksi netralisasi sering di-
coxsackievirus grup A hanya dapat berkembang pakai biakan jaringan dan untuk coxsackie
biak dalam cell line dari rhabdomio-karsinoma grup A yang tidak dapat tumbuh pada biakan
manusia atau hanya p ada anakmencit baru lahir. laringan, maka dipakai mencit.
Infeksi virus dalam biakan jaringan dapat
dilihat adanya efek sitopatogenik. Untuk iden-

RHINOVIRUS
Rhinovirus adalah penyebab penyakit selesma lubung dan mengandung rantai tunggal RNA
(common cold) dan infeksi saluran pernapasan dengan berat molekul sepeni poliovirus. Rhino-
bagian atas yang sangat penting. Rhinovirus virus dapat jelas dibedakan dari picornavirus
merupakan subgrup famili Picornaviridae y^ng lain, karena dapat diinakti{kan oleh pH rendah
paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah bH 3-5) dan replikasinya dapat dihambat pada
diidentifikasi dengan reaksi netralisasi memakai suhu 37oC. Bila rhinovirus disimpan pada pH
anti serum spesifik. Di samping 89 serotipe 3-5 pada suhu 37"C selama 1 jam maka
terdapat sejumlah strain atau galur yang telah virionnya akan pecah dan menghasilkan RNA,
diiso- lasi tetapi belum ditentukan serotiperya. kapsid kosong dan VP4 yang bebas. Rhinovirus
lebih stabil terhadap pemanasan 50"C pada pH
Sifat-sifat
netral dibandingkan dengan picornavirus lain.
Struktur Galur yanghanya dapat berkembang biak pada
Rhinovirus merupakan virus kecil, tidak berse- sel manusia (strain H) lebih stabil daripada galur
Picornaviridae 393

y^ng lug dapat berkembang biak pada sel kera kembang biak dan mengakibatkan terjadinya
(strainM). efek sitopatogenik pada biakan sel ginjal embrio
manusia dan pada cell line diploid manusia ter-
lmunologi
tentu dan terutama pada cell line HeLa yang
Masing-masing rhinovirus mempunyai antigen terpilih yang disebut HeLa "R".
tipe spesifik, jadi tidak mempunyai antigen ber- Virus M berkembang biak dan menghasil-
sama. Rhinovirus mempunyai kapsid dengan kan efek sitopatogenik pada biakan jaringan
empat kelompok epitop sepefti poliovirus yang primer rhesus dan kera, biakan sel ginjal embrio
menginduksi antibodi netralisasi dimana VP1 manusia, biakan sel diploid manusia, sel Kb dan
merupakan bagian antigen yang dominan. juga sel HeLa. Untuk replikasi rhinovirus yang
Infeksi manusia secara alam dapat mensti- paling sensitif adalah biakan nasal embrio
mulasi produksi antibodi netralisasi tipe-spesifik manusia dan epitel trakea. Perubahan sitopatik
(gM, IGA dan IgG) yang dapat memberikan pada biakan sel dengan kondisi yang oprimal
resistensi terhadap reinfeksi oleh virus d'ari tipe menyerupai apa yang dihasilkan oleh picorna-
yang sama. Antibodi spesifik terdapat dalam se- virus lain, tetapi pada rhinovirus perubahan
kresi nasal dan serum setelah 2-3 minggt. infeksi sitopatik ini terjadi lebih lambat dan biasanya
dan kemudian akan naik setelah 4-5 minggu in- tidak lengkap. Setelah 18-22 1am infeksi pada
feksi primer. Timbulnya respons antibodi lebih jaringan organ terjadi penurunan aktivitas silia
besar terhadap strain M daripada rcrhadap strain dan sel epitel superfisial mulai dikeluarkan.
H. Dalam grup rhinovirus setelah epidemi yang
berturut-turut didapatkan galur rhinovirus baru Patogenisitas dan gejala klinik
yang mempunyai perubahan antigen atau shift. Masa inkubasi rhinovirus adalah 2-4 hari.Infeksi
pada manusia terbatas pada saluran pernapasan
Pertumbuhan dan biakan sel jaringan
dan pada umumnya cocok dengan sindrom
Manusia merupakan hospes aiamiah rhinovirus.
yang disebut selesma (common cold). Simtom
Satu-satunya binatang yang peka ialah simpanse.
yang predominan adalah nasal seperri obstruksi,
Setelah inokulasi intranasal virus berkembang
catarrhal dan bersin, suara parau, malaise, sakit
biak di nasal dan sel mukosa faring dan kemu-
kepala dan juga sering batuk. Tidak terjadi
dian timbul antibodi spesifik, tetapi tidak me-
demam, dan biasanya penderita mendapat tra-
nimbulkan penyakit. Beberapa tipe dapat meng- 'keobronkitis. Gawatnya penyakrr tergantung
infeksi kera, tetapi padabinatang itu tidak juga
banyaknya virus yang masuk. Virus mengada-
menimbulkan penyakit.
kan infeksi, bereplikasi di dalam sel epitel ber-
Hanya biakan sel dan biakan organ yang
silia di hidung dan selama 2-5 harr pertama dari
praktis dipakai untuk percobaan. Virus H ber-
penyakitnya, virus dapat diisolasi dari sekresi
394 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

faring tetapi tidak dari sekresi lain atau cairan isolasi pertama. Untuk mendapatkan pertum-
rubuh. Sejumlah kecil sel epitel yang kena infeksi buhan yang optimum dari rhinovirus, dipakai
dikeluarkan ke dalam sekresi nasal. Mekanisme roller cell cultures dengan medium pada pH
dari respons kenaikan produksi mukus tidak di- netral dan inkubasi pada suhu 33oC. Pada
ketahui. Rhinovirus juga dihubungkan dengan minggu pertama dan sering setelah 48 jam ter-
beberapa kasus bronkopneumonra pada anak- lihat adanya efek sitopatogenik yaitu selnya
anak dan remqa (primary atypical pnenmonia). membulat dan bersifat refraktil dan dapat
disimpan sampai 14 hari. Diferensiasi rhinovirus
Diagnosis laboratorium dari enterovirus lain yang memberikan efek
Isolasi virus dari sekresi nasofaring adalah satu- sitopatogenik adalah sukar, meskipun kecepatan
satunya caru yang praktis untuk isolasi. Isolasi timbulnya efek sitopatogenik pada rhinovirus
yang cepat ialah pada biakan jaringan. Bahan adalah lambat. Cara lain untuk membedakan
disimpan dalam keadaan dingin selama 30 menit- ialah labilitas terhadap pH 3 (enterovirus tahan
3/z jam untuk mengurangi infektivitas virus. asam) dan resisten terhadap inaktivasi pada 56.C
Bila bahan harus disimpan dalam waktu yang selama 30 menit dengan adanyaMgClz.
lama (lebih dari 24 jam) maka bahan harus Dari isolat virus dapat dilakukan netralisasi
disimpan pada suhu -70oC. Jaringan organ dari dengan cara titrasi memakai serum standar. Karena
nasal embrio manusia atau epitel trakea adalah adanyapaling sedikit 115 tipe imunologik, maka
yang paling sensitif dan diperlukan untuk isolasi untuk memperkecil jumlah titrasi beberapa
beberapa rhinovirus. Jaringan selapis (monolayer) serum tipe spesifik digabunglian. Jadi iden-
dari sel ginjal embrio manusia primer, cell line tifikasi tipe dan diagnosis serologik dari bahan
diploid manusia (terutama \tri-26 dan \7I-38) klinik adalah sukar dan memakan waktu.
atau sel HeLa "R" umumnya dipakai untuk
ORTHOMYXOVIRIDAE
R. Sardjito

Anggota Orthomyxoviridae mempunyai virion tipe A selanjutnya diberi kode menurut sifat-
dengan kapsid yang memperlihatkan suaru sifat antigenik dari hemaglutini" (H) dan neu-
simetri helikal dan berselubung. Virion mem- raminidasa (I.tr), seperti yang terlihat pada contoh
punyai diameter berkisar antara B0-100 nm dan berikut: A/England /42/72 (HzN). Isolat virus
mengandung RNA berserat tunggal yangterda- influenza babi (sutine) atau isolat bukan dari
pat dalam gulungan benang nukleokapsid yang manusia ditandai dengan kode tambahan untuk
berdiameter i,: r'.;,:: dengan tanda-tanda silang menyatakan spesies vertebrata sebagai hospes
pada setiap { np. Dua macam tonjolan meliputi dari mana virus tersebut diasingkan, misalnya:
selubung viral yang mengandung lipid dan kar- A/swine/New Jersey/8/76 (HswrNr). Dalam
bohidrat, yaitu hemaglutinin dan neuramini- golongan A dari virus influenza dapat terjadi
dase. Hemaglutinin merupakan batang bersegi perubahan struktur antigenik dari hemaglutu-
tiga dengan ukuran panjang 14 nm dan besar 4 ninnya yang disebut dntigenic shift, yaitu yang
nm. Neuraminidase mempunyai struktur kotak merupakan peristiwa perubahan besar dari kom-
segi empat dengan ukuran 8 x 8 x {. n6 dengan posisi antigenik yang pernah terjadi setiap
serat di bagian tengahnya yang panjanenya 10 dekade sejak tahun 1930 mulai dari Ho menjadi
nm dan mempunyai tombol kecil di bagian H: dan perubahan neuraminidasa dari Nr men-
basal. jadi Nz yang berlangsung pada tahw \957.
Orthomyxoviridae terdiri dari tiga tipe virus Namun, galur HrNr timbul kembali pada tahun
influenza yangpatogen bagi manusia, yaitu: tipe 1977. Dalam setiap kelompok hemaglutinin
A, B dan C yang dapat dibedakan berdasarkan dapat terjadi perubahan kecil yang disebut
spesifitas antigeniknya dari ribonukleoprotein antigenic drift.
yang merupakan antigen pengikat protein yang Antigenic drift merupakan perubahan kecil
larut (soluble corrlplenzent fixing antigen). Galtr komposisi antigenik yang biasanya berlangsung
-
virus influenza diberi nama berdasarkan tipe pada musim yang berurutan, misalnya: A/Eng-
ribonukleoprotein, nomor galur laboratorium land/42/72 (H:Nz) digantikan oleh A/Victor/
dan tahun virus tersebut diisolasikan, misalnya: 3/75 (HrNz). Antibodi terhadap isolat virus
A./Y ictoria/ 3 /7 5, B / Singapore/ 22N 79 . Gafur influenza yang paling akhir dapat menghambat
396 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Hemaglutinin ".-

Neuraminidasa -.-

Lipid berlapis dua-..-

Protei n matrix''=' =.-ll'"-

Gambar 39-1. Model virus influenza A. Dikurip dari Medical Microbiology.

hemaglutinasi oleh galur isolat masa yang lebih reproduksi virus dapat dibuktikan dengan reaksi
dahulu dengan trter yangsecara signifikan lebih hemadsorpsi.
tinggi dibandingkan dengan halyangsebaliknya, Selama masa konvalesen dini, antibodi yang
yaitu antibodi terhadap galur isolat yang lebih mula-mula dibentuk adalah antibodi pengikat
dahulu dan hemaglutinin dari galur isolat yang komplemen terhadap anrigen larut ribonukleo-
baru. protein (complementfuing antigen) dan selanjut-
Virus influenzaberasal dari sekret tenggorok nya antibodi terhadap antigen selubung viral (V)
manusia dapat berkembang biak dalam telur yang disebut jug^ rirrt
porticle complement-rtxing
ayam berembrio yang diinokulasi secara intra- dntigen, serta antibodi lainnya terhadap hema-
amniotik, yang kemudian dapat pula dibiakkan glutinin (H) dan neuraminidasa (N). Sebelum
secara intra-allantois dan memproduk hem- serum penderita digunakan dalam tes hema-
aglutinin. Virus influe nza dapat juga diasingkan glutinasi hambatan, maka perlu dilaksanakan
dalam biakan primer sel selapis jaringan ginjal tindakan-tindakan seperti pemanasan pada suhu
ker a y angdiinkubasik an padasuhu 3 3 -3 5oC dan 56oC selama 30 menit untuk menghilangkan
Orthomyxoviridae 397

inhibitor yang tidak tahan panas fteat labile inhi- dingin. Parameter epidemiologik yang paling
bitor) dan pengolahan dengan KIO4 atau neu- baik dari suatu wabah influenza ialah kelebihan
ramidasa untuk menghilangkan inhibitor muko- mortalitas setiap minggu yangterjadi akibat pneu-
protein. monia dan influenza di atas r^ta-rata kejadian
Iniluenza ditandai dengan adanya sindrom mingguan yang drharapkan dari seluruh pen-
demam, sakit kepala, menggigil, mialgia hebat, duduk selama suatu masa. Parameter epidemio-
kelemahan, batuk-batuk dan selaput lendir yang logik tambahan ialah kenaikan harian dari jum-
menyerupai kaca yang semuanya timbul setelah lah orang-orungy^ng tidak masuk sekolah atau
masa selama dua hari. Sebagai kompli- bekerja serta kenaikan jumlah pasien yangdarang
"inkubasi
kasi dapat terjadi infeksi sekunder oleh kuman ke bagianklinik penyakit dalam di rumah sakit
pada saluran pernapas yang kadang-kadang atau dokter pribadi karena keluhan penyakit
^n
dapat terjadi suatu bronkopneumonia. Sindrom saluran pernapasan.
Reye yang merupakan suatu ensefalopati dan Ada anggapan bahwa angka influenza dapat
disfungsi dari hati dapat' juga merupakan diturunkan menjadi 2 atau 3 kali dengan jalan
komplikasi dengan frekuensi 1:2000 sampai memberikan vaksin virus yang diinaktivasikan
1:100.000 kasus infeksi biasanya dengan virus pada orang pada setiap musim gugur.Dalam hal
influenza golongan B. ini vaksin harus mengandung galur virus yang
Influenza biasanya terjadr pada bulan-bulan representatif. yang beredar pada musim dingin
yang dingin seperti pada musim gugur dan sebelumnya, misalnya: vaksin musim gugur
dingin dalam bentuk wabah yang berlangsung tahun 1980 harus mengandung galur AlBraztl/
4-6 minggu. TeristimewainfluenzaA dapat me- 11178 (HrNr), A/Bangkok/U79 (H:Nz) dan
nyerang seluruh bangsa atau benua menimbul- B,/Singapore/222/79, oleh karena virus-virus
kan pandemi dalam waktu 2-3 tahun, sedangkan yang secara antigenik identik dengan masing-
influenza B dapat menimbulkan wabah yang masing virus tersebut beredar selama musim
terbatas pada waktu satu dari empat musim dingin tahun 797 9 -1980.
PARAMYXOVIRIDAE
R. Sarcljito

Paramiyxoviridae merupakan famili yang besar ' eter (etber sensitir.,e). Partikel virus mem-
dan mempunyai tiga genus, yaitx punyai selubung (p"plol yang penuh dengan
t. Paramyxoviridae (parotitis epidemika, para- tonjolan-tonjolan serta mudah sekali rusak
influenzatipe 1-5 dan penyakit New Castle). karena pengaruh penyimpanan, pembekuan
2. Morbillivirus (campak, morbili, distemper dan pencairan atau pengolahan untuk pem-
dan rinderpest bovin). buatan prep^rat mikroskop elektron, se-
3. Pneumovirus (sinsitial pernapasan). hingga virus dapat mengalami distorsi atau
pecah. Asam nukleatnya berupa suatu RNA
Virus lain, yaitu virus rubela, yang walau- y^ngberserat tunggal dengan berat molekul
pun secara epidemiologik dan klinik mem- sebesar 7 juta Dalton dan nukleokapsid-
punyai persamaan dengan famili Paramyxovi- nya mempunyai simetri helikal. Besarnya
ridae, tidak dimasukkan ke dalam famili nukleokapsid dan tidak terbaginya genom
tersebut. Virus rubela didasarkan atas sifat-sifat RNA dari Paramyxovirus menjadi segmen-
biokimia dan biofisika dimasukkan ke dalam segmen, merupakan tanda-tanda yang mem-
genus rubivirus yang merupakan anggota dari bedakannya dari Orthomyxovirus.
famili Togaviridae.
Anggota dari aramyxoviridae dapat menim-
P 2. Sifat biologik
bulkan berbagai jenis penyakit seperti penyakit Kebanyakan paramyxovirus menempel pada
pada saluran pernapasan, campak, parotitis epi- reseptor nukleoprotein yang terdapat pada
demika dan penyakit neurologik baik yang akut eritrosit dan sel hospes dengan pertolongan
maupun yang menahun. tonjolan glikoprotein (HN) pada permu-
kaan partikel virus. Pada beberapa anggota
Sifat-si"fat Fa rannyxovi ridae dari golongan virus ini, protein tersebut
t. Struktur virion mempunyai sifat yang kedua sebagai enzim
Partikel virus lebih besar dari orthomyxo- perusak reseptor atau disebut juga neura-
virus dan bersifat pleomorfik yang diameter- minidasa. Karena hal ini maka reaksi hema-
nya berkisar antara 150-300 nm dan peka- glutinasi dilaksanakan pada 40"C, di mana
ParamTxoviridae 399

Glikoprotein besar
(hemaglutinin dan neuraminidasa)

Glikoprotein kecil (fusi)

Lipid berlapis dua

Gambar 40-1. Model paramyxovirus. Komponen dari paramyxovirus adalah sebagai berikut: glikoprotein
virus yang besar untuk hemaglutinasi; glikoprotein virus kecil terlibat dalam fusi sel oleh
virus-virus ini dan mungkin dalam masuknya virus dalam sel; iipid berlapis dua, lipid berasal
dari sel; membran protein yang nonglikosilat; ribonukleoprotein, antigen ikatan komplemen
yang penting. Dikutip dariloleh Medical Microbiology.

hemaglutinin adalah aktif, sedangkan neu- Kebanyakan anggota dari famili Paramy-
raminidasa tidak. Kebanyakan anggota p^r^- xoviridae dapat menimbulkan suatu infeksi
myxovirus mempunyai hemolisin, /aitu persisten yang tidak sitosidal pada biakan sel.
sr;'atv zat yang dapat melisiskan eritrosit. Sifat ini mempunyai arti klinik yang penting
Paramyxovirus dapat menimbulkan pe- untuk menerangkan sindrom panensefalitis
ristiwa fusi sel (cell fusion), sehingga terjadi sklerosa sub akut.
suatu polikariosit atau sel raksasa pada keja- Virus parotitis, penyakit New Castle dan
dian infeksi manusia. Peristiwa fusi sel kini parainfluenz secar^ antigenik adalah ber-
dipakai sebagai suatu cara untuk menda- kerabat, akan tetapi dapat dibedakan dari lain-
patkan hibrida sel yaitu suatu teknik yang nya berdasarkan struktur antigen nukleo-
penting dan banyak dipakai dalam genetika kapsid dan antigen permukaannya. Demi-
sel somatik. kian pula virus campak dan distemper anjing
400 Buku Ajar Mikrobiologi Kedolreran

serta virus rinderpest mempunyai antigen pendek yang berfungsi sebagai pesuruh dan
yang berkerabat. bersifat komplementer terhadap genom. Cara
replikasi anggora Paramlxoviridae mirip
3. Replikasi dengan cara darr rhabdovirus. Sama halnya
Genom RNA dari anggota Param;,xoviridae dengan orthomyxovirus dan rhabdovirus,
tidak infektif dan tidak dapat bertindak se- paramyxovirus mempunyai polimerasa RNA
bagai RNA pesuruh (messenger RNA). Yang yang bergantung pada RNA, yaitu suaru
terjadi ialah, genom virus mengalami trans- komponen struktural dari virion yang mem-
kripsi menjadi molekul RNA yang lebih produksi RNA pesuruh permulaan.
CORONAVIRIDAE
Karsinah

Famili Coronaviridae hanya terdiri atas satu Tyrol dan Bynce (1965) mengisolasi satu dari
genus yaitu Coronavirus. Coronavirus adalah virus ini (8814) dari penderita selesma. Virus ini
virus RNA dengan nukleokapsid helix berse- hanyadapat tumbuh pada biakan jaringan trakea
lubung dan berdiameter 100 nm. Mempunyai manusia dan kemudian dilihat dengan mikros-
tonjolan permukaan seperti gada. kop elektron mempunyai sifat morfologi yang

Glikoprotern peplomerik E2

Glikoprotein
transmembran E1

Lipid berlapis dua

Nukleoprotein N

Gambar 41-1. Model coronavirus. Nukleokapsid virus berbentuk helix panjang dan bersifat ileksibel terdiri
dari genom RNA yang plus-strand dan banyak molekui-molekul protein nukieokapsid yang
terfosforilasi. Dalam selubung virus termasuk lipid berlapis dua 1rx11g berasal dari membran
intra-seluier dari hospes dan dua glikoprotein virus (E1 dan E2). Dikutip dari Medical
N{icrobiology.

401
Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran
:r,

sama dengan Virus avian infectious broncbitis Virus ini menyebabkan selesma pada orang-
(AIB). Strain prototip dari coronavirus Q29E) orang tersebut.
adalah yang pertama diisolasi pada tahun 1966. Panikel coronavirus secara morfologi dapat
Isolasi ini didapatkan dari biakan jaringan grnjal dilihat dengan mikroskop elektron dari bahan
manusia. Pada sediaan yang diwarnai terlihat tinja penderita dengan gejala gastroenteritis.
adany a vakuolisasi dari sitoplasma setelah pasase Dari coronavirus ini adayangdapat berkembang
kedua. Kemudian isolasinya dilakukan pada biak dalarn biakan jaringan primer ginjal dan
biakan embrionik trakea manusia. intestinal embrio manusia.
Coronavirus adalah penyebab penyakit sa- Coronavirus dapat menyebabkan gasrroen-
luran pernapasan bagian atas pada orang dewasa teritis pada marmot dan sapi.
dan penyakit saluran pernapasan bagian bawah Untuk mengisolasi coronavirus dari manusia
sebanyak 5-10o/o pada anak-anak yang dirawat di adalah sukar karena virus tersebut pada umum-
rumah sakit. nya tidak dapat tumbuh pada biakan jaringan
Diagnosis penyakit ini dilakukan dengan atau pada cell line, jadi untuk menemukan
melihat adanya kenaikan titer zat anti ikatan coronavirus dari sekresi respiratori diperlukan
komplemen atau netralisasi sebagai hasil survei jaringan primer epitel yang bersilia.
dalam usaha isolasi virus pada sukarelawan.
REOVIRIDAE
Korsinah

Reoviridae merupakan golongan virus yang mem- Virus demam caplak (C olorado ticb feoer ztirus),
punyai virion tak berselubung dengan simetri suatu Orbovirus dapat menimbulkan ensefalitis
kubikal yang berdiameter 60-80 nm dan mempu- 5-7 hari pasca inokulasi intraserebral pada anak
nyai RNA berserat rangkap. Golongan virus ter- mencit baru lahir. Di samping itu virus dapat
sebut meliputi ti ga genus y ang dap at men ginfeksi berkembang biak dalam biakan sel stabil human
manusial yaitu: (1) Reovirus yang terdiri dari tiga KB dengan membentuk efek sitopatik. Virus
serotipe; (2) Rotavirus dengan dua serotipe; dan demam Caplak Colorado secara biologik dapat
(3) Orbivirus yang terdiri dari beberapa serotipe dipindahkan dengan pertolongan Dermacentor
(golongan demam caplak Colorado dan Kemerovo) andersoni.
yang bersifat lintas-artropoda (arthropoda-borne). Rotavirus dapat dilihat dengan mikroskop elek-
Reovirus dapat dengan mudah dikembang- tron dalam sediaan tinja dari 2O-4Oo/o anak berumur
biakkan dalam biakan primer ginjal kera atau 5 tahun ke bawah yang menderita gastroenteritis
manusia dengan menimbulkan efek' sitopatik akut dan dirawat di rumah sakit. Prevalensi ter-
yang khas. Virus yang diinokulasi secara intra- tinggi dari penderita gastroenteritis akut karena
serebral dapat menginduksi terjadinya suatu rotavirus didapat pada musim di"gi".Virion adeno-
ensefalitis pada mencit baru lahir serta dapat virus dapat ditemukan pada S-LOo/o penderita
menggumpalkan eritrosit manusia golongan O gastroenteritis dan parrikel-partikel yang besarnya
dalam air garam faal pada suhu 22oC. 27 nm yang spesifik bagi calicivirus, asrrovirus
Rotavirus belum dapat dikembang-biakkan dan virus lain yang mirip golongan picornavirus
dengan pembentukan efek sitopatik dalam sistem dapat ditemuk an pada t-So/o anaklunnyayang men-
biakan sel apapun yang sesuai, tetapi adanya derita gastroenteritis. Di samping itu virion dapat
replikasi virus tersebut dalam sel epitel intestinal dideteksi dalam tinja dari sebanyak 4o/o anak
telah dapat dibuktikan dengan teknik imuno- tanp a gastroenteritis y ang dir aw at di rumah sakit.
fluoresensi. Virion rotavirus mempunyai diameter Peranan reovirus sebagai penyebab penyakit pada
keseluruhan sebesar 6A-66 nm dan mempunyai manusia belum diketahui dengan jelas, dan dalam
lapisan kapsomer rangkap yang mengelilingi pusat- hal ini virus tersebut benindak lebih sebagai
nya dan memberikan gambaran sebuah roda. "penumpang" daripada sebagai "pengemudi".
404 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Gambar 42-1. Struktur Reovirus. Perhatikan kapsid


ikosahedral dan tonjolan permukaan
(Dikutip dari Medical Microbiology.)
RHABDOVIRIDAE
Kat'.sinal't

Rhabdovirus adalah golongan virus yang ber- Rabies


bentuk peluru. Terdapat lebih dari 100 anggota Merupakan infeksi pada susunan saraf pusat akut
rhabdovirus yang ditemukan pada manusia, yang kebanyakan bersifat fatal. Biasanya virus-
berbagai binatang dan tumbuhan. Virus yang nya dipindahkan ke manusia melalui gigitan
juga menyerang manusia dari keluarga ini adalah binatang yang sakit.
virus rabies dan virus stomatitis vesikularis. Virus
rabies adalah rhabdovirus yang pertama-tama Sifat-sifat virus
diisolasi. Virus ini menyebabkan ensefalitis pada Ukuran dan morfologi
binatang liar maupun binatang peliharaan serta Virus rabies masuk dalam famili Rhabdoviridae,
manusia yang digigitnya. Virus stomatitis vesi- genus Lyssavirus (lyssa: gila).
kularis (VSV) terutama menyerang sapi di Virus ini berdasarkan sifat-sifat morfologi
negara barat. Kadang-kadang virus ini meng- dan biokimia sama dengan virus stomatitis vesi-
infeksi tenaga laboratorium atau orang yang kularis dari ternak dan sejumlah binarang,
berhubungan erat dengan binatang yang sakit. tanaman dan serangga. Beberapa anggota dari

Gambar 43-1. Rhabdoviridae dilihat dengan mikroskop elektron:


Virus rabies (kiri) danvirus stomatitis vesikularis (kanan).
Dikutip dari Medical Microbiology.

40s
406 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

famili ini berkembang biak .baik pada artro- Kelelawar vampire dapat memindahkan virus
poda maupun pada verrebrara. untuk berbulan-bulan tanpa ia sendiri mem-
Virus rabies berbentuk bulat panjang dengan perlihatkan adanya tanda-tanda dari penyakit.
panjang 60-400 nm dan lebar 50-85 nm. Ia dili- Virus rabies yang baru diisolasi dalam labo-
puti oleh suatu selubungyangmempunyai ton- ratorium disebut galur Street airus. Mempunyai
jolan-tonjolan (glikoprotein) sepeni paku yang masa inkubasi yang lama, biasanya pada anjing
pailangnya 10 nm. Sebelah dalamnya terdapat 2l-60 hari dan menghasilkan badan inklusi yang
ribonukleokapsid dengan gen berserar tunggal. letaknya intra-sitoplasma. Virus masuk ke dalam
Asam nukleat terdiri dari RNA dengan berat kelenjar ludah dan juga daiam sistem saraf pusat.
molekul 3,5 x 1C6 Dalton. Virus menyebar lebih cepat dari bagian saraf
perifer ke susunan saraf pusat.
Daya tahan
Inokulasi yang berulang-ulang (50 x) pada
Virus rabies dapat hidup unruk beberapa minggu otak kelinci menghasilkan galur Fixed tsirusyang
pada suhu 4oC. Dapat hidup di bawah 0"C lebih tidak lagi berkembang biak di luar jaringan saraf.
lama daripada 4"C, tetapi hanya dalam keadaan Fixed pirus ini berkembang biak cepar dan masa
tanpa,:" r,.,-. p"O"r disimpan secara liofil. Dalam inkubasinya lebih pendek yaitu 4-6 hari. pada
gliserol pada suhu kamar dapat hidup untuk keadaan ini badan inklusi hanya dapat ditemu-
berminggu-mirrggu. Dalam keadaan beku rabies kan dengan susah payah. Virus ini dapat dipakai
dap at tahan bertahun-tahun. sebagai vaksin.
Rabies cepar dibunuh (inaktifl oleh radiasi Virus rabies dapat berkembang biak dalam
sinar ultravioler atau cahaya matahari. Menjadi embrio ayam, dalam jaringan ginjal bayi ham-
inaktif pada suhu 5OoC selama I jam dan pada ster, pada biakan jaringan diploid manusia
50o C selama 3 menit. Infektivitas virus dapat di- (W1-38) dan pada endotelium kelinci. Dalam
rusak oleh larutan lipid (0,1% sodiwm desoxy- jaringan-jaringan ini tidak memberikan efek
cbolate atau eter) atau oleh tripsin, juga oleh sitopatogenik. Virus dapat dilihat dengan teknik
formalin dan etanol 7 Oo/o. fluoresensi antibodi. Galur Flury setelah bebe-
rapa kali (135 x) penanaman ulang pada embrio
Binatang percobaan dan pertumbuhan ayam telah termodifikasi, sehingga tidak menim-
virus. bulkan penyakit pada binatang setelah disuntik-
Rabies mempunyai pejamu yang luas, semua kan extranewral. Yirus yang dilemahkan ini
binatang berdarah panas termasuk manusia peka dipakai unruk vaksinasi binatang.
terhadapnya. Virus akan menyebar terutama Cara replikasi dari virus rabies ini sama il
dalam sistem sara{, saliva, urin, limfe, susu dan dengan kebanyakan rhabdovirus dan virus sto-
darah. matitis vesikularis. (Gambar 43 -2)
Rhabdoviridae 407

lemak
protein G
protein N
protein Matrix
protein NS
protein L
RNA

/>
YI
Translasi mRNA
(RNA + protein N, NS, L)
l1
L\ 17
n\\ v
Protei n
5'
tl mRNA
w
Budding-Perakita n

Gambar 43-2. Model dan siklus replikasi virus stomatitis vesikuler. Nukleokapsid memberi virion bentuk
peluru. Nukleokapsid terdiri atas RNA rantai tunggal (3,5-4,6x 106 Dalton) dan tiga protein:
nukleoprotein (N), protein non struktural (l.IS) dan protein besar (L). Di sekeliling
nukleoprotein terdapat protein matrix dan selubung lemak yang diliputi oleh tonjolan
permukaan (glikoprotein G).

