Anda di halaman 1dari 5

Kultum

UJIAN ATAU CINTA

Oleh:
M. Rizqi Firyal, S.Ked
712016048

Pembimbing:
Indones, S.Ag
Astri Marliani, S.Ag
Ahmad Syarifudin, S.Sos.I

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2019
“UJIAN ATAU CINTA”

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
 A’udzu billahi minasy syaithonir rojim. Bismillahirrahmanirrahim.
 Alhamdulillahirobbil alamin. Asholatu wassalamu ala asrofil ambiyai walmursalin waala alihi
wasohbihi ajmain ammabadu.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kita
nikmat iman, Islam, dan sejuknya silaturahmi pada kesempatan kali ini. Shalawat beriring salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga,
dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun kultum yang akan saya sampaikan pada kesempatan kali ini yaitu mengenai hal ujian
dan Cinta-Nya.

Pernahkah merasakan penatnya hidup?


Keluarga tak lagi mampu jadi tempat berbagi.
Air mata tak lagi sanggup melukiskan beban.
Bumi tak lagi bersahabat dengan suasana hati.

Ingatlah, saat itu Allah SWT sedang menunjukkan cinta-Nya padamu.

Manusia bertanya, Allah SWT pun menjawab.


Allah SWT menjawab dalam firman-Nya dengan salah satu bentuk yaitu Al-Qur’an.

Mari curhat dengan Allah SWT.


1. Mengapa aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan?
Qs. Al-Baqarah (2) : 216
kutiba 'alaykumu lqitaalu wahuwa kurhun lakum
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu
benci.
wa'asaa an takrahuu syay-an wahuwa khayrun lakum
wa'asaa an tuhibbuu syay-an wahuwa syarrun lakum
walaahu ya'lamu wa-antum laa ta'lamuun
 Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
 dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
 Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

2. Aku frustasi, terbawa emosi, mengapa hal seperti ini bisa terjadi?
Qs. Al-Imran (3) : 139
walaa tahinuu
walaa tahzanuu
wa-antumu l-a'lawna in kuntum mu'miniin
 Janganlah kamu bersikap lemah,
 dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
 padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman.

3. Bagaimana aku harus menghadapi ini?


Qs. Al-Baqarah (2) : 45
wasta'iinuu bishshabri washshalaati
wa-innahaa lakabiiratun illaa 'alaa lkhaasyi'iin
 Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
 Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu'.

Cinta Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS (api), Nabi Ayyub AS (penyakit), Rasulullah
Muhammad SAW (kaum kafir).
Ujian-Nya berbeda, namun sama-sama bagian dari Cinta-Nya.
Allah bebankan masalah di pundakmu, agar kamu menunduk sujud pada-Nya.
4. Kepada siapa aku berharap?
Qs. At-Taubah (9) : 129
fa-in tawallaw faqul hasbiya laahu
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah:
laa ilaaha illaa huwa 'alayhi tawakkaltu wahuwa rabbu l'arsyi l'azhiim
"Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku
bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

5. Aku tidak sanggup, bagaimana dengan hidupku?


Qs. Yusuf (12) : 87
yaa baniyya idzhabuu fatahassasuu min yuusufa wa-akhiihi walaa tay-asuu min
rawhi laahi innahu laa yay-asu min rawhi laahi illaa lqawmu lkaafiruun
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”

Allah teteskan kepedihan di qalbumu,


agar air matamu mengalir mengingat-Nya.
Allah letakkan kesempitan di hatimu,
agar engkau mengingat-Nya, melapangkan hati.

Bukankah mereka yang beriman pasti Allah SWT uji sebagai pembuktiannya?
Beriman pada Allah SWT saat lapang dan sempit.

6. Kenapa aku diberikan ujian?


Qs. Al-Ankabut (29) : 2-3
ahasiba nnaasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuun (2)
walaqad fatannaa ladziina min qablihim falaya'lamanna laahu ladziina shadaquu
walaya'lamanna lkaadzibiin (3)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (2) Dan sesungguhnya kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(3)”
7. Kenapa ujiannya seberat ini?
Qs. Al-Baqarah (2) : 286
laa yukallifu laahu nafsan illaa wus'ahaa lahaa maa kasabat wa'alayhaa maa iktasabat
rabbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa aw akhtha'naa rabbanaa walaa tahmil
'alaynaa ishran kamaa hamaltahu 'alaa ladziina min
qablinaa rabbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihi wa'fu
'annaa waghfir lanaa warhamnaa anta mawlaanaa fanshurnaa 'alaa lqawmi lkaafiriin
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah
kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir".”

Apapun masalahmu, buka sajadah, shalat, mohon kepada Allah. Buka Al-Qur’an, baca,
sabar dan berprasangka baik dengan Allah.
Yakinlah, setiap ujian adalah bentuk cinta-Nya.

Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini.
Lebih dan kurangnya saya mohon maaf
Kepada Allah saya mohon ampun.

 Billahi fi sabililhaq, fastabiqul khairat.


 Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai