Anda di halaman 1dari 30

PENDIDIKAN PANCASILA

“Pancasila Sebagai Ideologi Negara : Ideologi Pancasila”

Kelompok 5

Nama Anggota Kelompok :

Dinda Amalia Putri (8135132253)


Dwileva Hafni (8135132271)
Eka Yuliasih (8135132266)
Ika Wahyu Lestari (8135132273)

PENDIDIKAN TATA NIAGA KELAS A

JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan yang berjudul Pancasila Sebagai Ideologi
Negara: Ideologi Pancasila. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.

Secara historis, pengertian ideologi mengalami perubahan dari masa ke masa. Untuk
itu, di sini diuraikan pengertian awal ideologi dan perubahan-perubahan makna yang terjadi
berikutnya dan bahasan-bahasan tentang ideologi lainnya.

Dalam penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada dosen mata kuliah pancasila, Bapak Drs. Agus Martono yang telah memberikan
nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan menerima
kritik dan saran yang membangun.

Jakarta, Maret 2014

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR _______________________________________________________ I

DAFTAR ISI _____________________________________________________________ II

BAB I PENDAHULUAN ____________________________________________________ 1

A. LATAR BELAKANG ___________________________________________________ 1


B. RUMUSAN MASALAH _________________________________________________ 1
C. TUJUAN _____________________________________________________________ 2
D. MANFAAT ___________________________________________________________ 2

BAB II REFERENSI DAN BUKU ____________________________________________ 3

A. REFERENSI I __________________________________________________________ 3
B. REFERENSI II__________________________________________________________ 4

BAB III PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI) _______________________________ 5

A. PENGERTIAN IDEOLOGI ______________________________________________ 5


B. MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA ______________________________ 6
C. PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI ______________________________ 6
1. Ideologi Terbuka ____________________________________________________ 6
2. Ideologi Tertutup ____________________________________________________ 7
3. Ideologi Komperenhensif _____________________________________________ 7
4. Ideologi Partikular ___________________________________________________ 8
D. SIFAT IDEOLOGI ______________________________________________________ 8
E. PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA ______________________ 8
F. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA ___________ 9
G. MACAM – MACAM IDEOLOGI DI DUNIA_______________________________ 10
1. Sosialisme_________________________________________________________ 10
a. Asal Mula Ideologi Sosialime _________________________________________ 10
b. Konsep Sosialisme __________________________________________________ 10
iii

2. LIBERALISME ________________________________________________________ 12
a. Asal Mula Liberalisme _______________________________________________ 12
b. Rukun Liberalisme __________________________________________________ 12
c. Asal Mula Kapitalisme _______________________________________________ 15
d. Konsep Kapitalisme _________________________________________________ 15

BAB IV __________________________________________________________________ 16

PENUTUP _______________________________________________________________ 16

3.1 KESIMPULAN _______________________________________________________ 16


3.2 SARAN _____________________________________________________________ 16

DAFTAR PUSTAKA ______________________________________________________ 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan sebagai
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara Indonesia dalam
berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan
bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.
Pancasila sebagai ideologi nasional artinya Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat
nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh
bangsa Indonesia untuk menata atau mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi
yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) Indonesia secara keseluruhan, bukan milik
perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa
Indonesia secara keseluruhan. Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah
permasalahan yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga
bersifat praksis karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi
Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang
makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak.

B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat disusunlah
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Ideologi?

2. Apakah makna Ideologi bagi suatu Negara?

3. Apa saja pengertian macam-macam Ideologi?

4. Apa saja pengertian sifat-sifat Ideologi?

5. Apakah peranan Ideologi bagi suatu Negara?

1
2

6. Apa faktor pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila?

7. Apa macam-macam Ideologi di dunia?

C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian Ideologi


2. Untuk mengetahui makna Ideologi bagi suatu negara
3. Untuk mengetahui pengertian macam-macam Ideologi
4. Untuk mengetahui sifat-sifat Ideologi
5. Untuk mengetahui peranan Ideologi bagi suatu negara
6. Untuk mengetahui faktor pendorong keterbukaan Ideologi Pancasila
7. Untuk mengetahui macam-macam Ideologi di dunia

D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pengertian Ideologi.

2. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang makna Ideologi bagi suatu negara.

3. Memberikan informasi dan pengetahuan pengertian macam-macam Ideologi.

4. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang sifat-sifat Ideologi.

5. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang peranan Ideologi bagi suatu negara.

6. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang faktor pendorong keterbukaan


Ideologi Pancasila.

7. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang macam-macam Ideologi di dunia.


BAB II

REFERENSI DAN BUKU

A. Referensi I
(Sumber : Buku Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit Hartono Media Pustaka
tentang “Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara)

Menjelaskan pengertian dari Ideologi:

Secara umum : Ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita – cita.

Secara etimologi : ideologi berasal dari kata idea = pikiran, dan logos = ilmu.

Menurut Para ahli :

1. A.S. Hornby

Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan
politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekolmpok orang.

2. Soerjono Soekanto

Ideologi adalah sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang


menyeluruh dan sistematis yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan dan agama.

3. Gunawan Setiardja

Ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang
dijadikan pedoman dan cita – cita hidup.

3
4

4. Frans Magnis Suseno

Ideologi adalah sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi
ideologi tertutup dan ideologi terbuka.

B. Referensi II
(Sumber : http://makalahteori-pembelajaran.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-
ideologi.html)

Menjelaskan pengertian dari Ideologi:

Secara umum : merupakan sistem keyakinan yang dianut masyarakat untuk menata
dirinya sendiri.

Secara etimologi : idea = pikiran, dan logos = ilmu.

Para ahli :

1. Destut De Traacy

Istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang
berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam
masyarakat Perancis.

2. Karl Marx

Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat.

3. AL-Marsudi

Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des
ideas.
BAB III

PEMBAHASAN (LANDASAN TEORI)

A. PENGERTIAN IDEOLOGI

Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea berasal dari bahasa
yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein yang artinya melihat. Maka
secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertian-pengertian dasar.

Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada
hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar
ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan
demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan
dan cita-cita.

Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti halnya
Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem pengetahuan.
Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system of truth dimana
tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, De Tracy menyebutkan ideologi
yaitu science of ideas, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan
Internasional dalam masyarakat perancis. Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai
khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka
yang tidak akan menemukan kenyataan.

Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi adalah


suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya. Sejalan dengan itu,

5
6

Sastrapratedja mengemukakan bahwa ideologi memuat orientasi pada tindakan. Ia merupakan


pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Persepsi yang menyertai orientasi, pedoman dan komitmen berperan penting sekali
dalam mewarnai sikap dan tingkah laku ketika melakukan tindakan, kegiatan atau perbuatan
dalam rangka mewujudkan atau merealisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam ideologi
tersebut. Logikanya, suatu ideologi menuntut kepada mereka yang meyakini kebenarannya
untuk memiliki persepsi, sikap dan tingkah laku yang sesuai, wajar dan sehat tentang dirinya,
tidak lebih dan tidak kurang. Karena, melalui itulah dapat diharapkan akan lahir dan
berkembang sikap dan tingkah laku yang pas dan tepat dalam proses perwujudannya dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA

Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat


kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu
yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat
ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang
ideal. Idologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga
membentuk masyarakat menuju cita-citanya.

Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara
untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan
dalam ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.

C. PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI

1. Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:

a. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi, bukan
keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
b. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah
milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan mereka.
7

c. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-an
mereka.
d. Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsadah itu.
e. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari
berbagai latar belakang budaya dan agama.

2. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
b. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan
kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan masyarakat
akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi
tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat.
d. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.

e. Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.

f. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan
operasional yang keras, mutlak, dan total.

3. Ideologi Komperenhensif
Ideologi Komprehensif Didefinisikan sebagai suatu system pemikiran menyeluruh
mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita yang
bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.
8

4. Ideologi Partikular
IdeologiPartikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersususn
secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.

D. SIFAT IDEOLOGI

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi
fleksibilitas .

1. Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir sehingga
mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik
mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme : Ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan
saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi Fleksibilitas : Ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokratis.
Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat
relevansinya dari masa ke masa.

E. PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA


Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di Asia,
Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah
cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-
cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan
kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta
menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan,
yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri.
Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi
9

memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi berfungsi


mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga
mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.
Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu
ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan
sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan)
dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi
pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman,
misalnya dengan memakai semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam
kesatuan.

F. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA

1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang


berkembang secara cepat.

2. Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku


cenderung meredupkan perkembangan dirinya.

3. Pengalaman sejarah politik masa lampau.

4. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat
abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai
tujuan nasional.

Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada batas-batas


keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu :

1. Stabilitas nasional yang dinamis.


2. Larangan terhadap ideologi Marxisme, Leninnisme dan Komunisme.
3. Mencegah berkembangnya paham Liberalisme.
4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan
bermasyarakat.
5. Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.
10

G. MACAM – MACAM IDEOLOGI DI DUNIA


Penyebaran ideologi secara keseluruhan dapat dikatakan sangat banyak dan terkadang
kita agak terhambat untuk benar – benar mengenal secara detail ke semua ideologi. Dari
semua ideologi yang ada biasanya terdiri dari turunan – turunan sebuah ideologi besar yang
biasanya dimodifikasi oleh seorang tokoh. Hal itulah yang membuat banyak ideologi. Akan
tetapi rata – rata ideologi turunan tersebut lebih ke arah kesempatan manusia untuk
berdemokratisasi, sedangkan ideologi besar akan selalu tetap kokoh di atas sebagai sebuah
hal yang besar. Berikut ini ideologi yang biasanya kita secara familiar mendengar seperti,
Komunis, Sosialis, Kapitalisme, dan lain – lain.

1. Sosialisme

a. Asal Mula Ideologi Sosialime


Istilah Sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan
dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilsh ini mulai di
gunakan sejak awal abad ke- 19. Dalam bahasa inggris, istilah ini digunakan pertama kali
untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu
pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang di populerkan oleh Pierre
Leroux dan J. Regnaud dalam I’Encyclopedia Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering
di gunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi
hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakkan kaum buruh industri dan
buruh tani pada abad ke – 19 hingga awal abad ke – 20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat dengan persamaan hak dengan sistem ekonomi menurut
mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite

b. Konsep Sosialisme
Dalam kehidupan sehari-hari sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah
sosialisme selain digunakan untuk menunjukkan sistem ekonomi, juga digunakan untuk
menunjukkan aliran filsafat ideolgi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerkan. Sosialisme sebagai
gerakan ekonomi muncul sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan yang timbul dari sistem
kapitalisme.
11

Bilamana melirik di dalam sejarahnya, sosialisme muncul ketika feodalisme tersingkir,


dan masyarakat merdeka kapitalis muncul di dunia, maka muncullh suatu sistem penindasan
dan eksploitasi terhadap golongan pekerja. Maka dari itu sosialisme datang dengan harapan
mewujudkan negara kemakmuran dengan usaha bersama yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Inti paham dari sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat
secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi
terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang
bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-
menolong. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri
ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai
dengan penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara feodal.

Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan


usaha kolektifyang produktif dan membatasi milik perseorangan. Inti paham sosialisme
adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus
berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal
ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan,
tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1989), Sosialisme adalah ajaran atau paham kenegaraan yang berusaha supaya harta benda,
industri, dan perusahaan menjadi milik negara

Menurut Sutan Sjahrir dalam Suara Sosialis ( 1956 ), Sosialisme adalah suatu cara
memperjuangkan kemerdekaan dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasan dan
penghisapan, serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia. Sosialisme adalah sebuah
masyarakat dimana kaum pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan
merencanakan ekonomi secara demokratik dan semua ini secara internasional

John Stuart Mill ( 1806 -1873 ), menyebutkan sebutan Sosialisme menunjukkan


kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit
tergantung dari bantuan pemerintah.

Sosialisme juga diartikan sebagai bentuk perekonomian di mana pemerintah paling


kurang bertindak sebagai pihak dipercayai oleh seluruh warga masyarakat, dan
12

menasionalisasikan industri-industri besar lain lain yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Dalam bentuk yang paling lengkapsosialisme negara, dan menghilangkan milik
swasta (Blinton: 1981).

Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap
Liberalisme abad ke 19. Pendukung Liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang
memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum
buruh terlantar.