Virus bergabung dengan reseptor sel hospes nukleokapsid membentuk inklusi sitoplasma
dengan perantaraan glikoprotein G dan masuk (badan Negri). Kemudian RNA.dependent RNA
ke dalam sel secara endositosis. pH asam dari polymerase mulai rranskripsi dari serat negarif
vesikel endositotik menyebabkan fusi dari selu- RNA virus untuk produksi mRNA. mRNA ini
bung virus dengan membran lisosom, yang kemudian ditranslasi ke dalam lima protein
menghasilkan pelepasan dari selubung virus dan virus. Genom RNA virus juga ditranskripsi ke
melepaskan nukleokapsid ke dalam sitoplasma. dalam rantai komplementer plus lalu ke dalam
Replikasi berlanjut di dalam sitoplasma dimana serat komplemenrer negarif. Serat negatif RNA
408 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

( A)' tn+"iti menlalar turun melalui


\-/./ otak ke mata, kelenjar liur,
lain -r1-*x-
i kulit, dan organ n//- \ i

Infeksi batang otak.


medula spinalis, otak kecil
dan bagian otak lain

Penja laran naik cepat


di medula s p ina lis

fs)
\,/
Replikasi di
ganglion dorsal

Perjalanan naik dengan


pasif melalui saraf
sensoris
Virion masuk sistem
saraf tepi

Replikasi virus di otol

Gambar 43-3. Skema patogenesis infeksi virus rabies.


Nomor pada gambar menunjukkan urutan kejadian.

menyatukan diri ke dalam partikel virus baru. Sifat antigen


Pengumpulan dari virion terjadi dalam dua fase: Pemisahan komponen virus dapat dipakai untuk
pengumpulan RNP (ribonukleoprorein) di sito- mempelajari sifat-sifat anrigen. Antiserum yang
plasma dan pengumpulan selubung di membran dibuat terhadap nukleokapsid murni berguna
plasma sel. Langkah akhir adalah maturasi virion dalam diagnosis imunofl uoresensi.
yaitu pengikatan M prorein dengan virus di mem-
bran sel. Terjadi bwdding dari partikel matur Patogenesis
melalui membran plasma atau membran reti- Virus masuk melalui gigitan yang terkonrami-
kuler endoplasma. Sel mati dan terjadi lisis. nasi air ludah yang mengandung virus rabies.
Lingkaran replikasi di dalam jarrngan sel adalah Virusnya berkembang biak pada otor atau pada
19-24 jam. laringan ikat, menembus dan merusak serabut
Rhabdoviridae 409

saraf dan menyebar ke pusat saraf seperti otak Gejalanya: hilangnapsu makan, mual, muntah,
dan sumsum tulang belakang. Kemudian virus demam dengan tidak enak badan, nyeri dan rasa
berkembang biak dan menyebar menembus sa- tidak enak (parestesia)pada repi gigitan. Gelisah,
raf perifer ke kelenjar ludah dan jaringan-jaringan depresi dan kemudian terjadi kejang. Bila
lain. Virus rabies belum pernah ditemukan dalam menyangkut otor untuk menjilat maka tidak
darah penderita rabies. dapat minum suatu cairan atau menelan ludah
Masa inkubasi tergantung dari lamanya per- sendiri sehingga memberikan gambaran hidro-
gerakan virus dari luka sampai ke otak. Sebagai fobia (takut air). Terlihat adanya kelainan pada
contoh: pada gigttan di kaki masa inkubasi sistem saraf pusat berupa hiperaktif, gelisah
kira-kira 60 hari, pada gigitan di tangan masa (conJwsion),delirium, halusinasi, tidak ada koor-
inkubasi kira-kira 40 hari, pada gigitan di kepala dinasi dan paralisis. Akhirnya terjadi koma dan
masa inkubasi kira-kira 30 hari. Masa inkubasi pada keadaan ini dapat terjadi infeksi sekunder,
pada anak-anak lebih singkat darr pada orang kekurangan gizi dan problem pernapasan yang
dewasa. dapat mengakibatkan kematian. Sembuh dari
penyakit rabies adalah jarangsekali.
Penyakit pada manusia
Secara laboratorium ditemukan sel darah
Infeksi pada manus ia terjadi karena gigitan bina- purih 20-30.000 per mml. Protein, gula dan hyalin
t angyangmengandung virus dalam saliva (dalam
dapat ditemukan di dalam urin.
saliva tidak lebih dari lima hari). Pada umumnya Isolasi virus dari bahan saliva, cairan sere-
penyakit mulai dalam 2 sampai 8 minggu dengan brospinal, air mata, urin dan sekresi nasofaring
masa inkubasi t hari sampai lebih dari 1 tahun, memberikan. hasil yang baik. Kenaikan tirer zat
bahkan dapat sampai beberapa tahun, tetapi hal anti tidak dapar ditentukan bila penderiranya
ini jarang terjadi. mati. Bila mati maka virus dapat ditemukan di

, t,,," l ',, .
,
rr,rili:;:+
ffi
::;1,:tr,"ili

Gambar 43-4. Badan Negri pada inieksr virus rabiers


,tXC Buku.Ajar Mikrob'iologi Kedokteran

dala,m sxlsu&axl saraf pusat dengan satu atau lebih datram sitoplasma sel ganglion b,esar"
Bentuknya
dani tigarnetde yang dipakai unuuk me&emu- dapat bulat bila letaknya bebas, lonjong bila
kan virus rab'ies di deiam bahan otak binarang" terdesak nuktreus dan panjang b,ila dalarn den-
Salah satu metode yang paling cepar ialah: dron. JVlernpunyai ukuran biasan;oa 2-10 nm.
naenemukan antigen virus rabies intraseluler Badan inklusi dapat dilihat di bawah rnikros-
dengan memakai zat arrrti ftruoresensi. hfetode kop setdah dilakukan pewamaan dengan Giemsq
y'ang kedua iaXah: d.engan menemukan badan Seltero Nfann dan dengan re.knik fXuoresensi
inktrusi intrasitoptrasnta asidofrlik di dalarn setr antibodi.
saraf di suatu daerah sistem saraf pusat.
Di*gelosi* laboratoriu m
Nfetode ketiga adalah: inokulasi suspensi dari
jaringan otak intraserebratr pada mencit" Secara X. Dengan pemeriksaan hisropatolcgik bina-
patologik diternukan adanya inframasi dan nek- tang y ang dicurigai dan dilakukan Feme-
rosis dari otak. Dengan mikroskop dapat dilihar riksaan zat anri fluoresensi.
adanya sel saraf yang dirusak. Dapat ditemukan
2" Isolasi virus dari saliva penderita kemudian
adanya badan inl<lusi Negri"
diinokulasikan ke mencit secara inrrasere-
bral, kermrdiaq dicari adanya badan inktrusi
{ej*l* klinis patla an.iing;
Negri.
Masa inkubasi pada anjing berkisar antara 3 dan
8 rninggu, tetapi dapat lebih cepat sarnpai 10 3. Dilakukan reaksi serologr ikaran komplemen,
hari. Binatang bersangkutan menderita panas, reaksi netralisasi dao imunofluoresensi.
refleks kornea yang melambat dan terjadi peru-
Kekel:alan elan pencegahan
bahan ;'aitu sifat binatang yang iinak aktivi-
tasnya meningkat dan galak, sedangkan binatang Hanya ada satu tipe antigenik dari virus rabies
yang agresif dapat meniadi penurut. Mudah yang diketahui. Lebih dari 99% infeksi klinis
keiang dan mudah terangsa&g oleh sinar dan pada manusia dan mamalia berakhir dengan
suara. Binatang menjadi berbahaya karena ia kematian. Karena itu perlu pemberian pence.
cenderung untuk menggigit. Kernudian terjadi gahan dengan ialan irnunisasi.
paralisis seluruh badan yang dapat diikuti
dengan koma dan kematian. A. Pencegahan patofisiologi dari rabies
dengan vaksin.
[3*eian N*gri Setelah gigitan, virus tinggal laten di dalam
Badan inklusi Negri bersifat asidofil dan pato- jaringan untuk beberapa lama. Bila vaksin
gnomonik bagi rabies. Matriks dari badan imunogenik atau antibodi diberikan dengan
inklusi terdiri dari ribonukleoprotein, terdapar segera, dapat mencegah vims masuk ke da-
Rhabdoviridae 4ll

lam susunan saraf pusat. Tindakan pembe- mual, nyeri otot dan pusing). Sejak tahun
rian antibodi pasif dilakukan karena pem- 1979 vaksin ini dipakai di Amerika dan
bentukan antibodi dengan vaksinasi memer- merupakan pilihan.
lukan waktu lama. 4. Virus hidup yang sudah dilenahkan
Virus ini diadaptasikan untuk tumbuh
D, Tipe vaksirr
dalam embrio ayam (Galur Flury) dan
Semua vaksin untuk manusia hanya yang
dipakai untuk binatang, bukan untuk
mengandung virus inaktif.
manusia. Kadang-kadang dapat menye-
1. Yalisin jaringan saraf (Vaksin tipe babkan kematian bila diinjeksikan pada
Sarnple) kucing atau anjing. Virus rabies yang
Ini dibuat dari otak kambing, domba dan tumbuh pada berbagai biakan iaringan
mencit. Vaksin ini menyebabkan sensi- binatang dapat dipakai untuk vaksinasi
tisasi dari jaringan saraf dan menghasil- binatang domestik.
kan ensefalitis pasca vaksinasi (suatu
penyakit alergi).
C. Tipe antibodi rabies
2. Duck embryo vaccine (vaksin embrio
1. i i * r:r: r, ii. :-l-,1c,; ii r-r iiL rin'i gtr't':-t tl i.i i-:
bebek)
Merupakan gamma globulin yang dibuat
Virus rabies ditanam dalam telur bebek
dari plasma hiperimun manusia. Sete-
berembrio sering menghasilkan reaksi 1o-
ngah diberikan di sekeliling luka dan
kal dan reaksi sistemik (demam, malaise,
setengah lagi intramuskular.
myalgia) pada sepertiga dari penerima.
2. :: 1:'.r r.ij.-tl ;:,': l,, ile i :l .e : ;
ir ril,t ittc,'i,.: ii : i:...i :i,J:t
3. Fluman diploid cell vaccine (HDCV) Ini adalah serum kuda yang hiperimun
Untuk mendapatkan suspensi virus ra- dengan virus rabies.
bies yang bebas dari sistem saraf dan
protein asing, virus rabies diadaptasikan &-rF il*r-'e*6;ah*rr r*teiair digigit
dengan menumbuhkannya pada sel fi-
Semua gigitan hendaknya dibersihkan dengan
broblas normal manusia 0W1-38 cell line),
seksama dengan sabun dan air dengan segera
dikonsentrasikan dengan ultrafiltrasi
dan diperhatikan adanya profilaksis terha-
dan diinaktifkan dengan beta propiolak-
dap tetanus. Pemberian antibodi rabies,
ton atau tri-N-butil fosfat. Pada 25o/o vaksin rabies atau kedua-duanya tergantung:
penerima, dapat terjadi reaksi lokal dan
pada seperlima dari penerima dapat ter- 1. Spesies binatang yang menggigit dan
jadi reaksi sistemik ringan (sakit kepala, status vaksinasi. Semua gigitan dari bina-
412 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

tang liar diberikan RIG dan HDCV. pencegahan terhadap teranus dan anti-
Seekor binatang yang telah divaksinasi biotiki.
hanya memiliki kemungkinan kecil 2. vaksinasi pada hari perrama, ke-7 d,an
untukmenderitarabiesdanmenularkan' ke-2g. vaksin dahuludiberikanselama
2. Adanya rabies di daerah tersebut 14 kali setiap 2-10 cc, umumnya secara
subkutan di perut'
3. cara penyerangar.
3, Bila gigitan dekat otak diberikan imuni-
E. Penanggulangan sasi aktif dan imunisasi pasif.
Bila ada yang digigit, harus melapor dan Hiperimun serum hanya memper-
anjingnya diobservasi selama 10 hari. Bila lambat tidak mencegah.
ada perubahan sifat atau anjingnya mari Kombinasi antiserum dan vaksin
berarti anjing gila dan kepalanya dikirim ke sering memberikan protektif yang lebih
pasreur. baik daripada hanya satu.

F. Pensobatan -"f*Y::::i:::11::::1111:
pemDenan rnterleron sebagal prolllaktrk
L Terhadap penderita yang digigit anjing, unruk rabies.
luka bekas gigitan dicuci dengan sabun Vaksinasi tidak hanya merangsang
dan air selama 5-10 menit lalu dengan etil pembentukan antibodi netralisasi, tetapi
alkohol ataubenzyl-ammoniumchloride juga interferon.
40-70o/o (zephiran). Dapat pula diberikan
FILOVIRIDAE
T. Mirawati Sudiro

Anggota Filoviridae adalah virus Marburg dan tinggi (dapat mencapai 887") dan pada wabah
virus Ebola. Penyakit Marburg pertama kali tersebut terjadi pula infeksi pada tenaga kese-
ditemulian pada tahun 1967 pada pegawai labo- hatan y ang berhubungan erat dengan penderita,
ratorium di Jerman dan Yugoslavia yangbekerja dar ahny a atau ekskretanya.

dengan jaringan ginjal kera hijau Afrika. Pada


tahun 1976 terjadi wabah demam berdarah di Struktur dan stabilitas virus
Sudan dan Zaire. Virus penyebabnya, yaitu Filovirus mempunyai RNA rantai tunggal ber-
virus Ebola, mempunyai morfologi sama dengan ukuran 12,7 kilobasa (kb) dan berat molekul
virus Marburg tetapi berbeda sifat antigennya' 4,5 x i06 Dalton.Virus ini dapat berbentuk sirku-
Penyakit ini mempunyai tingkat kematian yang ler atau filamen, diameternya 80 nm danpanjang-

Gambar 44-l Virus Ebola dilihat dengan mikroskop eiektron


414 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

nya bervariasi 1.000 sampai 14.OOO nm (Gam- Keadaan penderita dapat memburuk dalam 2-3
bar 44-I). Virus ini berselubung, bereplikasi di hari, terjadi faringitis, mual, perdarahan kulit be-
sitoplasma dan dilepaskan dari se| melalui bud- rupa petekie dan ekimosis, rrombositopenia, per-
d.ing membran sel. Virus Marburg dan Ebola darahan dari hidung, dan saluran cerna. Keadaan
stabil pada suhu kamar, tetapi hancur dalam 30 ini dapat diikuti dengan renjatan dan kematian
menit pada 60oC. Virus ini juga diinaktifkan biasanya terjadi 6-9 hari setelah timbulnya
oleh sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma, bera- gejala. Penyembuhan berlan gsung lambat, dapat
propiolakton, desinfektan hipoklorit dan fenol. mencapai 5 minggu.

Fatologi dan patogenesis Diagnosis laboratorium


Pada sel yang diinfeksi dengan virus ini dapat 1. Imunofluoresensi dan mikroskop elektron
dijumpai badan inklusi eosinofilik di sitoplasma. Dengan imunofluoresensi antigen virus
Kelainan histologis yang ditemukan pada kasus dapat dideteksi di jaringan. Dengan mikros-
fatal adalah nekrosis sel hepatosit, limpa dan kop elektron virion di serum atau jaringan
kelenjar getah bening. Terjadi pula perdarahan hati dapat dilihat.
diastesis ke kulir, selaput lendir, organ dalam, 2. Serologi
lambung dan rongga usus. Meskipun belum ter- Antibodi terhadap anrigen filovirus berupa
bukti pada manusia, penyebab perdarahan diduga IgG dan IgM dapat dideteksi dengan IFA,
disseminated intrapascular coagulation (DIC). ELISA atau RIA. Infeksi aktif dapat didiag-
Seperti halnya demam berdarah oleh virus nosis dengan adanya serokonversi, kenaikan
lain, pada demam berdarah oleh virus Marburg kadar IgG sampai empat kali atau adanya
dan Ebola terladi peningkatan permeabilitas antibodi IgM yang spesifik.
pembuluh darah, kelainan pembekuan darah
3. Biakan virus
dan ketidakseimbangan distribusi cairan. Ke-
Virus Marburg diisolasi dengan biakan sel
adaan ini mengarah pada syok hipovolemik.
Vero. IJntuk membiak virus Ebola diperlu-
ii*i*la k[inik kan marmot. Kera percobaan yang disuntik
dengan virus ini menunjukkan gejala yang
Virus Marburg dan Ebola menyebabkan demam
mirip dengan demam berdarah pada manusia.
berdarah yang berat. Masa inkubasi berlangsung
4-10 hari (pada virus Ebola dapat terjadi 2-2I Pengobatan
hari). Awal penyakit terjadi tiba-tiba berupa Penderita perlu diisolasi untuk mencegah pe-
demam, sakit kepala berat, rasa lemah, dan nyeri nularan.
otot. Dapat dijumpai pula bradikardia, kon- Pengobatan ditujukan tenrtama untuk mem-
jungtivitis, dan mungkrn rash makulopapular. perbaiki keadaan umutn penderita, yaitu dengan
Filoviridae 415

mempertahankan fungsi ginjal dan keseim- adalah reservoir virus ini. Diduga binatang
bangan elektrolit, serta mengatasi perdarahan pengerat berperan sebagai sumber filovirus.
dan renjatan. Transfusi penderita dengan plasma Virus ini dapat ditularkan melalui kontak
konvalesen mungkin membantu. 'tStilao darah, tinja atau urin penderita, hubu-
ngan seksual dan penggunaan alat suntik yang
Epidemiologi terkontaminasi.
Virus ini endemik di beberapa temPat di Afrika Meskipun infeksi filovirus jarang, meng-
tengah. Sampai saat ini reservoir alam kedua ingat mudahnya penularan virus ini dari orang
virus ini belum diketahui. Meskipun virus yang sakit, virus ini masih dianggap mem-
Marburg pertama kali ditemukan pada pekerja punyai potensi untuk menyebar di daerah non-
laboratorium yang bekerja dengan ginjal kera endemik.
sehat dari Afrika, tidak terbukti bahwa kera
FLAVIVNffiIDAE

Flavivirus menempati kedudukan unik dalam gainya. Kecuali virus dengue, anggora flavivirus
sejarah virologi. Demam kuning adalah penya- lain akan dibicarakan bersama.
kit infeksi pertamapada manus ia yangdiketahui
Biologi virus
disebabkan oleh virus. Penyebabnya, yaitu virus
demam kuning (Yellow fever virus) merupakan i. Mcrfologi elan konrponen virus
virus pertam a y^ngdiketahui ditularkan melalui Virus anggota flaviviridae berbentuk sferis de-
gigitan serangga. Karena itu digolongkan dalam ngan diameter kira-kira 50 nm. Nuleokapsidnya
golongan arbovirus (arthropod-borne virus).Nama terletak sentral dan dikelilingi oleh dua lapis
flavivirus juga diambil dari nama penyakit demam lipid. Infektivitasnya paling stabil pada pH7-9.
kuning (Flavi = kuning). Flaviviridae dahqlu Komposisi kimia salah satu protoripenya, yailu
digolongkan sebagai genus dari Togaviridae, Saint Louis Encephalitis Virus (SLE) adalah
yaitu flavivirus. Ternyata kemudian dapat di- protein 660lo, RNA 6olo, karbohrdrat !2o/o dan
identifikasi bahwa beberapa sifat flavivirus ber- lipid 77oh. Karbohidrat virion kebanyakan ter-
beda dengan togavirus. Flavivirus berukuran dapat dalam bentuk glikoprotein dan sebagian
lebih kecil dan berbeda dalam hal morfogenesis dalam bentuk glikolipid. Virion bersifat ter-
dan struktur genomnya dengan togavirus. Karena molabil dan rentan terhadap berbagai pengaruh
itu flavivirus dikelompokkan sebagai famili ter- desinfektan, detergen, pelarut lemak dan enzim
sendiri. Seluruh anggota flavivirus mempunyai proteolitik.
antigen grup. Pembagian lebih lanjut menjadi Genomnya berupa RNA berpolaritas positif
subgrup, kompleks, tipe dan subtipe didasarkan dan infektif. Panjang genom berkisar 11 kilo-
pada pola reaksi silang secara serologis dan basa. Genomnya tidak mempunyai poliadenin
vektor alaminya. Termasuk dalam famili flavi- pada ujung tiga prime. Bagian ujung tiga prime
viridae adalahvirus dengue, virus demam kuning, ini mempunyai tingkat homologi tinggi di antara
virus ensefalitis B Jepang, virus ensefalitis Murray anggota flaviviridae. Pada virus demam kuning,
Valley, virus zika, virus Edge Hill, dan seba- komposisi basanya adalah: 27,3o/o adenin, 23o/o

416
Flaviviridae 4l'l

urasil, 28,4o/o guanin dan 21,3o/o sitosin. Open dikelompokkan paling tidak atas tiga lokasi,
reading frame genom tunggal dan dimulai yaitu (i). A yang menentukan grup dan subtipe
dengan kodon AUG. Bagian lima prime genom serta menginduksi antibodi penghambat hema-
menyandi pembentukan protein struktural dan glutinin, antibodi netralisasi, (ii). B yang me-
bagian tiga prime-nya menyandi protein non- nentukan kompleks dan tipe serta menginduksi
struktural. antibodi penghambat hemaglutinin dan antibodi
Protein penyusun virion terdiri dari tiga netralisasi, (iil). C yang menentukan subtipe.
macam, yaitu: protein C (l<apsid), E (selubung) Protein M terletak di antara protein E dan C
dan M (membran). Protein kapsid bermuatan serta dibentuk dari prekursornyayaituprM (pre
positifataubersifatbasadanbergunauntukmene- M). Dalam siklus replikasinya, genom virus
tralkan muatan negatif genom. Protein kapsid selain menyalin protein yang membentuk struk-
membawa epitop yang menentukan grup. Selu- tur virion juga menyalin protein yang tidak ikut
bung berada paling luar dan membentuk ton- sebagai bagian dari virion tetapi penting untuk
jolan-tonjolan di permukaannya. Protein selu- mendorong siklus replikasi, yaitu protein non
bung merupakan glikoprotein dengan epitop struktural. Protein non struktural terdiri dari
untuk antibodi netralisasi, hemaglutinasi serta NS1, ns2a, ns2b, NS3, ns4a, ns4b dan NS5. Ring-
antibodi pengikat komplemen. Pada protein E kasan macam protein struktural dan protein
ini terletak epitop yang menentukan tipe dan non-struktural dapat dilihat dalam Tabel +S-t.
jenis kompleks. Hasil penelitian pada TBE me- Adapun anggota flavivirus dan grupnya dapat
nunjukkan topogra{i epitop pada protein E dapat dilihat padaTabel45-2.

'fsirci ,i5*'i
i'-r'rrtei ;t t J,r *"'iv rri r,-

Nama Sinonim Berat Molekul Glikosilasi Keterangan

c v2 13.000-16.000 tidak Kapsid


prM NV11/2 19.000-23.000 y^ Perkursor M
M NV2 8.000-8.500 tidak
E NV21./2 ya-tidak
51.000-60.000 Selubung
NS1 V1 44.000-49.000 y^ Antigen pengikat komplemen
ns2a V3 16.000-21.000 tidak
ns2b NV3 12.000-15.000 tidak
NS3 NV2 67.000-76.000 tidak
ns4a NV11/2 24.000-32.000 tidak
ns4b NV1 NV4 10.000-11.000 tidak
NS5 NV5 NVX 91.000-98.0000 tidak
418 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Vektoi'riyanuk,',t':Grup'a[tigd;'r':"]riVel(ddi:ti:ak1'.1 G ,anfi'gen' Vektor rak jelas Grup afldgen


-

JE III KF I Nesi I
MVE. "III' "','"Tj+16dii' BD Koutanso ,' ,,,
'Koutango ', ::'IIi:':a::ii:l
::'Ii.T::::jr':i:::
ffi ,'.t,1 :!ii :l;ti::'1.,:'i'-'li : ffi
!ffN....::l.::!i:::]l]:i]:::IIr].i.::i]ii..
Yokose IV
Edge Hill V
Dengue VI
Yellow fever BD

JE = Japanese encephalitis, MVE = Murray Valley encephalitis, \fN = \fest nile, KF = Kyasanur forest,
BD = belum diketahui

2. Replikasi virus beberapa jenis sel lain termasuk sel nyamuk:


Hospes flavivirus sangat bervariasi mulai dari Aedes albopictus klon C6/36; Aedes pseudos-
artropoda, primata lain dan juga manusia. Spek- cutellaris klon 61; Toxorynchaetes amboinensis.
trumnya berbeda tergantung pada virusnya. Pada sel nyamuk tersebut virus di atas dapat
Binatang yang diserang sering menunjukkan menginduksi pembentukan sinsisium.
gej ala ensef alitis. Binat an g y angdimaksud adalah Setelah virus masuk ke dalam sel, RNA dile-
kuda dan babi untuk virus JE; kuda untuk virus paskan. Setelah disalinnya kode gen pada RNA
MVE, Kunjin dan S7est Nile; biri-biri, sapi, babi, menjadi enzim replikasa dan rranskriptasa,
kuda untuk Louping Ill. padanan RNA genom dibuat. RNA intrasel
In ztitro,virus dapat dikembang-biakkan pada telah terdeteksi sejak 3 jam pasca infeksi dan
berbagai jenis biakan sel. Dalam biakan sel mencapai puncak perrama 6 jam pasca infeksi.
mamalia dan unggas, flavivirus berkembang biak Percepatan sintesis RNA terjadi mulai 13 jam
lebih lambat dibandingkan dengan alphavivirus. pasca infeksi. Dengan demikian pola replikasi
Masa latennya kira-kira 12 1am dan titer mak- genom virus bersifat bifasik.
simum virus yang dilepas sel tidak terjadi dalam Translasi RNA menjadi protein virus di-
24 jam. Pada biakan sel dari mamalia dan mulai dari kodon AUG, dimulai dari kode
artropoda, virus kebanyakan tidak sitopato- untuk menyalin protein kapsid yang genomnya
genik kecuali pada biakan sel ginjal monyet terdapat pada ujung 5 prime dan terus bergeser
(Vero dan MK2), ginjal hamster (BHK-21) dan ke arah ujung 3 prime. Protein yang dihasilkan
Flaviviridae 419

adalah poliprotein. Poliprotein rersebut selan- Penyakit pada manusia


jutnya mengalami proteolisis menjadi protein-
1. Spektrum penyakit
protein viral yang ukurannya lebih kecil.
Enam puluhan anggota flavivirus diketahui
Progeni virion intrasel dapat divisualisasikan
menyebabkan penyakit pada manusia. Sebaran
l2-I8 jam pasca infeksi di sistena endoplasmik
virus, jenis dan sebaran vektor serta reservoirnya
retikulum di dekat membran inti sel. Virion
sangat luas. \Walaupun spektrum penyakitnya
kemudian berkumpul di berbagai vakuol sito-
juga sangat luas, secara umum polanya dapat
plasma dan menjelang dilepaskan dari sel, pro-
di bagi aras riga kelompok, yaitu: (i). pola vise-
tein prM dipecah menjadi M. Pelepasan virion
romorfik yang menimbulkan fenomena demam
dari sel terjadi dengan beberapa cara. Di an-
dan perdarahan, (ii). pola pantamorfik yang
taranya melalui transporasi vesikel berisi virion
menimbulkan demam tanpa pola jelas dan (iii).
ke arah perifer sitoplasma dilanjutkan dengan
neuromorfik yang menimbulkan gejala ensefa-
fusi dengan membran plasma atau pembentu-
litis. Pembedaan di aras sebenarnya ridak ber-
kan lesi kecil di membran plasma. Jika virion
laku tegas ( lihat Gambar 45-1).
dilepas dari sel yang lisis akibat infeksi, sering
Sedangkan pembagian umum menurur pre-
virion tetap diselubungi membran vesikel ter-
valensi gejala dapat dilihat pada T abel 45-3.
sebut.

KF

Viseromorfik Neuromorfik

spo
Ban

Pantamorfik

YF = Demam kuning, Wess = Wesselsbion, KF = Kyasanur Forest


JE = Japanese encephalitis, Den = Dengue, TBE = Tick borne encephalitis '
WN =West Nile, SLE = Sint Louis Encephalitis, Ban = Banzi, Spo : Spondweni

Gambar 45-1. Spektrum penyakit yang ditimbulkan oleh flavivirus.


