Segala biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah termasuk biaya ijin
penambangan bahan galian golongan C, fee dan royalti (kalau ada), uji laboratorium dan kegiatan
untuk menjamin mutu kepadatan timbunan tanah agar sesuai dengan ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik, dan apabila tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan timbunan tanah yang ditawarkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk Tanah.
- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
- SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah.
- SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
- SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung Butir Kasar.
- SNI 03-2636-1992 : Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah
Untuk Bangunan Sederhana.
- SNI 03-2832-1992 : Metode Pengujian untuk Mendapatkan Kepadatan Tanah
Maksimum.
- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus
Pasir.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat
Hidrometer.
- SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan
Cetakan Benda Uji.
3.2. Galian
(1) Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan
galian batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuannya, jalan akses dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan
pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian
kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan
sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali,
Metode kerja pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan
ke lokasi pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan
untuk bahan timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan galian.
Penyedia Jasa wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah
elevasi galian pekerjaan permanen saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan
yang baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh
kesalahan Penyedia Jasa harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri
harus menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi bila pekerjaan galian telah selesai
dikerjakan untuk dilakukan pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan
lanjutan/bangunan pengecoran beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan
pembuangan tanah hasil galian harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
Bila dalam Metode kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil
galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut kelokasi penimbunan
permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga
berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-handling, maka biaya yang dikeluarkan
oleh Penyedia Jasa untuk kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.
Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2 (dua)
jenis tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai tanah
bahan timbun, Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian wajib
berupaya agar kedua jenis tanah tersebut tidak bercampur bila tanah yang
memenuhi spesifikasi akan dipergunakan dalam konstruksi sesuai dengan
perintah.
(b) Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut :
• Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm.
• Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun :
• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
• Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
• Diameter butiran lebih dari 100 mm
• Batu lunak dan batu keras.
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu
dilokasi yang disediakan Penyedia Jasa dan disetujui Direksi yang dilengkapi
dengan fasilitas drainasi, guna mendapat perlakuan khusus: penghamparan,
pengeringan dan lain-lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi
persyaratan sebagai tanah bahan timbunan.
Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke lokasi pembuangan yang
disediakan Penyedia Jasa dan telah disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan. Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m dan tidak
diperbolehkan mengganggu lingkungan disekitarnya.
Bila dianggap perlu Penyedia Jasa wajib menutup timbunan hasil buangan
dengan tanah yang baik bila menurut Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan timbunan hasil galian tersebut berdampak negatif terhadap
lingkungan disekitarnya, biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
Harga satuan pekerjaan ini sudah termasuk semua biaya untuk pekerja, peralatan,
bahan, pengukuran, angkutan dan pembuangan, perapian dan pencegahan dari
longsoran tebing, perapian, penampungan sementara dan pemanfaatannya sebagai
bahan untuk timbunan tanah dan pekerjaan lainnya kecuali bila ditetapkan secara
terpisah dalam Daftar Kuantitas dan Harga ialah jalan akses sementara, relokasi
saluran dan pengamanannya, pengeringan, pekerjaan partisi dan lain-lain.
(ii) Untuk pekerjaan timbunan dengan tanah Pondasi yang lembek dan
muka air tanah yang tinggi, sesudah perlakuan terhadap permukaan
tanah Pondasi selesai dikerjakan seperti yang dijelaskan spesifikasi
teknis ini maka upaya pengeringan dengan pompa air perlu
dilaksanakan paling tidak 2 (dua) jam sebelum pekerjaan timbunan
dikerjakan.
Selama pekerjaan timbunan dikerjakan, tinggi muka air tanah harus
tetap dijaga paling sedikit 30 cm dibawah permukaan timbunan, dan
bila permukaan tanah timbunan tergenang maka permukaan tanah
tersebut harus dikupas setebal paling sedikit 5 cm atau sesuai dengan
perintah Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan kemudian
dicangkul/dibajak sedalam 15 cm seperti yang telah diuraikan.
(ii) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar disekitar kadar air
optimum dengan toleransi + 3% sampai - 5% dari kadar air optimum hasil
uji laboratorium atau ketentuan lain atas perintah Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan berdasarkan soil-properties tanah
tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan
mencapai 85% s/d 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan
kriteria ASTM D-968 dan SNI tergantung dari tipe konstruksi dan jenis
bahan timbun.
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton,
sebelum talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu
harus dirapikan dan dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain
yang disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
Tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian dilokasi bangunan
atau lokasi lain sesuai persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian.
Dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan beton untuk
struktur selesai dilaksanakan. Dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan
berdasarkan hasil uji coba yang tergantung dari material/ tanah bahan timbunan,
peralatan yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.
Pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah dipadatkan tidak boleh lebih
dari 30 cm. Kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai - 5% dari
kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat kepadatan 85%
s/d 95% kepadatan kering maksimum sesuai dengan kriteria ASTM D-968 dan SNI
tergantung dari tipe konstruksi dan jenis bahan timbun.
Pemadatan dengan menggunakan Baby roller / stamper atau Alat Pemadat yang
disetujui Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dan sesuai hasil trial
embankment.
Pengukuran untuk pekerjaan timbunan dilakukan dalam satuan meter kubik (m3)
yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang
tidak melampaui elevasi permukaan tanah asli.
Penyedia Jasa wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test)
pada dasar galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai Pondasi sebelum
dilakukan pengecoran beton.
Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan dipergunakan
untuk pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Konsultan dan
Direksi untuk dikaji dan disetujui.
Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia Jasa, Metode baku untuk uji
laboratorium yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan
bangunan selama pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci
sesuai ketentuan dalam SNI atau sesuai perintah Direksi (JIS equivalent) atau
mengikuti tabel sebagai berikut :