2. Liberalisme

a. Asal Mula Liberalisme


Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang di dasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.

Secara umum, Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan


oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham Liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu. Oleh karna itu paham Liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.

b. Rukun Liberalisme
1) Yang utama adalah perorangan, berkebalikan dengan khakikian komunitas.
Liberalisme memiliki keyakinan mendalam dan nilai-nilai perorangan, penekanan
pada hak-hak pribadi dihadapan hak-hak sosial. Dalam pandangan leberalisme, hak-
hak pribadi seseorang sekali-kali tidak dapat di abaikan atau di jadikan tumbal hak-hk
sosial.
2) Yang utama adalah kerelaan dan kesepakatan; apabila pemerintah ingin memiliki
legalitas maka legilitas tersebut harus bedasarkan kerelaan masyarakat dan
bedasarkan kontrak sosial eperti yang dikemukakan Rousseau (1778). Berangkat dari
masalah ini, sebaik-baik pemeritahan demokrasi. Lantaran dalam pemerintahan
demokrasi yang menjadi poros adalah kerelaan/keridhaan dan kontak sosial.
13

3) Bebas dalam memiliki hak memilih; asas dalam mewujukan kebebasan sejati
bedasarkan maktab ini adalah bahwa setiap orang memiliki kemampun dan hak untuk
memilih atau dua atau beberapa opsi. Dan dia memeiliki kebebasan penuh dalam
memilih bedasarkan selera dan keinginan sendiri.
4) Bersyarat dan beraturan; artinya kekusaan penguasa tidak boleh tidak terbatas tanpa
syarat dan batasan, tetapi kekuasaannya harus terbatas dan harus edasarkan syarat-
syarat tertentu. Dengan kata lain, kekuasaan, domain penguasa haru tercatat jelas
dalam sebuah piagam (charter). Atas alasan ini, pemerintahan penguasa harus terbatas
dan jalan untuk mewujudkan pemerintahan terbatas adlah pemisah kekuasaan,
eksekutif, yudikatif dan legislatif sebuah konsep yang di ambil dari konsep
Montesquieu (1775) untuk pertama kalinya.
5) Kesamaan dalam memperoleh kesempatan dan fasilitas; liberalisme sebagaimana
yang telah diterangi sebelumnya, memiliki hubungan erat dengan sistem
perekonomian kapitalis. Berangkat dari sini pada domain ekonomi seluruh individu
memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan kesmpatan dan fasilitas.
6) Keadilan sosial bedasarkan meritokrasi; ganjaran setiap orang dalam memperoleh
keuntungan ekonomi harus bedasarkan potensi dan meritokrasinya. Bedasarkan
pandangan liberalisme, harus tercipta sebuah kondisi pada sebuah komunitas sehingga
bedasarkan potesi dan kecakapan nnatural yang mereka miliki, mereka dapat
memperoleh keuntungan dan maslahat ekonomi yang ada. Pada hakikatnya,
liberalisme sekali-kali tidak akan menerma keadilan sosial tanpa memandang
kebebasan dan hak-hak indivdu. Oleh karena itu sebagai orag menggolongkan bahwa
salah satu rukun prioritasnya kebebasan individu atas keadilan sosial; artinya
kebebasan individu merupakan tujuan utama dan persamaan sosial merupakan alat
dan media untuk sampai pada kebebasan individu. Dengan kata lain, dengan dalih
menciptakan keadilan dan persamaan, kebebasan-kebebasan dibatasi atau dieliminir.
7) Toleran terhadapakidah dan pikiran orang lain; liberalisme menyakini kebebasan
tanpa kait dan syarat dalam ranah pemikiran-pemikiran politik, keyakinan-keyakinan
agama dan pandangan-pandangan sosial. Mereka menyakini bahwa hanya dengan
bersikap bebas terhadap akidah setiap orang yang dapat mengantar manusia menuju
14