420 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Tabel 45-3
Ragam Penyakit Akibat Infeksi Flavivirus

Kemungkinan timbulnya gejala

Gejala utama Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

Demam Dengue \TN Zika, Weselsbron, Sepik, Tyuleiny


Ensefalitis JE TBE MVE, KF WN, Kunjin, Dengue, Omsk, Negishi
Demam berdarah Dengue KF Omsk
YF
YF - i)ernam kuning, W-N =, Vest Niie, .lE .,.j.ry.,',ii -,
L4VF. =, \,lurav Valley enc,:ph,iii:-is, KF : fi-l'a::iniLr iir, r'i'!1

": i]*te:qenes:s {rn$efeiitis dewasa banyak yang kebal. Pada daerah yang
Kebanyakan flavivirus penyebab gejala demam tidak endemik, bentuk epidemi pada semua
atau demam berdarah kadang-kadang merye- kelompok umur dapat terjadi. Dalam hal ini
babkan gejala neurologis karena pada dasarnya beratnya penyakit berkorelasi dengan umur
semua flavivirus bersifat neurotrofik, khususnya penderita. Pada usia muda manifestasinya mirip
pada binatang mengerat. Di bawah dibicarakan demam dengue sedangkan pada usia lebih tua
fl avivirus neurotrofik. dapat menjadi meningoensefalitis. Semenrara
Spektrum patogenesis flavivirus neurotrofik ensefalitis akibat virus JE bersifat bimodus atau
dapat dibagi atas (i). ensefalitis fatal yang biasa- prevalensi penyakit mempunyai dua puncak
nya didahului oleh viremia dan replikasi virus yaitu pada anak-anak dan orang tua.
ekstraneural yanghebat. (ii). ensefalitis subklinis Selain oleh faktor umur, manifesrasi sin-
yang biasanya didahului viremia ringan dan droma klinis mungkin juga dipengaruhi faktor
infeksi otak lambat disertai kerusakan otak lain. Pada binatang percobaan, ensefalitis oleh
ringan (iii). Infeksi inapparentyang ditandai oleh virus JE dipermudah oleh adanya infeksi oleh
hampir tiadanya viremia, sangat terbatasnya virus herpes simpleks, cacing Trichinella spiralis,
replikasi ekstraneural serta tiadanyaneuroinvasi larva migrans ataupun oleh berbagai logam berat
dan (iv). Infeksi persisten. sepefti arsen, timbal dan kadmium. Sedangkan
Infeksi flavivirus pada manusia biasanya ber- pada manusia, asosiasi yang jelas diperlihatkan
sifat subklinis. Infeksi oleh virus \[est Nile dan oleh diabetes melitus, hipertensi, alkoholisme
Kyasanur Forest pada daerah hiperendemik, dan penyakit bronkopulmoner kronik.
biasanya menyebabkan penyakit ringan dan ter- Segera setelah masuk melalui gigitan vekror,
utama menyerang anak. Sedangkan kelompok virus berkembang biak pada rempat inokulasi
Flaviviridae 421

dan sebagian lagi masuk ke sirkulasi menrm- baran ke otak juga terjadi melalui berkas saraf
bulkan viremia pertama. Viremia penama ini mata. Pada binatang juga telah dibuktikan bah-
sangat ringan dan sebentar. Setelah virus ber- wa beberapa infeksi flavivirus penyebab ense-
kembang biak, sebagian virus dilepaskan dan falitis dapat ditularkan dari ibu kepada janinnya
masuk ke sirkulasi menyebabkan viremia kedua melalui plasenta dan beberapa di
^ntarany^
yang bersamaan dengan kejadian tersebarnya menyebabkan infeksi persisten.
infeksi di jaringan ekstraneural. Dari penelitian pada mencit diketahui bahwa
Tempat virus terutama berkembang biak di antibodi anti hemaglutinin virus dan antibodi
jarrngan ekstra neural tidak diketahui dengan netralisasi terhadap virus yang diinokulasikan
pasti.. Dari berbagai penelitian pada binatang bukan pada otak timbul 4-6haripasca inokulasi,
percobaan diketahui bahwa antigen virus dapat yaitu bersamaan dengan hampir hilangnya virus
ditemukan pada jaringan otot, tulang, retiku- dari peredaran darah. Antibodi dari kelas lgG
loendotel dan banyak jaringan lain. Pada manu- d6 lgh{ timbul hampir bersamaan, tetapi pada
sia telah dilaporkan adanya miositis pada kasus fase akut IgM lebih dominan. Selain itu antibodi
ensefalitis oleh virus WN dan jE. Juga dite_ juga dapat ditemukan dalam cairan serebrospinal
mukan tiroiditis pada kasus infeksi oleh SLE dan tetapi pada masa lebih belakangan. Selain tang-
pankreatitis oleh virus W\1. gap kebal humoral, tanggap kebal seluler juga
Pada hospes alaminya, viremia yang timbul diinduksi. Tanggap kebal seluler y^rrg diukur
titernya cukup untuk menginfeksi vektornya. dengan hipersensitivitas tipe lambat dan sito-
pada kasus infeksi oleh TRE dan \{rN, viremia toksisitas sel T timbul mendahului atau bersa-
terjadi pada masa akut penyakit. Sedangkan pada maan dengan timbulnya tanggap kebal humoral.
kasus ensefalitis oleh flavivirus lain, viremia Skema tanggap kebalnya dapat dilihat pada
terjadi terutama pada masa inkubasi penyakit. Gambar 45-2.
Hasil penelitian pada mencit menunjukkan ada- Pada manusia kronologi timbulnya tanggap
nya korelasi antara derqat viremia, perkem- kebal humoral dan seluler tidak diketahui pasti.
bangan infeksi otak dan penyebaran antigen di Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tinggi-
dalam berbagai jaringan otak. Hal ini mendu- nya kadar antibodi netralisasi berkorelasi de-
kung teori bahwa virus mencapai otak melalui ngan beratnya gejala. Antibodi netralisasi pada
peredaran darah. Bagaimana proses persisnya kasus ensefalitis ternyata lebih tinggi daripada
virus menembus sawar darah otak tidak dike- antibodi pada kasus subklinis. Antibodi juga
tahui. Karena virus mampu berkembang biak dapat dideteksi pada cairanserebrospinal. Dalam
dalam sel endotel, virus mungkin mencapai otak hal infeksi oleh virus JE, beberapa dataranggap
melalui kerusakan pembuluh darah. Selain kebal dapat diringkas sebagai berikut: (i). Infeksi
melalui darah, pada berbagai binatang penye- subklinik tidak ditandai oleh timbulnya anti-
422 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

2. Antibodi netralisasi
3. Antibodi di cairan spinal
4. Virus di otak
5. Sel T supresor
6. Kekebalan seluler perifer
7. Viremia
8. Aktivitas sel NK

----

Gambar 45.2. Skema Tanggap Kebal

bodi dalam cairan serebrospinal, (ir). infeksi JE kebal humoral menyebabkan replikasi virus
yang fatal ditandai oleh tiadanya ata:u lambat pada otak lebih baik dan lebih banyaknya keru-
timbulnya antibodi baik dalam serum ataupun sakan jaringan otak. Selain itu
pada binatang
dalam cairan serebrospinal dan (iii). antibodi juga telah terbukti bahwa kepekaan terhadap
lebih nyata terjadi pada k.asus dengan gejala ense- berbagai flavivirus nerrrotrofik ditentukan oleh
falitis nyata tetapi tidak fatal. faktor genetik yangpadamanusia analog dengan
D eralat gejala y angtimbul rergantung kepada sistem HLA.
patologi yangterjadi di susunan saraf pusar dan
ini mungkin sekali berkaitan erar dengan derajat 3. Patogenesis demam kuning
replikasi virus dan proses imunopatologi. Pene- Virus demam kuning rersebar di Afrika dan
litian pada binatang menunjukkan bahwa ting- Amerika Selatan. Virus menyebabkan penyakit
ginya titer dan cepatnya timbul antibodi netra- demam kuning, salah satu penyakit yang secara
lisasi berkaitan erat dengan kecepatan penyem- internasional terus diawasi. Dikenal dua macam
buhan. Hal ini didukung oleh data lapangan siklus demam kuning, yaitu urban yellora feaer
pada infeksi ensefalitis oleh virus JE yang dan rural yelloru fever. Pada siklus jenis pertama,
menunjukkan bahwa pada kasus fatal antibodi vektornya adalah nyamuk Aedes aegypti dan pe-
timbul lebih lambat darrpada kasus tak fatal. nyebaran terjadianrar manusia melalui nyamuk.
Data daripenelitian binatang juga menunjukkan Pada jenis rural yelloru feaer vektornya dapat
bahwa pemberian obat yang menekan :anggap berupa Aedes africanus, Haemagogus capricornii,
Flaviviridae 423

Haemagogus spegazzini, Haemagogws eqwinis, Aedes Setelah masa inkubasi anrara 1-3 hari, gejala
simpsoni dan Sabethes cbloropterus. Lingkaran penu- penyakit timbul mendadak. Gejaia awal berupa
laranpadaruralyellorufeoermellbatkanbinatang. sakit kepala, demam tinggi, nausea, muntah, keme-
Patogenesis demam. kuning pada dasarnya rahan pada muka dan kecenderungan perdarahan.
serupa dengan demam berdarah dengue. Perbe- Tiga sampai empat hari kemudian suhu tubuh
daan utama terletak pada lebih hepatotrofiknya turun untuk kemudian naik lagi. Fase kedua
virus demam kuning, sehingga gejala klinik yang demam disertai oleh lebih mudahnya gejala perda-
berkaitan dengan fungsi hepar lebih menonjol. rahan dan timbulnya ikterus serta albuminuria.
Penyakit ditandai oleh kurangnya reaksi Kematian biasanya terjadi padaharrke 6-7.
peradangan dan timbulnya degenerasi jaringan.
Diagnosis laboratorium
Degenerasi terjadi pada ginjal, hati dan jantung.
Degenerasi khas terjadi pada hati berupa ne- 1. lsolasi dan identifikasi virus
krosis jartngan tipe hialin membentuk jisim Bahan pemeriksaan dapat berupa darah dan atau
Councilman
c ffafl serebrospinal. Darah harus diambil pada
Kebanyakan infeksi subklinis atau infeksi
masa viremia. Cairan serebrospinal dapat
ringan dan kekebal an y^ngditimbulkannya ber-
diambil jika manifestasinya ensefalitis. Karena
sifat menetap. Tanggap kebal terhadap infeksi
flavivirus merupakan virus termolabil, bahan
dapat dibuktikan dengan mengukur antibodi
harus secepatnya dikirim ke laboratorium.
penghambat hem aglutinasi, antibodi pengikat
Isolasi dikerjakan dengan membiakkan virus
komplemen dan antibodi netralisasi. Antibodi
dalam bahan pada biakan sel, nyamuk, larva
penghambat hemaglutinasi dan antibodi netrali-
nyamuk ataupun mencit bayi. Setelah didapat
sasi terbentuk lebih dahulu daripada antibodi
tanda bahwa virus berkembang biak, identifikasi
pengikat komplemen. Kedua antibodi rersebut
dilakukan dengan berbagai uji serologi.
lebih dahulu sering timbul sejak hari ke lima dan
akan menetap untuk jangka lama. Karena itu 2. Pemeriksaan serologi.
kedua antibodi sering dipakai sebagai indikator Pada dasarnya jenis pemeriksaan serologi yang
berd imnzunity masyarakat. Antibodi pengikat dianjurkan sama dengan pemeriksaan serologi
komplemen timbul lebih belakangan dan meng- untuk dengue, yaitu uji hambatan hemagluti-
hilang setelah beberapa bulan. Lagi pula antibodi nasi, uji pengikatan komplemen dan uji netrali-
pengikat komplemen ini titernya rendah pada sasi atau uji
Elisa. Nilai diagnostik biasanya
infeksi ringan atau bahkan tidak terbentuk oleh ditetapkan dari kenaikan tirer antibodi serum
induksi vaksin demam kuning. Karena itu yang diambil pada masa akur dan konvalesen
antibodi pengikat komplemen mempunyai arti penyakit. Kenaikan titer sebanyak empat kali
penting dalam diagnosis laboratorik. atau lebih bersifat diagnostik.
424 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

3. Uji lain. dapat bertahan 8-10 rahun, bahkan ada yang


Uji reaksi rantai polimerasa | !.:;i-;,i,;.,-.,,,. -,.;,..'.^ sampai 17 tahun. Vaksin JE merupakan vaksin
i.Li..'-1t:i1.) merupakan salah satu alternatif cara virus mati yang berasal dari otak mencit dan
pemeriksaan khususnya pada kasus ensefalitis. diberikan dengan sunrikan subkutan.
Dengan uji ini jumlah virus yang sedikit dalam Cara pencegahan lain dilakukan dengan up^ya
bahan dapat dideteksi. Uji reaksi rantaipolime- pencegahan gigitan oleh vektor; pengamatan dan
rasa belum dilakukan untuk pemeriksaan rurin. pengendalian vektor atau pembasmian vektor;
pengamatan dan pengelolaan kasus terinfeksi
Pencegahan arbovirus. Pencegahan gigitan dapat dilakukan
Pemberantasan penyakit akibat arbovirus tidak dengan cara fisik, cara kimia ataupun perubahan
mudah dilakukan karena tidak semata menyang- perilaku tertentu. Pengendalian vekror dapat di-
kut manusianya, tetapi juga erar kairannya lakukan dengan cara kimia (insektisida dan lar-
dengan ekologinya. \Talaupun demikian, bebe- vasida), perbaikan lingkungan hidup, pendidikan
rapa cara pencegahan atau pemberantasan dapat kesehatan masyarakat dan pengaturan perilaku
dilakukan. tertentu dengan perangkat peraruran. Idealnya
Cara imunisasi dapat dilakukan terhadap pengelolaan kasus tidak hanya pada upaya pe-
demam kuning dan JE. Vaksin demam kuning nyembuhan atau pembatasan manifestasi klinis,
merupakan vaksin virus hidup yang dikembang- tetapi juga membatasi kemungkinan penyebaran
biakkan pada telur ayam berembrio. Pasca vak- virus dari yang terinfeksi ke individu lain.
sinasi, antibodi terhadap virus demam kuning

VIRUS DENGUE
Pendahuluan Kira-kira 40 tahun kemudian, Sabin dan kawan
Karena kedudukannya yangunik dibandingkan membuktikan bahwa isolasi virus penyebab
dengan anggota flaviviridae lain untuk Indone- dapat dilakukan dengan jalan menyunrikkan
sia, pembicaraan mengenai virus dengue dibuat bahan pemeriksaan pada sukarelawan. pada per-
terpisah. cobaan lanjutan terhadap sukarelawan, Sabin
Virus dengue merupakan virus kedua yang berhasil dambedakan dua tipe isolat, yaitu tipe
dikenal menimbulkan penyakir pada manusia. Hawaii dan tipe New Guinea (sekarang disebut
Pada mulanya, oleh Ashburn dan Craig, ia sebagai virus dengue tipe 2, galur Hawaii dan
hanya' diidentifikasi sebagai materi yang submi- galur New Guinea)., Karena isolasi dan per-
kroskopik dan mampu melewati saringan kuman. banyakan virus merupakan kunci urama untuk
Flaviviridae 425

memperdalam pengetahuan virus dan akibat virus terdapat pada kira-kira seperempat bagian
infeksinya dan sukarelawan bukanlah hospes genom keseluruhan dan terletak pada ujung lima
yang mudah didapat, dikembangkan cara-cara orin;e-v1ya, sedangkan pada ujung lainnya ter-
lain. Hotta dan Kimura di Jepang dan Sabin di letak gen yang mengatur sintesis berbagai pro-
Amerika Serikat secara terpisah pada saat ham- tein non-struktural. Skema sederhana genomnya
pir bersamaaii merupak"r, prk", pertama yang dan protein yang dikod enya dapat dilihat pada
berhasil mengadaptasikan virus dengue pada Gambar 45-4.
otak mencit Swiss albino. Menurut nomenklatur dari Rice (1985), pro-
Me':eka juga berhasil membuktikan bahwa tein virus dengue adalah: C untuk protein kapsid
virus yang dipasasi pada mencit tetap memper- dan core, M untuk protein membran, E untuk
tahankan sifat aslinya. Penelitian lanjutan pada protein selubung dan NS urituk protein non-
bayi mencit seperti yang diajukan oleh Meik- struktural. Di samping itu, pada virion intra-
lejohn pada tahun 1952 ternyata lebih memper- seluler ditemukan protein prM (pre M) yang
mudah perbanyakan virus. Dengan lebih mudah- merupakan prekursor.protein M. Selain terdiri
nya mengisolasi dan memperbanyak virus, era
* '
atas protein virion juga mengandung i r::;,',
modern dalam virologi virus dLngue lebih ter- ''t::t.;i, dalarrr selubungnya. Lipid selubung lnl
j:
buka. Sampai saat ini "telah dikenal empat tipe , didapat saat ';:i.:'.iai":::;i' i::t;.;:d:;' dan karena itu
virus dengue, yaitu tipe 1, tipe 2,tipe 3 dan tipe 4. komposisiirya lebih banyak tergantung pada sel
yang diinfeksinya dan tempat morfogenesis
Biologi virus lengkap virus.
Protein C adalah protein pertama yang di-
1. Morfologi dan komponen virus
bentuk pada waktu translasi genom virus. Berat
Morfologik, virion dengue merupakan partikel molekulnya kira-kira 13.500, kaya asam amino
sferis dengan diameter nukleokapsid 30 nm dan iisin dan arginin sehingga protein C bersifat basa.
ketebalan selubung 10 nm, sehingga diameter Karena sifatnya itu protein C mampu berinte-
virion kira-kira 5b nm. Biologik, selubung raksi dengan RNA virion. Selain itu pada ujung
virion berperan dalam fenomena hemaglutinasi, karboksilnya, protein C terdiri dari rangkaian
netralisasi dan interaksi antara virus dengan sel asam amino hidrofobik yang memungkinkan ia
saat awal infeksi. Skema virion dengu.e dapat menempel pada membran sebelum dipecah oleh
dilihat pada Gambar 45-3. ffi . signalase pada ujung protein prM. Pada akhir-
RNA yang bertindak sebagai genffi mampu nya, ujung hidrofobik protein C dilepas oleh
langsung bersifat sebagai mRNA dan iidak mem- enzim protease yang dikode gen virus sesaat
punyai poliadenosin pada ujung trgapt ii'rc'1r^. menjelang morfogenesis virion. Protein C meru-
Gen yang mengatur sintesis protein struktural pakan salah satu protein flavivirus yang con-
426 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

nukleokapsid
Garnbar 45-3. Skema virion dengue

325 nukleotida 7848 nukleotida

Sintesis protein dan


proteolisis

*
ry-i^[:-*--1^r.:trTf
ltl 1\ g^ lF%-l
a" N%*]_r:_qr-T
a a.
m'*a: Ni?6-l .
a a
I
I t: gen untuk protein struktural
2 = gen untuk protein nonstruktural
3 : ujung 3 prime, 454 nukleotida
4 = ujung 5 prime, 96 nukleotida

Garnbar 45-4. Skema peta fisik genom virus dengue .ft


Flaviviridae 427

.icrtt'./, walaupun masih kurang coilserutti diban- dan \Tengler (1987) dan diperbaki oleh Mandl
ding protein struktural lain. (1989) dapat dilihat pada Gambar 45-5.
Protein prM adalah glikoprotein dengan Adapun protein non-struktural virus terdiri
berat molekul22.0C0 dan pecah menjadi protein dari tujuh macam yang dikode oleh gen terpisah.
M dan glikoprotein lain menjelang morfogene- Protein tersebut adalah: NS1, NS2a, NS2b, NS3,
sis lengkap virion. Pemecahan ini tampaknya NS4a, NS4b, dan NS5.
merupakan hal kritis bagi morfogenesis, karena NS1 merupakan glikprotein dengan berat
pemecahan diikuti segera dengan naiknya titer molekul kira-kira 48.000 dan disintesis pada
virus infektif. retikulum endoplasmik kasar (itough <:ntlop/;ts'
Protein E didalam sel terinfeksi dapat ber- ittic reticuiu.ni, dan RER) sebagai protein mono-
ada dalam bentuk heterodimer antara prM-E. mer yang hidrofilik dan yang kemudian berubah
Protein E berat molekulnya 51.000*50.0C0 dan menjadi .homodimer yang lebih hidrofobik
dalam virion berada dalam bentuk homotrimer. dibandingkan aslinya. Glikosilasi protein terjadi
Dalam rangkaian asam aminonya, protein E dengan empat molekul gula manosa, tetapi
mempunyai 12 gugus sistein yang membentuk 6 setelah protein dipindahkan ke kompleks Golgi,
ikatan disulfida, Melihat konfigurasinya, pada dua gula manosa diganti dengan molekul gula
protein E terdapat tiga kelompok epitop yang lain. Protein NS1 selama proses infeksi dapat
terpisah yaitu epitop A, B dan C. Model ske- berada di dalam sel, di membran plasma maupun
matis epitop protein E hasil penelitian Nowak disekresikan keluar sel. NS1 berperan dalam

-* g

si-"- i
i

(} I
_*.*-_*J
Gambar 45-5. Model skematis molekul protein E
428 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

morfogenesis virion. Karena terpapar


di mem- rupakan dua spesies yang paling penring karena
bran plasma, ia juga berperan dalam proses luasnya distribusi nyamuk dan efisiensinya se-
imunopatologi infeksi. bagai vektor. Spesies aedes lain yang dapat men-
NS2 terdiri dari dua jenis, yaitu NS2a yang berat jadi rantai penularan virus adalah: A.scwtellaris,
molekulnya kira-kira 20.000 dan NS2b yangberat A. afr ic anws, A. r o t wm ae, A. n irs e ws, A. I ut e o c epb al w s,
molekulnya kira-kira 14.500. Kedua protein A. h abansoni, A. taylori, A.furcifer, A.polynes iens is
bukan merupakan glikoprotein. NS2a berfungsi dan A.cookl. Beberapa spesies aedes mampu
sebagai enzimproteolitik bagi pematangan NS 1. memperlihatkan terjadtnya transmisi rrans-
NS3 merupakan protein hidrofilik dengan ovarial dan karenanya fenomena ini dianggap
berat molekul Z0.000 dan berfungsi seperti enzim sebagai salah satu cara mempertahankan virus di
tripsin. Ia berperan sebagai enzim yang meme- alam.
cah poliprotein prekursor protein virus dan juga In vitro, virus dengue dapat dikembangbiak-
sebagai komponen dari RNA polimerase viral. kan pada berbagai biakan sel, baik biakan sel
NS4 tidak jelas fungsinya.Berat molekulnya mamalia maupun biakan sel insekta. Efek sito-
adalah 16.000 untuk NS4a dan 27.000 untuk patogenik yang timbul bervariasi mulai dari
NS4b. Keduanyaprotein hidrofobik. NS5 meru- tanpa efek sitopatogenik sampai yang efek sito-
pakan protein terbesar dengan berat molekul patogeniknya ny^ta. Bentuknya dapat berupa
mencapai 150.000 dan bertindak sebagai RNA perubahan indeks refraksi sel, perubahan mor-
polimerase. fologi sel menjadi lebih padat dan bulat dan
kadang-kadang fusi sel sehingga terbentuk sel
2. Hospes sinsisia. Hal terakhir khususnya teramati jika
Virus dengue mampu berkembang biak dalam virus dibiak pada sel insekta. Pembiakan pada sel
tubuh manusia, binatang lain seperri monyer, insekta biasanya kurang menimbulkan efek
simpanse, kelinci, mencit, marmot, tikus dan sitopatogenik dibandingkan dengan pembiakan
juga hamster ser[a serangga, khususnya nyamuk. pada sel mamalia, walaupun titer virus infektif
\Walaupun binatang primata merupakan hospes yang dihasilkan oleh sel insekta biasanya lebih
alami virus, viremia yang rimbul biasanya lebih tinggi dibandingkan sel mamalia. Biakan sel
rendah dan lebih pendek masanya. Pada manusia insekta yang sering dipakai adalah sel AP-61
masa viremia berkisar 2-I2hari semenrara pada (Aedes psewdoscwtelaris klon 61), sel C6/36 (Aedes
binatang primata I-2 harr dan titer virus dalam albopicrus, klon C6l36), TRA-284 (Toxorryn-
darah manusia dapat mencapai lebih dari seratus cbites amboinensis, klon 284). Titer maksimum
kali dibandingkan pada darah binatang primata. yangdapat dicapai pada pembiakan di sel insekta
Virus berkembang biak baik pada nyamuk di atas berkisar antara seratus juta sampai satu
dari genus Aedes. A. aegyptidanA. albo.pictusme- miliar plaqwe formingunitper mililiter. Sedang-
Flaviviridae 429

kan sel mamalia yangjtga sering dipakai adalah dirangsang oleh antibodi anti dengue pada kadar
sel LLC-MK2 (ginjal monyet), sel BHK-21 rendah, tetapi juga dirangsang oleh berbagai zat
(Ginjal hamster), Vero (ginjal monyet), FRhL aktif lain. Di antara zat aktrf tersebut adalah
(paru fetus monyet). Sel LLC-MK2 danBHK-2t dinding sel bakteri, toksin bakteri, komponen
sering dipakai untuk titrasi virus infektif, sedang cacing usus, lektin dan sebagainya. Sekali pun
sel FRhL biasanya dipakai dalam penelitian pada sel sistem retikuloendotel primata lain efek
pengembangan vaksin. penggandaan kembang biak oleh komponen
Masa laten infeksi in vitro berkisar ant^ra mikroba konsisten, percobaan pada sel reriku-
1,2-16 jam, setelah itu virus infektif dapat dite- loendotel manusia hasilnya bervariasi. Di antara
mukan ekstrasel. Dengan berlanjutnya infeksi, berbagai mikroba atau komponennya yang mem-
jumlah virus intrasel makin berkurang dan pada punyai efek penggandaan kembang biak virus lz
saat puncak titer virus tercapai, 80 % atau lebih aitro, bakteri Corynebacterium parvum telah
virion ditemukan ekstrasel. dicobakan in rsiao. Pada monyet, efek Coryne-
Dari berbagai percobaan dan penelitian pada bacterium parpum memberikan efek penggan-
manusia dan binatang, hospes seluler in pir.,o daan kembang biak virus serupa dengan efeknya
untuk virus dengue terutama terdiri dari sel-sel in vitro.
yang termasuk sistem retikuloendotel. Di an-
taranya adalah sel monosit dan progenitornya, 3. Siklus molekuler replikasi virus.
sel endotel, sel Kupfer, sel limfosit B dan juga Virus dengue menempel pada sel hospesnya
makrofag. Pada sel di atas infeksi dimulai dengan melalui dua cara, yaitu terikat pada reseptor
menempelnya virion pada reseptor di membran virus yang ada di permukaan sel dan melalui
plasma. Reseptor ini diketahui dapat dihan- antibodi antidengue yang terikat pada sel seperti
curkan oleh enzim tripsin. Cara kedua infeksi terlihat pada Gambar 45-6.
disebut immune infection enhancemenr. Dalam Dengan pengamatan mikroskop elektron
hal ini virion membentuk kompleks dengan dapat dipenunjukkan bahwa setelah proses pe-
antibodi anti dengue dari kelas IgG dan sisi Fc- nempelan, virus masuk ke dalam sel dengan dua
nya kemudian menempel pada reseptor Fc yang cara, yartvi endositosis atau pinositosis dan fusi
ada di permukaan membran plasma sel tersebut antara selubung virus dengan membran plasma
di atas. Antibodi anti dengue yang merangsang yang diikuti pelepasan nukleokapsid ke dalam
perlipat-gandaan kembang biak virus dalam sel sitoplasma sel. Fusi terjadr lebih baik pada
sistem retikuloendotel tersebut akan bekerja jika suasana asam.
kadarnya di bawah kadar ambang netralisasi virus. Tahap pertama setelah rcrjadinya pelepasan
In rsitro, perlipat-gandaan kembang biak virus kapsid adalah translasi RNA virion menjadi
di dalam sel sistem retikuloendotel tidak hanva RNA polimerase yang kemudian digunakan
430 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Rr.c;;P 1ilft ii iRi."!5 fif SFf)ICR FL tiitll':3i:!Dl

![r'fi qE!

Garnbar 45-6. Gru'nbar slienr:riis pcnenrpcl,rn vinrs tlerrgut p.ril:r sci hospes

untuk membuat RNA cerminan genom virus. siklus replikasi RNA terhalangi sementara sin-
Replikasi RNA dapat dipertunjukkan mulai jam tesis protein tetap berlangsung sebagai persiapan
keempat infeksi. Dalam proses replikasinya di morfogenesis lengkap virion.
dalam sel dapat ditemukan tiga jenis RNA, yaitu: Translasi genom virus dimulai dari kodon
(r.RNA dengan koefisien sedimentasi 20S-22 AUG (triplet adenin-urasil-guanin) gen protein
S, tahan terhadap_ enzim RNAse, merupakan C dan terus berlanjut menuju ke gen protein NS5,
RNA serat ganda dimana serat satunya menrpa- sehingga produknya merupakan poliprotein.
kan genom virus, serra disebut bentuk replikatif; Poliprotein tersebut di atas dengan cepar dan
(ii). RNA dengan koefisien sedirnentasi 2OS-28S, bertahap dipecah oleh berbagai enzim baik yang
relatif tahan RNAse, merupakan RNA serat berasal dari sel hospes maupun yang sintesisnya
ganda parsial dan disebut bentuk replikatif diatur oleh gen virus menjadi protein C, prM, E,
antara; (iii). RNA dengan koefisien sedimentasi NS1, dan seterusnya. Pada fase akhir siklus
42 S dan peka RNAse yang merupakan genom replikasi, yaitu menjelang atau bersamaan dengan
virion. Dalam replikasi RNA ini tampaknya morfogenesis virion, prM dipecah menjadi M.
RNA polimerase di fase awal dan lanjut siklus Setelah semua komponen virion disintesis,
berbeda afinitasnya terhadap serat RNA berpo- morfogenesis lengkap virion berlangsung dan
laritas positif dan negatif, sedemikian sehingga pada dasarnya terdiri dari empat tahap, yaitu: (i).
pada fase lanjut siklus replikasi terurama mem- perakitan nukleokapsid dari RNA dan protein
bentuk serat RNA berpolaritas positif. Selan- C, (it. budding nukleokapsid dari membran
jutnya pada akhir siklus pengikatan protein C intraseluler yang telah tersisipi oleh protein prM
pada ujung tiga prime RNA menghalangi ikatan dan E, (iii). pelepasan virion yang terjadi akibat
RNA polimerasa dengan molekul RNA dan proses fusi membran plasma dengan vesikel
tetap membiarkan ujung lima prirne berikatan pembawa virion seperri proses eksositosis lain,
dengan ribosom. Dengan kata lain, pada akhir (iv). pemecahan prM menjadi M.
Flavi,tiridae 431

i"'.+ i-{.:{-i i'; i{. ! r, r ; rr i: rj * ?';'r 1-.q ::; 9 ::: :l f. ! i f I i l- 2. Xanc;qap krlrai
Dengan terhisapnya darah viremik oleh vek-
j Epiu*rnrtutCI?i irlle"cs; 'iii''.r: d;.r!Lrc
tor, virus rnasuk ke dalam lambung vektor. Di
dalam tubuh vektor, virus berkembang biak dan
Dikenal dua siklus transmisi, yaitu dengue kota
setelah zuatu periode tertentu, virus akan dite.
i.,,;,',
) dimana rantai penularannya adalah
r,;,
1.,.-r: r.
(.;,'
rnukan di dalam kelenjar ludahnya. Vektor siap
manusia-n;ramuk-rnanusia dan dengue hutan
untuk meneruskan rantai penularan. Wakm
(,,;';,,.' i,',:,.',,,:) dimana rantai penularannya ada
yang diperlukan seiak vektor menghisap darah
lah manusia-nyarrruk-monyet-n;'amuk-manusia.
viremik sampai vektor siap meneruskan rantai
Nyamuk penting dalam rantai penularan penularan disebut masa tunas ekstrinsik dan
dengue di kota-kota besar adalah untuk virus dengue kira-kira 8-10 hari.
sedangkan di hutan adalah ;,'" , Di dalam tubuh manusia, virus berkembang
Virus dengue tersebar sangat luas di benua biak dalam sel sistem retikuloendotel dan me-
Asia, Afrika, Arnerika dan juga Australia dengan nimbulkan viremia yang dimulai menjelang
endemisitas dan kombinasi tipe virus yang gejala klinik tampak sampai 5-7 harisetelahnya.
belum tentu sama. Asia Tenggara termasuk salah Sebagai reaksi terhadap infeksi tubuh akan mem-
satu wilayah endemik dimana ke empat tipe buat antibodi anti dengue, baik berupa antibodi
virus dapat ditemukan. netralisasi, antibodi penghambat hemaglutinasi
Manifestasi infeksi virus dengue sangat bera- dan antibodi pengikat komplemen. Pada infeksi
gam mulai dari tanpa gejala, demam ringan, primer, antibodi yang pertama timbul adalah
demam dengue dan demarn berdarah dengue. antibodi netratisasi, yaitu pada hari kelima
Dalam kenyataan, jumlah kasus dengan mani- minggu pertarna sampai dengan minggu keempat
festasi klinis ringan dalam bentuk tanpa gejala untuk kemudian turun dengan lambat dan
dan demam ringan ternyata merupakan mayo- keberadaannya dapat bertahan seumur hidup.
ritas. Diperkirakan kasus dengan manifestasi Antibodi netralisasi merupakan antibodi yang
demam berdarah dengue hanya merupakan kira- paling spesifik untuk tipe virus penyerang
kira 5 % dari seluruh kasus infeksi virus dengue. ( '" ' " ).
Kelompok yang bermanifestasi ringan tersebut Beberapa hari kemudian, antibodi hambatan
secara klinik sukar didiagnosis. Karena kelom- hemaglutinasi timbul dan naik titernya sejajar
pok disebut terakhir tetap membawa virus dengan kenaikan titer antibodi netralisasi untuk
dalam tubuhnya, kelompok tersebut merupakan kemudian menunrn lebih cepat daripada anti-
sumber penularan yang sukar diawasi sehingga bodi netralisasi dan bertahan dalam tubuh ber-
dalam istilah epidemiologi demam berdarah tahun-tahun. Antibodi hambatan hemaglutinasi
dengue sering disebut sebagai amplifier. sangat bereaksi silang dengan tipe virus dengue
432 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

lain dan juga dengan anggota flavivirus lain Pada berbagai percobaan terbukti bahwa
( Gro up sp e cific antibo dy). tidak semua antibodi semata-mara menetralkan
Antibodi ketiga yang timbul adalah anti- virus. Ada antibodi yang hanya menerralkan,
bodi pengikat komplemen. Antibodi ini timbul ada yang menetralkan dan juga menghambat
mulai minggu kedua sampai dengan ketiga dan hemaglutinasi, ada yang menghambat hema-
titernya naik cepat hampir sejajar dengan glutinasi saja, dan sebagainya. Di antara antibodi
kenaikan titer antibodi hambatan hemaglutinasi yang tidak semata menetralkan virus, ada yang
dan mencapai titer maksimum setelah satu hingga pada konsentrasi tertentu justru mempermudah
dua bulan atau setelah penyakitnya hilang. infeksi virus pada sel retikuloendotel. Dalam hal
Kemudian antibodi ini turun dengan cepar dan terakhir, kompleks antibodi dan virus berikatan
menghilang dari tubuh dalam 1-3 tahun. Anti- pada reseptor Fc imunoglobulin dilanjutkan de-
bodi pengikat komplemen juga bereaksi silang ngan penetrasi kompleks ke dalam sel retiku-
dengan flavivirus lain. Skema pembentukan loendotel dan replikasi virus di dalamnya. Anti-
antibodi pada infeksi dengue dapat dilihat pada bodi tersebut kemudian sering dinamakan
Gambar 45-7. enbancing antibodies.

'!ol
I
!
I
.10 18.4 10.1 5
I IImrv
A = Viremia I ' = Skala dalam hari
B = Antibodi netralisasi ll = Skala dalam minggu
C = Antibodi penghambat hemaglutinasi lll = Skala dalam bulan
D = Antibodi pengikat komplemen lV : Skala dalam tahun

Gambar 45-7. Pola pembentukan antibodi pada infeksi dengue.


Flaviviridae 433

Segera setelah seseorang sembuh dari infeksi ment mecbdnism ata,t sequ.entiai in/bction. Pada
primer, yang di Asia biasanya bermanifestasi infeksi sekunder ini terjadi reaksi amnestik dari
klinis ringan, orang tersebut refrakter atau tahan pembentukan antibodi, khususnya dari kelas
terhadap kemungkinan infeksi oleh tipe virus IgG dan karena itu pada infeksi sekunder IgM
dengue lain. Setelah kurun waktu 6 bulan, sukar dideteksi. Antibodi yang dibentuk ter-
infeksi sekunder oleh tipe virus dengue lain nyata tidak hanya tertuju pada tipe virus penye-
dapar terjadi. bab infeksi sekunder tetapi juga bereaksi kuat
Pada infeksi sekunder ini, dengan bantuan dengan tipe virus penyebab infeksi primer. Kon-
enhancittg antibadies jumlah sel terinfeksi dari sekuensi lain dari lebih banyaknya sel terinfeksi
sistem retikuloendotelial jauh iebih banyak adalah lebih banyaknya pelepasan zat-zat yang
darrpada infeksi primer dan karena itu jumlah secara biologis aktif sehingga mempengaruhi pula
virion yang terdapat dalam tubuh juga akan beratnya gejala klinis. Skematis dapat digam-
lebih banyak. barkan sebagaimana terlihat pada Gamb ar 45-8.
Perlipatgandaan replikasi virus seperti ini Infeksi dengue juga merangsang proses rang-
oleh Halstead disebut sebagai im.mune enhance' gap kebal seluler. \Talaupun sebagian data di-

Aktivasi
f ibrinoEen

-, Dlc
rromboprastin
/ I
rrombositopeni
I

/
I
Perdarahan
Sitotoksisitas

@5el T
Renjata n

nr**t-/
/\ \
C3 ir Lisis sel
o'-a= icr Cefu$
\ -i,
C3
---+
Gambar 45-8. Skena prtogelt'sis DSS/DHF. C : kompiemr'n. DIC : Dissc'rnniated Intravascular Coag,ulation.
434 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

dapat dari percobaan pada binatang khususnya nya binatang model y^ng tepat untuk perco-
pada monyet dan mencit, data yang relevan baan. Beberapa fakta yang telah diketahui dan
dapat diringkas sebagai berikut: dianggap terkait dengan kejadian perdarahan
adalah:
1. Pada monyet, sel T sitotoksik muncul pada
harr 5-7 pasca infeksi. Sel T tersebut berpe- 1. Virus dengue mampu berikatan dengan sel
ran pada eliminasi sel yang terinfeksi virus trombosit dan dengan bantuan antibodi anti
dengue dan karenanya berfungsi pula meng- dengue, trombosit mengalami agregasi.
hentikan siklus replikasi virus dalam sel. 2. Fungsi trombosit pada penderita demam
2. Proses penghancuran sel terinfeksi virus berdarah dengue terganggu.
dengue pada manusia dengan bantuan anti- 3. Konsumsi komplemen pada penderita demam
bodi maupun tidak dibantu oleh sel leukosit berdarah dengue meningkat sebagai akibat
mononukleus yang ada dalam sirkulasi. pengaktivan sistem komplemen
3. Reaksi serupa hipersensitivitas tipe lambat 4. Pada mencit, infeksi dengue merangsang sel
dengan sebukan sel-sel radang ditemukan limfosit T membentuk limfokin. Limfokin
pada jaringan perivaskuler. Reaksi hipersen- diketahui mampu merangsang pelepasan
sitivitas tipe lambat ini dibuktikan terjadi histamin dari sel pengandungnya.
juga pada mencit yang diinfeksi virus dengue.
5. Terladvrya aktivasi sistem kinin yang ber-
4. Terjadinya limfositolisis di tempat yang peran dalam proses koagulopati.
dipengaruhi oleh sel T pada kelenjar limfe
6. Sel monosit terinfeksi virus dengue meng-
dan limpa penderita menunjukkan terakti-
ekpresikan penghambat plasmino gen aktiva-
vasinya kekebalan seluler dengan kemung-
tor 2-3 kali lebih banyak dari pada sel nor-
kinan terbentuknya faktor toksis bagi sel.
mal. Zat ini diketahui mampu menyebabkan
Pada percobaan dengan mencit, faktor sito-
ketidakseimbangan hemostasis.
toksis ini memang terbukti mampu melisis-
kan sel limfosit.
7. Adanya klon sel limfosit T yang teraktivasi
oleh virus dengue dan klon ini mampu me-
5. Meningkatnya jumlah sel yang mengalami
lisiskan sel yang terinfeksi oleh virus dengue
transformasi menjadi sel blas dalam sirkulasi
tipe lain.
juga menunjukkan teraktivasinya kekebalan
seluler. 8. Antigen virus dengue dan sel monosit terin-
feksi virus dengue merangsang limfosit ma-
5. Patogenesis den4am berdarah dengue nusia membentuk interferon alfa dan gama.
Patofisiologi perdarahan pada demam berdarah Interferon gama in pitro diketahui mampu
.
dengue belum diketahui pasti karena belum ada- merangsang masuknya virus ke dalam sel.
Flaviviridae 435

9. Virus dengue mampu berkembang biak enhancement atav immwne enbancenment of


dalam sel endotel manusia dan telah dike- dengue infection. Prinsipnya adalah replikasi
tahui bahwa integritas sel endotel ini penting virus dalam sel seri monosit berlipat ganda jika
dalam sistem hemostasis. di dalam tubuh ada enhancingantibodies. Dengan
10. Gambaran patologi bahan otopsi menunjuk- lebih aktifnya replikasi virus, jumlah kompleks
kan adanya depresi sumsum tulang termasuk imun dan sel terinfeksi bertambah. Kemudian
alur megakariosit. terjadi eliminasi sel terinfeksi oleh sistem
kekebalan dan pengaktivan sistem komplemen
11. Penderita demam berdarah dengue lebih ba-
oleh protease dari sel. Selain itu terjadi pelepasan
nyak ditemukan pada infeksi sekunder yang
tromboplastin dan faktor-faktor yang mem-
terjadi oleh virus dengue tipe 2 atau 3. Selain
pengaruhi permiabilitas pembuluh darah.
itu telah pula dilaporkan adanya kasus-kasus
Akibat akhirnya adalah fenomena perdarahan
demam berdarah dengue pada infeksi pri-
dan renjatan. Karena peningkatan replikasi virus
mer. Data ini menunjukkan bahwa virulensi
di dalam sel monosit ternyata juga dirangsang
virus dengue mungkin tidak sama, galur-
oleh faktor lain seperti disebut dalam uraian
galur tertentu mungkin lebih virulen dari-
terdahulu, maka terdapat kemungkinan faktor
padayanglainnya.
tersebut ikut berperan dalam patogenesis per-
Berbagai skenario rangkaian kejadian dalam darahan dan renjatan. Salah satu uraian lebih
proses perdarahan dan renjatan telah disusun. jelas diungkapkan oleh Suvatte dan dapat ter-
Salah satu hipotesis yang terkenal adalah hipo- lihat dalam diagram pada Gambar 45-9.
tesis sequential infection a:.au antibody dependent

Kompleks imun

Agregasi trombosit Aktivasi koagulasi Aktivasi komplemen


-/^\-\ I I

(/\t" I I

Anafilatoksin
Gangguan Eliminasi Koagulopati Aktivasi
fungsi ag regat sistenr kinin

i
I
\
Trombositopeni Penurunan faktor Pen ing kat an permiabilitas
pembekuan

I I I
Perdaraha n
l Renjata n

Gambar 45-9. Patogenesis perdarahan pada demam berdarah dengue


436 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Modifikasi lain dari hipotesis ini mengurai- Padajaringan limfoid dapat ditemukan pengu-
kan kemungkinan bahwa faktor utama adalah rangan pulpa alba disertai limfositolisis dan limfo-
keberhasilan infeksi sekunder, baik dengan atau fagositosis. Sedangkan pada cennurc germiriati-
tanpa bantuan enhancing antibody dan keber- u m ny a tampak peningkatan aktivitas. Tampak
'0

hasilan efek ba o sr er pembentukan antibodi yang jelas proliferasi sel plasma dan sel limfoblastoid.
bereaksi dengan virus dengue penginfeksi sebe- Sedangkan pada sumsum tulang dapat ditemukan
lumnya. Dalim hipotesis ini, aktivasi komple- adanyagangguan proliferasi sel yang biasanya meng-
men dimulai oleh antibodi anti dengue tertentu hilang sejalan dengan hilangnya gejala demam.
yangadasel monqsit dan makrofag. Antibodi ini Pada hati ditemukan nekrosis fokal, pemben-
akan mengaktifkan sistem komplemen. Aktivasi tukan badan Councilman dan degenerasi hialin
komplemen menyebabkan rangkaian reaksi se- sel Kupffer. Sedangkan pada ginjal dapat ditemu-
kunder seperti pelepasan histamin dan anafi- kan gambaran glomerulonefritis akibat deposisi
latoksin lain, disfungsi dan kerusakan endotel kompleks imun.
dan juga trombositopenia.
7. Gambaran klinik
6. Patologi demam berdarah dengue Masa inkubasi ekstrinsik, yaitu tenggang waktu
Hasil otopsi menunjukkan bahwa pada kasus antaranyamuk menghisap darah viremik sampai
demam berdarah dengue gambaran patologi menjadi infektif atau siap menjadi penular virus
makroskopik menunjukkan hepatomegali, efusi kira-kira 10 hari. Sedangkan masa inkubasi
di berbagai rongga badan dan perdarahan. Menurut intrinsik atau tenggang waktu antara masuknya
frekuensi kejadiannya, perdarahan ditemukan virus dengue ke dalam tubuh manusia dengan
berturut-turut di kulit, jaringan bawah kulit, mu- terjadinya penyakit berkisar antara 3-15 hart,
kosa usus, jantung dan hati. Perdarahan di sub- r.ata-rata3-8 hari.
araknoid dan otak jarang ditemukan. Mikros- Spektrum klinis infeksi virus dengue sangar
kopik kelainan ditemukan pada hati, jaringan beragam, mulai dari yang asimptomatik, demam
limfoid, jantung: paru dan ginjal. Pembuluh ringan, demam dengue sampai demam berdarah
darah biasanya tidak menunjukkan kelainan, dengue. Yang disebut terakhir dapat pula diser-
kecuali pembuluh kapiler, arteriol dan venula. tai dengan terjadinya renjatan dan atau ense-
Pada jenis pembuluh tersebut dapat ditemukan falopati.
adanya pembengkakan sel endotel, perdarahan Padabayi dan anak kecil demam dengue ber-
perivaskuler yang disertai infiltrasi limfosit dan manifestasi sebagai demam yang disertai ruam
sel mononukleus lain. Bekuan intravaskuler makulopapuler. Pada anak lebih besar dan dewasa,
pada pembuluh darah kecil ditemukan pada manifestasinya lebih berat dan menimbulkan trias
orang dewasa dengan gejala berat. gejala yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota
Flaviviridae 437

badan dan timbulnya ruam makulopapuler. langsung 2-7 hari, (ii). Fenomena perdarahan,
Demam dengue akan sembuh tanpa meninggal- minimal uji torniquetnya positif, (iii). Hepato-
kan gejala sisa dan biasanya tidak menyebabkan megali dan (iv). Renjatan. Berdasarkan rincian
kematian. Sebaliknya demam berdarah dengue gejalanya, demam berdarah dengue dibagi atas
yang gambaran kliniknya diuraikan di bawah empat yaitu:
adalah penyakit berat.
Derajat I Jika gejala perdarahan hanya
Gejala utama pada demam berdarah adalah
berupa uji torniquet positif
demam tinggi, fenomena perdarahan dan hepa-
tomegali. Pada anak seringpula disertai rasa nyeri Derajat II Jika gejala perdarahan bersifat
di perut. Kadang-kadang terjadi kegagalan sir- spontan.
kulasi. Trombositopenia dan hemokonsentrasi Derajat IIi Jika gejala kegagalan sirkulasi
merupakan temuan khas. Hemokonsentrasi dan mulai tampak. Nadi menjadi
peningkatan nilai hematokrit yang terjadi seba- cepat dan lemah, tekanan darah
gai akibat adanya kebocoran plasma adalah menuntn.
pembeda utama demam berdarah dengue dengan
demam dengue.
Derajat IV Jika renjatan menjadi berat.

Demam biasanya timbul mendadak dan di- Nadi seringkali tidak teraba.
senai gejala tidak khas lain. Demam biasanya tinggi Selain menimbulkan sindroma gejala seperti
dan berlangsung selama 2-7 hari untuk kemu- di atas, infeksi dengue jrg" menimbulkdn
dian kembali menjadi normal. Pada awal demam, sindroma unusual dengwe atau demam berdarah
fenomena perdarahan berupa ptekie mungkin dengue tidak lazim. Dalam hal ini terjadi gejala
ditemukan di ekstremitas, muka, aksila dan ensefalopati dan atau renjatan berulang.
palatum mole. Sementara nram makulopapuler
mungkin ditemukan pada masa konvelesen B. Diagnosis laboratorium
penyakit. Hati biasanya membesar tetapi jarang Terdapat beberapa cara pemeriksaan mikro-
disertai splenomegali. Kegagalan sirkulasi biasa- biologik, yaitu: (i). Pemeriksaan kenaikan titer
nya terjadi pada masa suhu tubuh telah turun. antibodi anti dengue, (ii). Pemeriksaan titer anti-
Menurut'$7orld Health Organization, secara bodi anti dengue sewaktu, (iii). Pemeriksaan
klinis diagnosis demam berdarah dengue dite- antigen dengue atau komponen virus dengue
gakkan jika ditemukan dua kriteria klinik ditam- lain dan (iv). Isolasi
- identifikasi virus. Nilai
bah trombositopeni (kurang dari 100.000 per ml) konfirmatif hasil positif benurut-turut adalah
dan hemokonsentrasi atau peningkatan hema- isolasi-identifikasi, kenaikan titer dan adanya
rokrit minimal 20a/o. Kriteria klinik dimaksud antigen atau komponen virus dengue, nilai titer
adalah: (i). Demam mendadak, tinggi dan ber- antibodi anti dengue sewaktu.
438 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan total. Untuk cara terakhir, kit komersil telah
adalah darah atau senrm. Bahan biopsi, walau tidak tersedia. Cara pemeriksaan ini hasilnya cepat
lazim, juga dapat dipakai untuk deteksi antigen dan tidak memerlukan pengambilan darah dua
virus dengue. Bahan lain untuk isolasi virus atau kali. Hal penting yang harus dipenimbangkan
pemeriksaan antigen virus adalah bahan otopsi dari hasil.pemeriksaan cara ini adalah:
berupa jaringan hati, iirrrpr, kelenjar getah
bening. 2-5 mldarah harus diambil secara aseptik l. Antibodi dalam tubuh yang timbul sebagai

sesegera penderita datang ke rumah sakit atau akibat infeksi oleh anggota flavivirus bukan
klinik. Untuk pemeriksaan kenaikan titer antibodi, dengue akan bereaksi silang dengan virus
darah kedua sebaiknya diambil Z hari kemudian dengue. Karena itu spesifisitasnya bergantung

dan jika perlu diambil lagi L4 hari kemudian. kepada komposisi komponen virus dengue
Darah atau serum sebaiknya secepat mungkin yang dipakai dalam sistem pemeriksaan.
dikirim ke laboratorium. Jika diperkirakan 2. Antibodi anti dengue kelas IgM yang diin-
memerlukan waktu lebih dari 24 jam, sebaiknya duksi oleh infeksi virus dengue muncul
serum dibekukan. Untuk pemeriksaan serologi beberapa hari setelah timbulnya gejala klinik
darah tersebut dapat juga dijenuhkan pada kenas dan menghilang beberapa bulan kemudian.
saring tipe \flhatman nomor 3 berdiamet er !2,7
3. Antibodi anti dengue kelas IgG dapat ber-
mm dan setelah dikeringkan di udara, dikirim ke
tahan dalam tubuh bertahun-tahun lamanya
laboratorium melalui pos.
dan akan mengalami boosting ffict oleh
Untuk isolasi, darah atau serum dapat diinoku-
infeksi fl avivirus berikutnya.
lasikan pada biakan sel, mencit bayi, nyamuk
ataularvanya. Keberhasilan isolasi ini sangat ber- Untuk pemeriksaan kenaikan titer antibodi,
gantung pada saat pengambilan darah, jumlah pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara: EIA,
darah, proses pengiriman darah ke laboratorium uji hambatan hemaglutinasi, uji netralisasi, uji
dan teknik pengujian di laboratorium. Karena pengikatan komplemen.
hasil pemeriksaan memerlukan waktu kira-kira Uji netralisasi dikerjakan dengan mengino-
1 minggu atau lebih dan secara teknis sukar, cara kulasikan ke dalam biakan sel atau otak bayi
ini kurang dianjurkan untuk pemeriksaan rutin. mencit virus yang lebih dahulu dicampur dengan
Darah yang dijenuhkan ke kertas saring tidak serum.
baik untuk isolasi virus. IJntuk pemeriksaan riter Jika antibodi netralisasi terdapat dalam serum,
antibodi anti dengue sesaat biasanya dipakai cara infektivitas virus akan berkurang sampai hilang.
enzyme-linked immunoassay/ElA. Pemeriksaan Uji netralisasi biasanya tidak dilakukan untuk
yang dikerjakan dapat berupa penetapan IgM pemeriksaan rutin karena teknis lebih sukar dila-
anti dengue atau penetapan antibodi anti dengue kukan. Pada infeksi primer, hasil uji netralisasi
Flaviviridae 439

Tabel45.4
Interpretasi Hasil Uji Hambatan Hemaglutinasi

Interval pengambilan Titer antibodi masa


Kenelkan tlter Irrterpretasi
serum kr)nvJleselr
> 4 kali 27 hari ( 1:1280 Infeksi primer
> 4 kali berapa pun > I:2564 Infeksi sekunder
> 4 kali < / harl < 1,:1280 Infeksi primer atau sekunder
tidak ada berapa pun > l:2560 Dugaan infeksi sekunder
tidak ada 7 hari < 1:1280 Tak ada kesimpirlan

dapat menentukan tipe virus penyebab, tetapi dengue yang d^p^t menghambat kemampuan
pada infeksi sekunder biasanya tidak. Pada virus dengue mengaglutinasikan sel darah merah
infeksi sekunder, antibodi netralisasi tertinggi angsa. Berdasarkan patokan dari World Health
tertuju pada tipe virus penyebab infeksi terda- Organization tahun 1986, hasil uji dapat dika-
hulu. Fenomena terakhir disebut sebagai oru- tegorikan seperti pada T abel 45-4.
g"inaL antigenic sin. Jenis pemeriksaan lain, seperti deteksi anti
Uji pengikatan komplemen kurang sensitif gen dan atau komponen lain virus belum meru-
dibandingkan uji netralisasi dan uji hambatan pakan cara pemeriksaan rutin dan banyak masih
hemaglutinasi dan hanya mendeteksi antibodi dalam tahap penelitian.
yang mampu berikatan dengan komplemen saja.
9. Pengobatan
Selain itu darah dalam kertas saring tidak dapat
dipakai karena mengalami hemolisis. Obat antiviral untuk pengobatan belum ada.
Uji hambatan hemaglutinasi merupakan uji Pengobatan bersifat simptomatik dan supoftif.
yang baik untuk pemeriksaan rutin karena Di samping itu dilakukan pula upaya pence-
teknis mudah dilakukan dan sensitivitasnya gahan penularan ke individu lain.

tinggi. Uji ini menetapkan titer antibodi anti


TOGAVIRIDAE
T. Mirawati Sudiro

Famili Togaviridae mula-mula mencakup genus terdapat perbedaan dalam ururan gen dan stra-
alphavirus, flavivirus, dan rubivirus. Penggo- tegi replikasinya. Sejak 1984 flavivirus men-
longan ini didasarkan atas ukurannya, RNA jadi satu famili sendiri yaitu Flaviviridae. Toga-
rantat tunggal tidak bersegmen yang berfungsi viridae terdiri atas genus alphavirus, rubivi-
sebagai mRNA, serta kemampuan sebagian rus, pestivirus dan arterivirus. Dari Togaviridae
besar anggotanya untuk bereplikasi di nyamuk hanya arbovirus dari genus alphavirus dan virus
dan ditularkan oleh nyamuk. Kemudian dite- rubela dari rubivirus yang parogen bagi manu-
mukan bahwa flavivirus berbeda dari togavirus sia, karena itu hanya kedua virus itu yang
lainnya, yaitu ukurannya lebih kecil, dan dibicarakan di sini.

ALPHAVIRUS
Alphavirus adalah togavirus yang ditularkan spesies protein yang rersusun dalam konfigurasi
oleh nyamuk dan menimbulkan masalah kese- ikosahedral. Nukleokapsid diselubungi oleh dua
hatan pada binatang ternak dan manusia. Anggota lapis lemak yang didap atnya darr membran
alphavirus, antara lain virus chikungunya, virus plasma sel pejamu. Pada selubung ini terdapat
Sindbis, virus Semliki forest, virus Venezuelan tonjolan glikoprotein virus yang disebut E1 dan
equine encephalitis, virus Eastern equine ence- E2.Bagran ujung karboksil glikoprotein ini me-
phalitis, dan virus \Testern equine encephalitis, nempel pada kapsid sehingga selubung terletak
dapat menginfeksi manusia dan menimbulkan ketatpadakapsiddanbentukvirusmenjadisama
kelainan yang bervariasi, misalnya serokon- dengan bentuk kapsid. Diameter virion sekitar
versi tanpa gejala, demam, gejala demam ber- 60-55 nm.
darah ringan, ensefalitis, arau arthropati akut. n.-^. : - r_
t-::::'llapsid alphavirus mempunvai struk-
(Tabera6-1) -
tur yang mirip satu sama lain dan merupakan
Struktur 4)pe com?non antigens atau antigen spesifik genus.
Genom togavirus terdiri atas RNA rantai tung- Glikoprotein selubung mengekspresi deter-
gal berpolaritas positif. Kapsidnya berupa satu minan antigen yang membedakan satu virus
Togaviridae 441

Tabel46-1.
Anggota Alphavirus dan Penyakit yang Ditimbulkannya

Sindbis (SIN) Aedes dan Burung Afrika, Australia, Subklinis


nyamuk lain India
Semliki forest (SFV) Aedes dan Burung Afrika Timur dan Subklinis
nyamuk lain Barat
Venezuelan equine Aedes, Culex Binatang mengerat, Amerika lJtara, Gejala sistemik
encephalitis (VEE) kuda Selatan dan Tengah ringan atau
ensefalitis berat
Eastern equine Aedes, Culiseta Burung Amerika Utara dan Gejala sistemik
encephalitis (BEE) Selatan, Karibia ringan, ensefalitis
\flestern equine Culex, Culiseta Burung Amerika Utara dan Gejala sistemik
encephalitis NflEE) Selatan ringan, ensefalitis
Chikungunya Aedes Monyet, babon Afrika, Asia, Gejala sistemik,
(cHrK) Amerika Utara poliartrrtis rash,
demam berdarah
O'nyong-nyong Anopheles Tak diketahui Afrika Gejala sistemik,
(oNN) limfadenopati,
artroPati.
Ross River (RRV) Aedes, Culex, Binatang berkantung, Australia, pulau- Gejala sistemik,
Mansonia pengerat, ternak pulau di Pasifik zrtropatl rasb
Mayaro (MAY) Haemagogus, mdrrnoset, Amerika Tengah dan Gejala sistemik,
nyamuk lain primata lain Selatan nyeri sendi, rash

dengan virus lainnya (antigen spesifik genus). Replikasi


Pada selubung juga terdapar determinan anti- Replikasi alphavirus mirip dengan replikasi fla-
gen yang mendasari pengelompokan virus ini vivirus. Seperti fl avivirus, alphavirus menempel
dalam grup atai.r kompleks airus atrr antigenic pada resepror spesifik yang rerdapat pada
complex. Virus-virus dalam satu kompleks berbagai tipe sel. Sel pejamunya dapat berupa sel
mempunyai determinan anrigen yang sama. vertebrata seperti manusia, kera, kuda, burung,
Sebagai contoh, dalam kompleks Semliki forest reptil dan binatang amfibi, juga invertebrata
tercakup virus Semliki forest, chikungunya, seperti nyamuk dan ilcbs. Setiap virus mem-
Getah, dan Mayaro. punyai tropisma jaringan masing-masing.
442 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Virus masuk ke sel lewat endos itosis (receptor untuk ujung karboksil glikoprotein E, sehingga
mediated endacytosis) Selubung virus berfusi selubung tertarik sedemikian rupa membentuk
dengan membran endosom, dan kapsid serta struktur yang ketat. Alphavirus dilepaskan dari
genom virus dilepaskan ke sitoplasma. Di sito- sel dengan hudding dari membran plasma.
plasma genom virus berikatan dengan ribosom
seperti halnya mRNA. Patogenesis
Translasi genom alphavirus terjadi dalam dua Seperti flavivirus, in vitro alphavirus dapat
fase, yaitu fase awal (ear!1 pbase) dan fase akhir menimbulkan infeksi litik dan infeksi persisten
(ate phase). Mula-mula dua pertiga bagian dari pada sel vertebrara dan inverrebrata. Pada sel
RNA virus ditranslasi menjadi satu poliprotein invertebrata biasanya infeksi virus ini bersifat
yang kemudian dipecah menjadi empat protein persisten dan produktif. Beratnya.kerusakan sel
nonstruktural (ns60, ns89, ns76 dan nsZ2). Salah tergantung jenis virus dan sel terinfeksi.
satu protein nonstruktural ini merupakan RA:4- Kematian sel terjadi akibat berbagai efek
d.ependent Rl,{A poLvnterase. Dengan polimerasa virus pada sel. Pada saat replikasi dan transkripsi
ini dihasilkan RNA serat negatil 425, dan dari dihasilkan RNA virus dalam jumlah besar. RNA
serat RNA ini dihasilkan RNA serat positif 42S. virus ini bersaing dengan mRNA sel untuk dapat
Dari kedua serat ini didapat double stranded menggunakan ribosom. Selain itu, akibat infeksi
RNA relt lic at irt e int erm e dia t e. virus terjadi peningkatan permiabilitas mem-
Protein struktural kapsid (protein C) dan bran sel. Akibatnya terjadi perubahan kadar ion
selubung (lr" I .ri) ditranslasi dari sepertiga bagian kalium dan natrium di sel. Perubahan ini meng-
terakhir mRNA (.:r:,i.i :i:::l;r.'r''r) dalam bentuk ubah aktivitas enzim sel sehingga lebih meng-
poliprotein. Protein C ditranslasi lebih dahulu untungkan translasi mRNA virus. Terganggu-
dan dilepas dari poliprotein. Segera setelah ter- nya sintesis protein sel ini mengakibatkan kema-
bentuk, protein ini bersatu dengan RNA virus tian Diketahui pula beberapa alphavirus, misal-
sel.
dan membentuk nukleokapsid ikosahedral. Gli- nya virus \7EE membuat nukleotida trifosfatase
koprotein selubung ditranslasi dan dipecah men- yang mendegradasi deoksiribonukleat sel.
jadi protein 81.,82 dan E3. Glikoprotein ini di- Pada sel nyamuk kerusakan sel atau ESP
proses oleh iel di retikulum endoplasma dan apa- akibat infeksi alphavirus tidak jelas terlihat.
ratus Golgi, diasetilasi dan diasilasi dengan asam Alasannya belum diketahui. Hal ini sesuai
lemak rantai panjang. Glikoprotein virus ini lalu dengan bentuk infeksi di nyamuk yang biasanya
dipindahkan ke membran plasma. Setelah pem- bersifat nonsitolitik dan berlangsung sepanjang
bentukan nukleokapsid selesai, kapsid bergabung hidupnya.
dengan bagian membran rempar glikoprotein Secara lebih spesifik, patogenesis anggota
virus. Kapsid alphavirus mempunyat binding site alphavirus juga ditentukan oleh cara infeksi,
Togaviridae 443

konsentrasi virus pada satu individu, dan iaring- RI,{A replicati'ue intermediate yang menginduksi
an yang terkena. Pada rantai infeksi alphavirus interferon. Interferon dilepaskan ke peredaran
peranan artropoda, rnisalnya nyamuk, amat darah dan menahan replikasi virus selaniutnya
penting. Infeksi alphavirus pada nyamuk serupa serta merangsang tanggap kebal.
dengan flavivirus. Penjelasan tentang hal ini IgM diproduksi dalam 6 hari infeksi, lalu di-
dapat dilihat pada bab Flaviviridae. ikuti oleh timbulnya IgG. Antibodi ini menahan
Virus, yang masuk melalui gigitan nyamuk penyebaran viremia dan infeksi jaringan lebih
betina, mengalir dalam plasma darah dan kontak lanjut.
dengan sel targetnya seperti sel endotel kapiler, Kekebalan seluler juga penting dalam Pengen-
makrofag, monosit dan sistem retikuloendotelial. dalian infeksi primer. Interferon mengaktifkan
Setelah virus bereplikasi di jaringan target natnral kili.er cells dan makrofag sehingga sel-sel
tadi, terjadi viremia awal (initial)yang ditandai ini mampu bereaksi terhadap antigen Permu-
dengan gejala sistemik seperti demam, meng- kaan yang terdapat pada sel terinfeksi.
gigil, sakit kepala, nyeri punggung, dan sindrom
Penularan
seperti selesma. Geiala tersebut terjadi dalam 3
sampai 7 hart setelah infeksi. Geiala ini terjadi Alphavirus dan flavivirus adalah prototipe virus
antaralain karena dilepaskannya interferon oleh yang ditularkan melalui artropoda (lihat bab
sel target. Kebanyakan kasus hanya berlangsung Flaviviridae). Nyamuk adalah penular terPen-
sampai tahap penyakit sistemik ringan ini. ting. Spesies nyamuk tertentu hanya mampu
Bila virus bereplikasi di sistem retikuloen- menularkan virus tertentu, misalnya meskipun
dotelial, dapat terjadi viremia sekunder. Pada Culex quinquefesciatus merupakan vektor yang
keadaan ini dapat diproduksi cukup banyak baik bagi virus St Louis encephalitis, ia tidak
virus untuk menginfeksi organ target seperti dapat menularkan \fEE. \7EE ditularkan oleh
otak, hati, kulit, dan jaringan pembuluh darah, Cwlex tarsa/is.
tergantung tropisma virus. Penyebaran ke otak Burung dan mamalia kecil adalah pejamu
terjadi melalui infeksi sel endotelial kapiler otak tersering. Selain itu reptil dan binatang amfibi
atau pleksus koroideus. dapat pula berperan sebagai pejamu. Terdapat
dua macam rantai penularan alphavirus. Pada
Tanggap kebal rantai A pembiakan virus temtama terjadi pada
Baik kekebalan humoral maupun kekebalan vertebrata bukan manusia dan vektornya adalah
seluler penting bagi pengendalian infeksi primer nyamuk yang dekat dengan vertebrata ini. Pada
serta pencegahan infeksi selanjutnya. rantai ini dari manusia virus tidak ditularkan lagi
Replikasi alphavirus dan flavivirus di makro- ke vektor karena pada manusia tidak terjadi vire-
fag dan sel endotel menghasilkan double stranded mia yang menetap. Contohnya rantai penularan
444 Buku Ajar Mikrobioiogi Kedokteran