kemajuan dan kesempurnaan. Dalam pandangan kaum Liberalis, tiada satu hakikat
(kebenaran) di alam semesta ini, namun hakikat-hakikat dan keragamanlah yang ada.
8) Perbedaan pada ranah pribadi dan sosial; liberalisme senantiasa menggambarkan
adanya jarak dan pemisah antara ranah persoalan pribadi (termasuk kehidupan sosial-
ekonomi) dan persoalan umum (termasuk kehidupan politik).menurut puak
Liberalisme pemerintah tidak diperkenankan melakukan campur tangan dalam
persoalan-persoalan pribadi. Dan semakin sedikit intervensi pemerintah dalam ranah
eksklusif setiap orang, maka performa pemerintah semakin baik.
9) Dunia sebagai proses dan tujuan (sebagai ganti akhirat); dalam pandangan
Liberalisme, perhatian terhadap nilai-nilai, urusan, dan keyakinan-keyakinan duniawi
merupakan proses dan fondasi.
a) Universalisme; keyakinan bahwa hak dan taklif seluruh manusia memiliki sisi
universal, umum dan global. Keyakinan ini bersumber dari fitrah dan tabiat
manusia.
b) Masyarakat madani; pemrerintah terbatas dan bersyarat yang telah disinggung
sebelumnya dan menjaga kebebasan warga kota membutuhkan masyarakat
madani yang beragam yang berdiri dari berbagai kelompok pemikiran, filsafat,
mazhab, kebudayaan dan politik.
c) Kontrol masyarakat; apriori bahwa pemerintah merupakan keburukan yang tak-
terhindarkan adalah salah satu fondasi ideologi Liberalisme. Menurut John Lock,
politisi, secara potensial, merupakan makhluk liar. Makhluk liar ini tidak segan-
segan menggunakan cara-cara licik untuk memelihara kekuasaan dan
kemaslahatan pribadinya. Berangkat dari sini, dengan menciptakan pranata dan
kontrol masyarakat secara terus menerus dapat mencegah adanya praktik-praktik
politisi ini. Dengan demikian, kontrol masyarakat atas penguasa dan politisi
merupakan rukun Liberalisme.
d) Hak kepemilikan; Liberalisme memandang bahwa hak kepemilikan merupakan
media utama dalam menjaga dan memelihara kebebasan politik. Seorang individu
dengan kepemilikan dapat menjaga otonomi individu dan resistensinya terhadap
kekuasaan pemerintah. David Hume memandang bahwa kepemilikan merupakan
asas dan basis pranata-pranata demokrasi.
15

c. Asal Mula Kapitalisme


Kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang menyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut,
maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.
Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak sebenarnya tidak memiliki definisi
universal yang bisa di terima secara luas. Beberapa ahli mendefiisikan Kapitalisme sebagai
sebuah sistem yang mulai berlaku dieropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada
masa perkembangan perbankan komersial eropa dimasa sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun
melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tahan dan
manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para Kapitalis harus mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

Kapitalisme memiliki sejarah panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan


yang dilakukan oleh pihak swasta. Di eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai
cikal bakal kapitalisme. Saat ini, Kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan
hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan Kapitalisme dengan Sosialisme
tanpa adanya pengubahan menjadikn kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad
yang lalu.

d. Konsep Kapitalisme
Kapitalisme adalah salah satu pola pandangan manusia dalam segala kegiatan
ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak kearah positif seperti yang dibayangkan
banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan
terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini
banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme,
melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkan, seperti Komunisme.
BAB IV

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk


kepentingan membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan
pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan
membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya. Pancasila juga
merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah
desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia dengan
berdasarkan Pancasila.

Dengan ideologi nasional yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik
dapat diarahkan untuk menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.
Oleh karenanya, prestasi bangsa kita akan menentukan posisi Pancasila di tengah percaturan
ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang.

3.2 SARAN

Patutlah kiranya kita bersedia menjunjung tinggi peranan Pancasila di Indonesia dan
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yaitu dengan menjadi warga negara
Indonesia yang baik dan taat hukum agar perancangan Pancasila sebagai dasar negara ini
tidak sia-sia. Tidak hanya di kalangan petinggi, pejabat, atau masyarakat saja tetapi seluruh
pelosok negeri sebagai bagian dari bangsa Indonesia juga wajib mewujudkan nilai-nilai
Pancasila tersebut.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

Martini. (2013). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
(hal. 23). Jakarta: 2014.

http://makalahteori-pembelajaran.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-ideologi.html
11
8
9
7
13
14

Anda mungkin juga menyukai