\fEE, EE, VEE. PadarantaiB virus berkembang hamster (BHK-21) dan ginjal monyer (Vero).
biak di manusia dan vektornya adalah nyamuk Pada biakan sel vertebrata dapat terlihat efek
yang dekat dengan manusia, misalnya Aedes sitopatogenik. Sekalipun tanpa ESP jelas, sel
degypti. Pada virus CHIK dan RR terjadi kedua anropoda lebih peka terhadap infeksi dan
rantaLA dan B. banyak menggantikan peran sel-sel tersebut.
Pada biakan sel, selain dengan melihat ESP
Gejala klinik
berupa plaque pada sel verrebrata, virus dapat
Infeksi alphavirus, setelah masa inkubasi sing- dideteksi dengan teknik imunofluoresensi, atau
kat, biasanya ditandai dengan gejala sistemik hemadsorbsi sel darah merah unggas. Untuk
ringan seperti menggigil, demam, nyeri otot penjelasan yang lebih rinci tentang hal ini dapat
dan leukopenia pada saat viremia awal. Pada dilihat pada bab Flaviviridae.
infeksi virus VEE, SIN dan CHIK, gejala siste- Untuk mendiagnosis infeksi aktif alphavirus,
mik menonjol. Infeksi virus RR, MAY dan CHIK berbagai teknik pemeriksaan serologi dapat di-
dapat menyebabkan rash makulopapular. Gejala gunakan. Kenaikan titer antibodi lebih dari empat
demam berdarah ringan berupa ptekie, perda- kali pada serum masa akut dan masa penyem-
rahan gusi dan uji torniket positif dapat terjadi buhan menunjukkan infeksi baru.
pada infeksi oleh virus CHIK. Virus CHIK, RR,
MAY dan SIN dapat menyebabkan radang sendi. Pengobatan
Infeksi virus EEE, WIEE, dan kadang-kadang VEE Sampai saat ini tidak ada terapi spesifik. Pena-
dapat berlanjut menjadi ensefalitis pada manusia nganan penderita bersifat suportif.
dan kuda. Virus-virus ini biasanya lebih menim-
Pencegahan
bulkan masalah pada ternak darrpada manusia.
\Talaupun demikian, pada kasus ensefalitis angka Pemutusan rantai infeksi melalui pengendalian
kematian dapat mencapai 50-75o/o (EEE) atau vektor masih merupakan cara termudah.
lebih rendah Q-ZV, pada infeksi \fEE). Untuk pencegahan infeksi, vaksin terhadap
alphavirus belum digunakan secara 1uas. Vaksin
Diagnosis Laboratorium virus mati terhadap EEE dan VEE diberikan
Sepeni flavivirus, alphavirus dapat dibiak di sel pada orang-orang dengan risiko tinggi, misalnya
vertebrata dan sel nyamuk. Sel yang sering orang yang bekerja dengan virus ini. Vaksin
digunakan untuk membiak alphavirus adalah virus hidup terhadap virus VEE hanya diguna-
biakan primer embrio unggas, cell linegrnjalbayr kan untuk ternak.
Togaviridae 445

VIRUS RUBELA
Virus rubela adalah virus saluran napas. Struk- Rubela fterarti 'merah kecil') pertama kali
tur dan cara replikasi virus ini serupa dengan dibedakan dari campak dan eksantema lain oleh
togavirus lain yang telah dijelaskan sebelumnya. seorang dokterJerman, dan disebut jugaGerman
Infeksi rubela biasanya menyebabkan eksan- measles. Pada tahun 1941, Norman Mc Alister
tema ringan pada anak-anak. Virus ini menjadi Gregg menemukan bahwa infeksi rubela pada
masalah karena dapat menginfeksi bayi selama ibu hamil dapat menyebabkan katarak konge-
dalam. kandungan dan menimbulkan kelainan nital. Sejak saat itu infeksi rubela banyak
yangberat padabayi. dihubungkan dengan berbagai kelainan konge-

laflngan
dan kulit

urf fr
Makrofagr
U PIasenta,

Sistem Retikuloendotelial

Gambar 46-1. Penyebaran virus rubela dalam tubuh hospes. Rubela masuk dan menginfeksi nasofaring dan
paru-paru, laiu menyebar ke kelenjar getah bening dan sistem retikuloendotelial. Viremia
yang terjadi menyebarkan virus ke jaringan yang lain dan kulit. Antibodi yang beredar dapat
menghambat penyebaqan virus (ihat tanda silang). Pada wanita hamil yang tidak kebal, virus
dapat menginleksi plasenra dan menyebar ke janin.
446 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

nital dan hal ini mendorong perkembangan Virus rubela mula-mula menginfeksi saluran
pencegahan infeksinya. napas atas, lalu menyebar ke kelenjar getah
bening lokal, terjadi limfadenopati. Kemudian
Patogenesis terjadi viremia, virus menyebar ke seluruh
tubuh dan terjadi infeksi jaringan lain, terjadi
Dibandingkan alphavirus, efek virus rubela pada
r a sb ringan (Gamb ar 4 6- l) . Gej ala prodromal ini
sel lebih ringan. Infeksi lisis yang terbatas hanya
berlangsung sekitar dua minggu. Selama masa
terjadi pada sel tertentu, misalnya Vero atau
prodromal sampai 2 minggu setelah rasbtimbul,
RK13. Terjadi interferensi antara replikasi virus
penderita masih dapat menyebarkan virus me-
rubela dengan replikasi picornavirus.
lalui percikan sekrer pernapasan (Gambar 46-2).

m Faring

e Serum

=
=
o_

f t^s ** .^+ !, Et. .-J!-, I


Its +7 +11 +15
sampar sampai sampai sampai
& -tt b r +]0 +14 +19 s

Prodromal Pasca-erupsi
Rash muncul

Gambar 46-2. Fbrialiamart pernyeukfu nr*heila- F,rodulksi rtrilb'ella di farirug nmer*dhlin:rJiu,ir titmlinllinya gpjrarlla dlarn virrir:s
tentis adla sep,anjiang pe'rjallarmn pen:yaki'u Dermam dan r-asih dnuhril behalkangau*.. Selauma viinws
masih ad.a d[i fari,rLp penderita d.apat meoyebarkarn perryralkir.
Togaviridae 447

Tanggap kebal tama kehamilan. Sekitar 67-85o/o bayi yang lahir


Sebagai virus saluran' napas, virus ini meng- dari ibu yang pasti terinfeksi pada trimesrer per-
hadapi mekanisme pertahanan alamiah (natural tama kehamilan memperlihatkan kelainan bawaan,
deJenses) di nasofaring dan paru-paru. Segera sete- Infeksi yang rerjadi pada tahap perkem-
lah timbulnya viremia, antibodi terbentuk dan bangan sistem kekebalan fetus mengakibatkan
penyebaran viremia dihambat. Di dalam jaringan, kelainan fungsi kekebalan terhadap rubela. Aki-
replikasi virus berlangsung terus sampar keke- batnya, eliminasi virus setelah kelahiran berlang-
I'aLan selu/er bekerja atau interferon menekannya. sung lambat. Virus masih dapat dijumpai di
Hanya terdapat satu serotipe rubela, dan in- jarrngan, misalnya lensa mata, sampai bayi ber-
feksinya menghasilkan kekebalan seumur hidup. usia 3-4 tahun. Sekitar 3% penderita masih dapat
Pada infeksi virus rubela berikutnya, pe- menyebarkan virus sampai usia 20 bulan. Selain
ranan IgA yang disekresi di saluran napas amat itu, kompleks imun yang terdap at padabayi atau
penting. Antibodi serum menahan penyebaran anak dapat pula mengakibatkan kelainan.
viremia dan mengeliminasi virus. Karena itu
infeksi jaringan yang lebih luas dan timbul- Gejala klinik
nya ge'1ala dicegah. Pada waktu hamil, antibodi
Rubela
serum mencegah penyebaran virus ke fetus
(Gambar 46-I). infeksi rubela pada masa anak-anak atau dewasa
biasanya ringan, dan banyak infeksi bersifat sub-
lnfeksi bawaan klinis. Gejala rubela dapat berupa rash maku-
Bila infeksi pertama terjadi pada saat kehamilan, lopapular, limfadenopati, demam ringan, kon-
tanggap kebal primer baru menghasilkan anti- jungtivitis, serak, dan nyeri sendi (artralgia).
bodi setelah viremia menyebar ke plasenta. Rasb adalah gejala menonjol dan dijumpai pada
Virus lalu berkembang biak di plasenta dan me- 95olo kasus. Biasanya gejala klinis menghilang
nyebar ke peredaran darah fetus. Rubela dapat dalam beberapa hari, tetapi pada orang dewasa
berkembang.biak di hampir seluruh jartngan kadang-kadang dapar terjadi gejala yang lebih
fetus. Virus mungkin tidak menghancurkan sel berat seperti artropati, trombositopenia atau
terinfeksi, tetapi infeksi dapat mengakibatkan ensefalopati.
terganggunya pertumbuhan normal, mitosis dan Poliarrralgia dan radang sendi akut cukup
struktur kromosom sel fetus. Kelainan yang banyak terjadi setelah infeksi rubela, yairu dari
terlihat p ada b ayi tergantun g p ada jaringan yan g kasus klinis dapat mencapar 52o/o pada wanita
terlibat dan tahap perkembangan yang ter- dewasa dan 9o/o pada pria dewasa. Gejala pada
ganggu. Infeksi yang mengakibatkan kelainan wanita biasanya lebih berat. Gejala ini biasanya
bawaan umumnya terjadi pada 16 minggu per- menghilang dalam beberapa minggu, meskipun
448 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

kadang-kadang dapat bertahan selama beberapa glaukoma; retinopati; purpura trombositope-


tahun. Gejala arrropari dapat pula timbul setelah nia neonatus; hepatome gali dan/ atau splenome-
vaksinasi dengan frekuensi lebih rendah. gali; dan pertumbuhan inrrauterin terhambat.
Meskipun turunnya jumlah trombosir sering Kelainan yang lebih jarang lain adeno-
terjadi pada kasus rubela, gejala berupa purpura ^ntara
pati, bony radioluscency, hepatitis, dan anemia
trombositopenia hanya t erjadt L dalam 15OO kasus. hemolitika.
Purpura trombositop enia j u ga dap at terj adi p ada Kelainan saraf menonjol pada anak-anak de-
tidak dijumpai. Keadaan ini dapat sem-
saat rash ngan sindrom rubela kongenital (SO"/"). Kelainan
buh sendiri. dapat berupa penonjolan fontanel anterior, lesu
Ensefalopati atau ensefalomielitis pasca-infeksi (lerbarg),lekas marah (irritability),dan kelainan
terjadi 1 dalam 5000 kasus infeksi rubela. Gejala motorik. Penderita yang sembuh dapat menderita
klinis timbul 1-5 hari setelah timbulnya rasb. gejala sisa berupa mental terbelakang ) cacat
Gejala klinis ensefalopati ini mirip dengan ense- motorik, sikap tubuh dan gerak abnormal, dan
falitis pasca-infeksi oleh virus lain. Gejala dapat tuli neurosensorik.
berupa sakit kepala, muntah.munrah, leher kaku, Beberapa kelainan akibat infeksi rubela
letargi, dan kejang umum, cairan serebrospialis bawaan baru terlihat beberapa tahun kemudian,
jernih dengan hitung sel sekitar 50 sel/mm3. misalnya retinopati, mental terbelakang, dan
Diduga ensefalopati ini terjadi karena adanya tuli. Dari 50 penderita rubela bawaan yang per-
delayed hypersensitioity terhadap antigen yang nah diikuti, 2Oo/o kemudian menderita inswlin-
terdapat pada pulpa alba susunan saraf pusar. dependent diaberes melitus (IDDM). Usia timbul-
Gejala ensefalopati ini biasanya berakhir dalam nyabervariasi, dapat terjadi pada tahun pertama,
beberapa hari. Delapan puluh persen kasus dapat dan usia rat^-rata 28 tahun. Pada penderita
sembuh tanpa gejala sisa. Pada 2Qo/o fang me- rubela bawaan, risiko menderita IDDM 50 kali
ninggal terjadi korna, kesulitan pernapasan, apnea, orang normal.
dan kematianterjadi dalam beberapa hari. Kelainan yang disebut progressive rwbela
panencepballrls (PRP), chronic progressive panen-
Sindroma rubela bawaan cepbalitis atau noncongenital rubela encephalitis
Infeksi rubela pada wanita hamil dapat meng- dapat terjadi pada usia yang lebih tua. pada usia
akibatkan keguguran kandungan, kelainan pada 20-an gejala dapat timbul berupa perubahan
fetus, kelahiran prematur arau bayi lahir mati. sifat, penurunan kepan daian, ataksia, spdsticity
Kelainan pada bayi yang sering terjadi adalah dan serangan kejang. Penurunan fungsi saraf dapat
tuli; kelainan jantung bawaan berupa pdrcfi ductus berlanjut dan kematian terjadi dalam 8 tahun.
arteriosus atau stenosis arteri atau katup pulmo- Meskipun amat jarang, PRP mungkin pula
naris; psikomoror terbelakang; katarak ata:u terjaCtt akibat infeksi rubela pada anak. pada
Tbgaviridae 449

PRP, antibodi terhadap rubela dijumpai di serum kan. Bila pada saat kehamilan ibu seronegatif
dan cairan serebrospinal. Selain itu virus rubela menderita ge)ala-gelala yang menyerupai rubela,
dapat diisolasi dari sel mononukleus darah perifer perlu dinilai risiko fetus terhadap rubela dengan
dan dari otak. Hal ini mendukung teori bahwa cara: a) isolasi virus rubela darr ibu, b) peme-
terjadi infeksi kronis rubela pada kasus PRP. riksaan IgM dan c) penentuan tahap kehamilan.
Sedikit IgM dapat ditemukan di serum fetus pada
Diagnosis
15 minggu kehamilan, tetapi baru setelah 21
Gejala umum rubela amat mirip dengan penya- minggu, pada saat darah umbilikalis fetus dapat
kit lain yang ditandai oleh rasb sa6,lopapular, diambil, dapat diketahui apakah fetus terinfeksi
misalnya infeksi oleh virus lain atau reaksi obat. rubela atau tidak. Perlu diingat bahwa adanya
Karena itu diagnosis pasti hanya dapat ditegak- IgM atau IgA spesifik virus rubela di serum fetus
kan dengan pemeriksaan laboratorium berupa hanya memastikan adanya infeksi intrauterin,
serokonversi atau isolasi virus. dan tidak selalu berarti adanya kerusakan fetus.
Untuk diagnosis pasti rubela bawaan, selain Sebaliknya dapat terladi pula bayi lahir dengan
gejala klinis, juga diperlukan: a) isolasi virus sindrom rubela bawaan tanpa didahului dengan
rubela, b) adanya igM spesifik virus rubela di ditemukannya IgM spesifik virus di darah umbi
darah umbilikus atau serum, atau c) terdapat IgG likus. Diagnosis antenatal rubela bawaan dapat
spesifik virus rubela di serum bayi dalam kadar pula dilakukan dengan isolasi virus dari cairan
tinggi yang menetap dan lebih tinggi daripada amnion. Selain itu, mungkin pula diterapkan
bila IgG hanyaberasal ilari ibunya. Bila tidak ada teknik hibridisasi asam nukleat pada biopsi villus
hasil laboratorium, diagnosis rubela bawaan korion.
didasari atas adanya dua gejala berupa: katarak
lsolasi virus
dan/atau glaukoma bawaan, penyakit jantung
bawaan, tuli atau pign'tenta,1 retinopathy. Ilka Isolasi virus relatif mahal dan sulit, karena itu
hanya ada satu gejala dari gejala-gejala di atas, hanya dilakukan pada keadaan terrenru, misal-
maka cukup salah satu dari gejala tadi ditambah nya pada. rubela bawaan atau pada kasus kom-
dengan purpura, kuning, mikrosefali, mental plikasi tertentu dengan kecurigaan adanya rubela.
terbelakang, meningoensefalitis 717:u radiolus- Virus diisolasi dan dideteksi melalui interferensi-
cent bone disease. nyaterhadap replikasi virus ECHO 11 di biakan
Untuk mengenali kehamilan dengan risiko primer sel ginjal kera hijau Afrika. Untuk pe-
infeksi rubela, penting diketahui status keke- mastian virus rubela dilakukan reaksi netralisasi
balan ibu sebelum hamil. Ibu yang seronegatif dengan antiserum, atau imunofluoresensi.
perlu diawasi selama kehamilan muda dan sete- Pada rubela didapat, virus rermudah diisolasi
lah bayi lahir imunisasi ibu perlu dipertimbang- dari hapusan faring atau nasofaring 6 hari sebe-
450 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

lum dan setelah timbulnya rash. Spesimen harus Epidemiologi


segera dikirim ke laboratorium dalam laruran Manusia merupakan satu-satunya pejamu rubela,
gar^m faal yang mengandung 1olo albumin sapi Virus disebabkan melalui sekresi pernapasan
dan antibiotik dan didinginkan dengan es, atau dan biasanya infeksi rcrjadi pada masa anak-
dikirim beku dalam es kering. anak. Infeksi rubela seringkali bersifat subklinis,
Pada rubela bawaan virus diisolasi dari sekret sehingga kasus yang terjadi tidak tercatat baik.
nasofaring, tinja dan urin selama masa neonatal. Virus ini tidak semenular virus campak atau
Setelah masa itu, virus lebih mudah didapat di varisela, tetapi penularan dapat terjadi lebih
tenggorok dan calran serebrospinal. Pada 30o/o mudah pada kondisi populasi yangpadat, misal-
kasus rubela bawaan dengan kelainan saraf, virus nya di tempat penitipan anak.
dap at diisolasi dari cair an serebrospin alnya. Saat ini
pencegahan rubela terbaik adalah
dengan pemberian vaksin virus hidup galur RA
Pemeriksaan serologi
Serologi adalah alat diagnosis urama bagi infeksi
27/3. Yirus tersebut dilemahkan dengan pemin-
dahan berulang di sel diploid manusia, \fI-38.
rubela didapat maupun bawaan. Pemeriksaan
yang dapat dilakukan adalah tes fiksasi kom- Vaksin rubela hidup ini disuntikkan subkutan
sendiri atau bersama dengan vaksin untuk cam-
plemen, hambatan hemaglutinasi, netralisasi,
pak dan gondong (vaksin MMR-II). Di Amerika
imunofluoresensi, ELISA, tes aglutinasi pasif
dan radioimunoassay.
serikat vaksinasi ditujukan untuk pemutusan
penyebaran virus di alam. Vaksin diberikan pada
Pemastian infeksi rubela didapat dari ke-
naikan titer antibodi lebih dari empat kali pada anak pra-sekolah serta wanita pasca-pubertas
yang masih rentan terhadap rubela. Vaksin ini
serum akut dan serum konvalesen atau adanva
memberikan perlindungan 95olo. Sekitar !eo/o-4OVo
aktivitas IgM.
penerima vaksin mengalami artritis akut yang
IgM biasanya ditemukan pada saat infeksi
berlangsung sebenrar. Kelemahan lain vaksin
aktif dan amat jarang ditemukan 5-10 minggu
hidup ini adalah virus vaksin dapattetapditemui
setelah gejala mereda. Dengan res yang amat
sensitif, IgM mungkin ditemukan sampai serahun
di tubuh penerima dalam waktu yang lama,
bahkan dapat menc apai 2 tahun. Karena risiko
setelah infeksi.
yang ada, kehamilan merupakan kontraindikasi
Pengobatan vaksinasi rubela. \Talaupun demikian, darr 7I2
Kebanyakan infeksi rubela didapat tidak me- bayi yang lahir dari ibu yang terlanjur diimu-
merlukan terapi khusus. Jika komplikasi ter- nisasi sewaktu hamil muda, tidak seorang pun
jadi, dilakukan pengobatan simtomatis dan menunjukkan gejala rubela bawaan. Jadi, vaksin
suponif. Sampai saar ini terapi spesifik virus hidup ini tidak memiliki lagi sifat teratogenik
rubela belum ditemukan. yang dimiliki virus rubela di alam.
VIRUS HEPATITIS
Retno Iswari Sastros o ew ignj o
Miriam Triyatni (HCV)

Virus Hepatitis Dalam sejarahnya, yang lebih dahulu diketahui


adalah HAV dan HBV, kemudian disusul oleh
Virus hepatitis adalah virus yang dapat menye-
babkan infeksi, pada organ hati. Sampai saat ini
HDV dan berikutnya HCV dan HEV. Duayang
terakhir ini pada awalnyadinamakan virus hepa-
telah dikenal lima jenis virus hepatitis yaitu:
titis non A.dan non B O{ANB hepatitis virus).
1. Virus hepatitis A (untuk selanjutnya disebut Kelima virus di atas tidak tergolong dalam
sebagai HAV, singkatan dari hepatitis A viru$ famili virus yang sama. HAV masuk dalam fa-
2. Virus hepatitis B (untuk selanjutnya disebut mili Picornaviridae; HBV dalam Hepadnaviri-
HBV, singkatan dari hepatitis B virus) dae; HCV yang sebelumnya digolongkan dalam
Pestiviridae, oleh beberapa peneliti dianggap ter-
3.' Virushepatitis C (untuk selanjutnya disebut
masuk famili Flaviviridae. HDV tak mem-
HCV, singkatan dari hepatitis C virus)
punyai famili karena merupakan virus defektif,
4, Virus hepatitis delta (untuk selanjutnya dise- mempunyai banyak kesamaan dalam sekuens
but HDV, singkatan dari hepatitis deltavirus)
nukleotidanya dengan viroid. Virus hepatitis non
5. Virus hepatitis E (untuk selanjutnya disebut A non B yang terakhir ditemukan yaitu HEV,
HEV, singkatan dari hepatitis E virus) sampai saat ini belum ditentukan familinya.

TIEPATITIS OLEH VIR.US


Hepatitis akut oleh virus pada 95o/o kasus, anoreksia pada 9}o/o,nausea
Merupakan infeksi sistemik y^ng terutama pada 80o/o dan nyeri pada sendi, otot serra kepala.
mengenai hati dan bersifat akut. Setelah paparan Urin berwarna gelap mungkin terdapat 1-5 hari
pada virus, terjadi masa inkubasi. Gejala awal sebelum terjadi fase ikterus. Fase
ikterik terjadi
pada periode preikterik adalah demam yang ber- timbulnya ikterus, ge-
pada 90o/o kasus. Dengan
variasi tergantung dari virus penyebab, malaise jala awal biasanya menurun, tetapi pada bebe-
452 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

rapa pasien terjadi penurunan berat badan. Pada sel, menghilangnya sel dan degenerasi asidofilik
L0olo kasus terdapat rasa gatal. Hati membesar dari hepatosit. Suatu lesi hepatologik yang berat
pada 70o/o kasus dan umumnya terdapat nyeri yang disebut bridging hepatic necrosis atau dise-
tekan. Sebanyak 20o/o dart penderita, limpanya but juga subacwte/confltcent necrasi.s adakalanya
akan membesar disenai adenopati pada kelenjar ditemukan pada beberapa pasien, hati masih
leher. Kadang-kadang ditemukan spider angismd membesar, begitu pula masih ditemui kelainan
yang menghilang pada masa konvalesen. biokimiawi. Masa ikterik bervariasi antara 2
Kelainan biokimiawi yang ditemui adalah sampai 12 minggu, biasanya lebih lama pada
peninggian serum bilirubin (bisa sampai 20 kali) hepatitis B, C dan delta yang kronik.
dan enzim alan irceaminotranderase (ALTISGOT) Penyembuhan secara klinik dan biokimiawi
dan a sp ar t at e a m i n tt tr a n sferase (AS T/S GPT) sam- diharapkan dalam 1-2 bulan pada kasus HAV
pai 40-100 kali nilai normal. Peninggian kadar dan HEV serta 3-4 bulan pada HBV dan HCV.
enzim ini tidak berhubungan dengan derajat ke-
rusakan had. Diagnosis hepatitis anikterik sukar
Hepatitis fulminan
ditegakkan karena didasarkan aras gambaran Hepatitis fulminan adalah suatu keadaan dengan
klinis dan peninggian enzim aminotransferase, gejala dan tanda ensefalopati hepatik pada pasien
meskipun adakalanya kadar bilirubin meninggi. hepatitis akut. Keadaan ini sering berlanjut men-
Pengukuran waktu protrombin sangar pen- jadi koma. Gejala awal berupa gangguan ridur,
ting pada hepatitis akut oleh virus, karena per- mimpi buruk dan perubahan kepribadian. Per-
panjangan waktu ini dapat menunjukkanadanya kembangan ke arah ensefalopati terlihat dari
kerusakan hati yang ekstensif serta mengisyarar- adanya gangguan kesadaran yang mula-mula
kan prognosis yang buruk. ringan sampai akhirnya koma.
Lesi morfologik yang karakteristik pada he- Kelainan yang ditemui adalah:
patitis oleh berbagai virus hepatitis sering senrpa 1. Mengecilnya ukuran atau besar hati secara
dan terdiri dari infiltrasi panlobular dengan sel mendadak
mononuklear, nekrosis sel hati, hiperplasia sel 2. Demam tinggi
Kupfer dan berbagai derajat kolestasis. Terdapat 3. Gangguan kesadaran
juga regenerasi sel hati seperti terlihat dengan 4. Kenaikan senrm bilirubin yang tajam
adanya berbagai gambaran mitosis, sel multinuk- 5. Pemanjangan waktu protrombin
lear dan pembentukan rosette Infiltrasi mono- 6. Kenaikan aminotransferase secara talam
nuklear terdiri temtama dari sel limfosit kecil, yang kemudian diikuti penurunan.
meskipun sel plasma dan eosinofil kadangkala Secara histologis ditemukan nekrosis masif
terlihat. Kerusakan sel hati terdiri dari dege- dan hilangnya sel hati pada lobulus disertai ko-
nerasi dan nekrosis sel hati, menggembungnya laps ekstensif dan kondensasi jaringan retikulin.
Togaviridae 453

Hepatitis kronik trum manifestasi klinik yang khas. Gambaran


Pada sebagian pasien dengan hepatitis akut, pe- patologik yang utama adalah kerusakan kronik
nyakit akan berkembang menjadi kronik. Ada parenkim hati yang ireversibel dan terdiri dari
tiga bentuk hepatitis kronis yaitu hepatitis fibrosis ektensif yang berkaitan dengan pemben-
kronik aktif, hepatitis kronik persisten dan tukan nodul regeneratif. Hal ini rerjadi akibat
hepatitis kronik lobular yang perbe daannya nekrosis hepatosit, kolaps jarrngan penunjang
hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan retikulin, distorsi sistem vaskuler dan regenerasi
biopsi hati. Pembedaan ini penting karena kedua noduler dari parenkim hati yang tersisa. Hilang-
penyakit yang. disebut terakhir bukanlah kelainan nya fungsi hati dapat menyebabkan keadaan
yang progresif, jarang menyebabkan sirosis dan ikterik, edema, koagulopati, berbagai kelainan
tidak memerlukan terapi. metabolik, fibrosis dan gangguan sisrem vasku-
Pada hepatitis kronik aktif ditemukan nek- ler yang menyebabkan hipertensi portal dan
rosis hati yang berlangsung tenrs menerus, pera- gejala sisanya yafiu varises gastroesofagus dan
dangan aktif dan fibrosis yang mungkin menuju splenomegali. Asites dan ensefalopati hepatik
atau disertai gagal hati, sirosis dan kematian. merupakan akibat dari insufisiensi hepatoseluler
Adanya kelainan ekstrahepatik menyebabkan dan hipertensi portal.
digunakannya beberapa nama lain untuk penya-
kit ini misalnya hepatitis otoimun. Pemeriksaan Kanker Hati atau Karsinoma Hepatoseluler
biokimiawi menunjukkan kenaikan dan fluk- Karsinoma hepatoseluler adalah kanker primer
tuasi aminotransferase, sedangkan bilirubin sedi- pada sel hati. Penyakitini sering tidak terdeteksi
kit meninggi pada kasus yang berat. \faktu pro- secara dini pada pasien yang sebelumnya men-
trombin sering memanjang pada fase akhir derita sirosis. Adanya pembesaran hati disertai
penyakit. IJmumnya ditemukan antibodi non- nyeri tekan yang ringan pada perut kuadran atas
spesifik yang beredar dalam darah sepeni anti- kanan merupakan keluhan utama pada setengah
bodi terhadap mitokondria, otot polos dan lain- dari kasus. Pemeriksaan laboratorik biasanya
lain yang menyokong pendapat bahwa penyakit menunjukkan anemia dan peninggian kadar fos-
ini adalah penyakit sistemik fatase alkali. Diagnosis ditegakkan dengan ultra-
sonografi atau C7' scan yang memperlihatkan
Sirosis lesi dengan kepadatan berbeda dari jaringan hati
Sebagian kasus hepatitis oleh virus akan berkem- normal dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
bang ke arah sirosis hati. Sirosis adalah istilah biopsi hati.
patologik yang ada hubungannya dengan spek-
454 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

VTRUS HEPATITIS A (HAV)


Gambaran klinis Virus HAV dapat diinaktivasi dengan :
Virus RNA, serat tunggal (ss/single strandcd), 1.
Otoklaf
polaritas positif, dengan berat molekul2,25-2,28 x 2. Sinar ultravioler
105 daiton. Simetri ikosahedral, diameter 27-32 3. Formalin 1 : 40OO wtlvol selama 3 hari pada
nm dan tidak mempunyai selubung. Mempunyai 37"C.
protein terminal VPg pada ujung 5' nyadan poli 4. Klorine 1-15 ppm selama 30 menit
(A) pada ujung 3'. Panjang genom HAV: 5. Sodium hipoklorit 0,5olo selama 15 menit
Z5O0-BOOO pasangan basa. 6. Pemanasan kering selama 1 jam.
Protein struktural yang dibentuk oleh virus Atas dasar sifat fisik dan kimianya, virus ini
adalah:
ini digolongkan sebagai enterovirus 72. Secara
VPI : 30-33 kilodalton imunologik hanya ada satu tipe antigen virus.
VP2 : 24-27 kilodaiton Antibodi terhadap virus dibentuk secara per-
VP3 : 2l-23 kilodalton lahan oleh tubuh dan dapat bertahan lama.
VP4 : 7-14 kilocialton Keberadaan antibodi ini digunakan sebagai salah
satu cara diagnosis infeksi HAV.

Kapsid

RNA (serat
tunggal) (2.5 x 10")
27 nm

Protein (daltor$
VPo 39.000
VP' 30.000-33.000
VP, 24.000-27.000
VP, 21.000-23.000
VPo 7.OOO-14.000
Genome +RNA

Gambar 47-1. Gambar skematik virus Hepatitis A


Togaviridae 455

Pertanda Makna ke dalam tubuh terutama melalui oral, karena


IgM antiHAV + . . . . Hepatitis A akut pada penderita virus ini banyak ditemukan
IgG anti-HAV + . . . . Kebalterhadap infeksi dalam tinja. Carapenularan melalui fekal-oral.
HAV Deteksi infeksi HAV pada pasien dilakukan
dengan:
Multiplikasi virus dapat diperoleh dengan
menginokulasikannya pada biakan sel monyet 1. Menemukan virus dalam tinja dengan mi-
Afrika atau jenis rhesus, sel Vero, sel paru fetus kroskop elektron, atau:
manusia dan sel kanker hati manusia. Meskipun
2. Menemukan IgM anti-HAV dalam darah
virus dalam jumlah besar dapat diperoleh dari
Pada saat ini sedang dikembangk"r, pult -
biakan sel, studi tentang sintesis virus masih
sukar dilaksanakan.
buatan vaksin terhadap HAV oleh berbagai
perusahaan, salah satu di antaranya telah dise-
HAV dapat menimbulkan penyakit hepatitis
akut dan jarang sekali hepatitis fulminan. Masa tujui untuk digunakan.
inkubasi pendek sekitar 15-40 hari. Virus masuk

Geiala ikterik (jika ada)

f.- HAV-spesifik lgG


,:E
>o
6= I

tso
o5
i
|
h6 t
oG t

HAV-spesifik lgM

'**r
ft {[ t? 13 1S. 1,

Gambar 47-2. Gambaran penyakit Hepatitis A akut.


456 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

A.
Hepatitis B surface antigen
DNA polymerase
DNA (terbanyak untaian ganda)

Core antigen
Protein kinase

Partikel Dane

22 nm

l__
100-700 nm
Gambar 47-3. Gambar skematik Hepatitis B virus. A. partikel Dane;
B. Partikel vii-us berbentuk sferis dan tuhular.

VIRUS HEPATITIS B (HBV)


Gambaran virus 2. Tubular atau filamen, diameter 22-2OO nm,
Virus DNA, serat gandaparsial (partially double juga komponen selubung
stranded), panjang genom sekitar 3200 pasangan
basa. Mempunyai enoelope atau selubung. Di 3. Partikel virion lengkap atau parrikel Dane,
dalam darah penderita hepatitis B akut ditemui terdiri dari genom HBV dan selubung, dia-
dalam tiga bentuk parrikel virus, yaitu: meter 42 nm.

L Sferikal pleomorfik, diameter 17-25 nm,ter- Protein yang dibuat oleh virus ini yang ber-
diri dari komponen selubung saja. Jumlah- sifat antigenik serta memberi gambaran renrang
nya lebih banyak dari panikel lainnya. keadaan penyakit adalah:
Togaviridae 457

Pertanda Makna

HBsAg + Hepatitis B akut/kro nik/karrer


anti HBsAg + Kebal terhadap infeksi oleh HBV
IgM anti-HBc + Titer tinggi: hepatitis B akut
Titer rendah: hepatitis B kronik
IgG anti-HBc + HBsAg - : paparansebelumnya
HBsAg +: hepatitis B kronik
HBeAg + Hepatitis B akut/persisten
(cis = continued infectious stdte)
AntiHBe + Konvalesens,/cls
HBV DNA
@ot blot lrybridization) .' Cis

Anti-HBc

Gambar 47-4. Gambaran khas penyakit Hepatitis B akut.


458 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

1. Antigenperfttul?ddn dt(iu sur/ace attiig-en z1sts mengekspresikan semua anrigen yang dipro-
HBsAg, berasal dari selubung. Antigen yang duksi oleh virus ini. Akan tetapi tidak semua
semata-mata disandi oleh gen S disebut seba- peneliti setuju dengan cara ini. Beberapa biakan
protein, yang oleh daerah pre-S2
gai maltsy sel lainnya hanya mengekspresikan HBsAg.
dinamakan tnitldl, Protein dan yang oleh HBV dapat menimbulkan penyakit hepatitis
Pre-S1 di5g!u11argc Prntein . akut atau kronik, fulminan, sirosis dan kanker
2. Antigen core/core antigen/IlBcAg, disandi hati. Masa inkubasi lama, antara 50-180 hari.
oleh daerah core. Virus masuk tubuh terutama melalui darah.
3. Antigener'e antigent't'{\e,4g, disandi oleh gen Dari seorang penderita, HBV dapat ditemukan
pre-core. dalam darah, saliva, urin, cairan semen) monosit,
Disamping itu pada virus ini ditemukan leukosit, sumsum tulang dan pankreas; iumlah
keaktifan DNA polimerasa. terbanyak adalah dalam darah. Transmisi bisa
secara horizontal arau verrikal (dari ibu hamil
Virus HBV dapat diinaktivasi dengan:
p ada b ayi yan g dilahirkannya).
1. Otoklaf
Kelompok orang yang mempunyai risiko
2. Formalin 5olo selama minimum 1 jam
tinggi terkena infeksi HBV adalah tenaga medis
3. Sodium hipoklorit 0,5% minimum l jam
dan dokter gigi, pasien dengan hemodialisis, pe-
imunologik terdapat empar subtipe
Secara
makai obat intravena, homoseksual, pengelana
utama HBV, yaitu atas dasar tipe dari HBsAg.
internasional, pekerja pada institusi untuk
Subtipe tersebut adalah adzu" adr, aylu, danayr
mereka yang mentalnya terbelakang dan bayi
yang semuanya mengandung grupantigen ayang
yang lahir dari ibu dengan infeksi HBV.
sama.
Deteksi infeksi HBV pada pasien ditegakkan
Antibodi terhadap HBsAg, HBcAg dan dengan:
HBeAg dibentuk pada saat yang berbeda dan 1. Menemukan virus dalam darah dengan
mempunyai kemaknaan yang berbeda pula. mikroskop elektron.
Gambaran dari keberadaan antigen dan anti- 2. Menemukan penanda serologi infeksi HBV
bodinya dalam darah penderita hepatitis akut 3. Menemukan HBV DNA dengan hibridisasi
yang tipikal dapat dilihat pada Gamb ar 47-4:
atau PCR (polymerase chain reaction)
Gambaran tentang hepatitis B diperoleh dari 4. Menemukan pertanda infeksi HBV pada
penemuan data klinis karena sebelum ini tidak jaringan biopsi hati.
ada biakan sel atau jaringan yang cocokuntuk
virus ini. Beberapa peneliti menemukan bahwa Untuk pencegahan infeksi HBV, telah bere-
biakan sel primer yang berasal dari hati fetus dar berbagai macam vaksin, baik yang berasal
manusia jika diinokulasi dengan HBV akan dari plasm^: yang mengandung HBsAg atau
Togaviridae 459

yang dibuat dengan teknik DNA rekombinan. klinik pasien yang terinfeksi oleh galur ini akan
Ada yang hanya berisi HBsA g dan adapula yang memperlihatkan gejala hepatitis yang berat.
mengandung protein yang disandi oleh daerah Galur ini juga ditemukan pada kasus hepatitis
pre-S. fulminan.
Belakangan ini ditemukan galur (sn"ain)IHBY
mutan yang tidak membuar HBeAg. Secara

TIEPATITIS C
Gambaran virus diutn cl:alat€ maupun kloroform sehingga
Merupakan virus RNA berserat tunggal, pola- diduga memiliki selubung yang mengan-
ritas positif dan berdiameter 30-60 nm. Panjang dung lipid.
genom berkisar 10 kilobasa. Daerah lima t,rLme 3. Fotokimia:
(5') genom mengode sintesis protein ,t*ktrrr"l Inaktivasi terhadap asam nukleat virus misal-
(C = tn,"d M = t7ernbrane danB = cn,i;eft,-1.1e) dan nya kombinasi B- propiolakton (3PL) dengan
daerah tiga prime-nya Q') mengode protein non sinar UV atau kombinasi psoralen dengan
struktural G\S1-NS5). Ujung 5' dari genom sinar UV gelombang panjang.
virus dimulai dengan serangkaian nukleotida yang
tidak menjalani translasi (5' nsyl-stuling region).
Berdasarkan sifat fisik (diameter virus dan
Bagian ini merupakan bagian yang paling conser-
adanyaselubung lipid) dam susunan genomnya,
ved dan memiliki tingkat homologi yang ringgi
HCV digolongkan ke dalam flavivirus meskipun
di antaragalur HCV yang berhasil diisolasi sampai
ada yang menganggapnya sebagai suatu pesti-
saat ini. Selain 5' rii)ncc{liltg rcgicr6 urutan asam
virus. Belum banyak diketahui mengenai mor-
nukleat virus dari berbagai isolat HCV menun-
fologi virus ini dan baru pada tahun 1989, Cho
jukkan adanyavariabilitas genom yang tinggi.
Virus dapat diinaktivasi dengan cara:
dkk berhasil mengisolasi cDNA (:tirti,tlerurn-
i,;nr DNA) HCV dari plasma simpanse yang
1. Pemanasan: terinfeksi hepatitis non A non B. Sampai saar ini
Pemanasan kering pada suhu 80oC selama 72 simpanse merirpakan satu-satunya hewan per-
jam dan pasteurisasi (60oC selama 10 jam). cobaan yang dapat dipakai sebagai model untuk
2. Pelarut lipid atau detergen: melihat perjalanan penyakit yang ditimbulkan
Virus dapat diinaktifkan oleh kombinasi oleh HCV dan pola penularannya.
tri-(n-butyl) pbosphate (TNBP) dengan so-
460 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Gambaran klinis genom virus ke dalam kromosom sel hati.


HCV merupakan penyebab utama hepatitis non Mekanisme terjadiny a karsinoma oleh HCV
A non B (]\TANB) pasca transfusi. Masa inkubasi belum diketahui dengan pasri tapi diduga
(saat papa;ran sampai meningkatnya kadar berkaitan dengan infeksi HCV persisten
SGPT) umumnya berkisar antara 6-12 minggu. yang menyebabkan kerusakan sel hati kro-
nis dan nekrosis yang diikuti dengan regene-
Infeksi akut
^. rasi sel-sel hati secara terus menerus. Mening-
Gambaran klinik umumnya lebih ringan katnya jumlah sel hati yang bermitosis mem-
daripadahepatitis B dan sebagian besar kasus perbesar kemungkinan terjadinya mutasi
tidak mengalami ikterik. Gambaran khas yang dapat menyebabkan sel mengalami
hepatitis NANB adalah peningkatan SGPT transformasi menuju ke arah keganasan.
yang berfluktuasi (polifasik), meskipun pada
sebagian kecil peningkatan SGPT bersifat
Pola penularan
persisten atau monofasik. Penularan virus terjadi secara parenteral seperti
pada transfusi darah atau produk darah ber-
b. Infeksi kronik
ulang, penyalahgunaan obat secara intravena
Infeksi yang persisten menrpakan ciri khas
atau terpapar alat suntik yang terkontaminasi
infeksi HCV; diduga 50o/o darr seluruh kasus
HCV. Penularan virus secara seksual mungkin
infeksi HCV pasca transfusi menjadi he-
terladi, tetapi dianggap tidak efektif. Hal ini
patitis kronik. Kriteria hepatitis kronik
karena rendahnya titer virus dalam sebagian
ditandai dengan adanya peningkatan SGPT
besar darah penderita dan virus sangar jarang
yang berfluktuasi atau menerap lebih dari
ditemukan dalam sekret maupun cairantubuh.
satu tahun setelah serangan akut.
Penularan vertikal dari ibu ke bayi juga di-
Hepatitis kronik akibat infeksi HCV
anggap tidak umum terjadt, kecuali jika ibu me-
umumnya bersifat progresif, karena pada pe-
ngandung kadar viremia yangtinggi arau terda-
meriksaan biopsi hati ditemukan gambaran
pat koinfeksi dengan HIV. Bayi yang diiahirkan
histologi berupa hepatitis kronik aktif mau-
dari ibu yangterinfeksi HCV akan mengandung
pun sirosis.
antibodi maternal anti HCV yang akan meng-
c. Karsinoma sei hati hilang setelah 3-1.2 bdan.
Sepeni juga HBV,-infeksi HCV dianggap Mengingat HCV digolongkan ke dalam fla-
dapat menimbulkan karsinoma sel hati. vivirus yang ditularkan lewat arrropoda, diper-
Namun berbeda dengan HBV, replikasi kirakan cara penularan ini mungkin terjadi pada
HCV dalam sel hati tidak melalui fase DNA HCV. Namun sampai saar ini adanya vektor
dan belum dibuktikan adanya integrasi tersebut belum dapat dibuktikan. Meskipun
Togaviridae 461

Anti-HCV (C-100)

lVlinggu setelah paparan Minggu setelah paparan

Gambar 47-5. A. Perjalanan penyakit hepatitis C akur.


B. Perjalanan penyakit hepatitis C akut vane berlanjut menjadi kronik.

demikian, kemungkinan ini perlu diteliti lebih kasus yang menunjukkan perbaikan klinis dan
jauh mengingfi banyak kasus infeksi hepatitis biokimiawi dari fungsi hati (Gambar 47-5).
NANB yang tidak memiliki rrway^t paparan Tidak seluruh kasus hepatitis NANB pasca
secara parenteral (community d.cquired NANB transfusi dapat ditegakkan diagnosisnya secara
bepatitis). dini karena:

Diagnosis laboratorium 1.. salah mendiagnosis mengingat sebagian besar


kasus akut bersifat asimtomatik
1. Serologi
2. serokonversi yang lama antara saat paparan/
Deteksi infeksi HCV saat ini secara rutin dila-
timbulnya hepatitis dan terbentuknya anti-
kukan dengan menemukan anti HCV dalam
bodi.
senrm penderita dengan teknik ELISA. Dalam
teknik ini, antigen yang mula-mula digunakan 3. respons imun penderita tidak adekuat ter-
(fi.rst generation assay) adalah antigen rekom- hadap antigen C-100-3, terutama pada kasus-
binan C-100-3 yang berasal dari daerah non kasus akut.
struktural (I.{S4) virus. Anti HCV baru dapat
dideteksi 4-6 bulan setelah terjadinya pap^ran Kemudian dikembangkan antigen baru $econd
arau2-4 bulan setelah timbulnya hepatitis. Anti- generation assay) yang merupakan gabungan
bodi ini cenderung menetap pada kasus-kasus beberapa protein HCV (C33c, C-100-3 danC22c
kronik dan menghilang pada sebagian besar yang berasal dari daerah non-struktural dan
462 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

HCV RNA MAP


S1 52 S3/NS1 NS2 NS3 NS4 NS5

-324 1 158 1192 1457


Highly conserved region, ideal for RT-PCR primers

l Strr.trrul regicrt I, nucleocapsid (ccre) protein

rvo,r-struct u ra I reg io n3
l

orioinar a cv protein
iJI
gn Non structurat region 4

C33c + C|00-3 proteins

Gambar 47-6. Gambar skematik virus Heparitis Delta.

struktural genom). Antigen ini lebih sensitif coding region ftightt^ conseraed region) yang relah
daripada first gmeration assay dan dapat men- diketahui memiliki tingkat homologi yang
deteksi infeksi HCV lebih dini karena arniC-22c tinggi di antara berbagai isolat HCV. Dengan
merupakan antibodi yang mula-mula timbul dan teknik ini, viremia dapat dideteksi beberapa hari
terseiing ditemukan (Gambar 47 -6). setelah paparan terhadap virus yaitu beberapa
minggu sebelum kadar SGPT meningkat dan
2. RNA virus
anti'HCV ditemukan dalam darah. pCR juga
Asam nukleat"(RNA) virus dapat dideteksi
dapat digunakan untuk memoniror efek terapi
dalam serum dan jaringan hati penderita dengan
interferon pada penderita yaitu dengan melihat
menggunakan teknik reperse transcription dan
berkurangnya RNA virus dalam darah setelah
polyntera,se chain reactlon (RT-pCR). Untuk pemberian interferon.
mendapatkan hasil yang optimal, maka primer
oligonukleotida sebaiknya berasal dari 5' non-

VIRUS HEPATITIS DELTA (HDV)


Merupakan virus defektif; dapat menimbulkan Nukleokapsid terdiri dari RNA serar tunggal
infeksi jika bersama dengan FIBV. Genomnya yang dilapisi di sebelah luarnya oleh antigen
adalah RNA, polaritas negarif dan panjangnya HDV dan selubung yang terdiri dari HBsAg dan
sekitar 1683 pasangan basa. Diameter 36 nm. lipid.
Togaviridae 463

Gambar 47-7. Gambar skematik virus Hepatitis Delta.

Infeksi HBV Akut Kronik


Infeksi HDV Akut Akut sampai kronik
l\.ronlsrtas < 5o/o ) 75o/o
Serum HBsAg +, sementafa +, blasanya menetap
IgM anti-HBc +
Anti-HDV +, sementara +, sementara
IgM anti-HDV +, sementafa +, sementara
RNA HDV serum +, sementara +, sementara
HDVAg dalam serum +, sementara +, sementara

Selama ini diketahuihanya satu macam ripe karier HBsAg kronis yang terinfeksi oleh HDV.
antigen yang dibentuk. Bentuk infeksi HDV Hasil infeksi dan pertanda serologi berbeda
bersama dengan HBV bisa berupa koinfeksi antara kedua bentuk ini.
atau superinfeksi. Koinfeksi terjadi bila HDV Hepatitis karena delta virus umumnya ben-
dan HBV menginfeksi tubuh secara bersamaan, tuk akut, kronik aktif dan sirosis. Kadang-kadang
sedangkan superinfeksi terjadi pada seorang dapat menyebabkan bentuk fulminan. Infeksi
464 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

HDV yang kronik lebih banyak menimbulkan Secara epidemiologik infeksi HDV banyak
sirosis daripada infeksi oleh HBV. Harus dipi- ditemukan di daerah Timur Jauh dan Laut
kirkan tentang adanya HDV pada infeksi hepa- Tengah.
titis B kronik dengan keadaan:
Deteksi infeksi HDV dilakukan dengan:
L. Penyakit menjadi berat L. Menemukan penanda serologik
2. Risiko tinggi mendapat HDV 2. Adanya RNA HDV pada serum
3. Adanya riwayatpenggunaan obat inrravena
4. Paparan berulang pada transfusi darah atau
produk darah

VIRUS TIEPATITIS E (HEV)


Garnbaran virus C Gambaran klinis infeksi HEV
Genom serat tunggal, poli (A) RNA dengan pan- Masa inkubasi anrara 2 sampai 9 minggu (rata-
jang sekitar 8000 pasangan basa. Ukuran dia- rara 6 minggu). Merupakan penyakit yang self
r1s1s127*38 nrn (80o/o di antaranya mempunyai limiting seperri infeksi HAV, belum ditemukan
diameter 32-34 nm seperri yang terlihat di bentuk penyakit hati kronis atau viremia persis-
bawah mikroskop elektron). Bentuk sferis, tidak ten. Menimbulkan banyak kematian pada wanita
mempunyai selubung, mempunyai tonjolan hamil. Terbanyak ditemukan pada usia 15-40
pada permukaannya. tahun. Diduga ada kasus subklinis pada usia yang
Virus ini sensitif terhadap CsCl, pembekuan- lebih muda.
pencairan berulang dan hilang pada presipitasi
Gambaran epidemiologi
RNA. pembiakan r r.t,.,, I t.,t pada beberapa biakan
sel belum berhasil. Sur.leiing t.tice yang diinoku_ \fabah terjadi pada negara berkembang tenr-
lasi dengan suspensi tinja penderita tidak mem- tama India. Kasus sporadis terdapatpada daerah
perlihatkan perubahan. Belakangan ini tengah endemik. Penularan melalui air minum dan
dicoba pada monyet dan simpanse dengan ino- lingkungan yang terkontaminasi tinja. Puncak
kulum yang khas. epidemi terjadi kira-kira 6 minggu setelah pa-
paran primer. Kematian tinggi pada wanita hamil
yang terinfeksi.
ITU IVIAFU I MMU IUODEFICI ENCY VI RUS
ft{rv}
lL.,\urttiitrl

Pendahuluan persentasenya dr atas 80 pada penderita tiga tahun


Acquired immune defi.cienqt syndrome (AIDS) setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Pada
merupakan suatu penyakit relatif baru yang tahun 1985 Chermann & Barre-Sinoussi mela-
ditandai dengan adanyakelainan yang kompleks porkan bahwa penderita AIDS di seluruh dunia
dari sistem pertahanan seluler tubuh dan menye- mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan
babkan korban menjadi sangat peka terhadap perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika
mikroorganisrne oportunistik. Pada orang yang Serikat, 400 kasus di Prancis dan sisanya di ne-
sehat biasanya tidak akan terjadi infeksi opor- gara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika.
tunistik. Satu tahun kemudian dilaporkan pula, bahwa
Di samping itu gangguan pada sistem keke- jumlah kasus AIDS di Amerika Serikat telah
balan seluler akibat penyakit AIDS merupakan meningkat menjadi 15.000 dan di Prancis 455.
predisposisi bagi seorang individu untuk terjadi- Laporan lain dari Acheson, Inggris tahun 1985,
nya neoplasia seperti sarkoma Kaposi dan lim- memperkirakan bahwa di Inggris sebanyak
foma. Gambaran klinik yang mencolok dari 10.000 orang telah terinfeksi oleh virus AIDS,
AIDS ialah adanya infeksi oporrunistik dan sedangkan di Amerika Serikat angka infeksi men-
neoplasia pada individu yang sebelumnya sehat. capai satu juta orang dan 6000 orang di antaranya
Infeksi oportunistik dan neoplasia pada pende- meninggal setelah menderita
f).tll.hlo,wn AIDS.
rita AIDS merupakan penyakit yang menim- Dari sejumlah orang tersebut di atas yang terin-
bulkan kematian dengan harapan hidup selama feksi virus AIDS, diperkirakan sebanyak lO -2}o/o
2-3 tahun setelah timbulnya secara penuh mani- di antaranya akan berkembang menjadi pen-
festasi klinik (,ilt // -!:i a rur) AIDS. derita AIDS yang sesungguhnya (fiii:1 ex1tres:i:cl)
AIDS merupakan persoalan kesehatan ma- Pada penengahan tahun 1988, sebanyak lebih
syarakat yang sangar penting di beberapa negara dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya
dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilapor-
internasional dengan angka mortalitas yang kan pada Ccstrnunicab/e Di e,:se Ccntre r'r-,DCl

465
466 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

dan lebih dali setengahnya meninggal. Kasus- putih spesifik yang disebut limfosit T-helper
kasus AIDS baru terus-menerus dimonitor untuk atau limfosit pembawa faktor T+ (CD+). Virus
ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Dengan ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah lim-
kecepatan yang menimbulkan kekhawatiran, fosit T-helper secara progresif dan menimbulkan
kasus AIDS terus meningkat dan dalam hal ini imunodefisiensi serra untuk selanjutnya terjadi
sebanyak 2 juta orang Arnerika yang asimto- infeksi sekunder atau oporrunistik oleh kuman,
matik dan lebih dari20 juta orang yang tersebar jamur, virus dan parasit serra neoplasma. Sekali
di seluruh dunia, diperkirakan telah terinfeksi virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus
HIV. Dari United States Public Health Service tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk
menyatakan, bahwa pada akhir tahun !99!, seumur hidup. Badan penderita akan mengada-
banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di kan reaksi terhadap invasi virus AIDS dengan
Amerika Serikat diperkirakan akan meningkat jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu anti-
paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.OOO bodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetrali-
kematian. Juga telah diperkirakan, bahwa 74.000 sasi virus tersebut dengan cara-cara yang biasa,
kasus baru dapat didiagnosis dan 54.000 kema- sehingga penderita tetap akan merupakan indi-
tian yang berhubungan dengan AIDS dapat vidu yang infektif dan merupakan bahaya yang
terjadi selama tahun 1991 sa1a. Sebagai perban- dapat menularkan virusnya pada orang lain di se-
dingan dapat dikemukakan, kematian pasukan kelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi
Amerika selama masa perang di Vietnam ber- oleh virus AIDS hanya sedikit yang menderita
jumlah 47.000 korban. sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi
Etiologi AIDS ialah human immunodefi- pada beberapa orang perjalanan sakit dapat ber-
ciency virus (HIV), suatu nama y^ng berdasar- langsung dan berkembang menjadi AIDS yazzg
kan konvensi telah diterima pada tahun 1986. full-b/oun.
Sebelumnya virus tersebut dinamai untuk per- Hingga sekarang belum diketahui secara pasri
tama kalinya sebagai Lympbadenopathy-asso mengenai mekanisme perkembangan penyakit
ciared uirus (LAV) atau Human T-lympbotropic dari seorang yang positif HIV menjadi penderita
oirws type III(HTLV-ID. Berdasarkan penelitian AIDS yang full-blown Pada saat ini ditemukan
analitik perbandingan dari LAV dan HTLV-I[, sangat banyak orangyangpositif HIV di antara
telah terbukti bahwa kedua jenis virus tersebut berbagai kelompok risiko tinggi (homoseksual,
merupakan anggota dari golongan yang sama, hemofili, penyalahgunaan obat intravena) dan
yaitu HIV-1 dan dengan ini pula etiologi AIDS hanya waktulah yang dapat memperlihatkan
telah ditetapkan secara resmi. besarnya proporsi dari orang tersebur yang nanri-
Virus AIDS bersifat limfotropik khas dan nya berkembang serta menjadi penderita AIDS
mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah yang sebenarnya. Masa inkubasi dari virus AIDS
Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 467

Virus merangsang tumor

I ;{
'-- I
ulLv-r

I
Retrovirus progenitor

._j
Gambar 48-1. Fiiogeni dari Retrovirus. Filogeni Retrovirus yang diusulkan sangat menarik perhatian, dalam
hal proses revolusi virus tersebut yang membaginya atas dua golongan, )'aitu yang merangsang
terjadinya leukemia dan tumor, seperti yang disebabkan oleh HTLV-I dan golongan lain yang
bersifat sitopatik seperti yang ditimbulkan oleh HIV.

berkisar antara 6 minggu sampai 6 tahun atau THIT$ yang mengubah respons imun, peranan
lebih dengan waktu tata-rat^yang berkisar antara ekspresi/transformasi sel dengan akibat adanya
28 bulan. Sekarang diperkirakan, bahwa masa perkembangan neoplasia (sarkoma Kaposi).
inkubasi AIDS pada penderita yang terinfeksi Individu yang telah terinfeksi oleh HIV dapat
oleh HIV dengan jalan transfusi darah adalah diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu:
rata-rata 5 tahun. 1. Tanpa adanya tanda-tanda imunosupresi:
Di samping itu ada beberapa kofaktor, di pembawa virus asimtomarik
antaranya infeksi laten atau rekuren oleh virus 2. Dengan limfadenopati pada ketiak, leher dan
Epstein-Barr, virus herpes simpleks atau cyrome- lain-lain: persistent generalized lymphadeno-
galovirus yang agaknya tidak diperlukan bagi . pdtby (PGL).
proses transmisi virus AIDS, akan tetapi infeksi 3. Simtomatik dengan gejala kelelahan, demam
serentak (concomitant) dengan virus rersebut dan kerusakan sistem imunitas: AlDS-related
akan mempengaruhi perkembangan dan waktu complex (ARC)
atau kapan terjadinya AIDS yang mekanisme- 4. Simtomatik dengan ancaman jiwa \tf,
nya berlangsung dengan berbagai cara, di antara- rbreatening) akibat adanya infeksi oporru-
nya ialah aktivasi limfosit T-suppressor (reduksi nistik dan sarkom a Kap osi:full-bloun AIDS.
468 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Pengobatan AIDS merupakan tantangan dan umur hidup. Retrovirus yang ditularkan secara
hingga sekarang belum ada obat yang berkhasiat venikal seringkali menjadi onkogenik, tetapi
penuh untuk AIDS. Yang ada hanyalah peng- kebanyakan tumor retroviral pada binatang
obatan untuk beberapa komplikasi tertentu dari tttitb'reii disebabkan oleh infeksi virus eksogen
penyakitnya sedangkan pembuatan dan pengem- secara horizontal. Demikian pula halnya dengan
bangan vaksin yang efektif masih dalam taraf virus AIDS yang secara horizontal dan erat dapat
penelitian dan evaluasi, sehingga masih diperlu- ditularkan dari satu orang ke orang lainnya.
kan waktu beberapa tahun untuk dapat dipakai Retrovirus merupakan suatu virus RNA
secara rutin. yang mampu membuat DNA dari RNA dengan
pertolongan enzim r€7,;e!si! , tirts',1 1.[]t t:i:i: yallg
Aspek virologi AIDS kemudian disisipkan dalam DNA sel hospes
Etiologi AIDS secara virologik termasuk go- sebagai mesin genetik. Dengan demikian virus
longan Retrovirus, yaitu famili Retroviridae, mampu menggunakan mesin replikatif sel hos-
yang anggota-anggotanya dapat ditemukan pada pes untuk memproduksi, baik dirinya, maupun
semua kelas vertebrata termasuk manusia. Virus berbagai zat yang ternyata dapat mentransfor-
AIDS yang termasuk golongan virus RNA, masikan sel hospes menjadi sel maligna.
mula-mula dimasukkan dalam subfamilia Onco- Pertimbangan bahwa retrovirus sebagai virus
virinae, tetapi kemudian dikoreksi oleh Gonda tumor RNA, dianggap sebagai kandidat virus
dan kawan-kawan, menjadi termasuk dalam penyebab AIDS yang paling panras, didasarkan
subfamili Lentivirinae (Tabel 48-1). atas beberapa alasan berikut:
Pada tabel ini terlihat, bahwa virus AIDS
1. Beberapa retrovirus mempunyai tropisma
dimasukkan dalam genus lentivirus, subfamili
spesifik terhadap limfosit T-helper
Lentivirinae dan familia Retroviridae. Keba-
nyakan Retrovirus mengadakan reproduksi tanpa 2. Retrovirus adalah i,i a.., :'. i,,,,.n

mematikan sel hospesnya, tetapi ada beberapa 3. Beberapa retrovirus dapat menimbulkan
jenis retrovirus yang mempunyai kemampuan imunodefisiensi pada binarang, sebagai con-
sitosidal yang secara filogenetik dapat dilihat toh ialah: virus leukemia felin dapat menye-
pada Gambar 48-t. babkan imunodefisiensi pada kucing (feline-
Retrovirus juga sangat dikenal karena ke- AIDS) dan suaru ledakan spontan penyakit
mampuannya untuk menginduksi terjadinya pada kera (simian-AlDS atau SAIDS) mem-
tumor. Jadi retrovirus sesungguhnya merupakan punyai persamaan dengan AIDS yang dise-
karsinogen alami yang infektif dan dapat ditular- babkan oleh suatu rerrovirus.
kan secara vertikal sebagai virus endogen serra 4. Pada manusia suatu kelompok rerrovirus
dapat berada dalam tubuh binatang unruk se- yang dikenal sebagai human T-cell leukemia
Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 469

I
{

L---*1
470 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

virus (HTLV) mempunyai hubungan de- ditemukannya suaru virus dari penderita AIDS
ngan keganasan dari limfosit T dan dapat yang disebut Lymphadenoparhy-associated virus
memproduksi. sel-T secara berlebihan dan (LAV) atau Immunodeficiency-associated virus
menyebabkan leukemia. (IDAV). Virus ini rernyata mempunyai sifat-
sifat yang identik dengan HTLV-[I, suaru virus
Tiga tipe retrovirus yang berkerabat, tetapi yang juga diasingkan dari penderita AIDS di
secara imunologik sangar berbeda telah berhasil Amerika Serikat. Suatu sifat identik di antan-
diasingkan dari orang dan diidentifikasikan se- nya, ialah tropisma yang kuat dan spesifik terha-
cara pasti ialah: Human T-cell leukemia/lympbo- dap sel limfosit T-helper (TH atau T+); destruksi
tropic airus (HTLV) serotipe I, II dan IIL dari sel ini dapat mengakibatkan terjadinya
Dua serotipe yang berhasil diasingkan lebih acquired immune deficiency syndrome. Virus
dahulu, ialah HTLV-I yang merupakan penye- AIDS kemudian disebut human TJymphoqtto.
bab adult T.cell leukemia (ATL) dan HTLV-II tropic pirus type III atau human T-lymphotropic
yang diasingkan dari varian sel-T berasal dari airus type 111 (IfTLV-III). Chermann dan Barre
penderita leukemia yang sangat jarang ftairy cell (1985) kemudian menyebut virus AIDS dengan.
leukemia)dan belum ditemukan kaitannya se- lymphadenopathy-AlDS virus serta menambah-
cara jelas dengan suatu penyakit khusus. Sedang- kan singkatan LAV/HTLV-I untuk Rerrovirus
kan HTLV-III merupakan suatu isolat penyebab human baru penyebab AIDS. Virus ini pula
penyakit imunoregulatoris yang gawat dengan kemudian oleh Komisi Taksonomi Internasi-
terganggunya sistem kekebalan seluler dengan onal diberi nama baru, yaitu human immunode-
timbulnya suatu defisiensi kekebalan didapat ficiency virus yang disingkat HIV.
yang berat. Hal. ini terjadi karena diserangnya
limfosit T-helper Fu; OKT+-reactiae)atau dise- Sifat-sifat umum Retrovirus
but juga limfosit T+ yang memegang peranan Retrovirus anggora famili Retroviridae menunrr
sangat penting pada cell mediated immwni4t (CMD sistem klasifiliasi Baltimore termasuk golongan M.
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4B-2. Retrovirus merupakan virus RNA dengan genom
Diserangnya limfosit TH selanjutnya meng- RNA yang berantai tunggal (singlestranded)
akibatkan reduksi adsolut jumlah sel Ts yang dengan berat molekul sebesar 6-10 x 106 Dalton.
pada akhirnya menimbulkan perubahan perban- Besar partikel virus ialah 100 nm dan mempu-
dingan sel T-helper dan sel T-suppressor (Is; nyai peplos/selubung dengan nukleokapsi d yang
OKTs-reactipe) dalam darah perifer. (Normal berbentuk ikosahedral Sidang 20) dengan struk-
THlTs : 2,4; AIDS : TulTs). tur anatomik khas (Gambar 48-3 dan 48-4).
Berhubungan dengan perspektif sejarah virus Virus mempunyai enzim reverse transcriptase
AIDS, para peneliti di Prancis melaporkan (RT), yaitu suaru enzim polimerasa DNA yang
Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 471

DELAYED
IffPEBSENSITIUTT
(DTlf
CF, MIF
MAF, MAssF CELL KI LLING

+ lgG, !gM, lgA, lgD, tgE

Keterangan: DTH delayed hypersensilivily MAF = maclophage aclivation factor


Y-INF hintederon MAggi = macrophage aggregalion factor
tL-1 interleukin-1 TH = T-helper (Tc)
tL-2 interleukin-2 TS = T-suppressor (Te)
tL-3 interleukin-3 TCYI = cytotoxic T-cell
CF chernotaclic factor BCGF = B-cell growth lactor
MIF migration inhibition lactor BCDF = B-cell dilferentlation Jactor

Gambar 48-2. Kejadian seluler yang memperlihatkan tahapan tertier kekebalan seiuler pada manusia yang
menggambarkan peranan penting sel-T dalam sistem imunoregulator.

RNA dep e n dent at du a ir i o n as s o c i at e d. Enzim inl


- - 2. Densitas: 1,16-1,17 dalam gradien sukrosa
ditemukan dalam semua anggota famili Retro-
3. Strwbtwr antigenik:ada dua, yaitu HIV-I dan
viridae.
HIV-II yang mempunyai persamaan dalam
tropisma spesifiknya terhadap limfosit Ta,
Sifat-sifat khusus HIV: tipe efek sitopatik yang spesifik pada biakan
I. Morfologi: membentuk tonjolan pada per- sel in aitro, tetapi berbeda secara biologik
mukaan sel; partikel virus dewasa (nmturQ molekuler dan tropismanya pada anggota
mempunyai inti eksentrik berbentuk batang golongan kera (HIV-I menginfeksi simpanse
' (Gambar 48-5). dan HIV-II golongan makakus).
472 Buku Ajar Milaobiologi Kedokteran

€nvelope
associated protein

{ma}or glycoprotein}
l{No8 Jt') Reveoo farswiptase

Nuclooprotein
sprkt

Ccce es$ecialed
protein

Innetcaai protain

lVlaiormre pmbin

Gambar 48-3. Struktur anatomik retrovirus

L,-.--.-".,.,.,. *,,-.
",,,..,"..,,

Gambar 48-4. Struktur virion human immunodeficiency virus (HIV)


Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 473

C. Core E. Envelope B Budding particle at the cell surface

Gambar 48-5. F{IV ciili}rat cii'rrsrrn mikroskop ciciitron

4. ,l'tit;. :'Ltk:.r,rl.' m,empunyai RNA yang ter- 6. !jr::h;*it ga31.' p53; prekusor ena: gp 160
diri dari dua subunit identik (9.200 pasang (Gambar 48-7)
basa) dengan tiga gen utama (gag, pol dan i't i i t:, i ;; r t, ii.t
7. t
it selubung terdiri dari: gp t2O; gp
env) serta beberapa gen tambahan (LTR, tat,
41(Gambar 48-7)
rev, vif, vpr, vpu dan nef) seperti yangtertera
8. I |u1;isrurr": spesifik, selektif tinggi dari HIV
pada Gambar 48-6.
terhadap sel limfosit T-helper (OKT4-reac-
5. I:rt.:;:itr' //)ii.{t; ill'i ;: bekerja
i'r:'i,.7';t: iiitlt:t i
tioe; CD4; Tg) yang memegang peranan
dengan menggunak an primer RNA-lysin de-
penting pada sistem kekebalan seluler.
ngan bantuan Mg*+. Untuk pemeriksaan
RT dapat digunakan tenTplate primer poly A 9. 5it*rp:rtolcgi, HIV pada biakan sel limfosit
dan oligo dT atau poly C dan oligo dG. menimbulkan efek sitopatik yang khas,
474 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

0 I 2 3 4 5 6 ? S SK*
'lllllllrrt
I?EV

tlLl env

p01
rTl
I I lvpn
III
IIt

rll Y-l f- -;-l


I ": I
viF tttl
itli
L_ll
TAT
I [l*" [-j '*

Gambar 48-6. Susunan dan struktur genetik HIV. Gen-gen tersusun sepanjang rantai DNA proviral dengan
tiga gen utama, yaitu gen gag yang mengode protein core, env protein selubung dan pol
enzim-enzim yang diperlukan bagi proses replikasi virus, serta gen-gen tambahan lainnya
yangjugamemegang peranan penting daiam proses replikasi HIV.

Gen Fungsi

gag Protein core


pol Enzim
eno Protein selubung
t4t (TAT-3, TA) Regulator positif .
rez (ART, TRS) Regulator diferensial
vif (SOR, A, P', Q) Faktor infektivitas
Lpr (R) Belum diketahui
I'Pu Mempeninggi patogenitas
nef Q' ORF, B, E', F) Regulator negatif
LTR - Inisiasi
ekspresi gen viral tersebut di atas
Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 4il5

0 1 2 3 4 5 6 ? I gKS
trrttttflt

il4fr
gag

E
FI E
RU5
-U5
R

gag-pol Precusor sortat trs env Precursor 3'ORF


p23 p14 gp1 60 p27
LOR

gag Precu rsor p32


p53 Extra cellular Transmembrane
protein protein
gpl 20 gp41
Reverse trancriptase
p65 p51.
Myristylated
gag protein
P17 valor
struc-
tural
Protein
p24

Gambar 48-7. Peta gen yang disederhanakan dari HIV dengan tiga gen utama yang mengode antigen spesifrk
golongan (gtfi, reverse transcriptase atau polimerasa (pol) dan glikoprotein selubung (env)-
Protein eore utarna mempunyai berat molekul 24-000 (p24) dan glikoprotein selubung utama
dengan berat molekul 41.@ slen 120.@ (glr41 dan gp120)" Protein pre-precursor p53 den
pt60 dibentuk dalam sel yang terinfeksi, tetapi tidak terdapat dalam partikel virus yang utuh.
Gen LTR struktur_l-T3, R dan U5. Ukuran relatif dinyatakan dalarn kilobases
KB) darinukleotida
476 Buku Ajar Mikrobioiogi Kedokteran

berupa sel raksasa berinti banyak (mulri- dung 9.200 pasang basa pirimidin dan purin. Di
nwcLeated giant cell). Pada permukaan sel dari samping itu secara berturut-turut juga mengan-
biakan sel leukemik secara in vitro, akan dung tiga gen utama, yaitu gen gag (mengode
terlihat adanya tonjolan-tonjolan pudding) antigen nukleokapsid), gen pol (mengode enzim
dari virion HIV (Gambar 48-5). reoerse transcriptase,disingkat RT), dan gen ena
(mengode glikoprotein selubung) dan beberapa
10. Virus dapat diadaptasikan untuk meng-
gen tambahan yang dinyatakan dengan gen Q
adakan replikasi dalam stable cell lines seperti
dan F, gen A dan B, atau gen sor dan lor
sel limfoblastoid B yang ditransformasikan ^tilJ
(Gambar 48-6).
oleh virus Epstein-Barr (EBV), biakan sel
Gen tambahan tersebut diduga memegang
leukemik strain He, HUTT3 dan CEM.
peranan penting dalam proses terjadinya efek
Enzim reperse transcriptas eyang spesifik bagi sitopatik (ESP) pada sel akibat infeksi virus.
golongan retrovirus, dengan Mg* *
sebagai akti- Klon molekuler yang ditransfeksikan dalam lim-
vator dan tRNA-lys (1sin rransfer Rl'{A)sebagai fosit T dan kemudian mematikan sel tersebut,
primer dapat berfungsi dengan menggunakan membuktikan bahwa informasi sitotoksik di-
RNA viral sebagai templdte untuk membuat kandung dalam genom virus. Penelitian akhir-
DNA. akhir ini menunjukkan data tenrang ditemu-
DNA kemudian berintegrasi dalam kromo- kannya lokus baru antaragen Q (sor) dan gen eno
som sel hospes yang selanjutnya bekerja sebagai yang disebut gen tat (transacting activation)yang
dasar untuk proses replikasi virus. Penggunaan mempunyai fungsi penting dalam proses rrans-
tRNAJys sebagai primer seperti diutarakan di formasi virus dalam biakan (Gambar 48-6).
atas ini merupakan suatu sifat spesifik yang di- Protein tat memegang peranan penring dalam
punyai oleh golongan lentivirus. Hal inilah yang proses replikasi HIV dan dalam aktivitas trans-
menjadi salah satu sebab, mengapa beberapa orang formasi sel hospes normal menjadi sel neoplastik
peneliti memasukkan HIV
dalam golongan (Gambar 48-8).
Lentivirinae. Di samping itu enzim RT dapat Pada angka 1 dari Gambar 48-8, protein tat
menggunakan template primer eksogen berupa terletak dekat salah satu ujung provirus, yaitu
poly A dan oligo dT yang dapat digunakan pula dekat bagian DNA yang disebut LTF. (arge
sebagai cara untuk mendeteksi adanya proses terminal repedt aau long terminal redundancy).
produksi HIV dalam biakan sel secara in uitro Sepasang LTR mengatur aktivitas dari gen-gen
atau mendeteksi adanya partikel-partikel virus viral lainnya.Pada2 dari Gambar 48-8, protein
tersebut. tat tertkat langsung pada LTR-nya dan dengan
RNA HIV, seperti yang diutarakan di atas, demikian protein tattersebut dapat mengawasi
terdiri dari dua subunit identik yang mengan- dan mengendalikan kecepatan replikasi virus.
Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 47'l

Cellular
Regulatory
Sequence

Gambar 48-8. Subunit asam nukleat retrovirus dengan gen yang memegang peranan penting dalam
.tat
proses replikasi

Pada 3 dari Gambar 48-8, protein tdt terlk^t fosit sama yang hilang atau berkurang pada
pada lokus celLular regulatory sequences yang dapat penderita AIDS. HIV mempunyai tropisma
pula mengawasi dan mengendalikan gen inter- selektif khusus terhadap limfosit T-helper
leukin-2 (IL-2) beserta reseptornya, sehingga (Ta). Hal ini dapat dideteksi dengan jalan
dengan demikian protein tat dapat merangsang fraksinasi limfosit T, misalnya dari seorang
sel hospes untuk mengadakan reproduksi secara pembawa (karier) virus asimtomatik, dan
abnormal, yang agaknya merupakan langkah melihatnya di bawah mikroskop elektron
menuju ke malignansi. serta melakukan tes aktivitas ret.)erse trans-
Berikut ini ialah bukti-bukti yang menyo- criptase yanghanya dapat ditemukan dalam
kong peranan HIV pada perkembangan AIDS: limfosit Ta terinfeksi. Infeksi secara in oitro
1. Virus dapat diasingkan dengan mudah dari dapat dipelajari dengan melihat adanya
biakan sel limfosit T berasal dari penderita penurunan proliferasi sel, adanya efek sito-
AIDS, A I D S re I at e d c o mplrx (ARC) atau Pem-
-
patik (ESP) berupa suatu polikariosit atau sel
bawa virus asimtomatik yang termasuk raksasa berinti banyak (multinucleated giant
semua golongan risiko tinggi. Semua isolat cell) yang sangat spesifik.
mempunyai sifat-sifat umum retrovirus yang 3. HIV dapat menginfeksi limfosit yang tidak
' sama dan hanya berbeda pada daerah enrs diaktivasi lebih dahulu, akan tetapi replikasi
dari genom, akan tetapi mempunyai p25 hanya terjadi setelah stimulasi dengan fito
yang sama. hemaglutinin (PHA) dilaksanakan. Infeksi
2. Virus mengadakan replikasi secara eksklusif pertama kali pada seorang penderita menim-
dalam subset limfosit T4, yaitr sel-sel lim- bulkan suatu infeksi subklinik dan hanya
478 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

sejumlah kecil limfosit T yang mengalami ketat dan higiena penduduk perlu ditingkatkan.
infeksi (pembawa asimtomatik). Pada fase Tindakan pencegahan dan pengamanan rerha-
sekunder terjadi banyak rangsangan anti- dap infeksi virus AIDS dalam laboratorium dan
genik, seperti infeksi ulangan oleh HIV dan rumah sakit termasuk dokter gigi yang meng-
atau infeksi kuman, virus lain dan jamur gunakan alat aspirasi saliva.
dapat memberikan stimulasi pada limfosit Inaktivasi kimiawi terhadap HIV dapat dilak-
T. sanakan dengan menggunakan etanol 2;o/o dan
glutaradehid 1 %. Kedua-duanya efektif untuk
4. HIV dapat juga menginfeksi dan mengada- mendisinfeksikan alat-alat kedokteran, sedang-
kan replikasi dalam hone marrar!) preci1rsor kan *'.}li' sodium hipoklorit b"rg.tr" untuk
cell.Padafase akhir seluruh populasi sel T ter- mendisinfeksikan lantai dan meja'laLoratori.rm.
masuk srcm ce|ls dapat diinfeksi dan pende- Formalin (tZ+Ooc) juga dapat digunakan untuk
rita akan mengalami suatu imunodefisi- mendisinfeksikan HIV.
ensi gawat yang ireversibel yang selanjut- HIV dapat diinaktifkan pada suhu 56oC se-
nya akan memberikan peluang untuk men- lama 30 menit, walaupun virus tersebut berada
dapat infeksi oportunist rk dan/ atau sarkoma dalam 5Oo,io serum orang, sehingga demi keamanan
Kaposi. para petugas, darah/serum penderita yang akan
5. Antibodi spesifik terhadap HfV dapat dite- diteliti antibodinya terhadap HIV, dapat dibe-
mukan atau dibuktikan dalam darah orang baskan dari virus infektif den gan jalan memanas-
yang termasuk (semua) golongan risiko kannya pada suhu tersebut di atas.
tinggi, yang sesungguhnya merupakan suatu HIV tidak dapat diinaktifkan dengan radiasi
indikasi tentang adanyainfeksi oleh HIV ter- sinar gammay^ngberkekuatan 2,5 x 105 radarau
sebut. dengan sinar ultraviolet dosis tinggi. Untuk mem-
pelqari zat-zat kimiawi yang bersifat antiviral
Pengaruh kimia dan fisika pada HIV dalam usaha untuk mengadakan pendekatan
HIV dapat ditemukan dalam darah, produk rasional serta menetapkan strategi terapi, maka
darah (serum, plasma, fraksi VII!, semen, saliva, segala usaha harus ditujukan pada tindakan
air mata, otak dan kelenjar limfe. Virus AIDS untuk menghambat secara selektif atau mence-
dalam bahan tersebut dapat bertahan hidup sam- gah infeksi virus pada sel-sel yang peka. Sebagai
pai tujuh hari pada suhu kamar. Hal ini dapat sasaran untuk menghambat atav mencegah
menerangkan kemungkinan terjadinya AIDS infeksi ataudan replikasi HIV, dapat dilihat dan
pada golongan orang tanpa risiko, sehingga dipelajari pada Gambar 48-9, dengan urutan
tindakan preventif untuk menghindarkan kon- sesuai dengan tahapan-tahapan dari siklus repli-
taminasi atau infeksi perlu dilaksanakan secara kasi virus dengan perincian sebagai berikut:
Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 479

I Sn*bp{odn
{es$r:eb&n$bHi{

Uodkenetsr
Fsnsnltryl
Pamb*arxr
j
{-;:i.r"rli.:,.r:- 4,1- !1,, iri1,,1,ri IiI\r p.irl,i rei lrti:;pet,

T. Identifikasi glikoprotein selubung spesifik penting untuk membuat antibodi spesifik-


HIV yang akan mengikat reseptor khusus nya untuk mencegah proses absorpsi virus
pada limfosit Ta yang peka, adalah sangat pada permukaan sel limfosit Ta.
perlu untuk dilaksanakan. Analisis enzim
3. Zatyangdapat menghambat aktivitas enzim
restriksi dari berbagai isoiat HIV menunjuk- i) i) !"tt !,.t,. :. d n t. Il i t n ::,
! ans khusus dipunyai
-
t.,::, s l i. ::

kan adanya variasi genomik yang mengode


oleh anggota famili Retroviridae, dapat digu-
gen selubung dan variasi ini perlu dipertim-
nakan untuk terapi antiviral terhadap virus
bangkan dalam usaha pembuatan vaksin
AIDS. Agaknya enzlm RT ini merupakan
HIV yang dapat menetralisasikan dan mem- sasaran yang logis, yang bila dihambat akti-
blok glikoprotein khas virus (Lihat 1. pada
vitasnya dapat menghentikan proses repli-
Gambar 48-9).
kasi virus dan dapat mengembalikan atau
2. Reseptor bagi virus yang terdapat pada per- menaikkan keadaan kekebalan pada pen-
mukaan sel limfosit berhubungan dengan derita AIDS yang sedang menurun. Bebe-
antigen T4. Pengasingan reseptor pada sel , rapa senyawa kimia yang secara spesifik
limfosit (Lihat 2 pada Gambar 48-9) dan dan kuat dapat menghentikan aktivitas RT
penentuan sifat serta pemurniannya adalah yang vital dan diperlukan bagi proses
480 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

replikasi virus (Lihat 3 pada Gambar 48-9) Reproduksi virus AIDS pada binatang
ialah: percobaan dan biakan sel
a. Ammonium 21-tungsto-9-antimoniate Virus AIDS atau HIV dapat dibiakkan secara in
(HPA23) vivo pada kera jenis simpanse. Setelah penyun-
b. Suramin tikan kera tersebut dengan bahan pemeriksaan
berasal dari penderita AIDS, maka HIV dapat
c. Phosphonoformate (foscarnet) dan Azi-
dideteksi dalam limfosit dari darah perifer kera
dothymidine (AZT)
dengan melakukan percobaan aktivitas RT (reverse
4, Ribavirin, suatu senyawa kimia dengan sifat transcriptase), IF (immunofluorescence), RIp
antiviral, bekerja sebagai analog dari guano- (radio immun opre c ip it at io n) danpemeriksaan mi-
sin nukleotida serta dapat menghambat kroskop elektron. Binatang tersebut memper-
langkah guanilasi yang terlib N dan diper- lihatkan adanya serokonversi terhadap HIV,
lukan pada proses pembentukan 5' terminal penurunan nilai perbandingan limfosit T+/Ts
cap strucrure dari mRNA (Lihat 4 padaGam-
dan limfadenopati hebat untuk waktu yang
bar 48-9) serta menghambat proses terjadi 1ama.
nya efek sitopatik sel akibat infeksi oleh virus. HIV dapat diasingkan dari biakan limfosit T
5. Interferon alfa dapat menghambar proses berasal dari penderita AIDS, AIDS related com-
morfogenesis retrovirus, bahkan mempunyai plex (ARC) serta individu pembawa virus(barier)
efek supresi yang berhubungan dengan dosis yang asimtomatik. HiV mempunyai tropisma
secara in oitro pada HIV yang dibiakkan selektif terhadap sel limfosit T+ dan dapar
dalam sel T normal. dibiakkan dalam klon sel leukemik strainHg24
dan HUT78 serta CEM dengan menimbulkan
Hambatan pada proses replikasi virus meru- efek sitopatik spesifik berupa pembentukan sel
pakan langkah yang sangat penting dalam proses raksasa berinti banyak (multinucleated giant cell)
penyembuhan AIDS dan ini dapat dicapai dengan dengan gambaran inti-inti sel yang tersusun se-
menjalankan suatu strategi serba guna terma- bagai lingkaran. Semua isolat virus adalah sama
suk sinergi obat, di antaranyapenggunaan obat- dan sel memperlihatkan sifat-sifat seperti yang
obat dengan carakerja yang berbeda, misalnya telah diutarakan di aras, akan tetapi dapat berbeda
penggunaan kombinasi HPA 23 dan interferon. pula dalam hal fraksi ena darigenom, sedangkan
Dengan pengobatan, maka rekonstitusi sistem tetap mempunyai persamaan dalam epitop p25.
kekebalan dapat diperoleh kembali dengan meng- Reproduksi HIV dalam biakan sel normal
gunakan suatu imunomodulator yang dikom- limfosit dimungkinkan dengan menambahkan
binasikan dengan obat antiviral atau dengan suatu faktor.pertumbuhan yang disebut T-cell
transplantasi sumsum tulang. groTatbfactor (TCGF) atau interleukin-2 (IL-2),
Human Immunodeficiency Virus (Hiv) 481

2 IN

Vt ilN
'
-.jf;:dl!p'r **o/ f\&l5
coNE '
VIRION PROTEIN
CELL'
MEMBRANE f\,u.

I
RNA
DNA

DNA
",i T^ g
3

ffi
VIRION

Gambar 48-10. Sii<lr-rs hiclup Retror.irus. i. Partikel virus lengkap (virion) (1); 2. Lrreraksi partikel virus deng:rn
membran sel hospes (lirnfosit T) (2)r l. Peleburan membran (oeplos) virus dengan membran (,Jinclingjsel
hospes, ;rang diikuti liernuciian dengan tnasuknlrx komponen virion ke dai.rmsitoplasma (3);1. D.igrl
pertolongan RT dibentLrk pita DNA )-ans sesuai dengan RNA vilusnya, RNA kemudian mengalami
degndasi dan rerbentuklah pita DNA yanr kedua (4); 5. DNA
1,ang berpitr rangkap itu bergerak ke inti
sel clan membentuk strr.rktur linekaren (5); 6. DNA dengrn struktur linqkaran-tersebut menemp,rtkan
diri sec,Lra ;cai< dan masuk ke dalam kromosom sel hospes (6); Z. Kemudian DNA virus iru Jirrrnr-
kripsikan meniadi RNA i'ang seianjutnya ditranslasik:rn rnenjadi protein pada ribosoma sel hospes cli
da1:im sitoplasma (7); 8. Protein dan RNA virai yang barr-r dibentuk itu bergabung clan menonjslkan diri
kehurr (8); 9. Virion b:rru terbentuk clengan meng;rmbil bahan lipid dari membran luar sel (9).
482 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

yaitu suatu z tyanghanya dapat bekerja aktif, Antibodi terhadap HfV dapat ditemukan pada
bila biakan sel T dirangsang terlebih dahulu seseorang atau orang tergolong risiko tinggi dan
dengan fitohemaglutinin (PHA). Demikian pula hal ini berarti, bahwa orang tersebut secara viro-
rangsangan antigenik, berupa infeksi oleh HIV logik pernah terinfeksi oleh virus AIDS dan hal ini
dan/ataukuman, virus lain dan jamur, memung- pula tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk
kinkan HtV dapat mengadakan reprodpksi mernastikan, bahwa orang tadi positif menderita
dalam sel T yang sudah distimulasi. Infeksi sel AIDS. Dalam hal yang khusus, adanya antibodi
hospes oleh HIV secara skematis dapat dilihat terhadap HfV dapat dipakai sebagai pegangan
pada Gambar 48-9 dan 48-10. pada usaha mengadakan screening calon donor
HIV dapat juga menginfeksi dan mengada- untuk tujuan transfusi darah dan untuk keper-
kan replikasi dalam bone rnarrout precursor cell luan tersebut dapat dilaksanakan tes ELISA yang
(BMPC). Hal ini dapat merupakan bukti yang secara rutin biasa dilakukan. Suaru res lain yang
mendukung peranan HIV pada perkembangan lebih sensitif untuk tujuan konfirmasi, akan
AIDS, oleh karena pada fase akhir seluruh popu- tetapi secara relatif lebih mahal, ialah suaru cara
lasi sel T termasuk steru cells dapat diserang oleh non-ELISA, yaitu suatu teknik immunobloting
virus tersebut dan penderita dapat menderita yang disebut \Testern blot test yang biasanya
defisiensi kekebalan yang hebat dan progresif hanya dilakukan untuk tujuan penelitian.

,dengan
ditandai pula oleh adanya infeksi opor-
tunis oleh virus iain, kuman, jamur, parasit
dan/ atau t erjadiny a sarkoma Kaposi.
\fTRg,$S TUIWGffiBffiffiruFK
.J.1;,ii .'rt. r!t!t'; i

ire*eiehuluar: sifat sel sedemikian sehingga menyerupai sifat sel


Pada binatang retrovirus diketahui sebagai salah tumor in pipo. Proses perubahan itu disebut
satu penyebab timbulnya tumor dan penyakit transformasi.
limfoproliferatif lain. Penyakit itu didapat mela- Dari berbagai percobaan, sifat sel yang meng-
lui cara infeksi eksogen atau melalui infeksi alami transformasi oleh virus dan yang membe-
kongenital (diturunkan sebagai provirus). Misal- dakannya dengan sel normal diketahui
^nt^ta
nya saja sarkoma pada ayam yang disebabkan lain:
oleh virus sarkoma Rous; sarkoma pada mencit
1,. Sel yang mengalami trasformasi mengandung
akibat infeksi oleh Harvey murine sarkoma
sebagian atau seluruh genom virus penyebab.
virus ataupun Kirsten murine sarkomavirus.
Genom virus tersebut dapat berada dalam
Dapat dibuktikan pula bahwa virus penyebab,
keadaan terintegrasi dengan kromosom sel
jika diisolasi dari penderitanya dan disuntikkan
atau berada di luar kromosom sel (dalam
ke binatang sehat akan menimbulkan penyakit
bentuk plasmid).
yang sama seperti halnya diperlihatkan oleh
Tergantung virus dan sel hospesnya,
virus leukemia mencit
genom virus dalam sel mungkin berekspresi
dan mungkin juga tidak. Fenomena ini pen-
r-:'e n sf ,= rs-na s r 5*i Akr b;t $ nil*l ls i Vi c..c.t :
ting karena t:! i:)i,;.,) hal ini berkaitan dengan
Karena dasar utama dari tumorigenesis adalah fenomena i i t t t:i. 1 t i c ;;i t',t, ! {,s ii ;, t1
;
r i. i.

perubahan sifat pada sel, maka pengertian ter-


hadap tumorigenesis oleh virus akan lebih jelas
2. Pada umumnya sel yang transformasi me-
jika hubungan sel dan virus dipahami dengan nimbulkan tumor jika disuntikkan pada
binatang, khususnya pada binatang yang
baik. Dalam bab terdahulu telah disebutkan
mendapat penunrnan kekebalan. Jenis tu-
bahwa salah satu akibat infeksi oleh virus pada
mornya dapat jinak atau ganas.
sel adalah hubungan yang sifatnya non litik.
Pada keadaan itu infeksi virus tidak menyebab- 3. Sel yang transformasi berbeda morfologi-
kan kematian atau kerusakan sel, tetapi mengubah nya dibandingkan sel normal. Selain itu pola

483
484 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

tumbuh-kembang biaknya berbeda: sel nor- misalnya saja virus dari golongan herpesvirus;
mal berkembang biak sampai suatu tingkat papilomavirus; hepadnavirus; retrovirus dan
kepadatan dan dengan orientasi pertum- beberapa virus lain.
buhan tertentu untuk kemudian proses kem-
bang biaknya terhenti karena adanya contact
Tumorigenesis oleh Virus pada Binatang
inhibition dan hasil tumbuh kembangnya Peran virus sebagai penyebab timbulnya tumor
mempunyai pola teratur; sedangkan sel yang pada binatang, baik yang jinak maupun yang
transformasi tidak mengikuti hal-hal di atas. ganas telah banyak dibuktikan. Postulat Koch
tentang kriteria penyebab penyakit dengan mudah
4. Sel fibroblas normal baru akan berkembang dapat dibuktikan, yaitu: (i). Virus dapat diisolasi
biak jika terlebih dahulu melekat pada substrat dan dimurnikan dari jaringan rumor, (ii). Virus
padat, yang disebut fenomena anchorage- tersebut dapat diinfeksikan pada binatang sehat
dEendent multiplication. Sel yang transfor- dengan menimbulkan penyakit yang sama.
masi dapat berkembang biak tanpa lebih dahulu Dari berbagai percobaan beberapa kemung-
melekat pada substrat padat serta mampu kinan mekanisme molekuler tumorigenesis pada
membentuk koloni pada media agar semisolid. binatang dapat diketahui. Ringkasnya adalah:

5. Sel yang transformasi jrya berbeda banyak t. Terdapat dua golongan onkogen, yaitu pro-
dalam sifat lain dibandingkan dengan sel toonkogen yang dimiliki oleh sel dan biasa
normal. Sel yang transformasi mempunyai disebut c-onc atav protoonkogen dan onkogen
aktivitas glikolisis dan transpor gula seder- virus yang disebut a-onc. Semua sel normal
hana ke dalam sel lebih tinggi dibandingkan mamalia dianggap membawa c-onc dan sifat
sel normal. Selain itu menunjukkan pula ini diturunkan. Sebalikn y a, tidaksemua virus
perubahan komposisi kimia dan antigen di tumorigenik membawa r,,- onc. dan tumorige-
membran plasmanya. Antigen baru tersebut nesis oleh virus tanpa r,-onc terjadi dengan
dapat berupa yang khas virus dan mekanisme yang berbeda dengan tumori-
^ntigen
atatr antigen sel yang baru atau berubah. genesis oleh virus yang memb awa p-onc.
Pada sel yang transf.ormasi juga dapat dite-
2. Tumorigenesis viral pada dasarn ya dapat
mukan perubahan kromosom, baik berupa
dibagi tiga tahap yang masing-masing tahap
delesi dan atau duplikasi sebagian arau selu-
dapat tumpang tindih urvtannya, yaitu:
ruh kromosom.
tahap inisiasi, promosi dan progresi.
Dr antara berbagai virus, yang mampu me- 3. Tahap inisiasi dimulai dengan pengaktifan
nyebabkan transformasi sel terutama termasuk protoonkogen dan dari berbagai penelitian
virus yang mampu menimbulkan infeksi laten, terdapat berbagai macam kemungkinan, yairu:
Wrus Tumorigenik 485

a. Terladinya mutasi titik atau noktah. biasanya membuat zat yang menekan faktor-
b. Terjadinya transduksi protoonkogen oleh f.aktor di atas yang disebut groruth inhihiting
virus, sehingga terjadi pergantian pro- compounds. Dengan berbagai mekanisme, yang
moter protoonkogen sel oleh promoter belum semuanya jelas, pada sel tumor terjadi
virus yang kekuatannya lebih besar ketidakharmonisan pembelahan dan diferen-
darip ada p romoter aslinya. siasi sel.

c. Terjadinya integrasi promoter virus yang Tampaknya tumorigenesis dan karsinoge-


kekuatannya besar di dekat protoonko- nesis tidak dapat dilepaskan dari interaksi faktor

gen sel yang mengakibatkan r.erjadinya infeksi viral dan faktor karsinogen lain. Dengan
kotranskripsi. kata lain, tumorigenesis atau karsinogenesis
adalah proses yangbertinskat dan kompleks.
d. Aktivasi cara lain yang mekanismenya
masih tidak jelas. Pada leukemi unggas
ditemukan adanya promoter Avian leu- Tumorigenesis pada Manusia
kemic virus (ALV) yangberjauhan dari Penentuan hubungan sebab dan akibat
protoonkogen. ^rttara
infeksi virus dan timbulnya tumor, khususnya
yangstf.atnya ganas sangat sulit dibuktikan pada
Tahap selanjutnya terjadi pada tingkat pasca- manusia. Percobaan pada manusia hidup jelas
transkripsi. Dalam hal ini perlu selalu diingat tidak mungkin, sementara percob aan in pitro
bahwa pada sel normal terjadi hubungan harmo- pada sel-sel yang berasal dari jaringan manusia
nis antara proses pembelahan dan proses diferen- belum tentu selaras dengan kejadian in aiuo.
siasi sel. Kedua proses di atas pada tingkat genetis Pemakaian binatang percobaan sebagai model
diatur oleh berbagai jenis gen yang masing- j uga mempu ny ai bany ak kelemahan kar ena p ada
masing menentukan jenis proteiny^ng akan di- virus dikenal trofisme, yangberarti virus yang
ekspresikan oleh sel. Protein-protein yang meru- menyerang manusia belum tentu menyerang
pakan faktor penumbuhan bekerja pada tingkat binatang dan sebaliknya. Lpalaei virus yang
diferensiasi sel yang tertentu, biasanya tidak ber- diduga sebagai penyebab tumor pada manusia
ikatan dengan gen dan berguna untuk mengin- umumnya merupakan virus-virus laten. Karena
duksi sintesis faktor-faktor diferensiasi. Faktor itu postulat Koch sulit diberlakukan untuk virus
diferensiasi sel sendiri banyak ragamnya dan tumorigenik pada manusia. Sebagai alternatil
agar proses diferensiasi berjalan baik diperlukan dari postulat Koch, Evans mengajukan beberapa
interaksi harmonis di antara sesamanya. Secara kriteria untuk menentukan hubungan etiologik
fisik, faktor diferensiasi brasanya berikatan virus dengan tumor (postulat Evans), yang
dengan gen. Setelah sel berdiferensiasi baik, sel ringkasnya:
486 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

1,. Adanya korelasi nyara insidensi penyakit :.l"porr-*na""


da11 r):tpc:;rlr'r dalam suatu kaitan waktu yang
4. Hepadnaviridae
jelas.
5. Retroviridae
2. Adanya korelasi ryata antara penyakit dan
6. Poxviridae
tanggap kebal terhadap virus yang diduga
sebagai penyebab
dan yang dianggap tumorigenik bagi manusia
3. Virus atau gennya serta ekspresi gen virus di antaranya: Herpes simpleks virus tipe 2 dan
dapat dipertunjukkan pada sel tumor Epstein-Barr virus (anggota Herpesviridae),
4. Virus yang diduga sebagai penyebab mem- Human papillomavirus/HPV (anggota Papova-
punyai kemampuan in ,uitro untuk men- viridae), Hepatitis B virus (anggota Hepadna-
transformasi sel normal viridae), Ilunian l' cel.l lytrrphotrotl:ic aitus/
5. Adanya korelasi fiyata antara vaksinasi dan HTLV layl Hr.trnari lrt nlnorieiicielic)t ?Lrrts/IIIV
insidensi penyakit. (anggota Retroviridae), Moluscum contagiosum
virus (anggota Poxviridae). Adenoviridae, walau-
Sampai saat ini virus yang dianggap bersifat
pun tumorigenik bagi binatang belum terbukti
tumorigenik ter dap at dalam keluarga:
tumorigenik bagi manusia.
1. Herpesviridae

2. Adenoviridae

HF$T H gFf-&A-RR vgleErs d.HBv)


t l'',,11+ i -,.:
:.,,.11
5. Antigen limfositik (L),rtphor"",,tr-deterntirut:d
Virus termasuk keluarga Herpesviridae dan me:tnbrdne
'tnii.gen atau LyMDA).
mempunyai sifat serupa dengan anggora lainnya
(lihat bab Herpesviridae). Ditinjau dari sudut Patogenesis dan gambaran klinis penyakit
imunologi, virus Epstein-Barr membawa anti-
Virus mampu menyerang manusia dan monyet;
gen sebagai berikut:
hospes selulernya adalah sel limfosit B, sel epitel
l. Antigen inti (EBV tttrcleir snligr,r atau EBNA) orofaring dan nasofaring. Virus ditularkan mela-
2. Antigen awal R (-arl1, antigen atau EA-R) lui saliva penderita. Penularan ini terjadi biasa-
3. Antigen awal D (EA-D) nya melalui ciuman dan karenanya penyakit
4. Antigen kapsid (Viral capsid rtntigt:n ,1s,111 yang timbul disebut pula sebagai ktssing di:e"tse.
vcA) Infeksi dimulai dengan menempelnya virus pada
Virus Tumorigenik" 487

reseptor di epitel orofaring dan nasofaring yang laring. Dalam darah penderita ditemukan
berupa glikoprotein. Ternyata glikoprotein leukositosis dan jika infeksi mengenai sel lim-
tersebut juga merupakan reseptor komplemen fosit B, dalam darahnyadapat ditemukan adanya
C3d. Di dalam epitel, virus berkembang biak antibodi heterofil.
dan mengakibatkan ekspresi antigen: EA, VCA Akhir-akhir ini EBV juga dikaitkan dengan
dan MA. Selanjutnya virus masuk dan meng- manifestasi klinis chronic fatigwe syndrome, yaitu
infeksi sel limfosit B. suatu keadaan dimana penderita sering mengeluh
Infeksi pada sel limfosit mampu menyebab- kelelahan, demam ringan dan gangguan kon-
kan terjadinya imortalisasi sel dan mengubahnya sentrasi.
menjadi sel limfoblas yang mengekspresikan Selain itu EBV juga dikaitkan dengan keja-
antigen EBNA dan LYMDA. Sebagai reaksi ter- dian berbagai kelainan limfoproliperatif, lim-
hadap infeksi, sel-sel limfosit T supresor akan foma Burkitt dan karsinoma nasofaring. Bagai-
mengalami proliferasi menjadi sel-sel limfoblas mana persisnya karsinogenesis akibat infeksi
dan menimbulkan terjadinya pembesaran hati, oleh EBV belum diketahui rinci. Kofaktor lain
kelenjar limfe, limpa dan pada fase lanjut penya- diduga berperan dalam karsinogenesis. Alasan-
kit mononukleosis infeksiosa. Dari penelitian nya adalah
diketahui pula bahwa paling tidak terdapat dua
1. EBV tidak menyebabkan transformasi sel
galur virus, yaitu galur yang menyebabkan infeksi
eprtel in L)itro, tetapi gabungan efek karsi-
litik dan galur yang menyebabkan transformasi nogen kimia dan EBV dapat menyebabkan
sel. Yang terakhir merupakan galur yang ter-
transformasi sel.
sering diisolasi. Sebagian kecil infeksi juga ditu-
larkan melalui transfusi darah. 2, Telaah epidemiologi menunjukkan bahwa
Pada anak, infeksi sering asimtomatik. beberapa zar kimia alami dapat diubah atau
\Taiaupun asimtomatik, kira-kira 9Oolo pende- diaktivasi oleh sel menjadi karsinogen lebih
rita secara intermiten mengeluarkan virus dalam kuat, misalnya saja kelompok N nitroso-
salivanya untuk jangkawaktu sangat lama. Pada amin dalam ikan asin menjadi N-metil-N-
orang dewasa muda, kira-kira setengahnya nitro-N-nitroso guanidin.
bermanifestasi klinis mononukleosis infeksiosa
dengan gejala berupa demam,limfadenopati dan
3. Sekalipun EBV menyebabkan transformasi
sel limfosit B, tidak semua penderita infeksi
hepatosplenomegali dan nyeri tenggorokan dan
EBV menjadi penderita limfoma Burkitt,
kelemahan sebagai keluhan utama. Penyakit ini
khususnya yangdi luar Afrika
bisanya sembuh sendiri dalam waktu 2-4
minggu dan jarang berkomplikasi. Komplikasi 4. Terdapat bukti in vitro bahwa banyak zat
dapat berupa kelainan neurologis dan obstruksi kimia, khususnya yang dianggap karsinoge-
488 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

nik mempermudah terjadiny a transformasi, 2. Anti EA, yang biasanya ada pada fase aktif
penyebaran infeksi dari satu sel ke sel lain penyakit.
dan juga mengubah siklus replikasi virus.
3. Anti EBNA t flng biasanya ada mulai masa
Diagnosis laboratorik sakit minggu 2-4 dantetap ada selama hidup.

Salah satu cara sederhana, walaupun hasilnya Adapun interpretasi hasil pemeriksaan dapat
tidak spesifik untuk konfirmasi infeksi EBV, diringkas sebagai berikut:
adalah pemeriksaan penentuan sel limfosit ati-
pik. Sel ini sebenarnya berasal dari sel limfosit T
supresor yang berubah bentuknya menjadi lebih Penilaian HeeraJil V{4-Ig}4 YCA-IgC EA EBNA
besar dan jumlahnya dalam sirkulasi meningkat Akut, primer * +
Kronik, pnmer
pada masa infeksi dua minggu sampai 10-80 o/o
Reaktivasi
dari leukosit total. Sel yang disebut juga sel Dow-
Infeksi dulu
ney akan menghilang pada masa penyembuhan.
Cara lain adalah penentuan antibodi hete-
rofil, yaitu antibodi dari kelas IgM yang diben- Pemeriksaan isolasi virus umumnya tidak
tuk tubuh sebagai akibat teraktivasinya sel lim- dilakukan rutin karena secara teknis sukar. Jika
fosit B secara tak spesifik (mitogenic EBV indttced dilakukan, diperlukan bahan pemeriksaan be-
B ce/l actioation), lsylgan c ra uji Paul Bunnell. rupa: jaringan tumor, cucian tenggorok, saliva.
Biasanya antibodi ini mulai terdeteksi pada akhir Kadang-kadang dilakukan deteksi antigen
minggu pertama sakit, kadang-kadang pada dengan cara imunofluoresensi. Untuk itu bahan
-irggo dapat berupa jaringan tumor atau jaringan lim-
ketiga atau keempat. Antibodi akan menetap
fonodus atau hepar.
selama satu minggu sampai beberapa bulan dengan
rata-rata tiga minggu. Karena itu jika hasil pe- Cara lain yang sensitif, tetapi masih belum
meriksaan tidak menunjukkan adanya antibodi populer adalah deteksi asam nukleat EBV dari
heterofil dan penderita tetap dicurigai sebagai
dari sel atau jaringan, baik dengan hibridisasi
infeksi EBV, pemeriksaan diulang setiap minggu. langsung ataupun dengan reaksi rantai polimerasa.

Cara yang lebih spesifik adalah penentuan


Pengobatan dan pencegahan
antibodi terhadap antigen virus, misalnya de-
ngan cara ELISA. Dalam hal ini dapat diperik- Sampai saat ini belum ditemukan cara pengo-
sakan adanya: batan dan pencegahan yang baik.
L IgG-anti VCA yang biasanya timbul pada
awal infeksi dan menetap selama hidup.
Virus Tumorigenik 489

PAPOVAVIRIDAE
Biologi virus DNA-nya sedang genom polyomavirus terletak
Keluarga Papovaviridae terdiri dari dua genus, pada kedua rantainya. Perbedaan lain dari kedua
yaitu papillomavirus dan polyomavirus. Papova- genus adalah hospes selulernya; papilomavirus
virus merupakan virus telanjang dengan genom menginfeksi epitel permukaan dan menimbul-
DNA serat rangkap dan berkembang biak di kan kelainan pada pintu masuknya (part d'entree);
dalam inti sel. Virus tersebar luas di alam, me- polyomavirus masuk melalui saluran pernapas-
nyerang manusia dan hewan. Anggota papilo- atau pencernaan dan setelah proses kembang
^n
mavirus y^ng menyerang manusia adalah biak lokal virus masuk ke dalam darah dan akhir-
Human papilomavirus (FIPV) yang terdiri dari nya menginfeksi organ dalam seperti hati, ginjal
paling tidak 60 tipe virus, sedangkan anggota dan otak. lWalaupun kedua gents in vitro mampu
polyomavirus yang menyerang manusia di menyebabkan transformasi, hanya papiloma-
ant^ranya adalah virus BK dan virus JC. Secara virus yang dianggap terkait dengan kejadian
serologik, anggota dari masing-masing genus tumor alami.
menunjukkan reaksi silang tetapi tidak antar- GeTiertt virus papiloma pada dasarnya dapat
genus. dibagi dua bagian, yaitu bagian yang mengatur
Diameter nukleokapsid papilomavirus se- sintesis protein awal (s7ly protein)disebut gen E,
kitar 55 nm sedangkan polyomavirus 45 nm. dan gen yang mengatur sintesis protein penyu-
Genom papilomavirus lebih besar daripada polyo- sun struktur virus, disebut gen L. Di antara ber-
mavirus dan terletak pada salah satu rantai bagai gen E, gen E6 dan E7 dianggap bertang-

a tor !Q latg 2f,ll gr


rfE.l
t* 0
[El r--F--r
r
BPV.I 2ffi9813 lt6
317336&

g7t4 {ol0
tTl"rT*l H&
$61 A
32i7 A
rllll'vllfi
0 10m !000 3ffi 4e0 s000 6000 ?000 ?9{s

t
t*
enFc 2
g_-Tr -:r
?3{2

3
. I * 1000 I
""r, x000 t *-..1, *. -r - ., L*.* I

0 3000 {000 6000 smo 7000 78s8


Gamblr 49-1. Skema peta iisik gen t,ilr-rs papilorna. Angka rncnr-iniukkan urutan nLrkleotida
490 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

gun g j awab terhadap terj adiny a transf ormasi sel. hiperplasia akibat perceparan proliferasi dan
Skema peta fisik gen virus papiloma dapat dilihat terhambatnya diferensiasi sel. Sifat kelainan ada
pada Gamb ar 49-1. yang tetap jinak dan ditandai oleh batas yang
tegas dengan jaringan normal. Ada pula yang
Patogenesis gambaran klinis infeksi
menjadi displastik dan ditandai oleh atipi inti sel,
papilomavirus
mitosis tak terkontrol dan perubahan kromo-
Papilomavirus menyerang epitel gepeng pada som. Beberapa di anr.aranya berlanjut menjadi
kulit dan mukosa, dan biasanya tipe virus penye- karsinoma dan ditandai oleh invasi sel ke
rang kulit berbeda dari tipe virus penyerang jartngan sekitarnya ataupun metastase jauh ke
mukosa. Daerah transformasi antara mukosa organ lain.
kolumner dan gepeng di leher rahim (servik), Bagaimana persisnya karsinogenesis oleh
hidung, laring dan batas perlukaan mukosa virus papiloma terjadi belum diketahui. Dari
merupakan daerah yang peka infeksi. berbagai penelitian didapatkan gen virus papil-
Karena papilomavirus merupakan virus tahan loma berbeda status fisiknya pada jaringan kar-
panas dan pengeringan, infeksi dapat terjadi sinoma dan laringan tumor jinak. Gen virus
walaupun tidak ada kontak langsung. Pada bina- yang berintegrasi dengan kromosom sel lebih
tang, infeksi dapat terjadi sebagai akibat masuk- banyak ditemukan pada jarrngan karsinoma,
nya virus yang mengontaminasi feses melalui sementara pada jaringan tumor jinak, gen virus
perlukaan kulitnya. Tampaknya infeksi memerlu- banyak ditemukan di luar kromosom sel
kan inokulasi langsung virus ke lapisan sel basal (bentuk episomal atau plasmid). Karena integrasi
epitel. Seperti telah diketahui, epitel selalu meng- gen virus ke dalam kromosom sel bersifat acak
alami regenerasi, yaitu melalui mekanisme kem- (random), terdapat kemungkinan bahwa pada
bang biak dan diferensiasi sel-sel di lapisan basal sel tertentu integrasi itu terjadi pada tempat yang
sampai akhirnya menjadi sel keratinosit matang potensial mengubah sel normal menjadi sel
yang tak mampu lagi melakukan pembelahan karsinoma. Dan penelitian tampak pula bahwa
sel. Dalam hubungan ini telah diketahui bahwa infeksi oleh virus papiloma bukan merupakan
awal infeksi dimulai dengan inokulasi virus pada satu-satunya faktor. Diperlukan ko-faktor lain,
sel basal dan di dalam sel tersebut infeksi tetap di antarany^ yangdiduga berperan adalah:
laten. D en g an terjadinya diferensiasi sel men j adi
keratinosit matang, ke- pekaan sel berubah dan 1,. Kebiasaan merokok dan karsinogen kimia
memungkinkan virus berkembang biak secara lain.
vegetatif, sehingga infeksi menjadi produktif. 2. Pemaparan terhadap radiasi sinar gelombang
Virus papiloma menginduksi kelainan setem- pendek.
pat dan ditandai oleh perubahan morfologi dan 3. Faktor pertumbuhan dan hormon steroid.
Virus Tumorigenik 491

4. Infeksi setempat yang mengubah ekspresr sel lebih mudah dideteksi pada lesi jenis
gen sel dan virus. verrucae r,rrlgaris dan verrucae plantaris, sukar

5. Reaksi radang lokal yang berkepanjangan. pada lesi papiloma laring dan genital, sedang-
kan pada lesi ganas tidak ditemukan virion.
Infeksi oleh papilomavirus mempunyai spek-
trum luas. Infeksi dapat bersifat laten tanpa 2. Deteksi antigen virion pada jaringan lesi.
kelainan sel nyata; tumor jinak sampai kar-
Antigen biasanya dideteksi pada jaringan
yang telah difiksasi dan diwarnai dengan cara
sinoma. Gambaran kliniknya kronis dan mani-
festasinya tergantung pada lokasi, besar dan sifat
imunoflorosensi at^rt imunoperoksidase.
Keberadaan antigen biasanya makin hilang
kelainan.
selaras dengan progresivitas lesi ke arah
Lokasi, jenis kelainan akibat infeksi oleh
keganasan.
papilomavirus dapat dilihat pada T abel 49 -1.
Isolasi dan identifikasi virus.
Diagnosis laboratorium papilomavirus Untuk saat ini hanya beberapa tipe virus
1. Deteksi virion dari lesi. papiloma saja yang dapat dikembangbiak-
Kebanyakan infeksi bersifat laten, dan kare- kan in aitro. Karena itu isolasi bukan meru-
n nya teknik ini kurang peka. Dengan me- pakan pilihan yang baik apalagi jika diingat
makai mikroskop elektron virion di dalam banyak infeksi bersifat laten.

Tabel 49-1 Kelainan Akibat lnfeksi Papilomavirus

Tipe Virus Kelainan Keterangan

1 Myrmecia tapak tangan, verruca plantaris Jinak


2 Verruca vulgaris, condyloma anogenital Jinak
3;10;28 Verucca plana, epidermoplasia verruciformsis Jarang jadi ganas
4 Verucca l'ulgaris et plantaris Jinak
5;8 Epidermoplasia verruciformis konversi jadi
30olo ganas
6;11, Condyloma accuminata, verrucae genital, Umumnya jinak
papiloma laring, metaplasi-displasi servik
9 ;12;14 ;15 ;I7 ;19 -25 ;3 6 ;40 Epidermoplasia verruciformis l*Y t2;17 dan20 dapat jadi ganas
20 Basilioma Dapat jadi ganas
13;32 Penyakit Heck Mungkin jadi ganas
16;L8;3I;33;35;39;52 Neoplasia mukosa genital, laring, esofagus Cenderung jadi ganas
Penyakit Bowen
34 Penyakit Bowen Dapat jadi ganas
3O;40 Neoplasia laring Cenderung jadi ganas
37 Keratoacanthoma Ca in situ
492 Buku Ajar Mikobiologi Kedokteran

4. Pemeriksaan histo-sitopatologi. melalui pinositosis. Setelah mengalami pelepasan


Dasar pemeriksaan adalah terjadinya ke- kapsid, virus berkembang biak dalam inti sel.
lainan morfologi sel akibat infeksi oleh virus \Talaupun pada binatang terbukri bahwa ada
papiloma. Yang dianggap khas adalah ter- anggotanya yang rumorigenik, seperri misalnya
jadinya sel-sel koilosit pada lapisan tengah Simian Virus 40 (SV40) pada hamster, anggota
' dan superfisial epitel yang ditandai oleh poliomavirus yang menyerang manusia, yaitu
hiperkromatism dan inti selnya dikelilingi virus BK danJC belum dibuktikan tumorigenik.
oleh halo. Kadang-kadang ditemukan sel Virus BK dan JC masuk melalui saluran perna-
dengan inti banyak. pasan dan setelah melalui viremia, menginfeksi
5. Dr:teksi gen virus. sel ginjal dan menjadi laten. Padapenderita dengan
Merupakan cara pilihan sekalipun lebih kekebalan tubuh menurun, terjadi reaktivasi dan
rumit. Kepekaan cara ini tinggi dan tidak diikuti viremia dengan kemungkinan akibat tim-
bergantung kepada ada tidaknya virion bulnya penyakit pada saluran kemih dan otak.
ataupun antigen dalam sel. Infeksi primer biasanya asimtomatik, kadang-
Pengobatan papilomavirus kadang berupa gambaran sistitis atau penyakit
Pendekatan pengobatan bergantung pada jenis, infeksi saluran pernapasan ringan. Pada pende-
besar, lokasi kelainan. Beberapa caru yang per-
rita dengan kekebalan menurun, gejala menjadi
nah dicoba adalah: ekstirpasi atau eksisi lesi, pem-
lebih berat. VirusJC dapat menyebabkan leuko-
berian interferon intralesi, kauterisasi dengan ensefalopati multifokal, sedang virus BK dapat
mengakibatkan stenosis urerer dan sistitis hemo-
laser atau cryosurgery, pemberian penghambat
ragik.
mitosis seperti podofilin dan bleomisin bahkan
pemberian retinoid untuk membanru diferen- Diagnosis laboratorium poliomavirus
siasi sel. Untuk lesi jinak, sebaiknya dihindari
Pada pemeriksaan sitologik urin, dapar ditemu-
radiasi karena diduga dapat merangsang rekom-
kan sel-sel yang besar dengan badan inklusi baso-
binasi genetik antar^ fragmen gen virus dan gen
sel dan mengakibatkan terjadinya konversi lesi
filik intranukleus. Hal serupa ditemui pada sel
oligodendrosit penderita leukoensefalopati multi-
dari jinak menjadi ganas.
fokal.
Patogenesis dan gambaran klinis infeksi Selain its, adanya antigen virus dari sel sedi-
oleh poliomavirus men urin dapat diperrunjukkan dengan cara
Poliomavirus mempunyai ukuran virion dan asam imunoflorosensi arau imunoperoksidase. pem-
nukleat lebih kecil dari papilomavirus. Sifat biakan dapat pula dikerjakan, yaitu dengan jalan
lainnya serupa dengan papilomavirus. Replikasi menanamkan bahan urin pada sel fibroblas atau
virus dalam sel dimulai dengan masuknya virus sel Vero.
hrus Tumorigenik 493

RETROVIR.IDAE
Pendahuluan protein dan enzim transkriptasa terbalik.
Morfologi dapat dilihat pada Gambar 49-2.
Pengetahuan tentang retrovirus sebenarnya
Genom virus terdiri dari beberapa bagian dan
telah lama. Pada binatang terbukti bahwa retro-
mengatur sintesis protein struktural maupun
virus mampu menimbulkan berbagai kelainan
nonstruktural. Pengatur sintesis protein struk-
termasuk terjadinya neoplasia dan kelainan
tural adalah gen gd.g untuk protein kapsid dan
imunologik. Sebaliknya, pengetahuan tentang
pelapis asam nukleat; genpoluntuk enzim trans-
retrovirus manusia relatif baru. Pengemhuan
kriptasa terbalik dan gen eno untuk protein
retrovirus penyebab penyakit pada manusia
selubung.
baru berkembang pesat setelah diisolasinya virus
Anggota retrovirus mempunyai hospes se-
dan ini dimungkinkan oleh berkembangnya tek-
luler yang berbeda. Retrovirus yang menyerang
nologi deteksi enzim transkriptasa terbalik dan
manusia dapat mempunyai spektrum hospes
teknologi pembiakan sel limfosit T manusia
seluler berupa sel limfosit T, sel makrofag dan
dengan bantuan T-celL grawrb Jactor (TCG|). Ret-
juga sel neuron. Pada HfV, kembang biak virus
rovirus penyebab penyakit manusia yang per-
tama diisolasi adalah Human TJymphotrophic
dimulai dengan menempelnya virus pada
reseptornya, yairu molekul CD4 diikuti dengan
virus I (HTLV I) dari penderita leukemia sel T
oleh Poiesz dkk.
fusi antara CD4 dan selubung virus. Proses
pelepasan asam nukleat terjadi di sitoplasma sel

Biologi virus diikuti dengan pembentukan DNA komple-


menter dengan bantuan enzim transkriptasa
Anggota Retroviridae yang disebut retrovirus terbalik. Setelah RNA virus hancur, dibuat serat
merupakan virus berselubung dengan virion DNA bayangan serat DNA terdahulu, sehingga
berbentuk sferis berdiameter ant^ra 80-120 nm menjadi serat DNA ganda. DNA serat ganda
serta genomnya berupa asam ribonukleat (RNA) kemudian bermigrasi ke dalam inti sel dan ber-
dan membaw a enzimsendiri, yaitu transkriptasa integrasi dengan kromosom sel. Setelah itu ter-
terbalik (reverse transcriTitase). Selubungnya jadi sintesis protein-protein struktural dilanjut-
berupa glikoprotein yangdidapat dari membran kan dengan pematangan atau morfogenesis dan
plasma sel saat pematangan atau pelepasan viron pelepasan virion dari sel melalui proses budcling.
dari sel yang diinfeksinya. Selubung dan kapsid Skema ringkas replikasi HIV dapat dilihat dalam
virus terdiri atas beberapa jenis protein yang Gambar 49-3.
mempunyai nama berbeda. Di dalam kapsid Retroviridae dibagi atas tiga subfamili yaitu
terdapat asam ribonukleat yang dikelilingi oleh Oncornavirinae atau Oncovirinae, Lentivirinae
494 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

Protein
GP41
Protein
GP1 20

Protein
P1 7-P1 8
Protein
P24-P25 -
Core
Lipid
bilayer

Reserye
trancriptase

Protein
P9-P7

Gambar 49-2. Skema Morfologi HIV.


GP: glikoprotein, P = protein. Angka di belakang buruf P menunjuhkan berat molekul protein
dalam satuan kilodaLton.

@ery

Gambar 49-3. Diagram ringkas siklus replikasi HIV.


1,:HIV;2=MolekulCD4;3=membranplasma;4=Sitoplasma;5=RNAairws;6=Reverse
transcriptase;7 : inti sel;8 = DNA r.tirus terintegrasi pada DIIA sel;9 : RNA oirus (genom); 10:
nRVA; Il = Sintesa, pengolahan dan perakitan protein; 12: morfogenesis 'uirus pwddingprocess);
13 = virion HIV;14 = nukleokaPsid; 15 = DNA linier;16 = DNA sirhuler.
Wrus Tumorigenik 495

Tabel 49-2 Klasifikasi Retroviridae

Subfamili Contoh anggota Sifat penting

Oncovirinae Tumorigenik dan neurotrofik


grup A Prekursor grup B
grup B Mammary tumor virus (mencit) Nukleokapsid virion eksentrik
grup c Human T lymphotropic virus (HTLV) i, II Nukleokapsid virion sentral
grup D Mason-Pfizer virus (monyet) Nukleokapsid silindrik
Lentivirinae Human immunodeficiency virus (HIV) Nukleokapsid silindrik, neurotrofik dan
I dan II imunosupresif
Spumavirinae Human foamy virus Penyebab infeksi subklinis dengan
sipatologifoamy celk

dan Spumavirinae. Beberapa anggbta penting ngan manifestasiklinik lain, yaitu: leukemia
dari setiap subfamili dapat dilihat dalam Tabel sel B kronik (B-cell cbronic leukentia atau
49-2. CBLL) dan limfoma sel T kulit (Cwtaneus
T-cell lymphomaatalr CTCL) serta beberapa
Patogenesis dan gambaran klinik
bentuk imunodefisiensi.
l. Infeksi HTLV I. Di dalam hospes seiulernya, virus dapat
infeksi oleh HTLV I pertama ditemukan di berkembang-biak dengan lambat atau bersifat
Jepang. Saat ini juga banyak ditemukan di laten. Kira-kira lo/o dari penderita infeksi
kepulauan Karibia, Amerika tengah dan HTLV I dalam beberapa tahun akan men-
selatan, Afrika, India dan beberapa daerah jadi penderita ATLL. Klinis ATLL dapat
lain. Penularan infeksi terjadi melalui hu- bermanifestasi sebagai leukemia atau limfoma.
bungan seksual, transfusi darah terkontami- ATLL biasanya bersifat progresif dengan
nasi dan penularan dari ibu ke anak melalui rat^-rata swntival timellsysylg dari 1 tahun.
air susu dan transplasenta. Di dalam darah, Beberapa di antaranya mempunyai pola
HTLV I menyerang sel-sel limfosit T. Selain kronik atau subakut dan pada suatu saat
itu HTLV I juga dapat menginfeksi sel neu- menjadi akut. Penyerta yang biasa ditemu-
ron. Akibat dari infeksi dapat berupa neo- kan adalah hepatosplenomegali dan keru-
plasta dan/atau gangguan imunitas. Sebagai sakan tulang.
penyebab penyakit lekemia sel T pada orang
dewasa (Adulr-T cell lymphocytic leubemia Diagnosis laboratorium
atau ATLL), HTLV I merupakan contoh 1. Pemeriksaan antibodi anti virus.
virus yang memenuhi postulat Koch. Selain Pemeriksaan antibodi anti virus dapat dila-
itu infeksi HTLV I juga dihubungkan de- kukan dengan cara ELISA, \Testern Blor,
496 Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran

RIA, Radioimunopresipitasi (RIP), imuno- dengan cara RTA (Re,,;,erse tran.sc.riptase


fluoresensi dan netralisasi. dssay). Sedangkan genom virus dideteksi
Cara ELISA relatif murah dan cepat di dengan cara amplifikasi genom vtus in vitro
bandingkan cara lain, tetapi mempunyai (Pemeriksaan c ra reaksi rantai polimerase,
kepekaan lebih rendah dari pada cara wes- Polymerase Chain Reaction/PCR/ ataupun
tern blot ataupun cara RIP. Selain itu cara hibridisasi langsung. Dua cara terakhir sam-
ELISA lebih banyak menimbulkan hasil po- pai saat ini belum populer.
sitif palsu. Karena itu dianjurkan pemerik- 3. Isolasi dan idenrrlikasi r-irus.
saan tidak dilakukan satu kali atau dikon-
Isolasi virus dikerjakan dengan membiak-
firmasikan dengan pemeriksaan lain.
kan sel darah tepi penderita baik di bawah
2. Pemeriksaan antigen dan genom virus. pengaruh faktor pertumbuhan sel T (T cell
Pada sel darah segar dari penderita ATLL, growth fador; TCGF) atau dengan dengan
antigen HTLV I biasanya tidak ditemukan pembiakan bersama sel T lain. Ekspresi kom-
walaupun sel tersebut mengandung mRNA ponen virus pada biakan sel dapat dinilai
virus. Jika sel tersebut dibiak beberapa hari, sepefti pada pemeriksaan serologis ataupun
protein virus dan enzim transkriptas a terba- pemeriksaan komponen virus di atas.
lik akan diekspresikan. Selanjutnya protein
virus dapat dideteksi dengan cara imuno- Pengobatan dan pencegahan
fluorosensi atarlr cara serologis lain. \7alau- Sampai saat ini jenis pengobatan yang baik
pun morfogenesis virus dalam sel tidak belum ditemukan.
terjadi, sel terinfeksi dapat mengandung Cara pencegahan penularan umumnya sam
genom virus dan juga enzim transkriptasa dengan untuk HIV-I.
terbalik. Aktivitas enzim dapat diukur

Anda mungkin juga menyukai